Disadur dari berbagai sumber oleh : Jefri Ruben Panggabean, S.Kom

1. 1. SEJARAH CU
Credere (Latin) = kepercayaan
Union = Gabungan (kumpulan)
Sekitar tahun 1860 an terjadi revolusi industri dan musim kemarau bekepanjangan di daerah
Heddesdorf sebuah kota kecil di Negara Jerman. Akibat kemajuan industri tersebut maka terjadi
pengangguran besar-besaran dimana yang seharusnya pekerja 20 orang, maka cukup dikerjakan 1
orang sehingga dari satu sisi pekerjaan menganggur 19 orang. Demikian dari setiap satu sisi
pekerjaan , terjadi pengangguran besar-besaran. Kemudian ditambah lagi musim yang tidak menentu
pada saat yang bersamaan , dimana masyarakat petani tidak dapat mengolah lahannya sebagaimana
biasanya. Akibat kejadian-kejadian ini terjadilah kelaparan yang mengakibatkan timbulnya penyakit
bagi masyarakat, bahkan sampai korban kematian.
Melihat situasi ini, maka pemerintah kota tersebut yang dikomandoi walikota yang bernama
Friederich Wilhem Raiffeisen, mengadakan rapat koordinasi dengan muspika , maka diambil
kesimpulan untuk mengatasi kejadian-kejadian tersebut agar jangan semakin bertambah banyak
korban-korban, semua aparat pemerintah mendatangi donateur-donateur yang bersedia membantu
daerah tersebut, baik dari daerah sendiri maupun dari daerah luar bahkan dari negara-negara sahabat
yang mau berbagi kasih dengan masyarakat daerah tersebut.
Dengan usaha tersebut terselamatkanlah nyawa dari masyarakat yang kelaparan tersebut dan
mengurangi korban yang jatuh sakit dan korban meninggal dunia.
Tetapi apa yang terjadi berikutnya, karena masyarakat telah dininabobokkan dengan bantuan tersebut
masyarakat tidak ada usaha untuk mengatasi tantangan hidupnya tersebut hanya menunggu bantuan
yang dari pemerintah dan akibatnya kembali lagi kelaparan sebab para donateur yang memberikan
sumbangan tersebut tidak lagi mampu membantu. Jika terus menerus menyumbang maka dana yang
ada pada mereka pun tentunya akan habis. Dan bantuan pun berakhir. Dan Kemiskinan pun semakin
menjadi-jadi. Langkah berikutnya karena keadaan semakin parah maka walikota tersebut, mengambil
inisiatif untuk memerintahkan kepada aparatnya agar menghubungi pabrik-pabrik roti dan meminta
bantuan agar roti tersebutlah yang diberikan kepada masyarakat yang sudah kelaparan tersebut. Dan
ternyata hal ini juga hanya sementara yang dapat membantu masyarakat yang miskin tersebut.
Kemudian Walikota dan Muspika mangambil keputusan yang terakhir, yang mampu menolong orang
yang miskin itu adalah orang miskin itu sendiri. Maka dikumpulkanlah masyarakat secara bergiliran
untuk mensosialisasikan bahwa yang dapat dan mampu menolong anda – anda ini adalah anda
sendiri, dimana semua harta yang masih ada pada saudara-saudara agar dikumpulkan guna dijadikan
modal dalam usaha-usaha sesuai dengan talenta masing-masing. Dengan sosialisasi tersebut
terkumpulkanlah modal yang diharapkan untuk dapat membantu masyarakat miskin tadi, tahap
pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menjual barang-barang yang sudah terkumpul dan
kemudian memanggil para ahli dibidang , pertanian, perdagangan, industri dll. Dan kemudian secara
bergiliran masyarakat didik sesuai dengan bakat dan kemampuannya dan selanjutnya diberikan modal
untuk memulai usahanya sesuai dengan pendidikan yang diperoleh. Dan dana tersebut akan
dikembalikan setelah berhasil usaha masing-masing guna dipakai oleh masyarakat yang lain.
Demikianlah cara yang ditempuh oleh sang Walikota tersebut mengatasi kemiskinan.
Maka pada tahun 1864 berdirilah sebuah koperasi di daerah Kota Heddesdorf tersebut, yang diberi
nama “Heddesdorf Credit Union”. Yang kemudian berganti nama menjadi Raiffesien Credit Union.
Inilah cikal bakal lahirnya CU-CU yang mendunia, dimana dengan semakin men-dengungnya berita
tentang Koperasi Kredit Raiffesien (KKR) ini seorang wartawan berkebangsaan Kanada pada zaman
tersebut memberitakan keberhasilan KKR tersebut mengatasi kemiskinan di daerahnya, dan
bagaimana kiat-kiat atau strategi-strategi yang digunakan lembaga ini dalam memberhasil- kan
anggotanya semuanya dikupas.Dan meluaslah ke benua benua lainnya. Kemudian melalui tokoh -
tokoh gereja khususnya pastor, membawa berita ini dalam missionarisnya khususnya kepada umat
khatolik. Sehingga dengan cepat dapat berkembang. Dan pada tahun 70 an CU secara resmi masuk ke
Indonesia. Menurut Daftar dari Inkopdit CU yang tertua adalah CU Sejahtera di Bogor/Banten yang
berdiri 5 Oktober 1972, dan Obor Mas Maumere 4 November 1972. Dan di kota Tebing Tinggi CU
yang pertama berdiri adalah CU Hidup Baru yang berdiri 14 Juli 1976. Dulunya CU ini Eksklusif hanya
untuk umat khatolik dan akhirnya sekarang terbuka untuk umum. Dan pada Tanggal 21 Oktober 2000
dengan inisiatif Pastor Faroki Tebing Tinggi dibentuklah sebuah lembaga CU yang terbuka untuk umum

2. tanpa memandang Suku, Agama,Status ekonomi Yang bernama CU Makmur Bersama. Dan dalam
tempo ± 10 tahun anggotanya telah mencapai ± 6000 orang, ini semua adalah berkat kepercayaan.
Dan di Indonesia sudah dapat menduduki peringkat 54 untuk TB 2010. sedangkan peringkat I adalah
CU Lantang Tipo dengan anggota 104.927 assset 1 T, yang berdiri 2 Pebruari 1976. dan asset secara
Nasional sudah mencapai Rp. 10 T dengan anggota 1.534.151 per 31 Desember 2010. Lantas mengapa
kepercayaan menjadi begitu penting dalam perkembangan koperasi kredit saat itu dan masih sangat
relevan saat ini?
Pertama , sejarah awal kelahiran koperasi ( yang berawal dari Koperasi Kredit Raiffesien) adalah
sebagai tuntutan akan adanya nilai –nilai kemanusiaan yang tinggi dalam kehidupan perekonomian
seperti : persamaan hak dan kewajiban , keadilan , kejujuran dan pemerataan ekonomi. Kedua,
Koperasi kredit sejatinya adalah kumpulan orang yang bekerjasama menciptakan modal bersama
yang pada saatnya akan digunakan untuk kesejahteraan mereka sendiri. Kenapa modal sendiri? Buat
jawabannya. Ketiga, Kepercayaan atas landasan mental dari koperasi kredityang berdasarkan atas
semangat setia kawan, kekeluargaan dan gotong royong , yang menempatkan sisi kemanusiaan
ditempat yang utama. Hal ini tercermin sebagaimana banyak semboyan yang berbunyi. “ Anda susah
kami bantu , kami susah anda bantu”. “ satu untuk semua dan semua untuk satu”. Dan dalam
realitanyapun tercermin dalam banyak aspek pokok, Misalnya dalam struktur organisasi yang
menempatkan kekuasaan tertinggi adalah ditangan rapat anggota (mayoritas), kemudian ada
DAPERMA dan SPN/D (Simpan Pinjam Nasional/Daerah). Demikianlah CU semakin berkembang
walaupun tantangan juga semakin besar.
2. DAPERMA
1.PPA (Perlindungan Pinjaman Anggota)
a. Sertifikat
b. Iuran :
i Rp 0.65 / Rp 1.000, dihitung dari saldo pinjaman yang beredar pada segenap anggota yang
berusia antara 17 tahun sampai dengan 76 tahun :
ii. Pembayaran yuran dilakukan setiap akhir bulan sesuai dengan LKSB
iii. Pembayaran melalui Puskopdit.
Tata cara pengajuan Klaim.
1. Anggota keluarga memberitahukan kepada Kopdit dan meneruskan ke Inkopdit paling lambat 14
hari setelah meninggal.
2. Mengisi formulir dengan melampirkan :
a. Surat Kematian asli/fotocopy yang dilegalisir yang berwewenang
b. Fotocopy KTP atau tanda bukti diri yang sah
c. Surat Permohonan Pinjaman asli.
d. Surat perjanjian pinjaman asli (anggota meninggal dunia atau cacat tetap )
e. Kartu SimPin Anggota (KSPA) dan atau Buku Anggota , Buku Pinjaman Anggota.
f. Pola Kebijakan Simpanan & Pinjaman yang terbaru
3. Formulir permohonan harus rekomendasi Puskopdit

3. 4. Pengajuan Santuan harus diterima Inkopdit paling lambat 6 bulan sejak anggota meninggal atau
cacat tetap.
Besarnya Santunan Anggota
1. Untuk peserta yang bergabung 5 tahun keatas dan tertib yuran serta kelengkapan administrasi
setiap bulan :
a. ≤ Rp. 100.000.000,- bagi saldo pinjaman anggota yang meninggal dunia antara usia 17 tahun
sampai dengan tanggal ulang tahun ke 69, dan cacat tetap dalam usia antara 17 tahun
sampai dengan tanggal ulang tahun ke 60.
b. ≤ Rp. 10.000.000,- bagi saldo pinjaman anggota yang meninggal antara usia 70 sampai
dengan tanggal ulang tahun ke 76.
2. Untuk peserta yang bergabung dibawah 5 tahun dan tertib yuran serta kelengkapan administrasi
setiap bulan :
a. ≤ Rp. 50.000.000,- bagi saldo pinjaman anggota antara usia 17 tahun sampai dengan tanggal
ulang tahun ke 69, dan cacat tetap dalam usia antara 17 tahun sampai dengan tanggal ulang
tahun ke 60
b. ≤ Rp. 10.000.000,- bagi saldo pinjaman anggota yang meninggal antara usia 70 sampai
dengan tanggal ulang tahun ke 76.
Catatan : Untuk anggota yang meminjam dengan tujuan berobat hanya dilayani maks.
Rp.10.000.000,-
SDA ( Santunan Duka Anggota )
1. Syarat sama dengan PPA
2. Besarnya Santunan:
a. Keanggotaan peserta Daperma 5 tahun keatas dan tertib membayar iuran dan kelengkapan
administrasi setiap bulan, besarnya SDA ≤ Rp. 30.000.000,-
b. Keanggotaan peserta Daperma kurang dari 5 tahun dan tertib membayar iuran dan
kelengkapan administrasi setiap bulan, besarnya SDA ≤ Rp. 25.000.000,-

4. setoran simpanan yang dimaksud dalam tabel adalah maksimum Rp. 30.000.000,- atau Rp.
25.000.000,- sesuai dengan sertifikat. Jika ada penarikan maka disesuaikan dengan besarnya
penarikan yang dilakukan.
3. POLA KEBIJAKAN
Disesuaikan dengan hasil hasil RAT yang terakhir. Pedomannya adalah Buku Pintar atau Buku RAT.