Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran, meliputi definisi lingkungan sebagai media pembelajaran, teknik menggunakan lingkungan, jenis lingkungan belajar, dan langkah-langkah penggunaan media pembelajaran.
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung alfa della
Apa yang dimaksud strategi pembelajaran Langsung (Direct Instruction) dan tidak langsung (Indirect Instruction)
Ciri-ciri ,Kelemahan dan keunggulan,contoh penerepan
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Metode role playing dapat mendorong siswa bermain peran melalui dialog dan interaksi sehingga dapat menghasilkan keterampilan berbicara seperti mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Metode role playing adalah metode yang dilakukan oleh dua orang siswa atau lebih dengan cara mengarahkan peserta didik untuk memainkan suatu peran sesuai dengan peran yang telah berikan oleh pendidik dalam suatu peristiwa.
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audiosiska sri asali
Media adalah segala bentuk alat yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Dikmenjur mendefinisikan bahan ajar adalah seperangkat materi/substansi pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Jenis-jenis bahan ajar diantaranya ialah bahan ajar cetak dan bahan ajar non-cetak.
Media non-cetak adalah media yang menggunakan teknologi sebagai alat bantu yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam dunia pendidikan yang dituangkan dalam teknologi non-cetak.
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pengertian belajar, ciri – ciri dari perubahan tingkah laku, dan bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil belajar.
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung alfa della
Apa yang dimaksud strategi pembelajaran Langsung (Direct Instruction) dan tidak langsung (Indirect Instruction)
Ciri-ciri ,Kelemahan dan keunggulan,contoh penerepan
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Metode role playing dapat mendorong siswa bermain peran melalui dialog dan interaksi sehingga dapat menghasilkan keterampilan berbicara seperti mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Metode role playing adalah metode yang dilakukan oleh dua orang siswa atau lebih dengan cara mengarahkan peserta didik untuk memainkan suatu peran sesuai dengan peran yang telah berikan oleh pendidik dalam suatu peristiwa.
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audiosiska sri asali
Media adalah segala bentuk alat yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Dikmenjur mendefinisikan bahan ajar adalah seperangkat materi/substansi pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Jenis-jenis bahan ajar diantaranya ialah bahan ajar cetak dan bahan ajar non-cetak.
Media non-cetak adalah media yang menggunakan teknologi sebagai alat bantu yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam dunia pendidikan yang dituangkan dalam teknologi non-cetak.
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pengertian belajar, ciri – ciri dari perubahan tingkah laku, dan bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil belajar.
Dalam pembelajaran terjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar. Dalam hal ini pendidik berperan sebagai fasilitator, dimana seorang guru harus mampu menyediakan berbagai fasilitas termasuk perangkat media yang dapat dipergunakan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan penyediaan media pembelajaran, komunikasi dan interaksi guru dengan siswa lebih optimal. Dengan kata lain penggunaan media pengajaran dapat membantu penyajian materi secara lebih baik, akurat, dan optimal, sementara guru dapat berkonsentrasi pada pembentukan pribadi siswa dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, media memiliki peranan yang penting dalam kegiatan belajar mengajar
Bahan ajar ini merupakan panduan bagi peserta diklat untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang media pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan demikian peserta diklat dapat mengimplementasikannya di sekolahnya masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di sekolahnya. Bahan ajar yang sedang Anda baca ini merupakan salah satu bahan ajar pada Diklat guru-guru mata pelajaran PAI di SD, SMP, SMAsan SMK. Topik yang dibahas dalam bahan ajar ini adalah tentang Media Pembelajaran. Sebagai seorang guru, Anda memang perlu mempelajari bahan ajar ini, karena pemahaman Anda tentang media pembelajaran akan sangat membantu tugas Anda sehari hari sebagai pengajar. Bahan ajar ini juga akan dilengkapi dengan rangkuman, latihan dan tes formatif untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta diklat tentang isi bahan ajar ini.
MODUL PROJEK Hijau Sekolahku - 1 2 3456.docxNurullaili28
This document about programs to go to healthy environment in school. This program can be usefull for teacher, student or people who concern in case environment cleaned and helath. The content about program to planting some medicine plan or some seed for cooking.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Lingkungan sebagai media pembelajaran book
1.
2. i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami penjatkan ke hadirat Allah atas berkah dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ber-judul Lingkungan sebagai Media
Pembelajaran ini dengan sebaik-baiknya, sholawat beserta salam semoga terlimpah
curah pada Nabi Muhammad .
Dalam pembuatan makalah ini kami berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Tetapi kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah
kami yang akan datang.
Dengan terselesaikannya makalah ini, sebagai wujud terselesaikannya tugas
kelompok yang dibimbing oleh Ambar Sri Lestari, Dr., S.E., M.Pd. Terimakasih untuk
beliau yang telah membimbing saya selama ini. Semoga apa yang telah diberikan
beliau kepada saya akan senantiasa menjadi amalan yang tidak akan terputus.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan masyarakat pada
umumnya, serta mendapatkan ridha dari Allah .
Bandung, 2 April 2019
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
A. Lingkungan sebagai Media Pembelajaran.........................................................1
B. Teknik Menggunakan Lingkungan....................................................................3
C. Jenis Lingkungan Belajar ..................................................................................5
D. Langkah-langkah Penggunaan Media Pembelajaran.........................................7
E. Simpulan............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................9
4. 1
A. Lingkungan sebagai Media Pembelajaran
Penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran merupakan cara yang
faktual, menarik, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Lingkungan
adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan/ atau pengaruh
tertentu kepada individu. Istilah lain yang erat kaitannya dengan lingkungan adalah
“ekologi” atau sering disebut “lingkungan hidup”. Lingkungan (environment) sebagai
dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu
dan merupakan faktor belajar yang penting. Lingkungan belajar/ pembelajaran/
pendidikan terdiri dari berikut ini.
1. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau
kelompok kecil
2. Lingkungan personal meliputi individu- individu sebagai suatu pribadi
berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.
3. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat
diperdayakan sebagai sumber belajar.
5. 2
4. Lingkungan kulktural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan
sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam
konteks ini termasuk sistem nilai, norma, dan adat kebiasaan.1
1
Hamalik, Oemar. 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT Bumi Aksara. Cet ke-16. Hal 196.
6. 3
B. Teknik Menggunakan Lingkungan
Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media
pembelajaran dan sumber belajar.
Cara pertama dengan Survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti
masyarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi,
kependudukan, dan lain-lain.2
Dengan cara ini siswa melakukan pembelajaran dengan
cara melalui observasi, wawancara dengan tokoh masyarakat atau pihak yang
bersangkutan, mempelajari data dan dokumen yang ada, dan lainnya. Hasilnya dapat
berupa catatan atau laporan yang kemudian dibahas bersama di sekolah.
Cara kedua dengan kamping atau berkemah. Kemah memerlukan waktu yang
cukup sebab siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu,
iklim, suasana, dan lain-lain. Berkemah identik dengan pembelajaran ilmu
pengetahuan alam, namun berkemah juga dapat memberikan pelajaran bagi siswa
untuk bersosialisasi. Dengan berkemah, siswa dapat secara langsung beradaptasi
dengan lingkungan dan dapat mengambil pelajaran secara langsung.
Cara ketiga adalah field trip atau karyawisata. Dalam pengertian pendidikan
karyawisata adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu
sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Karyawisata ini
2
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2015. Media Pembelajaran. Bandung. Sinar Baru Algensindo. Cet
Ke-12. Hal 209-211.
7. 4
memerlukan perencanaan yang matang agar siswa dapat benar-benar mengambil
pelajaran bukan hanya sekedar bermain, dan cara ini biasa dilakukan di akhir semester.
Cara keempat dengan praktek lapangan. Praktek lapangan dilakukan oleh para
siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Praktek lapangan ini
biasa dilakukan oleh sekolah-sekolah kejuruan yang dimana siswa dapat
mempraktekannya langsung dalam kegiatan Praktek Pelatihan Lapangan (PPL) atau
semacamnya.
Cara kelima mengundang manusia sumber atau nara sumber. Berbeda dengan
cara yang telah dijelaskan sebelumnya, penggunaan nara sumber merupakan
kebalikannya. Jika pada cara sebelumnya siswa dibawa ke luar sekolah, maka pada
cara ini apa yang dapat dipelajari dari luar sekolah disampaikan oleh nara sumber di
dalam kelas.
Cara keenam melalui proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat cara
ini dilakukan apabila sekolah (guru dan siswa secara bersama-sama melakukan
kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan,
partisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan).
8. 5
C. Jenis Lingkungan Belajar
Adapun jenis- jenisnya antara lain :
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi
manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan
kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur
pemerintahan, agama dan sistem nilai. Lingkungan sosial sebagai media dan
sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat, seperti
keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa, kecamatan dan
seterusnya. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat
perkembangan anak didik.
b. Lingkungan Alam
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah
seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora
(tumbuhan), fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu- batuan dan
lain- lain). Lingkungan alam tepat digunakan untuk bidang studi Ilmu
Pengetahuan Alam. Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan para
siswadapat lebih memahami materi pelajaran di sekolah serta dapat
menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan,
turut serta dalam menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan serta
tetap menjaga kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan
manusia.3
3
Ibid. Hal 212-214.
9. 6
c. Lingkungan Buatan
Disamping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada
juga yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan
atau dibangun manusia untuk tujuan- tujuan tertentu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain irigasi atau pengairan,
bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan
pembangkit tenaga listrik.
Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti
prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta
aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan
masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan dapat dikaitkan dengan
kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di sekolah.
Ketiga lingkungan belajar di atas dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses
belajar- mengajar melalui perencanaan yang saksama oleh para guru bidang studi
baik secara sendiri- sendiri maupun bersama. Penggunaan lingkungan belajar
dapat dilaksanakan dalam jam pelajaran bidang studi di luar jam pelajaran dalam
bentuk penugasan kepada siswa atau dalam waktu khusus yang sengaja disiapkan
pada akhir semester, atau pertengahan semester. Teknis penggunaan lingkungan
belajar hendaknya ditempatkan sebagai media maupun sebagai sumber belajar
dalam hubungannya dengan materi bidang studi yang relevan. Dengan demikian
lingkungan dapat berfungsi untuk memperkaya materi pengajaran, memperjelas
prinsip dan konsep yang dipelajari dalam bidang studi dan bisa dijadikan sebagai
laboratorium belajar para siswa.4
4
Mulyasa, E, op. Cit. Hal 205.
10. 7
D. Langkah-langkah Penggunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran harus memperhatikan 4 tahapan, yaitu
persiapan, penyajian, penerapan dan kelanjutan.5
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam penggunaan media sebelum
berlangsungnya pembelajaran. Ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan
seorang guru sebagai pengguna media dalam tahap ini, yaitu :
1. Membuat RPP.
2. Mempelajari tujuan
3. Mempersiapkan materi
4. Memilih media
5. Berlatih menggunakan media
6. Menyiapkan dan mengatur media
7. Memastikan tempat mengajar
b. Tahap Penyajian
Tahap penyajian berarti proses yang mengantarkan pada tahap penerapan
penggunaan media dan aktifitasnya terjadi dari awal pembelajaran. Jadi, sebelum
menggunakan media, ada beberapa langkah hal yang harus dilaksanakan dan
diperhatikan oleh guru untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, yaitu :
5
Abu Anwar. 2011. Modul Pengembangan dan Pengemasan Media Pembelajaran. Pekanbaru.
Zanafa Publishing). Hal 45.
11. 8
1. Menyampaikan pendahuluan
2. Menarik perhatian siswa
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan apa yang harus dilakukan siswa
5. Menjaga suasana belajar
6. Menjaga penampilan
c. Tahap Penerapan
Ini merupakan tahap inti, karena pada tahap ini lah guru menggunakan media.
Adapun langkah-langkah dalam tahap ini yaitu :
1. Menggunakan media
2. Melakukan evaluasi
d. Tahap Kelanjutan
Tahap ini adalah tahap terahir. Adapun langkah yang perlu dilakukan guru yaitu :
1. Pendalaman materi
2. Tindak lanjut
Guru diharapakan terus menggunakan media pembelajaran agar terbiasa
menggunakan dan menguasainya. Sehingga dengan penggunaan media pembelajaran
yang berkelanjutan akan meningkatkan kualitas hasil belajar dan memaksimalkan
tujuan pembelajaran.
E. Simpulan
Penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran merupakan cara yang faktual,
menarik, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Mempelajari
lingkungan sebagai media pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
survey, kamping atau berkemah, field trip atau karyawisata, praktek lapangan,
mengundang narasumber, proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat. Jenis
lingkungan belajar terdiri dari lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan
buatan. Adapun penggunaan media pembelajaran harus memperhatikan 4 tahapan,
yaitu persiapan, penyajian, penerapan dan kelanjutan.
12. 9
DAFTAR PUSTAKA
Abu Anwar. 2011. Modul Pengembangan dan Pengemasan Media Pembelajaran.
Pekanbaru. Zanafa Publishing.
Hamalik, Oemar. 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT Bumi Aksara. Cet ke-
16.
https://www.google.com/amp/s/id.m.wikihow.com/Membuat-Roket-
Botol%3famp=1, diakses pada Minggu, 17 Februari 2019 pukul 14:07 WIB.
Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA. Cet ke-6.
Mulyasa, E. 2006. Implementasi Kurikulum UM 2004 Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA. Cet ke-6.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2015. Media Pembelajaran. Bandung. Sinar Baru
Algensindo. Cet Ke-12..