Dokumen tersebut membahas tentang inflasi, jenis-jenisnya, faktor-faktor penyebab, dampak, dan cara mengatasinya. Secara ringkas, inflasi adalah kenaikan harga secara umum yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kenaikan biaya produksi, melemahnya mata uang, atau kenaikan permintaan barang dan jasa. Inflasi dapat memberikan dampak positif jika rendah, namun negatif jika tinggi sepert
Inflasi, pos moneter dan non-moneter, akuntansi untuk inflasi, dan perubahan kurs adalah elemen-elemen yang signifikan dalam lingkungan ekonomi dan bisnis yang dapat memberikan dampak pada pelaporan akuntansi suatu entitas. Dalam pembahasan ini, pendahuluan singkat tentang masing-masing konsep ini memberikan landasan untuk memahami kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh praktisi akuntansi.
Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan Inflasi, Pos Moneter dan Non Moneter, Akuntansi untuk Inflasi, Perubahan Kurs yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad dengan ke empat teori tersebut.
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Makro 1
1. Makro Ekonomi PEngantar
Dosen :
1. Ratna Yulia Wijayanti, SE MM
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
SULIS SETIANINGRUM
1E/MANAJEMEN
2013-11-281
2. INFLASI
inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar
yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor,
Cara Mengatasi
Jenis-Jenis
Faktor
Dampak
3. Menurut tingkat keparahan
atau laju
inflasi di bagi:
1)Inflasi Ringan (Creeping
Inflation)
2)Inflasi Sedang
3)Inflasi Berat
4)Hiper inflasi
Inflasi berdasarkan
persentasi atau nominal
digit inflasinya:
Ø Moderate Low
Ø Galloping Inflation (inflasi
dua)
Ø Hyper Inflation (inflasi
tinggi)
Inflasi menurut
sebabnya:
1.Inflasi permintaan
2. Inflasi biaya
3. inflasi campuran
Inflasi menurut Asalnya:
1.Domestic inflation
2. Imported inflation
5. Faktor Penyebab
Inflasi awal 2013
1
Cuaca Buruk
2
Kenaikan
tingkat harga
barang impor
Melemahnya
Rupiah
Kenaikan
tingkat upah
tenaga kerja
Kenaikan harga
BBM
3
4
6. DAMPAK INFLASI
• Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif
tergantung pada parah atau tidaknya tingkat inflasi.
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang
positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih
baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan
membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya dalam masa inflasi yang
parah yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiper
inflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu.
7. 1. Berkurangnya investasi disuatu negara
2. Mendorong kenaikan suku bunga
3. Mendorong penanaman modal yang bersifat
spekulatif
4. Kegagalan pelaksanaan pembangunan
5. Ketidakstabilan ekonomi
6. Defisit neraca pembayaran
7. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat
8. Penetapan Target
Inflasi
• Target atau sasaran inflasi merupakan tingkat inflasi yang
harus dicapai oleh Bank Indonesia, berkoordinasi dengan
Pemerintah. Sasaran inflasi tersebut diharapkan dapat
menjadi acuan bagi pelaku usaha dan masyarakat dalam
melakukan kegiatan ekonominya ke depan sehingga
tingkat inflasi dapat diturunkan pada tingkat yang rendah
dan stabil. Pemerintah dan Bank Indonesia akan
senantiasa berkomitmen untuk mencapai sasaran inflasi
yang ditetapkan tersebut melalui koordinasi kebijakan
yang konsisten dengan sasaran inflasi tersebut.
9. Pengendalian
Inflasi
• Kebijakan moneter Bank Indonesia ditujukan untuk
mengelola tekanan harga yang berasal dari sisi
permintaan aggregat (demand management) relatif
terhadap kondisi Dalam tataran teknis, koordinasi
antara pemerintah dan BI telah diwujudkan dengan
membentuk Tim Koordinasi Penetapan Sasaran,
Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) di tingkat
pusat sejak tahun 2005. isi penawaran.
10. KESIMPULAN
•
Masalah Inflasi di Indonesia ternyata bukan saja merupakan fenomena jangka
pendek, tetapi juga merupakan fenomena jangka panjang. Dalam arti, bahwa
Inflasi di Indonesia bukan semata-mata disebabkan oleh gagalnya pelaksanaan
kebijaksanaan di sektor moneter oleh pemerintah, yang seringkali dilakukan
untuk tujuan mmenstabilkan fluktuasi tingkat harga umum dalam jangka
pendek, tetapi juga mengindikasikan masih adanya hambatan-hambatan
structural tersebut, maka mau tidak mau harus memperhatikan dengan
seksama pembangunan ekonomi di sektor riil. Dengan melakukan pembenahan
di sektor riil secara tepat, maka kemantapan fundamental ekonomi Indonesia
dapat diperkokoh. Defisit APBN, peningkatan cadangan devisa, pembenahan
sektor pertanian khususnya pada sub sektor pangan, pembenahan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi posisi penawaran agregat merupakan hal-hal
yang perlu mendapatkan penanganan yang serius untuk dapat menekan Inflasi
ke tingkat yang serendah mungkin di Indonesia, disamping tentunya
pengelolaan tepat dan pembenahan di sektor moneter.