KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKSAbdul Rais P
Makalah ini membahas tentang karya monumental umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS). Zaman kejayaan Islam dalam IPTEKS terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah, ketika banyak ilmuwan Islam yang menemukan berbagai penemuan penting. Namun, Islam kemudian mengalami kemunduran akibat berbagai faktor seperti invasi bangsa asing. Upaya kebangkitan kembali dilakukan dengan meningkatkan pengembangan IP
1. Riwayat hidup Al-Kindi mencakup masa pendidikannya di Basra dan Baghdad, serta perannya sebagai penerjemah dan penulis karya-karya filsafat dan ilmu pengetahuan di bawah pemerintahan Khalifah Al-Ma'mun dan Al-Mu'tasim.
2. Al-Kindi dianggap sebagai filsuf Muslim pertama karena membawa masuk filsafat Yunani ke dalam tradisi pemikiran Islam dan berupaya menyelaraskan filsafat den
Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembaliمحمد Rydoe
1. Masa kejayaan Islam terjadi pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi ketika Kerajaan Umayyah dan Abbasiyah berkuasa.
2. Tokoh-tokoh seperti Ibnu Rusyd, Al-Ghazali, Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan.
3. Periode ini ditandai kemajuan Islam di bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
LAODE ABDUL WAHAB: AGAMA DAN SAINS dalam alur sejarah mengalami hubungan panas dingin, Hubungan keduanya kadang berkonflik, independen, bahkan mencari titik aman berintegrasi.
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKSAbdul Rais P
Makalah ini membahas tentang karya monumental umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS). Zaman kejayaan Islam dalam IPTEKS terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah, ketika banyak ilmuwan Islam yang menemukan berbagai penemuan penting. Namun, Islam kemudian mengalami kemunduran akibat berbagai faktor seperti invasi bangsa asing. Upaya kebangkitan kembali dilakukan dengan meningkatkan pengembangan IP
1. Riwayat hidup Al-Kindi mencakup masa pendidikannya di Basra dan Baghdad, serta perannya sebagai penerjemah dan penulis karya-karya filsafat dan ilmu pengetahuan di bawah pemerintahan Khalifah Al-Ma'mun dan Al-Mu'tasim.
2. Al-Kindi dianggap sebagai filsuf Muslim pertama karena membawa masuk filsafat Yunani ke dalam tradisi pemikiran Islam dan berupaya menyelaraskan filsafat den
Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembaliمحمد Rydoe
1. Masa kejayaan Islam terjadi pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi ketika Kerajaan Umayyah dan Abbasiyah berkuasa.
2. Tokoh-tokoh seperti Ibnu Rusyd, Al-Ghazali, Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan.
3. Periode ini ditandai kemajuan Islam di bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
LAODE ABDUL WAHAB: AGAMA DAN SAINS dalam alur sejarah mengalami hubungan panas dingin, Hubungan keduanya kadang berkonflik, independen, bahkan mencari titik aman berintegrasi.
Islam adalah agama yang sempurna dan menyeluruh, termasuk aspek intelektualitas. Sejarah intelektual muslim terbagi menjadi tiga masa yaitu masa klasik, pertengahan, dan modern. Pada masa klasik (650-1250 M) perkembangan ilmu sangat pesat berkat terjemahan karya Yunani dan peradaban lain serta pendirian perpustakaan dan universitas oleh khalifah Abbasiyah. Banyak ilmuwan muslim berkaliber internasional
Karya monumental islam dalam bidang IPTEKS (makalah)Echo Media
Karya ini membahas tentang perkembangan ilmu pengetahuan pada masa kejayaan Islam di bawah dua dinasti besar, yaitu Dinasti Umayyah dan Abbasiyah. Dinasti Umayyah berkuasa dari tahun 661-750 M dengan pusat di Damaskus, kemudian di Spanyol dari tahun 756-1031 M. Masa kejayaannya ditandai dengan perluasan wilayah kekuasaan dan pembangunan karya monumental seperti masjid dan rum
Dokumen tersebut membahas masa kejayaan peradaban Islam pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Pada masa itu, terdapat dua kerajaan Islam besar yaitu Kerajaan Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang mengalami kemajuan di bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Kemajuan ini disebabkan oleh faktor internal seperti konsistensi umat Islam serta pengaruh gerakan terjemahan, dan
Dokumen ini membahas tentang kontribusi ilmuan-ilmuan Islam dalam bidang falsafah, astronomi, botani, dan fisika sejak zaman Socrates hingga Al-Jazari. Ilmuan-ilmuan tersebut meliputi Al-Kindi, Ibnu Sina, Al-Khazin, Ibnu Baitar, dan Al-Jazari.
Dokumen tersebut membahas masa kejayaan Islam pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi ketika berdiri dua kerajaan Islam besar, yaitu Kerajaan Umayyah dan Abbasiyah. Pada masa ini terjadi perkembangan besar dalam bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, dan keagamaan di dunia Islam yang dipengaruhi tokoh-tokoh seperti Ibnu Rusyd dan Al-Ghazzali.
Sumbangan tamadun islam dalam ilmu perubatanروقيه عثمان
Dokumen tersebut membahas perkembangan ilmu perubatan Islam dari zaman pra-Islam hingga zaman kegemilangan, termasuk sumbangan tokoh-tokoh utama seperti Ibnu Sina dan Al-Razi."
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembaliutsukira
Dokumen tersebut membahas tentang masa kejayaan Islam pada periode klasik antara abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Pada masa itu terdapat dua kerajaan Islam besar yaitu Kerajaan Umayyah dan Abbasiyah. Kerajaan-kerajaan tersebut maju di bidang ekonomi, politik, keagamaan, ilmu pengetahuan, dan militer. Dokumen juga menjelaskan tokoh-tokoh Islam pada masa itu seperti Ibnu
Perkembangan Pendidikan pada Zaman Kerajaan AbbasiyahSHiRa_96
Zaman Abbasiyah menyaksikan perkembangan pesat dalam pelbagai bidang ilmu pengetahuan seperti matematik, astronomi, kimia dan perubatan. Ini berkat sokongan kerajaan, penubuhan institusi pendidikan, dan usaha para ulama dan sarjana dalam menterjemah, mengumpul dan mengkaji kitab-kitab dari tamadun lain.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu pengetahuan Islam pada berbagai periode, mulai dari masa Nabi Muhammad hingga dinasti Abbasiyah. Terdapat tokoh-tokoh Islam yang memberikan kontribusi besar dalam bidang filsafat, kedokteran, matematika, dan ilmu-ilmu lainnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222Kodogg Kritingg
1. Pada masa Daulah Abbasiyah, Baghdad menjadi pusat kemajuan ilmu pengetahuan dan intelektual Islam.
2. Banyak buku diterjemahkan dan ilmuwan berkembang dalam bidang filsafat, matematika, kedokteran, dan lainnya.
3. Periode ini menandai puncak kemajuan pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam sejarah peradaban Islam.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan peradaban Islam di berbagai kota dan wilayah seperti Baghdad, Kairo, Isfahan, Istanbul, Delhi, Andalusia, dan Cordova.
2. Peradaban Islam di kota-kota tersebut berkembang pesat di bidang ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesenian, dan infrastruktur.
3. Kota-kota tersebut menjadi pusat peradaban Islam dan
1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sejarah peradaban Islam, termasuk pengertian sejarah, peradaban, dan Islam. Juga membahas tentang jazirah Arab pra-Islam dan bangsa Arab sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sejarah dan kaedah-kaedah dalam mempelajari sejarah, meliputi definisi sejarah menurut beberapa sumber, kaedah penggalian data sejarah seperti wawancara, observasi, dokumentasi, kaedah penulisan sejarah seperti deskriptif dan komparatif, serta ilmu-ilmu pendukung sejarah seperti paleografi, diplomatik, dan genealogi.
Islam adalah agama yang sempurna dan menyeluruh, termasuk aspek intelektualitas. Sejarah intelektual muslim terbagi menjadi tiga masa yaitu masa klasik, pertengahan, dan modern. Pada masa klasik (650-1250 M) perkembangan ilmu sangat pesat berkat terjemahan karya Yunani dan peradaban lain serta pendirian perpustakaan dan universitas oleh khalifah Abbasiyah. Banyak ilmuwan muslim berkaliber internasional
Karya monumental islam dalam bidang IPTEKS (makalah)Echo Media
Karya ini membahas tentang perkembangan ilmu pengetahuan pada masa kejayaan Islam di bawah dua dinasti besar, yaitu Dinasti Umayyah dan Abbasiyah. Dinasti Umayyah berkuasa dari tahun 661-750 M dengan pusat di Damaskus, kemudian di Spanyol dari tahun 756-1031 M. Masa kejayaannya ditandai dengan perluasan wilayah kekuasaan dan pembangunan karya monumental seperti masjid dan rum
Dokumen tersebut membahas masa kejayaan peradaban Islam pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Pada masa itu, terdapat dua kerajaan Islam besar yaitu Kerajaan Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang mengalami kemajuan di bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Kemajuan ini disebabkan oleh faktor internal seperti konsistensi umat Islam serta pengaruh gerakan terjemahan, dan
Dokumen ini membahas tentang kontribusi ilmuan-ilmuan Islam dalam bidang falsafah, astronomi, botani, dan fisika sejak zaman Socrates hingga Al-Jazari. Ilmuan-ilmuan tersebut meliputi Al-Kindi, Ibnu Sina, Al-Khazin, Ibnu Baitar, dan Al-Jazari.
Dokumen tersebut membahas masa kejayaan Islam pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi ketika berdiri dua kerajaan Islam besar, yaitu Kerajaan Umayyah dan Abbasiyah. Pada masa ini terjadi perkembangan besar dalam bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, dan keagamaan di dunia Islam yang dipengaruhi tokoh-tokoh seperti Ibnu Rusyd dan Al-Ghazzali.
Sumbangan tamadun islam dalam ilmu perubatanروقيه عثمان
Dokumen tersebut membahas perkembangan ilmu perubatan Islam dari zaman pra-Islam hingga zaman kegemilangan, termasuk sumbangan tokoh-tokoh utama seperti Ibnu Sina dan Al-Razi."
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembaliutsukira
Dokumen tersebut membahas tentang masa kejayaan Islam pada periode klasik antara abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Pada masa itu terdapat dua kerajaan Islam besar yaitu Kerajaan Umayyah dan Abbasiyah. Kerajaan-kerajaan tersebut maju di bidang ekonomi, politik, keagamaan, ilmu pengetahuan, dan militer. Dokumen juga menjelaskan tokoh-tokoh Islam pada masa itu seperti Ibnu
Perkembangan Pendidikan pada Zaman Kerajaan AbbasiyahSHiRa_96
Zaman Abbasiyah menyaksikan perkembangan pesat dalam pelbagai bidang ilmu pengetahuan seperti matematik, astronomi, kimia dan perubatan. Ini berkat sokongan kerajaan, penubuhan institusi pendidikan, dan usaha para ulama dan sarjana dalam menterjemah, mengumpul dan mengkaji kitab-kitab dari tamadun lain.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu pengetahuan Islam pada berbagai periode, mulai dari masa Nabi Muhammad hingga dinasti Abbasiyah. Terdapat tokoh-tokoh Islam yang memberikan kontribusi besar dalam bidang filsafat, kedokteran, matematika, dan ilmu-ilmu lainnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222Kodogg Kritingg
1. Pada masa Daulah Abbasiyah, Baghdad menjadi pusat kemajuan ilmu pengetahuan dan intelektual Islam.
2. Banyak buku diterjemahkan dan ilmuwan berkembang dalam bidang filsafat, matematika, kedokteran, dan lainnya.
3. Periode ini menandai puncak kemajuan pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam sejarah peradaban Islam.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan peradaban Islam di berbagai kota dan wilayah seperti Baghdad, Kairo, Isfahan, Istanbul, Delhi, Andalusia, dan Cordova.
2. Peradaban Islam di kota-kota tersebut berkembang pesat di bidang ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesenian, dan infrastruktur.
3. Kota-kota tersebut menjadi pusat peradaban Islam dan
1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sejarah peradaban Islam, termasuk pengertian sejarah, peradaban, dan Islam. Juga membahas tentang jazirah Arab pra-Islam dan bangsa Arab sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sejarah dan kaedah-kaedah dalam mempelajari sejarah, meliputi definisi sejarah menurut beberapa sumber, kaedah penggalian data sejarah seperti wawancara, observasi, dokumentasi, kaedah penulisan sejarah seperti deskriptif dan komparatif, serta ilmu-ilmu pendukung sejarah seperti paleografi, diplomatik, dan genealogi.
The document discusses examples of new forms of urban and peri-urban agriculture in Italy and France that provide environmental education and social benefits. These include social agriculture projects near Paris that employ disabled people and former prisoners to grow and sell herbs and vegetables. Another project in Milan involves prisoners gaining job skills by growing plants in a greenhouse for reforestation. An agricultural park in Brianza combines conservation with education and recreation. The challenges faced include reliance on public funding and development pressures on surrounding land.
The document discusses two holidays: Castanyada and Halloween. Castanyada is celebrated in Catalunya on All Saints Day and involves eating chestnuts, panellets (small cupcakes), candied fruit, and drinking moscatell. People traditionally carve faces into gourds and light flames inside for Halloween, while children dress up in costumes and go door-to-door saying "trick or treat" to receive candy. The passage also provides details on the foods and traditions associated with each holiday.
Dokumen tersebut membahas tentang kejayaan peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah, khususnya di bidang ilmu pengetahuan. Masa kekuasaan dinasti ini merupakan zaman keemasan Islam dimana banyak ilmu penting diterjemahkan ke bahasa Arab dan lahirnya berbagai ilmuwan. Dinasti Abbasiyah juga mendukung gerakan penerjemahan karya-karya Yunani dan Persia ke dalam bahasa Arab.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari zaman pra-Yunani Kuno hingga zaman kontemporer. Mulai dari zaman Yunani Kuno yang dianggap sebagai zaman keemasan filsafat, zaman Abad Pertengahan dimana aktivitas ilmiah hampir semua terkait keagamaan, hingga zaman modern dan kontemporer yang ditandai dengan berbagai penemuan teknologi. Dokumen tersebut juga membahas landasan ilmu pada zaman Yun
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdfRiyamaraAulia
Diagram menunjukkan perkembangan ilmu pengetahuan alam dari zaman kuno hingga abad ke-16, dimulai dari pengamatan alam, pengetahuan berdasarkan pengamatan dan pemikiran, kemudian penambahan eksperimen, hingga terbentuknya ilmu pengetahuan alam sebagai ilmu yang sistematis dan terstruktur.
Ilmu pengetahuan masa d. abbasiah makalah hdIdris Miaus
Makalah ini membahas tentang perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Rasulullah SAW hingga masa Daulah Abbasiyah. Pada masa Rasulullah, ilmu berasal dari wahyu dan hadis, kemudian dituliskan. Pada masa Daulah Abbasiyah, terjadi banyak kemajuan termasuk gerakan penerjemahan, perkembangan filsafat, ekonomi, dan keagamaan. Muncul pula banyak ilmuan seperti Abu Hanifah, Imam Mal
[AGAMA] Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Zaman AbaniyahHana Medina
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu pengetahuan Islam sampai masa Abbasiyah. Mencakup tokoh-tokoh ilmuwan Muslim dan kontribusinya dalam bidang ilmu agama, kedokteran, astronomi, fisika dan lainnya. Tercatat banyak karya besar yang ditulis oleh para ilmuwan tersebut.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan peradaban Islam pada masa dinasti Abbasiyah, dimana terjadi kemajuan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, dan budaya.
2. Pada masa Abbasiyah, terdapat gerakan penerjemahan karya-karya ilmiah ke bahasa Arab serta pendirian perpustakaan-perpustakaan besar yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Kemajuan peradaban Islam p
Tamadun Islam memainkan peranan penting dalam kelahiran Renaisans di Eropah dengan mengalirkan ilmu pengetahuan Yunani dan Islam ke benua itu. Walaupun sumbangan besar Tamadun Islam tidak diakui, banyak istilah sains dan konsep asas yang digunakan dalam Renaisans berasal dari Tamadun Islam. Pengaliran ilmu berlaku melalui hubungan diplomatik, perpindahan sarjana ke Andalusia dan Sicily, serta gerakan penterjemahan
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif FilsafatEeLly Lunjani
Dokumen tersebut membahas tentang filsafat ilmu dalam perspektif Islam. Islam melihat ilmu sebagai hal yang penting karena dapat mengenal Allah dan beribadah dengan benar. Islam juga memberi ruang bagi pengembangan ilmu pengetahuan asalkan tetap sejalan dengan nilai-nilai agama. Integrasi antara ilmu agama dan umum diperlukan agar ilmu pengetahuan dapat berkembang secara seimbang.
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
Merajut kembali peradaban muslim
1. Merajut Kembali Peradaban Muslim
bismillahirrohmanirrohim...
Ketika seorang manusia sudah menyematkan dan mengikrarkan “Islam” dalam hatinya, maka sungguh
seharusnya tidak ada lagi keraguan baginya untuk terus memperjuangkan Dien Allah tersebut dalam
setiap lini kehidupannya. Seorang Muslim sejati, pada awalnya ia akan mencoba untuk memahami akar
sejarahnya, akar sejarah peradaban Islam ketika Nabi Muhammad datang membawa cahaya yang
mengubah “barbarnya” bangsa Arab saat itu menjadi bangsa yang diakui sebagai peradaban paling maju di
dunia.
Di kala Barat sedang berada dalam masa paling gelap dalam sejarahnya.Peradaban Islam hadir menjadi
Cahaya yang menerangi hampir 2/3 dunia. Semua bangsa tunduk di bawah kekhalifahan Islam selama
hampir 8 Abad. “Panji Islam menguasai dunia”, kalimat tersebut nampaknya sangat pantas menggambarkan
kondisi Islam saat itu. Baghdad dan Andalusia merupakan 2 kota yang boleh dibil ang menjadi “centre of
witness” dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Islam. Munculnya tokoh-tokoh besar seperti
Ibnu Sina, Al Ghazali, Ibnu Rusyd, Al Khawarizmi, dan intelektual muslim lainnya membuat begitu banyak
bangsa yang berduyun-duyun datang ke kota tersebut untuk belajar tentang ilmu pengetahuan. Pada waktu
itu Ilmu Pengetahuan memang menjadi sumber utama Peradaban Islam diakui oleh dunia, kehadiran ilmu
pengetahuan Islam bagaikan oase di sebuah padang pasir yang sangat luas.
Mari kita refleksikan sejarah Islam lebih dalam lagi, maka kita akan menemukan karya-karya monumental
yang sampai saat ini masih kita rasakan kebermanfaatannya. Kepeloporan dari ilmuwan muslim zaman
dahulu telah memberikan “multiple effect” yang luar biasa membekas dari generasi ke generasi, bahkan
kalau kita tinjau lebih dalam lagi kita akan menemukan bahwasanya peradaban Barat yang “konon”
dikatakan sebagai peradaban paling maju saat ini ternyata berawal dari adopsi mereka terhadap ilmu-ilmu
hasil karya peradaban Islam.
Tidak dipungkiri lagi bahwa karya-karya ulama dan ilmuwan Islam telah menjadi “starting point” bagi
tumbuhnya ilmu pengetahuan, meskipun kita lebih sering mendengar karya-karya ilmuwan Barat yang
menghiasi tradisi ilmiah kita. Hal tersebut dikarenakan ketika peradaban barat berkuasa, mereka
menutupi sejarah bahwa sebenarnya ilmu mereka banyak terinspirasi dari karya ilmuwan
muslim. Terbukti bahwasanya karya-karya yang diterjemahkan dari Bahasa Arab ke Latin jauh lebih banyak
daripada karya dari Bahasa Yunani ke Latin. Fakta tersebut tidak pernah diakui oleh Barat, mereka
melakukan klaim yang sangat jelas bahwa karya-karya pemikir dan ulama Islam menjadi teori milik mereka
yang kita ketahui bahwa hal tersebut sangat melanggar etika ilmiah. Hal ter sebut yang kemudian
menyebabkan nama ilmuwan muslim kurang dikenal dalam sejarah ilmu pengetahuan modern.
Tinta Emas Peradaban
Dewasa ini Ilmu Pengetahuan sudah mengalami perkembangan yang sangat eksponensial, hal tersebut
justru menjadi suatu tantangan berat bagi umat Islam agar bisa menghidupkan kembali tradisi keilmuan
Islam seperti yang telah dipelopori oleh intelektual Muslim dahulu. Sebagai seorang Muslim, kita harus
cerdas dalam belajar dan memahami akar sejarah ilmu pengetahuan yang berawal dari karya2 ilmuwan
muslim. Sampai saat ini, Prof. Mulyadhi Kartanegara bersama dengan lembaganya yaitu CIPSI (Center for
Islamic philosophical studies and information) telah berhasil menginventarisasi lebih dari 756 tokoh
ilmuwan Muslim terkemuka yang memiliki konstribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama
2. di bidang sains dan pemikiran filsafat. Hal tersebut menunjukkan betapa banyaknya pemikir-pemikir
Islam yang menjadi cikal bakal ilmu pengetahuan.
Kita Bisa melihat kemajuan ilmu kedokteran saat ini dimana sebuah benda kecil yang bernama pil mampu
menyembuhkan orang sakit dalam waktu yang cukup singkat, serta seluruh ilmu-ilmu modern tentang
bakteri, virus, dan tubuh manusia. Ilmu tersebut awalnya dikembangkan oleh seorang Ilmuwan Muslim
bernama Ibnu Sina. Dokter Persia yang hidup seribu tahun yang lalu ini memiliki ketajaman pemikiran luar
biasa sehingga mampu menjelajah masuk ke dalam kompleksitas sistem tubuh manusia. Beliaulah yang
menjadi pelopor sehingga saat ini kita bisa merasakan manfaat dari ilmu kedokteran tersebut.
Dalam Bidang Astronomi, dikenal juga ilmuwan muslim bernama Ibnu Qatir yang pemikirannya sudah
menjelajah jauh ke luar angkasa.Beliau mempelajari gerak melingkar planet merkurius mengelilingi
matahari. Karya-karyanya banyak diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan menjadi inspirasi Ilmuwan
astronomi di barat.Konon diceritakan juga bahwa karya dan persamaan matematikanya sangat
mempengaruhi teori Nicolaus Copernicus.
Ilmu Matematika modern saat ini pun juga dicikal-bakali oleh pemikiran tokoh Ilmuwan Muslim yang
bernama Al Khawarizmi. Beliau menulis sebuah karya besar yang berjudul Kitab Al-Jabr wa Muqabilah
(Buku tentang Integrasi dan Persamaan) atau yang berisi pengembangannya pada rumus -rumus persamaan
linear dan kuadrat juga kalkulasi integral.Karya-karya beliau banyak dipelajari oleh ilmuwan barat seperti
Fibonacci.
Begitu pula dalam ilmu filsafat dan ilmu-ilmu sejarah, ilmuwan muslim pun tidak kalah hebat dengan
ilmuwan barat. Ibnu Rusyd dan Al-Ghazali merupakan seorang filsuf besar yang pemikirannya sangat
mempengaruhi pemikiran Barat. Ibnu Khaldun juga disebut-sebut sebagai sejarawan terbesar di
dunia. Ia menulis sejarah dengan analisis yang sangat cerdas, kitabnya yang paling terkenal adalah
Muqaddimah yang nantinya diterjemahkan secara luas di Eropa sebagai Prologomena.
Selain orang-orang tersebut, masih sangat banyak ilmuwan muslim yang pada zaman peradaban islam
membuahkan karya-karya unggul, menorehkan tinta emas dalam kanvas peradaban dan memiliki cita-cita
bahwa ilmunya akan dikembangkan jauh lebih maju oleh generasi-generasi muslim selanjutnya. Pertanyaan
yang kemudian muncul dalam benak saya adalah, “Bagaimanakah cara Umat Islam saat ini agar
mampu meneruskan tradisi keilmuan yang sudah mereka wariskan?”. Jawabannya barangkali
sederhana, Kita harus memiliki “Tradisi Pembelajaran Muslim” yang wajib kita implementasikan dalam
setiap perjalanan kita.
Tradisi Pembelajaran Muslim, Tentang Waktu dan Cinta Ilmu
“Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja, dan dengan malam dan apa
yang diselubunginya” (Q.S. Al-Insyiqaq : 16-17)
“Demi Masa” (Q.S. Al-Asr : 1);
“Demi Fajar” (Q.S. Al-Fajr : 1);
“Demi Malam” (Q.S.Al-Lail : 1)
3. Tidakkah kita telah melihat bagaimana Allah SWT dengan sangat jelas menyampaikan dalam Al-Qur’an
tentang sumpah-Nya akan waktu, seperti ayat-ayat diatas. Sudah sepatutnya kemudian kita berpikir, dan
tidak perlu mempertanyakan lagi akan pentingnya waktu dalam kehidupan manusia. Waktu merupakan
anugerah Allah SWT yang tidak ternilai harganya, bukan hanya dari segi duniawi saja tetapi waktu
juga memiliki nilai ukhrawi. Di akhirat nanti, kita akan mempertanggungjawabkan tentang apa saja yang
sudah dilakukan selama waktu hidup kita di dunia.
Rasulullah SAW pun pernah bersabda, “Tidaklah mata kaki seorang hamba di hari kiamat tergelincir
sehingga akan ditanya umur yang dihabiskannya, ilmunya yang telah diamalkannya, hartanya dimana ia
perolehnya dan kemana diinfakkannya, dan masa mudanya kemana ia pergunakannya ”.
“Al-Waqt ka al-saif. Fa in lam taqtha’haa qath’aka” — Waktu laksana pedang, jika kamu tidak
memanfaatkannya, ia akan menebasmu (Pepatah Arab).
Mari kita cermati bagaimana konsep waktu ini dipahami oleh Ilmuwan Muslim dulu sehingga lukisan karya
mereka bisa mewarnai peradaban dunia. Imam Bukhari yang saat ini kita kenal dengan kitabnya Shahih
Bukhari Muslim, telah menghabiskan seluruh waktunya untuk menghafal sekitar 100 ribu hadits.Ibnu
Mas’ud, Sahabat Nabi yang dalam sejarah telah berhasil membunuh Abu Jahal dan dijuluki oleh nabi
sebagai Pemuda Terdidik pernah mengatakan “Aku belum pernah menyesali sesuatu seperti halnya aku
menyesali tenggelamnya matahari, dimana usiaku berkurang namun amal perbuatanku juga tak kunjung
bertambah”. The Great Philosopher, Ibnu Rusyd atau yang lebih dikenal dengan sebutan Averroes juga
selama hidupnya menghabiskan waktu untuk terus belajar dan berkarya. Konon hanya dua malam yang
tidak ia gunakan untuk belajar yaitu saat malam pernikahannya dan malam meninggal ayahnya. Demikianlah
contoh sekelumit tokoh-tokoh peradaban islam dalam memahami waktu, sebagaimana diajarkan di dalam
ajaran Islam.
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka
lapangkanlah niscaya Alloh akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”,
Maka berdirilah, niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al
Mujadalah 11)
Selain waktu, satu hal yang perlu kita cermati lagi sebagai seorang muslim adalah kecintaan terhadap
ilmu pengetahuan. Apa rahasia peradaban-peradaban dunia mengalami kemajuan yang luar biasa? Kita
melihat kembali sejarah peradaban Islam semenjak kekuasaan dinasti abbasiyah, saat itu umat Islam
berhasil melakukan proses penyerapan ilmu pengetahuan yang luar biasa. Ditemukannya Kertas di Cina saat
itu mengakibatkan ilmu pengetahuan terhebat dari seluruh dunia dapat diduplikasi dan bisa didapatkan
dengan mudah. The Golden Age Of Science, merupakan masa dimana Ilmu Islam mencapai puncak
kegemilangannya. Masa itu berada saat Kekhalifahan Harun Al Rasyid dan Al-Ma’mun. Kedua Khalifah
tersebut sangatlah mencintai ilmu pengetahuan, Harus Al Rasyid adalah seorang intelektual dan
pembelajar sejati yang selalu haus akan ilmu. Dialah yang memepelopori untuk memajukan pendidikan,
mendirikan perpustakaan, pusat-pusat kajian ilmu dan memberikan penghargaan yang luar biasa kepada
ilmuwan di zamannya. Pada zamannya kaum intelektual merupakan kamu yang paling dihormati di seluruh
negeri.
Puncak peradaban Islam dalam bidang sains kemudian dapat dilihat pada zaman khalifah Al-Ma’mun.
Beliau berusaha membuka akses yang seluas-luasnya agar ilmu pengetahuan dari seluruh dunia bisa
dipelajari oleh ummat Islam. Beliau mengirimkan ilmuwan-ilmuwan terbaiknya untuk belajar ke pusat-pusat
4. pengetahuan dunia, beliau juga membeli ribuan buku terbaik yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa
Arab. Buku-buku tersebut selanjutnya dipelajari oleh ilmuwan-ilmuwan muslim, sehingga tradisi keilmuan
Islam benar sangatlah terasa pada zaman khalifah Al-Ma’mun. Khalifah Al-Ma’mun berhasil menunjukkan
bahwa buku dan ilmu pengetahuan sama berharganya dengan kemenangan dalam sebuah peperangan.
Tak heran, tokoh-tokoh peradaban Islam lahir ketika zaman beliau sepertiAl-Khawarizmi, Al-Kindi, Ibnu
Sina, Ibnu Haitham, Ibnu Battuta, Ibnu Rusyd, dll.
Rasululah SAW bersabda, “Kelebihan seorang yang berilmu terhadap ahli ibadah adalah seperti bulan
purnama terhadap seluruh bintang-bintang di langit, satu bab dari ilmu yang dipelajari seseorang adalah
lebih baik baginya dari dunia dan isinya, sehingga menuntut ilmu menjadi wajib atas tiap-tiap muslim;
menghadiri majelis orang-orang berilmu, lebih utama daripada mendirikan shalat seribu raka’at,
mengunjungi seribu orang sakit dan berta’ziah seribu jenazah; barangsiapa wafat seseorang yang menuntut
ilmu untuk menghidupkan Islam, antara dia dengan Nabi-nabi di dalam surga jaraknya hanya satu tingkat. ”
Sudah seyogyanya saat ini kita, sebagai umat muslim perlu merefleksikan kembali kerya-karya peradaban
pendahulu-pendahulu kita. Kemudian merancang kembali akan peran kita dalam melukis dan mewujudkan
kembali peradaban Islam. Keteladanan ilmuwan muslim terdahulu akan berharganya waktu dan
kecintaannya terhadap ilmu nampaknya cukup untuk membuat kita sadar dan berpiki r, apa yang kemudian
akan kita lakukan?
Menghidupkan kembali Tradisi Keilmuan Islam memang bukan pekerjaan mudah, dibutuhkan aktor -aktor
yang siap mengorbankan waktunya untuk mencintai ilmu pengetahuan. Sejarah teleh mencatat,
bahwasanya tumbuhnya peradaban berawal dari tumbuhnya tradisi keilmuan karena substansi sebuah
peradaban adalah ilmu pengetahuan. Konsep waktu dan cinta ilmu merupakan dua variabel penting yang
sudah seyogyanya umat muslim sekarang pahami dan terapkan dalam kehidupan, agar tidak menjadi orang-orang
yang merugi. Secara sederhana, untuk meneruskan cita-cita peradaban islam mari kita dedikasikan
seluruh harga waktu yang sudah diberikan Allah SWT untuk senantiasa meningkatkan kembali rasa cinta kita
kepada ilmu pengetahuan.
Apakah kita siap?
Saya akan menjawab, “Saya Siap”.
Karena Allah telah menjanjikan “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang
nyata” (QS. Al Fath : 1)
Oleh : Ardian Fajar PrastyawanMahasiswa Institute Teknologi Bandung dan Koordinator PMLDK (Pelatihan
Manajemen Lembaga Dakwah Kampus) FSLDK Indonesia