SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit frambusia ini merupakan penyakit yang berkaitan dengan kemiskinan
dan hampir bisa dikatakan hanya menyerang mereka yang berasal dari kaum
termiskin serta masyarakat kesukuan yang terdapat di daerah-daerah terpencil
yang sulit dijangkau.
Pada awalnya, koreng yang penuh dengan organisme penyebab ditularkan melalui
kontak dari kulit ke kulit, atau melalui luka di kulit yang didapat melalui benturan,
gigitan, maupun pengelupasan. Pada mayoritas pasien, penyakit frambusia
terbatas hanya pada kulit saja, namun dapat juga mempengaruhi tulang bagian
atas dan sendi. Walaupun hampir seluruh lesi frambusia hilang dengan sendirinya,
infeksi bakteri sekunder dan bekas luka merupakan komplikasi yang umum.
Setelah 5 -10 tahun, 10% dari pasien yang tidak menerima pengobatan akan
mengalami lesi yang merusak yang mampu mempengaruhi tulang rawan, kulit,
serta jaringan halus yang akan mengakibatkan disabilitas yang melumpuhkan serta
stigma sosial.
Beban penyakit Selama periode 1990an, frambusia merupakan permasalahan
kesehatan masyarakat yang terdapat hanya di tiga negara di Asia Tenggara, yaitu
India, Indonesia dan Timor Leste. Berkat usaha yang gencar dalam pemberantasan
frambusia, tidak terdapat lagi laporan mengenai penyakit ini sejak tahun 2004.
Sebelumnya, penyakit ini dilaporkan terdapat di 49 distrik di 10 negara bagian dan
pada umumnya didapati pada suku-suku didalam masyarakat. India kini telah
mendeklarasikan pemberantasan penyakit frambusia dengan sasaran tidak adanya
lagi laporan mengenai kasus baru dan membebaskan India bebas dari penyakit ini
sebelum tahun 2008. yaitu Zeroincidence + No sero positive cases among < 5
children.
Di Indonesia, sebanyak 4.000 kasus tiap tahunnya dilaporkan 8 dari 30 provinsi
95% dari keseluruhan jumlah kasus yang dilaporkan tiap tahunnya dilaporkan dari

i
empat provinsi, yaitu : Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Papua dan
Maluku. Pelaksanaan program pemberantasan penyakit ini sempat tersendat pada
tahun-tahun terakhir, terutama disebabkan oleh keterbatasan sumber daya. Upayaupaya harus diarahkan pada dukungan kebijakan dan perhatian yang lebih besar
sangat dibutuhkan demi pelaksanaan yang lebih efektif dan memperkuat program
ini.

1.2 Rumusan Masalah
 Apa Pengertian Frambusia ?
 Apa Etiologi Frambusia ?
 Bagaimana Patofisiologi Frambusia ?
 Bagaimana Cara Penularan Frambusia ?
 Apa saja Klasifikasi Frambusia ?
 Bagaimana Manifestasi Klinis Frambusia ?
 Bagaimana Cara Pencegahan Frambusia ?
 Bagaimana Pengobatan Frambusia.

1.3 Tujuan
 Mengetahui Pengertian Frambusia.
 Mengetahui Etiologi Frambusia.
 Mengetahui Patofisiologi Frambusia.
 Mengetahui Cara Penyebara Frambusia.
 Mengetahui Klasifikasi Frambusia.
 Mengetahui Manifestasi Klinis Frambusia.
 Mengetahui Cara Pencegahan pada Frambusia.
 Mengetahui Pengobatan pada Frambusia.

i
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Frambusia
Penyakit frambusia atau patek adalah suatu penyakit kronis, relaps (berulang).
Dalam bahasa Inggris disebut Yaws, ada juga yang disebut Frambesia tropica dan
dalam bahasa Jawa disebut Pathek. Di zaman dulu penyakit ini amat populer
karena penderitanya sangat mudah ditemukan di kalangan penduduk. Di Jawa
saking populernya telah masuk dalam khasanah bahasa Jawa dengan istilah “ora
Patheken”.
2.2 Etiologi Frambusia
Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh Treponema
pallidum sub spesies pertenue (merupakan saudara dari Treponema penyebab
penyakit sifilis), penyebarannya tidak melalui hubungan seksual, tetapi dapat
mudah tersebar melalui kontak langsung antara kulit penderita dengan kulit sehat.
Penyakit ini tumbuh subur terutama didaerah beriklim tropis dengan karakteristik
cuaca panas, dan banyak hujan, yang dikombinasikan dengan banyaknya jumlah
penduduk miskin, sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya fasilitas air bersih,
lingkungan yang padat penduduk dan kurangnya fasilitas kesehatan umum yang
memadai.

2.3 Patofisiologi Frambusia
Frambusia di sebabkan oleh Treponemaa Pallidum, yang disebabkan karena
kontak langsung dengan penderita ataupun kontak tidak langsung. Treponema
palidum ini biasanya menyerang kulit dan tulang.
Pada awal terjadinya infeksi, agen akan berkembang biak didalam jaringan
penjamu, setelah itu akan muncul lesi intinal berupa papiloma yang berbentuk
seperti buah arbei, yang memiliki permukaan yang basah, lembab, tidak bernanah
dan tidak sakit, kadang disertai dengan peningkatan suhu tubuh, sakit kepala,
nyeri tulang dan persendian. Apabila tidak segera diobati agen akan menyerang
dan merusak kulit, otot, serta persendian.

i
2.4 Cara Penularan Frambusia
Penularan penyakit frambusia dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung (Depkes,2005), yaitu :
a)

Penularan secara langsung (direct contact) .

Penularan penyakit frambusia banyak terjadi secara langsung dari penderita ke
orang lain. Hal ini dapat terjadi jika jejas dengan gejala menular (mengandung
Treponema pertenue) yang terdapat pada kulit seorang penderita bersentuhan
dengan kulit orang lain yang ada lukanya. Penularan mungkin juga terjadi dalam
persentuhan antara jejas dengan gejala menular dengan selaput lendir.
b)

Penularan secara tidak langsung (indirect contact) .

Penularan secara tidak langsung mungkin dapat terjadi dengan perantaraan benda
atau serangga, tetapi hal ini sangat jarang. Dalam persentuhan antara jejas dengan
gejala menular dengan kulit (selaput lendir) yang luka, Treponema pertenue yang
terdapat pada jejas itu masuk ke dalam kulit melalui luka tersebut.

2.5 Klasifikasi Frambusia
Frambusia dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain berdasarkan karakteristik
Agen :
a)

Infektivitas dibuktikan dengan kemampuan sang Agen untuk berkembang

biak di dalam jaringan penjamu.
b)

Patogenesitas dibuktikan dengan perubahan fisik tubuh yaitu terbentuknya

benjolan-benjolan kecil di kulit yang tidak sakit dengan permukaan basah tanpa
nanah.
c)

Virulensi penyakit ini bisa bersifat kronik apabila tidak diobati, dan akan

menyerang dan merusak kulit, otot serta persendian sehingga menjadi cacat
seumur hidup. Pada 10% kasus frambusia, tanda-tanda stadium lanjut ditandai
dengan lesi yang merusak susunan kulit yang juga mengenai otot dan persendian.
d)

Toksisitas yaitu dibuktikan dengan kemampuan Agen untuk merusak

jaringan kulit dalam tubuh penjamu.
e)

Invasitas dibuktikan dengan dapat menularnya penyakit antara penjamu

yang satu dengan yang lainnya.

i
2.6 Manifestasi Klinis Frambusia
Gejala klinis terdiri atas 3 Stadium yaitu :
a)

Stadium I :

Stadium ini dikenal juga stadium menular. Masa inkubasi rata-rata 3 minggu atau
dalam kisaran 3-90 hari. Lesi initial berupa papiloma pada port d’ entre yang
berbentuk seperti buah arbei, permukaan basah, lembab , tidak bernanah, sembuh
spontan tanpa meninggalkan bekas, kadang-kadang disertai peningkatan suhu
tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian kemudian, papula-papula
menyebar yang sembuh setelah 1-3 bulan. Lesi intinial berlangsung beberapa
minggu dan beberapa bulan kemudian sembuh.
b)

Stadium II atau masa peralihan :

Pada stadium ini, di tempat lesi ditemukan treponema palidum pertinue.
Treponema positif ini terjadi setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan
setelah stadium I. Pada stadium ini frambusia tidak menular dengan bermacammacam bentuk gambaran klinis, berupa hyperkeratosis.
c)

Stadium III :

Pada stadium ini , terjadi guma atau ulkus-ulkus indolen dengan tepi yang curam
atau bergaung, bila sembuh, lesi ini meninggalkan jaringan parut, dapat
membentuk keloid dan kontraktur. Bila terjadi infeksi pada tulang dapat
mengakibatkan kecacatan dan kerusakan pada tulang. Kerusakan sering terjadi
pada palatum, tulang hidung, tibia.

2.7 Pencegahan Frambusia
Frambusia bila tidak segera ditangani akan menjadi penyakit kronik, yang bisa
kambuh dan menimbulkan gejala pada kulit, tulang dan persendian. Pada 10%
kasus pasien stadium tersier, terjadi lesi kulit yang destruktif dan memburuk
menjadi lesi pada tulang dan persendian. Kemungkinan kambuh dapat terjadi
lebih dari 5 tahun setelah terkena infeksi pertama. Strategi pemberantasan
frambusia terdiri dari 4 hal pokok yaitu:
a)

Skrining terhadap anak sekolah dan masyarakat usia di bawah 15 tahun

untuk menemukan penderita.

i
b)

Memberikan pengobatan yang akurat kepada penderita di unit pelayanan

kesehatan (UPK) dan dilakukan pencarian kontak.
c)

Penyuluhan kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS).
d)

Perbaikan kebersihan perorangan melalui penyediaan sarana dan prasarana

air bersih serta penyediaan sabun untuk mandi.

2.8 Pengobatan Frambusia
Benzatin penisilin diberikan dalam dosis 2, 4 juta unit untuk orang dewasa dan
untuk 1,2 juta unit untuk anak-anak. Hingga saat ini, penisilin merupakan obat
pilihian, tetapi bagi mereka yang peka dapat diberikan tetrasiklin atau eritromisin
2 gr/hari selama 5-10 hari.
Menurut Departemen Kesehatan RI, (2004) dan (2007) bahwa pilihan pengobatan
utama adalah benzatin penisilin, dan pengobatan alternatif dapat dilakukan dengan
pemberian tetrasiklin, doxicicline dan eritromisin.
Anjuran pengobatan secara epidemiologi untuk frambusia adalah sebagai berikut :
a)

Bila sero positif >50% atau prevalensi penderita di suatu desa/ dusun >5%

maka seluruh penduduk diberikan pengobatan.
b)

Bila sero positif 10%-50% atau prevalensi penderita di suatu desa 2%-5%

maka penderita, kontak, dan seluruh usia 15 tahun atau kurang diberikan
pengobatan.
c)

Bila sero positif kurang 10% atau prevalensi penderita di suatu desa/ dusun

< 2% maka penderita, kontak serumah dan kontak erat diberikan pengobatan.
Pada anak sekolah untuk setiap penemuan kasus dilakukan pengobatan seluruh
murid dalam kelas yang sama.

i
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada awal terjadinya infeksi frambusia, agen akan berkembang biak didalam
jaringan penjamu, setelah itu akan muncul lesi intinal berupa papiloma yang
berbentuk seperti buah arbei, yang memiliki permukaan yang basah, lembab,
tidak bernanah dan tidak sakit, kadang disertai dengan peningkatan suhu tubuh,
sakit kepala, nyeri tulang dan persendian. Apabila tidak segera diobati agen akan
menyerang dan merusak kulit, otot, serta persendian. Proses penyebaran
frambusia ada 2, yaitu penularan secara langsung (direct contact), dan penularan
secara tidak langsung (indirect contact).
Gejala klinis frambusia terdiri atas 3 stadium yaitu : Stadium I, Stadium II atau
masa peralihan, dan Stadium III, selain itu juga dibagi lagi dalam beberapa
tahapan, antara lain : tahap prepatogenesis, tahap inkubasi, tahap dini, tahap
lanjut, dan tahap pasca patogenesis.
3.2 Saran
Frambusia merupakan penyakit kulit yang dapat menular, banyak hal yang dapat
membuat penyakit frambusia dapat terjadi, salah satunya yaitu kondisi tempat
tinggal yang kotor dan tidak sehat. Oleh karena itu, di harapkan bagi semua
masyarakat untuk selalu memperhatikan kondisi lingkungannya, dan menjaga
kesehatan baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan tempat tinggal.

i
DAFTAR PUSTAKA

http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/askep-klien-dengan-frambusia.html
(diakses pada tanggal 24 februari 2012)
http://ichynurse.blogspot.com/2012/01/askep-frambusia.html
(diakses pada tanggal 23 februari 2012)

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Frambusia”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Komputer.
Dalam penulisan makalah ini juga, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi,
karena kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami. Namun saya menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat tuntunan-Nya
dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi
dapat teratasi.

Untuk itu dalam kesempatan ini Saya

ingin menyampaikan ucapan

terimakasih kepada semua pihak yang telah bersedia membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Selain itu kami juga mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak, demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Raha, 25 Oktober 2013

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah………...…………...……...…………...…....……..2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN…………….………………..……..…...……..

3

2.1 Pengertian Frambusia……....…...............................................................3
2.2 Etiologi Frambusia……………….............................................. ........

3

2.3 Patofisiologi Frambusia......................................................................... 3
2.4 Cara Penularan Frambusia……………………..…………………....... 4
2.5 Klasifikasi Frambusia…………………………………………...…..... 4
2.6 Manifestasi Klinis Frambusia………………………………...….......

5

2.7 Pencegahan Frambusia……………………………………….............. 5
2.8 Pengobatan Frambusia……………………………………........ ......... 6
BAB III PENUTUP………………………………………............... .......

7

3.1 Kesimpulan.................................................................................. ........

7

3.2 Saran...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA…………………..……………………....….. ......... 8

i
TUGAS : KOMPUTER DAN SEARCHING INTERNET
DOSEN : LA ODE AMSIR,S.Kom.M.Si

MAKALAH
FRAMBUSIA

DI SUSUN OLEH:
NAMA

: IRMAYANI

NIM

: 2013.IB.0072

TINGKAT

: I B.

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013/2014

i

More Related Content

What's hot

Makalah filariasis
Makalah filariasisMakalah filariasis
Makalah filariasis
Jazirah Compter
 
Kasus filariasis di Indonesia tahun 2013-2018
Kasus filariasis di Indonesia tahun 2013-2018Kasus filariasis di Indonesia tahun 2013-2018
Kasus filariasis di Indonesia tahun 2013-2018
FadhilRafi2
 
Konsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLBKonsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLB
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
NajMah Usman
 
Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019
Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019
Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019
Tata Naipospos
 
FRAMBUSIA-2-1.pdf
FRAMBUSIA-2-1.pdfFRAMBUSIA-2-1.pdf
FRAMBUSIA-2-1.pdf
NelsaKurnia1
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
NajMah Usman
 
Program filariasis di puskesmas
Program filariasis di puskesmasProgram filariasis di puskesmas
Program filariasis di puskesmasJoni Iswanto
 
Penyakit tropis
Penyakit tropisPenyakit tropis
Penyakit tropis
Ida Djafar
 
Makalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakatMakalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakat
Septian Muna Barakati
 
Mengenal apa itu Zoonosis
Mengenal apa itu Zoonosis Mengenal apa itu Zoonosis
Mengenal apa itu Zoonosis
Lestari Moerdijat
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
NajMah Usman
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
Warnet Raha
 
Metode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi KesehatanMetode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi Kesehatan
pjj_kemenkes
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Mansurudin Rafa
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
Yurie Arsyad Temenggung
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
NajMah Usman
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
rickygunawan84
 

What's hot (20)

Makalah filariasis
Makalah filariasisMakalah filariasis
Makalah filariasis
 
Kasus filariasis di Indonesia tahun 2013-2018
Kasus filariasis di Indonesia tahun 2013-2018Kasus filariasis di Indonesia tahun 2013-2018
Kasus filariasis di Indonesia tahun 2013-2018
 
Konsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLBKonsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLB
 
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
 
Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019
Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019
Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019
 
FRAMBUSIA-2-1.pdf
FRAMBUSIA-2-1.pdfFRAMBUSIA-2-1.pdf
FRAMBUSIA-2-1.pdf
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
 
Program filariasis di puskesmas
Program filariasis di puskesmasProgram filariasis di puskesmas
Program filariasis di puskesmas
 
Ppt filariasis
Ppt filariasisPpt filariasis
Ppt filariasis
 
Penyakit tropis
Penyakit tropisPenyakit tropis
Penyakit tropis
 
Makalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakatMakalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakat
 
Mengenal apa itu Zoonosis
Mengenal apa itu Zoonosis Mengenal apa itu Zoonosis
Mengenal apa itu Zoonosis
 
Tugas pms bu rosdiana ita
Tugas pms bu rosdiana itaTugas pms bu rosdiana ita
Tugas pms bu rosdiana ita
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
 
Metode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi KesehatanMetode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi Kesehatan
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
 

Similar to Makalah frambusia irmayani

Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
Warnet Raha
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
Septian Muna Barakati
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
Septian Muna Barakati
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
Warnet Raha
 
Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
Warnet Raha
 
Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
Warnet Raha
 
Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
Septian Muna Barakati
 
Patek ...
Patek                                                                        ...Patek                                                                        ...
Patek ...
Eko Witono
 
Epid kelompok 1
Epid kelompok 1Epid kelompok 1
Epid kelompok 1
rizarizakurnia
 
Bakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOK
Bakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOKBakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOK
Bakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOK
Nandita Larasati
 
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
FazaFirdaus
 
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menularMakalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
Septian Muna Barakati
 

Similar to Makalah frambusia irmayani (20)

Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
 
Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
 
Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
 
Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
 
Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
 
Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
 
Makalah frambusia
Makalah frambusiaMakalah frambusia
Makalah frambusia
 
Makalah frambusia
Makalah frambusiaMakalah frambusia
Makalah frambusia
 
Patek ...
Patek                                                                        ...Patek                                                                        ...
Patek ...
 
Penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Penyakit menular AKPER PEMKAB MUNAPenyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
 
Epid kelompok 1
Epid kelompok 1Epid kelompok 1
Epid kelompok 1
 
Bakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOK
Bakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOKBakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOK
Bakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOK
 
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
 
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menularMakalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
 
Pms
PmsPms
Pms
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Makalah frambusia irmayani

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit frambusia ini merupakan penyakit yang berkaitan dengan kemiskinan dan hampir bisa dikatakan hanya menyerang mereka yang berasal dari kaum termiskin serta masyarakat kesukuan yang terdapat di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau. Pada awalnya, koreng yang penuh dengan organisme penyebab ditularkan melalui kontak dari kulit ke kulit, atau melalui luka di kulit yang didapat melalui benturan, gigitan, maupun pengelupasan. Pada mayoritas pasien, penyakit frambusia terbatas hanya pada kulit saja, namun dapat juga mempengaruhi tulang bagian atas dan sendi. Walaupun hampir seluruh lesi frambusia hilang dengan sendirinya, infeksi bakteri sekunder dan bekas luka merupakan komplikasi yang umum. Setelah 5 -10 tahun, 10% dari pasien yang tidak menerima pengobatan akan mengalami lesi yang merusak yang mampu mempengaruhi tulang rawan, kulit, serta jaringan halus yang akan mengakibatkan disabilitas yang melumpuhkan serta stigma sosial. Beban penyakit Selama periode 1990an, frambusia merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang terdapat hanya di tiga negara di Asia Tenggara, yaitu India, Indonesia dan Timor Leste. Berkat usaha yang gencar dalam pemberantasan frambusia, tidak terdapat lagi laporan mengenai penyakit ini sejak tahun 2004. Sebelumnya, penyakit ini dilaporkan terdapat di 49 distrik di 10 negara bagian dan pada umumnya didapati pada suku-suku didalam masyarakat. India kini telah mendeklarasikan pemberantasan penyakit frambusia dengan sasaran tidak adanya lagi laporan mengenai kasus baru dan membebaskan India bebas dari penyakit ini sebelum tahun 2008. yaitu Zeroincidence + No sero positive cases among < 5 children. Di Indonesia, sebanyak 4.000 kasus tiap tahunnya dilaporkan 8 dari 30 provinsi 95% dari keseluruhan jumlah kasus yang dilaporkan tiap tahunnya dilaporkan dari i
  • 2. empat provinsi, yaitu : Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Papua dan Maluku. Pelaksanaan program pemberantasan penyakit ini sempat tersendat pada tahun-tahun terakhir, terutama disebabkan oleh keterbatasan sumber daya. Upayaupaya harus diarahkan pada dukungan kebijakan dan perhatian yang lebih besar sangat dibutuhkan demi pelaksanaan yang lebih efektif dan memperkuat program ini. 1.2 Rumusan Masalah  Apa Pengertian Frambusia ?  Apa Etiologi Frambusia ?  Bagaimana Patofisiologi Frambusia ?  Bagaimana Cara Penularan Frambusia ?  Apa saja Klasifikasi Frambusia ?  Bagaimana Manifestasi Klinis Frambusia ?  Bagaimana Cara Pencegahan Frambusia ?  Bagaimana Pengobatan Frambusia. 1.3 Tujuan  Mengetahui Pengertian Frambusia.  Mengetahui Etiologi Frambusia.  Mengetahui Patofisiologi Frambusia.  Mengetahui Cara Penyebara Frambusia.  Mengetahui Klasifikasi Frambusia.  Mengetahui Manifestasi Klinis Frambusia.  Mengetahui Cara Pencegahan pada Frambusia.  Mengetahui Pengobatan pada Frambusia. i
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Frambusia Penyakit frambusia atau patek adalah suatu penyakit kronis, relaps (berulang). Dalam bahasa Inggris disebut Yaws, ada juga yang disebut Frambesia tropica dan dalam bahasa Jawa disebut Pathek. Di zaman dulu penyakit ini amat populer karena penderitanya sangat mudah ditemukan di kalangan penduduk. Di Jawa saking populernya telah masuk dalam khasanah bahasa Jawa dengan istilah “ora Patheken”. 2.2 Etiologi Frambusia Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh Treponema pallidum sub spesies pertenue (merupakan saudara dari Treponema penyebab penyakit sifilis), penyebarannya tidak melalui hubungan seksual, tetapi dapat mudah tersebar melalui kontak langsung antara kulit penderita dengan kulit sehat. Penyakit ini tumbuh subur terutama didaerah beriklim tropis dengan karakteristik cuaca panas, dan banyak hujan, yang dikombinasikan dengan banyaknya jumlah penduduk miskin, sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya fasilitas air bersih, lingkungan yang padat penduduk dan kurangnya fasilitas kesehatan umum yang memadai. 2.3 Patofisiologi Frambusia Frambusia di sebabkan oleh Treponemaa Pallidum, yang disebabkan karena kontak langsung dengan penderita ataupun kontak tidak langsung. Treponema palidum ini biasanya menyerang kulit dan tulang. Pada awal terjadinya infeksi, agen akan berkembang biak didalam jaringan penjamu, setelah itu akan muncul lesi intinal berupa papiloma yang berbentuk seperti buah arbei, yang memiliki permukaan yang basah, lembab, tidak bernanah dan tidak sakit, kadang disertai dengan peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian. Apabila tidak segera diobati agen akan menyerang dan merusak kulit, otot, serta persendian. i
  • 4. 2.4 Cara Penularan Frambusia Penularan penyakit frambusia dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung (Depkes,2005), yaitu : a) Penularan secara langsung (direct contact) . Penularan penyakit frambusia banyak terjadi secara langsung dari penderita ke orang lain. Hal ini dapat terjadi jika jejas dengan gejala menular (mengandung Treponema pertenue) yang terdapat pada kulit seorang penderita bersentuhan dengan kulit orang lain yang ada lukanya. Penularan mungkin juga terjadi dalam persentuhan antara jejas dengan gejala menular dengan selaput lendir. b) Penularan secara tidak langsung (indirect contact) . Penularan secara tidak langsung mungkin dapat terjadi dengan perantaraan benda atau serangga, tetapi hal ini sangat jarang. Dalam persentuhan antara jejas dengan gejala menular dengan kulit (selaput lendir) yang luka, Treponema pertenue yang terdapat pada jejas itu masuk ke dalam kulit melalui luka tersebut. 2.5 Klasifikasi Frambusia Frambusia dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain berdasarkan karakteristik Agen : a) Infektivitas dibuktikan dengan kemampuan sang Agen untuk berkembang biak di dalam jaringan penjamu. b) Patogenesitas dibuktikan dengan perubahan fisik tubuh yaitu terbentuknya benjolan-benjolan kecil di kulit yang tidak sakit dengan permukaan basah tanpa nanah. c) Virulensi penyakit ini bisa bersifat kronik apabila tidak diobati, dan akan menyerang dan merusak kulit, otot serta persendian sehingga menjadi cacat seumur hidup. Pada 10% kasus frambusia, tanda-tanda stadium lanjut ditandai dengan lesi yang merusak susunan kulit yang juga mengenai otot dan persendian. d) Toksisitas yaitu dibuktikan dengan kemampuan Agen untuk merusak jaringan kulit dalam tubuh penjamu. e) Invasitas dibuktikan dengan dapat menularnya penyakit antara penjamu yang satu dengan yang lainnya. i
  • 5. 2.6 Manifestasi Klinis Frambusia Gejala klinis terdiri atas 3 Stadium yaitu : a) Stadium I : Stadium ini dikenal juga stadium menular. Masa inkubasi rata-rata 3 minggu atau dalam kisaran 3-90 hari. Lesi initial berupa papiloma pada port d’ entre yang berbentuk seperti buah arbei, permukaan basah, lembab , tidak bernanah, sembuh spontan tanpa meninggalkan bekas, kadang-kadang disertai peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian kemudian, papula-papula menyebar yang sembuh setelah 1-3 bulan. Lesi intinial berlangsung beberapa minggu dan beberapa bulan kemudian sembuh. b) Stadium II atau masa peralihan : Pada stadium ini, di tempat lesi ditemukan treponema palidum pertinue. Treponema positif ini terjadi setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah stadium I. Pada stadium ini frambusia tidak menular dengan bermacammacam bentuk gambaran klinis, berupa hyperkeratosis. c) Stadium III : Pada stadium ini , terjadi guma atau ulkus-ulkus indolen dengan tepi yang curam atau bergaung, bila sembuh, lesi ini meninggalkan jaringan parut, dapat membentuk keloid dan kontraktur. Bila terjadi infeksi pada tulang dapat mengakibatkan kecacatan dan kerusakan pada tulang. Kerusakan sering terjadi pada palatum, tulang hidung, tibia. 2.7 Pencegahan Frambusia Frambusia bila tidak segera ditangani akan menjadi penyakit kronik, yang bisa kambuh dan menimbulkan gejala pada kulit, tulang dan persendian. Pada 10% kasus pasien stadium tersier, terjadi lesi kulit yang destruktif dan memburuk menjadi lesi pada tulang dan persendian. Kemungkinan kambuh dapat terjadi lebih dari 5 tahun setelah terkena infeksi pertama. Strategi pemberantasan frambusia terdiri dari 4 hal pokok yaitu: a) Skrining terhadap anak sekolah dan masyarakat usia di bawah 15 tahun untuk menemukan penderita. i
  • 6. b) Memberikan pengobatan yang akurat kepada penderita di unit pelayanan kesehatan (UPK) dan dilakukan pencarian kontak. c) Penyuluhan kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). d) Perbaikan kebersihan perorangan melalui penyediaan sarana dan prasarana air bersih serta penyediaan sabun untuk mandi. 2.8 Pengobatan Frambusia Benzatin penisilin diberikan dalam dosis 2, 4 juta unit untuk orang dewasa dan untuk 1,2 juta unit untuk anak-anak. Hingga saat ini, penisilin merupakan obat pilihian, tetapi bagi mereka yang peka dapat diberikan tetrasiklin atau eritromisin 2 gr/hari selama 5-10 hari. Menurut Departemen Kesehatan RI, (2004) dan (2007) bahwa pilihan pengobatan utama adalah benzatin penisilin, dan pengobatan alternatif dapat dilakukan dengan pemberian tetrasiklin, doxicicline dan eritromisin. Anjuran pengobatan secara epidemiologi untuk frambusia adalah sebagai berikut : a) Bila sero positif >50% atau prevalensi penderita di suatu desa/ dusun >5% maka seluruh penduduk diberikan pengobatan. b) Bila sero positif 10%-50% atau prevalensi penderita di suatu desa 2%-5% maka penderita, kontak, dan seluruh usia 15 tahun atau kurang diberikan pengobatan. c) Bila sero positif kurang 10% atau prevalensi penderita di suatu desa/ dusun < 2% maka penderita, kontak serumah dan kontak erat diberikan pengobatan. Pada anak sekolah untuk setiap penemuan kasus dilakukan pengobatan seluruh murid dalam kelas yang sama. i
  • 7. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pada awal terjadinya infeksi frambusia, agen akan berkembang biak didalam jaringan penjamu, setelah itu akan muncul lesi intinal berupa papiloma yang berbentuk seperti buah arbei, yang memiliki permukaan yang basah, lembab, tidak bernanah dan tidak sakit, kadang disertai dengan peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian. Apabila tidak segera diobati agen akan menyerang dan merusak kulit, otot, serta persendian. Proses penyebaran frambusia ada 2, yaitu penularan secara langsung (direct contact), dan penularan secara tidak langsung (indirect contact). Gejala klinis frambusia terdiri atas 3 stadium yaitu : Stadium I, Stadium II atau masa peralihan, dan Stadium III, selain itu juga dibagi lagi dalam beberapa tahapan, antara lain : tahap prepatogenesis, tahap inkubasi, tahap dini, tahap lanjut, dan tahap pasca patogenesis. 3.2 Saran Frambusia merupakan penyakit kulit yang dapat menular, banyak hal yang dapat membuat penyakit frambusia dapat terjadi, salah satunya yaitu kondisi tempat tinggal yang kotor dan tidak sehat. Oleh karena itu, di harapkan bagi semua masyarakat untuk selalu memperhatikan kondisi lingkungannya, dan menjaga kesehatan baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan tempat tinggal. i
  • 8. DAFTAR PUSTAKA http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/askep-klien-dengan-frambusia.html (diakses pada tanggal 24 februari 2012) http://ichynurse.blogspot.com/2012/01/askep-frambusia.html (diakses pada tanggal 23 februari 2012) i
  • 9. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Frambusia”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Komputer. Dalam penulisan makalah ini juga, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi, karena kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat tuntunan-Nya dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi. Untuk itu dalam kesempatan ini Saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah bersedia membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu kami juga mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Raha, 25 Oktober 2013 Penulis i
  • 10. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................. i DAFTAR ISI................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah………...…………...……...…………...…....……..2 1.3 Tujuan......................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN…………….………………..……..…...…….. 3 2.1 Pengertian Frambusia……....…...............................................................3 2.2 Etiologi Frambusia……………….............................................. ........ 3 2.3 Patofisiologi Frambusia......................................................................... 3 2.4 Cara Penularan Frambusia……………………..…………………....... 4 2.5 Klasifikasi Frambusia…………………………………………...…..... 4 2.6 Manifestasi Klinis Frambusia………………………………...…....... 5 2.7 Pencegahan Frambusia……………………………………….............. 5 2.8 Pengobatan Frambusia……………………………………........ ......... 6 BAB III PENUTUP………………………………………............... ....... 7 3.1 Kesimpulan.................................................................................. ........ 7 3.2 Saran...................................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA…………………..……………………....….. ......... 8 i
  • 11. TUGAS : KOMPUTER DAN SEARCHING INTERNET DOSEN : LA ODE AMSIR,S.Kom.M.Si MAKALAH FRAMBUSIA DI SUSUN OLEH: NAMA : IRMAYANI NIM : 2013.IB.0072 TINGKAT : I B. AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2013/2014 i