SlideShare a Scribd company logo
MARI BERINVESTASI
Dikutip dari detikcom

Bila Anda melakukan investasi, ada dua pilihan: melakukan investasi secara periodik,
atau investasi sekali saja. Keduanya memberikan nilai investasi yang sama berarti.
Tinggal Anda pilih mana yang sesuai dengan kekuatan dana yang Anda miliki.


Periodik

Bila berinvestasi secara periodik, maka ini berarti Anda melakukan investasi secara rutin.
Anda bisa melakukan investasi setahun sekali, enam bulan sekali, atau bahkan sebulan
sekali. Beberapa orang ada yang berinvestasi setiap satu atau dua minggu sekali. Tapi
yang penting di sini adalah bahwa yang dimaksud dengan periodik adalah melakukan
investasi secara rutin.

Biasanya, berinvestasi secara periodik adalah cara yang paling ampuh untuk mengejar
target dana yang besar kelak. Anda tak perlu memiliki jumlah dana yang besar pada saat
ini, tapi Anda cukup hanya menyisihkan sebagian kecil penghasilan Anda untuk lalu
diinvestasikan ke dalam sebuah produk investasi. Lama kelamaan, Anda akan memiliki
saldo investasi yang begitu besar, karena Anda juga mendapatkan bunga.

Berinvestasi secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan yang sedang
membuat dinding. Apa yang ia lakukan adalah mengambil sebuah bata, mengoleskannya
dengan semen, lalu menempelkannya. Ambil lagi sebuah bata, memberikan semen, dan
menempelkannya di sebelah kiri atau kanan bata yang tadi. Begitu seterusnya sampai ia
bisa menyelesaikan satu lapis. Setelah itu, ia akan melanjutkannya dengan lapis kedua.
Lapis kedua selesai, dilanjutkan dengan lapis ketiga. Begitu seterusnya.

Lama kelamaan, Anda akan melihat sebuah dinding. Persis seperti itulah gambarannya
bila Anda berinvestasi secara periodik. Hanya bedanya, dengan berinvestasi, Anda juga
mendapatkan bunga. Sementara tukang bangunan tadi, tidak
mendapatkan 'bunga'. Yang ia lakukan hanyalah seperti menabung ke dalam celengan
saja secara rutin. Tetapi prinsipnya sama saja: sedikit-sedikit, akan menjadi bukit.


Sekali Saja

Anda juga bisa berinvestasi sekali saja (lump sum). Artinya, Anda cukup memasukkan
uang sekali saja ke dalam sebuah produk investasi. Deposito, umpamanya, Anda
endapkan selama -katakanlah- sepuluh tahun. Setiap tahun, Anda akan mendapatkan
bunga yang bisa ditambahkan ke uang pokok. Kemudian didepositokan lagi sehingga
bunganya makin lama makin besar. Tapi, selama Anda tidak pernah menyentuhnya,
sampai selama sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, Anda akan memiliki jumlah dana
yang sangat besar.
Berinvestasi secara lump sum persis seperti kalau Anda naik ke sebuah gunung bersalju.
Dari atas, Anda ambil sekumpulan salju dengan tangan Anda, lalu membentuknya
menjadi sebuah bola. Setelah itu, Anda lepaskan bola salju itu dari atas, untuk
digelindingkan ke bawah. Apa yang terjadi? Dalam perjalanannya dari atas sampai
bawah, bola salju itu makin lama akan makin besar. Dan pertumbuhan bola salju itu
persis seperti deret ukur:

1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, 512, 1024, 2048, 4096, dan seterusnya.

Nah, seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara lump sum.


Gunakan Hukum 72

Kapan investasi Anda berlipat menjadi dua? Kalau Anda melakukan investasi sekali saja,
maka ada saatnya jumlah investasi Anda akan berlipat dua. Sebagai contoh, bila Anda
menginvestasikan Rp 1 juta pada deposito yang memberikan suku bunga 12% per tahun
(di-roll over setiap tahun), maka uang Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu
enam tahun.

Cara menghitungnya adalah dengan menggunakan "Hukum 72". Bagi angka 72 dengan
suku bunga (misalnya 12%) dari produk investasi Anda. Sebagai contoh: (72/12) x 1
tahun = 6 tahun.

Itulah jangka waktu yang dibutuhkan agar investasi Anda bisa berlipat dua.
BERKENALAN DENGAN REKSA DANA (1)
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 666/XIII

Pada edisi yang lalu kita telah berbicara sekilas mengenai apa itu saham. Sekarang, saya
akan mengajak Anda berkenalan dengan apa yang namanya Reksa Dana. Dalam Bahasa
Inggris, Reksa Dana dikenal dengan nama mutual fund.

Reksa Dana adalah sebuah bentuk investasi yang dilakukan secara kolektif (bersama-
sama), dan investasi ini dikelola oleh sebuah perusahaan manajemen investasi.
Perusahaan manajemen investasi adalah perusahaan yang kerjanya mengelola investasi
nasabahnya.

Sebagai contoh, ada investor A, B, C, D, dan E masing-masing memiliki uang berbeda-
beda dan memutuskan untuk melakukan investasi secara bersama-sama. Di sini, mereka
bisa menggabungkan semua uang yang mereka miliki untuk diserahkan pengelolaan
investasinya pada sebuah perusahaan manajemen investasi.

Nantinya, apabila investasi itu memberikan keuntungan, katakan sebesar 15% dalam
setahun, maka masing-masing dari investor tersebut akan mendapatkan keuntungan yang
besarnya sesuai dengan proporsi jumlah yang mereka investasikan. Tapi bila investasi itu
merugi, tentu saja masing-masing dari mereka juga akan merugi sesuai dengan proporsi
jumlah yang mereka investasikan tadi.

Nah, bentuk investasi yang dilakukan secara kolektif (bersama) di mana pengelolaan
investasinya diserahkan kepada sebuah perusahaan manajemen investasi inilah yang
disebut dengan nama investasi Reksa Dana. Perusahaan Manajemen Investasi
(selanjutnya kita sebut saja Manajer Investasi) inilah yang lalu akan melakukan investasi
ke berbagai macam produk investasi seperti saham, deposito, surat utang, dan lain
sebagainya. Reksa Dana sebetulnya merupakan cara yang baik untuk melakukan
investasi, karena investasi Anda dikelola oleh tim pengelola investasi yang memang
cakap dan (biasanya) berpengalaman.

Bagaimana Cara Kerja Reksa Dana?

Dalam prakteknya, Manajer investasi tidak menunggu investor untuk memasukkan uang
lebih dulu sebelum mereka membeli produk investasi, tapi dibalik. Mereka beli dulu
produk-produk investasinya, baru kemudian investasi itu dijajakan kepada investor.

Bagaimana caranya? Oke, pertama-tama, manajer investasi (yang menerbitkan Reksa
Dana) akan mengundang sejumlah pihak untuk menjadi sponsor/promotor (penyandang
dana). Dari sponsor inilah akan didapat dana yang cukup besar, yang akan dialokasikan
ke sejumlah produk investasi.

Untuk contoh, kita misalkan saja total dana yang didapat dari sponsor adalah Rp 1 triliun.
Dana sebesar itu, oleh Perusahaan Reksa Dana (melalui tim pengelola investasi-nya) akan
dibelikan sejumlah investasi, seperti dibelikan sejumlah deposito di berbagai bank,
dengan jangka waktu satu bulan. Contoh seperti Tabel 1.

Setelah itu, Perusahaan Reksa Dana akan membagi investasi tersebut ke dalam pecahan-
pecahan kecil, yang disebut dengan nama Unit Penyertaan (UP), dimana masing-masing
UP akan bernilai Rp 1.000. Sehingga dari total investasi senilai Rp 1 triliun seperti
dicontohkan diatas akan didapat UP sebanyak Rp 1 triliun : Rp 1.000 = 1 miliar UP.

Nah, UP inilah yang akan diterbitkan dan dijual ke masyarakat. Dengan demikian,
investasi yang dilakukan oleh investor adalah dengan cara membeli UP itu. Untuk
menyeragamkan, maka UP Reksa Dana pada awalnya selalu dijual dengan harga awal Rp
1.000. Dalam hal ini, harga atau nilai UP tersebut disebut juga dengan Nilai Aktiva
Bersih (NAB).

Jumlah UP yang dibeli investor berbeda-beda, ada yang hanya membeli 100 UP, tetapi
ada juga yang membeli 1.000, 5.000, atau bahkan 10.000 UP. Semua itu tergantung dana
masing-masing investor. Selain itu, investor juga harus membayar komisi untuk
Perusahaan Reksa Dana, yang biasanya maksimal sekitar 0,75% sampai dengan 3% dari
total investasi Anda. Sebagai contoh, bila Anda membeli 1.000 UP dengan harga total Rp
1.000.000, maka Anda harus menambahkan sekitar Rp 7.500 sampai Rp 30.000 untuk
komisi manajer investasi.

Dalam dunia reksa dana, komisi untuk manajer investasi ini sering disebut dengan nama
"biaya penjualan". Ini karena komisi tersebut harus Anda bayar pada saat Anda membeli
UP yang dijual itu.

Selanjutnya, karena reksa dana diatas dialokasikan ke dalam Deposito Berjangka 1 bulan,
maka tentunya setelah 1 bulan, akan ada bunga deposito yang didapat, sehingga
akibatnya NAB dari UP Anda akan naik. Dalam contoh di atas, kita misalkan bahwa
masing-masing deposito akan memberi bunga yang sama (meski kenyataannya akan
berbeda-beda), seperti contoh tabel 2.

Menurut contoh tersebut, nilai UP yang tadinya dibeli seharga Rp 1.000, setelah satu
bulan telah naik menjadi Rp 1.010. Ini berarti, dalam 1 bulan, si pemilik UP (investor)
telah mendapatkan kenaikan NAB sebesar 1% per bulan.

Dalam kenyataannya, perubahan NAB suatu reksa dana sangat bergantung pada
instrumen investasi yang dipilih tim pengelola investasi. Apabila mereka memilih
instrumen deposito sebagai produk investasinya, maka NAB reksa dananya akan terus
naik dan tidak mungkin mengalami penurunan. Ini karena sifat deposito yang pasti
memberikan keuntungan berupa bunga, sehingga akan terus menambah nilai aset reksa
dana.

Tapi ada juga reksa dana yang khusus berinvestasi ke dalam saham. Saham, tidak seperti
deposito, memiliki kemungkinan keuntungan yang tidak pasti sifatnya. Bisa naik, bisa
pula turun. Karena itu, nilai UP pada reksa dana saham memiliki kemungkinan untuk
naik dan juga untuk turun. UP yang tadinya Anda beli seharga Rp 1.000, misalnya, bisa
saja jadi Rp 900 pada satu bulan kemudian karena saham-saham yang dipilih oleh
manajer investasi turun nilainya. Di sisi lain, bila nilai saham naik, besar kenaikan
tersebut bisa lebih besar daripada deposito. Itulah sebabnya, reksa dana jenis ini disebut
dengan nama reksa dana growth income.

Reksa dana lainnya ada yang berinvestasi ke dalam obligasi (surat hutang), dan ada juga
yang berinvestasi ke dalam kombinasi dari dua atau lebih instrumen investasi, semisal
gabungan saham dan obligasi, atau obligasi dan deposito.

Jadi, sebelum membeli reksa dana, tanyalah pada si penjual reksa dana atau bacalah
terlebih dahulu prospektusnya (penjelasannya) sehingga Anda tahu reksa dana jenis
apakah yang akan Anda beli. Apakah itu reksa dana yang mengalokasikan investasinya
pada saham, obligasi, deposito, atau kombinasi antara dua atau tiga instrumen investasi.

Menjual Kembali Reksa Dana Yang Telah Anda Miliki

Setelah beberapa waktu, Anda bisa menjual kembali UP yang Anda miliki kepada
perusahaan reksa dana Anda. Jenis reksa dana di mana Anda bisa menjual kembali UP
Anda kepada perusahaan penerbitnya disebut dengan nama Reksa Dana Terbuka (open
end mutual fund). Lawan dari Reksa Dana Terbuka adalah Reksa Dana Tertutup (closed
end mutual fund). Reksa Dana Tertutup adalah jenis reksa dana di mana Anda tidak bisa
menjual UP yang Anda miliki kepada penerbitnya, tapi Anda hanya bisa menjualnya
kepada investor yang lain, dan penjualan tersebut harus dilakukan lewat bursa.

Untuk Reksa Dana Terbuka, bila sewaktu-waktu Anda ingin menjual UP Anda, maka
Anda bisa menjualnya kembali kepada penerbit reksa dana Anda, dan perusahaan reksa
dana dilarang untuk menolak penjualan kembali UP dari nasabahnya. Ini tentunya akan
menguntungkan Anda.

Sebaliknya, pada Reksa Dana Tertutup, proses penjualan kembali sering mengalami
hambatan karena tidak selalu ada investor yang mau membeli UP Reksa Dana Anda. Jadi
dengan kata lain, UP dari Reksa Dana Terbuka lebih likuid dari UP pada Reksa Dana
Tertutup.



Berkenalan Dengan Reksa Dana ( Bagian 2 )

ikutip dari Tabloid NOVA No. 667/XIII

Sebetulnya apa saja keunggulan reksa dana dibanding jenis investasi lainnya?

  1. Yang pertama, Anda yang belum biasa melakukan investasi akan sangat terbantu
karena ada manajer investasi yang akan mengevaluasi investasi Anda setiap harinya.
Anda tidak perlu bersusah payah mengevaluasi, karena Anda cukup mendapatkan report-
nya setiap bulan atau beberapa bulan sekali.
  2. Yang kedua, Anda bisa melakukan investasi dengan jumlah dana awal yang kecil
jumlahnya. Beberapa reksa dana bisa dimulai hanya dengan dana awal Rp 100.000,-.
Bayangkan, Anda tentu tidak bisa membuka deposito dengan dana sekecil itu, bukan?
Namun dengan reksa dana, dana sejumlah itu sudah bisa untuk melakukan investasi
(salah satunya) ke dalam deposito.
  3. Keuntungan ketiga adalah adanya diversifikasi atau penyebaran risiko. Dengan reksa
dana, Anda bisa menyebar risiko investasi Anda dengan leluasa. Sebagai contoh, bila
dana Anda hanya Rp 1 juta, maka Anda tidak mungkin bisa membuka beberapa deposito
secara bersamaan di beberapa bank karena untuk membuka satu deposito saja dibutuhkan
dana minimal Rp 500 ribu. Tapi dengan melakukan investasi di reksa dana deposito,
maka uang Anda bisa tersebar di berbagai deposito dalam berbagai bank, tanpa Anda
harus memiliki dana yang besar.
  4. Keuntungan keempat adalah dari segi perpajakan. Pembelian maupun penjualan
kembali UP dari produk reksa dana adalah bebas pajak. Ini dilakukan atas kebijakan
pemerintah (Dirjen Pajak), untuk merangsang dunia investasi di Indonesia.



Bisakah Manajer Investasi Dipercaya?

Sebetulnya, kata "manajer" ditujukan bagi orang, bukan perusahaan. Tapi peraturan
menyebutkan bahwa kata "Manajer Investasi" ditujukan bagi perusahaan yang mengelola
investasi Anda. Orang-orang yang bekerja di dalamnya hanya disebut Wakil Manajer
Investasi. Kadang-kadang disebut juga Tim Pengelola Investasi, atau Komite Investasi
(Anda bisa melihatnya di prospektus Anda). Dalam bahasa keuangan, orang yang
tugasnya mengelola dana investasi seperti ini disebut fund manager.

Tidak sembarang orang bisa menjadi fund manager. Dia harus mendapatkan izin dari
Pemerintah (BAPEPAM atau Badan Pembina dan Pengawas Pasar Modal). Untuk
mendapatkan izin tersebut, maka seorang calon fund manager harus melalui ujian yang
tingkat kesulitannya sangat tinggi. Untuk mengetahui siapa saja fund manager atau
anggota Tim Pengelola Investasi Anda, Anda bisa membacanya di prospektus reksa dana
Anda.

Bagaimana Kalau Perusahaan Reksa Dananya Bangkrut?

Produk Reksa Dana diterbitkan oleh Perusahaan Reksa Dana, yang sekaligus bertindak
sebagai manajer investasi. Karena itu, perusahaan Manajer investasi hidup dari komisi
yang diterimanya sewaktu investor membeli UP (Unit Penyertaannya). Besar komisi ini
biasanya maksimal sekitar 3% dari nilai UP yang dibeli nasabah. Dari komisi-komisi
yang terkumpul inilah perusahaan reksa dana ini "menggaji" dirinya sendiri. Terkadang,
komisi juga didapat bila nasabah menjual kembali UP yang mereka miliki.
Mungkin saja terjadi, pendapatan yang diterima manajer investasi dari komisi-komisi
tersebut lebih kecil daripada biaya-biaya yang harus dia keluarkan untuk membiayai
perusahaannya. Akibatnya, bisa saja manajer investasi (Perusahaan Reksa Dana) ini tidak
bisa hidup lebih lama, dan akhirnya bangkrut. Pertanyaannya, apakah harta Reksa Dana
yang dibeli para investor ikut hilang?

Jawabannya: tidak. Menurut peraturan, harta Reksa Dana harus disimpan dalam sebuah
tempat terpisah, yang disebut dengan nama Bank Kustodian. Bank Kustodian adalah
sebuah lembaga/badan yang sudah memiliki izin dari BAPEPAM untuk bisa menyimpan
harta dari suatu aset reksa dana. Perusahaan Reksa Dana tidak boleh menyimpan sendiri
harta reksa dananya. Dia harus menyimpannya di tempat lain, yaitu pada Bank
Kustodian.

Jadi, bila Perusahaan Reksa Dana/Perusahaan Manajer investasi bangkrut, maka harta
Reksa Dana yang Anda miliki dijamin tetap aman. Bacalah prospektus reksa dana Anda,
di situ akan tertulis Bank Kustodian mana yang dipakai oleh perusahaan reksa dana
Anda.

PEMBAGIAN REKSA DANA

Berdasarkan produk investasi yang dipilih oleh manajer investasi, ada 4 macam produk
Reksa Dana:

  1. Reksa Dana Saham. Ini adalah produk Reksa Dana di mana manajer investasi
kebanyakan menginvestasikan uang nasabahnya ke dalam saham. Dari segi potensi
keuntungan, Reksa Dana Saham dianggap bisa memberikan potensi keuntungan paling
besar. Ini karena sifat saham yang nilainya bisa naik dan bisa juga turun, di mana
kenaikannya bisa besar sekali, tapi penurunannya juga bisa besar sekali. Karena itulah,
Reksa Dana Saham paling berisiko dibanding ketiga produk Reksa Dana yang lain.


  2. Reksa Dana Pendapatan Tetap. Ini adalah produk Reksa Dana di mana manajer
investasi kebanyakan menginvestasikan uang nasabahnya ke dalam surat berharga yang
memberikan pendapatan tetap, yaitu obligasi. obligasi adalah surat hutang yang
diterbitkan oleh sebuah perusahaan dan dijual kepada masyarakat. Potensi keuntungan
yang diberikan Reksa Dana Pendapatan Tetap biasanya dianggap tidak sebesar seperti
pada Reksa Dana Saham. Namun demikian, potensi penurunan nilainya biasanya juga
tidak besar. Itulah sebabnya, Reksa Dana Pendapatan Tetap risikonya dianggap lebih
kecil daripada Reksa Dana Saham.


  3. Reksa Dana Campuran. Di sini manajer investasi menginvestasikan uang nasabahnya
biasanya secara sama rata ke dalam saham dan obligasi. Untuk risiko, karena Reksa Dana
ini merupakan reksa dana yang mencampur saham dan obligasi, maka dianggap lebih
besar daripada Reksa Dana Pendapatan Tetap, tapi lebih kecil daripada Reksa Dana
Saham.
4. Reksa Dana Pasar Uang. Di sini manajer investasi menginvestasikan uang
nasabahnya ke dalam produk-produk Pasar Uang seperti Deposito, SBI, dan Obligasi
Jangka Pendek. Pada Reksa Dana ini, potensi keuntungannya jauh lebih kecil dari ketiga
reksa dana di atas, namun pasti.
Berkenalan Dengan Saham ( Bagian 1 )
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 664/XIII

Beberapa waktu lalu kita dikejutkan oleh pengeboman Gedung Bursa Efek
Jakarta. Di gedung inilah saham diperdagangkan. Mungkin ada di antara Anda
bertanya, apa sih yang dimaksud dengan saham? Bagaimana cara bekerjanya?
Mari kita berkenalan dengannya.

Pernahkah Anda berpikir untuk memiliki sebuah usaha? Katakan saja Anda ingin
memiliki usaha berupa sebuah toko. Apa yang bisa Anda lakukan untuk dapat
memiliki toko tersebut?

Bila Anda punya modal, maka Anda bisa membeli atau menyewa sebuah
bangunan dan membeli barang-barang yang akan dijual. Bila toko Anda masih
baru, tentu ada risiko tertentu, semisal belum dikenalnya toko Anda oleh
masyarakat. Artinya, toko Anda belum dikunjungi banyak pembeli.

Kalau begitu, sebagai alternatif, kenapa tidak mencoba membeli toko lain yang
sudah lebih dulu berdiri? Anda bisa memilih-milih toko mana yang akan Anda
beli, dan tentu saja Anda pasti akan memilih toko yang kelihatannya sudah
cukup dikenal dan laris, bukan?

Bila demikian, maka uang yang harus Anda bayarkan ke pemilik lama toko
tersebut biasanya adalah senilai harga bangunan (bila bangunan toko itu dimiliki
sendiri) dan barang-barang yang dijual didalamnya. Dengan kata lain, Anda telah
membeli kepemilikan toko tersebut, di mana yang Anda beli adalah modalnya.

PECAHAN-PECAHAN KECIL

Perlu diketahui, dalam dunia usaha tidak hanya toko yang bisa memberikan
keuntungan. Usaha lain yang tidak berbentuk toko juga banyak yang bisa
memberi keuntungan. Usaha tersebut biasanya adalah dalam bentuk badan
usaha, atau istilah populernya: perusahaan. Sama dengan toko, kepemilikan
perusahaan juga bisa dibeli. Jadi Anda bisa memilih perusahaan mana yang
kira-kira selalu menguntungkan pada tahun-tahun lalu, dan Anda bisa membeli
kepemilikan (modal) dari perusahaan tersebut.

Berbeda dari toko, pada umumnya modal sebuah perusahaan jauh lebih besar
daripada modal dari sebuah toko. Sebagai contoh, modal dari toko yang ingin
Anda beli mungkin Rp 30 juta, namun modal dari perusahaan yang hendak Anda
beli bisa saja mencapai Rp 300 juta.

Masalahnya, tidak semua orang memiliki uang kontan Rp 300
juta. Mungkin saja orang hanya punya Rp 3 juta sehingga ini berarti ia hanya
mendapatkan kepemilikan sebesar satu persen saja dari semua nilai kepemilikan
perusahaan tersebut. Tapi bagaimana caranya agar ia dapat membeli
kepemilikan yang cuma sebesar satu persen itu?

Oleh hukum, diaturlah suatu cara: kepemilikan perusahaan dibagi ke dalam
pecahan-pecahan kecil yang disebut saham. Sebagai contoh, kepemilikan
perusahaan senilai Rp 300 juta tadi dibagi ke dalam saham di mana satu saham
diberi nilai katakan Rp 1.000. Dengan demikian, bila Anda hanya punya Rp 3
juta, maka Anda hanya bisa membeli 3.000 lembar saham.

KEUNTUNGAN MEMBELI SAHAM

Keuntungan apa yang akan Anda dapatkan dengan membeli saham atau
kepemilikan dari sebuah perusahaan?

  1. Yang pertama, kalau perusahaan mengalami untung (laba), maka biasanya
Anda mendapatkan pembagian keuntungan yang disebut dividen. Ambil contoh,
bila dari per lembar saham Anda mendapat dividen Rp 100 per lembar
sahamnya, maka dengan 3.000 saham yang Anda miliki, total dividen yang Anda
dapatkan adalah Rp 300.000. Tentu saja patokan besarnya dividen berbeda-
beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Tapi prinsipnya
kurang lebih sama saja. Makin banyak saham yang Anda miliki, makin besar
pula dividen yang Anda dapat bila memang perusahaan untung.


  2. Keuntungan kedua, bisa saja nilai saham Anda naik. Kembali kita misalkan
Anda membeli saham seharga Rp 1.000. Nah, bila kemudian makin banyak yang
ingin membeli saham perusahaan, maka mungkin saja harga saham tersebut
meningkat jadi katakan Rp 1.400 per lembar. Dengan demikian, bila Anda
menjualnya, ini berarti Anda mendapatkan keuntungan sebesar 40 persen.
Keuntungan seperti ini disebut capital gain. Ke mana Anda menjual saham itu?
Bukan ke perusahaan yang menerbitkan saham bersangkutan, tapi pada orang
lain yang memang ingin memiliki saham tersebut.

   Tentu saja investasi dalam bentuk saham juga berisiko. Yakni, turunnya
harga saham yang Anda miliki. Misalnya saja dari Rp 1.000 turun jadi Rp 600 per
lembar saham. Bila Anda menjualnya, maka Anda akan rugi Rp 400 per lembar
sahamnya. Kerugian seperti ini biasa disebut capital loss. Ke mana Anda
menjualnya? Juga ke orang lain yang memang ingin memiliki saham tersebut.
MARI MENGENAL SAHAM (2)
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 665/XIII

Dalam prakteknya, tiap hari ada banyak orang menjual atau membeli saham. Namun
transaksi jual beli ini tidak bisa di sembarang tempat. Peraturan mengharuskan, penjualan
dan pembelian saham harus dilakukan di sebuah tempat khusus yang disebut bursa. Bursa
kurang lebih sama artinya dengan pasar, yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli.

Bursa ini disebut bursa saham, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama bursa efek
(dalam Kamus Bahasa Indonesia, efek adalah surat berharga). Kenapa dinamakan bursa
efek? Ini karena dalam bursa ini kita tidak hanya bisa menjual atau membeli saham, tapi
juga surat berharga lain selain saham (kita akan bahas di lain waktu).

Di Indonesia, Bursa Efek ini dipusatkan di Jakarta, dan bertempat di gedung yang
dinamakan Gedung BEJ (Bursa Efek Jakarta). Gedung itulah yang dibom pada beberapa
bulan yang lalu. Peledakan itu sendiri tidak mengenai lokasi bursa, tapi tempat parkirnya.
Gedung Bursa Efek Jakarta sendiri juga memiliki banyak sekali ruang kantor yang
disewakan, jadi tidak hanya terdapat bursa.

Orang-orang yang memperjualbelikan saham ini disebut investor (pemodal). Apakah
seorang investor yang ingin membeli atau menjual saham harus datang langsung ke Bursa
Efek untuk bisa bertransaksi? Tidak. Dalam prakteknya, investor cukup menggunakan
jasa perantara yang disebut dengan pialang. Di BEJ ada banyak perusahaan jasa pialang
yang beroperasi. Mereka menjadi anggota BEJ.

Keuntungan memakai jasa pialang adalah di mana pun Anda berada di seluruh Indonesia,
Anda tetap bisa menelepon Perusahaan Pialang Anda dan memberikan order jual atau
beli, sehingga pialang Anda yang melakukan transaksi jual beli itu untuk Anda. Anda
sendiri sebagai investor tidak perlu tahu dari investor mana Anda membeli saham Anda.
Begitu pula kepada investor mana Anda menjual saham Anda. Ini karena investor harus
menggunakan jasa pialang, dan antarpialang-lah yang saling bertemu.


MEMANFAATKAN JASA PIALANG

Berapa jumlah transaksi minimal dalam membeli saham? Beberapa perusahaan pialang
mengharuskan Anda membeli saham dengan jumlah minimal tertentu. Bila Anda ingin
membeli di bawah jumlah minimal tersebut, maka pialang tidak akan menjalankan order
transaksi Anda.

Karena itulah, untuk memudahkan transaksi pembelian dengan jumlah minimal tersebut,
BEJ memberlakukan jumlah minimal tertentu yang dinamakan lot. Satu lot sama dengan
500 lembar saham. Khusus untuk saham-saham perbankan, satu lot sama dengan 100
lembar saham. Jadi Anda bisa hitung sendiri, bila saham yang Anda incar berharga
misalnya Rp 2.000, maka ini berarti Anda harus bertransaksi minimal sebesar Rp 10 juta.
Kalau saham itu adalah saham-saham perbankan, maka transaksi minimalnya Rp 2 juta.

Sekali lagi, tidak semua perusahaan pialang mengharuskan Anda membeli dengan jumlah
minimal satu lot. Ada juga yang memberi pengecualian, bisa membeli di bawah jumlah
tersebut. Ini dikenal dengan istilah odd lot.

Anda bisa membeli saham dengan datang ke sebuah perusahaan pialang. Perusahaan ini
biasa disebut "perusahaan perantara pedagang efek". Di halaman kuning Buku Petunjuk
Telepon (yellow pages), Anda bisa mencari perusahaan seperti ini di bagian kata broker.
Ada banyak sekali broker yang jadi anggota Bursa Efek Jakarta pada saat ini. Jadi
pastikan Anda memilih broker seteliti mungkin.

Apa yang harus Anda lakukan bila ingin membeli saham? Biasanya adalah dengan
membuka rekening di perusahaan pialang tersebut dan memasukkan uang senilai jumlah
tertentu. Uang itulah nanti yang akan digunakan oleh pialang Anda untuk bertransaksi
saham. Jadi bukan beli saham dulu baru uangnya Anda kasih belakangan.


DIGOLONGKAN TINGKAT RISIKONYA

Perlu diketahui bahwa dengan membeli saham, ini berarti Anda membeli kepemilikan
dari sebuah perusahaan. Bedanya dengan memiliki perusahaan sendiri, Anda dalam hal
ini membeli kepemilikan usaha yang sudah berjalan. Anda tidak perlu repot-repot
mendirikan usaha baru dalam bentuk PT, misalnya, karena Anda tinggal membeli PT
yang sudah berjalan dan beroperasi.

Mungkin Anda bertanya, dari mana saya tahu perusahaan yang sudah berjalan tersebut
mengalami untung atau rugi? Jawabannya: dari Laporan Keuangan yang diterbitkan
secara rutin oleh perusahaan tersebut. Dan laporan keuangan tersebut haruslah sudah
diperiksa oleh seorang akuntan independen yang berizin.

Seperti telah disinggung, investasi dalam saham juga berisiko. Saham yang Anda beli
bisa menurun. Inilah yang membuat tidak semua orang mau berinvestasi ke dalam saham.
Kita sering mendengar ada orang yang mengalami kerugian jutaan rupiah, tapi ada juga
orang yang mengalami keuntungan jutaan rupiah juga. Dan itu membuat tidak semua
orang mau berinvestasi ke dalam saham.

Jadi sebetulnya, risiko dalam membeli saham di BEJ sama saja dengan risiko kalau Anda
mendirikan usaha baru, yaitu bahwa Anda memiliki kemungkinan untuk mendapatkan
keuntungan, sama besarnya dengan kemungkinan mengalami kerugian.

Meski begitu, jangan takut, karena saham di BEJ sudah digolong-golongkan berdasar
tingkat risikonya. Mulai dari saham-saham yang risiko ruginya memang kecil tapi
keuntungannya juga kecil, sampai saham-saham yang risiko ruginya besar tetapi
kemungkinan untungnya juga besar. Tanyakan kepada bagian riset/analis di perusahaan
pialang Anda tentang saham-saham mana saja yang tergolong ke dalam penggolongan-
penggolongan tersebut. Oh ya, tidak semua perusahaan pialang memiliki bagian
riset/analis. Jadi pastikan perusahaan pialang Anda memiliki bagian tersebut.

Sekali lagi: risiko investasi saham sebetulnya sama saja dengan kalau Anda mendirikan
usaha baru, yaitu bahwa Anda memiliki kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan,
sama besarnya dengan kemungkinan mengalami kerugian.

Tak kenal maka tak sayang: kalau Anda tidak mengetahui risiko apa yang Anda hadapi,
maka Anda pasti tidak akan berani melakukan investasi ke dalam saham. Maksud dari
tulisan ini adalah agar Anda mengenal investasi saham, sehingga dengan demikian Anda
bisa menjadikan saham sebagai alternatif investasi Anda.
MENGHITUNG PERKEMBANGAN DANA
INVESTASI (1)
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 648/XIII

Pada nomor yang lalu, Anda telah belajar tentang bagaimana mengetahui posisi keuangan
Anda pada saat ini. Bahkan sebelum- nya Anda juga sudah belajar tentang bagaimana
menyusun sebuah Anggaran Keluarga.

Sekarang, Anda mungkin memutuskan untuk melakukan investasi untuk memperbesar
nilai harta Anda. Dari jumlah harta yang Anda miliki, Anda mungkin memiliki sejumlah
uang menganggur yang bisa Anda investasikan. Dari anggaran keuangan, Anda mungkin
juga memiliki sekitar Rp 300 ribu per bulan yang bisa diinvestasikan.

Masalahnya, Anda mungkin tahu bagaimana cara menghitung keuntungan dalam
melakukan investasi. Banyak orang yang melakukan investasi, tapi tidak tahu bagaimana
cara menghitung keuntungan yang sudah dia dapatkan.

Untuk mengetahuinya, Anda perlu belajar tentang konsep bunga (interest). Konsep
bunga, sering disebut juga dengan konsep hasil investasi (return). Keduanya memiliki
prinsip yang sama.

Mari kita ambil contoh, misalkan saja pada saat ini Anda memiliki dana sejumlah Rp 1
juta. Anda pergi ke bank, menemui customer servicenya, dan mengutarakan maksud
Anda. Dia mengatakan bahwa bank akan memberlakukan suku bunga sebesar 12 persen
per tahun bila Anda membuka deposito di situ.

Sekarang, kita akan menghitung, berapa bunga yang akan Anda dapatkan pada akhir
tahun, dan berapa saldo investasi Anda bila Anda membiarkan saja investasi berputar
selama sepuluh tahun. Untuk itu, ada beberapa pilihan sistem bunga:

1. Bunga Sederhana (simple interest)
2. Bunga Berbunga (compound interest)

Bunga berbunga bisa dibagi lagi. Yakni:
* Bunga Berbunga Tahunan (yearly compound interest)
* Bunga Berbunga Bulanan (monthly compound interest)
* Bunga Berbunga Harian (daily compound interest)

Saya akan menunjukkan bagaimana cara menghitung untuk masing-masing sistem bunga
tersebut. Suka atau tidak suka, saya rasa akan sangat penting apabila Anda
mengetahuinya.


BUNGA SEDERHANA
Bila bank itu menggunakan sistem Bunga Sederhana, maka pada akhir tahun pertama,
Anda akan mendapatkan bunga sebesar:
Rp 1 juta x 12 persen = Rp 120.000.

Pada akhir tahun kedua, Anda akan mendapatkan bunga sebesar:
Rp 1 juta x 12 persen = Rp 120.000.

Pada akhir tahun ketiga, Anda akan mendapatkan bunga sebesar
Rp 1 juta x 12 = Rp 120.000.

Begitu seterusnya, hingga setelah sepuluh tahun, Anda akan mendapatkan total bunga
sebesar: Rp 120.000 x 10 = Rp 1.200.000.

Dengan demikian saldo investasi Anda akan menjadi: Rp 1.000.000 (dana awal) + Rp
1.200.000 (jumlah total bunga) = Rp 2.200.000.

Sederhana, bukan? Karena itu pula, sistem penghitungan bunga ini disebut Bunga
Sederhana.


BUNGA BERBUNGA

Konsep bunga berbunga adalah suatu konsep di mana bunga yang Anda dapatkan akan
ditambahkan ke uang pokok Anda, sehingga bunga yang dihasilkan pada tahun
berikutnya akan lebih besar lagi. Persis seperti bola salju yang menggelinding dari atas
bukit salju. Makin ke bawah makin besar.

Sekarang kita
         kembali gunakan contoh uang Rp 1 juta tadi. Bila Anda membuka deposito
senilai Rp 1 juta dengan bunga 12 persen per tahun, maka saldo investasi Anda pada
setiap akhir tahun adalah sebagai berikut:

Pada akhir tahun pertama, saldo Anda adalah:
Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 12 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 120.000 = Rp
1.120.000

Pada akhir tahun kedua, saldo Anda menjadi:
Rp 1.120.000 + (Rp 1.120.000 x 12 persen) = Rp 1.120.000 + Rp 134.400 = Rp
1.254.400.

Pada akhir tahun ketiga, saldo Anda menjadi:
Rp 1.254.400 + (Rp 1.254.400 x 12 persen) = Rp 1.254.400 + Rp 150.528 = Rp
1.404.928.

Begitu seterusnya tiap tahun, hingga akhirnya pada akhir tahun ke-10 saldo saldo
investasi Anda akan menjadi Rp 3.105.848. Jauh lebih banyak dibanding apabila Anda
memakai metode bunga sederhana tadi (yang hanya Rp 2.200.000).


BUNGA BERBUNGA BULANAN

Apa yang Anda lihat di atas tadi adalah konsep bunga berbunga, yang bunganya
dibayarkan setiap tahun (yearly compound interest). Namun demikian, ada juga bunga
berbunga yang bunganya dibayarkan setiap bulan (monthly compound interest).

Sebagai contoh, kita akan menggunakan angka yang sama dengan contoh di atas, di mana
Anda memasukkan uang Rp 1 juta. Hanya bedanya, Anda tidak membukanya dalam
bentuk rekening deposito, tapi tabungan.

Untuk mudahnya, anggap saja tabungan ini juga memberi bunga 12 persen per tahun,
dibayarkan secara bulanan. Ini berarti, pada setiap akhir bulan, bunga yang Anda
dapatkan bukan 12 persen, melainkan 12 persen dibagi 12, atau 1 persen. Ini karena ada
12 bulan dalam setahun.

Dengan demikian, perhitungan saldo investasi Anda pada akhir bulan pertama adalah:
Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 1 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 10.000 = Rp 1.010.000.

Pada akhir bulan kedua, saldo Anda menjadi:
Rp 1.010.000 + (Rp 1.010.000 x 1 persen) = Rp 1.010.000 + Rp 10.100 = Rp 1.020.100

Begitu seterusnya tiap bulan hingga pada akhir bulan ke-12 saldo Anda menjadi:
Rp 1.115.668 + (Rp 1.115.668 x 1 persen) = Rp 1.115.668 + Rp 11.157 = Rp 1.126.825.

Bila ini terus berlanjut hingga akhir tahun ke-10 (atau bulan ke-120), saldo investasi
Anda menjadi Rp 3.300.387. Lebih banyak dibandingkan apabila Anda memakai sistem
bunga berbunga tahunan.


BUNGA BERBUNGA HARIAN

Bagaimana dengan sistem bunga berbunga yang dibayarkan secara harian (daily
compound interest)? Banyak iklan bank menawarkan produk tabungan yang memberikan
bunga secara harian seperti ini. Konsepnya hampir sama dengan bunga berbunga
bulanan. Bedanya, bunganya tidak dibagi 12, tetapi 365 (sesuai jumlah hari per tahun),
hingga besarnya adalah 0.03 persen per hari.

Kini kita akan menghitung, berapa jumlah yang akan Anda dapatkan. Sekali lagi, kita
gunakan contoh seperti di atas.

Saldo Anda pada akhir hari pertama adalah:
Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 0,03 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 329 = Rp 1.000.329.
Begitu seterusnya hingga setelah setahun (atau akhir hari ke 365) saldo Anda menjadi:
Rp 1.127.104 + (Rp 1.127.104 x 0,03 persen) = Rp 1.127.104 + Rp 371 = Rp 1.127.475.

Bila diteruskan sampai 10 tahun, maka pada akhir hari ke 3.650, saldo Anda akan
menjadi
Rp 3.319.462. Lebih banyak daripada kalau bank Anda memakai sistem bunga berbunga
bulanan.


MENGHITUNG PERKEMBANGAN DANA
INVESTASI (2)
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 649/XIII

Pekan lalu Anda telah melihat bahwa perbedaan penggunaan sistem bunga dapat
mempengaruhi saldo investasi Anda pada akhir tahun, walaupun semuanya sama-sama
menjanjikan bunga 12 persen per tahun. Sebabnya sederhana: karena jumlah bunga yang
Anda terima juga berbeda.

Berbedanya bunga yang Anda dapat itulah yang lalu memunculkan istilah "suku bunga
efektif" (effective rate). Yaitu perbandingan jumlah bunga yang Anda dapatkan pada
akhir tahun, dengan jumlah uang yang Anda masukkan. Cara menghitung bunga efektif
sangat mudah: bunga yang Anda terima pada akhir tahun dibagi dengan nilai nominal
uang Anda pada awal tahun.

Jadi, kalau ada sebuah produk investasi yang menjanjikan suku bunga 12 persen per
tahun, maka mungkin saja suku bunga efektifnya tidak 12 persen. Apa yang Anda terima
pada akhir tahun mungkin lebih dari 12 persen. Dengan mengetahui suku bunga efektif,
maka perbedaan yang Anda dapatkan jadi betul-betul terlihat.

Selain itu, suku bunga efektif juga memungkinkan Anda untuk mempercepat perhitungan
Anda. Artinya, kalau tadi kita menggunakan contoh Rp 1.000.000 sebagai dana awal
investasi Anda, maka untuk selanjutnya, kita bisa saja mengubahnya menjadi Rp
5.000.000.

Anda pun tidak perlu menghitung-hitung lagi berapa jumlah bunga yang Anda dapatkan
bila menggunakan sistem bunga berbunga harian, misalnya. Anda tidak perlu menghitung
bunga secara berulang-ulang sampai 365 kali. Cukup mengalikannya dengan 12,74
persen, atau kalikan Rp 5 juta tadi dengan 12,74 persen.


MAKIN DINI MAKIN BAIK

Pernah ada orang yang mengatakan bahwa konsep bunga berbunga adalah suatu
penemuan terbesar dalam abad ini. Ini tidak berlebihan. Sebagai contoh kalau Anda
memasukkan Rp 1.000.000 pada saat ini ke dalam deposito yang memberikan 12 persen
per tahun (dengan sistem bunga berbunga tahunan), pada akhir tahun pertama saldo Anda
akan menjadi Rp 1.120.000.

Pada akhir tahun kesepuluh, saldo Anda akan menjadi Rp 3.105.848. Pada akhir tahun
ke-20, saldo Anda akan menjadi Rp 9.646.293. Lalu pada akhir tahun ke-100, saldo Anda
akan menjadi Rp 289.002.190.

Apa yang menyebabkan saldo investasi Anda bisa menjadi begitu besar? Waktu. Semakin
lama uang Anda berputar dalam sistem bunga berbunga, makin besar bunga yang Anda
dapatkan. Kalau menggunakan contoh bola salju tadi, maka semakin tinggi puncak
gunung salju, maka semakin besar pula bola salju itu nantinya ketika sampai di dasar
gunung. Ini karena semakin tinggi gunung salju itu, semakin banyak pula perputaran bola
salju itu sebelum ia sampai di dasar gunung. Artinya, semakin panjang jangka waktu
investasi Anda, maka semakin besar pula saldo investasi Anda kelak.

Kebanyakan investasi meng-gunakan sistem perhitungan bunga berbunga. Sebagai
contoh, kalau Anda membeli rumah yang saat ini baru bernilai Rp 100 juta, maka pada
akhir tahun, katakan saja rumah itu sudah menjadi senilai Rp 120 juta (ada penambahan
nilai 20 persen). Pada akhir tahun kedua, nilai rumah Anda mungkin sudah menjadi Rp
120 juta dikali 20 persen. Begitu seterusnya, walaupun sampai 100 tahun sekalipun.
Konsep ini sama untuk hampir semua produk investasi.

Apa hubungan ini semua dengan Anda? Bila Anda menabung untuk tujuan tertentu kelak,
maka semakin dini Anda mulai, maka semakin panjang pula jangka waktu investasi
Anda, sehingga ini akan makin baik untuk Anda.


BEDA KECIL BERARTI BESAR

Perlu pula disadari perbedaan suku bunga (antar-bank) yang kecil sekalipun bisa berbeda
jauh pengaruhnya terhadap saldo investasi Anda. Sebagai contoh, misalkan saja pada saat
ini Anda punya Rp 2 juta. Anda lantas membuka deposito 12 bulan pada dua bank, Bank
A dan Bank B. Masing-masing Rp 1 juta.

Katakan
          saja, suku bunga di Bank A adalah 9 persen per tahun, sedangkan di Bank B
adalah 10 persen per tahun (bedanya 1 persen saja). Artinya, pada akhir tahun pertama,
Bank A akan memberikan bunga Rp 100 ribu, dan Bank B hanya Rp 90 ribu. Bedanya Rp
10 ribu. Kecil? Memang.

Tapi bila dilihat secara jangka panjang, perbedaan saldo investasi pada kedua deposito itu
akan sangat besar. Makin lama waktunya, makin besar perbedaan itu. Pada akhir tahun
ke-20, misalnya, saldo Anda di Bank A sudah Rp 5.604.411 dan Bank B Rp 6.727.500.
Berarti ada perbedaan Rp 1.123.089.
Pada akhir tahun-50, saldo di Bank A adalah Rp 74.357.520, sedangkan di Bank B
mencapai Rp 117.390.853. Jadi perbedaan saldo di kedua bank adalah Rp 43.033.333.
Besar sekali!


PADUKAN WAKTU DAN FREKUENSI

Contoh-contoh di atas mengandaikan Anda melakukan investasi sekali saja (lump sum),
di mana Anda memasukkan uang sekali saja, dan mendiamkannya selama bertahun-
tahun, sampai 50 atau 100 tahun.

Tapi bagaimana kalau Anda tidak melakukan investasi sekali saja, tapi rutin setiap tahun?
Misalkan saja setiap awal tahun Anda menyetorkan Rp 1 juta. Setelah 50 tahun, jumlah
yang Anda setorkan menjadi Rp 50 juta. Tapi karena Anda memasukkannya dalam
investasi bunga berbunga, maka saldo investasi Anda setelah 50 tahun menjadi Rp
2.688.020.438!

Besar sekali! Padahal, jumlah total yang Anda setorkan selama 50 tahun itu hanya Rp 50
juta. Coba Anda bandingkan dengan investasi sekali saja (Rp 1 juta), dan hasil yang Anda
dapatkan setelah 50 tahun adalah Rp 289 juta.

Karena itu perpaduan antara frekuensi investasi yang rutin dengan panjangnya jangka
waktu investasi yang Anda miliki, akan menghasilkan saldo investasi yang betul-betul
dahsyat besarnya. Jadi, bagaimana? Masih mau menunda berinvestasi?


BISA PERIODIK ATAU SEKALI SAJA

Bila Anda melakukan investasi, maka ada dua pilihan, bisa melakukan secara periodik,
atau sekali saja. Untuk investasi secara periodik, Anda bisa melakukan investasi setahun
sekali, enam bulan sekali, atau bahkan sebulan sekali. Beberapa orang ada yang
berinvestasi setiap satu atau dua minggu sekali. Tapi yang penting di sini adalah bahwa
yang dimaksud dengan periodik adalah melakukan investasi secara rutin.

Biasanya, berinvestasi secara periodik merupakan cara yang paling ampuh untuk
mengejar target dana yang besar kelak. Anda tak perlu memiliki jumlah dana yang besar
pada saat ini, tapi cukup menyisihkan sebagian kecil penghasilan Anda untuk
diinvestasikan ke dalam sebuah produk investasi. Lama kelamaan, Anda akan memiliki
saldo investasi yang begitu besar, karena Anda juga mendapatkan bunga.

Berinvestasi secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan yang sedang
membuat dinding. Apa yang ia lakukan adalah mengambil sebuah bata, mengoleskannya
dengan semen, lalu menempelkannya. Ambil lagi sebuah bata, memberikan semen, dan
menempelkannya disebelah kiri atau kanan bata yang tadi. Begitu seterusnya sampai ia
bisa menyelesaikan satu lapis. Setelah itu, ia akan melanjutkannya dengan lapis kedua.
Lapis kedua selesai, dilanjutkan dengan lapis ketiga. Begitu seterusnya.

Lama kelamaan, Anda akan melihat sebuah dinding. Persis seperti itulah gambarannya
bila Anda berinvestasi secara periodik. Hanya bedanya, dengan berinvestasi, Anda juga
mendapatkan bunga. Sementara tukang bangunan tadi, tidak mendapatkan 'bunga'. Yang
ia lakukan hanyalah seperti menabung ke dalam celengan saja secara rutin. Tetapi
prinsipnya sama saja: sedikit-sedikit, akan menjadi bukit.

Anda juga bisa berinvestasi sekali saja (lump sum). Artinya, Anda cukup memasukkan
uang sekali saja ke dalam sebuah produk investasi, deposito misalnya, lalu Anda diamkan
selama katakanlah sepuluh tahun. Setiap tahun, Anda akan mendapatkan bunga, yang
bisa Anda tambahkan ke uang pokok Anda. Kemudian, didepositokan lagi, sehingga
bunganya makin lama makin besar. Tapi, selama itu Anda tidak pernah menyentuhnya,
sampai selama sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, Anda akan memiliki jumlah dana
yang sangat besar.



Mobil berbahan bakar air
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Mobil berbahan bakar air adalah mobil hipotetis yang menggunakan air sebagai bahan
bakar atau mengubah air menjadi sumber tenaga, tanpa asupan energi jenis lainnya.

Mobil berbahan bakar air tidak berhubungan dengan:

   •   Mesin uap: mesin uap menggunakan air untuk "menghantar" energi dari api atau
       sumber panas lainnya ke piston atau turbin yang memutar mesin.
   •   Mobil hidrogen, meskipun mobil ini sering menggunakan elemen-elemen serupa.
       Untuk menjalankan mobil hidrogen menggunakan air, energi dari pembangkit
       tenaga (power plant) digunakan untuk menghasilkan hidrogen dari air
       menggunakan metode elektrolisis. Hasilnya yang berupa hidrogen dibakar di
       dalam mesin pembakaran internal atau digabung dengan oksigen untuk
       menghasilkan air melalui sel-sel bahan bakar. Pada akhirnya, mobil itu sendiri
       memperoleh energi dari pembangkit tenaga, dengan hidrogen yang berperan
       sebagai penghantar energi.
   •   Sistem penambahan mesin dengan bahan bakar hidrogen yang banyak dipasarkan
       dengan cara curang.

Sebaliknya, mobil berbahan bakar air konon mengambil energi dari air itu sendiri, yang
menjadi landasan dari mesin yang berputar terus-menerus (perpetual motion machine).
Mobil-mobil berbahan bakar air telah disebutkan dalam buku-buku sejarah, surat-surat
kabar, dan majalah-majalah sains populer, dan dalam legenda-legenda urban sejak masa
1800-an. Banyak cerita yang menggambarkan mesin-mesin yang dijalankan
menggunakan air, dan gagasan ini diberangus oleh perusahaan-perusahaan minyak besar
serta produsen-produsen mobil untuk melindungi keuntungan mereka. Banyak klaim
akan sumber tenaga berbahan bakar air (water-fuelled power source) yang dimanfaatkan
untuk memperoleh uang dari investor-investor yang mudah tertipu.

Daftar isi
[sembunyikan]

   •   1 Energi air
   •   2 Rancangan elektrolitik
           o 2.1 Karburator elektrolitik Garrett
   •   3 Pil bensin dan bahan aditif lainnya
   •   4 Klaim-klaim penemuan yang ditutup-tutupi
   •   5 Lihat pula

   •   6 References

   [sunting] Energi air
Pembakaran bahan-bahan bakar konvensional seperti bensin, kayu, dan batu bara
mengubah bahan bakar yang dimaksud menjadi zat yang memiliki energi lebih sedikit
(lihat entalpi pembentukan). Energi pun dilepaskan. Dalam kasus bahan-bahan bakar
fosil, pembakaran bisa diwakili oleh reaksi kimia berikut:

       CH4 + 2 O2 → 2 H2O + CO2

Air adalah "limbah"-nya.

Reaksi-reaksi kimia spontan tidak menciptakan energi, tetapi melepaskan energi dengan
mengubah ikatan-ikatan yang tak stabil menjadi ikatan energi yang lebih stabil atau
dengan meningkatkan entropi. Air adalah senyawa kimia yang terdapat di mana-mana
sebagian karena air memiliki ikatan sangat stabil yang tahan terhadap hampir semua
reaksi kimia. Agar air bisa ikut serta dalam reaksi yang menghasilkan energi, harus
ditambahkan senyawa-senyawa berenergi tinggi. Sebagai contoh, bahan bakar asetilena
yang mudah terbakar bisa dihasilkan dengan menambahkan karbit ke dalam air. Namun,
jika demikian, karbitlah "bahan bakar"-nya, bukan air.

Secara teoritis, dimungkinkan untuk menghasilkan energi dari air melalui fusi nuklir,
tetapi reaktor fusi nuklir sebesar apa pun bukanlah hal yang praktis, apa lagi di dalam
mobil.

[sunting] Rancangan elektrolitik
       Lihat pula: Elektrolisis
Mesin-mesin berbahan bakar air yang diklaim seringkali mendapatkan hidrogen dengan
cara mengelektrolisa air. Sel elektrolisis butuh tenaga listrik. Hidrogen dan oksigen yang
diperoleh melalui elektrolisa ini dapat dibakar, tetapi untuk mengaktifkan sel elektrolisa
saja butuh energi lebih banyak daripada yang bisa didapat dari hasil yang berupa
campuran hidrogen-oksigen. Jika tidak, system seperti itu akan serupa dengan mesin
yang berputar terus menerus, yang sebenarnya mustahil itu.

Ketika hidrogen dibakar, panas yang dihasilkannya dapat diubah menjadi usaha oleh
mesin mobil konvensional empat tak, tetapi efisiensi mesin-mesin seperti itu dibatasi oleh
hukum termodinamika kedua dan kemungkinan hanya sebesar 20%.[1][2] Karena motor
listrik konvensional tak menggunakan panas, secara teoritis efisiensi motor seperti ini
mendekati 100%. Motor berefisiensi 94% dengan tenaga yang cukup untuk
menggerakkan mobil sudah banyak.[3]

Salah satu variasi dari tipuan mobil bertenaga air adalah sel bahan bakar air Stenley
Meyer, yang mengklaim bahwa hidrogen dan oksigen diproduksi oleh sejenis elektrolisis
yang misterius. Rancangan ini juga menjadi mesin yang berputar terus-menerus dan
menyalahi hukum pertama termodinamika.

[sunting] Karburator elektrolitik Garrett

Henry Garrett dari Dallas, Texas konon mendemonstrasikan suatu mobil berbahan bakar
air, yang dilaporkan pada 8 September 1935 di surat kabar Dallas Morning News.[rujukan?]
Mobil itu menghasilkan hidrogen melalui elektrolisis sebagaimana yang bisa dilihat
dengan mempelajari paten milik Garret, yang diterbitkan pada tahun itu juga.[4] Paten ini
mencakup gambar yang memperlihatkan karburator yang serupa dengan karburator
berpelampung biasa tetapi dengan pelat elektrolisis di bagian bawahnya, dan di tempat
yang terdapat pelampung untuk menjaga tinggi air.

Paten Garrett gagal mengidentifikasikan sumber energi baru, jadi energi dari aki
mobilnya mungkin digunakan untuk mengelektrolisis air menjadi hidrogen, yang
kemudian dibakar. Hidrogen dapat diperoleh dari air melalui elektrolisis dengan efisiensi
sebesar 50 - 70%.[5] Pembakaran hidrogen akan diubah menjadi energi kinetik putaran
oleh motor dengan efisiensi sebesar 25 - 30%. Oleh sebab itu, hanya 10 - 15% energi
yang diambil dari aki untuk elektrolisis yang bisa digunakan untuk mengisi ulang akinya
walaupun mobilnya tak bergerak. Walaupun mobil ini bisa berjalan sebentar, tak lama
kemudian akinya akan habis hingga elektrolisisnya terhenti dan mobilnya pun akan
berhenti. Akan jauh lebih efisien jika akinya hanya digunakan untuk menjalankan motor
listrik, sebagaimana yang sekarang ini diterapkan oleh mobil-mobil bertenaga baterai.
Namun, mobil seperti ini baterainya harus diisi ulang.

[sunting] Pil bensin dan bahan aditif lainnya
          Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pil bensin
Yang berhubungan dengan tipuan mobil berbahan bakar air adalah klaim bahwa bahan-
bahan aditif, sering berbentuk pil, mengubah air menjadi bahan bakar yang bisa
digunakan. Ingat bahwa pada lampu karbit, suatu bahan aditif berenergi tinggi
menghasilkan bahan bakar yang bisa terbakar. Pil bensin ini konon sudah
didemonstrasikan pada kendaraan berukuran sebenarnya, sebagaimana yang dilaporkan
pada 1980 di Mother Earth News. Sekali lagi, air itu sendiri tak bisa memberikan energi
apapun dalam proses itu, aditif atau pilnyalah bahan bakarnya.

Suatu artikel sains populer di New Scientist pada Jili 2006 menjabarkan mesin jenis baru
dengan judul menyesatkan Suatu Tangki Bahan Bakar Penuh Air (A fuel tank full of
water).[6] Belakangan, New Scientist memuat surat yang mengritik mereka karena
membuat "klaim sensasional yang tak masuk akal" dan menunjukkan bahwa mesin itu
sebenarnya menggunakan boron sebagai bahan bakarnya.[7] Dalam hal ini, bahan bakar
itu adalah sodium borohidrida, suatu senyawa yang melepaskan oksigenjika bersentuhan
dengan air:

       NaBH4 + 4 H2O → NaB(OH)4 + 2 H2

Hidrogen terbakar di udara (untuk menghasilkan air):

       2 H2 + O2 → 2 H2O

Beberapa senyawa kimia bisa melepas hidrogen jika dicampur air, tetapi pada semua
kasus, energi yang dibutuhkan untuk memproduksi senyawa seperti itu melebihi energi
yang diperoleh dari pembakarannya.

Klaim-klaim penemuan yang ditutup-tutupi
Para "penemu" mesin-mesin berbahan bakar air sering mengatakan bahwa teknologi itu
sudah ada sejak lama tetapi diberangus secara internasional oleh para produsen bahan
bakar konvensional seperti perusahaan-perusahaan minyak.[8] Pendaftaran hak paten tak
memberangus suatu penemuan karena semua isi hak paten bisa diperiksa oleh publik.

More Related Content

What's hot

Penilaian surat berharga
Penilaian surat berhargaPenilaian surat berharga
Penilaian surat berhargaMastrynie Then
 
Mengetahui perhitunganbungatabungan
Mengetahui perhitunganbungatabunganMengetahui perhitunganbungatabungan
Mengetahui perhitunganbungatabungan
Pray Suprayitno
 
Mengenal Reksadana
Mengenal ReksadanaMengenal Reksadana
Mengenal Reksadana
ade orreo
 
Obligasi
ObligasiObligasi
Obligasi
Maria Haryanti
 
Modul Reksa Dana
Modul Reksa DanaModul Reksa Dana
Modul Reksa Dana
Dani Setiawan
 
Pensiun dengan tabungan atau reksadana
Pensiun dengan tabungan atau reksadanaPensiun dengan tabungan atau reksadana
Pensiun dengan tabungan atau reksadana
Indo Premier Securities
 
Sekilas Reksadana
Sekilas ReksadanaSekilas Reksadana
Sekilas Reksadana
Juwita W'tio
 
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Rizky Akbar
 
Belajar Bereksa Dana
Belajar Bereksa DanaBelajar Bereksa Dana
Belajar Bereksa Dana
Panin Asset Management
 
Mengenal investasi reksa dana untuk pemula
Mengenal investasi reksa dana untuk pemulaMengenal investasi reksa dana untuk pemula
Mengenal investasi reksa dana untuk pemula
Finansialku.com
 
Konsep penilaian surat berharga
Konsep penilaian surat berhargaKonsep penilaian surat berharga
Konsep penilaian surat berharga
adesotya lintang
 
Reksadana
Reksadana Reksadana
Reksadana
Meida Midut
 
EKSI 4203 - Modul 5 Obligasi
EKSI 4203 - Modul 5 ObligasiEKSI 4203 - Modul 5 Obligasi
EKSI 4203 - Modul 5 Obligasi
Ancilla Kustedjo
 
Uang yang bekerja
Uang yang bekerja Uang yang bekerja
Uang yang bekerja
Panin Asset Management
 
Aminullah assagaf mil4 manj inv lanjutan_ 3 april 2021
Aminullah assagaf mil4 manj inv lanjutan_ 3 april 2021Aminullah assagaf mil4 manj inv lanjutan_ 3 april 2021
Aminullah assagaf mil4 manj inv lanjutan_ 3 april 2021
Aminullah Assagaf
 
Makalah reksadana syari'ah prof. dr. soeharto
Makalah reksadana syari'ah prof. dr. soehartoMakalah reksadana syari'ah prof. dr. soeharto
Makalah reksadana syari'ah prof. dr. soeharto
Is Susanto Ar
 
Apa & bagaimana_berinvestasi
Apa & bagaimana_berinvestasiApa & bagaimana_berinvestasi
Apa & bagaimana_berinvestasi
imanitauwie
 
Presentation pasar financial
Presentation pasar financialPresentation pasar financial
Presentation pasar financial
Masdar Helmi
 

What's hot (18)

Penilaian surat berharga
Penilaian surat berhargaPenilaian surat berharga
Penilaian surat berharga
 
Mengetahui perhitunganbungatabungan
Mengetahui perhitunganbungatabunganMengetahui perhitunganbungatabungan
Mengetahui perhitunganbungatabungan
 
Mengenal Reksadana
Mengenal ReksadanaMengenal Reksadana
Mengenal Reksadana
 
Obligasi
ObligasiObligasi
Obligasi
 
Modul Reksa Dana
Modul Reksa DanaModul Reksa Dana
Modul Reksa Dana
 
Pensiun dengan tabungan atau reksadana
Pensiun dengan tabungan atau reksadanaPensiun dengan tabungan atau reksadana
Pensiun dengan tabungan atau reksadana
 
Sekilas Reksadana
Sekilas ReksadanaSekilas Reksadana
Sekilas Reksadana
 
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
 
Belajar Bereksa Dana
Belajar Bereksa DanaBelajar Bereksa Dana
Belajar Bereksa Dana
 
Mengenal investasi reksa dana untuk pemula
Mengenal investasi reksa dana untuk pemulaMengenal investasi reksa dana untuk pemula
Mengenal investasi reksa dana untuk pemula
 
Konsep penilaian surat berharga
Konsep penilaian surat berhargaKonsep penilaian surat berharga
Konsep penilaian surat berharga
 
Reksadana
Reksadana Reksadana
Reksadana
 
EKSI 4203 - Modul 5 Obligasi
EKSI 4203 - Modul 5 ObligasiEKSI 4203 - Modul 5 Obligasi
EKSI 4203 - Modul 5 Obligasi
 
Uang yang bekerja
Uang yang bekerja Uang yang bekerja
Uang yang bekerja
 
Aminullah assagaf mil4 manj inv lanjutan_ 3 april 2021
Aminullah assagaf mil4 manj inv lanjutan_ 3 april 2021Aminullah assagaf mil4 manj inv lanjutan_ 3 april 2021
Aminullah assagaf mil4 manj inv lanjutan_ 3 april 2021
 
Makalah reksadana syari'ah prof. dr. soeharto
Makalah reksadana syari'ah prof. dr. soehartoMakalah reksadana syari'ah prof. dr. soeharto
Makalah reksadana syari'ah prof. dr. soeharto
 
Apa & bagaimana_berinvestasi
Apa & bagaimana_berinvestasiApa & bagaimana_berinvestasi
Apa & bagaimana_berinvestasi
 
Presentation pasar financial
Presentation pasar financialPresentation pasar financial
Presentation pasar financial
 

Viewers also liked

Working Group Smart Cities – ICT PSP Smart Cities Portfolio March 2012
Working Group Smart Cities – ICT PSP Smart Cities Portfolio March 2012Working Group Smart Cities – ICT PSP Smart Cities Portfolio March 2012
Working Group Smart Cities – ICT PSP Smart Cities Portfolio March 2012
smartcitiesnetwork
 
Working Group Smart Cities – Bologna case study
Working Group Smart Cities – Bologna case studyWorking Group Smart Cities – Bologna case study
Working Group Smart Cities – Bologna case study
smartcitiesnetwork
 
Working Group Smart Cities – FIREBALL Summary March 2012
Working Group Smart Cities – FIREBALL Summary March 2012Working Group Smart Cities – FIREBALL Summary March 2012
Working Group Smart Cities – FIREBALL Summary March 2012
smartcitiesnetwork
 
Trends In The Aging Marketplace
Trends In The Aging MarketplaceTrends In The Aging Marketplace
Trends In The Aging Marketplace
dipatterson
 
Presentation 17122010
Presentation 17122010Presentation 17122010
Presentation 17122010
Nhung Phan
 
Case study ass3 6505
Case study ass3 6505Case study ass3 6505
Case study ass3 6505
donaldheather
 
Case study ass3 6505
Case study ass3 6505Case study ass3 6505
Case study ass3 6505
donaldheather
 
Tai tien profile 10232011
Tai tien profile 10232011Tai tien profile 10232011
Tai tien profile 10232011
Nhung Phan
 
Gioi thieu nha may xu ly chat thai.17122010
Gioi thieu nha may xu ly chat thai.17122010Gioi thieu nha may xu ly chat thai.17122010
Gioi thieu nha may xu ly chat thai.17122010
Nhung Phan
 
Freelance Interpreter and Assistant
Freelance Interpreter and AssistantFreelance Interpreter and Assistant
Freelance Interpreter and Assistant
Nhung Phan
 
Working Group Smart Cities – Helsinki case study
Working Group Smart Cities – Helsinki case studyWorking Group Smart Cities – Helsinki case study
Working Group Smart Cities – Helsinki case study
smartcitiesnetwork
 

Viewers also liked (14)

Doc1
Doc1Doc1
Doc1
 
MyHealtControl
MyHealtControlMyHealtControl
MyHealtControl
 
Working Group Smart Cities – ICT PSP Smart Cities Portfolio March 2012
Working Group Smart Cities – ICT PSP Smart Cities Portfolio March 2012Working Group Smart Cities – ICT PSP Smart Cities Portfolio March 2012
Working Group Smart Cities – ICT PSP Smart Cities Portfolio March 2012
 
6504pics
6504pics6504pics
6504pics
 
Working Group Smart Cities – Bologna case study
Working Group Smart Cities – Bologna case studyWorking Group Smart Cities – Bologna case study
Working Group Smart Cities – Bologna case study
 
Working Group Smart Cities – FIREBALL Summary March 2012
Working Group Smart Cities – FIREBALL Summary March 2012Working Group Smart Cities – FIREBALL Summary March 2012
Working Group Smart Cities – FIREBALL Summary March 2012
 
Trends In The Aging Marketplace
Trends In The Aging MarketplaceTrends In The Aging Marketplace
Trends In The Aging Marketplace
 
Presentation 17122010
Presentation 17122010Presentation 17122010
Presentation 17122010
 
Case study ass3 6505
Case study ass3 6505Case study ass3 6505
Case study ass3 6505
 
Case study ass3 6505
Case study ass3 6505Case study ass3 6505
Case study ass3 6505
 
Tai tien profile 10232011
Tai tien profile 10232011Tai tien profile 10232011
Tai tien profile 10232011
 
Gioi thieu nha may xu ly chat thai.17122010
Gioi thieu nha may xu ly chat thai.17122010Gioi thieu nha may xu ly chat thai.17122010
Gioi thieu nha may xu ly chat thai.17122010
 
Freelance Interpreter and Assistant
Freelance Interpreter and AssistantFreelance Interpreter and Assistant
Freelance Interpreter and Assistant
 
Working Group Smart Cities – Helsinki case study
Working Group Smart Cities – Helsinki case studyWorking Group Smart Cities – Helsinki case study
Working Group Smart Cities – Helsinki case study
 

Similar to Mari berinvestasi

Finance 101 - Memanfaatkan efek compounding sebagai startegi investasi
Finance 101 - Memanfaatkan efek compounding sebagai startegi investasiFinance 101 - Memanfaatkan efek compounding sebagai startegi investasi
Finance 101 - Memanfaatkan efek compounding sebagai startegi investasi
KoinWorks
 
Learn-The-Secret-Of-FX-Trading-For-Beginners
Learn-The-Secret-Of-FX-Trading-For-BeginnersLearn-The-Secret-Of-FX-Trading-For-Beginners
Learn-The-Secret-Of-FX-Trading-For-Beginners
Andri Andreas
 
Learn the secret of Currencies trading (for beginners).
Learn the secret of Currencies trading (for beginners).Learn the secret of Currencies trading (for beginners).
Learn the secret of Currencies trading (for beginners).
Star Team
 
Kumpulan artikel www investasisaham com
Kumpulan artikel www investasisaham comKumpulan artikel www investasisaham com
Kumpulan artikel www investasisaham com
wiriadisastra
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
rizki rach
 
Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 1)
Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 1)Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 1)
Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 1)
Futurum2
 
Financial instruments futurum - apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagi...
Financial instruments   futurum -  apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagi...Financial instruments   futurum -  apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagi...
Financial instruments futurum - apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagi...
Futurum2
 
Proses investasi reksa dana
Proses investasi reksa danaProses investasi reksa dana
Proses investasi reksa dana
Kea Deswanto
 
Kajian kes math perniagan
Kajian kes math perniaganKajian kes math perniagan
Kajian kes math perniagan
AhmadAdhaCz
 
Artikel Investasi Reksadana.pdf
Artikel Investasi Reksadana.pdfArtikel Investasi Reksadana.pdf
Artikel Investasi Reksadana.pdf
Fajar Priatna
 
Investasi dalam aktiva tetap.pptx
Investasi dalam aktiva tetap.pptxInvestasi dalam aktiva tetap.pptx
Investasi dalam aktiva tetap.pptx
Yuli539957
 
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptxPPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
sitiaristiantyholiza1
 
Tugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuanganTugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuangan
Iis MutiaraSuci
 
Menciptakan Kekayaan Bersama
Menciptakan Kekayaan BersamaMenciptakan Kekayaan Bersama
Menciptakan Kekayaan Bersama
KSP Mitra Digital Limadua
 
Investasi analisis investasi dan manajemen portofolio
Investasi analisis investasi dan manajemen portofolioInvestasi analisis investasi dan manajemen portofolio
Investasi analisis investasi dan manajemen portofolio
itan00771
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
allysaclaresta
 
nilai uang dari waktu (nabila ambarwati).pptx
nilai uang dari waktu (nabila ambarwati).pptxnilai uang dari waktu (nabila ambarwati).pptx
nilai uang dari waktu (nabila ambarwati).pptx
NabilaAmbarwati1
 
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
furkon choerul
 
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
furkon choerul
 
10 MANAJEMEN KEUANGAN 2.pptx ...........
10 MANAJEMEN KEUANGAN 2.pptx ...........10 MANAJEMEN KEUANGAN 2.pptx ...........
10 MANAJEMEN KEUANGAN 2.pptx ...........
rendisalay
 

Similar to Mari berinvestasi (20)

Finance 101 - Memanfaatkan efek compounding sebagai startegi investasi
Finance 101 - Memanfaatkan efek compounding sebagai startegi investasiFinance 101 - Memanfaatkan efek compounding sebagai startegi investasi
Finance 101 - Memanfaatkan efek compounding sebagai startegi investasi
 
Learn-The-Secret-Of-FX-Trading-For-Beginners
Learn-The-Secret-Of-FX-Trading-For-BeginnersLearn-The-Secret-Of-FX-Trading-For-Beginners
Learn-The-Secret-Of-FX-Trading-For-Beginners
 
Learn the secret of Currencies trading (for beginners).
Learn the secret of Currencies trading (for beginners).Learn the secret of Currencies trading (for beginners).
Learn the secret of Currencies trading (for beginners).
 
Kumpulan artikel www investasisaham com
Kumpulan artikel www investasisaham comKumpulan artikel www investasisaham com
Kumpulan artikel www investasisaham com
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 
Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 1)
Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 1)Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 1)
Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 1)
 
Financial instruments futurum - apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagi...
Financial instruments   futurum -  apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagi...Financial instruments   futurum -  apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagi...
Financial instruments futurum - apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagi...
 
Proses investasi reksa dana
Proses investasi reksa danaProses investasi reksa dana
Proses investasi reksa dana
 
Kajian kes math perniagan
Kajian kes math perniaganKajian kes math perniagan
Kajian kes math perniagan
 
Artikel Investasi Reksadana.pdf
Artikel Investasi Reksadana.pdfArtikel Investasi Reksadana.pdf
Artikel Investasi Reksadana.pdf
 
Investasi dalam aktiva tetap.pptx
Investasi dalam aktiva tetap.pptxInvestasi dalam aktiva tetap.pptx
Investasi dalam aktiva tetap.pptx
 
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptxPPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Tugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuanganTugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuangan
 
Menciptakan Kekayaan Bersama
Menciptakan Kekayaan BersamaMenciptakan Kekayaan Bersama
Menciptakan Kekayaan Bersama
 
Investasi analisis investasi dan manajemen portofolio
Investasi analisis investasi dan manajemen portofolioInvestasi analisis investasi dan manajemen portofolio
Investasi analisis investasi dan manajemen portofolio
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 
nilai uang dari waktu (nabila ambarwati).pptx
nilai uang dari waktu (nabila ambarwati).pptxnilai uang dari waktu (nabila ambarwati).pptx
nilai uang dari waktu (nabila ambarwati).pptx
 
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
 
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
 
10 MANAJEMEN KEUANGAN 2.pptx ...........
10 MANAJEMEN KEUANGAN 2.pptx ...........10 MANAJEMEN KEUANGAN 2.pptx ...........
10 MANAJEMEN KEUANGAN 2.pptx ...........
 

Mari berinvestasi

  • 1. MARI BERINVESTASI Dikutip dari detikcom Bila Anda melakukan investasi, ada dua pilihan: melakukan investasi secara periodik, atau investasi sekali saja. Keduanya memberikan nilai investasi yang sama berarti. Tinggal Anda pilih mana yang sesuai dengan kekuatan dana yang Anda miliki. Periodik Bila berinvestasi secara periodik, maka ini berarti Anda melakukan investasi secara rutin. Anda bisa melakukan investasi setahun sekali, enam bulan sekali, atau bahkan sebulan sekali. Beberapa orang ada yang berinvestasi setiap satu atau dua minggu sekali. Tapi yang penting di sini adalah bahwa yang dimaksud dengan periodik adalah melakukan investasi secara rutin. Biasanya, berinvestasi secara periodik adalah cara yang paling ampuh untuk mengejar target dana yang besar kelak. Anda tak perlu memiliki jumlah dana yang besar pada saat ini, tapi Anda cukup hanya menyisihkan sebagian kecil penghasilan Anda untuk lalu diinvestasikan ke dalam sebuah produk investasi. Lama kelamaan, Anda akan memiliki saldo investasi yang begitu besar, karena Anda juga mendapatkan bunga. Berinvestasi secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan yang sedang membuat dinding. Apa yang ia lakukan adalah mengambil sebuah bata, mengoleskannya dengan semen, lalu menempelkannya. Ambil lagi sebuah bata, memberikan semen, dan menempelkannya di sebelah kiri atau kanan bata yang tadi. Begitu seterusnya sampai ia bisa menyelesaikan satu lapis. Setelah itu, ia akan melanjutkannya dengan lapis kedua. Lapis kedua selesai, dilanjutkan dengan lapis ketiga. Begitu seterusnya. Lama kelamaan, Anda akan melihat sebuah dinding. Persis seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara periodik. Hanya bedanya, dengan berinvestasi, Anda juga mendapatkan bunga. Sementara tukang bangunan tadi, tidak mendapatkan 'bunga'. Yang ia lakukan hanyalah seperti menabung ke dalam celengan saja secara rutin. Tetapi prinsipnya sama saja: sedikit-sedikit, akan menjadi bukit. Sekali Saja Anda juga bisa berinvestasi sekali saja (lump sum). Artinya, Anda cukup memasukkan uang sekali saja ke dalam sebuah produk investasi. Deposito, umpamanya, Anda endapkan selama -katakanlah- sepuluh tahun. Setiap tahun, Anda akan mendapatkan bunga yang bisa ditambahkan ke uang pokok. Kemudian didepositokan lagi sehingga bunganya makin lama makin besar. Tapi, selama Anda tidak pernah menyentuhnya, sampai selama sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, Anda akan memiliki jumlah dana yang sangat besar.
  • 2. Berinvestasi secara lump sum persis seperti kalau Anda naik ke sebuah gunung bersalju. Dari atas, Anda ambil sekumpulan salju dengan tangan Anda, lalu membentuknya menjadi sebuah bola. Setelah itu, Anda lepaskan bola salju itu dari atas, untuk digelindingkan ke bawah. Apa yang terjadi? Dalam perjalanannya dari atas sampai bawah, bola salju itu makin lama akan makin besar. Dan pertumbuhan bola salju itu persis seperti deret ukur: 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, 512, 1024, 2048, 4096, dan seterusnya. Nah, seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara lump sum. Gunakan Hukum 72 Kapan investasi Anda berlipat menjadi dua? Kalau Anda melakukan investasi sekali saja, maka ada saatnya jumlah investasi Anda akan berlipat dua. Sebagai contoh, bila Anda menginvestasikan Rp 1 juta pada deposito yang memberikan suku bunga 12% per tahun (di-roll over setiap tahun), maka uang Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu enam tahun. Cara menghitungnya adalah dengan menggunakan "Hukum 72". Bagi angka 72 dengan suku bunga (misalnya 12%) dari produk investasi Anda. Sebagai contoh: (72/12) x 1 tahun = 6 tahun. Itulah jangka waktu yang dibutuhkan agar investasi Anda bisa berlipat dua.
  • 3. BERKENALAN DENGAN REKSA DANA (1) Dikutip dari Tabloid NOVA No. 666/XIII Pada edisi yang lalu kita telah berbicara sekilas mengenai apa itu saham. Sekarang, saya akan mengajak Anda berkenalan dengan apa yang namanya Reksa Dana. Dalam Bahasa Inggris, Reksa Dana dikenal dengan nama mutual fund. Reksa Dana adalah sebuah bentuk investasi yang dilakukan secara kolektif (bersama- sama), dan investasi ini dikelola oleh sebuah perusahaan manajemen investasi. Perusahaan manajemen investasi adalah perusahaan yang kerjanya mengelola investasi nasabahnya. Sebagai contoh, ada investor A, B, C, D, dan E masing-masing memiliki uang berbeda- beda dan memutuskan untuk melakukan investasi secara bersama-sama. Di sini, mereka bisa menggabungkan semua uang yang mereka miliki untuk diserahkan pengelolaan investasinya pada sebuah perusahaan manajemen investasi. Nantinya, apabila investasi itu memberikan keuntungan, katakan sebesar 15% dalam setahun, maka masing-masing dari investor tersebut akan mendapatkan keuntungan yang besarnya sesuai dengan proporsi jumlah yang mereka investasikan. Tapi bila investasi itu merugi, tentu saja masing-masing dari mereka juga akan merugi sesuai dengan proporsi jumlah yang mereka investasikan tadi. Nah, bentuk investasi yang dilakukan secara kolektif (bersama) di mana pengelolaan investasinya diserahkan kepada sebuah perusahaan manajemen investasi inilah yang disebut dengan nama investasi Reksa Dana. Perusahaan Manajemen Investasi (selanjutnya kita sebut saja Manajer Investasi) inilah yang lalu akan melakukan investasi ke berbagai macam produk investasi seperti saham, deposito, surat utang, dan lain sebagainya. Reksa Dana sebetulnya merupakan cara yang baik untuk melakukan investasi, karena investasi Anda dikelola oleh tim pengelola investasi yang memang cakap dan (biasanya) berpengalaman. Bagaimana Cara Kerja Reksa Dana? Dalam prakteknya, Manajer investasi tidak menunggu investor untuk memasukkan uang lebih dulu sebelum mereka membeli produk investasi, tapi dibalik. Mereka beli dulu produk-produk investasinya, baru kemudian investasi itu dijajakan kepada investor. Bagaimana caranya? Oke, pertama-tama, manajer investasi (yang menerbitkan Reksa Dana) akan mengundang sejumlah pihak untuk menjadi sponsor/promotor (penyandang dana). Dari sponsor inilah akan didapat dana yang cukup besar, yang akan dialokasikan ke sejumlah produk investasi. Untuk contoh, kita misalkan saja total dana yang didapat dari sponsor adalah Rp 1 triliun. Dana sebesar itu, oleh Perusahaan Reksa Dana (melalui tim pengelola investasi-nya) akan
  • 4. dibelikan sejumlah investasi, seperti dibelikan sejumlah deposito di berbagai bank, dengan jangka waktu satu bulan. Contoh seperti Tabel 1. Setelah itu, Perusahaan Reksa Dana akan membagi investasi tersebut ke dalam pecahan- pecahan kecil, yang disebut dengan nama Unit Penyertaan (UP), dimana masing-masing UP akan bernilai Rp 1.000. Sehingga dari total investasi senilai Rp 1 triliun seperti dicontohkan diatas akan didapat UP sebanyak Rp 1 triliun : Rp 1.000 = 1 miliar UP. Nah, UP inilah yang akan diterbitkan dan dijual ke masyarakat. Dengan demikian, investasi yang dilakukan oleh investor adalah dengan cara membeli UP itu. Untuk menyeragamkan, maka UP Reksa Dana pada awalnya selalu dijual dengan harga awal Rp 1.000. Dalam hal ini, harga atau nilai UP tersebut disebut juga dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB). Jumlah UP yang dibeli investor berbeda-beda, ada yang hanya membeli 100 UP, tetapi ada juga yang membeli 1.000, 5.000, atau bahkan 10.000 UP. Semua itu tergantung dana masing-masing investor. Selain itu, investor juga harus membayar komisi untuk Perusahaan Reksa Dana, yang biasanya maksimal sekitar 0,75% sampai dengan 3% dari total investasi Anda. Sebagai contoh, bila Anda membeli 1.000 UP dengan harga total Rp 1.000.000, maka Anda harus menambahkan sekitar Rp 7.500 sampai Rp 30.000 untuk komisi manajer investasi. Dalam dunia reksa dana, komisi untuk manajer investasi ini sering disebut dengan nama "biaya penjualan". Ini karena komisi tersebut harus Anda bayar pada saat Anda membeli UP yang dijual itu. Selanjutnya, karena reksa dana diatas dialokasikan ke dalam Deposito Berjangka 1 bulan, maka tentunya setelah 1 bulan, akan ada bunga deposito yang didapat, sehingga akibatnya NAB dari UP Anda akan naik. Dalam contoh di atas, kita misalkan bahwa masing-masing deposito akan memberi bunga yang sama (meski kenyataannya akan berbeda-beda), seperti contoh tabel 2. Menurut contoh tersebut, nilai UP yang tadinya dibeli seharga Rp 1.000, setelah satu bulan telah naik menjadi Rp 1.010. Ini berarti, dalam 1 bulan, si pemilik UP (investor) telah mendapatkan kenaikan NAB sebesar 1% per bulan. Dalam kenyataannya, perubahan NAB suatu reksa dana sangat bergantung pada instrumen investasi yang dipilih tim pengelola investasi. Apabila mereka memilih instrumen deposito sebagai produk investasinya, maka NAB reksa dananya akan terus naik dan tidak mungkin mengalami penurunan. Ini karena sifat deposito yang pasti memberikan keuntungan berupa bunga, sehingga akan terus menambah nilai aset reksa dana. Tapi ada juga reksa dana yang khusus berinvestasi ke dalam saham. Saham, tidak seperti deposito, memiliki kemungkinan keuntungan yang tidak pasti sifatnya. Bisa naik, bisa pula turun. Karena itu, nilai UP pada reksa dana saham memiliki kemungkinan untuk
  • 5. naik dan juga untuk turun. UP yang tadinya Anda beli seharga Rp 1.000, misalnya, bisa saja jadi Rp 900 pada satu bulan kemudian karena saham-saham yang dipilih oleh manajer investasi turun nilainya. Di sisi lain, bila nilai saham naik, besar kenaikan tersebut bisa lebih besar daripada deposito. Itulah sebabnya, reksa dana jenis ini disebut dengan nama reksa dana growth income. Reksa dana lainnya ada yang berinvestasi ke dalam obligasi (surat hutang), dan ada juga yang berinvestasi ke dalam kombinasi dari dua atau lebih instrumen investasi, semisal gabungan saham dan obligasi, atau obligasi dan deposito. Jadi, sebelum membeli reksa dana, tanyalah pada si penjual reksa dana atau bacalah terlebih dahulu prospektusnya (penjelasannya) sehingga Anda tahu reksa dana jenis apakah yang akan Anda beli. Apakah itu reksa dana yang mengalokasikan investasinya pada saham, obligasi, deposito, atau kombinasi antara dua atau tiga instrumen investasi. Menjual Kembali Reksa Dana Yang Telah Anda Miliki Setelah beberapa waktu, Anda bisa menjual kembali UP yang Anda miliki kepada perusahaan reksa dana Anda. Jenis reksa dana di mana Anda bisa menjual kembali UP Anda kepada perusahaan penerbitnya disebut dengan nama Reksa Dana Terbuka (open end mutual fund). Lawan dari Reksa Dana Terbuka adalah Reksa Dana Tertutup (closed end mutual fund). Reksa Dana Tertutup adalah jenis reksa dana di mana Anda tidak bisa menjual UP yang Anda miliki kepada penerbitnya, tapi Anda hanya bisa menjualnya kepada investor yang lain, dan penjualan tersebut harus dilakukan lewat bursa. Untuk Reksa Dana Terbuka, bila sewaktu-waktu Anda ingin menjual UP Anda, maka Anda bisa menjualnya kembali kepada penerbit reksa dana Anda, dan perusahaan reksa dana dilarang untuk menolak penjualan kembali UP dari nasabahnya. Ini tentunya akan menguntungkan Anda. Sebaliknya, pada Reksa Dana Tertutup, proses penjualan kembali sering mengalami hambatan karena tidak selalu ada investor yang mau membeli UP Reksa Dana Anda. Jadi dengan kata lain, UP dari Reksa Dana Terbuka lebih likuid dari UP pada Reksa Dana Tertutup. Berkenalan Dengan Reksa Dana ( Bagian 2 ) ikutip dari Tabloid NOVA No. 667/XIII Sebetulnya apa saja keunggulan reksa dana dibanding jenis investasi lainnya? 1. Yang pertama, Anda yang belum biasa melakukan investasi akan sangat terbantu karena ada manajer investasi yang akan mengevaluasi investasi Anda setiap harinya.
  • 6. Anda tidak perlu bersusah payah mengevaluasi, karena Anda cukup mendapatkan report- nya setiap bulan atau beberapa bulan sekali. 2. Yang kedua, Anda bisa melakukan investasi dengan jumlah dana awal yang kecil jumlahnya. Beberapa reksa dana bisa dimulai hanya dengan dana awal Rp 100.000,-. Bayangkan, Anda tentu tidak bisa membuka deposito dengan dana sekecil itu, bukan? Namun dengan reksa dana, dana sejumlah itu sudah bisa untuk melakukan investasi (salah satunya) ke dalam deposito. 3. Keuntungan ketiga adalah adanya diversifikasi atau penyebaran risiko. Dengan reksa dana, Anda bisa menyebar risiko investasi Anda dengan leluasa. Sebagai contoh, bila dana Anda hanya Rp 1 juta, maka Anda tidak mungkin bisa membuka beberapa deposito secara bersamaan di beberapa bank karena untuk membuka satu deposito saja dibutuhkan dana minimal Rp 500 ribu. Tapi dengan melakukan investasi di reksa dana deposito, maka uang Anda bisa tersebar di berbagai deposito dalam berbagai bank, tanpa Anda harus memiliki dana yang besar. 4. Keuntungan keempat adalah dari segi perpajakan. Pembelian maupun penjualan kembali UP dari produk reksa dana adalah bebas pajak. Ini dilakukan atas kebijakan pemerintah (Dirjen Pajak), untuk merangsang dunia investasi di Indonesia. Bisakah Manajer Investasi Dipercaya? Sebetulnya, kata "manajer" ditujukan bagi orang, bukan perusahaan. Tapi peraturan menyebutkan bahwa kata "Manajer Investasi" ditujukan bagi perusahaan yang mengelola investasi Anda. Orang-orang yang bekerja di dalamnya hanya disebut Wakil Manajer Investasi. Kadang-kadang disebut juga Tim Pengelola Investasi, atau Komite Investasi (Anda bisa melihatnya di prospektus Anda). Dalam bahasa keuangan, orang yang tugasnya mengelola dana investasi seperti ini disebut fund manager. Tidak sembarang orang bisa menjadi fund manager. Dia harus mendapatkan izin dari Pemerintah (BAPEPAM atau Badan Pembina dan Pengawas Pasar Modal). Untuk mendapatkan izin tersebut, maka seorang calon fund manager harus melalui ujian yang tingkat kesulitannya sangat tinggi. Untuk mengetahui siapa saja fund manager atau anggota Tim Pengelola Investasi Anda, Anda bisa membacanya di prospektus reksa dana Anda. Bagaimana Kalau Perusahaan Reksa Dananya Bangkrut? Produk Reksa Dana diterbitkan oleh Perusahaan Reksa Dana, yang sekaligus bertindak sebagai manajer investasi. Karena itu, perusahaan Manajer investasi hidup dari komisi yang diterimanya sewaktu investor membeli UP (Unit Penyertaannya). Besar komisi ini biasanya maksimal sekitar 3% dari nilai UP yang dibeli nasabah. Dari komisi-komisi yang terkumpul inilah perusahaan reksa dana ini "menggaji" dirinya sendiri. Terkadang, komisi juga didapat bila nasabah menjual kembali UP yang mereka miliki.
  • 7. Mungkin saja terjadi, pendapatan yang diterima manajer investasi dari komisi-komisi tersebut lebih kecil daripada biaya-biaya yang harus dia keluarkan untuk membiayai perusahaannya. Akibatnya, bisa saja manajer investasi (Perusahaan Reksa Dana) ini tidak bisa hidup lebih lama, dan akhirnya bangkrut. Pertanyaannya, apakah harta Reksa Dana yang dibeli para investor ikut hilang? Jawabannya: tidak. Menurut peraturan, harta Reksa Dana harus disimpan dalam sebuah tempat terpisah, yang disebut dengan nama Bank Kustodian. Bank Kustodian adalah sebuah lembaga/badan yang sudah memiliki izin dari BAPEPAM untuk bisa menyimpan harta dari suatu aset reksa dana. Perusahaan Reksa Dana tidak boleh menyimpan sendiri harta reksa dananya. Dia harus menyimpannya di tempat lain, yaitu pada Bank Kustodian. Jadi, bila Perusahaan Reksa Dana/Perusahaan Manajer investasi bangkrut, maka harta Reksa Dana yang Anda miliki dijamin tetap aman. Bacalah prospektus reksa dana Anda, di situ akan tertulis Bank Kustodian mana yang dipakai oleh perusahaan reksa dana Anda. PEMBAGIAN REKSA DANA Berdasarkan produk investasi yang dipilih oleh manajer investasi, ada 4 macam produk Reksa Dana: 1. Reksa Dana Saham. Ini adalah produk Reksa Dana di mana manajer investasi kebanyakan menginvestasikan uang nasabahnya ke dalam saham. Dari segi potensi keuntungan, Reksa Dana Saham dianggap bisa memberikan potensi keuntungan paling besar. Ini karena sifat saham yang nilainya bisa naik dan bisa juga turun, di mana kenaikannya bisa besar sekali, tapi penurunannya juga bisa besar sekali. Karena itulah, Reksa Dana Saham paling berisiko dibanding ketiga produk Reksa Dana yang lain. 2. Reksa Dana Pendapatan Tetap. Ini adalah produk Reksa Dana di mana manajer investasi kebanyakan menginvestasikan uang nasabahnya ke dalam surat berharga yang memberikan pendapatan tetap, yaitu obligasi. obligasi adalah surat hutang yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan dan dijual kepada masyarakat. Potensi keuntungan yang diberikan Reksa Dana Pendapatan Tetap biasanya dianggap tidak sebesar seperti pada Reksa Dana Saham. Namun demikian, potensi penurunan nilainya biasanya juga tidak besar. Itulah sebabnya, Reksa Dana Pendapatan Tetap risikonya dianggap lebih kecil daripada Reksa Dana Saham. 3. Reksa Dana Campuran. Di sini manajer investasi menginvestasikan uang nasabahnya biasanya secara sama rata ke dalam saham dan obligasi. Untuk risiko, karena Reksa Dana ini merupakan reksa dana yang mencampur saham dan obligasi, maka dianggap lebih besar daripada Reksa Dana Pendapatan Tetap, tapi lebih kecil daripada Reksa Dana Saham.
  • 8. 4. Reksa Dana Pasar Uang. Di sini manajer investasi menginvestasikan uang nasabahnya ke dalam produk-produk Pasar Uang seperti Deposito, SBI, dan Obligasi Jangka Pendek. Pada Reksa Dana ini, potensi keuntungannya jauh lebih kecil dari ketiga reksa dana di atas, namun pasti.
  • 9. Berkenalan Dengan Saham ( Bagian 1 ) Dikutip dari Tabloid NOVA No. 664/XIII Beberapa waktu lalu kita dikejutkan oleh pengeboman Gedung Bursa Efek Jakarta. Di gedung inilah saham diperdagangkan. Mungkin ada di antara Anda bertanya, apa sih yang dimaksud dengan saham? Bagaimana cara bekerjanya? Mari kita berkenalan dengannya. Pernahkah Anda berpikir untuk memiliki sebuah usaha? Katakan saja Anda ingin memiliki usaha berupa sebuah toko. Apa yang bisa Anda lakukan untuk dapat memiliki toko tersebut? Bila Anda punya modal, maka Anda bisa membeli atau menyewa sebuah bangunan dan membeli barang-barang yang akan dijual. Bila toko Anda masih baru, tentu ada risiko tertentu, semisal belum dikenalnya toko Anda oleh masyarakat. Artinya, toko Anda belum dikunjungi banyak pembeli. Kalau begitu, sebagai alternatif, kenapa tidak mencoba membeli toko lain yang sudah lebih dulu berdiri? Anda bisa memilih-milih toko mana yang akan Anda beli, dan tentu saja Anda pasti akan memilih toko yang kelihatannya sudah cukup dikenal dan laris, bukan? Bila demikian, maka uang yang harus Anda bayarkan ke pemilik lama toko tersebut biasanya adalah senilai harga bangunan (bila bangunan toko itu dimiliki sendiri) dan barang-barang yang dijual didalamnya. Dengan kata lain, Anda telah membeli kepemilikan toko tersebut, di mana yang Anda beli adalah modalnya. PECAHAN-PECAHAN KECIL Perlu diketahui, dalam dunia usaha tidak hanya toko yang bisa memberikan keuntungan. Usaha lain yang tidak berbentuk toko juga banyak yang bisa memberi keuntungan. Usaha tersebut biasanya adalah dalam bentuk badan usaha, atau istilah populernya: perusahaan. Sama dengan toko, kepemilikan perusahaan juga bisa dibeli. Jadi Anda bisa memilih perusahaan mana yang kira-kira selalu menguntungkan pada tahun-tahun lalu, dan Anda bisa membeli kepemilikan (modal) dari perusahaan tersebut. Berbeda dari toko, pada umumnya modal sebuah perusahaan jauh lebih besar daripada modal dari sebuah toko. Sebagai contoh, modal dari toko yang ingin Anda beli mungkin Rp 30 juta, namun modal dari perusahaan yang hendak Anda beli bisa saja mencapai Rp 300 juta. Masalahnya, tidak semua orang memiliki uang kontan Rp 300 juta. Mungkin saja orang hanya punya Rp 3 juta sehingga ini berarti ia hanya mendapatkan kepemilikan sebesar satu persen saja dari semua nilai kepemilikan
  • 10. perusahaan tersebut. Tapi bagaimana caranya agar ia dapat membeli kepemilikan yang cuma sebesar satu persen itu? Oleh hukum, diaturlah suatu cara: kepemilikan perusahaan dibagi ke dalam pecahan-pecahan kecil yang disebut saham. Sebagai contoh, kepemilikan perusahaan senilai Rp 300 juta tadi dibagi ke dalam saham di mana satu saham diberi nilai katakan Rp 1.000. Dengan demikian, bila Anda hanya punya Rp 3 juta, maka Anda hanya bisa membeli 3.000 lembar saham. KEUNTUNGAN MEMBELI SAHAM Keuntungan apa yang akan Anda dapatkan dengan membeli saham atau kepemilikan dari sebuah perusahaan? 1. Yang pertama, kalau perusahaan mengalami untung (laba), maka biasanya Anda mendapatkan pembagian keuntungan yang disebut dividen. Ambil contoh, bila dari per lembar saham Anda mendapat dividen Rp 100 per lembar sahamnya, maka dengan 3.000 saham yang Anda miliki, total dividen yang Anda dapatkan adalah Rp 300.000. Tentu saja patokan besarnya dividen berbeda- beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Tapi prinsipnya kurang lebih sama saja. Makin banyak saham yang Anda miliki, makin besar pula dividen yang Anda dapat bila memang perusahaan untung. 2. Keuntungan kedua, bisa saja nilai saham Anda naik. Kembali kita misalkan Anda membeli saham seharga Rp 1.000. Nah, bila kemudian makin banyak yang ingin membeli saham perusahaan, maka mungkin saja harga saham tersebut meningkat jadi katakan Rp 1.400 per lembar. Dengan demikian, bila Anda menjualnya, ini berarti Anda mendapatkan keuntungan sebesar 40 persen. Keuntungan seperti ini disebut capital gain. Ke mana Anda menjual saham itu? Bukan ke perusahaan yang menerbitkan saham bersangkutan, tapi pada orang lain yang memang ingin memiliki saham tersebut. Tentu saja investasi dalam bentuk saham juga berisiko. Yakni, turunnya harga saham yang Anda miliki. Misalnya saja dari Rp 1.000 turun jadi Rp 600 per lembar saham. Bila Anda menjualnya, maka Anda akan rugi Rp 400 per lembar sahamnya. Kerugian seperti ini biasa disebut capital loss. Ke mana Anda menjualnya? Juga ke orang lain yang memang ingin memiliki saham tersebut.
  • 11. MARI MENGENAL SAHAM (2) Dikutip dari Tabloid NOVA No. 665/XIII Dalam prakteknya, tiap hari ada banyak orang menjual atau membeli saham. Namun transaksi jual beli ini tidak bisa di sembarang tempat. Peraturan mengharuskan, penjualan dan pembelian saham harus dilakukan di sebuah tempat khusus yang disebut bursa. Bursa kurang lebih sama artinya dengan pasar, yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli. Bursa ini disebut bursa saham, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama bursa efek (dalam Kamus Bahasa Indonesia, efek adalah surat berharga). Kenapa dinamakan bursa efek? Ini karena dalam bursa ini kita tidak hanya bisa menjual atau membeli saham, tapi juga surat berharga lain selain saham (kita akan bahas di lain waktu). Di Indonesia, Bursa Efek ini dipusatkan di Jakarta, dan bertempat di gedung yang dinamakan Gedung BEJ (Bursa Efek Jakarta). Gedung itulah yang dibom pada beberapa bulan yang lalu. Peledakan itu sendiri tidak mengenai lokasi bursa, tapi tempat parkirnya. Gedung Bursa Efek Jakarta sendiri juga memiliki banyak sekali ruang kantor yang disewakan, jadi tidak hanya terdapat bursa. Orang-orang yang memperjualbelikan saham ini disebut investor (pemodal). Apakah seorang investor yang ingin membeli atau menjual saham harus datang langsung ke Bursa Efek untuk bisa bertransaksi? Tidak. Dalam prakteknya, investor cukup menggunakan jasa perantara yang disebut dengan pialang. Di BEJ ada banyak perusahaan jasa pialang yang beroperasi. Mereka menjadi anggota BEJ. Keuntungan memakai jasa pialang adalah di mana pun Anda berada di seluruh Indonesia, Anda tetap bisa menelepon Perusahaan Pialang Anda dan memberikan order jual atau beli, sehingga pialang Anda yang melakukan transaksi jual beli itu untuk Anda. Anda sendiri sebagai investor tidak perlu tahu dari investor mana Anda membeli saham Anda. Begitu pula kepada investor mana Anda menjual saham Anda. Ini karena investor harus menggunakan jasa pialang, dan antarpialang-lah yang saling bertemu. MEMANFAATKAN JASA PIALANG Berapa jumlah transaksi minimal dalam membeli saham? Beberapa perusahaan pialang mengharuskan Anda membeli saham dengan jumlah minimal tertentu. Bila Anda ingin membeli di bawah jumlah minimal tersebut, maka pialang tidak akan menjalankan order transaksi Anda. Karena itulah, untuk memudahkan transaksi pembelian dengan jumlah minimal tersebut, BEJ memberlakukan jumlah minimal tertentu yang dinamakan lot. Satu lot sama dengan 500 lembar saham. Khusus untuk saham-saham perbankan, satu lot sama dengan 100 lembar saham. Jadi Anda bisa hitung sendiri, bila saham yang Anda incar berharga
  • 12. misalnya Rp 2.000, maka ini berarti Anda harus bertransaksi minimal sebesar Rp 10 juta. Kalau saham itu adalah saham-saham perbankan, maka transaksi minimalnya Rp 2 juta. Sekali lagi, tidak semua perusahaan pialang mengharuskan Anda membeli dengan jumlah minimal satu lot. Ada juga yang memberi pengecualian, bisa membeli di bawah jumlah tersebut. Ini dikenal dengan istilah odd lot. Anda bisa membeli saham dengan datang ke sebuah perusahaan pialang. Perusahaan ini biasa disebut "perusahaan perantara pedagang efek". Di halaman kuning Buku Petunjuk Telepon (yellow pages), Anda bisa mencari perusahaan seperti ini di bagian kata broker. Ada banyak sekali broker yang jadi anggota Bursa Efek Jakarta pada saat ini. Jadi pastikan Anda memilih broker seteliti mungkin. Apa yang harus Anda lakukan bila ingin membeli saham? Biasanya adalah dengan membuka rekening di perusahaan pialang tersebut dan memasukkan uang senilai jumlah tertentu. Uang itulah nanti yang akan digunakan oleh pialang Anda untuk bertransaksi saham. Jadi bukan beli saham dulu baru uangnya Anda kasih belakangan. DIGOLONGKAN TINGKAT RISIKONYA Perlu diketahui bahwa dengan membeli saham, ini berarti Anda membeli kepemilikan dari sebuah perusahaan. Bedanya dengan memiliki perusahaan sendiri, Anda dalam hal ini membeli kepemilikan usaha yang sudah berjalan. Anda tidak perlu repot-repot mendirikan usaha baru dalam bentuk PT, misalnya, karena Anda tinggal membeli PT yang sudah berjalan dan beroperasi. Mungkin Anda bertanya, dari mana saya tahu perusahaan yang sudah berjalan tersebut mengalami untung atau rugi? Jawabannya: dari Laporan Keuangan yang diterbitkan secara rutin oleh perusahaan tersebut. Dan laporan keuangan tersebut haruslah sudah diperiksa oleh seorang akuntan independen yang berizin. Seperti telah disinggung, investasi dalam saham juga berisiko. Saham yang Anda beli bisa menurun. Inilah yang membuat tidak semua orang mau berinvestasi ke dalam saham. Kita sering mendengar ada orang yang mengalami kerugian jutaan rupiah, tapi ada juga orang yang mengalami keuntungan jutaan rupiah juga. Dan itu membuat tidak semua orang mau berinvestasi ke dalam saham. Jadi sebetulnya, risiko dalam membeli saham di BEJ sama saja dengan risiko kalau Anda mendirikan usaha baru, yaitu bahwa Anda memiliki kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan, sama besarnya dengan kemungkinan mengalami kerugian. Meski begitu, jangan takut, karena saham di BEJ sudah digolong-golongkan berdasar tingkat risikonya. Mulai dari saham-saham yang risiko ruginya memang kecil tapi keuntungannya juga kecil, sampai saham-saham yang risiko ruginya besar tetapi kemungkinan untungnya juga besar. Tanyakan kepada bagian riset/analis di perusahaan
  • 13. pialang Anda tentang saham-saham mana saja yang tergolong ke dalam penggolongan- penggolongan tersebut. Oh ya, tidak semua perusahaan pialang memiliki bagian riset/analis. Jadi pastikan perusahaan pialang Anda memiliki bagian tersebut. Sekali lagi: risiko investasi saham sebetulnya sama saja dengan kalau Anda mendirikan usaha baru, yaitu bahwa Anda memiliki kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan, sama besarnya dengan kemungkinan mengalami kerugian. Tak kenal maka tak sayang: kalau Anda tidak mengetahui risiko apa yang Anda hadapi, maka Anda pasti tidak akan berani melakukan investasi ke dalam saham. Maksud dari tulisan ini adalah agar Anda mengenal investasi saham, sehingga dengan demikian Anda bisa menjadikan saham sebagai alternatif investasi Anda.
  • 14. MENGHITUNG PERKEMBANGAN DANA INVESTASI (1) Dikutip dari Tabloid NOVA No. 648/XIII Pada nomor yang lalu, Anda telah belajar tentang bagaimana mengetahui posisi keuangan Anda pada saat ini. Bahkan sebelum- nya Anda juga sudah belajar tentang bagaimana menyusun sebuah Anggaran Keluarga. Sekarang, Anda mungkin memutuskan untuk melakukan investasi untuk memperbesar nilai harta Anda. Dari jumlah harta yang Anda miliki, Anda mungkin memiliki sejumlah uang menganggur yang bisa Anda investasikan. Dari anggaran keuangan, Anda mungkin juga memiliki sekitar Rp 300 ribu per bulan yang bisa diinvestasikan. Masalahnya, Anda mungkin tahu bagaimana cara menghitung keuntungan dalam melakukan investasi. Banyak orang yang melakukan investasi, tapi tidak tahu bagaimana cara menghitung keuntungan yang sudah dia dapatkan. Untuk mengetahuinya, Anda perlu belajar tentang konsep bunga (interest). Konsep bunga, sering disebut juga dengan konsep hasil investasi (return). Keduanya memiliki prinsip yang sama. Mari kita ambil contoh, misalkan saja pada saat ini Anda memiliki dana sejumlah Rp 1 juta. Anda pergi ke bank, menemui customer servicenya, dan mengutarakan maksud Anda. Dia mengatakan bahwa bank akan memberlakukan suku bunga sebesar 12 persen per tahun bila Anda membuka deposito di situ. Sekarang, kita akan menghitung, berapa bunga yang akan Anda dapatkan pada akhir tahun, dan berapa saldo investasi Anda bila Anda membiarkan saja investasi berputar selama sepuluh tahun. Untuk itu, ada beberapa pilihan sistem bunga: 1. Bunga Sederhana (simple interest) 2. Bunga Berbunga (compound interest) Bunga berbunga bisa dibagi lagi. Yakni: * Bunga Berbunga Tahunan (yearly compound interest) * Bunga Berbunga Bulanan (monthly compound interest) * Bunga Berbunga Harian (daily compound interest) Saya akan menunjukkan bagaimana cara menghitung untuk masing-masing sistem bunga tersebut. Suka atau tidak suka, saya rasa akan sangat penting apabila Anda mengetahuinya. BUNGA SEDERHANA
  • 15. Bila bank itu menggunakan sistem Bunga Sederhana, maka pada akhir tahun pertama, Anda akan mendapatkan bunga sebesar: Rp 1 juta x 12 persen = Rp 120.000. Pada akhir tahun kedua, Anda akan mendapatkan bunga sebesar: Rp 1 juta x 12 persen = Rp 120.000. Pada akhir tahun ketiga, Anda akan mendapatkan bunga sebesar Rp 1 juta x 12 = Rp 120.000. Begitu seterusnya, hingga setelah sepuluh tahun, Anda akan mendapatkan total bunga sebesar: Rp 120.000 x 10 = Rp 1.200.000. Dengan demikian saldo investasi Anda akan menjadi: Rp 1.000.000 (dana awal) + Rp 1.200.000 (jumlah total bunga) = Rp 2.200.000. Sederhana, bukan? Karena itu pula, sistem penghitungan bunga ini disebut Bunga Sederhana. BUNGA BERBUNGA Konsep bunga berbunga adalah suatu konsep di mana bunga yang Anda dapatkan akan ditambahkan ke uang pokok Anda, sehingga bunga yang dihasilkan pada tahun berikutnya akan lebih besar lagi. Persis seperti bola salju yang menggelinding dari atas bukit salju. Makin ke bawah makin besar. Sekarang kita kembali gunakan contoh uang Rp 1 juta tadi. Bila Anda membuka deposito senilai Rp 1 juta dengan bunga 12 persen per tahun, maka saldo investasi Anda pada setiap akhir tahun adalah sebagai berikut: Pada akhir tahun pertama, saldo Anda adalah: Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 12 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 120.000 = Rp 1.120.000 Pada akhir tahun kedua, saldo Anda menjadi: Rp 1.120.000 + (Rp 1.120.000 x 12 persen) = Rp 1.120.000 + Rp 134.400 = Rp 1.254.400. Pada akhir tahun ketiga, saldo Anda menjadi: Rp 1.254.400 + (Rp 1.254.400 x 12 persen) = Rp 1.254.400 + Rp 150.528 = Rp 1.404.928. Begitu seterusnya tiap tahun, hingga akhirnya pada akhir tahun ke-10 saldo saldo
  • 16. investasi Anda akan menjadi Rp 3.105.848. Jauh lebih banyak dibanding apabila Anda memakai metode bunga sederhana tadi (yang hanya Rp 2.200.000). BUNGA BERBUNGA BULANAN Apa yang Anda lihat di atas tadi adalah konsep bunga berbunga, yang bunganya dibayarkan setiap tahun (yearly compound interest). Namun demikian, ada juga bunga berbunga yang bunganya dibayarkan setiap bulan (monthly compound interest). Sebagai contoh, kita akan menggunakan angka yang sama dengan contoh di atas, di mana Anda memasukkan uang Rp 1 juta. Hanya bedanya, Anda tidak membukanya dalam bentuk rekening deposito, tapi tabungan. Untuk mudahnya, anggap saja tabungan ini juga memberi bunga 12 persen per tahun, dibayarkan secara bulanan. Ini berarti, pada setiap akhir bulan, bunga yang Anda dapatkan bukan 12 persen, melainkan 12 persen dibagi 12, atau 1 persen. Ini karena ada 12 bulan dalam setahun. Dengan demikian, perhitungan saldo investasi Anda pada akhir bulan pertama adalah: Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 1 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 10.000 = Rp 1.010.000. Pada akhir bulan kedua, saldo Anda menjadi: Rp 1.010.000 + (Rp 1.010.000 x 1 persen) = Rp 1.010.000 + Rp 10.100 = Rp 1.020.100 Begitu seterusnya tiap bulan hingga pada akhir bulan ke-12 saldo Anda menjadi: Rp 1.115.668 + (Rp 1.115.668 x 1 persen) = Rp 1.115.668 + Rp 11.157 = Rp 1.126.825. Bila ini terus berlanjut hingga akhir tahun ke-10 (atau bulan ke-120), saldo investasi Anda menjadi Rp 3.300.387. Lebih banyak dibandingkan apabila Anda memakai sistem bunga berbunga tahunan. BUNGA BERBUNGA HARIAN Bagaimana dengan sistem bunga berbunga yang dibayarkan secara harian (daily compound interest)? Banyak iklan bank menawarkan produk tabungan yang memberikan bunga secara harian seperti ini. Konsepnya hampir sama dengan bunga berbunga bulanan. Bedanya, bunganya tidak dibagi 12, tetapi 365 (sesuai jumlah hari per tahun), hingga besarnya adalah 0.03 persen per hari. Kini kita akan menghitung, berapa jumlah yang akan Anda dapatkan. Sekali lagi, kita gunakan contoh seperti di atas. Saldo Anda pada akhir hari pertama adalah: Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 0,03 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 329 = Rp 1.000.329.
  • 17. Begitu seterusnya hingga setelah setahun (atau akhir hari ke 365) saldo Anda menjadi: Rp 1.127.104 + (Rp 1.127.104 x 0,03 persen) = Rp 1.127.104 + Rp 371 = Rp 1.127.475. Bila diteruskan sampai 10 tahun, maka pada akhir hari ke 3.650, saldo Anda akan menjadi Rp 3.319.462. Lebih banyak daripada kalau bank Anda memakai sistem bunga berbunga bulanan. MENGHITUNG PERKEMBANGAN DANA INVESTASI (2) Dikutip dari Tabloid NOVA No. 649/XIII Pekan lalu Anda telah melihat bahwa perbedaan penggunaan sistem bunga dapat mempengaruhi saldo investasi Anda pada akhir tahun, walaupun semuanya sama-sama menjanjikan bunga 12 persen per tahun. Sebabnya sederhana: karena jumlah bunga yang Anda terima juga berbeda. Berbedanya bunga yang Anda dapat itulah yang lalu memunculkan istilah "suku bunga efektif" (effective rate). Yaitu perbandingan jumlah bunga yang Anda dapatkan pada akhir tahun, dengan jumlah uang yang Anda masukkan. Cara menghitung bunga efektif sangat mudah: bunga yang Anda terima pada akhir tahun dibagi dengan nilai nominal uang Anda pada awal tahun. Jadi, kalau ada sebuah produk investasi yang menjanjikan suku bunga 12 persen per tahun, maka mungkin saja suku bunga efektifnya tidak 12 persen. Apa yang Anda terima pada akhir tahun mungkin lebih dari 12 persen. Dengan mengetahui suku bunga efektif, maka perbedaan yang Anda dapatkan jadi betul-betul terlihat. Selain itu, suku bunga efektif juga memungkinkan Anda untuk mempercepat perhitungan Anda. Artinya, kalau tadi kita menggunakan contoh Rp 1.000.000 sebagai dana awal investasi Anda, maka untuk selanjutnya, kita bisa saja mengubahnya menjadi Rp 5.000.000. Anda pun tidak perlu menghitung-hitung lagi berapa jumlah bunga yang Anda dapatkan bila menggunakan sistem bunga berbunga harian, misalnya. Anda tidak perlu menghitung bunga secara berulang-ulang sampai 365 kali. Cukup mengalikannya dengan 12,74 persen, atau kalikan Rp 5 juta tadi dengan 12,74 persen. MAKIN DINI MAKIN BAIK Pernah ada orang yang mengatakan bahwa konsep bunga berbunga adalah suatu
  • 18. penemuan terbesar dalam abad ini. Ini tidak berlebihan. Sebagai contoh kalau Anda memasukkan Rp 1.000.000 pada saat ini ke dalam deposito yang memberikan 12 persen per tahun (dengan sistem bunga berbunga tahunan), pada akhir tahun pertama saldo Anda akan menjadi Rp 1.120.000. Pada akhir tahun kesepuluh, saldo Anda akan menjadi Rp 3.105.848. Pada akhir tahun ke-20, saldo Anda akan menjadi Rp 9.646.293. Lalu pada akhir tahun ke-100, saldo Anda akan menjadi Rp 289.002.190. Apa yang menyebabkan saldo investasi Anda bisa menjadi begitu besar? Waktu. Semakin lama uang Anda berputar dalam sistem bunga berbunga, makin besar bunga yang Anda dapatkan. Kalau menggunakan contoh bola salju tadi, maka semakin tinggi puncak gunung salju, maka semakin besar pula bola salju itu nantinya ketika sampai di dasar gunung. Ini karena semakin tinggi gunung salju itu, semakin banyak pula perputaran bola salju itu sebelum ia sampai di dasar gunung. Artinya, semakin panjang jangka waktu investasi Anda, maka semakin besar pula saldo investasi Anda kelak. Kebanyakan investasi meng-gunakan sistem perhitungan bunga berbunga. Sebagai contoh, kalau Anda membeli rumah yang saat ini baru bernilai Rp 100 juta, maka pada akhir tahun, katakan saja rumah itu sudah menjadi senilai Rp 120 juta (ada penambahan nilai 20 persen). Pada akhir tahun kedua, nilai rumah Anda mungkin sudah menjadi Rp 120 juta dikali 20 persen. Begitu seterusnya, walaupun sampai 100 tahun sekalipun. Konsep ini sama untuk hampir semua produk investasi. Apa hubungan ini semua dengan Anda? Bila Anda menabung untuk tujuan tertentu kelak, maka semakin dini Anda mulai, maka semakin panjang pula jangka waktu investasi Anda, sehingga ini akan makin baik untuk Anda. BEDA KECIL BERARTI BESAR Perlu pula disadari perbedaan suku bunga (antar-bank) yang kecil sekalipun bisa berbeda jauh pengaruhnya terhadap saldo investasi Anda. Sebagai contoh, misalkan saja pada saat ini Anda punya Rp 2 juta. Anda lantas membuka deposito 12 bulan pada dua bank, Bank A dan Bank B. Masing-masing Rp 1 juta. Katakan saja, suku bunga di Bank A adalah 9 persen per tahun, sedangkan di Bank B adalah 10 persen per tahun (bedanya 1 persen saja). Artinya, pada akhir tahun pertama, Bank A akan memberikan bunga Rp 100 ribu, dan Bank B hanya Rp 90 ribu. Bedanya Rp 10 ribu. Kecil? Memang. Tapi bila dilihat secara jangka panjang, perbedaan saldo investasi pada kedua deposito itu akan sangat besar. Makin lama waktunya, makin besar perbedaan itu. Pada akhir tahun ke-20, misalnya, saldo Anda di Bank A sudah Rp 5.604.411 dan Bank B Rp 6.727.500. Berarti ada perbedaan Rp 1.123.089.
  • 19. Pada akhir tahun-50, saldo di Bank A adalah Rp 74.357.520, sedangkan di Bank B mencapai Rp 117.390.853. Jadi perbedaan saldo di kedua bank adalah Rp 43.033.333. Besar sekali! PADUKAN WAKTU DAN FREKUENSI Contoh-contoh di atas mengandaikan Anda melakukan investasi sekali saja (lump sum), di mana Anda memasukkan uang sekali saja, dan mendiamkannya selama bertahun- tahun, sampai 50 atau 100 tahun. Tapi bagaimana kalau Anda tidak melakukan investasi sekali saja, tapi rutin setiap tahun? Misalkan saja setiap awal tahun Anda menyetorkan Rp 1 juta. Setelah 50 tahun, jumlah yang Anda setorkan menjadi Rp 50 juta. Tapi karena Anda memasukkannya dalam investasi bunga berbunga, maka saldo investasi Anda setelah 50 tahun menjadi Rp 2.688.020.438! Besar sekali! Padahal, jumlah total yang Anda setorkan selama 50 tahun itu hanya Rp 50 juta. Coba Anda bandingkan dengan investasi sekali saja (Rp 1 juta), dan hasil yang Anda dapatkan setelah 50 tahun adalah Rp 289 juta. Karena itu perpaduan antara frekuensi investasi yang rutin dengan panjangnya jangka waktu investasi yang Anda miliki, akan menghasilkan saldo investasi yang betul-betul dahsyat besarnya. Jadi, bagaimana? Masih mau menunda berinvestasi? BISA PERIODIK ATAU SEKALI SAJA Bila Anda melakukan investasi, maka ada dua pilihan, bisa melakukan secara periodik, atau sekali saja. Untuk investasi secara periodik, Anda bisa melakukan investasi setahun sekali, enam bulan sekali, atau bahkan sebulan sekali. Beberapa orang ada yang berinvestasi setiap satu atau dua minggu sekali. Tapi yang penting di sini adalah bahwa yang dimaksud dengan periodik adalah melakukan investasi secara rutin. Biasanya, berinvestasi secara periodik merupakan cara yang paling ampuh untuk mengejar target dana yang besar kelak. Anda tak perlu memiliki jumlah dana yang besar pada saat ini, tapi cukup menyisihkan sebagian kecil penghasilan Anda untuk diinvestasikan ke dalam sebuah produk investasi. Lama kelamaan, Anda akan memiliki saldo investasi yang begitu besar, karena Anda juga mendapatkan bunga. Berinvestasi secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan yang sedang membuat dinding. Apa yang ia lakukan adalah mengambil sebuah bata, mengoleskannya dengan semen, lalu menempelkannya. Ambil lagi sebuah bata, memberikan semen, dan menempelkannya disebelah kiri atau kanan bata yang tadi. Begitu seterusnya sampai ia bisa menyelesaikan satu lapis. Setelah itu, ia akan melanjutkannya dengan lapis kedua.
  • 20. Lapis kedua selesai, dilanjutkan dengan lapis ketiga. Begitu seterusnya. Lama kelamaan, Anda akan melihat sebuah dinding. Persis seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara periodik. Hanya bedanya, dengan berinvestasi, Anda juga mendapatkan bunga. Sementara tukang bangunan tadi, tidak mendapatkan 'bunga'. Yang ia lakukan hanyalah seperti menabung ke dalam celengan saja secara rutin. Tetapi prinsipnya sama saja: sedikit-sedikit, akan menjadi bukit. Anda juga bisa berinvestasi sekali saja (lump sum). Artinya, Anda cukup memasukkan uang sekali saja ke dalam sebuah produk investasi, deposito misalnya, lalu Anda diamkan selama katakanlah sepuluh tahun. Setiap tahun, Anda akan mendapatkan bunga, yang bisa Anda tambahkan ke uang pokok Anda. Kemudian, didepositokan lagi, sehingga bunganya makin lama makin besar. Tapi, selama itu Anda tidak pernah menyentuhnya, sampai selama sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, Anda akan memiliki jumlah dana yang sangat besar. Mobil berbahan bakar air Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Mobil berbahan bakar air adalah mobil hipotetis yang menggunakan air sebagai bahan bakar atau mengubah air menjadi sumber tenaga, tanpa asupan energi jenis lainnya. Mobil berbahan bakar air tidak berhubungan dengan: • Mesin uap: mesin uap menggunakan air untuk "menghantar" energi dari api atau sumber panas lainnya ke piston atau turbin yang memutar mesin. • Mobil hidrogen, meskipun mobil ini sering menggunakan elemen-elemen serupa. Untuk menjalankan mobil hidrogen menggunakan air, energi dari pembangkit tenaga (power plant) digunakan untuk menghasilkan hidrogen dari air menggunakan metode elektrolisis. Hasilnya yang berupa hidrogen dibakar di dalam mesin pembakaran internal atau digabung dengan oksigen untuk menghasilkan air melalui sel-sel bahan bakar. Pada akhirnya, mobil itu sendiri memperoleh energi dari pembangkit tenaga, dengan hidrogen yang berperan sebagai penghantar energi. • Sistem penambahan mesin dengan bahan bakar hidrogen yang banyak dipasarkan dengan cara curang. Sebaliknya, mobil berbahan bakar air konon mengambil energi dari air itu sendiri, yang menjadi landasan dari mesin yang berputar terus-menerus (perpetual motion machine). Mobil-mobil berbahan bakar air telah disebutkan dalam buku-buku sejarah, surat-surat kabar, dan majalah-majalah sains populer, dan dalam legenda-legenda urban sejak masa 1800-an. Banyak cerita yang menggambarkan mesin-mesin yang dijalankan
  • 21. menggunakan air, dan gagasan ini diberangus oleh perusahaan-perusahaan minyak besar serta produsen-produsen mobil untuk melindungi keuntungan mereka. Banyak klaim akan sumber tenaga berbahan bakar air (water-fuelled power source) yang dimanfaatkan untuk memperoleh uang dari investor-investor yang mudah tertipu. Daftar isi [sembunyikan] • 1 Energi air • 2 Rancangan elektrolitik o 2.1 Karburator elektrolitik Garrett • 3 Pil bensin dan bahan aditif lainnya • 4 Klaim-klaim penemuan yang ditutup-tutupi • 5 Lihat pula • 6 References [sunting] Energi air Pembakaran bahan-bahan bakar konvensional seperti bensin, kayu, dan batu bara mengubah bahan bakar yang dimaksud menjadi zat yang memiliki energi lebih sedikit (lihat entalpi pembentukan). Energi pun dilepaskan. Dalam kasus bahan-bahan bakar fosil, pembakaran bisa diwakili oleh reaksi kimia berikut: CH4 + 2 O2 → 2 H2O + CO2 Air adalah "limbah"-nya. Reaksi-reaksi kimia spontan tidak menciptakan energi, tetapi melepaskan energi dengan mengubah ikatan-ikatan yang tak stabil menjadi ikatan energi yang lebih stabil atau dengan meningkatkan entropi. Air adalah senyawa kimia yang terdapat di mana-mana sebagian karena air memiliki ikatan sangat stabil yang tahan terhadap hampir semua reaksi kimia. Agar air bisa ikut serta dalam reaksi yang menghasilkan energi, harus ditambahkan senyawa-senyawa berenergi tinggi. Sebagai contoh, bahan bakar asetilena yang mudah terbakar bisa dihasilkan dengan menambahkan karbit ke dalam air. Namun, jika demikian, karbitlah "bahan bakar"-nya, bukan air. Secara teoritis, dimungkinkan untuk menghasilkan energi dari air melalui fusi nuklir, tetapi reaktor fusi nuklir sebesar apa pun bukanlah hal yang praktis, apa lagi di dalam mobil. [sunting] Rancangan elektrolitik Lihat pula: Elektrolisis
  • 22. Mesin-mesin berbahan bakar air yang diklaim seringkali mendapatkan hidrogen dengan cara mengelektrolisa air. Sel elektrolisis butuh tenaga listrik. Hidrogen dan oksigen yang diperoleh melalui elektrolisa ini dapat dibakar, tetapi untuk mengaktifkan sel elektrolisa saja butuh energi lebih banyak daripada yang bisa didapat dari hasil yang berupa campuran hidrogen-oksigen. Jika tidak, system seperti itu akan serupa dengan mesin yang berputar terus menerus, yang sebenarnya mustahil itu. Ketika hidrogen dibakar, panas yang dihasilkannya dapat diubah menjadi usaha oleh mesin mobil konvensional empat tak, tetapi efisiensi mesin-mesin seperti itu dibatasi oleh hukum termodinamika kedua dan kemungkinan hanya sebesar 20%.[1][2] Karena motor listrik konvensional tak menggunakan panas, secara teoritis efisiensi motor seperti ini mendekati 100%. Motor berefisiensi 94% dengan tenaga yang cukup untuk menggerakkan mobil sudah banyak.[3] Salah satu variasi dari tipuan mobil bertenaga air adalah sel bahan bakar air Stenley Meyer, yang mengklaim bahwa hidrogen dan oksigen diproduksi oleh sejenis elektrolisis yang misterius. Rancangan ini juga menjadi mesin yang berputar terus-menerus dan menyalahi hukum pertama termodinamika. [sunting] Karburator elektrolitik Garrett Henry Garrett dari Dallas, Texas konon mendemonstrasikan suatu mobil berbahan bakar air, yang dilaporkan pada 8 September 1935 di surat kabar Dallas Morning News.[rujukan?] Mobil itu menghasilkan hidrogen melalui elektrolisis sebagaimana yang bisa dilihat dengan mempelajari paten milik Garret, yang diterbitkan pada tahun itu juga.[4] Paten ini mencakup gambar yang memperlihatkan karburator yang serupa dengan karburator berpelampung biasa tetapi dengan pelat elektrolisis di bagian bawahnya, dan di tempat yang terdapat pelampung untuk menjaga tinggi air. Paten Garrett gagal mengidentifikasikan sumber energi baru, jadi energi dari aki mobilnya mungkin digunakan untuk mengelektrolisis air menjadi hidrogen, yang kemudian dibakar. Hidrogen dapat diperoleh dari air melalui elektrolisis dengan efisiensi sebesar 50 - 70%.[5] Pembakaran hidrogen akan diubah menjadi energi kinetik putaran oleh motor dengan efisiensi sebesar 25 - 30%. Oleh sebab itu, hanya 10 - 15% energi yang diambil dari aki untuk elektrolisis yang bisa digunakan untuk mengisi ulang akinya walaupun mobilnya tak bergerak. Walaupun mobil ini bisa berjalan sebentar, tak lama kemudian akinya akan habis hingga elektrolisisnya terhenti dan mobilnya pun akan berhenti. Akan jauh lebih efisien jika akinya hanya digunakan untuk menjalankan motor listrik, sebagaimana yang sekarang ini diterapkan oleh mobil-mobil bertenaga baterai. Namun, mobil seperti ini baterainya harus diisi ulang. [sunting] Pil bensin dan bahan aditif lainnya Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pil bensin
  • 23. Yang berhubungan dengan tipuan mobil berbahan bakar air adalah klaim bahwa bahan- bahan aditif, sering berbentuk pil, mengubah air menjadi bahan bakar yang bisa digunakan. Ingat bahwa pada lampu karbit, suatu bahan aditif berenergi tinggi menghasilkan bahan bakar yang bisa terbakar. Pil bensin ini konon sudah didemonstrasikan pada kendaraan berukuran sebenarnya, sebagaimana yang dilaporkan pada 1980 di Mother Earth News. Sekali lagi, air itu sendiri tak bisa memberikan energi apapun dalam proses itu, aditif atau pilnyalah bahan bakarnya. Suatu artikel sains populer di New Scientist pada Jili 2006 menjabarkan mesin jenis baru dengan judul menyesatkan Suatu Tangki Bahan Bakar Penuh Air (A fuel tank full of water).[6] Belakangan, New Scientist memuat surat yang mengritik mereka karena membuat "klaim sensasional yang tak masuk akal" dan menunjukkan bahwa mesin itu sebenarnya menggunakan boron sebagai bahan bakarnya.[7] Dalam hal ini, bahan bakar itu adalah sodium borohidrida, suatu senyawa yang melepaskan oksigenjika bersentuhan dengan air: NaBH4 + 4 H2O → NaB(OH)4 + 2 H2 Hidrogen terbakar di udara (untuk menghasilkan air): 2 H2 + O2 → 2 H2O Beberapa senyawa kimia bisa melepas hidrogen jika dicampur air, tetapi pada semua kasus, energi yang dibutuhkan untuk memproduksi senyawa seperti itu melebihi energi yang diperoleh dari pembakarannya. Klaim-klaim penemuan yang ditutup-tutupi Para "penemu" mesin-mesin berbahan bakar air sering mengatakan bahwa teknologi itu sudah ada sejak lama tetapi diberangus secara internasional oleh para produsen bahan bakar konvensional seperti perusahaan-perusahaan minyak.[8] Pendaftaran hak paten tak memberangus suatu penemuan karena semua isi hak paten bisa diperiksa oleh publik.