Manggasangat digemari dimasyarakat untuk ditanam baik dalam skala kecil maupun skala besar. selain bernilai ekonomi, pohon mangga berguna untuk penghijauan lingkungan, buah manggasendirimempunyai banyak manfaat dan nilai gizi yang tinggi bagi manusia.Namun dalam menentukan pohon mangga yang akan ditanam, masyarakat masih menggunakan metode menerka jenis pohon yang akan ditanamnya. Karena itu masyarakat kadang tertipu dengan pohon mangga yang ditanam,dikarenakan pohon mangga mempunyai banyak jenis yang berbeda. Mangga yang dikaji dalam penelitian ini adalah mangga golek, gadung, gedong gincu, dan podang yang ada di Bojonegoro.
Manggasangat digemari dimasyarakat untuk ditanam baik dalam skala kecil maupun skala besar. selain bernilai ekonomi, pohon mangga berguna untuk penghijauan lingkungan, buah manggasendirimempunyai banyak manfaat dan nilai gizi yang tinggi bagi manusia.Namun dalam menentukan pohon mangga yang akan ditanam, masyarakat masih menggunakan metode menerka jenis pohon yang akan ditanamnya. Karena itu masyarakat kadang tertipu dengan pohon mangga yang ditanam,dikarenakan pohon mangga mempunyai banyak jenis yang berbeda. Mangga yang dikaji dalam penelitian ini adalah mangga golek, gadung, gedong gincu, dan podang yang ada di Bojonegoro.
Analisis Vegetasi. Studi untuk mengetahui
susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau
masyarakat tumbuhan. Komunitas tumbuh-tumbuhan
yang hidup pada suatu tempat
dalam suatu ekosistem. Unsur struktur vegetasi adalah
bentuk pertumbuhan,
stratifikasi dan penutupan
tajuk.
Untuk keperluan analisis
vegetasi diperlukan data-data
jenis, diameter dan tinggi
untuk menentukan indeks nilai
penting dari penvusun
komunitas hutan tersebut.
Dengan analisis vegetasi dapat
diperoleh informasi kuantitatif
tentang struktur dan komposisi
suatu komunitas tumbuhan
POLA DISTRIBUSI TUMBUHAN Ficus montana DI HUTAN SRONDOL BARAT, SEMARANG
A.TUJUAN
Mengetahui pola persebaran tumbuhan Ficus montana di Hutan Srondol Barat, Semarang.
B.ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan meliputi: tali rafia dan ranting untuk keperluan plotting; alat tulis berupa pensil; tally sheet untuk mencatat data yang diinginkan; papan ujian untuk meyangga saat pencatatan data; dan kamera ponsel untuk mendokumentasikan kegiatan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tumbuhan Ficus montana.
C.LANGKAH KERJA
Pengambilan data pola persebaran Ficus montana menggunakan metode kuadrat. Langkah kerja dalam pengambilan data adalah sebagai berikut:
1.Melakukan survey penentuan lokasi dan spesies tumbuhan yang akan diambil datanya.
2.Menentukan titik awal lokasi.
3.Meletakkan plot berukuran 2 x 2 m secara acak sebanyak 100 plot. Peletakan plot dilakukan secara subjektif sehingga dapat dipilih area yang diharapkan menunjukkan heterogenitas, baik komposisi spesies penyusun maupun kondisi lingkungan.
4.Mencatat jumlah kehadiran spesies yang diamati pada tiap plot.
Setelah selesai pengambilan data, kemudian melakukan analisis. Pola distribusi spesies tumbuhan ditentukan dengan metode distribusi Poisson, dengan menghitung nilai Chi-Square (X2).
Analisis Vegetasi. Studi untuk mengetahui
susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau
masyarakat tumbuhan. Komunitas tumbuh-tumbuhan
yang hidup pada suatu tempat
dalam suatu ekosistem. Unsur struktur vegetasi adalah
bentuk pertumbuhan,
stratifikasi dan penutupan
tajuk.
Untuk keperluan analisis
vegetasi diperlukan data-data
jenis, diameter dan tinggi
untuk menentukan indeks nilai
penting dari penvusun
komunitas hutan tersebut.
Dengan analisis vegetasi dapat
diperoleh informasi kuantitatif
tentang struktur dan komposisi
suatu komunitas tumbuhan
POLA DISTRIBUSI TUMBUHAN Ficus montana DI HUTAN SRONDOL BARAT, SEMARANG
A.TUJUAN
Mengetahui pola persebaran tumbuhan Ficus montana di Hutan Srondol Barat, Semarang.
B.ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan meliputi: tali rafia dan ranting untuk keperluan plotting; alat tulis berupa pensil; tally sheet untuk mencatat data yang diinginkan; papan ujian untuk meyangga saat pencatatan data; dan kamera ponsel untuk mendokumentasikan kegiatan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tumbuhan Ficus montana.
C.LANGKAH KERJA
Pengambilan data pola persebaran Ficus montana menggunakan metode kuadrat. Langkah kerja dalam pengambilan data adalah sebagai berikut:
1.Melakukan survey penentuan lokasi dan spesies tumbuhan yang akan diambil datanya.
2.Menentukan titik awal lokasi.
3.Meletakkan plot berukuran 2 x 2 m secara acak sebanyak 100 plot. Peletakan plot dilakukan secara subjektif sehingga dapat dipilih area yang diharapkan menunjukkan heterogenitas, baik komposisi spesies penyusun maupun kondisi lingkungan.
4.Mencatat jumlah kehadiran spesies yang diamati pada tiap plot.
Setelah selesai pengambilan data, kemudian melakukan analisis. Pola distribusi spesies tumbuhan ditentukan dengan metode distribusi Poisson, dengan menghitung nilai Chi-Square (X2).
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Laporan
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kerapatan suatu spesies penting di ketahui untuk menentukan beberapa
banyak spesies tumbuhan yang ada di lahan tersebut dan ada tumbuhan apa
saja yangada di lahan tersebut. Hal ini penting diketahui untuk menentukan
tindakan- tindakanyang tepat dalam pengelolaan lahan sehingga tidak
mengganggu tanaman utamayang ada di lahan tersebut
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pengamatan
parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu
ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama
yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan
merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu
seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan
komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem
lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami
pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi
berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis karena
pengaruh anthropogenik.
Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat
mengambarkan pengaruh dari kondisi lingkungan yang mudah di ukur dan
nyata.Dalam mendeskripsikan vegetasi merupakan suatu lingkungan tertentu
yang mungkin dikarakteristikkan ;gambaran vegetasi secara umum.Vegetasi
sebagai salah satu komponen dari ekosistem.
Kurva spesies area dalam ekologi adalah grafik yang menggambarkan
hubungan antara jumlah jenis dengan ukuran kuadrat. Grafik itu biasanya
menunjukkan pola pertambahan jumlah jenis yang relative tajam pada ukuran
kuadrat kecil sampai pada suatu titik tertentu dan sesudah itu semakin
mendatar seiring dengan peningkatan ukuran kuadrat. Kurva spesies area ini
dapat digunakan untuk menentukan luas kuadrat tunggal minimum yang
2. 2
mewakili suatu komunitas tumbuhan dari segi jenis penyusun. Dalam
sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh,
cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.
Prinsip penentuan ukuran plot adalah plot dibuat dari ukuran terkecil
hingga pada ukuran terbesar dengan spesies yang bervariasi dari satu plot ke
plot yang lain.
Metode kuadran umunya dilakukan bila vegetasi tingkat pohon saja yang
jadi bahan penelitiaan. Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk
mengetahui komposisi, dominasi pohon dan menaksir volumenya.
1.2. Tujuan Pengamatan
1. Untuk mengetahui keragaman tumbuhan, struktur dan komposisi
tumbuhan yang terdapat di pantai panjang.
2. Mengetahui prosedur pengamatan struktur dan komposisi tumbuhan
dengan metode plot.
3. Mengetahui faktor abiotik yang terdapat di pantai panjang.
3. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu
kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan
sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili
habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu
jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang
digunakan.
Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar
individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus
cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa
duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada
komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita
anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik
Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat
ditetapkan : (1) luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan
diukur, (2) jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan
atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur
( Marpaung andre, 2009).
Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membentuk
populasinya, dimana sifat – sifatnya bila di analisa akan menolong dalam
menentukan struktur komunitas. Sifat – sifat individu ini dapat dibagi atas dua
4. 4
kelompok besar, dimana dalam analisanya akan memberikan data yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif. Analisa kuantitatif meliputi : distribusi tumbuhan
(frekuensi), kerapatan (density), atau banyaknya (abudance).
Dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat empat sifat yang harus
dipertimbangkan dan diperhatikan, karena hal ini akan mempengaruhi data yang
diperoleh dari sample. Keempat sifat itu adalah (Dedy 2010) :
1. Ukuran petak.
2. Bentuk petak.
3. Jumlah petak.
4. Cara meletakkan petak di lapangan.
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya
sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis
(Marsono, 1977).
Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat
mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda
dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor
lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu
berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya.
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau
komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-
tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan
5. 5
penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis,
diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun
komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi
kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan.
Jika berbicara mengenai vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen
penyusun vegetasi itu sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus
dalam pengukuran vegetasi. Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu
vegetasi umumnya terdiri dari (Andre, 2009) :
Metode kuadran adalah salah satu idak menggunakan metode yang petak
contoh (potless). Metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang
berbentuk pohon dan tihang (Muhammad Umar Harun, dkk, 2011).
6. 6
BAB III
BAHAN DAN METODE
2.1. Bahan Dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam pengamatan ini adalah : tali
rapiah, parang, gunting, kertas koran, meteran panjang, soil tester, alat tulis,
kamera, dan lainnya.
2.2. Cara Kerja
a. Analisis struktur dan komposisi tumbuhan dengan metode plot
Buatlah plot berukuran 15x15 m ( untuk kategori pohon ), 5x10 m
( sapling ), 1x2 m ( vegetasi dasar ) dengan menggunakan alat
bantu tali rapiah dan pancang. Buat plot sebanyak 10 buah yang
diletakkan secara sistematik dengan mengikuti garis transek.
Semua tumbuhan tingkat pohon dan sapling yang terdapat dalam
masing-masing plot dicatat meliputi : nama daerah, jumlah
individu, diameter batang ( lingkar batang ), tinggi batang dan
tinggi cabang pertama, serta karakter lain yang mendukung.
Sedangkan untuk kategori vegetasi dasar dicatat nama daerah,
jumlah individu, serta karakter lain yang mendukung.
7. 7
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Metode Plot
Tabel 4.1.1. Jenis-Jenis Tumbuhan Tingkat Pohon Yang Ditemukan
Dikawasan Pantai Panjang Dengan Metode Plot
PLOT NAMA
TUMBUHAN
DIAMETER TINGGI
CABANG
PERTAMA
TINGGI
POHON
1 1. Ketapang
2. Waru
3. Pinus
4. Waru
5. Akasia
6. Pinus
1. 25 cm
2. 11 cm
3. 24 cm
4. 12 cm
5. 14 cm
6. 25 cm
1. 2,5 m
2. 2 m
3. 3 m
4. 1,5 m
5. 2 m
6. 3 m
1. 20 m
2. 7 m
3. 30 m
4. 8 m
5. 15 m
6. 25 m
2 1. Bakau
2. Waru
3. Akasia
4. Akasia
5. Ketapang
6. Pinus
1. 16 cm
2. 10 cm
3. 15 cm
4. 13 cm
5. 23 cm
6. 23 cm
1. 3 m
2. 1 m
3. 2 m
4. 1,5 m
5. 2 m
6. 4 m
1. 6 m
2. 7 m
3. 12 m
4. 15 m
5. 22 m
6. 30 m
3 1. Ketapang
2. Pinus
3. Cemara
udang
4. Cemara
udang
5. Waru
6. akasia
1. 30 cm
2. 25 cm
3. 17 cm
4. 16 cm
5. 11 cm
6. 14 cm
1. 2 m
2. 2 m
3. 0,5 m
4. 0,5 m
5. 1 m
6. 2 m
1. 24 m
2. 32 m
3. 6 m
4. 8 m
5. 9 m
6. 13 m
4 1. Kelapa 1. 30 cm 1. – m 1. 30 m
8. 8
2. Ketapang
3. Cemara
udang
4. Akasia
5. Cemara
udang
6. pinus
2. 22 cm
3. 16 cm
4. 15 cm
5. 19 cm
6. 24 cm
2. 2 m
3. 0,5 m
4. 1 m
5. 0,5 m
6. 5 m
2. 20 m
3. 7 m
4. 10 m
5. 8 m
6. 23 m
5 1. Waru
2. Pinus
3. Bakau
4. Bakau
5. Akasia
6. Kelapa
1. 12 cm
2. 24 cm
3. 17 cm
4. 18 cm
5. 13 cm
6. 28 cm
1. 1 m
2. 4 m
3. 50 cm
4. 30 cm
5. 2 m
6. -
7. 7 m
8. 30 m
9. 6 m
10. 7 m
11. 13 m
12. 25 m
6 1. Pinus
2. Waru
3. Ketapang
4. Kelapa
5. Kelapa
6. Bakau
1. 24 cm
2. 10 cm
3. 30 cm
4. 30 cm
5. 29 cm
6. 18 cm
1. 6 m
2. 1 m
3. 3 m
4. –
5. –
6. 20 cm
7. 21 m
8. 9 m
9. 15 m
10. 20 m
11. 23 m
12. 5 m
7 1. Cemara
udang
2. Kelapa
3. Akasia
4. Bakau
5. Waru
6. Cemara
udang
1. 28 cm
2. 30 cm
3. 24 cm
4. 16 cm
5. 12 cm
6. 19 cm
1. 30 cm
2. –
3. 4 m
4. 1 m
5. 2 m
6. 50 cm
7. 7 m
8. 23 m
9. 15 m
10. 6 m
11. 8 m
12. 7 m
8 1. Waru
2. Kelapa
3. Pinus
4. Kelapa
1. 12 cm
2. 30 cm
3. 24 cm
4. 29 cm
1. 2 m
2. –
3. 7 m
4. –
7. 9 m
8. 20 m
9. 20 m
10. 25 m
9. 9
5. Pinus
6. Pinus
5. 25 cm
6. 24 cm
5. 7 m
6. 8 m
11. 25 m
12. 26 m
9 1. Akasia
2. Cemara
udang
3. Bakau
4. Waru
5. Ketapang
6. Bakau
1. 14 cm
2. 18 cm
3. 16 cm
4. 15 cm
5. 24 cm
6. 17 cm
1. 2 m
2. 30 cm
3. 50 cm
4. 2 m
5. 3 m
6. 1 m
7. 14 m
8. 8 m
9. 6 m
10. 13 m
11. 24 m
12. 7 m
10 1. Cemara
udang
2. Cemara
udang
3. Waru
4. Akasia
5. Kelapa
6. Akasia
1. 15 cm
2. 16 cm
3. 13 cm
4. 14 cm
5. 28 cm
6. 14 cm
1. 50 cm
2. 60 cm
3. 1 m
4. 1 m
5. –
6. 2 m
7. 7 m
8. 6 m
9. 12 m
10. 16 m
11. 20 m
12. 15 m
Tabel 3.1.2. Jenis-Jenis Tumbuhan Tingkat Sapling Yang Ditemukan
Dikawasan Pantai Panjang Dengan Metode Plot
PLOT NAMA
TUMBUHAN
DIAMETER TINGGI
CABANG
PERTAMA
TINGGI
POHON
1 1. Mengkudu
2. Pandan
3. Mengkudu
4. Paku
1. 10 cm
2. 5 cm
3. 10 cm
4. 2 cm
1. 30 cm
2. 10 cm
3. 50 cm
4. 10 cm
1. 150 cm
2. 50 cm
3. 160 cm
4. 1 m
2 1. Pandan
2. Mengkudu
3. Paku
4. pandan
1. 4 cm
2. 9 cm
3. 1 cm
4. 5 cm
1. 20 cm
2. 30 cm
3. 5 cm
4. 10 cm
1. 50 cm
2. 2 m
3. 1 m
4. 80 cm
3 1. Pandan 1. 2 cm 1. 10 cm 1. 50 cm
10. 10
2. Mengkudu
3. Pandan
4. Mengkudu
2. 11 cm
3. 3 cm
4. 10 cm
2. 50 cm
3. 10 cm
4. 50 cm
2. 2 m
3. 50 cm
4. 1 m
4 1. Mengkudu
2. Pandan
3. Pandan
4. Paku
1. 9 cm
2. 5 cm
3. 5 cm
4. 2 cm
1. 60 cm
2. 10 cm
3. 10 cm
4. 5 cm
1. 120 cm
2. 60 cm
3. 50 cm
4. 1 m
5 1. Paku
2. Paku
3. Pandan
4. Mengkudu
1. 1 cm
2. 2 cm
3. 5 cm
4. 8 cm
1. 15 cm
2. 20 cm
3. 10 cm
4. 15 cm
1. 1 m
2. 1,5 m
3. 70 cm
4. 2 m
6 1. Pandan
2. Pandan
3. Mengkudu
4. Paku
1. 3 cm
2. 4 cm
3. 9 cm
4. 2 cm
1. 10 cm
2. 15 cm
3. 1 m
4. 30 cm
1. 70 cm
2. 50 cm
3. 1 m
4. 1 m
7 1. Mengkudu
2. Paku
3. Pandan
4. Mengkudu
1. 10 cm
2. 1 cm
3. 5 cm
4. 11 cm
1. 50 cm
2. 70 cm
3. 20 cm
4. 70 cm
1. 2 m
2. 1 m
3. 50 m
4. 3 m
8 1. Mengkudu
2. Paku
3. Mengkudu
4. Paku
1. 11 cm
2. 3 cm
3. 10 cm
4. 2 cm
1. 50 cm
2. 30 cm
3. 1 m
4. 60 cm
1. 2 m
2. 1 m
3. 3 m
4. 1 m
9 1. Mengkudu
2. Pandan
3. Mengkudu
4. Pandan
1. 10 cm
2. 4 cm
3. 12 cm
4. 4 cm
1. 50 cm
2. 10 cm
3. 50 cm
4. 15 cm
1. 2 m
2. 60 cm
3. 3 m
4. 60 cm
10 1. Paku
2. Paku
3. Pandan
4. mengkudu
1. 1 cm
2. 2 cm
3. 5 cm
4. 10 cm
1. 30 cm
2. 20 cm
3. 20 cm
4. 60 cm
1. 1 m
2. 2 m
3. 60 cm
4. 1 m
11. 11
Tabel 4.1.3Jenis-Jenis Tumbuhan Tingkat Dasar Yang Ditemukan
Dikawasan Pantai Panjang Dengan Metode Plot
PLOT Nama Spesies Plot Nama Spesies
Plot 1 1. Tapak liman
2. Widelia
3. Rumput teki
Plot 6 1. Rumput teki
2. Pegagan
3. Tapak kuda
Plot 2 1. Widelia
2. Ilalang
3. Tapak kuda
Plot 7 1. Rumput kuda
2. Rumput teki
3. Widellia
Plot 3 1. Rumput teki
2. Ilalang
Plot 8 1. Ilalang
2. Rumput teki
Plot 4 1. Rumput teki
2. Widelia
3. Pegagan
Plot 9 1. Widelia
2. Pegagan
Plot 5 1. Tapak kuda
2. Tapak liman
3. pegagan
Plot 10 1. tapak liman
2. rumput teki
4.2.Metode kuadran
Tabel 4.2.1 Jenis-Jenis Tumbuhan Tingkat Pohon Yang Ditemukan Di
Kawasan Pantai Panjang Dengan Metode Pointer Quarter
POINTE
R
KUADRA
N
NAMA
TUMBUHA
N
JARA
K
DIAMETE
R
TINGGI
CABANG
PERTAM
A
P1 K1 Cemara
udang
4 m 17 cm 50 cm
K2 Pinus 3 m 20 cm 3 m
K3 Pinus 3 m 20 cm 2,5 m
K4 Pinus 2,5 m 22 cm 2 m
12. 12
P2 K1 Cemara
udang
2m 15 cm 30cm
K2 Cemara
udang
4 m 16 cm 20 cm
K3 Waru 3 m 12 cm 3 m
K4 Akasia 3,5 m 20 cm 3,5 m
P3 K1 Waru 4 m 19 cm 2 m
K2 Katapang 2 m 25 cm 1,5 m
K3 Ketapang 4 m 30 cm 2 m
K4 Ketapang 2,5 m 25 cm 2 m
P4 K1 Ketapang 2,5 m 23 cm 2 m
K2 Ketapang 2 m 22 cm 2 m
K3 Ketapang 3 m 21 cm 3 m
K4 Waru 3 m 12 cm 3,5 m
P5 K1 Pinus 3,5 m 30 cm 2,5 m
K2 Pinus 2,5 m 22 cm 2 m
K3 Pinus 2,5 m 23 cm 2 m
K4 Cemara
udang
4 m 10 cm 2,5 m
P6 K1 Katapang 2 m 30 cm 1,5 m
K2 Waru 4 m 21 cm 2 m
K3 Waru 2 m 19 cm 2 m
K4 Waru 2 m 15 cm 2 m
P7 K1 Pinus 3 m 20 cm 3 m
K2 Akasia 3,5 m 25 cm 3,5 m
K3 Kelapa 4 m 30 cm 2 m
K4 Katapang 2 m 35 cm 1,5 m
P8 K1 Bakau 3 m 19 cm 2,5 m
K2 Bakau 1 m 15 cm 2 m
K3 Kelapa 4 m 30 cm 2 m
13. 13
K4 Kelapa 3 m 30 cm 3 m
P9 K1 Waru 4 m 15 cm 2 m
K2 Waru 3 m 17 cm 3 m
K3 Waru 4 m 16 cm 2,5 m
K4 Pinus 3 m 21 cm 3 m
P10 K1 Pinus 4 m 22 cm 2 m
K2 Pinus 3 m 30 cm 3 m
K3 Waru 4 m 18 cm 2 m
K4 ketapang 3 m 30 cm 3 m
14. 14
BAB V
PEMBAHASAN
5.1.Metode Plot
1. Analisis struktur dan komposisi tumbuhan (INP) yang terdapat di pantai
panjang tempat pengamatan. ( rumus INP = KR+FR+LPR )
Tabel 5.1.1 Analisis Indek Nilai Penting (INP) Tumbuhan Tingkat Pohon
NO SPESIE
S
K KR F FR LP LPR INP
1 Ketapan
g
6 0,1176 6 0.1304 1,4004 0,00018 0,24868
2 Waru 10 0,1960 9 0,1956 0,4926 0,000064 0,39166
3 Pinus 10 0,1960 7 0,1521 0,0551 0,00026 0,34836
4 Akasia 10 0,1960 8 0,1739 0,6670 0,000087 0,36998
5 Bakau 7 0,1372 5 0,1086 0,6956 0,000091 0,24589
6 Kelapa 8 0,1568 6 0,1304 2,3898 0.00031 0,28751
7 Cemara
udang
9 0,1764 5 0,1086 0,7630 0,000091 0,28509
TOTAL 60 1,176 46 0,9996 7637,7005 0,0010091 2,177171
Kesimpulan :
Spesies yang paling dominan adalah spesies akasia dengan INP 0,36998
artinya spesies tersebut memiliki penguasaan yang paling besar dalam komunitas
tersebut.
15. 15
Tabel 5.1.2 Analisis Indek Nilai Penting (INP) Tumbuhan Tingkat Sapling
NO SPESIES K KR F FR LP LPR INP
1 Mengkudu 15 0,375 10 0,3571 0.3769 0,8355 1,5676
2 Pandan 13 0,325 9 0,3214 0,4034 0,1418 0,7882
3 Paku 12 0,3 9 0,3214 0,06431 0,0226 0,664
TOTAL 40 1 28 0,9999 2,8446 0,9999 2,9998
Kesimpulan :
Spesies yang paling dominan adalah spesies Mengkudu dengan INP
1,5676 sartinya spesies tersebut memiliki penguasaan yang paling besar dalam
komunitas tersebut.
5.1.3. Perbandingan jumlah populasi perhektar tumbuhan tingkat pohon
Nama spesies Jumlah populasi / ha
Ketapang
Waru
Pinus
Akasia
Bakau
Kelapa
Cemaraa udang
26,6667
44,4444
44,4444
44,4444
31,1111
35,5556
40
5.1.4. Perbandingan jumlah populasi perhektar tumbuhan sampling
Nam Spesies Jumlah populasi/ha
Mengkudu
Pandan
Paku
300
260
240
16. 16
5.2. Metode Quadran
1. Analisis struktur dan komposisi tumbuhan tingkat pohon (INP) yang
terdapat di pantai panjang tempat pengamatan. ( rumus INP = RDi + RCi
+ RFi )
Tabel 5.1.1 Analisis Indek Nilai Penting (INP) Tumbuhan Tingkat Pohon
NO SPESIES RDi Di Ci RCi INP
1 Cemara
udang
0,1 296,2969 59698,8870 0,0052 0,1052
2 Pinus 0,25 740,7423 292020,6147 0,02546 0,27546
3 Waru 0,25 740,7423 1569095,6682 0,0138 0,388
4 Akasia 0,05 148,1484 59601,9531 0,00519 0,05519
5 Ketapang 0,225 666,6680 385464,1783 0,03361 0,25861
6 Bakau 0,05 148,1484 34074,9877 0,00029 0,0079
7 Kelapa 0,075 222,2226 157000,2669 0,1368 0,2118
TOTAL 0,9 2962,9689 114654,2669 0,,21996 1,30216
Kesimpulan :
Spesies yang paling dominan adalah spesies cemara udang dnegan INP
1,58 artinya spesies tersebut memiliki penguasaan yang paling besar dalam
komunitas tersebut.
17. 17
BAB VI
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
Spesies yang paling dominan di hitung dengan metode plot pada
tingkat pohon adalah spesies akasia dengan INP 0,36998 artinya spesies
tersebut memiliki penguasaan yang palinh besar dalam komunitas tersebut.
Spesies yang paling dominan pada tingkat sampling adalah spesies
mengkudu dengan INP 1,5676 artinya spesies tersebut memiliki
penguasaan yang paling besar dalam komunitas tersebut.
Spesies yang paling dominan di hitung dengan metode quarter
adalah spesies cemara udang dengan INP 1,58 artinya spesies tersebut
memiliki penguasaan yang paling besar dalam komunitas tersebut.