Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Benda-benda kimia seperti logam berat, gas, minyak, dan zat kimia lainnya dapat mencemari lingkungan dan menyebabkan keracunan pada ternak apabila terpapar dalam jumlah berlebihan. Dokumen ini menjelaskan berbagai zat pencemar lingkungan kimia serta gejala dan mekanisme keracunannya pada ternak.
Pengendalian hama tikus dengan burung hantuBunda Ratri
Dokumen tersebut membahas pengendalian hama tikus dengan pendekatan ekologi yaitu menggunakan predator alami seperti burung hantu, ular, kucing dan elang. Metode ini dianggap lebih ramah lingkungan dibanding penggunaan racun karena dapat mengurangi populasi tikus hingga 57,8% tanpa mencemari lingkungan. Jenis burung hantu yang umumnya digunakan adalah Tyto alba karena makanan utamanya adalah t
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi, meliputi ulat grayak, wereng hijau, keong mas, tikus sawah, dan penyakit blas. Disebutkan pula gejala serangan, cara klasifikasi, dan pengendalian masing-masing organisme perusak tersebut.
Rodenticide Toxicity In Animals by Dr.AmandeepAmen Deep
here you can find most of the rodenticides from different classes and their toxicities(mechanism) in animals specially, along with their treatment...... hope it will help :)
Rodenticide Poisoning + Rat Killer paste poisoning managementVasif Mayan
Rodenticide paste poisoning
Case Study
Clinical features
Management
Investigations
Treatment guidelines
pathogenesis
N acetyl cysteine
Coumarins
other rodenticides
Pengendalian hama tikus dengan burung hantuBunda Ratri
Dokumen tersebut membahas pengendalian hama tikus dengan pendekatan ekologi yaitu menggunakan predator alami seperti burung hantu, ular, kucing dan elang. Metode ini dianggap lebih ramah lingkungan dibanding penggunaan racun karena dapat mengurangi populasi tikus hingga 57,8% tanpa mencemari lingkungan. Jenis burung hantu yang umumnya digunakan adalah Tyto alba karena makanan utamanya adalah t
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi, meliputi ulat grayak, wereng hijau, keong mas, tikus sawah, dan penyakit blas. Disebutkan pula gejala serangan, cara klasifikasi, dan pengendalian masing-masing organisme perusak tersebut.
Rodenticide Toxicity In Animals by Dr.AmandeepAmen Deep
here you can find most of the rodenticides from different classes and their toxicities(mechanism) in animals specially, along with their treatment...... hope it will help :)
Rodenticide Poisoning + Rat Killer paste poisoning managementVasif Mayan
Rodenticide paste poisoning
Case Study
Clinical features
Management
Investigations
Treatment guidelines
pathogenesis
N acetyl cysteine
Coumarins
other rodenticides
Five basic methods of control include physical, chemical, biological, environmental, and educational approaches. Physical control uses mechanical devices or forces. Chemical control uses pesticides. Biological control considers limiting growth factors. Environmental control focuses on cleanliness and building maintenance. Educational control provides health information to change behaviors promoting pest survival.
This document discusses rodent management and control. It notes that rodents are pests that damage crops and transmit diseases. The most common rodent pests in India include rats, mice, bandicoots, and gerbils. An integrated pest management approach is recommended, including sanitation, exclusion through sealing entry points, trapping, poisoning baiting, and encouraging natural predators. Proper identification of rodent signs and species is important for effective control.
This document discusses several types of rodenticides and poisons. It describes how rodenticides like warfarin work by disrupting the normal blood clotting process and can cause internal bleeding. Symptoms include nose bleeds, bleeding gums, and bruising. Overdoses of vitamin D3 can cause calcium deposition in organs and lead to conditions like heart problems. Phosphide poisons react with stomach acid to form phosphine gas, which is toxic and can cause respiratory failure. While there are some treatment approaches described, there are no known antidotes for many of these poisons.
Fertilizers and pesticides are important for agriculture but can harm the environment if overused. Fertilizers such as nitrogen, phosphorus and potassium are either natural (leaves, manure) or artificial (ammonium sulfate, urea). While fertilizers increase crop yields, excessive use leads to water pollution from nutrient runoff and eutrophication. Pesticides are chemicals that kill insects, weeds and other pests, but can accumulate in animals and humans in toxic amounts. Their overuse also kills beneficial organisms and develops pest resistance. Biofertilizers from microorganisms are a more environmentally friendly alternative to supplement chemical fertilizers. Proper application of fertilizers and pesticides is
Dokumen tersebut membahas tentang toksisitas logam berat seperti merkuri, timbal, dan kadmium. Logam-logam ini dapat mengganggu aktivitas enzim dan menggantikan ion logam esensial, serta dapat terakumulasi di rantai makanan dan menyebabkan keracunan. Paparan logam berat jangka panjang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti gangguan saraf dan ginjal.
Dokumen ini membahas tentang pencemaran lingkungan, terutama pencemaran udara dan air. Pencemaran udara disebabkan oleh emisi dari berbagai sumber seperti transportasi, industri, dan pembakaran sampah. Pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan kerusakan lingkungan. Sedangkan pencemaran air disebabkan oleh limbah cair dari industri yang dapat mengandung zat organik, anorganik, dan logam berat. Kedua pencemar
Dokumen tersebut membahas pencemar kimia lingkungan air termasuk pencemar organik seperti pestisida dan senyawa persisten serta pencemar anorganik seperti logam berat. Zat-zat tersebut dapat memasuki tubuh melalui berbagai portal dan menyebabkan efek akut maupun kronis seperti gangguan sistem saraf dan kanker. Contoh kasus keracunan air akibat logam berat di antaranya terjadi di Minamata, Jepang.
Dokumen tersebut membahas tentang toksigologi lingkungan khususnya pencemaran udara. Terdapat empat sumber utama pencemaran udara yaitu transportasi, pembakaran tetap, proses industri, dan limbah padat. Beberapa gas pencemar udara yang dijelaskan antara lain karbon monoksida, timah hitam, dan gas rumah kaca seperti karbon dioksida yang memiliki dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.
Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari CO2 dan air dengan bantuan sinar matahari melalui klorofil. Terdiri atas dua tahap, yaitu reaksi cahaya yang menghasilkan ATP dan NADPH2, serta reaksi gelap yang mengubah CO2 menjadi karbohidrat. Berbagai faktor seperti klorofil, cahaya, suhu, dan nutrisi dapat mempengaruhi laju fotosintesis.
Five basic methods of control include physical, chemical, biological, environmental, and educational approaches. Physical control uses mechanical devices or forces. Chemical control uses pesticides. Biological control considers limiting growth factors. Environmental control focuses on cleanliness and building maintenance. Educational control provides health information to change behaviors promoting pest survival.
This document discusses rodent management and control. It notes that rodents are pests that damage crops and transmit diseases. The most common rodent pests in India include rats, mice, bandicoots, and gerbils. An integrated pest management approach is recommended, including sanitation, exclusion through sealing entry points, trapping, poisoning baiting, and encouraging natural predators. Proper identification of rodent signs and species is important for effective control.
This document discusses several types of rodenticides and poisons. It describes how rodenticides like warfarin work by disrupting the normal blood clotting process and can cause internal bleeding. Symptoms include nose bleeds, bleeding gums, and bruising. Overdoses of vitamin D3 can cause calcium deposition in organs and lead to conditions like heart problems. Phosphide poisons react with stomach acid to form phosphine gas, which is toxic and can cause respiratory failure. While there are some treatment approaches described, there are no known antidotes for many of these poisons.
Fertilizers and pesticides are important for agriculture but can harm the environment if overused. Fertilizers such as nitrogen, phosphorus and potassium are either natural (leaves, manure) or artificial (ammonium sulfate, urea). While fertilizers increase crop yields, excessive use leads to water pollution from nutrient runoff and eutrophication. Pesticides are chemicals that kill insects, weeds and other pests, but can accumulate in animals and humans in toxic amounts. Their overuse also kills beneficial organisms and develops pest resistance. Biofertilizers from microorganisms are a more environmentally friendly alternative to supplement chemical fertilizers. Proper application of fertilizers and pesticides is
Dokumen tersebut membahas tentang toksisitas logam berat seperti merkuri, timbal, dan kadmium. Logam-logam ini dapat mengganggu aktivitas enzim dan menggantikan ion logam esensial, serta dapat terakumulasi di rantai makanan dan menyebabkan keracunan. Paparan logam berat jangka panjang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti gangguan saraf dan ginjal.
Dokumen ini membahas tentang pencemaran lingkungan, terutama pencemaran udara dan air. Pencemaran udara disebabkan oleh emisi dari berbagai sumber seperti transportasi, industri, dan pembakaran sampah. Pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan kerusakan lingkungan. Sedangkan pencemaran air disebabkan oleh limbah cair dari industri yang dapat mengandung zat organik, anorganik, dan logam berat. Kedua pencemar
Dokumen tersebut membahas pencemar kimia lingkungan air termasuk pencemar organik seperti pestisida dan senyawa persisten serta pencemar anorganik seperti logam berat. Zat-zat tersebut dapat memasuki tubuh melalui berbagai portal dan menyebabkan efek akut maupun kronis seperti gangguan sistem saraf dan kanker. Contoh kasus keracunan air akibat logam berat di antaranya terjadi di Minamata, Jepang.
Dokumen tersebut membahas tentang toksigologi lingkungan khususnya pencemaran udara. Terdapat empat sumber utama pencemaran udara yaitu transportasi, pembakaran tetap, proses industri, dan limbah padat. Beberapa gas pencemar udara yang dijelaskan antara lain karbon monoksida, timah hitam, dan gas rumah kaca seperti karbon dioksida yang memiliki dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.
Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari CO2 dan air dengan bantuan sinar matahari melalui klorofil. Terdiri atas dua tahap, yaitu reaksi cahaya yang menghasilkan ATP dan NADPH2, serta reaksi gelap yang mengubah CO2 menjadi karbohidrat. Berbagai faktor seperti klorofil, cahaya, suhu, dan nutrisi dapat mempengaruhi laju fotosintesis.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga hal utama: 1) tingkat bahaya limbah B3 yang memberikan efek toksik pada manusia, 2) jenis dan cara masuknya zat kimia berbahaya ke tubuh, dan 3) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya suatu zat kimia.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga hal utama: 1) jenis dan efek toksik dari limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), 2) faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya suatu zat kimia, dan 3) jalur masuk dan target organ keracunan zat kimia. Limbah B3 dapat memberikan efek toksik secara kronis pada manusia dan lingkungan. Toksisitas suatu zat ditentukan oleh sifat zat, dosis, dan
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran udara dan dampaknya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti penyakit pernapasan dan kanker, serta merusak lingkungan melalui hujan asam dan kerusakan tanaman. Dampak tersebut mencakup gangguan jangka pendek maupun penyakit kronis.
Dokumen tersebut membahas tentang statistika, meliputi konsep dasar, jenis-jenis, dan notasi statistika. Termasuk juga contoh soal latihan mengenai data populasi ternak besar di NTB.
Dokumen tersebut membahas berbagai uji statistik nonparametrik untuk menguji hipotesis, meliputi: uji mean satu populasi (Binomial), uji mean dua sampel independen (Mann-Whitney, Kolmogorov Smirnov), uji mean dua sampel dependen (Wilcoxon Signed-Rank, McNemar), uji mean k sampel independen (Kruskal-Wallis, Median Test), dan uji mean k sampel dependen (Friedman, Q Cochran).
Statistika adalah ilmu yang berkaitan dengan pengumpulan dan analisis data untuk menarik kesimpulan. Terdiri atas statistika deskriptif untuk menggambarkan data, dan statistika inferensial untuk memprediksi populasi berdasarkan sampel.
1. Metabolism of carbohydrates involves the breakdown of glucose through various pathways like glycolysis and the Krebs cycle to produce energy in the form of ATP.
2. Glucose is either stored as glycogen or converted to fat for later use.
3. During fasting states, the liver produces new glucose through gluconeogenesis using substrates like glycerol, amino acids, and lactate derived from stored glycogen, fat, and proteins.
Karbohidrat merupakan senyawa organik yang berperan sebagai sumber energi utama bagi hewan dan manusia. Karbohidrat diklasifikasikan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Metabolisme karbohidrat menghasilkan glukosa yang disimpan sebagai glikogen dan digunakan sebagai sumber energi. Hormon insulin dan glukagon mengatur kadar glukosa darah.
Dokumen ini membahas tentang ilmu ekonomi pada tingkat mikro dan makro. Ilmu ekonomi mikro mempelajari perilaku ekonomi individu dan unit-unit kecil seperti peternakan. Ilmu ekonomi makro mempelajari ekonomi dalam skala internasional, nasional, dan regional sebagai satu kesatuan. Dokumen ini juga menjelaskan proses produksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia, serta membedakan barang konsumsi dan produksi
Biokimia nutrisi mempelajari pemanfaatan nutrisi dalam tubuh ternak, termasuk sifat zat kimia dan senyawa yang diproduksi tubuh serta proses biokimia yang terkait dengan produksi. Ilmu ini membantu memahami konsep dasar nutrisi yang diterapkan dalam produksi ternak, seperti pencernaan dan metabolisme zat makanan. Biomolekul utama seperti protein, karbohidrat, dan lemak memiliki berbagai fungsi penting dalam tub
1. LINGKUNGAN KIMIALINGKUNGAN KIMIA
Lingkungan kimia : bahan Kimia yang dapat mencemari lingkungan /pollutan al:
A.Benda2 kimia sbg Pollutant & toxicant
Syaratnya :
1.Ada agen yg dapat menimbulkan respon dr tubuh .
2.Keterlibatan agen tsb dg sistem biologis.
3.Respon tsb menyebabkan gangguan sistem biologis.
Agen2 kimia tsb dapat masuk kedalam tubuh (lingkungan internal ) melalui
3 lintasan (rute) yi: paru2 ; gastro intestinal; kulit
Metabolisme Absorbsi distribusi ekskresi (urine, feces dan udara )
A.Benda2 kimia E.Metal
B. Gas F. Rodentisida
C. Minyak bumi G. Insektisida
D. Cyanida
2. LINGKUNGAN KIMIALINGKUNGAN KIMIA
Benda-benda kimia (sebagai pupuk & pakan ):
1. Urea (45 % N): CO (NH2)2
2. Garam2 urea
a. Urea posfat (17,3 % urea dan 19,7 % posfat)
b. Diammonium posfat (17,0% N dan 20 % P)
c. Ammonium posfat dan diammonium sitrat.
3. Mekanisme dan reaksi urea dalam Rumen
• Urea yg masuk Rumen dihidrolisa oleh
enz.urease yg dihasilkan oleh saliva menjadi NH3
+ CO2
• NH3 masuk ke Gastro intestinal (absorbsi)
masuk aliran darah kmd ke Hati terus ke ginjal
untuk disekresikan (Urine)
• Dari hati NH3 sebagian kembali ke rumen
• Kondisi rumen : temperatur opt. 45 o C, pH 7,7 -
8 dan puncak prod. NH3 setelah 1,5 – 2 jam habis
makan
4. Keracunan Garam Amonium yg akut :
• Gangguan MB energi & Mineral
• Terbentuk senyawa yg komplek dan stabil ; Magnesium-
Amm.fosfat Hexahirat shg terjadi syaraf akibat
abnormalitas energi, kekurangan Mg & Posfat
Gejala – gejala klinis keracunan gr amonium pada babi :
• Tidak tenang, langkah tak teratur, otot gemetar, gigi
gemeretuk, muntah-muntah, konvulsi, koma, dan mati.
• Bila tidak mati akan normal kembali setelah 2 jam
• Sapi dan domba yg telah beradaptasi dapat diberikan 1g/kg
berat badan
Variasi toxisitas tergantung umur ternak: pada ruminansia :
anak rendah susceptibilitas, muda susceptable, dewasa >
susceptable dan dewasa menurun
5. Tingkat toxis dan lethal Benda kimia pd ternak
Bahan Satuan Ruminansia Kuda Ungas/babi
Urea Toxis (g/kg BB) 0,3 – 0,5 - rendah
Lethal dosis 1 – 1,5 4
Garam urea Toxis (g/kg BB) - - <1,5
Lethal dosis 1- 2 1,5
Tanda-tanda keracunan urea
• pH darah turun dan rumen meningkat
• Terhambatnya siklus asam sitrat
• Meningkatnya: glycolysis anaerob, PCV, Amonia darah,
glucosurian darah, urea darah, K dan P serum serta asam
laktat
•Kematian : kesukaran peredaran darah dan kesukaran
bernapasan
6. B. GASB. GAS
• Gas yang toxis terdapat sangat luas di alam dapat
menggangu kesehatan ternak al. : NH3; CO2: H2S; SO2; SO
dan NO2
• Sumber gas berasal dr:
1. Kebocoran gudang penyimpanan kemikalia
2. Kecelakaan industri bahan kimia
3. Letak ternak dekat daerah industri
Gas yang toxis : CO, CO2; H2S; SO2; SO; Amonia; NO2 ;
animal waste (CO2; H2S; Methan; NH3).
1. Amonia (NH3)
• Sumber : kotoran ternak / sisa ternak (animal waste), pupuk dan sumber-
sumber nitrogen.
• Manusia dapat mendeteksi : melalui hidung (10 mg / m3) dan mata pedas
(17 – 24 mg / m3)
7. • Unggas mudah terkena pada kandang tertutup musim dingin.
9 – 60 mg / m3 : tidak berbahaya pd broiler
40 – 50 mg /m3 : irritasi mata ; menyebabkan erosi cornea
mata.
14 mg / m3 : layer produksi telur menurun.
• Mekanisme aksi amonia :
irritasi slpt.mukosa lesi-lesi
Amonia (pernapasan
& mata) peredaran
darah (pH ↑ )
Jaringan (pH ↓ )
8. 2. Karbon dioksida (CO2)2. Karbon dioksida (CO2)
• CO2 mrp hasil pembakaran senyawa bahan bakar hidrokarbon
(CO2 > berat dr udara)
Hubungan CO2 dan pengaruhnya thd ternak:
1) Kdr 5% : dapat ditolerir oleh ternak % respirasi rate meningkat
2) 9 – 10%: mulai stress & respirasi rate maksimum
3) 15 % : respirasi rate mulai turun dr puncak tp tetap masih
diatas normal
4) 25 % : Respirasi rate kembali ke normal tp ternak sudah mulai
koma
5) 35 % : Respirasi rate menurun terjadi anastesi
6) 40 – 50 % : kematian ternak
9. Mekanisme aksi CO2
• Keadaan normal organisme/tubuh selalu melepaskan CO2 (terbatas)
lewat paru-paru ke / dari lingkungan
• Peningkatan CO2 dlm alveoli paru2 & yg dapat dilepaskan terbatas
shg Darah mjd asam (Accidosis) masuk kejaringan (pH turun) masuk
ke jaringan syaraf CNS (pH turun) kemudian ke Hypothalamus,
akibatnya tjd disfungsi CNS yg dapat mengakibatkan kematian.
• Pencegahan : fresh air (udara segar).
•
10. 3. Karbon monooksida (CO)
• CO mrp hasil pembakaran tidak sempurna dr karbon.
• Menggunakan alat pemanas dg ventilasi buruk
• Dekat dg knalpot /cerobong asap
• CO + Hb mjd CO-Hb (karboksi hemoglobin)
• Afinitas Hb mengikat O2 lemah shg kapasitas Hb darah dlm
membawa O2 berkurang.
• Kadar CO dlm Hb darah:
a. 0,5 – 3 % : masih dpt ditolerir
b. 6- 8 %: mulai stres
c. 12 % : mulai gangguan elektron transper (siklus kreb)
d. 20 % : mulai kesukaranan dlm koordinasi
e. 20 – 40 % : kesukaran gerak & malas (lethargy)
f. 60 % : kematian.
11. Secara klinis keracunan CO dapat diketahui bila kadar
COHb 30 %
•Kematian bila diekspos pd.:
1200 ppm selama 1 jam
600 ppm selama 2 jam
400 ppm selama 4jam
Contoh Unggas:160 ppm (7 hr) tak ada pengaruh.
600 ppm (80 mnt) mulai stres
2000 – 2600 ppm selama 1,5-2jam mati
Mekanisme aksi CO
CO berkompetisi dg O2 dlm mengikat Hb,myoglobin & enzim
Citochrum oksidase
CO > kuat dp O2 dlm mengikat Hb (200 X), myoglobin (30-50 X)
& enzim Citochrum oksidase
12. Kadar CO dlm darah tinggi: akan memblokir transper O2 dr
paru-paru ke jaringan shg terjadi –O2 (hypoxia)
Respirasi sel terhambat pelepasan O2 dr Hb, shg Enz.
Citochrum, catalase, dan peroxidase terkena CO, masuk
ke otot jantung mengakibatkan sistem cardiovasculer
macet
Tanda-tanda keracunan CO : drawsines, disorientasi,
incoordinasi, sukar bernapas dan koma.
4. Hidrogen sulfida (H2S)
mrp. Gas yg toxik mulai 400 ppm atau lebih
Hasil dr dekomposisi bahan organik mengandung S
Tanda-tanda sebelum kematian : kesukaran napas, ,
muntah-muntah, kejang-kejang dan tak sadaran
Cara menghindarinya: ventilasi yg cukup & ud.segar
13. 5. Nitrogen dioksida (NO2)
Sering dijumpai pd silo yang bocor
Pd. Pemupukan mengand N (nitrat)
Toxisitasnya : gas bocor dr silo mencapai 100-150ppm NO2;
Ternak tahan hidup sampai 25 PPM ; beberapa PPm saja akan
menurunkan resistensi penyakit paru-paru
Mekanisme aksi nirat (N02) belum diketahui dg jelas
Tanda-tanda
Lesi-lesi paru-paru
Resistensi paru2 menurun thd gangguan mekanik
Bila akut diikuti batuk-batuk
Kenaikan : Respirasi; suhu tubuh;hyper salivasi
Sukar napas (dyspnose)
Kematian terjadi 3 – 25 hari
14. 6. Sulpur oksida (SO2 dan SO3)
Spesies : marmut , kelinci, tikus paling sinsitif dan lethal
dosisnya 2 ppm selama 2 jam
Hewan muda > peka dp dewasa
Gas ini berasal dari asap asam sulfat (H2SO4)
Gas sulfur oksida melekat pada bronchus , sel respirasi
mengalami spasmus (kejang-kejang) akibat kekurangan O2 &
meningkatnya CO2 shg terjadi kematian
Secara pathologis : adanya pendarahan, kerusakan kapiler,
keluaran cairan dan terjadi oedema.
Toxisitas berasal dr pemberian forage rusak (forage =
hijauan mengandung 1700 -2500 ppm H2SO4).
Di udara 5ppm SO2: iritasi mata dan salivasi
Ekspose pd 40 ppm SO2 selama 24 jam terjadi perdarahan &
adanya udara dlm paru-paru(emphysema).
15. •
Babi diekspose pd 40 ppmSO2 : selama 8 jam tjd. Fibrosa
pulmonalis (jaringanikat pd pulmo)
Hewan laboratorim yg diekspose menunjukkan
tanda2 : penurunan enz.cholinesterase &
carbohydrase; lien dehidrasi & penurunan vi. C pd
jaringan
Sumber irritant pelbagai Sulfat adl: Sulfurik asid;
ZingamoniumSulfat; Zing Sulfat; Ferry Sulfat;
Amonium Sulfat; amonium bisulfat; cupri sulfat;
ferrous sulfat ; sodium sulfat.
16. C. Minyak Bumi dan Minyak Tanah
Ternak dapat keracunan karena:
• Minyak bumi digunakan sbg obat sakit perut
• Sbg pelarut insektisida
• Sbg obat ectoparasit
Minyak bumi (solar, premium) dapat menyebabkan
kematian : lethal dosis (Ld) minyak bumi pd 48 ml / kg
BB & m. Tanah pd 56 ml / kg B
Tanda-tanda keracunan M bumi / tanah:
• Penurunan gula darah, WBC, nafsu makan
• Kenaikan PCV, Hb, neutrophil , leucopenia
• Pnemonia, pluritis (radang perut)
17. D. Cyanida
• Asam cyanida dan Garam-garam Organik termasuk penggunaan
sbg:
Fumigan t untuk disinfektan (uap, gas dan asap, Pembunuh
rodent, Pembersihan metal & sintesa bahan kimia yang dibuang
Terdapat pada tanaman : glycosida
Bahan tsb. Toksis pd level: 50 -60 ppm dlm udara
Domba toksis : 22 mg / 50 kg BB dlm 1 jam
Mekanisme aksi:
Ion cyanida dg Fe dr Enz.citochrum oksidase mjd. Cyanida
Cit.Oksidase (stabil) yg mengakibatkan :
• Terhentinya elektron transpor
• Terhentinya respirasi selluler shg selluler hypoxia (kekurangan
O2) : sel organ CNS, Hypothalamus, sel syaraf pernasan,
cardiovasculer.
• tanda- keracunan : sukar bernapas dan tremor
18. E. METAL
• Pollutan metal al : Cu (cuprum) dan Mo
(Molypdenum)
• Essensial bagi tanaman & ternak
• MB eratkaitannya dg unsur-unsur S, Mg,Zn, Fe (Mo &
Cu harus seimbang)
Pencemaran Cu:
Penggunaan pestisida mengandung Cu (Bordeux) dan
pemberantasan penyakit cacing
Kontaminasi pd tanah, air, dan tanaman yg dimakan,
penambangan Cu, pabrik pemurnian Cu.
Domba yg dikandangkan diberi hijauan yang
kekurangan Mo akan mengakibatkan kelebihan Cu
maka Cu akan terakumulasi dlm hepar.
19. Tanaman trifolium subterarium kandungan Cu & Mo tak seimbang
menyebabkan keracunan pd ternak,
Tanaman lupinus kandungan Cu tinggi
Toxisitas
Defisiensi Cu menyebabkan keracunan Mo
keracunan Cu akibat dari defisiensi Mo
Biri-biri + 8-11 ppmCu tanpa Mo menyebabkan keracunan Cu.
• Keracunan Cu level 200 – 1000mg /kbBB pd Biri2 dan sapi pada 200
– 800 mg /kg BB
Pencemaran Mo dan sebab-sebab keracunan:
Kontaminasi pd tanah, air, dan tanaman yg dimakan, penambangan
Mo, pabrik pemurnian Mo
Kontaminasi pupuk yang mengandung Mo
21. Toxisitas tgt pada : ukuran partikel (> besar > toxik; umur
(dewasa> tahan dp muda) dan lambung penuh > peka dp
kosong : tidak mudah muntah)
Lethal dosis (Ld): tgt pd Spesies :
a. Babi,sapi, kuda kematian : 30 – 50 mg / kg BB
b. Kematian pd marmut : 450 mg /kg BB
c. Kera (mati ) : 400mg / kg BB
Mekanisme aksi
Antu dpt menyebabkan Peningkatan permiabilitas