PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
1. ASUHAN PERSALINAN NORMAL
PARTUS NORMAL
• SPONTAN
• TUNGGAL, JANIN HIDUP
• PERVAGINAM, UUK DIDEPAN
• KURANG DARI 24 JAM
• TBJ 2500 gr s/d 4000 gr
• Usia Kehamilan Aterm (37 s/d 40 mgg)
• TIDAK ADA KOMPLIKASI IBU/ BAYI
Persalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.
HIS
His menurut Kampono dan M. Moegni (1999) adalah gelombang kontraksi ritmis
otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri di mana tuba falopii
memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat
di dinding uterus daerah tersebut. WIknyosastro, dkk (1999 : 188) menyatakan bahwa his
adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong
janin ke bawah.
AKIBAT TERJADINYA HIS :
Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug)
yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular
kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam
uterus.
Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
2. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah
dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Bagian bawah janin turun
Perubahan bentuk uterus
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang
kepala
1. Kepala masuk pintu atas panggul (Engagemen) : sumbu kepala janin dapat tegak lurus
dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring/membentuk sudut dengan pintu atas
panggul (asinklitismus anterior/posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul (Desensus), akibat : 1) tekanan langsung dari his
dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot
dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter
oksipito‐frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito‐bregmatikus (belakang
kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun‐ubun
kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia
interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah
simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut‐turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut,
dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi
tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah
simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
3. 7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.
Penatalaksanaan Persalinan Aktif
• Persalinan berakhir MAKSIMUM 12 jam setelah pasien berada dalam kamar bersalin
(dinyatakan inpartu).
• Setelah inpartu masuk KALA I fase AKTIF vaginal toucher dilakukan SETIAP 2 JAM.
• Hasil PANTAUAN dan AKTIVITAS MEDIK ditulis dalam partograf.
Identifikasi Parturien
• Keadaan umum ibu dan anak.
• Fase persalinan.
• Keadaan selaput ketuban.
• Riwayat perdarahan Pervaginam.
Vaginal Toucher
• Servik : dilatasi – pendataran ‐ konsistensi
• Bagian terendah janin : situs – habitus –posisi – presentasi.
• Ketuban : + / ‐ , warna , bau
• Station : penurunan bagian terendah
• Arsitektur panggul & jalan lahir.
• Vagina & Perineum
4. Indikasi VT
• Menentukan fase persalinan.
• Menentukan letak janin.
• Memeriksa keadaan jalan lahir.
• Saat ketuban pecah.
• Ibu merasa ingin meneran.
• DJJ mendadak buruk [ gawat janin ].
Persiapan Pertolongan Persalinan
• Persiapkan perlengkapan pertolongan persalinan fisiologis.
• Bersihkan perineum , pubis dan paha parturien.
• Kosongkan kandung seni dan rectum kalau dianggap perlu.
Berlangsungnya Persalinan Normal
Pembagian fase/kala persalinan sebagai berikut:
Kala 1 Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)
Kala 2 Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
Kala 3 Pengeluaran plasenta (kala uri)
Kala 4 Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi
Periode Tahap-tahap Persalinan Normal
Tahap Persalinan Nullipara Multipara
Kala 1 – fase laten
Fase aktif
Pembukaan serviks
Kala 2
Kala 3
Kurang dari 20 jam
5 – 8 jam
Rata-rata 1,2 cm/jam
Kurang dari 2 jam
Kurang dari 30 menit
Kurang dari 14 jam
2 – 5 jam
Rata-rata 1,5 cm/jam
Kurang dari 1 jam
Kurang dari 30 menit