1. Kekurangan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi terjadi ketika tubuh kekurangan air akibat asupan air yang kurang atau kehilangan air yang lebih besar.
2. Tubuh memiliki mekanisme untuk menjaga keseimbangan cairan, seperti rasa haus dan hormon antidiuretik yang dihasilkan hipofisis.
3. Ginjal akan menahan air agar tetap berada dalam tubuh ketika terjadi kekur
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%Dewi Fitriani
pembelajaran transfusi darah..
materi persiapan darah dilakukan praktikan.
dimana siswa mempersiapkan darah yangsudah dibuat eritrosit pekat.
untuk kemudian dilakukan tindakan selanjutnya sebagai tahap pemeriksaan darah transfusi dengan melakukan pengenceran eritrosit menjadi 50% - 2%.
Transfusi Darah 5. pemeriksaan coomb’s testDewi Fitriani
pemeriksaan coomb's test dilakukan dengan dua metode yaitu metode direct dan indirect.
1. Direct : mendeteksi antibodi pada permukaan eritrosit
2. Indirect : Mendeteksi anti-Ab eritrosit dalam serum
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%Dewi Fitriani
pembelajaran transfusi darah..
materi persiapan darah dilakukan praktikan.
dimana siswa mempersiapkan darah yangsudah dibuat eritrosit pekat.
untuk kemudian dilakukan tindakan selanjutnya sebagai tahap pemeriksaan darah transfusi dengan melakukan pengenceran eritrosit menjadi 50% - 2%.
Transfusi Darah 5. pemeriksaan coomb’s testDewi Fitriani
pemeriksaan coomb's test dilakukan dengan dua metode yaitu metode direct dan indirect.
1. Direct : mendeteksi antibodi pada permukaan eritrosit
2. Indirect : Mendeteksi anti-Ab eritrosit dalam serum
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat berubah
tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia< 1 tahun
cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1 tahun mengandung
air sebanyak 70-75 %. Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan
terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa 50-60% berat
badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan.
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air.
Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan
osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri dari cairan
eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur secara langsung
dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang hanya terdapat dalam cairan intrasel.
Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri
dari cairan tubuh total.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah :
1. Bagaimana anatomi cairan dalam tubuh?
2. Apa saja cairan yang adadalam tubuh?
3. Apa saja kelainan yang berhubungan dengan cairan dalam tubuh?
I.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan umum dari perbuatan makalah ini adalah agar lebih memahami tentang cairan
( sendi dan otak)
1
2. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP FISIOLOGIS
KESEIMBANGAN CAIRAN
Sekitar 60% berat badan tubuh total terdiri dari atas air. Dari jumlah ini 2/3nya (66%)
adalah cairan intrasel dan 1/3nya (33% adalah cairan ekstrasel.Karena berperan dalam
pembentukan energi, pemeliharaan tekanan osmotik dan transport zat-zat di tubuh dan
menembus membran sel, air sangat diperlukan dalam kehidupan. Upaya mempertahankan
keseimbangan yang tepat antara asupan dan pengeluaran air sangatlah penting;jika seseorang
mengalami kelebihan hidrasi, maka dapat terjadi pengenceran elektrolit dan zat-zat terlarut
plasma, pembengkakan sel dan kemungkinan kematian. Rasa haus yang di dorong oleh pusat di
hipotalamus dan pengeluaran urine oleh ginjal mempertahankan keselarasan antara asupan dan
haluaran.
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake cairan berasal dari
minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800 – 2.500 ml/hari. Sekitar
1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan.Sedangkan pengeluaran cairan
melalui ginjal dalambentuk urine 1.200-1.500 ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800
ml.
2.2 FUNGSI CAIRAN
Mempertahnkan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
Transport nutrient ke sel
Transport hasil sisa metabolism
Transport hormone
Pelumas antar organ
Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.
2
3. Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui 3 proses yaitu;
1.DIFUSI
Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dala cairan bergerak rai konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit
didisfusikan menembus membrane sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran
moleku, konsentrasi larutan, dan temperature.
2.OSMOSIS
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membrane semipermeabel
dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke kkonsentrasi yang lebih tinggi yang
sifatnya menarik.
3.TRANSPORT AKTIF
Merupakan proses partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena adanya
daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
2.3 CARA PEMERIKSAAN CAIRAN
a .Pengukuran pemasukan cairan;
1)
Cairan oral ; NGT dan oral
2)
Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
3)
Makanan yang cenderung mengandung air
4)
Irigasi kateter atau NGT
b. Pengukuran pengeluaran cairan;
1)
Urine : volume, kelernihan/kepekatan
2)
Fesef : jumlah dan konsisten
3)
Muntah
4)
Tube drainase
5)
IWL
3
4. c. Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya + 200 cc
d. Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan pada;
Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelemahan otot, tetani dan sensasi rasa.
Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, Hemoglobin dan bunyi jantung.
Mata : cekung, air mata kering.
Neurologi : reflex, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-untah dan bising usus.
Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parental)
Tanda umum masalah elektrolit
Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit.
Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan
Status perkembangan seperti usia atau situasi social
Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan.
2.4 JENIS CAIRAN
2.4.1. CAIRAN SENDI
o Cairan Sendi adalah cairan viskos yang terdapat dalam rongga sendi
o Cairan sendi ini mensuplai makanan bagi kartilago sendi, pelumas dan
pelindung sendi
4
5. o N komposisi cairan sendi = cairan plasma
Jumlah
o cairan sendi pada sendi-sendi besar 1-3 m
PEMERIKSAAN
o Tes Makroskopis
o Tes Mikroskopis
o Tes Mikrobiologi
o Tes Kimia
o Tes Imunologi
PEMERIKSAAN CAIRAN SENDI
Pemeriksaan ini dikenal dengan nama formal yaitu: cairan synovial, tetapi mempunyai
nama lain berupa analisis cairan sendi. Pemeriksaan cairan sendi dilakukan untuk membantu
mendiagnosis penyebab peradangan, nyeri, dan pembengkakan pada sendi. Cairan sendi diambil
menggunakan jarum yang ditusuk kedalam cairan itu berada( area diantara tulang pada sendi
tersebut). Cairan synovial menjadi pelumas dalam sendi. Cairan synovial akan memberikan
nutrisi bagi tulang rawan sehingga tidak dapat arus selama penggunaan ( gesekan dalam
pergerakan sendi).
Analisis cairan sendi terdiri dari serangkaian uji yang dilakukan untuk mendeteksi perubahan
yang terjadi akibat dari penyakit tertentu.
Analisis cairan sendi dilakukan jika menemukan sesuatu yang mencurigakan di daerah
persendian, berupa;
1) Nyeri didaerah persendian
2) Eritema meliputi daerah persendian dan sekitarnya
3) Inflamasi di daerah persendian, dan
4) Akumulasi cairan sinovi
2.4.2. CAIRAN OTAK
5
6. Cairan otak dibentuk oleh plexus chroideus dan merupakan hasil filtrasi dari plasma. Cairan ini
serupa dengan plasma bedanya hanya elemen-elemen yang terkandung didalamnya, umpamanya
kadar Na, Ca HCO3, glukosa dalam jumlah yang rendah dll. Perbedaan ini disebabkan adanya
permobility yang selektif dan faktor-faktor sekresi dari dinding plexus choroedeus. Disamping
itu dikenal pula istilah blood brain barrier dimana pada keadaan normal mencegah masuknya
beberapa bahan kedalam cairan otak misalnya bilirubin dan penicillin pada keadaan patologis
barrier ini rusak sehingga terdapat cairan otak yang patologis.
Fungsi cairan otak
1.
Pelindung otak dari goncangan
2.
Mengatur volume otak dengan jalan mengatur produksi cairan otak
3.
Sebagai alat transport zat-zat makanan dan sisi metabolisme
Cara memperoleh cairan otak
Cairan otak diperoleh cara melakukan punksi pada :
1.
Daerah lumbal (L3 dan L4)
2.
Sisterna magna
3.
Ventrikel otak ( sesuai dengan indikasi)
Pemeriksaan cairan otak
Pmeriksaan cairan otak meliputi :
1.
Pemeriksaan makroskopis
2.
Pemeriksaan mikroskopis
3.
Pemeriksaan kimiawi
A.
Pemeriksaan makroskopis
1.
Pemeriksaan tentang kekeruhan
6
7. Untuk melihat adanya kekeruhan maka cairan oatak dibandingkan dengan yang berisi aquadest,
dalam keadaan normal cairan otak jernih. Keadaan patologis dapat terjadi sebagai berikut:
·
Opalescent
: seperti kabut halus, gris hitam pada dasar tabung masih dapat dilihat
·
Keruh
: garis hitam pada dasar tabung tidak tampak lagi [ada keadaan ini jumlah sel
umumnya lebih besar 500 sel/mm3
Keadaan ini bisa disbabkan oleh perdarahan, sel-sel radang, dan kuman, leukositosis tidak selalu
disertai kekeruhan misalnya pada meningitis tuberculosa, meningitis syphili catabes dorsalis dan
polio myelitis pada keadaan ini cairan otak masih jernih.
2.
Pemeriksaan tentang pH
Cairan otak dalam keadaan normal pH bereaksi sedikit alkalis
3.
Pemeriksaan tentang B. J
Dalam keadaan normal B.J cairan otak sekitar 1.003-1.008
4.
Pemeriksaan tentang warna
Dalam keadaan normal cairan otak tidak berwarna, dalam keadaan patologis cairan otak
berwarna :
Kekuning-kuningan
Warna ini dapat disebaakan derivat hemoglobin dari perdarahan yang telah lama terjadi (
minimum 6 jam maximum 1-1,5 minggu), brasal dari bilirubin darah bila intensitas ikterus hebat.
Cairan otak xanthocrome karena kadar protein yang sangat tinggi atau pendarahan dapat
membeku
Merah
Warna merah disebakan oleh karena:
mis: Pendarahan artifisialyang merupakan komplikasi dari punksi
Pendarahan sub arachnoidal
Coklat
Warna coklat disebabkan perdarahan yang lama disertai dengan adanya hemolisis , maka LC
akan berwarna coklat
7
8. Keabu-abuan
Warna keabu-abuan ini disebabkan oleh adanya leukosit dalam jumlah besar
5.
Pemeriksaan tentang pellicle ( bekuan halus)
Pada cairan otak yang normal pellicle / bekuan halus dapat diperlihatkan. Bila cairan otak
dibiarkan pada suhu kamar pada 24 jam
Pada meningitis purulenta, pellicle akan cepat terbentuk besar dan kasar dalam waktu beberapa
menit sampai 1 menit sampai 1 jam.
B.
Pemeriksaan mikrocopis
1. pemeriksaan cytolosis
Pemeriksaan cytolosis penting untuk :
-
Menghitung jumlah sel
-
Mengetahui jenis sel dan perbandingannya
-
Mengenal sel dan perbandingannya
Pemeriksaan harus segera dilakukan karen bila terlalu lama (lebih besar dari 30 menit ) akan
mengakibatkan jumlah sel berkurang ini disebakan karena :
-
Sel mengendap sehingga sukar mendapatkan cairan otak yang homogen
-
Sel banyak yang tertangkap dalam pellicle
-
C.
Sel mengalami cytolisis
Cepat mengalami perubahan morfologis (bentuk)
Pemeriksaan kimia
Pemeriksaan kimia terdiri dari pemeriksaan terhadap :
-
Protein
-
Glucosa
-
Chlorid
8
9. BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Akibat kekurangan Cairan
Dehidrasi
Dehidrasi adalah dimana tubuh kita mulai kekurangan cairan karena kurangnya asupan air ke
dalam tubuh total, berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau
hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium
yang lebih banyak dari air (dehidrasi hipetonik). Dehidrasi isotonik ditandai dengan tingginya
kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih
dari 285 mosmol/liter). Dehidrasi hipetonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum
(kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter).
Beberapa mekanisme bekerja sama untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam
tubuh. Salah satu yang terpenting adalah mekanisme haus. Jika tubuh memerlukan lebih banyak
air, maka pusat saraf di otak dirangsang sehingga timbul rasa haus. Rasa haus akan bertambah
kuat jika kebutuhan tubuh akan air meningkat, mendorong seseorang untuk minum dan
memenuhi kebutuhannya akan cairan.
Mekanisme lainnya untuk mengendalikan jumlah cairan dalam tubuh melibatkan kelenjar
hipofisa di dasar otak. Jika tubuh kekurangan air, kelenjar hipofisa akan mengeluarkan suatu zat
ke dalam aliran darah yang disebuthormon antidiuretik. Hormon antidiuretik merangsang ginjal
untuk menahan air sebanyak mungkin.
Jika tubuh kekurangan air, ginjal akan menahan air yang secara otomatis dipindahkan dari
cadangan dalam sel ke dalam aliran darah untuk mempertahankan volume darah dan tekanan
darah, sampai cairan dapat digantikan melalui penambahan asupan cairan. Jika tubuh kelebihan
air, rasa haus ditekan dan kelenjar hipofisa hanya menghasilkan sedikit hormon antidiuretik,
yang memungkinkan ginjal untuk membuang kelebihan air melalui air kemih.
9
10. PENYEBAB
Dehidrasi terjadi bila pengeluaran cairan tubuh lebih besar dibandingkan asupannya. Kekurangan
cairan biasanya menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi:
Muntah
Diare
Penggunaan diuretik (obat yang menyebabkan ginjal mengeluarkan sejumlah besar
(air dan garam)
Panas yang berlebihan
Demam
Berkurangnya asupan cairan karena berbagai alasan.
Penyakit
tertentu
seperti diabetes
melitus (kencing
manis), diabetes
insipidusdan
penyakitAddison dapat menyebabkan dehidrasi karena hilangnya cairan yang berlebihan.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan gejala-gejalanya.
PENGOBATAN
Untuk dehidrasi ringan yang diperlukan hanya minum air putih biasa. Tetapi jika terjadi
kehilangan air dan elektrolit, garam juga harus diberikan, terutama natrium dan kalium.
Dalam dunia kedokteran, pemeriksan penunjang untuk dehidrasi adalah :
1. Kadar natrium plasma darah
2. Osmolaritas serum
3. Ureum dan kreatinin darah
4. BJ urin
5. Tekanan vena sentral (sentral venous pressure)
10
11. TERAPI PENGOBATAN/PENANGANAN DEHIDRASI
Terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi seseorang yang terkena dehidrasi adalah :
Lakukan pengukuran keseimbangan (balans) cairan yang masuk dan keluar secara
berkala sesuai kebutuhan
Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500
ml/24jam (30 ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan
penggantian defisit cairan kehilangan cairan yang masih berlangsung.
Menghitung kebutuhan cairan sendiri, termasuk jumlah insensible water loss sangat
perludilakukan setiap hari
MENGENALI GEJALA DEHIDRASI SESUAI DENGAN TINGKATANNYA :
1. Dehidrasi Ringan
Dehidrasi tingkatan ini dicirikan dengan tanda muka memerah, rasa yang sangat haus, kulit
kering dan pecah-pecah, volume urin berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya, pusing
dan lemah, kram otot terutama pada kaki dan tangan, kelenjar air mata berkurang
kelembabannya, sering mengantuk, mulut dan lidah kering dan air liur berkurang.
2. Dehidrasi Sedang
Dehidrasi tingkatan ini di tandai dengan penurunan tekanan darah, dalam kondisi tertentu
gampang sekali pingsan, kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung, kejang,
perut kembung, gagal jantung, ubun-ubun cekung, denyut nadi cepat dan lemah.
3. Dehidrasi Berat
Dehidrasi pada tingkatan ini sangatlah berbahaya jika tidak segera dilakukan pertolongan dan
penanganan,karna bisa mengakibatkan kematian. Tanda-tandanya adalah : kesadaran berkurang,
tidak buang air kecil, tangan dan kaki dingin serta lembab, denyut nadi semakin cepat dan lemah
sehingga tidak teraba, tekanan darah turun drastis sehingga tidak dapat diukur, ujung kuku,
mulut, dan lidah berwarna kebiruan.
11
12. BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air.
Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan osmolalitas
dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan
internal. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur secara langsung dengan prinsip difusi oleh
karena tidak ada bahan yang hanya terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat
diketahui dengan mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh total.
Pemeriksaan ini dikenal dengan nama formal yaitu: cairan synovial, tetapi mempunyai nama lain
berupa analisis cairan sendi. Pemeriksaan cairan sendi dilakukan untuk membantu mendiagnosis
penyebab peradangan, nyeri, dan pembengkakan pada sendi
12
13. DAFTAR PUSTAKA
http//www. Pendahuluan kebutuhan cairan
http//www.geoogle cairan
farmakologi edisi 4
http//www. Pemeriksaaan cairan sendi dan pemeriksaan radiologi pada kelainan sendi.
Corwin,J.Elizabeth. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit: Buku Kedokteran EGC. 1997.
Depkes RI, Pusdiknakes. Biologi II. Edisi : II. Jakarta. 2004
http://ndiel2.wordpress.com/2011/05/30/pemeriksaan-gula-darah/
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id
http://mypotik.blogspot.com/2011/03/dehidrasi-adalah-kekurangan-cairan.html
http://juliuskurnia.wordpress.com/2008/04/07/fungsi-cairan-tubuh-manusia-gejala-dehidrasidan-cara-mengatasi-kehilangan-cairan-tubuh/
13