Dokumen tersebut membahas tentang evakuasi pasien dalam keadaan bencana. Secara singkat, dibahas mengenai pendekatan manajemen penanggulangan bencana sesuai siklusnya, dampak bencana terhadap ibu hamil, bayi, anak, dan lansia, serta peran tenaga kesehatan dalam menangani bencana baik di rumah sakit maupun di pusat evakuasi.
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Mg. X Evakuasi Bencana K3 (1).pptx
1. U N I S M
M U D A
BERKARAKTER
INTERPROFESIONAL EDUCATION-COLABORATION
U N I S M . AC . I D
2. U N I S M
M U D A
BERKARAKTER
INTERPROFESIONAL EDUCATION-COLABORATION
EVAKUASI PASIEN DALAM
KEADAAN BENCANA
Susanti Suhartati
midwifery, Health Faculty
Sari Mulia University
UNIVERSITASSARIMULIA
Jl. Pramuka No. 02, Banjarmasin
3. MUDA
BERKARAKTER
U N I S M . AC . I D
“Menjadi Fakultas Kesehatan yang unggul dalam
mengolaborasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
(IPTEKS) dengan mengembangkan potensi kearifan
lokal sehingga menghasilkan lulusan yang berkarakter,
inovatif dan kreatif ditingkat wilayah, nasional dan
internasional Tahun 2030.”
“Menjadi universitas
terkemuka dalam
mengembangkan nilai
potensi kekayaan lokal
untuk menghasilkan
lulusan yang berkarakter
unggul dan berdaya saing
di tingkat wilayah,
nasional, dan
internastional tahun
2030”
“Menghasilkan lulusan sarjana kebidanan yang
unggul dalam memberikan asuhan kebidanan
dengan terapi komplementer melalui
pendekatan interprofesional education tahun
2030”
4. MUDA
BERKARAKTER
U N I S M . AC . I D
CAPAIAN PEMBELAJARAN
• Memahami Konsep Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
• Memahami Manajemen resiko dan pencegahan
Penyakit
• Menerapkan Patien Safety dalam asuhan kebidanan
• Mengelola Health facilities Safety
5. • Evakuasi pasien dalam keadaan bencana
MUDA
BERKARAKTER
U N I S M . AC . I D
OUTLINE
6. BAHAYA & BENCANA
BAHAYA
• Potensi Bencana
• Mengandung Risiko
Kesehatan
• Bukan bencana
sesungguhnya
U N I S M . A C . I D
BENCANA
• Perpaduan antara
bahaya dengan
manusia sehingga
menjadi keadaan
darurat yang
mendesak
• Korban jiwa dan
kerusakan
8. Bencana
Bencana Mendadak
• Banjir Bandang
• Gempa Bumi
• Kerusuhan
• Kebakaran
• dll
Bencana berlarut-larut
• Kekeringan
• Kebocoran tenaga nuklir
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
9. Jenis Bencana
• Bencana Primer
Bencana yang paling awal merugikan manusia
• Bencana Sekunder
Bencana perkembangan dari bencana Primer
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
10. Klasifikasi Bencana Berdasarkan
Penyebab
• Bencana Alam
Badai
Tsunami
Gempa Bumi
Gunung Berapi
Suhu ektrem
Kemarau panjang
• Bencana Alam dipicu oleh
manusia
Tanah Longsor
Kelaparan
Kegersangan Tanah
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
11.
12. • Bencana buatan Manusia
Konflik
Kecelaan industri
Transportasi
Bom
13. MANAJEMEN PENANGGULANGAN
BENCANA SESUAI SIKLUS BENCANA
1. Fase Pra Bencana; disebut sebagai
fase kesiapsiagaan yang terdiri dari
pencegahan dan mitigasi
(prevention and mitigation)
2. Fase Bencana; disebut sebagai fase
tanggap darurat (response) yang
terdiri dari fase akut (acute phase)
dan fase sub akut (sub acute phase)
3. Fase Pasca Bencana; disebut
sebagai fase rekonstruksi yang
terdiri dari fase pemulihan
(recovery phase) dan fase
rehabilitasi/rekonstruksi
(rehabilitation/reconstruction
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
14. Mitigasi Bencana?
• Adalah serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana
• Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang
berperan sebagai tindakan pengurangan dampak
bencana, atau usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengurangi korban ketika bencana terjadi, baik
korban jiwa maupun harta
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
15. Resiko bencana (Risk)
Adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat
berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa
aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
gangguan kegiatan masyarakat.
Kombinasi dari bahaya, kerentanan, dan kapasitas dari
daerah yang bersangkutan.
16. Analisis Risiko Bencana
HAZARD / ANCAMAN
Suatu kondisi, secara alamiah maupun karena ulah manusia, yang
berpotensi menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan
jiwa manusia.
VULNERABILITY/KERENTANAN
Kondisi fisik, sosial dan sikap yang mempengaruhi kemampuan
masyarakat yang menyebabkan ketidakmampuan menghadapi bahaya
atau ancaman
CAPABILITY / KEMAMPUAN
Kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh perorangan, keluarga dan
masyarakat yang membuat mereka mampu mencegah, mengurangi,
siap-siaga, menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu
kedaruratan dan bencana
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
17. Jenis-jenis Vulnerability/Kerentanan
• Kerentanan Fisik : Bangunan, Infrastruktur, Konstruksi yang
lemah
• Kerentanan Sosial : Kemiskinan, Lingkungan, Konflik, tingkat
pertumbuhan yang tinggi, anak-anak dan
wanita, lansia.
• Kerentanan Mental : ketidaktahuan, tidak menyadari,
kurangnya percaya diri, dan lainnya.
19. Penyusunan Tindakan Pengurangan Risiko
Tindakan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi kerentanan
dan menambah kapasitas sebuah daerah.
Contoh :
1) Relokasi penduduk dari daerah rawan bencana, misal
memindahkan penduduk yang berada dipinggir tebing yang mudah
longsor
2) Pelatihan-pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi penduduk di
sebuah daerah.
3) Pengkondisian rumah atau sarana umum yang tanggap bencana.
4) Banguna yg lebih kuat jika dilanda gempa.
5) Penciptaan dan penyebaran kearifan lokal tentang kebencanaan.
6) Dan lain-lain
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
21. Dampak Bencana
•Semakin tinggi ancaman bahaya di suatu daerah,
maka semakin tinggi risiko daerah tersebut
terkena bencana.
•Semakin tinggi tingkat kerentanan masyarakat
atau penduduk, maka semakin tinggi pula tingkat
risikonya.
•Semakin tinggi tingkat kemampuan masyarakat,
maka semakin kecil risiko yang dihadapinya.
U N I S M . A C . I D
22. Akibat Bencana
• Timbulnya korban
massal
• Masalah pangan dan gizi
• Masalah ketersediaan
air bersih
• Masalah sanitasi
lingkungan
• Penyebaran vektor
penyakit
• Penyebaran penyakit
menular
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
Penyakit yang dapat
terjadi setelah bencana
• infeksi saluran
pernafasan (ISPA)
• Diare
• penyakit kulit seperti
gatal-gatal
• Dll
23. BOBOT BENCANA
• Membutuhkan Ahli Ekonomi, ahli inprastruktur,
ahli Kesehatan
• Skala bobot bencana disampaikan dalam jumlah
orang tewas, yaitu jumlah kematian atau mortalitas.
Berdasarkan tinggi rendahnya mortalitas (angka
kematian kasar, Crude Mortality Rate)
• Keadaan darurat terjadi jika CMR lebih tinggi
secara bermakna dibandingkan dengan angka
sebelumnya
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
24. DAMPAK BENCANA PADA IBU HAMIL
DAN BAYI
• Tekanan Darah Rendah
• Tekanan darah rendah dapat
diperbaiki dengan mengubah
posisi tubuh ibu menghadap ke
sebelah kiri sehingga vena cava
superior dapat bebas dari
tekanan uterus.
• Ketika wanita hamil dipindahkan
ke tempat lain, maka posisi
tubuhnya juga menghadap ke
sebelah kiri
25. Janin kurang Oksigen
• Penyebab kematian janin
adalah kematian ibu.
• Untuk pemberian Oksigen
secukupnya kepada janin
harus memperhatikan bahwa
pemberian Oksigen ini tidak
hanya cukup untuk tubuh ibu
tetapi juga cukup untuk janin.
•
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
26. HIPOTERMI
• Hipotermi Suhu tubuh pada bayi baru lahir belum stabil, karena
permukaan tubuh bayi lebih besar dari pada tubuh orang dewasa
sehingga suhu tubuhnya mudah turun.
• Perhatikan suhu lingkungan dan pemakaian baju dan selimut bayi.
• Harus sering mengganti pakaian bayi karena bayi cepat
berkeringat.
• Persediaan air yang cukup karena bayi mudah mengalami
dehidrasi, diberikan ASI sebanyak mungkin dan selama bayi mau.
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
27. Menyusui tidak efektif
• Ibu yang tidak bisa menyusui, misalnya ibu yang mengalami
gangguan kesehatan karena bencana, seperti mengalami luka atau
perdarahan harus didukung untuk mencari ASI pengganti untuk
bayinya.
• Jika ada bayi yang berumur lebih dari 6 bulan tidak bisa disusui,
bayi tersebut dapat dberikan susu formula dan perlengkapan untuk
menyiapkan susu tersebut dibawah pengawasan yang ketat dan
kondisi kesehatan bayi harus tetap dimonitor.
• Botol bayi sebaiknya tidak digunakan karena risiko terkontaminasi,
kesulitan untuk membersihkan botol, gunakan sendok atau cangkir
untuk memberikan susu kepada bayi.
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
30. DAMPAK BENCANA PADA LANSIA
• Perubahan Lingkungan dan
Adaptasi
• Penyakit Sekunder
• Stress
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
31. Peran Tenaga Kesehatan Pada Bencana
di RS Pelayanan Bencana
• Sebagai manager
Mengelola pelayanan gawat darurat
Mengelola fasilitas, peralatan dan obat-obatan live saving
Mengelola administrasi dan keuangan UGD
Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan gadar
Melakukan koordinasi dengan unit RS lain.
• Sebagai Leadership
Mengelola tenaga medis
Tenaga keperawatan dan tenaga non medis, membagi jadwal dinas.
• Sebagai pemberi asuhan (care giver),
Melakukan pelayanan siaga bencana dan memilah masalah fisik dan
psikologis yang terjadi pada pasien
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
32. Peran Tenaga Kesehatan Pada Bencana di
Pusat Evakuasi
• Koordinator
Mengkoordinir Sumberdaya Baik Tenaga Kesehatan
Peralatan Evakuasi Dan Bahan Logistik
Mengkoordinir Daerah Yang Menjadi Tempat Evakuasi
• Sebagai pelaksana evakuasi:
Melakukan Transportasi Pasien
Stabilisasi Pasien,
Merujuk Pasien Dan Membantu Penyediaan Air Bersih Dan
Sanitasi Di Daerah Bencana
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
33. Evakuasi Pasien dengan Bencana
1. Mengevakuasi pasien dari lokasi bencana/ musibah massal menuju area titik
kumpul
2. Proses evakuasi dilakukan melalui tangga darurat
3. Dievakuasi dengan di gendong atau diusung dengan selimut,tandu atau kursi
dengan memperhatikan Kondisi penyakit/trauma pasien
4. Petugas evakuasi membekali diri dengan segala keperluan pribadi serta membekali
diri dengan Membawa alat dan obat untuk pertolongan pertama
5. Petugas menilai situasi dan kondisi pasien / korban
6. Petugas menentukan korban termasuk yang segera di evakuasi atau yang bisa
ditunda
7. Pasien/korban yang termasuk kategori SEGERA di evakuasi harus memperhatikan
prinsip ABC
8. Korban yang dengan kategori tidak segera di evakuasi setelah yang kategori
SEGERA di evakuasi
9. Korban di pindahkan ke lokasi aman atau rumah sakit lapangan atau IGD.
10. Komunikasikan rencana dan tehnik mengangkat dan mengangkut dengan rekan
atau tim
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
34. Pengiriman korban bencana ke luar rumah
sakit
1. Mintakan persetujuan Medis, Persetujuan / Permintaan keluarga
sebelum proses transfer.
2. Koordinasi dengan RS penerima.
3. Pasien dalam keadaan stabil dan siap untuk transfer.
4. Ambulans dengan standar transfer.
5. Tim medis pendamping.
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
35. PEMBERIAN TERAPI BAGI KORBAN BENCANA
• Penanganan korban di RS meliputi tindakan resusitasi sampai dengan tindakan
definitif.
• Sistem pelimpahan wewenang berlaku dengan pengawasan dan tanggung jawab Tim
• Penanggulangan Bencana.
• Perkiraan jumlah korban yang akan dirawat adalah berdasarkan pada jumlah korban
yang pernah dirawat pada bencana terdahulu, atau berdasar pada skenario
terburuk, dan dengan
• mempertimbangkan jumlah korban berdasarkan intensitas perawatan yang
diperlukan
• Teknis penanganan korban dilakukan sesuai dengan Standar Pelayanan Medis
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
36. PROSEDUR PENANGANAN JENAZAH KORBAN BENCANA
• Pasien diberi label yang berisi nomor kode pasien (atau lampirkan identitas
pasien) diserahkan pada Pos Komando untuk kegunaan daftar korban.
• Mayat dibawa ke kamar mayat dan tetap ditunggu petugas sampai diambil-alih
petugas kamar mayat.
• Setelah mayat dikenali, lengkapi informasi pada label dan Rekam Medik
• Mayat dari dalam RS dibawa kekamar mayat oleh petugas kamar mayat. Catatan
lengkap dibuat berikut nama petugas yang membawa : Petugas, Polisi, PMK,
Relawan dll.
• Pastikan label dan formulir sudah lengkap.
U
N
I
S
M
.
A
C
.
I
D
37. U N I S M
M U D A
BERKARAKTER
INTERPROFESIONAL EDUCATION-COLABORATION
U N I S M . AC . I D