SlideShare a Scribd company logo
i
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DESALINASI AIR LAUT
MAKALAH DESALINASI
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Nama : Any Dian Murdiniyati
NIM : 1310190009
Prodi : Ilmu Kelautan / 2019
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE
TUBAN
2022
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusun
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb
Tuban, 19 Oktober 2022
Penulis
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 2
1.2 Desalinasi........................................................................................... 3
1.3 Maksud dan Tujuan.............................................................................4
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Proses Desalinasi .................................................................. 5
2.2 Osmosis Terbalik (Reverse Osmosis)............................................... 5
2.3 Electrodialysis.....................................................................................6
2.4 Multi-effect Distillation (MED)......................................................... 6
2.5 Multi-stage Flash (MSF).................................................................... 6
2.6 Fenomena Pembentukan Kerak …………………………………… 8
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran .................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air bersih merupakan kebutuhan mendasar setiap manusia di dunia ini. Terutama
orang-orang yang hidup di daerah yang kering seperti di Arab Saudi, Afrika Selatan,
negara-negara dengan musim panas dan musim kemarau yang berkepanjangan, dan lain-
lain. Setiap orang menggunakan air bersih untuk melakukan kegiatan sehari-harinya
seperti mandi, mencuci, dan keperluan lainnya. Selain pemenuhan kebutuhan sehari-
hari, air layak minum juga merupakan salah satu bagian dari air bersih. Manusia perlu
mengkonsumsi air setiap harinya. Dimana konsumsi air rata-rata setiap manusia adalah 1.5
Liter sampai dengan 2 Liter setiap harinya. Perbedaan antara air bersih biasa dan air layak
minum terletak pada kandungan dari air tersebut dmana untuk memproduksi air
layak minum, akan dibutuhkan proses yang lebih kompleks untuk mendapatkannya. Dalam
upaya untuk memperoleh air bersih ini, banyak hal telah dilakukan untuk dapat
memisahkan partikel-partikel berbahaya yang terkandung dalam air mentah. Salah satu
cara yang dilakukan untuk memperoleh air bersih adalah dengan mengolah air laut yang
ada di dunia ini. Seperti yang terlihat pada peta dunia, sebagian besar wilayah bumi
tertutupi leh air, sehingga hamper tidak mungkin dunia ini akan kehabisan persediaan
air. Namun, kebanyakan air yang disediakan oleh alam bukan merupakan air bersih
seperti yang layaknya kita gunakan sehari-hari atau kita konsumsi. Pengolahan terhadap
air yang tersedia di alam ini perlu dilakukan untuk mengubah air tersebut menjadi air
bersih yang layak pakai dan air yang layak minum. Seperti yang telah disebutkan diatas,
persedian air terbesar di dunia ini tentu saja adalah air laut yang menutupi 2/3 dari
permukaan bumi. Permasalahannya adalah air laut yang memiliki banyak kandungan
mineral yang berlebih, bakteri, pengotor seperti padatan-padatan kecil ini tidak dapat
dikonsumsi oleh manusia secara langsung. Proses pengolahan dari air laut menjadi air
bersih yang biasa digunakan adalah proses desalinasi. Proses desalinasi sendiri memiliki
prinsip kerja yang sederhana. Air laut akan dipanaskan hingga menguap, kemudian uap
yang dihasilkan dikondensasikan kembali dan ditampung di sebuah wadah. Air kondensat
tersebut adalah air bersih. Sedangkan air laut yang tidak mendidih selama pemanasan
adalah konsentrat garam. Dengan demikian, air bersih yang terkandung dalam air laut
terpisahkan dari pengotor dan kandungan lainnya. Ada beberapa teknologi proses
desalinasi air laut yang telah dikembangkan, yaitu multi effect distillation, thermal vapour
compression, mechanical vapour compression, dan multi stage flash Selain proses
desalinasi, penggunaan membran seperti reverse osmosis juga sudah mulai marak
digunakan dalam pengolahan air laut menjadi air bersih. Reverse osmosis sendiri
merupakan metode filtrasi yang mampu menyisihkan banyak jenis molekul dan ion besar
yang terkandung dalam suatu larutan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tekanan
pada larutan yang berada pada salah satu sisi membran selektif. Bahan untuk membuat
membrane reverse osmosis biasanya digunakan bahan-bahan polimer organik seperti
selulosatriasetat, poliamida aromatic, dan polieterurea. Dalam prosesnya juga, pemisahan
3
dengan membrane RO membutuhkan air dengan tingkat permeasi yang cukup tinggi.
Perkembangan teknologi dalam pengolahan air melalui proses desalinasi adalah
penggunaan nanopartikel. Beberapa nano partikel yang akan dibahas adalah carbon
nanotubes dan zeolite.
1.2 Desalinasi
Desalinasi air laut memisahkan air tawar dari air laut. Proses desalinasi dapat dilakukan
dengan distilasi atau reverse osmosis. Pemisahan air tawar dari air laut atau air payau
merupakan perubahan fase air, sedangkan reverse osmosis memisahkan air tawar dengan
menggunakan perbedaan tekanan dan semi permeable membrane. Di samping peralatan yang
spesifik Untuk tiap instalasi desalinasi, peralatan-peralatan lain yg umum terdapat pada suatu
instalasi desalinasi adalah sistem hisapan air laut/air baku, termasuk pompa penghisap saringan
(screen) dan sarangan (filter), jaringan pipa air produk desalinasi, tangki penampungan (storage
tank), peralatan penerima dan pembagi aliran listrik (panel distribution box).
Pemilihan proses teknologi desalinasi didasarkan pada beberapa faktor, antara lain:
1. Salinitas (kadar zat terlarut air masukan)
2. Kualitas air bersih yang diinginkan
3. Sumber energi yang akan digunakan untuk produksi air
4. Debit air yang diperlukan
5. Faktor ekonomi, keandalan, kemudahan operasi dan perawatannya.
Teknologi desalinasi termal jenis Multi Stage Flash (MSF), Multi Effect Distillation (MED)
dan Multi Vapour Compression (MVC) dapat memumikan air dari kadar 55000 ppm menjadi
sekitar 10 ppm, sedangkan proses membran jenis Reverse Osmosis (RO) dengan sekali proses
dapat menghasilkan air tawar dengan TDS berkisar antal 350-500 Ppm.
Pada proses distilasi air laut/air baku dipanasi agar air tawar yang terkandung di dalamnya
mendidih dan menguap, kemudian uapnya di embunkan untuk memperoleh air tawar. Proses
distilasi ini dapat menghasilkan air tawar berkualitas tinggi dibandingkan dengan kualitas air
tawar yang dihasilkan oleh proses lain.Pada tekanan 1 atm air akan mendidih dan menguap
pada suhu 100° C, namun air di dalam alat penguap (evaporator) mendidih dan menguap pada
suhu kurang dari 100° C bila tekanan di dalam evaporator diturunkan dibawah 1 Atm atau
dalam keadaan vacuum. Penguapan air memerlukan panas penguapan berupa panas latent yang
4
terkandung dalam uap yang dihasilkan. Sebaliknya pada saat uap menyembur panas latentnya
dilepaskan yang dapat memanasi air laut/baku umpan sebagai pemanasan pendahuluan
(preheating) atau menguapkannya.".
Pada proses distilasi,air laut/air baku digunakan sebagai bahan air umpan pembuatan air tawar
maupun sebagai media pendingin, dengan jumlah yang diperlukan kurang dari 8-10 kali dari
jumlah air tawar yang dihasilkan. Uap dari ketel uap atau sumber lain digunakan sebagai
pemanas dengan tekanan 2-3,5 kg/cm dan penjalan ejector dengan tekanan 10-12 kg/cm. Pada
umumnya jumlah uap untuk pemanasan antara 1/8 sampai 1/6 dari jumlah air tawar yang
dihasilkan, perbandingan antara jumlah air tawar yang dihasilkan dengan jumlah uap yang
diperlukan disebut performance ratio (PR) dalam proses reverse osmosis atau Gained Output
Ratio (GOR) dalam proses distilasi.
Masalah yang umum terdapat pada proses distilasi ialah terjadinya pengkerakan dan korosi
pada bagian bagian peralatan. Timbulnya lapisan kerak pada pipa-pipa penukar panas
evaporator menyebabkan turunnya kemampuan pemindahan panas yang berakibat menurunnya
jumlah air tawar yang dihasilkan, pada keadaan yang demikian Instalasi perlu dimatikan untuk
pelaksanaan pembersihan kimia (chemical cleaning). Untuk mencegah atau menghambat
proses pengkerakan itu perlu dilakukan proses treatment yang tepat dan teratur. Terjadinya
korosi pada bagian peralatan sudah pasti
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari makalah ini untuk mengetahui dan memahami sejarah desalinasi
dan teknologi desalinasi tersebut. Dalam materi yang disajikan banyak ilmu-ilmu baru yang
ditampilkan guna di mengerti dan di pahami oleh pembaca.
Bab II
Pembahasan
5
2.1 Sejarah Proses Desalinasi
Sejarah teknologi desalinasi dimutal di awal abad ke 19, yang dimulai dengan teknologi
submerge tube. Dalam kurun waktu 40 tahun perkembangannya tidak begitu menonjol.
Teknologi desalinasi ini justru cepat berkembang ketika perang dunia kedua meletus di awal
tahun 1940. Ketika itu dibutuhkan pasokan air minum bagi prajurit yang berada di daerah
terpencil dan kesulitan untuk mendapatkan air minum."
Pada akhir tahun 1960, instalasi desalinasi jenis thermal sudah dapat menghasilkan air
bersih sebanyak 8000 m³/hari atau 2 mgd. (1m² = 4000 mgd USA). DI awal tahun 1970,
teknologi membran seperti electro dyalisis dan reverse osmosis mulai berkembang dan menarik
perhatian, serta dapat bersaing dengan teknologi sebelumnya. Hal ini disebabkan kemampuan
dan keleluasaannya dalam beroperasi untuk memenuhi kebutuhan air minum di daerah
perkotaan, industri dan pariwisata.
2.2. Osmosis Terbalik (Reverse Osmosis)
Osmosis terbalik merupakan suatu metode penyaringan molekul besar dan ion-ion
dari suatu larutan dengan memberi tekanan hidrostatik pada bagian larutan dengan konsentrasi
tinggi melalui sebuah membran yang selektif dan semipermeabel. Osmosis terbalik merupakan
proses filtrasi fisika-kimia yang dinilai lebih efisien karena konsumsi energi yang rendah
dibanding distilasi membran. Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang
dialiri tekanan sehingga zat larut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Proses desalinasi
pada sistem membran terbalik terdiri dari empat proses, yaitu :
a. Pre-treatment
Air umpan disesuaikan dengan membran dengan cara memisahkan padatan tersuspensi,
menyesuaikan pH sekitar 5.55.8, dan menambahkan inhibitor untuk mengontrol membrane
scaling, metal oxide fouling, biological activity, dan particulate fouling.
b. Pressurization
Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui proses pre-
treatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan salinitas air umpan.
c. Membrane Separation
Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut sementara membran akan
dilewati air produk terdesalinasi. Efek permeabilitas membran ini akan menyebabkan
terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih dan aliran brine.
d. Post-treatment Stabilization
6
Air produk hasil pemisahan membutuhkan penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem
distribusi untuk dapat digunakan sebagai air minum. Produk mengalir melalui kolom aerasi
dimana pH akan ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7.
Keunggulan teknologi osmosis terbalik adalah kecepatan proses pengolahan dalam
memproduksi air bersih, proses yang tidak membutuhkan zat kimia, pengoperasian pada suhu
kamar, tidak adanya perubahan fasa, dan kebutuhan energi terbesar digunakan hanya untuk
pemberian air umpan. Sedangkan, kelemahan teknologi ini adalah kemungkinan terjadinya
penyumbatan pada membran oleh zat terlarut atau mikroorganisme dalam air (membrane
fouling) pada permukaan membran atau di dalam pori membran. Apabila terjadi membrane
fouling, perlu dilakukan pencucian dengan larutan kimia atau penggantian membran.
2.3. Electrodialysis / Electrodialysis Reversal (ED/EDR)
Sebuah proses dimana ion dipindahkan melalui membran karena perbedaan potensi elektrik
yang diberikan dan sebagai konsekuensi dari aliran arus listrik [20]. Elektrodialisis memiliki
prinsip transpor ion melalui membran penukar ion. ED merupakan salah satu teknik desalinasi
air laut yang umum digunakan selain osmosis terbalik, walaupun hanya dapat mengolah 3.6%
dari total kapasitas desalinasi, dimana sangat kecil dibanding osmosis terbalik (60%).
2.4. Multi-effect Distillation (MED)
MED merupakan teknik desalinasi air laut konvensional dengan prinsip perpindahan panas dari
uap kondensasi ke air laut atau air garam terkonsentrasi (Gambar 7). Permasalahan yang
mungkin terjadi pada MED adalah korosi dan pengerakan oleh komponen seperti CaSO4
karena adanya kontak langsung antara uap dan air laut melalui penukar panas. Rasio dayaguna
produksi terhadap konsumsi uap lebih tinggi pada proses MED. Logam berat, dan kerusakan
biota bentik. Dampak pembuangan langsung brine water terhadap lingkungan.
2.5. Multi-stage Flash (MSF)
Prinsip MSF adalah kolom berseri yang menghasilkan uap dari umpan air laut. Uap dipanaskan
dan dikondensasi dengan penukar panas melalui pipa tertutup. Kelebihan dari MSF adalah
tidak ada risiko penurunan transfer panas dan kemudahan untuk mengontrol korosi
dibandingkan proses MED. Namun, rasio daya guna MSF rendah dibandingkan proses lain
karena konsumsi energi yang lebih tinggi.
Proses desalinasi osmosis terbalik menyebabkan permasalahan kontaminasi air tanah
dan permukaan dan salinitas tanah. Pengelolaan brine water dibutuhkan untuk mengurangi
risiko lingkungan dan kesehatan. Salah satu solusinya adalah penggunaan kembali brine dalam
irigasi pertanian untuk tumbuhan yang toleran dengan salinitas tinggi, seperti Basilicum.
Epuvalisasi merupakan sistem penggunaan kembali limbah cair biologis berbasis hidroponik
yang dapat menurunkan konsentrasi garam pada brine water, namun juga meningkatkan nilai
ekonomi dan yield Basilicum. Hasil penelitian Qurie dkk. (2013) membuktikan adanya
penurunan konduktivitas elektrik yang signifikan pada brine selama waktu penumbuhan
Basilicum. Teknik epuvalisasi dinilai mudah, fleksibel, dan rendah biaya. Penggunaan kembali
7
limbah cair untuk agrikultur ini sudah diterapkan di negara kawasan Amerika Selatan, Asia
Selatan, Semenanjung Arab, dan Eropa bagian Selatan.
Desalinasi air laut semakin kompetitif karena biaya desalinasi yang menurun, sedangkan harga
air permukaan dan air tanah semakin meningkat. Meskipun aplikasi brine water sebagai sumber
air Beberapa pilihan pengolahan brine water dari proses desalinasi untuk mengurangi salinitas
antara lain osmosis terbalik dua tahap dengan metode presipitasi (intermediate chemical
demineralization), osmosis terbalik dua tahap dengan pengolahan biologis, osmosis terbalik
dengan softening pre-treatment dan pH tinggi, nanofiltrasi dua tahap, dan proses SPARRO
(Seeded Slurry Precipitation and Recycle Reverse Osmosi). Penelitian Minier (2014)
menyatakan bahwa distilasi membran dapat menggunakan low grade waste heat dan membran
hidrofobik yang dapat mengolah air garam berkonsentrasi tinggi lebih efisien dibandingkan
proses desalinasi konvensional.
Proses desalinasi osmosis terbalik menyebabkan permasalahan kontaminasi air tanah dan
permukaan dan salinitas tanah. Pengelolaan brine water dibutuhkan untuk mengurangi risiko
lingkungan dan kesehatan. Salah satu solusinya adalah penggunaan kembali brine dalam irigasi
pertanian untuk tumbuhan yang toleran dengan salinitas tinggi, seperti Basilicum. Epuvalisasi
merupakan sistem penggunaan kembali limbah cair biologis berbasis hidroponik yang dapat
menurunkan konsentrasi garam pada brine water, namun juga meningkatkan nilai ekonomi dan
yield Basilicum. Hasil penelitian Qurie dkk. (2013) membuktikan adanya penurunan
konduktivitas elektrik yang signifikan pada brine selama waktu penumbuhan Basilicum.
Teknik epuvalisasi dinilai mudah, fleksibel, dan rendah biaya. Penggunaan kembali limbah cair
untuk agrikultur ini sudah diterapkan di negara kawasan Amerika Selatan, Asia Selatan,
Semenanjung Arab, dan Eropa bagian Selatan.
Desalinasi air laut semakin kompetitif karena biaya desalinasi yang menurun, sedangkan harga
air permukaan dan air tanah semakin meningkat. Meskipun aplikasi brine water sebagai sumber
air
pertanian di Indonesia sangat menjanjikan, terdapat beberapa dampak negatif yaitu nutrien
esensial dari brine water yang tidak diintroduksi ke tanaman pertanian akan menyebabkan
defisiensi nutrisi berupa perlambatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pertanian yang
tidak sempurna. Komponen kimia tersebut antara lain kalsium, magnesium, dan sulfat yang
telah melewati proses pemisahan pada osmosis terbalik. Namun, hal ini dapat diatasi dengan
proses mineralisasi air desalinasi dan pencampuran air murni dengan air desalinasi hingga
mencapai konsentrasi yang dibutuhkan tanaman pertanian .Menurut penelitian Pereira dkk.
(2014) total konsumsi energi osmosis terbalik yang dibutuhkan untuk menghasilkan air irigasi
pertanian adalah 3-7 kWH m-3.
Penggunaan brine water untuk akuakultur, irigasi tumbuhan halophyta, dan kultur alga menjadi
tantangan baru karena meningkatkan nilai komersial dan lingkungan. Brine water dapat
dijadikan sumber nitrogen dan fosfor untuk pertumbuhan mikroalga, seperti Cyanobacteria
Spirulina, alga halotoleran seperti Gracilaria tenuistipitata dan Dunaliella salina yang dapat
menghasilkan produk biologis dari biomassanya (asam lemak dan lipid). Untuk produk
8
akuakultur, brine water dapat dijadikan sumber air dalam mengembangbiakan Tilapia, salah
satu ikan komoditas akuakultur yang mengandung protein tinggi, memiliki toleransi tinggi
terhadap salinitas, dan dapat tumbuh dengan cepat.
Pemanfaatan garam dari brine water menggunakan SAL-PROC juga telah diteliti oleh Ahmed
(2003). SAL-PROC merupakan proses terintegrasi untuk ekstraksi elemen terlarut dari air asin
menjadi produk kimia dalam bentuk kristal atau cairan. Proses ini terdiri dari beberapa tahap
evaporasi dan pendinginan tanpa adanya risiko bahan kimia.
Desalinasi adalah proses pemurnian atau pengurangan garam terlarut di dalam air lautyang
lebih besardari 1000 ppm hingga 40.000 ppm menjadi airtawar dengan konsentrasi garam
terlarut di bawah 1000 ppm. Sistim desalinasi yang pertama kali adalah MSF dan Reverse
Osmosis (RO) dengan membran yang kestabilannya rendah imana biaya kapitalnya masih
tergolong tinggi. Sistim yang menjanjikan dan menyajikan harga produk air yang rendah adalah
RO denganmembran dan sistim hibrida seperti MED yang dikombinasi dengan kompresi uap
(VC=Vapor Compression).
Pada prinsipnya proses desalinasi dibedakan menjadi 2 bagian bila ditinjau dari sumber energi
yang digunakannya, proses dengan menggunakan energi listrik dan proses dengan
menggunakan energi panas. Adapun jenis proses dengan menggunakan
energi panas (proses destilasi) dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.(1) Sistim desalinasi
MSF telah banyak diaplikasikan di beberapa negara. Walaupun biaya investasinya tinggi tetapi
biaya perawatannya relatif rendah. Karena sebagai sumber uap utama dan sistim pemanasannya
dapat di suplai dari panas sisa yang dihasilkan dari.
2.6 Fenomena Pembentukan Kerak
Kerak adalah salah satu maslah yang dominan dalam desalinasi MSF, yang secara luas di
definisikan sebagai :
1. Deposit kristalin keras yang melekat pada permukaan perpindahan panas dan memerlukan
metode pengelupasan untuk menghilangkannya.
2. Deposit yang dibentuk oleh pengendapan dari lautan, yang mana larutan tersebut
kelarutannya menurun dengan kenaikan temperatur.
3. Deposit kristalin dense (rapat) yang terikat ke permukaan logam. Jenis kerak utama dalam
desalinasi MSF adalah CaCO2, Mg(OH)2 dan CaSO4.
Pembentukan kerak dalam instalasi desalinasi MSF dapat terjadi di bagian :
1. Pipa perpindahan panas dari ujung bagian bawah sampai bagian tengah
hingga bagian temperatur tinggi di tahapan pemanfaatan kembali panas.
2. Masukan pipa pemanas brine yang mana pembentukannya lebih tinggi
dibanding bagian keluaran.
9
3. Water box dan permukaan tube sheets sepanjang aliran sirkulasi brine dari
ujung yang dingin sampai ujung yang panas.
4. Penumpukan kerak yang berat terjadi dibagian ruang flashing pada
temperatur rendah.
5. Demister pads , terjadi carry over dari kerak.
Beberapa metode untuk mengontrol masalah kerak pada instalasi MSF yaitu :
1. Penambahan asam.
2. Penambhaan inhibitor
3. Pembersihan mekanik.
10
Kesimpulan
Secara garis besar terdapat 2 jenis teknologi desalinasi, yaitu desalinasi thermal dan
desalinasi membrane, desalinasi thermal membutuhkan energi berupa panas buangan dari
pembangkit untuk sumber energinya, sedangkan desalinasi jenis membrane hanya
membutuhkan listrik untuk menjalankan pompanya. Desalinas! jenis thermal terdiri dari
Multi Effect Distillation (MED) dan Multi Stage Flash (MSF). Pada teknologi MED uap
dikondensasi didalam pipa-pipa feedwater, sedangkan pada jenis MSF uap dikondensasi
diluar pipa-pipa feedwater. Pada teknologi Jenis membran, tidak terjadi proses kond asasi, air
tawar yang dihasilkan dalam proses ini terjadi karena peristiwa osmosis yang dibalik, dan
dibutuhkan media berupa membran semipermeable. Ada beberapa kriteria yang harus
dipertimbangkan untuk memilih teknologi desalinasi yang akan digunakan, seperti salinitas,
kualitas air bersih yang diinginkan, sumber energi yang akan digunakan untuk produksi air,
debit air yang diperlukan, faktor ekonomi, keandalan, kemudahan operasi dan perawatannya.
Bila kita tinjau dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa teknologi jenis MSF menduduki
pangsa pasar pertama sebagai teknologi yang banyak digunakan akhir-akhir ini. Walaupun
demikian, hal ini bukan merupakan suatu acuan mutlak, karena pada akhirnya penggunaan
teknologi yang tepat akan sangat bergantung dari kegunaan dan kondisi lingkungan masing-
masing.
11
Daftar Pustaka
Azmanajaya, Emil. (2012) Model Penyediaan Air Bersih Berkelanjutan di Pulau Kecil (Studi
Kasus: Pulau Tarakan, Kalimantan Timur), Disertasi, Institut Pertanian Bogor.
Al-Agha, M. R., & Mortaja, R. S. (2005). Desalination in the gaza strip: drinking water
supply and environmental i.
BUROS, O.K., The ABCs Of Desalting, International Desalination Association
C. Sun, B. Wen, B. Bai. 2015. Recent advances in nanoporous graphene membrane for gas
separation and water purification. Science Bulletin, 60 (2015) 1807-1823.
DARMADI, ARIEF., Presentasi Instalasi Desalinasi Sacakura, Jakarta, November 1999.
DJOKOLELONO, MURSID., Laporan Akhir Penelitian Ekonomi Pabrik Listrik dan Air
Bersih Bagi Madura, November 2002
I.G. Wenten, “Teknologi Membran: Prospek dan Tantangannya.” Teknik Kimia Institut
Teknologi Bandung, 2015.
Kurnia, N. M. I., & No, J. G. (2015). Potensi Air Laut sebagai Sumber Air Tawar dan
Pembangkit Energi ( https://bit.ly/2VCvvSq )
WANGNICK, KLAUS., 1998 IDA Worldwide Desalting Plants inventory Report No.15.
International Desalination Assosiation, June 1998.

More Related Content

Similar to Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian Murdiniyati)

Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Luhur Moekti Prayogo
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihRizky Olang
 
Desalinasi
DesalinasiDesalinasi
Desalinasi
samson supeno
 
Utilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimiaUtilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimia
Diyah Ayu Ayu
 
Tugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIK
Tugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIKTugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIK
Tugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIK
anitawulandari11
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...
Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Luhur Moekti Prayogo
 
Sistem utilitas pabrik (water pre treatment
Sistem utilitas pabrik (water pre  treatmentSistem utilitas pabrik (water pre  treatment
Sistem utilitas pabrik (water pre treatment
Aprili yanti
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Luhur Moekti Prayogo
 
prinsip dan garis besar pengolahan air
prinsip dan garis besar pengolahan air prinsip dan garis besar pengolahan air
prinsip dan garis besar pengolahan air
nurul isnaini
 
isi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxisi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docx
bakhendri
 
3. BAB II
3. BAB II3. BAB II
3. BAB II
sirlifitriani_
 

Similar to Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian Murdiniyati) (20)

Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
 
Desalinasi
DesalinasiDesalinasi
Desalinasi
 
Utilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimiaUtilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimia
 
Tugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIK
Tugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIKTugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIK
Tugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIK
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Sistem utilitas pabrik (water pre treatment
Sistem utilitas pabrik (water pre  treatmentSistem utilitas pabrik (water pre  treatment
Sistem utilitas pabrik (water pre treatment
 
Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Makalah mey
Makalah meyMakalah mey
Makalah mey
 
Makalah mey
Makalah meyMakalah mey
Makalah mey
 
Kata penganta2
Kata penganta2Kata penganta2
Kata penganta2
 
prinsip dan garis besar pengolahan air
prinsip dan garis besar pengolahan air prinsip dan garis besar pengolahan air
prinsip dan garis besar pengolahan air
 
Pengolahan limbah cair
Pengolahan limbah cairPengolahan limbah cair
Pengolahan limbah cair
 
isi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxisi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docx
 
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIRPROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
 
3. BAB II
3. BAB II3. BAB II
3. BAB II
 
Makalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel airMakalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel air
 

More from Luhur Moekti Prayogo

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Luhur Moekti Prayogo
 
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Luhur Moekti Prayogo
 
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Luhur Moekti Prayogo
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Luhur Moekti Prayogo
 

More from Luhur Moekti Prayogo (20)

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
 
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
 

Recently uploaded

MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 

Recently uploaded (20)

MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 

Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian Murdiniyati)

  • 1. i PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DESALINASI AIR LAUT MAKALAH DESALINASI Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng Nama : Any Dian Murdiniyati NIM : 1310190009 Prodi : Ilmu Kelautan / 2019 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN 2022
  • 2. ii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusun makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Wa’alaikumsalam Wr.Wb Tuban, 19 Oktober 2022 Penulis
  • 3. 1 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i KATA PENGANTAR..................................................................................ii DAFTAR ISI................................................................................................iii 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................................... 2 1.2 Desalinasi........................................................................................... 3 1.3 Maksud dan Tujuan.............................................................................4 PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Proses Desalinasi .................................................................. 5 2.2 Osmosis Terbalik (Reverse Osmosis)............................................... 5 2.3 Electrodialysis.....................................................................................6 2.4 Multi-effect Distillation (MED)......................................................... 6 2.5 Multi-stage Flash (MSF).................................................................... 6 2.6 Fenomena Pembentukan Kerak …………………………………… 8 3. PENUTUP 3.1 Kesimpulan dan Saran .................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11
  • 4. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih merupakan kebutuhan mendasar setiap manusia di dunia ini. Terutama orang-orang yang hidup di daerah yang kering seperti di Arab Saudi, Afrika Selatan, negara-negara dengan musim panas dan musim kemarau yang berkepanjangan, dan lain- lain. Setiap orang menggunakan air bersih untuk melakukan kegiatan sehari-harinya seperti mandi, mencuci, dan keperluan lainnya. Selain pemenuhan kebutuhan sehari- hari, air layak minum juga merupakan salah satu bagian dari air bersih. Manusia perlu mengkonsumsi air setiap harinya. Dimana konsumsi air rata-rata setiap manusia adalah 1.5 Liter sampai dengan 2 Liter setiap harinya. Perbedaan antara air bersih biasa dan air layak minum terletak pada kandungan dari air tersebut dmana untuk memproduksi air layak minum, akan dibutuhkan proses yang lebih kompleks untuk mendapatkannya. Dalam upaya untuk memperoleh air bersih ini, banyak hal telah dilakukan untuk dapat memisahkan partikel-partikel berbahaya yang terkandung dalam air mentah. Salah satu cara yang dilakukan untuk memperoleh air bersih adalah dengan mengolah air laut yang ada di dunia ini. Seperti yang terlihat pada peta dunia, sebagian besar wilayah bumi tertutupi leh air, sehingga hamper tidak mungkin dunia ini akan kehabisan persediaan air. Namun, kebanyakan air yang disediakan oleh alam bukan merupakan air bersih seperti yang layaknya kita gunakan sehari-hari atau kita konsumsi. Pengolahan terhadap air yang tersedia di alam ini perlu dilakukan untuk mengubah air tersebut menjadi air bersih yang layak pakai dan air yang layak minum. Seperti yang telah disebutkan diatas, persedian air terbesar di dunia ini tentu saja adalah air laut yang menutupi 2/3 dari permukaan bumi. Permasalahannya adalah air laut yang memiliki banyak kandungan mineral yang berlebih, bakteri, pengotor seperti padatan-padatan kecil ini tidak dapat dikonsumsi oleh manusia secara langsung. Proses pengolahan dari air laut menjadi air bersih yang biasa digunakan adalah proses desalinasi. Proses desalinasi sendiri memiliki prinsip kerja yang sederhana. Air laut akan dipanaskan hingga menguap, kemudian uap yang dihasilkan dikondensasikan kembali dan ditampung di sebuah wadah. Air kondensat tersebut adalah air bersih. Sedangkan air laut yang tidak mendidih selama pemanasan adalah konsentrat garam. Dengan demikian, air bersih yang terkandung dalam air laut terpisahkan dari pengotor dan kandungan lainnya. Ada beberapa teknologi proses desalinasi air laut yang telah dikembangkan, yaitu multi effect distillation, thermal vapour compression, mechanical vapour compression, dan multi stage flash Selain proses desalinasi, penggunaan membran seperti reverse osmosis juga sudah mulai marak digunakan dalam pengolahan air laut menjadi air bersih. Reverse osmosis sendiri merupakan metode filtrasi yang mampu menyisihkan banyak jenis molekul dan ion besar yang terkandung dalam suatu larutan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tekanan pada larutan yang berada pada salah satu sisi membran selektif. Bahan untuk membuat membrane reverse osmosis biasanya digunakan bahan-bahan polimer organik seperti selulosatriasetat, poliamida aromatic, dan polieterurea. Dalam prosesnya juga, pemisahan
  • 5. 3 dengan membrane RO membutuhkan air dengan tingkat permeasi yang cukup tinggi. Perkembangan teknologi dalam pengolahan air melalui proses desalinasi adalah penggunaan nanopartikel. Beberapa nano partikel yang akan dibahas adalah carbon nanotubes dan zeolite. 1.2 Desalinasi Desalinasi air laut memisahkan air tawar dari air laut. Proses desalinasi dapat dilakukan dengan distilasi atau reverse osmosis. Pemisahan air tawar dari air laut atau air payau merupakan perubahan fase air, sedangkan reverse osmosis memisahkan air tawar dengan menggunakan perbedaan tekanan dan semi permeable membrane. Di samping peralatan yang spesifik Untuk tiap instalasi desalinasi, peralatan-peralatan lain yg umum terdapat pada suatu instalasi desalinasi adalah sistem hisapan air laut/air baku, termasuk pompa penghisap saringan (screen) dan sarangan (filter), jaringan pipa air produk desalinasi, tangki penampungan (storage tank), peralatan penerima dan pembagi aliran listrik (panel distribution box). Pemilihan proses teknologi desalinasi didasarkan pada beberapa faktor, antara lain: 1. Salinitas (kadar zat terlarut air masukan) 2. Kualitas air bersih yang diinginkan 3. Sumber energi yang akan digunakan untuk produksi air 4. Debit air yang diperlukan 5. Faktor ekonomi, keandalan, kemudahan operasi dan perawatannya. Teknologi desalinasi termal jenis Multi Stage Flash (MSF), Multi Effect Distillation (MED) dan Multi Vapour Compression (MVC) dapat memumikan air dari kadar 55000 ppm menjadi sekitar 10 ppm, sedangkan proses membran jenis Reverse Osmosis (RO) dengan sekali proses dapat menghasilkan air tawar dengan TDS berkisar antal 350-500 Ppm. Pada proses distilasi air laut/air baku dipanasi agar air tawar yang terkandung di dalamnya mendidih dan menguap, kemudian uapnya di embunkan untuk memperoleh air tawar. Proses distilasi ini dapat menghasilkan air tawar berkualitas tinggi dibandingkan dengan kualitas air tawar yang dihasilkan oleh proses lain.Pada tekanan 1 atm air akan mendidih dan menguap pada suhu 100° C, namun air di dalam alat penguap (evaporator) mendidih dan menguap pada suhu kurang dari 100° C bila tekanan di dalam evaporator diturunkan dibawah 1 Atm atau dalam keadaan vacuum. Penguapan air memerlukan panas penguapan berupa panas latent yang
  • 6. 4 terkandung dalam uap yang dihasilkan. Sebaliknya pada saat uap menyembur panas latentnya dilepaskan yang dapat memanasi air laut/baku umpan sebagai pemanasan pendahuluan (preheating) atau menguapkannya.". Pada proses distilasi,air laut/air baku digunakan sebagai bahan air umpan pembuatan air tawar maupun sebagai media pendingin, dengan jumlah yang diperlukan kurang dari 8-10 kali dari jumlah air tawar yang dihasilkan. Uap dari ketel uap atau sumber lain digunakan sebagai pemanas dengan tekanan 2-3,5 kg/cm dan penjalan ejector dengan tekanan 10-12 kg/cm. Pada umumnya jumlah uap untuk pemanasan antara 1/8 sampai 1/6 dari jumlah air tawar yang dihasilkan, perbandingan antara jumlah air tawar yang dihasilkan dengan jumlah uap yang diperlukan disebut performance ratio (PR) dalam proses reverse osmosis atau Gained Output Ratio (GOR) dalam proses distilasi. Masalah yang umum terdapat pada proses distilasi ialah terjadinya pengkerakan dan korosi pada bagian bagian peralatan. Timbulnya lapisan kerak pada pipa-pipa penukar panas evaporator menyebabkan turunnya kemampuan pemindahan panas yang berakibat menurunnya jumlah air tawar yang dihasilkan, pada keadaan yang demikian Instalasi perlu dimatikan untuk pelaksanaan pembersihan kimia (chemical cleaning). Untuk mencegah atau menghambat proses pengkerakan itu perlu dilakukan proses treatment yang tepat dan teratur. Terjadinya korosi pada bagian peralatan sudah pasti 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari makalah ini untuk mengetahui dan memahami sejarah desalinasi dan teknologi desalinasi tersebut. Dalam materi yang disajikan banyak ilmu-ilmu baru yang ditampilkan guna di mengerti dan di pahami oleh pembaca. Bab II Pembahasan
  • 7. 5 2.1 Sejarah Proses Desalinasi Sejarah teknologi desalinasi dimutal di awal abad ke 19, yang dimulai dengan teknologi submerge tube. Dalam kurun waktu 40 tahun perkembangannya tidak begitu menonjol. Teknologi desalinasi ini justru cepat berkembang ketika perang dunia kedua meletus di awal tahun 1940. Ketika itu dibutuhkan pasokan air minum bagi prajurit yang berada di daerah terpencil dan kesulitan untuk mendapatkan air minum." Pada akhir tahun 1960, instalasi desalinasi jenis thermal sudah dapat menghasilkan air bersih sebanyak 8000 m³/hari atau 2 mgd. (1m² = 4000 mgd USA). DI awal tahun 1970, teknologi membran seperti electro dyalisis dan reverse osmosis mulai berkembang dan menarik perhatian, serta dapat bersaing dengan teknologi sebelumnya. Hal ini disebabkan kemampuan dan keleluasaannya dalam beroperasi untuk memenuhi kebutuhan air minum di daerah perkotaan, industri dan pariwisata. 2.2. Osmosis Terbalik (Reverse Osmosis) Osmosis terbalik merupakan suatu metode penyaringan molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan memberi tekanan hidrostatik pada bagian larutan dengan konsentrasi tinggi melalui sebuah membran yang selektif dan semipermeabel. Osmosis terbalik merupakan proses filtrasi fisika-kimia yang dinilai lebih efisien karena konsumsi energi yang rendah dibanding distilasi membran. Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat larut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Proses desalinasi pada sistem membran terbalik terdiri dari empat proses, yaitu : a. Pre-treatment Air umpan disesuaikan dengan membran dengan cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH sekitar 5.55.8, dan menambahkan inhibitor untuk mengontrol membrane scaling, metal oxide fouling, biological activity, dan particulate fouling. b. Pressurization Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui proses pre- treatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan salinitas air umpan. c. Membrane Separation Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut sementara membran akan dilewati air produk terdesalinasi. Efek permeabilitas membran ini akan menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih dan aliran brine. d. Post-treatment Stabilization
  • 8. 6 Air produk hasil pemisahan membutuhkan penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk dapat digunakan sebagai air minum. Produk mengalir melalui kolom aerasi dimana pH akan ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7. Keunggulan teknologi osmosis terbalik adalah kecepatan proses pengolahan dalam memproduksi air bersih, proses yang tidak membutuhkan zat kimia, pengoperasian pada suhu kamar, tidak adanya perubahan fasa, dan kebutuhan energi terbesar digunakan hanya untuk pemberian air umpan. Sedangkan, kelemahan teknologi ini adalah kemungkinan terjadinya penyumbatan pada membran oleh zat terlarut atau mikroorganisme dalam air (membrane fouling) pada permukaan membran atau di dalam pori membran. Apabila terjadi membrane fouling, perlu dilakukan pencucian dengan larutan kimia atau penggantian membran. 2.3. Electrodialysis / Electrodialysis Reversal (ED/EDR) Sebuah proses dimana ion dipindahkan melalui membran karena perbedaan potensi elektrik yang diberikan dan sebagai konsekuensi dari aliran arus listrik [20]. Elektrodialisis memiliki prinsip transpor ion melalui membran penukar ion. ED merupakan salah satu teknik desalinasi air laut yang umum digunakan selain osmosis terbalik, walaupun hanya dapat mengolah 3.6% dari total kapasitas desalinasi, dimana sangat kecil dibanding osmosis terbalik (60%). 2.4. Multi-effect Distillation (MED) MED merupakan teknik desalinasi air laut konvensional dengan prinsip perpindahan panas dari uap kondensasi ke air laut atau air garam terkonsentrasi (Gambar 7). Permasalahan yang mungkin terjadi pada MED adalah korosi dan pengerakan oleh komponen seperti CaSO4 karena adanya kontak langsung antara uap dan air laut melalui penukar panas. Rasio dayaguna produksi terhadap konsumsi uap lebih tinggi pada proses MED. Logam berat, dan kerusakan biota bentik. Dampak pembuangan langsung brine water terhadap lingkungan. 2.5. Multi-stage Flash (MSF) Prinsip MSF adalah kolom berseri yang menghasilkan uap dari umpan air laut. Uap dipanaskan dan dikondensasi dengan penukar panas melalui pipa tertutup. Kelebihan dari MSF adalah tidak ada risiko penurunan transfer panas dan kemudahan untuk mengontrol korosi dibandingkan proses MED. Namun, rasio daya guna MSF rendah dibandingkan proses lain karena konsumsi energi yang lebih tinggi. Proses desalinasi osmosis terbalik menyebabkan permasalahan kontaminasi air tanah dan permukaan dan salinitas tanah. Pengelolaan brine water dibutuhkan untuk mengurangi risiko lingkungan dan kesehatan. Salah satu solusinya adalah penggunaan kembali brine dalam irigasi pertanian untuk tumbuhan yang toleran dengan salinitas tinggi, seperti Basilicum. Epuvalisasi merupakan sistem penggunaan kembali limbah cair biologis berbasis hidroponik yang dapat menurunkan konsentrasi garam pada brine water, namun juga meningkatkan nilai ekonomi dan yield Basilicum. Hasil penelitian Qurie dkk. (2013) membuktikan adanya penurunan konduktivitas elektrik yang signifikan pada brine selama waktu penumbuhan Basilicum. Teknik epuvalisasi dinilai mudah, fleksibel, dan rendah biaya. Penggunaan kembali
  • 9. 7 limbah cair untuk agrikultur ini sudah diterapkan di negara kawasan Amerika Selatan, Asia Selatan, Semenanjung Arab, dan Eropa bagian Selatan. Desalinasi air laut semakin kompetitif karena biaya desalinasi yang menurun, sedangkan harga air permukaan dan air tanah semakin meningkat. Meskipun aplikasi brine water sebagai sumber air Beberapa pilihan pengolahan brine water dari proses desalinasi untuk mengurangi salinitas antara lain osmosis terbalik dua tahap dengan metode presipitasi (intermediate chemical demineralization), osmosis terbalik dua tahap dengan pengolahan biologis, osmosis terbalik dengan softening pre-treatment dan pH tinggi, nanofiltrasi dua tahap, dan proses SPARRO (Seeded Slurry Precipitation and Recycle Reverse Osmosi). Penelitian Minier (2014) menyatakan bahwa distilasi membran dapat menggunakan low grade waste heat dan membran hidrofobik yang dapat mengolah air garam berkonsentrasi tinggi lebih efisien dibandingkan proses desalinasi konvensional. Proses desalinasi osmosis terbalik menyebabkan permasalahan kontaminasi air tanah dan permukaan dan salinitas tanah. Pengelolaan brine water dibutuhkan untuk mengurangi risiko lingkungan dan kesehatan. Salah satu solusinya adalah penggunaan kembali brine dalam irigasi pertanian untuk tumbuhan yang toleran dengan salinitas tinggi, seperti Basilicum. Epuvalisasi merupakan sistem penggunaan kembali limbah cair biologis berbasis hidroponik yang dapat menurunkan konsentrasi garam pada brine water, namun juga meningkatkan nilai ekonomi dan yield Basilicum. Hasil penelitian Qurie dkk. (2013) membuktikan adanya penurunan konduktivitas elektrik yang signifikan pada brine selama waktu penumbuhan Basilicum. Teknik epuvalisasi dinilai mudah, fleksibel, dan rendah biaya. Penggunaan kembali limbah cair untuk agrikultur ini sudah diterapkan di negara kawasan Amerika Selatan, Asia Selatan, Semenanjung Arab, dan Eropa bagian Selatan. Desalinasi air laut semakin kompetitif karena biaya desalinasi yang menurun, sedangkan harga air permukaan dan air tanah semakin meningkat. Meskipun aplikasi brine water sebagai sumber air pertanian di Indonesia sangat menjanjikan, terdapat beberapa dampak negatif yaitu nutrien esensial dari brine water yang tidak diintroduksi ke tanaman pertanian akan menyebabkan defisiensi nutrisi berupa perlambatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pertanian yang tidak sempurna. Komponen kimia tersebut antara lain kalsium, magnesium, dan sulfat yang telah melewati proses pemisahan pada osmosis terbalik. Namun, hal ini dapat diatasi dengan proses mineralisasi air desalinasi dan pencampuran air murni dengan air desalinasi hingga mencapai konsentrasi yang dibutuhkan tanaman pertanian .Menurut penelitian Pereira dkk. (2014) total konsumsi energi osmosis terbalik yang dibutuhkan untuk menghasilkan air irigasi pertanian adalah 3-7 kWH m-3. Penggunaan brine water untuk akuakultur, irigasi tumbuhan halophyta, dan kultur alga menjadi tantangan baru karena meningkatkan nilai komersial dan lingkungan. Brine water dapat dijadikan sumber nitrogen dan fosfor untuk pertumbuhan mikroalga, seperti Cyanobacteria Spirulina, alga halotoleran seperti Gracilaria tenuistipitata dan Dunaliella salina yang dapat menghasilkan produk biologis dari biomassanya (asam lemak dan lipid). Untuk produk
  • 10. 8 akuakultur, brine water dapat dijadikan sumber air dalam mengembangbiakan Tilapia, salah satu ikan komoditas akuakultur yang mengandung protein tinggi, memiliki toleransi tinggi terhadap salinitas, dan dapat tumbuh dengan cepat. Pemanfaatan garam dari brine water menggunakan SAL-PROC juga telah diteliti oleh Ahmed (2003). SAL-PROC merupakan proses terintegrasi untuk ekstraksi elemen terlarut dari air asin menjadi produk kimia dalam bentuk kristal atau cairan. Proses ini terdiri dari beberapa tahap evaporasi dan pendinginan tanpa adanya risiko bahan kimia. Desalinasi adalah proses pemurnian atau pengurangan garam terlarut di dalam air lautyang lebih besardari 1000 ppm hingga 40.000 ppm menjadi airtawar dengan konsentrasi garam terlarut di bawah 1000 ppm. Sistim desalinasi yang pertama kali adalah MSF dan Reverse Osmosis (RO) dengan membran yang kestabilannya rendah imana biaya kapitalnya masih tergolong tinggi. Sistim yang menjanjikan dan menyajikan harga produk air yang rendah adalah RO denganmembran dan sistim hibrida seperti MED yang dikombinasi dengan kompresi uap (VC=Vapor Compression). Pada prinsipnya proses desalinasi dibedakan menjadi 2 bagian bila ditinjau dari sumber energi yang digunakannya, proses dengan menggunakan energi listrik dan proses dengan menggunakan energi panas. Adapun jenis proses dengan menggunakan energi panas (proses destilasi) dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.(1) Sistim desalinasi MSF telah banyak diaplikasikan di beberapa negara. Walaupun biaya investasinya tinggi tetapi biaya perawatannya relatif rendah. Karena sebagai sumber uap utama dan sistim pemanasannya dapat di suplai dari panas sisa yang dihasilkan dari. 2.6 Fenomena Pembentukan Kerak Kerak adalah salah satu maslah yang dominan dalam desalinasi MSF, yang secara luas di definisikan sebagai : 1. Deposit kristalin keras yang melekat pada permukaan perpindahan panas dan memerlukan metode pengelupasan untuk menghilangkannya. 2. Deposit yang dibentuk oleh pengendapan dari lautan, yang mana larutan tersebut kelarutannya menurun dengan kenaikan temperatur. 3. Deposit kristalin dense (rapat) yang terikat ke permukaan logam. Jenis kerak utama dalam desalinasi MSF adalah CaCO2, Mg(OH)2 dan CaSO4. Pembentukan kerak dalam instalasi desalinasi MSF dapat terjadi di bagian : 1. Pipa perpindahan panas dari ujung bagian bawah sampai bagian tengah hingga bagian temperatur tinggi di tahapan pemanfaatan kembali panas. 2. Masukan pipa pemanas brine yang mana pembentukannya lebih tinggi dibanding bagian keluaran.
  • 11. 9 3. Water box dan permukaan tube sheets sepanjang aliran sirkulasi brine dari ujung yang dingin sampai ujung yang panas. 4. Penumpukan kerak yang berat terjadi dibagian ruang flashing pada temperatur rendah. 5. Demister pads , terjadi carry over dari kerak. Beberapa metode untuk mengontrol masalah kerak pada instalasi MSF yaitu : 1. Penambahan asam. 2. Penambhaan inhibitor 3. Pembersihan mekanik.
  • 12. 10 Kesimpulan Secara garis besar terdapat 2 jenis teknologi desalinasi, yaitu desalinasi thermal dan desalinasi membrane, desalinasi thermal membutuhkan energi berupa panas buangan dari pembangkit untuk sumber energinya, sedangkan desalinasi jenis membrane hanya membutuhkan listrik untuk menjalankan pompanya. Desalinas! jenis thermal terdiri dari Multi Effect Distillation (MED) dan Multi Stage Flash (MSF). Pada teknologi MED uap dikondensasi didalam pipa-pipa feedwater, sedangkan pada jenis MSF uap dikondensasi diluar pipa-pipa feedwater. Pada teknologi Jenis membran, tidak terjadi proses kond asasi, air tawar yang dihasilkan dalam proses ini terjadi karena peristiwa osmosis yang dibalik, dan dibutuhkan media berupa membran semipermeable. Ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan untuk memilih teknologi desalinasi yang akan digunakan, seperti salinitas, kualitas air bersih yang diinginkan, sumber energi yang akan digunakan untuk produksi air, debit air yang diperlukan, faktor ekonomi, keandalan, kemudahan operasi dan perawatannya. Bila kita tinjau dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa teknologi jenis MSF menduduki pangsa pasar pertama sebagai teknologi yang banyak digunakan akhir-akhir ini. Walaupun demikian, hal ini bukan merupakan suatu acuan mutlak, karena pada akhirnya penggunaan teknologi yang tepat akan sangat bergantung dari kegunaan dan kondisi lingkungan masing- masing.
  • 13. 11 Daftar Pustaka Azmanajaya, Emil. (2012) Model Penyediaan Air Bersih Berkelanjutan di Pulau Kecil (Studi Kasus: Pulau Tarakan, Kalimantan Timur), Disertasi, Institut Pertanian Bogor. Al-Agha, M. R., & Mortaja, R. S. (2005). Desalination in the gaza strip: drinking water supply and environmental i. BUROS, O.K., The ABCs Of Desalting, International Desalination Association C. Sun, B. Wen, B. Bai. 2015. Recent advances in nanoporous graphene membrane for gas separation and water purification. Science Bulletin, 60 (2015) 1807-1823. DARMADI, ARIEF., Presentasi Instalasi Desalinasi Sacakura, Jakarta, November 1999. DJOKOLELONO, MURSID., Laporan Akhir Penelitian Ekonomi Pabrik Listrik dan Air Bersih Bagi Madura, November 2002 I.G. Wenten, “Teknologi Membran: Prospek dan Tantangannya.” Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2015. Kurnia, N. M. I., & No, J. G. (2015). Potensi Air Laut sebagai Sumber Air Tawar dan Pembangkit Energi ( https://bit.ly/2VCvvSq ) WANGNICK, KLAUS., 1998 IDA Worldwide Desalting Plants inventory Report No.15. International Desalination Assosiation, June 1998.