Dokumen tersebut membahas tentang penyebab dan dampak polusi air, udara dan tanah. Penyebab polusi air antara lain limbah industri dan rumah tangga, sedangkan penyebab polusi udara meliputi aktivitas alam dan manusia. Penyebab polusi tanah diantaranya limbah domestik, industri dan pertanian. Dampaknya meliputi gangguan lingkungan dan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelompokkan dan jenis-jenis limbah. Limbah dapat dikelompokkan berdasarkan sifat kimiawi menjadi limbah organik dan anorganik, berdasarkan wujudnya menjadi limbah cair, padat dan gas, serta berdasarkan sumbernya seperti domestik, industri, dan pertanian. Dokumen ini juga menjelaskan contoh-contoh jenis limbah dari setiap kelompokannya.
Dokumen tersebut membahas tentang penyebab dan dampak polusi air, udara dan tanah. Penyebab polusi air antara lain limbah industri dan rumah tangga, sedangkan penyebab polusi udara meliputi aktivitas alam dan manusia. Penyebab polusi tanah diantaranya limbah domestik, industri dan pertanian. Dampaknya meliputi gangguan lingkungan dan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelompokkan dan jenis-jenis limbah. Limbah dapat dikelompokkan berdasarkan sifat kimiawi menjadi limbah organik dan anorganik, berdasarkan wujudnya menjadi limbah cair, padat dan gas, serta berdasarkan sumbernya seperti domestik, industri, dan pertanian. Dokumen ini juga menjelaskan contoh-contoh jenis limbah dari setiap kelompokannya.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis pencemaran lingkungan hidup seperti pencemaran udara, air, tanah, dan suara serta penyebab dan dampaknya. Jenis-jenis polutan udara seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, klorofluorokarbon dan gas rumah kaca dijelaskan secara rinci beserta dampaknya. Dokumen juga menjelaskan penanganan limbah cair dan padat serta pencegahan terjadinya pencemaran lingkungan.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis polusi lingkungan seperti polusi udara, air, dan tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Jenis-jenis polutan dan sumber polusi dijelaskan untuk masing-masing, termasuk contoh limbah dari rumah tangga, industri, dan pertanian.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis limbah dan cara pengelolaannya. Terdapat empat jenis limbah utama yaitu limbah padat, limbah cair, limbah gas, dan limbah B3. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan limbah yaitu mengganti, mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang limbah.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis limbah dan pengelolaannya. Terdapat dua jenis limbah utama yaitu limbah organik dan anorganik, serta limbah dapat berupa cair atau padat. Pengolahan limbah meliputi penimbunan, pembakaran, pembuatan kompos, daur ulang, pengolahan primer hingga tersier untuk limbah cair, serta pengontrolan emisi untuk limbah gas. Limbah berbahaya (B3) memerlukan
Dokumen tersebut membahas tentang limbah padat dan limbah berbahaya. Negara penghasil limbah padat terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, diikuti oleh beberapa negara lain. Limbah berbahaya didefinisikan sebagai limbah yang beracun, mudah terbakar, bereaksi, dan berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan cara mengurangi limbah dan pencemaran dengan mengurangi, menggunakan
1. Limbah B3 adalah limbah berbahaya dan beracun yang dapat mencemari lingkungan.
2. Sumber limbah B3 berasal dari rumah tangga, rumah sakit, pabrik dan lainnya.
3. Metode pengolahan limbah B3 meliputi chemical conditioning, solidification/stabilization, dan incineration.
Dokumen tersebut membahas penanganan limbah gas dan limbah B3 secara umum. Terdapat beberapa metode untuk menangani limbah gas seperti mengontrol emisi, menghilangkan partikulat, dan memanfaatkan limbah gas. Sedangkan untuk limbah B3, dibahas metode pengolahan secara kimia, fisika, biologi, dan pembuangan seperti sumur dalam, kolam penyimpanan, dan landfill khusus.
Makalah ini membahas tentang limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) termasuk definisi, sifat-sifat, dan sumber-sumber limbah B3 serta dampaknya terhadap lingkungan."
Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun - B3 Handlingabdul syukur
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3), termasuk pengertian B3, klasifikasi B3, simbol dan label B3, penyimpanan B3 yang aman, lembar data keselamatan (MSDS), langkah pencegahan untuk kondisi darurat, dan penanganan darurat jika terjadi kontak atau kecelakaan dengan B3.
Teks tersebut membahas tentang pengelolaan limbah, termasuk limbah padat, cair, dan gas. Metode pengelolaan limbah padat yang dijelaskan adalah pembuangan, daur ulang, insinerasi, dan pembuatan kompos. Metode pengelolaan limbah cair meliputi pengolahan primer, sekunder, tersier, desinfeksi, dan pengolahan lumpur. Sedangkan pengelolaan limbah gas mencakup pengendalian emisi gas buang dan penghilangan partikel dari ud
- The agriculture and land markets are interconnected globally and driven by many factors including policies, population growth, and income growth. However, these driving factors are all slowing over time.
- Energy markets, and corn and land markets are also highly connected. Volatility in oil and natural gas translates directly to volatility in corn and land prices. Government policies around biofuels have also impacted these connections.
- Long-term trends suggest that high crop and land prices driven by factors like biofuels policies are unsustainable. Global supply responses will increase production over time and land values may fall from current highs as incentives change. The key for farmers is to find ways to cheaply increase bushel production rather than focus
Immigrants contribute significantly to Minnesota's economy in three main ways: as workers, entrepreneurs, and consumers. Immigrant workers make up the majority of the state's labor force growth and occupy important roles in industries like manufacturing, agriculture, and healthcare. Immigrant-owned businesses are also growing rapidly and revitalizing many downtown and neighborhood economies. Additionally, immigrant communities collectively spend billions of dollars and support thousands of jobs through their consumer spending each year. Maintaining immigration flows will be important for Minnesota's economic future as the state's native-born workforce declines and ages.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis pencemaran lingkungan hidup seperti pencemaran udara, air, tanah, dan suara serta penyebab dan dampaknya. Jenis-jenis polutan udara seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, klorofluorokarbon dan gas rumah kaca dijelaskan secara rinci beserta dampaknya. Dokumen juga menjelaskan penanganan limbah cair dan padat serta pencegahan terjadinya pencemaran lingkungan.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis polusi lingkungan seperti polusi udara, air, dan tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Jenis-jenis polutan dan sumber polusi dijelaskan untuk masing-masing, termasuk contoh limbah dari rumah tangga, industri, dan pertanian.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis limbah dan cara pengelolaannya. Terdapat empat jenis limbah utama yaitu limbah padat, limbah cair, limbah gas, dan limbah B3. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan limbah yaitu mengganti, mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang limbah.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis limbah dan pengelolaannya. Terdapat dua jenis limbah utama yaitu limbah organik dan anorganik, serta limbah dapat berupa cair atau padat. Pengolahan limbah meliputi penimbunan, pembakaran, pembuatan kompos, daur ulang, pengolahan primer hingga tersier untuk limbah cair, serta pengontrolan emisi untuk limbah gas. Limbah berbahaya (B3) memerlukan
Dokumen tersebut membahas tentang limbah padat dan limbah berbahaya. Negara penghasil limbah padat terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, diikuti oleh beberapa negara lain. Limbah berbahaya didefinisikan sebagai limbah yang beracun, mudah terbakar, bereaksi, dan berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan cara mengurangi limbah dan pencemaran dengan mengurangi, menggunakan
1. Limbah B3 adalah limbah berbahaya dan beracun yang dapat mencemari lingkungan.
2. Sumber limbah B3 berasal dari rumah tangga, rumah sakit, pabrik dan lainnya.
3. Metode pengolahan limbah B3 meliputi chemical conditioning, solidification/stabilization, dan incineration.
Dokumen tersebut membahas penanganan limbah gas dan limbah B3 secara umum. Terdapat beberapa metode untuk menangani limbah gas seperti mengontrol emisi, menghilangkan partikulat, dan memanfaatkan limbah gas. Sedangkan untuk limbah B3, dibahas metode pengolahan secara kimia, fisika, biologi, dan pembuangan seperti sumur dalam, kolam penyimpanan, dan landfill khusus.
Makalah ini membahas tentang limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) termasuk definisi, sifat-sifat, dan sumber-sumber limbah B3 serta dampaknya terhadap lingkungan."
Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun - B3 Handlingabdul syukur
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3), termasuk pengertian B3, klasifikasi B3, simbol dan label B3, penyimpanan B3 yang aman, lembar data keselamatan (MSDS), langkah pencegahan untuk kondisi darurat, dan penanganan darurat jika terjadi kontak atau kecelakaan dengan B3.
Teks tersebut membahas tentang pengelolaan limbah, termasuk limbah padat, cair, dan gas. Metode pengelolaan limbah padat yang dijelaskan adalah pembuangan, daur ulang, insinerasi, dan pembuatan kompos. Metode pengelolaan limbah cair meliputi pengolahan primer, sekunder, tersier, desinfeksi, dan pengolahan lumpur. Sedangkan pengelolaan limbah gas mencakup pengendalian emisi gas buang dan penghilangan partikel dari ud
- The agriculture and land markets are interconnected globally and driven by many factors including policies, population growth, and income growth. However, these driving factors are all slowing over time.
- Energy markets, and corn and land markets are also highly connected. Volatility in oil and natural gas translates directly to volatility in corn and land prices. Government policies around biofuels have also impacted these connections.
- Long-term trends suggest that high crop and land prices driven by factors like biofuels policies are unsustainable. Global supply responses will increase production over time and land values may fall from current highs as incentives change. The key for farmers is to find ways to cheaply increase bushel production rather than focus
Immigrants contribute significantly to Minnesota's economy in three main ways: as workers, entrepreneurs, and consumers. Immigrant workers make up the majority of the state's labor force growth and occupy important roles in industries like manufacturing, agriculture, and healthcare. Immigrant-owned businesses are also growing rapidly and revitalizing many downtown and neighborhood economies. Additionally, immigrant communities collectively spend billions of dollars and support thousands of jobs through their consumer spending each year. Maintaining immigration flows will be important for Minnesota's economic future as the state's native-born workforce declines and ages.
The Minnesota Agri-Growth Council Annual Meeting and Speakers Conference is the organization’s premier annual event, bringing together key stakeholders in the food and agriculture industry from Minnesota and the Upper Midwest. As part of this program, Jason Henderson, an Omaha Branch Executive of the Federal Reserve Bank of Kansas City, presented on monetary policy and food prices.
Dr. Marla Spivak discussed the importance of bees for pollinating crops in the US worth over $18.9 billion annually. She explained that bees require flowers for pollen and nectar, water, and that their health can be impacted by parasites, viruses, poor nutrition, pesticides, and gut pathogens. Her research looks at colony collapse disorder and how neonicotinyl pesticides and pathogen interactions may contribute, as well as breeding bees and landscape effects on bee nutrition. She encourages planting flowers, reducing pesticide use, and roadside plantings to help pollinators.
The Minnesota Agri-Growth Council Annual Meeting and Speakers Conference is the organization’s premier annual event, bringing together key stakeholders in the food and agriculture industry from Minnesota and the Upper Midwest. As part of this program, Dan Dye with Cargilll presented on the topic of Trends in Food Production and Marketing.
Immigrants are an important resource for Minnesota's economy. They make up a large portion of the state's workforce and labor force growth, with over 7% of the population and 9% of the workforce being foreign-born. Several industries in Minnesota are highly reliant on immigrant workers, such as manufacturing, education, and food services. Immigrants also start many businesses and contribute over $5 billion annually in consumer spending. As Minnesota's population ages and labor force growth declines, immigration will become increasingly vital to sustaining economic growth.
This document summarizes key provisions of Proposition 37, a California ballot measure that would require mandatory labeling of genetically engineered foods. It outlines requirements for labels to state if a food is genetically engineered, exemptions to the law, thresholds for processed foods, enforcement mechanisms, and timing of implementation. It also discusses initial public support for the measure and the strategy used by opponents to emphasize flaws in the proposition and shift public opinion against it prior to its defeat in the November 2012 election.
The World Food Prize Foundation works to recognize outstanding individuals who have improved the quality, quantity or availability of food in the world. The Foundation's president, Ambassador Kenneth Quinn, oversees the organization and its annual World Food Prize award ceremony and symposium. The event brings together hundreds of leaders each year to discuss successful approaches to reducing world hunger.
The Minnesota Agri-Growth Council Annual Meeting and Speakers Conference is the organization’s premier annual event, bringing together key stakeholders in the food and agriculture industry from Minnesota and the Upper Midwest. As part of this program, Scott Sannes with SEH, Inc.presented on the topic of Trends in Food Production and Marketing.
The Minnesota Agri-Growth Council Annual Meeting and Speakers Conference is the organization’s premier annual event, bringing together key stakeholders in the food and agriculture industry from Minnesota and the Upper Midwest. As part of this program, Phil Minerich with Hormel presented on the topic of Trends in Food Production and Marketing.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pembelajaran biologi SMK/SMA yang menjelaskan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria serta perkembangbiakan dan peranan bakteri. Juga membahas sistem lima kingdom yang mencakup Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia serta ciri-ciri Archaebacteria seperti Metanogen dan Eubacteria beserta struktur dan bentuk sel bakteri.
Doug Baker, CEO of Ecolab, discusses growing global challenges around water scarcity and the interconnected relationship between food, water and energy. He notes that population growth and diet shifts will increase demand for food and energy production, exacerbating water shortages. Ecolab is uniquely positioned to help customers address these challenges through water and energy savings solutions, and aims to drive innovation to promote conservation and assign a true value to water resources.
CHALLENGES FOR FACULTY MANAGEMENT IN RAPIDLY CHANGING ENVIRONMENTPeter Senkus
This document discusses challenges for faculty management in a rapidly changing environment. It identifies four main challenges: innovation, demography, technology, and wars/conflicts. It proposes using tools like the business model canvas and process modeling to address these challenges. The goal is for faculties to share knowledge through international conferences, use technology for teaching, attract both domestic and international students, and build bridges through shared activities. This will help faculties adapt, remain sustainable and effective organizations, and meet their goals in today's dynamic environment.
The Minnesota Agri-Growth Council Annual Meeting and Speakers Conference is the organization’s premier annual event, bringing together key stakeholders in the food and agriculture industry from Minnesota and the Upper Midwest. As part of this program, Annette Maggi with NuVal presented on the topic of Trends in Food Production and Marketing.
Weather, Climate Change, and Impacts on Minnesota Agriculture presented at the 2013 Agri-Growth Council Annual Meeting by Dr. Mark Seeley, Climatologist and Meteorologist for the University of Minnesota - Extention.
Dr. Patrick Moore, the founder and former President of Greenpeace, presented at the 2013 Agri-Growth Council Annual Meeting. He discussed his journey in becoming a sensible environmentalist and his new initiative, AllowGoldenRiceNow.org.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian limbah dan klasifikasinya berdasarkan jenis senyawa, wujud, sumber, dan status B3. Limbah dikelompokkan menjadi organik, anorganik, cair, padat, gas, domestik, industri, pertanian, dan pertambangan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan lingkungan, pencemaran lingkungan, dan pengelolaan limbah.
2. Pencemaran lingkungan disebabkan oleh limbah yang dapat mencemari udara, tanah, air, dan suara.
3. Pengelolaan limbah meliputi pengurangan, penggunaan kembali, daur ulang, dan kompos limbah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis limbah. Limbah didefinisikan sebagai buangan yang tidak diinginkan dari proses produksi industri maupun domestik. Limbah dibedakan berdasarkan sumbernya, jenis senyawanya, dan wujudnya, yang mencakup limbah domestik, industri, pertanian, pertambangan, pariwisata, dan medis. Limbah juga dikelompokkan menjadi organik, anorganik,
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan dan pengendalian limbah padat domestik, limbah B3, serta teknologi pengolahan limbah. Secara khusus membahas tiga metode pengolahan limbah yaitu secara fisika, kimia, dan biologi serta beberapa teknik pengolahan limbah B3 seperti chemical conditioning, solidification/stabilization, dan incineration.
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran lingkungan yang mencakup pencemaran air, tanah, udara, dan suara. Jenis-jenis pencemaran dan sumber pencemar disebutkan beserta dampak dan upaya penanggulangannya.
Sampah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifatnya, sumbernya, dan cara pengelolaannya. Komposisi dan jumlah sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah penduduk, aktivitas, gaya hidup, dan iklim. Sampah dapat berdampak buruk pada kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, namun di masa mendatang dapat pula dimanfaatkan sebagai
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian pencemaran dan jenis-jenis pencemaran berdasarkan sumber, sifat zat, dan lingkungan yang terkena dampaknya. Pencemaran dapat terjadi karena masuknya zat asing ke lingkungan alam yang menurunkan kualitasnya. Jenis pencemaran diantaranya adalah biologis, fisik, kimiawi, udara, air, tanah, dan suara. Dampak global pencemaran adalah hujan asam, pen
Dokumen tersebut membahas tentang polusi udara, air, dan tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Jenis-jenis polutan utama di udara meliputi materi partikulat, nitrogen oksida, sulfur oksida, karbon oksida, hidrokarbon, ozon dan suara. Sumber polusi udara berasal dari industri, kendaraan, dan kebakaran. Kelompok polutan air terdiri atas agen penyakit, limbah organik, bahan kimia organik dan anorganik, nutrien
1. LIMBAH
A. Pengertian Limbah
Limbah : sisa/ buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. (PP No. 18/1999 Jo. PP 85/1999)
B. Pengertian Baku Mutu Lingkungan
Limbah dapat menimbulkan
dampak negatif apabila jumlah
atau konsentrasinya di
lingkungan telah melebihi
baku mutu.
Baku mutu lingkungan: ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu
sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. (UU RI
No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup)
Baku mutu lingkungan: ambang batas/ batas kadar maksimum
suatu zat atau komponen yang diperbolehkan berada di
lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negatif.
Baku mutu beberapa jenis limbah anorganik dalam air yang diperuntukkan sebagai air minum
Jenis Limbah
Satuan
Air raksa
Arsenik
Boron
Kadmium
Tembaga
Sianida
Fluorida
Timah
Nikel
Nitrat (sebagai NO3-)
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
C. Pengelompokkan Limbah
Berdasarkan Jenis Senyawa
B. Limbah Anorganik
1. Secara kimiawi
Segala limbah yang tidak
mengandung unsur karbon (C)
Tidak dapat diurai mikroorganisme
Cth: logam (besi dari mobil bekas,
alumunium dari kaleng bekas)
Kadar
Maksimum
yang Diperbolehkan
0.001
0.01
0.3
0.003
2
0.07
1.5
0.01
0.02
50
Manfaat: limbah organik yg mudah
membusuk dapat dijadikan kompos
Kerugian: hasil pembusukan limbah organik
oleh mikroorganisme sebagian besar berupa
gas metan (CH4) yg dapat menimbulkan
permasalahan lingkungan
A. Limbah Organik
1. Secara kimiawi
Segala limbah yang mengandung unsur karbon (C)
Cth: Limbah dari MH (kotoran hewan & manusia), sisa makanan, sisa
tumbuhan mati, kertas, plastik & karet
2. Secara teknis
Limbah yang hanya berasal dari MH (alami) & sifatnya mudah busuk/ terurai
Cth: Limbah dari MH (kotoran hewan & manusia), sisa makanan, sisa
tumbuhan mati.
Manfaat: Dapat didaur
ulang menjadi produk yang
dapat digunakan kembali
2. Secara teknis
oleh manusia
Limbah yang tidak dapat atau sulit terurai/ busuk secara alami oleh
mikroorganisme pengurai (karena unsur karbonnya membentuk rantai kimia
yang kompleks dan panjang (polimer)
Cth: Plastik, kertas, karet
2. Limbah Cair
Pengelompokkan Berdasarkan Wujud
Limbah Padat
Limbah Gas
1. Limbah Cair
Limbah cair : segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang
tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air
Klasifikasi:
a. Limbah cair domestik (domestic wastewater)
Limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan perdagangan, perkantoran, dan sarana
sejenis.
Contoh: Air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja.
b. Limbah cair industri (industrial wastewater)
Limbah cair hasil buangan industri.
Contoh: Air sisa cucian daging, buah, atau sayur dari industri pengolahan makanan dan dari sisa pewarnaan
kain/ bahan dari industri tekstil.
c. Rembesan dan Luapan (Infiltration and inflow)
Limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui
rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. Air limbah dapat merembes ke dalam saluran
pembuangan melalui pipa yang rusak, pecah, atau bocor sedangkan luapan dapat terjadi melalui bagian
saluran yang membuka atau terhubung ke permukaan.
Contoh: Limbah cair yang dapat merembes dan meluap ke dalam saluran pembuangan limbah cair adalah air
buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), tempat parkir, halaman, bangunan perdagangan dan
industri, serta pertanian atau perkebunan.
d. Air hujan (Strom Water)
Limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan di permukaan tanah
dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut sebagai
limbah cair.
2. Limbah Padat
Limbah padat disebut sampah. Bentuk, jenis, dan komposisi limbah padat sangat dipengaruhi oleh taraf hidup
masyarakat dan kondisi alam, sedangkan jumlahnya sangat dipengaruhi oleh kepadatan penduduk.
Klasifikasi limbah padat (sampah) menurut istilah teknis ada 6 kelompok:
a. Sampah organik mudah busuk (garbage)
Limbah padat semi basah, berupa bahan-bahan organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme.
Sampah ini umumnya berasal dari sektor pertanian dan makanan, misalnya sisa dapur, sisa makanan, sampah
sayuran, dan kulit buah-buahan.
b. Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish)
Limbah padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit
membusuk .
Contoh: selulosa, kertas, plastik, kaca, dan logam
3. c. Sampah abu (ashes)
Limbah padat berupa abu, biasanya hasil pembakaran. sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan
tidak mudah membusuk.
d. Sampah bangkai binatang (dead animal)
Semua limbah yang berupa bangkai binatang seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati. Limbah ini
relatif kecil jumlahnya, tetapi jika terjadi bencana alam sampah ini akan bermasalah karena mudah busuk dan
bau.
e. Sampah sapuan (street sweeping)
Limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan.
Contoh: dedaunan, kertas, dan plastik
f. Sampah industri (industrial waste)
Semua limbah padat yang berasal dari buangan industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis
industrinya. Semakin banyak industri yang berdiri, akan semakin besar dan beragam sampahnya.
3. Limbah Gas
Limbah gas biasanya dibuang ke udara. Di udara terkandung unsur-unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2,
dan lain-lain. Penambahan gas ke udara yang melampaui kandungan udara alami akan menurunkan kualitas udara.
Tingkat kualitas udara tergantung pada jenis limbah gas, volume yang lepas , dan lamanya limbah berada di udara.
Jangkauan persebaran limbah gas melalui udara dapat meluas karena faktor cuaca dan iklim turut mempengaruhi. Arah
angin dapat mempengaruhi karena gas sifatnya ringan sehingga mudah terbawa.
Beberapa macam limbah gas yang umumnya di udara.
No.
1
Jenis
Karbon monoksida (CO)
Keterangan
Gas tidak berwarna, tidak berbau
2
Karbon dioksida (CO2)
Gas tidak berwarna, tidak berbau
3
Nitrogen oksida (NOX)
Gas berwarna dan berbau
4
Sulfur oksida (SOX)
Tidak berwarna dan berbau tajam
5
Asam klorida (HCl)
Berupa uap
6
Amonia (NH3)
Gas tidak berwarna, berbau
7
Metana (CH4)
Gas berbau
sangat
8
Hidrogen fluorida (HF)
Gas tidak berwarna
tersuspensi dengan gas-gas tersebut.
9
Nitrogen sulfida (NS)
Gas berbau
Partikel bahan padatan atau cairan ini
10
Klorin (Cl2)
Gas berbau
Limbah gas yang dibuang ke
udara
biasanya
partikel-partikel
juga
mengandung
bahan
padatan
(misalnya abu) atau cairan (misalnya
tetesan asam sulfat) yang berukuran
kecil
dan
ringan
sehingga
Pengelompokkan Berdasarkan Sumber
1. Limbah Domestik
Limbah domestik : Limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk (rumah tangga) dan kegiatan usaha seperti
pasar, restoran, dan gedung perkantoran. Jenis-jenis limbah domestik sangat beragam, seperti sisa makanan, kertas,
kaleng, plastik, air sabun, air detergen, dan feses.
4. 2. Limbah Industri
Limbah industri: Berasal dari buangan hasil proses industri. Jenis limbah yang dihasilkan tergantung pada jenis
industri.
Contoh: Limbah organik cair atau padat
Limbah anorganik
industri pengolahan makanan
industri tekstil, pengolahan logam, kertas, dan lain-lain.
Industri yang melakukan proses pembakaran akan banyak menghasilkan limbah gas.
3. Limbah Pertanian
Limbah pertanian berasal dari daerah pertanian atau perkebunan. Limbah dari daerah ini terutama senyawa-senyawa
anorganik dari bahan kimia yang digunakan untuk kegiatan pertanian, seperti pupuk dan pestisida (pembasmi hama).
Selain itu, limbah organik juga bisa dihasilkan dari sisa-sisa tumbuhan.
Limbah pertambangan berasal dari kegiatan pertambangan. Kandungan limbah ini terutama berupa material tambang,
seperti logam atau batuan.
D. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Definisi bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun, yang karena sifat dan atau konsentrasinya, baik secara langsung maupun tak langsung merusak lingkungan
hidup, kesehatan, maupun manusia. (PP RI No. 18/1999 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah B3 dapat diklasifikasikan sebagai zat atau bahan yang mengandung satu atau lebih senyawa:
1.
Mudah meledak (explosive)
10. Bersifat mengiritasi (irritant)
2.
Pengoksidasi (oxidizing)
11. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the
3.
Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable)
4.
Mudah terbakar (flammable)
5.
Amat sangat beracun (extremely toxic)
6.
Sangat beracun (highly toxic)
7.
Beracun (moderately toxic)
8.
Berbahaya (harmful)
9.
Korosif (corrosive)
environment)
12. Karsinogenik/
dapat
menyebabkan
kanker
(carcinogenic)
13. Teratogenik/ dapat menyebabkan kecacatan janin
(teratogenic)
14. Mutagenik/ dapat menyebabkan mutasi (mutagenic)
Zat atau bahan tersebut di atas diklasifikasikan sebagai limbah B3 karena memenuhi satu atau lebih karakteristik
limbah B3 berikut.
1.
Limbah mudah meledak : limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25℃, 760 mmHg) dapat meledak atau
melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak ligkungan sekitarnya.
2.
Limbah mudah terbakar, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat berikut:
a)
Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada titik nyala tidak
O
lebih dari 60℃ (140 F) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api, atau sumber nyala lain
pada tekanan udara 760 mmHg.
5. b)
Limbah bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar (25℃, 760 mmHg) dapat mudah
menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air, atau bahan perubahan kimia secara spontan
dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus-menerus.
c)
d)
3.
Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar.
Merupakan limbah penoksidasi.
Limbah yang bersifat reaktif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat berikut:
a)
Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan
b)
Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air
c)
Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau
asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan
d)
Merupakan limbah sianida, sulfida, atau amonia yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat menghasilkan
gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan dan lingkungan
e)
Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25℃, 760 mmHg)
f)
Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida
yang tidak stabil dalam suhu tinggi
4.
Limbah beracun, yaitu limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang
dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau
mulut.
5.
Limbah yang menyebabkan infeksi, yaitu limbah kedokteran (misalnya bagian tubuh manusia yang diamputasi
atau cairan dari tubuh manusia yang terkena infeksi), limbah dari laboratorium, atau limbah lainnya yang
terinfeksi kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang dapat ditularkan pada pekerja, pembersih jalan, dan
masyarakat di sekitar lokasi pembuangan limbah.
6.
Limbah bersifat korosif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat berikut.
a)
Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
b)
Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun
dengan temperatur pengujian 55℃
c)
Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5
untuk yang bersifat basa