PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
Lomba cerpen bpjs
1. JAUH DI MATA MUDAH DI URUS
Kampus hari ini mendung sekali. Juli adalah musim hujan yang sempurna untuk
orang-orang yang rajin membawa payung ke kampus. Tapi bagiku, bulan ini
adalah bulan paling tidak ideal, karena kini rutinitasku adalah masuk kelas dalam
keadaan basah kuyup. Ya, aku hampir tidak pernah membawa payung dan
terakhir kali membawa, payungku tertinggal di bus kampus.
"Syif, gak dingin baju basah begitu masuk ruangan AC?" Tanya Maulana.
"Dingin tapi aku paksa aja Lan." Jawab Syifa.
Maulana, atau lebih akrab dipanggil Lana adalah teman sekelas Syifa sejak
mereka masih mahasiswa baru tiga tahun lalu di kampus tepatnya tahun 2030.
Lana tahu sekali Syifa adalah orang paling pelupa sedunia. Mungkin kalau
kepalanya tidak menempel di tubuhnya, kepalanya pun akan sering tertinggal di
tempat kostnya.
"Aduh Lan, aku lupa." Ujar Syifa seraya menepuk keningnya yang ditutupi poni
basah.
"Apa lagi?" Jawab Lana, sambil tetap mengerjakan hal lain.
"Mba aku yang kerja di BPJS pesen buat bawain jaket dia ke kampus. Nanti dia
ambil pas jam istirahat." Jelas Syifa.
"Gak kaget sih kalau lupa. Nanti waktu jeda mata kuliah Bu Winda kita ambil aja."
Saran Lana.
"Temenin ambil ya Lan." Pinta Syifa.
"Iya, kalo bilang enggak soalnya gak mungkin juga." Jawab Lana.
"Dasar." Cibir Syifa.
Kuliah kali ini seakan rasanya lama sekali. Mungkin karena tubuh Syifa tidak
terlalu sehat, ditambah basah dan AC, rasanya sangat tidak ideal alias dingin
sekali. Setelah 120 menit berlalu dan kuis singkat selesai di kumpul, mata kuliah
Manajemen Bisnis hari itu selesai. Namun rasanya Syifa sudah pusing sekali,
tapi jika memberi tahu Lana ia khawatir akan di ejek karena ini buah dari sifat
pelupanya, sehingga berakhir basah, kedinginan, dan pusing.
2. Syifa keluar kelas bersama Lana sambil berusaha tetap tegak dan menelpon
Mbak Afra untuk mengabarkan kalau jaketnya bisa ia ambil pukul 11.45 WIB
nanti, di Bundaran dekat parkiran kampusnya. Tapi saat masih menelpon, tiba-
tiba badan Syifa ambruk dan membuat panik sekeliling. Ya, Syifa pingsan untuk
pertama kalinya. Maulana langsung memanggil teman-teman yang lewat untuk
turut mengangkat Syifa ke arah Klinik kampus yang ada di sebrang jalan. Sukur
kliniknya dekat. Sampai di Klinik, Syifa di tangani oleh Dokter umum yang
berjaga hari itu. Kurang lebih 15 menit, Dokter yang ternyata bernama Tobi
keluar.
"Temannya pasien?" Tanya Dokter Tobi.
"Iya Dok." Jawab Maulana.
"Kamu tau teman kamu punya riwayat penyakit lambung?" Tanya Dokter Tobi.
"Saya hampir tidak pernah dengar teman saya sakit Dok." Jawab Maulana.
"Sepertinya Teman kamu, siapa namanya?"
"Syifa Dok."
"Iya, Syifa. Dia sepertinya punya riwayat penyakit asam lambung, mungkin dia
juga tidak makan pagi ini dan saya lihat tadi pakaiannya cukup basah. Jadi
kondisinya drop. Untuk beberapa hari mungkin Syifa harus di rawat intensif dulu
di Rumah Sakit agar dapat penanganan yang baik." Jelas Dokter Tobi.
"Baik Dok. Terimakasih. Akan saya hubungi keluarganya." Jawab Maulana.
Tidak tunggu lama Maulana langsung mencari nomor Mbak Afra. Namun
ternyata ponsel Syifa dikunci dengan kata sandi yang tidak satupun orang diberi
tahu.
"Ahh, anak ini." Gumam Maulana.
Maulana langsung menelfon Nabila, teman kost Syifa dan mengintruksinya untuk
menyiapkan beberapa pakaian Syifa dan menghubungi Mbak Afra, karena
Maulana berinisiatif untuk merujuk Syifa ke Rumah Sakit sekarang. Dengan
menggunakan taxi online, Syifa diantar oleh Maulana ke Rumah Sakit terdekat
3. dari kampus. Tanpa pernah sekalipun jadi wali keluarga yang sakit, Maulana
bermodalkan keyakinan merujuk Syifa sebagai pasien Reguler non-BPJS dengan
memilih kamar rawat inap kelas satu.
Tidak lama berselang, Mbak Afra datang dengan Nabila sambil membawa satu
tas berisi pakaian Syifa yang dipesan Maulana tadi. Mereka bertemu di lobby
Rumah Sakit dan langsung berbincang mengenai kondisi terkini Syifa.
"Sudah sadar mba, tapi masih belum bisa gerak banyak." Jelas Maulana.
"Ohh. Makasih ya Lana udah bawa Syifa ke Rumah Sakit. Tadi Lana pake kartu
BPJS nya Syifa bisa?" Tanya Mba Afra.
"Saya tadi daftarin Syifa non-BPJS mba, soalnya saya gak paham mekanisme
gunain BPJS." Jelas Maulana.
"Sini deh Lan. Mekanisme klaim biaya kesehatan pakai BPJS sekarang lebih
mudah. Untuk pengobatan ringan non-operasi bisa pakai kartu Tap Cash BPJS.
nanti ini disesuaikan sama sidik jari pasien terkait dan data yang tersimpan."
Jelas Mba Afra.
"Cara pakainya gimana mba?" Tanya Maulana lagi.
"Sini, tunjukin mba kamarnya Syifa dulu ya." Ujar Mba Afra lagi.
Asyik mengobrol tentang mudahnya program klaim biaya kesehatan
menggunakan BPJS Tap Cash Maulana jadi lupa untuk menunjukkan terlebih
dulu di kamar apa Syifa di rawat. Setelah mengajak Mba Afra dan Nabila ke
kamar Syifa. Sesampainya disana Syifa sudah asyik memainkan handphonenya
dari atas ranjang. Percakapan kakak dan adik pun dimulai. Bagai sesi
wawancara Syifa menjawab awal mula kenapa ia bisa sampai drop. Padahal
Syifa selama ini terbilang anak yang jarang sakit.
"Syukur kemarin kamu nurut buat bikin kartu Tap Cash BPJS dek." Ujar Mba
Afra.
4. "Tadinya aku gak mau karena aku kan emang jarang sakit mba. Lagian kan
domisili KTP aku gak sama dengan alamat waktu daftar BPJS kemarin." Jelas
Syifa.
"Gak masalah dek sekarang. Klaim pengobatan mudah banget, karena waktu
kamu bikin kartu Tap Cash BPJS kemarin sudah dipindai sidik jarinya. Jadi,
untuk pengobatan non-operasi bisa mudah di klaim biayanya." Jelas Mba Afra
"Walaupun masuk awalnya non-BPJS mba?" Tanya Maulana.
"Iya, bener banget." Jawab Mba Afra.
"Ayo Lana, ikut mba ngurus peralihan Syifa ke administrasi dari pasien non-BPJS
ke pasien BPJS." Ajak Maulana.
Ilmu baru bagi Maulana. Dulu iya ingat sekali betapa anyakya berkas yang harus
di fotocopy ibunya saat ia sakit semasa sekolah menengah pertama. Enam tahun
beselang,ternyata walaupun sakit di rantau, sekarang tidak akan semenakutkan
itu. Karena kini sudah ada Tap Cash BPJS, klaim biaya pengobatan dengan
mudah, tanpa harus mengurus masalah perbedaan domisili atau memfotokopi
berkas-berkas. Pokoknya sebagai anak kost, Maulana merasa, walau jauh di
mata tapi kalau sakit di rantauan, kini pengobatan mudah di urus. Keluarga di
rumah tidak perlu khawatir lagi deh.
#Event_LombaMenulisCerpenJKN
2033_WINDA RIANA_JAUH DIMATA MUDAH DIURUS
KATEGORI: KADER JKN
FACEBOOK : WINDA RIANA