2. The Devalued Student :
Misalignment of Current
Mathematics Knowledge
and Level of Instruction
The Mathematic Educator
2012 Vol. 22, No. 1, 63-83
http://math.coe.uga.edu/TME/Issues/v22n1/v22n1_LeMire.pdf
3. Within this study, we investigated the association between 10th-grade students’
mathematics performance and their feelings of instructional misalignment between
their current mathematics knowledge and educator support. Data from the 2002
Education Longitudinal Study, which included a national sample of 750 public and
private high schools in the United States, was used for the investigation. Our findings
indicate that student perceptions of both instructional alignment and educator
support are associated with mathematics performance. Students who reported
receiving misaligned instruction in mathematics and felt devalued by educators had
lower mathematics performance than students who reported aligned mathematics
instruction and who felt valued by teachers. A key implication for practitioners of this
work is that mathematics educators should consider cognitive and affective elements
of student development. Specifically in addition to cognitive factors, the affective
elements of student capacity to receive, respond to, and value whole-group
mathematics instruction in academically diverse classrooms should be considered in
curriculum planning.
Key Words :
Student perceptions, Student development, Educator Support, school policy,
Mathematics performance, standardized score, ZPD
4. Study ini menginvestigasi hubungan antara kemampuan menyelesaikan
persoalan matematika siswa kelas 10 SMA dan Perasaan (persepsi) mereka
pada instruksi yang tidak sesuai (tidak selaras) antara pengetahuan
matematika dan Dukungan Pendidik.
Data penelitian diambil dari Educational Longitudinal Study tahun 2002
yang melibatkan 750 SMA negeri dan swasta di Amerika Serikat.
Penemuan ini menunjukkan bahwa persepsi Siswa terhadap instruksi yang
sesuai (instructional alignment) dan dukungan Pendidik berhubungan
dengan kemampuan Siswa menyelesaikan persoalan matematika.
Hasilnya siswa yang menerima instruksi yang tidak sesuai dan merasa
direndahkan oleh gurunya memiliki kemampuan menyelesaikan persoalan
matematika lebih rendah dibanding siswa yang menerima instruksi yang
sesuai dan merasa dihargai oleh gurunya.
Implikasi bagi praktisi yang berkecimpung dipekerjaan ini adalah para
Pendidik Matematika harus mempertimbangkan unsur kognitif dan afektif
dari perkembangan Siswa. Khususnya disamping faktor kognitif, unsur
afektif dari kapasistas siswa menerima, merespon, dan instruksi matematika
secara keseluruhan dalam kelas yang siswanya secara kemampuan akademik
beragam harus dipertimbangkan dalam penyusunan perencanaan kurikulum.
Abstract
5. Latar Belakang
Tidak Semua Siswa punya potensi menguasai
atau memahami persoalan matematika secara
utuh
Instruksi yang diberikan oleh guru tidak
sesuai dengan kemampuan Siswa
Adanya pengaruh dari emosi atau perasaan
siswa terhadap kemampuan memahami
instruksi dan pengetahuan matematika
Perhatian dan dukungan guru/ pendidik
6. Rumusan Masalah
1. Adakah hubungan antara Kemampuan
Siswa Mengerjakan persoalan matematika
yang merasa dihargai dalam kelas dan
Instruksi yang Sesuai Kemampuan siswa
2. Apakah Siswa yang merasa tidak dihargai
(atau direndahkan) dalam proses
pembelajaran berdampak pada pencapaian
nilai yang diraihnya di kelas.
7. 1. Menentukan hubungan antara
Kemampuan Siswa Mengerjakan persoalan
matematika yang merasa dihargai dalam
kelas dan Instruksi yang Sesuai
Kemampuan siswa
2. Menentukan hubungan antara
kemampuan memahami tingkat
Kerumitan matematika dan nilai KKM
yang dicapai oleh siswa yang direndahkan
(tidak dihargai) dalam kelas
8. 1. Sample Penelitian
Data dari Pusat Pendidikan Statistik Nasional (Bozick
& Ingels, 2008; NCES, 2006) dan Educational
Longitudinal Study tahun 2002 (ELS:2002/04)
750 SMA negeri & Swasta, 17.590 Siswa kelas 10. Dari
jumlah Siswa tersebut, sebanyak 15.360 siswa disurvey
kembali (87% merespon). Dan sebanyak 14.540 telah
menyelesaikan penilaian kognitif dalam matematika.
Metode Penelitian
9. 2. Instrumen Penelitian
ada 4 variabel yang digunakan (3 Variabel bebas
dan 1 variabel terikat)
Variabel terikatnya adalah nilai KKM Matematika
Variabel bebasnya adalah :
Var 1 = Guru perhatian pada siswa (teachers are
interested in student)
Var 2 = Siswa yang sering direndahkan oleh guru
dalam kelas (in class often put down by teachers)
Var 3 = Siswa yang dapat memahami matematika
yang rumit (can understand difficult math class)
Metode Penelitian
10. 3. Analisis
Menggunakan analisis satu arah dan dua arah (ANOVA)
Analisis satu arah : Variabel bebasnya adalah var1, Variabel
terikatnya adalah nilai kkm matematika, lalu keduanya
dibandingkan.
Pilihan jawaban untuk siswa terhadap Var 1: Sangat setuju,
Setuju, tidak Setuju dan sangat tidak setuju
Metode Penelitian
Sangat Setuju
Kelompok
Sepakat
Kelompok
Tidak Sepakat
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
Setuju
Metode Penelitian
11. 3. Analisis
Analisis Dua arah : variabel terikatnya nilai kkm
matematika, dan variabel bebasnya adalah var2 dan
var 3.
Pilihan jawaban untuk siswa terhadap Var 2: Sangat
setuju, Setuju, tidak Setuju dan sangat tidak setuju
Metode Penelitian
Sangat SetujuKelompok
Sepakat
Kelompok
Tidak
Sepakat
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
Setuju
Metode Penelitian
12. 3. Analisis
Pilihan jawaban untuk siswa terhadap Var 3:
Hampir tidak pernah, kadang-kadang, sering dan
hampir selalu.
Metode Penelitian
1. Hampir tidak pernah atau
Kadang-kadang
Kelompok
Jawaban
Var 3 2. Sering atau Hampir
selalu
Metode Penelitian
13. 3. Analisis
kelompok 1 : kelompok yang akan berusaha belajar
matematika
Kelompok 2 : kelompok yang tidak akan berusaha
belajar matematika
Siswa yang menjawab var 3 masuk kelompok 1, siswa
beroperasi didaerah ZPD atau zona bebas
Siswa yang menjawab var 3 masuk kelompok 2, siswa
tidak beroperasi pada zona ZPD dan tidak dapat
menerima instruksi dg efektif.
Metode Penelitian
14. Hasil Penelitian
Untuk pertanyaan 1 (hubungan antara perasaan
siswa secara umum yang diperhatikan gurunya
dan kemampuan menyelesaikan persoalan
matematika diperoleh)
Rata-rata nilai kkm Siswa yang masuk dalam
kelompok sangat setuju dengan guru perhatian
terhadap siswa adalah M = 51,5 (n = 10.948)
Rata-rata nilai kkm siswa yang masuk dalam
kelompok sangat tidak setuju adalah M = 48,6 (n =
3.423)
15. Hasil Penelitian
Dengan uji F didapatkan nilai standar d = 0,29.
Artinya significant. Peneliti menggunakan nilai
batas 0,5 atau 5%.
untuk pertanyaan 2 (Hubungan antara pemahaman
matematika yang rumit dan perasaan siswa yang
direndahkan oleh gurunya dalam kaitannya dengan
nilai kkm matematika. Hasilnya menunjukkan bahwa
kedua hubungan tersebut menjadi faktor utama yang
mempengaruhi nilai kkm siswa.
17. Hasil Penelitian
Rata-rata kkm siswa dengan efek utama “dikelas
sering direndahkan guru” adalah M = 3,5; d = 0,37;
F(1, 11,012) = 165,2
Rata-rata kkm siswa dengan efek utama “dapat
memahami matematika yang rumit” adalah M =
4,6; d = 0,49; F(1, 11,012) = 286,2
Rata-rata kkm siswa dengan efek interaksi
“perasaan yang sering direndahkan guru dan
dapat memahami matematika yang rumit” adalah
M = 1,5; d = 0,15; F(1, 11,012) = 6,32
18. Hasil Penelitian
Siswa dengan performance baik (rata2 kkm M=
55,1) mengindikasikan bahwa mereka sering atau
selalu dapat memahami matematika yang rumit
dan tidak setuju bahwa mereka sering merasa
direndahkan oleh guru.
Siswa dengan performance buruk (rata2 kkm M=
46,9) mengindikasikan bahwa mereka tidak
pernah atau kadang2 dapat memahami
matematika yang rumit dan setuju bahwa mereka
sering merasa direndahkan oleh guru.
19. Kesimpulan & Saran
Kemampuan matematika terbaik siswa kelas
10, berhubungan dengan siswa yang dapat
memahami matematika pada tingkat yang
rumit dan tidak merasa direndahkan oleh
guru.
Sebelumnya, pemahaman siswa dan instruksi
yang sesuai dianggap masuk dalam ranah
kognitif, riset menunjukkan bahwa
kemungkinan adanya hubungan kemampuan
siswa dengan ranah afektif.
20. Kesimpulan & Saran
Disarankan untuk melakukan penelitian
lanjutan dengan metode kualitatif agar
memberikan wawasan berbeda kepada
para praktisi pendidikan.
Dalam penyusunan struktur perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran, agar para
praktisi pendidikan mempertimbangkan
aspek domain dan afektif siswa.
Ketiga ranah afektif siswa (menerima,
merespon dan menilai), harus
diinformasikan kepada seluruh siswa
dalam mendesign instruksi matematika
22. Referensi
Steven LeMire teaches statistics and educational
research at the University of North Dakota, Grand
Forks.
Marcella Melby teaches mathematics and
mathematics education courses at the University
of Minnesota, Crookston.
Anne Haskins teaches occupational therapy at the
University of North Dakota, Grand Forks.
Tony Williams teaches management at Auburn
University Montgomery.