SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
MAKALAH 
HAK ASASI MANUSIA (REVISI) 
Dosen pengampu: Drs. Taufik, MH 
KELOMPOK 3 
1. Evi Nurlut Fiani (141540134250028) 
2. Indalia Nupi Herawan (141540134330036) 
3. Siti Apsoh (141540134660069) 
4. Rifaatul Mahmudah (141540134560059) 
5. Muta Aliyah (141540134470050) 
6. Muji Solih Astuti (141540134450048) 
7. Neli Rahayu (141540134440051) 
8. Buntar Handayani (141540134030006) 
9. Umi Ma’rifah (141540134720075) 
10. Deni Farih Utami (141540134050008) 
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 
Jalan Raden Patah No. 100 Ledug Kembaran 
TAHUN PELAJARAN 2014/2015 
0
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang Masalah 
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap 
manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak 
persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara 
individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus 
diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan 
dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan 
lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. 
Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak 
sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita 
melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan 
atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Maka dengan ini penulis 
mengambil judul “Pelanggaran Hak Asasi Manusia Terhadap Tenaga Kerja 
Diluar Negri Yang Berasal Dari Daerah”. 
B. Tujuan Penulisan 
Tujuan dari penulisan ini adalah : 
1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pendidikan Pancasil 
2. Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pelanggaran Hak 
Azasi Manusia yang terjadi terhadap tenaga kerja diluar negri yang 
berasal dari Daerah. 
Suatu usaha untuk meningkatkan kualitas penegakkan Hak Azasi 
Manusia terhadap tenaga kerja diluaar negri yang berasal dari Daerah. 
3. Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah pelanggaran 
Hak Azasi Manusia terhadap tenaga dikerja luar negri yang berasal dari 
Daerah. 
4. Untuk mengetahui apa saja penyebab pelanggaran Hak Asasi Manusia 
terhadap tenaga kerja diluar negri yang berasal dari Daerah.
5. Untuk mengatahui bagaimana cara penaggulangan pelanggaran Hak Asasi 
Manusia terhadap tenaga kerja diluar negri yang berasal dari Daerah. 
6. Bagaimana tanggung jawab pemerintah daerah dalam menyelesaikan 
permasalahan pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap tenaga kerja yang 
berasal dari Daerah. 
2 
C. Perumusan Masalah 
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan karya tulis 
ini diantaranya : 
1. Apa saja penyebab pelanggaran Hak Asasi Manusia di Daerah? 
2. Bagaimana cara penaggulangan pelanggaran Hak Asasi Manusia di 
Daerah? 
3. Bagaimana tanggung jawab pemerintah daerah dalam menyelesaikan 
permasalahan pelanggaran Hak Asasi Manusia di Daerah? 
D. Metode Penulisan Makalah 
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan metode 
penelaahan melalui studi pustaka untuk melengkapi materi atau data-data 
dalam penyusunan makalah ini. Penyusun melakukan studi pustaka dari 
berbagai sumber buku.
BAB II 
LANDASAN TEORI 
CONTOH KASUS HAM : MARSINAH 
3 
A. PENYEBAB 
Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera Perkasa 
yang aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi 
unjuk rasa tersebut antara lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana 
unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggul Angin Sidoarjo. 3 Mei 1993, 
para buruh mencegah teman-temannya bekerja. Komando Rayon Militer 
(Koramil) setempat turun tangan mencegah aksi buruh. 4 Mei 1993, para 
buruh mogok total mereka mengajukan 12 tuntutan, termasuk perusahaan 
harus menaikkan upah pokok dari Rp 1.700 per hari menjadi Rp 2.250. 
Tunjangan tetap Rp 550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima, 
termasuk oleh buruh yang absen.Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, 
Marsinah masih aktif bersama rekan-rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan 
perundingan-perundingan. Marsinah menjadi salah seorang dari 15 orang 
perwakilan karyawan yang melakukan perundingan dengan pihak perusahaan.
Siang hari tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang dianggap 
menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo. 
Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh 
telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. Marsinah 
bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan 
rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar 
pukul 10 malam, Marsinah lenyap.Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan Marsinah 
tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah menjadi 
mayat pada tanggal 8 Mei 1993 
4 
B. HAK YANG DI LANGGAR 
Kasus pembunuhan Marsinah merupakan pelanggaran hak asasi 
manusia (HAM) berat. Alasannya adalah karena telah melanggar hak hidup 
seorang manusia. Dan juga karena sudah melanggar dari unsur penyiksaan dan 
pembunuhan sewenang-wenang di luar putusan pengadilan terpenuhi. Dengan 
demikian, kasus tersebut tergolong patut dianggap kejahatan kemanusiaan 
yang diakui oleh peraturan hukum Indonesia sebagai pelanggaran HAM berat. 
Jika merujuk pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 
Tahun 1945 (UUD NRI 1945), jelas bahwa tindakan pembunuhan merupakan 
upaya berlebihan dalam menyikapi tuntutan marsinah dan kawan-kawan 
buruh. Jelas bahwa tindakan oknum pembunuh melanggar hak konstitusional 
Marsinah, khususnya hak untuk menuntut upah sepatutnya. Hak tersebut 
secara tersurat dan tersirat ditegaskan dalam Pasal 28D ayat (2) UUD NRI 
tahun 1945, bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan 
dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. 
Penyelesaian 
Hak Asasi setiap manusia harus dihargai oleh manusia yang lain yang 
dalam kasus ini adalah hak asasi berpendapat dan hak untuk hidup. Selain itu, 
kasus marsinah yang tak kunjung usai ini diakibatkan oleh kurangnya 
transparansi dan kredibilitas para penyidik. Seharusnya kredibilitas dan 
transparansi penyidikan lembaga terhadap suatu kasus haruslah dijaga oleh
para penegak hukum sehingga tercipta keadilan dan ketentraman masyarakat 
Indonesia 
Sumber: Kamtoboys Cancers 
C. Makna Sila Kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia) 
Inti sila kelima yaitu “keadilan” yang mengandung makna sifat-sifat 
dan keadaan NegaraIndonesiaharus sesuai dengan hakikat adil, yaitu 
pemenuhan hak dan wajib pada kodrat manusia. Hakikat keadilan ini 
berkaitan dengan hidup manusia, yaitu hubungan keadilan antara manusia satu 
dengan lainnya, dalam hubungan hidup manusia dengan tuhannya, dan dalam 
hubungan hidup manusia dengan dirinya sendiri (notonegoro). Keadilan ini 
sesuai dengan makna yang terkandung dalam pengertian sila kedua yaitu 
kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya hakikat adil sebagaimana 
yang terkandung dalam sila kedua ini terjelma dalam sila kelima, yaitu 
memberikan kepada siapapun juga apa yang telah menjadi haknya oleh karena 
itu inti sila keadilan social adalah memenuhi hakikat adil. 
Realisasi keadilan dalam praktek kenegaraan secara kongkrit keadilan 
social ini mengandung cita-cita kefilsafatan yang bersumber pada sifat kodrat 
manusia monodualis , yaitu sifat kodrat manusia sebagai individu dan 
makhluk social. Hal ini menyangkut realisasi keadilan dalam kaitannya 
dengan NegaraIndonesiasendiri (dalam lingkup nasional) maupun dalam 
hubungan NegaraIndonesiadengan Negara lain (lingkup internasional) 
Dalam lingkup nasional realisasi keadilan diwujudkan dalam tiga segi 
(keadilan segitiga) yaitu: 
1. Keadilan distributive, yaitu hubungan keadilan antara Negara dengan 
warganya. Negara wajib memenuhi keadilan terhadap warganya yaitu 
wajib membagi-bagikan terhadap warganya apa yang telah menjadi 
haknya. 
2. Keadilan bertaat (legal), yaitu hubungan keadilan antara warga Negara 
terhadap Negara. Jadi dalam pengertian keadilan legal ini negaralah yang 
wajib memenuhi keadilan terhadap negaranya. 
5
3. Keadilan komulatif, yaitu keadilan antara warga Negara yang satu dengan 
yang lainnya, atau dengan perkataan lain hubungan keadilan antara warga 
Negara. 
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yangyang 
harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan 
negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi 
seluruh warganya dan seluruh wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya. 
Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan 
antar negara sesama bangsa didunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban 
hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan 
berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi 
serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial). 
Selain itu secara kejiwaan cita-cita keadilan tersebut juga meliputi 
seluruh unsur manusia, jadi juga bersifat monopluralis . sudah menjadi 
bawaan hakikatnya hakikat mutlak manusia untuk memenuhi kepentingan 
hidupnya baik yang ketubuhan maupun yang kejiwaan, baik dari dirinya 
sendiri-sendiri maupun dari orang lain, semua itu dalam realisasi hubungan 
kemanusiaan selengkapnya yaitu hubungan manusia dengan dirinya sendiri, 
hubungan manusia dengan manusia lainnya dan hubungan manusia dengan 
Tuhannya. 
D. Pengertian Dan Ciri Pokok Hakikat HAM 
6 
1. Pengertian HAM 
Hak asasi manusia merupakan hak-hak dasar yang dimilki 
oleh manusia, sesuai dengan kodratnya. Hak asasi manusia meliputi 
hak hidup, hak kemerdekaan atau kebebasan, hak milik dan hak-hak 
dasar lain yang melekat pada diri pribadi manusia dan tidak dapat 
diganggu gugat oleh orang lain. Hak asasi manusia hakikatnya 
semata-mata bukan dari manusia sendiri tetapi dari Tuhan Yang 
Maha Esa. Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Hak Asasi 
Manusia menurut Ketetapan MPR nomor XVII/MPR/1988, bahwa 
hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri
manusia secara kodrat, universal, dan abadi sebagai anugerah Tuhan 
Yang Maha Esa. 
Adapun pengertian Hak Asasi Manusia menurut para tokoh-tokoh 
lainnya, yaitu : 
a. Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam 
Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip 
Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang 
melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat 
hidup sebagai manusia. 
b. John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan 
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. 
(Mansyur Effendi, 1994).] 
c. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM 
disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang 
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan 
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, 
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan 
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat 
manusia” 
7 
2. Ciri Pokok Hakikat HAM 
Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik 
kesimpulan tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu: 
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah 
bagian dari manusia secara otomatis. 
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, 
agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa. 
c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk 
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai 
HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak 
melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).
3. HAM Dalam Perundang-Undangan Nasional 
Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk 
hukum tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam 
konstitusi (UUD Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). 
Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan 
perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden dan 
peraturan pelaksanaan lainnya. 
Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan 
yang sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam 
konstitusi seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses 
yang sangat berat dan panjang, antara lain melalui amandemen dan 
referendum, sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi 
hanya memuat aturan yang masih global seperti ketentuan tentang HAM 
dalam konstitusi RI yang masih bersifat global. Sementara itu bila 
pengaturan HAM dalam bentuk Undang-undang dan peraturan 
pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinan seringnya mengalami 
perubahan. 
8 
E. HAM Dalam Tinjauan Islam 
Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam 
sebagai agama telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan 
mulia. Oleh karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia 
merupakan tuntutan ajaran itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya 
terhadap sesama manusia tanpa terkecuali. Hak-hak yang diberikan Allah itu 
bersifat permanent, kekal dan abadi, tidak boleh dirubah atau dimodifikasi 
(Abu A’la Almaududi, 1998). Dalam Islam terdapat dua konsep tentang hak, 
yakni hak manusia (hak al insan) dan hak Allah. Setiap hak itu saling 
melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi manusia dan juga sebaliknya. 
Konsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada 
pendekatan teosentris (theocentries) atau yang menempatkan Allah melalui 
ketentuan syariatnya sebagai tolak ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan
manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat atau warga 
bangsa. Dengan demikian konsep Islam tentang HAM berpijak pada ajaran 
tauhid. Konsep tauhid mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia. 
Konsep tauhid juga mencakup ide persamaan dan persatuan semua makhluk 
yang oleh Harun Nasution dan Bahtiar Effendi disebut dengan ide 
perikemakhlukan. Islam datang secara inheren membawa ajaran tentang 
HAM, ajaran islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran 
islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits yang merupakan sumber ajaran normative, 
juga terdapat praktek kehidupan umat islam. 
Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, pertama, 
Hak Darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut 
dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga eksistensinya 
bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup 
dilanggar maka berarti orang itu mati. Kedua, hak sekunder (hajy) yakni hak-hak 
yang bila tidak dipenuhi akan berakibat hilangnya hak-hak elementer 
misalnya, hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan yang layak maka 
akan mengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga hak tersier (tahsiny) yakni 
hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder (Masdar F. 
Mas’udi, 2002) 
Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, Al 
Maududi menjelaskan bahwa dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga 
negara adalah : 
1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama dengan 
jaminan bahwa hak ini tidak kami dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan 
yang sah dan ilegal. 
2. Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa 
dilanggar kecuali setelah melalui proses pembuktian yang meyakinkan 
secara hukum dan memberikan kesempatan kepada tertuduh untuk 
mengajukan pembelaan 
3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan 
9 
masing-masing
4. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga negara tanpa 
membedakan kasta atau keyakinan. Salah satu kewajiban zakat kepada 
umat Islam, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pokok warga 
negara. 
F. Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM 
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok 
orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau 
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau 
mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang- 
Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh 
penyelesaian hukum yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan 
HAM). Sedangkan bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk 
pelanggaran HAM berat itu. 
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan 
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian 
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan 
genosida dilakukan dengan cara membunuh anggota kelompok, 
mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota 
kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan 
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya, 
memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam 
kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu 
ke kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). 
Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang 
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang 
diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap 
penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran 
atau pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau 
perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar 
(asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional, penyiksaan, perkosaan, 
10
perbudakan seksual, pelacuran secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan 
seksual lain yang setara, penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau 
perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, 
budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara 
universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional, 
penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid. 
Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara 
maupun bukan aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). 
Karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya 
ditujukan terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan 
bukan oleh aparatur negara. Penindakan terhadap pelanggaran HAM mulai 
dari penyelidikan, penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran yang 
terjadi harus bersifat non-diskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM 
merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan umum. 
G. Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM 
1. Parapedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM 
terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki 
berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan. 
2. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada 
suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM 
terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang 
sesuai dengan minat dan bakatnya. 
3. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada 
suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan 
kepada setiap mahasiswa. 
4. Parapedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan 
pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para 
pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan 
lancar. 
11
BAB III 
DATA 
12 
A. Lokasi 
Tempat Kejadian : Daerah 
Kabupaten : Daerah 
Propinsi : Jawa Barat 
B. Masalah Pelanggaran HAM 
Di bawah ini adalah salah satu contoh Kasus yang melanggar HAM 
yakni tentang pemerasan terhadap TKI/TKW asal Daerah. 
LSM CSPD Daerah 
Daerah, 25 Pebruari 2002 14:38 
TKW asal Daerah Jabar yang jumlahnya ribuan- sepulang dari negara 
tempat mereka bekerja, mengeluhkan ulah calo dari perusahaan jasa 
pemulangan TKI/TKW di Kabupaten Daerah. Mereka diperas Rp 1,6 juta per 
orang, dari ongkos resmi Rp 160 ribu. Demikian diungkapkan Direktur 
Centra Studi Pemberdayaan Daerah (CSPD) Yudi Junadi, Senin (25/2) di 
Daerah. 
Menurutnya, sejak sebulan terakhir, lembaga yang dipimpinnya 
kebanjiran pengaduan para TKI/TKW yang merasa diperas saat akan pulang 
ke desanya. 
“Kami berharap, Pemerintah Kabupaten Daerah tidak tutup mata 
terhadap persoalan nasib TKI/TKW ini, karena berdasarkan pengaduan yang 
kami terima, mereka dipungut biaya pemulangan hingga Rp 2,5 juta per 
orang,” ungkap Yudi, yang juga mantan Ketua LBH Daerah. 
Advokat Senior ini menceritakan, sejak awal 2002, broker jasa 
pemulangan dan pemberangkatan TKI/TKW di Daerah terus menggembar-gemborkan, 
mereka akan memberikan perlindungan terhadap para TKW/TKI. 
Ironisnya, di antara mereka ada yang berkolaborasi dengan sejumlah lembaga 
swadaya masyarakat (LSM), sehingga menimbulkan kerancuan.
Berdasarkan pemantauan CSPD, sejumlah TKI/TKW yang baru turun 
dari Terminal III Bandara Soekarno-Hatta, terus dibuntuti para broker dan 
diminta menggunakan jasanya. Seperti sudah ada kerjasama dengan pihak 
bandara, para TKI/TKW itu dibingungkan oleh sulitnya transportasi untuk 
kepulangan mereka, sehingga mereka terpaksa menggunakan jasa mereka. 
Namun, para pekerja yang rata-rata dari kampung itu, yang biasanya 
hanya membayar Rp 160.000 per orang, ternyata diharuskan membayar 
antara Rp 1,6 hingga Rp 2,5 juta per orang. Bukan hanya itu, mereka juga 
dipaksa untuk menukarkan cek gajinya kepada mereka dengan nilai yang 
sangat rendah. 
“Salah satunya menimpa korban Ny. Komariah (34), asal Desa Peuteuy 
Condong Kec. Cibeber, Kab. Daerah. Uang gajinya yang masih berupa cek 
dipaksa ditukarkan dengan harga Rp 7.000 per dolar AS. Padahal, saat itu 
nilai rupiah terhadap dolar lebih dari Rp 10.000, ” papar Yudi. 
Menurut pemantauan CSPD, ada tiga titik penampungan sementara 
TKI/TKW yang baru pulang ke Daerah, yakni di Cipanas, di samping 
Harimart Daerah Kota, dan di sebuah asrama. 
Anehnya, meski aksi pemerasan ini berjalan cukup lama, polisi 
mengaku belum mengetahui kejadian. Padahal, berita tentang pemerasan 
terhadap TKI/TKW ini hampir terjadi setiap hari, sesalnya. 
13
Sementara itu, Agum, salah seorang pengurus Asosiasi Jasa 
Pemulangan dan Pemberangkatan TKI/TKW Daerah (Apjatic), ketika 
dikonfirmasi membantah pihaknya melakukan pemerasan terhadap TKI/TKW 
yang baru pulang kampung. “Kami justru memberikan perlindungan terhadap 
para TKI/TKW itu supaya tidak diperdaya oleh oknum-oknum yang tidak 
bertanggungjawab,” bela Agum. 
Dia berdalih, kalau pada akhirnya seorang TKI/TKW memberikan 
ongkos lebih, itu disebabkan puas atas pelayanannya, bukan berarti 
pemerasan. Mereka akan merasa nyaman dan aman sampai di tempat tujuan,” 
kilah Agum. 
Namun demikian, Agum tidak menyangkal banyaknya pemerasan 
terhadap TKI/TKW asal Daerah. Menurutnya, hal itu disebabkan tidak 
adanya lembaga resmi yang mengatur pemulangan TKI/TKW, sehingga 
memancing oknum untuk melakukan pemerasan. 
14
Kabupaten Daerah merupakan salah satu daerah pemasok TKI/TKW 
terbesar se-Jawa Barat. Setiap hari sedikitnya 130 TKI/TKW pulang ke 
kampung halamannya di berbagai daerah di Kabupaten Daerah. 
Guna menghindari pemerasan, TKI/TKW asal Daerah Selatan ada 
yang memilih tinggal di rumah kerabatnya di Daerah, sebelum pulang ke 
desanya. Sebab, jika langsung pulang ke desa, kata salah seorang dari mereka, 
bisa-bisa dijadikan bulan-bulanan para broker pemulangan TKI/TKW. 
15
BAB IV 
PEMBAHASAN MASALAH 
16 
A. Sebab-Sebab Pelanggaran HA 
Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya pelanggaran HAM 
yang terjadi di Daerah, yaitu sebagai berikut : 
1. Kurangnya menghormati hak asasi orang lain, moral, etika, dan tata tertib 
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 
2. Masyarakat warga yang belum berdaya. 
3. Interprestasi dan penerapan yang salah dari norma–norma agama dan 
perintah (intruksi) 
4. Good Governence masih bersifat retorika. 
5. Corporete Governence masih bersifat retorika . 
B. Cara-Cara Penanggulangan Pelanggaran HAM 
Berikut ini adalah Cara penanggulangan pelanggaran HAM yang 
terjadi di Daerah, yaitu sebagai berikut : 
1. Membawa kasus–kasus pelanggaran hak asasi manusia ke pengadilan hak 
asasi manusia dengan tetap menerapkan asas praduga tak bersalah. 
2. Membangun budaya hak asasi manusia. 
3. Berdayakan mekanisme perlindungan hak asasi manusia yang ada dan 
membentuk lembaga–lembaga khusus yang mengenai masalah masalah 
khusus. 
4. Mempergiat sosialisasi hak asasi manusia kepada semua kelompok dan 
tingkat dalam masyarakat dengan mengikut sertakan LSM dalam 
kemitraan dengan pemerintah. 
5. Mencabut dan merivisi semua undang–undang peraturan yang 
bertentangan dengan hak asasi manusia. 
6. Memberdayakan aparat pengawas. 
7. Mengembangkan managemen konflik oleh lembaga–lembaga 
perlindungan hak asasi manusia. 
8. Memprioritaskan penyusunan prosedur pengaduan dan penanganan kasus– 
kasus pelanggaran hak asasi manusia.
9. Membentuk lembaga–lembaga yang membantu korban pelanggaran hak 
asasi manusia dalam mengurus kompensasi dan rehabilitasi. 
10. Mengembangkan lembaga-lembaga dan program–program yang 
melindungi korban dan saksi pelanggaran hak asasi manusia. 
C. Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah 
Berikut ini adalah kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah menurut 
UU No. 39 Tahun 1999, yaitu sebagai berikut: 
1. Pemerintah Wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, 
menegakkan dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam 
undang-undang ini, peraturan peundang-undangan lain dan hukum 
internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara RI. 
2. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana dimaksud 
meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, 
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara dan bidang lain. 
3. Hak dan kebebasan yang diatur dalam undang-undang ini hanya dapat 
dibatasi oleh dan berdasarkan undang-undang, semata-mata untuk 
menjamin pengakuan dann penghormatan terhadap hak asasi manusia serta 
kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertiban umum dan kepentingan 
bangsa. 
4. Tidak satu ketentuan pun dalam undang-undang ini boleh diartikan bahwa 
pemerintah, partai, golongan atau pihak manapun dibenarkan mengurangi, 
merusak atau menghapuskan hak asasi manusia atau kebebasan dasar yang 
diatur dalam undang-undang ini. 
17
BAB V 
KESIMPULAN DAN SARAN 
18 
A. Kesimpulan 
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan 
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, 
tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau 
menindas HAM orang lain. 
Dalam kehidupan bernegara, HAM diatur dan dilindungi oleh 
perundang-undangan, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang 
dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu 
Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM 
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM 
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM. 
B. Saran 
Upaya agar sadar akan pentingnya Hak Asasi Manusia, maka penulis 
memberikan saran-saran sebagai berikut: 
1. Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan 
memperjuangkan HAM kita sendiri. 
2. Kerjasama antara Pemerintah daerah dan warga masyarakat Daerah perlu 
ditingkatkan. 
3. Kita harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai 
kita melakukan pelanggaran HAM dan Jangan sampai pula HAM kita 
dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain 
4. Pemerintah khususnya pihak kepolisian harus bisa menjadi sarana dalam 
menyelesaikan masalah pelanggaran HAM. 
5. Pemerintah harus bisa bekerjasama dengan masyarakat dalam 
mewujudkan kesejahteraan rakyat.
6. Pelanggaran hak asasi manusia di negara Indonesia khususnya di Daerah 
Jawa Barat, seharusnya ditanggapi dengan cepat dan tanggap oleh 
pemerintah dan disertai peran serta masyarakat. 
7. Dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi 
antara HAM kita dengan HAM orang lain. 
19
DAFTAR PUSTAKA 
Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma. 
Sadjiman, Djunaedi. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Daerah :Tanpa Nama 
20 
Penerbit. 
Sumarsono, dkk. 2006. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka 
Utama. 
http://www.google.com 
http://en.wikipedia.org 
http://www.gatra.com 
http://www.anakciremai.com

More Related Content

What's hot

Makalah Hak Asasi Manusia dalam Nilai Pancasila
Makalah Hak Asasi Manusia dalam Nilai PancasilaMakalah Hak Asasi Manusia dalam Nilai Pancasila
Makalah Hak Asasi Manusia dalam Nilai PancasilaSelvi Ramadhenisa
 
Perkembangan ham di indonesia
Perkembangan ham di indonesiaPerkembangan ham di indonesia
Perkembangan ham di indonesiaArief Marbot
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)Rahmanu Juwono
 
HAM dan Rule Of Law
HAM dan Rule Of LawHAM dan Rule Of Law
HAM dan Rule Of Lawguntorotama
 
Upaya Penegakan HAM
Upaya Penegakan HAMUpaya Penegakan HAM
Upaya Penegakan HAMRirisya
 
HAM (Hak Asasi Manusia)
HAM (Hak Asasi Manusia)HAM (Hak Asasi Manusia)
HAM (Hak Asasi Manusia)Syarah Hope
 
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)
Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)Nasyukha Apnapryka
 
Bab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the lawBab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the lawTitikbudiarti
 
Substansi Ham dalam Pancasila
Substansi Ham dalam PancasilaSubstansi Ham dalam Pancasila
Substansi Ham dalam PancasilaFauzia1112
 
Hak Asasi Manusia Kelas 11 SMA
Hak Asasi Manusia Kelas 11 SMAHak Asasi Manusia Kelas 11 SMA
Hak Asasi Manusia Kelas 11 SMAVanya Angellista
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`HIMA KS FISIP UNPAD
 
Kewarganegaraan-Masyarakat madani ppt
Kewarganegaraan-Masyarakat madani pptKewarganegaraan-Masyarakat madani ppt
Kewarganegaraan-Masyarakat madani pptPamulang University
 
Hakikat demokrasi
Hakikat demokrasiHakikat demokrasi
Hakikat demokrasiabd_
 
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945guruppkn11
 
konsep hak dan kewajiban asasi manusia
konsep hak dan kewajiban asasi manusiakonsep hak dan kewajiban asasi manusia
konsep hak dan kewajiban asasi manusiaabd_
 

What's hot (20)

Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Makalah Hak Asasi Manusia dalam Nilai Pancasila
Makalah Hak Asasi Manusia dalam Nilai PancasilaMakalah Hak Asasi Manusia dalam Nilai Pancasila
Makalah Hak Asasi Manusia dalam Nilai Pancasila
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Perkembangan ham di indonesia
Perkembangan ham di indonesiaPerkembangan ham di indonesia
Perkembangan ham di indonesia
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
 
HAM dan Rule Of Law
HAM dan Rule Of LawHAM dan Rule Of Law
HAM dan Rule Of Law
 
Upaya Penegakan HAM
Upaya Penegakan HAMUpaya Penegakan HAM
Upaya Penegakan HAM
 
HAM (Hak Asasi Manusia)
HAM (Hak Asasi Manusia)HAM (Hak Asasi Manusia)
HAM (Hak Asasi Manusia)
 
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)
Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)
 
Bab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the lawBab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the law
 
Substansi Ham dalam Pancasila
Substansi Ham dalam PancasilaSubstansi Ham dalam Pancasila
Substansi Ham dalam Pancasila
 
Sistem perwakilan
Sistem perwakilanSistem perwakilan
Sistem perwakilan
 
Hak Asasi Manusia Kelas 11 SMA
Hak Asasi Manusia Kelas 11 SMAHak Asasi Manusia Kelas 11 SMA
Hak Asasi Manusia Kelas 11 SMA
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`
 
Kewarganegaraan-Masyarakat madani ppt
Kewarganegaraan-Masyarakat madani pptKewarganegaraan-Masyarakat madani ppt
Kewarganegaraan-Masyarakat madani ppt
 
Hakikat demokrasi
Hakikat demokrasiHakikat demokrasi
Hakikat demokrasi
 
Presentasi pkn HAM
Presentasi pkn HAMPresentasi pkn HAM
Presentasi pkn HAM
 
3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia
 
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
 
konsep hak dan kewajiban asasi manusia
konsep hak dan kewajiban asasi manusiakonsep hak dan kewajiban asasi manusia
konsep hak dan kewajiban asasi manusia
 

Similar to Makalah TENTANG HAM

Makalah hukum dan Ham
Makalah hukum dan HamMakalah hukum dan Ham
Makalah hukum dan HamJanang JaRi
 
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKANKEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKANAnis Lee Xie
 
Bab 1 nampak tilas ham manusia di indonesia
Bab 1 nampak tilas ham manusia di indonesiaBab 1 nampak tilas ham manusia di indonesia
Bab 1 nampak tilas ham manusia di indonesiaSilvester Nyawai
 
1. Harmonisasi HAM.pptx
1. Harmonisasi HAM.pptx1. Harmonisasi HAM.pptx
1. Harmonisasi HAM.pptxSitiMulyani36
 
Peran hukum dalam penegakkan hak asasi manusia di indonesia
Peran hukum dalam penegakkan hak asasi manusia di indonesiaPeran hukum dalam penegakkan hak asasi manusia di indonesia
Peran hukum dalam penegakkan hak asasi manusia di indonesiaLisa SYP
 
Modul p kn sma x persamaan derajat
Modul p kn sma x persamaan derajatModul p kn sma x persamaan derajat
Modul p kn sma x persamaan derajatsman 2 mataram
 
Softskill jilid 2
Softskill jilid 2Softskill jilid 2
Softskill jilid 2Ennas Otong
 
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02Ennas Otong
 
Materi subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasila
Materi subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasilaMateri subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasila
Materi subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasilaedo soehendro
 
Ham
HamHam
Hamiypa
 
Hak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaHak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaAhmad Royhan Nst
 
Harmonisasi HAM dengan Pancasila.pptx
Harmonisasi HAM dengan Pancasila.pptxHarmonisasi HAM dengan Pancasila.pptx
Harmonisasi HAM dengan Pancasila.pptxNone None
 
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2Ibnu1810
 

Similar to Makalah TENTANG HAM (20)

Makalah ham indalia
Makalah ham indaliaMakalah ham indalia
Makalah ham indalia
 
Makalah hukum dan Ham
Makalah hukum dan HamMakalah hukum dan Ham
Makalah hukum dan Ham
 
RPP SMA PPKN Kelas XI
RPP SMA PPKN Kelas XIRPP SMA PPKN Kelas XI
RPP SMA PPKN Kelas XI
 
RPP SMA PPKN Kelas XII
RPP SMA PPKN Kelas XIIRPP SMA PPKN Kelas XII
RPP SMA PPKN Kelas XII
 
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKANKEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
 
Bab 1 nampak tilas ham manusia di indonesia
Bab 1 nampak tilas ham manusia di indonesiaBab 1 nampak tilas ham manusia di indonesia
Bab 1 nampak tilas ham manusia di indonesia
 
1. Harmonisasi HAM.pptx
1. Harmonisasi HAM.pptx1. Harmonisasi HAM.pptx
1. Harmonisasi HAM.pptx
 
Peran hukum dalam penegakkan hak asasi manusia di indonesia
Peran hukum dalam penegakkan hak asasi manusia di indonesiaPeran hukum dalam penegakkan hak asasi manusia di indonesia
Peran hukum dalam penegakkan hak asasi manusia di indonesia
 
BAB 1. kelas 11.pptx
BAB 1. kelas 11.pptxBAB 1. kelas 11.pptx
BAB 1. kelas 11.pptx
 
Modul p kn sma x persamaan derajat
Modul p kn sma x persamaan derajatModul p kn sma x persamaan derajat
Modul p kn sma x persamaan derajat
 
HAM
HAMHAM
HAM
 
Softskill jilid 2
Softskill jilid 2Softskill jilid 2
Softskill jilid 2
 
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
 
Materi subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasila
Materi subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasilaMateri subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasila
Materi subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasila
 
Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 
Ham
HamHam
Ham
 
Hak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaHak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasila
 
Softskill okky
Softskill okkySoftskill okky
Softskill okky
 
Harmonisasi HAM dengan Pancasila.pptx
Harmonisasi HAM dengan Pancasila.pptxHarmonisasi HAM dengan Pancasila.pptx
Harmonisasi HAM dengan Pancasila.pptx
 
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy

Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalSentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmSentra Komputer dan Foto Copy
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy (20)

Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
Makalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinanMakalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinan
 
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
 
Makalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doaMakalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doa
 
Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negaraMakalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negara
 
Makalah konseling
Makalah konselingMakalah konseling
Makalah konseling
 
Makalalah demokrasi pancasila
Makalalah  demokrasi pancasilaMakalalah  demokrasi pancasila
Makalalah demokrasi pancasila
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
 
Makalah kd1 embem
Makalah kd1 embemMakalah kd1 embem
Makalah kd1 embem
 
Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1
 
Makalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tamiMakalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tami
 
Makalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetikMakalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetik
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
 
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpmMakalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
 

Recently uploaded

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 

Makalah TENTANG HAM

  • 1. MAKALAH HAK ASASI MANUSIA (REVISI) Dosen pengampu: Drs. Taufik, MH KELOMPOK 3 1. Evi Nurlut Fiani (141540134250028) 2. Indalia Nupi Herawan (141540134330036) 3. Siti Apsoh (141540134660069) 4. Rifaatul Mahmudah (141540134560059) 5. Muta Aliyah (141540134470050) 6. Muji Solih Astuti (141540134450048) 7. Neli Rahayu (141540134440051) 8. Buntar Handayani (141540134030006) 9. Umi Ma’rifah (141540134720075) 10. Deni Farih Utami (141540134050008) STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO Jalan Raden Patah No. 100 Ledug Kembaran TAHUN PELAJARAN 2014/2015 0
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Pelanggaran Hak Asasi Manusia Terhadap Tenaga Kerja Diluar Negri Yang Berasal Dari Daerah”. B. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pendidikan Pancasil 2. Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pelanggaran Hak Azasi Manusia yang terjadi terhadap tenaga kerja diluar negri yang berasal dari Daerah. Suatu usaha untuk meningkatkan kualitas penegakkan Hak Azasi Manusia terhadap tenaga kerja diluaar negri yang berasal dari Daerah. 3. Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah pelanggaran Hak Azasi Manusia terhadap tenaga dikerja luar negri yang berasal dari Daerah. 4. Untuk mengetahui apa saja penyebab pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap tenaga kerja diluar negri yang berasal dari Daerah.
  • 3. 5. Untuk mengatahui bagaimana cara penaggulangan pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap tenaga kerja diluar negri yang berasal dari Daerah. 6. Bagaimana tanggung jawab pemerintah daerah dalam menyelesaikan permasalahan pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap tenaga kerja yang berasal dari Daerah. 2 C. Perumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan karya tulis ini diantaranya : 1. Apa saja penyebab pelanggaran Hak Asasi Manusia di Daerah? 2. Bagaimana cara penaggulangan pelanggaran Hak Asasi Manusia di Daerah? 3. Bagaimana tanggung jawab pemerintah daerah dalam menyelesaikan permasalahan pelanggaran Hak Asasi Manusia di Daerah? D. Metode Penulisan Makalah Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan metode penelaahan melalui studi pustaka untuk melengkapi materi atau data-data dalam penyusunan makalah ini. Penyusun melakukan studi pustaka dari berbagai sumber buku.
  • 4. BAB II LANDASAN TEORI CONTOH KASUS HAM : MARSINAH 3 A. PENYEBAB Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera Perkasa yang aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut antara lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggul Angin Sidoarjo. 3 Mei 1993, para buruh mencegah teman-temannya bekerja. Komando Rayon Militer (Koramil) setempat turun tangan mencegah aksi buruh. 4 Mei 1993, para buruh mogok total mereka mengajukan 12 tuntutan, termasuk perusahaan harus menaikkan upah pokok dari Rp 1.700 per hari menjadi Rp 2.250. Tunjangan tetap Rp 550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima, termasuk oleh buruh yang absen.Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama rekan-rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan. Marsinah menjadi salah seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan perundingan dengan pihak perusahaan.
  • 5. Siang hari tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo. Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. Marsinah bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap.Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan Marsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah menjadi mayat pada tanggal 8 Mei 1993 4 B. HAK YANG DI LANGGAR Kasus pembunuhan Marsinah merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat. Alasannya adalah karena telah melanggar hak hidup seorang manusia. Dan juga karena sudah melanggar dari unsur penyiksaan dan pembunuhan sewenang-wenang di luar putusan pengadilan terpenuhi. Dengan demikian, kasus tersebut tergolong patut dianggap kejahatan kemanusiaan yang diakui oleh peraturan hukum Indonesia sebagai pelanggaran HAM berat. Jika merujuk pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), jelas bahwa tindakan pembunuhan merupakan upaya berlebihan dalam menyikapi tuntutan marsinah dan kawan-kawan buruh. Jelas bahwa tindakan oknum pembunuh melanggar hak konstitusional Marsinah, khususnya hak untuk menuntut upah sepatutnya. Hak tersebut secara tersurat dan tersirat ditegaskan dalam Pasal 28D ayat (2) UUD NRI tahun 1945, bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Penyelesaian Hak Asasi setiap manusia harus dihargai oleh manusia yang lain yang dalam kasus ini adalah hak asasi berpendapat dan hak untuk hidup. Selain itu, kasus marsinah yang tak kunjung usai ini diakibatkan oleh kurangnya transparansi dan kredibilitas para penyidik. Seharusnya kredibilitas dan transparansi penyidikan lembaga terhadap suatu kasus haruslah dijaga oleh
  • 6. para penegak hukum sehingga tercipta keadilan dan ketentraman masyarakat Indonesia Sumber: Kamtoboys Cancers C. Makna Sila Kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia) Inti sila kelima yaitu “keadilan” yang mengandung makna sifat-sifat dan keadaan NegaraIndonesiaharus sesuai dengan hakikat adil, yaitu pemenuhan hak dan wajib pada kodrat manusia. Hakikat keadilan ini berkaitan dengan hidup manusia, yaitu hubungan keadilan antara manusia satu dengan lainnya, dalam hubungan hidup manusia dengan tuhannya, dan dalam hubungan hidup manusia dengan dirinya sendiri (notonegoro). Keadilan ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam pengertian sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya hakikat adil sebagaimana yang terkandung dalam sila kedua ini terjelma dalam sila kelima, yaitu memberikan kepada siapapun juga apa yang telah menjadi haknya oleh karena itu inti sila keadilan social adalah memenuhi hakikat adil. Realisasi keadilan dalam praktek kenegaraan secara kongkrit keadilan social ini mengandung cita-cita kefilsafatan yang bersumber pada sifat kodrat manusia monodualis , yaitu sifat kodrat manusia sebagai individu dan makhluk social. Hal ini menyangkut realisasi keadilan dalam kaitannya dengan NegaraIndonesiasendiri (dalam lingkup nasional) maupun dalam hubungan NegaraIndonesiadengan Negara lain (lingkup internasional) Dalam lingkup nasional realisasi keadilan diwujudkan dalam tiga segi (keadilan segitiga) yaitu: 1. Keadilan distributive, yaitu hubungan keadilan antara Negara dengan warganya. Negara wajib memenuhi keadilan terhadap warganya yaitu wajib membagi-bagikan terhadap warganya apa yang telah menjadi haknya. 2. Keadilan bertaat (legal), yaitu hubungan keadilan antara warga Negara terhadap Negara. Jadi dalam pengertian keadilan legal ini negaralah yang wajib memenuhi keadilan terhadap negaranya. 5
  • 7. 3. Keadilan komulatif, yaitu keadilan antara warga Negara yang satu dengan yang lainnya, atau dengan perkataan lain hubungan keadilan antara warga Negara. Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yangyang harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh warganya dan seluruh wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya. Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antar negara sesama bangsa didunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial). Selain itu secara kejiwaan cita-cita keadilan tersebut juga meliputi seluruh unsur manusia, jadi juga bersifat monopluralis . sudah menjadi bawaan hakikatnya hakikat mutlak manusia untuk memenuhi kepentingan hidupnya baik yang ketubuhan maupun yang kejiwaan, baik dari dirinya sendiri-sendiri maupun dari orang lain, semua itu dalam realisasi hubungan kemanusiaan selengkapnya yaitu hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lainnya dan hubungan manusia dengan Tuhannya. D. Pengertian Dan Ciri Pokok Hakikat HAM 6 1. Pengertian HAM Hak asasi manusia merupakan hak-hak dasar yang dimilki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya. Hak asasi manusia meliputi hak hidup, hak kemerdekaan atau kebebasan, hak milik dan hak-hak dasar lain yang melekat pada diri pribadi manusia dan tidak dapat diganggu gugat oleh orang lain. Hak asasi manusia hakikatnya semata-mata bukan dari manusia sendiri tetapi dari Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Hak Asasi Manusia menurut Ketetapan MPR nomor XVII/MPR/1988, bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri
  • 8. manusia secara kodrat, universal, dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Adapun pengertian Hak Asasi Manusia menurut para tokoh-tokoh lainnya, yaitu : a. Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. b. John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur Effendi, 1994).] c. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia” 7 2. Ciri Pokok Hakikat HAM Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu: a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis. b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa. c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).
  • 9. 3. HAM Dalam Perundang-Undangan Nasional Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya. Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat dan panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum, sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan yang masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI yang masih bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinan seringnya mengalami perubahan. 8 E. HAM Dalam Tinjauan Islam Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam sebagai agama telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan mulia. Oleh karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia merupakan tuntutan ajaran itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya terhadap sesama manusia tanpa terkecuali. Hak-hak yang diberikan Allah itu bersifat permanent, kekal dan abadi, tidak boleh dirubah atau dimodifikasi (Abu A’la Almaududi, 1998). Dalam Islam terdapat dua konsep tentang hak, yakni hak manusia (hak al insan) dan hak Allah. Setiap hak itu saling melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi manusia dan juga sebaliknya. Konsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada pendekatan teosentris (theocentries) atau yang menempatkan Allah melalui ketentuan syariatnya sebagai tolak ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan
  • 10. manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat atau warga bangsa. Dengan demikian konsep Islam tentang HAM berpijak pada ajaran tauhid. Konsep tauhid mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia. Konsep tauhid juga mencakup ide persamaan dan persatuan semua makhluk yang oleh Harun Nasution dan Bahtiar Effendi disebut dengan ide perikemakhlukan. Islam datang secara inheren membawa ajaran tentang HAM, ajaran islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits yang merupakan sumber ajaran normative, juga terdapat praktek kehidupan umat islam. Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, pertama, Hak Darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga eksistensinya bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup dilanggar maka berarti orang itu mati. Kedua, hak sekunder (hajy) yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat hilangnya hak-hak elementer misalnya, hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan yang layak maka akan mengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga hak tersier (tahsiny) yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder (Masdar F. Mas’udi, 2002) Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, Al Maududi menjelaskan bahwa dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga negara adalah : 1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama dengan jaminan bahwa hak ini tidak kami dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan yang sah dan ilegal. 2. Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa dilanggar kecuali setelah melalui proses pembuktian yang meyakinkan secara hukum dan memberikan kesempatan kepada tertuduh untuk mengajukan pembelaan 3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan 9 masing-masing
  • 11. 4. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga negara tanpa membedakan kasta atau keyakinan. Salah satu kewajiban zakat kepada umat Islam, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pokok warga negara. F. Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang- Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu. Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan genosida dilakukan dengan cara membunuh anggota kelompok, mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional, penyiksaan, perkosaan, 10
  • 12. perbudakan seksual, pelacuran secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional, penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid. Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara maupun bukan aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya ditujukan terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan bukan oleh aparatur negara. Penindakan terhadap pelanggaran HAM mulai dari penyelidikan, penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat non-diskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan umum. G. Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM 1. Parapedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan. 2. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. 3. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa. 4. Parapedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar. 11
  • 13. BAB III DATA 12 A. Lokasi Tempat Kejadian : Daerah Kabupaten : Daerah Propinsi : Jawa Barat B. Masalah Pelanggaran HAM Di bawah ini adalah salah satu contoh Kasus yang melanggar HAM yakni tentang pemerasan terhadap TKI/TKW asal Daerah. LSM CSPD Daerah Daerah, 25 Pebruari 2002 14:38 TKW asal Daerah Jabar yang jumlahnya ribuan- sepulang dari negara tempat mereka bekerja, mengeluhkan ulah calo dari perusahaan jasa pemulangan TKI/TKW di Kabupaten Daerah. Mereka diperas Rp 1,6 juta per orang, dari ongkos resmi Rp 160 ribu. Demikian diungkapkan Direktur Centra Studi Pemberdayaan Daerah (CSPD) Yudi Junadi, Senin (25/2) di Daerah. Menurutnya, sejak sebulan terakhir, lembaga yang dipimpinnya kebanjiran pengaduan para TKI/TKW yang merasa diperas saat akan pulang ke desanya. “Kami berharap, Pemerintah Kabupaten Daerah tidak tutup mata terhadap persoalan nasib TKI/TKW ini, karena berdasarkan pengaduan yang kami terima, mereka dipungut biaya pemulangan hingga Rp 2,5 juta per orang,” ungkap Yudi, yang juga mantan Ketua LBH Daerah. Advokat Senior ini menceritakan, sejak awal 2002, broker jasa pemulangan dan pemberangkatan TKI/TKW di Daerah terus menggembar-gemborkan, mereka akan memberikan perlindungan terhadap para TKW/TKI. Ironisnya, di antara mereka ada yang berkolaborasi dengan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM), sehingga menimbulkan kerancuan.
  • 14. Berdasarkan pemantauan CSPD, sejumlah TKI/TKW yang baru turun dari Terminal III Bandara Soekarno-Hatta, terus dibuntuti para broker dan diminta menggunakan jasanya. Seperti sudah ada kerjasama dengan pihak bandara, para TKI/TKW itu dibingungkan oleh sulitnya transportasi untuk kepulangan mereka, sehingga mereka terpaksa menggunakan jasa mereka. Namun, para pekerja yang rata-rata dari kampung itu, yang biasanya hanya membayar Rp 160.000 per orang, ternyata diharuskan membayar antara Rp 1,6 hingga Rp 2,5 juta per orang. Bukan hanya itu, mereka juga dipaksa untuk menukarkan cek gajinya kepada mereka dengan nilai yang sangat rendah. “Salah satunya menimpa korban Ny. Komariah (34), asal Desa Peuteuy Condong Kec. Cibeber, Kab. Daerah. Uang gajinya yang masih berupa cek dipaksa ditukarkan dengan harga Rp 7.000 per dolar AS. Padahal, saat itu nilai rupiah terhadap dolar lebih dari Rp 10.000, ” papar Yudi. Menurut pemantauan CSPD, ada tiga titik penampungan sementara TKI/TKW yang baru pulang ke Daerah, yakni di Cipanas, di samping Harimart Daerah Kota, dan di sebuah asrama. Anehnya, meski aksi pemerasan ini berjalan cukup lama, polisi mengaku belum mengetahui kejadian. Padahal, berita tentang pemerasan terhadap TKI/TKW ini hampir terjadi setiap hari, sesalnya. 13
  • 15. Sementara itu, Agum, salah seorang pengurus Asosiasi Jasa Pemulangan dan Pemberangkatan TKI/TKW Daerah (Apjatic), ketika dikonfirmasi membantah pihaknya melakukan pemerasan terhadap TKI/TKW yang baru pulang kampung. “Kami justru memberikan perlindungan terhadap para TKI/TKW itu supaya tidak diperdaya oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab,” bela Agum. Dia berdalih, kalau pada akhirnya seorang TKI/TKW memberikan ongkos lebih, itu disebabkan puas atas pelayanannya, bukan berarti pemerasan. Mereka akan merasa nyaman dan aman sampai di tempat tujuan,” kilah Agum. Namun demikian, Agum tidak menyangkal banyaknya pemerasan terhadap TKI/TKW asal Daerah. Menurutnya, hal itu disebabkan tidak adanya lembaga resmi yang mengatur pemulangan TKI/TKW, sehingga memancing oknum untuk melakukan pemerasan. 14
  • 16. Kabupaten Daerah merupakan salah satu daerah pemasok TKI/TKW terbesar se-Jawa Barat. Setiap hari sedikitnya 130 TKI/TKW pulang ke kampung halamannya di berbagai daerah di Kabupaten Daerah. Guna menghindari pemerasan, TKI/TKW asal Daerah Selatan ada yang memilih tinggal di rumah kerabatnya di Daerah, sebelum pulang ke desanya. Sebab, jika langsung pulang ke desa, kata salah seorang dari mereka, bisa-bisa dijadikan bulan-bulanan para broker pemulangan TKI/TKW. 15
  • 17. BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 16 A. Sebab-Sebab Pelanggaran HA Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya pelanggaran HAM yang terjadi di Daerah, yaitu sebagai berikut : 1. Kurangnya menghormati hak asasi orang lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2. Masyarakat warga yang belum berdaya. 3. Interprestasi dan penerapan yang salah dari norma–norma agama dan perintah (intruksi) 4. Good Governence masih bersifat retorika. 5. Corporete Governence masih bersifat retorika . B. Cara-Cara Penanggulangan Pelanggaran HAM Berikut ini adalah Cara penanggulangan pelanggaran HAM yang terjadi di Daerah, yaitu sebagai berikut : 1. Membawa kasus–kasus pelanggaran hak asasi manusia ke pengadilan hak asasi manusia dengan tetap menerapkan asas praduga tak bersalah. 2. Membangun budaya hak asasi manusia. 3. Berdayakan mekanisme perlindungan hak asasi manusia yang ada dan membentuk lembaga–lembaga khusus yang mengenai masalah masalah khusus. 4. Mempergiat sosialisasi hak asasi manusia kepada semua kelompok dan tingkat dalam masyarakat dengan mengikut sertakan LSM dalam kemitraan dengan pemerintah. 5. Mencabut dan merivisi semua undang–undang peraturan yang bertentangan dengan hak asasi manusia. 6. Memberdayakan aparat pengawas. 7. Mengembangkan managemen konflik oleh lembaga–lembaga perlindungan hak asasi manusia. 8. Memprioritaskan penyusunan prosedur pengaduan dan penanganan kasus– kasus pelanggaran hak asasi manusia.
  • 18. 9. Membentuk lembaga–lembaga yang membantu korban pelanggaran hak asasi manusia dalam mengurus kompensasi dan rehabilitasi. 10. Mengembangkan lembaga-lembaga dan program–program yang melindungi korban dan saksi pelanggaran hak asasi manusia. C. Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah Berikut ini adalah kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah menurut UU No. 39 Tahun 1999, yaitu sebagai berikut: 1. Pemerintah Wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-undang ini, peraturan peundang-undangan lain dan hukum internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara RI. 2. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana dimaksud meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara dan bidang lain. 3. Hak dan kebebasan yang diatur dalam undang-undang ini hanya dapat dibatasi oleh dan berdasarkan undang-undang, semata-mata untuk menjamin pengakuan dann penghormatan terhadap hak asasi manusia serta kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertiban umum dan kepentingan bangsa. 4. Tidak satu ketentuan pun dalam undang-undang ini boleh diartikan bahwa pemerintah, partai, golongan atau pihak manapun dibenarkan mengurangi, merusak atau menghapuskan hak asasi manusia atau kebebasan dasar yang diatur dalam undang-undang ini. 17
  • 19. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 18 A. Kesimpulan HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam kehidupan bernegara, HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM. B. Saran Upaya agar sadar akan pentingnya Hak Asasi Manusia, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. 2. Kerjasama antara Pemerintah daerah dan warga masyarakat Daerah perlu ditingkatkan. 3. Kita harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain 4. Pemerintah khususnya pihak kepolisian harus bisa menjadi sarana dalam menyelesaikan masalah pelanggaran HAM. 5. Pemerintah harus bisa bekerjasama dengan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.
  • 20. 6. Pelanggaran hak asasi manusia di negara Indonesia khususnya di Daerah Jawa Barat, seharusnya ditanggapi dengan cepat dan tanggap oleh pemerintah dan disertai peran serta masyarakat. 7. Dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain. 19
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma. Sadjiman, Djunaedi. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Daerah :Tanpa Nama 20 Penerbit. Sumarsono, dkk. 2006. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. http://www.google.com http://en.wikipedia.org http://www.gatra.com http://www.anakciremai.com