Sistem DC dibutuhkan karena memiliki keuntungan seperti pembangkit tidak perlu memiliki frekuensi yang sama, konstruksi saluran transmisi lebih sederhana, dan aliran daya dapat dikontrol dengan cepat. Sistem DC juga hemat energi karena mengurangi susut daya hingga 30% dan semakin banyak peralatan yang menggunakan tegangan DC rendah. Sistem DC akan memungkinkan terwujudnya jaringan listrik cerdas di masa
Nama : Ubayd A'launa
NIM : 062.015.005
Mata Kuliah : Transmisi dan Distribusi Daya Listrik
Dosen : Prof. Ir. Syamsir Abduh, MM, PhD
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Elektro
Universitas Trisakti
Jakarta
2017
Nama : Ubayd A'launa
NIM : 062.015.005
Mata Kuliah : Transmisi dan Distribusi Daya Listrik
Dosen : Prof. Ir. Syamsir Abduh, MM, PhD
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Elektro
Universitas Trisakti
Jakarta
2017
Jaringan distribusi adalah suatu saluran/ jaringan yang menghubungkan dari sumber daya listrik besar (gardu induk) dengan para konsumen/pemakai listrik baik itu pabrik,industri,atau rumah tangga.
buku tentang elektronika daya dasar. Power Electronics: Circuits, Devices, and Applications by Muhammad H. Rashid
Muhammad H. Rashid, Power Electronics Handbook:
Sistem transmisi listrik berkembang seiring dengan perjalanan waktu dan inovasi teknologi. Awalnya, sistem transmisi listrik terbatas pada jarak pendek dan menggunakan tegangan rendah. Namun, penemuan generator listrik dan transformator oleh tokoh seperti Nikola Tesla membuka pintu bagi penggunaan tegangan tinggi dan pengiriman listrik jarak jauh. Perang arus listrik antara Thomas Edison dan George Westinghouse memunculkan pilihan transmisi listrik berbasis arus bolak-balik (AC) dengan tegangan tinggi, yang akhirnya menjadi standar industri karena keefisiensiannya. Seiring waktu, perkembangan teknologi terus mendukung kemajuan dalam sistem transmisi, termasuk pengenalan peralatan modern seperti circuit breakers dan sistem monitoring otomatis. Dengan pertumbuhan kebutuhan energi dan pergeseran ke sumber energi terbarukan, sistem transmisi listrik terus mengalami transformasi untuk memenuhi tantangan keberlanjutan dan efisiensi energi.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan pembangkit listrik andalan dan menjadi kebutuhan utama bagi industri di dunia. Pembangkit listrik tenaga uap merupakan sistem pembangkit dengan biaya operasional yang tergolong murah karena fluida kerjanya menggunakan air. Batubara merupakan bahan bakar yang banyak digunakan karena harga batubara yang lebih murah jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak. Pada sistem operasional tenaga listrik lebih dari 80% biaya operasional adalah biaya bahan bakar, oleh karena itu penghematan bahan bakar dalam skala kecil akan memberikan dampak yang besar bagi biaya operasional. Sehingga efisien pemakaian bahan bakar sangat besar pengaruhnya terhadap penghematan biaya operasional.
PLTU bekerja dengan mengkonversi energi kimia dari bahan bakar menjadi energi listrik. Proses konversi energi dari PLTU bisa dibagi menjadi tiga tahapan penting yaitu:
- Proses pembentukan uap yang bertekanan dan temperature tinggi dengan mengubah energi kimia batubara menjadi energi panas.
- Uap yang telah dihasilkan digunakan untuk menggerakkan turbin.
-Turbin yang berputar dikopel dengan generator untuk menghasilkan energi listrik.
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen.
Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah: 1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
2. Mengapa dibutuhkan tegangan DC
Secara umum, sistem kelistrikan bisa dibagi atas sistem arus searah atau DC (Direct
Current) dan sistem arus bolak-balik atau AC (Alternating Current). Walaupun sistem
kelistrikan pertama kali diciptakan dan dikembangkan dalam bentuk DC, pada saat ini
hampir semua energi listrik dibangkitkan, ditransmisikan, dan didistribusikan dalam
bentuk AC. Sistem AC mengalahkan sistem DC karena konstruksi generator dan motor
AC jauh lebih sederhana dan efisien dibanding jenis DC.
Dibanding dengan sistem AC, sistem DC mempunyai keuntungan berikut:
1. Pembangkit yang dihubungkan tidak harus mempunyai frekuensi yang sama. Sehingga
semua pembangkit yang ada di Indonesia bisa disambungkan untuk mendapatkan sistem
kelistrikan yang efisien. Perusahaan minyak tidak harus memiliki dan mengoperasikan
pembangkit listrik yang mahal dan tidak efisien. Biaya operasi berbagai industri bisa
diturunkan jika mereka tidak lagi mengoperasikan pembangkitnya sendiri-sendiri.
2. Konstruksi saluran transmisi DC jauh lebih sederhana dibanding sistem AC. Jumlah
konduktor minimum dari sistem AC adalah tiga sedangkan pada sistem DC hanya satu.
Jika suatu saluran AC diubah menjadi saluran DC maka kapasitasnya bisa naik tiga kali
lipat. Akibatnya, pembangunan saluran transmisi baru bisa ditunda.
3. Aliran daya di transmisi DC bisa diatur dengan cepat dan akurat. Kemampuan ini
penting untuk meningkatkan stabilitas sistem dan penting jika rencana jual beli energi
listrik dengan negara tetangga jadi dilakukan.
3. 4. Penyaluran daya lewat kabel DC bawah laut jauh lebih sederhana dan murah dibanding
kabel AC. Dengan menggunakan kabel DC, akan semakin banyak pulau yang bisa
mendapatkan listrik dengan menggunakan pembangkit yang lebih efisien. Sungguh
penghematan yang sangat besar jika semua PLTD di pulau-pulau kecil bisa digantikan
dengan pembangkit besar yang efisien dan ramah lingkungan.
Hemat Energi
Pada saat ini, lebih dari 10 persen energi listrik dikonsumsi dalam bentuk DC. Semua
peralatan elektronik, komputer, lampu hemat energi, lampu LED, inverter, kereta listrik,
dan peralatan telekomunikasi mengkonsumsi daya dalam bentuk DC. Di masa yang akan
datang, diperkirakan prosentasi energi yang dikonsumsi dalam bentuk DC akan lebih
tinggi lagi. Peningkatan akan terjadi terutama dengan datangnya era mobil listrik maupun
hybrid. Jika hampir semua energi listrik dikonsumsi dalam bentuk DC, mengapa kita
harus bertahan menggunakan sistem AC? Hasil studi menunjukkan bahwa jika jaringan
distribusi tegangan rendah AC 220 volt diganti dengan sistem DC 300 volt maka susut
dayanya bisa berkurang lebih dari 30 persen. Uji coba penggunaan sistem DC dalam
suatu pusat telekomunikasi, pusat data, dan bangunan modern sedang diuji coba di
banyak negara.
4. Jaringan Listrik Cerdas
Sistem DC juga menjadi kunci direalisasikannya mimpi hampir semua insinyur elektro, yaitu
jaringan listrik cerdas (smart grid). Jaringan listrik cerdas adalah sistem kelistrikan yang
mana baik perusahaan listrik maupun konsumen bisa ikut aktif berperan dalam menciptakan
sistem kelistrikan yang andal, berkwalitas, dan efisien. Konsumen yang atap rumahnya
dilengkapi sel surya bisa memilih antara mengkonsumsi sendiri listriknya atau menjualnya ke
perusahaan listrik. Perusahaan listrik bisa meminjam sementara energi yang tersimpan di
batere mobil listrik untuk dipakai memenuhi kebutuhan beban puncak. Konsumen bisa
memilih membeli energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit ramah lingkungan.
Berbeda dengan transmisi daya AC yang relatif sudah teratur dan jelas standardnya, sistem
distribusi daya listrik dalam bentuk DC masih dalam tahap pengembangan. Walaupun
demikian, semua insinyur yakin bahwa prosentase penggunaan sistem DC akan meningkat
dengan pesat. Sistem DC menjanjikan sistem kelistrikan yang efisien, berkwalitas, dan ramah
lingkungan.
Penggunaan Arus DC
Pada penggunaan arus DC dikenal dengan polaritas positif (+) dan negatif (-). Yang dalam
penerapannya tidak boleh terbalik. Arus DC banyak digunakan untuk sumber tenaga berdaya
rendah.
5. Kesimpulan
Mengapa tegangan DC itu dibutuhkan dikarenakan adanya peralatan yang membutuhkan
tegangan yang kecil, contohnya laptop, HP, remote control. Karena tegangan DC itu kecil
dan lebih stabil dikarenakan arus searahnya. Tetapi kegunaan tegangan DC terbatas
hanya untuk peralatan yang membutuhkan tegangan rendah, peralatan yang harus
menggunakan tegangan tinggi lebih baik menggunakan arus AC, tidak menutup
kemungkinan tegangan DC untuk digunakan di peralatan yang membutuhkan tegangan
tinggi, arus rendah dari tegangan DC bisa di naikkan menggunakan inverter.