1. Banyak metode yang tersebar, Tilawati,
Yanbu’a, Iqra’, Ummi, dsb
Intinya sama tapi berbeda, apa
bedanya?
2. UST. H. DACHLAN SALIM ZARKASYI
LAHIR : DI SEMARANG 28 – 08 – 1928
WAFAT : DI SEMARANG 20 – 01 – 2001
3. Budaya Mengaji yang tidak tartil - Metode
Baghdadiyyah –
Mengumpulkan beberapa buku ( tulisan Indonesia
yang di arabkan, Tulisan Arab yang ada gambarnya)
Tahun 1963 mulai menyusun AA-BABA dalam bentuk
lembaran dan dipraktekkan ke putra putrinya (peran
istri beliau) – harakat – mad thabi’I – huruf sukun( ل
م ر س )
Tahun 1986 : 10 jilid menjadi 8 jilid
Tahun 1972: menyebar
Tahun 1988: Banyak daerah berkonsultasi untuk
mendirikan TPQ, ada koordinator, dan pentashih
Sebelum tahun 2000: Syahadah (kualifikasi,
standarisasi, kompetensi)
5. Menjaga dan memelihara kehormatan/kesucian Al-Qur’andari segi bacaan
(tartil sesuai dengan kaidah tajwid)
Menyebarkan ilmu bacaan Al-Qur’an dengan memberi ujian memakai buku
Qiraati hanya bagi lambaga-lembaga/guru-guru yang taat, patuh, amanah
dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh koordinator
Mengingatkan para guru Al-Qur’an agar berhati-hati dalam mengajarkan
Al-Qur’an
Mengadakan pembinaan para guru/calan guru untuk meningkatkan kualitas
pendidikan pengajaran al-Quran
Mengadakan Tashih untuk calon guru dengan obyektif
Mengadakan bimbingan metodologi bagi calon guru yang lulus tashih
Mengadakan tadarus bagi para guru ditingkat lembaga atau MMQ yang
diadakan oleh koordinator
Menunjuk/memilih koordinator, kepada sekolah dan para guru yang
amanah/ profesional dan berakhlakul karimah
Memotivasi para koordinator, kepada sekolah dan para guru senantiasa
mohon petunjuk dan pertolongan kepada Allah demi kemajuan lembaganya
dan mencari keridlaan-Nya
6. Tidak di dijual secara bebas
Guru-guru lewat tashih dan pembinaan
Kelas TKP/TPQ dalam disiplin yang sama.
8. “ Murid mampu membaca Al-Qur’an dengan tartil sesuai
dengan Kaidah Tajwid yang telah dicontohkan dan diajarkan
Rasulullah Muhammad SAW, secara mutawatir dengan uraian
sebagai berikut :
Dalam waktu -/+ 2 tahun anak-anak sudah mampu khatam
30 juz ( binnadzar ) ;
◦ Makhraj sebaik mungkin
◦ Mampu membaca Al-Qur’an dengan bacaan yang bertajwid
◦ Mengenal bacaan gharib dan musykilat
◦ Hafal (faham) ilmu tajwid praktis
◦ Mengerti sholat, bacaan, dan praktisnya
◦ Hafal surat-surat pendek minimal Adh-Dhuhâ
◦ Hafal doa-doa pendek
Mampu menulis arab dengan baik dan benar
9. Membaca langsung tanpa dieja
Praktek bacaan bertajwid secara mudah dan praktis
Susunan materi bertahap dan berkesinambungan
Materi disusun dengan “Sistem Modul / Paket “
banyak latihan membaca / drill
Belajar sesuai dengan kesiapan dan kemampuan
murid
Evaluasi satiap pertemuan
Belajar dan mengajar secara “ Talaqqi-Musyafahah”
Guru pengajarnya harus ditashih (ijazah billisani)
10. Untuk guru
DAKTUN ( Tidak Menuntun )
TIWASGAS (Teliti –Waspada-Tegas )
Untuk santri/murid
CBSA+M Q`
Siapa cepat dia dapat
Untuk buku
Sederhana (tidak berbelit-belit)
Tahapan demi tahapan (step by step)
Pengulangan (drill)
Test (ujian)
11. Untuk Pra TK: “Belajar sambil bermain, bermain
sambil belajar “
Jangan Mengajar 3 huruf, jika 2 huruf belum lancer,
jangan mengajar 2 huruf, jika masing-masing
huruf belum faham
( INI DULU ….. BARU ITU….!!! )
Ketika guru memberi contoh, murid akan : LIHAT –
DENGAR – PAHAM
Ketika membaca, murid akan : LIHAT – LANCAR
12. Sampaikan materi pelajaran secara praktis,
simple, dan sederhana (mudah difahami oleh
murid), jangan terlalu rumit dan berbelit-belit
( Imam Ghazali )
Berikan materi pelajaran secara bertahap,
dengan penuh kesabaran
( K.H. Arwani Amin, AH )
Jangan mengajarkan yang salah kepada anak-
anak, karena mengajarkan yang benar itu mudah
( K.H. Dachlan SZ )
14. MEKANISME GANTI METODE KE QIRAATI
Semua Calon Guru
QIRAATI
WAJIB BERSYAHADAH
Korcab Menunjuk
Penanggung Jawab Al-
qur’an / Kepala Sekolah
Semua Santri ditest
Ulang
Berdasarkan
kemampuan
Masing – masing
Sesuai standar Qiraati
Setelah Memahami
Visi dan Missi Qiraati
Mengajukan
Permohonan
Pendirian lewat Korcam
Dan melengkapi
Administrasi
Sesuai petunjuk Korcab.
Semua Calon Guru
dan
Pengurus
Silaturrahmi /
Konsulidasi
Ke Korcam dan
Korcab.
15. Prioritas Pendidikan adalah Al-Qur’an
Pengajaran Al-Qur’an dilakukan di jam sama
yaitu pagi hari
Bisa memberdayakan guru-guru yang ada
16. Ustadz /Ustadzahnya harus bersyahadah dan disesuaikan dengan jumlah santri
(1 Ustadz/Ustadzah maksimal 15 santri)
Ustadz / Ustadzahnya harus mengikuti MMQ di tingkat lembaga sebulan 2 kali
Ustadz / Ustadzahnya harus mengikuti MMQ di tingkat Korcam sebulan sekali
Ustadz / Ustadzahnya harus mengikuti MMQ di tingkat Cabang tiga bulan
sekali
Ustadz / Ustadzahnya harus mengikuti penyegaran Metodologi setiap 6 bulan
sekali
Ustadz / Ustadzahnya yang diambil dari TKQ/TPQ atau Lembaga lain, setelah
mengajar Qiraati pulang
Pengajaran Qiraati harus diawal (Jam nol atau jam pertama) dan tidak
dibenarkan sistem sief
Wajib mengadakan kegiatan berbaris selama 15 menit diluar kelas sebelum
memulai pelajaran Qiraati
Bagi Play Group / TK harus menyelesaikan pelajaran Qiraati minimal jilid 2
Bagi SD / SLTP / SLTA wajib mengikutsertakan santrinya dalam PRA IMTAS yang
diadakan oleh Korcam sekali dalam setahun.
Bagi SD/SLTP/SLTA wajib mengikutsertakan santrinya dalam IMTAS yang
diadakan oleh Cabang sekali dalam setahun.
Bersedia mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Qiraati baik di tingkat
Korcam maupun Korcab.