SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ)
          ORIENTASI ROCK CLIMBING
  ANGGOTA MUDA PAITUA-Mapala Teknik Unand

              LOKASI KEGIATAN:

Jorong Limpato, Nagari Tarantang, Kecamatan Harau

        Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat

           WAKTU PELAKSANAAN:

          Tanggal 28 – 30 September 2012

                      Oleh




                  Anggota Muda

        Paitua MAPALA TEKNIK UNAND




        PAITUA MAPALA TEKNIK UNAND

                    PADANG

                      2012
BAB I

                                PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
       Mengingat tebing selain sebagai Sumber Daya Alam ciptaan Tuhan Yang
Maha Kuasa, yang memiliki berbagai fungsi dan nilai tambah, tebing juga sebagai
tempat sarana pendidikan dan petualangan kepecintaalaman. Bagi kami anggota
muda Paitua Mapala Teknik Unand, tebing merupakan sarana berkegiatan untuk
memenuhi salah satu beban orientasi untuk menjadi anggota biasa Paitua Mapala
Teknik Unand.
       Panjat tebing dapat mengungkapkan potensi kepecintaalaman terhadap
tebing. Para pemanjat tebing (climber) harus sadar, bahwa bentukan alam pada tebing
dibentuk dalam waktu ribuan tahun. Setiap usaha merusak tebing dengan disengaja
ataupun tidak, tanpa tujuan yang jelas dan ilmiah selektif, akan mendatangkan
kerugian.
       Jorong Limpato,Nagari Tarantang, Kecamatan Haru, Kabupaten 50 Kota,
Sumatera Barat, merupakan tempat yang memiliki potensi kawasan wisata alam yang
menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan pada umumnya dan bagi khususnya bagi
pemanjat tebing pada khususnya. Selain tempatnya yang terletak dalam kawasan
Harau yang pemandangan alam sangat menarik, juga memiliki sangat banyak jalur
untuk pemanjat yang terdapat di tepi jalan dan tidak jauh dari pemukimam penduduk.
       Hal ini lah yang membuat kami, Anggota Muda Paitua Mapala Teknik Unand
melakukan kegiatan “Orientasi Rock climbing Anggota Muda paitua Mapala Teknik
Unand” dan memilih Harau sebagai tujuan tempat Orientasi dan         meningkatkan
kemampuan rock climbing Anggota Muda paitua mapala Teknik Unand, sekaligus
sebagai sarana memperkenalkan paitua mapala teknik unand kepada masyarakat.
Kegiatan ini juga dapat menambah membina kekeluargaan sesama anggota muda, dan
anggota muda dengan anggota biasa Paitua Mapala Teknik Unand.
1.2      Tujuan Kegiatan
      1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
      2. Mempelajari dan mengaplikasikan ilmu panjat tebing
      3. Membina kekeluargaan sesama AM dan anggota biasa Paitua Mapala Teknik
         Unand
      4. Melatih manajemen organisasi
      5. Memperkenalkan Paitua Mapala Teknik Unand kepada masyarakat
      6. Memenuhi salah satu syarat dalam menjalani orientasi AM Paitua Mapala
         Teknik Unand


1.3      Target
      1. Bisa mengaplikasikan Artificial
      2. Mampu menjadi Leader
      3. Mampu menjadi Belay
      4. Mampu melakukan Clean Down
      5. Mampu melakukan Clean Pursik


1.4      Manfaat Kegiatan
      1. Mensyukuri ciptaan Tuhan
      2. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam panjat tebing
      3. Menambah pengalaman berorganisasi
      4. Menjalin kekeluargaan antara sesama AM dan AB
      5. Mengetahui secara langsung jalur-jalur yang ada di Harau secara langsung.
      6. Ajang untuk Refreshing.




                                           BAB II

                                   DATA KEGIATAN
2.1      Umum

Nama Kegiatan                 : Orientasi Rock climbing Anggota Muda Paitua

                              Mapala Teknik Unanad

Tema Kegiatan                 : Aplikasi setitik ilmu untuk pengembangan diri

Lokasi Kegiatan               : Jorong Limpato, Nagari Tarantang, Kecamatan Harau,
                              Kabupaten 50 kota, Sumatera Barat

Hari/Tanggal Pelaksanaan      : 28 – 30 September 2012

Pelaksana                     : Dikky Andika        AM-002-P

                               Eko Firmanto         AM-003-P

                              Fadli Rizki           AM-005-P

                               Fajri Mardhatillah   AM-006-P

                               M. Arifin            AM-009-P

                               Yuliana Febriani     AM-017-P

Susunan Kepanitiaan           : Lampiran 1

Total Biaya Masuk             : Rp 1.390.000,00

Total Biaya Keluar            : Rp 1.305.900,00




Dokumentasi                   : Lampiran 3

Rekomendasi (perizinan)              :

      2.2.1     Surat jalan dari paitua Mapala Teknik Unand
2.2.2      Surat izin masuk kawasan konservasi (SIMAKSI) dari BKSDA
      2.2.3      Surat izin berkegiatan dari Wali Jorong


2.2      Khusus
2.2.1 Lokasi camp :
         a. Bertempat di pasanggrahan Buk Atik
              Pasangrahan buk Atik terletak di tepi jalan. D belakang sebuah rumah
              yang berjarak kira-kira 100 m dari persimpangan.
2.2.2 Sumber air          :
         a. Sungai
              Sungai terletak di belakang pasangrahan buk Atik yang jarak’na kira-kira
              20 meter.
         b. Keran air warga berjarak (+/-)5 meter.
              Kran ini terletak di belakang rumah penduduk. Pemiliknya adalah
              tetangga buk Atik. Kran ini biasa di pakai untuk berwudhu’ oleh
              penduduk setempat.




                                        BAB III
TEORI DASAR

3.1    Sejarah Panjat Tebing

3.1.1 Sejarah Panjat Tebing Dunia

       - 1910 Kegiatan panjat tebing mulai dikenal pertama kali di kawasan Eropa,
tepatnya di pegunungan Alpen, sebelum PD I di Austria., Teknik pemanjatan tebing
dengan menggunakan tali baru dikenal pada tahun 1920. Tahun 1930 adalah tahun
keemasan pemanjatan di kawasan Alpen. Mulai daritebing kecil, menengah hingga
puncak -puncak tertinggi. Klimaksnya pada saat PD II meletus. PD menyebabkan
frekuensi pemanjatan menurun, akan tetapi setelah PD berakhir membawa pengaruh
pesat pada penciptaan dan pengadaan peralatan panjat tebing yang semakin mudah
didapatkan.

       - 1970 Panjat Tebing , ketika para pemanjat Amerika mengembangkan teknik-
teknik baru di kawasan Yosemite. Teknik-teknik ini sampai saat ini masih digunakan
dalam pemanjatan tebing-tebing besar. Rata – rata yang mendomisili pengembangan
dunia olahraga ini adalah pemanjat Amerika dan Inggris yang kemudian
menggunakan sistem dan teknik yang sama, yang sebelumnya terkotak kotak menurut
negaranya masing masing. Selain itu juga turut berperan dalam pengembangan
kegiatan ini adalah negara Perancis yang menawarkan teknik pemanjatan yang
mengarah pada olahraga murni.

       - 1980 Perkembangan panjat tebing semakin meluas mulai dari Eropa,
Amerika hingga Asia. Sehingga membuatnya terlepas dari induknya (mendaki
gunung) dan membentuk wujudnya sendiri yaitu olah raga panjat tebing.




3.1.2 Sejarah Panjat Tebing Indonesia
- 1960 Di Indonesia panjat tebing dikenal sejak tahun 60`an dimana berdiri
beberapa perkumpulan/kelompok Pecinta Alam Universitas Indonesia dan Wanadri
yang mempunyai akar kegiatan mendaki gunung.

         - 1975 Kegiatan panjat tebing secara utuh dan tersendiri . Waktu itu beberapa
orang yang sekarang dikenal sebagai tonggak kebangkitanPanjat Tebing Indonesia
antara lain Harry Suliztiarto, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu dan Deddy Hikmat
mulai latihan di tebing Citatah, Jawa Barat.

         - 1988 Kantor Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan
Pusat Kebudayaan Perancis (CCF) mengundang 3pemanjat profesional Perancis
yaitu; Patrick Bernhault, Jean Baptise Tribout dan Corrine Lebrune serta seorang
instruktur Teknis Panjat Tebing Jean Harau yang kemudian memunculkan inspirasi
untuk mendirikan FGTI

         - 1989 Federasi Panjat Tebing Gunung Indonesia (FPTGI) dan melalui ikrar
yang dikeluarkan oleh sekitar40`an orang dari perkumpulan PA yang ada di Jakarta,
Bandung, Padang, Medan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Ujung Pandang di
Tugu Monas tanggal 21 April 1988.

         - 1992 FPTGI kemudian berubah nama hanya menjadi Federasi Panjat Tebing
Indonesia (FPTI) dan FPTI diakui menjadi anggota Union Internationale des
Assosiations d`Alpinisme (UIAA) yang mewadahi organisasi panjat tebing dan
gunung internasional. UIIA merupakan organisasi olahraga dunia yangbertaggung
jawab pada semua kegiatan olahraga dunia termasuk Olimpiade.

         - 1994 secara resmi FPTI diakui sebagai induk olahraga panjat tebing oleh
KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)

      - 1996 Sejak itu Olahraga Panjat Tebing diikutkan dalam PON

3.2      Jenis-Jenis Pendakian Dan Pemanjatan
Panjat tebing atau climbing merupakan bagian dari mountainnering.
Mountainnering merupakan kata lain dari olahraga mendaki. Mountainnering
mempunyai arti yang begitu luas sehingga tidak bisa bagi kita untuk
mendefenisikannya sebagai panjat tebing saja atau dengan artian lainnya.

Menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi mountainnering dapat dibagi :

       1. Hill walking atau feel walking
           Perjalanan mendaki bukit yang relative landai dimana jalur sudah ada dan
           belum memerlukan peralatan teknis pendakian.
       2. Scrambling
           Pendakian pada tebing-tebing yang tidak begitu curam.
       3. Mountainnering
           Pendakian dengan sedikit alat bantu..
       4. Climbing
           Dikenal sebagai suatu perjalanan pendek yang tidak memakan waktu
           lama, terbagi atas :


           a. Rock Climbing
              Pemanjatan pada tebing-tebing batu atau dinding karang. Jenis
              pendakian ini umumnya ada di daerah tropis.


           b. Snow and Ice Climbing
              Pemanjatan pada es dan salju. Pada pendakian ini, peralatan-peralatan
              khusus sangat diperlukan, seperti ice axe, ice screw, crampton dan
              lain-lain.
           c. Wall climbing
              Pemanjatan pada dinding yang dibuat menyerupai tebing.




Climbing terbagi lima macam yaitu:
a. Bouldering

   Pemanjatan tanpa menggunakan alat khusus dengan ketinggian
   maksimal 5 meter. Pemanjatan ini dilakukan sebagai pemanasan untuk
   pemanjatan yang lebih tinggi.

b. Aid climbing/Artifical Climbing (Direct Aid Climbing)

   Pemanjatan tebing ini dilakukan dengan alat yang selengkap-
   lengkapnya. Suatu keadaan tertentu dimana tebing tidak ada hold
   (tonjolan batu) tetapi hanya ada rekahan kecil yang tidak padat
   digunakan untuk pijakan atau pegangan, maka pendakian akan
   menggunakan alat berupa piton, friend, chock serta etrier dalam
   menampah ketinggian.

   Dalam hal ini etries menjadi alat yang sangat fital sebagai pijakat.
   Dengan cara menempatkan etrier pada chock/friend/piton yang
   terpasang pada rekahan. Pendaki memasang lebih keatas lagi
   chock/friend/piton,    kemudian      artier    dipindahkan     pada
   chock/friend/piton yang terpasang tersebut. Demikian seterusnya
   berulang – ulang sehingga pendaki mencapai ketinggian yang
   diinginkan.
c. Bigwall Climbing (Indirect Aid Climbing)
   Pemanjatan dengan menggunakan alat atau tidak, dengan maksimal
   ketinggian 5 meter.
d. Free Climbing
   Pemanjatan dengan menggunakan alat pengaman seadanya.




e. Free Soloing
Pemanjatan ini dilakukan tanpa pengaman sama sekali pada tebing-
             tebing yang tinggi sehingga pemanjatan ini memerlukan pengetahuan
             tentang climbing lebih jauh.


3.3   Sistem Pemanjatan
      1. Alpine System / Alpine Push / Siege Tactic. Dalam alpine push , pemanjat
         selalu ada di tebing dan tidur di tebing. Jadi segala peralatan dan
         perlengkapan serta kebutuhan untuk pemanjatan dibawa ke atas. Pemanjat
         tidak perlu turun sebelum pemanjatan berakhir. Pendakian ini baru
         dianggap berhasil apabila semua pendaki telah mencapai puncak.
      2. Himalayan System / Himalayan Tactic. Sistem pendakian yang biasanya
         dengan rute yang panjang sehingga untuk mencapai sasaran (puncak)
         diperlukan waktu yang lama. Pemanjatan big wall yang dilakukan sampai
         sore hari, setelah itu pemanjat boleh turun ke base camp untuk istirahat
         dan pemanjatan dilanjutkan keesokan harinya. Sebagian alat masih
         menempel di tebing untuk memudahkan pemanjatan selanjutnya.
         Pendakian tipe ini biasanya terdiri atas beberapa kelompok dan tempat-
         tempat peristirahat. Sehingga dengan berhasilnya satu orang dari seluruh
         tim, berarti pendakian ini sudah berhasil untuk seluruh tim.
         a. Traditional / Trad / Adventure Climbing adalah suatu pemanjatan yang
             lebih menekankan pada faktor petualangan. Pada Trad Climbing ,
             dinding tebing bersih dari bolts dan hangers, tidak ada pengaman
             buatan yang dipasang pada dinding. Biasanya dilakukan oleh dua
             orang. Climber harus membawa alat pengaman sendiri dan
             memasangnya pada saat memanjat. Ketika tali sudah hampir habis
             Leader membuat stasiun belay untuk membelay Climber kedua.
             Climber yang sebelumnya membelay pemanjat pertama mulai
             memanjat tebing dan membersihkan (mengambil kembali) alat
             pengaman yang dipasang di dinding tebing oleh pemanjat pertama.
3.4   Peralatan Panjat Tebing
1.       Tali

         Fungsi utama tali adalah untuk melindungi pendaki dari kemungkinan jatuh
sampai menyentuh tanah (
                       (freefall). Berbagai jenis tali yang digunakan dalam Panjat
                                ).
Tebing adalah :

     a. Tali serat alam

         Jenis tali ini sudah jarang digunakan. Kekuatan tali ini sangat rendah dan
     mulai terburai. Tidak memiliki kelenturan, sehingga membahayakan pendaki.




                                Gambar 1: Tali serat alam
     b. Hawser Laid

         Tali sintesis, plastic, yang dijalin seperti tali serat alam. Masih sering
     digunakan terutama untuk berlatih turun tebing. Tali ini relative lebih kuat
     disbanding tali serat alam dan tidak berserabut. Kelemahannya adalah kuarang
     tahan terhadap zat kimia, sulit dibuat simpul dan mempunyai kelenturan rendah
     serta berat.
Gambar 2: Hawser Laid
c. Core dan Sheat Rope (Kernmantel Rope)

    Tali yang paling banyak digunakan saat ini, terdiri dari lapisan luar dan
dalam. Yang terkenal adalah buatan Edelrid, Beal dan Mammut. Ukuran tali yang
umum dipakai bergaris tengah 11mm panjang 50 m untuk pendakian yang
                             11mm,                 k
mudah, snow climbing, atau untuk menaikkan barang dipakai yang berdiameter 9
            climbing,
mm atau 7 mm. Tali ini memiliki sifat
                                sifat-sifat :

   Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut (
                                                                     (cliff). Bila
    dipakai untuk menurunkan barang, sebaiknya bagian tebing yang bdergesekan
                                     sebaiknya
    dengan tali diberi alas (
                            (padding). Tabu untuk mengunjak tali jenis ini.
                                    ).
   Peka (tidak tahan) dengan zat kimia.
   Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya dijemur di tempat
    teduh.
   Memilki kelenturan yang baik bila mendapat beban kejut (karena pendaki
    jatuh, misalnya).
Gambar 3: Tali karnmantel

             Pada umumnya tali tali tersebut akan berkurang kekuatannya bila dibuat
                          tali-tali
simpul. Sebagai contoh, simpul delapan (
                                       (figure of eight) akan mengurangi kekuatan
                                                       )
tali sampai 10%.

             Karena sifat tali yang demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan
yang baik dan benar. Cara menggulung tali juga perlu diperhatikan agar tidak kusut,
sehingga tidak mudah rusak dan mudah dibuka bila akan digunakan. Ada beberapa
cara menggulung tali, antara lain :
         gulung

         -    Mountainnering coil
         -    Skein coil
         -    Royal robin style


2.           Webbing (tali pita) dan Sling

             Seringkali kita menyebut webbing sebagai sling atau sebaliknya. Webing
memilikibentuk seperti pita dan ada dua macam. Pertama lebar 25 mm dan berbentuk
tubular, sering digunakan untuk:
 ubular,

            Harness (tali tubuh), swami belt, chest harness, atau
            Alat bantu peralatan lain, sebagai runners (titik pengaman), ta
                                                                          tangga (etrier)
             atau untuk membawa per
                                peralatan.
Gambar 4: Webbing

       Webbing yang lain memiliki lebar 50 mm dan berbentuk pipih, yang biasanya
digunakan untuk macam
                macam-macam body slings. Webbing yang sering disebut juga
                                       .
sebagai flat rope adalah produk sampingan perang dunia II.

3.     Carabiners (snpring, snapling cincin kait)
                   snpring, snapling,

       Secara prinsip, carabiner digunakan untuk menghubungkan tali dengan
runners (titik pengaman), sehingga carabiner dibuat kuat untuk menahan bobot
pendaki yang terjatuh.

       Persyaratan yang harus dibuat oleh assosiasi pembuat peralatan panjat tebing
mengharuskan carabiner dapat menahan bobot 1200 kilogram force (kp) atau sekitar
2700 pounds. Sedangkan beban maksimum yang diperbolehkan adalah sekitar 5000
pounds.

       Carabiner yang terbuat dari campuran alumunium (Alloy)ini sangat ringan
dan cukup kuat, terutama yang berbentuk D. Carabiner yang terbuat dari baja
mempunyai kekuatansangat tinggi sampai 10.000 pounds tetapi relative berat bila
dibawa dalam jumlah banyak untuk suatu pendakian.
Bagian-bagian carabiner:
       bagian




                            Gambar 5: bagian-bagian carabiner

         Berikut adalah table daftar carabiners, pabrik pembuat dan kekuatan menahan
bobot.

                               Tabel 1: Kekuatan Carabiner




Jika dilihat dari bentuknya, carabiner bisa dibedakan menjadi:
a. Carabiner Oval
          Oval adalah bentuk asli dari carabiner, serba guna walaupun tidak
   sekuat carabiner bentuk lain. Carabiner oval meiliki lekukan bagian atas dan
   lekukan bagian bawah yang sama, sehingga beban yang diberikan pada
   carabiner ini akan terpusat pada bagian tengah carabiner dan pergeseran beban
   juga akan terbatas pada bagian lekukan ini




                           Gambar 6: Carabiner oval
b. Carabiner ‘D’
          Carabiner berbentuk D dirancang untuk menggeser beban yang
   diberikan kepada carabiner kea rah spine frame, sisi carabiner yang lurus dan
                                            frame,
   jauh dari gerbang carabiner. Untuk carabiner, sisi ini merupakan bagian
   terkuat untuk menahan beban dan sisi yang terdapat gerbang (
                                                              (gate)
   merupakan bagian terlemah. Carabiner D, lebih kuat jika dibandingkan
   carabiner jenis oval dengan bahan dan ukuran yang sama.




                            Gambar 7: Carabiner   D
c. Carabiner Asymmetrical ‘D’
          Prinsip kerjanya sama dengan carabiner D, tetapi carabiner ini
   memiliki bentuk salah satu ujung yang lebih kecil dibandingkan ujung yang
   lainnya untuk mengurangi berat dari carabiner itu sendiri. Carabiner jenis inin
                                                     sendiri.
   biasanya memiliki gerbang yang lebih besar dibandingkan dengan carabiner
   biasa jenis D biasa sehingga lebih mudah untuk meng
                                                  meng-klik-nya.




                       Gambar 8: Carabiner Asymmetrical
d. Carabiner Pear
          Carabiner pear biasanya digunakan untuk belay, dilengkapi dengan
   srew gate supaya lebih aman. Carabiner ini memiliki salah satu ujung yang
   sangat sempit dan ujung yang lain sangat luas. Tujuannya, untuk ujung yang
   kecil adalah bagian yang akan dikaitkan ke harness belay dan bagian yang
   luas adalah bagian yang akan berhubungan dengan tali pemanjat. Bagian luas
                   an
   ini memberikan keleluasan pada tali yang terhubungdengan pemanjat,
   sehingga memudahkan pasa saat mengulur tali.
Gambar 9: Carabiner Pear
4.     Piton (peg, paku tebing)

       Terbuat dari bahan metal dalam berbagai bentuk.Berfungsi sebagai pengaman,
piton ini ditancapkan pada rekahan tebing. Sebagai kelengkapan untuk memasang
atau melepas piton digunakan hammer.

Pada umumnya piton dapat digolongkan dalam 4 jenis, yaitu:

        -     Bongs
              Piton yang dibuat untuk rekahan horizontal maunpun vertical.
        -     Bugaboos
              Piton yang dibuat khusus untuk rekahan horizontal atau vertical saja.
        -     Knife blades
              Piton yang dibuat untuk rekahan horizontal maunpun vertical.
        -     Angle
              Piton yang dibuat untuk rekahan horizontal maunpun vertical.
Gambar 10: Piton

       Cara pemasangan piton sangat sederhana. Setelah memeriksa rekahan yang
akan dipasang piton, kita memilih piton yang cocok dengan rekahan, lalu ditancapkan
dan pukul dengan hammer. Salah besar kalau kita memilih piton dulu baru memilih
                 hammer.
rekahan tebing. Untuk mengetahui rapuh tidaknya rekahan yang akan kita pasang
    han
piton adalah dengan memukulkan hammer pada tebing sekitar rekahan. Suara yang
nyaring menunjukkan rekahan tersebut tidak rapuh.

       Cara melepas piton adalah dengan menggunakan hammer yang kita pukulkan
                                                           yang
pada mata piton searah dengan rekahan sampai pada akhirnya piton akan ditarik.

5.     Chock
       Disamping piton, chock juga berfungsi sebagai alat pengaman (runner).
Dibuat dalam beberapa jenis dan ukuran, dapat dibagi menjadi:
               -   Sling chock
               -   Wired chock
               -   Rope chock

       Chock dibuat dari alumunium alloy sehingga sangat ringan. Cara memasang
chock adalah dengan menyangkutkan pada rekahan. Sangat disukai pemanjat yang
berpengalaman, karena mudah menempatkannya pada rekahan dan tidak memerlukan
tenaga serta waktu yang banyak seperti halnya memasang piton.
Gambar 11 chock stopper dan chock hexentric
                               11:
6.     Ascendeur

       Ascendeur digunakan sebagai alat bantu naik, merupakan perkembangan dari
prusi, mudah mendorongnya ke atas tapi dapat menahan beban. Dalam menggunakan
ascendeur sebaiknya menggunakan sling terlebih dahulu sebelum disangkutkan pada
carabiner. Ascendeur terbagi menjadi 2 jenis yaitu:

       a.   Jumar
            Merupakan alat bantu naik pertama, terbuat dari kerangka alumunium dan
            baja. Alat ini dapat dipakai untuk tali berdiameter 7
                                                                7-11 mm dan
            berkekuatan 1100 pounds.
                   Jumar CMI 500 (Colorado Mountains Industries).
                      mar
               Jenis ini mempunyai kekuatan sekitar 5000 pounds dan carabiner
               dapat langsung disangkutkan pada kerangkanya.




                                    Gambar 12: Jummar
b. Clog
               Alat naik mekanis yang lain, mempunyai prinsip kerja y
                                                                    yang sama
               seperti jumar. Alat ini banyak digunakan di Inggris.




                                     Gambar 13: clog
7.     Descender

       Alat ini digunakan turuntebing (Abseiling, rapeling). Pada prinsipnya untuk
menjaga agar pendaki tidak meluncur bebas. Keuntungannya lainnya adalah tubuh
tidak bergesek tali, sehingga tidak terasa panas.
                 li,

       Beberapa jenis descendeur:

       a. Figure of eight




                                Gambar 14: Figure of eight
b. Brake bar




                        Gambar 15: Brake Bar


c. Bobbin (petzl descendeur)




                         Gambar 16: Bobbin
d. Single rope




                       Gambar 17: Single Rope
e. Double rope




                                 Gambar 18: Double Rope
8.     Etrier (Tangga tali)

       Bila rute yang akan dilalui ternyata sulit, karena tipisnya pijakan dan
pegangan, maka etrier ini sangat membantu untuk menambah ketinggian. Pada
Artifisial Climbing, etrier menjadi sangat IXtal, sehingga tanpa alat ini seorang
                   ,                         tal,
pendaki akan sulit sekali un
                          untuk menambah ketinggian.




                                   Gambar 19: Eitrier
9.     Harmness

       Harmness sangat menolong untuk menahan tubuh, bila pendaki terjatuh. Juga
akan mengurangi rasa sakit dibandingkan bila kita menggunakan tali langsung ke
tubuh denagn simpul bowline on a coil.

       Harmness yang baik tidak akan mengganggu gerak tubuh dari pendaki. Akan
tetapi sangat tersa gunanya bila pendaki dalam posisi istirahat.

       Jenis-jenis harmness
                   harmness:
a. Full body harmness

          Harmness ini melilit di sekitar tubuh, relative aman dan biasayana
   dilengkapi dengan sangkutanalat disekeliling pinggang. Sering dipakai di
                     sangkutanalat
   medan salju/es.




                     Gambar 20: Full body Harness
b. Seat harmness

          Harmness ini lebih sering dipakai, mungkin karena tidak begitu
   mengganggu pendaki dalam bergerak.




                        Gambar 21: Seat harmness
Sheat harmness juaga dapat dibuat dari webbing (swami belt) dan
          diapersling atau denagan menggunakan figure of eight sling.

       c. Chest Harmness




                             Gambar 22 : Chest Harmness
10.    Helm

       Bagian tubuh yang paling lemah adalah kepala, sehingga perlu mengenakan
helm untuk melindungi dari benturan tebing saat pendaki terjatuh atau bila ada batu
yang berjatuhan. Meskipun helm agak mengganggu, tetapi kita akan terhindar dari
kemungkinan terluka atau keadaa fatal.




                                  Gambar 23: Helm
11.    Sepatu
Sepatu sangat berpengaruh pada suatu pendakian, ini pun terghantung pada
medan yang akan dilalui. Untuk medan batu kapur yang licin dipakai sepatu yang
bersol tipis dan rata. Sedangkan untuk medan sand stone (batu pasir) atau medan
basah diapakai yang bersol tebal dan bergerigi. Sepatu panjat biasa dibuat tinggi,
untuk melindungi mata kaki.




                              Gambar 24: Sepatu panjat tebing
12.    Cam/Friend

       Pengaman sisip yang bekerja berdasarkan system friksi yang ditimbulkan
ketika mengenai beban. Memiliki ukuran yang beragam untuk setiap bentuk tebing ,
dan gagangnya ada yang lentur ada yang fix.
        ngnya




                                 Gambar 25: Cam/Friend
13.    Chalk Bag

       Chalk Bag digunakan untuk meletakkan Magnesium yang berguna untuk
menyerap keringat yang ada pada tangan agar tangan tidak licin. Chalk Bag ini di
Gantungkan pada pinggang pemanjat dan di arahkan ke belakang tau di letakkan di
ujung tulang pinggul agar mudah untuk menggapainya sewaktu memanjat.




                               Gambar 26: Chalk Bag
14.    Hammer

       Hammer digunakan pada saat kita melakukan pemanjatan Artifisial, hammer
digunakan untuk menacapkan piston agar kuat menempel pada rengkahan, bias juga
digunakan untuk membuka kembali piston dari rengkahan tersebut.




                                Gambar 27: Hammer
15.    Sling

       Sling sangat bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding, sling
dapat digunakan sebagai runners, back up maupun menjadi bagian pengaman
lainnya. Sling dibagi menjadi dua macam sling prusik dan sling webbing untuk
                                  macam,                       webbing,
panjang dan diameter sling memiliki banyak variasi.




                                   Gambar 28: Sling
16.    Sarung tangan

       Akan melindungi tangan bagi belayer ketika mengamankan pemanjat maupun
        kan
rapler dari bahaya gesekan telapak tangan dengan tali pengaman.




                               Gambar 29: Sarung tangan
17.    Hanger

       Hanger adalah gantungan yang dipasang pada tebing yang digunakan untuk
menggantungkan runner sebagai pengaman dalam panjat tebing.
Gambar 30: Hanger




18.        Runners
           Runner adalah 2 carabiner yang disambungkan oleh sling yang digunakan
                r
untuk pengaman. Cara pemsangannya adalah dengan digantungkan pada hanger
kemudian tali pemnajat dimasukkan ke dalam karabiner yang lain.




                                      Gambar 31: Runners



3.5        Persiapan Pemanjatan

           Sebelum melakukan pemanjatan kita harus mempersiapkan segala sesuatunya
seperti:

           1.     Pemanasan
           2.     Pasang tali jiwa (harmness)
           3.     Pasang tali pada harmness
           4.     Siapkan carabiner
           5.     Chouch bouch (kantung magnesium)
6.       Sepatu panjat

         Untuk melakukan pemanjatan harus mempunyai rekan untuk melakukan
pengamanan (belayer). Tuagas dari seorang belayer harus menjaga keamanan sang
pemanjat dan menjaga di bawah sebagai penahan tali untuk pemanjatan dan
penurunan si pemanjat. Dan istilah dalam pemanjatan yang diucapkan oleh seorang
pemanjat kepada sang belayer:



         1. Slag
                  Seorang pemanjat meminta agar si belayer mengulurkan talinya.
         2. Pull
                  Seorang    pemanjat   meminta    agar   si   belayer    menarik   atau
                  mengencangkan talinya.
         3. On
         Si belayer diminta agar siap
         4. Off
         Pemanjat sudah aman tanpa belayer.
3.6      Kelas dan Grade dalam Panjat Tebing
      1. Kelas
         Seperti dalam olahraga lainnya, seseorang atlit dapat diukur kemampuannya
         pada suatu tingkat pertandingan. Pemain catur dengan elorating dibawah 2000
         tidak akan dapat mengikuti turnamen tingkat Gand Master. Dalam panjat
         tebing terdapat klasifikasi tebing berdasarkan tingkat kesulitannya, dengan
         demikian kita dapat mengukur sampai di mana kemampuan kita. Kelas yang
         dibuat oleh Sierra Club adalah :
         1.       Kelas 1:
                  Cross Country Hiking Perjalanan biasa tanpa membutuhkan bantuan
                  tangan untuk mendaki / menambah ketinggian.
         2.       Kelas 2:
                  Scrambling Sedikit dengan bantuan tangan, tanpa tali.
3.      Kelas 3:
           Easy Climbing Secara scrambling dengan bantuan , dasar teknik
           mendaki (climbing) sangat membantu, untuk pendaki yang kurang
           pengalaman dapat menggunakan tali.
   4.      Kelas 4:
           Rope Climbing with belaying.Belay (pengaman) dipasang pada anchor
           (titik tambat) alamiah atau buatan,berfungsi sebagai pengaman.


   5.      Kelas 5:
           Kelas ini dibagi menjadi 11 tingkatan (5.1 sampai 5.14), di mana
           semakin tinggi angka di belakang angka 5, berarti semakin tinggi
           tingkat kesulitan tebing. Pada kelas ini, runners dipakai sebagai
           pengaman.
   6.      Kelas A:
           Untuk menambah ketinggian, seseorang pendaki harus menggunakan
           alat. Dibagi menjadi lima tingkatan (A1 sampai A5). Contoh : Pada
           tebing kelas 5.4 tidak dapat dilewati tanpa bantuan alat A2, tingkat
           kesulitan tebing menjadi 5.4 - A2.
2. Grade
   Merupakan ukuran banyaknya teknik pendakian yang diperlukan. Faktor rute
   yang sulit dan cuaca buruk dapat menambah bobot grade menjadi lebih tinggi.
   Sebagai contoh, tebing kelas 5.7 yang rendah dan dekat dengan jalan raya,
   mungkin akan mempunyai grade I (satu). Pembagian grade adalah sebagai
   berikut.
                                Tabel 2 : Grade
Ada beberapa macam sistem yang digunakan di dunia dalam menentukan
tingkat kesulitan panjat tebing. Beberapa yang populer adalah sebagai berikut:

a. Sistem UK

           Sistem ini menggunakan 2 sub grade, adjectice grade (sifat) dan
   technical grade (teknis). Adjective grade menggambarkan kesulitan secara
   menyeluruh dari perkiraan seberapa susah jalur pemanjatan, jumlah
   kesulitan yang dialami dan ketersediaan pengaman. Adjective grade terdiri
   dari:

           Moderate (M), Very Difficult (VD), Hard Very Difficult, Mild
   Severe,Severe (S),Hard Severe (HS), Mild Very Severe (MVS), Very
   Severe (VS), Hard Very Severe (HVS) dan Extremely Severe. Extremely
   Severe dibagi lagi menjadi 10 sub grade yaitu dari E1 sampai E10.

           Sedangkan sistem numerik pada technical grade menggambarkan
   tingkat kesulitan tersulit (crux) selama dalam pemenjatan. Jika pemanjatan
   dilakukan multi pitch maka masing-masing pitch akan mendapatkan
   technical grade untuk masing-masing pitch. Tecnical grade terdiri dari:

   4a, 4b, 4c, 5a, 5b, 5c, 6a, 6b, 6c, 7a, 7b, 7c …..dan selanjutnya…

b. Sistem Perancis :

           Sistem ini dikenal sebagai sistem untuk tingkat kesulitan dalam
   sport climbing makanya banyak digunakan di jalur papan panjat. Tidak
   seperti sistem UK, sistem ini menggunakan penomeran tunggal untuk
   menggambarkan seberapa sulit suatu jalur secara menyeluruh. Hal ini bisa
   menyebabkan masalah, misalkan suatu jalur mudah dilewati oleh
   pemanjat    pemula,    maka    bisa   menjadi   jalur   yang   sulit   pada
   pengkategoriannya.
c. Sistem UIAA :

             Sistem Union Internationale des Associations d’Alpinisme (UIAA)
   ini banyak digunakan di Jerman dan Austria. Sama seperti sistem
   Perancis,menggunakan       penomeran    tunggal   untuk     menggambarkan
   seberapa sulit suatu jalur secara menyeluruh, sistem ini diawali dari 1
   (mudah) sampai 10 (sulit).Karena tingkat kesulitan bertambah, maka
   dilakukan penambahan + atau – biasa dilakukan untuk membedakan antar
   grade pemanjatan. jalur 11+ dan 12- sekarang banyak dipanjat oleh para
   pemanjat.

d. Sistem Australia :

             Sistem ini digunakan di Australia dan New Zealand dengan
   menggunakan sistem logika. Sistem ini menggunakan sistem penomeran
   tunggal, semakin sulit suatu jalur maka angka akan semakin tinggi. Tidak
   seperti     Sistem   Perancis    dan   Sistem     Amerika     yang   tidak
   mempertimbangkan ketersediaan pengaman, Sistem Australia akan
   meningkat tingkat kesulitannya jika jumlah pengaman sedikit.

e. Sistem Amerika :

             Sistem ini berawal dari 1 sampai 5, tapi hanya grade 5 yang
   digunakan untuk panjat tebing. Grade 1 sampai 4 digunakan untuk
   menggambarkan berjalan dengan sedikit kesulitan, dan grade 5.0 berjalan
   dengan scramble yang sulit.

             Sistem ini disebut juga dengan Yossemite Decimal System (YDS).
   Pengkatagorian berasal dari USA dan saat ini banyak di gunakan untuk
   menentukan grade kesulitan panjat tebing. Pengkatagorian demikian
   biasanya digunakan untuk jenis pendakian free-climbing atau free-soloing
[Memanjat sendiri tanpa alat bantu dan pengaman apapun, biasanya pada
jalur pendek].

       Anehnya YDS sendiri menyalahi kaidah matematis penghitungan
decimal, dimana misalnya suatu jalur mempunyai ketinggian 5,9 [lima
point sembilan] lalu grade selanjutnya menjadi 5.10 [lima point sepuluh].
Peng-angka-an ini menjadi aneh akibat grade 5.9 lebih rendah dibanding
dengan 5.10, padahal dalam matematika sebaliknya. YDS sendiri diawali
dengan grade 5.8 atau 5.9, selanjutnya 5.10, 5.11, 5.12, 5.13 dan 5.14.
Sampai saat ini tidak ada grade melebihi 5.14.

       Perkembangan keanehan peng-angka-an decimal ini menurut
beberapa diskusi pegiatan pendakian dan panjat tebing akibat keselahan
memprediksikan      kemampuan       pendakian    pada   saat   system   YDS
dipublikasikan. Dimana pada saat itu diperkirakan kemampuan pendakian
/ panjat hanya sampai grade 5.9. Padahal dalam kemudian berkembangan
kemampuan pendakian / pemanjatan yang lebih mutakhir dan luar bisa.

       Bahkan saking sulitnya menentukan dengan hanya angka-angka
decimal      yang    terbatas,      seiring   dengan     banyaknya      jalur
pendakian/pemanjatan yang dibuat oleh kalangan pemanjat, maka grade
decimalpun       ditambahkan        dibelangkannya      dengan      alfhabet.
Contoh; 5.12a, 5.13 d atau 5.14 c

       `Memang sampai saat sekarang barangkali hanya ada beberapa
jalur yang dibuat manusia dengan grade 5.14, itupun terbatas pada jalur-
jalur pendek.

Secara umum grading dengan YDS dapat dijelaskan sebagai berikut:

   5.8 ; jalur yang ditempuh mudah, grip [pegangan] sangat bisa
digunakan oleh bagian tubuh yang ada untuk menambah ketinggian
   5.9 ; jalur yang ditempuh dengan metode 3 bertahan 1 mencari.




                Gambar 32: Contoh Grade 5.9

   5.10 ; jalur yang ditempuh dengan metode 3 bertahan 1 mencari,
hanya saja perlu keseimbangan [balance] yang baik
   5.11 ; dapat bertahan pada 2 atau 3 grip dengan satu diantaranya
sangat minim dan perlu keseimbangan. Jalur hang hampir bisa dipastikan
memiliki grade demikian.
   5.12 ; terdapat 2 dari 2 kaki dan 2 tangan yang dapat digunakan untuk
menambah ketinggian. Dengan kondisi grip yang kecil di satu bagiannya
atau paling tidak sama.
Gambar 33: Contoh Grade 5.12

   5.13 ; hanya 1 dari diantara 2 kaki dan 2 tangan yang dapat digunakan
    untuk menambah ketinggian, itupun dengan grip yang sangat minim.
   5.14 ; mulus seperti kaca, tidak mungkin terpikirkan untuk dapat dibuat
    jalur pendakian/pemanjatan tanpa bantuan alat (artificial climbing).




                    Gambar 34: Contoh Grade 5.14

        Sumber : Mapala UPN Yogyakarta dan sumber lainnya
3.7       Gaya Pemanjatan


          Pengertian gaya didalam panjat tebing menyangkut metode dan peralatan serta
derajat    petualangan    dalam   suatu   pendakian.   Petualangan   berarti   tingkat
ketidakpastian hasil yang akan dicapai.



          Gaya harus sesuai dengan pendakian. Gaya yang berlebiahan untuk tebing
yang kecil, sebaik apapun gaya tersebut akhirnya menjadi gaya yang buruk. Mendaki
secara alamiah dengan bantuan teknis terbatas adalah gaya yang baik. Kita harus
bekerjasama dengan tebing, jangan memaksanya. Kita dapat menggunakan point-
point alamiah seperti batu, tanduk (horn), pohon atau pada batuyang terjepit di dalam
celah (chockstone). Akhirnya kita sampai pada pendakian sendiri, tanpa
menggunakan tali. Maksudnya adalah menyesuaikan gaya dengan pendakian dan
kemampuan diri. Gaya yang baik adalah penyesuaian yang sempurna-penapakan dari
dua sisi yang baik antara ambisi dan kemampuan.




          Tidak ada pendakian yang sama. Standar yang baik selalu dapat diterapkan
dan juga memungkinkan penyelesaian menjadi kepribadian masing-masing rute.
Itulah prinsip pendakian pertama kita tadi. Prinsip tersebuat dapat membimbing kita
dalam masalah gaya dan etika. Kita telah memiliki standar minimum yang telah siap
dan tersedia untuk dijadikan sasaran. Penerimaan terhadap prinsip ini memungkinkan
kita untuk meniadakan pertentangan pendapat tentang gaya umum. Keuntungan lain
adalah gaya dari pendakian pertama adalah gaya yang layak dan memberikan
keuntungan psikologis kepada pendaki-pendaki berikutnya bahwa rute tersebut,
paling tidak, pernah dicoba. Dengan menghargai orang-orang yang menyelesaikannya
dan memperlihatkan bahwa kita paham akan nilainya, serta menganggap pendakian
mereka sebagai suatu hasil karya, maka pendakian mereka bukanlah sesuatu yang
harus dikalahkan.
Dalam bukunya How to Rock Climbing: Face Climbing, John Long
menguraikan dalam membuat klasifikasi yang lebih sempit mengenai beberapa gaya
yang ada, diantaranya adalah:

   1. Onsight Free Solo
       Istilah onsight berarti memanjat suatu jalur tanpa pernah mencoba dan belum
       pernah melihat orang lain memanjat di jalur tersebut. Jadi jalur tersebut
       dipanjat tanpa informasi apa-apa. Sedangkan solo berarti tanpa tali. Jadi
       onsight free solo berarti pemanjatan tali untuk pertama kali bagi seorang
       pemanjat tanpa informasi apa-apa.
   2. Free Solo
       Pemanjatan suatu jalur tanpa menggunakan tali, tapi pernah mencoba
       walaupun belum hapal benar jalur tersebut.
   3. Worked Solo
       Pemanjatan tanpa tali dengan sebelumnya pernah mencoba berkali-kali
       sampai benar-benar hapal mati seluruh bentuk permukaan tebing.
   4. Onsight Flash/Vue
       Memanjat suatu jalur tanpa pernah mencobanya, melihat pamanjat lain dijalur
       yan sama, juga tidak pernah mendapat informasi apa-apa. Memanjat dengan
       menggunakan tali sebagai perintis jalur (leader) dan memasang pengaman
       (running belay). Pemanjat juga tidak sekalipun jatuh dan tidak mengambil
       nafas/istirahat diseopanjang jalur.
   5. Beta Flash
       Pemanjatan tanpa mencoba dan melihat orang lain memanjat dijalur tersebut,
       namun telah mendapat informasi tentang jalur dan bagian-bagian sulitnya
       (crux). Pemanjat kemudian memanjatnya tanpa jatuh dan tanpa istirahat di
       sepanjang jalur.
6. Déjà vu
         Seoarang pemanjat sudah dapat memanjat suatu jalur sekian tahun
         sebelumnya dan gagal menuntaskannya. Setelah sekian tahun itu, dengan
         kemampuan memanjat yang lebih baik, ia kembali dengan hanya sedikit
         ingatan tentang jalur tersebut dan berhasil menuntaskan jalur pada percobaan
         pertama.
      7. Red Point
         Memanjat suatu jaluryang telah dipelajari dengan sangat baik, tanpa jatuh dan
         memanjat sambil memasang pengaman sebagai perintis jalur.
      8. Pink Point
         Sama dengan red point hanya semua pengaman telah dipasang pada
         tempatnya.
      9. Brown point
         Ada beberapa macam untuk kategori ini, misalnya seorang pemanjat merintis
         suatu jalur, lalu jatuh dan menarik tali, kemudian meneruskan pemanjatan dari
         titik pengaman terakhir ia jatuh (hangdogging). Pemanjatan dengan top rope
         juga termasuk dalam kategori ini. Lalu ada lagi pemanjatan dengan bor
         pertama dipasang terlebih dahulu. Sebenarnya masih banyak lagi yang masuk
         dalam kategori ini. Seluruh kategori ini menceritakan berbagai taktik, strategi
         atau trik untuk mempelajari sekaligus mencoba menuntaskan suatu jalur.

         Setealah begitu banyak melihat gaya pemanjat dalam menuntaskan jalur, kita
dapat membandingkan mana yang lebih sulit. Dengan begitu dapat pula dibandingkan
perbedaan kemampuan seorang pemanjat.

3.8      Pertimbangan Lain
      1. Gunakan Chock dan Runners (titik pengaman) alam. Pendakian tebing adalah
         suatu kesatuan yang harus ditangani secara hati-hati. Yang harus diperhatikan
         adalah masalah penggunaan runners alam dan chockstone buatan, karena alat
         tersebut membiarakan tebing tetap utuh.
Penggunaan piton (paku tebing) dalam suatu pendakian masih menimbulkan
           cacat pada tebing. Kerusakan yang ditimbulkannya adalah karena:
           a. Mempersulit atau mempermudah rute dengan merubah sifatnya.
           b. Menimbulkan noda-noda goresan yang tidak sedap di pandang.
           c. Dapat melepas belahan batu besar atau serpihan-serpihan batu.

           Jadi walaupun dalam kasus-kasus dimana pendakian pertama menggunakan
           piton, kita harus berusaha memperkecil penggunaan piton karena sifatnya
           yang merusak.

      2. Sampah
           Jika kita membawa kaleng makan dalam suatu pendakian, injak kaleng
           tersebut dan bawalah keatas. Lebih baik jika membawa makanan yang tidak
           dalam kaleng. Kulit jeruk sebaiknya disimpan kembali karena tidak dimakan
           oleh binatang dan sangat lambat pembusukannya.


3.9        Teknik Dasar Pemanjatan / Rock Climbing
      1.   Face Climbing
                  Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat
           tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan
           tangan. Para pendaki pemula biasanya mempunyai kecenderungan untuk
           mempercayakan sebagian berat badannya pada pegangan tangan, dan
           menempatkan badannya rapat ke tebing dan Ini adalah kebiasaan yang salah.
           Tangan manusia tidak bisa digunakan untuk mempertahankan berat badan
           dibandingkan kaki, sehingga beban yang diberikan pada tangan akan cepat
           melelahkan untuk mempertahankan keseimbangan badan, Kecenderungan
           merapatkan berat badan ketebing dapat mengakibatkan timbulnya momen
           gaya pada tumpuan kaki, Hal ini memberikan peluang untuk tergelincir
           Konsentrasi berat di atas bidang yang sempit (tumpuan kaki) akan
           memberikan gaya gesekan dan kestabilan yang lebih baik.
2. Friction / Slab Climbing
          Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai
   gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu
   vertical, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya
   gesekan terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang
   normal sebesar mungkin, Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal
   diatas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik.
3. Fissure Climbing
          Teknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota
   badan yang seolah olah berfungsi sebagai pasak. Dengan cara demikian, dan
   beberapa pengembangan, dikenal teknik-teknik berikut :
             Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak
              begitu   besar   Jari-jari   tangan,   kaki,    atau      tangan   dapat
              dimasukkan/diselipkan        pada   celah      sehingga     seolah-olah
              menyerupai pasak.
             Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar
              (chomney). Badan masuk diantara celah, dan punggung di salah
              satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan,
              dan sebelah lagi menempel ke belakang Kedua tangan diletakkan
              menempel pula. Kedua tangan membantu mendororng keatas
              bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat
              badan.
             Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar
              (gullies).Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki
              sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan
              mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang
              juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.
             Lay Back, teknik memanjat pada celah vertical dengan
              menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait
              tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk
menempatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan.
                    Tangan menarik kebelakang dan kaki mendorong kedepan dan
                    kemudian bergerak naik ke atas silih berganti.
3.10     Clean Jalur

         Clean jalur adalah membersihkan jalue pemanjatan dari peralatan climbing
seperti runner dan karmantel. Clean jalur dibagi menjadi 3 yaitu:

   a. Clean down
         Adalah teknik membersihkan jalur dengan turun berlahan dengan mengambil
         kembali runners satu persatu sampai ke bawah.
   b. Clean pursik
         Adalah teknik membersihkan jalur dengan menggunakan tali pursik untuk
         menyimpulkan tali karnmantel dan tali karnmantel dapat langsung dijadikan
         pemanjat untuk turun sehingga pemanjat dapat dengan mudah mengambil
         runner satu persatu.
   c. Clean mayong
         Adalah teknik membersihkan jalur dari perlengkapan climbing yang pada top
         dari tebing terdapat mayong.

Dari ketiga jenis clean jalur diatas, clean jalur yang paling aman adalah clean down,
Karena jika salah satu runner lepas, maka masih ada runner yang lain yang akan
menahan pemanjat agar tidak jatuh.

3.11     Jalur yang diapanjat di Harau
       1. Jalur hijau
          a. Grade : 5-8 A
          b. Jumlah hanger : 7 hanger
          c. Ketinggian ± 15 meter
       2. Jalur Fucking Hot
          a. Grade : 5-11 A
          b. Jumlah hanger : 7 hanger
c. Ketinggian ± 8 meter
3. Jalur Toilet
   a. Grade : 5-9 A
   b. Jumlah hanger : 9 hanger
   c. Ketinggian ± 25 meter
4. Jalur Cukia
   a. Grade 5-10 A
   b. Jumlah hanger : 7 hanger
   c. Ketinggian : 20 meter
BAB IV

                        PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Pra Kegiatan
   A. Pelatihan dan Penambahan Materi
       Pelatihan dan penambahan materi dilakukan secara terencana. Adapun hal-
       hal yang dilakukan selama masa pra kegiatan adalah:
       1. Penambahan Materi
            No Hari/Tanggal          Keterangan
       Senin/ l7 September 2012
          1                          Upgrading Rock Climbing oleh Pembina
            2    Selasa/18           Latiha buildering di belakang sekre paitua
                 September 2012      dengan Pembina
            3    Selasa-Rabu/18-26   Joging dan Latihan buildering di belakang
                 September 2012      sekre paitua oleh AM



       2. Rapat AM
            No   Hari/Tanggal        Keterangan
            1    Sabtu/ 15           Penentuan waktu berkegiatan
                 September 2012
            2    Minggu / 16         Pembentukan kepanitiaan dan jobdess
                 September 2012      masing-masing bidang


   B. Sekretaris
       1.   List Job
            No Hari/Tanggal          Keterangan
            1    Kamis/20            Menyiapkan surat keluar
                 September 2012
            2    Rabu/19             Menyelesaikan ROP
                 September-Rabu/
2. List Surat Keluar
  No.    Nama Surat      Nomor Surat          Tujuan      Keterangan
    1       Surat      002-B/RC/Paitua-    Wali nagari      Sudah
          Perizinan    MTU/XX/IX-2012                      Sampai
    2       Surat      002-B/RC/Paitua-       Ketua         Sudah
          Perizinan    MTU/XX/IX-2012        pemuda        Sampai
    3       Surat      002-B/RC/Paitua-      BKSDA          Sudah
          Perizinan    MTU/XX/IX-2012                       Masuk
            Surat      002-B/RC/Paitua-      Kapolsek       Belum
          Perizinan    MTU/XX/IX-2012                       masuk
    4       Surat      001-B/RC/ Paitua-   Paitua-MTU       Sudah
        Peminjaman     MTU/XX/IX-2012                      Sampai
            Alat
    5       Surat      001-B/RC/ Paitua-   MPU-Mapala       Sudah
        peminjaman     MTU/XX/IX-2012      Polyteknik      Sampai
             alat                          Negri padang
    6       Surat      001-B/RC/ Paitua-   KOMMA-           Sudah
        peminjaman     MTU/XX/IX-2012      FPUA            sampai
             alat
    7       Surat      001-B/RC/ Paitua-   SDU-             Sudah
        peminjaman     MTU/XX/IX-2012      FATERNA         Sampai
             alat
    8       Surat      001-B/RC/ Paitua-   KCALH-           Sudah
        peminjaman     MTU/XX/IX-2012      RAFFLESIA        Masuk
             alat
    9       Surat      001-B/RC/ Paitua-   MPALH            Sudah
        peminjaman     MTU/XX/IX-2012                       Masuk
             alat
10      Surat Jalan       16-SJ/ paitua-        paitua          Sudah
                            MTU/XX/IX-2012                            masuk
      11         Surat      001-B/RC/ Paitua-         Dekanat         Sudah
             Peminjaman     MTU/XX/IX-2012                           Masuk
                 Alat


C. Bendahara
   1. List Job
     No Hari/ tanggal              Keterangan
     1       Rabu-Jum’at/26-28     Mengumpulkan dana dari anggota muda
             September
             2012


D. Bidang Perlengkapan
    1. List Perlengkapan Pribadi

      No                 Nama                Jumlah             Keterangan
         1   Pakaian
             a. Baju lapangan             1 buah                   Ada
             b. Celana lapangan           1 buah                   Ada
             c. Kaos kaki lapangan        1 pasang                 Ada
         2   Perlengkapan makan
             a. Piring                    1 buah                   Ada
             b. Gelas                     1 buah                   Ada
             c. Sendok                    1 buah                   Ada
         3   Perlengkapan tidur
             a. Jaket                     1 buah                   Ada
             b. Selimut                   1 buah                   Ada
         4   Perlengkapan mandi           1 set                    Ada
5   Perlengkapan tambahan
         a. Sandal                1 pasang                Ada
         b. Obat-obatan pribadi   secukupnya              Ada
         c. Perlengkapan shalat   1 set                   Ada
         d. Survival kids         1 set               Tidak ada
         e. Pakaian ganti         2 pasang                Ada
     6   Penerangan               1 buah                  Ada



2. Perlengkapan kelompok

 No                  Nama         Jumlah            Keterangan
 1       Tali Carmantel                   2 pitch   Ada
 2       Harmnes                  4 buah            Ada
 3       Carabiner Screw          4 Buah            Ada
 4       Figure of eight          2 buah            Ada
 5       Runners                  20 buah           Ada
 6       Calk bag                 2 buah            Ada
 7       Bubuk Magnesium          ½ kg              Ada
 8       Piton                    1 set             Ada
 9       Friend                   4 buah            Ada
 10      Sling Prusik             2 buah            Ada
 11      Hummer                   1 buah            Ada
 12      Hexentric                1 set             Ada
 13      Chock Stopper            1 set             Ada
 14      Webbing                  4 buah            Ada
 15      Carier                   2 buah            Ada
 16      Day Pack                 4 buah            Ada
 17      Minyak tanah             1L                Tidak Ada
 18      Nesting                  2 set             Ada
19   Tabung gas                    5 Tabung        Ada
 20   Tramontina                    1 buah          Ada
 21   Plastik Packing               6 buah          Ada
 22   Kompas                        1 buah          Tidak Ada
 23   Sarung Tangan                 2 buah          Ada
 24   P3K                           1 set           Ada
 25   Fly sheet                     4 buah          Ada
 26   Derigen                       2 buah          Ada
 27   Cutter/ Pisau                 2 buah          Ada
 28   Kompor Gas                    2 buah          Ada
 29   Sabun Pencuci Piring          1 buah          Ada
 30   Korek Api                     1 buah          Ada
 31   Alat Dokumentasi              2 buah          Ada


3. List Job
 No Hari/ tanggal            Keterangan

 1     Kamis/ 27             Mencari transportasi
       September 2012

 2     kamis/ 2 juni 2012    Mencari perlengkapan yang harus dibawa
                             untuk berkegiatan.



4. List Peminjaman Alat Pada Paitua Mapala Teknik Unanad

  No Nama Barang                 Jumlah
  1    Runners                   10 buah
  2    Carabiner Screw           1 buah
  3    Figur of eight            1 buah
  4    Tali karnmantel           1 buah
5    Matras                  4 buah
  6    Carrier                 2 buah
  7    Sarung tangan           2 buah
  8    Chalk bag               2 buah
  9    Golok Tebas             1 buah
  10   Harness                 1 buah
  11   Tali pursik             2 buah
  12   Piton                   15 buah
  13   Heksentrik              17 buah
  14   Kompor Gas              2 buah
  15   Tabung Gas              4 buah
  19   Nesting                 2 buah
  20   Fly Sheet               2 buah
  21   Dirigen                 2buah
  22   Webbing                 4 buah



5. List Peminjaman Alat Pada MPU Mapala Politeknik Unand

 No Nama Barang               Jumlah

 1     Harness                1 buah

 2     Carabiner Screw        1 buah

 3     Figur of eight         1 buah

 4     Tali karnmantel        1 buah

 5     Runners                5 buah
6. List Peminjaman Alat Pada KOMMA Pertanian Unand

    No    Nama Barang             Jumlah

    1     Runners                 3 buah

    2     Carabiner Screw         3 buah

    3     Figur of eight          1 buah




   7. List Peminjaman Alat Pada SDU Faterna Unanad

    No    Nama Barang             Jumlah

    1     Runners                 2 buah




E. Bidang Konsumsi
   1. List Job
    No Hari/ tanggal        Keterangan

    1    Kamis/ 20          Mengatur konsumsi
         September 2012

    2    Kamis/ 27          Membeli segala keperluan konsumsi yang
         September 2012     dibutuhkan.
F. Bidang HPD
         1. List Job
            No Hari/ tanggal             Keterangan

            1      Sabtu/22              Melaksanakan survey lapangan untuk
                   September 2012        berkegiatan.

                                         Mengurus surat perizinan berkegiatan kepada
                                         Pak RT, wali jorong, wali nagari dan Ketua
                                         pemuda Jorong Limpato

            2      jum’at/ 28            Mengurus surat perizinan berkegiatan kepada
                   September 2012        Polsek Harau.



2.2     Kegiatan
      1. RINCIAN KEGIATAN ORIENTASI ROCK CLIMBING

            No.        Hari/Tanggal            Pukul                Kegiatan
             1      Jum’at/ 28-09-2012      07.19-07.30       Upacara pelepasan di
                                                            sekretariat paitua-MTU
                                            07.30-11.43       Perjalanan dari Sekre
                                                              Paitua-MTU – Polres
                                                               Harau (mengantar
                                                                  SIMAKSI) –
                                                            Harau(Pasanggrahan Buk
                                                                      Atik)
                                            11.43-13.30              Ishoma
                                            13.30-13.40      Persiapan perlengkapan
                                                                   pemanjatan
                                            13.40-13.55     Perjalanan menuju tempat
                                                             pemanjatan (jalur hijau)
13.55-14.05          Pemanasan
                         14.05-16.00    Pemanjatan ke-1 jalur
                                          hijau yaitu mampu
                                       menjadi leader, belay dan
                                              clean down
                         16.00-16.20      Istirahat dan shalat
                         16.20-19.08     Pemanjatan ke-2 jalur
                                          hijau yaitu mampu
                                       menjadi leader, belay dan
                                              clean down
                         19.08-21.00            Ishoma
                         21.00-21.38   Evaluasi dan Breafing AM
                         21.38-22.02   Evaluasi dengan Pembina
                         22.02-22.40       Malam keakraban
                         22.40-05.00         Istirahat tidur


2   Sabtu / 29-09-2012   05.00-06.15   Bangun, MCK, sholat, dan
                                                 masak
                         06.15-06.45            Makan
                         06.45-06.55    Persiapan perlengkapan
                                              pemanjatan
                         06.55-07.05   Perjalanan menuju tempat
                                              pemanjatan
                         07.05-07.15          Pemanasan
                         07.15-11.50   Pemanjatan di jalur toilet,
                                              fucking hot
                         11.50-12.50            Ishoma
                         12.50-16.00   Pemanjatan di jalur toilet,
                                              fucking hot
15.30-16.00      Istirahat dan shalat
                      16.20-20.08   Pemanjatan di jalur toilet,
                                           fucking hot
                      20.08-21.41            Ishoma
                      21.41-22.05   Evaluasi dan Breafing AM
                      22.05-22.23   Evaluasi dengan Pembina
                      22.23-23.00       Malam keakraban
                      23.00-05.00         Istirahat tidur


3   Minggu / 30-09-   05.00-06.15   Bangun, MCK, sholat, dan
         2012                                 masak
                                     Persiapan perlengkapan
                                           pemanjatan
                      06.15-06.45            Makan
                      06.45-07.05      Persiapan memanjat
                      07.05-07.45   Pemanjatan jalur fucking
                                               hot
                      07.45-07.50   Perjalanan menuju tempat
                                     pemanjatan (jalur cukia)
                      07.50-08.15          Pemanasan
                      08.15-12.15   Pemanjatan di jalur cukia
                                    dan clean down bagi yang
                                              belum
                      12.15-12.50            Ishoma
                      13.00-14.00       Persiapan pulang
                      14.13-19.15   Pulang ke sekre paitua –
                                              MTU
                      19.15-19.30            Istirahat
                      19.30-20.20   Evaluasi dan breafing AM
20.20-20.40     Evaluasi dengan Pembina



2. JADWAL LOMUNIKASI
     No   Hari/Tanggal   Jam     Lokas    Tujuan       Berita      Sarana
      .                            i
      1    Jum’at, 28    12.07   Harau    Paitua     Kedatangan     Hp
           September                      (Rima       di Lokasi
             2012                        Geovani)    Pemanjatan
      2    Jum’at, 28    19.10   Harau    Paitua      Keadaan       Hp
           September                      (Rima         Tim
             2012                        Geovani)
      4    Sabtu, 29     12.15   Harau    Paitua      Persiapan     Hp
           September                      (Rima      pemanjatan
             2012                        Geovani)
      5    Sabtu, 29     20.14   Harau    Paitua      Keadaan       Hp
           September                      (Rima         Tim
             2012                        Geovani
                                           dan
                                          Hanif
                                          Hasan)
      6   Minggu, 30     06.40   Harau    Paitua      Persiapan     Hp
           September                      (Rima      pemanjatan
             2012                        Geovani)
      7   Minggu, 30     14.15   Harau    Paitua     Keadaan tim    Hp
           September                      (Rima          dan
             2012                        Geovani)    keberangkat
                                                      an pulang
SKENARIO PEMANJATAN


1. Jum’at, 28 September 2012
   Target :     Menjadi leder
                Menjadi belay
                Clean down
   Pemanjatan jalur hijau
   a. Jalur 1
         Belay                 : Eko Firmanto
          Leader                : Fadli Rizki
          Dokumentasi           : Fajri Mardhatillah
         Belay                 : Fadli Rizki
          Leader                : Fajri Mardhatillah
          Dokumentasi           : Eko Firmanto
         Belay                 : Fajri Mardhatillah
          Leader                : Eko Firmanto
          Dokumentasi           : Fadli Rizki
   b. Jalur 2
         Belay                 : Dikky Andika
          Leader                : M. Arifin
          Dokumentasi           : Yuliana Febriani
         Belay                 : M. Arifin
          Leader                : Yuliana Febriani
          Dokumentasi           : Dikky Andika
         Belay                 : Yuliana Febriani
          Leader                : Dikky Andika
          Dokumentasi           : M. Arifin
2. Sabtu, 29 September 2012
   Target : clean pursik
   Pemanjatan jalur toilet
   `   Pemanjatan pertama
          Belay             : Fadli Rizki
           Leader            : M.Arifin
           Dokumentasi       : Eko Firmanto
          Belay             : M. Arifin
           Leader            : Eko Firmanto
           Dokumentasi       : Fadli Rizki
          Belay             : Eko Firmanto
           Leader            : Fadli Rizki
           Dokumentasi       : M. Arifin
       Pemanjatan kedua
          Belay             : Yuliana Febriani
           Leader            : Fajri Mardhatillah
           Dokumentasi       : Dikky Andika
          Belay             : Fajri Mardhatillah
           Leader            : Dikky Andika
           Dokumentasi       : Yuliana Febriani
          Belay             : Dikky Andika
           Leader            : Yuliana Febriani
           Dokumentasi       : Fajri Mardhatillah


   Pemanjatan di jalur fucking hot
       Pemanjatan pertama
          Belay             : Fadli Rizki
           Leader            : Yuliana Febriani
           Dokumentasi       : M. Arifin
          Belay             : M. Arifin
Leader            : Fadli Rizki
          Dokumentasi       : Yuliana Febriani
         Belay             : Yuliana Febriani
          Leader            : M. Arifin
          Dokumentasi       : Fadli Rizki
         Belay             : Dikky Andika
          Leader            : Fajri Mardhatillah
          Dokumentasi       : Eko Firmanto
         Belay             : Fajri Mardhatillah
          Leader            : Eko Firmanto
          Dokumentasi       : Dikky Andika
         Belay             : Eko Firmanto
          Leader            : Dikky Andika
          Dokumentasi       : Fajri Mardhatillah


Minggu, 30 September 2012
   Artificial :
   Pemanjatan jalur cukia
         Belay             : Fadli Rizky
          Leader            : Dikky Andika
          Dokumentasi       : Fajri Mardhatillah
         Belay             : Eko Firmanto
          Leader            : Fajri Mardhatahillah
          Dokumentasi       : M. Arifin
         Belay             : Eko Firmanto
          Leader            : M. Arifin
          Dokumentasi       : Fajri Mardhatillah
         Belay             : Fajri Mardhatahillah
          Leader            : Eko Firmanto
          Dokumentasi       : M. Arifin
    Belay            : Eko Firmanto
            Leader           : Fadli Rizki
            Dokumentasi      : Dikky Andika
           Belay            : Fajri Mardhatahillah
            Leader           : Yuliana Febriani
            Dokumentasi      : Dikky Andika

Clean down di jalur hijau:

           Belay            : Fadli Rizki
            Leader           : Yuliana Febriani
            Dokumentasi      : Dikky Andika
           Belay            : Dikky Andika
            Leader           : Fadli Rizki
            Dokumentasi      : Yuliana Febriani




                             PEMBAGIAN TUGAS UMUM
A.   HARI JUMAT
     a. Koordinator Lapangan                          : Dikky Andika
     b. Mungurus perizinan                            : Eko Firmanto
                                                       Fajri Mardhatillah
     c. Menyiapkan makan malam                        : M Arifin
                                                       Yuliana Febriani
     d. Menjemput air                                 : Fadli Rizki


B.   HARI SABTU
     Pagi
     a. Koordinator Lapangan                          : Dikky Andika
b. Menyiapkan sarapan        : Fadli Rizki
                                   Eko Firmanto
     c. Menyiapkan perlengkapan   : M. Arifin
                                   Yuliana Febriani
     d. Menjemput air             : Fajri Mardhatillah




     Malam
     a. Koordinator Lapangan      : Dikky Andika
     b. Menyiapkan makan malam    : Yuliana Febriani
                                   Fajri Mardhatillah
                                   Fadli Rizki
     c. Menjemput air             : Eko Firmanto
                                   M. Arifin

C.   HARI MINGGU

     a. Koordinator Lapangan      : Dikky Andika
     b. Menyiapkan makan pagi     : Eko Firmanto
                                   Fajri Mardhatillah
     d. Menyiapkan alat           : M. Arifin
                                   Yuliana Febriani
                                    Fadli Rizki
     e. Sweeping lokasi           : Semua AM
2.3 Pasca Kegiatan
    No Hari/ Tanggal          Keterangan

    1    Senin-Selasa/1-2     Membersihkan Peralatan
         September 2012

    2    Rabu/3September      Mengembalikan Peralatan
         2012

    3    Jum’at/22 September Membuat cerita perjalanan
         2012

    4    Rabu-Sabtu/3-6       Membuat LPJ
         September 2012
BAB V

                       EVALUASI DAN PEMBAHASAN

1.1 Pra Kegiatan
   a. Surat-surat sebaiknya diselesaikan sebelum ROP
       Untuk berkegiatan diperlukan surat-surat seperti suarat izin, surat
       peminjaman alat. Dalam hal ini, setiap koordinator bidang harus memberikan
       list surat-surat yang diperlukan kepada sekretaris agar dapat membuat dan
       langsung diantarkan.
   b. Konfirmasi dengan ketua pelaksana
       Setiap anggota harus mengkonfirmasikan kepastian akan berkegiatan atau
       berhalangan ikut secepat mungkin kepada ketua, agar pada saat
       menghubungi bus jelas harga yang akan dibayar.
   c. Ganchart
       Masing-masing coordinator bidang harus membuat ganchart dan konsisten
       dalam melaksanakan kegiatan yang sudah ada di ganchart.

1.2 Kegiatan
 A. Jum’at, 28 September 2012
   Evaluasi sesama AM:

   a. Tidak medengarkan korlap
       Anggota tidak mendengarkan aba-aba yang diberikan oleh korlap, ini
       menyebabkan penggunaan waktu tidak efisien dan waktu untuk memanjat
       semakin sedikit.
   b. Belay kurang serius
       Pada saat pemanjatan, belay tidak serius melihat pemanjat. Ini menyebabkan
       ada anggota yang terjatuh ketika memanjat dan belay tidak langsung mem-
       pull tali sehingga angoota terjatuh jauh dari runner terakhir yang dipasang
       tali oleh anggota.
   Evaluasi dengan Pembina:
a. Harus tahu prosedur sebelum memanjat
    -     Untuk pemanjat
          Sebelum memanjat seharusnya anggota orientasi medan dulu agar tidak
          memakan waktu yang lama dan pemanjat juga harus memberi aba-aba
          yang jelas pada belay.
    -     Untuk belay
          Tali harus selalu diperhatikan agar tali tidak kusut dan belay juga harus
          tanggap dalam mendengarkan aba-aba dari pemanjat.
    -     Pemanjatan
          Pada saat memanjat harus diperhatikan cara pemasangan tali pada
          runner, jangan sampai pemasangan tali terbalik.
b. Jaga sikap di lapangan
   Pada saat berkegiatan, anggota harus menjaga sikap di lapangan, jangan
   melakukan hal-hal yang tidak perlu dilakukan. Contohnya pada saat
   berkegiatan, ada anggota yang tidur-tiduran di matras sedangkan anggota
   yang lain sedang memanjat.
c. Aplikasikan tujuan dan capai target yang sudah dibuat
   Sebelum berkegiatan sudah ditentukan tujuan dan target berkegiatan. Jadi
   sewaktu berkegiatan, target harus dicapai disamping tujuan dari kegiatan
   diaplikasikan. Manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mencapai target dan
   tujuan.
d. Kerja harus sesuai dengan ROP
   Pada ROP, sudah ditentukan pembagian tugas dari masing-masing anggota.
   Dalam berkegiatan, tugas anggotat harus dilakukan sesuai pembagian.
   Meskipun kita harus saling membantu, tapi tugas kita harus diselesaikan
   terlebih dahulu.

Brifing

a. Yang piket pada pagi sabtu, memasak nasi untuk makan siang.
b. On time dalam setiap kegiatan
c. Membuat list perlengkapan yang di bawa ke lokasi pemanjatan

B. Sabtu, 29 September 2012
  Evaluasi sesama AM

       Manajemen waktu.
       Anggota seharusnya dapat memanajenen waktu dengan baik, agar kegiatan
       yang dilakukan dapat sesuai dengan rancangan dan skenario yang telah
       dibuat. Contohnya pada saat men-clean anggota tidak mempertimbangkan
       lama waktu yang diperlukan sehingga selesai malam hari.

 Evaluasi dengan pembina

     Ukur kemampuan diri.
      Pada saat memanjat atau pun clean anggota harus dapat mengukur
      kemampuan dirinya, sampai mana ia mampu memanjat agar tidak terlalu
      lama berada di atas. Namun kita juga harus terlebih dahulu berusaha sebelum
      mengatakan ‘tidak bisa’.
  Brifing
  a. Piket hari minggu sama dengan hari sabtu
  b. Clean down yang belum dilakukan di jalur hijau.
  c. Sebelum ke jalur cukia menjemput runner yang tertinggal di jalur fucking hot.


C. MINGGU, 30 September 2012
   Evaluasi denagn AM:
   a. Kelalaian AM sehingga pada pengambilan runner belum semua anggota di
       jalur fucking hot, masih ada yang MCK
   b. AM tidak mencoba semua jalur yang telah dicantumkan di ROP
   c. Untuk waktu perjalanan, sebaiknya waktu ditambahkan karena bus umum
       juga mencari penumpang dan banyak berhenti di jalan.
1.3 Pasca Kegiatan
    a. Membuat cacatan perjalanan : M.arifin
    b. Cuci photo : Fajri Mardhatillah
    c. Membersihkan dan pengembalian perlengkapan : Fadli Rizki (PJ) dibantu
       AM yang lain pada hari Senin dan perlengkapan dikembalikan paling lambat
       hari rabu.
    d. Rapat AM akan dilaksanakan senin jam 16.00 WIB di sekre paitua MTU
    e. LPJ akan dilaksanakan seminggu setelah kegiatan.
BAB VI

                         KESIMPULAN DAN SARAN

6.1   Kesimpulan

  a. Kegiatan ini dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaaan kepada Tuhan
      Yang Maha Esa. Terbukti dengan kekaguman anggota yang semabari
      bersyukur menyadari betapa cipataan Tuhan luar biasa
  b. Sosialisasi dengan masyarakat setempat
      Ketika berkegiatan, orang lain yang lewat baik penduduk setempat maupun
      wisatawan yang bertanya, anggota secara tidak langsung mengenalkan paitua
      pada masyarakat.
  c. Mempelajari dan mengaplikasikan ilmu panjat tebing
      Denagan melaksanakan panjat tebing langsung di Harau, maka anggota sudah
      dapat mengaplikasikan ilmu panjat tebing yang sudah dipelajari.
  d. Kegiatan ini dapat melatih manajemen organisasi.
      Dengan dilibatkannya semua anggota dalam kepanitiaan, anggota sudah dapat
      melaatih manajemen organisasi dan kerjasama dalam sebuah tim
  e. Terbinanya kekeluargaan antara AM dan anggota biasa
      Dibukti dengan adanya kerjasama dan rasa saling tolong menolong antara
      sesama AM tanpa diminta sekalipun serta adanya rasa ingin saling melengkapi
      antara sesama.
  f. Memenuhi syarat orientasi.
      Dengan disetujuinya kegiatan ini dilaksanakan dan dengan diterimanya laporan
      pertanggungjawaban, berarti AM telah dapat menyelesaikan 1 beban orientasi
      yaitu Rock Climbing

6.2   Saran

      Agar acara selanjutnya berjalan dengan lebih baik, maka kami menyarankan:
2. Agar mempersiapakan waktu yang lebih jika ingin berkegiatan harau karena
   jalur panjat di harau sangat banyak
3. Banyak latihan sebelum berkegiatan.
Lampiran 1

                         SUSUNAN KEPANITIAAN

Ketua               : Dikky Andika         AM-002-P
Sekretaris          : Yuliana Febriani     AM-017-P
Bendahara           : Eko Firmanto         AM-003-P
Koor Perlengkapan   : Fadli Rizki          AM-005-P
Koor HPD            : Fajri Mardhatillah   AM-006-P
Koor Konsumsi       : M. Arifin            AM-009-P
Lampiran 2

                          RINCIAN BIAYA LOGISTIK

No.      Nama Barang          Jumlah       Harga/satuan          Total

 1    Tempe                  8 bungkus    Rp    1,000.00    Rp     8,000.00

 2    Sarden Besar            2 kaleng    Rp   16,000.00    Rp    32,000.00

 3    Sarden Kecil            2 kaleng    Rp    6,000.00    Rp    12,000.00

                                                            Rp
                              1 botol
 4    Saus Sambal                         Rp    10,000.00   10,000.00

 5    Cabe                     1/2 Kg     Rp   16,000.00    Rp     8,000.00

                                                            Rp
                             10 bungkus
 6    Cappucino                           Rp    1,000.00    10,000.00

                                                            Rp
                             10 bungkus
 7    Energen                             Rp    1,150.00    11,500.00

 8    Teh                     1 kotak     Rp    3,500.00    Rp     3,500.00

 9    Gula                     1 Kg       Rp   13,000.00    Rp    13,000.00

 10   Susu shacet putih        1 pack     Rp    6,500.00    Rp     6,500.00

 11   Mie                    6 bungkus    Rp    1,500.00    Rp     9,400.00

 12   Minyak Goreng            1 Kg       Rp   10,000.00    Rp    10,000.00

 13   Bawang merah               -        Rp    2,000.00    Rp    2,000.00

 14   Plastik                1 bungkus    Rp    3,500.00    Rp     3,500.00
15   Bawang putih                -       Rp    2,000.00     Rp      2,000.00

16   Ikan                      1 Kg      Rp    8,000.00     Rp      8,000.00

17   Kol                         -       Rp      3,000.00   Rp       3,000.00

18   Garam halus           1 bungkus     Rp      1,000.00   Rp      1,000.00

19   Gas                     4 tabung    Rp      4,000.00   Rp      16,000.00

20   Wortel                   1/2 Kg     Rp    4,000.00     Rp       2,000.00

21   Nuget                   1 bungkus   Rp   40,000.00     Rp      40,000.00

22 Kentang                     1 Kg      Rp      5,000.00   Rp       5,000.00

23 Teri                       1/4 Kg     Rp   60,000.00     Rp      15,000.00

24 Beras                         -       Rp      7,000.00   Rp      7,000.00

                                                            Rp
                           TOTAL
                                                            238,400.00




                       RINCIAN BIAYA PERLENGKAPAN

No Nama Barang                  Jumlah    Harga             Total
                                          persatuan(Rp)     Harga(Rp)

1    Plastik packing            2         3000              Rp
                                                            6,000.00

2    Bola Lampu                 1         2500              Rp
                                                            2,500.00
3       Sewa Pasangrahan                                         Rp
                                                                 300,000.00

                             TOTAL                               Rp
                                                                 308,500.00




                      RINCIAN BIAYA TRANSPORTASI

            Dari                         Ke                       Biaya

Sekretariat Paitua Mapala
Teknik Unand                            Harau             Rp      270,000.00

                              Sekretariat Paitua Mapala
Harau                         Teknik Unand                Rp      245,000.00

Uang bus                                   -              Rp       100,000.00

                           TOTAL                          Rp       615,000.00




                             RINCIAN BIAYA HPD

No                   Keterangan                                Jumlah

    1   Survey                                     Rp              35,000.00

    2   Regestrasi BKSDA                           Rp              15,000.00

    3   Registrasi Ketua Pemuda                    Rp              20,000.00

    4   Materai 6000@2buah                         Rp              14,000.00

    5   Cuci Foto                                  Rp              36,000.00
TOTAL                         Rp             120,000.00




                         RINCIAN BIAYA KESTARI

 No               Keterangan                              Jumlah

  1   Pengadaan ROP                            Rp                  4,000.00

  2   Pengadaan LPJ                            Rp                 52,000.00

                 TOTAL                         Rp                 56,000.00




                          RINCIAN BIAYA TOTAL

Uang Masuk:

      Jumlah     Jumlah per orang       Jumlah Total
No                                                           Keterangan
       Orang              (Rp)             (Rp)

 1       6                 215,000.00     1,290,000.00 iuran AM paitua

 2       1                 100,000.00       100,000.00 anggota biasa

               TOTAL                      1,390,000.00




Uang Keluar:

 No                   Bidang                             Jumlah

  1   Konsumsi                            Rp                  238,400.00
2     Perlengkapan                        Rp                  308,500.00

  3     HPD                                 Rp                  120,000.00

  4     Transportasi                        Rp                  615,000.00

  5     Kestari                             Rp                   56,000.00

                  TOTAL                     Rp                1,337,900.00




Ket :   Dana berlebih Rp 52.100,00

        Kelebihan dana digunakan untuk membeli snack yang dimakan bersama-sama
        AM.
Lampiran 3

                   DOKUMENTASI

      Pelepasan
   Keberangkatan
   Perjalanan
   Kedatangan di harau




   Leader , belay dan clean down di jalur hijau
   Clean pursik di jalur toilet
   Artificial di jalur cukia
   Pulang

More Related Content

What's hot

Rencana Tindak Lanju KMD Pramuka
Rencana Tindak Lanju KMD PramukaRencana Tindak Lanju KMD Pramuka
Rencana Tindak Lanju KMD Pramukaveldanmuhammad
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
UNIB
 
Materi konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkunganMateri konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkungan
Janiarto Paradise
 
Persebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesiaPersebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesiaFitri Yani
 
Bioma Gurun
Bioma GurunBioma Gurun
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 20102. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010April Cheers
 
Laporan observasi studi tour Bali
Laporan observasi studi tour BaliLaporan observasi studi tour Bali
Laporan observasi studi tour Bali
yuanita nita
 
Ekositem pantai berbatu
Ekositem pantai berbatuEkositem pantai berbatu
Ekositem pantai berbatuBasyrowi Arby
 
Bioma Tundra
Bioma TundraBioma Tundra
Bioma Tundra
Umbara Sakti Mihardja
 
Sumber daya alam dan pemanfaatannya
Sumber daya alam dan pemanfaatannyaSumber daya alam dan pemanfaatannya
Sumber daya alam dan pemanfaatannyaAndri Endianto
 
Makalah tata surya
Makalah tata suryaMakalah tata surya
Makalah tata surya
h3rrypot
 
Contoh Program Kebugaran jasmani selama seminggu
Contoh Program Kebugaran jasmani selama semingguContoh Program Kebugaran jasmani selama seminggu
Contoh Program Kebugaran jasmani selama seminggu
denson siburian
 
Sku penggalang
Sku penggalangSku penggalang
Sku penggalang
sumantri aulia
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Ahmad Said
 
2.2 PP PMR MADYA
2.2 PP PMR MADYA2.2 PP PMR MADYA
2.2 PP PMR MADYAEidellweist
 
PROPOSAL MUHARRAM oleh Eliha
PROPOSAL MUHARRAM oleh ElihaPROPOSAL MUHARRAM oleh Eliha
PROPOSAL MUHARRAM oleh Eliha
Eliha Mahsuna
 
Rotasi dan revolusi
Rotasi dan revolusiRotasi dan revolusi
Rotasi dan revolusiRirisya
 
The geology of sumatra
The geology of sumatraThe geology of sumatra
The geology of sumatra
Swastika Nugraheni,S.Pd
 
Fauna asiatis
Fauna asiatisFauna asiatis
Fauna asiatis
Wijining Putri
 

What's hot (20)

Rencana Tindak Lanju KMD Pramuka
Rencana Tindak Lanju KMD PramukaRencana Tindak Lanju KMD Pramuka
Rencana Tindak Lanju KMD Pramuka
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
 
Materi konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkunganMateri konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkungan
 
Persebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesiaPersebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesia
 
Bioma Gurun
Bioma GurunBioma Gurun
Bioma Gurun
 
PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP IKAN MAS (Cyprinus carpio)
PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio) PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)
PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP IKAN MAS (Cyprinus carpio)
 
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 20102. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
 
Laporan observasi studi tour Bali
Laporan observasi studi tour BaliLaporan observasi studi tour Bali
Laporan observasi studi tour Bali
 
Ekositem pantai berbatu
Ekositem pantai berbatuEkositem pantai berbatu
Ekositem pantai berbatu
 
Bioma Tundra
Bioma TundraBioma Tundra
Bioma Tundra
 
Sumber daya alam dan pemanfaatannya
Sumber daya alam dan pemanfaatannyaSumber daya alam dan pemanfaatannya
Sumber daya alam dan pemanfaatannya
 
Makalah tata surya
Makalah tata suryaMakalah tata surya
Makalah tata surya
 
Contoh Program Kebugaran jasmani selama seminggu
Contoh Program Kebugaran jasmani selama semingguContoh Program Kebugaran jasmani selama seminggu
Contoh Program Kebugaran jasmani selama seminggu
 
Sku penggalang
Sku penggalangSku penggalang
Sku penggalang
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
 
2.2 PP PMR MADYA
2.2 PP PMR MADYA2.2 PP PMR MADYA
2.2 PP PMR MADYA
 
PROPOSAL MUHARRAM oleh Eliha
PROPOSAL MUHARRAM oleh ElihaPROPOSAL MUHARRAM oleh Eliha
PROPOSAL MUHARRAM oleh Eliha
 
Rotasi dan revolusi
Rotasi dan revolusiRotasi dan revolusi
Rotasi dan revolusi
 
The geology of sumatra
The geology of sumatraThe geology of sumatra
The geology of sumatra
 
Fauna asiatis
Fauna asiatisFauna asiatis
Fauna asiatis
 

Viewers also liked

Proposal Pembuatan Tower Wall Climbing
Proposal Pembuatan Tower Wall ClimbingProposal Pembuatan Tower Wall Climbing
Proposal Pembuatan Tower Wall Climbing
Yoel Hendrawan
 
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 1 Pendahuluan
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 1 PendahuluanDIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 1 Pendahuluan
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 1 Pendahuluan
Laili Aidi
 
205787698 peraturan kompetisi2014
205787698 peraturan kompetisi2014205787698 peraturan kompetisi2014
205787698 peraturan kompetisi2014
Mohammad Akbar
 
laporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIR
laporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIRlaporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIR
laporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIR
Nofia Sari
 
Analisis sistem tali pada panjat dinding/Tebing (Presentasi Akhir)
Analisis sistem tali pada panjat dinding/Tebing (Presentasi Akhir)Analisis sistem tali pada panjat dinding/Tebing (Presentasi Akhir)
Analisis sistem tali pada panjat dinding/Tebing (Presentasi Akhir)
NDil Moch KurniaTea
 
DRAF PROPOSAL MAKRAB HIMPUNAN MAHASISWA HOSPITALITY SEKOLAH TINGGI PARIWISATA...
DRAF PROPOSAL MAKRAB HIMPUNAN MAHASISWA HOSPITALITY SEKOLAH TINGGI PARIWISATA...DRAF PROPOSAL MAKRAB HIMPUNAN MAHASISWA HOSPITALITY SEKOLAH TINGGI PARIWISATA...
DRAF PROPOSAL MAKRAB HIMPUNAN MAHASISWA HOSPITALITY SEKOLAH TINGGI PARIWISATA...
Himpunan Mahasiswa Hospitality STP AMPTA Yogyakarta
 
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 7 Teknik Lanjut
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 7 Teknik LanjutDIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 7 Teknik Lanjut
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 7 Teknik Lanjut
Laili Aidi
 
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 6 Simpul
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 6 SimpulDIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 6 Simpul
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 6 Simpul
Laili Aidi
 
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 2 Klasifikasi Panjat ...
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 2  Klasifikasi Panjat ...DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 2  Klasifikasi Panjat ...
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 2 Klasifikasi Panjat ...
Laili Aidi
 
Lpj sekretaris diklatsar
Lpj sekretaris diklatsarLpj sekretaris diklatsar
Lpj sekretaris diklatsar
Cucu Nuraida
 
SURAT DISPEN
SURAT DISPENSURAT DISPEN
SURAT DISPEN
Cucu Nuraida
 
SURAT KETERANGAN AKTIF ORGANISASI
SURAT KETERANGAN AKTIF ORGANISASISURAT KETERANGAN AKTIF ORGANISASI
SURAT KETERANGAN AKTIF ORGANISASI
Cucu Nuraida
 
Contoh sistematika laporan
Contoh sistematika laporanContoh sistematika laporan
Contoh sistematika laporankio22
 
Format lpk (laporan program kerja)
Format lpk (laporan program kerja)Format lpk (laporan program kerja)
Format lpk (laporan program kerja)
Rahmank Sana-sini
 
Proposal bantuan sarana dan prasaran olahraga
Proposal bantuan sarana dan prasaran olahragaProposal bantuan sarana dan prasaran olahraga
Proposal bantuan sarana dan prasaran olahraga
arief prabuatmadja
 
Contoh proposal pengajuan alat
Contoh proposal pengajuan alatContoh proposal pengajuan alat
Contoh proposal pengajuan alatAwu LupVa
 
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiriProposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiriNie Andini
 
Contoh penulisan laporan hasil kegiatan
Contoh penulisan laporan hasil kegiatanContoh penulisan laporan hasil kegiatan
Contoh penulisan laporan hasil kegiatanAmaq Kangkung
 

Viewers also liked (18)

Proposal Pembuatan Tower Wall Climbing
Proposal Pembuatan Tower Wall ClimbingProposal Pembuatan Tower Wall Climbing
Proposal Pembuatan Tower Wall Climbing
 
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 1 Pendahuluan
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 1 PendahuluanDIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 1 Pendahuluan
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 1 Pendahuluan
 
205787698 peraturan kompetisi2014
205787698 peraturan kompetisi2014205787698 peraturan kompetisi2014
205787698 peraturan kompetisi2014
 
laporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIR
laporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIRlaporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIR
laporan ekspedisi MAPALA JATI FKIP UIR
 
Analisis sistem tali pada panjat dinding/Tebing (Presentasi Akhir)
Analisis sistem tali pada panjat dinding/Tebing (Presentasi Akhir)Analisis sistem tali pada panjat dinding/Tebing (Presentasi Akhir)
Analisis sistem tali pada panjat dinding/Tebing (Presentasi Akhir)
 
DRAF PROPOSAL MAKRAB HIMPUNAN MAHASISWA HOSPITALITY SEKOLAH TINGGI PARIWISATA...
DRAF PROPOSAL MAKRAB HIMPUNAN MAHASISWA HOSPITALITY SEKOLAH TINGGI PARIWISATA...DRAF PROPOSAL MAKRAB HIMPUNAN MAHASISWA HOSPITALITY SEKOLAH TINGGI PARIWISATA...
DRAF PROPOSAL MAKRAB HIMPUNAN MAHASISWA HOSPITALITY SEKOLAH TINGGI PARIWISATA...
 
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 7 Teknik Lanjut
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 7 Teknik LanjutDIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 7 Teknik Lanjut
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 7 Teknik Lanjut
 
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 6 Simpul
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 6 SimpulDIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 6 Simpul
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 6 Simpul
 
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 2 Klasifikasi Panjat ...
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 2  Klasifikasi Panjat ...DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 2  Klasifikasi Panjat ...
DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING) ASTACALA - Bagian 2 Klasifikasi Panjat ...
 
Lpj sekretaris diklatsar
Lpj sekretaris diklatsarLpj sekretaris diklatsar
Lpj sekretaris diklatsar
 
SURAT DISPEN
SURAT DISPENSURAT DISPEN
SURAT DISPEN
 
SURAT KETERANGAN AKTIF ORGANISASI
SURAT KETERANGAN AKTIF ORGANISASISURAT KETERANGAN AKTIF ORGANISASI
SURAT KETERANGAN AKTIF ORGANISASI
 
Contoh sistematika laporan
Contoh sistematika laporanContoh sistematika laporan
Contoh sistematika laporan
 
Format lpk (laporan program kerja)
Format lpk (laporan program kerja)Format lpk (laporan program kerja)
Format lpk (laporan program kerja)
 
Proposal bantuan sarana dan prasaran olahraga
Proposal bantuan sarana dan prasaran olahragaProposal bantuan sarana dan prasaran olahraga
Proposal bantuan sarana dan prasaran olahraga
 
Contoh proposal pengajuan alat
Contoh proposal pengajuan alatContoh proposal pengajuan alat
Contoh proposal pengajuan alat
 
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiriProposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
 
Contoh penulisan laporan hasil kegiatan
Contoh penulisan laporan hasil kegiatanContoh penulisan laporan hasil kegiatan
Contoh penulisan laporan hasil kegiatan
 

Similar to Lpj climbing am

Potensi Wisata Gunung Papandayan
Potensi Wisata Gunung PapandayanPotensi Wisata Gunung Papandayan
Potensi Wisata Gunung PapandayanIndah Yuliana
 
selayang pandang tek.tambang UPN vetyeran yogyakarta
selayang pandang tek.tambang UPN vetyeran yogyakartaselayang pandang tek.tambang UPN vetyeran yogyakarta
selayang pandang tek.tambang UPN vetyeran yogyakarta
Teknik Pertambangan - UPN Veteran Yogyakarta
 
Ecology Presentation
Ecology PresentationEcology Presentation
Ecology Presentation
Yessica Agnesia
 
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010 ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010 Bunga Naria
 
Modul Ajar IPAS Geografi SD Kelas 4 Semester 2
Modul Ajar IPAS Geografi SD Kelas 4 Semester 2Modul Ajar IPAS Geografi SD Kelas 4 Semester 2
Modul Ajar IPAS Geografi SD Kelas 4 Semester 2
AlvaroTitto
 
Proposal sponsorship
Proposal sponsorshipProposal sponsorship
Proposal sponsorshipHarley Reaper
 
Lembar pendsadgesahan, prakata
Lembar pendsadgesahan, prakataLembar pendsadgesahan, prakata
Lembar pendsadgesahan, prakata
AfitEvimip
 
Project proposal navigator (jadi)
Project proposal navigator (jadi)Project proposal navigator (jadi)
Project proposal navigator (jadi)Iyang Pointer
 
Materi-presentasi-FDIK-Unibraw-Final.pdf
Materi-presentasi-FDIK-Unibraw-Final.pdfMateri-presentasi-FDIK-Unibraw-Final.pdf
Materi-presentasi-FDIK-Unibraw-Final.pdf
CiwingComunity
 
Proposal kegiatan hut smp n 4 purwantoro ke
Proposal kegiatan hut smp n 4 purwantoro keProposal kegiatan hut smp n 4 purwantoro ke
Proposal kegiatan hut smp n 4 purwantoro ketotok aris
 
KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)
KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)
KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)
YOHANIS SAHABAT
 
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
YOHANIS SAHABAT
 
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 a
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 aPowerpoint mapala cikara bhuana 1 a
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 a
cikara95
 
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 a
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 aPowerpoint mapala cikara bhuana 1 a
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 acikara95
 
Prosposal usaha dana 17 an
Prosposal usaha dana 17 anProsposal usaha dana 17 an
Prosposal usaha dana 17 an
Susanto Wiworo
 
Tugas proposal kegiatan
Tugas proposal kegiatanTugas proposal kegiatan
Tugas proposal kegiatan
Asri Ismardini
 
Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01
Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01
Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01Ifan Ifan
 
Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01
Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01
Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01Ifan Ifan
 

Similar to Lpj climbing am (20)

Public speaking
Public speakingPublic speaking
Public speaking
 
Potensi Wisata Gunung Papandayan
Potensi Wisata Gunung PapandayanPotensi Wisata Gunung Papandayan
Potensi Wisata Gunung Papandayan
 
selayang pandang tek.tambang UPN vetyeran yogyakarta
selayang pandang tek.tambang UPN vetyeran yogyakartaselayang pandang tek.tambang UPN vetyeran yogyakarta
selayang pandang tek.tambang UPN vetyeran yogyakarta
 
Ecology Presentation
Ecology PresentationEcology Presentation
Ecology Presentation
 
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010 ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
 
Geomagz201106
Geomagz201106Geomagz201106
Geomagz201106
 
Modul Ajar IPAS Geografi SD Kelas 4 Semester 2
Modul Ajar IPAS Geografi SD Kelas 4 Semester 2Modul Ajar IPAS Geografi SD Kelas 4 Semester 2
Modul Ajar IPAS Geografi SD Kelas 4 Semester 2
 
Proposal sponsorship
Proposal sponsorshipProposal sponsorship
Proposal sponsorship
 
Lembar pendsadgesahan, prakata
Lembar pendsadgesahan, prakataLembar pendsadgesahan, prakata
Lembar pendsadgesahan, prakata
 
Project proposal navigator (jadi)
Project proposal navigator (jadi)Project proposal navigator (jadi)
Project proposal navigator (jadi)
 
Materi-presentasi-FDIK-Unibraw-Final.pdf
Materi-presentasi-FDIK-Unibraw-Final.pdfMateri-presentasi-FDIK-Unibraw-Final.pdf
Materi-presentasi-FDIK-Unibraw-Final.pdf
 
Proposal kegiatan hut smp n 4 purwantoro ke
Proposal kegiatan hut smp n 4 purwantoro keProposal kegiatan hut smp n 4 purwantoro ke
Proposal kegiatan hut smp n 4 purwantoro ke
 
KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)
KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)
KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)
 
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
 
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 a
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 aPowerpoint mapala cikara bhuana 1 a
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 a
 
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 a
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 aPowerpoint mapala cikara bhuana 1 a
Powerpoint mapala cikara bhuana 1 a
 
Prosposal usaha dana 17 an
Prosposal usaha dana 17 anProsposal usaha dana 17 an
Prosposal usaha dana 17 an
 
Tugas proposal kegiatan
Tugas proposal kegiatanTugas proposal kegiatan
Tugas proposal kegiatan
 
Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01
Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01
Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01
 
Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01
Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01
Tugasproposalkegiatan 111221212302-phpapp01
 

Lpj climbing am

  • 1. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ) ORIENTASI ROCK CLIMBING ANGGOTA MUDA PAITUA-Mapala Teknik Unand LOKASI KEGIATAN: Jorong Limpato, Nagari Tarantang, Kecamatan Harau Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat WAKTU PELAKSANAAN: Tanggal 28 – 30 September 2012 Oleh Anggota Muda Paitua MAPALA TEKNIK UNAND PAITUA MAPALA TEKNIK UNAND PADANG 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengingat tebing selain sebagai Sumber Daya Alam ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, yang memiliki berbagai fungsi dan nilai tambah, tebing juga sebagai tempat sarana pendidikan dan petualangan kepecintaalaman. Bagi kami anggota muda Paitua Mapala Teknik Unand, tebing merupakan sarana berkegiatan untuk memenuhi salah satu beban orientasi untuk menjadi anggota biasa Paitua Mapala Teknik Unand. Panjat tebing dapat mengungkapkan potensi kepecintaalaman terhadap tebing. Para pemanjat tebing (climber) harus sadar, bahwa bentukan alam pada tebing dibentuk dalam waktu ribuan tahun. Setiap usaha merusak tebing dengan disengaja ataupun tidak, tanpa tujuan yang jelas dan ilmiah selektif, akan mendatangkan kerugian. Jorong Limpato,Nagari Tarantang, Kecamatan Haru, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat, merupakan tempat yang memiliki potensi kawasan wisata alam yang menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan pada umumnya dan bagi khususnya bagi pemanjat tebing pada khususnya. Selain tempatnya yang terletak dalam kawasan Harau yang pemandangan alam sangat menarik, juga memiliki sangat banyak jalur untuk pemanjat yang terdapat di tepi jalan dan tidak jauh dari pemukimam penduduk. Hal ini lah yang membuat kami, Anggota Muda Paitua Mapala Teknik Unand melakukan kegiatan “Orientasi Rock climbing Anggota Muda paitua Mapala Teknik Unand” dan memilih Harau sebagai tujuan tempat Orientasi dan meningkatkan kemampuan rock climbing Anggota Muda paitua mapala Teknik Unand, sekaligus sebagai sarana memperkenalkan paitua mapala teknik unand kepada masyarakat. Kegiatan ini juga dapat menambah membina kekeluargaan sesama anggota muda, dan anggota muda dengan anggota biasa Paitua Mapala Teknik Unand.
  • 3. 1.2 Tujuan Kegiatan 1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mempelajari dan mengaplikasikan ilmu panjat tebing 3. Membina kekeluargaan sesama AM dan anggota biasa Paitua Mapala Teknik Unand 4. Melatih manajemen organisasi 5. Memperkenalkan Paitua Mapala Teknik Unand kepada masyarakat 6. Memenuhi salah satu syarat dalam menjalani orientasi AM Paitua Mapala Teknik Unand 1.3 Target 1. Bisa mengaplikasikan Artificial 2. Mampu menjadi Leader 3. Mampu menjadi Belay 4. Mampu melakukan Clean Down 5. Mampu melakukan Clean Pursik 1.4 Manfaat Kegiatan 1. Mensyukuri ciptaan Tuhan 2. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam panjat tebing 3. Menambah pengalaman berorganisasi 4. Menjalin kekeluargaan antara sesama AM dan AB 5. Mengetahui secara langsung jalur-jalur yang ada di Harau secara langsung. 6. Ajang untuk Refreshing. BAB II DATA KEGIATAN
  • 4. 2.1 Umum Nama Kegiatan : Orientasi Rock climbing Anggota Muda Paitua Mapala Teknik Unanad Tema Kegiatan : Aplikasi setitik ilmu untuk pengembangan diri Lokasi Kegiatan : Jorong Limpato, Nagari Tarantang, Kecamatan Harau, Kabupaten 50 kota, Sumatera Barat Hari/Tanggal Pelaksanaan : 28 – 30 September 2012 Pelaksana : Dikky Andika AM-002-P Eko Firmanto AM-003-P Fadli Rizki AM-005-P Fajri Mardhatillah AM-006-P M. Arifin AM-009-P Yuliana Febriani AM-017-P Susunan Kepanitiaan : Lampiran 1 Total Biaya Masuk : Rp 1.390.000,00 Total Biaya Keluar : Rp 1.305.900,00 Dokumentasi : Lampiran 3 Rekomendasi (perizinan) : 2.2.1 Surat jalan dari paitua Mapala Teknik Unand
  • 5. 2.2.2 Surat izin masuk kawasan konservasi (SIMAKSI) dari BKSDA 2.2.3 Surat izin berkegiatan dari Wali Jorong 2.2 Khusus 2.2.1 Lokasi camp : a. Bertempat di pasanggrahan Buk Atik Pasangrahan buk Atik terletak di tepi jalan. D belakang sebuah rumah yang berjarak kira-kira 100 m dari persimpangan. 2.2.2 Sumber air : a. Sungai Sungai terletak di belakang pasangrahan buk Atik yang jarak’na kira-kira 20 meter. b. Keran air warga berjarak (+/-)5 meter. Kran ini terletak di belakang rumah penduduk. Pemiliknya adalah tetangga buk Atik. Kran ini biasa di pakai untuk berwudhu’ oleh penduduk setempat. BAB III
  • 6. TEORI DASAR 3.1 Sejarah Panjat Tebing 3.1.1 Sejarah Panjat Tebing Dunia - 1910 Kegiatan panjat tebing mulai dikenal pertama kali di kawasan Eropa, tepatnya di pegunungan Alpen, sebelum PD I di Austria., Teknik pemanjatan tebing dengan menggunakan tali baru dikenal pada tahun 1920. Tahun 1930 adalah tahun keemasan pemanjatan di kawasan Alpen. Mulai daritebing kecil, menengah hingga puncak -puncak tertinggi. Klimaksnya pada saat PD II meletus. PD menyebabkan frekuensi pemanjatan menurun, akan tetapi setelah PD berakhir membawa pengaruh pesat pada penciptaan dan pengadaan peralatan panjat tebing yang semakin mudah didapatkan. - 1970 Panjat Tebing , ketika para pemanjat Amerika mengembangkan teknik- teknik baru di kawasan Yosemite. Teknik-teknik ini sampai saat ini masih digunakan dalam pemanjatan tebing-tebing besar. Rata – rata yang mendomisili pengembangan dunia olahraga ini adalah pemanjat Amerika dan Inggris yang kemudian menggunakan sistem dan teknik yang sama, yang sebelumnya terkotak kotak menurut negaranya masing masing. Selain itu juga turut berperan dalam pengembangan kegiatan ini adalah negara Perancis yang menawarkan teknik pemanjatan yang mengarah pada olahraga murni. - 1980 Perkembangan panjat tebing semakin meluas mulai dari Eropa, Amerika hingga Asia. Sehingga membuatnya terlepas dari induknya (mendaki gunung) dan membentuk wujudnya sendiri yaitu olah raga panjat tebing. 3.1.2 Sejarah Panjat Tebing Indonesia
  • 7. - 1960 Di Indonesia panjat tebing dikenal sejak tahun 60`an dimana berdiri beberapa perkumpulan/kelompok Pecinta Alam Universitas Indonesia dan Wanadri yang mempunyai akar kegiatan mendaki gunung. - 1975 Kegiatan panjat tebing secara utuh dan tersendiri . Waktu itu beberapa orang yang sekarang dikenal sebagai tonggak kebangkitanPanjat Tebing Indonesia antara lain Harry Suliztiarto, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu dan Deddy Hikmat mulai latihan di tebing Citatah, Jawa Barat. - 1988 Kantor Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan Perancis (CCF) mengundang 3pemanjat profesional Perancis yaitu; Patrick Bernhault, Jean Baptise Tribout dan Corrine Lebrune serta seorang instruktur Teknis Panjat Tebing Jean Harau yang kemudian memunculkan inspirasi untuk mendirikan FGTI - 1989 Federasi Panjat Tebing Gunung Indonesia (FPTGI) dan melalui ikrar yang dikeluarkan oleh sekitar40`an orang dari perkumpulan PA yang ada di Jakarta, Bandung, Padang, Medan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Ujung Pandang di Tugu Monas tanggal 21 April 1988. - 1992 FPTGI kemudian berubah nama hanya menjadi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) dan FPTI diakui menjadi anggota Union Internationale des Assosiations d`Alpinisme (UIAA) yang mewadahi organisasi panjat tebing dan gunung internasional. UIIA merupakan organisasi olahraga dunia yangbertaggung jawab pada semua kegiatan olahraga dunia termasuk Olimpiade. - 1994 secara resmi FPTI diakui sebagai induk olahraga panjat tebing oleh KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) - 1996 Sejak itu Olahraga Panjat Tebing diikutkan dalam PON 3.2 Jenis-Jenis Pendakian Dan Pemanjatan
  • 8. Panjat tebing atau climbing merupakan bagian dari mountainnering. Mountainnering merupakan kata lain dari olahraga mendaki. Mountainnering mempunyai arti yang begitu luas sehingga tidak bisa bagi kita untuk mendefenisikannya sebagai panjat tebing saja atau dengan artian lainnya. Menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi mountainnering dapat dibagi : 1. Hill walking atau feel walking Perjalanan mendaki bukit yang relative landai dimana jalur sudah ada dan belum memerlukan peralatan teknis pendakian. 2. Scrambling Pendakian pada tebing-tebing yang tidak begitu curam. 3. Mountainnering Pendakian dengan sedikit alat bantu.. 4. Climbing Dikenal sebagai suatu perjalanan pendek yang tidak memakan waktu lama, terbagi atas : a. Rock Climbing Pemanjatan pada tebing-tebing batu atau dinding karang. Jenis pendakian ini umumnya ada di daerah tropis. b. Snow and Ice Climbing Pemanjatan pada es dan salju. Pada pendakian ini, peralatan-peralatan khusus sangat diperlukan, seperti ice axe, ice screw, crampton dan lain-lain. c. Wall climbing Pemanjatan pada dinding yang dibuat menyerupai tebing. Climbing terbagi lima macam yaitu:
  • 9. a. Bouldering Pemanjatan tanpa menggunakan alat khusus dengan ketinggian maksimal 5 meter. Pemanjatan ini dilakukan sebagai pemanasan untuk pemanjatan yang lebih tinggi. b. Aid climbing/Artifical Climbing (Direct Aid Climbing) Pemanjatan tebing ini dilakukan dengan alat yang selengkap- lengkapnya. Suatu keadaan tertentu dimana tebing tidak ada hold (tonjolan batu) tetapi hanya ada rekahan kecil yang tidak padat digunakan untuk pijakan atau pegangan, maka pendakian akan menggunakan alat berupa piton, friend, chock serta etrier dalam menampah ketinggian. Dalam hal ini etries menjadi alat yang sangat fital sebagai pijakat. Dengan cara menempatkan etrier pada chock/friend/piton yang terpasang pada rekahan. Pendaki memasang lebih keatas lagi chock/friend/piton, kemudian artier dipindahkan pada chock/friend/piton yang terpasang tersebut. Demikian seterusnya berulang – ulang sehingga pendaki mencapai ketinggian yang diinginkan. c. Bigwall Climbing (Indirect Aid Climbing) Pemanjatan dengan menggunakan alat atau tidak, dengan maksimal ketinggian 5 meter. d. Free Climbing Pemanjatan dengan menggunakan alat pengaman seadanya. e. Free Soloing
  • 10. Pemanjatan ini dilakukan tanpa pengaman sama sekali pada tebing- tebing yang tinggi sehingga pemanjatan ini memerlukan pengetahuan tentang climbing lebih jauh. 3.3 Sistem Pemanjatan 1. Alpine System / Alpine Push / Siege Tactic. Dalam alpine push , pemanjat selalu ada di tebing dan tidur di tebing. Jadi segala peralatan dan perlengkapan serta kebutuhan untuk pemanjatan dibawa ke atas. Pemanjat tidak perlu turun sebelum pemanjatan berakhir. Pendakian ini baru dianggap berhasil apabila semua pendaki telah mencapai puncak. 2. Himalayan System / Himalayan Tactic. Sistem pendakian yang biasanya dengan rute yang panjang sehingga untuk mencapai sasaran (puncak) diperlukan waktu yang lama. Pemanjatan big wall yang dilakukan sampai sore hari, setelah itu pemanjat boleh turun ke base camp untuk istirahat dan pemanjatan dilanjutkan keesokan harinya. Sebagian alat masih menempel di tebing untuk memudahkan pemanjatan selanjutnya. Pendakian tipe ini biasanya terdiri atas beberapa kelompok dan tempat- tempat peristirahat. Sehingga dengan berhasilnya satu orang dari seluruh tim, berarti pendakian ini sudah berhasil untuk seluruh tim. a. Traditional / Trad / Adventure Climbing adalah suatu pemanjatan yang lebih menekankan pada faktor petualangan. Pada Trad Climbing , dinding tebing bersih dari bolts dan hangers, tidak ada pengaman buatan yang dipasang pada dinding. Biasanya dilakukan oleh dua orang. Climber harus membawa alat pengaman sendiri dan memasangnya pada saat memanjat. Ketika tali sudah hampir habis Leader membuat stasiun belay untuk membelay Climber kedua. Climber yang sebelumnya membelay pemanjat pertama mulai memanjat tebing dan membersihkan (mengambil kembali) alat pengaman yang dipasang di dinding tebing oleh pemanjat pertama. 3.4 Peralatan Panjat Tebing
  • 11. 1. Tali Fungsi utama tali adalah untuk melindungi pendaki dari kemungkinan jatuh sampai menyentuh tanah ( (freefall). Berbagai jenis tali yang digunakan dalam Panjat ). Tebing adalah : a. Tali serat alam Jenis tali ini sudah jarang digunakan. Kekuatan tali ini sangat rendah dan mulai terburai. Tidak memiliki kelenturan, sehingga membahayakan pendaki. Gambar 1: Tali serat alam b. Hawser Laid Tali sintesis, plastic, yang dijalin seperti tali serat alam. Masih sering digunakan terutama untuk berlatih turun tebing. Tali ini relative lebih kuat disbanding tali serat alam dan tidak berserabut. Kelemahannya adalah kuarang tahan terhadap zat kimia, sulit dibuat simpul dan mempunyai kelenturan rendah serta berat.
  • 12. Gambar 2: Hawser Laid c. Core dan Sheat Rope (Kernmantel Rope) Tali yang paling banyak digunakan saat ini, terdiri dari lapisan luar dan dalam. Yang terkenal adalah buatan Edelrid, Beal dan Mammut. Ukuran tali yang umum dipakai bergaris tengah 11mm panjang 50 m untuk pendakian yang 11mm, k mudah, snow climbing, atau untuk menaikkan barang dipakai yang berdiameter 9 climbing, mm atau 7 mm. Tali ini memiliki sifat sifat-sifat :  Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut ( (cliff). Bila dipakai untuk menurunkan barang, sebaiknya bagian tebing yang bdergesekan sebaiknya dengan tali diberi alas ( (padding). Tabu untuk mengunjak tali jenis ini. ).  Peka (tidak tahan) dengan zat kimia.  Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya dijemur di tempat teduh.  Memilki kelenturan yang baik bila mendapat beban kejut (karena pendaki jatuh, misalnya).
  • 13. Gambar 3: Tali karnmantel Pada umumnya tali tali tersebut akan berkurang kekuatannya bila dibuat tali-tali simpul. Sebagai contoh, simpul delapan ( (figure of eight) akan mengurangi kekuatan ) tali sampai 10%. Karena sifat tali yang demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan yang baik dan benar. Cara menggulung tali juga perlu diperhatikan agar tidak kusut, sehingga tidak mudah rusak dan mudah dibuka bila akan digunakan. Ada beberapa cara menggulung tali, antara lain : gulung - Mountainnering coil - Skein coil - Royal robin style 2. Webbing (tali pita) dan Sling Seringkali kita menyebut webbing sebagai sling atau sebaliknya. Webing memilikibentuk seperti pita dan ada dua macam. Pertama lebar 25 mm dan berbentuk tubular, sering digunakan untuk: ubular,  Harness (tali tubuh), swami belt, chest harness, atau  Alat bantu peralatan lain, sebagai runners (titik pengaman), ta tangga (etrier) atau untuk membawa per peralatan.
  • 14. Gambar 4: Webbing Webbing yang lain memiliki lebar 50 mm dan berbentuk pipih, yang biasanya digunakan untuk macam macam-macam body slings. Webbing yang sering disebut juga . sebagai flat rope adalah produk sampingan perang dunia II. 3. Carabiners (snpring, snapling cincin kait) snpring, snapling, Secara prinsip, carabiner digunakan untuk menghubungkan tali dengan runners (titik pengaman), sehingga carabiner dibuat kuat untuk menahan bobot pendaki yang terjatuh. Persyaratan yang harus dibuat oleh assosiasi pembuat peralatan panjat tebing mengharuskan carabiner dapat menahan bobot 1200 kilogram force (kp) atau sekitar 2700 pounds. Sedangkan beban maksimum yang diperbolehkan adalah sekitar 5000 pounds. Carabiner yang terbuat dari campuran alumunium (Alloy)ini sangat ringan dan cukup kuat, terutama yang berbentuk D. Carabiner yang terbuat dari baja mempunyai kekuatansangat tinggi sampai 10.000 pounds tetapi relative berat bila dibawa dalam jumlah banyak untuk suatu pendakian.
  • 15. Bagian-bagian carabiner: bagian Gambar 5: bagian-bagian carabiner Berikut adalah table daftar carabiners, pabrik pembuat dan kekuatan menahan bobot. Tabel 1: Kekuatan Carabiner Jika dilihat dari bentuknya, carabiner bisa dibedakan menjadi:
  • 16. a. Carabiner Oval Oval adalah bentuk asli dari carabiner, serba guna walaupun tidak sekuat carabiner bentuk lain. Carabiner oval meiliki lekukan bagian atas dan lekukan bagian bawah yang sama, sehingga beban yang diberikan pada carabiner ini akan terpusat pada bagian tengah carabiner dan pergeseran beban juga akan terbatas pada bagian lekukan ini Gambar 6: Carabiner oval b. Carabiner ‘D’ Carabiner berbentuk D dirancang untuk menggeser beban yang diberikan kepada carabiner kea rah spine frame, sisi carabiner yang lurus dan frame, jauh dari gerbang carabiner. Untuk carabiner, sisi ini merupakan bagian terkuat untuk menahan beban dan sisi yang terdapat gerbang ( (gate) merupakan bagian terlemah. Carabiner D, lebih kuat jika dibandingkan carabiner jenis oval dengan bahan dan ukuran yang sama. Gambar 7: Carabiner D
  • 17. c. Carabiner Asymmetrical ‘D’ Prinsip kerjanya sama dengan carabiner D, tetapi carabiner ini memiliki bentuk salah satu ujung yang lebih kecil dibandingkan ujung yang lainnya untuk mengurangi berat dari carabiner itu sendiri. Carabiner jenis inin sendiri. biasanya memiliki gerbang yang lebih besar dibandingkan dengan carabiner biasa jenis D biasa sehingga lebih mudah untuk meng meng-klik-nya. Gambar 8: Carabiner Asymmetrical d. Carabiner Pear Carabiner pear biasanya digunakan untuk belay, dilengkapi dengan srew gate supaya lebih aman. Carabiner ini memiliki salah satu ujung yang sangat sempit dan ujung yang lain sangat luas. Tujuannya, untuk ujung yang kecil adalah bagian yang akan dikaitkan ke harness belay dan bagian yang luas adalah bagian yang akan berhubungan dengan tali pemanjat. Bagian luas an ini memberikan keleluasan pada tali yang terhubungdengan pemanjat, sehingga memudahkan pasa saat mengulur tali.
  • 18. Gambar 9: Carabiner Pear 4. Piton (peg, paku tebing) Terbuat dari bahan metal dalam berbagai bentuk.Berfungsi sebagai pengaman, piton ini ditancapkan pada rekahan tebing. Sebagai kelengkapan untuk memasang atau melepas piton digunakan hammer. Pada umumnya piton dapat digolongkan dalam 4 jenis, yaitu: - Bongs Piton yang dibuat untuk rekahan horizontal maunpun vertical. - Bugaboos Piton yang dibuat khusus untuk rekahan horizontal atau vertical saja. - Knife blades Piton yang dibuat untuk rekahan horizontal maunpun vertical. - Angle Piton yang dibuat untuk rekahan horizontal maunpun vertical.
  • 19. Gambar 10: Piton Cara pemasangan piton sangat sederhana. Setelah memeriksa rekahan yang akan dipasang piton, kita memilih piton yang cocok dengan rekahan, lalu ditancapkan dan pukul dengan hammer. Salah besar kalau kita memilih piton dulu baru memilih hammer. rekahan tebing. Untuk mengetahui rapuh tidaknya rekahan yang akan kita pasang han piton adalah dengan memukulkan hammer pada tebing sekitar rekahan. Suara yang nyaring menunjukkan rekahan tersebut tidak rapuh. Cara melepas piton adalah dengan menggunakan hammer yang kita pukulkan yang pada mata piton searah dengan rekahan sampai pada akhirnya piton akan ditarik. 5. Chock Disamping piton, chock juga berfungsi sebagai alat pengaman (runner). Dibuat dalam beberapa jenis dan ukuran, dapat dibagi menjadi: - Sling chock - Wired chock - Rope chock Chock dibuat dari alumunium alloy sehingga sangat ringan. Cara memasang chock adalah dengan menyangkutkan pada rekahan. Sangat disukai pemanjat yang berpengalaman, karena mudah menempatkannya pada rekahan dan tidak memerlukan tenaga serta waktu yang banyak seperti halnya memasang piton.
  • 20. Gambar 11 chock stopper dan chock hexentric 11: 6. Ascendeur Ascendeur digunakan sebagai alat bantu naik, merupakan perkembangan dari prusi, mudah mendorongnya ke atas tapi dapat menahan beban. Dalam menggunakan ascendeur sebaiknya menggunakan sling terlebih dahulu sebelum disangkutkan pada carabiner. Ascendeur terbagi menjadi 2 jenis yaitu: a. Jumar Merupakan alat bantu naik pertama, terbuat dari kerangka alumunium dan baja. Alat ini dapat dipakai untuk tali berdiameter 7 7-11 mm dan berkekuatan 1100 pounds.  Jumar CMI 500 (Colorado Mountains Industries). mar Jenis ini mempunyai kekuatan sekitar 5000 pounds dan carabiner dapat langsung disangkutkan pada kerangkanya. Gambar 12: Jummar
  • 21. b. Clog Alat naik mekanis yang lain, mempunyai prinsip kerja y yang sama seperti jumar. Alat ini banyak digunakan di Inggris. Gambar 13: clog 7. Descender Alat ini digunakan turuntebing (Abseiling, rapeling). Pada prinsipnya untuk menjaga agar pendaki tidak meluncur bebas. Keuntungannya lainnya adalah tubuh tidak bergesek tali, sehingga tidak terasa panas. li, Beberapa jenis descendeur: a. Figure of eight Gambar 14: Figure of eight
  • 22. b. Brake bar Gambar 15: Brake Bar c. Bobbin (petzl descendeur) Gambar 16: Bobbin d. Single rope Gambar 17: Single Rope
  • 23. e. Double rope Gambar 18: Double Rope 8. Etrier (Tangga tali) Bila rute yang akan dilalui ternyata sulit, karena tipisnya pijakan dan pegangan, maka etrier ini sangat membantu untuk menambah ketinggian. Pada Artifisial Climbing, etrier menjadi sangat IXtal, sehingga tanpa alat ini seorang , tal, pendaki akan sulit sekali un untuk menambah ketinggian. Gambar 19: Eitrier 9. Harmness Harmness sangat menolong untuk menahan tubuh, bila pendaki terjatuh. Juga akan mengurangi rasa sakit dibandingkan bila kita menggunakan tali langsung ke tubuh denagn simpul bowline on a coil. Harmness yang baik tidak akan mengganggu gerak tubuh dari pendaki. Akan tetapi sangat tersa gunanya bila pendaki dalam posisi istirahat. Jenis-jenis harmness harmness:
  • 24. a. Full body harmness Harmness ini melilit di sekitar tubuh, relative aman dan biasayana dilengkapi dengan sangkutanalat disekeliling pinggang. Sering dipakai di sangkutanalat medan salju/es. Gambar 20: Full body Harness b. Seat harmness Harmness ini lebih sering dipakai, mungkin karena tidak begitu mengganggu pendaki dalam bergerak. Gambar 21: Seat harmness
  • 25. Sheat harmness juaga dapat dibuat dari webbing (swami belt) dan diapersling atau denagan menggunakan figure of eight sling. c. Chest Harmness Gambar 22 : Chest Harmness 10. Helm Bagian tubuh yang paling lemah adalah kepala, sehingga perlu mengenakan helm untuk melindungi dari benturan tebing saat pendaki terjatuh atau bila ada batu yang berjatuhan. Meskipun helm agak mengganggu, tetapi kita akan terhindar dari kemungkinan terluka atau keadaa fatal. Gambar 23: Helm 11. Sepatu
  • 26. Sepatu sangat berpengaruh pada suatu pendakian, ini pun terghantung pada medan yang akan dilalui. Untuk medan batu kapur yang licin dipakai sepatu yang bersol tipis dan rata. Sedangkan untuk medan sand stone (batu pasir) atau medan basah diapakai yang bersol tebal dan bergerigi. Sepatu panjat biasa dibuat tinggi, untuk melindungi mata kaki. Gambar 24: Sepatu panjat tebing 12. Cam/Friend Pengaman sisip yang bekerja berdasarkan system friksi yang ditimbulkan ketika mengenai beban. Memiliki ukuran yang beragam untuk setiap bentuk tebing , dan gagangnya ada yang lentur ada yang fix. ngnya Gambar 25: Cam/Friend
  • 27. 13. Chalk Bag Chalk Bag digunakan untuk meletakkan Magnesium yang berguna untuk menyerap keringat yang ada pada tangan agar tangan tidak licin. Chalk Bag ini di Gantungkan pada pinggang pemanjat dan di arahkan ke belakang tau di letakkan di ujung tulang pinggul agar mudah untuk menggapainya sewaktu memanjat. Gambar 26: Chalk Bag 14. Hammer Hammer digunakan pada saat kita melakukan pemanjatan Artifisial, hammer digunakan untuk menacapkan piston agar kuat menempel pada rengkahan, bias juga digunakan untuk membuka kembali piston dari rengkahan tersebut. Gambar 27: Hammer
  • 28. 15. Sling Sling sangat bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding, sling dapat digunakan sebagai runners, back up maupun menjadi bagian pengaman lainnya. Sling dibagi menjadi dua macam sling prusik dan sling webbing untuk macam, webbing, panjang dan diameter sling memiliki banyak variasi. Gambar 28: Sling 16. Sarung tangan Akan melindungi tangan bagi belayer ketika mengamankan pemanjat maupun kan rapler dari bahaya gesekan telapak tangan dengan tali pengaman. Gambar 29: Sarung tangan 17. Hanger Hanger adalah gantungan yang dipasang pada tebing yang digunakan untuk menggantungkan runner sebagai pengaman dalam panjat tebing.
  • 29. Gambar 30: Hanger 18. Runners Runner adalah 2 carabiner yang disambungkan oleh sling yang digunakan r untuk pengaman. Cara pemsangannya adalah dengan digantungkan pada hanger kemudian tali pemnajat dimasukkan ke dalam karabiner yang lain. Gambar 31: Runners 3.5 Persiapan Pemanjatan Sebelum melakukan pemanjatan kita harus mempersiapkan segala sesuatunya seperti: 1. Pemanasan 2. Pasang tali jiwa (harmness) 3. Pasang tali pada harmness 4. Siapkan carabiner 5. Chouch bouch (kantung magnesium)
  • 30. 6. Sepatu panjat Untuk melakukan pemanjatan harus mempunyai rekan untuk melakukan pengamanan (belayer). Tuagas dari seorang belayer harus menjaga keamanan sang pemanjat dan menjaga di bawah sebagai penahan tali untuk pemanjatan dan penurunan si pemanjat. Dan istilah dalam pemanjatan yang diucapkan oleh seorang pemanjat kepada sang belayer: 1. Slag Seorang pemanjat meminta agar si belayer mengulurkan talinya. 2. Pull Seorang pemanjat meminta agar si belayer menarik atau mengencangkan talinya. 3. On Si belayer diminta agar siap 4. Off Pemanjat sudah aman tanpa belayer. 3.6 Kelas dan Grade dalam Panjat Tebing 1. Kelas Seperti dalam olahraga lainnya, seseorang atlit dapat diukur kemampuannya pada suatu tingkat pertandingan. Pemain catur dengan elorating dibawah 2000 tidak akan dapat mengikuti turnamen tingkat Gand Master. Dalam panjat tebing terdapat klasifikasi tebing berdasarkan tingkat kesulitannya, dengan demikian kita dapat mengukur sampai di mana kemampuan kita. Kelas yang dibuat oleh Sierra Club adalah : 1. Kelas 1: Cross Country Hiking Perjalanan biasa tanpa membutuhkan bantuan tangan untuk mendaki / menambah ketinggian. 2. Kelas 2: Scrambling Sedikit dengan bantuan tangan, tanpa tali.
  • 31. 3. Kelas 3: Easy Climbing Secara scrambling dengan bantuan , dasar teknik mendaki (climbing) sangat membantu, untuk pendaki yang kurang pengalaman dapat menggunakan tali. 4. Kelas 4: Rope Climbing with belaying.Belay (pengaman) dipasang pada anchor (titik tambat) alamiah atau buatan,berfungsi sebagai pengaman. 5. Kelas 5: Kelas ini dibagi menjadi 11 tingkatan (5.1 sampai 5.14), di mana semakin tinggi angka di belakang angka 5, berarti semakin tinggi tingkat kesulitan tebing. Pada kelas ini, runners dipakai sebagai pengaman. 6. Kelas A: Untuk menambah ketinggian, seseorang pendaki harus menggunakan alat. Dibagi menjadi lima tingkatan (A1 sampai A5). Contoh : Pada tebing kelas 5.4 tidak dapat dilewati tanpa bantuan alat A2, tingkat kesulitan tebing menjadi 5.4 - A2. 2. Grade Merupakan ukuran banyaknya teknik pendakian yang diperlukan. Faktor rute yang sulit dan cuaca buruk dapat menambah bobot grade menjadi lebih tinggi. Sebagai contoh, tebing kelas 5.7 yang rendah dan dekat dengan jalan raya, mungkin akan mempunyai grade I (satu). Pembagian grade adalah sebagai berikut. Tabel 2 : Grade
  • 32. Ada beberapa macam sistem yang digunakan di dunia dalam menentukan tingkat kesulitan panjat tebing. Beberapa yang populer adalah sebagai berikut: a. Sistem UK Sistem ini menggunakan 2 sub grade, adjectice grade (sifat) dan technical grade (teknis). Adjective grade menggambarkan kesulitan secara menyeluruh dari perkiraan seberapa susah jalur pemanjatan, jumlah kesulitan yang dialami dan ketersediaan pengaman. Adjective grade terdiri dari: Moderate (M), Very Difficult (VD), Hard Very Difficult, Mild Severe,Severe (S),Hard Severe (HS), Mild Very Severe (MVS), Very Severe (VS), Hard Very Severe (HVS) dan Extremely Severe. Extremely Severe dibagi lagi menjadi 10 sub grade yaitu dari E1 sampai E10. Sedangkan sistem numerik pada technical grade menggambarkan tingkat kesulitan tersulit (crux) selama dalam pemenjatan. Jika pemanjatan dilakukan multi pitch maka masing-masing pitch akan mendapatkan technical grade untuk masing-masing pitch. Tecnical grade terdiri dari: 4a, 4b, 4c, 5a, 5b, 5c, 6a, 6b, 6c, 7a, 7b, 7c …..dan selanjutnya… b. Sistem Perancis : Sistem ini dikenal sebagai sistem untuk tingkat kesulitan dalam sport climbing makanya banyak digunakan di jalur papan panjat. Tidak seperti sistem UK, sistem ini menggunakan penomeran tunggal untuk menggambarkan seberapa sulit suatu jalur secara menyeluruh. Hal ini bisa menyebabkan masalah, misalkan suatu jalur mudah dilewati oleh pemanjat pemula, maka bisa menjadi jalur yang sulit pada pengkategoriannya.
  • 33. c. Sistem UIAA : Sistem Union Internationale des Associations d’Alpinisme (UIAA) ini banyak digunakan di Jerman dan Austria. Sama seperti sistem Perancis,menggunakan penomeran tunggal untuk menggambarkan seberapa sulit suatu jalur secara menyeluruh, sistem ini diawali dari 1 (mudah) sampai 10 (sulit).Karena tingkat kesulitan bertambah, maka dilakukan penambahan + atau – biasa dilakukan untuk membedakan antar grade pemanjatan. jalur 11+ dan 12- sekarang banyak dipanjat oleh para pemanjat. d. Sistem Australia : Sistem ini digunakan di Australia dan New Zealand dengan menggunakan sistem logika. Sistem ini menggunakan sistem penomeran tunggal, semakin sulit suatu jalur maka angka akan semakin tinggi. Tidak seperti Sistem Perancis dan Sistem Amerika yang tidak mempertimbangkan ketersediaan pengaman, Sistem Australia akan meningkat tingkat kesulitannya jika jumlah pengaman sedikit. e. Sistem Amerika : Sistem ini berawal dari 1 sampai 5, tapi hanya grade 5 yang digunakan untuk panjat tebing. Grade 1 sampai 4 digunakan untuk menggambarkan berjalan dengan sedikit kesulitan, dan grade 5.0 berjalan dengan scramble yang sulit. Sistem ini disebut juga dengan Yossemite Decimal System (YDS). Pengkatagorian berasal dari USA dan saat ini banyak di gunakan untuk menentukan grade kesulitan panjat tebing. Pengkatagorian demikian biasanya digunakan untuk jenis pendakian free-climbing atau free-soloing
  • 34. [Memanjat sendiri tanpa alat bantu dan pengaman apapun, biasanya pada jalur pendek]. Anehnya YDS sendiri menyalahi kaidah matematis penghitungan decimal, dimana misalnya suatu jalur mempunyai ketinggian 5,9 [lima point sembilan] lalu grade selanjutnya menjadi 5.10 [lima point sepuluh]. Peng-angka-an ini menjadi aneh akibat grade 5.9 lebih rendah dibanding dengan 5.10, padahal dalam matematika sebaliknya. YDS sendiri diawali dengan grade 5.8 atau 5.9, selanjutnya 5.10, 5.11, 5.12, 5.13 dan 5.14. Sampai saat ini tidak ada grade melebihi 5.14. Perkembangan keanehan peng-angka-an decimal ini menurut beberapa diskusi pegiatan pendakian dan panjat tebing akibat keselahan memprediksikan kemampuan pendakian pada saat system YDS dipublikasikan. Dimana pada saat itu diperkirakan kemampuan pendakian / panjat hanya sampai grade 5.9. Padahal dalam kemudian berkembangan kemampuan pendakian / pemanjatan yang lebih mutakhir dan luar bisa. Bahkan saking sulitnya menentukan dengan hanya angka-angka decimal yang terbatas, seiring dengan banyaknya jalur pendakian/pemanjatan yang dibuat oleh kalangan pemanjat, maka grade decimalpun ditambahkan dibelangkannya dengan alfhabet. Contoh; 5.12a, 5.13 d atau 5.14 c `Memang sampai saat sekarang barangkali hanya ada beberapa jalur yang dibuat manusia dengan grade 5.14, itupun terbatas pada jalur- jalur pendek. Secara umum grading dengan YDS dapat dijelaskan sebagai berikut:  5.8 ; jalur yang ditempuh mudah, grip [pegangan] sangat bisa digunakan oleh bagian tubuh yang ada untuk menambah ketinggian
  • 35. 5.9 ; jalur yang ditempuh dengan metode 3 bertahan 1 mencari. Gambar 32: Contoh Grade 5.9  5.10 ; jalur yang ditempuh dengan metode 3 bertahan 1 mencari, hanya saja perlu keseimbangan [balance] yang baik  5.11 ; dapat bertahan pada 2 atau 3 grip dengan satu diantaranya sangat minim dan perlu keseimbangan. Jalur hang hampir bisa dipastikan memiliki grade demikian.  5.12 ; terdapat 2 dari 2 kaki dan 2 tangan yang dapat digunakan untuk menambah ketinggian. Dengan kondisi grip yang kecil di satu bagiannya atau paling tidak sama.
  • 36. Gambar 33: Contoh Grade 5.12  5.13 ; hanya 1 dari diantara 2 kaki dan 2 tangan yang dapat digunakan untuk menambah ketinggian, itupun dengan grip yang sangat minim.  5.14 ; mulus seperti kaca, tidak mungkin terpikirkan untuk dapat dibuat jalur pendakian/pemanjatan tanpa bantuan alat (artificial climbing). Gambar 34: Contoh Grade 5.14 Sumber : Mapala UPN Yogyakarta dan sumber lainnya
  • 37. 3.7 Gaya Pemanjatan Pengertian gaya didalam panjat tebing menyangkut metode dan peralatan serta derajat petualangan dalam suatu pendakian. Petualangan berarti tingkat ketidakpastian hasil yang akan dicapai. Gaya harus sesuai dengan pendakian. Gaya yang berlebiahan untuk tebing yang kecil, sebaik apapun gaya tersebut akhirnya menjadi gaya yang buruk. Mendaki secara alamiah dengan bantuan teknis terbatas adalah gaya yang baik. Kita harus bekerjasama dengan tebing, jangan memaksanya. Kita dapat menggunakan point- point alamiah seperti batu, tanduk (horn), pohon atau pada batuyang terjepit di dalam celah (chockstone). Akhirnya kita sampai pada pendakian sendiri, tanpa menggunakan tali. Maksudnya adalah menyesuaikan gaya dengan pendakian dan kemampuan diri. Gaya yang baik adalah penyesuaian yang sempurna-penapakan dari dua sisi yang baik antara ambisi dan kemampuan. Tidak ada pendakian yang sama. Standar yang baik selalu dapat diterapkan dan juga memungkinkan penyelesaian menjadi kepribadian masing-masing rute. Itulah prinsip pendakian pertama kita tadi. Prinsip tersebuat dapat membimbing kita dalam masalah gaya dan etika. Kita telah memiliki standar minimum yang telah siap dan tersedia untuk dijadikan sasaran. Penerimaan terhadap prinsip ini memungkinkan kita untuk meniadakan pertentangan pendapat tentang gaya umum. Keuntungan lain adalah gaya dari pendakian pertama adalah gaya yang layak dan memberikan keuntungan psikologis kepada pendaki-pendaki berikutnya bahwa rute tersebut, paling tidak, pernah dicoba. Dengan menghargai orang-orang yang menyelesaikannya dan memperlihatkan bahwa kita paham akan nilainya, serta menganggap pendakian mereka sebagai suatu hasil karya, maka pendakian mereka bukanlah sesuatu yang harus dikalahkan.
  • 38. Dalam bukunya How to Rock Climbing: Face Climbing, John Long menguraikan dalam membuat klasifikasi yang lebih sempit mengenai beberapa gaya yang ada, diantaranya adalah: 1. Onsight Free Solo Istilah onsight berarti memanjat suatu jalur tanpa pernah mencoba dan belum pernah melihat orang lain memanjat di jalur tersebut. Jadi jalur tersebut dipanjat tanpa informasi apa-apa. Sedangkan solo berarti tanpa tali. Jadi onsight free solo berarti pemanjatan tali untuk pertama kali bagi seorang pemanjat tanpa informasi apa-apa. 2. Free Solo Pemanjatan suatu jalur tanpa menggunakan tali, tapi pernah mencoba walaupun belum hapal benar jalur tersebut. 3. Worked Solo Pemanjatan tanpa tali dengan sebelumnya pernah mencoba berkali-kali sampai benar-benar hapal mati seluruh bentuk permukaan tebing. 4. Onsight Flash/Vue Memanjat suatu jalur tanpa pernah mencobanya, melihat pamanjat lain dijalur yan sama, juga tidak pernah mendapat informasi apa-apa. Memanjat dengan menggunakan tali sebagai perintis jalur (leader) dan memasang pengaman (running belay). Pemanjat juga tidak sekalipun jatuh dan tidak mengambil nafas/istirahat diseopanjang jalur. 5. Beta Flash Pemanjatan tanpa mencoba dan melihat orang lain memanjat dijalur tersebut, namun telah mendapat informasi tentang jalur dan bagian-bagian sulitnya (crux). Pemanjat kemudian memanjatnya tanpa jatuh dan tanpa istirahat di sepanjang jalur.
  • 39. 6. Déjà vu Seoarang pemanjat sudah dapat memanjat suatu jalur sekian tahun sebelumnya dan gagal menuntaskannya. Setelah sekian tahun itu, dengan kemampuan memanjat yang lebih baik, ia kembali dengan hanya sedikit ingatan tentang jalur tersebut dan berhasil menuntaskan jalur pada percobaan pertama. 7. Red Point Memanjat suatu jaluryang telah dipelajari dengan sangat baik, tanpa jatuh dan memanjat sambil memasang pengaman sebagai perintis jalur. 8. Pink Point Sama dengan red point hanya semua pengaman telah dipasang pada tempatnya. 9. Brown point Ada beberapa macam untuk kategori ini, misalnya seorang pemanjat merintis suatu jalur, lalu jatuh dan menarik tali, kemudian meneruskan pemanjatan dari titik pengaman terakhir ia jatuh (hangdogging). Pemanjatan dengan top rope juga termasuk dalam kategori ini. Lalu ada lagi pemanjatan dengan bor pertama dipasang terlebih dahulu. Sebenarnya masih banyak lagi yang masuk dalam kategori ini. Seluruh kategori ini menceritakan berbagai taktik, strategi atau trik untuk mempelajari sekaligus mencoba menuntaskan suatu jalur. Setealah begitu banyak melihat gaya pemanjat dalam menuntaskan jalur, kita dapat membandingkan mana yang lebih sulit. Dengan begitu dapat pula dibandingkan perbedaan kemampuan seorang pemanjat. 3.8 Pertimbangan Lain 1. Gunakan Chock dan Runners (titik pengaman) alam. Pendakian tebing adalah suatu kesatuan yang harus ditangani secara hati-hati. Yang harus diperhatikan adalah masalah penggunaan runners alam dan chockstone buatan, karena alat tersebut membiarakan tebing tetap utuh.
  • 40. Penggunaan piton (paku tebing) dalam suatu pendakian masih menimbulkan cacat pada tebing. Kerusakan yang ditimbulkannya adalah karena: a. Mempersulit atau mempermudah rute dengan merubah sifatnya. b. Menimbulkan noda-noda goresan yang tidak sedap di pandang. c. Dapat melepas belahan batu besar atau serpihan-serpihan batu. Jadi walaupun dalam kasus-kasus dimana pendakian pertama menggunakan piton, kita harus berusaha memperkecil penggunaan piton karena sifatnya yang merusak. 2. Sampah Jika kita membawa kaleng makan dalam suatu pendakian, injak kaleng tersebut dan bawalah keatas. Lebih baik jika membawa makanan yang tidak dalam kaleng. Kulit jeruk sebaiknya disimpan kembali karena tidak dimakan oleh binatang dan sangat lambat pembusukannya. 3.9 Teknik Dasar Pemanjatan / Rock Climbing 1. Face Climbing Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan tangan. Para pendaki pemula biasanya mempunyai kecenderungan untuk mempercayakan sebagian berat badannya pada pegangan tangan, dan menempatkan badannya rapat ke tebing dan Ini adalah kebiasaan yang salah. Tangan manusia tidak bisa digunakan untuk mempertahankan berat badan dibandingkan kaki, sehingga beban yang diberikan pada tangan akan cepat melelahkan untuk mempertahankan keseimbangan badan, Kecenderungan merapatkan berat badan ketebing dapat mengakibatkan timbulnya momen gaya pada tumpuan kaki, Hal ini memberikan peluang untuk tergelincir Konsentrasi berat di atas bidang yang sempit (tumpuan kaki) akan memberikan gaya gesekan dan kestabilan yang lebih baik.
  • 41. 2. Friction / Slab Climbing Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin, Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal diatas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik. 3. Fissure Climbing Teknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan yang seolah olah berfungsi sebagai pasak. Dengan cara demikian, dan beberapa pengembangan, dikenal teknik-teknik berikut :  Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar Jari-jari tangan, kaki, atau tangan dapat dimasukkan/diselipkan pada celah sehingga seolah-olah menyerupai pasak.  Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar (chomney). Badan masuk diantara celah, dan punggung di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke belakang Kedua tangan diletakkan menempel pula. Kedua tangan membantu mendororng keatas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat badan.  Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar (gullies).Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.  Lay Back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk
  • 42. menempatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan. Tangan menarik kebelakang dan kaki mendorong kedepan dan kemudian bergerak naik ke atas silih berganti. 3.10 Clean Jalur Clean jalur adalah membersihkan jalue pemanjatan dari peralatan climbing seperti runner dan karmantel. Clean jalur dibagi menjadi 3 yaitu: a. Clean down Adalah teknik membersihkan jalur dengan turun berlahan dengan mengambil kembali runners satu persatu sampai ke bawah. b. Clean pursik Adalah teknik membersihkan jalur dengan menggunakan tali pursik untuk menyimpulkan tali karnmantel dan tali karnmantel dapat langsung dijadikan pemanjat untuk turun sehingga pemanjat dapat dengan mudah mengambil runner satu persatu. c. Clean mayong Adalah teknik membersihkan jalur dari perlengkapan climbing yang pada top dari tebing terdapat mayong. Dari ketiga jenis clean jalur diatas, clean jalur yang paling aman adalah clean down, Karena jika salah satu runner lepas, maka masih ada runner yang lain yang akan menahan pemanjat agar tidak jatuh. 3.11 Jalur yang diapanjat di Harau 1. Jalur hijau a. Grade : 5-8 A b. Jumlah hanger : 7 hanger c. Ketinggian ± 15 meter 2. Jalur Fucking Hot a. Grade : 5-11 A b. Jumlah hanger : 7 hanger
  • 43. c. Ketinggian ± 8 meter 3. Jalur Toilet a. Grade : 5-9 A b. Jumlah hanger : 9 hanger c. Ketinggian ± 25 meter 4. Jalur Cukia a. Grade 5-10 A b. Jumlah hanger : 7 hanger c. Ketinggian : 20 meter
  • 44. BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1 Pra Kegiatan A. Pelatihan dan Penambahan Materi Pelatihan dan penambahan materi dilakukan secara terencana. Adapun hal- hal yang dilakukan selama masa pra kegiatan adalah: 1. Penambahan Materi No Hari/Tanggal Keterangan Senin/ l7 September 2012 1 Upgrading Rock Climbing oleh Pembina 2 Selasa/18 Latiha buildering di belakang sekre paitua September 2012 dengan Pembina 3 Selasa-Rabu/18-26 Joging dan Latihan buildering di belakang September 2012 sekre paitua oleh AM 2. Rapat AM No Hari/Tanggal Keterangan 1 Sabtu/ 15 Penentuan waktu berkegiatan September 2012 2 Minggu / 16 Pembentukan kepanitiaan dan jobdess September 2012 masing-masing bidang B. Sekretaris 1. List Job No Hari/Tanggal Keterangan 1 Kamis/20 Menyiapkan surat keluar September 2012 2 Rabu/19 Menyelesaikan ROP September-Rabu/
  • 45. 2. List Surat Keluar No. Nama Surat Nomor Surat Tujuan Keterangan 1 Surat 002-B/RC/Paitua- Wali nagari Sudah Perizinan MTU/XX/IX-2012 Sampai 2 Surat 002-B/RC/Paitua- Ketua Sudah Perizinan MTU/XX/IX-2012 pemuda Sampai 3 Surat 002-B/RC/Paitua- BKSDA Sudah Perizinan MTU/XX/IX-2012 Masuk Surat 002-B/RC/Paitua- Kapolsek Belum Perizinan MTU/XX/IX-2012 masuk 4 Surat 001-B/RC/ Paitua- Paitua-MTU Sudah Peminjaman MTU/XX/IX-2012 Sampai Alat 5 Surat 001-B/RC/ Paitua- MPU-Mapala Sudah peminjaman MTU/XX/IX-2012 Polyteknik Sampai alat Negri padang 6 Surat 001-B/RC/ Paitua- KOMMA- Sudah peminjaman MTU/XX/IX-2012 FPUA sampai alat 7 Surat 001-B/RC/ Paitua- SDU- Sudah peminjaman MTU/XX/IX-2012 FATERNA Sampai alat 8 Surat 001-B/RC/ Paitua- KCALH- Sudah peminjaman MTU/XX/IX-2012 RAFFLESIA Masuk alat 9 Surat 001-B/RC/ Paitua- MPALH Sudah peminjaman MTU/XX/IX-2012 Masuk alat
  • 46. 10 Surat Jalan 16-SJ/ paitua- paitua Sudah MTU/XX/IX-2012 masuk 11 Surat 001-B/RC/ Paitua- Dekanat Sudah Peminjaman MTU/XX/IX-2012 Masuk Alat C. Bendahara 1. List Job No Hari/ tanggal Keterangan 1 Rabu-Jum’at/26-28 Mengumpulkan dana dari anggota muda September 2012 D. Bidang Perlengkapan 1. List Perlengkapan Pribadi No Nama Jumlah Keterangan 1 Pakaian a. Baju lapangan 1 buah Ada b. Celana lapangan 1 buah Ada c. Kaos kaki lapangan 1 pasang Ada 2 Perlengkapan makan a. Piring 1 buah Ada b. Gelas 1 buah Ada c. Sendok 1 buah Ada 3 Perlengkapan tidur a. Jaket 1 buah Ada b. Selimut 1 buah Ada 4 Perlengkapan mandi 1 set Ada
  • 47. 5 Perlengkapan tambahan a. Sandal 1 pasang Ada b. Obat-obatan pribadi secukupnya Ada c. Perlengkapan shalat 1 set Ada d. Survival kids 1 set Tidak ada e. Pakaian ganti 2 pasang Ada 6 Penerangan 1 buah Ada 2. Perlengkapan kelompok No Nama Jumlah Keterangan 1 Tali Carmantel 2 pitch Ada 2 Harmnes 4 buah Ada 3 Carabiner Screw 4 Buah Ada 4 Figure of eight 2 buah Ada 5 Runners 20 buah Ada 6 Calk bag 2 buah Ada 7 Bubuk Magnesium ½ kg Ada 8 Piton 1 set Ada 9 Friend 4 buah Ada 10 Sling Prusik 2 buah Ada 11 Hummer 1 buah Ada 12 Hexentric 1 set Ada 13 Chock Stopper 1 set Ada 14 Webbing 4 buah Ada 15 Carier 2 buah Ada 16 Day Pack 4 buah Ada 17 Minyak tanah 1L Tidak Ada 18 Nesting 2 set Ada
  • 48. 19 Tabung gas 5 Tabung Ada 20 Tramontina 1 buah Ada 21 Plastik Packing 6 buah Ada 22 Kompas 1 buah Tidak Ada 23 Sarung Tangan 2 buah Ada 24 P3K 1 set Ada 25 Fly sheet 4 buah Ada 26 Derigen 2 buah Ada 27 Cutter/ Pisau 2 buah Ada 28 Kompor Gas 2 buah Ada 29 Sabun Pencuci Piring 1 buah Ada 30 Korek Api 1 buah Ada 31 Alat Dokumentasi 2 buah Ada 3. List Job No Hari/ tanggal Keterangan 1 Kamis/ 27 Mencari transportasi September 2012 2 kamis/ 2 juni 2012 Mencari perlengkapan yang harus dibawa untuk berkegiatan. 4. List Peminjaman Alat Pada Paitua Mapala Teknik Unanad No Nama Barang Jumlah 1 Runners 10 buah 2 Carabiner Screw 1 buah 3 Figur of eight 1 buah 4 Tali karnmantel 1 buah
  • 49. 5 Matras 4 buah 6 Carrier 2 buah 7 Sarung tangan 2 buah 8 Chalk bag 2 buah 9 Golok Tebas 1 buah 10 Harness 1 buah 11 Tali pursik 2 buah 12 Piton 15 buah 13 Heksentrik 17 buah 14 Kompor Gas 2 buah 15 Tabung Gas 4 buah 19 Nesting 2 buah 20 Fly Sheet 2 buah 21 Dirigen 2buah 22 Webbing 4 buah 5. List Peminjaman Alat Pada MPU Mapala Politeknik Unand No Nama Barang Jumlah 1 Harness 1 buah 2 Carabiner Screw 1 buah 3 Figur of eight 1 buah 4 Tali karnmantel 1 buah 5 Runners 5 buah
  • 50. 6. List Peminjaman Alat Pada KOMMA Pertanian Unand No Nama Barang Jumlah 1 Runners 3 buah 2 Carabiner Screw 3 buah 3 Figur of eight 1 buah 7. List Peminjaman Alat Pada SDU Faterna Unanad No Nama Barang Jumlah 1 Runners 2 buah E. Bidang Konsumsi 1. List Job No Hari/ tanggal Keterangan 1 Kamis/ 20 Mengatur konsumsi September 2012 2 Kamis/ 27 Membeli segala keperluan konsumsi yang September 2012 dibutuhkan.
  • 51. F. Bidang HPD 1. List Job No Hari/ tanggal Keterangan 1 Sabtu/22 Melaksanakan survey lapangan untuk September 2012 berkegiatan. Mengurus surat perizinan berkegiatan kepada Pak RT, wali jorong, wali nagari dan Ketua pemuda Jorong Limpato 2 jum’at/ 28 Mengurus surat perizinan berkegiatan kepada September 2012 Polsek Harau. 2.2 Kegiatan 1. RINCIAN KEGIATAN ORIENTASI ROCK CLIMBING No. Hari/Tanggal Pukul Kegiatan 1 Jum’at/ 28-09-2012 07.19-07.30 Upacara pelepasan di sekretariat paitua-MTU 07.30-11.43 Perjalanan dari Sekre Paitua-MTU – Polres Harau (mengantar SIMAKSI) – Harau(Pasanggrahan Buk Atik) 11.43-13.30 Ishoma 13.30-13.40 Persiapan perlengkapan pemanjatan 13.40-13.55 Perjalanan menuju tempat pemanjatan (jalur hijau)
  • 52. 13.55-14.05 Pemanasan 14.05-16.00 Pemanjatan ke-1 jalur hijau yaitu mampu menjadi leader, belay dan clean down 16.00-16.20 Istirahat dan shalat 16.20-19.08 Pemanjatan ke-2 jalur hijau yaitu mampu menjadi leader, belay dan clean down 19.08-21.00 Ishoma 21.00-21.38 Evaluasi dan Breafing AM 21.38-22.02 Evaluasi dengan Pembina 22.02-22.40 Malam keakraban 22.40-05.00 Istirahat tidur 2 Sabtu / 29-09-2012 05.00-06.15 Bangun, MCK, sholat, dan masak 06.15-06.45 Makan 06.45-06.55 Persiapan perlengkapan pemanjatan 06.55-07.05 Perjalanan menuju tempat pemanjatan 07.05-07.15 Pemanasan 07.15-11.50 Pemanjatan di jalur toilet, fucking hot 11.50-12.50 Ishoma 12.50-16.00 Pemanjatan di jalur toilet, fucking hot
  • 53. 15.30-16.00 Istirahat dan shalat 16.20-20.08 Pemanjatan di jalur toilet, fucking hot 20.08-21.41 Ishoma 21.41-22.05 Evaluasi dan Breafing AM 22.05-22.23 Evaluasi dengan Pembina 22.23-23.00 Malam keakraban 23.00-05.00 Istirahat tidur 3 Minggu / 30-09- 05.00-06.15 Bangun, MCK, sholat, dan 2012 masak Persiapan perlengkapan pemanjatan 06.15-06.45 Makan 06.45-07.05 Persiapan memanjat 07.05-07.45 Pemanjatan jalur fucking hot 07.45-07.50 Perjalanan menuju tempat pemanjatan (jalur cukia) 07.50-08.15 Pemanasan 08.15-12.15 Pemanjatan di jalur cukia dan clean down bagi yang belum 12.15-12.50 Ishoma 13.00-14.00 Persiapan pulang 14.13-19.15 Pulang ke sekre paitua – MTU 19.15-19.30 Istirahat 19.30-20.20 Evaluasi dan breafing AM
  • 54. 20.20-20.40 Evaluasi dengan Pembina 2. JADWAL LOMUNIKASI No Hari/Tanggal Jam Lokas Tujuan Berita Sarana . i 1 Jum’at, 28 12.07 Harau Paitua Kedatangan Hp September (Rima di Lokasi 2012 Geovani) Pemanjatan 2 Jum’at, 28 19.10 Harau Paitua Keadaan Hp September (Rima Tim 2012 Geovani) 4 Sabtu, 29 12.15 Harau Paitua Persiapan Hp September (Rima pemanjatan 2012 Geovani) 5 Sabtu, 29 20.14 Harau Paitua Keadaan Hp September (Rima Tim 2012 Geovani dan Hanif Hasan) 6 Minggu, 30 06.40 Harau Paitua Persiapan Hp September (Rima pemanjatan 2012 Geovani) 7 Minggu, 30 14.15 Harau Paitua Keadaan tim Hp September (Rima dan 2012 Geovani) keberangkat an pulang
  • 55. SKENARIO PEMANJATAN 1. Jum’at, 28 September 2012 Target : Menjadi leder Menjadi belay Clean down Pemanjatan jalur hijau a. Jalur 1  Belay : Eko Firmanto Leader : Fadli Rizki Dokumentasi : Fajri Mardhatillah  Belay : Fadli Rizki Leader : Fajri Mardhatillah Dokumentasi : Eko Firmanto  Belay : Fajri Mardhatillah Leader : Eko Firmanto Dokumentasi : Fadli Rizki b. Jalur 2  Belay : Dikky Andika Leader : M. Arifin Dokumentasi : Yuliana Febriani  Belay : M. Arifin Leader : Yuliana Febriani Dokumentasi : Dikky Andika  Belay : Yuliana Febriani Leader : Dikky Andika Dokumentasi : M. Arifin
  • 56. 2. Sabtu, 29 September 2012 Target : clean pursik Pemanjatan jalur toilet ` Pemanjatan pertama  Belay : Fadli Rizki Leader : M.Arifin Dokumentasi : Eko Firmanto  Belay : M. Arifin Leader : Eko Firmanto Dokumentasi : Fadli Rizki  Belay : Eko Firmanto Leader : Fadli Rizki Dokumentasi : M. Arifin Pemanjatan kedua  Belay : Yuliana Febriani Leader : Fajri Mardhatillah Dokumentasi : Dikky Andika  Belay : Fajri Mardhatillah Leader : Dikky Andika Dokumentasi : Yuliana Febriani  Belay : Dikky Andika Leader : Yuliana Febriani Dokumentasi : Fajri Mardhatillah Pemanjatan di jalur fucking hot Pemanjatan pertama  Belay : Fadli Rizki Leader : Yuliana Febriani Dokumentasi : M. Arifin  Belay : M. Arifin
  • 57. Leader : Fadli Rizki Dokumentasi : Yuliana Febriani  Belay : Yuliana Febriani Leader : M. Arifin Dokumentasi : Fadli Rizki  Belay : Dikky Andika Leader : Fajri Mardhatillah Dokumentasi : Eko Firmanto  Belay : Fajri Mardhatillah Leader : Eko Firmanto Dokumentasi : Dikky Andika  Belay : Eko Firmanto Leader : Dikky Andika Dokumentasi : Fajri Mardhatillah Minggu, 30 September 2012 Artificial : Pemanjatan jalur cukia  Belay : Fadli Rizky Leader : Dikky Andika Dokumentasi : Fajri Mardhatillah  Belay : Eko Firmanto Leader : Fajri Mardhatahillah Dokumentasi : M. Arifin  Belay : Eko Firmanto Leader : M. Arifin Dokumentasi : Fajri Mardhatillah  Belay : Fajri Mardhatahillah Leader : Eko Firmanto Dokumentasi : M. Arifin
  • 58. Belay : Eko Firmanto Leader : Fadli Rizki Dokumentasi : Dikky Andika  Belay : Fajri Mardhatahillah Leader : Yuliana Febriani Dokumentasi : Dikky Andika Clean down di jalur hijau:  Belay : Fadli Rizki Leader : Yuliana Febriani Dokumentasi : Dikky Andika  Belay : Dikky Andika Leader : Fadli Rizki Dokumentasi : Yuliana Febriani PEMBAGIAN TUGAS UMUM A. HARI JUMAT a. Koordinator Lapangan : Dikky Andika b. Mungurus perizinan : Eko Firmanto Fajri Mardhatillah c. Menyiapkan makan malam : M Arifin Yuliana Febriani d. Menjemput air : Fadli Rizki B. HARI SABTU Pagi a. Koordinator Lapangan : Dikky Andika
  • 59. b. Menyiapkan sarapan : Fadli Rizki Eko Firmanto c. Menyiapkan perlengkapan : M. Arifin Yuliana Febriani d. Menjemput air : Fajri Mardhatillah Malam a. Koordinator Lapangan : Dikky Andika b. Menyiapkan makan malam : Yuliana Febriani Fajri Mardhatillah Fadli Rizki c. Menjemput air : Eko Firmanto M. Arifin C. HARI MINGGU a. Koordinator Lapangan : Dikky Andika b. Menyiapkan makan pagi : Eko Firmanto Fajri Mardhatillah d. Menyiapkan alat : M. Arifin Yuliana Febriani Fadli Rizki e. Sweeping lokasi : Semua AM
  • 60. 2.3 Pasca Kegiatan No Hari/ Tanggal Keterangan 1 Senin-Selasa/1-2 Membersihkan Peralatan September 2012 2 Rabu/3September Mengembalikan Peralatan 2012 3 Jum’at/22 September Membuat cerita perjalanan 2012 4 Rabu-Sabtu/3-6 Membuat LPJ September 2012
  • 61. BAB V EVALUASI DAN PEMBAHASAN 1.1 Pra Kegiatan a. Surat-surat sebaiknya diselesaikan sebelum ROP Untuk berkegiatan diperlukan surat-surat seperti suarat izin, surat peminjaman alat. Dalam hal ini, setiap koordinator bidang harus memberikan list surat-surat yang diperlukan kepada sekretaris agar dapat membuat dan langsung diantarkan. b. Konfirmasi dengan ketua pelaksana Setiap anggota harus mengkonfirmasikan kepastian akan berkegiatan atau berhalangan ikut secepat mungkin kepada ketua, agar pada saat menghubungi bus jelas harga yang akan dibayar. c. Ganchart Masing-masing coordinator bidang harus membuat ganchart dan konsisten dalam melaksanakan kegiatan yang sudah ada di ganchart. 1.2 Kegiatan A. Jum’at, 28 September 2012 Evaluasi sesama AM: a. Tidak medengarkan korlap Anggota tidak mendengarkan aba-aba yang diberikan oleh korlap, ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efisien dan waktu untuk memanjat semakin sedikit. b. Belay kurang serius Pada saat pemanjatan, belay tidak serius melihat pemanjat. Ini menyebabkan ada anggota yang terjatuh ketika memanjat dan belay tidak langsung mem- pull tali sehingga angoota terjatuh jauh dari runner terakhir yang dipasang tali oleh anggota. Evaluasi dengan Pembina:
  • 62. a. Harus tahu prosedur sebelum memanjat - Untuk pemanjat Sebelum memanjat seharusnya anggota orientasi medan dulu agar tidak memakan waktu yang lama dan pemanjat juga harus memberi aba-aba yang jelas pada belay. - Untuk belay Tali harus selalu diperhatikan agar tali tidak kusut dan belay juga harus tanggap dalam mendengarkan aba-aba dari pemanjat. - Pemanjatan Pada saat memanjat harus diperhatikan cara pemasangan tali pada runner, jangan sampai pemasangan tali terbalik. b. Jaga sikap di lapangan Pada saat berkegiatan, anggota harus menjaga sikap di lapangan, jangan melakukan hal-hal yang tidak perlu dilakukan. Contohnya pada saat berkegiatan, ada anggota yang tidur-tiduran di matras sedangkan anggota yang lain sedang memanjat. c. Aplikasikan tujuan dan capai target yang sudah dibuat Sebelum berkegiatan sudah ditentukan tujuan dan target berkegiatan. Jadi sewaktu berkegiatan, target harus dicapai disamping tujuan dari kegiatan diaplikasikan. Manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mencapai target dan tujuan. d. Kerja harus sesuai dengan ROP Pada ROP, sudah ditentukan pembagian tugas dari masing-masing anggota. Dalam berkegiatan, tugas anggotat harus dilakukan sesuai pembagian. Meskipun kita harus saling membantu, tapi tugas kita harus diselesaikan terlebih dahulu. Brifing a. Yang piket pada pagi sabtu, memasak nasi untuk makan siang. b. On time dalam setiap kegiatan
  • 63. c. Membuat list perlengkapan yang di bawa ke lokasi pemanjatan B. Sabtu, 29 September 2012 Evaluasi sesama AM Manajemen waktu. Anggota seharusnya dapat memanajenen waktu dengan baik, agar kegiatan yang dilakukan dapat sesuai dengan rancangan dan skenario yang telah dibuat. Contohnya pada saat men-clean anggota tidak mempertimbangkan lama waktu yang diperlukan sehingga selesai malam hari. Evaluasi dengan pembina Ukur kemampuan diri. Pada saat memanjat atau pun clean anggota harus dapat mengukur kemampuan dirinya, sampai mana ia mampu memanjat agar tidak terlalu lama berada di atas. Namun kita juga harus terlebih dahulu berusaha sebelum mengatakan ‘tidak bisa’. Brifing a. Piket hari minggu sama dengan hari sabtu b. Clean down yang belum dilakukan di jalur hijau. c. Sebelum ke jalur cukia menjemput runner yang tertinggal di jalur fucking hot. C. MINGGU, 30 September 2012 Evaluasi denagn AM: a. Kelalaian AM sehingga pada pengambilan runner belum semua anggota di jalur fucking hot, masih ada yang MCK b. AM tidak mencoba semua jalur yang telah dicantumkan di ROP c. Untuk waktu perjalanan, sebaiknya waktu ditambahkan karena bus umum juga mencari penumpang dan banyak berhenti di jalan.
  • 64. 1.3 Pasca Kegiatan a. Membuat cacatan perjalanan : M.arifin b. Cuci photo : Fajri Mardhatillah c. Membersihkan dan pengembalian perlengkapan : Fadli Rizki (PJ) dibantu AM yang lain pada hari Senin dan perlengkapan dikembalikan paling lambat hari rabu. d. Rapat AM akan dilaksanakan senin jam 16.00 WIB di sekre paitua MTU e. LPJ akan dilaksanakan seminggu setelah kegiatan.
  • 65. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan a. Kegiatan ini dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Terbukti dengan kekaguman anggota yang semabari bersyukur menyadari betapa cipataan Tuhan luar biasa b. Sosialisasi dengan masyarakat setempat Ketika berkegiatan, orang lain yang lewat baik penduduk setempat maupun wisatawan yang bertanya, anggota secara tidak langsung mengenalkan paitua pada masyarakat. c. Mempelajari dan mengaplikasikan ilmu panjat tebing Denagan melaksanakan panjat tebing langsung di Harau, maka anggota sudah dapat mengaplikasikan ilmu panjat tebing yang sudah dipelajari. d. Kegiatan ini dapat melatih manajemen organisasi. Dengan dilibatkannya semua anggota dalam kepanitiaan, anggota sudah dapat melaatih manajemen organisasi dan kerjasama dalam sebuah tim e. Terbinanya kekeluargaan antara AM dan anggota biasa Dibukti dengan adanya kerjasama dan rasa saling tolong menolong antara sesama AM tanpa diminta sekalipun serta adanya rasa ingin saling melengkapi antara sesama. f. Memenuhi syarat orientasi. Dengan disetujuinya kegiatan ini dilaksanakan dan dengan diterimanya laporan pertanggungjawaban, berarti AM telah dapat menyelesaikan 1 beban orientasi yaitu Rock Climbing 6.2 Saran Agar acara selanjutnya berjalan dengan lebih baik, maka kami menyarankan:
  • 66. 2. Agar mempersiapakan waktu yang lebih jika ingin berkegiatan harau karena jalur panjat di harau sangat banyak 3. Banyak latihan sebelum berkegiatan.
  • 67. Lampiran 1 SUSUNAN KEPANITIAAN Ketua : Dikky Andika AM-002-P Sekretaris : Yuliana Febriani AM-017-P Bendahara : Eko Firmanto AM-003-P Koor Perlengkapan : Fadli Rizki AM-005-P Koor HPD : Fajri Mardhatillah AM-006-P Koor Konsumsi : M. Arifin AM-009-P
  • 68. Lampiran 2 RINCIAN BIAYA LOGISTIK No. Nama Barang Jumlah Harga/satuan Total 1 Tempe 8 bungkus Rp 1,000.00 Rp 8,000.00 2 Sarden Besar 2 kaleng Rp 16,000.00 Rp 32,000.00 3 Sarden Kecil 2 kaleng Rp 6,000.00 Rp 12,000.00 Rp 1 botol 4 Saus Sambal Rp 10,000.00 10,000.00 5 Cabe 1/2 Kg Rp 16,000.00 Rp 8,000.00 Rp 10 bungkus 6 Cappucino Rp 1,000.00 10,000.00 Rp 10 bungkus 7 Energen Rp 1,150.00 11,500.00 8 Teh 1 kotak Rp 3,500.00 Rp 3,500.00 9 Gula 1 Kg Rp 13,000.00 Rp 13,000.00 10 Susu shacet putih 1 pack Rp 6,500.00 Rp 6,500.00 11 Mie 6 bungkus Rp 1,500.00 Rp 9,400.00 12 Minyak Goreng 1 Kg Rp 10,000.00 Rp 10,000.00 13 Bawang merah - Rp 2,000.00 Rp 2,000.00 14 Plastik 1 bungkus Rp 3,500.00 Rp 3,500.00
  • 69. 15 Bawang putih - Rp 2,000.00 Rp 2,000.00 16 Ikan 1 Kg Rp 8,000.00 Rp 8,000.00 17 Kol - Rp 3,000.00 Rp 3,000.00 18 Garam halus 1 bungkus Rp 1,000.00 Rp 1,000.00 19 Gas 4 tabung Rp 4,000.00 Rp 16,000.00 20 Wortel 1/2 Kg Rp 4,000.00 Rp 2,000.00 21 Nuget 1 bungkus Rp 40,000.00 Rp 40,000.00 22 Kentang 1 Kg Rp 5,000.00 Rp 5,000.00 23 Teri 1/4 Kg Rp 60,000.00 Rp 15,000.00 24 Beras - Rp 7,000.00 Rp 7,000.00 Rp TOTAL 238,400.00 RINCIAN BIAYA PERLENGKAPAN No Nama Barang Jumlah Harga Total persatuan(Rp) Harga(Rp) 1 Plastik packing 2 3000 Rp 6,000.00 2 Bola Lampu 1 2500 Rp 2,500.00
  • 70. 3 Sewa Pasangrahan Rp 300,000.00 TOTAL Rp 308,500.00 RINCIAN BIAYA TRANSPORTASI Dari Ke Biaya Sekretariat Paitua Mapala Teknik Unand Harau Rp 270,000.00 Sekretariat Paitua Mapala Harau Teknik Unand Rp 245,000.00 Uang bus - Rp 100,000.00 TOTAL Rp 615,000.00 RINCIAN BIAYA HPD No Keterangan Jumlah 1 Survey Rp 35,000.00 2 Regestrasi BKSDA Rp 15,000.00 3 Registrasi Ketua Pemuda Rp 20,000.00 4 Materai 6000@2buah Rp 14,000.00 5 Cuci Foto Rp 36,000.00
  • 71. TOTAL Rp 120,000.00 RINCIAN BIAYA KESTARI No Keterangan Jumlah 1 Pengadaan ROP Rp 4,000.00 2 Pengadaan LPJ Rp 52,000.00 TOTAL Rp 56,000.00 RINCIAN BIAYA TOTAL Uang Masuk: Jumlah Jumlah per orang Jumlah Total No Keterangan Orang (Rp) (Rp) 1 6 215,000.00 1,290,000.00 iuran AM paitua 2 1 100,000.00 100,000.00 anggota biasa TOTAL 1,390,000.00 Uang Keluar: No Bidang Jumlah 1 Konsumsi Rp 238,400.00
  • 72. 2 Perlengkapan Rp 308,500.00 3 HPD Rp 120,000.00 4 Transportasi Rp 615,000.00 5 Kestari Rp 56,000.00 TOTAL Rp 1,337,900.00 Ket : Dana berlebih Rp 52.100,00 Kelebihan dana digunakan untuk membeli snack yang dimakan bersama-sama AM.
  • 73. Lampiran 3 DOKUMENTASI  Pelepasan
  • 74. Keberangkatan
  • 75. Perjalanan
  • 76. Kedatangan di harau  Leader , belay dan clean down di jalur hijau
  • 77. Clean pursik di jalur toilet
  • 78. Artificial di jalur cukia
  • 79.
  • 80.
  • 81. Pulang