SlideShare a Scribd company logo
BAB I
                                                PENDAHULUAN

  1.1.            LATAR BELAKANG
                Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu
         exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh
         lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan
         laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh
         sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya.
                Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
         Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
         fisiologi homeostatis. Cairan dan elektrolit merupakan bagian dalam tubuh yang berperan dalam
         memelihara fungsi dari organ tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting dalam
         proses hemostasis baik untuk meningkatkan kesehatan maupun dalam proses penyembuhan
         penyakit. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai
         cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
         intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
         berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
         tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika
         salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Disamping air dan elektrolit
         cairan tubuh juga mengandung asam-basa. Dimana aktivitas sel tubuh memerlukan asam basa
         yang dalam keadaan seimbang.

  1.2.       RUMUSAN MASALAH
  1.2.1. Apa saja yang mempengaruhi jumlah cairan dalam tubuh manusia?
  1.2.2. Apakah ada perbedaan prosentase cairan tubuh ?
  1.2.3. Apa saja fungsi cairan yang terdapat dalam tubuh?
  1.2.4. Apa saja komposisi penyusun cairan tubuh?
  1.2.5. Kompartemen cairan tubuh terbagi menjadi berapa? Serta apa saja?
  1.2.6. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit?
  1.2.7. Apa saja gangguan keseimbangan asam basa?
  1.2.8. Bagaimana adaptasi fisiologi cairan dan elektrolit pada Ibu hamil ?
1.2.9. Apa saja prinsip dasar pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit pada ibu hamil?

  1.3.       TUJUAN PENULISAN
  1.3.1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi
1.3.2. Untuk mengetahui kebutuhan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa pada tubuh.

  1.4.          MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
   mahasiswa mengenai kebutuhan cairan dan elektrolit yang berpengaruh terhadap tubuh serta
   keseimbangan asam basa.



                                              BAB II
                                               ISI

                     KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
                        SERTA KESEIMBANGAN ASAM BASA

2.1.    Definisi cairan tubuh
           Cairan      tubuh adalah cairan suspensi sel di  dalam tubuh makhluk yang       memiliki
   fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat
   tertentu (zat terlarut). Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter
   penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol
   volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
   osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
   mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan
   untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Tubuh
   manusia tersusun kira-kira 50%-60% cairan.
2.2. Prosentase cairan tubuh
a. Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal
   antara lain :
1) Umur
   Cairan tubuh menurun dengan bertambahnya usia.
2) Kondisi lemak tubuh
   Mengandung sedikit air, air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh.
3) Jenis Kelamin
   Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pada pria, kerena jumlah
   lemak dalam tubuh wanita dewasa lebih banyak dibandingkan dengan pria.

b. Jumlah normal air pada tubuh manusia
   1. Bayi (baru lahir): 75 % Berat Badan
   2. Dewasa :
      Wanita dewasa (20-40 tahun): 50 - 55% Berat Badan
      Pria dewasa (20-40 tahun): 55 - 60% Berat Badan
      Usia lanjut : 45-50% Berat Badan

2.3. Fungsi Cairan
a. Pelarut universal
1) Senyawa bergerak lebih cepat dan mudah
2) Berperan dalam reaksi kimia.
   Contoh: Glukosa larut dalam darah dan masuk ke sel
3) Sebagai medium untuk reaksi metabolisme dalam sel
4) Transport nutrient, membersihkan produk metabolisme dan substansi lain
b. Pengaturan suhu tubuh
1) Mampu menyerap panas dalam jumlah besar
2) Membuang panas dari jaringan yang menghasilkan panas
   Contoh: Otot-otot selama excercise
c. Pelicin
1) Mengurangi gesekkan (sebagai pelumas)
d. Reaksi-reaksi kimia
1) Pemecahan karbohidrat
2) Membentuk protein
e. Pelindung
1) Cairan Cerebro-spinal, cairan amniotic

2.4. Komposisi Cairan Tubuh
     Cairan tubuh berisikan:
 a. Oksigen yang berasal dari paru-paru
 b. Nutrien yang berasal dari saluran pencernaan
 c. Produk metabolisme seperti karbondiokasida
 d. Ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul yang disebut juga elektrolit. Seperti
    misalnya sodium klorida dipecah menjadi satu ion Natrium atau sodium (Na+) dan satu ion
    klorida (Cl-). Ion yang bermuatan positif disebut kation, sedangkan yang bermuatan negatif
    disebut anion
    Cairan tubuh berada pada dua kompartemen yaitu Cairan Intraselular (CIS) dan Cairan
    Ektraselular (CES)
 a. Cairan Intraselular
    Cairan intrasel merupakan cairan yang berada dalam sel di seluruh tubuh. Cairan ini berfungsi
    sebagai media penting dalam proses kimia. Jumlahnya sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau
    40% dari berat badan. Elektrolit kation terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion
    terbanyak adalah HPO42-, protein-protein, sedikit HCO3-, SO42-, Cl-
 b. Cairan Ekstrasel
    Cairan ekstrasel merupakan cairan yang berada diluar sel, jumlahnya sekitar 1/3 dari total cairan
    tubuh atau sekita 20% dari berat badan. Cairan ekstrasel berperan dalam transport nutrient,
    elektrolit dan okseigen ke sel dan membersihkan hasil metabolisme untuk kemudian
    dikeluluarkan dari tubuh, regulasi panas, sebagai pelumas pada persendian dan membran
    mukosa, penghancuran makanan dalam proses pencernaan.
    Cairan ekstrasel terdiri dari:
 1) Cairan interstisial
Cairan Interstisial merupakan cairan yang berada disekitar sel misalnya cairan limfe, jumlahnya
   sekitar 10%-15% dari cairan ekstrasel. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah
   sekitar 2 kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.
2) Cairan intavaskuler
   Cairan Intravaskuler adalah cairan yang terkandung dalam pembuluh darah misalnya plasma,
   jumlahnya sekitar 5% dari cairan ekstrasel. Hingga saat ini belum ada alat yang tepat/pasti untuk
   mengukur jumlah darah seseorang, tetapi jumlah darah tersebut dapat diperkirakan sesuai dengan
   jenis kelamin dan usia, komposisi darah terdiri dari kurang lebih 55%plasma, dan 45% sisanya
   terdiri dari komponen darah seperti sel darah merah, sel darah putih dan platelet.
3) Cairan transelular
   Cairan Transelular merupakan cairan yang berada pada ruang khusus seperti cairan
   serebrospinalis, perikardium, pleura, sinova, air mata, intaokuler dan sekresi lambung, jumlahnya
   sekitar 1%-3%.
   Didalam cairan ekstrasel terdapat elektrolit kation terbanyak Na+, sedikit K+, Ca2+, Mg2+ serta
   elektrolit anion terbanyak Cl- , HCO3-, protein pada plasma, sedikit HPO42-SO42-.


    Human Body:
    1.    Tissue (40%)
    2.    Fluid (60%)
         Ekstraselular (20%)
         Intraselular (40%)    -> Interstisial (10-15%), Intravaskluler (5%), dan Transeluler (1-
         3%)
    2.5. Tekanan Cairan
          Perbedaan lokasi antara di interstisial dan pada ruang vaskuler menimbulkan tekanan cairan
    yaitu tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik atau osmotik koloid.
·   Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang disebabkan karena volume cairan dalam pembuluh
    darah akibat kerja dari organ tubuh.
·   Tekanan onkotik merupakan tekanan yang disebabkan karena plasma protein.
    Perbedaan tekanan kedua tersebut mengakibatkan pergerakan cairan. Misalnya terjadinya filtrasi
    pada ujung arteri, tekanan hidrostatik lebih besar dari tekanan onkotik sehingga cairan dalam
    vaskuler akan keluar menuju interstisial. Sedangkan pada ujung vena pada kapiler, tekanan
    onkotik lebih besar sehingga cairan dapat masuk dari ruang interstisial ke vaskuler. Pada keadaan
    tertentu, dimana serum protein rendah, tekanan onkotik menjadi rendah atau kurang maka cairan
    akan di absorpsi ke ruang vaskuler.

2.6. Keseimbangan Cairan
a. Intake cairan dan output cairan
   Keseimbangan cairan terjadi apabila kebutuhan cairan atau pemasukan cairan sama dengan
   cairan yang dikeluarkan.
1) Intake cairan
    Pada keadaan suhu dan aktivitas yang normal rata-rata pada orang dewasa minum antara 1300-
    1500 ml perhari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh sekitar 2600ml, sehingga kekuarangan 1100-
    1300 ml. kekurangan cairan tersebut diperoleh dari pencernaan makanan sayur-sayuran
mengandung 90% air, buah-buahan 85% dan daging 60% air. Kekurangan cairan dapt diperoleh
   dari makanan dan oksidasi selama proses pencernaan makan
   Intake cairan meliputi:
                           Minum                       :   1300 ml
                           Pencernaan makanan          :   1000 ml
                           Oksidasi metabolik          :    300 ml
                           Jumlah                      :   2600 ml
           Kebutuhan Intake cairan berdasarkan umur dan berat badan:
                 No            Umur             BB(KG)            Kebutuhan Cairan
                  1            3 hari               3                 250-300
                  2           1 tahun              9,5               1150-1300
                  3           2 tahun             11,8               1350-1500
                  4           6 tahun              20                1800-2000
                  5          10 tahun             28,7               2000-2500
                  6          14 tahun              45                2200-2700
                  7          18 tahun              54                2200-2700

2) Output Cairan
   Kehilangan cairan dapat melalui 4 (empat) rute yaitu:
a) Urine
   Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinariusmerupakan proses
   output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normaloutput urine sekitar 1400-1500 ml per 24
   jam, atau sekitar 30-50 ml per jam.Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan
   produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat
   maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankankeseimbangan dalam
   tubuh.
b) Keringat
   Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari
   anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
   dirangsang oleh susunan syaraf simpatis padakulit.besarnya tergantung dari aktivitas, jumlahnya
   0-500 ml
c) Insensible water loss (IWL)
   IWL merupakan pengeluaran cairan yang sulit diukur, pengeluaran ini melalui kulit dan paru-
   paru/pernapasan. Jumlahnya sekitar 1000-1300ml. keadaan demam dan aktivitas meningkatkan
   metabolisme dan produksi panas, sehingga meningkatkan produksi cairan pada kulit dan
   pernapasan.
d) Feses
   Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur melalui
   mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon)
                Pengeluaran cairan meliputi:
                       Ginjal                            : 1500 ml
                       Melalui keringat                  : 0-500 ml
Insensible water loss (IWL):

                    ·   Kulit                           :    600-900 ml
                    ·   Paru-paru                       :    400 ml
                        Feses                           :    100 ml
                        Jumlah                          :    2600-2900 ml

b. Pengaturan Keseimbangan Cairan
     Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, ada beberapa mekanisme tubuh diantaranya:
1)    Rasa Haus
     Pusat rasa haus berada pada hypotalamus dan diaktifkan oleh peningkatan osmolaritas cairan
     ekstarsel. Dapat juga disebabkan karena hipotensi, poliuri atau penurun volume cairan. Rasa
     haus merupakan manifestasi klinik dari ketidakseimbangan cairan, sehingga merangsang
     individu untuk minum.
2)    Pengaruh Hormonal
     Ada 2 jenis hormon yang berperan dalam keseimbangan cairan yaitu Antidiuretik Hormon
     (ADH) dan Aldosteron.
a)    Hormon ADH
     ADH dihasilkan Ihipotalamus yang kemudian disimpan pada hipofisis posterior. ADH disekresi
     ketika terjadi peningkatan serum protein, peningkatan osmolaritas, menurunnya volume CES,
     latihan/aktivitas yang lama, stress emosional, trauma. Meningkatkan ADH berpengaruh pada
     peningkatan reabsorpsi cairan pada tubulus ginjal. Reaksi mekanisme haus dan hormonal
     merupakan reaksi cepat jika terjadi deficit cairan. Faktor yang menghambat produksi ADH
     adalah hipoosmolaritas, meningkatnya volume darah, terpapar dingin, inhalasi CO2 dan
     pemberian antidiuretik.
b)    Hormon aldosteron
     Hormon ini dihasilkan oleh korteks adrenal dengan fungsinya meningkatkan reabsorpsi sodium
     dan meningkatkan sekresi dari ginjal. Sekresi aldosteron distimulasi yang utama oleh sistem
     renin-angotensin I. angiotensin I selanjutnya akan diubah menjadi angiotensin II. Sekresi
     aldosteron juga distimulasi oleh peningkatan potasium dan penurunan konsentrasi sodium dalam
     cairan interstisial dan adrenocortikotropik hormon (ACTH) yang diproduksi oleh pituitary
     anterior. Ketika menjadi hipovolemia, maka terjadi tekanan darah arteri menurun, tekanan darah
     arteri pada ginjal juga menurun, keadaan ini menyebabkan tegangan otot arteri afferent ginjal
     menurun dan memicu sekresi renin. Renin menstimulasi aldostreon yang berefek pada retensi
     sodium, sehingga cairan tidak banyak keluar melaui ginjal.
3)    Sistem Limpatik
     Plasma protein an cairan dari jaringan tidak secara langsung direaksorpsi kedalam pembuluh
     darah. Sistem limpatik berperan penting dalam kelebihan cairan dan protein sebelum masuk
     dalam darah.
4)    Ginjal
     Ginjal mempertahankan volume dan konsentrasi cairan dengan filtrasi CES di glomerulus,
     sedangkan sekresi dan reabsorpsi cairan terjadi di tubulus ginjal.
5)    Persarafan
Mekanisme persarafan juga berkontribusi dalam keseimbangan cairan dan sodium. Ketika terjadi
    peningkatan volume cairan CES, mekanoreseptor merespon pada dinding atrium kiri untuk
    distensi atrial dengan meningkatkan stroke volume dan memicu respons simpatetik pada ginjal
    untuk pelepasan aldosteron oleh korteks adrenal.

2.7. Konsentrasi Cairan Tubuh
a. Osmolaritas
   Osmolaritas adalah konsentrasi larutan atau partikel terlarut per liter larutan,diukur dalam
   miliosmol. Osmolaritas ditentukan oleh jumlah partikel terlarut per kilogram air. Dengan
   demikian osmlaritas menciptakan tekanan osmotik sehingga mempengaruhi pergerakan cairan.
   Jika terjadi penurunan osmolaritas CES maka terjadi pergerakan air dari CES ke CIS,sebaliknya
   jika terjadi penurunan osmolaritas CES maka terjadi pergerakan dari CIS ke CES. Partikel yang
   berperan dalam osmolaritas adalah sodium atau natrium,urea,dan glukosa.
b. Tonisitas
   Tonisitas merupakan osmolaritas yang menyebabkan pergerakan air dari kompartemen ke
   kompartemen yang lain. Ada beberapa istilah yang tekait dengan tonisitas yaitu :
1) Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas sama efektifnya dengan cairan
   tubuh.
2) Larutan hipertonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas efektif lebih besar dari cairan
   tubuh.
3) Larutan hipotonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas efektiflebih kecil dari cairan
   tubuh,mengandung lebih sedikit natrium dan klorida daripada di plasma.



2.8. Pertukaran Cairan Tubuh
   Pertukaran cairan tubuh terjadi karena danya pergerakan cairan antara kompartemen. Hal ini
   terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi cairan. Pertukaran cairan tubuh terjadi melalui
   proses difusi,osmosis,dan filtrasi dan transport aktif.
a. Difusi
   Gerakan partikel dari larutan maupun gas secara acak dari area dengan konsentrasi tinggi ke area
   dengan konsentrasi rendah. Proses difusi terjadi ketika partikel melewati lapisan yang tipis.
   Kecepatan difusi ditentukan oleh ukuran molekul,konsentrasi larutan dan suhu larutan. Semakin
   besar molekul kecepatannya berkurang. Meningkatnya temperature akan meningkatkan
   pergerakan molekul dan mempercepat difusi.
b. Osmosis
   Gerakan air yang melewati membran semipermeabel dari area yang berkonsentrasi rendah ke
   area dengan berkonsentrasi tinggi. Pergerakan cairan dalam proses osmosis tidak terlepas
   adanya tekanan osmotik dan tekanan onkotik. Proses osmotic tidak terlepas dari adanya
   osmolaritas cairan dan tonisitas.
c. Filtrasi
   Gerakan cairan dari area yang mepunyai tekanan hidrostatik tinggi ke area yang bertekanan
   hidrostatik rendah
d. Transport Aktif
Perpindahan partikel terlarut melalui membran sel dari konsentrasi rendah ke daerah dengan
    konsentrasi tinggi dengan menggunakan energi. Proses ini sangat penting dalam keseimbangan
    cairan intrasel dan ekstrasel terutama dalam perbedaan kadar sodium dan potassium. Untuk
    mempertahankan porposi ion tersebut diperlukan mekanisme pompa sodium-potasium,dimana
    potassium akan masuk dalam sel dan sodium keluar sel.

2.9. Gangguan atau Masalah dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan
a. Hipovolume atau dehidrasi
   Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan
   pengeluaran cairan. Tubuh akan merespons kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan
   cairan vaskular. Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan interstisial, tubuh akan
   mengalirkan cairan keluar sel. Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau
   dehidrasi, yaitu:
1) Dehidrasi isotonik, terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang seimbang.
2) Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada
   elektrolitnya.
3) Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air.
   Kehilangan cairan ekstrasel yang berlebihan akan menyebabkan volume ekstrasel berkurang
   (hipovolume). Pada keadaan ini, tidak terjadi perpindahan cairan daerah entrasel ke permukaan,
   sebab osmolaritasnya sama. Jika terjadi kekurangan cairan ekstrasel dalam waktu yang lama,
   maka kadar urea, nitrogen, serta kreatinin akan meningkat dan menyebabkan terjadinya
   perpindahan cairan intrasel ke pembuluh darah. Macam dehidrasi (kurang volume cairan)
   berdasarkan derajatnya:
1) Dehidrasi berat
1) Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L
2) Serum natrium 159-166 mEq/Lt
3) Hipotensi
4) Turgor kulit buruk
5) Oliguria
6) Nadi dan pernapasan meningkat
7) Kehilangan cairan mencapai > 10%BB
2) Dehidrasi sedang
a) Kehilangan cairan 2-4 L atau antara 5-10%BB
b) Serum natrium 152-158mEq/Lt
c) Mata cekung
3) Dehidrasi ringan
a) Kehilangan cairan mencapai 5%BB
b) Pengeluaran cairan tersebut sekitar 1,5-2 Lt

b. Hipervolume atau overhidrasi
   Terdapat dua menifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipervolume
   (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial). Normalnya cairan
interstisial tidak terikat dengan air, tetapi elastis dan hanya terdapat di antar jaringan. Keadaan
   hiperolume dapat menyebabkanpitting edema, merupakan edema yang berada di daerah perifer
   atau akan mencekung setelah ditekan pada daerah yang bengkak. Hal ini disebabkan karena
   perpindahan cairan ke jaringan melalui titik tekanan. Cairan dalam jaringan yang edema tidak
   digerakkan ke permukaan lain dengan penekanan jari. Nonpitting edema tidak menunjukkan
   tanda kelebihan cairan ekstrasel, tetapi sering karena infeksi dan trauma yang menyebabkan
   engumpulan membekunya cairan ke permukaan jaringan. Kelebihan cairan vaskular dapat
   meningkatkan hidrostatik cairan dan akan menekan cairan kepermukaan interstisial, sehingga
   menyebabkanedema anasarka (edema yang terdapat di seluruh tubuh).
             Peningkatan tekanan hidrostatik yang besar dapat menekan sejumlah cairan hingga ke
   membran kapiler paru-paru, sehingga menyebabkan edema paru-paru dan dapat mengakibatkan
   kematian. Manifestasi edema pru-paru adalah penumpukan sputum, dispnea, batuk dan suara
   ronkhi. Keadaan edema ini disebabkan oleh gagal jantungyang mengakibatkan peningkatan
   penekanan pada kapiler darah paru-paru dan perpindahan cairan ke jaringan paru-paru.

v PROSES PEMBENTUKAN EDEMA
          Edema adalah kelebihan cairan dalam ruang intertisial yang terlokalisir.
          Edema terjadi karena :
a. Meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler akibat penambahan volume darah. Peningkatan
   tekanan hidrostatik mengakibatkan pergerakan cairan ke jaringan sehinga tejadi penumpukan
   cairan edema. Disamping itu peningkatan tekanan hidrostatik juga berakibat
   meningkatnya resistensi vaskuler ferifer yang kemudian meningkatkan tekanan ventrikel kiri
   jantung sehingga berakibat pada adanya edema pada paru. Keadaan yang dapat menimbulkan
   edema karena peningkatan tekanan hisdostatik gagal jantung,obstruksi vena pada ibu hamil.
b. Peningkatan permeabilitas kapiler seperti pada luka bakar dan infeksi. Keadaan ini
   memungkinkan cairan intravaskuler akan bergerak ke intertisial.
c. Penurunan tekanan plasma onkotik karena kadar protein plasma rendah seperti karena
   malnutrisi,penyakit ginjal,penyakit hati. Protein plasma berfungsi menahan cairan atau volume
   cairan vascular atau intrasel,sehingga jika tejadi penurunan maka cairan banyak keluar,ke
   vaskuler atau keluar sel.
d. Bendungan aliran limfe mengakibatkan aliran terhambat,sehinnga cairan masuk kembali ke
   kompartemen vaskuler.
e. Gagal ginjal dimana pembuangan air yang tidak adekuat menimbulkan penumpukan cairan dan
   reabsorpsi natrium yang berlebihan mengakibat air bertahan pada intertisial.

2.10.     Definisi Elektrolit dan kebutuhan elektrolit
          Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
   disebut ion jika berada dalam larutan. Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh
   mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya
   disebut ion. Beberpa jenis garam akan dipecah menjadi elektrolit. Contohnya NaCl akan dipecah
   menjadi Na+ dan Cl-. Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat mengahantarkan arus
   litrik. Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan.
Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq). Satu milliequivalent
     adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari hidrogen.
·    Ion-ion positif disebut kation. Contoh kation antara lain natrium, kalium, kalsium, dan
     magnesium
·    ion-ion negatif disebut anion. Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat, dan fosfat.

a. Keseimbangan Elektrolit
     Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi elektrolit akan
     mempengaruhi keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit berpengaruh pada fungsi sel.
     Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi asam basa,
     memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi reaksi neuromuscular. Ada 2 elektrolit yang sangat
     berpengaruh terhadap konsentrasi cairan intasel dan ekstrasel yaitu natrium dan kalium.
1)    Keseimbangan Natrium/sodium (Na+)
     Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat berperan dalam
     keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion natrium didapat dari saluran
     pencernaan, makanan atau minuman kemudian masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses
     difusi. Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencernaan dan kulit.
     Pengaturan konsentrasi ion natrium dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi natrium serum
     menurun maka ginjal akan mengeluarkan cairan sehingga konsentrasi natrium akan meningkat.
     Sebaliknya jika terjadi peningkatan konsentrasi natrium serum maka akan merangsang pelepasan
     ADH sehingga ginjal akan menahan air. Jumlah normal 135-148 mEq/Lt
2)    Keseimbangan kalium/potassium (K+)
     Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Ion kalium 98% berada pada cairan
     intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Kalium dapat diperoleh melalaui makanan seperti
     daging, buah-buahan dan sayuran. Jumlah normal 3,5-5,5 mEq/Lt.
3)    Keseimbangan Kalsium (Ca2+)
     Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan dengan fosfor
     membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh dari reabsorpsi usus dan
     reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui keringat dan disimpan dalam
     tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium dilakukan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh
     kelnjar tiroid dan hormon paratiroid. Jika kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid
     dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada tulang dan jika terjadi
     peningkatan kadar kalsium maka hormon kalsitonin dilepaskan untuk menghambat reabsorpsi
     tulang. Jumlah normal 4-5mEq/Lt.
4)    Keseimbangan Magnesium (Mg2+)
     Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam metabolisme
     sel, sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan fungsi jantung. Sumbernya didapat dari makanan
     seperti sayuran hijau, daging dan ikan. Magnesium Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan
     absorpsi dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon paratiroid.
5)    Keseimbangan Fosfor (PO4-)
     Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan ekstrasel, tulang, otot
     rangka dan jaringan saraf. Fosfor sangat berperan dalam berbagai fungsi kimia, terutama fungsi
     otot, sel darah merah, metabolisme protein, lemak dan karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi,
     regulasi asam basa, regulassi kadar kalsium. Di reabsorpsi dari usus halus dan banyak ditemukan
     dari makanan daging, ikan dan susu. Disekresi dan reabsorpsi melalui ginjal. Pengaturan
konsentrasi fosfor oleh hormon paratiroid dan berhubungan dengan kadar kalsium. Jika kadar
   kalsium meningkat akan menurunkan kadar fosfat demikian sebaliknya. Jumlah normal sekitar
   2,5-4,5 mEq/Lt.
6) Keseimbangan Klorida (Cl-)
   Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan dalam pengaturan
   osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium, regulasi asam basa, berperan dalam
   buffer pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel darah merah. Disekresi dan direabsorpsi
   bersama natrium diginjal. Pengaturan klorida oleh hormon aldosteron. Kadar klorida yang
   normal dalam darah orang dewasa adalah 95-108mEq/Lt.
7) Keseimbangan Bikarbonat
   Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan fungsi utama yaitu
   regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan direabsorpsi oleh ginjal. Bereaksi dengan asam
   kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH. Nilai normal
   sekitar 25-29mEq/Lt.

b. Pengaturan dan Fungsi Elektrolit
           Elektrolit                    Pengaturan                                 Fungsi
                         ·   Reabsorpsi dan sekresi ginjal ·        Pengaturan dan distribusi volume
                         ·   Aldosteron,meningkatkan                cairan ekstrasel
          Sodium ( )         reabsorpsi natrium di duktus  ·        Mempertahankan volume darah
                             kolekting nefron              ·        Menghantarkan impuls saraf dan
                                                                    kontraksi otot
                         ·   Sekresi dan konservasi oleh ginjal ·   Mempertahankan osmolaritas dan
                         ·   Aldosteron             meningkatkan    cairan intrasel
                             pengeluaran                        ·   Transmisi saraf dan impuls
                         ·   Pemindahan dalam dan luar sel          elektrik
         Potassium ( )
                         ·   Insulin                    membantu·   Pengaturan       transmisi  impuls
                                                                    jantung dan kontraksi otot
                             memindahkan ke dalam sel dan
                                                                ·   Pengaturan asam basa
                             luar sel,jaringan yang rusak
                                                                ·   Kontraksi tulang dan otot polos
                         ·   Distribusi antara tulang dan cairan·   Pembentukan tulang dan gigi
                             ekstrasel                          ·   Transmisi impuls saraf
                         ·   Hormon paratiroid meningkatkan     ·   Pengaturan kontraksi otot
                             serum ,kalsitonin menurunkan kadar ·   Mempertahankan pace maker
          Kalsium ( )        serum                                  jantung
                                                               ·    Pembekuan darah
                                                               ·    Aktivitas enzim pancreas,seperti
                                                                    lipase
                         ·                                    ·
                             Dipertahankan dan dikeluarkan oleh     Metabolisme intrasel
                             ginjal                           ·     Pmpa sodium-potasium
         Magnesium ( )
                         ·   Meningkan adsorpsi oleh vitamin D·     Relaksasi kontraksi otot
                             dan hormon paratiroid            ·     Transmisi impuls saraf
·   Pengaturan fungsi jantung
                           ·   Pengeluran dan reabsorpsi bersama  ·   Produksi HCl
                               sodium dalam ginjal                ·   Pengaturan keseimbangan cairan
            Klorida ( )
                           ·   Aldosteron meningkatkan adsorpsi       ekstrasel dan volume vaskuler
                               klorida dengan sodium              ·   Keseimbangan asam-basa
                           ·   Eksresi dan reabsorpsi oleh ginjal ·   Pembentukan tulang dan gigi
                           ·   Paratiroid hormon menurunkan       ·   Metabolism karbohidrat,lemak,dan
                               kadar serum dengan meningkatkan        protein
                               sekresi ginjal                     ·   Metabolisme seluler produksi ATP
            Pospat ( )                                                dan DNA
                                                                  ·   Fungsi otot,saraf,dan sel darah
                                                                      merah
                                                                  ·   Pengaturan asam-basa
                                                                  ·   Pengaturan kadar kalsium
                           ·   Eksresi dan reabsorpsi oleh ginjal ·   Buffer utama dalam keseimbangan
          Bikarbonat ( )
                           ·   Pembentukan oleh ginjal                asam-basa

2.11. Jenis Cairan Elektrolit
   Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap. Cairan
   saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan hipertonik. Konsentrasi isotonik disebut juga
   normal saline yang banyak dipergunakan. Contohnya:
a. Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl-, dan Ca2+
b. Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl-, Ca2+, dan HCO3-
c. Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl-, dan HCO3-

2.12. Gangguan/Masalah Kebutuhan Elektolit
a. Hiponatremia
   Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang
   ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/Lt, mual, muntah dan
   diare.
b. Hipernatremia
   Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang
   ditandai dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit
   membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta
   kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi demikian dapat disebabkan oleh
   dehidrasi, diare, dan asupan, air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.
c. Hipokalemia
   Hipoklemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini
   dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare yang
   berkepanjangan dan juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak
   nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak
beraturan (aritmia), penurunan bising usus, kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5
     mEq/L.
d.    Hiperkalemia
     Hiperkalemia merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi, sering terjadi
     pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik, pembe:rian kalium yang berlebihan
     melalui intravena yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia,
     kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan irritable (peka rangsang),
     serta kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L.
e.    Hipokalsemia
     Hipokalsemia me:rupakan keekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yang ditandai
     de:ngan adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma kurang
     dari 4,3 mEq/L dan kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh
     pengangkatan kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal.
f.    Hiperkalsemia
     Hiperkalsemia merupakan suatu ke;adaan kelebihan kadar kalsium dalam darah yang dapat
     terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara
     berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual,
     koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
g.    Hipomagnesia
     Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan
     adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disorientasi dan
     konvulsi. Kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
h.    Hipermagnesia
     Ilipermagnesia merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah yang ditandai
     dengan adanya, koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.


2.13. Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
   Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :
a. Umur
   Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas
   permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami
   gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
   keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b. Iklim
   Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah
   memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan
   seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L
   per hari.
c. Diet
   Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak
   adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan
   cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
   keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot.
     Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat
     meningkatkan volume darah
e.    Kondisi Sakit
     Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
     Misalnya :
·    Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
·    Penyakit      ginjal    dan    kardiovaskuler    sangat    mempengaruhi   proses   regulator
     keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
·    Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake
     cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f.    Tindakan Medis
     Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti
     : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.    Pengobatan
     Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan
     elektrolit tubuh.
h.    Pembedahan
     Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan
     cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

2.14.    Keseimbangan Asam Basa
            Disamping air dan elektrolit cairan tubuh juga mengandung asam-basa, seperti asam
   karbonat ( ). Keadaan asam dan basa ditentukan oleh adanya pH cairan tubuh. pH adalah sImbol
   dari adanya ion hydrogen dalam larutan pH netral adalah 7, jika dibawah 7 maka disebut asam
   dan diatas 7 disebut basa. Sedangkan pH plasma normal aldalah 7,35-7,45. Untuk
   memperthankan pH plasma normal dalam tubuh terdapat buffer asam-basa yaitu larutan yang
   terdiri dari dua atau lebih zat kimia untuk mencegah terjadinya perubahan ion hydrogen.
   Keseimbangan asam-basa ditentukan oleh pengaturan buffer pernafasan dan ginjal.
a. Sistem Buffer
   Buffer membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan menetralisir kelebihan
   asam melalui pemindahan atau pelepasan ion hydrogen. Jika terjadi kelebihan ion hydrogen pada
   cairan tubuh maka buffer akan meningkat ion hydrogen sehingga perubahan pH dapat
   diminimalisir. Sistem buffer utama pada cairan ekstraseluler adalah bikarbonat ) dan asam
   karbonat ( ). Selain itu untuk mempertahankan keseimbangan pH juga berperan plasma
   protein,hemoglobin,dan posfat.
b. Pengaturan pernapasan
   Paru-paru membantu mengatur keseimbangan asam-basa dengan cara mengeluarkan
   karbondioksida. Karbondioksida secara kuat menstimulasi pusat pernapasan. Ketika
   karbondioksida dan asam bikarbonat dalam darah meningkat pusat pernapasan distimulasi
   sehingga menjadi meningkat. Karbondioksida dikeluarkan dan asam karbonat menjadi
   turun. Apabila bikarbonat berlabihan maka jumlah pernapasan akan diturunkan.
Pengaturan pernapasan dan ginjal saling bekerja sama dalam mempertahankan keseimbangan
     asam basa. Di paru-paru karbondioksida bereaksi dengan air membentuk asam karbonat, yang
     kemudian asam karbonat akan dipecah di ginjal menjadi hidrogen dan bikarbonat.
     Paru-Paru                                                                              Ginjal
     CO2 + H2O         ↔              H2CO3            ↔       H + HCO3
                                     (asam karbonat)




c.    Pengaturan oleh Ginjal
     Pengaturan keseimbangan asam-basa oleh ginjal relative lebih lama dibandingkan dengan
     pernapasan dan sistem buffer yaitu beberapa jam atau beberapa hari stelah adanya ketidak-
     seimbangan asam-basa. Ginjal mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan pengeluaran
     selektif bikarbonat dan ion hydrogen. Ketika kelebihan hydrogen terjadi dan pH menjadi turun
     (asidosis) maka ginjal mereabsorpsi bikarbonat dan mengeluarkan ion hydrogen. Pada keadaaan
     alkalosis atau pH tinggi,maka ginjal akan mengeluarkan bikarbonat dan menahan ion hydrogen.
     Normalnya kadar serum bikarbonat 22-26 mEq/L.


2.15. Gangguan/Masalah Keseimbangan Asam Basa
   Jika kadar pH kurang dari 7,35 disebut asidodis sedangkan jika lebih dari 7,45 disebut alkalosis.
   Ketidakseimbangan asam-basa diklasifukasikan sebagai berikut :
a. Asidosis Metabolik
   Asidosis Metabolik merupakan keadaan dimana asam metabolic yang diproduksi secara normal
   tidak dapat dikeluarkan pada kecepatan normal atau adanya kekurangan basa bikarbonat,
   sehingga pH menjadi menurun. Penyebabnya adalah ketoasidosis diabetik,diare berat,penyakit
   ginjal dan hati. Hasil analisa gas darah : pH menurun, menurun, normal.
b. Asidosis Respiratorik
   Asidosis Respiratorik merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan asam karbonat dan
   meningkatnya kadar akibat tidak optimalnya ventilasi paru,sehingga karbondioksida sedikit
   dikeluarkan. Kompesasi dari keadaan ini dengan pernapasan cepat. Penyebabnya adalah
   pneumonia, peumothorak, hemotorak, edema paru, asma bronchial, atelaktasis, emfisema,
   overdosis obat-obatan, cedera kepala, dan stroke. Hasil analisa gas darah : pH
   menurun, meningkat, normal.
c. Alkalosis Metabolik
   Alkalosis Metabolik merupakan dimana terjadi peningkatan pH plasma akibat peningkatan basa
   bikarbonat atau menurunnya konsentrasi hydrogen. Penyebabnya adalah penggunaan obat
   bikarbonat,terapi diuretic,muntah yang berkepanjangan ( keluarnya HCl ),penggunaan antacid.
   Hasil analisa gas darah : pH meningkat, meningkat, normal.
d. Alkalosis Respiratorik
   Alkalosis Respiratorik terjadi ketika banyak yang dikeluarkan terlalu cepat,sehingga terjadi
   penurunan kadar darah dan penurunan asam karbonat,pH menjadi meningkat. Penyebabnya
adalah : demam tinggi,anemia berat,kecemasan akut,keracunan aspirin. Hasil analisa gas darah :
    pH meningkat, menurun, normal.
    Hasil Analisa Gas Darah Ketidakseimbangan Asam-Basa
             Kondisi                   Ph
    Asam basa seimbang       7,35-7,45              22-26 mEq/L              35-45 mmHg
    Asidosis metabolik       < 7,35                 < 22 mEq/L               Normal atau < 35
    Asidosis respiratorik    < 7,35                 Normal atau >26          >45 mmHg
    Alkalosis metabolik      >7,45                  >26 mEq/L                Normal atau >45
    Alkalosis respiratorik   >7,45                  Normal atau < 22         < 35 mmHg

            Pada wanita hamil, ketika usia kehamila 10 minggu terjadi penurunan sekitar 5 mmHg
    (Lowdermilk,2000). Hormon progesteron mungkin bertanggun jawab terhadap peningkatan
    sensetifitas dari reseptor pusat pernapasan sehingga tidal volume meningkat dan menjadi
    menurun,base exes (bikarbonat) menjadi menurun,pH meningkat menimbulkan respiratori
    alkalosis.

2.16.     Adaptasi Fisiologi Cairan dan Elektrolit pada Ibu Hamil
         Cairan dan elektrolit pada masa kehamilan sangat penting dipertahankan,karena pada awal
    kehamilan sering mengalami mual dan muntah serta diare yang berakibat pada kekurangan
    cairan dan elektrolit. Perasaan mual dan muntah pada awal kehamilan disebabkan karena
    peningkatan hormon human Chorionic Gonadotropin ( hCG). Selama kehamilan sekitar 500-900
    mEq sodium dipertahankan untuk kebutuhan fetus. Untuk mencegah pengeluaran sodium yang
    berlebihan,ginjal meningkatkan reabsorpsi tubular.
         Pada ibu hamil sering disertai penimbunan cairan pada ekstremitas bawah karena
    terhambatnya aliran darah sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus rate menurun,hal ini
    menyebabkan edema.

2.17. Prinsip Kebutuhan Cairan pada Ibu Hamil
a. Jumlah masukan cairan yang direkomendasikan dalam sehari adalah sekitar 6-8 gelas (1500-
   2000 ml).
b. Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sampai 10-12 gelas per hari. atau paling tidak
   minum setiap 15 menit sekali.
c. Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketubah.
d. Jika mual-mual dan muntah di trimester pertama tidak diimbangi dengan usaha memasukkan
   kembali makanan dan minuman, maka terjadi dehidrasi.



                                              BAB III
                                             PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
·   Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
    Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal
    antara lain : umur, kondisi lemak tubuh, dan jenis kelamin Cairan tubuh dapat berfungsi sebagai
    pelarut universal, pengatur suhu tubuh, pelicin, reaksi-reaksi kimia dan sebagai pelindung.
    Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen yaitu: Cairan Intraseluler dan Cairan Ekstraseluler.
    Keseimbangan cairan terjadi apabila kebutuhan cairan atau pemasukan cairan(intake cairan)
    sama dengan cairan yang dikeluarkan(output cairan). Untuk menjaga keseimbangan cairan
    tubuh, ada beberapa mekanisme tubuh diantaranya: rasa haus, pengaruh hormonal (ADH dan
    aldosteron), sitem limpatik, ginjal dan persarafan. Pertukaran cairan tubuh terjadi melalui proses
    difusi,osmosis,dan filtrasi dan transport aktif. Gangguan atau Masalah dalam Pemenuhan
    Kebutuhan Cairan ada 2 yaitu: hipovolume atau dehidrasi dan hipervolume atau overhidrasi
·   Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Ion-ion
    positif disebut kation dan ion-ion negatif disebut anion. Contoh kation antara lain natrium,
    kalium, kalsium, dan magnesium. Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat, dan
    fosfat.Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
    tubuh antara lain : umur, iklim, diet, stress, kondisi sakit, tindakan medis,
    pembedahan dan pengobatan
·   Keseimbangan asam-basa ditentukan oleh pengaturan buffer pernafasan dan ginjal. Jika kadar
    pH kurang dari 7,35 disebut asidodis sedangkan jika lebih dari 7,45 disebut alkalosis.


                                         DAFTAR PUSTAKA


    Aris, Setiawan dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mhasiswa Kebidanan. Jakarta:
    TIM

    Sacharin,Rosa M. 1994. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

    Uliyah, Musrifatul dkk. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
    Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

    Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit Asam dan Basa. Diunduh
    darihttp://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-cairan-elektroli (Diakses 14
    November 2011)

    Elis. 2009. Kebutuhan Cairan pada Ibu Hamil. Diunduh
    darihttp://elisdcabi.blogspot.com/2009/11/kebutuhan-cairan-pada-ibu-hamil.html(Diakses 15
    November 2011)

    Yasir. 2009. Keseimbangan Cairan Tubuh dan Asam-Basa. Diunduh
    darihttp://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/02/keseimbangan-cairan-
    tubuh-dan-asam-basa.html (Diakses 14 November 2011)
Siswanto. 2006. Kebutuhan cairan dan elektrolit. Diunduh
darihttp://www.sisroom.blogspot.com/2006/05/kebutuhan-cairan-dan-
elektrolit.html (diakses 14 November 2011)

More Related Content

What's hot

Cairan Elektrolit
 Cairan Elektrolit Cairan Elektrolit
Cairan Elektrolit
pjj_kemenkes
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
ryan ryno
 
Kebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitKebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlit
dinda putri
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
masantian
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
pjj_kemenkes
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit by ressy thamrin
Keseimbangan cairan dan elektrolit by ressy thamrinKeseimbangan cairan dan elektrolit by ressy thamrin
Keseimbangan cairan dan elektrolit by ressy thamrin
ressy_tha
 
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Valny Majid
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
siakadurban
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan ElektrolitKeseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
pjj_kemenkes
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baruKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Sulistia Rini
 
cairan tubuh elektrolit dan mineral
cairan tubuh elektrolit dan mineralcairan tubuh elektrolit dan mineral
cairan tubuh elektrolit dan mineralSutrisno Yang
 
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasikebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
Nursyamsu Hidayat
 
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
Moh. Wildan
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Homeostatis (Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)
Homeostatis (Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)Homeostatis (Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)
Homeostatis (Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)
School
 
Makalah fisik
Makalah fisikMakalah fisik
Makalah fisik
ulya pradita
 
Fisiologi cairan tubuh dan elektrolit serta keseimbangan asam
Fisiologi cairan tubuh dan elektrolit serta keseimbangan asamFisiologi cairan tubuh dan elektrolit serta keseimbangan asam
Fisiologi cairan tubuh dan elektrolit serta keseimbangan asam
hendrairawan92
 
Askep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolitAskep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolitrizkytrikaruna
 

What's hot (20)

Cairan Elektrolit
 Cairan Elektrolit Cairan Elektrolit
Cairan Elektrolit
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Kebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitKebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlit
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
cairan tubuh dan mineral makro
cairan tubuh dan mineral makrocairan tubuh dan mineral makro
cairan tubuh dan mineral makro
 
Powerpoint sap cairan tubuh
Powerpoint sap cairan tubuhPowerpoint sap cairan tubuh
Powerpoint sap cairan tubuh
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit by ressy thamrin
Keseimbangan cairan dan elektrolit by ressy thamrinKeseimbangan cairan dan elektrolit by ressy thamrin
Keseimbangan cairan dan elektrolit by ressy thamrin
 
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan ElektrolitKeseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baruKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
 
cairan tubuh elektrolit dan mineral
cairan tubuh elektrolit dan mineralcairan tubuh elektrolit dan mineral
cairan tubuh elektrolit dan mineral
 
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasikebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
 
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Homeostatis (Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)
Homeostatis (Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)Homeostatis (Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)
Homeostatis (Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)
 
Makalah fisik
Makalah fisikMakalah fisik
Makalah fisik
 
Fisiologi cairan tubuh dan elektrolit serta keseimbangan asam
Fisiologi cairan tubuh dan elektrolit serta keseimbangan asamFisiologi cairan tubuh dan elektrolit serta keseimbangan asam
Fisiologi cairan tubuh dan elektrolit serta keseimbangan asam
 
Askep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolitAskep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolit
 

Similar to Bab i

Semester VI Resusitasi Cairan.docx
Semester VI Resusitasi Cairan.docxSemester VI Resusitasi Cairan.docx
Semester VI Resusitasi Cairan.docx
florensiaDoa
 
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptxKompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
FikryFirmansyah3
 
Fisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.pptFisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.ppt
DeziIlham2
 
Cairan dan elektrolit perioperatif2
Cairan dan elektrolit perioperatif2Cairan dan elektrolit perioperatif2
Cairan dan elektrolit perioperatif2lydiasetiawan
 
Kb 3(1)
Kb 3(1)Kb 3(1)
Kb 3(1)
pjj_kemenkes
 
Proses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa
Proses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basaProses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa
Proses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa
Operator Warnet Vast Raha
 
Pendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimiaPendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimia
Hamidah Indrihapsari
 
Cairan Elektrolit
 Cairan Elektrolit Cairan Elektrolit
Cairan Elektrolit
pjj_kemenkes
 
Cairan Elektrolit
 Cairan Elektrolit Cairan Elektrolit
Cairan Elektrolit
pjj_kemenkes
 
teknologi keperawatan patofisiologi
teknologi keperawatan patofisiologiteknologi keperawatan patofisiologi
teknologi keperawatan patofisiologi
NINING14
 
BAB II (1).pdf
BAB II (1).pdfBAB II (1).pdf
BAB II (1).pdf
RasyAlam
 
Fisiologi cairan-tubuh
Fisiologi cairan-tubuhFisiologi cairan-tubuh
Fisiologi cairan-tubuhAltius Paratte
 
2C_Kelompok 2_Sistem Transportasi.docx
2C_Kelompok 2_Sistem Transportasi.docx2C_Kelompok 2_Sistem Transportasi.docx
2C_Kelompok 2_Sistem Transportasi.docx
Dedy Setriyadi
 
Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)
Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)
Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)
sitidiah ayufebriani
 
Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)
Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)
Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)
sitidiah ayufebriani
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CYNTHIA487534
 
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan ElektrolitPemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
pjj_kemenkes
 

Similar to Bab i (20)

Cairan
CairanCairan
Cairan
 
Semester VI Resusitasi Cairan.docx
Semester VI Resusitasi Cairan.docxSemester VI Resusitasi Cairan.docx
Semester VI Resusitasi Cairan.docx
 
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptxKompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
 
Fisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.pptFisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.ppt
 
Konsep cairan
Konsep cairanKonsep cairan
Konsep cairan
 
Cairan dan elektrolit perioperatif2
Cairan dan elektrolit perioperatif2Cairan dan elektrolit perioperatif2
Cairan dan elektrolit perioperatif2
 
Kb 3(1)
Kb 3(1)Kb 3(1)
Kb 3(1)
 
Proses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa
Proses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basaProses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa
Proses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa
 
Pendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimiaPendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimia
 
Cairan Elektrolit
 Cairan Elektrolit Cairan Elektrolit
Cairan Elektrolit
 
Cairan Elektrolit
 Cairan Elektrolit Cairan Elektrolit
Cairan Elektrolit
 
teknologi keperawatan patofisiologi
teknologi keperawatan patofisiologiteknologi keperawatan patofisiologi
teknologi keperawatan patofisiologi
 
BAB II (1).pdf
BAB II (1).pdfBAB II (1).pdf
BAB II (1).pdf
 
Fisiologi cairan-tubuh
Fisiologi cairan-tubuhFisiologi cairan-tubuh
Fisiologi cairan-tubuh
 
2C_Kelompok 2_Sistem Transportasi.docx
2C_Kelompok 2_Sistem Transportasi.docx2C_Kelompok 2_Sistem Transportasi.docx
2C_Kelompok 2_Sistem Transportasi.docx
 
Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)
Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)
Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)
 
Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)
Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)
Resum fisling siti diah ayu f. (081810201008)
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
 
Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3
 
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan ElektrolitPemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
 

Bab i

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Cairan dan elektrolit merupakan bagian dalam tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi dari organ tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting dalam proses hemostasis baik untuk meningkatkan kesehatan maupun dalam proses penyembuhan penyakit. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Disamping air dan elektrolit cairan tubuh juga mengandung asam-basa. Dimana aktivitas sel tubuh memerlukan asam basa yang dalam keadaan seimbang. 1.2. RUMUSAN MASALAH 1.2.1. Apa saja yang mempengaruhi jumlah cairan dalam tubuh manusia? 1.2.2. Apakah ada perbedaan prosentase cairan tubuh ? 1.2.3. Apa saja fungsi cairan yang terdapat dalam tubuh? 1.2.4. Apa saja komposisi penyusun cairan tubuh? 1.2.5. Kompartemen cairan tubuh terbagi menjadi berapa? Serta apa saja? 1.2.6. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit? 1.2.7. Apa saja gangguan keseimbangan asam basa? 1.2.8. Bagaimana adaptasi fisiologi cairan dan elektrolit pada Ibu hamil ? 1.2.9. Apa saja prinsip dasar pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit pada ibu hamil? 1.3. TUJUAN PENULISAN 1.3.1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi 1.3.2. Untuk mengetahui kebutuhan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa pada tubuh. 1.4. MANFAAT PENULISAN
  • 2. Manfaat penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan mahasiswa mengenai kebutuhan cairan dan elektrolit yang berpengaruh terhadap tubuh serta keseimbangan asam basa. BAB II ISI KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT SERTA KESEIMBANGAN ASAM BASA 2.1. Definisi cairan tubuh Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Tubuh manusia tersusun kira-kira 50%-60% cairan. 2.2. Prosentase cairan tubuh a. Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal antara lain : 1) Umur Cairan tubuh menurun dengan bertambahnya usia. 2) Kondisi lemak tubuh Mengandung sedikit air, air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh. 3) Jenis Kelamin Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pada pria, kerena jumlah lemak dalam tubuh wanita dewasa lebih banyak dibandingkan dengan pria. b. Jumlah normal air pada tubuh manusia 1. Bayi (baru lahir): 75 % Berat Badan 2. Dewasa : Wanita dewasa (20-40 tahun): 50 - 55% Berat Badan Pria dewasa (20-40 tahun): 55 - 60% Berat Badan Usia lanjut : 45-50% Berat Badan 2.3. Fungsi Cairan a. Pelarut universal 1) Senyawa bergerak lebih cepat dan mudah
  • 3. 2) Berperan dalam reaksi kimia. Contoh: Glukosa larut dalam darah dan masuk ke sel 3) Sebagai medium untuk reaksi metabolisme dalam sel 4) Transport nutrient, membersihkan produk metabolisme dan substansi lain b. Pengaturan suhu tubuh 1) Mampu menyerap panas dalam jumlah besar 2) Membuang panas dari jaringan yang menghasilkan panas Contoh: Otot-otot selama excercise c. Pelicin 1) Mengurangi gesekkan (sebagai pelumas) d. Reaksi-reaksi kimia 1) Pemecahan karbohidrat 2) Membentuk protein e. Pelindung 1) Cairan Cerebro-spinal, cairan amniotic 2.4. Komposisi Cairan Tubuh Cairan tubuh berisikan: a. Oksigen yang berasal dari paru-paru b. Nutrien yang berasal dari saluran pencernaan c. Produk metabolisme seperti karbondiokasida d. Ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul yang disebut juga elektrolit. Seperti misalnya sodium klorida dipecah menjadi satu ion Natrium atau sodium (Na+) dan satu ion klorida (Cl-). Ion yang bermuatan positif disebut kation, sedangkan yang bermuatan negatif disebut anion Cairan tubuh berada pada dua kompartemen yaitu Cairan Intraselular (CIS) dan Cairan Ektraselular (CES) a. Cairan Intraselular Cairan intrasel merupakan cairan yang berada dalam sel di seluruh tubuh. Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia. Jumlahnya sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan. Elektrolit kation terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion terbanyak adalah HPO42-, protein-protein, sedikit HCO3-, SO42-, Cl- b. Cairan Ekstrasel Cairan ekstrasel merupakan cairan yang berada diluar sel, jumlahnya sekitar 1/3 dari total cairan tubuh atau sekita 20% dari berat badan. Cairan ekstrasel berperan dalam transport nutrient, elektrolit dan okseigen ke sel dan membersihkan hasil metabolisme untuk kemudian dikeluluarkan dari tubuh, regulasi panas, sebagai pelumas pada persendian dan membran mukosa, penghancuran makanan dalam proses pencernaan. Cairan ekstrasel terdiri dari: 1) Cairan interstisial
  • 4. Cairan Interstisial merupakan cairan yang berada disekitar sel misalnya cairan limfe, jumlahnya sekitar 10%-15% dari cairan ekstrasel. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah sekitar 2 kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa. 2) Cairan intavaskuler Cairan Intravaskuler adalah cairan yang terkandung dalam pembuluh darah misalnya plasma, jumlahnya sekitar 5% dari cairan ekstrasel. Hingga saat ini belum ada alat yang tepat/pasti untuk mengukur jumlah darah seseorang, tetapi jumlah darah tersebut dapat diperkirakan sesuai dengan jenis kelamin dan usia, komposisi darah terdiri dari kurang lebih 55%plasma, dan 45% sisanya terdiri dari komponen darah seperti sel darah merah, sel darah putih dan platelet. 3) Cairan transelular Cairan Transelular merupakan cairan yang berada pada ruang khusus seperti cairan serebrospinalis, perikardium, pleura, sinova, air mata, intaokuler dan sekresi lambung, jumlahnya sekitar 1%-3%. Didalam cairan ekstrasel terdapat elektrolit kation terbanyak Na+, sedikit K+, Ca2+, Mg2+ serta elektrolit anion terbanyak Cl- , HCO3-, protein pada plasma, sedikit HPO42-SO42-. Human Body: 1. Tissue (40%) 2. Fluid (60%) Ekstraselular (20%) Intraselular (40%) -> Interstisial (10-15%), Intravaskluler (5%), dan Transeluler (1- 3%) 2.5. Tekanan Cairan Perbedaan lokasi antara di interstisial dan pada ruang vaskuler menimbulkan tekanan cairan yaitu tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik atau osmotik koloid. · Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang disebabkan karena volume cairan dalam pembuluh darah akibat kerja dari organ tubuh. · Tekanan onkotik merupakan tekanan yang disebabkan karena plasma protein. Perbedaan tekanan kedua tersebut mengakibatkan pergerakan cairan. Misalnya terjadinya filtrasi pada ujung arteri, tekanan hidrostatik lebih besar dari tekanan onkotik sehingga cairan dalam vaskuler akan keluar menuju interstisial. Sedangkan pada ujung vena pada kapiler, tekanan onkotik lebih besar sehingga cairan dapat masuk dari ruang interstisial ke vaskuler. Pada keadaan tertentu, dimana serum protein rendah, tekanan onkotik menjadi rendah atau kurang maka cairan akan di absorpsi ke ruang vaskuler. 2.6. Keseimbangan Cairan a. Intake cairan dan output cairan Keseimbangan cairan terjadi apabila kebutuhan cairan atau pemasukan cairan sama dengan cairan yang dikeluarkan. 1) Intake cairan Pada keadaan suhu dan aktivitas yang normal rata-rata pada orang dewasa minum antara 1300- 1500 ml perhari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh sekitar 2600ml, sehingga kekuarangan 1100- 1300 ml. kekurangan cairan tersebut diperoleh dari pencernaan makanan sayur-sayuran
  • 5. mengandung 90% air, buah-buahan 85% dan daging 60% air. Kekurangan cairan dapt diperoleh dari makanan dan oksidasi selama proses pencernaan makan Intake cairan meliputi: Minum : 1300 ml Pencernaan makanan : 1000 ml Oksidasi metabolik : 300 ml Jumlah : 2600 ml Kebutuhan Intake cairan berdasarkan umur dan berat badan: No Umur BB(KG) Kebutuhan Cairan 1 3 hari 3 250-300 2 1 tahun 9,5 1150-1300 3 2 tahun 11,8 1350-1500 4 6 tahun 20 1800-2000 5 10 tahun 28,7 2000-2500 6 14 tahun 45 2200-2700 7 18 tahun 54 2200-2700 2) Output Cairan Kehilangan cairan dapat melalui 4 (empat) rute yaitu: a) Urine Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinariusmerupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normaloutput urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam.Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankankeseimbangan dalam tubuh. b) Keringat Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis padakulit.besarnya tergantung dari aktivitas, jumlahnya 0-500 ml c) Insensible water loss (IWL) IWL merupakan pengeluaran cairan yang sulit diukur, pengeluaran ini melalui kulit dan paru- paru/pernapasan. Jumlahnya sekitar 1000-1300ml. keadaan demam dan aktivitas meningkatkan metabolisme dan produksi panas, sehingga meningkatkan produksi cairan pada kulit dan pernapasan. d) Feses Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon) Pengeluaran cairan meliputi: Ginjal : 1500 ml Melalui keringat : 0-500 ml
  • 6. Insensible water loss (IWL): · Kulit : 600-900 ml · Paru-paru : 400 ml Feses : 100 ml Jumlah : 2600-2900 ml b. Pengaturan Keseimbangan Cairan Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, ada beberapa mekanisme tubuh diantaranya: 1) Rasa Haus Pusat rasa haus berada pada hypotalamus dan diaktifkan oleh peningkatan osmolaritas cairan ekstarsel. Dapat juga disebabkan karena hipotensi, poliuri atau penurun volume cairan. Rasa haus merupakan manifestasi klinik dari ketidakseimbangan cairan, sehingga merangsang individu untuk minum. 2) Pengaruh Hormonal Ada 2 jenis hormon yang berperan dalam keseimbangan cairan yaitu Antidiuretik Hormon (ADH) dan Aldosteron. a) Hormon ADH ADH dihasilkan Ihipotalamus yang kemudian disimpan pada hipofisis posterior. ADH disekresi ketika terjadi peningkatan serum protein, peningkatan osmolaritas, menurunnya volume CES, latihan/aktivitas yang lama, stress emosional, trauma. Meningkatkan ADH berpengaruh pada peningkatan reabsorpsi cairan pada tubulus ginjal. Reaksi mekanisme haus dan hormonal merupakan reaksi cepat jika terjadi deficit cairan. Faktor yang menghambat produksi ADH adalah hipoosmolaritas, meningkatnya volume darah, terpapar dingin, inhalasi CO2 dan pemberian antidiuretik. b) Hormon aldosteron Hormon ini dihasilkan oleh korteks adrenal dengan fungsinya meningkatkan reabsorpsi sodium dan meningkatkan sekresi dari ginjal. Sekresi aldosteron distimulasi yang utama oleh sistem renin-angotensin I. angiotensin I selanjutnya akan diubah menjadi angiotensin II. Sekresi aldosteron juga distimulasi oleh peningkatan potasium dan penurunan konsentrasi sodium dalam cairan interstisial dan adrenocortikotropik hormon (ACTH) yang diproduksi oleh pituitary anterior. Ketika menjadi hipovolemia, maka terjadi tekanan darah arteri menurun, tekanan darah arteri pada ginjal juga menurun, keadaan ini menyebabkan tegangan otot arteri afferent ginjal menurun dan memicu sekresi renin. Renin menstimulasi aldostreon yang berefek pada retensi sodium, sehingga cairan tidak banyak keluar melaui ginjal. 3) Sistem Limpatik Plasma protein an cairan dari jaringan tidak secara langsung direaksorpsi kedalam pembuluh darah. Sistem limpatik berperan penting dalam kelebihan cairan dan protein sebelum masuk dalam darah. 4) Ginjal Ginjal mempertahankan volume dan konsentrasi cairan dengan filtrasi CES di glomerulus, sedangkan sekresi dan reabsorpsi cairan terjadi di tubulus ginjal. 5) Persarafan
  • 7. Mekanisme persarafan juga berkontribusi dalam keseimbangan cairan dan sodium. Ketika terjadi peningkatan volume cairan CES, mekanoreseptor merespon pada dinding atrium kiri untuk distensi atrial dengan meningkatkan stroke volume dan memicu respons simpatetik pada ginjal untuk pelepasan aldosteron oleh korteks adrenal. 2.7. Konsentrasi Cairan Tubuh a. Osmolaritas Osmolaritas adalah konsentrasi larutan atau partikel terlarut per liter larutan,diukur dalam miliosmol. Osmolaritas ditentukan oleh jumlah partikel terlarut per kilogram air. Dengan demikian osmlaritas menciptakan tekanan osmotik sehingga mempengaruhi pergerakan cairan. Jika terjadi penurunan osmolaritas CES maka terjadi pergerakan air dari CES ke CIS,sebaliknya jika terjadi penurunan osmolaritas CES maka terjadi pergerakan dari CIS ke CES. Partikel yang berperan dalam osmolaritas adalah sodium atau natrium,urea,dan glukosa. b. Tonisitas Tonisitas merupakan osmolaritas yang menyebabkan pergerakan air dari kompartemen ke kompartemen yang lain. Ada beberapa istilah yang tekait dengan tonisitas yaitu : 1) Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas sama efektifnya dengan cairan tubuh. 2) Larutan hipertonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas efektif lebih besar dari cairan tubuh. 3) Larutan hipotonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas efektiflebih kecil dari cairan tubuh,mengandung lebih sedikit natrium dan klorida daripada di plasma. 2.8. Pertukaran Cairan Tubuh Pertukaran cairan tubuh terjadi karena danya pergerakan cairan antara kompartemen. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi cairan. Pertukaran cairan tubuh terjadi melalui proses difusi,osmosis,dan filtrasi dan transport aktif. a. Difusi Gerakan partikel dari larutan maupun gas secara acak dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Proses difusi terjadi ketika partikel melewati lapisan yang tipis. Kecepatan difusi ditentukan oleh ukuran molekul,konsentrasi larutan dan suhu larutan. Semakin besar molekul kecepatannya berkurang. Meningkatnya temperature akan meningkatkan pergerakan molekul dan mempercepat difusi. b. Osmosis Gerakan air yang melewati membran semipermeabel dari area yang berkonsentrasi rendah ke area dengan berkonsentrasi tinggi. Pergerakan cairan dalam proses osmosis tidak terlepas adanya tekanan osmotik dan tekanan onkotik. Proses osmotic tidak terlepas dari adanya osmolaritas cairan dan tonisitas. c. Filtrasi Gerakan cairan dari area yang mepunyai tekanan hidrostatik tinggi ke area yang bertekanan hidrostatik rendah d. Transport Aktif
  • 8. Perpindahan partikel terlarut melalui membran sel dari konsentrasi rendah ke daerah dengan konsentrasi tinggi dengan menggunakan energi. Proses ini sangat penting dalam keseimbangan cairan intrasel dan ekstrasel terutama dalam perbedaan kadar sodium dan potassium. Untuk mempertahankan porposi ion tersebut diperlukan mekanisme pompa sodium-potasium,dimana potassium akan masuk dalam sel dan sodium keluar sel. 2.9. Gangguan atau Masalah dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan a. Hipovolume atau dehidrasi Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespons kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskular. Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan interstisial, tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel. Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu: 1) Dehidrasi isotonik, terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang seimbang. 2) Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada elektrolitnya. 3) Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air. Kehilangan cairan ekstrasel yang berlebihan akan menyebabkan volume ekstrasel berkurang (hipovolume). Pada keadaan ini, tidak terjadi perpindahan cairan daerah entrasel ke permukaan, sebab osmolaritasnya sama. Jika terjadi kekurangan cairan ekstrasel dalam waktu yang lama, maka kadar urea, nitrogen, serta kreatinin akan meningkat dan menyebabkan terjadinya perpindahan cairan intrasel ke pembuluh darah. Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya: 1) Dehidrasi berat 1) Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L 2) Serum natrium 159-166 mEq/Lt 3) Hipotensi 4) Turgor kulit buruk 5) Oliguria 6) Nadi dan pernapasan meningkat 7) Kehilangan cairan mencapai > 10%BB 2) Dehidrasi sedang a) Kehilangan cairan 2-4 L atau antara 5-10%BB b) Serum natrium 152-158mEq/Lt c) Mata cekung 3) Dehidrasi ringan a) Kehilangan cairan mencapai 5%BB b) Pengeluaran cairan tersebut sekitar 1,5-2 Lt b. Hipervolume atau overhidrasi Terdapat dua menifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial). Normalnya cairan
  • 9. interstisial tidak terikat dengan air, tetapi elastis dan hanya terdapat di antar jaringan. Keadaan hiperolume dapat menyebabkanpitting edema, merupakan edema yang berada di daerah perifer atau akan mencekung setelah ditekan pada daerah yang bengkak. Hal ini disebabkan karena perpindahan cairan ke jaringan melalui titik tekanan. Cairan dalam jaringan yang edema tidak digerakkan ke permukaan lain dengan penekanan jari. Nonpitting edema tidak menunjukkan tanda kelebihan cairan ekstrasel, tetapi sering karena infeksi dan trauma yang menyebabkan engumpulan membekunya cairan ke permukaan jaringan. Kelebihan cairan vaskular dapat meningkatkan hidrostatik cairan dan akan menekan cairan kepermukaan interstisial, sehingga menyebabkanedema anasarka (edema yang terdapat di seluruh tubuh). Peningkatan tekanan hidrostatik yang besar dapat menekan sejumlah cairan hingga ke membran kapiler paru-paru, sehingga menyebabkan edema paru-paru dan dapat mengakibatkan kematian. Manifestasi edema pru-paru adalah penumpukan sputum, dispnea, batuk dan suara ronkhi. Keadaan edema ini disebabkan oleh gagal jantungyang mengakibatkan peningkatan penekanan pada kapiler darah paru-paru dan perpindahan cairan ke jaringan paru-paru. v PROSES PEMBENTUKAN EDEMA Edema adalah kelebihan cairan dalam ruang intertisial yang terlokalisir. Edema terjadi karena : a. Meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler akibat penambahan volume darah. Peningkatan tekanan hidrostatik mengakibatkan pergerakan cairan ke jaringan sehinga tejadi penumpukan cairan edema. Disamping itu peningkatan tekanan hidrostatik juga berakibat meningkatnya resistensi vaskuler ferifer yang kemudian meningkatkan tekanan ventrikel kiri jantung sehingga berakibat pada adanya edema pada paru. Keadaan yang dapat menimbulkan edema karena peningkatan tekanan hisdostatik gagal jantung,obstruksi vena pada ibu hamil. b. Peningkatan permeabilitas kapiler seperti pada luka bakar dan infeksi. Keadaan ini memungkinkan cairan intravaskuler akan bergerak ke intertisial. c. Penurunan tekanan plasma onkotik karena kadar protein plasma rendah seperti karena malnutrisi,penyakit ginjal,penyakit hati. Protein plasma berfungsi menahan cairan atau volume cairan vascular atau intrasel,sehingga jika tejadi penurunan maka cairan banyak keluar,ke vaskuler atau keluar sel. d. Bendungan aliran limfe mengakibatkan aliran terhambat,sehinnga cairan masuk kembali ke kompartemen vaskuler. e. Gagal ginjal dimana pembuangan air yang tidak adekuat menimbulkan penumpukan cairan dan reabsorpsi natrium yang berlebihan mengakibat air bertahan pada intertisial. 2.10. Definisi Elektrolit dan kebutuhan elektrolit Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya disebut ion. Beberpa jenis garam akan dipecah menjadi elektrolit. Contohnya NaCl akan dipecah menjadi Na+ dan Cl-. Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat mengahantarkan arus litrik. Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan.
  • 10. Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq). Satu milliequivalent adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari hidrogen. · Ion-ion positif disebut kation. Contoh kation antara lain natrium, kalium, kalsium, dan magnesium · ion-ion negatif disebut anion. Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat, dan fosfat. a. Keseimbangan Elektrolit Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi elektrolit akan mempengaruhi keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit berpengaruh pada fungsi sel. Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi asam basa, memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi reaksi neuromuscular. Ada 2 elektrolit yang sangat berpengaruh terhadap konsentrasi cairan intasel dan ekstrasel yaitu natrium dan kalium. 1) Keseimbangan Natrium/sodium (Na+) Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat berperan dalam keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion natrium didapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman kemudian masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencernaan dan kulit. Pengaturan konsentrasi ion natrium dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi natrium serum menurun maka ginjal akan mengeluarkan cairan sehingga konsentrasi natrium akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi peningkatan konsentrasi natrium serum maka akan merangsang pelepasan ADH sehingga ginjal akan menahan air. Jumlah normal 135-148 mEq/Lt 2) Keseimbangan kalium/potassium (K+) Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Ion kalium 98% berada pada cairan intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Kalium dapat diperoleh melalaui makanan seperti daging, buah-buahan dan sayuran. Jumlah normal 3,5-5,5 mEq/Lt. 3) Keseimbangan Kalsium (Ca2+) Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan dengan fosfor membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh dari reabsorpsi usus dan reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui keringat dan disimpan dalam tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium dilakukan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelnjar tiroid dan hormon paratiroid. Jika kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada tulang dan jika terjadi peningkatan kadar kalsium maka hormon kalsitonin dilepaskan untuk menghambat reabsorpsi tulang. Jumlah normal 4-5mEq/Lt. 4) Keseimbangan Magnesium (Mg2+) Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam metabolisme sel, sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan fungsi jantung. Sumbernya didapat dari makanan seperti sayuran hijau, daging dan ikan. Magnesium Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan absorpsi dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon paratiroid. 5) Keseimbangan Fosfor (PO4-) Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan ekstrasel, tulang, otot rangka dan jaringan saraf. Fosfor sangat berperan dalam berbagai fungsi kimia, terutama fungsi otot, sel darah merah, metabolisme protein, lemak dan karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi, regulasi asam basa, regulassi kadar kalsium. Di reabsorpsi dari usus halus dan banyak ditemukan dari makanan daging, ikan dan susu. Disekresi dan reabsorpsi melalui ginjal. Pengaturan
  • 11. konsentrasi fosfor oleh hormon paratiroid dan berhubungan dengan kadar kalsium. Jika kadar kalsium meningkat akan menurunkan kadar fosfat demikian sebaliknya. Jumlah normal sekitar 2,5-4,5 mEq/Lt. 6) Keseimbangan Klorida (Cl-) Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan dalam pengaturan osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium, regulasi asam basa, berperan dalam buffer pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel darah merah. Disekresi dan direabsorpsi bersama natrium diginjal. Pengaturan klorida oleh hormon aldosteron. Kadar klorida yang normal dalam darah orang dewasa adalah 95-108mEq/Lt. 7) Keseimbangan Bikarbonat Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan fungsi utama yaitu regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan direabsorpsi oleh ginjal. Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH. Nilai normal sekitar 25-29mEq/Lt. b. Pengaturan dan Fungsi Elektrolit Elektrolit Pengaturan Fungsi · Reabsorpsi dan sekresi ginjal · Pengaturan dan distribusi volume · Aldosteron,meningkatkan cairan ekstrasel Sodium ( ) reabsorpsi natrium di duktus · Mempertahankan volume darah kolekting nefron · Menghantarkan impuls saraf dan kontraksi otot · Sekresi dan konservasi oleh ginjal · Mempertahankan osmolaritas dan · Aldosteron meningkatkan cairan intrasel pengeluaran · Transmisi saraf dan impuls · Pemindahan dalam dan luar sel elektrik Potassium ( ) · Insulin membantu· Pengaturan transmisi impuls jantung dan kontraksi otot memindahkan ke dalam sel dan · Pengaturan asam basa luar sel,jaringan yang rusak · Kontraksi tulang dan otot polos · Distribusi antara tulang dan cairan· Pembentukan tulang dan gigi ekstrasel · Transmisi impuls saraf · Hormon paratiroid meningkatkan · Pengaturan kontraksi otot serum ,kalsitonin menurunkan kadar · Mempertahankan pace maker Kalsium ( ) serum jantung · Pembekuan darah · Aktivitas enzim pancreas,seperti lipase · · Dipertahankan dan dikeluarkan oleh Metabolisme intrasel ginjal · Pmpa sodium-potasium Magnesium ( ) · Meningkan adsorpsi oleh vitamin D· Relaksasi kontraksi otot dan hormon paratiroid · Transmisi impuls saraf
  • 12. · Pengaturan fungsi jantung · Pengeluran dan reabsorpsi bersama · Produksi HCl sodium dalam ginjal · Pengaturan keseimbangan cairan Klorida ( ) · Aldosteron meningkatkan adsorpsi ekstrasel dan volume vaskuler klorida dengan sodium · Keseimbangan asam-basa · Eksresi dan reabsorpsi oleh ginjal · Pembentukan tulang dan gigi · Paratiroid hormon menurunkan · Metabolism karbohidrat,lemak,dan kadar serum dengan meningkatkan protein sekresi ginjal · Metabolisme seluler produksi ATP Pospat ( ) dan DNA · Fungsi otot,saraf,dan sel darah merah · Pengaturan asam-basa · Pengaturan kadar kalsium · Eksresi dan reabsorpsi oleh ginjal · Buffer utama dalam keseimbangan Bikarbonat ( ) · Pembentukan oleh ginjal asam-basa 2.11. Jenis Cairan Elektrolit Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap. Cairan saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan hipertonik. Konsentrasi isotonik disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan. Contohnya: a. Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl-, dan Ca2+ b. Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl-, Ca2+, dan HCO3- c. Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl-, dan HCO3- 2.12. Gangguan/Masalah Kebutuhan Elektolit a. Hiponatremia Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/Lt, mual, muntah dan diare. b. Hipernatremia Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan asupan, air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit. c. Hipokalemia Hipoklemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare yang berkepanjangan dan juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak
  • 13. beraturan (aritmia), penurunan bising usus, kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5 mEq/L. d. Hiperkalemia Hiperkalemia merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi, sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik, pembe:rian kalium yang berlebihan melalui intravena yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia, kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan irritable (peka rangsang), serta kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L. e. Hipokalsemia Hipokalsemia me:rupakan keekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yang ditandai de:ngan adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L dan kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal. f. Hiperkalsemia Hiperkalsemia merupakan suatu ke;adaan kelebihan kadar kalsium dalam darah yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L. g. Hipomagnesia Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disorientasi dan konvulsi. Kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L. h. Hipermagnesia Ilipermagnesia merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan adanya, koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L. 2.13. Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain : a. Umur Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung. b. Iklim Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari. c. Diet Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema. d. Stress
  • 14. Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah e. Kondisi Sakit Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Misalnya : · Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL. · Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh · Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri. f. Tindakan Medis Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain. g. Pengobatan Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh. h. Pembedahan Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan. 2.14. Keseimbangan Asam Basa Disamping air dan elektrolit cairan tubuh juga mengandung asam-basa, seperti asam karbonat ( ). Keadaan asam dan basa ditentukan oleh adanya pH cairan tubuh. pH adalah sImbol dari adanya ion hydrogen dalam larutan pH netral adalah 7, jika dibawah 7 maka disebut asam dan diatas 7 disebut basa. Sedangkan pH plasma normal aldalah 7,35-7,45. Untuk memperthankan pH plasma normal dalam tubuh terdapat buffer asam-basa yaitu larutan yang terdiri dari dua atau lebih zat kimia untuk mencegah terjadinya perubahan ion hydrogen. Keseimbangan asam-basa ditentukan oleh pengaturan buffer pernafasan dan ginjal. a. Sistem Buffer Buffer membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan menetralisir kelebihan asam melalui pemindahan atau pelepasan ion hydrogen. Jika terjadi kelebihan ion hydrogen pada cairan tubuh maka buffer akan meningkat ion hydrogen sehingga perubahan pH dapat diminimalisir. Sistem buffer utama pada cairan ekstraseluler adalah bikarbonat ) dan asam karbonat ( ). Selain itu untuk mempertahankan keseimbangan pH juga berperan plasma protein,hemoglobin,dan posfat. b. Pengaturan pernapasan Paru-paru membantu mengatur keseimbangan asam-basa dengan cara mengeluarkan karbondioksida. Karbondioksida secara kuat menstimulasi pusat pernapasan. Ketika karbondioksida dan asam bikarbonat dalam darah meningkat pusat pernapasan distimulasi sehingga menjadi meningkat. Karbondioksida dikeluarkan dan asam karbonat menjadi turun. Apabila bikarbonat berlabihan maka jumlah pernapasan akan diturunkan.
  • 15. Pengaturan pernapasan dan ginjal saling bekerja sama dalam mempertahankan keseimbangan asam basa. Di paru-paru karbondioksida bereaksi dengan air membentuk asam karbonat, yang kemudian asam karbonat akan dipecah di ginjal menjadi hidrogen dan bikarbonat. Paru-Paru Ginjal CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H + HCO3 (asam karbonat) c. Pengaturan oleh Ginjal Pengaturan keseimbangan asam-basa oleh ginjal relative lebih lama dibandingkan dengan pernapasan dan sistem buffer yaitu beberapa jam atau beberapa hari stelah adanya ketidak- seimbangan asam-basa. Ginjal mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan pengeluaran selektif bikarbonat dan ion hydrogen. Ketika kelebihan hydrogen terjadi dan pH menjadi turun (asidosis) maka ginjal mereabsorpsi bikarbonat dan mengeluarkan ion hydrogen. Pada keadaaan alkalosis atau pH tinggi,maka ginjal akan mengeluarkan bikarbonat dan menahan ion hydrogen. Normalnya kadar serum bikarbonat 22-26 mEq/L. 2.15. Gangguan/Masalah Keseimbangan Asam Basa Jika kadar pH kurang dari 7,35 disebut asidodis sedangkan jika lebih dari 7,45 disebut alkalosis. Ketidakseimbangan asam-basa diklasifukasikan sebagai berikut : a. Asidosis Metabolik Asidosis Metabolik merupakan keadaan dimana asam metabolic yang diproduksi secara normal tidak dapat dikeluarkan pada kecepatan normal atau adanya kekurangan basa bikarbonat, sehingga pH menjadi menurun. Penyebabnya adalah ketoasidosis diabetik,diare berat,penyakit ginjal dan hati. Hasil analisa gas darah : pH menurun, menurun, normal. b. Asidosis Respiratorik Asidosis Respiratorik merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan asam karbonat dan meningkatnya kadar akibat tidak optimalnya ventilasi paru,sehingga karbondioksida sedikit dikeluarkan. Kompesasi dari keadaan ini dengan pernapasan cepat. Penyebabnya adalah pneumonia, peumothorak, hemotorak, edema paru, asma bronchial, atelaktasis, emfisema, overdosis obat-obatan, cedera kepala, dan stroke. Hasil analisa gas darah : pH menurun, meningkat, normal. c. Alkalosis Metabolik Alkalosis Metabolik merupakan dimana terjadi peningkatan pH plasma akibat peningkatan basa bikarbonat atau menurunnya konsentrasi hydrogen. Penyebabnya adalah penggunaan obat bikarbonat,terapi diuretic,muntah yang berkepanjangan ( keluarnya HCl ),penggunaan antacid. Hasil analisa gas darah : pH meningkat, meningkat, normal. d. Alkalosis Respiratorik Alkalosis Respiratorik terjadi ketika banyak yang dikeluarkan terlalu cepat,sehingga terjadi penurunan kadar darah dan penurunan asam karbonat,pH menjadi meningkat. Penyebabnya
  • 16. adalah : demam tinggi,anemia berat,kecemasan akut,keracunan aspirin. Hasil analisa gas darah : pH meningkat, menurun, normal. Hasil Analisa Gas Darah Ketidakseimbangan Asam-Basa Kondisi Ph Asam basa seimbang 7,35-7,45 22-26 mEq/L 35-45 mmHg Asidosis metabolik < 7,35 < 22 mEq/L Normal atau < 35 Asidosis respiratorik < 7,35 Normal atau >26 >45 mmHg Alkalosis metabolik >7,45 >26 mEq/L Normal atau >45 Alkalosis respiratorik >7,45 Normal atau < 22 < 35 mmHg Pada wanita hamil, ketika usia kehamila 10 minggu terjadi penurunan sekitar 5 mmHg (Lowdermilk,2000). Hormon progesteron mungkin bertanggun jawab terhadap peningkatan sensetifitas dari reseptor pusat pernapasan sehingga tidal volume meningkat dan menjadi menurun,base exes (bikarbonat) menjadi menurun,pH meningkat menimbulkan respiratori alkalosis. 2.16. Adaptasi Fisiologi Cairan dan Elektrolit pada Ibu Hamil Cairan dan elektrolit pada masa kehamilan sangat penting dipertahankan,karena pada awal kehamilan sering mengalami mual dan muntah serta diare yang berakibat pada kekurangan cairan dan elektrolit. Perasaan mual dan muntah pada awal kehamilan disebabkan karena peningkatan hormon human Chorionic Gonadotropin ( hCG). Selama kehamilan sekitar 500-900 mEq sodium dipertahankan untuk kebutuhan fetus. Untuk mencegah pengeluaran sodium yang berlebihan,ginjal meningkatkan reabsorpsi tubular. Pada ibu hamil sering disertai penimbunan cairan pada ekstremitas bawah karena terhambatnya aliran darah sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus rate menurun,hal ini menyebabkan edema. 2.17. Prinsip Kebutuhan Cairan pada Ibu Hamil a. Jumlah masukan cairan yang direkomendasikan dalam sehari adalah sekitar 6-8 gelas (1500- 2000 ml). b. Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sampai 10-12 gelas per hari. atau paling tidak minum setiap 15 menit sekali. c. Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketubah. d. Jika mual-mual dan muntah di trimester pertama tidak diimbangi dengan usaha memasukkan kembali makanan dan minuman, maka terjadi dehidrasi. BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN
  • 17. · Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal antara lain : umur, kondisi lemak tubuh, dan jenis kelamin Cairan tubuh dapat berfungsi sebagai pelarut universal, pengatur suhu tubuh, pelicin, reaksi-reaksi kimia dan sebagai pelindung. Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen yaitu: Cairan Intraseluler dan Cairan Ekstraseluler. Keseimbangan cairan terjadi apabila kebutuhan cairan atau pemasukan cairan(intake cairan) sama dengan cairan yang dikeluarkan(output cairan). Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, ada beberapa mekanisme tubuh diantaranya: rasa haus, pengaruh hormonal (ADH dan aldosteron), sitem limpatik, ginjal dan persarafan. Pertukaran cairan tubuh terjadi melalui proses difusi,osmosis,dan filtrasi dan transport aktif. Gangguan atau Masalah dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan ada 2 yaitu: hipovolume atau dehidrasi dan hipervolume atau overhidrasi · Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Ion-ion positif disebut kation dan ion-ion negatif disebut anion. Contoh kation antara lain natrium, kalium, kalsium, dan magnesium. Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat, dan fosfat.Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain : umur, iklim, diet, stress, kondisi sakit, tindakan medis, pembedahan dan pengobatan · Keseimbangan asam-basa ditentukan oleh pengaturan buffer pernafasan dan ginjal. Jika kadar pH kurang dari 7,35 disebut asidodis sedangkan jika lebih dari 7,45 disebut alkalosis. DAFTAR PUSTAKA Aris, Setiawan dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mhasiswa Kebidanan. Jakarta: TIM Sacharin,Rosa M. 1994. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC Uliyah, Musrifatul dkk. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit Asam dan Basa. Diunduh darihttp://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-cairan-elektroli (Diakses 14 November 2011) Elis. 2009. Kebutuhan Cairan pada Ibu Hamil. Diunduh darihttp://elisdcabi.blogspot.com/2009/11/kebutuhan-cairan-pada-ibu-hamil.html(Diakses 15 November 2011) Yasir. 2009. Keseimbangan Cairan Tubuh dan Asam-Basa. Diunduh darihttp://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/02/keseimbangan-cairan- tubuh-dan-asam-basa.html (Diakses 14 November 2011)
  • 18. Siswanto. 2006. Kebutuhan cairan dan elektrolit. Diunduh darihttp://www.sisroom.blogspot.com/2006/05/kebutuhan-cairan-dan- elektrolit.html (diakses 14 November 2011)