1. Kerajaan Majapahit dan Pajajaran adalah dua kerajaan besar di Jawa pada abad ke-14 hingga ke-15. Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, sedangkan Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1482 di bawah Sri Baduga Maharaja.
2. Kedua kerajaan ini meninggalkan berbagai peninggalan bersejarah seperti candi, pras
"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YKARIF SHODIQ
Presentasi ini dapat dicopy,diunduh,dan dipublikasikan kembali tanpa perlu persetujuan terlebih dahulu...
Maaf klo ada kekurangan dalam presentasi ini,maklum masih newbie...
ppt kerajaan majapahit dan buleleng disusun oleh Belinda Alifa, Desi Rohmaeni, Ferita, Firda Mawaddah Aulia. kelompok 5. Kelas x mia 1. SMAN 65 Jakarta.
masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia menyebabkan perubahan yang besar sekali pada buda asli Indonesia. perubahan terpenting yaitu mulai bermunculannya kerajaan-kerajaan bercorak Hidnu-Buddha di Indonesia. di dalam pemerintahan kerajaan, rajalah yang paling berkuasa
"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YKARIF SHODIQ
Presentasi ini dapat dicopy,diunduh,dan dipublikasikan kembali tanpa perlu persetujuan terlebih dahulu...
Maaf klo ada kekurangan dalam presentasi ini,maklum masih newbie...
ppt kerajaan majapahit dan buleleng disusun oleh Belinda Alifa, Desi Rohmaeni, Ferita, Firda Mawaddah Aulia. kelompok 5. Kelas x mia 1. SMAN 65 Jakarta.
masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia menyebabkan perubahan yang besar sekali pada buda asli Indonesia. perubahan terpenting yaitu mulai bermunculannya kerajaan-kerajaan bercorak Hidnu-Buddha di Indonesia. di dalam pemerintahan kerajaan, rajalah yang paling berkuasa
Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu di Indonesia di dasari dengan masuknya agama Hindu pada zaman dahulu. Agama dan kepercayaan Hindu sangat berpengaruh di Nusantara, sehingga menimbulkan banyaknya kerajaan yang muncul. Agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para Musafir India yang memang berniat menyebarkan kepercayaan.
Kerajaan Singosari ( Singhasari / Singasari )dan Kerajaan MajapahitGrace N. Roselina
Sejarah Indonesia Kelas X SMK Pedagang, Penguasa, dan Pujangga Pada Masa Klasik (Hindu dan Budha) Kerajaan Singhasari (Singosari / Singosari) dan Kerajaan Majapahit.
Sejarah Sungai Huang Ho China - Satria, Christian, Indra, Yovano, Imanuel, Pr...Satria
Sejarah Sungai Huang Ho China - Satria, Christian, Indra, Yovano, Imanuel, Priscilla - Tugas Bahasa Mandarin - SMAK Mgr. Soegijapranata Pasuruan [Daftar Isi]
Sejarah Sungai Huang Ho China - Satria, Christian, Indra, Yovano, Imanuel, Pr...Satria
Sejarah Sungai Huang Ho China - Satria, Christian, Indra, Yovano, Imanuel, Priscilla - Tugas Bahasa Mandarin - SMAK Mgr. Soegijapranata Pasuruan [Halaman Judul]
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. Sejarah dan Peninggalan Kerajaan
MAJAPAHIT dan PAJAJARAN
Wina Widya Pratikno
Eka Natalia
Satria Dipa Nusantara
2. A. KERAJAAN MAJAPAHIT
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di
Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar
tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak
kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang
menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa
kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari
tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-
Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap
sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah
Indonesia. Menurut Negarakertagama, kekuasaannya
terbentang di Jawa, Sumatra,Semenanjung
Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun
wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.
3. 1. SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN MAJAPAHIT
Sebelum Majapahit berdiri, Singhasari menjadi kerajaan paling
kuat di Jawa. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, pengu-
asa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan ke Singhasari
untuk menuntut upeti. Kertanagara, penguasa terakhir kerajaan
Singhasari menolak untuk membayar upeti dan merusak
wajahnya hingga memotong telinganya. Kubilai Khan marah
dan memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.
Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah menggulingkan
dan membunuh Kertanegara. Atas saran Aria Wiraraja, Jaya-
katwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya,
menantu Kertanegara, yang menyerahkan diri. Raden Wija-
ya kemudian membangun desa baru di hutan Tarik. Desa itu
dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan
rasa "pahit" dari buah tersebut.
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran keraja-
an Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai
raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang ber-
tepatan dengan tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan
dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana.
4. 2. PENINGGALAN KERAJAAN MAJAPAHIT
A. Candi – Candi
1. Candi Sukuh
Candi Sukuh adalah sebuah kompleks
candi agama Hindu yang terletak di wi-
layah Kabupaten Karanganyar, Jawa Te-
ngah. Candi ini dikategorikan sebagai
candi Hindu karena ditemukannya obyek
pujaan lingga dan yoni. Candi ini digo-
longkan kontroversial karena bentuknya
yang kurang lazim dan karena banyak-
nya obyek-obyek lingga dan yoni yang
melambangkan seksualitas. Candi Sukuh
telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi
salah satu Situs Warisan Dunia sejak tahun
1995.
5. 2. Candi Cetho
Candi Cetho merupakan sebuah
candi bercorak agama Hindu pe-
ninggalan masa akhir pemerintahan
Majapahit (abad ke-15). Laporan
ilmiah pertama mengenainya dibu-
at oleh Van de Vlies pada 1842. A.J.
Bernet Kempers juga melakukan
penelitian mengenainya. Ekskavasi
(penggalian) untuk kepentingan
rekonstruksi dilakukan pertama kali
pada tahun 1928 oleh Dinas Purba-
kala Hindia Belanda. Berdasarkan
keadaannya ketika reruntuhannya
mulai diteliti, candi ini memiliki usia
yang tidak jauh dengan Candi Su-
kuh. Lokasi candi berada di Dusun
Ceto, Desa Gumeng,Kecamatan
Jenawi, Kabupaten Karanganyar,
pada ketinggian 1400m di atas
permukaan laut.
6. 3. Candi Pari
Candi Pari adalah sebuah pe-
ninggalan Masa Klasik Indonesia
di Desa Candi Pari, Kecamatan
Porong, Kabupaten Sidoarjo,
Pro-pinsi Jawa Timur. Lokasi
tersebut berada sekitar 2 km ke
arah barat laut pusat semburan
lumpur PT Lapindo Brantas saat
ini. Dahulu, di atas gerbang ada
batu dengan angka tahun 1293
Saka = 1371 Masehi. Merupakan
peninggalan zaman Majapahit
pada masa pemerintahan Prabu
Hayam Wuruk 1350-1389 M.
7. 4. Candi Jabung
Candi hindu ini terletak di Desa
Jabung, Kecamatan Paiton, Kabu
paten Probolinggo, Jawa Timur.
Struktur bangunan candi yang
hanya dari bata merah ini mampu
bertahan ratusan tahun. Menurut
keagamaan,Agama Budha dalam
kitab Nagarakertagama Candi
Jabung di sebutkan dengan nama
Bajrajinaparamitapura. Dalam kitab
Nagarakertagama candi Jabung
dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk
pada lawatannya keliling Jawa
Timur pada tahun 1359 Masehi.
Pada kitabPararaton disebut
Sajabung yaitu tempat
pemakaman Bhre Gundal salah
seorang keluarga raja. Arsitektur
bangunan candi ini hampir serupa
dengan Candi Bahal yang ada di
Bahal, Sumatera Utara.
8. 5. Gapura Wringin Lawang
Dalam bahasa Jawa, Wringin Lawang berarti ‘Pintu Beringin’. Gapura agung ini
terbuat dari bahan bata merah dengan luas dasar 13 x 11 meter dan tinggi 15,5
meter. Diperkirakan dibangun pada abad ke-14. Gerbang ini lazim disebut
bergaya candi bentar atau tipe gerbang terbelah. Gaya arsitektur seperti ini
diduga muncul pada era Majapahit dan kini banyak ditemukan dalam arsitektur
Bali.
9. 6. Gapura Bajang Ratu
Bangunan ini diperkirakan dibangun
pada abad ke-14 dan adalah salah
satu gapura besar pada zaman kee-
masan Majapahit. Menurut catatan
Badan Pelestarian Peninggalan Purba-
kala Mojokerto, candi / gapura ini ber-
fungsi sebagai pintu masuk bagi
bangunan suci untuk memperingati
wafatnya Raja Jayanegara yang da-
lam Negarakertagama disebut “kem-
bali ke dunia Wisnu” tahun 1250 Saka
(sekitar tahun 1328 M). Namun sebenar-
nya sebelum wafatnya Jayanegara
candi ini dipergunakan sebagai pintu
belakang kerajaan. Dugaan ini didu-
kung adanya relief “Sri Tanjung” dan
sayap gapura yang melambangkan
penglepasan dan sampai sekarang di
daerah Trowulan sudah menjadi suatu
kebudayaan jika melayat orang
meninggal diharuskan lewat pintu
belakang.
10. 7.Candi Brahu
Nama candi ini, yaitu
‘brahu’, diduga ber-asal
dari kata wanaru atau
warahu. Nama ini dida-
pat dari sebutan sebu-
ah bangunan suci yang
disebut dalam Prasasti
Alasantan.
Prasasti tersebut ditemu-
kan tak jauh dari Candi
Brahu.
11. 8. Candi Tikus
Candi ini terletak di kompleks
Trowulan, sekitar 13 km di
sebelah tenggara kota Mojo-
kerto. Candi Tikus yang semula
telah terkubur dalam tanah di-
temukan kembali pada tahun
1914. Penggalian situs dilakukan
berdasarkan laporan bupati
Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo
Adinegoro, tentang ditemukan-
nya miniatur candi di sebuah
pekuburan rakyat. Pemugaran
secara menyeluruh dilakukan
pada tahun 1984 sampai de-
ngan 1985. Nama ‘Tikus’ hanya
merupakan sebutan yang di-
gunakan masyarakat setempat.
Konon, pada saat ditemukan,
tempat candi tersebut berada
merupakan sarang tikus.
12. 9. Candi Surawana
Candi Surawana adalah candi Hindu
yang terletak di Desa Canggu, Keca-
matan Pare, Kabupaten Kediri, sekitar
25 km arah timur laut dari Kota Kediri.
Candi yang nama sesungguh-nya ada-
lah Wishnubhawanapura ini diperkira-
kan dibangun pada abad 14 untuk
memuliakan Bhre Weng-ker, seorang
raja dari Kerajaan Wengker yang bera-
da di bawah kekuasaan Kerajaan Ma-
japahit. Raja Wengker ini mangkat
pada tahun 1388 M.
Dalam Negarakertagamadiceritakan
bahwa pada tahun 1361 Raja Hayam
Wuruk dari Majapahit pernah berkun-
jung bahkan menginap di Candi Sura-
wana. Candi Surawana saat ini keada-
annya sudah tidak utuh. Hanya bagian
dasar yang telah direkonstruksi.
13. B. Kitab – Kitab
1. Kitab Mahabharata, dikarang oleh Resi Wiyasa.
2. Kitab Ramayana, dikarang oleh Empu Walmiki.
3. Kitab Arjuna Wiwaha, dikarang oleh Empu Kanwa.
4. Kitab Smaradahana, dikarang oleh Empu Darmaja.
5. Kitab Bharatayuda, dikarang oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh.
6. Kitab Negarakertagama, dikarang oleh Empu Prapanca.
7. Kitab Sutasoma, dikarang oleh Empu Tantular.
14. B. KERAJAAN PAJAJARAN
Kerajaan Pajajaran adalah nama lain dari Kerajaan
Sunda saat kerajaan ini beribukota di kota Pajajaran
atau Pakuan Pajajaran (Bogor) di Jawa Barat yang
terletak di Parahyangan (Sunda). Kata Pakuan sen-
diri berasal dari kata Pakuwuan yang berarti kota.
Pada masa lalu, di Asia Tenggara ada kebiasaan
menyebut nama kerajaan dengan nama ibu
kotanya. Beberapa catatan menyebutkan bahwa
kerajaan ini didirikan tahun 923 oleh Sri Jayabhupati,
seperti yang disebutkan dalam Prasasti Sanghyang
Tapak (1030 M) di kampung Pangcalikan dan
Bantarmuncang, tepi Sungai Cicatih, Cibadak, Suka
Bumi.
15. Pada masa kejatuhan Prabu Kertabumi (Brawijaya V) datang
pengungsi dari kerabat Kerajaan Majapahit ke ibukota Kera-jaan
Galuh di Kawali, Kuningan, Jawa Barat. Raden Baribin, salah
seorang saudara Prabu Kertabumi termasuk di anta-ranya. Dia
diterima dengan damai oleh Raja Dewa Niskala dan bahkan
dinikahkan dengan Ratna Ayu Kirana salah seorang putri Raja
Dewa Niskala. Sang Raja juga menikah dengan keluarga
pengungsi yang ada dalam rombongan Raden Barinbin.
Pernikahan Dewa Niskala itu membuat marah Raja Susuk-tunggal
dari Kerajaan Sunda yang menganggap Dewa Niskala
melanggar aturan. Aturan itu menyebutkan bahwa orang Sunda-
Galuh dilarang menikah dengan keturunan dari Majapahit. Nyaris
terjadi peperangan di antara dua raja tersebut. Untungnya,
dewan penasehat berhasil mendamai-kan keduanya dengan
keputusan: dua raja itu harus turun dari tahta. Kemudian mereka
harus menyerahkan tahta kepada putera mahkota yang
ditunjuk.
1. SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN PAJAJARAN
16. Dewa Niskala menunjuk Jayadewata, anak-
nya, sebagai penerus kekuasaan. Prabu
Susuktunggal pun menunjuk nama yang
sama. Demikianlah, akhirnya Jayadewata
menyatukan dua kerajaan itu. Jayadewata
yang kemudian bergelar Sri Baduga
Maharaja mulai memerintah di Pakuan
Pajajaran pada tahun 1482. Selanjutnya
nama Pakuan Pajajaran menjadi populer
sebagai nama kerajaan. Awal “berdirinya”
Pajajaran dihitung pada tahun Sri Baduga
Maharaha berkuasa, yakni tahun 1482.
17. 2. PENINGGALAN KERAJAAN PAJAJARAN
A. Prasasti Batu Tulis
Prasasti Batutulis terletak di Jalan Batu-
tulis, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor
Selatan, Kota Bogor. Kompleks Prasasti
Batutulis memiliki luas 17 x 15 meter. Prasasti
Batutulis dianggap terletak di situs ibu
kota Pajajaran dan masihin situ, yakni masih
terletak di lokasi aslinya dan menjadi nama
desa lokasi situs ini.[1] Batu Prasasti dan
benda-benda lain peninggalan Kerajaan
Sunda terdapat dalam komplek ini. Pada
batu ini berukir kalimat-kalimat dal-
am bahasa dan aksara Sunda Kuno. Pra-sasti
ini berangka tahun 1455 Saka (1533 Masehi).
18. B. Prasasti Sanghyang Tapak
Prasasti Sanghyang Tapak (juga dikenal
sebagai Prasasti Jayabupati atau Prasasti
Cicatih ) adalah prasasti kuno perangka
tahun 952 saka (1030 M), terdiri dari 40
baris yang memerlukan 4 buah batu untuk
menulisnya. Keempat batu prasasti ini
ditemukan di tepi Sungai Cica-
tih, Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Tiga
diantaranya ditemukan di dekat Kam-
pung Bantar Muncang, sementara sebuah
lainnya ditemukan di Kampung Pang-
calikan. Prasasti ini ditulis dalam huruf
Kawi Jawa. Kini keempat batu prasasti ini
disimpan di Museum Nasional Republik
Indonesia, Jakarta, dengan kode D 73
(Cicatih), D 96, D 97, dan D 98.
19. C. Prasasti Astana Gede
Prasasti Astana Gede atau Prasasti Kawali merujuk
pada beberapa prasasti yang ditemukan di kawas-
an Kabuyutan Kawali, kabupaten Ciamis, Jawa
Barat, terutama pada pra-sasti "utama" yang bertu-
lisan paling banyak (Prasasti Kawali I). Adapun
secara keseluruhan, terdapat enam prasasti.
Kesemua prasasti ini mengguna-
kan bahasa dan aksara Sunda (Kaganga).
Meskipun tidak berisi candrasangkala, prasasti ini
diperkirakan berasal dari paruh kedua abad ke-
14 berdasarkan nama raja.
Berdasarkan perbandingan dengan peninggalan
sejarah lainnya seperti naskah Carita
Parahyangan dan Pustaka Rajya Rajya i Bhumi
Nusantara, dapat disimpulkan bahwa Prasasti
Kawali I ini merupakan sakakala atau tugu
peringatan untuk mengenang kejayaan
Prabu Niskala Wastu Kancana, pengu-
asa Sunda yang bertahta di Kawali, putra
PrabuLinggabuana yang gugur di Bubat.
20. D. Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal
Prasasti Perjanjian Sunda-Portu-
gal atau Padrão Sunda Kela-
pa adalah sebuah prasasti berbentuk
tugu batu (padrão) yang ditemukan
pada tahun 1918 di Batavia, Hindia-
Belanda. Prasasti ini menandai
perjanjian Kerajaan Sunda–Kerajaan
Portugal yang dibuat oleh utusan
dagang Portugis dari Malaka yang
dipimpin Enrique Leme dan mem-
bawa barang-barang untuk "Raja
Samian" (maksudnya Sanghyang,
yaitu Sang Hyang Surawisesa, pange-
ran yang menjadi pemimpin utusan
raja Sunda). Padrão ini didirikan di
atas tanah yang ditunjuk sebagai
tempat untuk membangun benteng
dan gudang bagi orang Portugis.
21. E. Kidung Sunda
Kidung Sunda adalah sebuah karya sastra
dalam bahasa Jawa Pertengahan berben-
tuk tembang (syair) dan naskahnya ditemukan di
Bali. Dalam kidung ini dikisahkan prabu Hayam
Wuruk dari Majapahit yang ingin mencari seorang
permaisuri, kemudian beliau menginginkan putri
Sunda yang dalam cerita ini tidak disebutkan
namanya. Namun patihGajah Mada tidak suka
karena orang Sunda dianggapnya harus tunduk
kepada orang Majapahit. Kemudian terjadi
pertempuran yang tidak seimbang antara
rombongan pengantin Sunda dengan prajurit
Majapahit di pelabuhan tempat berlabuhnya
rombongan Sunda. Dalam pertempuran yang
tidak seimbang ini rombongan Kerajaan Sunda
dibantai dan putri Sunda yang merasa pilu
akhirnya bunuh diri.