Kurikulum perlu berubah dan diadaptasi secara berkelanjutan untuk menyesuaikan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik agar dapat menuntun mereka mencapai kebahagiaan dan keselamatan sebagai manusia dan anggota masyarakat. Adaptasi kurikulum perlu dilakukan di tingkat sekolah sesuai konteks dan karakteristik muridnya.
Dokumen tersebut membahas tentang organisasi dan masalah yang sering dihadapi organisasi beserta solusinya. Organisasi didefinisikan sebagai kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Masalah yang sering dihadapi antara lain perbedaan pendapat, kurang lengkapnya kehadiran, dan prestasi yang menurun. Solusi yang disarankan adalah komunikasi yang baik, evaluasi sumber masalah, serta pembagian tugas
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merangkum materi pelatihan dasar kepemimpinan tentang pemecahan masalah, yang mencakup pengertian masalah dan solusi pemecahan masalah, jenis-jenis masalah, langkah-langkah pemecahan masalah, serta kekuatan dan kelemahan tipe-tipe kepribadian.
Dokumen tersebut membahas tentang Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). PAN mengukur prestasi siswa secara relatif dengan siswa lain, sedangkan PAP mengukur prestasi siswa berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Keduanya memiliki persamaan seperti menggunakan tujuan evaluasi dan sampel yang sama, namun PAN cenderung mengukur banyak perilaku dengan sedikit soal, sedangkan PAP
kreativitas merupakan bahgiaan dari kognitif sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. angket kreativitas sehingga peserta didik mampu menyelesaikan tugas belajarnya. kisi - kisi angket kreativitas . indikator kreativitas. fleksibilitas, originalitas
Kurikulum perlu berubah dan diadaptasi secara berkelanjutan untuk menyesuaikan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik agar dapat menuntun mereka mencapai kebahagiaan dan keselamatan sebagai manusia dan anggota masyarakat. Adaptasi kurikulum perlu dilakukan di tingkat sekolah sesuai konteks dan karakteristik muridnya.
Dokumen tersebut membahas tentang organisasi dan masalah yang sering dihadapi organisasi beserta solusinya. Organisasi didefinisikan sebagai kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Masalah yang sering dihadapi antara lain perbedaan pendapat, kurang lengkapnya kehadiran, dan prestasi yang menurun. Solusi yang disarankan adalah komunikasi yang baik, evaluasi sumber masalah, serta pembagian tugas
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merangkum materi pelatihan dasar kepemimpinan tentang pemecahan masalah, yang mencakup pengertian masalah dan solusi pemecahan masalah, jenis-jenis masalah, langkah-langkah pemecahan masalah, serta kekuatan dan kelemahan tipe-tipe kepribadian.
Dokumen tersebut membahas tentang Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). PAN mengukur prestasi siswa secara relatif dengan siswa lain, sedangkan PAP mengukur prestasi siswa berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Keduanya memiliki persamaan seperti menggunakan tujuan evaluasi dan sampel yang sama, namun PAN cenderung mengukur banyak perilaku dengan sedikit soal, sedangkan PAP
kreativitas merupakan bahgiaan dari kognitif sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. angket kreativitas sehingga peserta didik mampu menyelesaikan tugas belajarnya. kisi - kisi angket kreativitas . indikator kreativitas. fleksibilitas, originalitas
Dokumen tersebut membahas tentang teknik dan bentuk instrumen penilaian sikap berdasarkan Kurikulum 2013. Terdapat empat teknik penilaian sikap yaitu observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Observasi dilakukan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan pedoman berupa daftar cek atau skala penilaian. Penilaian diri menggunakan lembar penilaian diri berupa daftar cek atau sk
Manajemen pendidikan mencakup berbagai bidang seperti manajemen kurikulum, kesiswaan, dan sarana prasarana. Manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum nasional dan lokal. Manajemen kesiswaan mengatur kegiatan peserta didik mulai dari penerimaan, pengelompokan, hingga mutasi siswa. Manajemen sarana prasarana bertujuan mengelola sarana dan prasarana sekolah secara e
Lembar wawancara siswa digunakan untuk mewawancarai siswa mengenai pembelajaran kimia di kelas. Siswa mengungkapkan bahwa kimia adalah mapel yang sulit karena materinya abstrak. Mereka kesulitan memahami konsep asam-basa, penyangga, dan hidrolisis. Untuk mengatasi kesulitan, diperlukan metode pengajaran yang bervariasi dan menarik perhatian siswa. Guru diharapkan lebih sering
Dokumen tersebut membahas model-model pembelajaran kooperatif dan langkah-langkah pelaksanaannya, khususnya model STAD (Student Teams Achievement Divisions). Model STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kelompok belajar, tes individu, penilaian berbasis peningkatan individu, dan penghargaan kelompok. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran problem solving. Model ini menekankan pada proses investigasi dan penemuan dalam memecahkan masalah. Terdapat empat tahapan utama yaitu memahami masalah, merencanakan solusi, melaksanakan rencana, dan mengevaluasi hasil. Model ini bertujuan melatih siswa berfikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah.
Lembar penilaian diri ini berisi ringkasan singkat tentang beberapa lembar penilaian diri yang mencakup penilaian terhadap sikap spiritual, jujur, tanggung jawab, disiplin, gotong royong, toleransi, percaya diri dan santun siswa. Lembar-lembar penilaian tersebut berisi pernyataan-pernyataan yang harus disikapi oleh siswa untuk menilai sendiri sikap-sikap tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. UbD merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman peserta didik secara mendalam dengan menggunakan pendekatan backward design dimana guru menentukan tujuan pembelajaran terlebih dahulu.
2. Implementasi UbD di Indonesia masih baru namun mulai diterapkan melalui Kurikulum Merdeka dengan sosialisasi kepada guru.
3. Hasil pembelajaran yang diharap
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRestuPranantyo1
Berikut ini adalah ringkasan dari dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Diskusi terkait tantangan bagi guru untuk menjadi teladan sosial-emosional dan bagaimana sekolah dapat mendukung pembelajaran sosial-emosional, seperti mengembangkan kompetensi pendidik dan memfasilitasi peserta didik. Karakteristik peserta didik juga mempengaruhi penerapan pembelajaran sosial-emosional, sehingga guru perlu menyesuaikan
The document provides guidance on formulating the Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) and Tujuan Pembelajaran (TP) for grades 7-9. It begins by defining CP, ATP and TP. It then discusses analyzing the CP, understanding the rationales and goals of the subject area, and the characteristics to be studied. It provides a 4-step process for understanding learning achievements and formulating the ATP and TP.
Kesulitan belajar adalah hambatan dalam belajar yang ditandai dengan kesenjangan antara tingkat intelegensi dan prestasi akademik. Ada beberapa jenis kesulitan belajar seperti gangguan belajar, disfungsi belajar, prestasi rendah, dan ketidakmampuan belajar. Faktor penyebabnya meliputi faktor fisiologis, sosial, psikologis, tingkat intelegensi, dan lingkungan pendidikan.
Pengertian Kesulitan Belajar Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Jenis-Jenis Masalah Belajar Siswa
. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama
Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik dan bentuk instrumen penilaian sikap berdasarkan Kurikulum 2013. Terdapat empat teknik penilaian sikap yaitu observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Observasi dilakukan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan pedoman berupa daftar cek atau skala penilaian. Penilaian diri menggunakan lembar penilaian diri berupa daftar cek atau sk
Manajemen pendidikan mencakup berbagai bidang seperti manajemen kurikulum, kesiswaan, dan sarana prasarana. Manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum nasional dan lokal. Manajemen kesiswaan mengatur kegiatan peserta didik mulai dari penerimaan, pengelompokan, hingga mutasi siswa. Manajemen sarana prasarana bertujuan mengelola sarana dan prasarana sekolah secara e
Lembar wawancara siswa digunakan untuk mewawancarai siswa mengenai pembelajaran kimia di kelas. Siswa mengungkapkan bahwa kimia adalah mapel yang sulit karena materinya abstrak. Mereka kesulitan memahami konsep asam-basa, penyangga, dan hidrolisis. Untuk mengatasi kesulitan, diperlukan metode pengajaran yang bervariasi dan menarik perhatian siswa. Guru diharapkan lebih sering
Dokumen tersebut membahas model-model pembelajaran kooperatif dan langkah-langkah pelaksanaannya, khususnya model STAD (Student Teams Achievement Divisions). Model STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kelompok belajar, tes individu, penilaian berbasis peningkatan individu, dan penghargaan kelompok. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran problem solving. Model ini menekankan pada proses investigasi dan penemuan dalam memecahkan masalah. Terdapat empat tahapan utama yaitu memahami masalah, merencanakan solusi, melaksanakan rencana, dan mengevaluasi hasil. Model ini bertujuan melatih siswa berfikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah.
Lembar penilaian diri ini berisi ringkasan singkat tentang beberapa lembar penilaian diri yang mencakup penilaian terhadap sikap spiritual, jujur, tanggung jawab, disiplin, gotong royong, toleransi, percaya diri dan santun siswa. Lembar-lembar penilaian tersebut berisi pernyataan-pernyataan yang harus disikapi oleh siswa untuk menilai sendiri sikap-sikap tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. UbD merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman peserta didik secara mendalam dengan menggunakan pendekatan backward design dimana guru menentukan tujuan pembelajaran terlebih dahulu.
2. Implementasi UbD di Indonesia masih baru namun mulai diterapkan melalui Kurikulum Merdeka dengan sosialisasi kepada guru.
3. Hasil pembelajaran yang diharap
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRestuPranantyo1
Berikut ini adalah ringkasan dari dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Diskusi terkait tantangan bagi guru untuk menjadi teladan sosial-emosional dan bagaimana sekolah dapat mendukung pembelajaran sosial-emosional, seperti mengembangkan kompetensi pendidik dan memfasilitasi peserta didik. Karakteristik peserta didik juga mempengaruhi penerapan pembelajaran sosial-emosional, sehingga guru perlu menyesuaikan
The document provides guidance on formulating the Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) and Tujuan Pembelajaran (TP) for grades 7-9. It begins by defining CP, ATP and TP. It then discusses analyzing the CP, understanding the rationales and goals of the subject area, and the characteristics to be studied. It provides a 4-step process for understanding learning achievements and formulating the ATP and TP.
Kesulitan belajar adalah hambatan dalam belajar yang ditandai dengan kesenjangan antara tingkat intelegensi dan prestasi akademik. Ada beberapa jenis kesulitan belajar seperti gangguan belajar, disfungsi belajar, prestasi rendah, dan ketidakmampuan belajar. Faktor penyebabnya meliputi faktor fisiologis, sosial, psikologis, tingkat intelegensi, dan lingkungan pendidikan.
Pengertian Kesulitan Belajar Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Jenis-Jenis Masalah Belajar Siswa
. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama
Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
1. Dokumen tersebut membahas berbagai jenis ABK dan kebutuhan belajar mata pelajaran IPS untuk masing-masing jenis ABK tersebut.
2. Jenis-jenis ABK yang dibahas antara lain tunanetra, tuli, intelektual, lamban belajar, kesulitan belajar, disabilitas fisik dan motorik, autis, ADHD, dan cerdas istimewa.
3. Untuk setiap jenis ABK dijelaskan cara-cara khusus
Makalah ini membahas tentang diagnostik kesulitan belajar, termasuk pengertian diagnostik kesulitan belajar, kedudukan diagnostik dalam pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar, dan prosedur pelaksanaan diagnostik kesulitan belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang guru yang inspiratif dan kompeten. Guru inspiratif memiliki 13 kriteria seperti menguasai materi pelajaran, manajemen kelas yang baik, serta mampu membantu murid mencapai prestasi tertinggi. Sementara itu, guru kompeten harus memiliki 4 kompetensi utama yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah mengenai hubungan antara motivasi belajar dan lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Raha. Rumusan masalah penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara motivasi belajar, lingkungan belajar, dan keduanya secara bersama-sama dengan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tersebut secar
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis kesulitan belajar. Kesulitan belajar adalah kondisi dimana siswa mengalami hambatan dalam menerima dan menyerap pelajaran yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal siswa. Ada beberapa jenis kesulitan belajar seperti yang berhubungan dengan perkembangan dan akademik serta karakteristiknya seperti prestasi rendah dan lambat mengerjakan tugas
Dokumen tersebut membahas tentang kesulitan belajar matematika pada siswa. Dibahas mengenai pengertian, faktor-faktor, macam-macam, gejala, dan langkah diagnosis kesulitan belajar. Faktor penyebabnya meliputi internal seperti kognitif dan afektif, serta eksternal seperti lingkungan keluarga dan sekolah. Diagnosis melibatkan observasi, wawancara, dan tes untuk menentukan jenis kesulitan dan pen
Jurnal ini membahas layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi siswa underachiever. Underachiever adalah siswa yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi namun prestasi belajarnya rendah. Layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal dan membantu menyelesaikan masalahnya.
Rpp 1 lembar kelas 1 tema 5 sub tema 1 revisi dicariguru.comRirinDyah
Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk kelas 1 semester 2 tentang tema 5 yaitu pengalamanku. RPP tersebut terdiri dari 6 pembelajaran yang mencakup tujuan, kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup serta penilaian. Mata pelajaran yang diajarkan antara lain PPKn, Bahasa Indonesia, dan SBdP dengan materi seperti ungkapan pujian, gerakan dasar, dan simbol-simbol P
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
1. Page 1
Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS)
OSIS MA Nurul Huda Wadeng Sidayu
Wadeng, 07 Mei 2017
2. Page 2
Nama : Amar Faruq, S.Pd, M.MPd
Tempat/Tanggal Lahir : Gresik/ 04 Nopember 1973
Status : Kawin
Anak : 2 Anak
Pendidikan : S-1 UNESA
S-2 UTS
Jurusan Manajemen Pendidikan
Hobby : Membaca dan berolah raga
Alamat : Bolo Ujungpangkah Gresik
Pekerjaan : PNS di Kemenag Gresik
3. Page 3
Permainan Rantai Nama
Langkahnya :
1.Peserta bersama pemandu berdiri didalam lingkaran
2.Pemandu menjelaskan aturan permainan sebagai berikut
3.Salah seorang menyebut nama dengan suara keras agar terdengar setiap
peserta, kemudian peserta yang berdiri disebelahnya menyebutkan nama peserta
pertama tadi ditambah namanya sendiri seterusnya sampai selesai
4.Proses ini diulang lagi dengan berlawanan dimulai dari peserta terakhir
menyebutkan rantai nama tersebu
4. Page 4
Caranya
1.Membagi teman menjadi 2 atau lebih
2.Ambil satu pemimpin atau utusan dari setiap tim
3.Tim membuat barisan satu dengan lain menghadap satu arah,
pemberi pesan menepuk pundak, jika sudah menyampaikan
pesan , segera berbalik kembali,
4.Utusan tersebut harus menyampaikan pesan yang diinginkan oleh
pemberi pesan
Variasi Komunikasi Kelompok
5. Page 5
Apa ya Problem
Solving???
Problem solving sama artinya dengan pemecahan
masalah.
6. Page 6
Keadaan tidak seimbang antara
harapan/keinginan dengan
kenyataan yang ada
Agung Wijaya mengemukakan, bahwa
8. Page 8
Problem solving merupakan suatu prosedur yang
didalamnya terdapat langkah-langkah yang harus
diikuti dalam memecahkan masalah yang dihadapi
seseorang sebagai perorangan atau seseorang
sebagai pemimpin organisasi atau keanggotaan
organisasi.
9. Page 9
Slameto (1988:2) mengemukakan bahwa: "Belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi individu dengan
lingkungannya”
Pengertian Belajar
10. Page 10
mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki
tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal,
tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh :
siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan
tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 –
140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau
malah sangat rendah.
13. Page 13
Learning Disorder atau Kekacauan Belajar
Keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu
karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada
dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar,
potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi
belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya
respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil
belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi
yang dimilikinya.
14. Page 14
Slow Learner atau lambat belajar
adalah siswa yang lambat dalam proses
belajar, sehingga ia membutuhkan waktu
yang lebih lama dibandingkan
sekelompok siswa lain yang memiliki
taraf potensi intelektual yang sama
16. Page 16
Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan
belajar, antara lain :
1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai
oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu
tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.
4. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh,
menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
5. Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang
terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau
pun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan
belajar, dan sebagainya.
6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung,
mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi
situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan
perasaan sedih atau menyesal, dan sebagainya.
17. Page 17
Faktor yang mempengaruhi Belajar
Peserta
didik
Luar Peserta
Didik
Jasmanaiyah
Lingkungan
Keluarga
Lingkungan
Masyarakat
Lingkungan Sekolahl
Kelelahan
Psikologis
inteligensi, minat,
perhatian, bakat,
motivasi, kematangan,
dan kesiapan