Sastra Melayu Klasik bermula pada abad ke-16 Masehi dan gaya bahasanya tidak banyak berubah hingga sekarang. Salah satu bentuk karya sastra Melayu Klasik adalah hikayat yang berisi kisah, dongeng, atau sejarah. Karya sastra Melayu Klasik memiliki ciri-ciri seperti menggunakan bahasa Melayu Klasik, menceritakan tentang kerajaan, dan menghubungkan cerita
HASIL KARYA YANG PERLU DIMINTA IZIN DARIPADA PEMILIK SEBELUM DIMUAT TURUN. HUBUNGI 011-19958547/011-17915430 JIKA ANDA BERMINAT MEMILIKINYA TANPA SUSAH PAYAH MEMBUATNYA. AKAN DIHANTAR SECARA POS KEPADA ANDA.
HASIL KARYA YANG PERLU DIMINTA IZIN DARIPADA PEMILIK SEBELUM DIMUAT TURUN. HUBUNGI 011-19958547/011-17915430 JIKA ANDA BERMINAT MEMILIKINYA TANPA SUSAH PAYAH MEMBUATNYA. AKAN DIHANTAR SECARA POS KEPADA ANDA.
Karya ulung seperti Sejarah Melayu membentangkan alam yang cukup luas dalam penulisannya. Hasil tulisan pengarang telah berjaya membawa khalayak pembaca merentas kawasan setempat dan kawasan Nusantara sehingga mereka mampu menerokai dunia-dunia lain, alam maya dan tidak ketinggalan juga dunia kayangan. Manusia yang memenuhi ruang hikayat ini tidak hanya datang dari kawasan Nusantara dan dari dunia manusia biasa lain seperti Rom, India, China dan Dunia Arab, bahkan juga turut melangkau sempadan para dewa dan dewi ataupun makhluk super-manusia.
Karya ulung seperti Sejarah Melayu membentangkan alam yang cukup luas dalam penulisannya. Hasil tulisan pengarang telah berjaya membawa khalayak pembaca merentas kawasan setempat dan kawasan Nusantara sehingga mereka mampu menerokai dunia-dunia lain, alam maya dan tidak ketinggalan juga dunia kayangan. Manusia yang memenuhi ruang hikayat ini tidak hanya datang dari kawasan Nusantara dan dari dunia manusia biasa lain seperti Rom, India, China dan Dunia Arab, bahkan juga turut melangkau sempadan para dewa dan dewi ataupun makhluk super-manusia.
Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum Sederhana Pegas Sebagai Media ...Dhea Yulia Ningsih
Tugas ini disusun guna memenuhi nilai tugas pada Mata Kuliah Teknologi dalam pembelajaran Fisika.
Tugas ini merupakan tugas pembuatan jurnal dengan langkah penelitian untuk membandingkan dua media percobaan.
Contoh kisi-kisi soal HOTS pada pembelajaran fisika pada materi Gelombang Elektromagnetik.
Tugas ini disusun guna memenuhi nilai tugas pada Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
1. MEMAHAMI SASTRA MELAYU KLASIK
Guru Pembimbing : Wardah S.Pd
Di susun oleh :
1. Nurul Haitami
2. Priti Citra Utami
3. Puteri Mahda Assyifa
4. Siti Romlah
2. Sastra Melayu Klasik bermula pada abad ke-16
Masehi. Semenjak itu sampai sekarang gaya
bahasanya tidak banyak berubah.
Dokumen pertama yang di tulis
dalam bahasa Melayu Klasik
adalah sepucuk surat dari raja
Ternate, Sultan Abu Hayat kepada
raja Joao III di Portugal dan
bertarikhan tahun 1521 Masehi.
3. Salah satu bentuk karya tersebut adalah
Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra
prosa yang berisikan tentang kisah,
dongeng maupun sejarah. Umumnya
mengisahkan tentang kehebatan maupun
kepahlawanan seseorang lengkap dengan
keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh
utama. Salah satu hikayat yang populer di
Riau adalah Yong Dolah.
4. Karakteristik Naskah Melayu Klasik
Dimulai dengan menceritakan asal muasal tokoh
utama.
Tokoh utama hidup ditengah-tengah rakyat atau
merakyat .
Diceritakan secara lisan dari mulut ke mulut.
Tidak diketahui tahun awal mulanya cerita.
Tidak diketahui siapa pengarangnya.
Umumnya dimulai dengan kata-kata “hatta, syahdan,
arkian, alkisah, atau sebermula”.
Sangat kental dengan pengaruh Islam.
5. Unsur – unsur Satra Melayu Klasik
Tema
Tokoh dan penokohan
Latar ( setting )
Sudut pandang
Alur
Amanat
Gaya bahasa
6. Tema adalah ide pokok yang mendasari sebuah cerita.
Pada umumnya naskah melayu klasik mempunyai tema
perjuangan, percintaan, pendidikan dan keagamaan.
Tokoh dan penokohan. Ada tiga jenis :
• Protagonis (tokoh utama / berwatak baik)
• Antagonis (tokoh dengan watak jahat)
• Tritagonis (tokoh penengah / pelerai
konflik)
Latar (setting) adalah latar belakang cerita. Ada tiga
macam latar yaitu latar tempat, latar waktu dan latar
keadaan.
7. Alur adalah rangkaian peristiwa yang
saling berhubung membentuk suatu cerita.
Ada tiga jenis :
1. Alur maju, apabila cerita dipaparkan dari
awal hingga akhir secara berurutan.
2. Alur mundur (flashback), apabila cerita
bermula dari masa kini menuju awal
peristiwa secara berurutan.
3. Alur campuran, apabila
penceritaannya menggunakan gabungan
antara alur maju dan alur mundur.
8. Perbedaan sastra Melayu klasik dan
sastra baru
Sastra Melayu klasik/lama :
• Puisi berbentuk terikat
dan kaku
• Bersifat statis
• Cerita berkisah
kerajaan,istana sentris,
bersifat feodal
• Bentuknya hikayat,
tambo, dongeng,
pembaca dibawa ke alam
khayal
• Dipengaruhi
kesusastraan Hindu dan
Sastra baru :
• Puisi bersifat bebas, baik
bentuk maupun isi
• Bersifat dinamis
• Cerita seputar masyarakat
sentris ( kehidupan
masyarakat sehari-hari)
• Bentuknya roman, novel,
cerpen, kisah, drama,
berlandaskan pada dunia
yang nyata
• Dipengaruhi oleh
kesusastraan barat
• Diketahui siapa
pengarangnya karena
9. Jenis-jenis karya sastra melayu
klasik / lama :
• Mantra (puisi yang berisi dunia gaib)
• Pantun
• Pantun berkait/seloka (setiap bait saling berkaitan )
• Talibun (pantun yang berisi enam,delapan,sepuluh
baris)
• Pantun kilat/karmina (pantun dua baris)
• Gurindam/sajak peribahasa (pantun berisi dua baris)
• Syair
• Peribahasa
• Teka-teki
• Hikayat
• Cerita sejarah/tambo
• Dongeng (mite, sage, fabel, legenda, dongeng lucu)
10. Sifat Sastra Melayu Klasik
• Komunal
• Anonim
• Kurang dinamis
• Kurang rasional
• Istana Sentris
• Didaktis
• Sibolios
• Tradisional
• Klasik imitatif
• Universal
11. Nilai-nilai karya sastra Melayu klasik :
1. Nilai budaya adalah Nilai yang berhubungan dengan budaya melayu.
2. Nilai moral adalah Nilai yang berhubungan dengan masalah moral.
3. Nilai agama adalah Nilai yang berhubungan dengan masalah
keagamaan.
4. Nilai pendidikan adalah Nilai yang berhubungan dengan proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompak orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan.
5. Nilai psikologis adalah Nilai yang berhubungan dengan sifat kejiwan
manusia.
6. Nilai sosial adalah Nilai yang berhubungan dengan kehidupan di
dalam masyarakat.
12. Ada beberapa ciri-ciri yang dapat kita
identifikasi dari Karya Sastra Melayu Klasik,
diantaranya :
• Menggunakan bahasa Melayu Klasik
• Menghubungkan cerita dengan kejadian
alam atau tempat
• Berkisah tentang kerajaan (istana sentris)