Modul ini membahas tentang trombosis vena dalam (DVT), meliputi definisi, epidemiologi, patogenesis, faktor risiko, diagnosa, dan penatalaksanaan. DVT adalah trombosis yang terjadi pada vena dalam, lokasi tersering di ekstremitas bawah. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis, skor Wells, dan pemeriksaan penunjang seperti D-dimer dan USG vena. Penatalaksanaan bertujuan mencegah komplikasi sepert
1. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang disebabkan trauma. Terdapat berbagai jenis fraktur berdasarkan lokasi, usia, dan derajat luka.
2. Diagnosis fraktur didasarkan pada riwayat trauma, inspeksi fisik, dan temuan nyeri pada palpasi. Penatalaksanaan meliputi reposisi, imobilisasi, dan mobilisasi untuk memulihkan fungsi anggota gerak.
3. Penyembuhan fraktur melib
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan teknik pemeriksaan fisik abdomen yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendeteksi kelainan pada organ dalam perut.
1. Acute Limb Ischemia (ALI) adalah kondisi penurunan aliran darah ke ekstremitas secara tiba-tiba yang menyebabkan gangguan fungsi dan iskemia;
2. ALI disebabkan oleh trombosis atau emboli yang menyebabkan oklusi arteri, dengan gejala utama nyeri, kebas, kelemahan otot, dan kulit pucat dan dingin;
3. Diagnosis ALI didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik ekstre
1. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang disebabkan trauma. Terdapat berbagai jenis fraktur berdasarkan lokasi, usia, dan derajat luka.
2. Diagnosis fraktur didasarkan pada riwayat trauma, inspeksi fisik, dan temuan nyeri pada palpasi. Penatalaksanaan meliputi reposisi, imobilisasi, dan mobilisasi untuk memulihkan fungsi anggota gerak.
3. Penyembuhan fraktur melib
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan teknik pemeriksaan fisik abdomen yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendeteksi kelainan pada organ dalam perut.
1. Acute Limb Ischemia (ALI) adalah kondisi penurunan aliran darah ke ekstremitas secara tiba-tiba yang menyebabkan gangguan fungsi dan iskemia;
2. ALI disebabkan oleh trombosis atau emboli yang menyebabkan oklusi arteri, dengan gejala utama nyeri, kebas, kelemahan otot, dan kulit pucat dan dingin;
3. Diagnosis ALI didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik ekstre
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
Laporan kasus bedah anak mengenai hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis pada anak perempuan berumur 7 bulan. Penderita mengeluhkan benjolan di lipat paha kanan yang dapat hilang timbul. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya benjolan ukuran 2 cm x 1 cm x 1 cm di regio inguinalis dekstra yang dapat keluar masuk. Diagnosis yang ditetapkan adalah hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis. Rencana t
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bWoro Nugroho
Pasien laki-laki berusia 29 tahun datang dengan keluhan muntah dan nyeri perut sejak 2 hari. Didiagnosis dengan ileus obstruksi letak tinggi berdasarkan riwayat operasi sebelumnya dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium. Dilakukan laparotomi eksplorasi dan penatalaksanaan.
Pneumotoraks adalah kondisi di mana udara masuk ke ruang pleura yang mengelilingi paru-paru, menyebabkan paru-paru mengempis. Pneumotoraks dapat terjadi secara spontan tanpa cedera atau disebabkan oleh trauma toraks. Gejala umumnya meliputi nyeri dada dan kesulitan bernapas. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan radiologi yang menunjukkan adanya udara di ruang pleura. Penatalaksanaan bervariasi mulai dari ok
Pasien laki-laki berusia 58 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan batuk berdahak. Pemeriksaan menunjukkan adanya pleuropneumonia di paru kiri pasien beserta riwayat diabetes.
Prolaps uteri adalah kondisi jatuhnya rahim akibat melemahnya otot penyangga rahim. Terdiri dari 3 derajat berat, dari sedikit turun hingga keluar vagina. Gejala klinis berupa rasa asing di genitalia, sakit panggul, gangguan seksual dan buang air kecil. Pemeriksaan menentukan posisi portio. Penatalaksanaan meliputi latihan otot, alat bantu (pessarium), atau operasi seperti vent
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi patologi kulit, di antaranya:
1. Keloid dan kista dalam keloid yang ditandai dengan penebalan jaringan ikat kolagen.
2. Verruca vulgaris atau kutil yang merupakan tumor epitel jinak jenis papiloma skuamosa.
3. Hemangioma kapiler sebagai tumor jinak pembuluh darah kapiler.
4. Nevus dan nevus pigmentosus yang ditandai oleh kandungan sel melanin berle
Dokumen ini membahas tentang mioma uteri, termasuk definisi, anatomi, etiologi, klasifikasi, gejala, perubahan sekunder, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan, penatalaksanaan, serta prognosisnya. Mioma uteri adalah neoplasma jinak pada rahim yang disebabkan stimulasi estrogen. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan penunjang seperti USG. Pengobatannya meliputi kon
Dokumen tersebut membahas lokasi dan pola gangguan pergerakan yang disebabkan oleh berbagai jenis lesi sistem saraf pusat dan perifer. Lesi pada Upper Motor Neurone, Lower Motor Neurone, Neuromuscular Junction, otot, basal ganglia dan cerebellum dapat menyebabkan kelemahan, gangguan pergerakan, dan gangguan sensasi dengan karakteristik yang berbeda untuk setiap lokasi lesi. Dokumen ini berguna untuk mendiagnosis lokasi le
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri atau jamur. Gejala utamanya nyeri telinga dan keluarnya cairan. Penatalaksanaannya meliputi antiseptik, antibiotik topikal atau oral, tergantung berat ringannya. Komplikasinya dapat berupa perikondritis, selulitis, atau otitis eksterna berat.
Trauma thoraks adalah kasus yang dapat mengakibatkan kematian. Pemilihan modalitas imejing radiologi yang baik dan pengenalan kasus yang familiar akan mencefah kematian karena trauma toraks.
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
Laporan kasus bedah anak mengenai hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis pada anak perempuan berumur 7 bulan. Penderita mengeluhkan benjolan di lipat paha kanan yang dapat hilang timbul. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya benjolan ukuran 2 cm x 1 cm x 1 cm di regio inguinalis dekstra yang dapat keluar masuk. Diagnosis yang ditetapkan adalah hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis. Rencana t
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bWoro Nugroho
Pasien laki-laki berusia 29 tahun datang dengan keluhan muntah dan nyeri perut sejak 2 hari. Didiagnosis dengan ileus obstruksi letak tinggi berdasarkan riwayat operasi sebelumnya dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium. Dilakukan laparotomi eksplorasi dan penatalaksanaan.
Pneumotoraks adalah kondisi di mana udara masuk ke ruang pleura yang mengelilingi paru-paru, menyebabkan paru-paru mengempis. Pneumotoraks dapat terjadi secara spontan tanpa cedera atau disebabkan oleh trauma toraks. Gejala umumnya meliputi nyeri dada dan kesulitan bernapas. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan radiologi yang menunjukkan adanya udara di ruang pleura. Penatalaksanaan bervariasi mulai dari ok
Pasien laki-laki berusia 58 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan batuk berdahak. Pemeriksaan menunjukkan adanya pleuropneumonia di paru kiri pasien beserta riwayat diabetes.
Prolaps uteri adalah kondisi jatuhnya rahim akibat melemahnya otot penyangga rahim. Terdiri dari 3 derajat berat, dari sedikit turun hingga keluar vagina. Gejala klinis berupa rasa asing di genitalia, sakit panggul, gangguan seksual dan buang air kecil. Pemeriksaan menentukan posisi portio. Penatalaksanaan meliputi latihan otot, alat bantu (pessarium), atau operasi seperti vent
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi patologi kulit, di antaranya:
1. Keloid dan kista dalam keloid yang ditandai dengan penebalan jaringan ikat kolagen.
2. Verruca vulgaris atau kutil yang merupakan tumor epitel jinak jenis papiloma skuamosa.
3. Hemangioma kapiler sebagai tumor jinak pembuluh darah kapiler.
4. Nevus dan nevus pigmentosus yang ditandai oleh kandungan sel melanin berle
Dokumen ini membahas tentang mioma uteri, termasuk definisi, anatomi, etiologi, klasifikasi, gejala, perubahan sekunder, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan, penatalaksanaan, serta prognosisnya. Mioma uteri adalah neoplasma jinak pada rahim yang disebabkan stimulasi estrogen. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan penunjang seperti USG. Pengobatannya meliputi kon
Dokumen tersebut membahas lokasi dan pola gangguan pergerakan yang disebabkan oleh berbagai jenis lesi sistem saraf pusat dan perifer. Lesi pada Upper Motor Neurone, Lower Motor Neurone, Neuromuscular Junction, otot, basal ganglia dan cerebellum dapat menyebabkan kelemahan, gangguan pergerakan, dan gangguan sensasi dengan karakteristik yang berbeda untuk setiap lokasi lesi. Dokumen ini berguna untuk mendiagnosis lokasi le
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri atau jamur. Gejala utamanya nyeri telinga dan keluarnya cairan. Penatalaksanaannya meliputi antiseptik, antibiotik topikal atau oral, tergantung berat ringannya. Komplikasinya dapat berupa perikondritis, selulitis, atau otitis eksterna berat.
Trauma thoraks adalah kasus yang dapat mengakibatkan kematian. Pemilihan modalitas imejing radiologi yang baik dan pengenalan kasus yang familiar akan mencefah kematian karena trauma toraks.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien leukemia yang mencakup definisi leukemia, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan medis, dan pendidikan kesehatan untuk pencegahan leukemia. Dokumen ini juga menjelaskan pengkajian keperawatan, masalah keperawatan, prioritas keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk menangani masalah-masalah yang muncul pada pas
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh infeksi virus atau racun. Terdapat beberapa jenis hepatitis seperti hepatitis A, B, C, dan E yang menyebabkan gejala seperti sakit kepala, demam, dan kuningnya kulit. Hepatitis dapat ditularkan melalui kontak darah, seks, atau makanan terkontaminasi. Pencegahannya melalui imunisasi dan menghindari paparan risiko penularan penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia akut limfoblastik (ALL) yang merupakan salah satu jenis kanker darah yang umumnya terjadi pada anak-anak. Dokumen menjelaskan gejala klinis ALL seperti demam, letargi, limfadenopati, hepatosplenomegali, serta penatalaksanaan medisnya yang meliputi kemoterapi. Dokumen juga membahas diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi untuk pasien
2. Tujuan Pembelajaran
• Memahami definisi, epidemiologi, faktor risiko, dan patogenesis trombosis
vena dalam
• Memahami prinsip pendekatan diagnosis pasien dengan trombosis vena
dalam
• Memahami prinsip tatalaksana pasien dengan trombosis vena dalam
5. Sumber:
1/ Kaushansky K, Lichtman MA, Prchal JT, Levi MM, Press OW, Burns L, et al. Williams Hematology. 9th ed. New York: McGraw-Hill; 2016.
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from the European Society of Cardiology
working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and right ventricular function. 2018;4208–18
Definisi
Trombosis Vena
Dalam (DVT)
Proksimal Distal
Trombosis yang terjadi pada vena dalam, lokasi
tersering pada ekstremitas bawah
@ Vena femoral, poplitea, illiac
Akibat kondisi kronik
@ Area bawah lutut
Akibat kondisi transien
Sumber Gambar : Martini FH, Timmons MJ, Tallitsch RB. Human anatomy. 7th
ed. Boston: Benjamin Cummings; 2012
6. DVT pada Lokasi Lain
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document
from the European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and right ventricular function.
2018;4208–18
Vena Ekstremitas
Atas
Primer
Sekunder
10% dari total kasus
DVT
Insidensi 0,4-
1/100.000 per tahun
Akibat pemasangan kateter
vena, kanker, kehamilan, trauma
atau operasi di area ekstremitas
atas
Akibat kelainan anatomis
Vena Serebral
Vena Splanknik
8. Epidemiologi
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint
consensus document from the European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and
right ventricular function. 2018;4208–18
2/3 kasus
tromboemboli vena
: DVT
80% kasus DVT:
DVT proksimal
Insidensi DVT : 70-
140/100.000 per
tahun
25-50% pasien DVT
episode pertama
tidak ditemukan
faktor predisposisi
Mortalitas jangka
pendek DVT tanpa
emboli paru : 2-5%
Rekurensi tinggi,
terutama dalam 6
bulan pertama
10. Patogenesis
Sumber:
1. Kaushansky K, Lichtman MA, Prchal JT, Levi MM, Press OW, Burns L, et al. Williams Hematology. 9th ed. New York:
McGraw-Hill; 2016.
3. Kumar V, Abbas A, editors. Hemodynamic disorders, thromboembolic disease and shock. In: Robbins and Cotrans
Pathologic Basis of Disease. Elsevier; 2015. p. 113–35.
Stimulus Protektif
Inaktivasi
oleh inhibitor
Eliminasi oleh
fagosit & liver
Enzim
fibrinolitik
Kerusakan
endotel
Aliran darah
abnormal
Hiper-
koagulabilitas
TRIAS VIRCHOW
12. Faktor Risiko (1)
Sumber:
4. Hoffbrand A, Moss P. Hoffbrand’s Essential Hematology. 7th Editio. Susex: Wiley Blackwell; 2016
•Mutasi faktor V Leiden
•Varian protrombin
G20210A
•Defisiensi protein C
•Defisiensi antitrombin
•Defisiensi protein S
•Disfibrinogenemia
•Golongan darah non O
•Riwayat DVT tanpa
pencetus pada keluarga
HEREDITER MUTASI FAKTOR V LEIDEN
Penyebab herediter tersering, insidensi 20-40%.
Terjadi polimorfisme gen faktor V sehingga faktor V
lebih sulit bereaksi dengan protein C aktif untuk
menghambat proses trombosis.
VARIAN PROTROMBIN G20210A
Variasi gen protrombin, 2-3% dari populasi, terkait
dengan peningkatan kadar protrombin plasma dan 5x
peningkatan risiko trombosis.
DEFISIENSI ANTITROMBIN
Diturunkan secara autosomal dominan. Ditandai
dengan trombosis vena berulang pada usia dewasa
muda
DEFISIENSI PROTEIN C ATAU PROTEIN S
Diturunkan secara autosomal dominan. Gejala khas
berupa nekrosis kulit pada terapi dengan warfarin
13. Faktor Risiko (2)
Sumber:
4. Hoffbrand A, Moss P. Hoffbrand’s Essential Hematology. 7th Editio. Susex: Wiley Blackwell; 2016
•Mutasi faktor V Leiden
•Varian protrombin
G20210A
•Defisiensi protein C
•Defisiensi antitrombin
•Defisiensi protein S
•Disfibrinogenemia
•Golongan darah non O
•Riwayat DVT tanpa
pencetus pada keluarga
HEREDITER
DISFIBRINOGENEMIA
Biasanya asimptomatik atau memiliki gejala
perdarahan hebat. Jarang menyebabkan trombosis
GOLONGAN DARAH NON-O
Golongan darah non O memiliki kadar faktor von
Willebrand dan faktor VIII serum yang lebih tinggi
dibanding golongan darah O sehingga
meningkatkan risiko trombus atau emboli vena
14. Faktor Risiko (3)
Sumber:
4. Hoffbrand A, Moss P. Hoffbrand’s Essential Hematology. 7th Editio. Susex: Wiley Blackwell; 2016
•Peningkatan kadar faktor
VIII plasma
•Peningkatan kadar
fibrinogen plasma
•Peningkatan kadar
homosistein plasma
HEREDITER atau DIDAPAT
HIPERHOMOSISTEINEMIA
-Homosistein : berasal dari metionin yang diperoleh
dari makanan, dieliminasi dengan proses remetilasi
menjadi metionin atau diubah menjadi sistein
dengan jalur trans-sulfurasi.
-Herediter : defisiensi atau defek enzim yang
berperan dalam proses eliminasi homosistein
-Didapat : defisiensi vitamin B6, obat, kerusakan
ginjal, merokok
15. Faktor Risiko (4)
Sumber:
4. Hoffbrand A, Moss P. Hoffbrand’s Essential Hematology. 7th Editio. Susex: Wiley Blackwell; 2016
•Operasi
•Trauma mayor
•Keganasan
•Pasien rawat inap akibat
penyakit akut (gagal
jantung/napas, infeksi, IBD)
•Lupus antikoagulan
•Terapi hormon estrogen
•Trombositopenia yang
diinduksi heparin
•Hamil/postpartum
•Penyakit mieloproliferatif
DIDAPAT HOSPITAL-ACQUIRED THROMBOSIS
Didefinisikan sebagai trombosis yan terjadi dalam
90 hari pasca perawatan di rumah sakit,
menyumbang 50% dari kasus tromboemboli vena.
Pemberian tromboprofilaksis dapat
dipertimbangkan untuk pasien dengan risiko
sangat tinggi.
PASCA OPERASI
Mayoritas terjadi pada pasien obesitas, usia lanjut,
pasien yang menjalani bedah mayor regio abdomen
atau panggul, serta dengan riwayat trombosis vena
di keluarga.
KEGANASAN & PENYAKIT MYELOPROLIFERATIF
Seluruh jenis kanker dan penyakit myeloproliferatif
secara umum meningkatkan risiko trombosis vena,
khususnya kanker ovarium, otak, dan pankreas.
Tumor mensekresi kan tissue factor dan
prokoagulan yang mengaktivasi faktor X.
16. Faktor Risiko (5)
Sumber:
4. Hoffbrand A, Moss P. Hoffbrand’s Essential Hematology. 7th Editio. Susex: Wiley Blackwell; 2016
•Operasi
•Trauma mayor
•Keganasan
•Pasien rawat inap akibat
penyakit akut (gagal
jantung/napas, infeksi, IBD)
•Lupus antikoagulan
•Terapi hormon estrogen
•Trombositopenia yang
diinduksi heparin
•Hamil/postpartum
•Penyakit mieloproliferatif
DIDAPAT STASIS VENA DAN IMOBILISASI
Terjadi pada pasien gagal jantung kongestif, infark
miokard, varises vena, fibrilasi atrium, imobilisasi
lama (misalnya pasca perjalanan udara jarak jauh),
dan pasca operasi
SINDROM ANTIFOSFOLIPID
Ditandai adanya antifosfolipid antibodi, salah
satunya lupus antikoagulan. Sindrom ini
berasosiasi dengan peningkatan kejadian
trombosis vena dan arteri
TERAPI HORMON ESTROGEN
Terapi estrogen, terutama dosis tinggi,
berhubungan dengan peningkatan kadar faktor II,
VII, VIII, IX, dan X serta penurunan kadar
antitrombin dan tissue plasminogen activator
19. Algoritma Diagnosis
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint
consensus document from the European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and
right ventricular function. 2018;4208–18
20. Diagnosis - Manifestasi Klinis
Nyeri tungkai
unilateral
Nyeri tekan
Edema pitting Distensi vena
Vena yang
dapat
dipalpasi
Perubahan
warna
kulit/sianosis
Adanya vena
kolateral
superfisial
Sumber:
1. Kaushansky K, Lichtman MA, Prchal JT, Levi MM, Press OW, Burns L, et al. Williams Hematology. 9th ed. New York: McGraw-Hill; 2016.
Tidak spesifik,
lanjutkan ke
skoring Wells
Phlegmasia
cerulea dolens
Sumber Gambar:
ebmedicine.net
21. Diagnosis
– Skor
Wells
Gejala klinis Skor
Kanker aktif (dalam terapi atau dalam jangka waktu 6 bulan
terakhir atau dalam terapi paliatif) +1
Paralisis, paresis, atau adanya riwayat imobilisasi ekstremitas
bawah dalam waktu dekat
+1
Terbaring di tempat tidur selama 3 hari atau lebih dalam waktu
dekat, atau menjalani pembedahan mayor dalam 12 minggu
terakhir yang membutuhkan anestesi lokal atau umum
+1
Nyeri tekan lokal di sekitar area perdarahan vena dalam
+1
Bengkak pada seluruh bagian tungkai +1
Bengkak pada area betis setidaknya 3 cm lebih besar
dibandingkan kaki kontralateral (diukur 10 cm di bawah
tuberositas tibia)
+1
Edema pitting pada kaki yang bergejala +1
Vena kolateral superfisial +1
Riwayat DVT sebelumnya +1
Adanya diagnosis lain yang masih mungkin selain DVT -2
Interpretasi two-level Wells score:
<1 kemungkinan kecil DVT >2 kemungkinan besar DVT
22. Algoritma Diagnosis
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint
consensus document from the European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and
right ventricular function. 2018;4208–18
23. Diagnosis – Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM
• Kadar D-Dimer plasma (ELISA) : meningkat pada DVT
-diperiksa pada pasien dengan kemungkinan kecil DVT
-hasil negatif eksklusi DVT
RADIOLOGI
• USG Vena
-Pemeriksaan diagnostik lini pertama untuk pasien dengan kemungkinan tinggi DVT
(spesifisitas 93.8%)
-Diagnosis DVT dan lokasinya :
1. inkompresibilitas vena
2. gambaran trombus dengan dilatasi vena
3. spektrum dan aliran darah abnormal pada USG Doppler
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from the European
Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and right ventricular function. 2018;4208–18
4. Hoffbrand A, Moss P. Hoffbrand’s Essential Hematology. 7th Editio. Susex: Wiley Blackwell; 2016
24. Algoritma Diagnosis
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint
consensus document from the European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and
right ventricular function. 2018;4208–18
25. Diagnosis – Stratifikasi Risiko Pasien
dengan DVT Distal
Risiko Tinggi Risiko Rendah
Riwayat tromboemboli vena sebelumnya DVT distal karena operasi atau faktor
risiko transien lain
Laki-laki
Usia >50 tahun
Kanker
DVT distal tanpa penyebab yang jelas
DVT distal yang terjadi karena imobilisasi
persisten
DVT distal yang terjadi akibat
penggunakan kontrasepsi atau terapi
hormon
DVT distal yang melibatkan trifurkasi
poplitea
DVT distal yang melibatkan >1 vena
tungkai
DVT distal pada kedua tungkai
Adanya penyakit predisposisi
Adanya gangguan trombofilik
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from the
European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and right ventricular function. 2018;4208–18
27. Tatalaksana - Farmakologi
Fase inisial
(5-21 hari pertama)
Fase jangka panjang
(3-6 bulan pertama)
Fase lanjutan
(3-6 bulan selanjutnya)
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from the
European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and right ventricular function. 2018;4208–18
28. Algoritma
Tatalaksana
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli
G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis
and management of acute deep vein
thrombosis : a joint consensus document
from the European Society of Cardiology
working groups of aorta and peripheral
vascular diseases and pulmonary
circulation and right ventricular function.
2018;4208–18
29. Tatalaksana - Regimen Obat
• Terapi parenteral
• Obat: UFH (Unfractionated Heparin), LMWH (low molecular weight heparin),
fondaparinux
• Indikasi: Pasien dengan CrCl < 30 mL/min, risiko perdarahan tinggi, fungsi ginjal
tidak stabil
• Antagonis vitamin K (Vitamin K Antagonist/VKA)
• Direct oral anticoagulant (DOAC)
• Waktu paruh eliminasi lebih panjang dari UFH dan LMWH
• Sama efektif dengan UFH dan LMWH, profil keamanan lebih baik
• Obat : dabigatan, edoxaban, apixaban, ravaroxaban
Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from
the European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and right ventricular function. 2018;4208–18
30. Tatalaksana- Farmakologi
Fase inisial
(5-21 hari
pertama)
Fase jangka
panjang
(3-6 bulan
pertama)
Fase
lanjutan
(3-6 bulan
selanjutnya)
Apixaban 5 mg bid; Apixaban 2,5 mg bid s/d >6 bulan
LMWH 5-10 hari, dilanjutkan Dabigatran 150 mg bid
LMWH 5-10 hari, dilanjutkan Edoxaban 60 mg/hari *
Rivaroxaban 20 mg/hr, Rivaroxaban 10-20 mg/hr s/d >6
bulan
LMWH 5-10 hari, dilanjutkan antagonis vitamin K (target INR 2-3_
Apixaban 10 mg bid 7 hari
Rivaroxaban 15mg bid 21 hari
LMWH : low molecular weight heparin
* Bila klirens kreatinin 50-30 ml/menit atau disertai penggunaan PPI : 30 mg/hari
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from the
European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and right ventricular function. 2018;4208–18
31. Tatalaksana-Perbandingan DOAC dan Terapi
Parenteral/VKA
Meta-analisis (27.023 pasien) :
• Efikasi : laju rekurensi serupa
• Efek samping : lebih rendah secara signifikan pada penggunaan DOAC :
• Perdarahan berat (RR 0,61)
• Perdarahan fatal (RR0,36)
• Perdarahan intrakranial (RR 0,37)
• Perdarahan minor yang signifikan secara klinis (RR 0,73)
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from the
European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and right ventricular function. 2018;4208–18
32. Tatalaksana – Non Farmakologi
Trombolisis/
Trombektomi
• CDT : catheter-
directed
thrombolysis
• Dapat
mencegah post
thrombotic
syndrome (PTS)
Filter Vena Cava
• Digunakan
pada pasien
dengan DVT
proksimal
dengan
kontraindikasi
absolut
antikoagulan
• Komplikasi :
trombosis filter
Kompresi
• Tujuan : kontrol
gejala dan
pencegah PTS
• Efikasi baik
pada pasien
dengan terapi
kompresi +
mobilisasi dini
+ olahraga
berjalan kaki
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from the
European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and right ventricular function. 2018;4208–18
34. Komplikasi
-⬆ Trombosis
-Rekurensi
⬆ Trombosis -
Rekurensi -
Post
Thrombotic
Syndrome
(PTS)
Jangka
Pendek
Jangka
Menengah
Jangka
Panjang
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from the
European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and right ventricular function. 2018;4208–18
35. Komplikasi-Post Thrombotic Syndrome (PTS)
Terjadi pada 30-50% pasien
dalam 2 tahun pasca DVT
Faktor risiko :
• Riwayat DVT ipsilateral
• DVT proksimal
• Obesitas
• Kontrol INR buruk dalam 3
bulan terapi
Diagnosis : skor Villalta > 5 atau
adanya ulkus vena Skor 5-9 : ringan
Skor 10-14 sedang
Skor >15 : berat
Sumber:
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from the European Society of Cardiology working groups
36. Kesimpulan
• Mayoritas kasus tromboemboli vena adalah DVT, dengan lokasi tersering pada
ekstremitas bawah
• DVT terjadi akibat adanya ketidakseimbangan stimulus trombogenik dan mekanisme
protektif. Faktor risikonya dapat merupakan kelainan herediter maupun kondisi yang
didapat
• Diagnosis DVT dibuat berdasarkan gejala klinis, hasil skoring Wells, dan hasil evaluasi
dari USG Vena atau D-dimer plasma
• Tatalaksana DVT mencakup regimen terapi dengan terapi parenteral/VKA/DOAC
• Komplikasi tersering DVT adalah post thrombotic syndrome (PTS)
37. Daftar Pustaka
1. Kaushansky K, Lichtman MA, Prchal JT, Levi MM, Press OW, Burns L, et al. Williams Hematology. 9th
ed. New York: McGraw-Hill; 2016.
2. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of
acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from the European Society of Cardiology
working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and right
ventricular function. 2018;4208–18
3. Hoffbrand A, Moss P. Hoffbrand’s Essential Hematology. 7th Editio. Susex: Wiley Blackwell; 2016
4. Martini FH, Timmons MJ, Tallitsch RB. Human anatomy. 7th ed. Boston: Benjamin Cummings; 2012
5. Kumar V, Abbas A, editors. Hemodynamic disorders, thromboembolic disease and shock. In: Robbins
and Cotrans Pathologic Basis of Disease. Elsevier; 2015. p. 113–35.