SlideShare a Scribd company logo
BRONKIEKTASIS
Subdivisi Asma/PPOK
Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUNAND/
RSUP M.Djamil Padang
2021
Oleh :
Hendris Utama C.W
MATERI PEMBAHASAN
Definisi
Klasifikasi
Patogenesis
Penegakan diagnosis (anamnesis, pemeriksaan fisik)
Diagnosis
Tatalaksana
Evaluasi
DEFINISI
Bronkietasis (BE) adalah penyakit paru kronik ditandai dengan
infeksi, inflamasi, dilatasi permanen, irreversibel, baik terjadi
fokal maupun difus di dinding bronkus.
Baron RM, Barshak MB. Harrison's principles of internal medicine. 19th edition. United states: McGraw-Hill education; 2015. p. 1694-95
EPIDEMIOLOGI
Lebih sering ditemukan pada
jenis kelamin perempuan dan
usia tua
Belum diketahui pasti.
Prevalens berbeda tiap
negara dan tergantung
etiologi
Prevalens bronkiektasis berkisar
antara 67 - 566,1 per 100000
penduduk di Eropa dan Amerika Utara
BE cenderung terjadi pada
negara dengan prevalensi
tuberkulosis tinggi
Baron RM, Barshak MB. Harrison's principles of internal medicine. 19th edition. United states: McGraw-Hill education; 2015. p. 1694-95
BE pada infeksi Mycobacterium
avium complex terjadi pada
perempuan usia>50 tahun
BE pada individu dengan
fibrosis kistik terjadi di masa
remaja akhir.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
Idiopatik ~ 40%
Pasca Infeksi ~ 30% Pasca pneumonia, campak, pertusis, TB,
Mycobacterium avium complex (MAC)
Gangguan mukosilier Silia imotil, sindrom Kartagener, sindrom Young
Obstruksi Benda asing, tumor
Gangguan imun Hipogammaglobulinemia, infeksi HIV, kanker,
Allergic bronchopulmonary aspergillosis
Rheumatoid/Inflamasi Rheumatoid arthritis, inflammatory bowel disease
Genetik Fibrosis kistik, defisiensi α-1 antitrypsin, Sindrom
Williams-Campbell
Lain-lain Aspirasi, yellow nail syndrome, malformasi
kongenital, benda asing
Al-Shirawi N, Al-Jahdali HH, Al-Shimemeri A. Ann of Thor Med. 2006,1:41-51
ETIOLOGI
Berdasarkan area keterlibatan
paru
Penyebab
Fokal Obstruksi (aspirasi benda asing, massa tumor)
Difus Infeksi bakteri
Imunodefisiensi
Genetik
Autoimun atau penyebab reumatologi
Aspirasi rekuren
Baron RM, Barshak MB. Harrison's principles of internal medicine. 19th edition. United states: McGraw-Hill education; 2015. p. 1694-95
ETIOLOGI
Berdasarkan keterlibatan mikroorganisme
- Banyak ditemukan kolonisasi potentially pathogenic micro-organism (PPMs) di saluran
napas bawah pasien bronkiektasis (BE).
- Jenis mikroorganisme yang ditemukan: Hemophilus influenza (55%), Pseudomonas
spp (26%), Streptococcus pneumonia (12%). Sekitar 30% penderita resisten
antibiotik.
- Faktor risiko yang memudahkan kolonisasi bakteri : diagnosis BE sebelum 14 tahun,
FEV1<80% nilai prediksi, dan tipe BE varikosa/kistik
Amorin A, et all. rev Por Pneumol. 2016,22(4):222-235
ETIOLOGI
q Zona atas : pada fibrosis kistik, allergic bronchopulmonary aspergillosis (ABPA), dan
traction bronchiectasis yang disebabkan fibrosis akibat tuberkulosis, sarkoidosis and
silikosis
q Zona tengah : NTM (non tuberculosa mycobacteria) kronik
q Zona bawah : aspirasi (kronik), penyakit polikistik, penyakit imunodefisiensi,
asbestosis, pneumonia interstisial idiopatik
Chan ED, et al. Diagnostic evaluation of bronchiectasis. Resp med. 2019,1:10006
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
Pasca Infeksi
§ Diduga infeksi yang terjadi usia anak à terjadi kerusakan struktur paru dan
memudahkan invasi bakteri.
§ Kejadian bronkiektasis pasca infeksi TB terjadi karena pembesaran nodus
peribronkial à obstruksi bronkus dan BE sekunder.
§Dilatasi bronkus tetap terjadi walaupun infeksi M.Tb hilang dan nodul kembali ke
ukuran normal.
King, PT. Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2009,4:411-419
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
Fibrosis Kistik
§ Penyakit autosomal resesif karena mutasi gen cystic fibrosis transmembrane conductance
regulator (CFTR) àgangguan transport natrium-klorida di sel epitel sekretori.
§ Mutasi menyebabkan penurunan bersihan mukosiliar dan transportasi ion sehingga terjadi
kolonisasi bakteri saluran napas.
Primary Ciliary Dyskinesia
§ Gangguan genetik autosomal resesif heterogen àabnormalitas struktur dan atau fungsi
mukosiliar.
§ Sebanyak 98% dewasa dan 61% anak dengan primary ciliary dyskinesia mengalami BE.
Amorin A, et all. rev Por Pneumol. 2016,22(4):222-235
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
Defisiensi alpha-1-antitrypsin
Alpha1 antitripsin àmenetralkan kerusakan akibat neutrofil elastase dan meningkatkan
bacterial killing.
Pada BE dan emfisema terjadi defisiensi alpha-1-antitrypsin.
Rheumatoid arthritis (RA)
Insidens BE pada RA sekitar 5%.
Infeksi supuratif kronik pada BE diduga memicu respons imun di membran sinovial yang
menyebabkan kejadian RA.
Pasien dengan BE dan RA yang terjadi bersamaan memiliki prognosis lebih buruk.
Amorin A, et all. rev Por Pneumol. 2016,22(4):222-235
PATOGENESIS (HIPOTESIS LINGKARAN SETAN COLE)
Chalmers JD, Hill AT. Mol imm. 2013,55:27-34
Chan ED, et al. Diagnostic evaluation of bronchiectasis. Resp med. 2019,1:10006
MORFOLOGI
A. Silindris/Tubular
Ditandai dengan dilatasi otot polos
saluran napas, bentuk tetur
B. Varikose
Dilatasi tidak teratur, banyak
lekukan
C. Kistik/Sakular
Distorsi saluran napas distal,
berbentuk kantong
King, PT. Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2009,4:411-419
GEJALA KLINIS
Respirasi
Batuk kronik
Sesak napas progresif
Episode mengi
Nyeri dada
Batuk darah
Sputum 3 lapis
Non Respirasi
Lemas
Penurunan berat badan
Demam
Smith, M. Diagnosis and Management of Bronchiectasis. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
KLASIFIKASI
(BERDASARKAN JUMLAH
SPUTUM) Ringan à produksi < 10mL/
hari
Sedang à produksi 10 -
150mL/ hari
Berat à produksi > 150mL/
hari
Smith, M. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
BRONCHIESTASIS SEVERITY INDEX
Memprediksi risiko eksaserbasi, hospitalisasi,
kualitas hidup, dan 4 years mortality
Ringan : 0 – 4
Sedang : 5 -8
Berat : > 9
Nilai maksimal : 26
Costa, J, et al. Journal Pulmonology. June 2018, 149-54.
FACED SCORE
Memprediksi 5 years mortality
Ringan : 0 – 2
Sedang : 3 – 4
Berat : 5 – 7
Nilai maksimal : 7
Costa, J, et al. The Bronchiesctasis Severity Index and FACED score for assessment of the severity of bronchiesctasis. Journal
Pulmonology. June 2018, 149-54.
KRITERIA EKSASERBASI
Minimal ada 4 (empat) gejala berikut :
§Perubahan jumlah sputum
§Peningkatan gejala sesak napas
§Peningkatan gejala batuk
§Demam > 38C
§Peningkatan bunyi mengi
§Perubahan suara napas
§Gangguan fungsi paru : penurunan
FEV1 atau FVC sekitar 10 %
dibandingkan sebelumnya
§Gambaran foto toraks terdapat infiltrat
baru
Smith, M. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
DIAGNOSIS
Klinis : riwayat batuk kronik berulang
dan produktif, demam berulang, batuk
darah.
Foto toraks : terlihat cincin-cincin
dengan atau tanpa cairan.
HRCT (Gold Standard) : gambaran
tubular / silindris (paling sering),
varikosa, dan kistik dari bronkiektasis
Smith, M. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
RADIOLOGI
Foto thoraks dapat berupa normal, gambaran sarang tawon, atau multiple cincin ektasis
Chan ED, et al. Resp med. 2019,1:10006
RADIOLOGI
Pada HRCT, dapat ditemukan :
§ Gambaran sempurna dari saluran napas yang berdilatasi
§ Dilatasi dinding bronkus menjadi lebih besar dari arteri pulmonalis
(Bronchoarterial ratio > 1)
§ Penebalan dinding bronkus.
Chan ED, et al. Resp med. 2019,1:10006
HRCT BRONKIEKTASIS
TIPE BRONKIEKTASIS
§Tipe silindris / tubular: bentuk yang paling sering ditemukan pada HRCT,
ditemukan dilatasi abnormal bronkus dengan bentuk yang sama, seperti
garis rel kereta api (tram track sign)
§Tipe varikosa : tak mempunyai bentuk yang jelas, ireguler
§Tipe kistik: saluran napas berbentuk mirip seperti kantong / balon yang
dapat dijumpai pada daerah distal
Contarini, M, et all. European Respiratory Review. 2018, 27: 180016.
Contarini, M, et all. European Respiratory Review. 2018, 27: 180016.
§ Kavitas à pada kasus NTM (non tuberculous mycobacteria) atau pasca infeksi
TBC berupa mucous plug (finger in gloves sign)
§ Bila terlokalisir (satu lobus) à kecurigaan ke arah obstruksi intraluminal
akibat tumor, pneumonia nekrotik atau bronkiektasis pasca infeksi.
§ Bila bersifat difus / hampir menyeluruh pada paru disebabkan oleh fibrosis
kistik atau diskinesia siliar primer.
Contarini, M, et all. European Respiratory Review. 2018, 27: 180016.
§Signet ring sign: gambaran pasca BE à
pembesaran pembuluh darah diantara
jalan napas yang membesar
§Honeycombing: klaster ruang udara kistik
umumnya di perifer, basal, subpleural.
§Traction BE: pembesaran bronkus &
bronkiolus yang ireversibel di area fibrosis
atau terdapat kerusakan parenkim
sekitarnya
§Cystic BE: pembesaran bronkus yang bila
membentuk agregasi seperti buah anggur
Contarini, M, et all. European Respiratory Review. 2018, 27: 180016.
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA
Pemeriksaan darah
umumnya dalam
batas-batas normal,
leukositosis
menunjukkan proses
eksaserbasi / infeksi
aktif.
Kelainan faal paru
yang spesifik tidak
dijumpai
Uji fungsi paru
obstruksi atau
restriksi saluran
napas kasus yang
berat
Analisa Gas Darah
dapat normal, pada
kondisi terminal
dapat terjadi gagal
napas
Smith, M. Diagnosis and Management of Bronchiectasis. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS
§Spesimen: kultur sputum atau aspirasi transtorakal
§Patogen yang paling sering menimbulkan infeksi : Haemophilus influenzae (47%–
55%) and P. aeruginosa (12%–26%), dan juga Moraxella catarrhalis, Streptococcus
pneumoniae, Staphylococcus aureus, serta bakteri gram negatif lainnya, seperti NTM
(non tuberculous mycobacteria).
§Gram positif (lebih jarang) : S.hemolyticus, S.beta hemolyticus, Staphylococcus Sp
Smith, M. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
TUJUAN PENGOBATAN
Mencegah
eksaserbasi
Menurunkan
eksaserbasi
Menurunkan
gejala
Meningkatkan
kualitas hidup
Menghentikan
perburukan
penyakitnya
TATALAKSANA
Non Farmakologis
- Edukasi pasien (berhenti merokok,
asupan nutrisi yang cukup)
- Fisioterapi
- Tindakan bronkoskopi
- Pembedahan
- Embolisasi arteri bronkial
Farmakologis
- Terapi oksigen dan simptomatik
- Bersihan saluran napas
- Obat mukolitik dan inhalasi
- Antibiotik oral (imunomodulator)
- Inhalasi antibiotic
- Oral / inhalasi kortikosteroid jika
dibutuhkan
REKOMENDASI
§Pasien perlu mengetahui cara ekspektorasi yang efektif, yaitu dengan bantuan
fisioterapi dan nebulisasi dengan saline (hypertonik/ isotonik)
§Pemberian obat mukolitik dapat diberikan pada pasien yang mengalami kesulitan
mengeluarkan dahak.
§Latihan pernapasan dan fisioterapi 2x sehari dan pemberian obat mukolitik terbukti
efektif untuk membantu membersihkan mukus di saluran napas
Hill, A, et al. British Thoracic Society. January 2019 : 74.
REKOMENDASI
§Belum ada penelitian yang membuktikan secara jelas bahwa pemberian
oral/inhalasi N-asetilsistein memberikan hasil yang efektif.
§Pemberian antibiotik jangan panjang (makrolid) sebagai anti inflamasi
terbukti mengurangi risiko eksaserbasi
§Tidak direkomendasikan pemberian inhalasi / oral kortikosteroid atau B2
agonis secara rutin pada pasien yang tidak memiliki komorbid seperti asma
atau PPOK.
ANTI INFLAMASI
Smith, M. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
TATALAKSANA FARMAKOLOGIS
Antibiotik :
§ Sefalosporin III-IV
§ B-lactam dan as. clavulanate
§ Kuinolon
§ Clindamycin / metronidazole
*diberikan 7-10 hari, disesuaikan dengan uji
resistensi
Anti inflamasi & imunomodulator :
§Eritromisin 2x250mg ( 12 bulan)
§Azitromisin 1X250 mg (12 bulan)
Smith, M. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
KOMPLIKASI
Intra paru
Batuk darah
Pneumonia
Pneumotoraks
Abses paru
Empiema
Ekstra paru
Sinusitis
Abses otak
Sepsis
Hill, A, et al. British Thoracic Society. January 2019 : 74.
PROGNOSIS
§Prognosis banyak tergantung dari faktor lain seperti merokok, alkohol, adiksi obat,
luas penyakit, ada tidaknya komplikasi, serta penyakit yang mendasarinya.
§Bronkiektasis adalah penyakit seumur hidup dan prognosis tergantung pada tingkat
keparahannya.
§Pasien dengan kolonisasi Pseudomonas aeruginosa yang kronik maka cenderung
memiliki kualitas kesehatan yang buruk .
Hill, A, et al. British Thoracic Society. January 2019 : 74.
KESIMPULAN
Diagnosa bronkiektasis harus
ditegakkan berdasarkan
klinis dan radiologi, dan
harus dinilai derajat
keparahan, penyakit yang
mendasari, ada tidaknya
eksaserbasi, serta
prognosisnya.
Pengobatan yang diberikan
harus mencakup tatalaksana
pada infeksi saluran napas,
bersihan jalan napas, dan
kerusakan struktural,
misalnya dengan
penggunaan makrolid
sebagai anti inflamasi,
inhalasi antibiotik, obat
mukolitik, nebulisasi, dan
rehabilitasi pulmoner.
TERIMA KASIH….
PATOGENESIS BRONKIEKTASIS

More Related Content

Similar to Bronkiektasis-HND.pdf

Sindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asmaSindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asma
Ariyanto Harsono
 
Penatalaksanaan ispa
Penatalaksanaan ispaPenatalaksanaan ispa
Penatalaksanaan ispa
PikaLubis
 
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdfABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
HendrisCitra
 
Penyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxPenyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptx
IndriaPermata1
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Nola Hastuti
 
Bronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechyBronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechy
soroylardo1
 
Bronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechyBronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechy
Soroy Lardo
 
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
lany pratiwi
 
Pneumonia_.ppt
Pneumonia_.pptPneumonia_.ppt
Pneumonia_.ppt
MariaEkarista1
 
Lp ispa neonatus
Lp ispa neonatusLp ispa neonatus
Lp ispa neonatus
Yabniel Lit Jingga
 
Pneu
PneuPneu
CA Paru
CA Paru CA Paru
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJIPenyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
VikiyRamadhanRachim
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
Responiel Halawa
 
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpnBab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpnVic Scremo
 

Similar to Bronkiektasis-HND.pdf (20)

Sindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asmaSindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asma
 
Lp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiiiLp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiii
 
Penatalaksanaan ispa
Penatalaksanaan ispaPenatalaksanaan ispa
Penatalaksanaan ispa
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdfABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
 
Penyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxPenyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptx
 
Materi abses paru
Materi abses paruMateri abses paru
Materi abses paru
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
Bronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechyBronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechy
 
Bronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechyBronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechy
 
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
 
Pneumonia_.ppt
Pneumonia_.pptPneumonia_.ppt
Pneumonia_.ppt
 
Lp ispa neonatus
Lp ispa neonatusLp ispa neonatus
Lp ispa neonatus
 
pnemoni2.pptx
pnemoni2.pptxpnemoni2.pptx
pnemoni2.pptx
 
Pneu
PneuPneu
Pneu
 
CA Paru
CA Paru CA Paru
CA Paru
 
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJIPenyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpnBab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
 

Recently uploaded

Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
jualobat34
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 

Recently uploaded (20)

Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 

Bronkiektasis-HND.pdf

  • 1. BRONKIEKTASIS Subdivisi Asma/PPOK Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUNAND/ RSUP M.Djamil Padang 2021 Oleh : Hendris Utama C.W
  • 2. MATERI PEMBAHASAN Definisi Klasifikasi Patogenesis Penegakan diagnosis (anamnesis, pemeriksaan fisik) Diagnosis Tatalaksana Evaluasi
  • 3. DEFINISI Bronkietasis (BE) adalah penyakit paru kronik ditandai dengan infeksi, inflamasi, dilatasi permanen, irreversibel, baik terjadi fokal maupun difus di dinding bronkus. Baron RM, Barshak MB. Harrison's principles of internal medicine. 19th edition. United states: McGraw-Hill education; 2015. p. 1694-95
  • 4. EPIDEMIOLOGI Lebih sering ditemukan pada jenis kelamin perempuan dan usia tua Belum diketahui pasti. Prevalens berbeda tiap negara dan tergantung etiologi Prevalens bronkiektasis berkisar antara 67 - 566,1 per 100000 penduduk di Eropa dan Amerika Utara BE cenderung terjadi pada negara dengan prevalensi tuberkulosis tinggi Baron RM, Barshak MB. Harrison's principles of internal medicine. 19th edition. United states: McGraw-Hill education; 2015. p. 1694-95 BE pada infeksi Mycobacterium avium complex terjadi pada perempuan usia>50 tahun BE pada individu dengan fibrosis kistik terjadi di masa remaja akhir.
  • 5. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO Idiopatik ~ 40% Pasca Infeksi ~ 30% Pasca pneumonia, campak, pertusis, TB, Mycobacterium avium complex (MAC) Gangguan mukosilier Silia imotil, sindrom Kartagener, sindrom Young Obstruksi Benda asing, tumor Gangguan imun Hipogammaglobulinemia, infeksi HIV, kanker, Allergic bronchopulmonary aspergillosis Rheumatoid/Inflamasi Rheumatoid arthritis, inflammatory bowel disease Genetik Fibrosis kistik, defisiensi α-1 antitrypsin, Sindrom Williams-Campbell Lain-lain Aspirasi, yellow nail syndrome, malformasi kongenital, benda asing Al-Shirawi N, Al-Jahdali HH, Al-Shimemeri A. Ann of Thor Med. 2006,1:41-51
  • 6. ETIOLOGI Berdasarkan area keterlibatan paru Penyebab Fokal Obstruksi (aspirasi benda asing, massa tumor) Difus Infeksi bakteri Imunodefisiensi Genetik Autoimun atau penyebab reumatologi Aspirasi rekuren Baron RM, Barshak MB. Harrison's principles of internal medicine. 19th edition. United states: McGraw-Hill education; 2015. p. 1694-95
  • 7. ETIOLOGI Berdasarkan keterlibatan mikroorganisme - Banyak ditemukan kolonisasi potentially pathogenic micro-organism (PPMs) di saluran napas bawah pasien bronkiektasis (BE). - Jenis mikroorganisme yang ditemukan: Hemophilus influenza (55%), Pseudomonas spp (26%), Streptococcus pneumonia (12%). Sekitar 30% penderita resisten antibiotik. - Faktor risiko yang memudahkan kolonisasi bakteri : diagnosis BE sebelum 14 tahun, FEV1<80% nilai prediksi, dan tipe BE varikosa/kistik Amorin A, et all. rev Por Pneumol. 2016,22(4):222-235
  • 8. ETIOLOGI q Zona atas : pada fibrosis kistik, allergic bronchopulmonary aspergillosis (ABPA), dan traction bronchiectasis yang disebabkan fibrosis akibat tuberkulosis, sarkoidosis and silikosis q Zona tengah : NTM (non tuberculosa mycobacteria) kronik q Zona bawah : aspirasi (kronik), penyakit polikistik, penyakit imunodefisiensi, asbestosis, pneumonia interstisial idiopatik Chan ED, et al. Diagnostic evaluation of bronchiectasis. Resp med. 2019,1:10006
  • 9. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO Pasca Infeksi § Diduga infeksi yang terjadi usia anak à terjadi kerusakan struktur paru dan memudahkan invasi bakteri. § Kejadian bronkiektasis pasca infeksi TB terjadi karena pembesaran nodus peribronkial à obstruksi bronkus dan BE sekunder. §Dilatasi bronkus tetap terjadi walaupun infeksi M.Tb hilang dan nodul kembali ke ukuran normal. King, PT. Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2009,4:411-419
  • 10. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO Fibrosis Kistik § Penyakit autosomal resesif karena mutasi gen cystic fibrosis transmembrane conductance regulator (CFTR) àgangguan transport natrium-klorida di sel epitel sekretori. § Mutasi menyebabkan penurunan bersihan mukosiliar dan transportasi ion sehingga terjadi kolonisasi bakteri saluran napas. Primary Ciliary Dyskinesia § Gangguan genetik autosomal resesif heterogen àabnormalitas struktur dan atau fungsi mukosiliar. § Sebanyak 98% dewasa dan 61% anak dengan primary ciliary dyskinesia mengalami BE. Amorin A, et all. rev Por Pneumol. 2016,22(4):222-235
  • 11. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO Defisiensi alpha-1-antitrypsin Alpha1 antitripsin àmenetralkan kerusakan akibat neutrofil elastase dan meningkatkan bacterial killing. Pada BE dan emfisema terjadi defisiensi alpha-1-antitrypsin. Rheumatoid arthritis (RA) Insidens BE pada RA sekitar 5%. Infeksi supuratif kronik pada BE diduga memicu respons imun di membran sinovial yang menyebabkan kejadian RA. Pasien dengan BE dan RA yang terjadi bersamaan memiliki prognosis lebih buruk. Amorin A, et all. rev Por Pneumol. 2016,22(4):222-235
  • 13. Chalmers JD, Hill AT. Mol imm. 2013,55:27-34 Chan ED, et al. Diagnostic evaluation of bronchiectasis. Resp med. 2019,1:10006
  • 14.
  • 15. MORFOLOGI A. Silindris/Tubular Ditandai dengan dilatasi otot polos saluran napas, bentuk tetur B. Varikose Dilatasi tidak teratur, banyak lekukan C. Kistik/Sakular Distorsi saluran napas distal, berbentuk kantong King, PT. Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2009,4:411-419
  • 16. GEJALA KLINIS Respirasi Batuk kronik Sesak napas progresif Episode mengi Nyeri dada Batuk darah Sputum 3 lapis Non Respirasi Lemas Penurunan berat badan Demam Smith, M. Diagnosis and Management of Bronchiectasis. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
  • 17. KLASIFIKASI (BERDASARKAN JUMLAH SPUTUM) Ringan à produksi < 10mL/ hari Sedang à produksi 10 - 150mL/ hari Berat à produksi > 150mL/ hari Smith, M. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
  • 18. BRONCHIESTASIS SEVERITY INDEX Memprediksi risiko eksaserbasi, hospitalisasi, kualitas hidup, dan 4 years mortality Ringan : 0 – 4 Sedang : 5 -8 Berat : > 9 Nilai maksimal : 26 Costa, J, et al. Journal Pulmonology. June 2018, 149-54.
  • 19. FACED SCORE Memprediksi 5 years mortality Ringan : 0 – 2 Sedang : 3 – 4 Berat : 5 – 7 Nilai maksimal : 7 Costa, J, et al. The Bronchiesctasis Severity Index and FACED score for assessment of the severity of bronchiesctasis. Journal Pulmonology. June 2018, 149-54.
  • 20. KRITERIA EKSASERBASI Minimal ada 4 (empat) gejala berikut : §Perubahan jumlah sputum §Peningkatan gejala sesak napas §Peningkatan gejala batuk §Demam > 38C §Peningkatan bunyi mengi §Perubahan suara napas §Gangguan fungsi paru : penurunan FEV1 atau FVC sekitar 10 % dibandingkan sebelumnya §Gambaran foto toraks terdapat infiltrat baru Smith, M. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
  • 21. DIAGNOSIS Klinis : riwayat batuk kronik berulang dan produktif, demam berulang, batuk darah. Foto toraks : terlihat cincin-cincin dengan atau tanpa cairan. HRCT (Gold Standard) : gambaran tubular / silindris (paling sering), varikosa, dan kistik dari bronkiektasis Smith, M. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
  • 22. RADIOLOGI Foto thoraks dapat berupa normal, gambaran sarang tawon, atau multiple cincin ektasis Chan ED, et al. Resp med. 2019,1:10006
  • 23. RADIOLOGI Pada HRCT, dapat ditemukan : § Gambaran sempurna dari saluran napas yang berdilatasi § Dilatasi dinding bronkus menjadi lebih besar dari arteri pulmonalis (Bronchoarterial ratio > 1) § Penebalan dinding bronkus. Chan ED, et al. Resp med. 2019,1:10006
  • 25.
  • 26. TIPE BRONKIEKTASIS §Tipe silindris / tubular: bentuk yang paling sering ditemukan pada HRCT, ditemukan dilatasi abnormal bronkus dengan bentuk yang sama, seperti garis rel kereta api (tram track sign) §Tipe varikosa : tak mempunyai bentuk yang jelas, ireguler §Tipe kistik: saluran napas berbentuk mirip seperti kantong / balon yang dapat dijumpai pada daerah distal Contarini, M, et all. European Respiratory Review. 2018, 27: 180016.
  • 27. Contarini, M, et all. European Respiratory Review. 2018, 27: 180016.
  • 28. § Kavitas à pada kasus NTM (non tuberculous mycobacteria) atau pasca infeksi TBC berupa mucous plug (finger in gloves sign) § Bila terlokalisir (satu lobus) à kecurigaan ke arah obstruksi intraluminal akibat tumor, pneumonia nekrotik atau bronkiektasis pasca infeksi. § Bila bersifat difus / hampir menyeluruh pada paru disebabkan oleh fibrosis kistik atau diskinesia siliar primer. Contarini, M, et all. European Respiratory Review. 2018, 27: 180016.
  • 29. §Signet ring sign: gambaran pasca BE à pembesaran pembuluh darah diantara jalan napas yang membesar §Honeycombing: klaster ruang udara kistik umumnya di perifer, basal, subpleural. §Traction BE: pembesaran bronkus & bronkiolus yang ireversibel di area fibrosis atau terdapat kerusakan parenkim sekitarnya §Cystic BE: pembesaran bronkus yang bila membentuk agregasi seperti buah anggur Contarini, M, et all. European Respiratory Review. 2018, 27: 180016.
  • 30. PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA Pemeriksaan darah umumnya dalam batas-batas normal, leukositosis menunjukkan proses eksaserbasi / infeksi aktif. Kelainan faal paru yang spesifik tidak dijumpai Uji fungsi paru obstruksi atau restriksi saluran napas kasus yang berat Analisa Gas Darah dapat normal, pada kondisi terminal dapat terjadi gagal napas Smith, M. Diagnosis and Management of Bronchiectasis. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
  • 31. PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS §Spesimen: kultur sputum atau aspirasi transtorakal §Patogen yang paling sering menimbulkan infeksi : Haemophilus influenzae (47%– 55%) and P. aeruginosa (12%–26%), dan juga Moraxella catarrhalis, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, serta bakteri gram negatif lainnya, seperti NTM (non tuberculous mycobacteria). §Gram positif (lebih jarang) : S.hemolyticus, S.beta hemolyticus, Staphylococcus Sp Smith, M. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
  • 33. TATALAKSANA Non Farmakologis - Edukasi pasien (berhenti merokok, asupan nutrisi yang cukup) - Fisioterapi - Tindakan bronkoskopi - Pembedahan - Embolisasi arteri bronkial Farmakologis - Terapi oksigen dan simptomatik - Bersihan saluran napas - Obat mukolitik dan inhalasi - Antibiotik oral (imunomodulator) - Inhalasi antibiotic - Oral / inhalasi kortikosteroid jika dibutuhkan
  • 34. REKOMENDASI §Pasien perlu mengetahui cara ekspektorasi yang efektif, yaitu dengan bantuan fisioterapi dan nebulisasi dengan saline (hypertonik/ isotonik) §Pemberian obat mukolitik dapat diberikan pada pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan dahak. §Latihan pernapasan dan fisioterapi 2x sehari dan pemberian obat mukolitik terbukti efektif untuk membantu membersihkan mukus di saluran napas Hill, A, et al. British Thoracic Society. January 2019 : 74.
  • 35. REKOMENDASI §Belum ada penelitian yang membuktikan secara jelas bahwa pemberian oral/inhalasi N-asetilsistein memberikan hasil yang efektif. §Pemberian antibiotik jangan panjang (makrolid) sebagai anti inflamasi terbukti mengurangi risiko eksaserbasi §Tidak direkomendasikan pemberian inhalasi / oral kortikosteroid atau B2 agonis secara rutin pada pasien yang tidak memiliki komorbid seperti asma atau PPOK.
  • 36. ANTI INFLAMASI Smith, M. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
  • 37. TATALAKSANA FARMAKOLOGIS Antibiotik : § Sefalosporin III-IV § B-lactam dan as. clavulanate § Kuinolon § Clindamycin / metronidazole *diberikan 7-10 hari, disesuaikan dengan uji resistensi Anti inflamasi & imunomodulator : §Eritromisin 2x250mg ( 12 bulan) §Azitromisin 1X250 mg (12 bulan) Smith, M. CMAJ. June 19, 2017. 189(24) E828-835.
  • 38. KOMPLIKASI Intra paru Batuk darah Pneumonia Pneumotoraks Abses paru Empiema Ekstra paru Sinusitis Abses otak Sepsis Hill, A, et al. British Thoracic Society. January 2019 : 74.
  • 39. PROGNOSIS §Prognosis banyak tergantung dari faktor lain seperti merokok, alkohol, adiksi obat, luas penyakit, ada tidaknya komplikasi, serta penyakit yang mendasarinya. §Bronkiektasis adalah penyakit seumur hidup dan prognosis tergantung pada tingkat keparahannya. §Pasien dengan kolonisasi Pseudomonas aeruginosa yang kronik maka cenderung memiliki kualitas kesehatan yang buruk . Hill, A, et al. British Thoracic Society. January 2019 : 74.
  • 40. KESIMPULAN Diagnosa bronkiektasis harus ditegakkan berdasarkan klinis dan radiologi, dan harus dinilai derajat keparahan, penyakit yang mendasari, ada tidaknya eksaserbasi, serta prognosisnya. Pengobatan yang diberikan harus mencakup tatalaksana pada infeksi saluran napas, bersihan jalan napas, dan kerusakan struktural, misalnya dengan penggunaan makrolid sebagai anti inflamasi, inhalasi antibiotik, obat mukolitik, nebulisasi, dan rehabilitasi pulmoner.
  • 42.