Latar Belakang Penyelarasan :
Kesenjangan antara jumlah lulusan dengan jumlah kebutuhan dunia kerja (Dimensi Kuantitas)
Kesenjangan kompetensi lulusan dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja (Dimensi Kualitas)
Wilayah tidak mampu menyerap lulusan dari lokasi setempat, tidak tersedia lulusan yang dibutuhkan di suatu wilayah (Dimensi Lokasi)
Perubahan kondisi (ekonomi) baik lokal, nasional dan global dan lead time pendidikan (Dimensi Waktu)
Latar Belakang Penyelarasan :
Kesenjangan antara jumlah lulusan dengan jumlah kebutuhan dunia kerja (Dimensi Kuantitas)
Kesenjangan kompetensi lulusan dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja (Dimensi Kualitas)
Wilayah tidak mampu menyerap lulusan dari lokasi setempat, tidak tersedia lulusan yang dibutuhkan di suatu wilayah (Dimensi Lokasi)
Perubahan kondisi (ekonomi) baik lokal, nasional dan global dan lead time pendidikan (Dimensi Waktu)
Pengertian Capaian Pembelajaran adalah Kompetensi Pembelajaran yang harus Dicapai Peserta Didik pada setiap Tahap Perkembangan (Fase) nya untuk setiap Mata Pelajaran pada Satuan Pendidikan.
Capaian Pembelajaran memuat Sekumpulan Kompetensi dan Lingkup Materi yang Disusun secara Komprehensif Dalam Bentuk Narasi
Pengertian Capaian Pembelajaran adalah Kompetensi Pembelajaran yang harus Dicapai Peserta Didik pada setiap Tahap Perkembangan (Fase) nya untuk setiap Mata Pelajaran pada Satuan Pendidikan.
Capaian Pembelajaran memuat Sekumpulan Kompetensi dan Lingkup Materi yang Disusun secara Komprehensif Dalam Bentuk Narasi
Smk rujukan mendukung mutu smk dimasa mendatanggatothp
Â
informasi dari PSMK tentang rujukan mendukung mutu smk, diskusi dgn p Mustagfirin di PSMK tgl 6 febuari 2014, termasuk menjajagi sinergi dan mendorong smk mempunyai 2 - 3 bahasa asing, dan bersinergi dengan smk di asia tenggara. selain itu smk pesantren perlu di sinergikan antar pesantren-smk rujukan akan menjadi salah satu rujukan di tahun 2014, di siapkan permen yg mendukung hal tersebut. seamolec akan pro aktif bersinergi dan simulasi digital akan di kembangkan semaksimal mungkin..
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Â
Menghitung Jam Produktif Kejuruan SMK
1. Komponen Durasi Waktu (Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1. Pendidikan Agama 192
1. Pendidikan Kewarganegaraan 192
1. Bahasa Indonesia 192
1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192
1. Seni Budaya 128
1. Adaptif
1. Bahasa Inggris 440
1. Matematika 516
1. Ilmu Pengetahuan Alam 192
1. Fisika 192
1. Kimia 192
1. Biologi 192
1. Ilmu Pengetahuan Sosial 128
1. KKPI 202
1. Kewirausahaan 192
1. Produktif
1. Dasar Kompetensi Kejuruan 140
1. Kompetensi Kejuruan 1044
A. Muatan Lokal 192
A. Pengembangan Diri (192)
4710
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
Kelompok: Pertanian
2. Keterangan Struktur Kurikulum SMKKeterangan Struktur Kurikulum SMK
a) Durasi Waktu:a) Durasi Waktu:
– Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakanDurasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan
oleh setiapoleh setiap KompetensiKompetensi KKeahlianeahlian..
– KompetensiKompetensi KKeahlianeahlian yang memerlukan waktu lebih, jamyang memerlukan waktu lebih, jam
tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajarantambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
yang sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.yang sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.
(( contoh: matematika untuk Teknologi dan Rekayasa,contoh: matematika untuk Teknologi dan Rekayasa,
jam terstruktur = 516. karena kebutuhan pendalaman,jam terstruktur = 516. karena kebutuhan pendalaman,
dibutuhkan tambahan waktu 120 jam, maka jumlah jamdibutuhkan tambahan waktu 120 jam, maka jumlah jam
tersruktur matematika menjadi 636)tersruktur matematika menjadi 636)
3. Keterangan Struktur Kurikulum SMK lanjutan…
b)Kompetensi Kejuruan terdiri atas berbagai mata pelajaran yang
ditentukan sesuai dengan kebutuhan Kompetensi keahlian.
c)Jumlah jam terstruktur untuk kompetensi kejuruan sebagai hasil
dari konversi jumlah jam ril kebutuhan standar kompetensi kerja
yang berlaku di dunia kerja tidak boleh kurang dari 1044 jam.
Jumlah jam terstruktur untuk Dasar kompetensi kejuruan
sebagai hasil dari konversi jumlah jam ril, tetapi tidak boleh lebih
dari 140 jam.
4. Keterangan Struktur Kurikulum SMK lanjutan…
d) Pengembangan Diri ekuivalen dengan 2 jam
pembelajaran per minggu.
Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin)
diambil dari durasi waktu mata pelajaran Kompetensi
Kejuruan (1044 jam).
Total beban belajar bagi SMK - 3 tahun tidak boleh
lebih dari 5700 jam pembelajaran (mg efktf 114 x 50
jp/mg), dan 7700 Jam pembelajaran bagi SMK- 4
tahun.
5. LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN JAM
TERSTRUKTUR
1. Analisis silabus
2. Estimasi kebutuhan jam tatap muka, jam praktik di sekolah
dan jam praktik di industri
3. Konversi jam estimasi dengan perbandingan jam tatap muka
: jam praktik di sekolah : jam praktik di industri = 1 : 2 : 4
4. Hitung jumlah total jam terstruktur sbb:
Estimasi jam TM
1
+ +Estimasi jam PS Estimasi jam PI
2 4
6. Contoh:
Misalnya satu kompetensi dasar membutuhkan jam belajar sbb :
– tatap muka (TM) = 8 jam
– praktik di sekolah (PS)= 28 jam
– praktik di industri (PI) = 20 jam
Maka :
 Jumlah jam terstruktur : 8/1 + 28/2 + 20/4 = 27 jam
 Jumlah jam di sekolah : 8 + 28 = 36 jam
 jumlah jam di industri (dalam bentuk prakerin) = 20 jam
 Total jam belajar yang tercantum dalam jadwal adalah:
8 + 28 + 20 = 56 jam pelajaran
7. PERHITUNGAN JUMLAH JAM PRODUKTIF
Kelompok Pelajaran Produktif terbagi ke dalam 2 bagian , yaitu :
1.Dasar Kejuruan yang disingkat DKK
2.Kompetensi Kejurua yang disingkat KK
• DK dalam struktur kurikulum = 140 jam
• Apabila diberikan di kelas X (38 minggu) => Jumlah jam DK perminggu = 140 : 38 =
4 jam per minggu
• Apabila diberikan di kelas X dan XI (76 minggu) => Jumlah jam DK permingg u
= 140 : 76 = 2 jam per minggu
Struktur Pembelajaran (2 Semester)
No. DK SEM 1 SEM 2
1 A 4 4
No. DK SEM 1 SEM 2 SEM 3 SEM 4
1 A 2 2 2 2
Struktur Pembelajaran (4 Semester)
8. PERHITUNGAN KK UNTUK MATA PELAJARAN
PRODUKTIF
1. Dalam Struktur Kurikulum, jumlah jam produktif 1044 jam
• Pembelajaran Prakerin
• Pembelajaran teori praktek ( tatap muka ) di sekolah
• Pembelajaran praktek di bengkel sekolah
2. Ketentuan Prakerin, lamanya minimal = 500 jam, (jam 45
menit) (ketentuan dalam instrumen akrediatasi)
Apabila dihitung lamanya minggu praktik industri sbb:
a. Perhitungan jumlah jam Prakerin Sekolah ke jumlah
Prakerin industri = 500 x 45 / 60 = 375 jam (60 menit)
b.Jumlah Jam Prakerin di industri/ minggu = 48 - 50 Jam(60
menit)
c. Jadi lamanya Prakerin = 375 /48 x 1 minggu = 7,8 minggu di
bulatkan = 8 Minggu = 2 Bulan.
d.Jadi lamanya Prakerin minimal = 500 Jam (45 menit) = 375
Jam (60 Menit) = 2 Bulan.
9. 3. Misal SMK ........ melaksanakan Prakerin selama 3 bulan
a. Maka jumlah jam dapat dihitung, dengan : 3/2 x 500 jam = 750
jam (jam 45 menit)
b. Ketentuan jam tatap muka adalah sebagai berikut :
1 jam tatap muka = 2 jam pembelajaran di bengkel sekolah = 4 jam
pembelajaran industri
c. Jadi 750 jam praktek industri = 750 : 4 x 1 jam tatap muka =
187,5 = 188 jam tatap muka
10. 4. Perhitungan Jumlah Jam sebagai berikut
a. Jumlah jam KK = 1044 (jam teori praktek di sekolah + jam
praktek di sekolah + jam praktek di industri)
Sisa jam yang ada = 1044 – 188 jam = 856 jam.
b. Tentukan perbandingan Pelajaran Teori dan Praktek, apakah 30 :
70 ataukah 40 : 60
c. Di SMK ........... ditentukan 30 : 70
d. Jadi jumlah jam teori = 30/100 x 856 = 256,8 jam = 257 jam TM
dan praktek = 70/100 x 856 = 599,2 = 599 jam TM
e. Jumlah jam yang tersedia dapat dihitung, dengan :
Jam teori praktek = 257 x 1 = 257 jam
Jam Praktek = 599 x 2 = 1198 jam
Jumlah 1455 jam
1455/96 = 15,15
= 15 jam/minggu
11. Untuk menghitung jumlah jam produktif per minggu pada setiap mata
pelajaran/ SK ataupun kalau diklasterkan dapat dihitung, dengan dua
cara yaitu:
1.Berpedoman kepada perhitungan total jumlah jam 856 jam, dengan
ketentuan :
a. Tatap Muka ataupun total Tatap Muka jumlahnya = 30 % (257
jam)
b. Pembelajaran praktek dihitung = 70 % (599jam ), tapi dalam
penugasannya Jam Praktek harus dikali 2, sehingga jumlah
totalnya = 1198 Jam.
2.Berpedoman pada jumlah total jam 1455 jam
3.Jumlah minggu efektif : kelas x = 38 minggu, Kelas XI = 38 minggu
dan kelas XII = 20 minggu
Jadi total minggu minimum = 96 minggu
(dalam Permen 22 ditentukan jumlah minggu antara: minimal 32
maksimum 38 minggu)
12. CONTOH
Misal ada 6 mata pelajaran produktif di 1 kompetensi keahlian, dan
setelah dihitung oleh guru didapatkan data sbb:
14. Untuk memudahkan perhitungan jumlah jam pada tiap-tiap mata pelajaran produktif,
harus dibuat kluster/ mata pelajaran yang di dalamnya terdiri dari masing-masing SK
dan KD, untuk selanjutnya hitung kebutuhan jam belajarnya sbb:
No. Kluster/Mata
Pelajaran
SK KD Jmlh Jam
1 A A.1
A.2
Dst
A1.1
A.1.2
A.1.3
X jam
Y jam
Z jam
Jumlah jam SK A1 didapatkan dari
penjumlahan A1.1 sd A.1.3
Sedangkan jumlah kluster A adalah,
penjuumlahan banyaknya SK (SK A.1 + SK
A.2 + dst)2 B B.1
B.2
Dst
B.1.1
B.1.2
B.1.3
X jam
Y jam
Z jam
Jumlah jam total kluster/mata pelajaran
didapatkan dengan cara menjumlahkan
seluruh kluster, yang jumlah totalnya harus
minimal sebanyak 1435 jam
15. PERHITUNGAN JUMLAH JAM PERENCANAAN DAN
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Yang Di jadikan Dasar Dalam Penghitung Jumlah Jam Produktif Per Minggu Per
Semester, Adalah : Jumalah jam Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaraan (Total Jam = 1455
Jam).
Dalam Contoh Format Di atas Dapat Dilihat :
1). Diperencanaan Jumlah Jam = 1044 Jam
2). Dipelaksanaan Jumlah Jam = 2205 Jam ( Apabila Dihitung TM Dan PS = 1455 Jam )
3). Jadi 1044 Jam Struktur Kurikulum Setara Dengan 2205 Jam Pelaksanaan.