Format penulisan makalah:
-Kata pengantar & Daftar isi
-Footnote
-Penomoran halaman yang berbeda (Kata pengantar & Daftar isi memakai i,ii,iii)
-Format Kertas yang berbeda (portrait & landscape)
-Ukuran margin 4,3,3,3
-Format text times new roman ukuran 12, spasi 1,5
-Gambar & tabel
6 Modul Literasi Budaya dan Kewargaan.pdfArifSantoso34
Literasi budaya dan kewargaan merupakan satu dari enam literasi dasar yang penting diberikan di
tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat. Literasi budaya dan kewargaan tidak hanya
menyelamatkan dan mengembangkan budaya nasional, tetapi juga membangun dan melestarikan
identitas bangsa Indonesia di tengah masyarakat global. Oleh karena itu, literasi budaya dan
kewargaan di keluarga, sekolah, dan masyarakat erat kaitannya dengan kearifan lokal yang ada di
lingkungan tersebut. Ragam kearifan lokal diharapkan dapat diimplementasikan oleh guru dalam
wujud berbagai aktivitas atau kegiatan di sekolah
Lampiran Merancang Modul Projek SMP - Kearifan Lokal.pptx (1).pptxfitrirahmawati611
Modul P5 dengan tema KEARIFAN LOKAL. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi pelajar terhadap nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal melalui kegiatan kaulinan barudak, sebuah konsep yang menggabungkan permainan tradisional dengan pembelajaran nilai-nilai budaya dan moral. Dengan mengangkat kearifan lokal dan permainan tradisional sebagai sarana pembelajaran, proyek ini bertujuan untuk memperkuat identitas kebangsaan dan memupuk sikap positif terhadap keberagaman budaya di kalangan generasi muda.
Kaulinan barudak, yang berasal dari budaya Sunda, merupakan sebuah konsep yang mengajak anak-anak dan remaja untuk bermain sambil belajar. Dalam proyek ini, kaulinan barudak dipilih sebagai medium utama karena sifatnya yang interaktif, menyenangkan, dan mampu menyatukan beragam latar belakang budaya dalam satu kegiatan.
Selain itu, proyek ini juga menekankan penggunaan kearifan lokal sebagai landasan dalam pengembangan karakter pelajar. Kearifan lokal merupakan nilai-nilai yang melekat pada budaya lokal yang telah teruji dan terbukti relevan dalam membentuk karakter dan kepribadian individu. Dengan memperkenalkan kearifan lokal melalui kaulinan barudak, diharapkan pelajar dapat menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa kegiatan yang akan dilakukan dalam proyek ini antara lain adalah:
Workshop Kaulinan Barudak: Pelajar akan diajak untuk belajar dan berpartisipasi dalam berbagai permainan tradisional yang dipilih secara khusus karena nilai-nilai budaya dan moral yang terkandung di dalamnya. Para fasilitator akan memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah dan makna dari setiap permainan tersebut.
Diskusi dan Refleksi: Setelah melakukan permainan, para pelajar akan diajak untuk berdiskusi dan merenungkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap permainan tersebut. Diskusi ini akan memungkinkan mereka untuk memahami konsep-konsep seperti kerjasama, kejujuran, dan rasa saling menghormati yang terdapat dalam kearifan lokal.
Implementasi Nilai-Nilai: Setelah memahami nilai-nilai yang terkandung dalam kaulinan barudak, pelajar akan didorong untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
Showcase Kreativitas: Sebagai bagian dari proyek ini, pelajar akan diundang untuk menampilkan hasil kreativitas mereka dalam bentuk pertunjukan atau pameran. Hal ini bertujuan untuk mengapresiasi dan mempromosikan warisan budaya lokal serta membangun rasa percaya diri dan kebanggaan akan budaya mereka sendiri.
Dengan demikian, melalui proyek ini diharapkan dapat tercipta generasi muda yang memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal, serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memperkuat profil pelajar dalam hal ini, diharapkan dapat terbentuk generasi yang lebih berkarakter, toleran, & menghargai keberagaman budaya dalam membangun bangsa yang lebih baik di masa depan
Format penulisan makalah:
-Kata pengantar & Daftar isi
-Footnote
-Penomoran halaman yang berbeda (Kata pengantar & Daftar isi memakai i,ii,iii)
-Format Kertas yang berbeda (portrait & landscape)
-Ukuran margin 4,3,3,3
-Format text times new roman ukuran 12, spasi 1,5
-Gambar & tabel
6 Modul Literasi Budaya dan Kewargaan.pdfArifSantoso34
Literasi budaya dan kewargaan merupakan satu dari enam literasi dasar yang penting diberikan di
tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat. Literasi budaya dan kewargaan tidak hanya
menyelamatkan dan mengembangkan budaya nasional, tetapi juga membangun dan melestarikan
identitas bangsa Indonesia di tengah masyarakat global. Oleh karena itu, literasi budaya dan
kewargaan di keluarga, sekolah, dan masyarakat erat kaitannya dengan kearifan lokal yang ada di
lingkungan tersebut. Ragam kearifan lokal diharapkan dapat diimplementasikan oleh guru dalam
wujud berbagai aktivitas atau kegiatan di sekolah
Lampiran Merancang Modul Projek SMP - Kearifan Lokal.pptx (1).pptxfitrirahmawati611
Modul P5 dengan tema KEARIFAN LOKAL. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi pelajar terhadap nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal melalui kegiatan kaulinan barudak, sebuah konsep yang menggabungkan permainan tradisional dengan pembelajaran nilai-nilai budaya dan moral. Dengan mengangkat kearifan lokal dan permainan tradisional sebagai sarana pembelajaran, proyek ini bertujuan untuk memperkuat identitas kebangsaan dan memupuk sikap positif terhadap keberagaman budaya di kalangan generasi muda.
Kaulinan barudak, yang berasal dari budaya Sunda, merupakan sebuah konsep yang mengajak anak-anak dan remaja untuk bermain sambil belajar. Dalam proyek ini, kaulinan barudak dipilih sebagai medium utama karena sifatnya yang interaktif, menyenangkan, dan mampu menyatukan beragam latar belakang budaya dalam satu kegiatan.
Selain itu, proyek ini juga menekankan penggunaan kearifan lokal sebagai landasan dalam pengembangan karakter pelajar. Kearifan lokal merupakan nilai-nilai yang melekat pada budaya lokal yang telah teruji dan terbukti relevan dalam membentuk karakter dan kepribadian individu. Dengan memperkenalkan kearifan lokal melalui kaulinan barudak, diharapkan pelajar dapat menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa kegiatan yang akan dilakukan dalam proyek ini antara lain adalah:
Workshop Kaulinan Barudak: Pelajar akan diajak untuk belajar dan berpartisipasi dalam berbagai permainan tradisional yang dipilih secara khusus karena nilai-nilai budaya dan moral yang terkandung di dalamnya. Para fasilitator akan memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah dan makna dari setiap permainan tersebut.
Diskusi dan Refleksi: Setelah melakukan permainan, para pelajar akan diajak untuk berdiskusi dan merenungkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap permainan tersebut. Diskusi ini akan memungkinkan mereka untuk memahami konsep-konsep seperti kerjasama, kejujuran, dan rasa saling menghormati yang terdapat dalam kearifan lokal.
Implementasi Nilai-Nilai: Setelah memahami nilai-nilai yang terkandung dalam kaulinan barudak, pelajar akan didorong untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
Showcase Kreativitas: Sebagai bagian dari proyek ini, pelajar akan diundang untuk menampilkan hasil kreativitas mereka dalam bentuk pertunjukan atau pameran. Hal ini bertujuan untuk mengapresiasi dan mempromosikan warisan budaya lokal serta membangun rasa percaya diri dan kebanggaan akan budaya mereka sendiri.
Dengan demikian, melalui proyek ini diharapkan dapat tercipta generasi muda yang memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal, serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memperkuat profil pelajar dalam hal ini, diharapkan dapat terbentuk generasi yang lebih berkarakter, toleran, & menghargai keberagaman budaya dalam membangun bangsa yang lebih baik di masa depan
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2. Bhinneka Tunggal Ika
Hal-hal Yang Perlu
Diperhatikan
Sebelum Memulai Projek
1.Guru perlu memiliki keterbukaan pola pikir terhadap konsep baru
khususnya terkait toleransi, pluralisme, dan keragaman indonesia, serta
memiliki pengetahuan tentang perkembangan budaya di Indonesia.
2.Guru memiliki keinginan untuk memahami istilah dan konsep baru dalam
bidang budaya lokal yang ada di Kota Depok.
3.Apakah sekolah memiliki budget dan akses internet untuk melakukan
literasi digital mengenai budaya lokal betawi ( tarian, Bahasa, makanandan
minuman ) dan memiliki jaringan atau relasi dengan komunitas atau individu
yang memiliki latar belakang budaya betawi, maupun mengundang
pembicara ahlisebagai narasumber.
4.Dukungan sarana dan prasarana dari sekolah terkait transportasi untuk
kegiatan observasi baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan
sekolah.
5.Komitmen dan dukungan dari sekolah untuk membantu Peserta didik
menjalankan solusi aksi dan mengajukan rancangan kepada pemangku
kebijakan (baik dalam lingkup sekolah maupun diluar sekolah) agar nilai
pembelajaran terwujud dalam aksi nyata dan bermanfaat.
3. KEARIFAN LOKAL
Tujuan,
Alur,dan
Target
Pencapaian Projek
Proyek ini dimulai dengan tahap pengenalan, peserta didik diajak mengenali dan menggali lebih dalam tentang
berbagai keragaman budaya disekeliling lingkungan Serta menjadi pelaku untuk mengembangkan dan melestarikan
keberagaman budaya kesenian di sekolah maupun di masyarakat. Setelah tahap pengenalan, peserta didik masuk
dalam tahap kontekstualisasi dengan melakukan kreasi menampilkan salah satu kebudayan Betawi yaitu Tarian,
minuman dan pantun BetawiSelama proses projek ini berjalan, murid tidak hanya membentuk pengetahuan, namun
juga membangun kesadaran dan melakukan aksi kreatif dan mandiri sebagai pelaku seni sebagai bagian dari individu
yangturutsertamenmpilkanTarian, sebagai wujudikutmengembangkan danmelestarikan kerarifan lokal budaya Sunda
Melalui projekini, Peserta didikdiharapkan telah mengembangkan secaraspesifik tiga dimensi ProfilPelajarPancasila,
yakni Berkebhinekaan Global, Kreatif, dan Gotong Royong beserta sub-elemen terkait yang dijabarkan secara detail
pada dokumen ini.
Mempelajari seni Betawi memiliki beberapa tujuan yang dapat diidentifikasi, antara lain:Pemahaman
Budaya dan Identitas: Mempelajari seni dan makanan Betawi memungkinkan kita untuk memahami
budaya tradisional dan identitas Betawi. Seni Betawi mencerminkan sejarah, nilai-nilai, kepercayaan,
dan kehidupan masyarakat Sunda, yang dapat membantu memperkuat rasa kebanggaan dan
penghargaan terhadap warisan budaya tersebut.Pelestarian dan Pengembangan Warisan Budaya: Seni
Betawi memiliki nilai sejarah dan budaya yang penting. Dengan mempelajarinya, kita dapat ikut serta
dalam upaya pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini. Melalui pemahaman dan praktik seni
Sunda, kita dapat menjaga agar tradisi ini terus hidup dan berkembang.Pengembangan Keterampilan
dan Bakat: Mempelajari seni Betawi memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan
artistik dan bakat yang terkait dengan seni tradisional Sunda. Ini meliputi bidang-bidang seperti tari,
musik, seni rupa, dan teater Sunda. Pengembangan keterampilan ini dapat memberikan kepuasan
pribadi dan juga peluang karier di bidang seni dan budaya.Ekspresi Kreatif dan Ekspresi Diri: Seni
Betawimenyediakan sarana ekspresi kreatif dan ekspresi diri yang kuat. Melalui seni ini, kita dapat
mengekspresikan gagasan, perasaan, dan emosi kita dengan cara yang unik dan indah. Seni Betawi
dapat menjadi wadah untuk mengeksplorasi
4. Kebhinekaan
Global
Mengenal dan
menghargai
budaya
• Memahami
perubahan budaya
seiriang waktu,
dan sesuai
konteks, baik
dalam skala
local,regional
maupun nasional
memahami perubahan
budaya seiring waktu dan
sesuai konteks, baik dalam
skala lokal, regional, dan
nasional.
1,2,3,4,5,6,7
KEARIFAN LOKAL
Dimensi,
Elemen, &
Sub elemen
Profil Pelajar Pancasila
3,4,5,6,7
Bernalar
kritis
Membagi peran dan
menyelaraskan tindakan dalam
kelompok serta menjaga
tindakan agar selaras untuk
mencapai tujuan bersama
Mengajukan pertnyaan
untuk klarifikasi dan
interpretasi
informasi, serta
mencaritahu
penyebab dan
konsekuensi
Memperoleh dn
memproses
informasi dan
gagasan
Dimensi Profil
Pelajar Pancasila
Elemen Profil
Pelajar Pancasila
Sub elemen
Profil Pelajar
Pancasila
Target PencapaianDi Akhir
Fase D Aktivitas
5. Kearifan Lokal
A Tahapan Pengenalan
Perkenalan dengan keragaman
budayaberfokus ke budayaBetawi
dalammenontonkontenvideoyang
berhubungandengantarian,
makanan,minumandanpantun
Betawi
1
. Kegiatan pengenalanragambudaya:
Perkenalan dengan keragaman
budaya disekitar kita dan
bagaimanamenyikapi dengan
bijaksana
2
. MenontonVideo
Teori, Pengenalan, dan identifikasi
keragaman budayaBetawi
3
. Berdiskusi mengenai
budaya Betawi
Setelah mengenal ragam
kebudayaanBetawiakandipilih
budaya manayang menjadi fokus
proyek
6. Pendampingan pendidik
Mengkontekstualisasi fokus budaya (Tarian,
makan,minuman dan pantun) Betawi
melalui diskusi dengan guru pendamping
untuk mengetahui lebih dalam tentang
konsep dan pengetahuan tentang tofik proyek
dan Peserta didik menuliskanapayang ingin
mereka ketahui lebih dalamtentang topik
proyekterkait.
5. Memutuskanisu
Kebudayaan Betawi sebagai
fokus proyekyang akan
dilaksanakan
Dengan kekikutsertan semua
peserta didik dan pendaming
memutuskan isu kebudayaan
Betawi sebagai fokus proyek
4. Eksplorasi Isu Tentang
Budaya betawi
Peengumpulan datalteratur
mengenai kebudayaan
Betawi melaui berbagai cara
7.Dokumentasi selama
pembelajaran dalam
memutuskan proyek yang akan
dilaksanakan
8.Perencanaan proyek
Penjabaran danpenjelasan konsep design thinkingyang dilengkapi
denganpendalamanmelaluidiskusi, tanyajawab,wawancaradan
mulai menyusunrancanganproyek
Tahapan
Dalam Projek
6. KEARIFAN LOKAL
B 8. Tahapan
Kontekstual
Mengkontekstualisasi proyek pada
kegiatan proyek
9.Observasi
Riset mandiri tentang budaya
Betawiberupa tarian,
nembang, atau dongeng yang
telah di pilih (secara
berkelompok dan membagi
peran dari masing masing
anggota kelompok)
10.Penentuan HasilAkhir
Projek budaya Betawi
11. Ideate (ideasi)
BerdiskusiMembuat
Ide
Pesertadidik mencurahkan
idesebanyak-banyaknya
dalam membuatkarya
budya Betawi yaitutari,
makanan, minuman dan
pantun
14. Revisi dan
Finalisasi
Prototipe
Pembaharuan terakhir dari
prototipeberdasarkan hasil
umpan balik saat ujicoba
(pentas seni)
13. Test (Uji coba)
MengujiPrototipe
Pengujian dilakukanuntuk
menampilkan rancangan
akhir yang telah
dirumuskandalamproses
prototipesebelumnya.
12.) -
PembuatPrototype
(Prototipean Prototipe
Dalampembuatan prototipe, diperlukan
pengumpulanide-ide yang akurat,.
Tahapan
Dalam Projek
peserta didik secara kratif
membuat ide dan
mengembangkan budaya
Betawi yaitu tari,
makanan, minuman dan
pantunbetawi
7. KEARIFAN LOKAL
C 15.Peluncuran Produk Final 16. Persiapan Selebrasi 17. Selebrasi
14. Tahapan
Aksi
Bersama-sama
menampilkan seni
budaya Betawi
Karya akhir dari
peserta didik
ditampilkan ke
publik
Peserta didik bersama
dengan pihak sekolah
merancang proses
Selebrasi
Selebrasi dilaksanakan
sekaligus menjadi formatife
Assessmentdimanahasil
karya dinilai
oleh guru
19. Refleksi Peserta
Didik
Peserta didik
mengisi
lembar
refleksi
18. Evaluasi selebrasi
Pengumpulan dan analisa
hasilumpanbalik dari
pengunjungselebrasi
Tahapan
Dalam Projek
8. KEARIFAN LOKAL
D
15.Peluncuran Produk Final 16. Persiapan Selebrasi 17. Selebrasi
18. Tahapan Refleksi
Selebrasi dilaksanakan sekaligus
menjadi SumatifeAssessmentdimana
hasil karya dinilai
olehguru
19. Evaluasi
selebrasi
Pengumpulan dan
analisa hasilumpan
balik dari
pengunjung
selebrasi
20. Refleksi Peserta
Didik
Peserta didik mengisi
lembar refleksi
Tahapan
Dalam Projek
9. Bhinneka Tunggal Ika
Relevansi
Projek
Bagi Sekolah dan Semua Guru
Mata Pelajaran
Dengan tumbuhnya teknologi Informatika pada masa sekarang yang berimbas kepada
semakin mudahnya setiap individu mengakses berbagai ragam budaya dari media sosial,
dengan berbagai perbedaaan budaya yang dapat dilihat dengan bebas
Banyaknya ragam budaya yang mudah diakses melalui media sosial dimana
diantara ragam budaya tersebut belum tentu sesuai dengan kepribadian dan jati diri
bangsa indonesia, Untuk memperbaiki kondisi ini, perlu adanya Artikulturisasi
dengan memperhatikan kebhinekaan global, mandiri dan kreatif dari para
pendidik maupun peserta didik, untuk membentuk masyarakat yang siap
menerima perbedaan hingga pada level pola pikir, memiliki kemampuan
berdialog, dan memiliki kemampuan memngembangakan budaya bangsa
dan melestarikannya secara mandiri dan kreatif.
Menyadari bahwa semua orang tanpa terkecuali dapat berperan serta dalam
kehidupan bermasyarakat, secara aktif berpartisipasi untuk menjgembangakan dan
melestarikan budaya bangsa.
Hal ini merupakan topik yang relevan di masa sekarang dimana banyaknya ragam
budaya yang sangat mudah diakses oleh siapapun, menyadarkan kita untuk
mengembangakan dan melestarikan budaya bangsa kita sendiri dengan cara
meartukulturisasi ragam budaya agar sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia
10. Perangkat ajar ini dirancang untuk guru fase D
(SMP) untukmelaksanakankegiatan ko-kurikuler
dengan mengusung tema “Minuman khas Betawi
yang ada dikota Depok yang
bercerita tentang peninggalan budaya yang harus
dilestarikan di masyarakat saat ini.
KEARIFAN LOKAL
Cara Pelaksanaan
Perangkat Ajar Proyek Ini
Terdapat beberapa aktivitas yang saling berkaitan
dalam perangkat ajar ini, yang disarankan dilakukan
pada semester kedua. Waktu untuk melaksanakan
perangkat ajar ini disarankan dilakukan selama satu
semester dengan total kurang lebih 6 kali
pertemuan.
Sebaiknya ada waktu refleksi dan umpan balik diantara
tahapan dalam proses projek ini, agar murid memiliki
waktu yang cukup untuk mengaitkan konsep,
berefleksi, dan berpikir kritis di setiap tahapannya
Perlu dipahami dengan baik bahwa guru akan mayoritas
berperan sebagai fasilitator dimana pembelajaran akan
berpusat pada anak, sehingga perlu adanya ruang yang aman
untuk anak mengemukakan gagasan, dan juga pola pikir yang
terbuka untuk menerima hal baru dalam setiap proses
pembelajarannya.
sekolah dan guru dapat menyesuaikan jumlah
aktivitas, konten (misalnya narasumber, sumber
literasi ) dengan kebutuhan murid dan kondisi
sekolah.
11. 1
Perkenalan Dengan Keragaman Budaya di Sekitar Kita dan
Bagaimana Menyikapi Dengan Bijaksana
Kegiatan Pengamatan :
pemutaran video
kearifan lokal Tahapan Pengenalan
Waktu:
2JamPelajaran
Peralatan:
Presentasi modul atau video
tentang keragaman budaya
PeranGuru:
Narasumber dan Fasilitator.
Kegiatan perkenalan pada sesi ini menggunakan
kegiatan pemutaran videoi beragam budaya yang
ada di sekitar kita. Kegiatan ini dilakukan sebagai
pemantik untuk menjembatani siswa kepada
kegiatan setelahnya yaitu penjelasan tentang Tema
proyek KEARIFAN LOKAL untuk mengembangkan
karakter profil pelajar pancasila yaitu
berkebhinekaan global, bergotong royong, Mandiri,
dan Kreatif. Sehingga kegiatan pada sesi ini bukan
berfokus pada keterampilan atau hasil karya siswa,
melainkan bagaimana siswa dapat menghubungkan
situasi saat ini di masyarakat dengan konteks
sosial budaya
Pada aktivitas ini siswa dapat dengan bijaksana
mengenali dan memamahi budaya yang sesuai
dengan
iidentitas indonesia pada umumnya dan
budaya betawi seacara khusus
12. Perkenalan Dengan Keragaman budaya di Sekitar
Kita dan Bagaimana Menyikapi Dengan Bijaksana
Kegiatan: Diskusi
Persiapan Pelaksanaan
KEARIFAN LOKAL Tahapan Pengenalan
1) Guru mempersiapkan Video denga
n konten berbagai budaya da
ri berbagai negara dan daerah
dI i ndonesia untukdijadikan objek
diskusi dalam rangka memahami
budaya yang sesuai dengan budaya
dan jati diri Indonesia
2) Guru mengatur posisi duduk siswa
sesuai kelompok
3) Siswa menyimak dan menulis hal
hal yang akan ditanyakan keapada
pendamping (guru)
4) Guru menyusun pertanyaan penting
untuk diskusi.
1)Pada semua kelompok, fasilitator/guru menggunakan 2-5video sebagai objek yang aka
diamati.
2)Link Video https://www.youtube.com/watch?v=qq5ggBr0bTM
https://youtu.be/QvL2LNwWIYw
https://www.youtube.com/watch?v=N2CN-FJbgTY
https://www.youtube.com/watch?v=7cDlfQnFNyg
https://www.youtube.com/watch?v=392IhYKkifo
Guru berdiskusi dengan siswa, budaya budaya yang mana saja yang
menimbulkan dampak positif, dan bagaimna dengan perpaduan
berbagai ragam budaya seperti berikut
https://www.youtube.com/watch?v=gAiqcOlB9F0
1
13. Perkenalan Dengan Keragaman budaya di Sekitar Kita dan
Bagaimana Menyikapi Dengan Bijaksana
Kegiatan: menyimpulkan dari
tayangan video
1
Kearifan lokal
Pelaksanaan
3 Tahap pertama yang dilakukan setelah siswa menontonvideo adalahmengajukanpertanyaanberikut:
● Budaya apa yang kamu lihat dari tayangan video?
● Berasal dari mana saja video yang menampilkanberbagai budaya yang sudah kamu lihat?
● Apakah kamu dapat mengidentifikasi jenis atau beragam budaya yangkamu lihat?
● Budaya mana saja yang menimbulkan dampak dalam masyarakat sekitar kita?
● Dampak apa saja yang ditimbulkan dari beragam budaya dari tayangan video tersebut?
● Budaya Mana saja yang ada dikota Depok?
4 Pada tahap ini, siswa diharapkan dapat mengambil kesimpulanbahwa dariberagambudaya dapat
menimbulkan dampakpositifmaupunnegatifdalam kekhidupanmasyarakat, bangsa,dan negara.
Tahapan Pengenalan
14. Perkenalan Dengan Keragaman di Sekitar Kita Kegiatan Seni:
dan Bagaimana Menyikapi Dengan Bijaksana “Still Life Drawing” dan Diskusi
Perkenalan Dengan Keragaman Budaya di Sekitar
Kita dan Bagaimana Menyikapi Dengan Bijaksana
Kegiatan Diskusi
Refleksi
KEARIFAN LOKAL Tahapan Pengenalan
Lembar Refleksi
a. Budaya apa yang ada di kota Depok?
b. Apa saja kebudayaan Betawi yang ada dikota depok?
c. Apakah kamu menyukai kebudayaan Betawi?
d. Bagaimana menurutmu apakah bir pletok termasuk dalam minuman Kesehatan?
e. Apakah kamu akan melestarikan minuman khas Betawi yang ada di kota Depok(bir petok)?jelaskan
1
15. 2 Berkenalan Dengan Konsep Bernalar Kritis
Mencari
sumber
KEARIFAN LOKAL Tahapan Pengenalan
Waktu:
4JamPelajaran
Peralatan:
Internet untuk mencari berita,
sumber untuk diskusi
PeranGuru:
Narasumber dan Fasilitator
Pada pertemuan ini, Peserta didik diperkenalkan dengan
konsepbergotongroyong. Kemampuanuntukbergotong
royong diiperlukan oleh Peserta didikdalam mencari
informasidansumber dalam menyelesaikan proyek yang
sudahditetapkanpada tahapawal, mengingat bahwa dewasa
ini ilmupengetahuan danteknologi berkembang sangat
pesat dan memungkinkansiapa saja bisamemperoleh
informasi secara cepat danmudahdenganmelimpahdari
berbagai sumber dan tempat manapun di dunia.
Ruangkelas adalah lahanpersiapan untukdunia kerja, dan
dalam dunia kerja, seringkali tidakdapat memilih rekan-
rekan kerja. Para Peserta didikharus terampil dalam
menemukan dasar kesamaan untuk bekerja sama dengan
mereka yang tidak mempunyai pengalaman yang sama atau
pandanganyangsama.Kitaharusbelajarbersamadengan
orang-orang tersebutdan bekerja dengan mereka ke arah
tujuanbersama.
Peserta didik diharapkan dapat berbagi peran dan tugas
dalam kelompok, sehingga bebantugas dalam
pekerjaan dapat diseesaikan dengan ringan dan cepat
sesuai dengan rencana.
16. Berkenalan Dengan Konsep Bergotong Royong
Kegiatan:
Mencari informasi
2
Persiapan Pelaksanaan
KEARIFAN LOKAL
Guru menyiapkan quota
Internet dan alat lain
yang dapat mencari
informasi dari internet,
menyiapkan di ruang
TIK maupun di Kelas
Tahapan Pengenalan
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai kebutuhan
2. Guru mendampingi semua kelompok dalam memilih peran dan tugas
anggota dalam kelompoknya masing masing
3. Guru mendampingi semua kelompok dalam mencari sumber yang tepat sesuai
dengan rencana Proyek
4. Gurumendampingisiswadalammenentukaninformasi yangtepat untukproyek
yangakan dilaksanakan
5. Peserta didik secara bergotong royong sesuai peran dan tugasnya masing masing
mencari informasi yangtepat
6. Pesertadidikdidamping gurumenentukaninformasi dan sumber yangtepatdarihasil
pencarian infomasiuntukdigunakandalam melaksanakan proyek.
7. Berikutnya guru menjelaskan bahwakemampuan bergotong royong diperlukan
dalam mempermudah penyelesaikan suatu pekerjaan
8. Guru menutup sesi dengan mengajak siswa menarik kesimpulan dari
pertemuan yaitu tentang kemampuan bergotong royong diperlukan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan