Kerajaan Mataram Kuno berkembang pesat pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi di bawah dinasti Sanjaya dan Syailendra. Kerajaan ini makmur berkat pertanian subur, perdagangan, dan kerukunan antar penganut agama Hindu dan Buddha. Peninggalan bersejarahnya berupa candi-candi di Prambanan, Sewu, Borobudur, dan Kalasan.
Kerajaan Kediri merupakan salah satu Kerajaan Hindu dan kerajaan besar di jawa timur yang berdiri pada abad ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat Kerajaannya terletak di tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yg ramai.
Power point sejarah kerajaan islam di demak dan mataram islamSchool
isinya: Awal kerajaan, letak kerajaan, kehidupan politik, perang saudara di demak, penyebab kemunduran, dan foto peninggalan sejarah kerajaan demak dan mataram islam
Kerajaan Kediri merupakan salah satu Kerajaan Hindu dan kerajaan besar di jawa timur yang berdiri pada abad ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat Kerajaannya terletak di tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yg ramai.
Power point sejarah kerajaan islam di demak dan mataram islamSchool
isinya: Awal kerajaan, letak kerajaan, kehidupan politik, perang saudara di demak, penyebab kemunduran, dan foto peninggalan sejarah kerajaan demak dan mataram islam
Menjelaskan tentang sejarah Kerajaan Mataram Kuno dalam Bahasa Indonesia. Silahkan mengunduh atau menyimpan slide ini untuk keperluan belajar, jangan lupa sertakan sumbernya ya! Semoga Bermanfaat!
Describing about the history of Ancient Mataram Kingdom in Bahasa. You can download or save this slide for studying, but don't forget to write the source. Thank you!
www.slideshare.net/chlorophylls
Kerajaan mataram kuno terbagi menjadi 2 dinasti: 1.Sanjaya (Hindu),2. Syailendra (Budha). Ini dibuktikan dengan berbagai peninggalan dari masing-masing dinasti.
Mataram kuno: Keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya mataram kunoMcinvie
keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya, mataram kuno. Kenapa sih mataram kuno bisa mencapai masa kajayaan? kanapa mataram kuno bisa makmur? Baca untuk dapat jawabannya.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
4. Sumber Sejarah Prasasti – Dinasti
Sanjaya
• Prasasti Canggal (732 M) [Diatas Gunung Wukir, Kec. Salam
Magelang]
Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan Bahasa
Sansekerta yang isinya menceritakan tentang pendirian Lingga
(lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan
disamping itu juga diceritakan bahwa yang menjadi Raja
Sebelumnya adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak
Sannaha (saudara perempuan Sanna).
• Prasasti Mantyasih (907M) [Mantyasih Kedu, Jawa
Tengah]
Prasasti Mantyasih menggunakan Bahasa Jawa Kuno. Isi dari
prasasti ini adalah daftar silsilah raja-raja Mataram yang
mendahului Rakai Watukura Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya,
Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai
Garung, Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi dan Rakai
Watuhumalang.
6. Sumber Sejarah Prasasti – Dinasti
Syailendra
• Prasasti Kalasan (778M) [Desa Kalasan,
Yogyakarta]
Prasasti Kalasan menggunakan huruf Pranagiri (India
Utara) dan Bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan
pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan Biara
untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan
keluarga Syailendra. Raja Panangkaran juga
menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat
Buddha)
• Prasasti Klurak (782M) [Desa Prambanan]
Prasasti Klurak menggunakan huruf Pranagiri dan Bahasa
Sansekerta, isinya menceritakan pembuatan Acra Manjusri
oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.
8. Sumber Sejarah – Dinasti Syailendra
• Prasasti Sojomerto [Sojomerto, Kec Reban,
Kab. Batang]
• Prasasti Sangkhara [Sragen]
• Prasasti Ratu Boko (792M) [Yogyakarta]
10. Candi Mataram Bercorak Hindu
Candi Gatot Kaca
Berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan
Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa
Tengah.
Pintu masuk berada di sisi timur.
Bagian atapnya mirip dengan shikara dan
berbentuk seperti mangkuk yang
ditangkupkan.
Pada bagian atap terdapat relung dengan
relief kepala yang disebut kudu.
11. Candi Dwarawati
Bentuk Candi Dwarawati mirip dengan
Candi Gatutkaca, yaitu berdenah dasar
segi empat dengan penampil di keempat
sisinya.
Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi
sekitar 50 cm. Tangga dan pintu masuk,
yang terletak di sisi barat, saat ini dalam
keadaan polos tanpa pahatan.
12. Candi Arjuna
Candi ini mirip dengan candi-candi di
komples Gedong Sanga.
Di sisi barat terdapat tangga menuju pintu
masuk ke ruangan kecil dalam tubuh
candi.
Di atas ambang pintu dihiasi dengan
pahatan Kalamakara.
13. Candi Semar
Candi ini letaknya berhadapan dengan
Candi Arjuna.
Tangga terdapat di sisi timur. Pintu masuk
tidak dilengkapi bilik penampil. Ambang
pintu diberi bingkai dengan hiasan pola
kertas tempel dan kepala naga di
pangkalnya.
Di atas ambang pintu terdapat Kalamakara
tanpa rahang bawah.
14. Candi Puntadewa
Tangga menuju pintu masuk ke dalam ruang
dalam tubuh candi dilengkapi pipi candi dan
dibuat bersusun dua, sesuai dengan batur
candi.
Atap candi berbentuk kubus besar. Puncak
sudah hancur, tidak terlihat bentuk aslinya. Di
keempat sisi atap terdapat relung kecil seperti
tempat menaruh arca. Pintu dilengkapi
dengan bilik penampil dan diberi bingkai yang
berhiaskan motif kertas tempel.
15. Candi Sembrada
Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan denah
dasar berbentuk bujur sangkar.
Di pertengahan sisi selatan, timur dan utara
terdapat bagian yang menjorok keluar, membentuk
relung seperti bilik penampil.
Pintu masuk terletak di sisi barat dan, dilengkapi
dengan bilik penampil
Di halaman terdapat batu yang ditata sebagai jalan
setapak menuju pintu.
16. Candi Srikandi
Candi ini terletak di utara Candi Arjuna.
Di sisi timur terdapat tangga dengan bilik
penampil.
Pada dinding utara terdapat pahatan yang
menggambarkan Wisnu, pada dinding timur
menggambarkan Syiwa dan pada dinding selatan
menggambarkan Brahma.
Sebagian besar pahatan tersebut sudah rusak. Atap
candi sudah rusak sehingga tidak terlihat lagi
bentuk aslinya.
17. Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo adalah nama
sebuah komplek bangunan candi
peninggalan budaya Hindu yang terletak
di desa Candi, Kecamatan Bandungan,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah,
Indonesia tepatnya di lereng Gunung
Ungaran.
18. Candi Mataram Bercorak Budha
Candi Sari
Candi Sari adalah candi Buddha yang
berada di sebelah timur laut dari kota
Yogyakarta. Candi ini dibangun pada
sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada saat
zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Pada bagian atas candi ini terdapat 9 buah
stupa seperti yang nampak pada stupa di
Candi Borobudur, dan tersusun dalam 3
deretan sejajar.
19. Candi Mendut
Candi Mendut adalah sebuah candi
bercorak Buddha. Candi yang terletak
di Jalan Mayor Kusen Kota Mungkid,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengahini,
letaknya berada sekitar 3 kilometer
dari candi Borobudur.
Candi Mendut didirikan semasa
pemerintahan Raja Indra dari dinasti
Syailendra.
20. Candi Sewu
Kompleks Candi Sewu terletak di Dukuh Bener,
Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Candi Sewu adalah candi Buddha yang dibangun
pada abad ke-8.
Oleh masyarakat setempat candi ini dinamakan
"Sewu" yang berarti seribu dalam bahasa Jawa.
Penamaan ini berdasarkan kisah legenda Loro
Jonggrang. (Aslinya 249 candi)
21. Candi Pawon
Letak Candi Pawon ini berada di antara Candi
Mendut dan Candi Borobudur, Nama Candi
Pawon tidak dapat diketahui secara pasti asal-
usulnya. Dalam bahasa Jawa sehari-hari kata
pawon berarti 'dapur', akan tetapi de Casparis
mengartikannya sebagai 'perabuan' atau
tempat abu. Penduduk setempat juga
menyebutkan Candi Pawon dengan nama
Bajranalan. Kata ini mungkin berasal dari kata
bahasa Sanskerta vajra =yang berarti 'halilintar'
dan anala yang berarti 'api'.
22. Candi Borobudur
Borobudur adalah sebuah candi di
Borobudur, Magelang, Jawa
Candi berbentuk stupa ini didirikan
oleh para penganut agama Buddha
Mahayana sekitar tahun 800-an
Masehi pada masa pemerintahan
wangsa Syailendra
23. • Urutan Raja Mataram Kuno adalah sebagai berikut:
• 1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya,
• 2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran,
• 3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan,
• 4. Sri Maharaja Rakai Warak,
• 5. Sri Maharaja Rakai Garung,
• 6. Sri Maharaja Rakai Pikatan,
• 7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi,
• 8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang, dan
• 9. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung.
24. • Kerajaan Mataram Kuno berkembang pesat karena
didukung oleh beberapa faktor berikut ini :
• 1. Raja-rajanya cukup arif dan bijaksana sehingga
menjadi panutan yang baik.
• 2. Ada kerja sama yang baik antara raja dan para
brahmana atau biksu.
• 3. Wilayahnya amat subur sehingga kehidupan
rakyatnya makmur.
• 4. Ada toleransi yang tinggi antara pemeluk agama
Hindu dan Buddha sehingga rakyat hidup rukun
berdampingan.
• 5. Mataram telah menjalin hubungan dengan kerajaan
di seberang lautan, misalnya Sriwijaya, Siam (Thailand),
dan India.
25. • Kehidupan Politik Pemerintahan
– Pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno dipegang oleh 2 dinasi yang
berbeda, yaitu Dinasti Sanjaya yang bercorak hindu dan Dinasti
Syailendra yang bercorak budha
1. Dinasti Sanjaya
Dinasti Sanjaya didirikan oleh Raja Sanjaya yang merupakan raja pertama
Mataram Kuno dengan gelar Sri Rakai Mataram Sang Ratu Jaya.
Sri Maharaja Rakai Pikatan (840M-856M) merupakan raja terbedar dari
Dinasti Sanjaya yang berhasil membawa Kerajaan Mataram Kuno ke masa
kejayaan. Rakai Pikatan juga memerintah pembangunan Candi Prambanan.
Pada Masa Sri Maharaja Rakai Empu Sendok (929M-930M) pusat Kerajaan
Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur untuk menghindari serangan dari
Kerajaan Sriwijaya dan terjadi bencana alam meletusnya Gunung Merapi
26. 2. Dinasti Syailendra
Dinasti Syailendra merupakan dinasti Kerajaan Mataram Kuo yang bercorak Budha
dan sudah memerintah sejak tahun 700-an M di Jawa Tengah.
Samaratungga (812M-883M) merupakan raja terbesar dari Dinasti Syailendra. Pada
masa pemerintahannya, pembangunan Candi Borobudur berhasil diselesaikan.
Dilanjutkan oleh Pramodhawardhani yang merupakan putri Samaratungga, ia
kemudian menikah dengan Rakai Pikatan dai Dinasi Sanjaya. Pernikahannya
berhasil menyatukan dua dinasti yang berbeda ini.
adapun Balaputradewa meupakan putra Samaratungga dari ibu Dewi Tara, putri
raja Sriwijaya. Pernikahan Pramodhawardhani dengan Rakai Pikaan menimbulkan
kekecewaan Balaputradewa yang merasa berhak atas tahta Kerajaan Mataram
Kuno dibandingkan Rakai Pikatan. Balaputradewa pun menyerang Rakai Pikatan
tetapi gagal hingga akhirnya melarikan diri ke Sriwijaya.
27. • Pemerintahan kerajaan Mataram Kuno sudah
mengenal jabatan meteri. Terdapat 3 menteri
utama dalam pemerintahannya, yaitu rakryan
i hino, rakryan i halu, rakryan i sirikan. Ketiga
jabatan itu berpera membantu raja dalam
masa pemerintahannya. Selain itu, ada juga
dewan penasihat yaitu patih
28. Kehidupan Sosial
• Dalam kehidupan masyarakat Mataram Kuno menunjukkan gejala
budaya feodal. Seluruh kekayaan yang berada di tanah kerajaan
adalah milik raja dan rakyat wajib membayar upeti kepada raja.
• Menurut berita dari Cina, istana Kerajaan Mataram Kuno dikelilingi
dinding dari batu dan kayu. Di luar dinding istana terdapat
kediaman para pejabat tinggi kerajaan dan keluarganya.
Selanjutnya, di luar dinding kota terdapat perkampungan rakyat
yang merupakan kelompok terbesar.
• Raja akan memberikan hadiah kepada siapa saja yang telah berjasa
untuk Kerajaan Mataram. Raja akan memberikan tanah kepada
mereka untuk dikelola. Pada umumnya tanah tersebut berupa
hutan yang kemudian dibuka menjadi sebuah pemukiman baru.
Setelah itu orang tersebut akan diangkat menjadi penguasa di
tempa. Ia berkuasa sebagai akuwu (kepala desa), senopati, atau
adipati (kepala daerah).
29. Kehidupan Ekonomi
• Wilayah Kerajaan Mataram Kuno sangat subur dengan adanya
sungai-sungai besar yang mengalir di wilayahnya. Ini dimanfaatkan
untuk irigasi pertanian dan sarana transportasi air. Pengembangan
hasil pertanian dilakukan sejak masa pemerintahan Rakai
Kayuwangi. Selanjutnya pada masa Rakai Dyah Balitung, sector
perdagangan mulai berkembang. Aktivitas perhubungan dan
perdagangan laut dikembangkan melalui Sungai Bengawan Solo.
• Selain pertanian dan perdagangan , industry rumah tangga
berkembang di Kerajaan Mataram Kuno. Hasil industry ini antara
lain keranjang anyaman, perkakas, pakaian, gula kelapa, arang, dan
kapur sirih. Hasil produksi ini dijual ke pasar.
• Dari kegiatan ekonomi pertanian, perdagangan, dan industri
tersebut Kerajaan Mataram dapat menarik pajak.
30. Kehidupan Agama
• Kerajaan Mataram diperintah oleh Dinasti Sanjaya dan
Dinasti Syailendra. Dinasti Sanjaya yang beragama
Hindu Syiwa berkuasa di utara sedangkan Dinasti
Syailendra yang beragama Budha Mahayana berkuasa
di selatan. Kedua agama tersebut dapat hidup
berdampingan. Hal ini terlihat dengan adanya
pernikahan politik antara Rakai Pikatan ( Dinasti
Sanjaya ) dengan Pramodhawardhani ( Dinasti
Syailendra ). Pernikahan tersebut selain bertujuan
untuk menyatukan Kerajaan Mataram secara politik
juga untuk mendorong toleransi di antara pemeluk
agama Hindu dan Budha.
31. • Masa Kemunduran
• Pada masa pemerintahan Raja Balitung (907) wilayah Kerajaan
Mataram Kuno juga telah meliputi daerah-daerah di Jawa Timur
terutama Lembah Sungai Brantas yang subur. Daerah itu amat
penting untuk pertanian dan pelayaran sungai menuju Laut Jawa.
Sementara itu, kedudukan ibu kota Mataram Kuno makin tidak
menguntungkan. Hal ini disebabkan:
1. tidak memiliki pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan
dengan dunia luar,
2. sering dilanda bencana alam oleh letusan Gunung Merapi,
3. sering terjadi perebutan kekuasaan sehingga kewibawaan
kerajaan berkurang, dan
4. mendapat ancaman serangan dari Kerajaan Sriwijaya.
• Oleh karena itu, pada tahun 929 ibu kota Mataram Kuno
dipindahkan ke Jawa Timur (di bagian hilir Sungai Brantas) oleh
Empu Sindok. Kerajaan itu kemudian dikenal sebagai Kerajaan
Mataram Kuno di Jawa Timur.