Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
kelompok 2 dampak negatif pestisida ( analisis residu pestisida dalam produk pertanian.ppt
1. DAMPAK NEGATIF
PESTISIDA(DAMPAK RESIDU
PESTISIDA PADA PRODUK
PERTANIAN)
KELOMPOK
1. MOHAMMAD HAFIZ 198210116
2. ANDRI SULAIMAN SITORUS
198210066
3. DIVA ANTAHAR 198210020
4. DICKY WAHYU SIAHAAN
198210050
2. KEUNTUNGAN PESTISIDA
Dapat diaplikasikan secara mudah
Dapat diaplikasikan hampir disetiap tempat dan
waktu
Hasilnya dapat dilihat dalam waktu singkat
Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas
dalam waktu singkat
Mudah diperoleh, dapat dijumpai di kios-kios
pedesaan sampai pasar swalayan di kota
besar
3. KERUGIAN PESTISIDA
Keracunan dan kematian pada manusia
Keracunan dan kematian pada ternak dan hewan
piaraan
Keracunan dan kematian pada satwa liar
Keracunan dan kematian pada ikan dan biota air lainnya
Keracunan dan kematian pada biota tanah
Keracunan dan kematian pada tanaman
Keracunan dan kematian pada musuh alami OPT
Terjadinya resistensi, resurjensi dan perubahan status
OPT
Pencemaran lingkungan hidup
Residu pestisida yang berdampak negatif terhadap
konsumen, dan
Terhambatnya perdagangan hasil pertanian
4. Residu Pestisida
Residu Pestisida makin dapat perhatian serius
baik bagi kepentingan nasional maupun
internasional
Makin meningkatnya kesadaran konsumen
tentang pengaruh negatif residu pestisida bagi
kesehatan
Makin ketatnya persyaratan keamanan pangan
(mutu produk)
Terjadinya hambatan perdagangan (ekspor)
SKB Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian
yang mengatur BMR (Batas Maksimum Residu)
5. Penyebab Meningkatnya Bahaya dan
Resiko Pada Produk Buah dan Sayuran
Dikonsumsi sebagai produk segar (mentah tidak
dimasak)
Perlakuan yang tidak hygienis terhadap
kontaminan mikrobiologi
Meningkatnya perdagangan dunia
Penggunaan bahan kimia yang berlebihan
Informasi mengenai bahaya dan cara perlakuan
untuk meminimalkan bahaya sangat sedikit
Kesadaran masyarakat akan pentingnya
keamanan pangan sangat kurang
6. Bahaya Kimia
Pestisida
Pupuk
Zat pengatur tumbuh
Lilin/waxes
Detergen
Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi air
Unsur-unsur logam berbahaya : Timbal(Pb), Cadmium,
Zinc dll
Bahan perekat
Dll
7. Bahaya bahan Kimia
Residu Pestisida mempunyai pengaruh yang sangat
merugikan terhadap kesehatan manusia dalam
jangka panjang. Dapat menyebabkan kanker, cacat
dan merusak sistem syaraf, endokrin, reproduktif dan
sistem kekebalan
Efek logam berat :
1. Al: Kerusakan urat syaraf dan otak
2. Timbal (Pb) : Kerusakan sistem syaraf,
kemunduran mental, sistem pembentukan sel
darah (anemia), ginjal dll
3. Merkuri : Kerusakan sistem syaraf, depresi,
kelelahan, lesu, sakit kepala, gangguan lambung
dan usus
8. Tanda dan Gejala Keracunan
Pestisida
a. Pestisida Golongan Organoklor
( Dicofan 460 EC ; Keltane 250 EC )
Pestisida golongan organoklor bekerja
mempengaruhi sistem syaraf pusat.
Tanda dan gejala keracunan pestisida
organoklor dapat berupa sakit kepala,
rasa pusing, mual, muntah-muntah,
mencret, badan lemah, gugup, gemetar,
kejang-kejang dan kesadaran hilang.
9. b. Pestisida Golongan Organofostat
(Basta 150 EC ; Eagle 480 AS )
Apabila masuk kedalam tubuh, baik melalui kulit,
mulut dan saluran pernafasan maupun saluran
pencernaan, pestisida golongan organofosfat
akan berikatan dengan enzim dalam darah yang
berfungsi mengatur bekerjanya saraf, yaitu
kholonesterase. Apabila kholonesterase terikat,
maka enzim tersebut tidak dapat melaksanakan
tugasnya sehingga syaraf terus-menerus
mengirimkan perintah kepada otot-otot tertentu.
Dalam keadaan demikian otot-otot tersebut
senantiasa bergerak tanpa dapat dikendalikan
10. Disamping timbulnya gerakan-gerakan
otot-otot tertentu, tanda dan gejala lain dari
keracunan pestisida organofosfat adalah
pupil atau celah iris mata menyempit
sehingga penglihatan menjadi kabur, mata
berair, mulut berbusa atau mengeluarkan
banyak air liur, sakit kepala, rasa pusing,
berkeringat banyak, detak jantung yang
cepat, mual, muntah-muntah, kejang pada
perut, mencret, sukar bernafas, otot-otot
tidak dapat digerakkan atau lumpuh dan
pingsan.
11. c. Pestisida Golongan Karbamat ( Sevin 85 S ;
Darmafur 3 G )
Cara kerja pestisida Karbamat sama dengan
pestisida organofosfat, yaitu menghambat enzim
kholonesterase. Tetapi pengaruh pestisida
Karbamat terhadap kholonesterase hanya
berlangsung singkat karena pestisida Karbamat
cepat mengurai dalam tubuh.
d. Pestisida Golongan Senyawa / dipiridil ( Top
Star 300 EW )
Senyawa dipiridil dapat membentuk ikatan dan
merusak jaringan epithel dari kulit, kuku, saluran
pernafasan dan saluran pencernaan, sedangkan
larutan yang pekat dapat menyebabkan
peradangan.
12. Tanda dan gejala keracunan senyawa dipiridil
selalu terlambat diketahui atau disadari karena
gejala baru timbul setelah beberapa lama, 24-72
jam setelah keracunan baru terlihat gejala yang
ringan seperti sakit perut, mual, muntah, dan
diare karena ada iritasi pada saluran
pencernaan, 48-72 jam baru timbul gejala-gejala
kerusakan ginjal seperti albunuria, proteinnura,
haematuria dan peningkatan kretanin lever, 72
jam-24 hari, tanda-tanda kerusakan pada paru-
paru.
13. e. Pestisida Golongan Arsen ( Score 250 EC )
Keracunan pestisida Arsen pada umumnya
melalui mulut walaupun bisa juga diserap
melalui kulit dan saluran pencernaan.
Tanda dan gejala keracunan akut pestisida
golongan Arsen adalah nyeri pada perut,
muntah, dan diare, sedang keracunan sub akut
akan timbul gejala seperti sakit kepala, pusing
dan banyak keluar ludah.
14. Keracunan Merkuri
Ketika Merkuri masuk ke air, ia akan diubah oleh
bakteri menjadi metil merkuri atau merkuri organik.
Ikan, Kerang, atau binatang laut lainnya yang sudah
terkontaminasi merkuri organik, dan dijadikan lauk
pauk terus menerus membuat proses keracunan
menjadi lebih cepat. Selain bisa pula masuk melalui
makanan, minuman, pernapasan, dan pori-pori kulit.
Rusaknya sistem saraf motorik, menjadi ciri khusus
pada penyakit karena keracunan merkuri ini. Selain
dampak lain seperti sulit berjalan normal, sariawan
berkepanjangan, kaki dan tangan kesemutan, sukar
berbicara, terganggunya pendenganran, dan
penglihatan, serta tubuh gemetar
16. HPLC (HIGH PERFORMANCE
LIQUID CHROMATOGRAPHY)
Mengetahui kadar bahan aktif
(mutu formulasi pestisida)
yang beredar di lapangan
Mengetahui kadar residu
pestisida dalam hasil
pertanian, produk makanan
dan minuman, peternakan
perikanan, tanah dan air
limbah
Mengetahui kadar senyawa
kimia yang terkandung dalam
bahan obat-obatan dan
tanaman
Mengetahui kandungan
senyawa-senyawa protein
atau asam amino
Mengetahui kandungan
senyawa gugus amina,
alkohol, air dan benzena.
17. KARL FISHER TITRATOR
Digunakan untuk mengetahui
kadar air, pestisida, hasil
pertanian, oli, lemak CPO
(Crude Palm Oil) dsb.
Pengukuran dapat dicetak
melalui komputer,
persentase kesempurnaan
pengukuran dapat terbaca di
display alat maupun pada
layar monitor komputer dan
satuan hasil analisis dapat di
set dalam bentuk %, gram
dan ml.
18. AAS (ATOMIC ABSORPTION
SPEKTROFOTOMETRI)
Untuk menganalisis unsur-
unsur mineral yang terdapat
pada air, pupuk dan tanah.
Konsentrasi zat yang
terkandung dapat diketahui
secara singkat dalam satuan
ppm (part per million), ppb
(part per billion).
Pengoperasian melalui
sarana komputer, hasil
analisis dapat dilihat dalam
layar monitor dan hasilnya
dapat di cetak (print out).
19. GC (GAS CHROMATOGRAPHY)
Mengetahui kadar residu
bahan aktif (mutu formulasi
pestisida) yang beredar di
lapangan.
Mengetahui kadar residu
pestisida dalam hasil
pertanian, peternakan,
perikanan, tanah, air limbah,
makanan, minuman,
muntahan dan cairan
lambung.
20. No. Nama
Pestisida
Jenis
Pestisida
Wilayah Kandungan
Bahan Aktif
Keterangan
1 Ripcord Insektisida Cirebon Sipermetrin 6 % Palsu
2 Bromacy
l
Herbisida Bogor Bromacyl 61,72 % Palsu
3 Score Fungisida -Indramayu
-Karawang
Difenokonazol 0
%
Bensin
4 Spontan Insektisida Indramayu
Karawang
Subang
Cirebon
Dimehipo 0 %
5 Furadan Cirebon Karbofuran 0 % Palsu
6 Decis Garut Deltametrin 0 % Palsu
7 Indamin Cirebon Palsu
8 Ally Cirebon Palsu
9 Score Cirebon Difenokonazol 0
%
Terpentin
ANALISA PESTISIDA PALSU
21. JENIS PUPUK SNI HASIL
PEMERIKSAAN
KCl
- K2O Min. 60 % 7,32 % *)
- Kadar Air Mak. 0,5 % 5,18 % *)
NPK
- N Min. 6 % 25,49 %
- P2O5 Min. 6 % 0,28 % *)
- K2O Min. 6 % 0,0019 % *)
- Kadar Air Mak. 2 % 2,79 % *)
SP-36
- P2O5 Min. 36,0 % 12,83 % *)
- S Min. 5,0 % 1,97 %
- H3PO4 Mak. 6,0 % 3,72 % *)
- Kadar Air 5,0 % 1,15 %
Keterangan :
*) = tidak sesuai dengan SNI
JENIS PUPUK HASIL UJI LABORATORIUM KIMIA
AGRO YANG TIDAK SESUAI DENGAN SNI
22. No
.
Sampel
makanan
Batas
Maksimum
Residu
Hasil Analiss Nama
Pestisida
Nama Produk
1 Ikan Asin 0,2 mg/kg 0,25 mg/kg Endosulfan Thiodan
2 Pear Taiwan 0,1 mg/kg 0,13 mg/kg - -
3 Anggur Red
Globe
1 mg/kg 1,00 mg/kg - -
4 Jeruk Mandarin 0,03 mg/kg 0,02 mg/kg - -
5 Paprika Merah - Inhibisi residu
insektisida 2,660 %
Inhibisi -
6 Paprika Kuning - Inhibisi residu
insektisida 2,660
%-
Inhibisi -
7 Paprika Hijau - Inhibisi residu
insektisida 1,340 %
Inhibisi -
8 Strawberi 1,34% Insektisida Inhibisi -
9. Beras, Umbi
Kentang, Tomat
- Tidak terdeteksi - -
ANALISA RESIDU PESTISIDA PADA
MAKANAN
23. No
.
Nama Makanan /
Minuman
Asal
Sampel
Parameter Hasil
Pemeriksaan
Keterangan
1. Bolu Hongkong MUI -Kadar
Benzoat
-Kadar
Alkohol
0,05 %
0,05 %
2. Cheetos MUI Kadar MSG 0,34 %
3. Terasi Udang Rebon
cap dua kepala sapi
& udang
MUI Mikrobiologi Pallatine Scarleti Logam
berat Cu (-)
4. Delmonte Tomato
Sauce
MUI -Kapang
-Kamir
4,00 koloni/gr
3,8 x 101
koloni/gr
5. Bumbu Gulai Ikan MUI -Kapang
-Kamir
6,00 koloni/gr
1,018 x 102
koloni/gr
6. Sambel cap Cabe
Gunung
MUI -Kapang
-Kamir
6,00 koloni/gr
8,6 x 101
HASIL PEMERIKSAAN MAKANAN