SlideShare a Scribd company logo
MELATIH OLAHRAGA ADALAH PROFESI
PENGANTAR
1. BAGI YANG SUDAH PAHAM ANGGAP SEBAGAI REFRESING.
2. BAGI YANG BARU MEMAHAMI ANGGAP SEBAGIAN PENGAYAAN.
3. BAGI YANG BELUM MEMAHAMI ANGGAP SEBAGAI PENGETAHUAN.
4. BAGI YANG SULIT MEMAHAMI ANGGAP SBG PENAMBAH KESULITAN
MOTO.
OLAHRAGAWAN ADALAH SEBAGUS PELATIHNYA
PENGANTAR DAN MOTTO
MATERI KEPELATIHAN OLAHRAGA
PRESTASI
1. Pemahaman tentang kepelatihan olahraga prestasi.
2. Kondisi fisik dan kebutuhan kondisi fisik tiap cabor.
3. Teknik mengukur kemampuan fisik, teknik.
4. Metode melatih teknik, taktik dan mental.
5. Teknik menyusun perencanaan dalam latihan.
BAB. I.
PEMAHAMAN KEPELATIHAN DALAM OLAHRAGA PRESTASI
Dietrich Harre 1971
“Latihan adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang di
atur dengan prinsip-prinsip yang bersifat ilmiah, khususnya
prinsip-prinsip Paedagogis. Proses ini yang direncanakan dan
sistematis, meningkatkan kesiapan untuk tampil dari seorang
olahragawan atau olahragawati.”
Pemahaman Latihan Olahraga Prestasi
“Latihan olahraga adalah suatu proses yang direncanakan untuk
mengembangkan penampilan olahraga yang komplek dengan memakai isi
latihan, metode-metode latihan, tindakan-tindakan organisasional yang sesuai
dengan maksud dan tujuan- tujuan.”
Martin
“Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang
dilakukan secara berulang-ulang,dengan kian hari kian menambah
latihannya atau pekerjaannya”
Harsono
ILMU PENDUKUNG KEPELATIHAN
i.urai i.faal biomekanika statistika i.gizi
Teori dan metodologi latihan
psikologi tes & pengukuran sosiologi i. gerak motorik
KARAKTER YANG HARUS DIMILIKI
SEORANG PELATIH
 1. AKRAB.
 2. AMBISI TINGGI.
 3. DAPAT DIPERCAYA.
 4. JUJUR.
 5. KEPEMIMPINAN YANG
BAIK.
 6. KERAS HATI.
 7. KOOPERATIF.
 8. KREATIF.
 9. MAU MENGERTI ORANG
LAIN.
 10. DISIPLIN.
 11. OBYEKTIF.
 12. OPTIMISTIS.
 13. PENUH ENERSI.
 14. RAJIN.
 15. SETIA.
 16. HUMORIS.
 17. EMOSI STABIL.
 18. TULUS HATI.
Latihan olahraga suatu proses yang memerlukan waktu beberapa tahun dengan
batasan sampai dengan mencapai penampilan tertinggi bagi olahragawan atau
olahragawati yang dilatih.
Latihan olaraga harus direncanakan yang mencakup sasaran yang di rencanakan
berdasarkan pada masa atau fase latihan.
Latihan dasar untuk pemula memerlukan waktu dua tahun, untuk tahap
selanjutnya latihan khusus dua tahun, latihan selanjutnya spesialisasi dua sampai
empat tahun.
Rencana latihan disusun pada sesi latihan mingguan, bulanan, tahunan dan
jangka yang lebih panjang.
PROSES MELATIH OLAHRAGA PRESTASI
1. Prinsip pembebanan lebih tahunan (loading).
2. Prinsip perkembangan menyeluruh.
3. Prinsip spesialisasi.
4. Prinsip individualisasi.
5. Prinsip intensitas latihan.
6. Prinsip kualitas latihan.
7. Prinsip fariasi latihan.
8. Prinsip lama latihan.
9. Prinsip Rileksasi.
10. Test dan Uji coba.
Prinsip-Prinsip Latihan dalam Olahraga Prestasi
UNSUR-UNSUR PRESTASI OLAHRAGA
Martin
1. Ketrampilan dan teknik-tenik yang diperlukan, dikembangkan,
dikuasai dan dimantapkan (diototimatiskan). Teknik.
2. Kemampuan-kemampuan yang didasarkan pada pengaturan-
pengaturan gerak badan ( latihan penyehatkan badan )kemampuan
motor (gerak), belajar dan kemampuan-kemampuan koordinasi. Fisik
3. Tingkah laku yang memadai untuk situasi sportif tertentu , misalnya :
perubahan kompetitif, atau kondisi –kondisi latihan, ketegangan,
kekalahan dan sebagainya . Mental
4. Pengembangan strategi-strategi ( tatik-tatik )
5. Kualitas tingkah laku afektif, kognitif dan sosial. (pembentukan
karakter)
ASPEK- ASPEK LATIHAN
1. Physical Trainning (latihan Fisik)
Komponen-komponen yang dilatih:
-Daya tahan kardiovaskular, daya tahan kekuatan, kekuatan otot
(strength), kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina,
kelincahan (agility), power.
2. Technical Trainning (Latihan Teknik)
Latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang
diperlukan agar atlet mampu melakukan teknik gerakan
cabang olah raga yang digeluti.
Misal : teknik menendang bola, melempar lembing,
menangkap bola, membendung smash, dll.
3. Tactical Trainning (Latihan Taktik)
Untuk menumbuhkan perkembangan interpretive atau
daya tafsir atlet.
4. Psychological Trainning (Latihan Mental)
Adalah latihan-latihan yang lebih menekankan pada
perkembangan kedewasaan (maturitas) atlet serta
perkembangan emosional dan impulsif.
Misal : semangat bertanding, sikap pantang menyerah,
keseimbangan emosi, sportifitas, percaya diri, kejujuran,
dsb.
Prestasi olahraga juga dipengaruhi oleh pengaruh
luar antara lain : lingkungan, perlengkapan, fasilitas,
lawan, penonton, cuaca dsb.
Outer Factor
PRESTASI BOLA VOLI
Konsentrasi
Mental
Taktik
Teknik
Individual Group Taktik Tim
Pertahanan Persiapan
Serangan
Serangan
Volleying
Blok Pasif
Flying
Volley Pass
Dig pass
Service
Smash
Blok Aktif
Sistem
Pertahanan
Taktik
Setting
Sistem
Penyerangan
Kondisi Fisik
Kekuatan Kecepatan Ketahanan Kelentukan Kemampuan Koordinatif
Kekuatan
eksplosif
(lompatan,
akselerasi,
smashing)
Kecepatan
reaksi,
kecepatan
non cyclic,
kecepatan
cyclic
Ketahanan
dasar
(aerobic),
ketahanan
khusus
(ketahanan
otot local)
Mobilitas
gabungan
(pundak,
pergelangan
tangan dan
kaki)
Ketangkasan
(rolls, cliving)
Kombinasi
ketrampilan
dan
ketangkasan
motorik
(otot)
CONTOH GAMBARAN PRESTASI BOLA VOLI
KONDISI FISIK DAN KEBUTUHAN KONDISI
FISIK MASING-MASING CABANG OLAHRAGA
BAB. II.
KONDISI FISIK DALAM OLAHRAGA
1. KONDISI FISIK UMUM
Merupakan aspek kondisioning yang tidak berkaitan dengan disiplin
olahraga secara khusus.
Latihan pengembangan yang bersifat umum pada dasarnya
membebani sistem otot dan organisme secara menyeluruh.
Sebagai contoh, melakukan gerkan sit-up oleh seorang pemain
basket, bench press bagi sprinter, renang bagi pemain sepak bola,
main voli bagi seorang pengangkat besi, dan banyak lagi yang lain
sebagai contoh-contoh yang khas.
2. KONDISI FISIK KHUSUS
Dikembangkan untuk memperoleh kemampuan kondisional
tertinggi yang dimungkinkan, dan diperlukan dalam disiplin
olahraga yang tepat. (sesuai)
Latihan-latihan khusus pertama-tama merupakan suatu cara untuk
mengembangkan kualitas fisik yang kompleks dan khas untuk
disiplin-disiplin olahraga tertentu.
10 UNSUR KONDISI FISIK:
1. Strenght.
2. Speed.
3. Flexibility.
4. Endurance.
5. Agiliti.
7. Balance.
8. Reaction.
9. Coordination.
UNSUR-UNSUR KONDISI FISIK
NO. CABANG OLAH RAGA
ANGGOTA TUBUH
Bahu Punggung Dada Lengan Tungkai
A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D
1 Anggar x x x x x x x
2 Angkat Besi x x x x x x x x x x x x
3 Balap Sepeda x x x x x x x
4 Basket x x x x x x
5 Bola Tangan x x x x x x x
6 Bowling x x x x x x x x
7 Bulutangkis x x x x x x x x x x
8 Dayung x x x x x x x x x x x
9 Lompat Galah x x x x x x x x x x x x x
KETERANGAN : 10 Golf x x x x x
A = kekuatan otot 11 Gulat x x x x x x x x x x x x x x x x x
B = daya tahan otot 12 Hoki x x x x x x
C = agilitas dan kelentukan 13 Lompat Jauh x x x x
D = power 14 Judo x x x x x x x x x x x x
15 Karate x x x x x x x x x x x x
16 Lari Jarak Jauh x x x x
17 Loncat Indah x
18 Lompat Tinggi x x x x
19 Menembak x x x
20 Nomor Lempar x x x x x x x x x x x
21 Panahan x x x x x x
22 Pencak Silat x x x x x x x x x x x x x x
23 Polo Air x x x x x x
24 Renang x x x x x x x x x x x x x x x
25 Senam x x x x x x x x x x
26 Sepak Bola x x x x
27 Ski Air x x x x x x x x
28 Softball x x x x
29 Sprint x x x
30 Tennis x x x x x x x x x x
31 Tinju x x x x x x x x x x x x
32 Voli x x x x x x x x x x x x
33 Tenis Meja x x x x x
KONDISI FISIK YANG SERING DI GUNAKAN
DALAM 0LAHRAGA PRESTASI
1. KEKUATAN.
2. KECEPATAN.
3. KETAHANA.
4. KELENTUKAN.
5. KELINCAHAN
BAB III
Kekuatan adalah : Kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang
menahan atau menerimabeban kerja.
kekuatan dalam olahraga dapat berbentuk:
1. Tubuh olahragawan berpindah(lari,lompat,renang, dll).
2. Alat atau anggOta badan yang berpindah(t.peluru,cakram,bola)
3. Menentang gerakan otot lawan (judo, gulat,dll)
4. Bentuk campuran.(soft ball dll).
Rumus : ( massa x akslerasi )
StrengTh : kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan
terhadap SUATU TAHANAN.( si aLI dapat mengangkat
benda 50 kg )
Power : hasil dari 50 kg dalam waktu tertentu)
Daya tahan otot = mampu melakukan kontraksi otot dalam
waktu yang lebihlakekuatan dan kecepatan. (si a dapat
mengangkat beban ma.
Contoh konkrit:
Si Badu mampu mengangkat beban 50 kg berarti
kekuatannya 2 (dua) kali lipat kekuatan Sardi yang
hanya mampu mengangkat beban 25 kg.
Si Jarot dan si Badu sama-sama mampu mengangkat
beban 50 kg tetapi Jarot lebih cepat dalam mengangkat
berati Jarot mempunyai “power” lebih baik dari Badu.
Si Jarot hanya mampu melakukan pull up 20 kali
sedangkan Joko mampu melakukan 40 kali berarti “daya
tahan otot” Joko lebih baik dari jarot.
Bentuk latihan yang paling cocok adalah betuk latihan
menahan/tahanan (resistance exersises).
Betuknya adalah mengangkat, mendorong, menarik beban.
Contoh klasik Milo dengan mengangkat sapi mulai dari kecil
sampai sapi dewasa.
Ada 3 bentuk latihan kontraksi otot:
1.Isometri.
2.Isotonik
3. Isokinetik.
Latihan Kontraksi Isometrik
Isometrik :
Iso: tetap, metrik: jarak.(otot-otot tidak memanjang atao memendek)
Contoh:
Mendorong tembok, lemari besi,mobil,menekan kedua telapak tangan
di depan dada,mengkaitkan kedua jari-jari tangan kemudian menarik
sekuatnya.
Lamanya waktu latihan” Muller dan Hettinger” menyarankan 5 detik
selama 5 sampai 8 minggu.
Bompa.1983. menyarankan beban 70 % s/d 100% dari kekuatan
maksimal. Dengan lama latihan 9 detik .Banyak ahli melakukan
penelitian dengan berbagai fariasi , kesimpulan waktu aman adalah 10
detik, dilakukan setiap hari dengan waktu istirahat 20 s/d 30 detik.
Bagi atlet di anjurkan untuk melakukan latihan kontraksi isotonis atau
asokinetik.
Kecuali cabang olahraga yang banyak sikap-sikap statis ,seperti gulat,
yudo, panahan, ski air, senam, dapat dilatih kedua - duanya.
Latihan kontraksi isotonik. (dynamic contraction)
Kontraksi yang mengakibatkan pemanjangan dan pemendekan otot.
Dianjurkan tidak kurang dari 8 RM dan tidak lebih dari 12 RM
Bentuk latihan prees,rowing,hight pull,
beban kira-kira sepertiga berat badan
Untuk curls dan triseps kira-kira seperempat berat badan.
Untuk bench press 5kg lebih berat dari seperempat berat badan.
Untuk tungkai dan punggung kira-kira setengah berat badan.
Contoh :
Bentuk latihan : bench press
Repetition : 8 kali
Jumlah set : 3
Pelaksanaanya :
Angkat barbell : 8 kali (set I )
istirahat : 3 s/d 5 menit
Angkat barbell : 8 kali (set ii)
Istirahat : 3 S/D 5 menit
Angkat barbell : 8 kali
TEKNIK MELATIH KECEPATAN (SPEED)
Kecepatan : Adalah kemampuan untuk menempuh jarak dengan
waktu sesingkat-singkatnya. ( Oxsendine:1968 )
Kecepatan dapat berbentuk kekecepatan perpindahan seluruh
tubu
Atao bagian tubuh (kecepatan lari , kecepatan pukulan)
Latihan kecepatan sebaiknya diberikan setelah atlet memiliki
strenght,fleksibilitas,dan daya tahan.
Kurang lebih setelah minggu ke 6 masa latihan.
Bentuk latihan:
1. Interval training Jarak sekitar 40 – 60 meter
a.Lari akselerasi (deselerasi(akselrasi 50 m deselerarasi
30 m akselerasi 50 m.( akselerasi dari lambat semakin
cepat,deselerasi dari cepat semakin lambat)
1. dari lambat makin lama makin cepat )
b.Lari akselerasi dan
Daya tahan ( Endurance)
1. Daya tahan umum ( general endurance)
Kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan
berintensitas sedang dengan melibatkan sebagian
besar otot dalam waktu lama.
2. Daya tahan otot ( muscle endurance )
Kemampuan otot atau sekelompok otot untuk
melakukan kontraksi yang berulang-ulang pada
periode waktuyang lama
Daya tahan adalah kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja
dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Bentuk latihannya adalah:
1.Fartlek atau speedplay.
Fartlek adalah bentuk latihan yang pelaksanaanya di buat
berfariasi antara lari lambat , kemudian lari
cepat/sprint,lambatlagi dan seterusnya di sesuaikan dewngan
kondisi dan kebutuhan atlet.
2.Interval training .
Latihan interval dapat menggunakan lari,atau berenang. Untuk
lari dapat berbentuk sirkui training,weight training.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun interfal training.
a.Lama latihan.
b.Beban ( intensitas ) latihan
c. Ulangan (repetition) latihan
d.masa istirahat(recovery)tiap repetisi
Contoh:
Lari jarak : 400 meter
Tempo lari : 70 detik
Ulangan lari: 10 kali
Istirahat : 3 – 5 menit
LATIHAN KELENTUKAN/FLEXSIBILITAS
Fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang
gerak sendi.
Fleksibilitas dalam olahraga adalah “ kondisi tubuh seorang atlet yang
memiliki ruang gerak yang luas pada sendi-sendinya dan mempunyai
otot-otot yang elastis.”
Metode melatih kelentukan :
1. Peregangan Dinamis.
2. Peregangan statis.
3.Peregangan Pasif
TEKNIK MELATIH KELENTUKAN
PEREGANGAN DINAMIS/DYNAMIC STREATCH/BALLISTIC
STREACHT.
Latihan peregangan dengan menggerakkan anggota tubuh
secara berirama dengan maksud untuk meregangkan ototsecara
bertahap.
Bentuk latihannya antra lain adalah:
1.Duduk telunjur renggutkan badan sampai mencium lutut.
2.Tidur telungkup melakukan gerakkan seperti back up.
3.Berdiri tegak bungkukka badan kemudian berdiri kembali.
4. Berdiri tegak liukan kekiri dan kekanan. Dll
Banyak pendapat menyatakan peregangan dinamis kurang
efektif untuk meningkatkan kelentukan akan mereka
berpendapat lebih cocok untu latihan yang bersifat pemanasan.
PEREGANGAN STATIS/STATIC STRECTHING
Berbagai Posisi badan dalam latihan peregengan statis :
berdiri,terlentang,tertelungkup,menyamping,duduk dll.
Bentuk latihannya meregankan persendian kearah segala kemungkinan
yang berkait dengan keperluan gerak dalam olahraga.
Lama latihan:
Bompa. 6-12 detik, Pate dkk. 10 detik. Ktch dan Mc Ardle. 10-30 detik
Broms. 10-60 detik.
Melihat keadaan tersebut yang aman adalah 20 – 30 detik
PEREGANGAN PASIF
Bentul latihannya adalah mempertahankan pada posis meregangkan otot
sampai kondisi sakit di tahan sampai selama 20-30 detik.
Agility adalah : kemampuan mengubah arah dan posisi tubuh
dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa
kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.
Bentuk latihannya:
1. Lari bolak balik.
2. Lari zig zag.
3. Squat thrust.
4. Lari rintangan.
LATIHAN AGILITY
Salah satu prinsip dalam latihan olahraga adalah beban latihan selalu
meningkat. Ada beberapa teknik peningkatan beban:
1. Set system.
Pelaksanaannya adalah, melakukan beberapa repetisi dari salah
satu bentuk latihan , disusul dengan istirahat, kemudian mengulangi
repetisi seperti semula.
Seorang atlet beban latihan 10 kg.
Set . I. 10. kg x 12 angkatan.
I s t I r a h a t
II. 10.kg x 12 angkatan.
I s t I r a h a t
III. 10.kg x 12 angkatan.
SISTEM LATIHAN BEBAN
2. Super set system.
Pelaksanaannya : Setiap bentuk latihan selalu diikuti bentuk latihan
antagonisnya. Contoh: Setelah latihan untuk biseps latihan berikutnya
adalah latihan trisep.
3. Split routines.
Pelaksanaannya : Hari ini latihan tubuh bagian atas, hari berikutnya
latihan anggota tubuh bagian bawah.
4. Multi poundage.
Pelaksanaannya : atlet mulai dengan melakukan beberapa repetisi
dengan beban yang berat, bila lelah timbul beban dikurangi dengan
mencopot beberapa bobot.
5. Burn Out. ( Burnned Out )
Penekanan pada kekuatan, juga pada daya tahan otot. Otot harus
bekerja sampai habis tenaga (burned out).
Pelaksanaannya:
-Berat beban pertama 1RM
-Beban dikurangi sehingga hanya bisa diangkat 2RM
-Beban dikurangi sehingga 3 RM adalah angkatan yang maksimal.
-Seterusnya sampai atlet tidak mampu mengangkat beban karena kehabisan
tenaga (burned out).
-Istirahat antara setiap set 5 detik.
6. Piramid.
Kebalikan dari sistem burn out. Beban untuk set 1 ringan, kemudian
pada set-set berikutnya makin lama makin berat (5 set).
Bentuk latihan yang paling sering digunakan dalam program weight trainning:
1. Press
Otot yang terlatih : bahu dan pundak, trapezius, serratus anterior, deltoid, triceps.
2. High Pull
Otot yang terlatih : bahu dan pundak, deltoid, trapezius, serratus anterior, biceps, brachialis,
brachioradialis.
3. Curl
Otot yang terlatih : biceps, brachialis, brachioradialis.
4. Reverse Curls
Latihan ini lebih menjamin terlatihnya ekstensor pergelangan tangan.
5. Squat.
Otot yang terlatih : otot paha (gluteus, maximus, biceps femoris, semitendinosus,
semimembranosus, gastrocnemius, soleus, quadriceps femoris).
6. Heel Rise (calf raises)
Otot yang terlatih : gastrocnemius, soleus, yaitu terutama otot-otot betis.
BENTUK-BENTUK LATIHAN WEIGHT TRAINNING
7. Pull Over
Otot yang terlatih : terutama otot-otot dada, latisimus dorsi, teres mayor,
pectoralis mayor, rhomboids, triceps, coracobrachialis, biceps bagian atas.
8. Dead Lift
Melatih otot-otot punggung.
9. Bench Press
Otot yang terlatih : terutama otot dada; triceps, pectoralis mayor, pectoralis
minor, coracobrachialis, biceps atas, deltoid anterior, serratus anterior.
10. Rowling
Melatih otot bahu, lengan (fleksor), punggung (trapezius, rhomboids),
deltoid, posterior, teres mayor, triceps, biceps.
11. Wrestler’s Bridge
LATIHAN PEMBEBANAN
METODE INTERVAL EKSTENSIF
KETAHANAN KHUSUS
Tujuan : Perbaikan dasar dan ketahanan khusus
Jenis latihan : Lari
Intensitas : 60 – 80 % dari maksimum.
Volume : 20 – 30 kali pengulangan. ( 2 – 4 seri / set )
Durasi : 40 – 70 detik.
Interval : 45 – 90 detik.
Prestasi Terbaik : 100 m 11.5 detik
200 m 22.3 detik
300 m 35.5 detik
REALISASI LATIHAN
Seri pertama : Jarak : 100m
Waktu : 14.5 detik (80% )
Pengulangan : 5 kali
Total jarak : 500m ( 5 x 100 )
Intervals : ca. 45 detik
Intervals : 90 detik
Seri kedua : Jarak : 200m
Waktu : 32 detik (70% )
Pengulangan : 5 kali
Total jarak : 1000m ( 5 x 200 )
Intervals : ca. 60 detik
Intervals : 90 detik
Seri ketiga : Jarak : 300m
Waktu : 59 detik (60% )
Pengulangan : 5 kali
Total jarak : 1500m ( 5 x 300 )
Intervals : ca. 60 detik
Intervals : 90 detik
Seri keempat : Jarak : 100m
Waktu : 14.5 detik (80% )
Pengulangan : 5 kali
Total jarak : 500m ( 5 x 100 )
Intervals : ca. 45 detik
Intervals : 90 detik
TOTAL JARAK : 3.500 m
TOTAL WAKTU PEMBEDA : ca. 10 menit
TOTAL WAKTU INTERVAL : ca. 20 menit
TOTAL WAKTU LATIHAN : ca. 30 menit
METODE PENGULANGAN REPETISI
Tujuan : Kemajuan maksimum dan kekuatan eksplosif ( explosive sterngth )
Jenis Latihan : Latihan berat (weigth training)
Intensitas : 1-5 pengulangan
Latihan pertama :
Catatan : Diandaikan prestasi terbaik atlet dalam latihan berikut ini adalah 100 kp
Dalam hal ini 100 kp = 100 %
REALISASI LATIHAN
Gambaran : Setengah jongkok dengan barbell berada pada kedua pundak
Beban : 80 (kp) 85 90 95 100 95 90
______ + ______ +______ + ______ + ______ + ______ + _______
5 (rep) 4 3 2 1 2 3
Volume : Jumlah Pengulangan keseluruhan : 20 ( 5 + 4 + 3 + 2 + 1 + 2 + 3
)
Jumlah Seri : 7
Total Beban : 1.760 kp
( 80 + 85 + 90 + 95 + 100 + 95 + 90 )
Intensitas : Prosentase : 80 - 100 %
Kualitas : submaksimum dan maksimum
Pace : eksplosif / secepat mungkin
Interval : 2 – 4 menit
Durasi : ca. 20 menit
Kp = singkatan dari kilopons, berarti beratnya sama dengan kilogram ( Kg ) berat yang diangkat
seorang atlet selama sesi latihan kekuatan.
BAB IV
TEKNIK MENGUKUR KEMAMPUAN FISIK
TIAP-TIAP CABANG OLAHRAGA
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN
1 Kecepatan lari Lari 30 m
2 Kemampuan anaerobik Lari 300 m
3 Daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau
VO2 Max
Lari 1600 m
4 Daya otot kaki Lompat jauh tanpa awalan (standing broad
jump)
5 Kekuatan otot paha Duduk pada tembok (sitting on the wall)
6 Kekuatan statis dan daya tahan otot lengan dan
bahu
Bergantung siku ditekuk ( flixed arm hang)
7 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan meraih
8 Kelincahan mengubah arah (Sit and reach) Lari bolak balik 4x5 m
ANGGAR
Tabel 4. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Angkat Besi dan Tes
yang Digunakan
Sumber : KONI Pusat Jakarta
Tabel. 5 Macam Kemampuan Fisik Olahraga Anggar dan
Tes yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN
1 Kecepatan lari Lari 20 m
2 Daya tahan kardiovaskuler Lari 2,4 km / balke
3 Kekuatan otot remas Grip strength
4 Daya otot kaki Lompat dan meraih (
Vertikal jump)
5 Daya eksplosif kedua kaki / tubuh Loncat 3 kali ( Triplle
jump )
6 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan
meraih ( Sit dan reach )
7 Kelincahan mengubah arah Lari bolak balik 4x5 m
Sumber : KONI Pusat Jakarta
Tabel 6. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Anggar dan Tes
yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN
1 Kekuatan :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot tungkai
Hand dynamometer
Leg dynamometer
2 Daya tahan otot :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot perut
c. Otot tungkai
Push-up
Sit-up
Squad jump
3 Power :
a. Otot lengan
b. Otot tungkai
Medicine ball
Vertical jump
4 Daya tahan tubuh Lari 15 menit / Balke /
(Vo2 max) kg
Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999 : 26)
ANGKAT BESI
Tabel 7. Macam Kemampuan Fisik Olahraga
Angkat Besi dan Tes yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAPUAN FISIK TES YANG
DIGUNAKAN
1 Kecepatan lari Lari 30 m
2 Daya otot kaki ke arah vertikal Lompat dan
meraih ( Vertical
jump)
3 Daya otot kaki ke arah horizontal Lompat jauh tanpa
awalan
4 Power otot lengan Medicine ball
5 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan
meraih ( Sit and
reach)
Sumber : KONI Pusat Jakarta
Tabel 8. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Angkat Besi
dan Tes yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN
1 Kekuatan :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot punggung
c. Otot tungkai
Hand dynamometer
Back dynamometer
Leg dynamometer
2 Daya tahan otot :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot perut
c. Otot tungkai
Push-up
Sit-up
Squad jump
4 Daya tahan umum (Cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke /
(Vo2 max) kg
Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999 : 26)
ANGKAT BERAT
Tabel 9. Macam Kemampuan Fisik Olahraga
Angkat Berat dan Tes yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAPUAN FISIK TES YANG
DIGUNAKAN
1 Kecepatan lari Lari 30 m
2 Daya otot kaki ke arah vertikal Lompat dan
meraih ( Vertical
jump)
3 Daya otot kaki ke arah horizontal Lompat jauh tanpa
awalan
4 Power otot lengan Medicine ball
5 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan
meraih ( Sit and
reach)
6 Kekuatan otot perut Sit-up
7 Kekuatan otot dada Pull-up
Sumber : KONI Pusat Jakarta
BINARAGA
Tabel 10. Macam Kemampuan Fisik Olahraga
Binaraga dan Tes yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG
DIGUNAKAN
1 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan
meraih ( Sit and
reach)
2 Kekuatan otot perut Sit-up
3 Kekuatan otot dada Pull-up
4 Kekuatan otot paha Duduk pada
tembok (sitting on
the wall)
5 Otot lengan dan bahu Hand
dynamometer
6 Otot punggung Back dynamometer
7 Otot tungkai Vertical jump
Sumber : KONI Pusat Jakarta
Olahraga Atletik
Nomor Sprint
Tabel 11. Macam Kemampuan Fisik Olahraga
Atletik (Nomor Sprint) dan Tes yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN
1 Kecepatan lari Lari 30 m
2 Kemampuan anaerobik Lari 300 m
3 Daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau
VO2 Max
Lari 1600 m
4 Daya otot kaki ke arah vertikal Loncat tegak (vertical jump)
5 Kekuatan otot kaki dan pernafasan Loncat dada
6 Daya eksplosif kaki kanan dan kiri Jingkat 3 kali ( triplle jump)
7 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan meraih (sit dan reach)
Sumber : KONI Pusat Jakarta
Nomor Jarak Menengah dan Jauh
Tabel 12. Macam Kemampuan Fisik Olahraga
Atletik (Nomor Jarak Menengah dan Jauh) dan
Tes yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN
1 Kecepatan lari Lari 30 m
2 Daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau
VO2 Max
Lari 1600 m atau lari balke
3 Kekuatan otot paha Duduk pada tembok (sitting on the wall)
4 Daya eksplosif kaki kanan dan kiri Jingkat 3 kali ( triplle jump)
5 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan meraih (sit dan reach)
Sumber : KONI Pusat Jakarta
Tabel 13. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Atletik (Nomor
Jarak Menengah dan Jauh) dan Tes yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN
1 Kekuatan :
a. Otot punggung
b. Otot tungkai
Hand dynamometer
Leg dynamometer
2 Daya tahan otot :
a. Otot punggung
b. Otot perut
c. Otot tungkai
Back lifts
Sit-up
Squad jump
3 Power Otot tungkai
Loncat tegak (Vertical
jump)
4 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan meraih
( Sit and reach)
5 Kecepatan Lari 50 meter
4 Daya tahan umum (Cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke /
(Vo2 max) kg
Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
Olahraga Berkuda
Tabel 14. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Bekuda dan Tes
yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN
1 Kekuatan :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot punggung
c. Otot tungkai
Hand dynamometer
Back dynamometer
Leg dynamometer
2 Daya tahan otot :
a. Otot perut
b. Otot tungkai
Sit-up
Squad jump
4 Daya tahan umum (Cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke /
(Vo2 max) kg
Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
Olahraga Bulutangkis
Tabel 15. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Bulutangkis dan
Tes yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG
DIGUNAKAN
1 Kekuatan :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot punggung
c. Otot tungkai
Hand dynamometer
Back dynamometer
Leg dynamometer
2 Daya tahan otot :
a. Otot lengan
b. Otot perut
c. Otot tungkai
Push-up
Sit-up
Squad jump
3 Kecepatan Lari 50 m
4 Kelentukan Flexometer
5 Power :
a. Otot lengan
b. Otot tungkai
Medicine ball
Vertical jump
6 Daya tahan tubuh ( cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke /
Lari 2,4 km (Vo2 max)
Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
Olahraga Judo
Tabel 16. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Judo dan Tes yang
Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG
DIGUNAKAN
1 Kekuatan :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot punggung
c. Otot tungkai
Hand dynamometer
Back dynamometer
Leg dynamometer
2 Daya tahan otot :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot perut
c. Otot punggung
d. Otot tungkai
Pull-up
Sit-up
Back lifts
Squad jump
3 Kelentukan Flexometer
4 Power :
a. Otot lengan
b. Otot tungkai
Medicine ball
Vertical jump
5 Daya tahan tubuh ( cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke /
Lari 2,4 km (Vo2 max)
kg
Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
Olahraga Karate
Tabel 17. Macam Kemampuan Fisik Olahraga
Karate dan Tes yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN
1 Kekuatan :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot tungkai
Hand dynamometer
Leg dynamometer
2 Daya tahan otot :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot perut
c. Otot tungkai
Pull-up
Sit-up
Squad jump
3 Kelentukan Flexometer
4 Power :
a. Otot lengan
b. Otot tungkai
Medicine ball
Vertical jump
5 Daya tahan tubuh ( cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / Lari 2,4
km (Vo2 max) kg
Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
Olahraga Menembak
Tabel 19. Macam Kemampuan Fisik Olahraga
Menembak dan Tes yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN
1 Kekuatan :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot tungkai
Hand dynamometer
Leg dynamometer
2 Daya tahan otot :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot tungkai
Pull-up
Squad jump
4 Daya tahan umum (Cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke /
Lari 2,4 km (Vo2 max) kg
Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
Olahraga Selancar Angin
Tabel 18. Macam Kemampuan Fisik Olahraga
Selancar Angin dan Tes yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN
1 Kekuatan :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot tungkai
c. Otot bahu
Hand dynamometer
Leg dynamometer
Back dynamometer
2 Daya tahan otot :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot perut
c. Otot tungkai
Pull-up
Sit-up
Squad jump
3 Kelentukan Flexometer
4 Daya tahan umum (Cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / Lari
2,4 km (Vo2 max) kg
Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
Olahraga Senam
Tabel 20. Macam Kemampuan Fisik Olahraga
Senam dan Tes yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN
1 Kekuatan :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot tungkai
Hand dynamometer
Leg dynamometer
2 Daya tahan otot :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot perut
c. Otot tungkai
Pull-up
Sit-up
Squad jump
3 Kelentukan Flexometer
4 Power : Otot tungkai Vertical jump
5 Kelincahan Shuttle run ( 6x10 m)
5 Daya tahan tubuh ( cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / Lari 2,4
km (Vo2 max) kg
Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
Olahraga Sepak Bola
Tabel 21. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Sepak Bola dan Tes
yang Digunakan
NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN
1 Kekuatan :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot punggung
c. Otot tungkai
Hand dynamometer
Back dynamometer
Leg dynamometer
2 Daya tahan otot :
a. Otot lengan dan bahu
b. Otot perut
c. Otot tungkai
Pull-up
Sit-up
Squad jump
3 Kelentukan Flexometer
4 Kecepatan Lari 50 meter
5 Power : Otot tungkai Vertical jump
6 Kelincahan Shuttle run ( 6x10 m)
7 Daya tahan tubuh ( cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / Lari 2,4
km (Vo2 max) kg
Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
Kriteria kesegaran jasmani” harvar step tes”
Cara Kriteria Hasil
Lambat Baik sekali
Baik
Cukup
Sedang
Kurang
90 - keatas
80 - 89
65 - 79
55 - 64
0 - 55
Cepat Baik
Sedang
Kurang
80 - keatas
50 - 80
0 - 50
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
- 90
90.1 - 10.15
10.16 - 11.30
11.31 - 12.45
12.46 - 14.00
- 12.00
12.01 - 13.45
13.46 - 15.80
15.81 - 16.15
16.16 - 17.45
Tes Kesegaran Jasmani Lari 2,4 Km
TEKNIK PENCAPAIAN
SKOR
SEBELUM LATIHAN SESUDAH LATIHAN
Baik sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang sekali
0.42 – ke atas
0.31 - 0.41
0.16 – 0.30
0.06 – 0.15
0.00 - 0.05
0.56 – ke atas
0.41 – 0.55
0.20 – 0.40
0.09 – 0.19
0.00 – 0.08
Kriteria Tingkat Pencapaian Pull Up
Kriteria Tes Medicine Ball (Bola Berbeban) (cm)
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
729 – ke atas
671 – 670
426 – 670
305 – 425
0 – 304
457 – ke atas
396 – 456
244 – 395
152 – 243
0 – 151
Kriteria Pria PT Wanita PT SLTA
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
301 – ke atas
240 – 300
115 – 239
54 – 114
0 -53
134 – ke atas
108 – 133
55 – 107
30 – 54
0 - 29
119 – ke atas
98 – 118
51 – 97
29 – 51
0 – 28
Tingkat Penampilan Vertical Jump
Tingkat Penampilan
SKOR
Pria Wanita
Baik sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang sekali
45 – ke atas
33 – 44
15 – 32
5 – 14
0 – 4
32 – ke atas
30 – 31
13 – 29
4 – 12
0 – 3
Skala Tes Keseimbangan 2 Kaki ( detik )
Skala Tes Keseimbangan Satu Kaki ( detik )
Tingkat Penampilan
SKOR
Pria Wanita
Baik sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang sekali
17 – ke atas
11 – 16
5 – 10
3 – 4
1 – 2
15 – ke atas
9 – 14
5 – 8
3 – 4
1 – 2
Skala Tes Berdiri 2 Kaki ( detik )
Tingkat Penampilan
SKOR
Pria Wanita
Baik sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang sekali
51 – ke atas
37 – 50
15 – 36
5 – 14
0 – 4
15 – ke atas
9 – 14
5 – 8
3 – 4
1 – 2
Skala Tes Berdiri Satu Kaki ( detik )
Tingkat Penampilan
SKOR
Pria Wanita
Baik sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang sekali
51 – ke atas
37 – 50
15 – 36
5 – 14
0 – 4
28 – ke atas
23 – 27
8 – 22
3 – 7
0 – 2
Skala Tes Keseimbangan Balok Menyilang ( detik
)
Tingkat Penampilan
SKOR
Pria Wanita
Baik sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang sekali
225– ke atas
165 – 224
65 – 164
15 – 64
0 – 14
180 – ke atas
140 – 179
60 – 139
15 – 59
0 – 14
TEKNIK PENAMPILAN
SKOR
Pria Wanita
Baik sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang sekali
346 – ke atas
306 – 345
221 – 305
181 – 220
0 – 181
336 – ke atas
301 – 335
206 – 300
166 – 205
0 – 165
Skala Tes Keseimbangan Balok Memanjang (
detik )
Kriteria Daya Tahan Otot Lengan dan Bahu (
Push–up )
Kriteria Pria (Johnson, 1992) Wanita (Pate, 1984)
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
43 – ke atas
36 – 42
28 – 35
22 – 27
0 – 21
31 – ke atas
25 – 30
13 – 24
7 – 12
0 – 6
Klasifikasi Kekuatan Otot Tungkai (kg)
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
> 321.00
241.00 – 320.00
121.00 – 240.00
41.00 – 120.50
< 40.50
> 101.50
199.00 – 264.00
99.00 – 198.50
32.00 – 98.50
< 31.50
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
> 137.50
106.00 – 137.00
59.00 – 105.50
36.50 – 58.50
< 36.00
> 101.50
83.00 – 101.00
55.00 – 82.50
28.00 – 54.50
< 27.5
Klasifikasi Kekuatan Otot Punggung (kg)
Klasifikasi Kekuatan Menarik Otot Bahu (kg)
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
60.00 <
44.00 – 59.50
21.00 – 43.50
5.00 – 20.50
< 4.50
24.00 <
20.00 – 23.50
14.00 – 19.50
11.00 – 13.50
> 10.50
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
49.00 <
38.00 – 48.50
21.00 – 37.50
10.00 – 20.50
< 9.50
28.00 <
23.00 – 27.50
15.00 – 22.50
10.00- 14.50
< 9.50
Klasifikasi Kekuatan Mendorong Bahu (kg)
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
54.00 <
45.00 – 53.50
31.50 – 44.50
22.50 – 31.00
< 22.00
33.00 <
28.00 – 32.50
20.00 – 27.50
15.00 – 19.50
< 14.50
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
51.50 <
42.50 – 51.00
29.50 – 42.00
21.00 – 29.00
< 20.50
28.50 <
24.00 – 28.00
18.00 – 23.50
14.00 – 17.50
< 13.50
Klasifikasi Kekuatan Peras Otot Tangan Kiri (kg)
Klasifikasi Kekuatan Peras Otot Tangan
Kanan(kg)
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
2.48 <
2.36 – 2.47
2.26 – 2.35
2.15 – 2.25
< 2.14
1.98 <
1.75 – 1.97
1.62 – 1.74
1.54 – 1.61
< 1.53
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
180 <
150 – 179
120 – 149
91 – 119
< 90
150 <
120 – 149
90 – 119
60 – 89
< 60
Klasifikasi Vertical Jump (cm)
Klasifikasi Standing Broad Jump (cm)
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
23.75 –
21.25 – 23.50
18.75 – 21.00
17.00 – 18.50
- 16.75
25.75 –
22.50 – 25.50
20.00 – 22.25
18.00 – 19.75
- 17.57
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
1.20 – 1.35
1.35 – 1.43
1.44 – 1.49
1.50 – 1.53
1.54 ke atas
1.39 – 2.10
2.21 – 2.29
2.25 – 2.35
2.36 – 2.45
2.46 ke atas
Klasifikasi Stamina (Anaerobik Power) Lari
548.78 m (m/detik)
Klasifikasi Kelentukan Togok (inchi) (Sit dan
Reach Test)
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
31.8 –
41.3 – 32.4
52.7 – 41.9
71.8 – 53.3
72.4 -
29.8 –
38.1 – 30.5
45.1 – 38.7
52.7 – 45.7
54.6 -
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
> 6.0
6.1 – 6.3
6.4 – 6.5
6.6 – 6.7
6.8 – 7.5
> 7.0
7.1 – 7.4
7.5 – 7.6
7.7 – 8.0
8.1 – 8.8
Klasifikasi Kecapatan Lari 45,73 Meter (detik)
Klasifikasi Kelentukan Kayang (Bridge-Up Test)
(cm)
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
- 198
199 – 231
232 – 256
257 – 277
278 -
-183
184 – 231
232 – 259
260 – 276
277 -
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
- 74.54
65.89 – 74.53
52.91 – 65.88
44.26 – 52.90
- 44.25
- 69.73
59.03 – 69.72
42.98 – 59.02
32.28 – 42.97
- 32.27
Penilaian dan Klasisifikasi VO2 Max (ml kg
bb/menit)
Klasifikasi Kecepatan Reaksi Terhadap Rangsang
Cahaya (m/dt)
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
4631 –
4057 – 4630
3382 – 4056
2777 – 3381
- 2776
2815 –
2897 – 3814
2657 – 2896
1906 – 2656
- 19057
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
- 140
141 – 170
171 – 194
195 – 240
421 -
- 133
134 – 169
170 – 189
190 – 251
252 -
Klasifikasi Kecepatan Reaksi Terhadap Rangsang
Suara (m/dt)
Kapasitas Vital Paru-Paru (ml/BTPS)
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
98.94 – 99.99
92.06 – 98.93
85.61 – 92.05
72.97 – 85.60
- 72.96
97.46 – 99.99
89.78 – 97.45
82.14 – 89.77
71.66 – 82.13
- 82.12
Kriteria Pria Wanita
Baik Sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
158.45 –
129.47 – 158.44
102.74 – 129.46
67.10 – 102.73
- 67.09
129.51 –
95.75 – 129.50
75.85 – 95.74
55.52 – 75.84
- 55.51
Kapasitas Bernafas Semaksimal Mungkin (MVV)
(ml/ BTPS)
Volume Ekspirasi Paksa Selama Satu Detik (FEV1.0)
(%)
Klasifikasi Tes Lari
Umur
Kategori
I
Jelek
Sekali
II
Jelek
III
Sedang
IV
Baik
V
Baik
Sekali
17 – 19 16 : 30 + 4 : 31 –
16 : 30
12 :01 –
14 :30
10 : 16 –
12 : 00
< 10 :15
30 – 34 17 : 00 + 15 : 01 –
17 : 00
12 : 31 –
15 : 00
10 : 31 –
12 : 30
< 10 :
30
35 – 39 17 : 30 + 15 : 31 –
17 : 30
13 : 01 –
15 : 30
10 : 46 –
13 : 00
< 10 : 45
40 – 44 18 : 00 + 16 : 01 –
18 : 00
13 : 31 –
16 : 00
11 : 01 –
13 : 30
< 11 : 00
45 – 49 18 : 30 + 16 : 31 –
18 : 30
14 : 01 –
16 : 30
11 : 16 –
14 : 00
< 11 :
15
BAB. V
PERENCANAAN DALAM LATIHAN
Penyusunan progam dan latihan merupakan salah satu strategi
usaha untuk mencapai tujuan masa depan prestasi atlet seoptimal
mungkin.
Progam latihan dikatakan baik atau tepat apabila
telahmempertimbangkan faktor-faktor penentu untuk mencapai
tujuan yaitu antara lain :
1. Bakat / materi atlet
2. Kemampuan atlet saat itu
3. Umur atlet
4. Sarana prasarana
5. Dana
6. Lingkungan atlet
Manfaat dari progam latihan adalah merupakan pedoman atau pimpinan
kegiatan yang terorganisir untuk mencapai puncak suatu cabang olahraga,
untuk mengetahui hambatan-hambatan dengan cepat dan menghindari
pemborosan waktu, dana serta tenaga dan sebagai alat kontrol apakah target
yang telah ditentukan sudah tercapai atau belum.
Prinsip-prinsip dari progam latihan adalah demokratis, ditetapkan secara
tegas, memerlukan perbaikan dengan continou, disiplin pelaksaan, koreksi dan
penilaian secara obyektif.
Faktor-faktor penetu ketepatan menentukan sasaran/target, atlet itu
berpotensi tinggi atau tidak, taraf kemampuan atlet pada saat akan dimulai
dilatih, masalah kelemahan-kelemahan aspek atlet, hasil pengukuran obyektif,
tingkatan atlet pemula, yunior, senoir, aspek psikologi, sosial, dana, sarana
prasarana, tenaga pelaksana yang profesional.
Langkah-langkah pembuatan progam latihan : pengidentifikasi dan
menganalisis semua maslah atau keadaan yang behubungan dengan penentuan
tujuan yang ingin dicapai. Pembuatan rumusan progam latihan, penjabaran
secara rinci progam latihan (terutama target-target latihan) melaksanakan
progam latihan dengan disiplin dan konsekuen, koreksi dan revisi progam
latihan yang dilaksanakan, mengevaluasi untuk mengontrol apakah progam
latihan itu berhasil atau belum dalam mencapai tujuan.
Macam-Macam Progam Latihan
Progam latihan umumnya dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Progam jangka panjang (5-12 tahun)
Renaca jangka panjang sebenarnya merupakan pedoman, instruksi tidak langsung
terhadapa jangka menengah dan rencana jangka pendek.
b. Progam jangka menengah (2-4 tahun)
Rencana jangka menengah merupakan pelaksanaan langsung jangka panjang.
c. Progam jangka pendek (1 tahu ke bawah)
Progam jangka pendek merupakan pelaksaan oprasional rencana jangka menengah.
Sasaran latihan pun merupakan penjabaran sasaran progam jangka menengah.
Rencana jangka pendek terdiri dari :
1. Progam latihan tahunan (macro cycle)
Progam latihan tahunan atau macro cylce dijabarkan menjadi periodesasi
progam latihan 1 tahun dengan pembagian waktu
a. Periode persiapan 4 bulan – periode pertandingan 7 bulan – periode
peralihan I bulan (4-7-1)
b. Periode persiapan 3 bulan – periode pertandingan 7 bulan – periode
peralihan 2 bulan (3-7-2)
c. Periode persiapan 4 bulan – periode pertandingan 6 bulan – periode
peralihan 2bulan (4-6-2)
2. Progam latihan bulanan (masso cycle)
Progam latihan bulanan merupakan penjabaran/perincian dari
periode persiapan, periode pertandingan maupun periode
peralihan. Sasaran progam latihan bulanan harus terkait sebagai
sasaran antara untuk mencapai sasaran setiap periode latihan
dalam waktu 1 tahun.
3. Progam latihan mingguan (micro cylce)
Progam latihan mingguan merupakan pelaksaan langsung progam
latihan bulanan (satu bulan terdiri dari 4 minggu ). Sasaran atau
target progam latihan dalam 4 mingguselalu mengacu kepada
sasaran/target saru bulan.
4. Progam latihan harian (mico cycle)
Progam latihan harian merupakan pelaksaan langsung dari progam
mingguan. Progam latihan mingguan terdiri dari unit-unit latihan
harian atau acara-acara kegiatan harian.
Penentuan Sasaran Latihan
1. Penetuna sasaran latihan jangka pendek dalam sea games
2. Sasaran/target antara perlu ditetapkan dalam program uji
coba.
3. Untuk mencapai target akhir target antara tersebut di atas
perlu penjabaran/rincian sasaran latihan program tahunan
menjadi sasaran program bulanan,sasaran program mingguan
dan sasaran program khusus latihan program harian harus
cermat tepat dan sistematis.
Aspek yang dianggap kelemahan dalam team di jadikan
sebagai sasaran yang diprioritaskan.
Contoh:
Team bola voli memiliki kekurangan pada :
1. Kemampuan fisik : Kecepatan , Kelincahan, Power, Kelenturan.
2. Teknik : Block, Smash cepat.
3. Taktik : Variasi serangan , taktik perorangan.
4. Mental : Daya juang, Mudan stress, percaya diri.
5. Kematangan juara: Kurang pengalaman bertanding, kerja sama team.
Kelemahan – kelemahan tersebut merupakan sasaran dalam suatu
program, bila kelemahan tersebut dapat diatasi dalam waktu pendek
maka dimasukan pada program jangka pendek bila kelemahan tersebut di
prediksi memerlukan waktu yang panjang maka di jadikan sasaran pada
program jangka panjang.
Manfaat tujuan akhir, target antara, dan sasaran khusus adalah:
a. Sebagai motivasi atlet untuk mencapai tujuan.
Syarat-syarat menetukan sasaran latihan :
1. Sasaran antara dan sasaran khusus merupakan mata rantai yang terkait.
2. Sasaran harus spesifik obyektif dan terukur.
3. Sasaran harus berat agar atlet merasa tertantang.
4. Sasaran perorangan berbeda-beda mengingat kemampuan, sikap, kecerdasan,
ketrampilan dan kekurangan masing-masing individu tentu berbeda-beda satu denga yang
lainnya.
5. Menentukan terlalu banyak unsur sasaran latihan dalam satu unit latihan seharian
sebaiknya jangan dilakukan.
6. Sasaran/target latihan harus tertulis baik yang bersifat harian, mingguan, bulanan,
maupun tahunan.
7. Penentuan sasaran latihan dari aspek fisik, teknik, taktik, sikap , mental, kekompakan
tim, kematangan bertanding atau dikombinasikan.
8. Perhitungan dalam menetukan sasaran latihan masalah potensi atlet untuk dikembangkan
di masa mendatang, umur kalender, umur latihan, waktu kesempatan latihan, sarana-
prasarana, dana kondisi fisik dan mental atlet, sosial ekonomi atlet/orang tua,
lingkungan dan tenaga pelaksana untuk membantu dalam latihan.
9. Sasaran latihan ditetapkan secara demokratis antara pelatih dan atlet. Kecuali untuk
atlet pemula penentuan sasaran banyak ditentukan oleh pelatih dengan
mempertimbangakan perkembangan fisik, mental, dan motorik.
10. Sasaran akhir secara menyeluruh harus ditentukan aspek atlet jiwa raga untuk menjamin
cita-cita juara.
TAHAPAN LATIHAN JANGKA
PANJANG
Gambaran latihan jangka panjang dimulai dari atlet pemula sampai dengan
atlet senior dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Tahapan dasar untuk atlet pemula. Latihan-latihan bertujuan untuk :
a. Menumbuhkan rasa senang berolahraga, oleh karena itu latihan macam
olahraga apapun jangan dilarang, apalagi menjurus ke satu cabang
olahraga.
b. Memberikan pengayaan gerak bermacam-macam melalui berolahraga
apapun yang disenganinya, terutama bentuk-bentuk permainan yang
bersifat kompetitif.
c. Meningkatkan kondisi umum meliputi kekuatan, kecepatan, kelincahan,
kelenturan, dan koordinasi. Para pelatih harus ingat anak belum mampu
menerima beban latihan berat, apabila angkat besi yang dapat menggangu
perkembangan fisik anak atau tidak normal. Frekwensi latihan sebaiknya
2-3 kali per minggunya.
d. Penguasaan teknik-teknik dasar yang benar cabang olahraga pilihannya.
Teknik dasar dikuasai secara otomatis dan benar akan menjamin
kemudahan penguasaan teknik-teknik menegah dan teknik-teknik tinggi.
e. Memberikan latihan ketrampilan dasar (skill) yang benar.
f. Pengembangan daya fakir/kecerdasan lewat latihan-latihan
membentuk motorik yang bersifat rangsangan gerak kompleks.
g. Menanamkan sikap mental yang dapat mendukung prestasi puncak,
antara lain : disiplin, tekun, tabah, kemauan keras, semangat tinggi,
keberanian, sosial, perhatian, dan konsentrasi tinggi.
h. Menanamkan cara hidup sehat, tertib, sopan santun, dan beragama.
2. Tahapan menengah untuk atlet yunior. Isi dan arah latihan tahap
menengah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kondisi fisik umum.
b. Latihan kondisi fisik khusus sesuai dengan kebutuhan cabang
olahraga yang menjadi pilihannya.
c. Meningkatkan kemampuan mengkoordinasi gerak-gerak yang
kompleks dan sulit.
d. Melatih teknik-teknik menengah dimana taraf kesukarannya lebih
tinggi daripada teknik-teknik dasar.
e. Meningkatkan ketrampilan (skill) gerak yang lebih kompleks dan
sulit, baik dengan bermain maupun bentuk lainnya.
g. Pembinaan lanjutan masalah sikap, kepribadian, budi perkerti luhur,
kejiwaan, dan ketaqwaan terhadap Tuhan ynag Maha Kuasa.
h. Melatih kematangan bertanding dan kekompakan pada tingkat yunior,
dengan jalan mengikuti pertandingan-pertandingan/kompetisi tingkat
yunior.
i. Menanamkan kebiasaan hidup sehat, teratur , disiplin, motivasi cita-
cita juara. Berilah petunjuk cara membagi waktu antara belajar,
latihan, istirahat, rekreasi, dan bekerja yang teratur, dan sistematis.
j. Tanamkan rasa percaya diri dan kemandirian yang tinggi baik
dilapangan maupun di luar latihan.
3. Tahapan lanjutan untuk atlet yunior. Maksud dan tujuan
latihan pada tahapan lanjut mengarah pada hal-hal berikut
:
Peningkatan dan penjagaan kondisi fisik agar selalu dalam keadaan
prima. Penjagaan fisik umum maupun kondisi fisik khusus sesuai dengan
kebutuhan olahraga dalam cabangnya yang digeluti perlu mendapat
perhatian serius sebagai pendukung utama pencapaian puncak prestasi.
PERIODESASI LATIHAN 1 TAHUN TUNGGAL
Periodesasi program 1tahun tunggal dibagi menjadi 3 periode yaitu:
1. Periode persiapan 3 – 4 bulan
2. Periode pertandingan 6 – 7 bulan
3. Periode peralihan 1 – 2 bulan
Gambar periodesasi 1 tahun tunggal
Keterangan:
Periode persiapan atlet untuk meningkatkan kualitas fisik umum dan
kualitas fisik khusus. Puncak kondisi fisik pada periodesasi persiapan di
jaga terus sampai klimak pertandingan.
1. Kondisi fisik umum dan khusus 60 %.
2. Teknik deasar dan taktik /ketramilan 40 %.
3. Uji coba, test pengukuran fisik dan teknik sebagai alat kontrol latihan.
4. Pembinaan mental dan motivasi.
Periode pertandingan berisi antara lain:
1. Latihan teknik individu orientas pada teknik tinggi.
2. Latihan kondisi fisik khusus dan penjagaan kondisi fisik umum.
3. Pembinaan sikap mental budi pekerti,dan kejiwaan sesuai cabang
olahraga yang ditekuni perhatian khusus pada klimak pertandingan.
4. Uji coba untuk kekompakan team dan pembinaan mental bertanding.(5
kali bertangding terus menerus)
Periode pertandingan di bagi dua tahap:
Tahap pertama : Isi latihan teknik 50%
Penjagaan kondisi fisik yang telah di kuasai 15 %
Teknik dasar 25 %
Pembinaan mental
Kelompok team 10%
Uji coba bertanding.
Tahap kedua :Isi latihan teknik 50 %
Kondisi fisik penjagaan 10%
Pembinaan mental
Kelompok 40%
Pengalaman bertanding
Tidak boleh mengubah teknik sampai pertandingan.
T
O
P
1
 Periodesasi latihan 1 tahun ganda:
 Gambar:
T
O
P
2
Harapan : prestasi pada klimak Ilebih tinggi dari klimak I
Keterangan :
1. Periode persiapan 8 minggu / 2 bulan. Isi sasaran latihan pembinaan
kondisi fisik umum dan khusus
2. Teknik-teknik tinggi yang belum dikuasai secara otomatis dan benar.
3. Periode pertandingan 10 minggu atau 2 bulan dengan sasaran latihan :
a. Penjagaan fisik
b. Teknik tinggi
c. Taktik tinggi
d. Sikap mental untuk tanding
e. Kematangan tanding dan kekompakan tim
f. Uji coba tim
4. Periode peralihan 4 minggu / 1 bulan. Isi sasaran latihan pembinaan
kondisi fisik umum, evaluasi hasil pertandingan rekreasi rilek yang
menyenangkan.
MACAM-MACAM PROGAM LATIHAN :
a. Progam Latihan Bulanan
Tugas progam latihan bulanan merupakan pelaksanaan langsung setiap tahap
periode. Sasaran-sasaran latihan progam latihan progam bulanan tidak boleh
keluar dari sasaran-sasaran pada tahap satu periode persiapan.
Sasaran yang ingin dicapai setiap bulan perlu pengontrolan secara terukur dan
obyektif. Pelatih harus rajin mencatat hasil-hasil latihan dengan data hasil
pengukuran yang obyektif.
b. Progam Latihan Mingguan
Sasaran progam latihan mingguan lebih konkrit dan merupakan penjabaran-
penjabaran berupa bagian sasaran progam bulanan. Dalam satu bulan dibuat 4
progam latihan mingguan, dimana sasaran-sasaran latihan selalu mengacu
kepada sasaran-sasaran bulanan. Dalam menentukan sasaran latihan mingguan,
pelatih ditunut keahliannya mengidentifikasi sasaran latihan.
Pedoman pembuatan siklus mingguan antara lain :
1. Ciri beban latihan antara volume dan intensitas berbanding terbalik,
artinya apabila satu unit latihan harian volumenya besar, maka tuntutan
intensitas kerja sedang/ringan.
2. Irama beban latihan siklus mingguan perlu divariasikan antara
latihan berat, latihan ringan dan latihan sedang.
3. Beban latihan meningkat dari dikit demi sedikit.
4. Latihan satu dengan yang lain perlu interval waktu yang cukup untuk
menghilangkan kelelahan agar kesegaran dan kesehatan fisik
terjamin baik menghadapi latihan berikutnya.
5. Meningkatkan sasaran/target sasaran.
6. Setiap sasaran latihan agar tercapai harus diulang 2-3 kali per
minggu.
c. Progam Latihan Harian
Progam latihan harian merupakan pelaksaan langsung operasional di
lapangan progam mingguan.
Progam latihan di sini diharapkan untuk menyempurnakan penguasaan
kemampuan fisik, teknik, taktik, sikap mental, dan kematangan tanding
pada tingkat prestasi prima.
Progam latihan harian dibuat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sabagai berikut :
1. Penjabaran sasaran latihan mingguan menjadi sasaran latihan harian yang
diprioritaskan dari segi fisik, teknik, taktik, dan mental harus cermat dan
tepat.
2. Kemampuan dan tingkatan atlet.
3. Sarana dan prasarana sebagai penunjang agar diusahakan sehingga
memadai untuk kelancaran jalannya latihan.
4. Jumlah dan jenis atlet perlu mendapat perhatian.
5. Waktu yang diperlukan satu unit latihan harian.
6. Jumlah tenaga yang melatih, jumlah atlet, jumlah sarana dan prasarana
untuk menentukan formasi-formasi organisasi latihan agar latihan dapat
efektif dan efisien untuk mencapai sasaran latihan pada hari itu.
Beban/Bahan Latihan (loading)
1. Beban Luar (outer load)
Beban luar adalah rangsangan motorik yang dapat diatur/dikontrol dengan
cara memvariasikan ciri beban latihan seperti volume, intensitas,
recovery, frekuensi, irama dalam suatu unit progam latihan harian.
2. Beban Dalam (inverload)
Beban dalam adalah perubahan psikologis organisme atlet akibat pengaruh
beban luar yang ditandai dengan kenaikan denyut nadi.
Intensitas adalah kualitas beban latihan.
Tingkatan-tingkatan intensitas beban latihan sebagai berikut,
A.
1. Intensitas rendah 30-50% dari prestasi terbaik.
2. Intensitas ringan 51-60% dari prestasi terbaik.
3. Intensitas sedang 61-75% dari prestasi terbaik.
4. Intensitas sub maksimal 76-85% dari prestasi terbaik.
5. Intensitas maksimal 86-100% dari prestasi terbaik.
6. Intensitas super maksimal 101-105% dari prestasi terbaik
B.
1. Intensitas rendah denyut nadi per menit 120-139
2. Intensitas ringan denyut nadi per menit 140-149
3. Intensitas sedang denyut nadi per menit 150-159
4. Intensitas sub maksimal denyut nadi per menit 160-179
5. Intensitas maksimal denyut nadi per menit 180-200
6. Intensitas super maksimal denyut nadi per menit 201 ke atas
Dosis Beban Latihan
Beban latihan atlet pada dasarnya bersifat perorangan.
Faktor-faktor yang membedakan beban latihan setiap
individu antara lain :
1. Jenis kelamin, atlet putra dan putri berbeda.
2. Umur kalender dan umur latihan.
3. Kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani.
4. Kemampuan gerak fisik.
5. Penguasaan teknik, taktik, dan ketrampilan.
6. Sikap mental, sosial ekonomi, pengalaman sebagai
atlet, sosial budaya.
Menentukan Dosis/Takaran Beban
Latihan
1. Cara menentukan intensitas dengan MR (Maksimum Repetasion).
Prinsip satu bentuk latihan tunggal, seperti : push-up, atlet disuruh
melaksankan push-up sampai mengalami kelelahan maksimal hingga tak
sanggup melaksanakan push-up lagi. MP push-up atlet dapat dihitung
umpama : mampu 30 kali, bila pelatih menginginkan intensitas sub maksimal
satu giliran latihan push-up, 80% x 30 kali (MR) = 24 kali
2. Cara menentukan intensitas beban latihan dengan kenaikan denyut nadi.
Beban latihan dikatakan maksimal, apabila setelah melakukan satu unit
latihan denyut nadinya menjadi 3-3,5 kali denyut nadi normal per menit.
3. Cara menentukan intensitas beban latihan anerobik.
Kemampuan tenaga anerobik atlet maksimal 34 detik secara fisiologis telah
habis. Pelatih dapat menentukan intensitas beban latihan dengan waktu
rangsangan 10 detik, 15 detik, 20 detik, 25 detik, 30 detik asal gerakan
dengan kecepatan tinggi.
4. Denyut nadi maksimal = 220 – umur atlet berarti beban latihan maksimal.
Intensitas beban latihan dikatakan masuk ke dalam “Training Zone”, apabila
kenaikan denyut nadi atlet menjadi 80%-90% denyut nadi maksimal.
Contoh Progam Latihan Fisik :
Flexibility
Gen. end. Sh,
Anaer, End
Spesific End
Maximum Str.
Str. End.
Explosive Str
Agility
Reaction
Intervasion
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
dst Desember Januari Februari Maret April Mei
Persiapan Umum Persiapan Khusus Pertandingan
Persipan Pertandingan
PROGAM LATIHAN
FISIK
BULAN DESEMBER
Minggu 1. (berat) : 2 lapanagn Silang (6 kali silang)
2 lapangan Rest 3x2
Sit-up, Back-up dan Besi
Latihan besi, Latihan khusus
Footing
Mobilitas
Minggu 2. (ringan) : Idem minggu 1
Minggu 3. (sedang) : Idem minggu 2
Minggu 4. (berat) : Idem minggu 3
BULAN JANUARI
Minggu 1. (ringan) : 2 lapangan Silang (6 kali silang)
2 lapangan Rest 3x2
2 menit kerja, 3x2
Sit-up, Back-up dan Besi
Lompat-lompat (Plyometric)
Macam-macam latihan kelincahan
Footing
Minggu 2. (sedang) : Idem minggu 1
Minggu 3. (Berat) : 2 menit kerja, 3x2
Latihan besi, Latihan khusus
Lompat-lompat (Plyometric)
Macam-macam latihan kelincahan
Macam-macam latihan reaksi
Minggu 4. (ringan) : Idem minggu 3
BULAN FEBRUARI
Minggu 1. (sedang) : 2 menit kerja, 3x2
Sit-up, Back-up dan Besi
Latihan besi, Latihan khusus
Lompat-lompat (Plyometric)
Macam-macam latihan kelincahan
Macam-macam latihan reaksi
Minggu 2. (berat) : Idem minggu 1
+ Sprint – Rest 7x3
Minggu 3. (ringan) : Idem minggu 2
Minggu 4. (sedang) : Idem minggu 3
BULAN MARET
Minggu 1. (berat) : 1 lapangan Rest 5x2 atau Sprint-Rest 7x2
2 menit kerja, 3x2
Lompat-lompat (Plyometric)
Macam-macam latihan kelincahan
Macam-macam latihan reaksi
Minggu 2. (ringan) : Idem minggu 1
Minggu 3. (sedang) : 2 menit kerja, 3x2
Lompat-lompat (Plyometric)
Macam-macam latihan kelincahan
Macam-macam latihan reaksi
Minggu 4. (berat) : Idem minggu 3
BULAN APRIL
Minggu 1. (ringan) : menyesuaikan jadwal pertandingan
Minggu 2.
Dst
Diperkirakan kompetisi Divisi II mulai bulan April 2006
Perencanaan latihan sering dikaitkan
dengan musm-musim latihan
1. Musim pertama disebut musim persiapan.( Preliminary season)
Sasaran pada musim persiapan adalah:
Membentuk kekuatan,daya tahan,dab kelentukan.
Bentuk latihannya antara lain fartlek,cross country,latihan penguluran
dan peregangan.
Komposisi latihan:
60-70% Fisik
30-35% Teknik
Waktu latihan paling sedikit 8-10 bulan/minggu untuk jangka menengah
atau pendek.
2. Musim peningkatan prestasi.
Sasaran memahirkan teknik,serta penyempurnaan gerak dari
cabang olahraga yang di lakukan seorang atlet.
Waktu yang diperlukan sampaidengan 10 bulan./ minggu
Untuk jangka menengah/pendek
Komposisi perencanaannya adalah sbb:
Latihan teknik 50 %
Latihan taktik 25%
Latihan fisik 15%
Test trial 10%
Diharapkan atlet sudah memiliki kondisi fisik yang memadai.
 3. Musim pematangan juara.
 Pada musim ini penekanan pada espek taktik baik
taktik idividu maupun taktik team.
 Bobot latihan pada musim ini ialah:
 Latihan taktik 65%
 Latihan Fisik 10 %
 Try out 25 %
 4. Musim usai pertandingan.
Masa setelah selesai melakukan pertandingan .
 Kegiatannya adalah memutar rekaman pertandingan mengingat
kegitan pertandingan yang sudah dilakukan kemudian
mendiskusikan kelemahan atau kekurangan yang ada .
Pada musim ini juga cocok untuk melakukan olahraga lain seperti
berenang,hiking,cross country,naik gunung, dll
 Tujuannya agar kondisi fisik terjaga untu melanjutka program
berikutnya.
Fase Latihan PERSIAPAN PERTANDINGAN TRANSISI
Subfase Persiapan Umum Persiapan Khusus Pra Pertandingan Pertandingan TRANSISI
Siklus Makro
Siklus Mikro
RENCANA TAHUNAN
MATERI KEPELATIHAN OLAHRAGA PRESTASI.pptx

More Related Content

Similar to MATERI KEPELATIHAN OLAHRAGA PRESTASI.pptx

Teori dan metodologi latihan - Copy.pptx
Teori dan metodologi latihan - Copy.pptxTeori dan metodologi latihan - Copy.pptx
Teori dan metodologi latihan - Copy.pptx
RIzaLord
 
Prinsip latihan olahraga sekolah
Prinsip latihan olahraga sekolahPrinsip latihan olahraga sekolah
Prinsip latihan olahraga sekolahNik Zawawi
 
Latihan rintangan
Latihan rintanganLatihan rintangan
Latihan rintangan
Nur Hidayati TingYot
 
Qgj3053 prinsip latihan
Qgj3053 prinsip latihanQgj3053 prinsip latihan
Qgj3053 prinsip latihan
Ahmad NazRi
 
[5] promes smp pjok
[5] promes smp pjok[5] promes smp pjok
[5] promes smp pjok
syaepulrohman09
 
long jump
long jump long jump
long jump
Agus Kiske
 
Prinsip latihan
Prinsip latihanPrinsip latihan
Prinsip latihan
Saba Alias
 
General fitness training
General fitness trainingGeneral fitness training
General fitness training
MohamadSofiudin
 
Pengertian Plyometric.pptx
Pengertian Plyometric.pptxPengertian Plyometric.pptx
Pengertian Plyometric.pptx
dintanp2
 
Konsep kecergasan
Konsep kecergasanKonsep kecergasan
Konsep kecergasan
Rahmat Dahaman
 
Bola tampar sem 3
Bola tampar sem 3Bola tampar sem 3
Bola tampar sem 3
Ei Mans
 
Tugasan 2 qgj 3053 prinsip latihan
Tugasan  2 qgj 3053   prinsip latihanTugasan  2 qgj 3053   prinsip latihan
Tugasan 2 qgj 3053 prinsip latihan
Ahmad NazRi
 
5 aktivitas kebugaran jasmani
5 aktivitas kebugaran jasmani 5 aktivitas kebugaran jasmani
5 aktivitas kebugaran jasmani
NurIndahS3
 
[5] PROMES SMP PJOK.doc
[5] PROMES SMP PJOK.doc[5] PROMES SMP PJOK.doc
[5] PROMES SMP PJOK.doc
HariantoMangngi
 
Kebugaran jasmani
Kebugaran jasmaniKebugaran jasmani
Kebugaran jasmani
Nur Huda
 
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
Akhmad Akbar
 
Latihan kebugaran jasmani
Latihan kebugaran jasmaniLatihan kebugaran jasmani
Latihan kebugaran jasmani
faradisa6ipa
 

Similar to MATERI KEPELATIHAN OLAHRAGA PRESTASI.pptx (20)

Teori dan metodologi latihan - Copy.pptx
Teori dan metodologi latihan - Copy.pptxTeori dan metodologi latihan - Copy.pptx
Teori dan metodologi latihan - Copy.pptx
 
Prinsip latihan olahraga sekolah
Prinsip latihan olahraga sekolahPrinsip latihan olahraga sekolah
Prinsip latihan olahraga sekolah
 
Latihan rintangan
Latihan rintanganLatihan rintangan
Latihan rintangan
 
Qgj3053 prinsip latihan
Qgj3053 prinsip latihanQgj3053 prinsip latihan
Qgj3053 prinsip latihan
 
[5] promes smp pjok
[5] promes smp pjok[5] promes smp pjok
[5] promes smp pjok
 
long jump
long jump long jump
long jump
 
Prinsip latihan
Prinsip latihanPrinsip latihan
Prinsip latihan
 
General fitness training
General fitness trainingGeneral fitness training
General fitness training
 
Pengertian Plyometric.pptx
Pengertian Plyometric.pptxPengertian Plyometric.pptx
Pengertian Plyometric.pptx
 
Konsep kecergasan
Konsep kecergasanKonsep kecergasan
Konsep kecergasan
 
Prinsip prinsip pelatihan
Prinsip prinsip pelatihanPrinsip prinsip pelatihan
Prinsip prinsip pelatihan
 
kecergasan fizikal
kecergasan fizikalkecergasan fizikal
kecergasan fizikal
 
Bola tampar sem 3
Bola tampar sem 3Bola tampar sem 3
Bola tampar sem 3
 
Tugasan 2 qgj 3053 prinsip latihan
Tugasan  2 qgj 3053   prinsip latihanTugasan  2 qgj 3053   prinsip latihan
Tugasan 2 qgj 3053 prinsip latihan
 
5 aktivitas kebugaran jasmani
5 aktivitas kebugaran jasmani 5 aktivitas kebugaran jasmani
5 aktivitas kebugaran jasmani
 
[5] PROMES SMP PJOK.doc
[5] PROMES SMP PJOK.doc[5] PROMES SMP PJOK.doc
[5] PROMES SMP PJOK.doc
 
Kebugaran jasmani
Kebugaran jasmaniKebugaran jasmani
Kebugaran jasmani
 
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
 
Latihan kebugaran jasmani
Latihan kebugaran jasmaniLatihan kebugaran jasmani
Latihan kebugaran jasmani
 
Sains sukan stpm 2014
Sains sukan stpm 2014Sains sukan stpm 2014
Sains sukan stpm 2014
 

MATERI KEPELATIHAN OLAHRAGA PRESTASI.pptx

  • 2. PENGANTAR 1. BAGI YANG SUDAH PAHAM ANGGAP SEBAGAI REFRESING. 2. BAGI YANG BARU MEMAHAMI ANGGAP SEBAGIAN PENGAYAAN. 3. BAGI YANG BELUM MEMAHAMI ANGGAP SEBAGAI PENGETAHUAN. 4. BAGI YANG SULIT MEMAHAMI ANGGAP SBG PENAMBAH KESULITAN MOTO. OLAHRAGAWAN ADALAH SEBAGUS PELATIHNYA PENGANTAR DAN MOTTO
  • 3. MATERI KEPELATIHAN OLAHRAGA PRESTASI 1. Pemahaman tentang kepelatihan olahraga prestasi. 2. Kondisi fisik dan kebutuhan kondisi fisik tiap cabor. 3. Teknik mengukur kemampuan fisik, teknik. 4. Metode melatih teknik, taktik dan mental. 5. Teknik menyusun perencanaan dalam latihan.
  • 4. BAB. I. PEMAHAMAN KEPELATIHAN DALAM OLAHRAGA PRESTASI
  • 5. Dietrich Harre 1971 “Latihan adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang di atur dengan prinsip-prinsip yang bersifat ilmiah, khususnya prinsip-prinsip Paedagogis. Proses ini yang direncanakan dan sistematis, meningkatkan kesiapan untuk tampil dari seorang olahragawan atau olahragawati.” Pemahaman Latihan Olahraga Prestasi
  • 6. “Latihan olahraga adalah suatu proses yang direncanakan untuk mengembangkan penampilan olahraga yang komplek dengan memakai isi latihan, metode-metode latihan, tindakan-tindakan organisasional yang sesuai dengan maksud dan tujuan- tujuan.” Martin “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang,dengan kian hari kian menambah latihannya atau pekerjaannya” Harsono
  • 7. ILMU PENDUKUNG KEPELATIHAN i.urai i.faal biomekanika statistika i.gizi Teori dan metodologi latihan psikologi tes & pengukuran sosiologi i. gerak motorik
  • 8. KARAKTER YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PELATIH  1. AKRAB.  2. AMBISI TINGGI.  3. DAPAT DIPERCAYA.  4. JUJUR.  5. KEPEMIMPINAN YANG BAIK.  6. KERAS HATI.  7. KOOPERATIF.  8. KREATIF.  9. MAU MENGERTI ORANG LAIN.  10. DISIPLIN.  11. OBYEKTIF.  12. OPTIMISTIS.  13. PENUH ENERSI.  14. RAJIN.  15. SETIA.  16. HUMORIS.  17. EMOSI STABIL.  18. TULUS HATI.
  • 9. Latihan olahraga suatu proses yang memerlukan waktu beberapa tahun dengan batasan sampai dengan mencapai penampilan tertinggi bagi olahragawan atau olahragawati yang dilatih. Latihan olaraga harus direncanakan yang mencakup sasaran yang di rencanakan berdasarkan pada masa atau fase latihan. Latihan dasar untuk pemula memerlukan waktu dua tahun, untuk tahap selanjutnya latihan khusus dua tahun, latihan selanjutnya spesialisasi dua sampai empat tahun. Rencana latihan disusun pada sesi latihan mingguan, bulanan, tahunan dan jangka yang lebih panjang. PROSES MELATIH OLAHRAGA PRESTASI
  • 10. 1. Prinsip pembebanan lebih tahunan (loading). 2. Prinsip perkembangan menyeluruh. 3. Prinsip spesialisasi. 4. Prinsip individualisasi. 5. Prinsip intensitas latihan. 6. Prinsip kualitas latihan. 7. Prinsip fariasi latihan. 8. Prinsip lama latihan. 9. Prinsip Rileksasi. 10. Test dan Uji coba. Prinsip-Prinsip Latihan dalam Olahraga Prestasi
  • 11. UNSUR-UNSUR PRESTASI OLAHRAGA Martin 1. Ketrampilan dan teknik-tenik yang diperlukan, dikembangkan, dikuasai dan dimantapkan (diototimatiskan). Teknik. 2. Kemampuan-kemampuan yang didasarkan pada pengaturan- pengaturan gerak badan ( latihan penyehatkan badan )kemampuan motor (gerak), belajar dan kemampuan-kemampuan koordinasi. Fisik 3. Tingkah laku yang memadai untuk situasi sportif tertentu , misalnya : perubahan kompetitif, atau kondisi –kondisi latihan, ketegangan, kekalahan dan sebagainya . Mental 4. Pengembangan strategi-strategi ( tatik-tatik ) 5. Kualitas tingkah laku afektif, kognitif dan sosial. (pembentukan karakter)
  • 12. ASPEK- ASPEK LATIHAN 1. Physical Trainning (latihan Fisik) Komponen-komponen yang dilatih: -Daya tahan kardiovaskular, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power. 2. Technical Trainning (Latihan Teknik) Latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan agar atlet mampu melakukan teknik gerakan cabang olah raga yang digeluti. Misal : teknik menendang bola, melempar lembing, menangkap bola, membendung smash, dll.
  • 13. 3. Tactical Trainning (Latihan Taktik) Untuk menumbuhkan perkembangan interpretive atau daya tafsir atlet. 4. Psychological Trainning (Latihan Mental) Adalah latihan-latihan yang lebih menekankan pada perkembangan kedewasaan (maturitas) atlet serta perkembangan emosional dan impulsif. Misal : semangat bertanding, sikap pantang menyerah, keseimbangan emosi, sportifitas, percaya diri, kejujuran, dsb.
  • 14. Prestasi olahraga juga dipengaruhi oleh pengaruh luar antara lain : lingkungan, perlengkapan, fasilitas, lawan, penonton, cuaca dsb. Outer Factor
  • 15. PRESTASI BOLA VOLI Konsentrasi Mental Taktik Teknik Individual Group Taktik Tim Pertahanan Persiapan Serangan Serangan Volleying Blok Pasif Flying Volley Pass Dig pass Service Smash Blok Aktif Sistem Pertahanan Taktik Setting Sistem Penyerangan Kondisi Fisik Kekuatan Kecepatan Ketahanan Kelentukan Kemampuan Koordinatif Kekuatan eksplosif (lompatan, akselerasi, smashing) Kecepatan reaksi, kecepatan non cyclic, kecepatan cyclic Ketahanan dasar (aerobic), ketahanan khusus (ketahanan otot local) Mobilitas gabungan (pundak, pergelangan tangan dan kaki) Ketangkasan (rolls, cliving) Kombinasi ketrampilan dan ketangkasan motorik (otot) CONTOH GAMBARAN PRESTASI BOLA VOLI
  • 16. KONDISI FISIK DAN KEBUTUHAN KONDISI FISIK MASING-MASING CABANG OLAHRAGA BAB. II.
  • 17. KONDISI FISIK DALAM OLAHRAGA 1. KONDISI FISIK UMUM Merupakan aspek kondisioning yang tidak berkaitan dengan disiplin olahraga secara khusus. Latihan pengembangan yang bersifat umum pada dasarnya membebani sistem otot dan organisme secara menyeluruh. Sebagai contoh, melakukan gerkan sit-up oleh seorang pemain basket, bench press bagi sprinter, renang bagi pemain sepak bola, main voli bagi seorang pengangkat besi, dan banyak lagi yang lain sebagai contoh-contoh yang khas.
  • 18. 2. KONDISI FISIK KHUSUS Dikembangkan untuk memperoleh kemampuan kondisional tertinggi yang dimungkinkan, dan diperlukan dalam disiplin olahraga yang tepat. (sesuai) Latihan-latihan khusus pertama-tama merupakan suatu cara untuk mengembangkan kualitas fisik yang kompleks dan khas untuk disiplin-disiplin olahraga tertentu.
  • 19. 10 UNSUR KONDISI FISIK: 1. Strenght. 2. Speed. 3. Flexibility. 4. Endurance. 5. Agiliti. 7. Balance. 8. Reaction. 9. Coordination. UNSUR-UNSUR KONDISI FISIK
  • 20. NO. CABANG OLAH RAGA ANGGOTA TUBUH Bahu Punggung Dada Lengan Tungkai A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D 1 Anggar x x x x x x x 2 Angkat Besi x x x x x x x x x x x x 3 Balap Sepeda x x x x x x x 4 Basket x x x x x x 5 Bola Tangan x x x x x x x 6 Bowling x x x x x x x x 7 Bulutangkis x x x x x x x x x x 8 Dayung x x x x x x x x x x x 9 Lompat Galah x x x x x x x x x x x x x KETERANGAN : 10 Golf x x x x x A = kekuatan otot 11 Gulat x x x x x x x x x x x x x x x x x B = daya tahan otot 12 Hoki x x x x x x C = agilitas dan kelentukan 13 Lompat Jauh x x x x D = power 14 Judo x x x x x x x x x x x x 15 Karate x x x x x x x x x x x x 16 Lari Jarak Jauh x x x x 17 Loncat Indah x 18 Lompat Tinggi x x x x 19 Menembak x x x 20 Nomor Lempar x x x x x x x x x x x 21 Panahan x x x x x x 22 Pencak Silat x x x x x x x x x x x x x x 23 Polo Air x x x x x x 24 Renang x x x x x x x x x x x x x x x 25 Senam x x x x x x x x x x 26 Sepak Bola x x x x 27 Ski Air x x x x x x x x 28 Softball x x x x 29 Sprint x x x 30 Tennis x x x x x x x x x x 31 Tinju x x x x x x x x x x x x 32 Voli x x x x x x x x x x x x 33 Tenis Meja x x x x x
  • 21. KONDISI FISIK YANG SERING DI GUNAKAN DALAM 0LAHRAGA PRESTASI 1. KEKUATAN. 2. KECEPATAN. 3. KETAHANA. 4. KELENTUKAN. 5. KELINCAHAN
  • 23. Kekuatan adalah : Kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang menahan atau menerimabeban kerja. kekuatan dalam olahraga dapat berbentuk: 1. Tubuh olahragawan berpindah(lari,lompat,renang, dll). 2. Alat atau anggOta badan yang berpindah(t.peluru,cakram,bola) 3. Menentang gerakan otot lawan (judo, gulat,dll) 4. Bentuk campuran.(soft ball dll). Rumus : ( massa x akslerasi ) StrengTh : kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap SUATU TAHANAN.( si aLI dapat mengangkat benda 50 kg ) Power : hasil dari 50 kg dalam waktu tertentu) Daya tahan otot = mampu melakukan kontraksi otot dalam waktu yang lebihlakekuatan dan kecepatan. (si a dapat mengangkat beban ma.
  • 24. Contoh konkrit: Si Badu mampu mengangkat beban 50 kg berarti kekuatannya 2 (dua) kali lipat kekuatan Sardi yang hanya mampu mengangkat beban 25 kg. Si Jarot dan si Badu sama-sama mampu mengangkat beban 50 kg tetapi Jarot lebih cepat dalam mengangkat berati Jarot mempunyai “power” lebih baik dari Badu. Si Jarot hanya mampu melakukan pull up 20 kali sedangkan Joko mampu melakukan 40 kali berarti “daya tahan otot” Joko lebih baik dari jarot.
  • 25. Bentuk latihan yang paling cocok adalah betuk latihan menahan/tahanan (resistance exersises). Betuknya adalah mengangkat, mendorong, menarik beban. Contoh klasik Milo dengan mengangkat sapi mulai dari kecil sampai sapi dewasa. Ada 3 bentuk latihan kontraksi otot: 1.Isometri. 2.Isotonik 3. Isokinetik.
  • 26. Latihan Kontraksi Isometrik Isometrik : Iso: tetap, metrik: jarak.(otot-otot tidak memanjang atao memendek) Contoh: Mendorong tembok, lemari besi,mobil,menekan kedua telapak tangan di depan dada,mengkaitkan kedua jari-jari tangan kemudian menarik sekuatnya. Lamanya waktu latihan” Muller dan Hettinger” menyarankan 5 detik selama 5 sampai 8 minggu. Bompa.1983. menyarankan beban 70 % s/d 100% dari kekuatan maksimal. Dengan lama latihan 9 detik .Banyak ahli melakukan penelitian dengan berbagai fariasi , kesimpulan waktu aman adalah 10 detik, dilakukan setiap hari dengan waktu istirahat 20 s/d 30 detik. Bagi atlet di anjurkan untuk melakukan latihan kontraksi isotonis atau asokinetik. Kecuali cabang olahraga yang banyak sikap-sikap statis ,seperti gulat, yudo, panahan, ski air, senam, dapat dilatih kedua - duanya.
  • 27. Latihan kontraksi isotonik. (dynamic contraction) Kontraksi yang mengakibatkan pemanjangan dan pemendekan otot. Dianjurkan tidak kurang dari 8 RM dan tidak lebih dari 12 RM Bentuk latihan prees,rowing,hight pull, beban kira-kira sepertiga berat badan Untuk curls dan triseps kira-kira seperempat berat badan. Untuk bench press 5kg lebih berat dari seperempat berat badan. Untuk tungkai dan punggung kira-kira setengah berat badan. Contoh : Bentuk latihan : bench press Repetition : 8 kali Jumlah set : 3 Pelaksanaanya : Angkat barbell : 8 kali (set I ) istirahat : 3 s/d 5 menit Angkat barbell : 8 kali (set ii) Istirahat : 3 S/D 5 menit Angkat barbell : 8 kali
  • 28. TEKNIK MELATIH KECEPATAN (SPEED) Kecepatan : Adalah kemampuan untuk menempuh jarak dengan waktu sesingkat-singkatnya. ( Oxsendine:1968 ) Kecepatan dapat berbentuk kekecepatan perpindahan seluruh tubu Atao bagian tubuh (kecepatan lari , kecepatan pukulan) Latihan kecepatan sebaiknya diberikan setelah atlet memiliki strenght,fleksibilitas,dan daya tahan. Kurang lebih setelah minggu ke 6 masa latihan. Bentuk latihan: 1. Interval training Jarak sekitar 40 – 60 meter a.Lari akselerasi (deselerasi(akselrasi 50 m deselerarasi 30 m akselerasi 50 m.( akselerasi dari lambat semakin cepat,deselerasi dari cepat semakin lambat) 1. dari lambat makin lama makin cepat ) b.Lari akselerasi dan
  • 29.
  • 30. Daya tahan ( Endurance) 1. Daya tahan umum ( general endurance) Kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan berintensitas sedang dengan melibatkan sebagian besar otot dalam waktu lama. 2. Daya tahan otot ( muscle endurance ) Kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang berulang-ulang pada periode waktuyang lama
  • 31. Daya tahan adalah kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Bentuk latihannya adalah: 1.Fartlek atau speedplay. Fartlek adalah bentuk latihan yang pelaksanaanya di buat berfariasi antara lari lambat , kemudian lari cepat/sprint,lambatlagi dan seterusnya di sesuaikan dewngan kondisi dan kebutuhan atlet. 2.Interval training . Latihan interval dapat menggunakan lari,atau berenang. Untuk lari dapat berbentuk sirkui training,weight training.
  • 32. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun interfal training. a.Lama latihan. b.Beban ( intensitas ) latihan c. Ulangan (repetition) latihan d.masa istirahat(recovery)tiap repetisi Contoh: Lari jarak : 400 meter Tempo lari : 70 detik Ulangan lari: 10 kali Istirahat : 3 – 5 menit
  • 33. LATIHAN KELENTUKAN/FLEXSIBILITAS Fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Fleksibilitas dalam olahraga adalah “ kondisi tubuh seorang atlet yang memiliki ruang gerak yang luas pada sendi-sendinya dan mempunyai otot-otot yang elastis.” Metode melatih kelentukan : 1. Peregangan Dinamis. 2. Peregangan statis. 3.Peregangan Pasif TEKNIK MELATIH KELENTUKAN
  • 34. PEREGANGAN DINAMIS/DYNAMIC STREATCH/BALLISTIC STREACHT. Latihan peregangan dengan menggerakkan anggota tubuh secara berirama dengan maksud untuk meregangkan ototsecara bertahap. Bentuk latihannya antra lain adalah: 1.Duduk telunjur renggutkan badan sampai mencium lutut. 2.Tidur telungkup melakukan gerakkan seperti back up. 3.Berdiri tegak bungkukka badan kemudian berdiri kembali. 4. Berdiri tegak liukan kekiri dan kekanan. Dll Banyak pendapat menyatakan peregangan dinamis kurang efektif untuk meningkatkan kelentukan akan mereka berpendapat lebih cocok untu latihan yang bersifat pemanasan.
  • 35. PEREGANGAN STATIS/STATIC STRECTHING Berbagai Posisi badan dalam latihan peregengan statis : berdiri,terlentang,tertelungkup,menyamping,duduk dll. Bentuk latihannya meregankan persendian kearah segala kemungkinan yang berkait dengan keperluan gerak dalam olahraga. Lama latihan: Bompa. 6-12 detik, Pate dkk. 10 detik. Ktch dan Mc Ardle. 10-30 detik Broms. 10-60 detik. Melihat keadaan tersebut yang aman adalah 20 – 30 detik PEREGANGAN PASIF Bentul latihannya adalah mempertahankan pada posis meregangkan otot sampai kondisi sakit di tahan sampai selama 20-30 detik.
  • 36. Agility adalah : kemampuan mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Bentuk latihannya: 1. Lari bolak balik. 2. Lari zig zag. 3. Squat thrust. 4. Lari rintangan. LATIHAN AGILITY
  • 37. Salah satu prinsip dalam latihan olahraga adalah beban latihan selalu meningkat. Ada beberapa teknik peningkatan beban: 1. Set system. Pelaksanaannya adalah, melakukan beberapa repetisi dari salah satu bentuk latihan , disusul dengan istirahat, kemudian mengulangi repetisi seperti semula. Seorang atlet beban latihan 10 kg. Set . I. 10. kg x 12 angkatan. I s t I r a h a t II. 10.kg x 12 angkatan. I s t I r a h a t III. 10.kg x 12 angkatan. SISTEM LATIHAN BEBAN
  • 38. 2. Super set system. Pelaksanaannya : Setiap bentuk latihan selalu diikuti bentuk latihan antagonisnya. Contoh: Setelah latihan untuk biseps latihan berikutnya adalah latihan trisep. 3. Split routines. Pelaksanaannya : Hari ini latihan tubuh bagian atas, hari berikutnya latihan anggota tubuh bagian bawah. 4. Multi poundage. Pelaksanaannya : atlet mulai dengan melakukan beberapa repetisi dengan beban yang berat, bila lelah timbul beban dikurangi dengan mencopot beberapa bobot.
  • 39. 5. Burn Out. ( Burnned Out ) Penekanan pada kekuatan, juga pada daya tahan otot. Otot harus bekerja sampai habis tenaga (burned out). Pelaksanaannya: -Berat beban pertama 1RM -Beban dikurangi sehingga hanya bisa diangkat 2RM -Beban dikurangi sehingga 3 RM adalah angkatan yang maksimal. -Seterusnya sampai atlet tidak mampu mengangkat beban karena kehabisan tenaga (burned out). -Istirahat antara setiap set 5 detik. 6. Piramid. Kebalikan dari sistem burn out. Beban untuk set 1 ringan, kemudian pada set-set berikutnya makin lama makin berat (5 set).
  • 40. Bentuk latihan yang paling sering digunakan dalam program weight trainning: 1. Press Otot yang terlatih : bahu dan pundak, trapezius, serratus anterior, deltoid, triceps. 2. High Pull Otot yang terlatih : bahu dan pundak, deltoid, trapezius, serratus anterior, biceps, brachialis, brachioradialis. 3. Curl Otot yang terlatih : biceps, brachialis, brachioradialis. 4. Reverse Curls Latihan ini lebih menjamin terlatihnya ekstensor pergelangan tangan. 5. Squat. Otot yang terlatih : otot paha (gluteus, maximus, biceps femoris, semitendinosus, semimembranosus, gastrocnemius, soleus, quadriceps femoris). 6. Heel Rise (calf raises) Otot yang terlatih : gastrocnemius, soleus, yaitu terutama otot-otot betis. BENTUK-BENTUK LATIHAN WEIGHT TRAINNING
  • 41. 7. Pull Over Otot yang terlatih : terutama otot-otot dada, latisimus dorsi, teres mayor, pectoralis mayor, rhomboids, triceps, coracobrachialis, biceps bagian atas. 8. Dead Lift Melatih otot-otot punggung. 9. Bench Press Otot yang terlatih : terutama otot dada; triceps, pectoralis mayor, pectoralis minor, coracobrachialis, biceps atas, deltoid anterior, serratus anterior. 10. Rowling Melatih otot bahu, lengan (fleksor), punggung (trapezius, rhomboids), deltoid, posterior, teres mayor, triceps, biceps. 11. Wrestler’s Bridge
  • 42. LATIHAN PEMBEBANAN METODE INTERVAL EKSTENSIF KETAHANAN KHUSUS Tujuan : Perbaikan dasar dan ketahanan khusus Jenis latihan : Lari Intensitas : 60 – 80 % dari maksimum. Volume : 20 – 30 kali pengulangan. ( 2 – 4 seri / set ) Durasi : 40 – 70 detik. Interval : 45 – 90 detik. Prestasi Terbaik : 100 m 11.5 detik 200 m 22.3 detik 300 m 35.5 detik
  • 43. REALISASI LATIHAN Seri pertama : Jarak : 100m Waktu : 14.5 detik (80% ) Pengulangan : 5 kali Total jarak : 500m ( 5 x 100 ) Intervals : ca. 45 detik Intervals : 90 detik Seri kedua : Jarak : 200m Waktu : 32 detik (70% ) Pengulangan : 5 kali Total jarak : 1000m ( 5 x 200 ) Intervals : ca. 60 detik Intervals : 90 detik Seri ketiga : Jarak : 300m Waktu : 59 detik (60% ) Pengulangan : 5 kali Total jarak : 1500m ( 5 x 300 ) Intervals : ca. 60 detik Intervals : 90 detik Seri keempat : Jarak : 100m Waktu : 14.5 detik (80% ) Pengulangan : 5 kali Total jarak : 500m ( 5 x 100 ) Intervals : ca. 45 detik Intervals : 90 detik TOTAL JARAK : 3.500 m TOTAL WAKTU PEMBEDA : ca. 10 menit TOTAL WAKTU INTERVAL : ca. 20 menit TOTAL WAKTU LATIHAN : ca. 30 menit
  • 44. METODE PENGULANGAN REPETISI Tujuan : Kemajuan maksimum dan kekuatan eksplosif ( explosive sterngth ) Jenis Latihan : Latihan berat (weigth training) Intensitas : 1-5 pengulangan Latihan pertama : Catatan : Diandaikan prestasi terbaik atlet dalam latihan berikut ini adalah 100 kp Dalam hal ini 100 kp = 100 % REALISASI LATIHAN Gambaran : Setengah jongkok dengan barbell berada pada kedua pundak Beban : 80 (kp) 85 90 95 100 95 90 ______ + ______ +______ + ______ + ______ + ______ + _______ 5 (rep) 4 3 2 1 2 3 Volume : Jumlah Pengulangan keseluruhan : 20 ( 5 + 4 + 3 + 2 + 1 + 2 + 3 ) Jumlah Seri : 7 Total Beban : 1.760 kp ( 80 + 85 + 90 + 95 + 100 + 95 + 90 ) Intensitas : Prosentase : 80 - 100 % Kualitas : submaksimum dan maksimum Pace : eksplosif / secepat mungkin Interval : 2 – 4 menit Durasi : ca. 20 menit Kp = singkatan dari kilopons, berarti beratnya sama dengan kilogram ( Kg ) berat yang diangkat seorang atlet selama sesi latihan kekuatan.
  • 45. BAB IV TEKNIK MENGUKUR KEMAMPUAN FISIK TIAP-TIAP CABANG OLAHRAGA
  • 46. NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kecepatan lari Lari 30 m 2 Kemampuan anaerobik Lari 300 m 3 Daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau VO2 Max Lari 1600 m 4 Daya otot kaki Lompat jauh tanpa awalan (standing broad jump) 5 Kekuatan otot paha Duduk pada tembok (sitting on the wall) 6 Kekuatan statis dan daya tahan otot lengan dan bahu Bergantung siku ditekuk ( flixed arm hang) 7 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan meraih 8 Kelincahan mengubah arah (Sit and reach) Lari bolak balik 4x5 m ANGGAR Tabel 4. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Angkat Besi dan Tes yang Digunakan Sumber : KONI Pusat Jakarta
  • 47. Tabel. 5 Macam Kemampuan Fisik Olahraga Anggar dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kecepatan lari Lari 20 m 2 Daya tahan kardiovaskuler Lari 2,4 km / balke 3 Kekuatan otot remas Grip strength 4 Daya otot kaki Lompat dan meraih ( Vertikal jump) 5 Daya eksplosif kedua kaki / tubuh Loncat 3 kali ( Triplle jump ) 6 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan meraih ( Sit dan reach ) 7 Kelincahan mengubah arah Lari bolak balik 4x5 m Sumber : KONI Pusat Jakarta
  • 48. Tabel 6. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Anggar dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kekuatan : a. Otot lengan dan bahu b. Otot tungkai Hand dynamometer Leg dynamometer 2 Daya tahan otot : a. Otot lengan dan bahu b. Otot perut c. Otot tungkai Push-up Sit-up Squad jump 3 Power : a. Otot lengan b. Otot tungkai Medicine ball Vertical jump 4 Daya tahan tubuh Lari 15 menit / Balke / (Vo2 max) kg Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999 : 26)
  • 49. ANGKAT BESI Tabel 7. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Angkat Besi dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kecepatan lari Lari 30 m 2 Daya otot kaki ke arah vertikal Lompat dan meraih ( Vertical jump) 3 Daya otot kaki ke arah horizontal Lompat jauh tanpa awalan 4 Power otot lengan Medicine ball 5 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan meraih ( Sit and reach) Sumber : KONI Pusat Jakarta
  • 50. Tabel 8. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Angkat Besi dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kekuatan : a. Otot lengan dan bahu b. Otot punggung c. Otot tungkai Hand dynamometer Back dynamometer Leg dynamometer 2 Daya tahan otot : a. Otot lengan dan bahu b. Otot perut c. Otot tungkai Push-up Sit-up Squad jump 4 Daya tahan umum (Cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / (Vo2 max) kg Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999 : 26)
  • 51. ANGKAT BERAT Tabel 9. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Angkat Berat dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kecepatan lari Lari 30 m 2 Daya otot kaki ke arah vertikal Lompat dan meraih ( Vertical jump) 3 Daya otot kaki ke arah horizontal Lompat jauh tanpa awalan 4 Power otot lengan Medicine ball 5 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan meraih ( Sit and reach) 6 Kekuatan otot perut Sit-up 7 Kekuatan otot dada Pull-up Sumber : KONI Pusat Jakarta
  • 52. BINARAGA Tabel 10. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Binaraga dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan meraih ( Sit and reach) 2 Kekuatan otot perut Sit-up 3 Kekuatan otot dada Pull-up 4 Kekuatan otot paha Duduk pada tembok (sitting on the wall) 5 Otot lengan dan bahu Hand dynamometer 6 Otot punggung Back dynamometer 7 Otot tungkai Vertical jump Sumber : KONI Pusat Jakarta
  • 53. Olahraga Atletik Nomor Sprint Tabel 11. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Atletik (Nomor Sprint) dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kecepatan lari Lari 30 m 2 Kemampuan anaerobik Lari 300 m 3 Daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau VO2 Max Lari 1600 m 4 Daya otot kaki ke arah vertikal Loncat tegak (vertical jump) 5 Kekuatan otot kaki dan pernafasan Loncat dada 6 Daya eksplosif kaki kanan dan kiri Jingkat 3 kali ( triplle jump) 7 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan meraih (sit dan reach) Sumber : KONI Pusat Jakarta
  • 54. Nomor Jarak Menengah dan Jauh Tabel 12. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Atletik (Nomor Jarak Menengah dan Jauh) dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kecepatan lari Lari 30 m 2 Daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau VO2 Max Lari 1600 m atau lari balke 3 Kekuatan otot paha Duduk pada tembok (sitting on the wall) 4 Daya eksplosif kaki kanan dan kiri Jingkat 3 kali ( triplle jump) 5 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan meraih (sit dan reach) Sumber : KONI Pusat Jakarta
  • 55. Tabel 13. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Atletik (Nomor Jarak Menengah dan Jauh) dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kekuatan : a. Otot punggung b. Otot tungkai Hand dynamometer Leg dynamometer 2 Daya tahan otot : a. Otot punggung b. Otot perut c. Otot tungkai Back lifts Sit-up Squad jump 3 Power Otot tungkai Loncat tegak (Vertical jump) 4 Kelentukan tubuh Duduk berlujur dan meraih ( Sit and reach) 5 Kecepatan Lari 50 meter 4 Daya tahan umum (Cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / (Vo2 max) kg Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
  • 56. Olahraga Berkuda Tabel 14. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Bekuda dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kekuatan : a. Otot lengan dan bahu b. Otot punggung c. Otot tungkai Hand dynamometer Back dynamometer Leg dynamometer 2 Daya tahan otot : a. Otot perut b. Otot tungkai Sit-up Squad jump 4 Daya tahan umum (Cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / (Vo2 max) kg Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
  • 57. Olahraga Bulutangkis Tabel 15. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Bulutangkis dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kekuatan : a. Otot lengan dan bahu b. Otot punggung c. Otot tungkai Hand dynamometer Back dynamometer Leg dynamometer 2 Daya tahan otot : a. Otot lengan b. Otot perut c. Otot tungkai Push-up Sit-up Squad jump 3 Kecepatan Lari 50 m 4 Kelentukan Flexometer 5 Power : a. Otot lengan b. Otot tungkai Medicine ball Vertical jump 6 Daya tahan tubuh ( cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / Lari 2,4 km (Vo2 max) Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
  • 58. Olahraga Judo Tabel 16. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Judo dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kekuatan : a. Otot lengan dan bahu b. Otot punggung c. Otot tungkai Hand dynamometer Back dynamometer Leg dynamometer 2 Daya tahan otot : a. Otot lengan dan bahu b. Otot perut c. Otot punggung d. Otot tungkai Pull-up Sit-up Back lifts Squad jump 3 Kelentukan Flexometer 4 Power : a. Otot lengan b. Otot tungkai Medicine ball Vertical jump 5 Daya tahan tubuh ( cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / Lari 2,4 km (Vo2 max) kg Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
  • 59. Olahraga Karate Tabel 17. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Karate dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kekuatan : a. Otot lengan dan bahu b. Otot tungkai Hand dynamometer Leg dynamometer 2 Daya tahan otot : a. Otot lengan dan bahu b. Otot perut c. Otot tungkai Pull-up Sit-up Squad jump 3 Kelentukan Flexometer 4 Power : a. Otot lengan b. Otot tungkai Medicine ball Vertical jump 5 Daya tahan tubuh ( cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / Lari 2,4 km (Vo2 max) kg Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
  • 60. Olahraga Menembak Tabel 19. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Menembak dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kekuatan : a. Otot lengan dan bahu b. Otot tungkai Hand dynamometer Leg dynamometer 2 Daya tahan otot : a. Otot lengan dan bahu b. Otot tungkai Pull-up Squad jump 4 Daya tahan umum (Cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / Lari 2,4 km (Vo2 max) kg Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
  • 61. Olahraga Selancar Angin Tabel 18. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Selancar Angin dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kekuatan : a. Otot lengan dan bahu b. Otot tungkai c. Otot bahu Hand dynamometer Leg dynamometer Back dynamometer 2 Daya tahan otot : a. Otot lengan dan bahu b. Otot perut c. Otot tungkai Pull-up Sit-up Squad jump 3 Kelentukan Flexometer 4 Daya tahan umum (Cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / Lari 2,4 km (Vo2 max) kg Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
  • 62. Olahraga Senam Tabel 20. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Senam dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kekuatan : a. Otot lengan dan bahu b. Otot tungkai Hand dynamometer Leg dynamometer 2 Daya tahan otot : a. Otot lengan dan bahu b. Otot perut c. Otot tungkai Pull-up Sit-up Squad jump 3 Kelentukan Flexometer 4 Power : Otot tungkai Vertical jump 5 Kelincahan Shuttle run ( 6x10 m) 5 Daya tahan tubuh ( cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / Lari 2,4 km (Vo2 max) kg Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
  • 63. Olahraga Sepak Bola Tabel 21. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Sepak Bola dan Tes yang Digunakan NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN 1 Kekuatan : a. Otot lengan dan bahu b. Otot punggung c. Otot tungkai Hand dynamometer Back dynamometer Leg dynamometer 2 Daya tahan otot : a. Otot lengan dan bahu b. Otot perut c. Otot tungkai Pull-up Sit-up Squad jump 3 Kelentukan Flexometer 4 Kecepatan Lari 50 meter 5 Power : Otot tungkai Vertical jump 6 Kelincahan Shuttle run ( 6x10 m) 7 Daya tahan tubuh ( cardiovasculer) Lari 15 menit / Balke / Lari 2,4 km (Vo2 max) kg Sumber : KONI Pusat Jakarta (1999:27)
  • 64. Kriteria kesegaran jasmani” harvar step tes” Cara Kriteria Hasil Lambat Baik sekali Baik Cukup Sedang Kurang 90 - keatas 80 - 89 65 - 79 55 - 64 0 - 55 Cepat Baik Sedang Kurang 80 - keatas 50 - 80 0 - 50 Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang - 90 90.1 - 10.15 10.16 - 11.30 11.31 - 12.45 12.46 - 14.00 - 12.00 12.01 - 13.45 13.46 - 15.80 15.81 - 16.15 16.16 - 17.45 Tes Kesegaran Jasmani Lari 2,4 Km
  • 65. TEKNIK PENCAPAIAN SKOR SEBELUM LATIHAN SESUDAH LATIHAN Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali 0.42 – ke atas 0.31 - 0.41 0.16 – 0.30 0.06 – 0.15 0.00 - 0.05 0.56 – ke atas 0.41 – 0.55 0.20 – 0.40 0.09 – 0.19 0.00 – 0.08 Kriteria Tingkat Pencapaian Pull Up Kriteria Tes Medicine Ball (Bola Berbeban) (cm) Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 729 – ke atas 671 – 670 426 – 670 305 – 425 0 – 304 457 – ke atas 396 – 456 244 – 395 152 – 243 0 – 151
  • 66. Kriteria Pria PT Wanita PT SLTA Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 301 – ke atas 240 – 300 115 – 239 54 – 114 0 -53 134 – ke atas 108 – 133 55 – 107 30 – 54 0 - 29 119 – ke atas 98 – 118 51 – 97 29 – 51 0 – 28 Tingkat Penampilan Vertical Jump Tingkat Penampilan SKOR Pria Wanita Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali 45 – ke atas 33 – 44 15 – 32 5 – 14 0 – 4 32 – ke atas 30 – 31 13 – 29 4 – 12 0 – 3 Skala Tes Keseimbangan 2 Kaki ( detik )
  • 67. Skala Tes Keseimbangan Satu Kaki ( detik ) Tingkat Penampilan SKOR Pria Wanita Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali 17 – ke atas 11 – 16 5 – 10 3 – 4 1 – 2 15 – ke atas 9 – 14 5 – 8 3 – 4 1 – 2 Skala Tes Berdiri 2 Kaki ( detik ) Tingkat Penampilan SKOR Pria Wanita Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali 51 – ke atas 37 – 50 15 – 36 5 – 14 0 – 4 15 – ke atas 9 – 14 5 – 8 3 – 4 1 – 2
  • 68. Skala Tes Berdiri Satu Kaki ( detik ) Tingkat Penampilan SKOR Pria Wanita Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali 51 – ke atas 37 – 50 15 – 36 5 – 14 0 – 4 28 – ke atas 23 – 27 8 – 22 3 – 7 0 – 2 Skala Tes Keseimbangan Balok Menyilang ( detik ) Tingkat Penampilan SKOR Pria Wanita Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali 225– ke atas 165 – 224 65 – 164 15 – 64 0 – 14 180 – ke atas 140 – 179 60 – 139 15 – 59 0 – 14
  • 69. TEKNIK PENAMPILAN SKOR Pria Wanita Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali 346 – ke atas 306 – 345 221 – 305 181 – 220 0 – 181 336 – ke atas 301 – 335 206 – 300 166 – 205 0 – 165 Skala Tes Keseimbangan Balok Memanjang ( detik ) Kriteria Daya Tahan Otot Lengan dan Bahu ( Push–up ) Kriteria Pria (Johnson, 1992) Wanita (Pate, 1984) Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 43 – ke atas 36 – 42 28 – 35 22 – 27 0 – 21 31 – ke atas 25 – 30 13 – 24 7 – 12 0 – 6
  • 70. Klasifikasi Kekuatan Otot Tungkai (kg) Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang > 321.00 241.00 – 320.00 121.00 – 240.00 41.00 – 120.50 < 40.50 > 101.50 199.00 – 264.00 99.00 – 198.50 32.00 – 98.50 < 31.50 Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang > 137.50 106.00 – 137.00 59.00 – 105.50 36.50 – 58.50 < 36.00 > 101.50 83.00 – 101.00 55.00 – 82.50 28.00 – 54.50 < 27.5 Klasifikasi Kekuatan Otot Punggung (kg)
  • 71. Klasifikasi Kekuatan Menarik Otot Bahu (kg) Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 60.00 < 44.00 – 59.50 21.00 – 43.50 5.00 – 20.50 < 4.50 24.00 < 20.00 – 23.50 14.00 – 19.50 11.00 – 13.50 > 10.50 Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 49.00 < 38.00 – 48.50 21.00 – 37.50 10.00 – 20.50 < 9.50 28.00 < 23.00 – 27.50 15.00 – 22.50 10.00- 14.50 < 9.50 Klasifikasi Kekuatan Mendorong Bahu (kg)
  • 72. Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 54.00 < 45.00 – 53.50 31.50 – 44.50 22.50 – 31.00 < 22.00 33.00 < 28.00 – 32.50 20.00 – 27.50 15.00 – 19.50 < 14.50 Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 51.50 < 42.50 – 51.00 29.50 – 42.00 21.00 – 29.00 < 20.50 28.50 < 24.00 – 28.00 18.00 – 23.50 14.00 – 17.50 < 13.50 Klasifikasi Kekuatan Peras Otot Tangan Kiri (kg) Klasifikasi Kekuatan Peras Otot Tangan Kanan(kg)
  • 73. Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 2.48 < 2.36 – 2.47 2.26 – 2.35 2.15 – 2.25 < 2.14 1.98 < 1.75 – 1.97 1.62 – 1.74 1.54 – 1.61 < 1.53 Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 180 < 150 – 179 120 – 149 91 – 119 < 90 150 < 120 – 149 90 – 119 60 – 89 < 60 Klasifikasi Vertical Jump (cm) Klasifikasi Standing Broad Jump (cm)
  • 74. Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 23.75 – 21.25 – 23.50 18.75 – 21.00 17.00 – 18.50 - 16.75 25.75 – 22.50 – 25.50 20.00 – 22.25 18.00 – 19.75 - 17.57 Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 1.20 – 1.35 1.35 – 1.43 1.44 – 1.49 1.50 – 1.53 1.54 ke atas 1.39 – 2.10 2.21 – 2.29 2.25 – 2.35 2.36 – 2.45 2.46 ke atas Klasifikasi Stamina (Anaerobik Power) Lari 548.78 m (m/detik) Klasifikasi Kelentukan Togok (inchi) (Sit dan Reach Test)
  • 75. Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 31.8 – 41.3 – 32.4 52.7 – 41.9 71.8 – 53.3 72.4 - 29.8 – 38.1 – 30.5 45.1 – 38.7 52.7 – 45.7 54.6 - Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang > 6.0 6.1 – 6.3 6.4 – 6.5 6.6 – 6.7 6.8 – 7.5 > 7.0 7.1 – 7.4 7.5 – 7.6 7.7 – 8.0 8.1 – 8.8 Klasifikasi Kecapatan Lari 45,73 Meter (detik) Klasifikasi Kelentukan Kayang (Bridge-Up Test) (cm)
  • 76. Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang - 198 199 – 231 232 – 256 257 – 277 278 - -183 184 – 231 232 – 259 260 – 276 277 - Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang - 74.54 65.89 – 74.53 52.91 – 65.88 44.26 – 52.90 - 44.25 - 69.73 59.03 – 69.72 42.98 – 59.02 32.28 – 42.97 - 32.27 Penilaian dan Klasisifikasi VO2 Max (ml kg bb/menit) Klasifikasi Kecepatan Reaksi Terhadap Rangsang Cahaya (m/dt)
  • 77. Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 4631 – 4057 – 4630 3382 – 4056 2777 – 3381 - 2776 2815 – 2897 – 3814 2657 – 2896 1906 – 2656 - 19057 Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang - 140 141 – 170 171 – 194 195 – 240 421 - - 133 134 – 169 170 – 189 190 – 251 252 - Klasifikasi Kecepatan Reaksi Terhadap Rangsang Suara (m/dt) Kapasitas Vital Paru-Paru (ml/BTPS)
  • 78. Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 98.94 – 99.99 92.06 – 98.93 85.61 – 92.05 72.97 – 85.60 - 72.96 97.46 – 99.99 89.78 – 97.45 82.14 – 89.77 71.66 – 82.13 - 82.12 Kriteria Pria Wanita Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang 158.45 – 129.47 – 158.44 102.74 – 129.46 67.10 – 102.73 - 67.09 129.51 – 95.75 – 129.50 75.85 – 95.74 55.52 – 75.84 - 55.51 Kapasitas Bernafas Semaksimal Mungkin (MVV) (ml/ BTPS) Volume Ekspirasi Paksa Selama Satu Detik (FEV1.0) (%)
  • 79. Klasifikasi Tes Lari Umur Kategori I Jelek Sekali II Jelek III Sedang IV Baik V Baik Sekali 17 – 19 16 : 30 + 4 : 31 – 16 : 30 12 :01 – 14 :30 10 : 16 – 12 : 00 < 10 :15 30 – 34 17 : 00 + 15 : 01 – 17 : 00 12 : 31 – 15 : 00 10 : 31 – 12 : 30 < 10 : 30 35 – 39 17 : 30 + 15 : 31 – 17 : 30 13 : 01 – 15 : 30 10 : 46 – 13 : 00 < 10 : 45 40 – 44 18 : 00 + 16 : 01 – 18 : 00 13 : 31 – 16 : 00 11 : 01 – 13 : 30 < 11 : 00 45 – 49 18 : 30 + 16 : 31 – 18 : 30 14 : 01 – 16 : 30 11 : 16 – 14 : 00 < 11 : 15
  • 80. BAB. V PERENCANAAN DALAM LATIHAN Penyusunan progam dan latihan merupakan salah satu strategi usaha untuk mencapai tujuan masa depan prestasi atlet seoptimal mungkin. Progam latihan dikatakan baik atau tepat apabila telahmempertimbangkan faktor-faktor penentu untuk mencapai tujuan yaitu antara lain : 1. Bakat / materi atlet 2. Kemampuan atlet saat itu 3. Umur atlet 4. Sarana prasarana 5. Dana 6. Lingkungan atlet
  • 81. Manfaat dari progam latihan adalah merupakan pedoman atau pimpinan kegiatan yang terorganisir untuk mencapai puncak suatu cabang olahraga, untuk mengetahui hambatan-hambatan dengan cepat dan menghindari pemborosan waktu, dana serta tenaga dan sebagai alat kontrol apakah target yang telah ditentukan sudah tercapai atau belum. Prinsip-prinsip dari progam latihan adalah demokratis, ditetapkan secara tegas, memerlukan perbaikan dengan continou, disiplin pelaksaan, koreksi dan penilaian secara obyektif. Faktor-faktor penetu ketepatan menentukan sasaran/target, atlet itu berpotensi tinggi atau tidak, taraf kemampuan atlet pada saat akan dimulai dilatih, masalah kelemahan-kelemahan aspek atlet, hasil pengukuran obyektif, tingkatan atlet pemula, yunior, senoir, aspek psikologi, sosial, dana, sarana prasarana, tenaga pelaksana yang profesional. Langkah-langkah pembuatan progam latihan : pengidentifikasi dan menganalisis semua maslah atau keadaan yang behubungan dengan penentuan tujuan yang ingin dicapai. Pembuatan rumusan progam latihan, penjabaran secara rinci progam latihan (terutama target-target latihan) melaksanakan progam latihan dengan disiplin dan konsekuen, koreksi dan revisi progam latihan yang dilaksanakan, mengevaluasi untuk mengontrol apakah progam latihan itu berhasil atau belum dalam mencapai tujuan.
  • 82. Macam-Macam Progam Latihan Progam latihan umumnya dibagi menjadi 3 yaitu : a. Progam jangka panjang (5-12 tahun) Renaca jangka panjang sebenarnya merupakan pedoman, instruksi tidak langsung terhadapa jangka menengah dan rencana jangka pendek. b. Progam jangka menengah (2-4 tahun) Rencana jangka menengah merupakan pelaksanaan langsung jangka panjang. c. Progam jangka pendek (1 tahu ke bawah) Progam jangka pendek merupakan pelaksaan oprasional rencana jangka menengah. Sasaran latihan pun merupakan penjabaran sasaran progam jangka menengah. Rencana jangka pendek terdiri dari : 1. Progam latihan tahunan (macro cycle) Progam latihan tahunan atau macro cylce dijabarkan menjadi periodesasi progam latihan 1 tahun dengan pembagian waktu a. Periode persiapan 4 bulan – periode pertandingan 7 bulan – periode peralihan I bulan (4-7-1) b. Periode persiapan 3 bulan – periode pertandingan 7 bulan – periode peralihan 2 bulan (3-7-2) c. Periode persiapan 4 bulan – periode pertandingan 6 bulan – periode peralihan 2bulan (4-6-2)
  • 83. 2. Progam latihan bulanan (masso cycle) Progam latihan bulanan merupakan penjabaran/perincian dari periode persiapan, periode pertandingan maupun periode peralihan. Sasaran progam latihan bulanan harus terkait sebagai sasaran antara untuk mencapai sasaran setiap periode latihan dalam waktu 1 tahun. 3. Progam latihan mingguan (micro cylce) Progam latihan mingguan merupakan pelaksaan langsung progam latihan bulanan (satu bulan terdiri dari 4 minggu ). Sasaran atau target progam latihan dalam 4 mingguselalu mengacu kepada sasaran/target saru bulan. 4. Progam latihan harian (mico cycle) Progam latihan harian merupakan pelaksaan langsung dari progam mingguan. Progam latihan mingguan terdiri dari unit-unit latihan harian atau acara-acara kegiatan harian.
  • 84. Penentuan Sasaran Latihan 1. Penetuna sasaran latihan jangka pendek dalam sea games 2. Sasaran/target antara perlu ditetapkan dalam program uji coba. 3. Untuk mencapai target akhir target antara tersebut di atas perlu penjabaran/rincian sasaran latihan program tahunan menjadi sasaran program bulanan,sasaran program mingguan dan sasaran program khusus latihan program harian harus cermat tepat dan sistematis. Aspek yang dianggap kelemahan dalam team di jadikan sebagai sasaran yang diprioritaskan.
  • 85. Contoh: Team bola voli memiliki kekurangan pada : 1. Kemampuan fisik : Kecepatan , Kelincahan, Power, Kelenturan. 2. Teknik : Block, Smash cepat. 3. Taktik : Variasi serangan , taktik perorangan. 4. Mental : Daya juang, Mudan stress, percaya diri. 5. Kematangan juara: Kurang pengalaman bertanding, kerja sama team. Kelemahan – kelemahan tersebut merupakan sasaran dalam suatu program, bila kelemahan tersebut dapat diatasi dalam waktu pendek maka dimasukan pada program jangka pendek bila kelemahan tersebut di prediksi memerlukan waktu yang panjang maka di jadikan sasaran pada program jangka panjang. Manfaat tujuan akhir, target antara, dan sasaran khusus adalah: a. Sebagai motivasi atlet untuk mencapai tujuan.
  • 86. Syarat-syarat menetukan sasaran latihan : 1. Sasaran antara dan sasaran khusus merupakan mata rantai yang terkait. 2. Sasaran harus spesifik obyektif dan terukur. 3. Sasaran harus berat agar atlet merasa tertantang. 4. Sasaran perorangan berbeda-beda mengingat kemampuan, sikap, kecerdasan, ketrampilan dan kekurangan masing-masing individu tentu berbeda-beda satu denga yang lainnya. 5. Menentukan terlalu banyak unsur sasaran latihan dalam satu unit latihan seharian sebaiknya jangan dilakukan. 6. Sasaran/target latihan harus tertulis baik yang bersifat harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. 7. Penentuan sasaran latihan dari aspek fisik, teknik, taktik, sikap , mental, kekompakan tim, kematangan bertanding atau dikombinasikan. 8. Perhitungan dalam menetukan sasaran latihan masalah potensi atlet untuk dikembangkan di masa mendatang, umur kalender, umur latihan, waktu kesempatan latihan, sarana- prasarana, dana kondisi fisik dan mental atlet, sosial ekonomi atlet/orang tua, lingkungan dan tenaga pelaksana untuk membantu dalam latihan. 9. Sasaran latihan ditetapkan secara demokratis antara pelatih dan atlet. Kecuali untuk atlet pemula penentuan sasaran banyak ditentukan oleh pelatih dengan mempertimbangakan perkembangan fisik, mental, dan motorik. 10. Sasaran akhir secara menyeluruh harus ditentukan aspek atlet jiwa raga untuk menjamin cita-cita juara.
  • 87. TAHAPAN LATIHAN JANGKA PANJANG Gambaran latihan jangka panjang dimulai dari atlet pemula sampai dengan atlet senior dapat dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Tahapan dasar untuk atlet pemula. Latihan-latihan bertujuan untuk : a. Menumbuhkan rasa senang berolahraga, oleh karena itu latihan macam olahraga apapun jangan dilarang, apalagi menjurus ke satu cabang olahraga. b. Memberikan pengayaan gerak bermacam-macam melalui berolahraga apapun yang disenganinya, terutama bentuk-bentuk permainan yang bersifat kompetitif. c. Meningkatkan kondisi umum meliputi kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelenturan, dan koordinasi. Para pelatih harus ingat anak belum mampu menerima beban latihan berat, apabila angkat besi yang dapat menggangu perkembangan fisik anak atau tidak normal. Frekwensi latihan sebaiknya 2-3 kali per minggunya. d. Penguasaan teknik-teknik dasar yang benar cabang olahraga pilihannya. Teknik dasar dikuasai secara otomatis dan benar akan menjamin kemudahan penguasaan teknik-teknik menegah dan teknik-teknik tinggi. e. Memberikan latihan ketrampilan dasar (skill) yang benar.
  • 88. f. Pengembangan daya fakir/kecerdasan lewat latihan-latihan membentuk motorik yang bersifat rangsangan gerak kompleks. g. Menanamkan sikap mental yang dapat mendukung prestasi puncak, antara lain : disiplin, tekun, tabah, kemauan keras, semangat tinggi, keberanian, sosial, perhatian, dan konsentrasi tinggi. h. Menanamkan cara hidup sehat, tertib, sopan santun, dan beragama. 2. Tahapan menengah untuk atlet yunior. Isi dan arah latihan tahap menengah sebagai berikut : a. Meningkatkan kondisi fisik umum. b. Latihan kondisi fisik khusus sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga yang menjadi pilihannya. c. Meningkatkan kemampuan mengkoordinasi gerak-gerak yang kompleks dan sulit. d. Melatih teknik-teknik menengah dimana taraf kesukarannya lebih tinggi daripada teknik-teknik dasar. e. Meningkatkan ketrampilan (skill) gerak yang lebih kompleks dan sulit, baik dengan bermain maupun bentuk lainnya.
  • 89. g. Pembinaan lanjutan masalah sikap, kepribadian, budi perkerti luhur, kejiwaan, dan ketaqwaan terhadap Tuhan ynag Maha Kuasa. h. Melatih kematangan bertanding dan kekompakan pada tingkat yunior, dengan jalan mengikuti pertandingan-pertandingan/kompetisi tingkat yunior. i. Menanamkan kebiasaan hidup sehat, teratur , disiplin, motivasi cita- cita juara. Berilah petunjuk cara membagi waktu antara belajar, latihan, istirahat, rekreasi, dan bekerja yang teratur, dan sistematis. j. Tanamkan rasa percaya diri dan kemandirian yang tinggi baik dilapangan maupun di luar latihan. 3. Tahapan lanjutan untuk atlet yunior. Maksud dan tujuan latihan pada tahapan lanjut mengarah pada hal-hal berikut : Peningkatan dan penjagaan kondisi fisik agar selalu dalam keadaan prima. Penjagaan fisik umum maupun kondisi fisik khusus sesuai dengan kebutuhan olahraga dalam cabangnya yang digeluti perlu mendapat perhatian serius sebagai pendukung utama pencapaian puncak prestasi.
  • 90. PERIODESASI LATIHAN 1 TAHUN TUNGGAL Periodesasi program 1tahun tunggal dibagi menjadi 3 periode yaitu: 1. Periode persiapan 3 – 4 bulan 2. Periode pertandingan 6 – 7 bulan 3. Periode peralihan 1 – 2 bulan Gambar periodesasi 1 tahun tunggal
  • 91. Keterangan: Periode persiapan atlet untuk meningkatkan kualitas fisik umum dan kualitas fisik khusus. Puncak kondisi fisik pada periodesasi persiapan di jaga terus sampai klimak pertandingan. 1. Kondisi fisik umum dan khusus 60 %. 2. Teknik deasar dan taktik /ketramilan 40 %. 3. Uji coba, test pengukuran fisik dan teknik sebagai alat kontrol latihan. 4. Pembinaan mental dan motivasi. Periode pertandingan berisi antara lain: 1. Latihan teknik individu orientas pada teknik tinggi. 2. Latihan kondisi fisik khusus dan penjagaan kondisi fisik umum. 3. Pembinaan sikap mental budi pekerti,dan kejiwaan sesuai cabang olahraga yang ditekuni perhatian khusus pada klimak pertandingan. 4. Uji coba untuk kekompakan team dan pembinaan mental bertanding.(5 kali bertangding terus menerus)
  • 92. Periode pertandingan di bagi dua tahap: Tahap pertama : Isi latihan teknik 50% Penjagaan kondisi fisik yang telah di kuasai 15 % Teknik dasar 25 % Pembinaan mental Kelompok team 10% Uji coba bertanding. Tahap kedua :Isi latihan teknik 50 % Kondisi fisik penjagaan 10% Pembinaan mental Kelompok 40% Pengalaman bertanding Tidak boleh mengubah teknik sampai pertandingan.
  • 93. T O P 1  Periodesasi latihan 1 tahun ganda:  Gambar: T O P 2
  • 94. Harapan : prestasi pada klimak Ilebih tinggi dari klimak I Keterangan : 1. Periode persiapan 8 minggu / 2 bulan. Isi sasaran latihan pembinaan kondisi fisik umum dan khusus 2. Teknik-teknik tinggi yang belum dikuasai secara otomatis dan benar. 3. Periode pertandingan 10 minggu atau 2 bulan dengan sasaran latihan : a. Penjagaan fisik b. Teknik tinggi c. Taktik tinggi d. Sikap mental untuk tanding e. Kematangan tanding dan kekompakan tim f. Uji coba tim 4. Periode peralihan 4 minggu / 1 bulan. Isi sasaran latihan pembinaan kondisi fisik umum, evaluasi hasil pertandingan rekreasi rilek yang menyenangkan.
  • 95. MACAM-MACAM PROGAM LATIHAN : a. Progam Latihan Bulanan Tugas progam latihan bulanan merupakan pelaksanaan langsung setiap tahap periode. Sasaran-sasaran latihan progam latihan progam bulanan tidak boleh keluar dari sasaran-sasaran pada tahap satu periode persiapan. Sasaran yang ingin dicapai setiap bulan perlu pengontrolan secara terukur dan obyektif. Pelatih harus rajin mencatat hasil-hasil latihan dengan data hasil pengukuran yang obyektif. b. Progam Latihan Mingguan Sasaran progam latihan mingguan lebih konkrit dan merupakan penjabaran- penjabaran berupa bagian sasaran progam bulanan. Dalam satu bulan dibuat 4 progam latihan mingguan, dimana sasaran-sasaran latihan selalu mengacu kepada sasaran-sasaran bulanan. Dalam menentukan sasaran latihan mingguan, pelatih ditunut keahliannya mengidentifikasi sasaran latihan. Pedoman pembuatan siklus mingguan antara lain : 1. Ciri beban latihan antara volume dan intensitas berbanding terbalik, artinya apabila satu unit latihan harian volumenya besar, maka tuntutan intensitas kerja sedang/ringan.
  • 96. 2. Irama beban latihan siklus mingguan perlu divariasikan antara latihan berat, latihan ringan dan latihan sedang. 3. Beban latihan meningkat dari dikit demi sedikit. 4. Latihan satu dengan yang lain perlu interval waktu yang cukup untuk menghilangkan kelelahan agar kesegaran dan kesehatan fisik terjamin baik menghadapi latihan berikutnya. 5. Meningkatkan sasaran/target sasaran. 6. Setiap sasaran latihan agar tercapai harus diulang 2-3 kali per minggu. c. Progam Latihan Harian Progam latihan harian merupakan pelaksaan langsung operasional di lapangan progam mingguan. Progam latihan di sini diharapkan untuk menyempurnakan penguasaan kemampuan fisik, teknik, taktik, sikap mental, dan kematangan tanding pada tingkat prestasi prima.
  • 97. Progam latihan harian dibuat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sabagai berikut : 1. Penjabaran sasaran latihan mingguan menjadi sasaran latihan harian yang diprioritaskan dari segi fisik, teknik, taktik, dan mental harus cermat dan tepat. 2. Kemampuan dan tingkatan atlet. 3. Sarana dan prasarana sebagai penunjang agar diusahakan sehingga memadai untuk kelancaran jalannya latihan. 4. Jumlah dan jenis atlet perlu mendapat perhatian. 5. Waktu yang diperlukan satu unit latihan harian. 6. Jumlah tenaga yang melatih, jumlah atlet, jumlah sarana dan prasarana untuk menentukan formasi-formasi organisasi latihan agar latihan dapat efektif dan efisien untuk mencapai sasaran latihan pada hari itu.
  • 98. Beban/Bahan Latihan (loading) 1. Beban Luar (outer load) Beban luar adalah rangsangan motorik yang dapat diatur/dikontrol dengan cara memvariasikan ciri beban latihan seperti volume, intensitas, recovery, frekuensi, irama dalam suatu unit progam latihan harian. 2. Beban Dalam (inverload) Beban dalam adalah perubahan psikologis organisme atlet akibat pengaruh beban luar yang ditandai dengan kenaikan denyut nadi.
  • 99. Intensitas adalah kualitas beban latihan. Tingkatan-tingkatan intensitas beban latihan sebagai berikut, A. 1. Intensitas rendah 30-50% dari prestasi terbaik. 2. Intensitas ringan 51-60% dari prestasi terbaik. 3. Intensitas sedang 61-75% dari prestasi terbaik. 4. Intensitas sub maksimal 76-85% dari prestasi terbaik. 5. Intensitas maksimal 86-100% dari prestasi terbaik. 6. Intensitas super maksimal 101-105% dari prestasi terbaik B. 1. Intensitas rendah denyut nadi per menit 120-139 2. Intensitas ringan denyut nadi per menit 140-149 3. Intensitas sedang denyut nadi per menit 150-159 4. Intensitas sub maksimal denyut nadi per menit 160-179 5. Intensitas maksimal denyut nadi per menit 180-200 6. Intensitas super maksimal denyut nadi per menit 201 ke atas
  • 100. Dosis Beban Latihan Beban latihan atlet pada dasarnya bersifat perorangan. Faktor-faktor yang membedakan beban latihan setiap individu antara lain : 1. Jenis kelamin, atlet putra dan putri berbeda. 2. Umur kalender dan umur latihan. 3. Kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani. 4. Kemampuan gerak fisik. 5. Penguasaan teknik, taktik, dan ketrampilan. 6. Sikap mental, sosial ekonomi, pengalaman sebagai atlet, sosial budaya.
  • 101. Menentukan Dosis/Takaran Beban Latihan 1. Cara menentukan intensitas dengan MR (Maksimum Repetasion). Prinsip satu bentuk latihan tunggal, seperti : push-up, atlet disuruh melaksankan push-up sampai mengalami kelelahan maksimal hingga tak sanggup melaksanakan push-up lagi. MP push-up atlet dapat dihitung umpama : mampu 30 kali, bila pelatih menginginkan intensitas sub maksimal satu giliran latihan push-up, 80% x 30 kali (MR) = 24 kali 2. Cara menentukan intensitas beban latihan dengan kenaikan denyut nadi. Beban latihan dikatakan maksimal, apabila setelah melakukan satu unit latihan denyut nadinya menjadi 3-3,5 kali denyut nadi normal per menit. 3. Cara menentukan intensitas beban latihan anerobik. Kemampuan tenaga anerobik atlet maksimal 34 detik secara fisiologis telah habis. Pelatih dapat menentukan intensitas beban latihan dengan waktu rangsangan 10 detik, 15 detik, 20 detik, 25 detik, 30 detik asal gerakan dengan kecepatan tinggi. 4. Denyut nadi maksimal = 220 – umur atlet berarti beban latihan maksimal. Intensitas beban latihan dikatakan masuk ke dalam “Training Zone”, apabila kenaikan denyut nadi atlet menjadi 80%-90% denyut nadi maksimal.
  • 102. Contoh Progam Latihan Fisik : Flexibility Gen. end. Sh, Anaer, End Spesific End Maximum Str. Str. End. Explosive Str Agility Reaction Intervasion 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 dst Desember Januari Februari Maret April Mei Persiapan Umum Persiapan Khusus Pertandingan Persipan Pertandingan PROGAM LATIHAN FISIK
  • 103. BULAN DESEMBER Minggu 1. (berat) : 2 lapanagn Silang (6 kali silang) 2 lapangan Rest 3x2 Sit-up, Back-up dan Besi Latihan besi, Latihan khusus Footing Mobilitas Minggu 2. (ringan) : Idem minggu 1 Minggu 3. (sedang) : Idem minggu 2 Minggu 4. (berat) : Idem minggu 3 BULAN JANUARI Minggu 1. (ringan) : 2 lapangan Silang (6 kali silang) 2 lapangan Rest 3x2 2 menit kerja, 3x2 Sit-up, Back-up dan Besi Lompat-lompat (Plyometric) Macam-macam latihan kelincahan Footing Minggu 2. (sedang) : Idem minggu 1 Minggu 3. (Berat) : 2 menit kerja, 3x2 Latihan besi, Latihan khusus Lompat-lompat (Plyometric) Macam-macam latihan kelincahan Macam-macam latihan reaksi Minggu 4. (ringan) : Idem minggu 3
  • 104. BULAN FEBRUARI Minggu 1. (sedang) : 2 menit kerja, 3x2 Sit-up, Back-up dan Besi Latihan besi, Latihan khusus Lompat-lompat (Plyometric) Macam-macam latihan kelincahan Macam-macam latihan reaksi Minggu 2. (berat) : Idem minggu 1 + Sprint – Rest 7x3 Minggu 3. (ringan) : Idem minggu 2 Minggu 4. (sedang) : Idem minggu 3 BULAN MARET Minggu 1. (berat) : 1 lapangan Rest 5x2 atau Sprint-Rest 7x2 2 menit kerja, 3x2 Lompat-lompat (Plyometric) Macam-macam latihan kelincahan Macam-macam latihan reaksi Minggu 2. (ringan) : Idem minggu 1 Minggu 3. (sedang) : 2 menit kerja, 3x2 Lompat-lompat (Plyometric) Macam-macam latihan kelincahan Macam-macam latihan reaksi Minggu 4. (berat) : Idem minggu 3 BULAN APRIL Minggu 1. (ringan) : menyesuaikan jadwal pertandingan Minggu 2. Dst Diperkirakan kompetisi Divisi II mulai bulan April 2006
  • 105. Perencanaan latihan sering dikaitkan dengan musm-musim latihan 1. Musim pertama disebut musim persiapan.( Preliminary season) Sasaran pada musim persiapan adalah: Membentuk kekuatan,daya tahan,dab kelentukan. Bentuk latihannya antara lain fartlek,cross country,latihan penguluran dan peregangan. Komposisi latihan: 60-70% Fisik 30-35% Teknik Waktu latihan paling sedikit 8-10 bulan/minggu untuk jangka menengah atau pendek.
  • 106. 2. Musim peningkatan prestasi. Sasaran memahirkan teknik,serta penyempurnaan gerak dari cabang olahraga yang di lakukan seorang atlet. Waktu yang diperlukan sampaidengan 10 bulan./ minggu Untuk jangka menengah/pendek Komposisi perencanaannya adalah sbb: Latihan teknik 50 % Latihan taktik 25% Latihan fisik 15% Test trial 10% Diharapkan atlet sudah memiliki kondisi fisik yang memadai.
  • 107.  3. Musim pematangan juara.  Pada musim ini penekanan pada espek taktik baik taktik idividu maupun taktik team.  Bobot latihan pada musim ini ialah:  Latihan taktik 65%  Latihan Fisik 10 %  Try out 25 %
  • 108.  4. Musim usai pertandingan. Masa setelah selesai melakukan pertandingan .  Kegiatannya adalah memutar rekaman pertandingan mengingat kegitan pertandingan yang sudah dilakukan kemudian mendiskusikan kelemahan atau kekurangan yang ada . Pada musim ini juga cocok untuk melakukan olahraga lain seperti berenang,hiking,cross country,naik gunung, dll  Tujuannya agar kondisi fisik terjaga untu melanjutka program berikutnya.
  • 109. Fase Latihan PERSIAPAN PERTANDINGAN TRANSISI Subfase Persiapan Umum Persiapan Khusus Pra Pertandingan Pertandingan TRANSISI Siklus Makro Siklus Mikro RENCANA TAHUNAN