SlideShare a Scribd company logo
LEMBAR JAWABAN KERJA
PENGANTAR ILMU FIQIH
(Disusun untuk memenuhi tugas semester 2 pada mata kuliah Fiqih II)
Dosen Pengampu:
Dr. H. Fenny HS, M.Pd
Disusun Oleh:
Aulia Dyta Permata
(22231011316)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU KEISLAMAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
(2023)
1. Coba anda jelaskan ttg Thoha roh... Pengertian, fungsi dan kedudukan, jenis dan
pembagiannya.
Jawaban:
a. Pengertian Toharoh
Secara bahasa, thoharoh berarti bersih dan suci dari segala yang kotor, baik
yang bersifat hissiy (dapat diindera) atau ma'nawiyy (abstrak). Sedangkan menurut
syara' thoharoh adalah menghilangkan hadas dan najis.
Kewajiban bersuci banyak dijelaskan dalam Alquran dan hadist, salah satunya
tersirat dalam Surat Al-Baqarah ayat 222. Allah SWT berfirman:
….. ْ‫ي‬ ِ‫ر‬ِ‫ه‬َ‫ط‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ُح‬‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ب‬‫ا‬ َّ‫و‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ُح‬‫ي‬ َ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ َّ‫ِن‬‫ا‬
“….Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang
menyucikan diri.”
Thahârah terbagi menjadi dua, yakni bersuci dari najis dan bersuci dari hadats.
Bersuci dari najis dilakukan dengan berbagai cara tergantung dengan tingkatan najis:
berat (mughalladhah), sedang (mutawassithah), atau ringan (mukhaffafah). Sementara
bersuci dari hadats dilakukan dengan wudhu (untuk hadats kecil) dan mandi (untuk
hadats besar) atau tayamum bila dalam kondisi terpaksa.
b. Fungsi Thaharah
Sebagaimana ibadah-ibadah lainnya, perintah bersuci ini mengandung hikmah
atau kebijaksanaan. Setidaknya ada empat hikmah tentang disyariatkannya thahârah
sebagaimana disarikan dari kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î
karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan ‘Ali asy-Asyarbaji.
Pertama, bersuci merupakan bentuk pengakuan Islam terhadap fitrah manusia.
Manusia memiliki kecenderungan alamiah untuk hidup bersih dan menghindari
sesuatu yang kotor dan jorok. Karena Islam adalah agama fitrah maka ia pun
memerintahkan hal-hal yang selaras dengan fitrah manusia.
Kedua, menjaga kemulian dan wibawa umat Islam. Orang Islam mencintai
kehidupan bermasyarakat yang aman dan nyaman. Islam tidak menginginkan umatnya
tersingkir atau dijauhi dari pergaulan lantaran persoalan kerbersihan. Seriusnya Islam
soal perintah bersuci ini menunjukkan komitmennya yang tinggi akan kemuliaan para
pemeluknya.
Ketiga, menjaga kesehatan. Kebersihan merupakan bagian paling penting yang
memelihara seseorang dari terserang penyakit. Ragam penyakit yang tersebar
umumnya disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Karena itu tidak salah pepatah
mengungkapkan, “kebersihan adalah pangkal kesehatan”.
Anjuran untuk membersihkan badan, membasih wajah, kedua tangan, hidung,
dan kedua kaki, berkali-kali saban hari relevan dengan kondisi dan aktivitas manusia.
Sebab, anggota-anggota tubuh itu termasuk yang paling sering terpapar kotoran.
Keempat, menyiapkan diri dengan kondisi terbaik saat menghadap Allah:
tidak hanya bersih tapi juga suci. Dalam shalat, doa, dan munajatnya, seorang hamba
memang seyogianya suci secara lahir dan batin, bersih jasmani dan rohani, karena
Allah yuhhibbut tawwâbîna yayuhibbul mutathahhirîna (mencintai orang-orang yang
bertobat dan menyucikan diri).
Thaharah sebagai Perlindungan Diri dari Virus Corona
Dalam persoalan bersuci (thaharah), sesunguhnya tanpa disadari mengandung
muatan untuk menghindarkan diri dari kuman penyakit. Karena itu, syariah Islam
tidak hanya mengatur ketentuan menyangkut media bersucinya, berupa air atau tanah,
tetapi juga mengatur tata cara bersuci.
Dalam hal membersihkan kotoran tertentu, diperlukan hingga 7x siraman
dengan air mengalir, yang di antara itu harus membersihkan bagian yang terkena najis
tertentu itu, dengan tanah. Najis dalam pengertian luas adalah segala sesuatu kotoran,
yang berbahaya bagi tubuh, termasuk kuman penyakit semacam COVID-19.
Agar tubuh tetap bersih dan menghindari berbagai penyakit, Sunah Rasul menuntun
untuk bersiwak/gosok gigi utamanya hendak tidur, setelah makan dan hendak salat.
Berwudhu dengan benar, yang disunahkan dimulai dengan berkumur,
dan istinsyaq atau menghirup air ke dalam rongga hidung adalah cara yang baik untuk
menjaga masuknya virus ke dalam tubuh. Lalu membasuk muka, kemudian menyapu
kepala, yakni mengosok-gosokan jari yang basah ke seluruh bagian kepala, adalah hal
yang sangat penting dan baik untuk membangkitkan seluruh syaraf dibagian kepala.
Coba lakukan dengan benar dan rasakan manfaatnya.
Secara keseluruhan aspek penting lain dalam ritual berwudhu adalah
menstabilkan suhu badan pada temperatur normal, sehingga tubuh akan terasa lebih
segar. Maka sangat wajar jika dalam mengadapi corona, berwudhu ini
direkomendasikan dan dianjurkan banyak pihak.
Demikian juga syariah mengatur pakaian menutup aurat, yang tidak hanya
bermakna secara etis, tetapi juga untuk menjaga kesehatan. Selain itu juga disunahkan
memakai wewangian, karena renik patogen, cenderung berbau busuk dan tidak
nyaman di lingkungan yang wangi.
Mengingat suhu tubuh manusia normal dalam kisaran 36,5 sd 37,3 derajat
Celcius, tidak didesain mengalami kejutan suhu. Sangat tepat mandi sebelum matahari
terbit dan sebelum tenggelam. Dan agar tidak terjadi sock suhu, awali dengan
berwudhu. Atau saat kehujanan, beradaptasi dulu dengan air biasa, dan tidak langsung
mandi dengan air panas.
Dalam hal menjaga kebersihan lingkungan, sunah mengajarkan mengalirkan
air tergenang, menutup bejana, menutup maknan dan minuman, menimbun bangkai
dan hal-hal berbau busuk, menutup pintu dan jendela sebelum malam tiba dan
membuka sebelum matahari terbit. Juga menutup mulut saat batuk, menguap atau
bersin. Khusus bersin disertai untuk saling mendoakan.
Dalam hal-hal tertentu, sorban dan cadar sebagai kesunahan, sering dipandang
sebelah mata. Padahal berguna fungsional, sebagai pelindung kepala di saat hujan
atau panas terik, penutup hidung, melindungi wajah dan kepala dari tiupan angin dan
debu. Singkatnya ia berfungsi multiguna termasuk sebagai penganti masker,
penghangat tubuh di saat dingin, dll. Belakangan baru disadari dan beredar kabar
bahwa Muslimah yang bercadar lebih kecil terjangkit virus corona. Subhanallah.
Tentu masih banyak hal tentang menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang
bagi seorang muslim sudah menyatu dalam kehidupan keseharian. Tentang menjaga
kesucian itu, Allah SWT berfirman yang artinya Allah tidak ingin menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
agar kamu bersyukur, (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 6).
c. Kedudukan Thaharah
Kita ketahui bersama bahwa Islam adalah agama yang sangat memerhatikan
kesucian dan kebersihan. Baik kebersihan dan kesucian batin maupun kebersihan
lahir. Segala yang mengotori iman dan hati seseorang diharamkan di dalam Islam.
Seperti kesyirikan, kekufuran, kemunafikan, hasad, tamak, kikir, bakhil, dan beragam
dosa lainnya.
Manusia secara umum, dan khususnya orang yang beriman diperintahkan
Alloh subhanahu wata’ala untuk menyucikan dan membersihkan diri dari kotoran
dan najis batin yang menodai iman atau disebut juga thoharoh maknawi. Karenanya,
Islam senantiasa memerintahkan untuk bertaubat.
Sebab taubat adalah cara bersuci dan membersihkan diri dari kotoran dan najis
maknawi. Alloh subhanahu wata’ala berfirman dalam surat at-Tahrim ayat 8:
َ‫ع‬ ‫ا‬ً‫ح‬‫و‬ُ‫ص‬َ‫ن‬ ً‫ة‬َ‫ب‬ ْ‫و‬َ‫ت‬ ِ َّ
‫َّللا‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ب‬‫ُو‬‫ت‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫َا‬‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬‫ا‬َ‫ي‬
َ‫ت‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ِ‫ْخ‬‫د‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬‫َا‬‫ئ‬ِ‫ي‬َ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ر‬ِ‫َف‬‫ك‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫س‬
‫َا‬‫ه‬َِِْْ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ر‬ْ‫ْج‬
ُ‫َار‬‫ه‬ْ‫ن‬َ ْ
‫اْل‬
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Alloh dengan taubat yang
sebenar-benarnya. Mudah-mudahan Robb kalian mengampuni kesalahan-kesalahan
kalian dan memasukkan kalian ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai.”
(QS. at-Tahrim: 8)
Agama Islam juga sangat memperhatikan kebersihan dan kesucian secara
lahir. Bahkan, thaharah secara lahir yaitu membersihkan diri dari najis dan hadats
serta memiliki kedudukan penting dalam beribadah. Di antara kedudukan agung
toharoh secara maknawi tersebut adalah:
Pertama: Suci dari najis dan hadats adalah syarat sahnya sholat seorang hamba.
Sholat merupakan bentuk ibadah pendekatan diri seorang hamba kepada
Alloh subhanahu wata’ala. Dalam ibadah sholat, seorang hamba sedang bermunajat
kepada Alloh subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, hamba yang hendak sholat
diwajibkan dalam keadaan suci dari najis dan hadats. Rosululloh shollallohu’alaihi
wasallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Muslim:
« َ‫أ‬َّ‫ض‬ َ‫و‬ََِ‫ي‬ ‫ى‬ََِّ‫ح‬ َ‫َث‬‫د‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ُ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ُ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬ُ‫ت‬ َ‫ال‬ »
“Tidak diterima sholat seseorang di antara kalian jika dalam keadaan hadats hingga
ia berwudhu.”
(HR. Bukhori Dan Muslim)
Mengerjakan sholat dengan bersuci adalah bentuk pengagungan kepada
Alloh subhanahu wata’ala. Seorang hamba wajib suci dari najis dan hadats. Najis
harus dibersihkan karena ia adalah kotoran. Sementara hadats harus diangkat dengan
bersuci yang sudah ditentukan. Seperti mandi bagi yang junub dan berwudhu. Suci
dari hadats ketika hendak beribadah adalah bentuk pengagungan kepada
Alloh subhanahu wata’ala.
Kedua; Orang yang bersuci dicintai dan dipuji Alloh subhanahu wata’ala.
Senantiasa bersuci secara lahir dan batin merupakan sebab meraih kecintaan
Alloh subhanahu wata’ala dan Rosul-Nya. Hal ini berdasarkan firman
Alloh subhanahu wata’ala dalam surat al Baqoroh ayat 222:
d. ‫ين‬ ِ
‫ر‬ِ‫ه‬َ‫ط‬َُِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُّ‫ب‬ ُِْ‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ين‬ِ‫ب‬‫ا‬ َّ‫و‬َِّ‫ال‬ ُّ‫ب‬ ُِْ‫ي‬ َ َّ
‫َّللا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬
“Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-
orang yang menyucikan diri.”
(QS. al Baqoroh: 222)
Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna orang-orang bertaubat dalam ayat ini adalah
taubat dari dosa dan orang yang menyucikan diri adalah orang-orang yang
membersihkan diri dari kotoran-kotoran.
Syekh Abdurrahman bin nashir as-Sa’di rohimahulloh menjelaskan bahwa bersuci
dalam ayat ini mencakup secara maknawi dan pula mencakup makna indrawai, yaitu
bersuci dari najis dan hadats.
Ketiga; Kelalaian membersihkan diri dari najis merupakan salah satu sebab siksa
kubur.
Tidak bisa menjaga diri dari nasjis seperti buang air kecil dan besar di sembarang
tempat dan tidak bersuci dengan baik merupakan sebab siksa kubur. Berkaitan dengan
hal ini terdapat riwayat shohih dalam kitab Shohib al-Bukhori dan shohih Muslim:
e. ِ‫ان‬َ‫ب‬َّ‫ذ‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ْر‬‫ب‬َ‫ق‬ِ‫ب‬ َّ‫ر‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫َن‬‫ع‬ ،‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ َّ
‫َّللا‬ َ‫ي‬ ِ
‫ض‬َ‫ر‬ ٍ
‫اس‬َّ‫ب‬َ‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ ِ‫َن‬‫ع‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬: ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ان‬َ‫ب‬َّ‫ذ‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫ب‬َّ‫ذ‬َ‫ع‬ُ‫ي‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬
َ‫و‬ ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ر‬َِِِْ‫س‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫أ‬ ٍ
‫ير‬ِ‫ب‬َ‫ك‬
‫ا‬َّ‫م‬َ‫أ‬
ِ‫ة‬َ‫م‬‫ي‬ِ‫م‬َّ‫ن‬‫ال‬ِ‫ب‬ ‫ِي‬‫ش‬ْ‫م‬َ‫ي‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫ف‬ ُ‫ر‬َ‫خ‬‫اآل‬. ِ‫ُل‬‫ك‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ز‬َ‫ر‬َ‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫ن‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ق‬َ‫ش‬َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ط‬َ‫ر‬ ً‫ة‬َ‫د‬‫ي‬ ِ
‫ر‬َ‫ج‬ َ‫ذ‬َ‫خ‬َ‫أ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬
ٍ
‫ر‬ْ‫ب‬َ‫ب‬
ً‫ة‬َ‫د‬ ِ‫اح‬َ‫و‬. ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬: َ‫ذ‬َ‫ه‬ َ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ن‬َ‫ص‬ َ‫م‬ِ‫ل‬ ِ‫هللا‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ي‬
ْ‫ي‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ
‫ف‬َّ‫ف‬َ‫خ‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ه‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ :َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ‫ا؟‬
‫ا‬َ‫س‬َ‫ب‬ .
Ibnu Abbas meriwayatkan hadits bahwa Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam mele
wati dua kuburan. Lalu beliau bersabda, “Sungguh kedua penghuni kubur itu sedang
disiksa. Mereka disiksa bukan karena perkara besar. Salah satu dari dua orang ini,
semasa hidupnya tidak menjaga diri dari kencing. Sedangkan yang satunya lagi, dia
gemar menebar namimah atau mengadu domba.”Kemudian beliau mengambil
pelepah kurma basah. Beliau membelahnya menjadi dua. Lalu beliau tancapkan di
atas masing-masing kubur satu potong.
Para sahabat bertanya, “Wahai Rosululloh, mengapa Anda melakukan ini?” Beliau
menjawab, “Semoga keduanya diringankan siksaannya, selama kedua pelepah ini
belum kering.”
(HR. Bukhori Dan Muslim)
Diantara hikmah mengapa terdapat syariat bersuci dalam Islam. Di antaranya adalah:
Pertama; Bersuci merupakan naluri manusia. Secara naluriah, manusia cenderung
ingin bersih dan jijik melihat yang kotor dan dekil. Sebagai agama yang fitrah, sudah
selayaknya Islam meminta umatnya untuk bersuci dan menjaga kebersihan.
Kedua; Dengan bersuci, kehormatan dan wibawa sebagai seorang Muslim akan lebih
terjaga. Fitrah manusia memang menyukai kebersihan, senang berkumpul dan duduk
di tempat yang bersih. Sebaliknya, mereka merasa jijik dan menghindar dari segala
hal yang kotor-kotor. Mereka tidak suka menghampiri orang yang tidak bersih untuk
duduk di dekatnya. Sebagai agama yang sangat memerhatikan sod kehormatan dan
wibawa umatnya,
Ketiga; Islam meminta agar mereka selalu bersih. Dengan begitu, mereka akan
dihormati dan dimuliakan.
Keempat; Agar kesehatan terjaga. Kebersihan merupakan salah satu faktor terpenting
dalam menjaga kesehatan. Banyak sekali penyakit yang berjangkit di mana faktor
penyebabnya adalah lingkungan yang kotor dan kumuh.
Kelima; Membersihkan badan, mencuci muka, tangan, dan kaki dapat menjaga tubuh
dari penyakit. Semua anggota tubuh yang dibasuh ini paling banyak bersentuhan
dengan benda-benda kotor.
Keenam; Agar dapat menghadap Alloh dalam keadaan suci bersih seperti halnya
sholat, Karena dalam bermunajat kepada Alloh sudah sepatutnyalah kita suci, baik
lahir maupun batin, suci hati dan badan, ketika menghadap Alloh karena Alloh
menyukai orang-orang yang bertoba tlagi menyucikan diri.
2. Apa yang anda ketahui ttg wudlu, fungsi, tata cara, Dukung dg dalil naqly nya!
a. Pengertian Wudlu
Pengertian Wudhu secara Bahasa berasal dari kata Wadha’ yang artinya
“Kebersihan”, sedangkan menurut terminologi Wudhu membersihkan sebagian
dari anggota tubuh yang menjadi anggota Wudhu sebelum melaksanakan ibadah
sholat fardlu maupun sholat suunah.
Ada yang mengemukakan Wudhu merupakan sebagai alat untuk
membersihkan dosa kecil yang melekat pada tubuh kita yang berjumlah empat
(yaitu: wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki) dengan menggunakan air
yang suci dan menyucikan,
Sedangkan menurut Muhammad Akrom dalam bukunya terapi Wudhu
menjelaskan, Wudhu yaitu kegiatan membasuh, mengalirkan serta membersihkan
semua anggota-anggota tubuh yang menjadi bagian dari anggota Wudhu dengan
niat untuk menghilangkan hadast atau najis kecil.
Sedangkan menurut Muhammad Khairil Musthofa, M.PdI, dalam bukunya Fiqih
Dasar, Wudhu merupakan kegiatan membersihkan anggota tubuh dengan air yang
suci dan mensucikan dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan dengan niat
menghilangkan hadat kecil.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Wudhu merupakan kegiatan atau
tindakan untuk bersuci dari hadats kecil dengan membasuh dan mengalirkan air ke
semua anggota tubuh yang menjadi anggota Wudhu dengan syarat dan rukun yang
telah ditentukan. Seperti firman Allah dalam al-Qur’an surat Al-maidah ayat 6:
‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬َ‫ي‬ِ‫د‬ۡ‫ي‬َ‫أ‬َ‫و‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬َ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ ْ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ‫س‬ ۡ‫ٱغ‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬ ٰ
‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ٱل‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ۡ‫ُم‬ِ ۡ
‫م‬ُ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫ا‬ ٓ‫و‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ء‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ٱ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ٓ
َ ٰ
َ ََ
‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ْ‫ا‬‫و‬ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫ط‬‫ٱ‬َ‫ف‬ ‫ا‬ٗ‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ۡ‫ُم‬ِ‫ُن‬‫ك‬ ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ِ‫ن‬ۡ‫ي‬َ‫ب‬ۡ‫َع‬‫ك‬ۡ‫ٱل‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬َ‫ل‬ُ‫ج‬ ۡ
‫ر‬َ‫أ‬َ‫و‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬ِ‫س‬‫و‬ُ‫ء‬ُ‫ر‬ِ‫ب‬ ْ‫ا‬‫و‬َُْ‫س‬ ۡ
‫ٱم‬َ‫و‬ ِ‫ق‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫م‬ۡ‫ٱل‬
ۡ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ء‬ٓ‫ا‬َ‫س‬ِ‫ٱلن‬ ُ‫م‬ُِۡ‫س‬َ‫م‬َٰ‫ل‬ ۡ
‫و‬َ‫أ‬ ِ‫ط‬ِ‫ئ‬ٓ‫ا‬َ‫غ‬ۡ‫ٱل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ُم‬‫ك‬‫ن‬ِ‫م‬ ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ء‬ٓ‫ا‬َ‫ج‬ ۡ
‫و‬َ‫أ‬ ٍ
‫ر‬َ‫ف‬َ‫س‬ ٰ
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ۡ
‫و‬َ‫أ‬ ٰٓ
‫ى‬َ‫ض‬ ۡ
‫ر‬َّ‫م‬ ‫م‬ُِ‫ُن‬‫ك‬
ُ َّ
‫ٱّلل‬ ُ‫د‬‫ي‬ ِ
‫ر‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬ۡ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ُم‬‫ك‬‫ِي‬‫د‬ۡ‫ي‬َ‫أ‬َ‫و‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬ِ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ِ‫ب‬ ْ‫ا‬‫و‬َُْ‫س‬ ۡ
‫ٱم‬َ‫ف‬ ‫ا‬ٗ‫ب‬ِ‫ي‬َ‫ط‬ ‫ا‬ ٗ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫ص‬ ْ‫ا‬‫و‬ُ‫م‬َّ‫م‬َ‫ي‬ََِ‫ف‬ ٗ‫ٓء‬‫ا‬َ‫م‬ ْ‫ا‬‫ُو‬‫د‬ ِ‫ْج‬َ‫ت‬
َ‫ون‬ُ‫ُر‬‫ك‬ ۡ‫ش‬َ‫ت‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬ۡ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ۥ‬
ُ‫ه‬ََِ‫م‬ۡ‫ع‬ِ‫ن‬ َّ‫م‬ُِِ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫و‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬َ‫ر‬ِ‫ه‬َ‫ط‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬ ُ‫د‬‫ي‬ ِ
‫ر‬ُ‫ي‬ ‫ن‬ِ‫ك‬َٰ‫ل‬َ‫و‬ ‫ج‬َ‫ر‬َ‫ح‬ ۡ
‫ن‬ِ‫م‬ ‫ُم‬‫ك‬ۡ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬َ‫ع‬ ۡ
‫ْج‬َ‫ي‬ِ‫ل‬
6 : ‫(المائدة‬)
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! apabila kamu hendak mengerjakan
sholat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
junub, maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak
memperoleh air, maka bertayammumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah
wajahmu dan tanganmu dengan debu itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur.”(Q.S Al-Maidah:6).
b. Fungsi Wudhu
1. PENGHAPUS DOSA
Jika seorang hamba Muslim atau Mukmin berwudhu lalu membasuh wajahnya
akan keluar dari wajahnya setiap dosa yang dilihat dengan kedua matanya
bersamaan dengan keluarnya air atau tetesan air yang terakhir. Jika dia
membasuh tangannya, akan keluar dari kedua tangannya setiap dosa yang
pernah dilakukan oleh kedua tangannya itu bersamaan dengan air atau tetesan
air yang terakhir. Jika dia membasuh kedua kakinya, akan keluar setiap dosa
yang pernah dilakukan oleh kedua kakinya bersamaan dengan air atau tetesan
air yang terakhir, sehingga dia akan keluar dalam keadaan benar-benar bersih
dari dosa (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 224).
2. TANDA DI AKHIRAT
Sesungguhnya telagaku itu lebih panjang dari jarak antara Aylah (sebuah kota
di teluk Aqobah, Yordania) dan Adan (kota Yaman). Sungguh telagaku itu
lebih putih dari salju, lebih manis dari madu dicampur susu, serta bejana-
bejanany a lebih banyak dari bintang- bintang . Aku sungguh akan menjaganya
dari orang lain (selain umatku), sebagaimana seseorang menjaga telaganya
dari unta orang lain. Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, apakah pada
hari itu Anda mengenali kami? Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
Ya. Kalian punya tanda yang tidak dimiliki oleh seorangpun dari umat lain.
Kalian datang kepadaku dengan wajah, tangan dan kaki bercahaya putih
karena wudhu. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 364)
3. SEPARUH IMAN
Bersuci (wudhu) adalah separuh dari iman. (Ucapan) alhamdulillaah
memenuhi timbangan, (ucapan) subhanallaah wal hamdulillaah keduanya
memenuhi (ruang) antara langit dan bumi. Shalat itu cahaya, shadaqah itu
adalah bukti, sabar adalah sinar, dan Al-Qur'an itu hujjah (pembela)
bagimu atau hujatan atasmu. Setiap orang pergi untuk menjual dirinya, lalu
ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang membinasakan dirinya.
(Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 223)
4. JALAN MENUJU SYURGA
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Bilal ketika
sholat Fajar, "Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang amalan yang paling
engkau harapkan pahalanya sejak engkau memeluk Islam! Sesungguhnya
aku mendengarkan bunyi kedua sandalmu di depanku di dalam surga.
Bilal menjawab, Aku tidaklah mengerjakan suatu amal yang paling aku
harapkan pahalanya, selain dari pada setiap kali bersuci, baik di waktu
malam atau siang, aku selalu mengerjakan sholat semampu saya. (Hadits
shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, no. 1149 dan Muslim, no. 6274).
5. PEMBUKA IKATAN SYETAN
Setan membuat ikatan pada tengkuk seseorang diantara kalian apabila
tidur, yakni sebanyak tiga ikatan. Pada setiap ikatan dia berkata,Tetapla h
kamu tidur, malam masih panjang! Jika ia bangun lalu mengingat Allah
Ta'ala, maka lepaslah satu ikatan. Jika ia berwudhu', terlepaslah satu ikatan
yang lain. Jika ia sholat, terlepas pula satu ikatan. Maka ia akan memasuki
waktu Shubuh dalam keadaan semangat dan berjiwa bersih. Jika tidak
demikian, maka di pagi harinya dia akan berjiwa kotor dan malas. (Hadits
shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, no. 1091 dan Muslim, no. 776
c. Tata Cara Berwudhu
Adapun tata cara Wudhu secara ringkas berdasarkan hadits Nabi
shallallahu ‘alaihi was sallam dari Humroon budak sahabat Utsman bin Affan
rodhiyallahu ‘anhu[5],
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫غ‬َ‫ر‬ْ‫ف‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ، ٍ‫وء‬ُ‫ض‬َ‫و‬ِ‫ب‬ ‫َا‬‫ع‬َ‫د‬ َ‫ان‬َّ‫ف‬َ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ َ‫ان‬َ‫م‬ْ‫ث‬ُ‫ع‬ ‫ى‬َ‫أ‬َ‫ر‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ان‬َّ‫ف‬َ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ َ‫ان‬َ‫م‬ْ‫ث‬ُ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫م‬ َ‫ان‬َ‫ر‬ْ‫م‬ُ‫ح‬ ْ‫َن‬‫ع‬
، َ
‫ض‬َ‫م‬ْ‫ض‬َ‫م‬َ‫ت‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ِ‫ُوء‬‫ض‬َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ي‬ َ‫ل‬َ‫خ‬ْ‫د‬َ‫أ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬َ‫م‬ َ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫س‬َ‫غ‬َ‫ف‬ ، ِ‫ه‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬
َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫أ‬َ‫ر‬ِ‫ب‬ َ‫ح‬َ‫س‬َ‫م‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ‫ا‬ً‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ق‬َ‫ف‬ْ‫ر‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ُ‫ه‬َ‫ه‬ْ‫ج‬َ‫و‬ َ‫ل‬َ‫س‬َ‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، َ‫ر‬َ‫ث‬ْ‫ن‬َِْ‫س‬‫ا‬َ‫و‬ ، َ‫َق‬‫ش‬ْ‫ن‬َِْ‫س‬‫ا‬َ‫و‬
َّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫ْت‬‫ي‬َ‫أ‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ‫ا‬ً‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ٍ‫ل‬ْ‫ج‬ ِ
‫ر‬ َّ‫ل‬ُ‫ك‬ َ‫ل‬َ‫س‬َ‫غ‬ ‫ﷺ‬ َ‫و‬َْْ‫ن‬ َ‫أ‬َّ‫ض‬َ‫و‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ئ‬‫ُو‬‫ض‬ُ‫و‬ َ‫و‬َْْ‫ن‬ ُ‫أ‬َّ‫ض‬ َ‫و‬ََِ‫ي‬
‫(صْيح‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬َّ‫د‬َ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ُ َّ
‫َّللا‬ َ‫ر‬َ‫ف‬َ‫غ‬ ، ُ‫ه‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫يه‬ِ‫ف‬ ُ‫ث‬ِ‫د‬َُْ‫ي‬ َ‫ال‬ ، ِ‫ن‬ْ‫ي‬ََِ‫ع‬ْ‫ك‬َ‫ر‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ئ‬‫ُو‬‫ض‬ُ‫و‬
164 ‫ربم‬ 44 /1 ‫البخار‬
Artinya : Dari Humron bekas budak Utsman bin Affan, suatu ketika Humran melihat Utsman
bin Affan memintanya untuk membawakan air Wudhu (dengan wadah), kemudian ia
tuangkan air dari wadah itu ke kedua tangannya. kemudian ia membasuh kedua tangannya
sebanyak 3 kali, lalu ia memasukkan tangan kanan ke dalam air Wudhu kemudian berkumur-
kumur, lalu beristinsyaq dan beristintsar (memasukkan air ke hidung dan
menyemburkannya). Kemudian beliau membasuh wajahnya sebanyak 3 kali, (kemudian)
membasuh kedua tangannya sampai siku sebanyak 3 kali, kemudian menyapu atau mengusap
kepalanya, kemudian membasuh kedua kakinya sebanyak 3 kali, kemudian beliau
mengatakan, “Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam berWudhu seperti Wudhu ku
ini dan beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan, “Barangsiapa yang berWudhu
dengan Wudhu ku ini kemudian sholat 2 raka’at dengan khusyu’ maka Allah akan ampuni
dosa-dosanya yang telah lalu” )ٍShahih Bukhari 164) ….. (10)
Dari hadits di atas dapat di simpulkan tatacara Wudhu sebagai berikut :
1. Membaca basmalah sambil mencuci kedua tangan sampai pergelangan tangan sampai
bersih.
2. Membersihkan kedua tanganya (3x)
3. Berkumur-kumur (3x)
4. Memasukkan air ke dalam hidung dan menyemburkannya (3x)
5. Membasuh wajah (3x)
6. Membasuh kedua tanganya (3x)
7. Mengusap kepala disunnahkan (3x)
8. Membasuh kaki sampai di atas mata kaki (3)
3. kemukakan pendapat anda ttg hubungan antara Thoha roh, air, wudlu, mandi, dan
sholat!
Thaharah merupakan salah satu syarat sah dalam pelaksanaan ibadah baik
Shalat, puasa maupun haji juga ibadah – ibadah -ibadah sunat lainnya. Maka
ibadah yang paling sering dilaksanakan terutama shalat wajib lima waktu, jika
dalam pelaksanaannya shalat tersebut tidak sah kecuali seluruh keadaan, pakaian,
badan, tempat. Juga bersuci dari hadas dan Najis adalah salah satu syarat
terpenting sebelum melaksanakan beberapa ibadah, seperti shalat, tawaf, dan
menyentuh Al-Qur’an. Artinya, ibadah’’ tersebut jika dilaksanakan tanpa bersuci
dari hadas dan Najis maka ibadah tersebut dianggap tidak Sah.
4. .Apa yang anda ketahui ttg Sholat, fungsi, makna, hikmah, sholat fardhu dan
sunnah.?
Shalat merupakan tiang agama yang sangat penting bagi seorang muslim. shalatlah yang
membedakan antara orang muslim dengan orang kafir. “Sungguh yang memisahkan antara
seorang muslim dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan sholat.”
Hukum meninggalkan sholat menurut jumhur ulama adalah termasuk dosa besar dan dosanya
lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum
minuman keras. Apabila orang itu mengingkari wajibnya sholat, maka dia telah kafir.
misalnya, meyakini bahwa sholat itu hukumnya sunnah atau mubah (sholat boleh, tidak
sholat juga boleh).
PENGERTIAN SHALAT
1. Berdo’a/ Memohon Kepada Alloh SWT.
2. Berbakti/ Menyembah Kepada Alloh SWT.
3. Mi’roj ( Naik ) Dan Menghadap Kepada Alloh SWT.
4. Bermunajat / Berbisik Kepada Alloh SWT.
5. Pertemuan Manusia/Hamba Kepada Alloh SWT.
Kenapa Manusia Harus Melaksanakan Sholat ?
1. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Bersyahadat.
2. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Beragama Islam.
3. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Pengakuan Iman.
4. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Kebaikan/Ihsan.
5. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Mengingat ( Berdzikir )
Dan Mencintai Alloh SWT.
6. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Melaksanakan Perintah
Alloh SWT dan Rosullulloh SAW.
7. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Melaksanakan,
MengESAkan, MengAgungkan, dan MeMahaSucikan Alloh SWT.
8. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Berbakti, Dan
Menyembah Kepada Alloh SWT.
9. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam BerAkhlaq Mulia
10. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Kesadarannya Sebagai
Hamba Alloh SWT.
11. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam menetapi perkara
Haq/Beramal Sholih dan Kesabarannya.
12. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Mensyukuri Nikmat
Dari Allah SWT.
13. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Menyadari/Mengakui
Kebodohan, Kekurangan, Kelemahan diri ini, Dan Ketergantungan diri kepada Alloh
SWT.
14. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Bertaubat.
15. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Menghormati,
Menghargai, Dan Berbuat Baik kepada sesama manusia.
Tanda Diatas adalah tanda diri kita sebagai manusia yang butuh kepada Alloh SWT yang
menciptakan segala alam semesta ini.
Manfaat Dan Makna Shalat
 Kebersihan
Karena Orang Yang Hendak Melaksanakan Sholat :
a. Harus Bersih Hatinya Dari Berbagai Macam Kotoran ( Marah, Sombong, Dengki,
Dendam, dan Lainnya )
b. Harus Bersih Perutnya dari berbagai macam kotoran ( Minuman dan makanan yang harom,
makanan riba dan memakan harta anak yatim )
 Kesopanan
Karena Orang Yang Hendak Melaksanakan Sholat :
a. Harus Menutup Aurot dengan kain yang bersih dan tebal.
b. Harus Mematuhi syarat dan rukunnya.
 Kesehatan
Karena Orang Yang Hendak Melaksanakan Sholat :
a. Harus Berwudhu
b. Harus Menyiapkan dan Menuju Tempat Sholat
c. Harus Melakukan Sesuai Rukunnya ( Berdiri, Ruku, Sujud Dan Duduk )
 Kesabaran dan Ketenangan
Karena Orang Yang Hendak/Sedang Melaksanakan Sholat :
a. Tidak Boleh Tergesa – gesa dalam melaksanakan rukun – rukunnya ( baik yang wajib
maupun yang sunnah )
LJK FIQIH UAS.docx

More Related Content

Similar to LJK FIQIH UAS.docx

THAHARAH.ppt.pptx
THAHARAH.ppt.pptxTHAHARAH.ppt.pptx
THAHARAH.ppt.pptx
FitriaRisqiAlmadhani
 
Makalah rahim
Makalah rahimMakalah rahim
Makalah rahim
MuhammadNoor82
 
Makalah rahim
Makalah rahimMakalah rahim
Makalah rahim
MuhammadNoor82
 
Hadits kebersihan kelas 9 smp
Hadits kebersihan kelas 9 smpHadits kebersihan kelas 9 smp
Hadits kebersihan kelas 9 smp
tasya bisyir
 
Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3
Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3
Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3
najdahannabila
 
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxMATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
SuarniSuarni5
 
makalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najismakalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najis
asnifuroida03
 
PPT Konsep Takhali,Tahalli,Tajalli
PPT Konsep Takhali,Tahalli,Tajalli PPT Konsep Takhali,Tahalli,Tajalli
PPT Konsep Takhali,Tahalli,Tajalli
kelompok2agamaislam
 
Makalah agama islam 3 kelompok 5
Makalah agama islam 3 kelompok 5Makalah agama islam 3 kelompok 5
Makalah agama islam 3 kelompok 5
SriWasillah
 
Fadhilah wudhu dan-hikma hnya-by-alfanbainofi
Fadhilah wudhu dan-hikma hnya-by-alfanbainofiFadhilah wudhu dan-hikma hnya-by-alfanbainofi
Fadhilah wudhu dan-hikma hnya-by-alfanbainofialfan bainofi
 
Hadits Kebersihan
Hadits KebersihanHadits Kebersihan
Hadits Kebersihan
najikha
 
Sasaran akhlak; kepada diri sendiri
Sasaran akhlak; kepada diri sendiriSasaran akhlak; kepada diri sendiri
Sasaran akhlak; kepada diri sendiri
Lolyta Sucihara
 
Mandi wajib
Mandi wajibMandi wajib
Mandi wajib
MrArio
 
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
RoisMansur
 
Hitam Krem Modern Memphis Tugas Kelompok Presentasi (1).pptx
Hitam Krem Modern Memphis  Tugas Kelompok Presentasi  (1).pptxHitam Krem Modern Memphis  Tugas Kelompok Presentasi  (1).pptx
Hitam Krem Modern Memphis Tugas Kelompok Presentasi (1).pptx
AnggaFahmi4
 
Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)
Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)
Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)
Akhy Sham
 
Rahasia shalat
Rahasia shalatRahasia shalat
Rahasia shalat
Ifah Anwar
 
Ptt
PttPtt

Similar to LJK FIQIH UAS.docx (20)

THAHARAH.ppt.pptx
THAHARAH.ppt.pptxTHAHARAH.ppt.pptx
THAHARAH.ppt.pptx
 
Makalah rahim
Makalah rahimMakalah rahim
Makalah rahim
 
Makalah rahim
Makalah rahimMakalah rahim
Makalah rahim
 
Hadits kebersihan kelas 9 smp
Hadits kebersihan kelas 9 smpHadits kebersihan kelas 9 smp
Hadits kebersihan kelas 9 smp
 
Thahara
ThaharaThahara
Thahara
 
Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3
Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3
Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3
 
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxMATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
 
Kebersihan diri
Kebersihan diriKebersihan diri
Kebersihan diri
 
makalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najismakalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najis
 
PPT Konsep Takhali,Tahalli,Tajalli
PPT Konsep Takhali,Tahalli,Tajalli PPT Konsep Takhali,Tahalli,Tajalli
PPT Konsep Takhali,Tahalli,Tajalli
 
Makalah agama islam 3 kelompok 5
Makalah agama islam 3 kelompok 5Makalah agama islam 3 kelompok 5
Makalah agama islam 3 kelompok 5
 
Fadhilah wudhu dan-hikma hnya-by-alfanbainofi
Fadhilah wudhu dan-hikma hnya-by-alfanbainofiFadhilah wudhu dan-hikma hnya-by-alfanbainofi
Fadhilah wudhu dan-hikma hnya-by-alfanbainofi
 
Hadits Kebersihan
Hadits KebersihanHadits Kebersihan
Hadits Kebersihan
 
Sasaran akhlak; kepada diri sendiri
Sasaran akhlak; kepada diri sendiriSasaran akhlak; kepada diri sendiri
Sasaran akhlak; kepada diri sendiri
 
Mandi wajib
Mandi wajibMandi wajib
Mandi wajib
 
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
 
Hitam Krem Modern Memphis Tugas Kelompok Presentasi (1).pptx
Hitam Krem Modern Memphis  Tugas Kelompok Presentasi  (1).pptxHitam Krem Modern Memphis  Tugas Kelompok Presentasi  (1).pptx
Hitam Krem Modern Memphis Tugas Kelompok Presentasi (1).pptx
 
Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)
Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)
Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)
 
Rahasia shalat
Rahasia shalatRahasia shalat
Rahasia shalat
 
Ptt
PttPtt
Ptt
 

More from Iing Salim purnama

2. Keterampilan Menjelaskan.ppt
2. Keterampilan Menjelaskan.ppt2. Keterampilan Menjelaskan.ppt
2. Keterampilan Menjelaskan.ppt
Iing Salim purnama
 
Makalah Bahasa Arab II Kelompok 3.docx
Makalah Bahasa Arab II Kelompok 3.docxMakalah Bahasa Arab II Kelompok 3.docx
Makalah Bahasa Arab II Kelompok 3.docx
Iing Salim purnama
 
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptxManajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Iing Salim purnama
 
2. Keterampilan Menjelaskan.ppt
2. Keterampilan Menjelaskan.ppt2. Keterampilan Menjelaskan.ppt
2. Keterampilan Menjelaskan.ppt
Iing Salim purnama
 
Adaptasi prasiaga.pptx
Adaptasi prasiaga.pptxAdaptasi prasiaga.pptx
Adaptasi prasiaga.pptx
Iing Salim purnama
 
RPP_FIQIH_kelas_12_Kurikulum_2013_doc.doc
RPP_FIQIH_kelas_12_Kurikulum_2013_doc.docRPP_FIQIH_kelas_12_Kurikulum_2013_doc.doc
RPP_FIQIH_kelas_12_Kurikulum_2013_doc.doc
Iing Salim purnama
 
Perancangan Modul Ajar.pptx
Perancangan Modul Ajar.pptxPerancangan Modul Ajar.pptx
Perancangan Modul Ajar.pptx
Iing Salim purnama
 
Kegiatan atraktif.pptx
Kegiatan atraktif.pptxKegiatan atraktif.pptx
Kegiatan atraktif.pptx
Iing Salim purnama
 
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptxIMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
Iing Salim purnama
 
Micro teaching Keterampilan Menjelaskan.ppt
Micro teaching Keterampilan Menjelaskan.pptMicro teaching Keterampilan Menjelaskan.ppt
Micro teaching Keterampilan Menjelaskan.ppt
Iing Salim purnama
 
Micro teacing Keterampilan Bertanya Lanjut.ppt
Micro teacing Keterampilan Bertanya Lanjut.pptMicro teacing Keterampilan Bertanya Lanjut.ppt
Micro teacing Keterampilan Bertanya Lanjut.ppt
Iing Salim purnama
 
Keterampilan Bertanya Dasar.ppt
Keterampilan Bertanya Dasar.pptKeterampilan Bertanya Dasar.ppt
Keterampilan Bertanya Dasar.ppt
Iing Salim purnama
 
Tafsir Al Madinah ayat 1.pptx
Tafsir Al Madinah ayat 1.pptxTafsir Al Madinah ayat 1.pptx
Tafsir Al Madinah ayat 1.pptx
Iing Salim purnama
 
Bahan ajar micro teaching.ppt
Bahan ajar micro teaching.pptBahan ajar micro teaching.ppt
Bahan ajar micro teaching.ppt
Iing Salim purnama
 
Metodik Khusus Pengajaran PAI.pptx
Metodik Khusus Pengajaran PAI.pptxMetodik Khusus Pengajaran PAI.pptx
Metodik Khusus Pengajaran PAI.pptx
Iing Salim purnama
 
Pendekatan pengubahan perilaku.pptx
Pendekatan pengubahan perilaku.pptxPendekatan pengubahan perilaku.pptx
Pendekatan pengubahan perilaku.pptx
Iing Salim purnama
 
Presentation_Perjuangan_Dakwah_Nabi_di.pptx
Presentation_Perjuangan_Dakwah_Nabi_di.pptxPresentation_Perjuangan_Dakwah_Nabi_di.pptx
Presentation_Perjuangan_Dakwah_Nabi_di.pptx
Iing Salim purnama
 

More from Iing Salim purnama (17)

2. Keterampilan Menjelaskan.ppt
2. Keterampilan Menjelaskan.ppt2. Keterampilan Menjelaskan.ppt
2. Keterampilan Menjelaskan.ppt
 
Makalah Bahasa Arab II Kelompok 3.docx
Makalah Bahasa Arab II Kelompok 3.docxMakalah Bahasa Arab II Kelompok 3.docx
Makalah Bahasa Arab II Kelompok 3.docx
 
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptxManajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptx
 
2. Keterampilan Menjelaskan.ppt
2. Keterampilan Menjelaskan.ppt2. Keterampilan Menjelaskan.ppt
2. Keterampilan Menjelaskan.ppt
 
Adaptasi prasiaga.pptx
Adaptasi prasiaga.pptxAdaptasi prasiaga.pptx
Adaptasi prasiaga.pptx
 
RPP_FIQIH_kelas_12_Kurikulum_2013_doc.doc
RPP_FIQIH_kelas_12_Kurikulum_2013_doc.docRPP_FIQIH_kelas_12_Kurikulum_2013_doc.doc
RPP_FIQIH_kelas_12_Kurikulum_2013_doc.doc
 
Perancangan Modul Ajar.pptx
Perancangan Modul Ajar.pptxPerancangan Modul Ajar.pptx
Perancangan Modul Ajar.pptx
 
Kegiatan atraktif.pptx
Kegiatan atraktif.pptxKegiatan atraktif.pptx
Kegiatan atraktif.pptx
 
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptxIMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
 
Micro teaching Keterampilan Menjelaskan.ppt
Micro teaching Keterampilan Menjelaskan.pptMicro teaching Keterampilan Menjelaskan.ppt
Micro teaching Keterampilan Menjelaskan.ppt
 
Micro teacing Keterampilan Bertanya Lanjut.ppt
Micro teacing Keterampilan Bertanya Lanjut.pptMicro teacing Keterampilan Bertanya Lanjut.ppt
Micro teacing Keterampilan Bertanya Lanjut.ppt
 
Keterampilan Bertanya Dasar.ppt
Keterampilan Bertanya Dasar.pptKeterampilan Bertanya Dasar.ppt
Keterampilan Bertanya Dasar.ppt
 
Tafsir Al Madinah ayat 1.pptx
Tafsir Al Madinah ayat 1.pptxTafsir Al Madinah ayat 1.pptx
Tafsir Al Madinah ayat 1.pptx
 
Bahan ajar micro teaching.ppt
Bahan ajar micro teaching.pptBahan ajar micro teaching.ppt
Bahan ajar micro teaching.ppt
 
Metodik Khusus Pengajaran PAI.pptx
Metodik Khusus Pengajaran PAI.pptxMetodik Khusus Pengajaran PAI.pptx
Metodik Khusus Pengajaran PAI.pptx
 
Pendekatan pengubahan perilaku.pptx
Pendekatan pengubahan perilaku.pptxPendekatan pengubahan perilaku.pptx
Pendekatan pengubahan perilaku.pptx
 
Presentation_Perjuangan_Dakwah_Nabi_di.pptx
Presentation_Perjuangan_Dakwah_Nabi_di.pptxPresentation_Perjuangan_Dakwah_Nabi_di.pptx
Presentation_Perjuangan_Dakwah_Nabi_di.pptx
 

LJK FIQIH UAS.docx

  • 1. LEMBAR JAWABAN KERJA PENGANTAR ILMU FIQIH (Disusun untuk memenuhi tugas semester 2 pada mata kuliah Fiqih II) Dosen Pengampu: Dr. H. Fenny HS, M.Pd Disusun Oleh: Aulia Dyta Permata (22231011316)
  • 2. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU KEISLAMAN UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN (2023) 1. Coba anda jelaskan ttg Thoha roh... Pengertian, fungsi dan kedudukan, jenis dan pembagiannya. Jawaban: a. Pengertian Toharoh Secara bahasa, thoharoh berarti bersih dan suci dari segala yang kotor, baik yang bersifat hissiy (dapat diindera) atau ma'nawiyy (abstrak). Sedangkan menurut syara' thoharoh adalah menghilangkan hadas dan najis. Kewajiban bersuci banyak dijelaskan dalam Alquran dan hadist, salah satunya tersirat dalam Surat Al-Baqarah ayat 222. Allah SWT berfirman: ….. ْ‫ي‬ ِ‫ر‬ِ‫ه‬َ‫ط‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ُح‬‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ب‬‫ا‬ َّ‫و‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ُح‬‫ي‬ َ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ “….Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.” Thahârah terbagi menjadi dua, yakni bersuci dari najis dan bersuci dari hadats. Bersuci dari najis dilakukan dengan berbagai cara tergantung dengan tingkatan najis: berat (mughalladhah), sedang (mutawassithah), atau ringan (mukhaffafah). Sementara bersuci dari hadats dilakukan dengan wudhu (untuk hadats kecil) dan mandi (untuk hadats besar) atau tayamum bila dalam kondisi terpaksa. b. Fungsi Thaharah Sebagaimana ibadah-ibadah lainnya, perintah bersuci ini mengandung hikmah atau kebijaksanaan. Setidaknya ada empat hikmah tentang disyariatkannya thahârah
  • 3. sebagaimana disarikan dari kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan ‘Ali asy-Asyarbaji. Pertama, bersuci merupakan bentuk pengakuan Islam terhadap fitrah manusia. Manusia memiliki kecenderungan alamiah untuk hidup bersih dan menghindari sesuatu yang kotor dan jorok. Karena Islam adalah agama fitrah maka ia pun memerintahkan hal-hal yang selaras dengan fitrah manusia. Kedua, menjaga kemulian dan wibawa umat Islam. Orang Islam mencintai kehidupan bermasyarakat yang aman dan nyaman. Islam tidak menginginkan umatnya tersingkir atau dijauhi dari pergaulan lantaran persoalan kerbersihan. Seriusnya Islam soal perintah bersuci ini menunjukkan komitmennya yang tinggi akan kemuliaan para pemeluknya. Ketiga, menjaga kesehatan. Kebersihan merupakan bagian paling penting yang memelihara seseorang dari terserang penyakit. Ragam penyakit yang tersebar umumnya disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Karena itu tidak salah pepatah mengungkapkan, “kebersihan adalah pangkal kesehatan”. Anjuran untuk membersihkan badan, membasih wajah, kedua tangan, hidung, dan kedua kaki, berkali-kali saban hari relevan dengan kondisi dan aktivitas manusia. Sebab, anggota-anggota tubuh itu termasuk yang paling sering terpapar kotoran. Keempat, menyiapkan diri dengan kondisi terbaik saat menghadap Allah: tidak hanya bersih tapi juga suci. Dalam shalat, doa, dan munajatnya, seorang hamba memang seyogianya suci secara lahir dan batin, bersih jasmani dan rohani, karena Allah yuhhibbut tawwâbîna yayuhibbul mutathahhirîna (mencintai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri). Thaharah sebagai Perlindungan Diri dari Virus Corona Dalam persoalan bersuci (thaharah), sesunguhnya tanpa disadari mengandung muatan untuk menghindarkan diri dari kuman penyakit. Karena itu, syariah Islam tidak hanya mengatur ketentuan menyangkut media bersucinya, berupa air atau tanah, tetapi juga mengatur tata cara bersuci.
  • 4. Dalam hal membersihkan kotoran tertentu, diperlukan hingga 7x siraman dengan air mengalir, yang di antara itu harus membersihkan bagian yang terkena najis tertentu itu, dengan tanah. Najis dalam pengertian luas adalah segala sesuatu kotoran, yang berbahaya bagi tubuh, termasuk kuman penyakit semacam COVID-19. Agar tubuh tetap bersih dan menghindari berbagai penyakit, Sunah Rasul menuntun untuk bersiwak/gosok gigi utamanya hendak tidur, setelah makan dan hendak salat. Berwudhu dengan benar, yang disunahkan dimulai dengan berkumur, dan istinsyaq atau menghirup air ke dalam rongga hidung adalah cara yang baik untuk menjaga masuknya virus ke dalam tubuh. Lalu membasuk muka, kemudian menyapu kepala, yakni mengosok-gosokan jari yang basah ke seluruh bagian kepala, adalah hal yang sangat penting dan baik untuk membangkitkan seluruh syaraf dibagian kepala. Coba lakukan dengan benar dan rasakan manfaatnya. Secara keseluruhan aspek penting lain dalam ritual berwudhu adalah menstabilkan suhu badan pada temperatur normal, sehingga tubuh akan terasa lebih segar. Maka sangat wajar jika dalam mengadapi corona, berwudhu ini direkomendasikan dan dianjurkan banyak pihak. Demikian juga syariah mengatur pakaian menutup aurat, yang tidak hanya bermakna secara etis, tetapi juga untuk menjaga kesehatan. Selain itu juga disunahkan memakai wewangian, karena renik patogen, cenderung berbau busuk dan tidak nyaman di lingkungan yang wangi. Mengingat suhu tubuh manusia normal dalam kisaran 36,5 sd 37,3 derajat Celcius, tidak didesain mengalami kejutan suhu. Sangat tepat mandi sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelam. Dan agar tidak terjadi sock suhu, awali dengan berwudhu. Atau saat kehujanan, beradaptasi dulu dengan air biasa, dan tidak langsung mandi dengan air panas. Dalam hal menjaga kebersihan lingkungan, sunah mengajarkan mengalirkan air tergenang, menutup bejana, menutup maknan dan minuman, menimbun bangkai dan hal-hal berbau busuk, menutup pintu dan jendela sebelum malam tiba dan membuka sebelum matahari terbit. Juga menutup mulut saat batuk, menguap atau bersin. Khusus bersin disertai untuk saling mendoakan.
  • 5. Dalam hal-hal tertentu, sorban dan cadar sebagai kesunahan, sering dipandang sebelah mata. Padahal berguna fungsional, sebagai pelindung kepala di saat hujan atau panas terik, penutup hidung, melindungi wajah dan kepala dari tiupan angin dan debu. Singkatnya ia berfungsi multiguna termasuk sebagai penganti masker, penghangat tubuh di saat dingin, dll. Belakangan baru disadari dan beredar kabar bahwa Muslimah yang bercadar lebih kecil terjangkit virus corona. Subhanallah. Tentu masih banyak hal tentang menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang bagi seorang muslim sudah menyatu dalam kehidupan keseharian. Tentang menjaga kesucian itu, Allah SWT berfirman yang artinya Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur, (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 6). c. Kedudukan Thaharah Kita ketahui bersama bahwa Islam adalah agama yang sangat memerhatikan kesucian dan kebersihan. Baik kebersihan dan kesucian batin maupun kebersihan lahir. Segala yang mengotori iman dan hati seseorang diharamkan di dalam Islam. Seperti kesyirikan, kekufuran, kemunafikan, hasad, tamak, kikir, bakhil, dan beragam dosa lainnya. Manusia secara umum, dan khususnya orang yang beriman diperintahkan Alloh subhanahu wata’ala untuk menyucikan dan membersihkan diri dari kotoran dan najis batin yang menodai iman atau disebut juga thoharoh maknawi. Karenanya, Islam senantiasa memerintahkan untuk bertaubat. Sebab taubat adalah cara bersuci dan membersihkan diri dari kotoran dan najis maknawi. Alloh subhanahu wata’ala berfirman dalam surat at-Tahrim ayat 8: َ‫ع‬ ‫ا‬ً‫ح‬‫و‬ُ‫ص‬َ‫ن‬ ً‫ة‬َ‫ب‬ ْ‫و‬َ‫ت‬ ِ َّ ‫َّللا‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ب‬‫ُو‬‫ت‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫َا‬‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬‫ا‬َ‫ي‬ َ‫ت‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ِ‫ْخ‬‫د‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬‫َا‬‫ئ‬ِ‫ي‬َ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ر‬ِ‫َف‬‫ك‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫س‬ ‫َا‬‫ه‬َِِْْ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ر‬ْ‫ْج‬ ُ‫َار‬‫ه‬ْ‫ن‬َ ْ ‫اْل‬ “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Alloh dengan taubat yang sebenar-benarnya. Mudah-mudahan Robb kalian mengampuni kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai- sungai.” (QS. at-Tahrim: 8)
  • 6. Agama Islam juga sangat memperhatikan kebersihan dan kesucian secara lahir. Bahkan, thaharah secara lahir yaitu membersihkan diri dari najis dan hadats serta memiliki kedudukan penting dalam beribadah. Di antara kedudukan agung toharoh secara maknawi tersebut adalah: Pertama: Suci dari najis dan hadats adalah syarat sahnya sholat seorang hamba. Sholat merupakan bentuk ibadah pendekatan diri seorang hamba kepada Alloh subhanahu wata’ala. Dalam ibadah sholat, seorang hamba sedang bermunajat kepada Alloh subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, hamba yang hendak sholat diwajibkan dalam keadaan suci dari najis dan hadats. Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Muslim: « َ‫أ‬َّ‫ض‬ َ‫و‬ََِ‫ي‬ ‫ى‬ََِّ‫ح‬ َ‫َث‬‫د‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ُ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ُ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬ُ‫ت‬ َ‫ال‬ » “Tidak diterima sholat seseorang di antara kalian jika dalam keadaan hadats hingga ia berwudhu.” (HR. Bukhori Dan Muslim) Mengerjakan sholat dengan bersuci adalah bentuk pengagungan kepada Alloh subhanahu wata’ala. Seorang hamba wajib suci dari najis dan hadats. Najis harus dibersihkan karena ia adalah kotoran. Sementara hadats harus diangkat dengan bersuci yang sudah ditentukan. Seperti mandi bagi yang junub dan berwudhu. Suci dari hadats ketika hendak beribadah adalah bentuk pengagungan kepada Alloh subhanahu wata’ala. Kedua; Orang yang bersuci dicintai dan dipuji Alloh subhanahu wata’ala. Senantiasa bersuci secara lahir dan batin merupakan sebab meraih kecintaan Alloh subhanahu wata’ala dan Rosul-Nya. Hal ini berdasarkan firman Alloh subhanahu wata’ala dalam surat al Baqoroh ayat 222: d. ‫ين‬ ِ ‫ر‬ِ‫ه‬َ‫ط‬َُِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُّ‫ب‬ ُِْ‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ين‬ِ‫ب‬‫ا‬ َّ‫و‬َِّ‫ال‬ ُّ‫ب‬ ُِْ‫ي‬ َ َّ ‫َّللا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ “Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang- orang yang menyucikan diri.” (QS. al Baqoroh: 222)
  • 7. Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna orang-orang bertaubat dalam ayat ini adalah taubat dari dosa dan orang yang menyucikan diri adalah orang-orang yang membersihkan diri dari kotoran-kotoran. Syekh Abdurrahman bin nashir as-Sa’di rohimahulloh menjelaskan bahwa bersuci dalam ayat ini mencakup secara maknawi dan pula mencakup makna indrawai, yaitu bersuci dari najis dan hadats. Ketiga; Kelalaian membersihkan diri dari najis merupakan salah satu sebab siksa kubur. Tidak bisa menjaga diri dari nasjis seperti buang air kecil dan besar di sembarang tempat dan tidak bersuci dengan baik merupakan sebab siksa kubur. Berkaitan dengan hal ini terdapat riwayat shohih dalam kitab Shohib al-Bukhori dan shohih Muslim: e. ِ‫ان‬َ‫ب‬َّ‫ذ‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ْر‬‫ب‬َ‫ق‬ِ‫ب‬ َّ‫ر‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫َن‬‫ع‬ ،‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ َّ ‫َّللا‬ َ‫ي‬ ِ ‫ض‬َ‫ر‬ ٍ ‫اس‬َّ‫ب‬َ‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ ِ‫َن‬‫ع‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬: ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ان‬َ‫ب‬َّ‫ذ‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫ب‬َّ‫ذ‬َ‫ع‬ُ‫ي‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ر‬َِِِْ‫س‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫أ‬ ٍ ‫ير‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫أ‬ ِ‫ة‬َ‫م‬‫ي‬ِ‫م‬َّ‫ن‬‫ال‬ِ‫ب‬ ‫ِي‬‫ش‬ْ‫م‬َ‫ي‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫ف‬ ُ‫ر‬َ‫خ‬‫اآل‬. ِ‫ُل‬‫ك‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ز‬َ‫ر‬َ‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫ن‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ق‬َ‫ش‬َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ط‬َ‫ر‬ ً‫ة‬َ‫د‬‫ي‬ ِ ‫ر‬َ‫ج‬ َ‫ذ‬َ‫خ‬َ‫أ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ٍ ‫ر‬ْ‫ب‬َ‫ب‬ ً‫ة‬َ‫د‬ ِ‫اح‬َ‫و‬. ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬: َ‫ذ‬َ‫ه‬ َ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ن‬َ‫ص‬ َ‫م‬ِ‫ل‬ ِ‫هللا‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ْ‫ي‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ ‫ف‬َّ‫ف‬َ‫خ‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ه‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ :َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ‫ا؟‬ ‫ا‬َ‫س‬َ‫ب‬ . Ibnu Abbas meriwayatkan hadits bahwa Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam mele wati dua kuburan. Lalu beliau bersabda, “Sungguh kedua penghuni kubur itu sedang disiksa. Mereka disiksa bukan karena perkara besar. Salah satu dari dua orang ini, semasa hidupnya tidak menjaga diri dari kencing. Sedangkan yang satunya lagi, dia gemar menebar namimah atau mengadu domba.”Kemudian beliau mengambil pelepah kurma basah. Beliau membelahnya menjadi dua. Lalu beliau tancapkan di atas masing-masing kubur satu potong. Para sahabat bertanya, “Wahai Rosululloh, mengapa Anda melakukan ini?” Beliau menjawab, “Semoga keduanya diringankan siksaannya, selama kedua pelepah ini belum kering.” (HR. Bukhori Dan Muslim)
  • 8. Diantara hikmah mengapa terdapat syariat bersuci dalam Islam. Di antaranya adalah: Pertama; Bersuci merupakan naluri manusia. Secara naluriah, manusia cenderung ingin bersih dan jijik melihat yang kotor dan dekil. Sebagai agama yang fitrah, sudah selayaknya Islam meminta umatnya untuk bersuci dan menjaga kebersihan. Kedua; Dengan bersuci, kehormatan dan wibawa sebagai seorang Muslim akan lebih terjaga. Fitrah manusia memang menyukai kebersihan, senang berkumpul dan duduk di tempat yang bersih. Sebaliknya, mereka merasa jijik dan menghindar dari segala hal yang kotor-kotor. Mereka tidak suka menghampiri orang yang tidak bersih untuk duduk di dekatnya. Sebagai agama yang sangat memerhatikan sod kehormatan dan wibawa umatnya, Ketiga; Islam meminta agar mereka selalu bersih. Dengan begitu, mereka akan dihormati dan dimuliakan. Keempat; Agar kesehatan terjaga. Kebersihan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjaga kesehatan. Banyak sekali penyakit yang berjangkit di mana faktor penyebabnya adalah lingkungan yang kotor dan kumuh. Kelima; Membersihkan badan, mencuci muka, tangan, dan kaki dapat menjaga tubuh dari penyakit. Semua anggota tubuh yang dibasuh ini paling banyak bersentuhan dengan benda-benda kotor. Keenam; Agar dapat menghadap Alloh dalam keadaan suci bersih seperti halnya sholat, Karena dalam bermunajat kepada Alloh sudah sepatutnyalah kita suci, baik lahir maupun batin, suci hati dan badan, ketika menghadap Alloh karena Alloh menyukai orang-orang yang bertoba tlagi menyucikan diri. 2. Apa yang anda ketahui ttg wudlu, fungsi, tata cara, Dukung dg dalil naqly nya! a. Pengertian Wudlu
  • 9. Pengertian Wudhu secara Bahasa berasal dari kata Wadha’ yang artinya “Kebersihan”, sedangkan menurut terminologi Wudhu membersihkan sebagian dari anggota tubuh yang menjadi anggota Wudhu sebelum melaksanakan ibadah sholat fardlu maupun sholat suunah. Ada yang mengemukakan Wudhu merupakan sebagai alat untuk membersihkan dosa kecil yang melekat pada tubuh kita yang berjumlah empat (yaitu: wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki) dengan menggunakan air yang suci dan menyucikan, Sedangkan menurut Muhammad Akrom dalam bukunya terapi Wudhu menjelaskan, Wudhu yaitu kegiatan membasuh, mengalirkan serta membersihkan semua anggota-anggota tubuh yang menjadi bagian dari anggota Wudhu dengan niat untuk menghilangkan hadast atau najis kecil. Sedangkan menurut Muhammad Khairil Musthofa, M.PdI, dalam bukunya Fiqih Dasar, Wudhu merupakan kegiatan membersihkan anggota tubuh dengan air yang suci dan mensucikan dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan dengan niat menghilangkan hadat kecil. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Wudhu merupakan kegiatan atau tindakan untuk bersuci dari hadats kecil dengan membasuh dan mengalirkan air ke semua anggota tubuh yang menjadi anggota Wudhu dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan. Seperti firman Allah dalam al-Qur’an surat Al-maidah ayat 6: ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬َ‫ي‬ِ‫د‬ۡ‫ي‬َ‫أ‬َ‫و‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬َ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ ْ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ‫س‬ ۡ‫ٱغ‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬ ٰ ‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ٱل‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ۡ‫ُم‬ِ ۡ ‫م‬ُ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫ا‬ ٓ‫و‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ء‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ٱ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ٓ َ ٰ َ ََ ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ْ‫ا‬‫و‬ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫ط‬‫ٱ‬َ‫ف‬ ‫ا‬ٗ‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ۡ‫ُم‬ِ‫ُن‬‫ك‬ ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ِ‫ن‬ۡ‫ي‬َ‫ب‬ۡ‫َع‬‫ك‬ۡ‫ٱل‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬َ‫ل‬ُ‫ج‬ ۡ ‫ر‬َ‫أ‬َ‫و‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬ِ‫س‬‫و‬ُ‫ء‬ُ‫ر‬ِ‫ب‬ ْ‫ا‬‫و‬َُْ‫س‬ ۡ ‫ٱم‬َ‫و‬ ِ‫ق‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫م‬ۡ‫ٱل‬ ۡ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ء‬ٓ‫ا‬َ‫س‬ِ‫ٱلن‬ ُ‫م‬ُِۡ‫س‬َ‫م‬َٰ‫ل‬ ۡ ‫و‬َ‫أ‬ ِ‫ط‬ِ‫ئ‬ٓ‫ا‬َ‫غ‬ۡ‫ٱل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ُم‬‫ك‬‫ن‬ِ‫م‬ ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ء‬ٓ‫ا‬َ‫ج‬ ۡ ‫و‬َ‫أ‬ ٍ ‫ر‬َ‫ف‬َ‫س‬ ٰ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ۡ ‫و‬َ‫أ‬ ٰٓ ‫ى‬َ‫ض‬ ۡ ‫ر‬َّ‫م‬ ‫م‬ُِ‫ُن‬‫ك‬ ُ َّ ‫ٱّلل‬ ُ‫د‬‫ي‬ ِ ‫ر‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬ۡ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ُم‬‫ك‬‫ِي‬‫د‬ۡ‫ي‬َ‫أ‬َ‫و‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬ِ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ِ‫ب‬ ْ‫ا‬‫و‬َُْ‫س‬ ۡ ‫ٱم‬َ‫ف‬ ‫ا‬ٗ‫ب‬ِ‫ي‬َ‫ط‬ ‫ا‬ ٗ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫ص‬ ْ‫ا‬‫و‬ُ‫م‬َّ‫م‬َ‫ي‬ََِ‫ف‬ ٗ‫ٓء‬‫ا‬َ‫م‬ ْ‫ا‬‫ُو‬‫د‬ ِ‫ْج‬َ‫ت‬ َ‫ون‬ُ‫ُر‬‫ك‬ ۡ‫ش‬َ‫ت‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬ۡ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ۥ‬ ُ‫ه‬ََِ‫م‬ۡ‫ع‬ِ‫ن‬ َّ‫م‬ُِِ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫و‬ ۡ‫ُم‬‫ك‬َ‫ر‬ِ‫ه‬َ‫ط‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬ ُ‫د‬‫ي‬ ِ ‫ر‬ُ‫ي‬ ‫ن‬ِ‫ك‬َٰ‫ل‬َ‫و‬ ‫ج‬َ‫ر‬َ‫ح‬ ۡ ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ُم‬‫ك‬ۡ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬َ‫ع‬ ۡ ‫ْج‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ 6 : ‫(المائدة‬)
  • 10. Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub, maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan debu itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”(Q.S Al-Maidah:6). b. Fungsi Wudhu 1. PENGHAPUS DOSA Jika seorang hamba Muslim atau Mukmin berwudhu lalu membasuh wajahnya akan keluar dari wajahnya setiap dosa yang dilihat dengan kedua matanya bersamaan dengan keluarnya air atau tetesan air yang terakhir. Jika dia membasuh tangannya, akan keluar dari kedua tangannya setiap dosa yang pernah dilakukan oleh kedua tangannya itu bersamaan dengan air atau tetesan air yang terakhir. Jika dia membasuh kedua kakinya, akan keluar setiap dosa yang pernah dilakukan oleh kedua kakinya bersamaan dengan air atau tetesan air yang terakhir, sehingga dia akan keluar dalam keadaan benar-benar bersih dari dosa (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 224). 2. TANDA DI AKHIRAT Sesungguhnya telagaku itu lebih panjang dari jarak antara Aylah (sebuah kota di teluk Aqobah, Yordania) dan Adan (kota Yaman). Sungguh telagaku itu lebih putih dari salju, lebih manis dari madu dicampur susu, serta bejana- bejanany a lebih banyak dari bintang- bintang . Aku sungguh akan menjaganya dari orang lain (selain umatku), sebagaimana seseorang menjaga telaganya dari unta orang lain. Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, apakah pada hari itu Anda mengenali kami? Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: Ya. Kalian punya tanda yang tidak dimiliki oleh seorangpun dari umat lain. Kalian datang kepadaku dengan wajah, tangan dan kaki bercahaya putih karena wudhu. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 364) 3. SEPARUH IMAN Bersuci (wudhu) adalah separuh dari iman. (Ucapan) alhamdulillaah
  • 11. memenuhi timbangan, (ucapan) subhanallaah wal hamdulillaah keduanya memenuhi (ruang) antara langit dan bumi. Shalat itu cahaya, shadaqah itu adalah bukti, sabar adalah sinar, dan Al-Qur'an itu hujjah (pembela) bagimu atau hujatan atasmu. Setiap orang pergi untuk menjual dirinya, lalu ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang membinasakan dirinya. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 223) 4. JALAN MENUJU SYURGA Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Bilal ketika sholat Fajar, "Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang amalan yang paling engkau harapkan pahalanya sejak engkau memeluk Islam! Sesungguhnya aku mendengarkan bunyi kedua sandalmu di depanku di dalam surga. Bilal menjawab, Aku tidaklah mengerjakan suatu amal yang paling aku harapkan pahalanya, selain dari pada setiap kali bersuci, baik di waktu malam atau siang, aku selalu mengerjakan sholat semampu saya. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, no. 1149 dan Muslim, no. 6274). 5. PEMBUKA IKATAN SYETAN Setan membuat ikatan pada tengkuk seseorang diantara kalian apabila tidur, yakni sebanyak tiga ikatan. Pada setiap ikatan dia berkata,Tetapla h kamu tidur, malam masih panjang! Jika ia bangun lalu mengingat Allah Ta'ala, maka lepaslah satu ikatan. Jika ia berwudhu', terlepaslah satu ikatan yang lain. Jika ia sholat, terlepas pula satu ikatan. Maka ia akan memasuki waktu Shubuh dalam keadaan semangat dan berjiwa bersih. Jika tidak demikian, maka di pagi harinya dia akan berjiwa kotor dan malas. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, no. 1091 dan Muslim, no. 776 c. Tata Cara Berwudhu Adapun tata cara Wudhu secara ringkas berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam dari Humroon budak sahabat Utsman bin Affan rodhiyallahu ‘anhu[5],
  • 12. ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫غ‬َ‫ر‬ْ‫ف‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ، ٍ‫وء‬ُ‫ض‬َ‫و‬ِ‫ب‬ ‫َا‬‫ع‬َ‫د‬ َ‫ان‬َّ‫ف‬َ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ َ‫ان‬َ‫م‬ْ‫ث‬ُ‫ع‬ ‫ى‬َ‫أ‬َ‫ر‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ان‬َّ‫ف‬َ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ َ‫ان‬َ‫م‬ْ‫ث‬ُ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫م‬ َ‫ان‬َ‫ر‬ْ‫م‬ُ‫ح‬ ْ‫َن‬‫ع‬ ، َ ‫ض‬َ‫م‬ْ‫ض‬َ‫م‬َ‫ت‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ِ‫ُوء‬‫ض‬َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ي‬ َ‫ل‬َ‫خ‬ْ‫د‬َ‫أ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬َ‫م‬ َ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫س‬َ‫غ‬َ‫ف‬ ، ِ‫ه‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫أ‬َ‫ر‬ِ‫ب‬ َ‫ح‬َ‫س‬َ‫م‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ‫ا‬ً‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ق‬َ‫ف‬ْ‫ر‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ُ‫ه‬َ‫ه‬ْ‫ج‬َ‫و‬ َ‫ل‬َ‫س‬َ‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، َ‫ر‬َ‫ث‬ْ‫ن‬َِْ‫س‬‫ا‬َ‫و‬ ، َ‫َق‬‫ش‬ْ‫ن‬َِْ‫س‬‫ا‬َ‫و‬ َّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫ْت‬‫ي‬َ‫أ‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ‫ا‬ً‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ٍ‫ل‬ْ‫ج‬ ِ ‫ر‬ َّ‫ل‬ُ‫ك‬ َ‫ل‬َ‫س‬َ‫غ‬ ‫ﷺ‬ َ‫و‬َْْ‫ن‬ َ‫أ‬َّ‫ض‬َ‫و‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ئ‬‫ُو‬‫ض‬ُ‫و‬ َ‫و‬َْْ‫ن‬ ُ‫أ‬َّ‫ض‬ َ‫و‬ََِ‫ي‬ ‫(صْيح‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬َّ‫د‬َ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ُ َّ ‫َّللا‬ َ‫ر‬َ‫ف‬َ‫غ‬ ، ُ‫ه‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫يه‬ِ‫ف‬ ُ‫ث‬ِ‫د‬َُْ‫ي‬ َ‫ال‬ ، ِ‫ن‬ْ‫ي‬ََِ‫ع‬ْ‫ك‬َ‫ر‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ئ‬‫ُو‬‫ض‬ُ‫و‬ 164 ‫ربم‬ 44 /1 ‫البخار‬ Artinya : Dari Humron bekas budak Utsman bin Affan, suatu ketika Humran melihat Utsman bin Affan memintanya untuk membawakan air Wudhu (dengan wadah), kemudian ia tuangkan air dari wadah itu ke kedua tangannya. kemudian ia membasuh kedua tangannya sebanyak 3 kali, lalu ia memasukkan tangan kanan ke dalam air Wudhu kemudian berkumur- kumur, lalu beristinsyaq dan beristintsar (memasukkan air ke hidung dan menyemburkannya). Kemudian beliau membasuh wajahnya sebanyak 3 kali, (kemudian) membasuh kedua tangannya sampai siku sebanyak 3 kali, kemudian menyapu atau mengusap kepalanya, kemudian membasuh kedua kakinya sebanyak 3 kali, kemudian beliau mengatakan, “Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam berWudhu seperti Wudhu ku ini dan beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan, “Barangsiapa yang berWudhu dengan Wudhu ku ini kemudian sholat 2 raka’at dengan khusyu’ maka Allah akan ampuni dosa-dosanya yang telah lalu” )ٍShahih Bukhari 164) ….. (10) Dari hadits di atas dapat di simpulkan tatacara Wudhu sebagai berikut : 1. Membaca basmalah sambil mencuci kedua tangan sampai pergelangan tangan sampai bersih. 2. Membersihkan kedua tanganya (3x) 3. Berkumur-kumur (3x) 4. Memasukkan air ke dalam hidung dan menyemburkannya (3x) 5. Membasuh wajah (3x) 6. Membasuh kedua tanganya (3x) 7. Mengusap kepala disunnahkan (3x) 8. Membasuh kaki sampai di atas mata kaki (3)
  • 13. 3. kemukakan pendapat anda ttg hubungan antara Thoha roh, air, wudlu, mandi, dan sholat! Thaharah merupakan salah satu syarat sah dalam pelaksanaan ibadah baik Shalat, puasa maupun haji juga ibadah – ibadah -ibadah sunat lainnya. Maka ibadah yang paling sering dilaksanakan terutama shalat wajib lima waktu, jika dalam pelaksanaannya shalat tersebut tidak sah kecuali seluruh keadaan, pakaian, badan, tempat. Juga bersuci dari hadas dan Najis adalah salah satu syarat terpenting sebelum melaksanakan beberapa ibadah, seperti shalat, tawaf, dan menyentuh Al-Qur’an. Artinya, ibadah’’ tersebut jika dilaksanakan tanpa bersuci dari hadas dan Najis maka ibadah tersebut dianggap tidak Sah. 4. .Apa yang anda ketahui ttg Sholat, fungsi, makna, hikmah, sholat fardhu dan sunnah.? Shalat merupakan tiang agama yang sangat penting bagi seorang muslim. shalatlah yang membedakan antara orang muslim dengan orang kafir. “Sungguh yang memisahkan antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan sholat.” Hukum meninggalkan sholat menurut jumhur ulama adalah termasuk dosa besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. Apabila orang itu mengingkari wajibnya sholat, maka dia telah kafir. misalnya, meyakini bahwa sholat itu hukumnya sunnah atau mubah (sholat boleh, tidak sholat juga boleh). PENGERTIAN SHALAT 1. Berdo’a/ Memohon Kepada Alloh SWT. 2. Berbakti/ Menyembah Kepada Alloh SWT. 3. Mi’roj ( Naik ) Dan Menghadap Kepada Alloh SWT. 4. Bermunajat / Berbisik Kepada Alloh SWT. 5. Pertemuan Manusia/Hamba Kepada Alloh SWT.
  • 14. Kenapa Manusia Harus Melaksanakan Sholat ? 1. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Bersyahadat. 2. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Beragama Islam. 3. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Pengakuan Iman. 4. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Kebaikan/Ihsan. 5. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Mengingat ( Berdzikir ) Dan Mencintai Alloh SWT. 6. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Melaksanakan Perintah Alloh SWT dan Rosullulloh SAW. 7. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Melaksanakan, MengESAkan, MengAgungkan, dan MeMahaSucikan Alloh SWT. 8. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Berbakti, Dan Menyembah Kepada Alloh SWT. 9. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam BerAkhlaq Mulia 10. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Kesadarannya Sebagai Hamba Alloh SWT. 11. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam menetapi perkara Haq/Beramal Sholih dan Kesabarannya. 12. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Mensyukuri Nikmat Dari Allah SWT. 13. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Menyadari/Mengakui Kebodohan, Kekurangan, Kelemahan diri ini, Dan Ketergantungan diri kepada Alloh SWT. 14. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Bertaubat. 15. Sebagai Tanda Bukti Kebenarannya/Kesungguhannya dalam Menghormati, Menghargai, Dan Berbuat Baik kepada sesama manusia. Tanda Diatas adalah tanda diri kita sebagai manusia yang butuh kepada Alloh SWT yang menciptakan segala alam semesta ini.
  • 15. Manfaat Dan Makna Shalat  Kebersihan Karena Orang Yang Hendak Melaksanakan Sholat : a. Harus Bersih Hatinya Dari Berbagai Macam Kotoran ( Marah, Sombong, Dengki, Dendam, dan Lainnya ) b. Harus Bersih Perutnya dari berbagai macam kotoran ( Minuman dan makanan yang harom, makanan riba dan memakan harta anak yatim )  Kesopanan Karena Orang Yang Hendak Melaksanakan Sholat : a. Harus Menutup Aurot dengan kain yang bersih dan tebal. b. Harus Mematuhi syarat dan rukunnya.  Kesehatan Karena Orang Yang Hendak Melaksanakan Sholat : a. Harus Berwudhu b. Harus Menyiapkan dan Menuju Tempat Sholat c. Harus Melakukan Sesuai Rukunnya ( Berdiri, Ruku, Sujud Dan Duduk )  Kesabaran dan Ketenangan Karena Orang Yang Hendak/Sedang Melaksanakan Sholat : a. Tidak Boleh Tergesa – gesa dalam melaksanakan rukun – rukunnya ( baik yang wajib maupun yang sunnah )