pengantar muamalah ini saya presentasikan untuk mahasiswa universitas muhadi setiabudi brebes jawa tengah dalam mata kuliah dasar pendidikan agama islam II semester 2
Makalah ini mencoba menguraikan masalah yang berkenaan dengan Talfiq dan taqlid yang ramai dan tetap hangat untuk didiskusikan, dan pembahasan ini sangat kita butuhkan, terutama juga masyarakat kita di Indonesia, oleh karena itu kita dituntut agar mengetahui, meneliti dan mendalami ilmu usul fiqh terutama untuk materi ini, sehingga kita tidak canggung ketika dihadapkan permasalahan atau pertanyaan tentang masalah ini. Makalah ini hanyalah sebagai pengantar, agar nantinya kita bisa lebih mendalami dengan mengkaji khazanah-khazanah keilmuan yang ada di negeri ini.
Qawaid Fiqh adalah satu Science oleh Ulama Islam bagi mengeluarkan Hukum Fiqh. Ianya adalah Garis Sempadan dan Ungkapan yang mendalam dan Boleh di Gunakan secara Umum oleh Pencinta Islam dan Pendakwah sebagai petunjuk umum.
Pelaksanaan atau pemberian pinjam meminjam dari satu pihak kepada pihak lain merupakan suatu usaha Taqarrub kepada Allah SWT. Dan merupakan hablun Minannas atau bentuk kasih sayang kepada manusia. Karena bagaimanapun kita tidak bisa hidup sendiri diatas bumi Allah. Dalam pinjaman itu memberikan banyak kemudahan dan keringanan kepada yang membutuhkannya.
Penamaan qiradh mempunyai 2 interpretasi. Menurut ahli Basrah dinamakan itu karena pemilik modal memotong hartanya dan potongan harta tersebut adalah dinamakan qiradh. Interpretasi kedua menurut penduduk baghdad adalah karena kedua belah pihak adalah son’an (pembuat / pengusaha), pemilik modal bertugas mengusahakan modal dan pekerja berusaha memberdayakan modal tersebut.
Dari jaman kenabian Qiradh tersebut berkembang seiring perkembangan jaman yang modern sampai sekarang ini. Para kalangan pengusaha seperti pemberian kredit dan pembiayaan seperti yang ada pada perbankkan syariah dan finance yang berdiri dan berkembang di indonesia.
Dari uraian singkat tersebut Qiradh sangatlah penting untuk kita pahami dan kaji secara mendalam dan terperinci, hingga penulis mengangkat judul makalah “Qirat” tersebut sebagai representatif untuk pendalam pengetahuan kita.
qawaid fiqhiyyah merupakan hal yang paling esensial unutk menetukan suatu hukum utamanya di zaman modern ini. dengan menguasainya,maka kita akan tahu mengenai tujuan dalam beragama Islam.
pengantar muamalah ini saya presentasikan untuk mahasiswa universitas muhadi setiabudi brebes jawa tengah dalam mata kuliah dasar pendidikan agama islam II semester 2
Makalah ini mencoba menguraikan masalah yang berkenaan dengan Talfiq dan taqlid yang ramai dan tetap hangat untuk didiskusikan, dan pembahasan ini sangat kita butuhkan, terutama juga masyarakat kita di Indonesia, oleh karena itu kita dituntut agar mengetahui, meneliti dan mendalami ilmu usul fiqh terutama untuk materi ini, sehingga kita tidak canggung ketika dihadapkan permasalahan atau pertanyaan tentang masalah ini. Makalah ini hanyalah sebagai pengantar, agar nantinya kita bisa lebih mendalami dengan mengkaji khazanah-khazanah keilmuan yang ada di negeri ini.
Qawaid Fiqh adalah satu Science oleh Ulama Islam bagi mengeluarkan Hukum Fiqh. Ianya adalah Garis Sempadan dan Ungkapan yang mendalam dan Boleh di Gunakan secara Umum oleh Pencinta Islam dan Pendakwah sebagai petunjuk umum.
Pelaksanaan atau pemberian pinjam meminjam dari satu pihak kepada pihak lain merupakan suatu usaha Taqarrub kepada Allah SWT. Dan merupakan hablun Minannas atau bentuk kasih sayang kepada manusia. Karena bagaimanapun kita tidak bisa hidup sendiri diatas bumi Allah. Dalam pinjaman itu memberikan banyak kemudahan dan keringanan kepada yang membutuhkannya.
Penamaan qiradh mempunyai 2 interpretasi. Menurut ahli Basrah dinamakan itu karena pemilik modal memotong hartanya dan potongan harta tersebut adalah dinamakan qiradh. Interpretasi kedua menurut penduduk baghdad adalah karena kedua belah pihak adalah son’an (pembuat / pengusaha), pemilik modal bertugas mengusahakan modal dan pekerja berusaha memberdayakan modal tersebut.
Dari jaman kenabian Qiradh tersebut berkembang seiring perkembangan jaman yang modern sampai sekarang ini. Para kalangan pengusaha seperti pemberian kredit dan pembiayaan seperti yang ada pada perbankkan syariah dan finance yang berdiri dan berkembang di indonesia.
Dari uraian singkat tersebut Qiradh sangatlah penting untuk kita pahami dan kaji secara mendalam dan terperinci, hingga penulis mengangkat judul makalah “Qirat” tersebut sebagai representatif untuk pendalam pengetahuan kita.
qawaid fiqhiyyah merupakan hal yang paling esensial unutk menetukan suatu hukum utamanya di zaman modern ini. dengan menguasainya,maka kita akan tahu mengenai tujuan dalam beragama Islam.
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Musaqah ialah pemilik kebun yang memberikan kebunnya kepada tukang kebun agar
dipeliharanya, dan penghasilan yang di dapat dari kebun itu dibagi antara keduanya, menurut
perjanjian keduannya sewaktu akad.
Akad semacam ini diperbolehkan oleh agama, sebagai solusi bagi umat yang perjalan
hidupnya berbeda atau gaya hidupnya berbeda-beda. Hal semacam ini terjadi karena
dipengaruhi oleh sumber perekonomian yang berbeda.
Maka dengan adanya akad musaqah yang diperbolehkan agama keduanya dapat
saling membantu satu sama lain sehingga terciptakehidupan yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian musaqah?
2. Apa macam-macam musaqah?
3. Bagaimana dasar hukum musaqah?
4. Bagaimana rukun dan syarat musaqah?
2. BAB II
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Musaqah ialah pemilih kebun yang memberikan kebunnya kepada tukang kebun agar
dipeliharanya, dan penghasilan yang didapat dari kebun itu dibagi antara keduanya, menurut
perjajian keduanya sewaktu akad.
Akad ini diharuskan (diperbolehkan) oleh agama karena banyak yag membutuhkanya.
Memang banyak orang yang mempunyai kebun, tetapi tidak dapat memeliharanya,
sedangkan yang lain tidak memepunyai kebun, tetapi sanggup bekerja. Maka dengan adanya
peraturan ini keduanya dapat hidup dengan baik, hasil negara pun bertambah banyak dan
masyarakat bertambah makmur1.
2.2 Macam-Macam Musaqah
Menurut Malikiyah, sesuatu yang tumbuh di tanah dibagi menjadi lima macam :
Pohon-pohon tersebut berakar kuat (tetap) dan berbuah. Buah itu dipetik serta pohon tersebut
tetap ada dengan waktu yang lama, misalnya pohon anggur dan zaitun.
Pohon-pohon tersebut berakar tetap, tetapi tidak berbuah, seperti pohon kayu keras, karet dan
jati.
Pohon-pohon tersebut tidak berakar kuat, tetapi berbuah dan dapat dipetik, seperti padi dan
qatsha’ah
Pohon-pohon tersebut tidak berakar kuat dan tidak ada buahnya yang dapat dipetik, tetapi
memiliki kembang yang bermanfaat, seperti bunga mawar.
Pohon-pohon yang diambil hijai dan basahnya sebagai suatu manfaat, bukan buahnya, seperti
tanaman hias yang ditanam di halaman rumah dan di tempat lainnya2.
2.3 Dasar Hukum Musaqah
Asas hukum musaqah ialah sebuah hadits yang dirwayatkan oleh Imam Muslim dari
Ibnu amr r.a, bahwa Rasulullah Saw.
1 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2012, hal 300.
2 Abdurrahman al-jaziri, op.cit.hlm.28
3. “Memberikan tanah Khaibar dengan bagian separoh dari penghasilan, baik buah-buahan
maupun pertaian (tanaman). Pada riwayat lain dinyatakan bahwa Rasul menyerahkan tanah
Khaibar itu kepada Yahudi, untuk diolah dan modal dari hartanya, pengahasilan separohnya
untuk Nabi”.
2.4 Rukun dan Syarat Musaqah
1. Dua orang atau pihak yang berakad (al-‘aqidani), disyaratkan bagi orang-orang yang
berakad dengan ahli (mampu) untuk mengelola akad, seperti baligh, berakal, dan tidak
berada di bawah pengampunan.
2. Kebun dan semua pohon yang berbuah, semua pohon yang berbuah boleh diparohkan
(bagi hasil), baik yang berbuah tahunan (satu kali dalam setahun), maupun yang buahnya
hanya satu kali kemudian mati, seperti padi, jagung dan yang lainnya.
3. Masa kerja, hendaknyaditentukan lama waktu yang akan dikerjakan, seperti satu tahun
atau sekurang-kurangya menurut kebiasaan. Dalam waktu tersebut tanaman atau pohon
yang diurus sudah berbuah, juga yang harus ditentukan ialah pekerjaan yang harus
dilakukan oleh tukang kebun, seperti menyiram, motong cabang-cabang pohon yang akan
menghambat kesuburan buah, atau mengawinkannya.
4. Buah, hendaknya ditentukan bagian masing-masing (yang punya kebun dan bekerja di
kebun), seperti seperdua, sepertiga, seperempat atau ukuran yang lainnya3.
3 Solikhul Hadi, Fiqih Muamalah, Nora media Enterprise, Kudus, 2011, hlm.118-119.
4. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Musaqah ialah pemilik kebun yang memberikan kebunnya kepada tukang kebun agar di
peliharanya, dan penghasilan yang di dapat dari kebun itu di bagi antara keduanya.
Dasar Hukum Musaqah adalah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Muslim dari Ibnu
am r r.a.
Rukun dan syarat Musaqah
- Dua orang atau pihak yang berakad
- Kebun dan semua pohon yang berubah
- Masa kerja
- Buah
5. MUSAQAH (BAGI HASIL)
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Mu’amalah
Dosen Pengampu : Shobirin, S.Ag,M.Ag
Disusun Oleh
FATIMAH (1320210020)
Kelas : ESRA-3
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SYARI’AH/EKONOMI SYARI’AH
TAHUN 2014