SlideShare a Scribd company logo
Pertemuan Ke -7
1. Pengangguran normal atau friksional
Menganggur karena bukan karena tidak mendapatkan pekerjaan tetapi
karena sedang mencari pekerjaan yang lebih baik, dengan penghasilan yang
lebih baik pula.
2. Pengangguran struktural
Ketidaksesuaian pekerjaan dengan keahlian yang dimiliki menimbulkan
pengangguran struktural.
3. Pengangguran siklikal
Penurunan permintaan agregat mendorong pengusaha menurunkan faktor
produksi dengan mengurangi pekerja atau bahkan menutup perusahaannya.
4. Pengangguran teknologi
Kemajuan teknologi yang membuat terjadinya penggantian tenaga manusia
oleh mesin-meisn dan bahan-bahan kimia.
1. Pengangguran terbuka
Pengangguran yang terjadi akibat lowongan pekerjaan yang ada lebih sedikit
daripada pertambahan tenaga kerja. Atau pula diakibatkan kegiatan
perekonomian yang menurun. Hal ini mengakibatkan meningkatnya
pengangguran.
2. Pengangguran tersembunyi
Pengangguran yang terjadi ketika pekerjaan yang dibutuhkan lebih sedikit
dari pekerja yang dipekerjakan. Misalnya pada sektor pertanian, lebih banyak
orang bekerja pada luas tanah yang sempit.
3. Pengangguran musiman
Pengangguran yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dilakukan sudah
selesai, seperti petani setelah panen mereka menganggur sampai saatnya
mulai musim tanam baru mulai bekerja kembali.
4. Setengah menganggur
Seseorang yang jam kerjanya hanya 1 – 2 hari dalam seminggu atau hingga 4
jam dalam sehari.
 Tujuan bersifat ekonomi
1. menyediakan lowongan pekerjaan baru
2. meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
3. memperbaiki ketimpangan pendapatan.
 Tujuan bersifat sosial dan politik
1. Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga
2. Menghindari masalah kejahatan
3. Mewujudkan kestabilan politik
Uraian
Tahun
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Total penduduk (000)
Penduduk usia kerja (000)
Angkatan kerja (000)
Penduduk bekerja (000)
Penganggur (000)
Penganggur (%)
213.734
151.936
103.416
92.057
11.359
11,0 %
216.372
154.858
105.678
94.048
11.630
11,0 %
219.010
157.780
107.940
96.310
11.630
10,8 %
221.496
160.550
110.064
99.984
10.080
9,2 %
223.962
163.320
112.228
101.941
10.287
9,2 %
226.468
166.090
114.372
105.254
9.118
8,0 %
226.954
168.880
116.516
108.969
7.547
6,5 %
=
Jumlah penganggur
Angkatan Kerja
× 100%
=
Angkatan Kerja
Penduduk Usia Kerja
× 100%
Tingkat
Pengangguran
Tingkat
Partisipasi Angkatan
Kerja
 Dalam pasar persaingan sempurna, penurunan permintaan produksi
menyebabkan permintaan tenaga kerja bergeser dari D1 ke D2.
 Pergeseran tersebut menurunkan tingkat upah ke ekuilibrium baru (L1 ke L2)
 Untuk menjaga tingkat upah agar tetap di W1, memaksa pengusaha mengurangi
tenaga kerja (L2 ke L3).
 Akibat sistem upah yang kaku menyebabkan pengangguran terjadi (L1 – L3).
• Pemerintah menyebabkan kekakuan upah ketika mencegah upah turun ke tingkat
ekuilibrium.
• Banyak ekonom dan pembuat kebijakan percaya bahwa keringanan pajak lebih
baik daripada meningkatkan upah minimum—jika tujuan kebijakan adalah untuk
meningkatkan pendapatan pekerja miskin.
• Keringanan pajak pendapatan yand didapat (earned income tax credit) adalah
jumlah yang keluarga pekerja miskin diizinkan untuk dikurangi dari pajak mereka.
1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
2. Rendahnya laju investasi produktif
3. Siklus bisnis yang melemah
4. Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat
5. Strategi industri yang labor saving
POLA PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN
tahap-I tahap-II tahap-III tahap-IV waktu
kelahiran
dan
kematian
per 1000
tahap-I tahap-II tahap-III tahap-IV
waktu
kenaikan
alamiah
per 1000
penduduk
Negara
miskin dan
berkembang
Transisi ke-
pendudukan
Negara maju Pertumbuhan
Penduduk nol
angka kelahiran
tingkat kematian
waktu
dasar
puncak
dasar
Siklus bisnis
GNP riil
SIKLUS BISNIS
 Setiap tahun sekitar 1,3 juta penduduk tamat sekolah dan masuk ke bursa
kerja.
 Untuk menyerap itu perlu pertumbuhan ekonomi  1 % pertumbuhan
ekonomi diperkirakan hanya mampu menyerap 200 ribu tenaga kerja.
 Untuk menyerap angkatan kerja baru setidaknya diperlukan pertumbuhan
ekonomi 6,5% per tahun.
 Mendorong laju investasi  efek penggandaan
PENANGGULANGAN MASALAH PENGANGGURAN
1. Peningkatan investasi kerjasama dengan pihak swasta  diperlukan
kondisi lingkungan yang kondusif untuk berusaha.
2. Peningkatan kualitas SDM, pembenahan sektor pendidikan  adanya
kesesuaian dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.
3. Memotivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang
memiliki prosfek perkembangan.
4. Mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk
ALTERNATIF STRATEGI MENGATASI PENGANGGURAN
Teori upah-efisiensi (efficiency-wage) menyatakan upah tinggi membuat
pekerja lebih produktif. Jadi, meskipun pengurangan upah akan menurunkan
tagihan upah perusahaan, itu akan juga menurunkan produktivitas pekerja
dan laba perusahaan.
 Teori upah-efisiensi pertama menyatakan upah mempengaruhi kesehatan.
 Teori upah-efisiensi kedua menyatakan upah tinggi mengurangi perputaran
tenaga kerja.
 Teori upah-efisiensi ketiga menyatakan kualitas rata-rata tenaga kerja
perusahaan bergantung pada upah yang dibayar ke karyawannya.
 Teori upah-efisiensi keempat menyatakan upah tinggi memperbaiki upaya
pekerja.
UPAH EFISIENSI (efficiency-wage)
 Pengangguran yang relatif tinggi
 Inflasi
 Neraca pembayaran Internasional
 Kurs (Nilai Tukar Rupiah) yang tidak stabil
 Pertumbuhan Ekonomi
 Kemiskinan
 Ketimpangan Distribusi Pendapatan
FENOMENA PENGANGGURAN DI INDONESIA
Yang menjadi sorotan dalam NPI adalah ‘Neraca Transaksi Berjalan’
(current account), yaitu merupakan gabungan antara Neraca
Perdagangan (ekspor – impor) dan Neraca Jasa yang mencakup jasa
faktor produksi dan jasa non faktor produksi
Neraca Pembayaran dapat DEFISIT jika ?
Neraca Pembayaran dapat SURPLUS jika ?
IMPOR > EKSPOR
IMPOR < EKSPOR
Seperti halnya inflasi, kurs sangat penting
Jika kurs tidak stabil akan mengganggu roda perekonomian negara, hal ini
dikarenakan pelaku ekonomi kesulitan dalam mengambil keputusan
ekonominya.
Coba ingat peristiwa krismon (krisis moneter) tahun 1997
Th 1997 -> US $ 1 = Rp4.650,- => US $ 1 = Rp8.025,-
Th 1998 -> US $ 1 = Rp7.100,- => US $ 1 = Rp9.595,-
Th 2001 -> US $ 1 = Rp10.400,-
Coba hitung: jika pada tahun 1997 perusahaan mempunyai hutang
US $ 100.000 yang jatuh tempo tahun 2001, berapa rupiah yang harus dia
bayarkan? Dan hitung selisihnya.
Inflasi: didefinisikan sebagai kecenderungan kenaikan harga secara umum.
Kecenderungan yang dimaksud bukan terjadi sesaat. (lebaran, natal, tahun
baru)
Kenaikan harga secara umum  kenaikan harga hanya pada salah atu jenis
barang tidak termasuk kategori inflasi
Penghitungan inflasi didasarkan pada sekelompok barang dan jasa yang
dikonsumsi sebagian besar masyarakat.
Di Indonesia, total produk yang disurvei sebanyak 744 komoditas, di 45 kota;
Rata-rata tiap kota bervariasi antara 283 s/p 399 komoditas.
1.Bahan makanan
2.Makanan jadi, minuman, rokok,dan tembakau
3.Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar
4.Sandang
5.Kesehatan
6.Pendidikan, rekreasi, dan olah raga
7.Transpor, komunikasi,dan jasa keuangan.
Negara
Tahun
2000 2001 2002 2003
2004 2005
Q1 Q4 Q1 Q2
Indonesia
Malaysia
Thailand
Filipina
Korea selatan
Hongkong
Taiwan
Singapura
9,35
1,5
1,5
4,3
2,2
-3,7
1,3
1,4
12,55
1,2
0,8
3,9
3,2
-1,2
-1,7
0,6
10,00
1,7
1,6
2,6
3,2
-1,5
0,8
0,4
5,1
1,2
1,8
3,1
3,4
-1,9
-0,1
0,7
5,1
1,0
2,3
3,8
3,1
-2,1
0,9
1,3
6,4
2,1
2,9
7,9
3,0
0,2
1,6
1,5
8,8
2,6
3,2
8,5
3,1
0,8
2,3
0,4
7,8
3,2
5,3
7,1
2,5
1,2
2,4
-0,2
dikutip dari: Bramantyo Djohanputra, MBA, Ph.D.,
Prinsip-prinsip Ekonomi Makro, h.149
Penghitungan inflasi didasarkan atas perubahan harga:
Inflasi = (P1 –P0)/P0
P1 : harga barang atau jasa di akhir periode
P0 : harga barang dan jasa di awal periode
Penghitungan inflasi dengan barang dan jasa yang banyak :
Inflasi = ( IHK 1Januari 2008 - IHK 1 Januari 2007 )/ IHK 1 Januari 2007
Penghitungan Inflasi
Menurut besarnya:
1. Inflasi ringan ( dibawah 10%)
2. Inflasi sedang ( antara 10% s/d 30%)
3. Inflasi berat ( 30% s/d 100%)
4. Hiperinflasi ( di atas 100%)
Samuelson dan Nordhaus mengkategorikan:
1. Low inflation (single digit inflation)di bawah 10%
2. Galloping inflation (double digit bahkan triple digit inflation)  20% --
200%
3. Hiperinflation  di atas 200%
Berdasarkan sumber inflasi:
1. Demand pull inflation, inflasi karena tarikan permintaan.
Pada perekonomian yang berkembang pesat:
 Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang
tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi
kemampuan ekonomi memproduksi barang tersebut.
 Untuk menyesuaikan permintaan barang dan jasa, pengusaha
meningkatkan produksi barang dan jasa yang meningkatkan pula
biaya produksi  meningkatkan harga  terjadi inflasi.
Pada masa perang atau masa ketidakstabilan politik yang terus menerus:
 Belanja pemerintah > pajak yang diterima.
 Menutupi kelebihan pengeluaran, pemerintah mencetak uang atau
meminjam dari bank sentral.
 Pengeluran pemerintah yang berlebihan menyebabkan permintaan
agregat melebihi kemampuan ekonomi menyediakan barang dan jasa
menyebabkan harga naik  terjadi inflasi.
Pertemuan 8
Terjadinya Inflasi
2. Cost Push Inflation, inflasi karena dorongan biaya.
 Ketika pendapatan nasional berada pada kesempatan kerja penuh,
dan pada tingkat harga tertentu, perusahaan membutuhkan banyak
tenaga kerja.
 Hal ini menimbulkan kenaikan upah dan gaji karena perusahaan
berupaya mencegah perpindahan tenaga kerja
 Untuk memperoleh pekerja tambahan, perusahaan menawarkan
upah dan gaji yang tinggi.
 Kenaikan upah dan gaji ini otomatis menaikkan biaya produksi yang
berpengaruh pada meningkatnya harga barang  terjadi inflasi.
3. Inflasi diimpor
 Kenaikan barang-barang impor yang dibutuhkan perusahaan dalam
faktor-faktor produksi dapat menaikkan ongkos produksi 
meningkatkan harga  terjadi inflasi.
Inflasi merayap: proses kenaikan harga-harga yang berjalan lambat.
Hiperinflasi: proses kenaikan harga-harga yang berjalan sangat cepat.
Pemerintah berupaya mengatasi inflasi dengan:
 Mengendalikan harga (menerapkan harga maksimum)
 Membuat peraturan mengenai larangan penimbunan barang
 Memberikan subsidi pada produsen
Efek buruk inflasi:
 Inflasi tinggi menurunkan pertumbuhan ekonomi.
 Biaya terus meninggi, mengganggu kegiatan produktif sehingga pengusaha
cenderung mengalihkan investasinya dengna membeli harta tetap seperti tanah,
rumah dan bangunan.
 Akibatnya kegiatan produktif menurun, tenaga kerja dikurangi, pengangguran
meningkat.
 Apabila produksi dalam negeri menurun (harga meningkat), impor akan lebih banyak
dipilih. Sehingga impor > ekspor mengakibatkan ketidakstabilan aliran mata uang
asing dan neraca pembayaran akan semakin memburuk.
 Inflasi menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
 Inflasi menurunkan nilai kekayaan yang berbentuk uang
 Memperburuk pembagian kekayaan.

More Related Content

Similar to Makro7.pptx

Pengantar Bisnis - Lingkungan bisnis
Pengantar Bisnis - Lingkungan bisnisPengantar Bisnis - Lingkungan bisnis
Pengantar Bisnis - Lingkungan bisnis
yunisarosa
 
Masalah ekonomi mikro dan makro x iis2 stc1
Masalah ekonomi mikro dan makro x iis2 stc1Masalah ekonomi mikro dan makro x iis2 stc1
Masalah ekonomi mikro dan makro x iis2 stc1
Antonius Suranto
 
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil RahardiansyahPPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
Risal Fadhil Rahardiansyah
 
Ekonomi makro 1 ruang lingkup
Ekonomi makro 1 ruang lingkupEkonomi makro 1 ruang lingkup
Ekonomi makro 1 ruang lingkupmuktarif
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Heiha Tambun
 
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
9 kitaran perniagaan, pengangguran dan inflasi
9  kitaran perniagaan, pengangguran dan inflasi9  kitaran perniagaan, pengangguran dan inflasi
9 kitaran perniagaan, pengangguran dan inflasiNur Az
 
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teoriMasalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
jhosiyosi2
 
Tugas sma 2017
Tugas sma 2017Tugas sma 2017
Tugas sma 2017
Mujiono Tdl
 
Makalah makro
Makalah makroMakalah makro
Makalah makro
rizkypangestuti
 
Bab I ekonomi makro pendahuluan
Bab I ekonomi makro pendahuluanBab I ekonomi makro pendahuluan
Bab I ekonomi makro pendahuluan
rizky putri khalifah
 
Menilai kondisi ekonomi dan global
Menilai kondisi ekonomi dan globalMenilai kondisi ekonomi dan global
Menilai kondisi ekonomi dan globalSthefanie Parera
 
Makalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimiMakalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mikro dan-makro
Mikro dan-makroMikro dan-makro
Mikro dan-makro
Arul Jhaya
 
Inflasi dan pengangguran serta memaksimumkan harga
Inflasi dan pengangguran serta memaksimumkan hargaInflasi dan pengangguran serta memaksimumkan harga
Inflasi dan pengangguran serta memaksimumkan harga
Cucu Sya'diah
 
Materi-04_Menilai_Kondisi_Ekonomi.pptx
Materi-04_Menilai_Kondisi_Ekonomi.pptxMateri-04_Menilai_Kondisi_Ekonomi.pptx
Materi-04_Menilai_Kondisi_Ekonomi.pptx
FauzyAushaf
 
Materi Inflasi dan Indeks Harga - Ekonomi Kelas X
Materi Inflasi dan Indeks Harga - Ekonomi Kelas XMateri Inflasi dan Indeks Harga - Ekonomi Kelas X
Materi Inflasi dan Indeks Harga - Ekonomi Kelas X
Teuku Ichsan
 
(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional
(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional
(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasionalmanajemenmagister
 
(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional
(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional
(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasionalIsmasiceweq Oondyangplindplandh
 

Similar to Makro7.pptx (20)

Pengantar Bisnis - Lingkungan bisnis
Pengantar Bisnis - Lingkungan bisnisPengantar Bisnis - Lingkungan bisnis
Pengantar Bisnis - Lingkungan bisnis
 
Masalah ekonomi mikro dan makro x iis2 stc1
Masalah ekonomi mikro dan makro x iis2 stc1Masalah ekonomi mikro dan makro x iis2 stc1
Masalah ekonomi mikro dan makro x iis2 stc1
 
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil RahardiansyahPPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
 
Ekonomi makro 1 ruang lingkup
Ekonomi makro 1 ruang lingkupEkonomi makro 1 ruang lingkup
Ekonomi makro 1 ruang lingkup
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)
 
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
9 kitaran perniagaan, pengangguran dan inflasi
9  kitaran perniagaan, pengangguran dan inflasi9  kitaran perniagaan, pengangguran dan inflasi
9 kitaran perniagaan, pengangguran dan inflasi
 
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teoriMasalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
 
Tugas sma 2017
Tugas sma 2017Tugas sma 2017
Tugas sma 2017
 
Makalah makro
Makalah makroMakalah makro
Makalah makro
 
Bab I ekonomi makro pendahuluan
Bab I ekonomi makro pendahuluanBab I ekonomi makro pendahuluan
Bab I ekonomi makro pendahuluan
 
Menilai kondisi ekonomi dan global
Menilai kondisi ekonomi dan globalMenilai kondisi ekonomi dan global
Menilai kondisi ekonomi dan global
 
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
 
Makalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimiMakalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimi
 
Mikro dan-makro
Mikro dan-makroMikro dan-makro
Mikro dan-makro
 
Inflasi dan pengangguran serta memaksimumkan harga
Inflasi dan pengangguran serta memaksimumkan hargaInflasi dan pengangguran serta memaksimumkan harga
Inflasi dan pengangguran serta memaksimumkan harga
 
Materi-04_Menilai_Kondisi_Ekonomi.pptx
Materi-04_Menilai_Kondisi_Ekonomi.pptxMateri-04_Menilai_Kondisi_Ekonomi.pptx
Materi-04_Menilai_Kondisi_Ekonomi.pptx
 
Materi Inflasi dan Indeks Harga - Ekonomi Kelas X
Materi Inflasi dan Indeks Harga - Ekonomi Kelas XMateri Inflasi dan Indeks Harga - Ekonomi Kelas X
Materi Inflasi dan Indeks Harga - Ekonomi Kelas X
 
(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional
(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional
(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional
 
(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional
(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional
(Pert. 1) pengertian, rung lingkup, dan pendapatan nasional
 

Recently uploaded

PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptxPPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
nugrohoaditya12334
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptxKelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
ErvinYogi
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
WiwikDewiSusilawati
 
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptxANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
AnisaSyahfitri1
 
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
DebiCarolina2
 
Good Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run withGood Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run with
ssuser781f6d1
 

Recently uploaded (8)

PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptxPPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptxKelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
 
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptxANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
 
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
 
Good Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run withGood Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run with
 

Makro7.pptx

  • 2. 1. Pengangguran normal atau friksional Menganggur karena bukan karena tidak mendapatkan pekerjaan tetapi karena sedang mencari pekerjaan yang lebih baik, dengan penghasilan yang lebih baik pula. 2. Pengangguran struktural Ketidaksesuaian pekerjaan dengan keahlian yang dimiliki menimbulkan pengangguran struktural. 3. Pengangguran siklikal Penurunan permintaan agregat mendorong pengusaha menurunkan faktor produksi dengan mengurangi pekerja atau bahkan menutup perusahaannya. 4. Pengangguran teknologi Kemajuan teknologi yang membuat terjadinya penggantian tenaga manusia oleh mesin-meisn dan bahan-bahan kimia.
  • 3. 1. Pengangguran terbuka Pengangguran yang terjadi akibat lowongan pekerjaan yang ada lebih sedikit daripada pertambahan tenaga kerja. Atau pula diakibatkan kegiatan perekonomian yang menurun. Hal ini mengakibatkan meningkatnya pengangguran. 2. Pengangguran tersembunyi Pengangguran yang terjadi ketika pekerjaan yang dibutuhkan lebih sedikit dari pekerja yang dipekerjakan. Misalnya pada sektor pertanian, lebih banyak orang bekerja pada luas tanah yang sempit. 3. Pengangguran musiman Pengangguran yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dilakukan sudah selesai, seperti petani setelah panen mereka menganggur sampai saatnya mulai musim tanam baru mulai bekerja kembali. 4. Setengah menganggur Seseorang yang jam kerjanya hanya 1 – 2 hari dalam seminggu atau hingga 4 jam dalam sehari.
  • 4.  Tujuan bersifat ekonomi 1. menyediakan lowongan pekerjaan baru 2. meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat 3. memperbaiki ketimpangan pendapatan.  Tujuan bersifat sosial dan politik 1. Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga 2. Menghindari masalah kejahatan 3. Mewujudkan kestabilan politik
  • 5. Uraian Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Total penduduk (000) Penduduk usia kerja (000) Angkatan kerja (000) Penduduk bekerja (000) Penganggur (000) Penganggur (%) 213.734 151.936 103.416 92.057 11.359 11,0 % 216.372 154.858 105.678 94.048 11.630 11,0 % 219.010 157.780 107.940 96.310 11.630 10,8 % 221.496 160.550 110.064 99.984 10.080 9,2 % 223.962 163.320 112.228 101.941 10.287 9,2 % 226.468 166.090 114.372 105.254 9.118 8,0 % 226.954 168.880 116.516 108.969 7.547 6,5 %
  • 6. = Jumlah penganggur Angkatan Kerja × 100% = Angkatan Kerja Penduduk Usia Kerja × 100% Tingkat Pengangguran Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
  • 7.  Dalam pasar persaingan sempurna, penurunan permintaan produksi menyebabkan permintaan tenaga kerja bergeser dari D1 ke D2.  Pergeseran tersebut menurunkan tingkat upah ke ekuilibrium baru (L1 ke L2)  Untuk menjaga tingkat upah agar tetap di W1, memaksa pengusaha mengurangi tenaga kerja (L2 ke L3).  Akibat sistem upah yang kaku menyebabkan pengangguran terjadi (L1 – L3).
  • 8. • Pemerintah menyebabkan kekakuan upah ketika mencegah upah turun ke tingkat ekuilibrium. • Banyak ekonom dan pembuat kebijakan percaya bahwa keringanan pajak lebih baik daripada meningkatkan upah minimum—jika tujuan kebijakan adalah untuk meningkatkan pendapatan pekerja miskin. • Keringanan pajak pendapatan yand didapat (earned income tax credit) adalah jumlah yang keluarga pekerja miskin diizinkan untuk dikurangi dari pajak mereka.
  • 9. 1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi 2. Rendahnya laju investasi produktif 3. Siklus bisnis yang melemah 4. Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat 5. Strategi industri yang labor saving
  • 10. POLA PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN tahap-I tahap-II tahap-III tahap-IV waktu kelahiran dan kematian per 1000 tahap-I tahap-II tahap-III tahap-IV waktu kenaikan alamiah per 1000 penduduk Negara miskin dan berkembang Transisi ke- pendudukan Negara maju Pertumbuhan Penduduk nol angka kelahiran tingkat kematian
  • 12.  Setiap tahun sekitar 1,3 juta penduduk tamat sekolah dan masuk ke bursa kerja.  Untuk menyerap itu perlu pertumbuhan ekonomi  1 % pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya mampu menyerap 200 ribu tenaga kerja.  Untuk menyerap angkatan kerja baru setidaknya diperlukan pertumbuhan ekonomi 6,5% per tahun.  Mendorong laju investasi  efek penggandaan PENANGGULANGAN MASALAH PENGANGGURAN
  • 13. 1. Peningkatan investasi kerjasama dengan pihak swasta  diperlukan kondisi lingkungan yang kondusif untuk berusaha. 2. Peningkatan kualitas SDM, pembenahan sektor pendidikan  adanya kesesuaian dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. 3. Memotivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang memiliki prosfek perkembangan. 4. Mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk ALTERNATIF STRATEGI MENGATASI PENGANGGURAN
  • 14. Teori upah-efisiensi (efficiency-wage) menyatakan upah tinggi membuat pekerja lebih produktif. Jadi, meskipun pengurangan upah akan menurunkan tagihan upah perusahaan, itu akan juga menurunkan produktivitas pekerja dan laba perusahaan.  Teori upah-efisiensi pertama menyatakan upah mempengaruhi kesehatan.  Teori upah-efisiensi kedua menyatakan upah tinggi mengurangi perputaran tenaga kerja.  Teori upah-efisiensi ketiga menyatakan kualitas rata-rata tenaga kerja perusahaan bergantung pada upah yang dibayar ke karyawannya.  Teori upah-efisiensi keempat menyatakan upah tinggi memperbaiki upaya pekerja. UPAH EFISIENSI (efficiency-wage)
  • 15.  Pengangguran yang relatif tinggi  Inflasi  Neraca pembayaran Internasional  Kurs (Nilai Tukar Rupiah) yang tidak stabil  Pertumbuhan Ekonomi  Kemiskinan  Ketimpangan Distribusi Pendapatan FENOMENA PENGANGGURAN DI INDONESIA
  • 16. Yang menjadi sorotan dalam NPI adalah ‘Neraca Transaksi Berjalan’ (current account), yaitu merupakan gabungan antara Neraca Perdagangan (ekspor – impor) dan Neraca Jasa yang mencakup jasa faktor produksi dan jasa non faktor produksi Neraca Pembayaran dapat DEFISIT jika ? Neraca Pembayaran dapat SURPLUS jika ? IMPOR > EKSPOR IMPOR < EKSPOR
  • 17. Seperti halnya inflasi, kurs sangat penting Jika kurs tidak stabil akan mengganggu roda perekonomian negara, hal ini dikarenakan pelaku ekonomi kesulitan dalam mengambil keputusan ekonominya. Coba ingat peristiwa krismon (krisis moneter) tahun 1997 Th 1997 -> US $ 1 = Rp4.650,- => US $ 1 = Rp8.025,- Th 1998 -> US $ 1 = Rp7.100,- => US $ 1 = Rp9.595,- Th 2001 -> US $ 1 = Rp10.400,- Coba hitung: jika pada tahun 1997 perusahaan mempunyai hutang US $ 100.000 yang jatuh tempo tahun 2001, berapa rupiah yang harus dia bayarkan? Dan hitung selisihnya.
  • 18. Inflasi: didefinisikan sebagai kecenderungan kenaikan harga secara umum. Kecenderungan yang dimaksud bukan terjadi sesaat. (lebaran, natal, tahun baru) Kenaikan harga secara umum  kenaikan harga hanya pada salah atu jenis barang tidak termasuk kategori inflasi Penghitungan inflasi didasarkan pada sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat. Di Indonesia, total produk yang disurvei sebanyak 744 komoditas, di 45 kota; Rata-rata tiap kota bervariasi antara 283 s/p 399 komoditas. 1.Bahan makanan 2.Makanan jadi, minuman, rokok,dan tembakau 3.Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 4.Sandang 5.Kesehatan 6.Pendidikan, rekreasi, dan olah raga 7.Transpor, komunikasi,dan jasa keuangan.
  • 19. Negara Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Q1 Q4 Q1 Q2 Indonesia Malaysia Thailand Filipina Korea selatan Hongkong Taiwan Singapura 9,35 1,5 1,5 4,3 2,2 -3,7 1,3 1,4 12,55 1,2 0,8 3,9 3,2 -1,2 -1,7 0,6 10,00 1,7 1,6 2,6 3,2 -1,5 0,8 0,4 5,1 1,2 1,8 3,1 3,4 -1,9 -0,1 0,7 5,1 1,0 2,3 3,8 3,1 -2,1 0,9 1,3 6,4 2,1 2,9 7,9 3,0 0,2 1,6 1,5 8,8 2,6 3,2 8,5 3,1 0,8 2,3 0,4 7,8 3,2 5,3 7,1 2,5 1,2 2,4 -0,2 dikutip dari: Bramantyo Djohanputra, MBA, Ph.D., Prinsip-prinsip Ekonomi Makro, h.149
  • 20. Penghitungan inflasi didasarkan atas perubahan harga: Inflasi = (P1 –P0)/P0 P1 : harga barang atau jasa di akhir periode P0 : harga barang dan jasa di awal periode Penghitungan inflasi dengan barang dan jasa yang banyak : Inflasi = ( IHK 1Januari 2008 - IHK 1 Januari 2007 )/ IHK 1 Januari 2007 Penghitungan Inflasi
  • 21. Menurut besarnya: 1. Inflasi ringan ( dibawah 10%) 2. Inflasi sedang ( antara 10% s/d 30%) 3. Inflasi berat ( 30% s/d 100%) 4. Hiperinflasi ( di atas 100%) Samuelson dan Nordhaus mengkategorikan: 1. Low inflation (single digit inflation)di bawah 10% 2. Galloping inflation (double digit bahkan triple digit inflation)  20% -- 200% 3. Hiperinflation  di atas 200%
  • 22. Berdasarkan sumber inflasi: 1. Demand pull inflation, inflasi karena tarikan permintaan. Pada perekonomian yang berkembang pesat:  Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi memproduksi barang tersebut.  Untuk menyesuaikan permintaan barang dan jasa, pengusaha meningkatkan produksi barang dan jasa yang meningkatkan pula biaya produksi  meningkatkan harga  terjadi inflasi. Pada masa perang atau masa ketidakstabilan politik yang terus menerus:  Belanja pemerintah > pajak yang diterima.  Menutupi kelebihan pengeluaran, pemerintah mencetak uang atau meminjam dari bank sentral.  Pengeluran pemerintah yang berlebihan menyebabkan permintaan agregat melebihi kemampuan ekonomi menyediakan barang dan jasa menyebabkan harga naik  terjadi inflasi. Pertemuan 8 Terjadinya Inflasi
  • 23. 2. Cost Push Inflation, inflasi karena dorongan biaya.  Ketika pendapatan nasional berada pada kesempatan kerja penuh, dan pada tingkat harga tertentu, perusahaan membutuhkan banyak tenaga kerja.  Hal ini menimbulkan kenaikan upah dan gaji karena perusahaan berupaya mencegah perpindahan tenaga kerja  Untuk memperoleh pekerja tambahan, perusahaan menawarkan upah dan gaji yang tinggi.  Kenaikan upah dan gaji ini otomatis menaikkan biaya produksi yang berpengaruh pada meningkatnya harga barang  terjadi inflasi. 3. Inflasi diimpor  Kenaikan barang-barang impor yang dibutuhkan perusahaan dalam faktor-faktor produksi dapat menaikkan ongkos produksi  meningkatkan harga  terjadi inflasi.
  • 24. Inflasi merayap: proses kenaikan harga-harga yang berjalan lambat. Hiperinflasi: proses kenaikan harga-harga yang berjalan sangat cepat. Pemerintah berupaya mengatasi inflasi dengan:  Mengendalikan harga (menerapkan harga maksimum)  Membuat peraturan mengenai larangan penimbunan barang  Memberikan subsidi pada produsen Efek buruk inflasi:  Inflasi tinggi menurunkan pertumbuhan ekonomi.  Biaya terus meninggi, mengganggu kegiatan produktif sehingga pengusaha cenderung mengalihkan investasinya dengna membeli harta tetap seperti tanah, rumah dan bangunan.  Akibatnya kegiatan produktif menurun, tenaga kerja dikurangi, pengangguran meningkat.  Apabila produksi dalam negeri menurun (harga meningkat), impor akan lebih banyak dipilih. Sehingga impor > ekspor mengakibatkan ketidakstabilan aliran mata uang asing dan neraca pembayaran akan semakin memburuk.
  • 25.  Inflasi menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.  Inflasi menurunkan nilai kekayaan yang berbentuk uang  Memperburuk pembagian kekayaan.