SlideShare a Scribd company logo
TESIS
kan Untuk Memenuhi Salah SatuSyarat Mempe
MagisterDalam Bidang Ekonomi Islam Pada Pr
Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
Oleh : MUHAMMAD AFIF
DARWIS
PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH
TERHADAP LABA BERSIH MELALUI PENDAPATAN BAGI HASIL
PADA BANK SYARIAH TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
Diaju roleh Gelar
ogram
NIM : 80100212181
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
ALAUDDIN MAKASSAR
2016
1, telahdiseminarkandalam seminar propo
anpadahari …. Tanggaltahun 2015, bertepatan
lahditerimasebagaisalahsatusyaratuntukmenempuh
itianselanjutnya.
G :
H. NasirHamzah, M.A ( ……………
ddin Abdullah, M.Si( ………………………..…
PENGESAHAN PROPOSALTESIS
Proposal Tesisdenganjudul : “PengaruhPembiayaanMudharabah,
MusyarakatdanBagiHasilTerhadapLabaPada Bank Syariah yang Tercatat di
Bursa Efek Indonesia“ yang disusunoleh Muhammad AfifDarwis, NIM :
8010021218 sal tesis yang
diselenggarak dengantanggal
…. Dinyatakante langkah-
langkahpenel
PEMBIMBI
1. Prof. Dr. …..……………..)
2. Dr. Wahyu …..)
Makassar, Pebruaritahun 2015
Mengetahui, Ketua
Program StudiDirektur Program Pascasarjana,
DirosaIslamiyah, UIN Alauddin Makassar
Dr. MuljonoDamopolii, M.Ag. Prof. Dr. H. Moh. Nasir Mahmud, M.A
NIP.19641110 19203 1 005 NIP. 19540816 198303 1 004
PENDAHULUAN .............................................
A. Latar Belakang Masalah ...............................
B. RumusanMasalah .........................................
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
D. Pengertian Judul dan Ruang Lingkup Pemba
E. Tujuandan Kegunaan Penelitian ...................
F. Garis Besar Isi..............................................
LANDASAN TEORITIS ..................................
A. Bank Syariah Dalam Perspektif Islam...........
B. Produk Syariah.............................................
C. Pembiayaan Syariah .....................................
D. Pembiayaan Mudharabah .............................
E. Pembiayaan Musyarakah (Penyertaan Modal
F. Teori Profit Sharing dan Margin ................
G. Laba Dan Unsur-unsur Laba.........................
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN TESIS............................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................... viii
BAB I .................... 1
.................... 1
.................... 13
.................... 14
hasan ........... 15
.................... 16
.................... 17
BAB II .................... 18
.................... 18
.................... 25
.................... 26
.................... 33
) ................. 50
.................... 59
.................... 68
H. Hubungan Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Pendapatan
Bagi Hasil ....................................................................... 73
I. Hubungan Antara Pendapatan Bagi Hasil Terhadap Laba
J.
Bersih...................................................................................
Hubungan Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap
75
Laba
Bersih Melalui Pendapatan Bagi Hasil............................... 77
K. Kajian Penelitian Terdahulu ............................................. 79
L. Kerangka Pikir ................................................................. 83
HASIL PENELITIAN........................................
A. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian .........
B. Statistik Deskriptif ........................................
C. Uji Asumsi Klasik...........................................
D. Bagan Hasil Uji Jalur......................................
E. Pembahasan.....................................................
KESIMPULAN DAN SARAN ..........................
A. Kesimpulan ..................................................
B. Saran-saran ...................................................
STAKA ..............................................................
M. Hipotesis .......................................................................... 86
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 87
A. Lokasi dan Jenis-jenis Penelitian ...................................... 87
B. Populasi Dan Sampel Penelitian ....................................... 87
C. Jenis Dan Sumber Data ................................................... 88
D. Instrumen Penelitian......................................................... 88
E. Metode Pengumpulan Data .............................................. 89
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ....................... 89
BAB IV .................... 94
.................... 94
.................... 103
...................... 105
...................... 112
...................... 121
BAB V .................... 131
.................... 134
.................... 135
DAFTAR PU .................... 136
LAMPIRAN
untuk membiayai usahanya. Untuk memenuhi
emanfaatkan perbankan. Salah satunya adala
am bentuk pembiayaan, diantaranya adalah pe
h, dan pembiayaan murabahah. Pembiayaan yan
dung risiko kemacetan pelunasannya, sehingg
rtujuan untuk (1) mengetahui perkembangan Pe
adap Laba Bersih melalui Pendapatan bagi Ha
ndonesia, (2) menguji pengaruh besarnya pembia
a parsial maupun simultan terhadap Terhada
Pada Bank Syariah Tercatat Di Bursa Efek Ind
mua Bank Syariah Tercatat Di Bursa Efek Indonesi
sil penelitian, maka dapat diberikan saran y
alakkan pembiayaan mudharabah sebagai salah
u-satunya variabel yang berpengaruh terhadap
untuk: (a) menambah populasi dan sampel ya
Unit Usaha Syariah sebagai obyek penelitian, (
ABSTRAK
Nama : Muhammad Afif Darwis
Nim : 80100212181
Judul : Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Laba
Bersih melalui Pendapatan bagi Hasil Pada Bank Syariah Tercatat Di
Bursa Efek Indonesia
Masalah yang sering dihadapi oleh setiap perusahaanya itu tidak terlepas dari
kebutuhan akan dana kebutuhannya, hamper
semua perusahaan m h bank syariah yang
menyalurkan dana dal mbiayaan mudharabah,
pembiayaan musyaraka g telah disalurkan oleh
bank syariah mengan a dapat berpengaruh
terhadap laba.
Penelitian ini be mbiayaan Mudharabah
dan Musyarakah Terh sil Pada Bank Syariah
Tercatat Di Bursa Efek I yaan mudharabah dan
musyarakah,baik secar p Laba Bersih melalui
Pendapatan bagi Hasil onesia. Populasi dalam
penelitian ini adalah se a.
Berdasarkan ha aitu: (1) bank syariah
sebaiknya terus mengg satu produk unggulan,
karena merupakan sat laba, (2) bagi peneliti
selanjutnya disarankan ng digunakan misalnya
dengan menambahkan b) menambah periode
pengamatan dan variabel lain sebagai variable bebas yang potensial memberikan kontribusi
terhadap perubahan laba misalnya Istishna dan Ijarah, (c) tidak menggunakan laba dengan
indikator EAT sebagai variable terikat tetapi menggunakan pendapatan margin dan bagi hasil
operasional. Sehingga hasil penelitiannya lebih teliti dana kurat.
upan terang benderang di bawah sinaran ilmu pen
yadari sepenuhnya bahwa penyelesaian tesis i
sipasi beberapa pihak, baik berupa dukung
, penulis merasa berkewajiban untuk menyamp
nya dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusny
safir Pababbari, M.Si.,selaku Rektor UIN Alau
ektor I, II, III, dan IV UIN Alauddin Makassar.
Sabri Samin, M.Ag.,selaku Direktur Program
Makassar yang telah memberikan fasilitas, sar
pengetahuan serta nasehat yang tak ternilai harga
erta program S2.
Nasir Hamzah, M.A., dan Dr. Wahyuddin Abd
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah swt.,karena atas rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, maka tesis yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah
dan Musyarakah Terhadap Laba Bersih Melalui Pendapatan Bagi Hasil Pada Bank
Syariah Tercatat di Bursa Efek Indonesia” ini dapat dirampungkan sesuai dengan waktu
yang direncanakan, kendati masih jauh dari kesempurnaan. Demikian pula, salawat dan
salam penulis kirimkan kepada Nabiyullah Muhammad saw. Yang telah membawa umat
manusia pada kehid getahuan.
Penulis men ni tidak lepas dari
bantuan dan parti an moril maupun
materil.Olehnya itu aikan penghargaa n
yang setinggi-tinggi a kepada :
1. Prof. Dr.Mu ddin Makassar dan
pembantu R
2. Prof. Dr. Pascasarjana UIN
Alauddin ana dan prasarana
pendidikan, nya selama penulis
menjadi pes
3. Prof. Dr. H. ullah.M.Si, masing-
masing selaku promoter dan kpromotor yang telah memberikan bimbingan,
arahan dan petunjuk sejak awal hingga penulisan ini rampung.
4. Dr. Abdul Wahab, SE, M.Si.,dan Dr. Moh. Sabri AR, M.Ag., masing-masing
selaku penguji ujianTesis.
5. Ayahanda H. Darwis serta Ibunda Dr. Hj. Herlina tercinta yang dengan tulus dan
ikhlas membesarkan dan membiayai sehingga penulis dapat berhasil mencapai
cita-cita yang diharapkan.
6. Para karyawan dan karyawati Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
yang selalu pro aktif memberikan pelayanan administrative untuk memperlancar
proses studi pada Program Pascasarjana. Akhirnya, kepada Allah jugalah penulis
memohon, semoga segala bantuan dan partisipasi semua pihak akan mendapat
imbalan pahala di sisi-Nya.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
1
dengan berbagai kegiatan keuangan selalu memb
tu, saat ini dan di masa yang akan datang kita tid
kan, jika hendak menjalankan aktivitas keuanga
aga, baik sosial atau perusahaan.
u pentingnya dunia perbankan, sehingga ada ang
nyawa” un uk mengge akkan oda pe ekonom
dikemukakan oleh Kasmir bahwa “Bank sebaga
an usahanya adalah menghimpun dana dari
kembali dana tersebut ke masyarakat serta me
1
”. Bank di Indonesia terbagi dalam dua kelo
rinsip Konvensional, mayoritas bank yang berke
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan
perekonomian suatu Negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang
berhubungan utuhkan jasa bank.
Oleh karena i ak dapat lepas dari
dunia perban n, baik perorangan
maupun lemb
Begit gapan bahwa bank
merupakan “ t r r r ian suatu negara,
sebagaimana i lembaga keuangan
yang kegiat masyarakat dan
menyalurkan mberikan jasa-jasa
bank lainnya mpok yaitu Bank
berdasarkan p mbang di Indonesia
adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvesional. Bank berdasarkan prinsip
syariah, yaitu bank berdasarkan prinsip syariah yang belum lama berkembang
di Indonesia.
Sistem ekonomi yang berkembang dewasa ini adalah sistem kapitalis dan
sosialisme. Sistem ini mengacu pada sekularisme yang sebenarnya bertentangan
dengan Islam. Sementara ekonomi Islam yang lebih mempertimbangkan faktor
hl. 11
1
Kasmir, Manajemen Perbankan (edisi revisi, cetakan kedelapan, Jakarta : Rajawali Pers, 2008),
2
menciptakan keselarasan antara pertumbuhan d
mbaga yang mengendalikan dan mengatur dinami
utaran uang dan barang. Fungsi itu sesungguhnya
ena disitu bertemu para pemilik, pengguna, dan
a bank syariah sebagaimana bank konvensional,
masyarakat dalam bentuk kredit atau pembi
bedaan mendasar dalam hal imbalan. Penentu n
yang akan diberikan oleh bank syariah kepada n kan
pada prinsip bagi hasil (profit sharing).
g berperan sebagai perantara keuangan (finan
pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus u
nilai, karakter luhur manusia, keutuhan social dan pembalasan Allah di akhirat
justru perkembanganya lebih lambat. Dalam kacamata Islam kegiatan
ekonomi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan materi, tetapi harus
memiliki nilai ibadah. Sistem ekonomi Islam mengabdikan kepada persaudaraan
umat manusia yang disertai keadilan ekomomi dan sosial serta distribusi
pendapatan yang adil.
Untuk an pemerataan itu,
diperlukan le ka ekonomi dalam
hal ini perp banyak membawa
manfaat, kar pengelola modal.
Pada dasarny juga menyalurkan
dana kepada ayaan, hanya saja
terdapat per an imbalan yang
diinginkan da asabahnya semata-
mata didasar Bank merupakan
lembaga yan cial intermediary)
antara pihak- nit) dengan pihak-
pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar pembayaran. (IAI, 2009).
Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang melaksanakan perantara
keuangan dari pihak-pihak yang kelebihan dana kepada pihak-pihak yang
membutuhkan dana berdasarkan prinsip-prinsip ajaran agama Islam, di antara
3
nk syariah memiliki produk atau jasa yang tida i
bank konvesional. Prinsip-prinsip seperti musyar
jarah, istishna, dan sebagainya tidak memuat ad
dikembangkan oleh bank konvesional. Oleh k
alami perkembangan yang semakin pesat, hal in
buka cabang-cabang Bank Syariah yang ada di In
ssar.
dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan
laba (profit oriented). Secara umum laba dapat dip
dikurangi dengan biaya. Besarnya laba yang dica
nya bagi suatu perusahaan. Tujuan utama p
prinsip-prinsip tersebut yang paling utama adalah tidak diperkenankannya
perbankan untuk meminta atau memberikan bunga kepada nasabahnya.
Menurut Rachmadi Usman : “Bank syariah atau bank Islam adalah badan
usaha yang fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur
dana kepada masyarakat, yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya
berdasarkan hukum Islam sebagaimana yang diatur dalam Al Qur’an dan Al
Hadist2
”. Ba k akan ditemukan
dalam operas akah, mudharabah,
murabahah, i anya prinsip bunga
seperti yang arena itulah Bank
Syariah meng i dapat dilihat dari
banyaknya di donesia khususnya
di kota Maka
Pada yang sama yaitu
memperoleh eroleh dari seluruh
penghasilan pai menjadi ukuran
sukses tidak erusahaan adalah
memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan
yang besarnya tampak di laporan keuangan, tepatnya laba rugi.
Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan
operasionalnya.Laba yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah laba
operasional. Angka laba operasional adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya
2 Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia (Jakarta: Gramedia
Pustaka, Utama, 2005), hl. 73
4
enyajian laporan keuangan juga berbeda. Baridw
o an keuangan me upakan bag an da ngkasan
si–transaksi keuangan yang terjadi selama
, yang dibuat oleh manajeman untuk tujuan p
kan oleh para pemilik perusahaan4
”.
kesuksesan suatu bank syariah sangat ditent
publik tehadap kekuatan financial bank yang
publik terhadap kesesuaian operasional bank den
cayaan yang diberikan oleh para depositor dan
rmasuk stakeholder utama system perbankan
an bahwa “Bank Sya ah da am me ayani ma
operasi. Biaya-biaya operasi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan operasi
perusahaan. Jadi, apa yang diukur oleh laba dan komponen komponennya adalah
penting untuk dapat memahami dan menginterpretasikan keadaan keuangan suatu
perusahaan. Laba menurut Harahap: “kelebihan penghasilan diatas biaya selama
satu periode akuntansi3
”.
Perbedaan pencapaian laba antara bank konvesional dan bank syariah
menjadikan p an mengemukaka n
bahwa: ”Lap r r i ri ri proses pencatatan
dari transak tahun buku yang
bersangkutan ertanggungjawaban
yang dibeban
Kunci ukan oleh tingkat
kepercayaan bersangkutan, dan
kepercayaan gan sistem syariah
Islam. Keper investor, dimana
keduanya te di dunia. Kasmir
mengemukak : ri l l syarakat, terutama
masyarakat muslim, bank syariah menyediakan berbagai macam produk
3 Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi (edisi revisi, cetakan ketujuh, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011), hl. 79
4 Baridwan Zaki, Dasar-Dasar Akuntansi (edisi ketiga, cetakan kedua, Jakarta : BPFE,
Gadjah Mada, 2004), h. 95
5
syariah selaku pemilik modal (sbabibul/rab
laku pengelola usaha (mudbarib) di mana bank m
usaha6
”. Sedangkan menurut Kasmi bahwa
kerja sama antara dua pihak, di mana pihak per
al dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntung
yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi, mak
al selama kerugian itu bukan akibat dari kelal
gian diakibatkan kelalaian pengelola, maka s
jawab7
”.
m dunia perbankan, Al-Mudharabah biasanya
iayaan atau pendanaan seperti, pembiayaan moda
perbankan. Produk-produk yang ditawarkan sudah tentu sangat islami, termasuk
dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya5
”.
Adapun produk-produk perbankan Syariah yang menjadi fokus dalam
penelitian ini dan berpengaruh terhadap laba yang dicapai adalah melalui
pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Muhammad dan
Suwiknyo mendefinisikan bahwa : “Mudharabah adalah suatu bentuk kerjasama
antara bank bul maal) dengan
pengusaha se emberikan seluruh
pembiayaan r “Al Mudharabah
adalah akad tama menyediaka n
seluruh mod an dibagi menurut
kesepakatan a akan ditanggung
pemilik mod aian si pengelola.
Apabila keru i pengelolah yang
bertanggung-
Dala diaplikasikan pada
produk pemb l kerja. Dana untuk
kegiatan mudharabah diambil dari simpanan tabungan berjangka seperti tabungan
5Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (edisi revisi, cetakan kesepuluh,Jakarta : Rajawali Pers,
2012), h. 246
6 Muhammad dan Suwikno, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank Syariah
(cetakan pertama, Yogyakarta : UII Press,2012), h. 158
7 Kasmir, Op.Cit., h. 251
6
t8
” Al musya akah menurut Kasmi ada ah “aka
au lebih untuk melakukan usaha tertentu. Ma
dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keun
gung bersama sesuai dengan kesepakatan9
” Al-
nkan diaplikasikan dalam hal pembiayaan proy
g dibiayai dengan bank sama-sama menyed n
proyek tersebut. Keuntungan dari proyek dib
untuk bank setelah terlebih dahulu mengembalikan
musyarakah dapat pula dilakukan untuk kegiata
keuangan modal ventura.
gkan Al Murabahah adalah transaksi penjual
haji atau tabungan kurban. Dana juga dapat dilakukan dari deposito biasa dan
deposito spesial yang dititipkan nasabah untuk usaha tertentu.
Sedangkan pembiayaan lainnya yang berpengaruh terhadap laba adalah
pembiayaan Al-musyarakah.Menurut Siamat bahwa: ”Al-Musyarakah adalah
perjanjian dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu usaha.
Keuntungan dari usaha tersebut dibagi sesuai dengan persetujuan antara pihak-
pihak tersebu . r r l : d kerja sama antara
dua pihak at sing-masing pihak
memberikan tungan atau risiko
akan ditang . musyarakah dalam
praktik perba ek. Dalam hal ini
nasabah yan iakan dana untuk
melaksanaka agi sesuai dengan
kesepakatan dana yang dipakai
nasabah. Al- n investasi seperti
pada lembaga
Sedan an barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
dan pembeli. Pembayaran atas akad jual beli dapat dilakukan secara tunai (bai’
naqdan) atau tangguh (Bai’ Muajjal/bai’ bit’saman Ajil). Adapun pengertian
murhabahah menurut Karim mengemukakan bahwa : “ Murabahah yang berasal
8 Dahlam Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (edisi keempat, Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2005), h. 24
9 Kasmir, Ibid., 2012, h. 250
7
mudian bank akan menjualnya kembali kepada pe
margin (ribhun) yang disepakati“.11
a bentuk pembiayaan ini yakni Al-Mudharabah, A
h berpengaruh terhadap laba khususnya pada
iah Cabang Makassar. Namun pada kenyataan
embiayaan khususnya pada pembiayaan Al-
karena adanya kredit macet atau adanya
n pembiayaan musyarakah. Dan besarnya pembi
dalam menentukan besar kecilnya pendapata
mpengaruhi besarnya perolehan laba bersih
kita ketahui bahwa bank Syariah pada umumnya
dari ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah
keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah bertindak
sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah
keuntungan (margin)“.10
Kemudian Zulkifli mengemukakan bahwa : “Murabahah adalah skim
dimana bank bertindak selaku penjual disatu sisi, dan disisi lain bertindak selaku
pembeli. Ke mbeli dengan harga
beli ditambah
Ketig l-Musyarakah dan
Al-Murabaha Bank Tabungan
Negara Syar nya bahwa terjadi
penurunan p Musyarakah yang
disebabkan kemacetan dalam
pengembalia ayaan bank sangat
berpengaruh n bank dan pada
akhirnya me bank. Sedangkan
sebagaimana untuk menjalankan
kegiatan operasionalnya dalam usaha untuk memperoleh laba dibawah
perlindungan dan pembinaan Bank Indonesia yang beroperasi secara syariah,
10Karim, A. Adimarwan, 2004, Bank Islam, edisi ketiga, cetakan keempat, Penerbit :
Raja Grafindo Persada, Jakarta
Jakarta.
11Zulkifli, Sunarto, 2003, Perbankan Syariah Panduan Praktis Transaksi,Zikrul Hakim,
8
an Laba pada Perusahaan Perbankan Syariah yang
Efek Indonesia Tahun 2013 s/d 2014
Tah
Nama Bank Syariah
2013
BRI Syariah, Tbk. 129.568
Bank Syariah Bukopin 19.548
Bank Mandiri Syariah 651.240.189.470
a Bursa Efek Indonesia, 2015
sarkan tabel 1.1 yang menunjukkan bahwa l
ntuk ketiga Bank Syariah yang tercatat di Bur
ak bahwa laba yang dicapai pada tahun 2013 da
Adanya penurunan laba bersih pada ketiga Bank S
nelitian mengenai pembiayaan mudharabah, mu
memiliki prinsip-prinsip yang harus ditaati, yaitu larangan untuk menggunakan
instrumen bunga.
Namun fenomena yang terjadi selama ini bahwa laba bersih yang dicapai
oleh PT. Bank Tabungan Negara Cabang Syariah Makassar untuk tahun terakhir
menurun, hal ini dapat disajikan melalui tabel 1.1 yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1
Pertumbuh tercatat di
Bursa
No.
un
2014
1. PT. 6.577
2. PT. 8.662
3. PT. 71.778.420.782
Sumber : Dat
Berda aba bersih (EAT)
khususnya u sa Efek Indonesia,
dimana namp n 2014 mengalami
penurunan. yariah, maka perlu
dilakukan pe syarakah, dan bagi
hasil terhadap laba bank.
Berdasarkan latar belakang masalah serta fenomena yang terjadi maka
peneliti tertarik untuk mengangkat tema ini lebih jauh dengan memilih judul :
“Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Bagi Hasil terhadap Laba
Bank Syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.”
9
apa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesi
embiayaan Mudharabah berpengaruh terhadap
Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
embiayaan Musyarakah berpengaruh terhadap
Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
ndapatan bagi hasil berpengaruh terhadap laba be
iah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
embiayaan mudharabah berpengaruh terhadap l
n bagi hasil pada beberapa Bank Syariah terca
embiayaan musyarakah berpengaruh terhadap l
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka akan disajikan beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah pembiayaan Mudharabah berpengaruh terhadap pendapatan bagi hasil
pada beberapa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
2. Apakah pembiayaan Musyarakah berpengaruh terhadap pendapatan bagi hasil
pada beber a.
3. Apakah p laba bersih pada
beberapa
4. Apakah p laba bersih pada
beberapa
5. Apakah pe rsih pada beberapa
Bank Syar
6. Apakah p aba bersih melalui
pendapata tat di Bursa Efek
Indonesia.
7. Apakah p aba bersih melalui
pendapatan bagi hasil pada beberapa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek
Indonesia.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah sehingga didefinisikan
secara operasional agar menjadi petunjuk dalam penelitian ini. Definis i
operasional sebagai berikut :
10
dengan pembiayaan musyarakah
X3) Bagi hasil adalah pendapatan
Syariah dalam melakukan pemb
pendapatan bagi hasil mudhara
rupiah
Laba adalah selisih antara pend
dengan biaya yang terjadi unt
tersebut. Diukur dengan laba ber
an Judul dan Ruang Lingkup Pembahasan
tian ini berjudul pengaruh pembiayaan mudhar
l terhadap laba pada Bank Syariah tercatat di Bur
itu mengacu dari judul tersebut maka pembi
iayaan yang dikeluarkan oleh Bank Syariah b
tara dua pihak, dimana pihak pertama menyedia
ain menjadi pengelolanya. Kemudian pembiaya
Variabel Definisi Konseptual
Mudharabah (X1) Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak,
dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak
lain menjadi pengelolah. Keuntungan dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Diukur dengan
pembiayaan mudharabah dalam rupiah.
Musyarakah (X2) Musyarakah yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak
memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa
keuntungan atau resiko akan ditanggung bersama. Diukur
n dalam rupiah.
Bagi hasil ( yang diterima oleh Bank
iayaan syariah, diukur dengan
bah dan musyarakah dalam
Laba apatan yang telah direalisasi
uk mendapatkan pendapatan
sih dalam rupiah.
D. Pengerti
Peneli abah, musyarakah
dan bagi hasi sa Efek Indonesia.
Oleh karena ayaan mudharabah
adalah pemb erdasarkan adanya
kerjasama an kan seluruh modal
dan pihak l an al-musyaraka h
adalah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan
suatu usaha tertentu, seperti dalam hal pembiayaan suatu proyek. sedangkan laba
adalah hasil atau keuntungan yang diperoleh bank tabungan negara dari hasil
pembiayaan al-mudharabah dan al-musyarakah. Bagi hasil pendapatan yang
ditentukan oleh bank dalam pelaksanaan pembiayaan.
11
sarkan perumusan masalah yang telah ditentu
ujuan sebagai berikut :
nganalisis pengaruh pembiayaan Mudharabah te
pada Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesi
nganalisis pengaruh pembiayaan Musyarakah te
pada Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesi
nganalisis pengaruh pembiayaan Mudharabah te
apa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesi
nganalisis pengaruh pembiayaan Musyarakah te
apa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia
nganalisis pengaruh pendapatan bagi hasil terhada
Sedangkan ruang lingkup penelitian ini dikhususkan pada Bank Syariah
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan waktu penelitian kurang lebih
tiga bulan lamanya.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1) Tujuan Penelitian
Berda kan, penelitian ini
mempunyai t
a. Untuk me rhadap pendapatan
bagi hasil a.
b. Untuk me rhadap pendapatan
bagi hasil a.
c. Untuk me rhadap laba bersih
pada beber a.
d. Untuk me rhadap laba bersih
pada beber .
e. Untuk me p laba bersih pada
beberapa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
f. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan bagi hasil terhadap laba bersih pada
beberapa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
g. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap laba bersih
melalui pendapatan bagi hasil pada beberapa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek
Indonesia.
12
ut:
ak Bank, yaitu sebagai acuan dalam mel
mian syariah yang sesuai dengan syariat I
kan laba, khususnya melalui produk Mudharabah
demis/Peneliti, yaitu menambah pemahaman m
utama konsep Mudharabah dan Musyarakah, sert
besar pengaruh atau kontribusi dari pembia
h dan bagi hasil terhadap laba bank syariah.
estor, yaitu sebagai bahan acuan atau per
kan modal di perbankan syariah.
ar Isi
h. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap laba bersih
melalui pendapatan bagi hasil pada beberapa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek
Indonesia.
2) Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang ingin dikemukakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berik
1. Bagi pih aksanakan prinsip
perekono slam serta dapat
menghasil dan Musyarakah.
2. Bagi Aka engenai perbankan
syariah ter a dapat mengetahui
seberapa yaan mudharabah,
musyaraka
3. Bagi Inv timbangan dalam
menanam
F. Garis Bes
Dalam penelitian ini garis besar isi dalam penelitian ini, dapat
dikemukakan sebagai berikut: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, definisi operasional dan variabel penelitian, pengertian judul dan
ruang lingkup pembahasan, kajian penelitian terdahulu, tinjauan teoritis,
kerangka pikir, hipotesis, tujuan dan kegunaan penelitian, garis besar isi,
komposisi bab.
13
ng berlandaskan etika Islam ini adalah tiada l
m untuk mendasari segenap aspek kehid
Al Qur an dan As Sunnah
syariah adalah salah satu perangkat dalam ekon
upakan bank yang beroperasi dengan tidak m
Syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga k
ona dan produknya d kembangkan be andas
AW.
rut Muhammad bahwa ” Bank Islam atau dis
h bank yang beroperasi dengan tidak mengandalk
Atau dengan kata lain, Bank Islam atau Ba
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Bank Syariah dalam Perspektif Islam
Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua
gerakan renaicance Islam modern. Tujuan utama dari pendirian lembaga
keuangan ya ain sebagai upaya
kaum musli upan ekonominya
berlandaskan ’ .
Bank omi syariah. Bank
Syariah mer engandalkan pada
bunga. Bank euangan/perbankan
yang operasi l i rl kan Alqur’an dan
hadits Nabi S
Menu : ebut dengan bank
Syariah adala an bunga atau bank
tanpa bunga. nk Syariah adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa
lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip Syariah Islam yang berlandaskan
pada Al Qur’an dan Hadist Nabi SAW12
”.
12 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah (Strategi
Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Risiko Pembiayaan di Bank Syariah sebagai Akibat
Masalah Agency (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008), h. 3
14
m, khususnya yang menyangkut tata cara bermua
bih lanjut, dalam tata cara bermuamalat itu
dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba u
atan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiaya
ngatakan bahwa ” Bank syariah merupakan sala
riah. Bank syariah merupakan bank yang berop
n pada bunga14
” Bank syariah juga dapat diartika
bankan yang operasional dan produknya dikemba
n hadits Nabi SAW. Antonio dan Perwataatm
pengertian, yaitu Bank Islam dan bank yang
ah Islam. Lebih jauh Menurut Arifin mengatak
Antonio dan Perwataatmadja membedakan pengertian antara Bank Islam
dengan bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah :
(1) Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam; (2) Bank
yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Qur’an
dan Hadist. Sedangkan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip Syariah
Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan
Syariah Isla malat secara Islam.
Dikatakan le dijauhilah praktik-
praktik yang ntuk diisi dengan
kegiatan-kegi an perdagangan13
”.
Mahmud me : h perangkat dalam
ekonomi sya erasi dengan tidak
mengandalka . n sebagai lembaga
keuangan per ngkan berdasarkan
Alqur’an da adja membedakan
menjadi dua beroperasi dengan
prinsip syari an bahwa : Bank
Syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan
13 Perwataatmadja, Karnaen dan Antonio Syafi’I, Apa dan Bagaimana Bank Islam, edisi
pertama, cetakan pertama (Jakarta : Dana Bakti Wakaf, 2000), h. 1
14Machmud Amir, Bank Syariah, Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia, edisi
pertama, cetakan pertama, (Jakarta : Erlangga, 2010), h. 9
15
an zakat.
berdasarkan Prinsip Syariah (BPS) menurut
ah (BUS) dengan Bank Perkreditan Rakyat Sya
suai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, atau
ang tata cara beroperasinya mengacu kepada k
uran dan Hadist). Dalam tata cara tersebut dija
atirkan mengandung unsur-unsur riba untuk diis
stasi atas dasar bagi hasil dari pembiayaan perda
k syariah atau bank Islam adalah badan usah
himpun dana dari masyarakat dan penyalur dana k
dan mekanisme kegiatan usahanya berdasark
penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi
keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait.15
Prinsip utama yang diikuti oleh bank Islam adalah :
1. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi
2. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan
keuntungan yang sah
3. Memberik
Bank Hasibuan, Bank
Umum Syari riah (BPRS) yang
beroperasi se dengan kata lain
yaitu bank y etentuan-ketentuan
Islam (Al-Q uhi praktik-praktik
yang dikhaw i dengan kegiatan-
kegiatan inve gangan16
. Menurut
Usman Ban a yang fungsinya
sebagai peng epada masyarakat,
yang sistem an hukum Islam
sebagaimana yang diatur dalam Al Qur’an dan Al Hadist17
. Yusuf dan Wiroso,
Bank syariah adalah bank yang berasaskan antara lain, pada asas kemitraan,
15Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah (Jakarta : Pustaka Alfabet,
2002), hl. 3
16 Hasibuan, Malayu, SP. Dasar-dasarPerbankan, cetakan pertama, edisi revisi (Jakarta :
Penerbit Bumi Aksara, 2008), h. 39
17 Rachmadi, Usman, 20087, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia (Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama, 20076), h. 11
16
membiayai kegiatan usaha yang halal19
. Bank b r
dalam UU. No. 7 tahun 1992 sebagaimana te
tahun 1998, dengan latar belakang adanya suat
m yang merupakan suatu alternatif atas p
nya pada prinsip syariah20
. Prinsip syariah dalam k h
aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam ant
nyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan u
dinyatakan dengan syariah. Kegiatan usaha deng
titipan)
bah (bagi hasil)
keadilan, transparansi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan
berdasarkan prinsip syariah18
.
Ascarya dan Yumanita, bank syariah adalah : Lembaga intermediasi dan
penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan system nilai islam,
khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang
non produktif, bebas dari hal-hal yang tidak jelas (gharar), berprinsip keadilan
dan hanya erdasarkan prinsip
syariah diatu lah diubah dengan
UU. No. 10 u keyakinan dalam
agama Isla erbankan dengan
kekhususan egiatan usaha bank
syariah adala ara bank dan pihak
lain untuk pe saha, atau kegiatan
lainnya yang an prinsip syariah,
antara lain :
a) Wadiah (
b) Mudhara
c) Musyarakah (penyertaan)
d) Ijarah (sewa beli)
18 Harahap, Sofyan Syafri, Wiroso & Yusuf, Muhammad, Akuntansi Perbankan Syariah
edisi kedua (Jakarta : Penerbit LPFE Usakti, 2006), h. 135
19 Ascarya, dan Diana Yumanita, Bank Syariah : Gambaran Umum, Seri
Kebanksentralan, Nomor 14, Bank Indonesia Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan
(Jakarta, 2005), h. 5
20 Undang-undang Perbankan No. 10, tahun 1998
17
injaman talangan)
Hasan (pinjaman sosial)
e)
bank Islam telah mengadopsi sistem dan prosed
erjadi pertentangan dengan syariah, maka
n dan menerapkan prosedur mereka sendiri g
bankan mereka dengan prinsip-prinsip syariah
iah berfungsi memberikan advice kepada perb
bahwa bank Islam tidak terlibat dalam unsur
Islam.
itas keuangan dan perbankan dapat dipandang se
e) Salam (pembiayaan di muka)
f) Istishna (pembiayaan bertahap)
g) Hiwalah (anjak piutang)
h) Kafalah (garansi bank)
i) Rahn (gadai)
j) Sharf (transaksi valuta asing)
k) Wardh (p
l) Wardhul
m) Ujrah (fe
Bank- ur perbankan yang
ada. Bila t bank-bank Islam
merencanaka una menyesuaikan
aktivitas per Islam. Untuk itu
Dewan Syar ankan Islam guna
memastikan -unsur yang tidak
disetujui oleh
Aktiv bagai wahana bagi
masyarakat modern untuk membawa mereka kepada pelaksanaan dua ajaran
Qur’an yaitu :
1. Prinsip At Ta’awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama diantara
anggota masyarakat untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam Al- Qur’an,
18
annya menganggur (idle) dan tidak berputar da
at bagi masyarakat umum, sebagaimana dinyat
‫تجارة‬ ‫و‬ ‫تكن‬ ‫أن‬ ‫َل‬ ‫إ‬ ‫بالباطل‬ ‫بينكم‬ ‫أموالكم‬ ‫تأكلوا‬
َ‫ل‬ ‫تقتلوا‬ ‫َل‬ ‫و‬ ‫منكم‬ ‫تراض‬ ‫إن‬
‫أنفسكم‬
ng-orang yang beriman, janganlah kamu salin
u dengan jalan batil, kecuali dengan jalan pernia
ka sama suka d an a a kamu. ” An-Nisa : 29)
p-prinsip syariah itu dimanifestasikan dalam keg
kan dana.
pun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
‫على‬ ‫البر‬ ‫والتقوى‬
‫وتعاونوا‬
” ... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa
(Al-Maaidah : 5)
2. Prinsip menghindari Al Iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan
membiark lam transaksi yang
bermanfa akan di dalam Al
Qur’an.
‫عَََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََن‬ ‫آمنوا‬ ‫الذين‬ ‫أيها‬ ‫يا‬
‫رحيما‬ ‫بكم‬ ‫كان‬ َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬
” Hai ora g memakan harta
sesamam gaan yang berlaku
dengan su i t r .. (
Prinsi iatan menghimpun
dan menyalur
1. Menghim meliputi :
a) Giro berdasarkan prinsip wadiah (hanya untuk BUS)
b) Tabungan berdasarkan prinsip wadiah atau Mudharabah
c) Deposito berjangka berdasarkan prinsip Mudharabah
d) Bentuk lain berdasarkan prinsip wadiah atau Mudharabah
2. Melakukan penyaluran dana melalui :
19
ngan hal-hal berikut :
menjual, dan/atau menjamin atas risiko sendiri s ga
yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata (und
surat-surat berharga pemerintah dan/atau Ban
n atas dasar prinsip syariah
hkan uang atau kepentingan sendiri dan/atau na
akalah
pembayaran tagihan atas surat berharga yan
n perhitungan dengan atau antar pihak ketiga b
kan tempat untuk menyimpan barang dan su
a) Transaksi jual beli berdasarkan prinsip murabahah, istishna, salam dan jual
beli lainnya
b) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip Mudharabah, musyarakah,
dan bagi hasil lainnya
c) Pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip hiwalah, rahn dan qardh
Selain kegiatan di atas, untuk Bank Umum Syariah (BUS) kegiatannya
dilengkapi de
1. Membeli, urat-surat berharga
pihak keti er transaction)
2. Membeli k Indonesia yang
diterbitka
3. Meminda sabah berdasarkan
prinsip
4. Menerima g diterbitkan dan
melakuka erdasarkan prinsip
wakalah
5. Menyedia rat-surat berharga
berdasarkan prinsip wadiah yad amanah
6. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak dengan prinsip wakalah
7. Melakukan penempatan dari nasabah ke nasabah lain dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek berdasarkan prinsip ujrah
20
yariah Nasional serta tidak bertentangan dengan
berlaku. Dewan Syariah Nasional adalah dewan
Ulama Indonesia yang bertugas dan memiliki
an kesesuaian antara produk, jasa, dan kegiatan
ariah.
yariah
ya, 2011, produk bank syariah terbagi menj
endanaan yang meliputi pola titipan (wadiah) b
jaman (qardh) berbentuk giro dan tabungan, bagi
k tabungan, deposito dan obligasi serta sewa
8. Memberikan fasilitas letter of credit (L/C) berdasarkan prinsip wakalah,
murabahah, Mudharabah, musyarakah, wadi’ah dan memberikan fasilitas
garansi bank berdasarkan prinsip kafalah
9. Melakukan kegiatan usaha kartu debet berdasarkan prinsip ujrah
10. Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan prinsip wakalah
11. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang disetujui oleh
Dewan S UU dan ketentuan
lain yang yang dibentuk oleh
Majelis kewenangan untuk
memastik usaha bank dengan
prinsip sy
B. Produk S
Ascar adi empat, yaitu:
(1) Produk p erbentuk giro dan
tabungan, pin hasil (mudharabah)
dalam bentu (ijarah) berbentuk
obligasi, (2) produk pembiayaan meliputi pola bagi hasil (mudharabah dan
musyarakah) berbentuk pembiayaan investasi dan modal kerja, jual beli
(murabahah, salam, isthisna) berbentuk dalam pembiayaan properti, sewa (ijarah)
berbentuk sewa beli dan akuisisi aset serta pinjaman (qardh) berbentuk
pembiayaan surat berharga, (3) produk jasa perbankan yang meliputi pola titipan
(wadiah) berbentuk safe deposit box, bagi hasil (mudharabah) berbentuk investasi
terikat dan pola lain (wakalah, kafalah, hawalah, rahn, ujr, sharf) berbentuk
21
ahnya.
aan Mudharabah
satu kegiatan utama bank syariah adalah men
am bentuk pembiayaan. Di bank syariah pem
nkan yang berlandaskan prinsip-prinsip yang ada
ya berorinetasi pada keuntungan bank saja tetap
mamfaat bagi nasabah yang bermitra dengan bank
rut Kasmir, pembiayaan adalah penyediaan uang
n dengan itu berdasarkan persetuajuan atau kesep
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai unt
ihan tersebut setelah jangka waktu tertentu denga
transfer dan kliring, (4) produk kegiatan sosial dalam bentuk pola pinjaman
(qardh) yang diterapkan untuk dana talangan kepada nasabah dan sumbangan
sektor usaha kecil.21
Dalam rangka melayani masyarakat, terutama masyarakat muslim, bank
syariah menyediakan berbagai macam produk perbankan. Produk-produk yang
ditawarkan sudah tentu sangat islami, termasuk dalam memberikan pelayanan
kepada nasab
C. Pembiay
Salah yalurkan kelebihan
dananya dal biayan merupakan
produk perba dalam ajaran Islam
dan tidak han i diharapkan dapat
memberikan syariah.
Menu atau tagihan yang
dipersamaka akatan antar bank
dengan pihak uk mengembalika n
uang atau tag n imbalan atau bagi
hasil.22
Sedangkanmenurut Muhammad pembiayaan, secara luas, berarti financing
atau pembelanjaan. Yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
21Ascarya. Op.Cit., 2011, h. 112
22Kasmir, Op.Cit, 2004, h.289
22
bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyara
sewa menyewa dalam bentuk Ijarah atau sewa
ntahiyah bittamlik
jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam d
pinjam meminjam dalam bentuk qardh
sewa menyewa dalam bentuk Ijarah untuk transa
atas, pembiayaan diberikan kepada nasabah yang
disini tidak hanya pihak perorangan tetapi juga
erasi yang memerlukan kerja sama dengan bank sy
iayaan diberikan dengan berlandasakan prin
anking) dimana pihak bank sangat memperha
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh
orang lain.23
Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendaanaan
yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah, kepada nasabah”.
Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang pembiayaan. Pembiayaan adalah penyedia
dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :
a. Transaksi kah
b. Transaksi beli dalam bentuk
Ijarah mu
c. Transaksi an Istisna
d. Transaksi
e. Transaksi ksi multijasa. Dari
uraian di memerlukan dana.
Nasabah biasa merupakan
pihak kop ariah.
Pemb sip kehati-hatian
(prudential b tikan aspek-aspek
penilaian nasabah yang akan bermitra dengan bank syariah. Menurut Muhammad
“tujuan pembiayaan adalah setelah dana pihak ketiga dikumpulkan oleh bank
maka sesuai dengan fungsi intermedianya maka bank berkewajiban menyalurkan
dana tersebut untuk pembiayaan, dalam hal ini bank harus mempersiapkan strategi
23Muhammad, Manajemen Danba Syariah, cetakan pertama (Yogyakarta : Penerbit :
Ekonisia, 2005), hl. 260.
23
mmad fungsi pembiayaan adalah pembiayaan
enjalankan fungsi penggunaan dana dalam kaitan
ayaan ini merupakan fungsi terpenting25
. Dalam
atau disalurkan bank diharapkan dapat membua
dari pembiayaan (yeld of financing) merupakan t
i bank. Sesuai dengan karakteristik dari sumb
ank memberikan pembiayaan berjangka pende
berapa jenis pembiayaan dapat diberikan dengan
g. Tingkat penghasilan dari setiap jenis pem
ada prinsip pembiayaan yang digunakan dan
dana-dana yang dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan
kebijakan yang telah digariskan24.
Alokasi tersebut mempunyai tujuan :
1. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup, dan tingkat resiko yang rendah
2. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dan menjaga agar posisi likuiditas
tetap aman.
Muha merupakan fungsi
bank yang m dengan perbankan
maka pembi pembiayaan yang
dikeluarkam hkan hasil tingkat
penghasilan ingkat penghasilan
tertinggi bag er dananya, pada
umumnya b k dan menengah
meskipun be jangka waktu yang
lebih panjan biayaan bevariasi,
tergantung p sektor usaha yang
dibiayai.
Dalam ajaran Islam, konsep profit sharing disebut bagi hasil. Konsep ini
sangat mudah dijumpai dalam praktek masyarakat Islam pada masa Rasulullah
dan sahabat hingga masyarakat muslim saat ini. Dalam dunia perbankan, profit
sharing (bagi hasil) adalah merupakan suatu sistem yang meliputi tata cara
24Muhammad, Op.Cit, 2005, hl. 271
25 Muhammad, Ibid., 2005, h. 271
24
k diperdagangkan dan memperoleh sebagian keun
udharabah adalah salah satu jenis simpanan b
al-muthlaqoh dan diperuntukan untuk nasabah y
vestasikan secara syariah. Dana tersebut diin
am bentuk pembiayaan kepada berbagai jenis usa
h sampai pada tingkat korporat secara profesiona
ah. Atas investasi dana tersebut, akan diberikan
elah disepakati bersama antara Bank dan nasabah.
jian antara pemilik modal (uang dan barang) d
merupakan hubungan berserikat antara dua pihak
an pihak yang memiliki keahlian atau pengalam
pembagian hasil usaha antara penyedia dana (Shahibul Maal) dengan pengelola
dana (Mudharib).
Kata mudharabah berasal dari bahasa arab yang artinya bepergian untuk
urusan dagang, atau memukul yang mempunyai arti proses memukulkan kakinya
dalam perjalanan usaha. Mudharabah juga disebut qiradh yang berasal dari kata
al-Qardhu yang berarti al-Qath’u (potongan) karena pemilik memotong sebagian
hartanya untu tungan.
Al-M erdasarkan prinsip
mudharabah ang menginginkan
dananya diin vestasikan secara
produktif dal ha dari usaha kecil
dan menenga l tanpa melupakan
prinsip syari bagi hasil sesuai
nisbah yang t
Perjan engan pengusaha.
Mudharabah yaitu pemilik dana
atau harta d an. Pemilik modal
tidak dibenarkan ikut dalam pengelolaan usaha tetapi diperbolehkan membuat
usulan dan melakukan pengawasan. Apabila usaha yang dibiayai mengalami
kerugian, maka kerugian sepenuhnya ditanggung oleh pemilik modal,
kecuali apabila kerugian tersebut karena penyelewengan atau penyalahgunaan
pengusaha.
25
‫عليكم‬ َ‫جناح‬ ‫َن‬‫أ‬
‫تبغوا‬ ‫ت‬ َ‫ل‬
dosa ha angan bagimu un uk menca ka uni
arah : 198)
aat tabungan Mudharabah adalah keamanan dan
abah, bagi hasil yang kompetitif yang diberikan
ekening Tabungan Mudharabah.
sifat deposito mudharabah adalah :
Mudharabah adalah investasi melalui simpanan
nya hanya dapat dilakukan dalam jangka wa
engan mendapatkan imbalan bagi hasil.
Dasar hukum Al-Mudharabah :
َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ‫في‬ َ‫األرض‬ َ‫و‬ ‫تبغن‬ ‫ي‬
‫من‬ َ‫فضل‬
‫َوآخرون‬‫يضربون‬
” Dan sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
karunia Allah”. (Q.S : Al-Muzammil : 20)
‫فض‬ ‫من‬ ‫ربكم‬
‫ليس‬
” Tidak ada ( l ) t ri r a dari Tuhanmu...”
(QS : Al-Baq
Manf terjaminnya dana
tabungan nas setiap bulan secara
langsung ke r
Sifat-
a) Deposito pihak ketiga yang
penarikan ktu tertentu (jatuh
tempo)
b) Imbalan dibagi dalam bentuk berbagi pendapatan (revenue sharing) atau
penggunaan dana itu secara syariah dengan rasio pembagian pendapatan
misalnya 60 : 40 , yaitu 60 % bagi deposan dan 40 % bagi bank.
c) Jangka waktu deposito mudharabah berkisar antara 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan
dan 12 bulan.
Sifat-sifat tabungan mudharabah
26
ngan nisbah yang telah disetujui bersama. Pem
akukan setiap bulan berdasarkan saldo minima
eriode tersebut.
rut Nurhayati dan Wasilah akad mudharabah
danaan atau investasi yang berdasarkan keperca
nsur terpenting dalam akad mudharabah, yaitu
kepada pengelola dana26
. Oleh karena keper
ing maka mudharabah dalam istilah bahasa In
milik dana yang merupakan investor disebut be
partner, dan pengelola dana disebut managing
a) Tabungan Mudharabah (TABAH) adalah simpanan pihak ketiga di Bank
Syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa kali
sesuai dengan perjanjian.
b) Dalam hal ini Bank Syariah bertindak sebagai Mudharib dan deposan sebagai
shahib al mal.
c) Bank sebagai Mudharib akan membagi keuntungan kepada shahib al mal
sesuai de bagian keuntungan
dapat dil l yang mengendap
selama
Menu merupakan suatu
transaksi pen yaan. Kepercayaan
merupakan u kepercayaan dari
pemilik dana cayaan merupakan
unsur terpent ggris disebut trust
financing. Pe neficial ownership
atau sleeping trustee atau labour
partner.
Mudharabah merupakan akad kerja sama antara shahibul Maal dan mudharib
(perbankan syariah/LKMS) dimana shahibul Maal sepenuhnya menanggung modal
usaha dan mudharib sepenuhnya mengelola dana dengan porsi bagi hasil
(nisbah) yang disepakati pada awal akad. Nisbah yang disepakati
tidak dalam bentuk nominal namun dalam bentuk persentase, bisa dengan model
26 Murhayati, Sri dan Wasilah, AkuntansiSyariah di Indonesia (Jakarta : Salemba Empat,
2008), h. 112
27
dalam menginvestasikan dananya ke sektor ya
Maal. Dalam hal ini, Mudarib hanya sebagai pera
dapatkan bagian atas jasanya.
bah Mutlaqah (Investasi tidak terikat)
estasi dimana pihak Shahibul Maal tidak memberi
dalam menginvestasikan dananya. Mudari
akan dana Shahibul Maal untuk membiayai inves
ngkan sesuai dengan prinsip syariah.
rut Ijmak Ulama, mudharabah hukumnya jaiz (bo
kisah Rasulullah yang pernah melakukan mudh
tindak sebagai pemilik dana dan Rasulullah sebag
pembagian hasil usaha revenue sharing (bagi pendapatan) atau profit/loss sharing
(bagi untung/rugi).
Terdapat dua jenis akad mudharabah yang digunakan yaitu :
a. Mudharabah Muqayyadah (Investasi Terikat)
Akad investasi dimana pihak Shahibul Maal memberikan batasan kepada
Mudharib ng ditentukan oleh
Shahibul ntara/agen investasi
yang men
b. Mudhara
Akad inv kan batasan kepada
Mudarib b berhak untuk
menggun tasi yang dianggap
mengunt
Menu leh). Hal ini dapat
diambil dari arabah dengan Siti
Khadijah ber ai pengelola dana.
Lalu Rasulullah membawa barang dagangannya ke negeri Syam. Dari kisah ini
dapat dilihat akad mudharabah telah terjadi pada masa Rasulullah sebelum
diangkat menjadi Rasul. Mudharabah telah dipraktikkan secara luas oleh orang-
orang sebelum masa Islam dan beberapa sahabat Nabi Muhammad Saw. Jenis
bisnis ini sangat bermanfaat dan sangat selaras dengan prinsip dasar ajaran
syariah, oleh karena itu masih tetap ada di dalam sistem islam.
28
unia Allah SWT” QS 62:10)
‫به‬ ‫ر‬ ‫هللا‬ ‫ليتق‬ ‫و‬‫مانته‬ ‫أ‬‫تمن‬ ‫ؤا‬‫لذى‬ ‫ا‬‫فليؤد‬ ‫عضا‬
ka sebagian kamu mempercayai sebagian yang la
i itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia
hannya ” QS 2:283)
lib bib Sua b a bahwa Rasu ullah SAW be sab
ya terdapat keberkatan: jual beli secara tang
bah), dan mencampuradukkan dengan tepung untu
uk di ua ” HR bnu Majah)
1. Al-Quran
‫فإذا‬ َ‫قضيت‬ ‫ة‬َ ‫الصل‬ ‫فانتشورا‬
‫في‬
‫األر‬ ‫تبغوا‬ ‫وا‬ ‫مَن‬ ‫فض‬ ‫واذكورا‬ ‫يثرا‬ ‫ك‬ ‫لعلكم‬ ‫تفلحو‬
"Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan
carilah kar (
‫ب‬ ‫م‬‫ك‬‫بعض‬ ‫أمن‬ ‫فإن‬
”Maka, ji in, hendaklah yang
dipercaya bertakwa kepada
Allah Tu (
2. As-Sunah
Dari Sha i r. l r da, ”tiga hal yang
didalamn guh, muqaradhah
(mudhara k keperluan rumah
bukan unt j l. ( . I
”Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia
mensyaratkan kepada pengelola dananya agar tidak mengarungi lautan dan tidak
menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu
dilanggar, ia (pengelola dana) harus menanggung risikonya. Ketika
persyaratan yang ditetapkan Abbas didengar Rasulullah saw, beliau
membenarkannya.” (HR, Thabrani dari Ibnu Abbas)
29
pengelola dana, sedangkan pengelola dana d
an harta sebagai modal. Dengan demikian, dapat
dan kerja, sehingga dapat tercipta kemaslahatan
n Mudharabah ada empat, yaitu :
rdiri atas: pemilik dana dan pengelola dana.
dharabah, berupa modal dan kerja.
/serah terima.
euntungan.
tuan syariah, adalah sebagai berikut :
Hikmah dari sistem mudharabah adalah dapat memberi keringanan kepada
manusia. Terkadang ada sebagian orang yang memiliki harta, tetapi tidak mampu
untuk membuatnya menjadi produktif. Terkadang pula, ada orang yang tidak
memiliki harta tetapi ia mempunyai kemampuan untuk memproduktifkannya.
Sehingga dengan akad mudharabah kedua belah pihak dapat mengambil manfaat
dari kerja sama yang terbetuk. Pemilik dana mendapatkan manfaat dengan
pengalaman apat memperoleh
manfaat deng tercipta kerja sama
antara modal dan kesejahteraan
umat.
Ruku
1. Pelaku, te
2. Objek mu
3. Ijab kabul
4. Nisbah k
Keten
1. Pelaku
a. Pelaku harus cakap hukum dan baligh.
b. Pelaku akan mudharabah dapat dilakukan sesama atau dengan nonmuslim.
c. Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetap ia
boleh mengawasi.
2. Objek mudharabah (modal dan kerja)
30
rarti pemilik dana tidak memberikan kontribu
ngelola dana harus bekerja.
odal harus diketahui dengan jelas jumlahny
bedakan dari keuntungan.
ngelola dana tidak diperkenankan untuk memudh
odal mudharabah, dan apabila terjadi maka
langgaran kecuali atas seizin pemilik dana.
ngelola dana tidak diperbolehkan untuk me
pada orang lain dan apabila terjadi maka langgaran
kecuali atas seizin pemilik dana.
ngelola dana memiliki kebebasan untuk menga
Objek mudharabah merupakan konsekuensi logis dengan dilakukannya akad
mudharabah.
a. Modal
1) Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau aset lainnya (dinila i
sebesar nilai wajar), harus jelas jumlah dan jenisnya.
2) Modal harus tunai dan tidak utang. Tanpa adanya setoran modal,
be si apapun padahal
pe
3) M a sehingga dapat
di
4) Pe arabahkan kembali
m dianggap terjadi
pe
5) Pe minjamkan modal
ke dianggap terjadi
pe
6) Pe tur modal menurut
kebijaksanaan dan pemikirannya sendiri, selama tidak dilarang secara
syariah.
b. Kerja
1) Kontribusi pengelola dana dapat berbentuk keahlian, keterampilan,
selling skill, management, dan lain-lain.
31
langgaran terhadap kesepakatan, pengelola
enerima modal dan sudah bekerja maka peng
endapatkan imbalan/ganti rugi/upah.
l
ernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara
g dilakukan secara verbal, tertulis, melalui k
akan cara-cara komunikasi modern.
euntungan
h adalah besaran yang diunakan untuk pemb
2) Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh diintervensi oleh
pemilik dana.
3) Pengelola dana harus menjalankan usaha sesuai dengan syariah.
4) Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang ada dalam
kontrak.
5) Dalam hak pemilik dana tidak melakukan kewajiban atau melakukan
pe dana dan sudah
m elola dana berhak
m
3. Ijab Kabu
Adalah p pihak-pihak pelaku
akad yan orespondensi atau
menggun
4. Nisbah k
a. Nisba agian keuntungan,
mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang
bermudharabah atas keuntungan yang diperoleh. Pengelola dana
mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan pemilik dana mendapat
imbalan atas penyertaan modalnya. Nisbah keuntungan harus diketahui
dengan jelas kedua pihak, inilah yang akan mencegah terjadinya perselisihan
antara kedua belah pihak mengenai cara pembagian
32
ahkan kembali modal mudharabah, dan apa
adi pelanggaran kecuali atas seizin pemilik dana.
kan oleh pemilik dana untuk memudharabahk
maka pembagian keuntungan untuk kasus sepert
keuntungan sesuai dengan kesepakatan antara
a. Sementara itu bagian keuntungan dari penge
n pengelola dana yang kedua sesuai dengan pors
ara keduanya.
ila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik
negligence atau violation, cara menyelesaikann
keuntungan. Jika memang dalam akad tersebut tidak dijelaskan masing-
masing porsi, maka pembagiannya menjadi 50 % dan 50 %.
b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
c. Shahibul maal tidak boleh meminta pembagian keuntungan dengan
menyatakan nilai nominal karena dapat menimbulkan riba.
Pada dasarnya pengelola dana tidak diperkenankan untuk
memudharab bila terjadi maka
dianggap terj Apabila pengelo la
dana diboleh an kembali modal
mudharabah i ini, pemilik dana
mendapatkan dia dan pengelola
dana pertam lola dana pertama
dibagi denga i bagian yang telah
disepakati ant
Apab dana kecuali ada
misconduct, ya adalah sebagai
berikut :
1. Diambil terlebih dahulu dari keuntungan karena keuntungan merupakan
pelindung modal.
2. Bila kerugian melebihi keuntungan, maka baru diambil dari pokok modal.
Lamanya kerja sama dalam mudharabah tidak tentu dan tidak terbatas, tetapi
semua pihak berhak untuk menentukan jangka waktu kontrak kerja sama
33
dana tidak menjalankan amanahnya sebagai pen
tujuan sebagaimana dituangkan dalam akad. S
an amanah ia harus beritikad baik dan hati-hati.
dah tidak ada.
m mudharabah istilah profit and loss sharing tid
dibagi hanya keuntungan saja (profit), tidak ter
gga untuk pembahasan selanjutnya, akan diguna
perti yang digunakan dalam Undang-undang N a
usaha tersebut gagal kerugian tidak dibagi di a
a dana, tetapi harus ditanggung sendiri oleh pemili
agian hasil usaha mudharabah dapat dilak
dengan memberitahukan pihak lainnya. Namun akad mudharabah dapat berakhir
karena hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya, maka mudharabah
berakhir pada waktu yang telah ditentukan.
2. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri.
3. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal.
4. Pengelola geloa usaha untuk
mencapai ebagai pihak yang
mengemb
5. Modal su
Dala ak tepat digunakan
karena yang masuk kerugiannya
(loss). Sehin kan istilah prinsip
bagi hasil se o. 10 tahun 1998,
karena apabil ntara pemilik dana
dan pengelol k dana.
Pemb ukan berdasarkan
pengakuan penghasilan usaha mudharabah dalam praktik dapat diketahui
berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan hasil usaha dari
pengelolaan dana. Tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil
usaha.
34
i mana bank memberikan seluruh pembiayaan u
keuntungan akan dibagi sesuai kesepakatan (b
eka, namun bila menderita kerugian (oleh karena
usiness risk), maka ditanggung sepenuhnya ol
erugian tersebut tidak disebarkan oleh kelalaia
a terminologi, para Ulama Fiqh mendefinisikan
Sarakhs J lid 22: 18) sebaga “Pemil k
modalnya kepada pekerja (pedagang) untu
euntungan dagang itu menjadi milik bersama d
Mudha b menyumbangkan enaga dan wak un
Untuk menghindari perselisihan dalam hal biaya yang dikeluarkan oleh
pengelola dana, dalam akad harus disepakati biaya-biaya apa saja yang dapat
dikurangkan dari pendapatan.
Pengertian Mudharabah menurut Muhammad dan Suwiknyo bahwa
Mudharabah adalah suatu bentuk kerjasama antara bank syariah selaku pemilik
modal (sbabibul/rabbul maal) dengan pengusaha selaku pengelola usaha (mudbarib)
d saha. Jika seorang mendapatkan
erupa nisbah/ratio) diantara mer resiko
suatu usaha operasional/b eh
pemilik modal sepanjang k n
atau kesalahan pengelola27
.
Secar Mudharabah atau
Qiradh (As- i, i i : i modal (investor)
menyerahkan k diperdagangkan,
sedangkan k an dibagi menurut
kesepakatan” ri t t ya dan mengelo la
usaha mereka sesuai dengan syarat-syarat kontrak. Salah satu ciri utama dari
kontrak ini adalah bahwa keuntungan (jika ada) akan dibagi antara investor dan
mudharib berdasarkan proporsi yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian (jika
ada) akan ditanggung sendiri oleh si investor.
27 Muhammad dan Suwikno, Op.Cit., 2009, hl. 158
35
Allah be man da am sura Al Mu ammi ay
g an d muka bum menca ka unia da Allah”
rut pandangan ulama ahli fiqih (fuqaha) Mudha
belah pihak untuk salah seorangnya mengeluark
k lainnya untuk diperdagangkan dan laba dib
U ama madzhab Sya Mudha abah ada a
h ada ah akad ansaks an a a dua o ang a au
hkan harta atau modal kepada pihak kedua untu
masing mendapatkan keuntungan dengan syarat-sy
rut Ulama Malikiyyah berpendapat bahwa mudh
mana pemilik harta mengeluarkan hartanya kepa
Mudharabah dinamakan juga dengan Qiradh, yaitu bentuk kerja sama
antara pemilik modal (shohibul mal/rabbul mal) dengan pengelola (mudharib)
untuk melakukan usaha dimana keuntungan dari usaha tersebut dibagi diantara
kedua pihak tersebut, dengan rukun dan syarat tertentu.
Mudharabah menurut bahasa diambil dari bahasa arab yaitu dharb,
maksudnya Adharbu fil ardhi yaitu bepergian untuk berurusan dagang, sebagaimana
rfir l t j l at 20:“ Dan yang lainnya beper i i
i ri r ri . ( QS. 73: 20 ).
Menu rabah adalah akad
antara kedua an sejumlah uang
kepada piha agi sesuai dengan
kesepakatan. l fi’i r l h sebagai berikut
:“Mudharaba l (tr i) t r r t lebih, diantara yang
satu menyera k dijalankan usaha,
dan masing- arat tertentu28
”.
Menu arabah adalah akad
perwalian, di da yang lain untuk
diperdagangkan dengan pembayaran yang ditentukan (emas dan perak). Menurut
M. Syafi’i Antonio, mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak dimana
pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lain
(mudharib) menjadi pengelola, dimana keuntungan usaha dibagi dalam bentuk
prosentase (nisbah) sesuai kesepakatan, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh
28 M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktik, cetakan pertama (Jakarta :
Gema Insani Press, 2009), h. 95
36
ah (mudharib) dan mudharib hanya mengelola
leh pihak shahibul maal. Pembagian keuntu
esepakatan pada awal kontrak, sedangkan jika te
oleh pemilik modal. Pengelola juga bertangg
disebabkan oleh pihak pengelola.29
i, syarat akad pembiayaan mudharabah ini adala
atau barang yang dinilai, diketahui jumlahnya, har
euntungan harus dibagi kedua pihak, besar keu
awal kontrak, penyedia dana menanggung keru
ni adalah (1) pelaku akad (2) objek akad (3) ijab d
n dan Siswanto Jenis pembiayaan mudh
pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola, apabila
kerugian itu diakibatkan oleh kelalaian si pengelola maka si pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Rivai, pembiayaan mudharabah adalah kerjasama antara seorang partner
yang memberikan uang kepada partner lain untuk diinvestasikan keperusahaan
omersial. Pihak bank (shahibul maal) berkewajiban memberikan dana 100%
kepada nasab usaha yang sudah
ditentukan o ngan akan dibagi
berdasarkan k rjadi kerugian akan
ditanggung ungjawab apabila
kerugian itu
Jayad h (1) modal harus
berupa uang us tunai atau bukan
piutang (2) k ntungan disepakati
pada waktu gian. Rukun akad
pembiayaan i an qabul30
.
Sulha arabahadalah (1)
mudharabah muqayyadah, jenis usaha akan ditentukan oleh pihak bank (shahibul
maal) dan nasabah hanya mengelolanya, (2) mudharabah mutlaqah, jenis usaha
29 Veithzal Rivai, dkk. Bank and Finance (Dari Teori ke Praktik Bank dan Keuangan
Syariah sebagaiSolusi dan Bukan Alternatif) edisi pertama (Yogyakarta : BPFE, 2012), h. 299
30 Jayadi, Abdullah, Beberapa Aspek tentang Perbankan Syariah (Yogyakarta : Mitra
Pustaka, 2011), hl. 33
37
ntung pada ketidakpastian usaha dan biaya-biaya
tersebut.32
iayaan Mudharabah menurut Muhammad adalah
sebesar harga perolehan barang ditambah de
eh para pihak, dimana penjual menginformasik
han kepada pembeli. Didalam Alquran, antara la
73) aya 20: “…. Yadhi buun il-ardhi
dan o ang-orang yang berjalan dimuka bumi
.33
harabah adalah akad antara pemilik modal (shah
na (mudharib) untuk memperoleh pendapatan
boleh ditentukan oleh pihak nasabah (mudharib), meskipun modal tetap
ditanggung oleh shahibul maal.31
Ascarya, teknis pembiayaan mudharabah pada perbankan Indonesia adalah
pembiayaan ditujukan untuk membiayai investasi, modal kerja dan penyediaan
fasilitas. Penghitungan bagi hasil menggunakan metode revenue sharing,
dikarenakan resiko yang ditanggung lebih kecil kerugiannya. Pendapatan pemilik
modal berga yang ditimbulkan
dalam proses
Pemb transaksi jual beli
suatu barang ngan margin yang
disepakati ol an terlebih dahulu
harga perole in di dalam surat
Al-Muzamil ( t ri f yabtaghuuna min
fadhillaah … r mencari sebagian
karunia Allah
Mud ibul maal) dengan
pengelola da atau keuntungan.
Dalam ketentuan Pasal 1 angka 5 Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/
2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana bagi Bank yang
Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah bahwa yang
31 Sulhan, Ely Siswanto, Manajemen Bank : Konvensional & Syariah (Malang : UIN,
Malang Press, 2008), hl. 133
h. 10
32Ascarya, Akad, Produk Bank Syariah (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011),
33 Muhammad, Op.Cit., 2012, h. 10
38
07 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah n
Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan pula
bahwa yang dimaksud dengan : Mudharaba dana
dari pemilik dana (shahibul maal) kepad ntuk
melakukan kegiatan usaha tertentu sesua asil
usaha antara kedua belah pihak berdasarkan
belumnya. Hal yang sama dirumuskan juga dala
at (1) huruf c Undang-undang Nomor 21 Ta
yariah bahwa: Yang dimaksud dengan akad m
adalah akad kerjasama suatu usaha antara piha
l, atau bank syariah) yang menyediakan seluruh
dimaksud dengan : Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana
(shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan
usaha tertentu, dengan pembagian menggunakan metode bagi untung dan rugi
(profit and loss sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing) antara
kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
Kemudian Penjelasan atas Pasal 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor
9/19/PBI/20 dalam Kegiatan
Penghimpuna Jasa Bank Syariah
menjelaskan h adalah transaksi
penanaman a pengelola dana
(mudharib) u i syariah, dengan
pembagian h nisbah yang telah
disepakati se m Penjelasan atas
Pasal 19 ay hun 2008 tentang
Perbankan S udharabah adalam
pembiayaan k pertama (malik,
shahibul maa modal dan pihak
kedua (amil, mudharib atau nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana
dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan
dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah,
kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau
menyalahi perjanjian.
39
ah Mutlaqah, yaitu mudharib diberikan kekua
modal. Mudharib tidak dibatasi baik menge
nis usahanya.
ah Muqayyadah, yaitu shahibul maal menetapk
s dipatuhi mudharib baik mengenai tempat, tuj
alam sistem ini mudharabah tidak dipe
urkan dengan modal atau dana lain.
iayaan ini antara lain digunakan untuk inve
Aplikasi mudharabah dalam dunia keuangan sy
vestment deposit, investasi surat berharga, proj
mbiayaan mudharabah ini ditetapkan untuk perbank
Jadi, pembiayaan mudharabah ini merupakan transaksi yang bersifat
investasi dalam rangka penyediaan modal usaha untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan kesepakatan bersama antara bank dan nasabah. Terdapat berbagai
jenis produk perbankan dan lembaga keuangan syariah yang berlandaskan konsep
mudharabah. Namun, secara umum pembiayaan mudharabah dalam perbankan
syariah dapat dikategorikan menjadi dua bagian besar, yaitu :
1. Mudharab saan penuh untuk
mengelola nai tempat, tujuan
maupun je
2. Mudharab an syarat tertentu
yang haru uan maupun jenis
usaha. D rkenankan untuk
mencamp
Pemb stasi khusus dan
reksadana. ariah bisa berupa
deposito, in ect financing, dan
lain-lain. Pe an syariah melalui
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/34/Kep/Dir tentang Bank
Umum berdasarkan Prinsip Syariah, yang kemudian diperbarui dengan Peraturan
Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tentang. Bank Umum yang Melaksanakan
Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/35/PBI/2005 dan Surat Keputusan Direksi
Bank Indonesia 32/36/Kep/Dir tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan
Prinsip Syariah, yang kemudian diperbarui dan disempurnakan dengan Peraturan
40
aan Musyarakah (Penyertaan Modal)
arakah (Joint Venture), konsep ini diterap
tau joint venture. Keuntungan yang diraih akan
ati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan
ing-masing pihak. Perbedaan mendasar dengan
p ini ada campur tangan pengelolaan manaje
idak ada campur tangan.
t, Al-Musyarakah adalah perjanjian dua pihak
membiayai suatu usaha. Keuntungan dari usa
n persetujuan antara pihak-pihak tersebut. 34
m hal kerugian, maka pembagian kerugian dilaku
Bank Indonesia Nomor 6/17/PBI/2004 tentang Bank Perkreditan Rakyat
Berdasarkan Prinsip Syariah yang telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/25/PBI/2006. Selanjutnya, dipertegas kembali sebagai kegiatan usaha
perbankan syariah dalam Undang-undang tentang Perbankan Syariah.
D. Pembiay
Musy kan pada model
partnership a dibagi dalam rasio
yang disepak rasio ekuitas yang
dimiliki mas mudharabah ialah
dalam konse mennya sedangkan
mudharabah t
Siama atau lebih pemilik
modal untuk ha tersebut dibagi
sesuai denga
Dala kan sesuai dengan
pangsa modal masing-masing. Sistem musyarakah ini merupakan konsep dasar
bagi Bank Syariah. Disini bank bukan saja sebagai pensuplai, akan tetapi juga
sebagai partner bagi nasabah. Hubungan antara bank dan nasabahnya merupakan
hubungan kerjasama bukan hubungan sebagai kreditur dan debitur sebagaimana
halnya dalam praktik bank umum yang lazim lainnya.
34Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, edisi keempat, (Jakarta, Badan
Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), h.125
41
mpurkan modal mereka, dengan tujuan mencari k
para mitra sama-sama menyediakan modal untu
u dan bekerja bersama mengelola usaha tersebut
kan dalam rangka mencapai tujuan yang telah d
k boleh digunakan untuk kepentingan pribadi atau
pa seizin mitra lainnya.
mitra harus memberi kontribusi dalam pekerja ain
juga sebagai agen bagi usaha kemitraan. Sehi lepas
tangan dari aktivitas yang dilakukan mi aktivitas
bisnis yang normal.
an bergabungnya dua orang atau lebih, has
Dewan Syariah Nasional MUI mendefinisikan musyarakah sebagai alat
kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa
keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan
porsi kontribusi dana.
Musyarakah merupakan akad kerja sama di antara para pemilik modal
yang menca euntungan. Dalam
musyarakah, k membiayai suatu
usaha tertent . Modal yang ada
harus diguna itetapkan bersama
sehingga tida dipinjamkan pada
pihak lain tan
Setiap an dan ia menjadi
wakil mitra l ngga seorang mitra
tidak dapat tra lainnya dalam
menjalankan
Deng il yang diperoleh
diharapkan jauh lebih baik luas, karena didukung oleh kemampuan akumulasi
modal yang lebih besar, relasi bisnis yang lebih luas, keahlian yang lebih
beragam, wawasan yang lebih luas, pengendalian yang lebih tinggi dan lain
sebagainya.
Apabila usaha tersebut untuk maka keuntungan akan dibagikan kepada
para mitra sesuai dengan nisbah yang telah disepakati (baik persentase maupun
42
‫َبع‬ ‫َليبغي‬ ‫َالخلطاء‬ ‫َمن‬ ‫َكثيرا‬ ‫َوإن‬ ‫َنعاجه‬ ‫إلى‬
َ ‫َنعجتك‬
‫َا‬‫َالصالحات‬ ‫عملوا‬
‫َو‬
ngguhnya kebanyakan da o ang-orang yang ber
erbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali
kan ama sa eh ”(QS Shad : 24),
َ :‫يبنهما‬ َ ‫تمن‬ ‫َخرج‬ ‫اخانه‬ ‫َفإذ‬ ‫َصاحبه‬ ‫َحدهما‬‫خنأ‬
‫َي‬ ‫َلم‬ ‫ما‬
uds da Abu Hura ah ”Aku Allah ada ah p h
g berserikat, sepanjang salah seorang dari keduan
periodenya harus secara tegas dan jelasditentukan dalam perjanjian), sedangkan bila
rugi akan didistribusikan pada para mitra sesuai dengan porsi modal dari setiap
mitra. Hal ini tersebut sesuai dengan prinsip sistem keuangan syariah yaitu bahwa
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu transaksi harus bersama-sama menanggung
(berbagi risiko).
Dasar hukum akad musyarakah :
a. Al-Quran
َ ‫َعلى‬ ‫هم‬
‫ض‬
‫َبسؤال‬ ‫َظلمك‬ ‫َلقد‬
‫َال‬‫ق‬
‫َآمنوا‬ ‫َلذين‬ َ‫َل‬ ‫َإ‬
‫بعض‬
”Dan sesu ri r serikat itu sebagian
mereka b orang beriman dan
mengerja l l .
b. As-Sunah
‫ل‬‫ا‬‫َه‬ ‫َلن‬
‫يقو‬
َ ‫لشريكين‬‫َثالثا‬ ‫َأنا‬
Hadis Q i ri ir : ( ) l i ak ketiga dari dua
orang yan ya tidak berkhianat
terhadap lainnya. Apabila seseorang berkhianat terhadap lainnya maka Aku
keluar dari keduanya.” (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim dari Abu Hurairah)
Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda : ”Pertolongan Allah tercurah atas dua
pihak yang berserikat, sepanjang keduanya tidak saling berkhianat.” (HR.
Muslim)
43
/serah terima
euntungan
tuan syariah :
ara mitra harus cakap hukum
syarakah
syarakah merupakan suatu konsekuensi dengan
ah yaitu harus ada modal dan kerja.
l
odal yang diberikan harus tunai.
odal yang diserahkan dapat berupa uang tunai,
Prinsip dasar yang dikembangkan dalam syirkah adalah prinsip kemitraa n
dan kerja sama antara pihak-pihak yang terkait untuk meraih kemajuan
bersama, unsur-unsur yang harus ada dalam akad musyarakah atau rukun
musyarakah ada empat, yaitu :
1. Pelaku terdiri atas para mitra
2. Objek musyarakah berupa modal dan kerja
3. Ijab kabul
4. Nisbah k
Keten
1. Pelaku :
2. Objek mu
Objek mu dilakukannya
akad musyarak
a. Moda
1) M
2) M emas, perak, aset
perdagangan, atau aset tidak berwujud seperti lisensi, hak paten, dan
sebagainya.
3) Apabila modal yang diserahkan dalam bentuk nonkas, maka harus
ditentukan nilai tunainya terlebih dahulu dan harus disepakati bersama.
4) Modal yang diserahkan oleh setiap mitra harus dicampur. Tidak
dibolehkan pemisahan modal dari masing-masing pihak untuk
44
mikian juga meminjamkan uang kepada pihak
usyarakah, menyumbang atau menghadiahka
ecuali, mitra lain telah menyepakatinya.
orang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan a
n modal itu untuk kepentingannya sendiri.
da prinsipnya dalam musyarakah tidak boleh ada
orang mitra tidak bisa menjamin modal mitr
usyarakah didasarkan prinsip alghunmu bi al g
endapat keuntungan berhubungan dengan risik
amun demikian, seorang mitra dapat me
enyediakan jaminan dan baru dapat dicairkan apa
kepentingan khusus. Misalnya yang satu khusus membiayai pembelian
bangunan, dan yang lain untuk membiayai pembelian perlengkapan
kantor.
5) Dalam kondisi normal, setiap mitra memiliki hak untuk mengelola aset
kemitraan.
6) Mitra tidak bleh meminjam uang atas nama usaha musyarakah,
de ketiga dari modal
m n uang tersebut.
K
7) Se tau menginvestasi-
ka
8) Pa penjaminan modal,
se a lainnya, karena m
hurmi – hak untuk
m o yang diterima.
N minta mitra lain
m bila mitra tersebut
melakukan kelalaian atau kesalahan yang disengaja.
9) Modal yang ditanamkan tidak boleh digunakan untuk membiayai
proyek atau investasi yang dilarang oleh syariah.
b. Kerja
1) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan
musyarakah.
45
ra mitra harus menjalankan usaha sesuai dengan s
orang mitra yang melaksanakan pekerjaan di l
ng ia sepakati, berhak mempekerjakan orang lai
kerjaan tersebut. Jika ia sendiri yang melakuka
rhak menerima upah yang sama dengan ya
kerjaan itu di tempat lain, karena biaya p
erupakan tanggungan musyarakah.
ka seorang mitra mempekerjakan pekerjaan lain u
gas yang menjadi bagiannya, biaya yang timbul ha
ndiri.
abul
2) Tidak dibenarkan bila salah seorang di antara mitra menyatakan tidak
ikut serta menangani pekerjaan dalam kemitraan tersebut.
3) Meskipun porsi kerja antara satu mitra dengan mitra lainnya tidak
harus sama. Mitra yang porsi kerjanya lebih banyak boleh meminta
bagian keuntungan yang lebih besar.
4) Setiap mitra bekerja atas nama pribadi atau mewakili mitranya.
5) Pa yariah.
6) Se uar wilayah tugas
ya n untuk menangani
pe n pekerjaan itu, ia
be ng dibayar untuk
pe ekerjaan tersebut
m
7) Ji ntuk melaksanakan
tu rus ditanggungnya
se
c. Ijab
Adalah penyertaan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku
akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
3. Nisbah
46
ungan yang dibagikan tidak boleh menggunakan
harus menggunakan nilai realisasi keuntungan.
tidak dapat menentukan bagian keuntungann
atakan nilai nominal tertentu karena hal ini sam
melanggar prinsip keadilan dan prinsip untuk mu
hunmu bi al ghurmi).
prinsipnya keuntungan milik para mitra na
alokasikan keuntungan untuk pihak ketiga bila d
organisasi kemanusiaan tertentu atau untuk cadan
erjadi kerugian akan dibagi secara proporsional s
ari masing-masing mitra. Dalam musyarakah y
a. Nisbah diperlukan untuk pembagian keuntungan dan harus disepakati oleh
para mitra di awal akad sehingga risiko perselisihan di antara para mitra
dapat dihilangkan.
b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
c. Keuntungan harus dapat dikuantifikasi dan ditentukan dasar perhitungan
keuntungan tersebut misalnya bagi hasil atau bagi laba.
d. Keunt nilai proyeksi akan
tetapi
e. Mitra ya sendiri dengan
meny a dengan riba dan
dapat ncul bersama risiko
(al g
f. Pada mun diperbolehka n
meng isepakati, misalnya
untuk gan (reserve).
Apabila t esuai dengan porsi
modal d ang berkelanjutan
(going concern) dibolehkan untuk menunda alokasi kerugian dan di-
kompensasikan dengan keuntungan pada masa-masa berikutnya. Sehingga
nilai modal musyarakah adalah tetap sebesar jumlah yang disetorkan dan
selisih dari modal adalah merupakan keuntungan atau kerugian.
Akad muyarakah akan berakhir, jika :
a. Salah seorang mitra menghentikan akad.
47
inggal atau hilang akal maka kemitraan dikata
ah berawal dari kesepakatan untuk bekerja sama d
al setiap mitra mewakili mitra lainnya. Dengan s
lagi berarti hubungan perwakilan itu sudah tidak a
apat ditentukan melalui dua cara, yaitu :
n keuntungan proporsional sesuai modal
cara ini, keuntungan harus dibagi di antara
nal sesuai modal yang disetorkan, tanpa m
ekerjaan yang dilaksanakan oleh para mitra sa
abila salah satu pihak menyetorkan modal lebih
kan mendapatkan proporsi laba yang lebih besar.
b. Salah seorang mitra meninggal, atau hilang akal. Dalam hal ini mitra yang
meninggal atau hilang akal dapat digantikan oleh salah seorang ahli
warisnya yang cakap hukum (baliqh dan berakal sehat) apabila disetujui
oleh semua ahli waris lain dan mitra lainnya.
c. Modal musyarakah hilang/habis
Apabila salah satu mitra keluar dari kemitraan baik dengan mengundurkan
diri, men kan bubar. Karena
musyarak an dalam kegiatan
operasion alah seorang mitra
tidak ada da.
Nisbah
1. Pembagia
Dengan para mitra secara
proporsio emandang apakah
jumlah p ma ataupun tidak
sama. Ap besar, maka pihak
tersebut a
Jika para mitra mengatakan ”keuntungan akan dibagi diantara kita”, berarti
keuntungan akan dialokasikan menurut porsi modal masing-masing mitra.
2. Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan modal
Dengan cara ini, dalam penentuan nisbah yang dipertimbangkan bukan hanya
modal yang disetorkan tapi juga tanggungjawab, pengalaman, kompetensi,
atau waktu kerja yang lebih panjang.
48
n hanya hasil modal, melainkan hasil interaksi
alah satu mitra lebih berpengalaman, ahli, dan
baginya untuk mensyaratkan bagi dirinya sen
ri keuntungan sebagai ganti dari sumbangan
ka me u uk pada pe ka aan Al bin Abi Thalib
dengan yang mereka tentukan, sedangkan
dengan moda me eka ”
h bisa ditentukan sama untuk setiap mitra 50:50
tau proporsinal dengan modal masing-masing
t atas nisbah tertentu berarti dasar inilah yang
euntungan.
Ibnu Qudamah mengatakan : ”Pilihan dalam keuntungan dibolehkan dengan
adanya kerja, karena seorang dari mereka mungkin lebih ahli dalam bisnis dari
yang lain dan ia mungkin lebih kuat ketimbang yang lainnya dalam
melaksanakan pekerjaan. Karenanya ia diizinkan untuk menuntut lebih bagian
keuntungannya.”
Mazhab dan Hanafi dan Hambali beragumentasi bahwa keuntungan
adalah buka antara modal dan
kerja. Bila s teliti dari lainnya
dibolehkan diri suatu bagian
tambahan da kerja yang lebih
banyak. Mere r j r t i r.a : ”keuntungan
harus sesuai kerugian harus
proporsional l r .
Nisba atau berbeda 70:30
(misalnya) a mitra. Begitu para
mitra sepaka digunakan untuk
pembagian k
Dalam musyarakah, dapat ditemukan aplikasi ajaran Islam tentang
ta’awun (gotong royong), ukhuwah (persaudaraan) dan keadilan. Keadilan sangat
terasa ketika penentuan nisbah untuk pembagian keuntungan yang bisa saja
berbeda dari porsi modal karena disesuaikan oleh faktor lain selain modal
misalnya keahlian, pengalaman, ketersediaan waktu dan sebagainya. Selain itu
keuntungan yang dibagikan kepada pemilik modal merupakan keuntungan riil,
49
fit Sharing dan Margin
m perekonomian islam merupakan masalah yang
asil usaha yang harus di tentukan pada awal yang
akad), yang di tentukan porsinya masing-masin
berarti bahwa atas hasil usaha yang di peroleh a
bagi pemilik dana (shahibul maal) dan 80% ba
syariah berdasarkan pada prinsip profit sharing t
nkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha y
ga sama-sama mendapatkan bagian dari keuntu
yang telah di tetapkan sebelumnya. Dengan demi
syariah dengan para deposan di satu pihak d
bukan merupakan nilai nominal yang telah ditetapkan sebelumnya seperti
bunga/riba. Prinsip keadilan juga terasa ketika orang yang punya modal lebih
besar akan menanggung risiko yang juga lebih besar.
E. Teori
Pro
Siste berkaitan dengan
pembagian h terjadinya kontrak
kerja sama ( g pihak, misalnya
20:80 yang kan didistribusikan
sebesar 20% gi pengelola dana
(mudharib).
Bank idak membebankan
bunga, melai ang di danai. Para
deposan ju ngan bank sesuai
dcengan rasio kian ada kemitraan
antara bank an bank dan para
nasabah investasi sebagai pengelola sumber dana para deposan dalam berbagai
usaha produktif di pihak lain.
Sistem ini berbeda dengan konvensional yang pada intinya meminja m
dana dengan membayar bunga pada satu sisi neraca dan memberi pinjaman dana
dengan menarik bunga pada sisi lain. Kompleksitas perbankan islam tampak
50
rkaitan dengan bisnis penyertaan, bukan untuk k
nkan proyek.
p bagi hasil (profit sering) merupakan karakt
rasional dan bank syariah secara keseluruhan se
ariah yang paling banyak di pakai adalah akad
h, sedangkan al-muzaroah dan al-musakoh di p
tion financing atau pembiayaan oleh beberapa b
menggunakan prinsip bagi hasil adalah : Al
dan Al-murabahah.
p bagi hasil merupakan karakteristik umum dan l
bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah
dari keragaman dan penamaan instrumen-instrumen yang digunakan serta
pemahaman dalil-dalil hukum islamnya.
Mekanisme lembaga keuangan syariah pada pendapatan bagi hasil ini
berlaku untuk produk penyertaan atau bentuk bisnis korporasi (kerjasama). Pihak-
pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis ini harus melakukan transparansi
dan kemitraan secara baik dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin
yang be epentingan pribadi yang
menjala
Prinsi eristik umum dan
landasan ope cara prinsip dalam
perbankan sy mudhorobah dan
al-musyaraka ergunakan khusus
untuk planta ank islam. Produk
bank yang -musyarakah, Al-
mudhorobah,
Prinsi andasan dasar baru
operasional prinsip bagi hasil
berdasarkan pada kaidah al-mudhorobah. Berdasarkan prinsip ini bank syariah akan
berfungsi sebagai mitra baik dengan penabung demikian juga dengan pengusaha
yang meminjam dana. Dengan menabung, bank akan bertindak sebagai mudhorib
sementara penabung sebagai penyandang dana (shahibul mal).
Di sisi lain dengan pengusaha/peminjam dana, bank islam akan akan
bertindak sebagai shahibul mal yang berasal dari tabungan/doposito/giro maupun
51
laba (profit oriented). Secara umum laba dapat dip
dikurangi dengan biaya. Besarnya laba yang dica
nya bagi suatu perusahaan. Tujuan utama p
kan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau
a tampak di laporan keuangan, tepatnya laba rugi.
memperoleh laba, perusahaan harus me
ya. Laba yang dimaksudkan dalam penelitian
Angka laba operasional adalah selisih laba kotor d
a-biaya operasi adalah biaya-biaya yang berhubun
adi, apa yang diukur oleh laba dan komponen ko
k dapat memahami dan menginterpretasikan keada
dana bank sendiri merupakan modal pemegang saham. Sementara itu, pengusaha
atau peminjam akan berfungsi sebagai pengelola, karena melakukan usaha dengan
memutar dan mengelola dana bank.
F. Laba dan Unsur-unsur Laba
Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu
memperoleh eroleh dari seluruh
penghasilan pai menjadi ukuran
sukses tidak erusahaan adalah
memaksimal kinerja perusahaan
yang besarny
Untuk lakukan kegiatan
operasionaln ini adalah laba
operasional. engan biaya-biaya
operasi. Biay gan dengan operasi
perusahaan. J mponennya adalah
penting untu an keuangan suatu
perusahaan
Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara
pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan
biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap
“kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara
pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah
52
lam peramalan laba maupun kejadian ekonomi p
ang akan datang
alam perhitungan dan penilaian efisiensi da
an
am penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.36
gan bahwa laba merupakan suatu proses yang
ar akuntansi keuangan, untuk mengarahkan pe
tu.37
asuk dalam kategori tindakan ini adalah rekayasa k
retionary accrual), praktek peralatan laba (in okasi
pendapatan/biaya, perubahan metode akunt
selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur
kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.35
Menurut Harahap laba merupakan angka yang penting dalam laporan
keuangan karena berbagai alasan antara lain:
a. Laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak
b. Pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan
c. Dasar da erusahaan lainnya
dimasa y
d. Dasar d lam
menjalankan perusaha
e. Dasar dal
Jumin disengaja, menurut
batasan stand laporan laba pada
tingkat terten
Term ebijakan akuntansi
akrual (disc come smoothing),
manipulasi al ansi dan perubahan
struktur modal (seperti posisi utang, swap utang ekuitas). Manajemen laba
memiliki laba memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan peralatan
laba (yang didefenisikan sebagai cara yang digunakan oleh manajemen untuk
35Harahap, Sofyan Syafri, Op., Cit 2011, 113
36Ibid., 2011, 263
37Jumingan, Alat Pemantau Manajemen Laba Dalam Laporan Keuangan Perusahaan,
edisi pertama, cetakan pertama, Yogyakarta, Penerbit : BPFE, 2003), h. 65
53
pada “dividen policy” dan “plowing back polic
aan yang bersangkutan. Meskipun laba yang
ntu besar, tetapi oleh karena perusahaan mengamb
r dari laba tersebut dibagikan, sebagai deviden.
ila laba dari tahun yang bersangkutan digunakan
ansi ini, ini berarti bahwa pada akhir tahun
epada para pemegang saham atau pemilik p
aba ke dalam aktiva tahan lama merupakan invest
atasi ini biasanya perusahaan meminjam kredit
n, yaitu kredit yang diambil untuk membayar devi
pembagian laba itu biasanya dilakukan dalam
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang
diinginkan baik secara artifisial (melalui transaksi). Hal ini dilakukan, mengingat
manajemen percaya bahwa reaksi pasar didasarkan pada pengungkapan informasi.
Sehingga perilaku laba merupakan aspek penentuan resiko pasar entitas usaha.
Besarnya laba yang dimasukkan dalam cadangan atau laba ditahan, selain
tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu juga
tergantung ke y” yang dijalankan
oleh perusah diperoleh selama
periode terte il kebijakan bahwa
sebagian besa
Apab untuk membelanjai
bentuk eksp laba tidak dapat
dibayarkan k erusahaan, karena
penanaman l asi jangka panjang.
Untuk meng dari bank sebagai
kredit devide den.
Saat pertengahan tahun
berikutnya setelah penyusunan laporan finansiil selesai, yang biasanya dilakukan
setengah tahun setelah berakhir tahun buku yang lalu.
54
laba. Sebaliknya jika pendapatan lebih kecil dar
menderita rugi. Dari beberapa pengertian di atas
dalah selisih lebih antara pendapatan dan beban
ma atau sampingan di perusahaan selama satu perio
dapat didekati secara sintaksis, yaitu melalui
an secara sistematis yaitu melalui hubunga
g mendasari atau secara prakmatis yaitu melal
tanpa memperhatikan bagaimana dapat diukur
ba menyatakan definisi yang berada dari laba be
yang berbeda. Konsep laba terus mendapat
yang fundamental, namun dari suatu pand
Sedangkan laba bersih menurut Soemarsono mengatakan bahwa: “Laba
bersih adalah selisih lebih pendapatan atas beban-beban dan merupakan kenaikan
atas modal yang berasal dari kegiatan saja.”38
Menurut Wild, dkk mendefinisikanbahwa : “Laba merupakan ringkasan
hasil aktivitas operasi usaha yang dinyatakan dalam istilah keuangan.”39
Apabila pendapatan lebih besar daripada biaya maka dikatakan perusahaan
memperoleh i pada biaya maka
perusahaan dapat disimpulka n
bahwa laba a yang timbul dalam
kegiatan uta de.
Laba aturan-aturan yang
mendefinisik n pada realisasi
ekonomi yan ui penggunaannya
oleh investor . Berbagai tujuan
pelaporan la rsih dan ditujukan
pada sasaran tantangan kerena
pengukuran ang informasiona l
menggambarkan aktivitas akuntansi.
Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah
laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya.
38Soemarso.Akuntansi Statu Pengantar”, Buku 1. Edisi Lima. (Jakarta: Salemba Empat,
2002), h.74
39Wild, John, dkk. Analisis Laporan Keuangan. Buku Satu, edisi kedelapan. Jakarta:
Salemba Empat, 2005), h.408
55
us masuk atau penambahan nilai atas aktiva
an suatu kewajiban-kewajiban (kombinasi kedua
rahan atau produksi barang, pemberian jasa atau
merupakan operasi utama atau operasi ini berkelan
pense)
us keluar atau pemakaian nilai aktiva atau ter
i) keduanya yang berasal dari penyerahan atau
jasa atau pelaksanaan aktivitas-aktivitas lain
ama inti yang berkelanjutan dari suatu entitas.
an
naikan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari
Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung pada
ketepatan pengurang pendapatan dan biaya. Jadi dalam hal ini laba hanya
merupakan angka artikulasi dan tidak didefenisikan tersendiri secara ekonomik
seperti halnya aktiva hutang.
Unsur-unsur laba adalah sebagai berikut :
a. Pendapatan (revenue)
Adalah ar suatu entitas atau
penyelesai nya) yang berasal
dari penye aktivitas-aktivitas
laba yang jutan.
b. Beban (ex
Adalah ar jadinya kewajiban
(kombinas produksi barang,
pemberian yang merupakan
operasi ut
c. Keuntung
Adalah ke transaksi periferal
(menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan, tidak merupakan hal utama)
atau insidental pada suatu entitas dari transaksi yang lain dan kejadian serta
situasi lain yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari
pendapatan atau investasi pemilik.
d. Kerugian (losses)
56
an Mudharabah dan Musyarakah terhadap Pen
satu pendapatan bank syariah yaitu berdasarkan p
m bagi hasil. Bank Syariah dalam hal berhubung n
pembiayaan dengan prinsip sistem bagi has
mudharabah dan musyarakah. Sehingga pendapata
dan musyarakah) yang diterima oleh Bank Syari
agi hasil. Pendapatan bagi hasil mudharabah, yait
mana pemilik modal yang juga disebut shahibul
pada pengusaha yang selanjutnya disebut mudhari
ungan akan dibagi bersama sesuai dengan kese
Adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
periferal (menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan tidak merupakan hal
yang utama atau insidental pada suatu entitas dari transaksi laba dan kejadian
serta situasi lain yang mempunyai entitas kecuali yang dihasilkan dari beban atau
distribusi kepada pemilik.
G. Hubung dapatan Bagi
Hasil
Salah embiayaan dengan
prinsip siste an dengan nasabah
menggunaka il jasa yaitu pada
pembiayaan n (dari pembiayaan
mudharabah ah, disebut dengan
pendapatan b u pendapatan yang
diperoleh di maal menyetorkan
modalnya ke b untuk diusahakan
dengan keunt pakatan dari kedua
belah, sedangkan kerugian jika ada akan ditanggung oleh si pemilik modal.
Pendapatan bagi hasil musyarakah yaitu pendapatan yang diperoleh dengan
adanya akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu
dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
57
an antara Pendapatan Bagi Hasil terhadap Lab
iayaan merupakan tulang punggung kegiatan perb
rlihat dari sisi aktiva yang didominasi oleh
begitu pun dari sisi pasiva akan banyak diperol
Bila dalam bank konvensional salah satu sum
pendapatan bunga, maka dalam bank syariah
ya berasal dari pendapatan bagi hasil mudhara
mudharabah, resiko yang timbul untuk ba
kemungkinan terjadinya kerugian pada usaha
engawasan dan kehati-hatian yang tinggi sehingg
Maka dapat diambil kesimpulan bahwasanya pendapatna marjin dan bagi
hasil dari pembiayaan berdasarkan mudharabah dan musyarakah, yaitu
pendapatan yang diperoleh untuk diusahakan untuk mendapatkan keuntungan,
dimana keuntungan tersebut akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari
kedua belah pihak, sedangkan kerugian jika ada akan ditanggung oleh si pemilik
modal (mudharabah), ditanggung bersama (musyarakah).
H. Hubung a Bersih
Pemb ankan syariah. Hal
ini dapat te besarnya jumlah
pembiayaan, eh dari pendapatan
pembiayaan. ber pendapatannya
berasal dari salah satu sumber
pendapatann bah. Namun, pada
pembiayaan nk sangat tinggi,
dikarenakan debitur, sehingga
diperlukan p a pendapatan yang
diperoleh lebih besar.
Selain pendapatan bagi hasil mudharabah, pendapatan berbasis fee pun
merupakan pendapatan yang dominan dari kegiatan perbankan yang merupakan
usaha yang bergerak di bidang jasa, di mana beberapa transaksi berdasarkan akad
tertentu dapat dikenai biaya administrasi atau pendapatan berbasis imbalan (fee).
Seperti yang diungkapkan Muhammad : Tingkat keuntungan bersih (net income)
yang diperoleh bank salah satunya dipengaruhi oleh faktor pengendalian
58
ntungan lewat jasa-jasa bank. Perolehan keuntu
aupun relatif kecil, namun mengandung suatu
esiko terhadap jasa-jasa bank ini lebih kecil
iayaan.
nya pendapatan bagi hasil mudharabah dan pend
mpengaruhi profitabilitas bank syariah. Semakin
mudharabah dan pelayanan jasa, maka akan se
agi hasil mudharabah juga pendapatan jasa (fee) y
ngga laba bersih pun akan berpeluang menin
pun akan ikut meningkat. Namun bila pend
dan pendapatan berbasis fee ini kecil maka
pendapatan (tingkat bagi hasil, pendapatan fee atas jasa yang diberikan, dan
lainnya). Keuntungan tersebut bagi para pemilik bank adalah merupakan hasil dari
tingkat profitabilitas. 40
Pendapatan berbasis fee diperoleh dari seluruh layanan non-pembiayaan
yang diberikan bank. Keuntungan dari jasa bank dewasa ini makin dibutuhkan.
Bahkan dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga banyak bank yang
mencari keu ngan dari jasa-jasa
bank ini wal kepastian, hal ini
disebabkan r jika dibandingkan
dengan pemb
Besar apatan berbasis fee
ini akan me baik pengelolaa n
pembiayaan makin besar pula
pendapatan b ang diperoleh bank
syariah, sehi gkat dan tentunya
profitabilitas apatan bagi hasil
mudharabah laba bersih yang
diperoleh bank syariah pun akan berpeluang menjadi kecil atau menurun sehingga
profitabilitas bank syariah pun tentunya akan menurun.
I. Hubungan Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Laba
Bersih melalui Pendapatan Bagi Hasil
40 Muhammad, Ibid., 2008, h. 278
59
tersebut akan digunakan untuk mengembali
untuk pembiayaan. Tingkat pengembalian mo
ngkat profitabilitas suatu bank dengan cara
aba dan modal yang dimilikinya.
nelitian Terdahulu
tian yang telah dilakukan berkaitan denga
penelitian yang dikemukakan oleh Rosidah
Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terh
k Syariah Mandiri. Dari hasil perhitungan menunj
dan pembiayaan mudharabah terhadap laba
ng sangat kuat dengan arah positif, apabila pembi
Setiap bank pasti menghimpun dana dan mengalokasikan dananya untuk
kegiatan lain yang menghasilkan keuntungan. Salah satu pengalokasian dana
tersebut adalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Kedua pembiayaan
tersebut akan menghasilkan laba dari perhitungan pendapatan bagi hasilnya.
Keuntungan tersebut akan dibagi antara bank dan nasabah pengelolanya.
Keuntungan kan modal yang
dialokasikan dal tersebut dapat
mengukur ti memperbandingkan
keuntungan/l
J. Kajian Pe
Peneli n judul penelit i
diantaranya , 2011, Analisis
Pembiayaan adap Laba Bersih
Pada PT. Ban ukkan pembiayaan
musyarakah bersih memilik i
hubungan ya ayaan musyarakah
dan pembiayaan meningkat maka laba bersih akan tinggi pada PT Bank Syariah
Mandiri, melalui perhitungan nilai koefisien korelasi dapat diketahui pembiayaan
musyarakah dengan laba bersihsebessar 0,998 termasuk ke dalam kategori
yang sangat kuat, sementara hubungan antara pembiayaan mudharabah dengan
laba bersih sebesar 0,985 termasuk ke dalam kategori sangat kuat dengan arah
positif. Sedangkan dari hasil pengujian koefisien jalur secara parsial yaitu
60
mudharabah memberikan pengaruh negatif dan s
sedangkan pembiayaan musyarakah memberika
n terhadap tingkat ROE secara parsial. Secara si
dan musyarakah ini memberikan pengaruh yang
Pembiayaan mudharabah merupakan pembiaya
an mempengaruhi tingkat ROE. Jurnal Adminis
Juli 2014, administrasibisnis.studentjournal.ub.ac
Lirantia Purnamasari, 2009. Pengaruh Pembia
Musyarakah dan Pembiayaan Murabahah Terhada
ode 2000-2008. Berdasarkan hasil penelitian
an yaitu: (1) bank syariah sebaiknya terus mengga
pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan
terhadap laba bersih pada PT. Bank Syariah Mandiri.
Russely Inti Dwi Permata, Fransisca Yaningwati dan Zahroh Z.A, 2013.
Analisis pengaruh pembiayaan mudharabah dan musyarakah terhadap tingkat
profitabilitas (return on equity) (Studi pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar
di Bank Indonesia Periode 2009-2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembiayaan ignifikan terhadap
tingkat ROE, n pengaruh positif
dan signifika multan, pembiayaan
mudharabah signifikan terhadap
tingkat ROE. an bagi hasil yang
paling domin trasi Bisnis (JAB)|
Vol. 12 No. 1 .id.
Sapta yaan Mudharabah,
Pembiayaan p Laba Pada Bank
Syariah Peri ini, maka dapat
diberikan sar lakkan pembiayaan
mudharabah sebagai salah satu produk unggulan, karena merupakan satu-satunya
variabel yang berpengaruh terhadap laba, (2) bagi peneliti selanjutnya disarankan
untuk: (a) menambah populasi dan sampel yang digunakan misalnya dengan
menambahkan Unit Usaha Syariah sebagai obyek penelitian, (b) menambah periode
pengamatan dan variabel lain sebagai variabel bebas yang potensial memberikan
kontribusi terhadap perubahan laba misalnya Istishna dan Ijarah,
61
dan murabahah secara parsial maupun sim
hadap tingkat laba. Pembiayaan yang berpengaru
ayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah.
g berpengaruh terhadap laba adalah pembia
ada Bank Muamalat yang berpengaruh signifi
ayaan mudharabah. Dengan demikian diharapkan
lebih mensosialisasikan produk-produk pembia
un memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingk
liki potensi yang menjanjikan untuk dikemb
Zulfadhli, 2014. Pengaruh Pembiayaan Bagi
(c) tidak menggunakan laba dengan indikator EAT sebagai variabel terikat tetapi
menggunakan pendapatan margin dan bagi hasil operasional. Sehingga hasil
penelitiannya lebih teliti dan akurat.
Wijayanti Eka, 2011. Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,
Musyarakah dan Mudharabah Terhadap Tingkat Laba Bank Syariah Mandiri dan
Bank Muamalat. Dari uji regresi tersebut terlihat bahwa pembiayaan mudharabah,
musyarakah ultan berpengaruh
signifikan ter h paling signifikan
adalah pembi Pada Bank Syariah
Mandiri yan yaan musyarakah,
sedangkan p kan terhadap laba
adalah pembi perbankan syariah
di Indonesia yaan berbasis bagi
hasil, meskip an produk jual beli
tetapi memi angkan di masa
mendatang.
Ryan Hasil Mudharabah
dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara pembiayaan mudharabah dan musyarakah terhadap profitabilitas
perusahaan baik secara parsial maupun secara simultan. Hasil uji Parsial (uji t) pada
variabel pembiayaan mudharabah dan musyarakah menunjukkan nilai signifikansi
sebesar 0,363 dan 0,095, lebih tinggi dari taraf nyata sebesar 5%.
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4
Akad 4

More Related Content

What's hot

Skripsi pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
Skripsi  pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...Skripsi  pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
Skripsi pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...Sirajuddin Putra
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
Isran esra kti
Warnet Raha
 
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdfMEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
OnlineShop15
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
Septian Muna Barakati
 
Kti wa ode piana
Kti wa ode pianaKti wa ode piana
Kti wa ode piana
Operator Warnet Vast Raha
 
Implementasi kebijakan retribusi pelayanan persampahan di kec rappocini kota ...
Implementasi kebijakan retribusi pelayanan persampahan di kec rappocini kota ...Implementasi kebijakan retribusi pelayanan persampahan di kec rappocini kota ...
Implementasi kebijakan retribusi pelayanan persampahan di kec rappocini kota ...
ChuzaymaZAR
 
Kti kiki rezky amalia akbid paramata raha
Kti kiki rezky amalia akbid paramata rahaKti kiki rezky amalia akbid paramata raha
Kti kiki rezky amalia akbid paramata raha
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti mira fadlyawati
Kti mira fadlyawatiKti mira fadlyawati
Kti mira fadlyawati
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti siti aisah akbid paramata
Kti siti aisah akbid paramataKti siti aisah akbid paramata
Kti siti aisah akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
Analisis pengaruh pelatihan thd produktivitas
Analisis pengaruh pelatihan thd produktivitasAnalisis pengaruh pelatihan thd produktivitas
Analisis pengaruh pelatihan thd produktivitas
Chiwong Koer
 
Kti rija
Kti rijaKti rija
Skripsi Astario Adi
Skripsi Astario Adi Skripsi Astario Adi
Skripsi Astario Adi
Astario Nugraha
 
Kti wa ode wahyuni
Kti wa ode wahyuniKti wa ode wahyuni
Kti wa ode wahyuni
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata rahaKti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata raha
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti wa ode indrawati
Kti wa ode indrawatiKti wa ode indrawati
Kti wa ode indrawati
Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (16)

Skripsi pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
Skripsi  pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...Skripsi  pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
Skripsi pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
Isran esra kti
 
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdfMEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
 
Kti wa ode piana
Kti wa ode pianaKti wa ode piana
Kti wa ode piana
 
Implementasi kebijakan retribusi pelayanan persampahan di kec rappocini kota ...
Implementasi kebijakan retribusi pelayanan persampahan di kec rappocini kota ...Implementasi kebijakan retribusi pelayanan persampahan di kec rappocini kota ...
Implementasi kebijakan retribusi pelayanan persampahan di kec rappocini kota ...
 
Kti kiki rezky amalia akbid paramata raha
Kti kiki rezky amalia akbid paramata rahaKti kiki rezky amalia akbid paramata raha
Kti kiki rezky amalia akbid paramata raha
 
Kti mira fadlyawati
Kti mira fadlyawatiKti mira fadlyawati
Kti mira fadlyawati
 
Kti siti aisah akbid paramata
Kti siti aisah akbid paramataKti siti aisah akbid paramata
Kti siti aisah akbid paramata
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
Isran esra kti
 
Analisis pengaruh pelatihan thd produktivitas
Analisis pengaruh pelatihan thd produktivitasAnalisis pengaruh pelatihan thd produktivitas
Analisis pengaruh pelatihan thd produktivitas
 
Kti rija
Kti rijaKti rija
Kti rija
 
Skripsi Astario Adi
Skripsi Astario Adi Skripsi Astario Adi
Skripsi Astario Adi
 
Kti wa ode wahyuni
Kti wa ode wahyuniKti wa ode wahyuni
Kti wa ode wahyuni
 
Kti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata rahaKti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata raha
 
Kti wa ode indrawati
Kti wa ode indrawatiKti wa ode indrawati
Kti wa ode indrawati
 

Similar to Akad 4

KTI NOVITA RAHMAN.pdf
KTI NOVITA RAHMAN.pdfKTI NOVITA RAHMAN.pdf
KTI NOVITA RAHMAN.pdf
waode18
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
AdekKhazelia
 
GABUNG.pdf
GABUNG.pdfGABUNG.pdf
GABUNG.pdf
FeriHarianto6
 
11715765
1171576511715765
11715765
sari idamiharti
 
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
Warnet Raha
 
Kti sitti mayansari
Kti sitti mayansariKti sitti mayansari
Kti sitti mayansari
Operator Warnet Vast Raha
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
Warnet Raha
 
Kti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata rahaKti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata raha
Operator Warnet Vast Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
Warnet Raha
 
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Nasruddin Asnah
 
Skipsiku
SkipsikuSkipsiku
Skipsiku
Salmanalvarizi
 
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
Warnet Raha
 
Kti yunianti akbid paramata raha
Kti yunianti akbid paramata rahaKti yunianti akbid paramata raha
Kti yunianti akbid paramata raha
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti nurniati
Kti nurniatiKti nurniati
Kti nurniati
Kti nurniatiKti nurniati
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
Warnet Raha
 
HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...
HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...
HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...
Warnet Raha
 
dapat melahirkan generasi pelajar Pancasila yang berani melangkah maju, kompe...
dapat melahirkan generasi pelajar Pancasila yang berani melangkah maju, kompe...dapat melahirkan generasi pelajar Pancasila yang berani melangkah maju, kompe...
dapat melahirkan generasi pelajar Pancasila yang berani melangkah maju, kompe...
ElinNurlena2
 
Analisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariah
Analisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariahAnalisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariah
Analisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariah
MasrulElrantaui
 

Similar to Akad 4 (20)

KTI NOVITA RAHMAN.pdf
KTI NOVITA RAHMAN.pdfKTI NOVITA RAHMAN.pdf
KTI NOVITA RAHMAN.pdf
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
GABUNG.pdf
GABUNG.pdfGABUNG.pdf
GABUNG.pdf
 
11715765
1171576511715765
11715765
 
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
 
Kti sitti mayansari
Kti sitti mayansariKti sitti mayansari
Kti sitti mayansari
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
 
Kti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata rahaKti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
 
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
 
Skipsiku
SkipsikuSkipsiku
Skipsiku
 
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
 
Kti yunianti akbid paramata raha
Kti yunianti akbid paramata rahaKti yunianti akbid paramata raha
Kti yunianti akbid paramata raha
 
Kti nurniati
Kti nurniatiKti nurniati
Kti nurniati
 
Kti nurniati
Kti nurniatiKti nurniati
Kti nurniati
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
 
HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...
HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...
HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...
 
dapat melahirkan generasi pelajar Pancasila yang berani melangkah maju, kompe...
dapat melahirkan generasi pelajar Pancasila yang berani melangkah maju, kompe...dapat melahirkan generasi pelajar Pancasila yang berani melangkah maju, kompe...
dapat melahirkan generasi pelajar Pancasila yang berani melangkah maju, kompe...
 
Analisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariah
Analisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariahAnalisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariah
Analisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariah
 

Recently uploaded

MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
lidyanimargareth23
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
maya746072
 
439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx
439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx
439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx
AyuMustika17
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
AdheaPriyanka1
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
HestyGrariwa2
 

Recently uploaded (6)

MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
 
439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx
439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx
439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
 

Akad 4

  • 1. TESIS kan Untuk Memenuhi Salah SatuSyarat Mempe MagisterDalam Bidang Ekonomi Islam Pada Pr Pascasarjana UIN Alauddin Makassar Oleh : MUHAMMAD AFIF DARWIS PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP LABA BERSIH MELALUI PENDAPATAN BAGI HASIL PADA BANK SYARIAH TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA Diaju roleh Gelar ogram NIM : 80100212181 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR 2016
  • 2. 1, telahdiseminarkandalam seminar propo anpadahari …. Tanggaltahun 2015, bertepatan lahditerimasebagaisalahsatusyaratuntukmenempuh itianselanjutnya. G : H. NasirHamzah, M.A ( …………… ddin Abdullah, M.Si( ………………………..… PENGESAHAN PROPOSALTESIS Proposal Tesisdenganjudul : “PengaruhPembiayaanMudharabah, MusyarakatdanBagiHasilTerhadapLabaPada Bank Syariah yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia“ yang disusunoleh Muhammad AfifDarwis, NIM : 8010021218 sal tesis yang diselenggarak dengantanggal …. Dinyatakante langkah- langkahpenel PEMBIMBI 1. Prof. Dr. …..……………..) 2. Dr. Wahyu …..) Makassar, Pebruaritahun 2015 Mengetahui, Ketua Program StudiDirektur Program Pascasarjana, DirosaIslamiyah, UIN Alauddin Makassar Dr. MuljonoDamopolii, M.Ag. Prof. Dr. H. Moh. Nasir Mahmud, M.A NIP.19641110 19203 1 005 NIP. 19540816 198303 1 004
  • 3. PENDAHULUAN ............................................. A. Latar Belakang Masalah ............................... B. RumusanMasalah ......................................... C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional D. Pengertian Judul dan Ruang Lingkup Pemba E. Tujuandan Kegunaan Penelitian ................... F. Garis Besar Isi.............................................. LANDASAN TEORITIS .................................. A. Bank Syariah Dalam Perspektif Islam........... B. Produk Syariah............................................. C. Pembiayaan Syariah ..................................... D. Pembiayaan Mudharabah ............................. E. Pembiayaan Musyarakah (Penyertaan Modal F. Teori Profit Sharing dan Margin ................ G. Laba Dan Unsur-unsur Laba......................... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN TESIS............................................................ ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................... viii BAB I .................... 1 .................... 1 .................... 13 .................... 14 hasan ........... 15 .................... 16 .................... 17 BAB II .................... 18 .................... 18 .................... 25 .................... 26 .................... 33 ) ................. 50 .................... 59 .................... 68 H. Hubungan Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Pendapatan Bagi Hasil ....................................................................... 73 I. Hubungan Antara Pendapatan Bagi Hasil Terhadap Laba J. Bersih................................................................................... Hubungan Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap 75 Laba Bersih Melalui Pendapatan Bagi Hasil............................... 77 K. Kajian Penelitian Terdahulu ............................................. 79 L. Kerangka Pikir ................................................................. 83
  • 4. HASIL PENELITIAN........................................ A. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ......... B. Statistik Deskriptif ........................................ C. Uji Asumsi Klasik........................................... D. Bagan Hasil Uji Jalur...................................... E. Pembahasan..................................................... KESIMPULAN DAN SARAN .......................... A. Kesimpulan .................................................. B. Saran-saran ................................................... STAKA .............................................................. M. Hipotesis .......................................................................... 86 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 87 A. Lokasi dan Jenis-jenis Penelitian ...................................... 87 B. Populasi Dan Sampel Penelitian ....................................... 87 C. Jenis Dan Sumber Data ................................................... 88 D. Instrumen Penelitian......................................................... 88 E. Metode Pengumpulan Data .............................................. 89 F. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ....................... 89 BAB IV .................... 94 .................... 94 .................... 103 ...................... 105 ...................... 112 ...................... 121 BAB V .................... 131 .................... 134 .................... 135 DAFTAR PU .................... 136 LAMPIRAN
  • 5. untuk membiayai usahanya. Untuk memenuhi emanfaatkan perbankan. Salah satunya adala am bentuk pembiayaan, diantaranya adalah pe h, dan pembiayaan murabahah. Pembiayaan yan dung risiko kemacetan pelunasannya, sehingg rtujuan untuk (1) mengetahui perkembangan Pe adap Laba Bersih melalui Pendapatan bagi Ha ndonesia, (2) menguji pengaruh besarnya pembia a parsial maupun simultan terhadap Terhada Pada Bank Syariah Tercatat Di Bursa Efek Ind mua Bank Syariah Tercatat Di Bursa Efek Indonesi sil penelitian, maka dapat diberikan saran y alakkan pembiayaan mudharabah sebagai salah u-satunya variabel yang berpengaruh terhadap untuk: (a) menambah populasi dan sampel ya Unit Usaha Syariah sebagai obyek penelitian, ( ABSTRAK Nama : Muhammad Afif Darwis Nim : 80100212181 Judul : Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Laba Bersih melalui Pendapatan bagi Hasil Pada Bank Syariah Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Masalah yang sering dihadapi oleh setiap perusahaanya itu tidak terlepas dari kebutuhan akan dana kebutuhannya, hamper semua perusahaan m h bank syariah yang menyalurkan dana dal mbiayaan mudharabah, pembiayaan musyaraka g telah disalurkan oleh bank syariah mengan a dapat berpengaruh terhadap laba. Penelitian ini be mbiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terh sil Pada Bank Syariah Tercatat Di Bursa Efek I yaan mudharabah dan musyarakah,baik secar p Laba Bersih melalui Pendapatan bagi Hasil onesia. Populasi dalam penelitian ini adalah se a. Berdasarkan ha aitu: (1) bank syariah sebaiknya terus mengg satu produk unggulan, karena merupakan sat laba, (2) bagi peneliti selanjutnya disarankan ng digunakan misalnya dengan menambahkan b) menambah periode pengamatan dan variabel lain sebagai variable bebas yang potensial memberikan kontribusi terhadap perubahan laba misalnya Istishna dan Ijarah, (c) tidak menggunakan laba dengan indikator EAT sebagai variable terikat tetapi menggunakan pendapatan margin dan bagi hasil operasional. Sehingga hasil penelitiannya lebih teliti dana kurat.
  • 6. upan terang benderang di bawah sinaran ilmu pen yadari sepenuhnya bahwa penyelesaian tesis i sipasi beberapa pihak, baik berupa dukung , penulis merasa berkewajiban untuk menyamp nya dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusny safir Pababbari, M.Si.,selaku Rektor UIN Alau ektor I, II, III, dan IV UIN Alauddin Makassar. Sabri Samin, M.Ag.,selaku Direktur Program Makassar yang telah memberikan fasilitas, sar pengetahuan serta nasehat yang tak ternilai harga erta program S2. Nasir Hamzah, M.A., dan Dr. Wahyuddin Abd KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah swt.,karena atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, maka tesis yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Laba Bersih Melalui Pendapatan Bagi Hasil Pada Bank Syariah Tercatat di Bursa Efek Indonesia” ini dapat dirampungkan sesuai dengan waktu yang direncanakan, kendati masih jauh dari kesempurnaan. Demikian pula, salawat dan salam penulis kirimkan kepada Nabiyullah Muhammad saw. Yang telah membawa umat manusia pada kehid getahuan. Penulis men ni tidak lepas dari bantuan dan parti an moril maupun materil.Olehnya itu aikan penghargaa n yang setinggi-tinggi a kepada : 1. Prof. Dr.Mu ddin Makassar dan pembantu R 2. Prof. Dr. Pascasarjana UIN Alauddin ana dan prasarana pendidikan, nya selama penulis menjadi pes 3. Prof. Dr. H. ullah.M.Si, masing- masing selaku promoter dan kpromotor yang telah memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk sejak awal hingga penulisan ini rampung. 4. Dr. Abdul Wahab, SE, M.Si.,dan Dr. Moh. Sabri AR, M.Ag., masing-masing selaku penguji ujianTesis. 5. Ayahanda H. Darwis serta Ibunda Dr. Hj. Herlina tercinta yang dengan tulus dan ikhlas membesarkan dan membiayai sehingga penulis dapat berhasil mencapai
  • 7. cita-cita yang diharapkan. 6. Para karyawan dan karyawati Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar yang selalu pro aktif memberikan pelayanan administrative untuk memperlancar proses studi pada Program Pascasarjana. Akhirnya, kepada Allah jugalah penulis memohon, semoga segala bantuan dan partisipasi semua pihak akan mendapat imbalan pahala di sisi-Nya. Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
  • 8. 1 dengan berbagai kegiatan keuangan selalu memb tu, saat ini dan di masa yang akan datang kita tid kan, jika hendak menjalankan aktivitas keuanga aga, baik sosial atau perusahaan. u pentingnya dunia perbankan, sehingga ada ang nyawa” un uk mengge akkan oda pe ekonom dikemukakan oleh Kasmir bahwa “Bank sebaga an usahanya adalah menghimpun dana dari kembali dana tersebut ke masyarakat serta me 1 ”. Bank di Indonesia terbagi dalam dua kelo rinsip Konvensional, mayoritas bank yang berke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu Negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan utuhkan jasa bank. Oleh karena i ak dapat lepas dari dunia perban n, baik perorangan maupun lemb Begit gapan bahwa bank merupakan “ t r r r ian suatu negara, sebagaimana i lembaga keuangan yang kegiat masyarakat dan menyalurkan mberikan jasa-jasa bank lainnya mpok yaitu Bank berdasarkan p mbang di Indonesia adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvesional. Bank berdasarkan prinsip syariah, yaitu bank berdasarkan prinsip syariah yang belum lama berkembang di Indonesia. Sistem ekonomi yang berkembang dewasa ini adalah sistem kapitalis dan sosialisme. Sistem ini mengacu pada sekularisme yang sebenarnya bertentangan dengan Islam. Sementara ekonomi Islam yang lebih mempertimbangkan faktor hl. 11 1 Kasmir, Manajemen Perbankan (edisi revisi, cetakan kedelapan, Jakarta : Rajawali Pers, 2008),
  • 9. 2 menciptakan keselarasan antara pertumbuhan d mbaga yang mengendalikan dan mengatur dinami utaran uang dan barang. Fungsi itu sesungguhnya ena disitu bertemu para pemilik, pengguna, dan a bank syariah sebagaimana bank konvensional, masyarakat dalam bentuk kredit atau pembi bedaan mendasar dalam hal imbalan. Penentu n yang akan diberikan oleh bank syariah kepada n kan pada prinsip bagi hasil (profit sharing). g berperan sebagai perantara keuangan (finan pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus u nilai, karakter luhur manusia, keutuhan social dan pembalasan Allah di akhirat justru perkembanganya lebih lambat. Dalam kacamata Islam kegiatan ekonomi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan materi, tetapi harus memiliki nilai ibadah. Sistem ekonomi Islam mengabdikan kepada persaudaraan umat manusia yang disertai keadilan ekomomi dan sosial serta distribusi pendapatan yang adil. Untuk an pemerataan itu, diperlukan le ka ekonomi dalam hal ini perp banyak membawa manfaat, kar pengelola modal. Pada dasarny juga menyalurkan dana kepada ayaan, hanya saja terdapat per an imbalan yang diinginkan da asabahnya semata- mata didasar Bank merupakan lembaga yan cial intermediary) antara pihak- nit) dengan pihak- pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar pembayaran. (IAI, 2009). Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang melaksanakan perantara keuangan dari pihak-pihak yang kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana berdasarkan prinsip-prinsip ajaran agama Islam, di antara
  • 10. 3 nk syariah memiliki produk atau jasa yang tida i bank konvesional. Prinsip-prinsip seperti musyar jarah, istishna, dan sebagainya tidak memuat ad dikembangkan oleh bank konvesional. Oleh k alami perkembangan yang semakin pesat, hal in buka cabang-cabang Bank Syariah yang ada di In ssar. dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan laba (profit oriented). Secara umum laba dapat dip dikurangi dengan biaya. Besarnya laba yang dica nya bagi suatu perusahaan. Tujuan utama p prinsip-prinsip tersebut yang paling utama adalah tidak diperkenankannya perbankan untuk meminta atau memberikan bunga kepada nasabahnya. Menurut Rachmadi Usman : “Bank syariah atau bank Islam adalah badan usaha yang fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur dana kepada masyarakat, yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan hukum Islam sebagaimana yang diatur dalam Al Qur’an dan Al Hadist2 ”. Ba k akan ditemukan dalam operas akah, mudharabah, murabahah, i anya prinsip bunga seperti yang arena itulah Bank Syariah meng i dapat dilihat dari banyaknya di donesia khususnya di kota Maka Pada yang sama yaitu memperoleh eroleh dari seluruh penghasilan pai menjadi ukuran sukses tidak erusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak di laporan keuangan, tepatnya laba rugi. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan operasionalnya.Laba yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah laba operasional. Angka laba operasional adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya 2 Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka, Utama, 2005), hl. 73
  • 11. 4 enyajian laporan keuangan juga berbeda. Baridw o an keuangan me upakan bag an da ngkasan si–transaksi keuangan yang terjadi selama , yang dibuat oleh manajeman untuk tujuan p kan oleh para pemilik perusahaan4 ”. kesuksesan suatu bank syariah sangat ditent publik tehadap kekuatan financial bank yang publik terhadap kesesuaian operasional bank den cayaan yang diberikan oleh para depositor dan rmasuk stakeholder utama system perbankan an bahwa “Bank Sya ah da am me ayani ma operasi. Biaya-biaya operasi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan operasi perusahaan. Jadi, apa yang diukur oleh laba dan komponen komponennya adalah penting untuk dapat memahami dan menginterpretasikan keadaan keuangan suatu perusahaan. Laba menurut Harahap: “kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi3 ”. Perbedaan pencapaian laba antara bank konvesional dan bank syariah menjadikan p an mengemukaka n bahwa: ”Lap r r i ri ri proses pencatatan dari transak tahun buku yang bersangkutan ertanggungjawaban yang dibeban Kunci ukan oleh tingkat kepercayaan bersangkutan, dan kepercayaan gan sistem syariah Islam. Keper investor, dimana keduanya te di dunia. Kasmir mengemukak : ri l l syarakat, terutama masyarakat muslim, bank syariah menyediakan berbagai macam produk 3 Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi (edisi revisi, cetakan ketujuh, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hl. 79 4 Baridwan Zaki, Dasar-Dasar Akuntansi (edisi ketiga, cetakan kedua, Jakarta : BPFE, Gadjah Mada, 2004), h. 95
  • 12. 5 syariah selaku pemilik modal (sbabibul/rab laku pengelola usaha (mudbarib) di mana bank m usaha6 ”. Sedangkan menurut Kasmi bahwa kerja sama antara dua pihak, di mana pihak per al dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntung yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi, mak al selama kerugian itu bukan akibat dari kelal gian diakibatkan kelalaian pengelola, maka s jawab7 ”. m dunia perbankan, Al-Mudharabah biasanya iayaan atau pendanaan seperti, pembiayaan moda perbankan. Produk-produk yang ditawarkan sudah tentu sangat islami, termasuk dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya5 ”. Adapun produk-produk perbankan Syariah yang menjadi fokus dalam penelitian ini dan berpengaruh terhadap laba yang dicapai adalah melalui pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Muhammad dan Suwiknyo mendefinisikan bahwa : “Mudharabah adalah suatu bentuk kerjasama antara bank bul maal) dengan pengusaha se emberikan seluruh pembiayaan r “Al Mudharabah adalah akad tama menyediaka n seluruh mod an dibagi menurut kesepakatan a akan ditanggung pemilik mod aian si pengelola. Apabila keru i pengelolah yang bertanggung- Dala diaplikasikan pada produk pemb l kerja. Dana untuk kegiatan mudharabah diambil dari simpanan tabungan berjangka seperti tabungan 5Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (edisi revisi, cetakan kesepuluh,Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 246 6 Muhammad dan Suwikno, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank Syariah (cetakan pertama, Yogyakarta : UII Press,2012), h. 158 7 Kasmir, Op.Cit., h. 251
  • 13. 6 t8 ” Al musya akah menurut Kasmi ada ah “aka au lebih untuk melakukan usaha tertentu. Ma dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keun gung bersama sesuai dengan kesepakatan9 ” Al- nkan diaplikasikan dalam hal pembiayaan proy g dibiayai dengan bank sama-sama menyed n proyek tersebut. Keuntungan dari proyek dib untuk bank setelah terlebih dahulu mengembalikan musyarakah dapat pula dilakukan untuk kegiata keuangan modal ventura. gkan Al Murabahah adalah transaksi penjual haji atau tabungan kurban. Dana juga dapat dilakukan dari deposito biasa dan deposito spesial yang dititipkan nasabah untuk usaha tertentu. Sedangkan pembiayaan lainnya yang berpengaruh terhadap laba adalah pembiayaan Al-musyarakah.Menurut Siamat bahwa: ”Al-Musyarakah adalah perjanjian dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu usaha. Keuntungan dari usaha tersebut dibagi sesuai dengan persetujuan antara pihak- pihak tersebu . r r l : d kerja sama antara dua pihak at sing-masing pihak memberikan tungan atau risiko akan ditang . musyarakah dalam praktik perba ek. Dalam hal ini nasabah yan iakan dana untuk melaksanaka agi sesuai dengan kesepakatan dana yang dipakai nasabah. Al- n investasi seperti pada lembaga Sedan an barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas akad jual beli dapat dilakukan secara tunai (bai’ naqdan) atau tangguh (Bai’ Muajjal/bai’ bit’saman Ajil). Adapun pengertian murhabahah menurut Karim mengemukakan bahwa : “ Murabahah yang berasal 8 Dahlam Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (edisi keempat, Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2005), h. 24 9 Kasmir, Ibid., 2012, h. 250
  • 14. 7 mudian bank akan menjualnya kembali kepada pe margin (ribhun) yang disepakati“.11 a bentuk pembiayaan ini yakni Al-Mudharabah, A h berpengaruh terhadap laba khususnya pada iah Cabang Makassar. Namun pada kenyataan embiayaan khususnya pada pembiayaan Al- karena adanya kredit macet atau adanya n pembiayaan musyarakah. Dan besarnya pembi dalam menentukan besar kecilnya pendapata mpengaruhi besarnya perolehan laba bersih kita ketahui bahwa bank Syariah pada umumnya dari ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah bertindak sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin)“.10 Kemudian Zulkifli mengemukakan bahwa : “Murabahah adalah skim dimana bank bertindak selaku penjual disatu sisi, dan disisi lain bertindak selaku pembeli. Ke mbeli dengan harga beli ditambah Ketig l-Musyarakah dan Al-Murabaha Bank Tabungan Negara Syar nya bahwa terjadi penurunan p Musyarakah yang disebabkan kemacetan dalam pengembalia ayaan bank sangat berpengaruh n bank dan pada akhirnya me bank. Sedangkan sebagaimana untuk menjalankan kegiatan operasionalnya dalam usaha untuk memperoleh laba dibawah perlindungan dan pembinaan Bank Indonesia yang beroperasi secara syariah, 10Karim, A. Adimarwan, 2004, Bank Islam, edisi ketiga, cetakan keempat, Penerbit : Raja Grafindo Persada, Jakarta Jakarta. 11Zulkifli, Sunarto, 2003, Perbankan Syariah Panduan Praktis Transaksi,Zikrul Hakim,
  • 15. 8 an Laba pada Perusahaan Perbankan Syariah yang Efek Indonesia Tahun 2013 s/d 2014 Tah Nama Bank Syariah 2013 BRI Syariah, Tbk. 129.568 Bank Syariah Bukopin 19.548 Bank Mandiri Syariah 651.240.189.470 a Bursa Efek Indonesia, 2015 sarkan tabel 1.1 yang menunjukkan bahwa l ntuk ketiga Bank Syariah yang tercatat di Bur ak bahwa laba yang dicapai pada tahun 2013 da Adanya penurunan laba bersih pada ketiga Bank S nelitian mengenai pembiayaan mudharabah, mu memiliki prinsip-prinsip yang harus ditaati, yaitu larangan untuk menggunakan instrumen bunga. Namun fenomena yang terjadi selama ini bahwa laba bersih yang dicapai oleh PT. Bank Tabungan Negara Cabang Syariah Makassar untuk tahun terakhir menurun, hal ini dapat disajikan melalui tabel 1.1 yaitu sebagai berikut : Tabel 1.1 Pertumbuh tercatat di Bursa No. un 2014 1. PT. 6.577 2. PT. 8.662 3. PT. 71.778.420.782 Sumber : Dat Berda aba bersih (EAT) khususnya u sa Efek Indonesia, dimana namp n 2014 mengalami penurunan. yariah, maka perlu dilakukan pe syarakah, dan bagi hasil terhadap laba bank. Berdasarkan latar belakang masalah serta fenomena yang terjadi maka peneliti tertarik untuk mengangkat tema ini lebih jauh dengan memilih judul : “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Bagi Hasil terhadap Laba Bank Syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.”
  • 16. 9 apa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesi embiayaan Mudharabah berpengaruh terhadap Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia. embiayaan Musyarakah berpengaruh terhadap Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia. ndapatan bagi hasil berpengaruh terhadap laba be iah tercatat di Bursa Efek Indonesia. embiayaan mudharabah berpengaruh terhadap l n bagi hasil pada beberapa Bank Syariah terca embiayaan musyarakah berpengaruh terhadap l B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka akan disajikan beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah pembiayaan Mudharabah berpengaruh terhadap pendapatan bagi hasil pada beberapa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia. 2. Apakah pembiayaan Musyarakah berpengaruh terhadap pendapatan bagi hasil pada beber a. 3. Apakah p laba bersih pada beberapa 4. Apakah p laba bersih pada beberapa 5. Apakah pe rsih pada beberapa Bank Syar 6. Apakah p aba bersih melalui pendapata tat di Bursa Efek Indonesia. 7. Apakah p aba bersih melalui pendapatan bagi hasil pada beberapa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia. C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah sehingga didefinisikan secara operasional agar menjadi petunjuk dalam penelitian ini. Definis i operasional sebagai berikut :
  • 17. 10 dengan pembiayaan musyarakah X3) Bagi hasil adalah pendapatan Syariah dalam melakukan pemb pendapatan bagi hasil mudhara rupiah Laba adalah selisih antara pend dengan biaya yang terjadi unt tersebut. Diukur dengan laba ber an Judul dan Ruang Lingkup Pembahasan tian ini berjudul pengaruh pembiayaan mudhar l terhadap laba pada Bank Syariah tercatat di Bur itu mengacu dari judul tersebut maka pembi iayaan yang dikeluarkan oleh Bank Syariah b tara dua pihak, dimana pihak pertama menyedia ain menjadi pengelolanya. Kemudian pembiaya Variabel Definisi Konseptual Mudharabah (X1) Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelolah. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Diukur dengan pembiayaan mudharabah dalam rupiah. Musyarakah (X2) Musyarakah yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko akan ditanggung bersama. Diukur n dalam rupiah. Bagi hasil ( yang diterima oleh Bank iayaan syariah, diukur dengan bah dan musyarakah dalam Laba apatan yang telah direalisasi uk mendapatkan pendapatan sih dalam rupiah. D. Pengerti Peneli abah, musyarakah dan bagi hasi sa Efek Indonesia. Oleh karena ayaan mudharabah adalah pemb erdasarkan adanya kerjasama an kan seluruh modal dan pihak l an al-musyaraka h adalah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu, seperti dalam hal pembiayaan suatu proyek. sedangkan laba adalah hasil atau keuntungan yang diperoleh bank tabungan negara dari hasil pembiayaan al-mudharabah dan al-musyarakah. Bagi hasil pendapatan yang ditentukan oleh bank dalam pelaksanaan pembiayaan.
  • 18. 11 sarkan perumusan masalah yang telah ditentu ujuan sebagai berikut : nganalisis pengaruh pembiayaan Mudharabah te pada Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesi nganalisis pengaruh pembiayaan Musyarakah te pada Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesi nganalisis pengaruh pembiayaan Mudharabah te apa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesi nganalisis pengaruh pembiayaan Musyarakah te apa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia nganalisis pengaruh pendapatan bagi hasil terhada Sedangkan ruang lingkup penelitian ini dikhususkan pada Bank Syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan waktu penelitian kurang lebih tiga bulan lamanya. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1) Tujuan Penelitian Berda kan, penelitian ini mempunyai t a. Untuk me rhadap pendapatan bagi hasil a. b. Untuk me rhadap pendapatan bagi hasil a. c. Untuk me rhadap laba bersih pada beber a. d. Untuk me rhadap laba bersih pada beber . e. Untuk me p laba bersih pada beberapa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia. f. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan bagi hasil terhadap laba bersih pada beberapa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia. g. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap laba bersih melalui pendapatan bagi hasil pada beberapa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
  • 19. 12 ut: ak Bank, yaitu sebagai acuan dalam mel mian syariah yang sesuai dengan syariat I kan laba, khususnya melalui produk Mudharabah demis/Peneliti, yaitu menambah pemahaman m utama konsep Mudharabah dan Musyarakah, sert besar pengaruh atau kontribusi dari pembia h dan bagi hasil terhadap laba bank syariah. estor, yaitu sebagai bahan acuan atau per kan modal di perbankan syariah. ar Isi h. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap laba bersih melalui pendapatan bagi hasil pada beberapa Bank Syariah tercatat di Bursa Efek Indonesia. 2) Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang ingin dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berik 1. Bagi pih aksanakan prinsip perekono slam serta dapat menghasil dan Musyarakah. 2. Bagi Aka engenai perbankan syariah ter a dapat mengetahui seberapa yaan mudharabah, musyaraka 3. Bagi Inv timbangan dalam menanam F. Garis Bes Dalam penelitian ini garis besar isi dalam penelitian ini, dapat dikemukakan sebagai berikut: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional dan variabel penelitian, pengertian judul dan ruang lingkup pembahasan, kajian penelitian terdahulu, tinjauan teoritis, kerangka pikir, hipotesis, tujuan dan kegunaan penelitian, garis besar isi, komposisi bab.
  • 20. 13 ng berlandaskan etika Islam ini adalah tiada l m untuk mendasari segenap aspek kehid Al Qur an dan As Sunnah syariah adalah salah satu perangkat dalam ekon upakan bank yang beroperasi dengan tidak m Syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga k ona dan produknya d kembangkan be andas AW. rut Muhammad bahwa ” Bank Islam atau dis h bank yang beroperasi dengan tidak mengandalk Atau dengan kata lain, Bank Islam atau Ba BAB II LANDASAN TEORITIS A. Bank Syariah dalam Perspektif Islam Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan renaicance Islam modern. Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan ya ain sebagai upaya kaum musli upan ekonominya berlandaskan ’ . Bank omi syariah. Bank Syariah mer engandalkan pada bunga. Bank euangan/perbankan yang operasi l i rl kan Alqur’an dan hadits Nabi S Menu : ebut dengan bank Syariah adala an bunga atau bank tanpa bunga. nk Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip Syariah Islam yang berlandaskan pada Al Qur’an dan Hadist Nabi SAW12 ”. 12 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah (Strategi Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Risiko Pembiayaan di Bank Syariah sebagai Akibat Masalah Agency (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008), h. 3
  • 21. 14 m, khususnya yang menyangkut tata cara bermua bih lanjut, dalam tata cara bermuamalat itu dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba u atan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiaya ngatakan bahwa ” Bank syariah merupakan sala riah. Bank syariah merupakan bank yang berop n pada bunga14 ” Bank syariah juga dapat diartika bankan yang operasional dan produknya dikemba n hadits Nabi SAW. Antonio dan Perwataatm pengertian, yaitu Bank Islam dan bank yang ah Islam. Lebih jauh Menurut Arifin mengatak Antonio dan Perwataatmadja membedakan pengertian antara Bank Islam dengan bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah : (1) Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam; (2) Bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Qur’an dan Hadist. Sedangkan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip Syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan Syariah Isla malat secara Islam. Dikatakan le dijauhilah praktik- praktik yang ntuk diisi dengan kegiatan-kegi an perdagangan13 ”. Mahmud me : h perangkat dalam ekonomi sya erasi dengan tidak mengandalka . n sebagai lembaga keuangan per ngkan berdasarkan Alqur’an da adja membedakan menjadi dua beroperasi dengan prinsip syari an bahwa : Bank Syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan 13 Perwataatmadja, Karnaen dan Antonio Syafi’I, Apa dan Bagaimana Bank Islam, edisi pertama, cetakan pertama (Jakarta : Dana Bakti Wakaf, 2000), h. 1 14Machmud Amir, Bank Syariah, Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia, edisi pertama, cetakan pertama, (Jakarta : Erlangga, 2010), h. 9
  • 22. 15 an zakat. berdasarkan Prinsip Syariah (BPS) menurut ah (BUS) dengan Bank Perkreditan Rakyat Sya suai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, atau ang tata cara beroperasinya mengacu kepada k uran dan Hadist). Dalam tata cara tersebut dija atirkan mengandung unsur-unsur riba untuk diis stasi atas dasar bagi hasil dari pembiayaan perda k syariah atau bank Islam adalah badan usah himpun dana dari masyarakat dan penyalur dana k dan mekanisme kegiatan usahanya berdasark penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait.15 Prinsip utama yang diikuti oleh bank Islam adalah : 1. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi 2. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah 3. Memberik Bank Hasibuan, Bank Umum Syari riah (BPRS) yang beroperasi se dengan kata lain yaitu bank y etentuan-ketentuan Islam (Al-Q uhi praktik-praktik yang dikhaw i dengan kegiatan- kegiatan inve gangan16 . Menurut Usman Ban a yang fungsinya sebagai peng epada masyarakat, yang sistem an hukum Islam sebagaimana yang diatur dalam Al Qur’an dan Al Hadist17 . Yusuf dan Wiroso, Bank syariah adalah bank yang berasaskan antara lain, pada asas kemitraan, 15Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah (Jakarta : Pustaka Alfabet, 2002), hl. 3 16 Hasibuan, Malayu, SP. Dasar-dasarPerbankan, cetakan pertama, edisi revisi (Jakarta : Penerbit Bumi Aksara, 2008), h. 39 17 Rachmadi, Usman, 20087, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 20076), h. 11
  • 23. 16 membiayai kegiatan usaha yang halal19 . Bank b r dalam UU. No. 7 tahun 1992 sebagaimana te tahun 1998, dengan latar belakang adanya suat m yang merupakan suatu alternatif atas p nya pada prinsip syariah20 . Prinsip syariah dalam k h aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam ant nyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan u dinyatakan dengan syariah. Kegiatan usaha deng titipan) bah (bagi hasil) keadilan, transparansi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah18 . Ascarya dan Yumanita, bank syariah adalah : Lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan system nilai islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif, bebas dari hal-hal yang tidak jelas (gharar), berprinsip keadilan dan hanya erdasarkan prinsip syariah diatu lah diubah dengan UU. No. 10 u keyakinan dalam agama Isla erbankan dengan kekhususan egiatan usaha bank syariah adala ara bank dan pihak lain untuk pe saha, atau kegiatan lainnya yang an prinsip syariah, antara lain : a) Wadiah ( b) Mudhara c) Musyarakah (penyertaan) d) Ijarah (sewa beli) 18 Harahap, Sofyan Syafri, Wiroso & Yusuf, Muhammad, Akuntansi Perbankan Syariah edisi kedua (Jakarta : Penerbit LPFE Usakti, 2006), h. 135 19 Ascarya, dan Diana Yumanita, Bank Syariah : Gambaran Umum, Seri Kebanksentralan, Nomor 14, Bank Indonesia Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (Jakarta, 2005), h. 5 20 Undang-undang Perbankan No. 10, tahun 1998
  • 24. 17 injaman talangan) Hasan (pinjaman sosial) e) bank Islam telah mengadopsi sistem dan prosed erjadi pertentangan dengan syariah, maka n dan menerapkan prosedur mereka sendiri g bankan mereka dengan prinsip-prinsip syariah iah berfungsi memberikan advice kepada perb bahwa bank Islam tidak terlibat dalam unsur Islam. itas keuangan dan perbankan dapat dipandang se e) Salam (pembiayaan di muka) f) Istishna (pembiayaan bertahap) g) Hiwalah (anjak piutang) h) Kafalah (garansi bank) i) Rahn (gadai) j) Sharf (transaksi valuta asing) k) Wardh (p l) Wardhul m) Ujrah (fe Bank- ur perbankan yang ada. Bila t bank-bank Islam merencanaka una menyesuaikan aktivitas per Islam. Untuk itu Dewan Syar ankan Islam guna memastikan -unsur yang tidak disetujui oleh Aktiv bagai wahana bagi masyarakat modern untuk membawa mereka kepada pelaksanaan dua ajaran Qur’an yaitu : 1. Prinsip At Ta’awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama diantara anggota masyarakat untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam Al- Qur’an,
  • 25. 18 annya menganggur (idle) dan tidak berputar da at bagi masyarakat umum, sebagaimana dinyat ‫تجارة‬ ‫و‬ ‫تكن‬ ‫أن‬ ‫َل‬ ‫إ‬ ‫بالباطل‬ ‫بينكم‬ ‫أموالكم‬ ‫تأكلوا‬ َ‫ل‬ ‫تقتلوا‬ ‫َل‬ ‫و‬ ‫منكم‬ ‫تراض‬ ‫إن‬ ‫أنفسكم‬ ng-orang yang beriman, janganlah kamu salin u dengan jalan batil, kecuali dengan jalan pernia ka sama suka d an a a kamu. ” An-Nisa : 29) p-prinsip syariah itu dimanifestasikan dalam keg kan dana. pun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan ‫على‬ ‫البر‬ ‫والتقوى‬ ‫وتعاونوا‬ ” ... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa (Al-Maaidah : 5) 2. Prinsip menghindari Al Iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan membiark lam transaksi yang bermanfa akan di dalam Al Qur’an. ‫عَََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََن‬ ‫آمنوا‬ ‫الذين‬ ‫أيها‬ ‫يا‬ ‫رحيما‬ ‫بكم‬ ‫كان‬ َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ” Hai ora g memakan harta sesamam gaan yang berlaku dengan su i t r .. ( Prinsi iatan menghimpun dan menyalur 1. Menghim meliputi : a) Giro berdasarkan prinsip wadiah (hanya untuk BUS) b) Tabungan berdasarkan prinsip wadiah atau Mudharabah c) Deposito berjangka berdasarkan prinsip Mudharabah d) Bentuk lain berdasarkan prinsip wadiah atau Mudharabah 2. Melakukan penyaluran dana melalui :
  • 26. 19 ngan hal-hal berikut : menjual, dan/atau menjamin atas risiko sendiri s ga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata (und surat-surat berharga pemerintah dan/atau Ban n atas dasar prinsip syariah hkan uang atau kepentingan sendiri dan/atau na akalah pembayaran tagihan atas surat berharga yan n perhitungan dengan atau antar pihak ketiga b kan tempat untuk menyimpan barang dan su a) Transaksi jual beli berdasarkan prinsip murabahah, istishna, salam dan jual beli lainnya b) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip Mudharabah, musyarakah, dan bagi hasil lainnya c) Pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip hiwalah, rahn dan qardh Selain kegiatan di atas, untuk Bank Umum Syariah (BUS) kegiatannya dilengkapi de 1. Membeli, urat-surat berharga pihak keti er transaction) 2. Membeli k Indonesia yang diterbitka 3. Meminda sabah berdasarkan prinsip 4. Menerima g diterbitkan dan melakuka erdasarkan prinsip wakalah 5. Menyedia rat-surat berharga berdasarkan prinsip wadiah yad amanah 6. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak dengan prinsip wakalah 7. Melakukan penempatan dari nasabah ke nasabah lain dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek berdasarkan prinsip ujrah
  • 27. 20 yariah Nasional serta tidak bertentangan dengan berlaku. Dewan Syariah Nasional adalah dewan Ulama Indonesia yang bertugas dan memiliki an kesesuaian antara produk, jasa, dan kegiatan ariah. yariah ya, 2011, produk bank syariah terbagi menj endanaan yang meliputi pola titipan (wadiah) b jaman (qardh) berbentuk giro dan tabungan, bagi k tabungan, deposito dan obligasi serta sewa 8. Memberikan fasilitas letter of credit (L/C) berdasarkan prinsip wakalah, murabahah, Mudharabah, musyarakah, wadi’ah dan memberikan fasilitas garansi bank berdasarkan prinsip kafalah 9. Melakukan kegiatan usaha kartu debet berdasarkan prinsip ujrah 10. Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan prinsip wakalah 11. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang disetujui oleh Dewan S UU dan ketentuan lain yang yang dibentuk oleh Majelis kewenangan untuk memastik usaha bank dengan prinsip sy B. Produk S Ascar adi empat, yaitu: (1) Produk p erbentuk giro dan tabungan, pin hasil (mudharabah) dalam bentu (ijarah) berbentuk obligasi, (2) produk pembiayaan meliputi pola bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) berbentuk pembiayaan investasi dan modal kerja, jual beli (murabahah, salam, isthisna) berbentuk dalam pembiayaan properti, sewa (ijarah) berbentuk sewa beli dan akuisisi aset serta pinjaman (qardh) berbentuk pembiayaan surat berharga, (3) produk jasa perbankan yang meliputi pola titipan (wadiah) berbentuk safe deposit box, bagi hasil (mudharabah) berbentuk investasi terikat dan pola lain (wakalah, kafalah, hawalah, rahn, ujr, sharf) berbentuk
  • 28. 21 ahnya. aan Mudharabah satu kegiatan utama bank syariah adalah men am bentuk pembiayaan. Di bank syariah pem nkan yang berlandaskan prinsip-prinsip yang ada ya berorinetasi pada keuntungan bank saja tetap mamfaat bagi nasabah yang bermitra dengan bank rut Kasmir, pembiayaan adalah penyediaan uang n dengan itu berdasarkan persetuajuan atau kesep lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai unt ihan tersebut setelah jangka waktu tertentu denga transfer dan kliring, (4) produk kegiatan sosial dalam bentuk pola pinjaman (qardh) yang diterapkan untuk dana talangan kepada nasabah dan sumbangan sektor usaha kecil.21 Dalam rangka melayani masyarakat, terutama masyarakat muslim, bank syariah menyediakan berbagai macam produk perbankan. Produk-produk yang ditawarkan sudah tentu sangat islami, termasuk dalam memberikan pelayanan kepada nasab C. Pembiay Salah yalurkan kelebihan dananya dal biayan merupakan produk perba dalam ajaran Islam dan tidak han i diharapkan dapat memberikan syariah. Menu atau tagihan yang dipersamaka akatan antar bank dengan pihak uk mengembalika n uang atau tag n imbalan atau bagi hasil.22 Sedangkanmenurut Muhammad pembiayaan, secara luas, berarti financing atau pembelanjaan. Yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung 21Ascarya. Op.Cit., 2011, h. 112 22Kasmir, Op.Cit, 2004, h.289
  • 29. 22 bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyara sewa menyewa dalam bentuk Ijarah atau sewa ntahiyah bittamlik jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam d pinjam meminjam dalam bentuk qardh sewa menyewa dalam bentuk Ijarah untuk transa atas, pembiayaan diberikan kepada nasabah yang disini tidak hanya pihak perorangan tetapi juga erasi yang memerlukan kerja sama dengan bank sy iayaan diberikan dengan berlandasakan prin anking) dimana pihak bank sangat memperha investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.23 Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendaanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah, kepada nasabah”. Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang pembiayaan. Pembiayaan adalah penyedia dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : a. Transaksi kah b. Transaksi beli dalam bentuk Ijarah mu c. Transaksi an Istisna d. Transaksi e. Transaksi ksi multijasa. Dari uraian di memerlukan dana. Nasabah biasa merupakan pihak kop ariah. Pemb sip kehati-hatian (prudential b tikan aspek-aspek penilaian nasabah yang akan bermitra dengan bank syariah. Menurut Muhammad “tujuan pembiayaan adalah setelah dana pihak ketiga dikumpulkan oleh bank maka sesuai dengan fungsi intermedianya maka bank berkewajiban menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan, dalam hal ini bank harus mempersiapkan strategi 23Muhammad, Manajemen Danba Syariah, cetakan pertama (Yogyakarta : Penerbit : Ekonisia, 2005), hl. 260.
  • 30. 23 mmad fungsi pembiayaan adalah pembiayaan enjalankan fungsi penggunaan dana dalam kaitan ayaan ini merupakan fungsi terpenting25 . Dalam atau disalurkan bank diharapkan dapat membua dari pembiayaan (yeld of financing) merupakan t i bank. Sesuai dengan karakteristik dari sumb ank memberikan pembiayaan berjangka pende berapa jenis pembiayaan dapat diberikan dengan g. Tingkat penghasilan dari setiap jenis pem ada prinsip pembiayaan yang digunakan dan dana-dana yang dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang telah digariskan24. Alokasi tersebut mempunyai tujuan : 1. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup, dan tingkat resiko yang rendah 2. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman. Muha merupakan fungsi bank yang m dengan perbankan maka pembi pembiayaan yang dikeluarkam hkan hasil tingkat penghasilan ingkat penghasilan tertinggi bag er dananya, pada umumnya b k dan menengah meskipun be jangka waktu yang lebih panjan biayaan bevariasi, tergantung p sektor usaha yang dibiayai. Dalam ajaran Islam, konsep profit sharing disebut bagi hasil. Konsep ini sangat mudah dijumpai dalam praktek masyarakat Islam pada masa Rasulullah dan sahabat hingga masyarakat muslim saat ini. Dalam dunia perbankan, profit sharing (bagi hasil) adalah merupakan suatu sistem yang meliputi tata cara 24Muhammad, Op.Cit, 2005, hl. 271 25 Muhammad, Ibid., 2005, h. 271
  • 31. 24 k diperdagangkan dan memperoleh sebagian keun udharabah adalah salah satu jenis simpanan b al-muthlaqoh dan diperuntukan untuk nasabah y vestasikan secara syariah. Dana tersebut diin am bentuk pembiayaan kepada berbagai jenis usa h sampai pada tingkat korporat secara profesiona ah. Atas investasi dana tersebut, akan diberikan elah disepakati bersama antara Bank dan nasabah. jian antara pemilik modal (uang dan barang) d merupakan hubungan berserikat antara dua pihak an pihak yang memiliki keahlian atau pengalam pembagian hasil usaha antara penyedia dana (Shahibul Maal) dengan pengelola dana (Mudharib). Kata mudharabah berasal dari bahasa arab yang artinya bepergian untuk urusan dagang, atau memukul yang mempunyai arti proses memukulkan kakinya dalam perjalanan usaha. Mudharabah juga disebut qiradh yang berasal dari kata al-Qardhu yang berarti al-Qath’u (potongan) karena pemilik memotong sebagian hartanya untu tungan. Al-M erdasarkan prinsip mudharabah ang menginginkan dananya diin vestasikan secara produktif dal ha dari usaha kecil dan menenga l tanpa melupakan prinsip syari bagi hasil sesuai nisbah yang t Perjan engan pengusaha. Mudharabah yaitu pemilik dana atau harta d an. Pemilik modal tidak dibenarkan ikut dalam pengelolaan usaha tetapi diperbolehkan membuat usulan dan melakukan pengawasan. Apabila usaha yang dibiayai mengalami kerugian, maka kerugian sepenuhnya ditanggung oleh pemilik modal, kecuali apabila kerugian tersebut karena penyelewengan atau penyalahgunaan pengusaha.
  • 32. 25 ‫عليكم‬ َ‫جناح‬ ‫َن‬‫أ‬ ‫تبغوا‬ ‫ت‬ َ‫ل‬ dosa ha angan bagimu un uk menca ka uni arah : 198) aat tabungan Mudharabah adalah keamanan dan abah, bagi hasil yang kompetitif yang diberikan ekening Tabungan Mudharabah. sifat deposito mudharabah adalah : Mudharabah adalah investasi melalui simpanan nya hanya dapat dilakukan dalam jangka wa engan mendapatkan imbalan bagi hasil. Dasar hukum Al-Mudharabah : َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ‫في‬ َ‫األرض‬ َ‫و‬ ‫تبغن‬ ‫ي‬ ‫من‬ َ‫فضل‬ ‫َوآخرون‬‫يضربون‬ ” Dan sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari karunia Allah”. (Q.S : Al-Muzammil : 20) ‫فض‬ ‫من‬ ‫ربكم‬ ‫ليس‬ ” Tidak ada ( l ) t ri r a dari Tuhanmu...” (QS : Al-Baq Manf terjaminnya dana tabungan nas setiap bulan secara langsung ke r Sifat- a) Deposito pihak ketiga yang penarikan ktu tertentu (jatuh tempo) b) Imbalan dibagi dalam bentuk berbagi pendapatan (revenue sharing) atau penggunaan dana itu secara syariah dengan rasio pembagian pendapatan misalnya 60 : 40 , yaitu 60 % bagi deposan dan 40 % bagi bank. c) Jangka waktu deposito mudharabah berkisar antara 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Sifat-sifat tabungan mudharabah
  • 33. 26 ngan nisbah yang telah disetujui bersama. Pem akukan setiap bulan berdasarkan saldo minima eriode tersebut. rut Nurhayati dan Wasilah akad mudharabah danaan atau investasi yang berdasarkan keperca nsur terpenting dalam akad mudharabah, yaitu kepada pengelola dana26 . Oleh karena keper ing maka mudharabah dalam istilah bahasa In milik dana yang merupakan investor disebut be partner, dan pengelola dana disebut managing a) Tabungan Mudharabah (TABAH) adalah simpanan pihak ketiga di Bank Syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa kali sesuai dengan perjanjian. b) Dalam hal ini Bank Syariah bertindak sebagai Mudharib dan deposan sebagai shahib al mal. c) Bank sebagai Mudharib akan membagi keuntungan kepada shahib al mal sesuai de bagian keuntungan dapat dil l yang mengendap selama Menu merupakan suatu transaksi pen yaan. Kepercayaan merupakan u kepercayaan dari pemilik dana cayaan merupakan unsur terpent ggris disebut trust financing. Pe neficial ownership atau sleeping trustee atau labour partner. Mudharabah merupakan akad kerja sama antara shahibul Maal dan mudharib (perbankan syariah/LKMS) dimana shahibul Maal sepenuhnya menanggung modal usaha dan mudharib sepenuhnya mengelola dana dengan porsi bagi hasil (nisbah) yang disepakati pada awal akad. Nisbah yang disepakati tidak dalam bentuk nominal namun dalam bentuk persentase, bisa dengan model 26 Murhayati, Sri dan Wasilah, AkuntansiSyariah di Indonesia (Jakarta : Salemba Empat, 2008), h. 112
  • 34. 27 dalam menginvestasikan dananya ke sektor ya Maal. Dalam hal ini, Mudarib hanya sebagai pera dapatkan bagian atas jasanya. bah Mutlaqah (Investasi tidak terikat) estasi dimana pihak Shahibul Maal tidak memberi dalam menginvestasikan dananya. Mudari akan dana Shahibul Maal untuk membiayai inves ngkan sesuai dengan prinsip syariah. rut Ijmak Ulama, mudharabah hukumnya jaiz (bo kisah Rasulullah yang pernah melakukan mudh tindak sebagai pemilik dana dan Rasulullah sebag pembagian hasil usaha revenue sharing (bagi pendapatan) atau profit/loss sharing (bagi untung/rugi). Terdapat dua jenis akad mudharabah yang digunakan yaitu : a. Mudharabah Muqayyadah (Investasi Terikat) Akad investasi dimana pihak Shahibul Maal memberikan batasan kepada Mudharib ng ditentukan oleh Shahibul ntara/agen investasi yang men b. Mudhara Akad inv kan batasan kepada Mudarib b berhak untuk menggun tasi yang dianggap mengunt Menu leh). Hal ini dapat diambil dari arabah dengan Siti Khadijah ber ai pengelola dana. Lalu Rasulullah membawa barang dagangannya ke negeri Syam. Dari kisah ini dapat dilihat akad mudharabah telah terjadi pada masa Rasulullah sebelum diangkat menjadi Rasul. Mudharabah telah dipraktikkan secara luas oleh orang- orang sebelum masa Islam dan beberapa sahabat Nabi Muhammad Saw. Jenis bisnis ini sangat bermanfaat dan sangat selaras dengan prinsip dasar ajaran syariah, oleh karena itu masih tetap ada di dalam sistem islam.
  • 35. 28 unia Allah SWT” QS 62:10) ‫به‬ ‫ر‬ ‫هللا‬ ‫ليتق‬ ‫و‬‫مانته‬ ‫أ‬‫تمن‬ ‫ؤا‬‫لذى‬ ‫ا‬‫فليؤد‬ ‫عضا‬ ka sebagian kamu mempercayai sebagian yang la i itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia hannya ” QS 2:283) lib bib Sua b a bahwa Rasu ullah SAW be sab ya terdapat keberkatan: jual beli secara tang bah), dan mencampuradukkan dengan tepung untu uk di ua ” HR bnu Majah) 1. Al-Quran ‫فإذا‬ َ‫قضيت‬ ‫ة‬َ ‫الصل‬ ‫فانتشورا‬ ‫في‬ ‫األر‬ ‫تبغوا‬ ‫وا‬ ‫مَن‬ ‫فض‬ ‫واذكورا‬ ‫يثرا‬ ‫ك‬ ‫لعلكم‬ ‫تفلحو‬ "Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah kar ( ‫ب‬ ‫م‬‫ك‬‫بعض‬ ‫أمن‬ ‫فإن‬ ”Maka, ji in, hendaklah yang dipercaya bertakwa kepada Allah Tu ( 2. As-Sunah Dari Sha i r. l r da, ”tiga hal yang didalamn guh, muqaradhah (mudhara k keperluan rumah bukan unt j l. ( . I ”Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada pengelola dananya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (pengelola dana) harus menanggung risikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas didengar Rasulullah saw, beliau membenarkannya.” (HR, Thabrani dari Ibnu Abbas)
  • 36. 29 pengelola dana, sedangkan pengelola dana d an harta sebagai modal. Dengan demikian, dapat dan kerja, sehingga dapat tercipta kemaslahatan n Mudharabah ada empat, yaitu : rdiri atas: pemilik dana dan pengelola dana. dharabah, berupa modal dan kerja. /serah terima. euntungan. tuan syariah, adalah sebagai berikut : Hikmah dari sistem mudharabah adalah dapat memberi keringanan kepada manusia. Terkadang ada sebagian orang yang memiliki harta, tetapi tidak mampu untuk membuatnya menjadi produktif. Terkadang pula, ada orang yang tidak memiliki harta tetapi ia mempunyai kemampuan untuk memproduktifkannya. Sehingga dengan akad mudharabah kedua belah pihak dapat mengambil manfaat dari kerja sama yang terbetuk. Pemilik dana mendapatkan manfaat dengan pengalaman apat memperoleh manfaat deng tercipta kerja sama antara modal dan kesejahteraan umat. Ruku 1. Pelaku, te 2. Objek mu 3. Ijab kabul 4. Nisbah k Keten 1. Pelaku a. Pelaku harus cakap hukum dan baligh. b. Pelaku akan mudharabah dapat dilakukan sesama atau dengan nonmuslim. c. Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetap ia boleh mengawasi. 2. Objek mudharabah (modal dan kerja)
  • 37. 30 rarti pemilik dana tidak memberikan kontribu ngelola dana harus bekerja. odal harus diketahui dengan jelas jumlahny bedakan dari keuntungan. ngelola dana tidak diperkenankan untuk memudh odal mudharabah, dan apabila terjadi maka langgaran kecuali atas seizin pemilik dana. ngelola dana tidak diperbolehkan untuk me pada orang lain dan apabila terjadi maka langgaran kecuali atas seizin pemilik dana. ngelola dana memiliki kebebasan untuk menga Objek mudharabah merupakan konsekuensi logis dengan dilakukannya akad mudharabah. a. Modal 1) Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau aset lainnya (dinila i sebesar nilai wajar), harus jelas jumlah dan jenisnya. 2) Modal harus tunai dan tidak utang. Tanpa adanya setoran modal, be si apapun padahal pe 3) M a sehingga dapat di 4) Pe arabahkan kembali m dianggap terjadi pe 5) Pe minjamkan modal ke dianggap terjadi pe 6) Pe tur modal menurut kebijaksanaan dan pemikirannya sendiri, selama tidak dilarang secara syariah. b. Kerja 1) Kontribusi pengelola dana dapat berbentuk keahlian, keterampilan, selling skill, management, dan lain-lain.
  • 38. 31 langgaran terhadap kesepakatan, pengelola enerima modal dan sudah bekerja maka peng endapatkan imbalan/ganti rugi/upah. l ernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara g dilakukan secara verbal, tertulis, melalui k akan cara-cara komunikasi modern. euntungan h adalah besaran yang diunakan untuk pemb 2) Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh diintervensi oleh pemilik dana. 3) Pengelola dana harus menjalankan usaha sesuai dengan syariah. 4) Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang ada dalam kontrak. 5) Dalam hak pemilik dana tidak melakukan kewajiban atau melakukan pe dana dan sudah m elola dana berhak m 3. Ijab Kabu Adalah p pihak-pihak pelaku akad yan orespondensi atau menggun 4. Nisbah k a. Nisba agian keuntungan, mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah atas keuntungan yang diperoleh. Pengelola dana mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan pemilik dana mendapat imbalan atas penyertaan modalnya. Nisbah keuntungan harus diketahui dengan jelas kedua pihak, inilah yang akan mencegah terjadinya perselisihan antara kedua belah pihak mengenai cara pembagian
  • 39. 32 ahkan kembali modal mudharabah, dan apa adi pelanggaran kecuali atas seizin pemilik dana. kan oleh pemilik dana untuk memudharabahk maka pembagian keuntungan untuk kasus sepert keuntungan sesuai dengan kesepakatan antara a. Sementara itu bagian keuntungan dari penge n pengelola dana yang kedua sesuai dengan pors ara keduanya. ila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik negligence atau violation, cara menyelesaikann keuntungan. Jika memang dalam akad tersebut tidak dijelaskan masing- masing porsi, maka pembagiannya menjadi 50 % dan 50 %. b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. c. Shahibul maal tidak boleh meminta pembagian keuntungan dengan menyatakan nilai nominal karena dapat menimbulkan riba. Pada dasarnya pengelola dana tidak diperkenankan untuk memudharab bila terjadi maka dianggap terj Apabila pengelo la dana diboleh an kembali modal mudharabah i ini, pemilik dana mendapatkan dia dan pengelola dana pertam lola dana pertama dibagi denga i bagian yang telah disepakati ant Apab dana kecuali ada misconduct, ya adalah sebagai berikut : 1. Diambil terlebih dahulu dari keuntungan karena keuntungan merupakan pelindung modal. 2. Bila kerugian melebihi keuntungan, maka baru diambil dari pokok modal. Lamanya kerja sama dalam mudharabah tidak tentu dan tidak terbatas, tetapi semua pihak berhak untuk menentukan jangka waktu kontrak kerja sama
  • 40. 33 dana tidak menjalankan amanahnya sebagai pen tujuan sebagaimana dituangkan dalam akad. S an amanah ia harus beritikad baik dan hati-hati. dah tidak ada. m mudharabah istilah profit and loss sharing tid dibagi hanya keuntungan saja (profit), tidak ter gga untuk pembahasan selanjutnya, akan diguna perti yang digunakan dalam Undang-undang N a usaha tersebut gagal kerugian tidak dibagi di a a dana, tetapi harus ditanggung sendiri oleh pemili agian hasil usaha mudharabah dapat dilak dengan memberitahukan pihak lainnya. Namun akad mudharabah dapat berakhir karena hal-hal sebagai berikut : 1. Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya, maka mudharabah berakhir pada waktu yang telah ditentukan. 2. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri. 3. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal. 4. Pengelola geloa usaha untuk mencapai ebagai pihak yang mengemb 5. Modal su Dala ak tepat digunakan karena yang masuk kerugiannya (loss). Sehin kan istilah prinsip bagi hasil se o. 10 tahun 1998, karena apabil ntara pemilik dana dan pengelol k dana. Pemb ukan berdasarkan pengakuan penghasilan usaha mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan hasil usaha dari pengelolaan dana. Tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha.
  • 41. 34 i mana bank memberikan seluruh pembiayaan u keuntungan akan dibagi sesuai kesepakatan (b eka, namun bila menderita kerugian (oleh karena usiness risk), maka ditanggung sepenuhnya ol erugian tersebut tidak disebarkan oleh kelalaia a terminologi, para Ulama Fiqh mendefinisikan Sarakhs J lid 22: 18) sebaga “Pemil k modalnya kepada pekerja (pedagang) untu euntungan dagang itu menjadi milik bersama d Mudha b menyumbangkan enaga dan wak un Untuk menghindari perselisihan dalam hal biaya yang dikeluarkan oleh pengelola dana, dalam akad harus disepakati biaya-biaya apa saja yang dapat dikurangkan dari pendapatan. Pengertian Mudharabah menurut Muhammad dan Suwiknyo bahwa Mudharabah adalah suatu bentuk kerjasama antara bank syariah selaku pemilik modal (sbabibul/rabbul maal) dengan pengusaha selaku pengelola usaha (mudbarib) d saha. Jika seorang mendapatkan erupa nisbah/ratio) diantara mer resiko suatu usaha operasional/b eh pemilik modal sepanjang k n atau kesalahan pengelola27 . Secar Mudharabah atau Qiradh (As- i, i i : i modal (investor) menyerahkan k diperdagangkan, sedangkan k an dibagi menurut kesepakatan” ri t t ya dan mengelo la usaha mereka sesuai dengan syarat-syarat kontrak. Salah satu ciri utama dari kontrak ini adalah bahwa keuntungan (jika ada) akan dibagi antara investor dan mudharib berdasarkan proporsi yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian (jika ada) akan ditanggung sendiri oleh si investor. 27 Muhammad dan Suwikno, Op.Cit., 2009, hl. 158
  • 42. 35 Allah be man da am sura Al Mu ammi ay g an d muka bum menca ka unia da Allah” rut pandangan ulama ahli fiqih (fuqaha) Mudha belah pihak untuk salah seorangnya mengeluark k lainnya untuk diperdagangkan dan laba dib U ama madzhab Sya Mudha abah ada a h ada ah akad ansaks an a a dua o ang a au hkan harta atau modal kepada pihak kedua untu masing mendapatkan keuntungan dengan syarat-sy rut Ulama Malikiyyah berpendapat bahwa mudh mana pemilik harta mengeluarkan hartanya kepa Mudharabah dinamakan juga dengan Qiradh, yaitu bentuk kerja sama antara pemilik modal (shohibul mal/rabbul mal) dengan pengelola (mudharib) untuk melakukan usaha dimana keuntungan dari usaha tersebut dibagi diantara kedua pihak tersebut, dengan rukun dan syarat tertentu. Mudharabah menurut bahasa diambil dari bahasa arab yaitu dharb, maksudnya Adharbu fil ardhi yaitu bepergian untuk berurusan dagang, sebagaimana rfir l t j l at 20:“ Dan yang lainnya beper i i i ri r ri . ( QS. 73: 20 ). Menu rabah adalah akad antara kedua an sejumlah uang kepada piha agi sesuai dengan kesepakatan. l fi’i r l h sebagai berikut :“Mudharaba l (tr i) t r r t lebih, diantara yang satu menyera k dijalankan usaha, dan masing- arat tertentu28 ”. Menu arabah adalah akad perwalian, di da yang lain untuk diperdagangkan dengan pembayaran yang ditentukan (emas dan perak). Menurut M. Syafi’i Antonio, mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lain (mudharib) menjadi pengelola, dimana keuntungan usaha dibagi dalam bentuk prosentase (nisbah) sesuai kesepakatan, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh 28 M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktik, cetakan pertama (Jakarta : Gema Insani Press, 2009), h. 95
  • 43. 36 ah (mudharib) dan mudharib hanya mengelola leh pihak shahibul maal. Pembagian keuntu esepakatan pada awal kontrak, sedangkan jika te oleh pemilik modal. Pengelola juga bertangg disebabkan oleh pihak pengelola.29 i, syarat akad pembiayaan mudharabah ini adala atau barang yang dinilai, diketahui jumlahnya, har euntungan harus dibagi kedua pihak, besar keu awal kontrak, penyedia dana menanggung keru ni adalah (1) pelaku akad (2) objek akad (3) ijab d n dan Siswanto Jenis pembiayaan mudh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola, apabila kerugian itu diakibatkan oleh kelalaian si pengelola maka si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Rivai, pembiayaan mudharabah adalah kerjasama antara seorang partner yang memberikan uang kepada partner lain untuk diinvestasikan keperusahaan omersial. Pihak bank (shahibul maal) berkewajiban memberikan dana 100% kepada nasab usaha yang sudah ditentukan o ngan akan dibagi berdasarkan k rjadi kerugian akan ditanggung ungjawab apabila kerugian itu Jayad h (1) modal harus berupa uang us tunai atau bukan piutang (2) k ntungan disepakati pada waktu gian. Rukun akad pembiayaan i an qabul30 . Sulha arabahadalah (1) mudharabah muqayyadah, jenis usaha akan ditentukan oleh pihak bank (shahibul maal) dan nasabah hanya mengelolanya, (2) mudharabah mutlaqah, jenis usaha 29 Veithzal Rivai, dkk. Bank and Finance (Dari Teori ke Praktik Bank dan Keuangan Syariah sebagaiSolusi dan Bukan Alternatif) edisi pertama (Yogyakarta : BPFE, 2012), h. 299 30 Jayadi, Abdullah, Beberapa Aspek tentang Perbankan Syariah (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2011), hl. 33
  • 44. 37 ntung pada ketidakpastian usaha dan biaya-biaya tersebut.32 iayaan Mudharabah menurut Muhammad adalah sebesar harga perolehan barang ditambah de eh para pihak, dimana penjual menginformasik han kepada pembeli. Didalam Alquran, antara la 73) aya 20: “…. Yadhi buun il-ardhi dan o ang-orang yang berjalan dimuka bumi .33 harabah adalah akad antara pemilik modal (shah na (mudharib) untuk memperoleh pendapatan boleh ditentukan oleh pihak nasabah (mudharib), meskipun modal tetap ditanggung oleh shahibul maal.31 Ascarya, teknis pembiayaan mudharabah pada perbankan Indonesia adalah pembiayaan ditujukan untuk membiayai investasi, modal kerja dan penyediaan fasilitas. Penghitungan bagi hasil menggunakan metode revenue sharing, dikarenakan resiko yang ditanggung lebih kecil kerugiannya. Pendapatan pemilik modal berga yang ditimbulkan dalam proses Pemb transaksi jual beli suatu barang ngan margin yang disepakati ol an terlebih dahulu harga perole in di dalam surat Al-Muzamil ( t ri f yabtaghuuna min fadhillaah … r mencari sebagian karunia Allah Mud ibul maal) dengan pengelola da atau keuntungan. Dalam ketentuan Pasal 1 angka 5 Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/ 2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah bahwa yang 31 Sulhan, Ely Siswanto, Manajemen Bank : Konvensional & Syariah (Malang : UIN, Malang Press, 2008), hl. 133 h. 10 32Ascarya, Akad, Produk Bank Syariah (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011), 33 Muhammad, Op.Cit., 2012, h. 10
  • 45. 38 07 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah n Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan pula bahwa yang dimaksud dengan : Mudharaba dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepad ntuk melakukan kegiatan usaha tertentu sesua asil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan belumnya. Hal yang sama dirumuskan juga dala at (1) huruf c Undang-undang Nomor 21 Ta yariah bahwa: Yang dimaksud dengan akad m adalah akad kerjasama suatu usaha antara piha l, atau bank syariah) yang menyediakan seluruh dimaksud dengan : Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian menggunakan metode bagi untung dan rugi (profit and loss sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Kemudian Penjelasan atas Pasal 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/20 dalam Kegiatan Penghimpuna Jasa Bank Syariah menjelaskan h adalah transaksi penanaman a pengelola dana (mudharib) u i syariah, dengan pembagian h nisbah yang telah disepakati se m Penjelasan atas Pasal 19 ay hun 2008 tentang Perbankan S udharabah adalam pembiayaan k pertama (malik, shahibul maa modal dan pihak kedua (amil, mudharib atau nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah, kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.
  • 46. 39 ah Mutlaqah, yaitu mudharib diberikan kekua modal. Mudharib tidak dibatasi baik menge nis usahanya. ah Muqayyadah, yaitu shahibul maal menetapk s dipatuhi mudharib baik mengenai tempat, tuj alam sistem ini mudharabah tidak dipe urkan dengan modal atau dana lain. iayaan ini antara lain digunakan untuk inve Aplikasi mudharabah dalam dunia keuangan sy vestment deposit, investasi surat berharga, proj mbiayaan mudharabah ini ditetapkan untuk perbank Jadi, pembiayaan mudharabah ini merupakan transaksi yang bersifat investasi dalam rangka penyediaan modal usaha untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama antara bank dan nasabah. Terdapat berbagai jenis produk perbankan dan lembaga keuangan syariah yang berlandaskan konsep mudharabah. Namun, secara umum pembiayaan mudharabah dalam perbankan syariah dapat dikategorikan menjadi dua bagian besar, yaitu : 1. Mudharab saan penuh untuk mengelola nai tempat, tujuan maupun je 2. Mudharab an syarat tertentu yang haru uan maupun jenis usaha. D rkenankan untuk mencamp Pemb stasi khusus dan reksadana. ariah bisa berupa deposito, in ect financing, dan lain-lain. Pe an syariah melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/34/Kep/Dir tentang Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah, yang kemudian diperbarui dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tentang. Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/35/PBI/2005 dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia 32/36/Kep/Dir tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah, yang kemudian diperbarui dan disempurnakan dengan Peraturan
  • 47. 40 aan Musyarakah (Penyertaan Modal) arakah (Joint Venture), konsep ini diterap tau joint venture. Keuntungan yang diraih akan ati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan ing-masing pihak. Perbedaan mendasar dengan p ini ada campur tangan pengelolaan manaje idak ada campur tangan. t, Al-Musyarakah adalah perjanjian dua pihak membiayai suatu usaha. Keuntungan dari usa n persetujuan antara pihak-pihak tersebut. 34 m hal kerugian, maka pembagian kerugian dilaku Bank Indonesia Nomor 6/17/PBI/2004 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah yang telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/25/PBI/2006. Selanjutnya, dipertegas kembali sebagai kegiatan usaha perbankan syariah dalam Undang-undang tentang Perbankan Syariah. D. Pembiay Musy kan pada model partnership a dibagi dalam rasio yang disepak rasio ekuitas yang dimiliki mas mudharabah ialah dalam konse mennya sedangkan mudharabah t Siama atau lebih pemilik modal untuk ha tersebut dibagi sesuai denga Dala kan sesuai dengan pangsa modal masing-masing. Sistem musyarakah ini merupakan konsep dasar bagi Bank Syariah. Disini bank bukan saja sebagai pensuplai, akan tetapi juga sebagai partner bagi nasabah. Hubungan antara bank dan nasabahnya merupakan hubungan kerjasama bukan hubungan sebagai kreditur dan debitur sebagaimana halnya dalam praktik bank umum yang lazim lainnya. 34Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, edisi keempat, (Jakarta, Badan Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), h.125
  • 48. 41 mpurkan modal mereka, dengan tujuan mencari k para mitra sama-sama menyediakan modal untu u dan bekerja bersama mengelola usaha tersebut kan dalam rangka mencapai tujuan yang telah d k boleh digunakan untuk kepentingan pribadi atau pa seizin mitra lainnya. mitra harus memberi kontribusi dalam pekerja ain juga sebagai agen bagi usaha kemitraan. Sehi lepas tangan dari aktivitas yang dilakukan mi aktivitas bisnis yang normal. an bergabungnya dua orang atau lebih, has Dewan Syariah Nasional MUI mendefinisikan musyarakah sebagai alat kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Musyarakah merupakan akad kerja sama di antara para pemilik modal yang menca euntungan. Dalam musyarakah, k membiayai suatu usaha tertent . Modal yang ada harus diguna itetapkan bersama sehingga tida dipinjamkan pada pihak lain tan Setiap an dan ia menjadi wakil mitra l ngga seorang mitra tidak dapat tra lainnya dalam menjalankan Deng il yang diperoleh diharapkan jauh lebih baik luas, karena didukung oleh kemampuan akumulasi modal yang lebih besar, relasi bisnis yang lebih luas, keahlian yang lebih beragam, wawasan yang lebih luas, pengendalian yang lebih tinggi dan lain sebagainya. Apabila usaha tersebut untuk maka keuntungan akan dibagikan kepada para mitra sesuai dengan nisbah yang telah disepakati (baik persentase maupun
  • 49. 42 ‫َبع‬ ‫َليبغي‬ ‫َالخلطاء‬ ‫َمن‬ ‫َكثيرا‬ ‫َوإن‬ ‫َنعاجه‬ ‫إلى‬ َ ‫َنعجتك‬ ‫َا‬‫َالصالحات‬ ‫عملوا‬ ‫َو‬ ngguhnya kebanyakan da o ang-orang yang ber erbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali kan ama sa eh ”(QS Shad : 24), َ :‫يبنهما‬ َ ‫تمن‬ ‫َخرج‬ ‫اخانه‬ ‫َفإذ‬ ‫َصاحبه‬ ‫َحدهما‬‫خنأ‬ ‫َي‬ ‫َلم‬ ‫ما‬ uds da Abu Hura ah ”Aku Allah ada ah p h g berserikat, sepanjang salah seorang dari keduan periodenya harus secara tegas dan jelasditentukan dalam perjanjian), sedangkan bila rugi akan didistribusikan pada para mitra sesuai dengan porsi modal dari setiap mitra. Hal ini tersebut sesuai dengan prinsip sistem keuangan syariah yaitu bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam suatu transaksi harus bersama-sama menanggung (berbagi risiko). Dasar hukum akad musyarakah : a. Al-Quran َ ‫َعلى‬ ‫هم‬ ‫ض‬ ‫َبسؤال‬ ‫َظلمك‬ ‫َلقد‬ ‫َال‬‫ق‬ ‫َآمنوا‬ ‫َلذين‬ َ‫َل‬ ‫َإ‬ ‫بعض‬ ”Dan sesu ri r serikat itu sebagian mereka b orang beriman dan mengerja l l . b. As-Sunah ‫ل‬‫ا‬‫َه‬ ‫َلن‬ ‫يقو‬ َ ‫لشريكين‬‫َثالثا‬ ‫َأنا‬ Hadis Q i ri ir : ( ) l i ak ketiga dari dua orang yan ya tidak berkhianat terhadap lainnya. Apabila seseorang berkhianat terhadap lainnya maka Aku keluar dari keduanya.” (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim dari Abu Hurairah) Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda : ”Pertolongan Allah tercurah atas dua pihak yang berserikat, sepanjang keduanya tidak saling berkhianat.” (HR. Muslim)
  • 50. 43 /serah terima euntungan tuan syariah : ara mitra harus cakap hukum syarakah syarakah merupakan suatu konsekuensi dengan ah yaitu harus ada modal dan kerja. l odal yang diberikan harus tunai. odal yang diserahkan dapat berupa uang tunai, Prinsip dasar yang dikembangkan dalam syirkah adalah prinsip kemitraa n dan kerja sama antara pihak-pihak yang terkait untuk meraih kemajuan bersama, unsur-unsur yang harus ada dalam akad musyarakah atau rukun musyarakah ada empat, yaitu : 1. Pelaku terdiri atas para mitra 2. Objek musyarakah berupa modal dan kerja 3. Ijab kabul 4. Nisbah k Keten 1. Pelaku : 2. Objek mu Objek mu dilakukannya akad musyarak a. Moda 1) M 2) M emas, perak, aset perdagangan, atau aset tidak berwujud seperti lisensi, hak paten, dan sebagainya. 3) Apabila modal yang diserahkan dalam bentuk nonkas, maka harus ditentukan nilai tunainya terlebih dahulu dan harus disepakati bersama. 4) Modal yang diserahkan oleh setiap mitra harus dicampur. Tidak dibolehkan pemisahan modal dari masing-masing pihak untuk
  • 51. 44 mikian juga meminjamkan uang kepada pihak usyarakah, menyumbang atau menghadiahka ecuali, mitra lain telah menyepakatinya. orang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan a n modal itu untuk kepentingannya sendiri. da prinsipnya dalam musyarakah tidak boleh ada orang mitra tidak bisa menjamin modal mitr usyarakah didasarkan prinsip alghunmu bi al g endapat keuntungan berhubungan dengan risik amun demikian, seorang mitra dapat me enyediakan jaminan dan baru dapat dicairkan apa kepentingan khusus. Misalnya yang satu khusus membiayai pembelian bangunan, dan yang lain untuk membiayai pembelian perlengkapan kantor. 5) Dalam kondisi normal, setiap mitra memiliki hak untuk mengelola aset kemitraan. 6) Mitra tidak bleh meminjam uang atas nama usaha musyarakah, de ketiga dari modal m n uang tersebut. K 7) Se tau menginvestasi- ka 8) Pa penjaminan modal, se a lainnya, karena m hurmi – hak untuk m o yang diterima. N minta mitra lain m bila mitra tersebut melakukan kelalaian atau kesalahan yang disengaja. 9) Modal yang ditanamkan tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau investasi yang dilarang oleh syariah. b. Kerja 1) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah.
  • 52. 45 ra mitra harus menjalankan usaha sesuai dengan s orang mitra yang melaksanakan pekerjaan di l ng ia sepakati, berhak mempekerjakan orang lai kerjaan tersebut. Jika ia sendiri yang melakuka rhak menerima upah yang sama dengan ya kerjaan itu di tempat lain, karena biaya p erupakan tanggungan musyarakah. ka seorang mitra mempekerjakan pekerjaan lain u gas yang menjadi bagiannya, biaya yang timbul ha ndiri. abul 2) Tidak dibenarkan bila salah seorang di antara mitra menyatakan tidak ikut serta menangani pekerjaan dalam kemitraan tersebut. 3) Meskipun porsi kerja antara satu mitra dengan mitra lainnya tidak harus sama. Mitra yang porsi kerjanya lebih banyak boleh meminta bagian keuntungan yang lebih besar. 4) Setiap mitra bekerja atas nama pribadi atau mewakili mitranya. 5) Pa yariah. 6) Se uar wilayah tugas ya n untuk menangani pe n pekerjaan itu, ia be ng dibayar untuk pe ekerjaan tersebut m 7) Ji ntuk melaksanakan tu rus ditanggungnya se c. Ijab Adalah penyertaan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern. 3. Nisbah
  • 53. 46 ungan yang dibagikan tidak boleh menggunakan harus menggunakan nilai realisasi keuntungan. tidak dapat menentukan bagian keuntungann atakan nilai nominal tertentu karena hal ini sam melanggar prinsip keadilan dan prinsip untuk mu hunmu bi al ghurmi). prinsipnya keuntungan milik para mitra na alokasikan keuntungan untuk pihak ketiga bila d organisasi kemanusiaan tertentu atau untuk cadan erjadi kerugian akan dibagi secara proporsional s ari masing-masing mitra. Dalam musyarakah y a. Nisbah diperlukan untuk pembagian keuntungan dan harus disepakati oleh para mitra di awal akad sehingga risiko perselisihan di antara para mitra dapat dihilangkan. b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. c. Keuntungan harus dapat dikuantifikasi dan ditentukan dasar perhitungan keuntungan tersebut misalnya bagi hasil atau bagi laba. d. Keunt nilai proyeksi akan tetapi e. Mitra ya sendiri dengan meny a dengan riba dan dapat ncul bersama risiko (al g f. Pada mun diperbolehka n meng isepakati, misalnya untuk gan (reserve). Apabila t esuai dengan porsi modal d ang berkelanjutan (going concern) dibolehkan untuk menunda alokasi kerugian dan di- kompensasikan dengan keuntungan pada masa-masa berikutnya. Sehingga nilai modal musyarakah adalah tetap sebesar jumlah yang disetorkan dan selisih dari modal adalah merupakan keuntungan atau kerugian. Akad muyarakah akan berakhir, jika : a. Salah seorang mitra menghentikan akad.
  • 54. 47 inggal atau hilang akal maka kemitraan dikata ah berawal dari kesepakatan untuk bekerja sama d al setiap mitra mewakili mitra lainnya. Dengan s lagi berarti hubungan perwakilan itu sudah tidak a apat ditentukan melalui dua cara, yaitu : n keuntungan proporsional sesuai modal cara ini, keuntungan harus dibagi di antara nal sesuai modal yang disetorkan, tanpa m ekerjaan yang dilaksanakan oleh para mitra sa abila salah satu pihak menyetorkan modal lebih kan mendapatkan proporsi laba yang lebih besar. b. Salah seorang mitra meninggal, atau hilang akal. Dalam hal ini mitra yang meninggal atau hilang akal dapat digantikan oleh salah seorang ahli warisnya yang cakap hukum (baliqh dan berakal sehat) apabila disetujui oleh semua ahli waris lain dan mitra lainnya. c. Modal musyarakah hilang/habis Apabila salah satu mitra keluar dari kemitraan baik dengan mengundurkan diri, men kan bubar. Karena musyarak an dalam kegiatan operasion alah seorang mitra tidak ada da. Nisbah 1. Pembagia Dengan para mitra secara proporsio emandang apakah jumlah p ma ataupun tidak sama. Ap besar, maka pihak tersebut a Jika para mitra mengatakan ”keuntungan akan dibagi diantara kita”, berarti keuntungan akan dialokasikan menurut porsi modal masing-masing mitra. 2. Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan modal Dengan cara ini, dalam penentuan nisbah yang dipertimbangkan bukan hanya modal yang disetorkan tapi juga tanggungjawab, pengalaman, kompetensi, atau waktu kerja yang lebih panjang.
  • 55. 48 n hanya hasil modal, melainkan hasil interaksi alah satu mitra lebih berpengalaman, ahli, dan baginya untuk mensyaratkan bagi dirinya sen ri keuntungan sebagai ganti dari sumbangan ka me u uk pada pe ka aan Al bin Abi Thalib dengan yang mereka tentukan, sedangkan dengan moda me eka ” h bisa ditentukan sama untuk setiap mitra 50:50 tau proporsinal dengan modal masing-masing t atas nisbah tertentu berarti dasar inilah yang euntungan. Ibnu Qudamah mengatakan : ”Pilihan dalam keuntungan dibolehkan dengan adanya kerja, karena seorang dari mereka mungkin lebih ahli dalam bisnis dari yang lain dan ia mungkin lebih kuat ketimbang yang lainnya dalam melaksanakan pekerjaan. Karenanya ia diizinkan untuk menuntut lebih bagian keuntungannya.” Mazhab dan Hanafi dan Hambali beragumentasi bahwa keuntungan adalah buka antara modal dan kerja. Bila s teliti dari lainnya dibolehkan diri suatu bagian tambahan da kerja yang lebih banyak. Mere r j r t i r.a : ”keuntungan harus sesuai kerugian harus proporsional l r . Nisba atau berbeda 70:30 (misalnya) a mitra. Begitu para mitra sepaka digunakan untuk pembagian k Dalam musyarakah, dapat ditemukan aplikasi ajaran Islam tentang ta’awun (gotong royong), ukhuwah (persaudaraan) dan keadilan. Keadilan sangat terasa ketika penentuan nisbah untuk pembagian keuntungan yang bisa saja berbeda dari porsi modal karena disesuaikan oleh faktor lain selain modal misalnya keahlian, pengalaman, ketersediaan waktu dan sebagainya. Selain itu keuntungan yang dibagikan kepada pemilik modal merupakan keuntungan riil,
  • 56. 49 fit Sharing dan Margin m perekonomian islam merupakan masalah yang asil usaha yang harus di tentukan pada awal yang akad), yang di tentukan porsinya masing-masin berarti bahwa atas hasil usaha yang di peroleh a bagi pemilik dana (shahibul maal) dan 80% ba syariah berdasarkan pada prinsip profit sharing t nkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha y ga sama-sama mendapatkan bagian dari keuntu yang telah di tetapkan sebelumnya. Dengan demi syariah dengan para deposan di satu pihak d bukan merupakan nilai nominal yang telah ditetapkan sebelumnya seperti bunga/riba. Prinsip keadilan juga terasa ketika orang yang punya modal lebih besar akan menanggung risiko yang juga lebih besar. E. Teori Pro Siste berkaitan dengan pembagian h terjadinya kontrak kerja sama ( g pihak, misalnya 20:80 yang kan didistribusikan sebesar 20% gi pengelola dana (mudharib). Bank idak membebankan bunga, melai ang di danai. Para deposan ju ngan bank sesuai dcengan rasio kian ada kemitraan antara bank an bank dan para nasabah investasi sebagai pengelola sumber dana para deposan dalam berbagai usaha produktif di pihak lain. Sistem ini berbeda dengan konvensional yang pada intinya meminja m dana dengan membayar bunga pada satu sisi neraca dan memberi pinjaman dana dengan menarik bunga pada sisi lain. Kompleksitas perbankan islam tampak
  • 57. 50 rkaitan dengan bisnis penyertaan, bukan untuk k nkan proyek. p bagi hasil (profit sering) merupakan karakt rasional dan bank syariah secara keseluruhan se ariah yang paling banyak di pakai adalah akad h, sedangkan al-muzaroah dan al-musakoh di p tion financing atau pembiayaan oleh beberapa b menggunakan prinsip bagi hasil adalah : Al dan Al-murabahah. p bagi hasil merupakan karakteristik umum dan l bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah dari keragaman dan penamaan instrumen-instrumen yang digunakan serta pemahaman dalil-dalil hukum islamnya. Mekanisme lembaga keuangan syariah pada pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk penyertaan atau bentuk bisnis korporasi (kerjasama). Pihak- pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis ini harus melakukan transparansi dan kemitraan secara baik dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang be epentingan pribadi yang menjala Prinsi eristik umum dan landasan ope cara prinsip dalam perbankan sy mudhorobah dan al-musyaraka ergunakan khusus untuk planta ank islam. Produk bank yang -musyarakah, Al- mudhorobah, Prinsi andasan dasar baru operasional prinsip bagi hasil berdasarkan pada kaidah al-mudhorobah. Berdasarkan prinsip ini bank syariah akan berfungsi sebagai mitra baik dengan penabung demikian juga dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan menabung, bank akan bertindak sebagai mudhorib sementara penabung sebagai penyandang dana (shahibul mal). Di sisi lain dengan pengusaha/peminjam dana, bank islam akan akan bertindak sebagai shahibul mal yang berasal dari tabungan/doposito/giro maupun
  • 58. 51 laba (profit oriented). Secara umum laba dapat dip dikurangi dengan biaya. Besarnya laba yang dica nya bagi suatu perusahaan. Tujuan utama p kan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau a tampak di laporan keuangan, tepatnya laba rugi. memperoleh laba, perusahaan harus me ya. Laba yang dimaksudkan dalam penelitian Angka laba operasional adalah selisih laba kotor d a-biaya operasi adalah biaya-biaya yang berhubun adi, apa yang diukur oleh laba dan komponen ko k dapat memahami dan menginterpretasikan keada dana bank sendiri merupakan modal pemegang saham. Sementara itu, pengusaha atau peminjam akan berfungsi sebagai pengelola, karena melakukan usaha dengan memutar dan mengelola dana bank. F. Laba dan Unsur-unsur Laba Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh eroleh dari seluruh penghasilan pai menjadi ukuran sukses tidak erusahaan adalah memaksimal kinerja perusahaan yang besarny Untuk lakukan kegiatan operasionaln ini adalah laba operasional. engan biaya-biaya operasi. Biay gan dengan operasi perusahaan. J mponennya adalah penting untu an keuangan suatu perusahaan Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap “kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah
  • 59. 52 lam peramalan laba maupun kejadian ekonomi p ang akan datang alam perhitungan dan penilaian efisiensi da an am penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.36 gan bahwa laba merupakan suatu proses yang ar akuntansi keuangan, untuk mengarahkan pe tu.37 asuk dalam kategori tindakan ini adalah rekayasa k retionary accrual), praktek peralatan laba (in okasi pendapatan/biaya, perubahan metode akunt selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.35 Menurut Harahap laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: a. Laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak b. Pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan c. Dasar da erusahaan lainnya dimasa y d. Dasar d lam menjalankan perusaha e. Dasar dal Jumin disengaja, menurut batasan stand laporan laba pada tingkat terten Term ebijakan akuntansi akrual (disc come smoothing), manipulasi al ansi dan perubahan struktur modal (seperti posisi utang, swap utang ekuitas). Manajemen laba memiliki laba memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan peralatan laba (yang didefenisikan sebagai cara yang digunakan oleh manajemen untuk 35Harahap, Sofyan Syafri, Op., Cit 2011, 113 36Ibid., 2011, 263 37Jumingan, Alat Pemantau Manajemen Laba Dalam Laporan Keuangan Perusahaan, edisi pertama, cetakan pertama, Yogyakarta, Penerbit : BPFE, 2003), h. 65
  • 60. 53 pada “dividen policy” dan “plowing back polic aan yang bersangkutan. Meskipun laba yang ntu besar, tetapi oleh karena perusahaan mengamb r dari laba tersebut dibagikan, sebagai deviden. ila laba dari tahun yang bersangkutan digunakan ansi ini, ini berarti bahwa pada akhir tahun epada para pemegang saham atau pemilik p aba ke dalam aktiva tahan lama merupakan invest atasi ini biasanya perusahaan meminjam kredit n, yaitu kredit yang diambil untuk membayar devi pembagian laba itu biasanya dilakukan dalam mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik secara artifisial (melalui transaksi). Hal ini dilakukan, mengingat manajemen percaya bahwa reaksi pasar didasarkan pada pengungkapan informasi. Sehingga perilaku laba merupakan aspek penentuan resiko pasar entitas usaha. Besarnya laba yang dimasukkan dalam cadangan atau laba ditahan, selain tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu juga tergantung ke y” yang dijalankan oleh perusah diperoleh selama periode terte il kebijakan bahwa sebagian besa Apab untuk membelanjai bentuk eksp laba tidak dapat dibayarkan k erusahaan, karena penanaman l asi jangka panjang. Untuk meng dari bank sebagai kredit devide den. Saat pertengahan tahun berikutnya setelah penyusunan laporan finansiil selesai, yang biasanya dilakukan setengah tahun setelah berakhir tahun buku yang lalu.
  • 61. 54 laba. Sebaliknya jika pendapatan lebih kecil dar menderita rugi. Dari beberapa pengertian di atas dalah selisih lebih antara pendapatan dan beban ma atau sampingan di perusahaan selama satu perio dapat didekati secara sintaksis, yaitu melalui an secara sistematis yaitu melalui hubunga g mendasari atau secara prakmatis yaitu melal tanpa memperhatikan bagaimana dapat diukur ba menyatakan definisi yang berada dari laba be yang berbeda. Konsep laba terus mendapat yang fundamental, namun dari suatu pand Sedangkan laba bersih menurut Soemarsono mengatakan bahwa: “Laba bersih adalah selisih lebih pendapatan atas beban-beban dan merupakan kenaikan atas modal yang berasal dari kegiatan saja.”38 Menurut Wild, dkk mendefinisikanbahwa : “Laba merupakan ringkasan hasil aktivitas operasi usaha yang dinyatakan dalam istilah keuangan.”39 Apabila pendapatan lebih besar daripada biaya maka dikatakan perusahaan memperoleh i pada biaya maka perusahaan dapat disimpulka n bahwa laba a yang timbul dalam kegiatan uta de. Laba aturan-aturan yang mendefinisik n pada realisasi ekonomi yan ui penggunaannya oleh investor . Berbagai tujuan pelaporan la rsih dan ditujukan pada sasaran tantangan kerena pengukuran ang informasiona l menggambarkan aktivitas akuntansi. Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. 38Soemarso.Akuntansi Statu Pengantar”, Buku 1. Edisi Lima. (Jakarta: Salemba Empat, 2002), h.74 39Wild, John, dkk. Analisis Laporan Keuangan. Buku Satu, edisi kedelapan. Jakarta: Salemba Empat, 2005), h.408
  • 62. 55 us masuk atau penambahan nilai atas aktiva an suatu kewajiban-kewajiban (kombinasi kedua rahan atau produksi barang, pemberian jasa atau merupakan operasi utama atau operasi ini berkelan pense) us keluar atau pemakaian nilai aktiva atau ter i) keduanya yang berasal dari penyerahan atau jasa atau pelaksanaan aktivitas-aktivitas lain ama inti yang berkelanjutan dari suatu entitas. an naikan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung pada ketepatan pengurang pendapatan dan biaya. Jadi dalam hal ini laba hanya merupakan angka artikulasi dan tidak didefenisikan tersendiri secara ekonomik seperti halnya aktiva hutang. Unsur-unsur laba adalah sebagai berikut : a. Pendapatan (revenue) Adalah ar suatu entitas atau penyelesai nya) yang berasal dari penye aktivitas-aktivitas laba yang jutan. b. Beban (ex Adalah ar jadinya kewajiban (kombinas produksi barang, pemberian yang merupakan operasi ut c. Keuntung Adalah ke transaksi periferal (menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan, tidak merupakan hal utama) atau insidental pada suatu entitas dari transaksi yang lain dan kejadian serta situasi lain yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi pemilik. d. Kerugian (losses)
  • 63. 56 an Mudharabah dan Musyarakah terhadap Pen satu pendapatan bank syariah yaitu berdasarkan p m bagi hasil. Bank Syariah dalam hal berhubung n pembiayaan dengan prinsip sistem bagi has mudharabah dan musyarakah. Sehingga pendapata dan musyarakah) yang diterima oleh Bank Syari agi hasil. Pendapatan bagi hasil mudharabah, yait mana pemilik modal yang juga disebut shahibul pada pengusaha yang selanjutnya disebut mudhari ungan akan dibagi bersama sesuai dengan kese Adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi periferal (menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan tidak merupakan hal yang utama atau insidental pada suatu entitas dari transaksi laba dan kejadian serta situasi lain yang mempunyai entitas kecuali yang dihasilkan dari beban atau distribusi kepada pemilik. G. Hubung dapatan Bagi Hasil Salah embiayaan dengan prinsip siste an dengan nasabah menggunaka il jasa yaitu pada pembiayaan n (dari pembiayaan mudharabah ah, disebut dengan pendapatan b u pendapatan yang diperoleh di maal menyetorkan modalnya ke b untuk diusahakan dengan keunt pakatan dari kedua belah, sedangkan kerugian jika ada akan ditanggung oleh si pemilik modal. Pendapatan bagi hasil musyarakah yaitu pendapatan yang diperoleh dengan adanya akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
  • 64. 57 an antara Pendapatan Bagi Hasil terhadap Lab iayaan merupakan tulang punggung kegiatan perb rlihat dari sisi aktiva yang didominasi oleh begitu pun dari sisi pasiva akan banyak diperol Bila dalam bank konvensional salah satu sum pendapatan bunga, maka dalam bank syariah ya berasal dari pendapatan bagi hasil mudhara mudharabah, resiko yang timbul untuk ba kemungkinan terjadinya kerugian pada usaha engawasan dan kehati-hatian yang tinggi sehingg Maka dapat diambil kesimpulan bahwasanya pendapatna marjin dan bagi hasil dari pembiayaan berdasarkan mudharabah dan musyarakah, yaitu pendapatan yang diperoleh untuk diusahakan untuk mendapatkan keuntungan, dimana keuntungan tersebut akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak, sedangkan kerugian jika ada akan ditanggung oleh si pemilik modal (mudharabah), ditanggung bersama (musyarakah). H. Hubung a Bersih Pemb ankan syariah. Hal ini dapat te besarnya jumlah pembiayaan, eh dari pendapatan pembiayaan. ber pendapatannya berasal dari salah satu sumber pendapatann bah. Namun, pada pembiayaan nk sangat tinggi, dikarenakan debitur, sehingga diperlukan p a pendapatan yang diperoleh lebih besar. Selain pendapatan bagi hasil mudharabah, pendapatan berbasis fee pun merupakan pendapatan yang dominan dari kegiatan perbankan yang merupakan usaha yang bergerak di bidang jasa, di mana beberapa transaksi berdasarkan akad tertentu dapat dikenai biaya administrasi atau pendapatan berbasis imbalan (fee). Seperti yang diungkapkan Muhammad : Tingkat keuntungan bersih (net income) yang diperoleh bank salah satunya dipengaruhi oleh faktor pengendalian
  • 65. 58 ntungan lewat jasa-jasa bank. Perolehan keuntu aupun relatif kecil, namun mengandung suatu esiko terhadap jasa-jasa bank ini lebih kecil iayaan. nya pendapatan bagi hasil mudharabah dan pend mpengaruhi profitabilitas bank syariah. Semakin mudharabah dan pelayanan jasa, maka akan se agi hasil mudharabah juga pendapatan jasa (fee) y ngga laba bersih pun akan berpeluang menin pun akan ikut meningkat. Namun bila pend dan pendapatan berbasis fee ini kecil maka pendapatan (tingkat bagi hasil, pendapatan fee atas jasa yang diberikan, dan lainnya). Keuntungan tersebut bagi para pemilik bank adalah merupakan hasil dari tingkat profitabilitas. 40 Pendapatan berbasis fee diperoleh dari seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Keuntungan dari jasa bank dewasa ini makin dibutuhkan. Bahkan dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga banyak bank yang mencari keu ngan dari jasa-jasa bank ini wal kepastian, hal ini disebabkan r jika dibandingkan dengan pemb Besar apatan berbasis fee ini akan me baik pengelolaa n pembiayaan makin besar pula pendapatan b ang diperoleh bank syariah, sehi gkat dan tentunya profitabilitas apatan bagi hasil mudharabah laba bersih yang diperoleh bank syariah pun akan berpeluang menjadi kecil atau menurun sehingga profitabilitas bank syariah pun tentunya akan menurun. I. Hubungan Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Laba Bersih melalui Pendapatan Bagi Hasil 40 Muhammad, Ibid., 2008, h. 278
  • 66. 59 tersebut akan digunakan untuk mengembali untuk pembiayaan. Tingkat pengembalian mo ngkat profitabilitas suatu bank dengan cara aba dan modal yang dimilikinya. nelitian Terdahulu tian yang telah dilakukan berkaitan denga penelitian yang dikemukakan oleh Rosidah Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terh k Syariah Mandiri. Dari hasil perhitungan menunj dan pembiayaan mudharabah terhadap laba ng sangat kuat dengan arah positif, apabila pembi Setiap bank pasti menghimpun dana dan mengalokasikan dananya untuk kegiatan lain yang menghasilkan keuntungan. Salah satu pengalokasian dana tersebut adalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Kedua pembiayaan tersebut akan menghasilkan laba dari perhitungan pendapatan bagi hasilnya. Keuntungan tersebut akan dibagi antara bank dan nasabah pengelolanya. Keuntungan kan modal yang dialokasikan dal tersebut dapat mengukur ti memperbandingkan keuntungan/l J. Kajian Pe Peneli n judul penelit i diantaranya , 2011, Analisis Pembiayaan adap Laba Bersih Pada PT. Ban ukkan pembiayaan musyarakah bersih memilik i hubungan ya ayaan musyarakah dan pembiayaan meningkat maka laba bersih akan tinggi pada PT Bank Syariah Mandiri, melalui perhitungan nilai koefisien korelasi dapat diketahui pembiayaan musyarakah dengan laba bersihsebessar 0,998 termasuk ke dalam kategori yang sangat kuat, sementara hubungan antara pembiayaan mudharabah dengan laba bersih sebesar 0,985 termasuk ke dalam kategori sangat kuat dengan arah positif. Sedangkan dari hasil pengujian koefisien jalur secara parsial yaitu
  • 67. 60 mudharabah memberikan pengaruh negatif dan s sedangkan pembiayaan musyarakah memberika n terhadap tingkat ROE secara parsial. Secara si dan musyarakah ini memberikan pengaruh yang Pembiayaan mudharabah merupakan pembiaya an mempengaruhi tingkat ROE. Jurnal Adminis Juli 2014, administrasibisnis.studentjournal.ub.ac Lirantia Purnamasari, 2009. Pengaruh Pembia Musyarakah dan Pembiayaan Murabahah Terhada ode 2000-2008. Berdasarkan hasil penelitian an yaitu: (1) bank syariah sebaiknya terus mengga pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada PT. Bank Syariah Mandiri. Russely Inti Dwi Permata, Fransisca Yaningwati dan Zahroh Z.A, 2013. Analisis pengaruh pembiayaan mudharabah dan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas (return on equity) (Studi pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2009-2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan ignifikan terhadap tingkat ROE, n pengaruh positif dan signifika multan, pembiayaan mudharabah signifikan terhadap tingkat ROE. an bagi hasil yang paling domin trasi Bisnis (JAB)| Vol. 12 No. 1 .id. Sapta yaan Mudharabah, Pembiayaan p Laba Pada Bank Syariah Peri ini, maka dapat diberikan sar lakkan pembiayaan mudharabah sebagai salah satu produk unggulan, karena merupakan satu-satunya variabel yang berpengaruh terhadap laba, (2) bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk: (a) menambah populasi dan sampel yang digunakan misalnya dengan menambahkan Unit Usaha Syariah sebagai obyek penelitian, (b) menambah periode pengamatan dan variabel lain sebagai variabel bebas yang potensial memberikan kontribusi terhadap perubahan laba misalnya Istishna dan Ijarah,
  • 68. 61 dan murabahah secara parsial maupun sim hadap tingkat laba. Pembiayaan yang berpengaru ayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. g berpengaruh terhadap laba adalah pembia ada Bank Muamalat yang berpengaruh signifi ayaan mudharabah. Dengan demikian diharapkan lebih mensosialisasikan produk-produk pembia un memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingk liki potensi yang menjanjikan untuk dikemb Zulfadhli, 2014. Pengaruh Pembiayaan Bagi (c) tidak menggunakan laba dengan indikator EAT sebagai variabel terikat tetapi menggunakan pendapatan margin dan bagi hasil operasional. Sehingga hasil penelitiannya lebih teliti dan akurat. Wijayanti Eka, 2011. Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Mudharabah Terhadap Tingkat Laba Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat. Dari uji regresi tersebut terlihat bahwa pembiayaan mudharabah, musyarakah ultan berpengaruh signifikan ter h paling signifikan adalah pembi Pada Bank Syariah Mandiri yan yaan musyarakah, sedangkan p kan terhadap laba adalah pembi perbankan syariah di Indonesia yaan berbasis bagi hasil, meskip an produk jual beli tetapi memi angkan di masa mendatang. Ryan Hasil Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembiayaan mudharabah dan musyarakah terhadap profitabilitas perusahaan baik secara parsial maupun secara simultan. Hasil uji Parsial (uji t) pada variabel pembiayaan mudharabah dan musyarakah menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,363 dan 0,095, lebih tinggi dari taraf nyata sebesar 5%.