Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
LK- RESUME PENDALAMAN MATERI modul 9 kb 1.pdf
1. PENDALAMAN MATERI
(Lembar Kerja Resume Modul)
A. Judul Modul : Ithiasa
B. Kegiatan Belajar : Pengertian, Sejarah, Ruang dan Kedudukan (KB 1)
C. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
1
Konsep (Beberapa istilah
dan definisi) di KB
1. Pengertian Itihasa
Kata “Itihasa” terdiri atas 3 bagian, yaitu : iti + ha + asa. “iti”
dan “ha” adalah kata tambahan “indiclinable” di dalam
bahasa Inggris. “Asa” adalah kata kerja “verb” di dalam
bahasa Inggris. Arti kata Itihasa adalah : “ini sudah terjadi
begitu” (it happened so). Dahulu kala, beberapa juru cerita
tua, biasanya mengisahkan cerita-cerita tentang raja-raja
dan lain-lain kepada anak-anaknya. Setelah cerita berakhir
mereka biasanya berkata kepada pendengarnya : “awas
anak anak, cerita ini memang sudah terjadi begini” (iti =
begini, ha = tentu, asa = sudah terjadi). Jadi Itihasa
Sesungguhnya kejadian itu begitulah Nyatanya. Isi kitab
Itihasa adalah menceritakan cerita kepahlawanan para
Raja dan ksatria Hindu pada masa lampau. Karena Itihasa
berisi cerita kepahlawanan, maka kitab Itihasa disebut juga
Wiracarita atau epos, ceritera kepahlawanan.
Uraian tentang itihasa terdapat juga dalam kitab Amarakosa
(1.6.5) dengan kata lain akhyayika yang mempunyai makna
sama dengan itihasa (sejarah) atau cerita yang benar-benar
terjadi. Selanjutnya dijelaskan pada 1.4.4 kata itihasa
diterjemahkan dengan “ puravrtta” , ( in the truth it was
signifies) yang menunjukkan sesuatu hal telah terjadi
dimasa silam. Dalam literature Sansekerta itihasa diberi arti
sederhana “ mite, legenda” atau cerita ( askhyana,
ashyayika, katha dan sejenisnya, selanjutnya dalam
susastra sansekerta dijelaskan bahwa sesuatu iti dipercaya
benar-benar ada. Itihasa disebut juga wiracarita atau cerita
tentang kepahlawanan. Ada dua itihasa yang sangat
terkenal di seluruh dunia, yaitu Ramayana dan Mahabrata.
2. Sejarah Itihasa di Indonesia
Di Indonesia, agama Hindu konon mulai merambah pada
abad ke-4, ketika itihasa populer di India dan
Itihasa/Wiracarita juga diterjemahkan ke india.
dalam bahasa Jawa Kuna seperti kekawin yang dikarang
pada abad ke 8 di Jawa Tengah hingga saat ini
itihasa/wiracrita masih terus dibaca dan dilestarikan,
khususnya di Pulau Jawa dan Bali, hal ini terlihat ketika
seseorang meninggal dunia, teman-temannya duduk
mengelilingi jenazah sambil membacakan cerita-cerita
2. dalam itihasa Seperti halnya pada masyarakat Hindu Bali,
setiap kali ada pemakaman, sering dilakukan pembacaan
karya sastra yang selalu dilakukan dalam bahasa Jawa
Kuno, dengan harapan pembacaan sebagai “phalaskola”
dapat memberikan manfaat bagi jiwa orang yang
meninggal, keluarga dan Komunitas. Itihasa tidak hanya
menjelaskan berbagai aspek kepahlawanan tetapi juga
menjelaskan pengetahuan tentang berbagai inkarnasi dan
wujud Tuhan yang murni spiritual.
3. Klasifikasi Itihasa
Itihasa atau Wiracarita merupakan karya sastra yang juga
mengharumkan nama bangsa Arya dalam sejarah budaya.
Ramayana dan Mahabharata sering disamakan dengan
cerita serupa yang terkenal di dunia Barat, yaitu Lias et
Odyssey (Iliad dan Odyssey) yang ditulis oleh Homer
(Brouwer 1984: 216; Puja 1985: 95). Ramayana
Sansekerta karya Adikavi Rsi Vamiki terdiri dari 24.000 bait,
ukurannya sebanding dengan Lias dan Odyssea.
Ramayana dikenal juga dengan nama lain Caturvimsati
sahasri-samhita karena jumlah sloka (syair) sebanyak
24.000, sedangkan Mahabharata, Vedavyasa atau Krsna
Dvaipayana dari Maha Rsi Vyasa terdiri dari 100.000 bait.
Dengan demikian, bisa dikatakan magnitudo Mahabharata
sekitar empat kali lebih besar dibandingkan Ramayana atau
Lias dan Odyssea.
1) Ramayana
Ramayana terdiri atas 24.000 bait (sloka) yang
terbagi dalam 7 jilid yang disebut kanda. Puisi
pengarang kadang- kadang disebut puisi, akhyana,
gita atau samhita, seperti yang mungkin dikenal
dalam Balakanda, Yuddhakanda atau
Ayodhyakanda (Pudja 1985: 93). Ramayana terbagi
menjadi tujuh kandas (Sapta Kanda), 659 sargah
dan 23.864 skola. .Tujuh kanda tersebut adalah :
Balakanda, ayodhyakanda, aranyakakanda,
kiskendakanada, sundarakanda dan yudhakanda.
Ramayana ditulis oleh Maha Rsi Valmiki dalam
bahasa Sansekerta, sedangkan di Indonesia
Ramayana ditulis dalam bahasa Jawa Kuno, penulis
karya ini tidak diketahui secara pasti, namun di akhir
karya ini disebutkan bahwa Yogiswara adalah
editornya. komposer.
2) Mahabharata
Mahabrata dikenal dengan kitab agung itihasa, kata
Maha berarti agung atau agung, dan kata Bharata
berarti raja-raja dinasti Bharata. Oleh karena itu
Mahabharat berarti kisah agung keluarga Bharata.
Maha Rsi Vyasa awalnya menulis kitab ini dengan
nama “Jaya Samhita” yang dilanjutkan oleh
Vaisampayana dan Suta Ugrasrawa. (Said 1980:
46)
a) Ceritra – ceritra yang diambil dari syair
pahlawan zaman purbakala dan syair – syair
3. dinyanyikan oleh para Sut.
b) Ceritra – ceritra dan mythe dari kaum
brahmana.
c) Ceritra bintang yang mengandung
persamaan dan pelajaran
d) Uraian-uraian yang mengandung pelajaran
dan kebijaksanaan
Mahabrata dikenal dengan kitab agung itihasa,
kata Maha berarti agung atau agung, dan kata
Bharata berarti raja-raja dinasti Bharata. Oleh
karena itu Mahabharat berarti kisah agung
keluarga Bharata. Maha Rsi Vyasa awalnya
menulis kitab ini dengan nama “Jaya Samhita”
yang dilanjutkan oleh Vaisampayana dan Suta
Ugrasrawa.
4. Kedudukan Itihasa dalam Susastra Hindu
1) Kedudukan Itihasa dalam Weda
Kitab suci agama Hindu disebut Weda.
Berdasarkan pengelompokan isi dan
kegunaannya, Weda dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu:
Kelompok Sruti dan Kelompok Smrti, kedua
kitab ini merupakan kitab yang tidak dapat
diragukan lagi kebenarannya. Smṛti dan sruti
telah dinyatakan sebagai sumber dharma,
harus diterima sebagai Weda dan kesadaran
untuk membentuk dharma. Keduanya
hendaknya dijadikan pramāna dalam
merumuskan dharma, artinya keduanya
hendaknya digunakan untuk menentukan
apakah suatu perbuatan selaras dengan
dharma atau tidak.
Smṛti sebagai hukum Hindu artinya disamakan
dengan dharmaśāstra karena di dalamnya
banyak memuat aturan-aturan pokok yang
mempunyai fungsi mengatur dan menegakkan
dharma, yang tentunya menjadi landasan dan
pedoman bagi masyarakat. sasaran.
kehidupan, khususnya purusārtha. Dalam buku
Sarasamuccaya kita juga menemukan
informasi yang menunjukkan hal ini.
Dalam mempelajari kitab Weda harus
mengetahui itihasa dengan baik, konon kitab
Weda akan menakuti orang yang ilmunya
sedikit.
Chandogia Upanisad, salah satu kitab Sruti,
dengan tegas menegaskan bahwa kedudukan
Itihasa dan Purana adalah Weda kelima (itihasa
puranam pancamamVedanamVedam).
4. Dari uraian di atas terlihat bahwa Itihasa atau
epos sebenarnya merupakan bagian dari
Weda, khususnya Veda Smrti. Jadi kita juga
bisa mengatakan itu
Wiracarita merupakan pelengkap Weda Sruti
dan Wiracarita memuat isi Sruti dalam bentuk
yang lebih sederhana agar lebih mudah
dipahami dan diamalkan dalam kehidupan
nyata. Karena kitab Itihasa ditempatkan di
bawah Weda sejajar dengan kitab smrti
(Dharmasastra), maka jelas kitab Itihasa
berasal dari Weda dan mempunyai pengaruh
timbal balik. Misalnya dalam kitab Agni Purana
kita menemukan ringkasan Ramayana,
Harivamsa dan Mahabharata IV. Itu pengaruh
dari buku Itihasa (Mishra 1965 dalam Titib
2011: 39)
2
Daftar materi pada KB
yang sulit dipahami
Materi pada KB yang sulit dipahami kitab Itihasa mendapat
aliran dari kitab suci Veda dan saling pengaruh
mempengaruhisatu dengan yang lainnya sebagai contoh dalam
kitab Agni Purana kita jumpai ringkasan cerita Ramayana,
Harivamsa, dan Mahabrata IV. Hal itu pengaruh dari kitab
Itihasa
3
Daftar materi yang sering
mengalami miskonsepsi
dalam pembelajaran
Mtaeri yang sering mengalami miskonsepsi dalam
pembelajaran Pengelompokan Weda Seruti.