SlideShare a Scribd company logo
WIDIA PUTRI SUHERMAN
1205893
6D (MATEMATIKA)
PGSD UPI
Langkah – langkah Menyusun Karya Ilmiah
A. Langkah-langkah penulisan artikel ilmiah
Menurut Tanjung dan Ardial (2012, 128-147), editor atau penyunting yang sudah
berpengalaman, dapat mengetahui karakteristik artikel imiah tersebut melalui
bahasadan teknik penulisan. Kepiawan seorang penulis dalam menarik minat baca
orang terhadap tulisan yang ditulisnya, biasanya terletak pada awal tulisan. Bagi
seorang penulis kawakan, justru menulis awal inilah yang jauh lebih sulit.
Dengan kemajuan teknologi komputer, dapat membantu penulis dalam
mengungkapkan dan memaparkan tulisannya, agar menarik untuk dibaca. Kalau
dahulu, penulis membuat draf dengan mesin ketik, diawali dengan pembuatan draf di
atas kertas. Kemudian baru diketik ulang dengan mesin ketik. Kini hal itu tidak perlu.
Sebab, penulis bisa mengetik langsung di komputer, dan mengedit serta memperbaiki
kata-kata yang salah. Sekaligus memperbaiki pengungkapan gagasan yang terletak
pada awal tulisan yang menjadi kunci penarik bagi si pembaca. Pengungkapan
gagasan dengan ragam bahasa ilmiah, mengikuti ketentuan-ketentuan teknik-teknik
penulisan artikel ilmiah. Penggunaan bahasa dan teknik penulisan itu bersifat
mengikat, dipatuhi oleh kalangan ilmuwan dalam menulis artikel jurnal. Berarti,
bahasa artikel ilmiah termasuk ragam bahasa ilmiah.
Penulisan harus mampu menulis artikel ilmiah dengan prosedur teknis yang
standar dan lazi. Sebagaimana lazimnya kegiatan berpikir dan kerja ilmiah, ada
prosedur teknis yang berlaku dalam penulisan artikel ilmiah. Aktualisasi prosedur
teknis itu dalam tulisan ini disebut langkah-langkah penulisan artikel ilmiah.
Dalam menulis sebuah artikel ilmiah, menurut Suparno dalam Tanjung dan Ardial
(2012, 128-147) ada lima langkah umum yang dipenuhi,
1) Pengembangan gagasan
2) Perencanaan naskah
3) Pengembangan paragraf
4) Penulisan draf
5) Finalisasi
Dalam pembahasan berikut ini, akan dipaparkan satu persatu, kecuali penulisan
draf.
1. Pengembangan Gagasan
Gagasan yang dikemukakan dalam jurnal adalah gagasan berpikir ilmiah.
Gagasan itu dapat berupa hasil berpikir konseptual tentang topik tertentu dalam
suatu bidang ilmu. Gagasan itu juga dapat berupa hasil penelitian. Hasil
penelitian pada hakikatnya gagasan karena hasil penelitian itu produk berpikir
ilmiah.
Penulis harus mempertimbangkan gagasan yang dikemukakan dalam artikel
jurnal. Pertimbangan tersebut menekankan sebagai hal pening dan layak
dipublikasikan agar dibaca oleh masyarakat ilmiah. Pertimbangan umum yang
lazim berlaku untuk menampilkan gagasan ilmiah adalah kualitas artikel yang
dapat dirunut dari terpenuhinya syarat-syarat berikut: bobot permasalahan,
urgensi gagasan, orsinalitas gagasan, kemuktahiran gagasan, kedalaman
penggarapan, pengungkapan gagasan, ragam bahasa, dan hal-hal teknis penulisan.
Kelas bahwa gagasan dalam artikel jurnal adalah gagasan yang sudah
dikembangkan. Pengembangan gagasan itu, mengikuti prosedur teknik standar
dalam pengembangan gagasan ilmiah. Gagasan adalah substansi isi,
pengembangan gagasan artikel pada hakikatnya pengembangan isi artikel.
Pengembangan gagasan artikel jurnal juga dilakukan untuk menjabarkan
gagasan dasar artikel pada berbagai tingkat, yakni pada tingkat artikel, tingkat
bagian artikel, dan tingkat paragraf. Pada tingkat artikel, pengembangan gagasan
diarahkan untuk menjabarkan gagasan artikel kedalam komponen-komponen
pembentuk gagasan artikel. Pada tingkat paragraf, pengembangan gagasan
dilakukan untuk menjabarkan gagasan paragraf ke dalam komponen-komponen
pembentuk gagasan paragraf. Pengembangan pada tingkat artikel menghasilkan
komponen-komponen pembentuk gagasan bersifat umum. Komponen-komponen
itu baru berupa komponen-komponen utama. Komponen utama bersifat umum itu
berlaku pada hampir semua artikel jurnal ilmiah.
Gagasan lebih rinci merupakan pengembangan gagasan artikel itu, ada
masalah yang rumit/kerumitan baru ditemukan pada pengembangan gagasan pada
tibgkat bagian artikel. pada tingkat itu, gagasan yang dikembangkan adalah
gagasan bagian artikel yang dituangkan dalam subbab artikel. pengembangan
pada tingkat itu dilakukan dengan menjabarkan gagasan bagian artikel kedalam
komponen-komponen pembentuk gagasan bagian artikel.
Pengembangan gagasan yang lebih rinci juga pengembangan gagasan pada
tingkat paragraf. Pengembangan gagasan pada tingkat paragraf itu berupa
penjabaran gagasan dasar paragraf kedalam komponen – komponen gagasan
pembentuk dan pendukung gagasan dasar paragraf. Dengan pengembangan itu,
gagasan dasar paragraf terjabar menjadi gagasan-gagasan pengembangan.
Pengembangan gagasan artikel dilakukan dengan mengidentifikasi substansi
isi artikel, isi bagian artikel, dan isi paragraf, yang akan menjadi materi isi
naskah. Dalam mengidentifikasi substansi tersebut, prinsip pengklasifikasian dan
pembagian yang dikemukakan Brown (1978) layak diterapkan. Menurut Brown,
pengelompokan dan penganalisisan kedalam bagian-bagian adalah proses berfikir
bersifat umum. Pengklasisfikasian lazim dilakukan dengan mengungkapkan
serakan hal atau gagasan yang kompleks kedalam komponen-komponennya.
Hasil penjabaran itu ditata secara runtut menurut teknik penataan yang sistematis.
Pengklasifikasian dan pembagian yang benar dapat dirunut dari tataan hasil kedua
dari kegiatan itu.
Ada dua kaidah yang tidak boleh dilanggar dalam pengklasifikasian dan
pembagian tersebut, yakni kelengkapan dan konsistensi. Kaidah kelengkapan
diterapkan untuk menghindari hal yang seharusnya ada tetapi tidak ada, Brown
dalam Tanjung dan Ardial (2012:131) menyatakan, “Don’t leave out important
part or kinds!” contoh berikut dapat dibandingkan.
Contoh 1
Lengkap
Karakteristik good governance tersebut ada lima, yaitu:
1) Partisipasi
2) Transparansi
3) Akuntabilitas
4) Efektivitas
5) Memperlakukan semua sama
Contoh 2
Tidak Lengkap
Karakteristik good governance tersebut ada lima, yaitu:
1) Partisipasi
2) Transparasi
3) Akuntabilitas
4) Efektifitas
Bagian penting belum tentu dibahas lebih lanjut karena alasan tertentu yang
dinyatakan dalam pembatasan.
Kaidah konsistensi ditampakan pada penggunaan prinsip secara konsisten.
Pengklasisikasian dan pembagian silang akibat penggunaan dua prinsip yang
berbeda tidak dibenarkan. Contoh berikut dapat dibandingkan.
Contoh3
Konsisten
Pertimbangan memilih jodoh
1) Keturunan
2) Suku
3) Ketakwaan
Contoh 4
Tidak Konsisten
Pertimbangan memilih jodoh
1) Keturunan
2) Minang
3) Agama
4) Takwa
Kaidah konsistensi tampak dalam penerapan kaidah bahasa. Kesalahan
penerapan kaidah bahasa akan mengganggu konsistensi. Dua contoh berikut dapat
dibandingkan.
Contoh 5
Konsisten
Penyusunan instrumen
1) Penentuan spesifikasi kemampuan
2) Penentuan kisi-kisi kemampuan
3) Penentuan jenis instrumen
4) Penyusunan instrumen uji coba
5) Pengujicobaan instrumen
6) Perbaikan instrumen
Contoh 6
Tidak Konsisten
Penyusunan instrumen
1) Menentukan spesifikasi kemampuan
2) Menentukan kisi-kisi kemampuan
3) Menentukan jenis instrumen
4) Penyusunan butir instrumen
5) Mengujicobakan instrumen
6) Perbaikan instrumen
2. Perencanaan Penulisan Naskah
Artikel ilmiah adalah representasi hasil pemikiran penulis atas suatu
objek kajian kepada pembaca melalui bahasa tulis dengan mengikuti
sistematika dan kaidah penulisan ilmiah. Artikel ilmiah merupakan hasil
berfikir ilmiah yang didasarkan rencana yang relatif matang. Rencana yang
relatif matang itu memudahkan penulis untuk mewujudkan teks artikel. hal itu
tidak berarti bahwa rencana penulisan tidak dapat diubah. Ada kemungkinan
perubahan rencana jika ada target kualitas yang lebih baik dan pencapaiannya
lebih fisibel. Perubahan itu merupakan hal yang wajar karena rencana
penulisan draf naskah.
Perencanaan penulisan naskah dilakukan dari tiga segi, yakni segi
gagasan, segi format dan teknik penulisan, dan segi bahasa. Dengan kata lain
menurut Suparno dalam Tanjung dan Ardial (2012: 134), perencanaan
penulisan naskah itu meliputi perencanaan gagasan, perencanaan format dan
teknik penulisan, dan perencanaan bahasa. Perencanaan ini tidak memasuki
aspek ejaan dan tanda baca karena aturan ejaan dan tanda baca itu sudah
diformatkan sebagai ketentuan yang tidak memungkinkan adanya kreativitas
penulis dan preferensi.
1) Perencanaan Isi Artikel
Perencanaan gagasan artikel direalisasikan dalam pengembangan butir-
butir gagasan artikel Menurut Suparno dalam Tanjung dan Ardial
(2012:134). Perencanaan gagasan artikel dilakukan pada tiga tingkat,
yakni tingkat gagasan artikel, tingkat gagasan bagian artikel, dan tingkat
gagasan paragraf dalam artikel. pada tingkat gagasan artikel, perencanaan
dilakukan dengan menjabarkan gagasan utuh artikel dan menuangkan
hasil penjabaran itu ke dalam kerangka isi artikel. hasil perencanaan ini
adalah kerangka isi utuh artikel. pada tingkat gagasan bagian artikel,
perencanaan dilakukan dengan menjabarkan gagasan bagian artikel dan
menuangkan hasil penjabaran itu kedalam kerangka isi bagian artikel.
hasil perencanaan ini adalah kerangka isi utuh bagian artikel. pada tingkat
gagasan paragraf, perencanaan dilakukan dengan menjabarkan gagasan
paragraf dan menuangkan hasil penjabaran dalam kerangka pada setiap
tingkat itu dilakukan dengan memerhatikan syarat kelengkapan,
konsistensi dan keruntutan.
Kerangka isi utuh artikel bergantung pada jenis artikel yang akan
ditulis, artikel penelitian atau artikel konseptual. Kerangka isi utuh kedua
jenis artikel itu berbeda (Universitas Negeri Malang dalam Tanjung dan
Ardial, 2012:135). Kerangka isi utuh artikel penelitian lazim berisi
komponen-komponen berikut:
1) Judul
2) Nama penulis
3) Abstrak dan kata-kata kunci
4) Pendahuluan
5) Metode
6) Hasil
7) Bahasan
8) Simpulan dan saran
9) Daftar rujukan
10) Lampiran (jika ada)
Kerangka isi utuh artikel nonpenelitian lazim berisi komponen-
komponen berikut:
1) Judul
2) Nama penulis
3) Abstrak dan kata-kata kunci
4) Pendahuluan
5) Bagian inti (diberi judul sesuai dengan substansi yang diisikan
pada bagian inti)
6) Penutup
7) Daftar rujukan
8) Lampiran (jika ada)
Perencanaan isi artikel ilmiah tidak cukup sampai pada target kerangka
isi utuh naskah, yang berisi komponen-komponen utama. Kerangka yang
berisi komponen-komponen utama bersifat umum. Komponen-komponen
utama berlaku pada hampir semua artikel jurnal ilmiah. Sampai pada
perencanaan tingkat yang menghasilkan kerangka utuh isi karangan,
biasanya tidak ada masalah yang rumit.
Kerumitan baru ditemukan pada perencanaan selanjutnya, yakni
perencanaan isi bagian artikel. perencanaan isi bagian artikel dilakukan
untuk membuat kerangka bagian artikel. perencanaan itu diarahkan untuk
menghasilkan kerangka isi bagian artikel. pada perencanaan ini dilakukan
identifikasi substansi isi bagian artikel yang akan ditulis. Dalam
mengidentifikasi substansi isi bagian artikel itu, prisnsip klasifikasi dan
pembagian selayaknya diikuti.
Pada tingkat bagian artikel pun ada jabarn isi yang masih bersifat
umum. Misalnya, pada bagian pendahuluan wajib ada butir-butir pokok isi
berikut; latar belakang, permasalahan, tujuan, dan batasan ruang lingkup.
Brotowidjoyo dalam Tanjung dan Ardial (2012,136) menyatakan bahwa
bagian pendahuluan artikel jurnal penelitian setidak-tidaknya berisi tiga
gagasan yang dituangkan ke dalam tiga paragraf atau lebih. Ketiga
gagasan itu adalah:
1) Rangkuman tentang sejarah (kalau diperlukan) dan situasi topik
yang dibahas
2) Masalah dan wawasan pemecahannya
3) Tujuan dan manfaat hasil penelitian
Pada bagian metode lazim ada butir-butir pokok isi berikut rancangan
penelitian, populasi dan sampel, data penelitian (wujud, sumber dan
teknik pengumpulannya), instrumen penelitian, dan teknik analisis. Sejauh
masih berisi butir-butir umum demikian, perencanaan isi bagian artikel
belum dapat digunakan sebagai pegangan penulisan.
Perencanaan isi bagian artikel ditargetkan sampai pada paparan yang
spesifik dari butir-butir isi pokok bagian artikel. Tidak ada batasan tingkat
spesifikasi paparan yang spesifik itu. akan tetapi, dapat dinyatakan bahwa
semakin spesifik butir-butir isi bagian artikel, perencanaan itu semakin
baik. Nilai spesifiknya diukur dari informasi pokok yang seharusnya ada
dan menandai kekhasan isi bagian artikel itu.
2) Perencanaan Format dan Teknik Penulisan
Perencanaan format dan teknik penulisan direalisasikan dalam
penentuan umum format dan teknik penulisan yang akan digunakan dalam
penulisan naskah. Ada format umum dan ada format khusus sebagai
format gaya selingkung. Format umum adalah realisasi konvensi format
yang berlaku secara umum, diikuti oleh hampir semua penulis artikel
jurnal. Format umum itu tampak pada hal-hal berikut.
a. Organisasi atau sistematika artikel jurnal, yang tampak pada
komponen-komponen artikel dan tatanannya
b. Teknik penulisan yang mencakup
a) Teknik perujukan yakni perujukan dengan kutipan langsung
dan perujukan dengan kutipan tidak langsung
b) Teknik penampilan tekstual dan penampilan visual (tabel dan
gambar)
c. Teknik pengetikan yang mencakup pengaturan identasi, spasi, dan
tata letak
Selain berlaku format umum, demi gaya selingkung diberlakukan
format khusus. Format khusus yang menandai gaya selingkung itu juga
tersebar pada komponen-komponen tersebut. Jurnal tertentu
memberlakukan format selingkung sebagai format khusus. Dalam hal
sistematika komponen jurnal madani (jurnal nasional terakreditasi yang di
kelola di UMSU sebagai berikut:
Contoh artikel penelitian:
1) Judul
2) Nama penulis tanpa gelar (jati diri penulis ditempatkan dibawah nama
penulis)
3) Abstrak
4) Kata-kata kunci
5) Isi abstrak (75-100 kata)
6) Pendahuluan
7) Metode
8) Hasil
9) Pembahasan
10) Kesimpulan dan saran
11) Daftar pasal
Contoh artikel konseptual:
1. Judul
2. Nama penulis tanpa gelar (jati diri penulis ditempatkan dibawah nama
penulis)
3. Abstrak
4. Kata kunci
5. Isi abstrak (75-100kata)
6. Pendahuluan
7. Pembahasan
8. Penutup (berisikan simpulan dan saran)
9. Daftar Pustaka
Format gaya selingkung jurnal yang dikembangkan jurnal madani
(jurnal ilmu-ilmu Sosial UMSU terakreditasi) mirip atau hampir sama
dengan format yang diberlakukan pada jurnal ilmu pendidikan di
Universitas Negeri Malang.
Perencanaan teknik yang akan diterapkan untuk menulis juga
mencakup dua kategori, yakni teknik gaya umum dan teknik gaya
selingkung. Teknik penulisan yang akan diterapkan oleh seorang penulis
artikel selayaknya dipelajari dan dipersiapkan agar teknik penulisan yang
digunakan memenuhi persyaratan teknik penulisan jurnal tempat
pemuatan.
3) Perencanaan Bahasa
Perencanaan bahasa penulisan naskah diwujudkan dalam pemilihan
ragam bahasa yang akan digunakan dalam bentuk naskah. Sesuai dengan
artikel jurnal sebagai karya ilmiah, ragam yang berlaku adalah ragam
bahasa Indonesia ilmiah. Sebagai salah satu ragam, ragam bahasa
Indonesia ilmiah memiliki ciri-ciri yang khusus. Berdasarkan uraian
Johanes dan Moeliono (dalam Tanjung dan Ardial, 2012:138-140), dapat
dikemukakan ciri-ciri ragam bahasa ilmiah sebagai berikut:
1. Nada ragam bahasa ilmiah bersifat formal dan objektif
2. Lazim digunakan titik pandang orang ketiga dan ragam pasif
3. Titik pandang nahu (gramatika) bersifat konsisten
4. Ragam bahasa ilmiah berbeda dengan ragam bahasa sastra dalam
hal digunkannya istilah-istilah khusus yang diberi makna khusus
sehingga kata yang sama dalam ragam bahasa ilmiah dan ragam
bahasa umum dapat berbeda arti
5. Tingkat formalitas ragam bahasa ilmiah berada pada tingkat resmi,
bukan tingkat keseharian (kolokial)
6. Bentuk wacana yang digunakan dalam ragam bahasa ilmiah adalah
bentuk pemaparan (eksplositori), bukan argumentasi, deskripsi dan
narasi
7. Gagasan dalam ragam bahasa ilmiah diungkapkan dengan lengkap,
jelas, ringkas dan tepat
8. Dalam ragam bahasa ilmiah dihindari penggunaan unsur bahasa
yang usang, kolot, dan basi
9. Dalam ragam bahasa ilmiah dihindari ungkapan-ungkapan yang
ekstrem dan emosional
10. Dalam ragam bahasa ilmiah dihindari kata-kata mubazir
11. Ragam bahasa ilmiah bersifat moderat
12. Ragam bahasa ilmiah digunakan sebagai alat berkomunikasi
dengan pikiran, bukan dengan perasaan
13. Panjang kalimat ragam bahasa ilmiah sedang
14. Penggunaan majas dalam ragam bahasa ilmiah sangat terbatas
15. Ragam bahasa ilmiah lazim dilengkapi dengan gambar, diagram,
peta, daftar dan tabel
16. Dalam ragam bahasa ilmiah diutamakan penggunaan unsur
mekanis secara tepat, seperti huruf, tanda baca, lambang bidang
ilmu, singkatan dan rujukan
Jumlah dan jenis ciri karya ilmiah bervariasi, tetapi tidak bertentangan.
Suparno dan kawan-kawan (dalam buku Tanjung dan Ardial, 2012:140)
mengemukakan tujuh ciri bahasa Indonesia ilmiah, yakni
1. Bernalar
2. Lugas dan jelas
3. Berpangkat tolak pada gagasan (bukan penulis)
4. Formal dan objektif
5. Ringkas dan padat
6. Konsisten
7. Menggunakan istilah-istilah teknis
Ramlan dan kawan-kawan (dalam Tanjung dan Ardial, 2012:140)
mengemukakan tujuh ciri ragam bahasa Indonesia ilmiah, yakni:
1. Baku
2. Menggunakan istilah teknis
3. Lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada dengan perasaan
4. Padu dalam hubungan gramatikal
5. Logis dalam hubungan semantis
6. Mengutamakan penggunaan kalimat pasif untuk mengutamakan
peristiwa daripada pelaku
7. Konsisten dalam banyak hal: penggunaan istilah, tanda baca, dan
penggunaan kata ganti
Banyak penulis yang tidak berhasil dalam merealisasikan ragam
bahasa ilmiah. Kesalahan tampak pada berbagai penggunaan unsur-unsur
bahasa pilihan kata, bentukan kata, bentukan frasa, bentukan klausa,
bentukan kalimat, bentukan untaian kalimat, dan bentukan paragraf.
Akibatnya ragam yang ditampilkan penulis tidak memenuhi syarat ragam
bahasa ilmiah. Penulis yang demikian tidak berhasil menampilkan ragam
bahasa ilmiah yang bergengsi.
3. Pengembangan paragraf
Paragraf pada hakikatnya adalah satuan bentuk pengungkap satu
gagasan dasar dan satuan bentuk pengungkap yang berstruktur dalam karya
tulis. Paragraf yang berisi satuan pikiran yang tertuang dalam sejumlah
kalimat untuk mengungkapkan satu gagasan dasar (satu pikiran pokok).
Paragraf berisi satuan gagasan dari gagasan yang lebih besar. Paragraf adalah
satuan teks terkecil yang berisi satu gagasan dasar dalam pembentukan
gagasan yang lebih besar.
Menurut Rivai (dalam Tanjung dan Ardial, 2012:141), banyak
ilmuwan Indonesia yang tidak dapat menggunakan paragraf secara efektif.
Kegagalan ini terjadi karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai
pemersatu kalimat yang koheren serta berhubungan secara sebab dan akibat
untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Sering dijumpai tulisan
yang sukar dipahami sebab tidak jelas pemisahan bagian-bagiannya untuk
menghaslkan argumen yang meyakinkan. Kesulitan seseorang memulai
menulis juga disebabkan oleh tidak diketahuinya adanya fungsi paragraf
pembuka, paragrak-pragraf penghubung, serta paragraf penutup.
Keberhasilan penguasaan paragraf sangat ditentukan oleh kerapian
penempatan kalimat yang tepat dalam paragraf tersebut. Oleh karena itu, perlu
diidentifikasikan kalimat pokok suatu paragraf yang menentukan jiwa
keseluruhan paragraf. Kalimat pokok ini dapat ditentukan diawal, dapat
ditengah, ataupun sebagai penutup paragraf. Hal ini akan tergantun pada
susunan kalimat pendukung paragraf. Kalimat pendukung dapat disusun
untuk menjelaskan lebih lanjut kalimat pokok yang dijadikan pembuka
paragraf. Kalimat pendukung mungkin pula dibuat bertumpuk menuju suatu
simpulan logis yang terpumpun dalam kalimat penyimpul pada akhir paragraf.
Sampai sekarang tidak ada patokan tentang ukuran paragraf yang pasti.
Oleh sebab itu, setiap penulisan harus dapat mengendalikan sendiri panjang
paragraf berdasarkan beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh masalah
yang ditulis. Karena mudah dipahami, paragraf pendek (yang mungkin hanya
terdiri dari atas satu kalimat) dapat efektif asal tidak dipakai terlalu sering.
Penampilan pargraf dalam halaman juga perlu diperhatikan, sebab satu
paragraf yang panjang dan memenuhi seluruh halaman tidak menggalakn
pembacaan.
Dalam karya ilmiah isi paragraf tersusun dari gagasan dasar dan
(sejumlah) gagasan pengembang atau gagasan pendukung. Gagasan dasar
dikemukakan dalam kalimat topik dan gagasan pengembang dikemukakan
dalam sejumlah kalimat pengembang. Dalam tulisan ilmiah, paragraf yang
berisi hanya satu kalimat, kecuali paragraf transisi, dinilai kurang memenuhi
syarat pengembangan gagasan dasar. Tidak ada batasan pasti tentang jumlah
gagasan pengembang atau pendukung dalam paragraf. Secara kuantitatif
dapat dinyatakan bahwa gagasan pengembang dan pendukung itu memdai
jika telah terwujud kejelasan informasi yang dituangkan dalam paragraf.
Paragraf yang baik, selain memenuhi syarat pengembangan, memenuhi
syarat keutuhan. Syarat keutuhan itu tampak dari adanya satu gagasan dasar.
Gagasan lain atau sejumlah gagasan lain merupakan pengembang dan
pendukung gagasan dasar.
Selain memenui syarat pengembangan dan syarat keutuhan, paragraf
yang baik memenuhi syarat kepaduan. Kepaduan adalah kekompakan yang
terbentuk dari hubungan yang runtut. Kepaduan itu tampak dari hubungan
antar kalimat dalam paragraf. Lebih dari itu, paragraf yang baik juga dituntut
memenuhi kepaduan yang diwujudkan dalam hubungan yang runtut antar
paragraf. Kalimat-kalimat dalam paragraf disyaratkan berhubungan secara
runtut. Paragraf yang disyratkan berhubungan secara runtut dengan paragraf
yang lain dalam membentuk teks yang lebih besar.
Pengembangan paragraf dapat dilakukan secara internal dan secara
eksternal. Pengembangan paragraf secara internal berupa pengembangan
gagasan dasar ke dalam (sejumlah) gagasan pengembang teks yang dihasilkan
dengan pengembangan itu adalah paragraf yang mengandung kalimat topik
dan (sejumlah) kalimat pengembang.
Pengembangan secara internal dilakukan dengan beberapa tahap.
Tahap pertama adalah penentuan gagasan dasar. Tahap kedua adalah
penentuan gagasan pengembang yang akan digunakan untuk mendukung
gagasan dasar. Tahap ketiga adalah penentuan strategi pengungkapan:
induktif, deduktif atau kombinasi. Tahap keempat adalah penulisan teks
paragraf.
Gagasan pengembang gagasan dasar bermacam-macam. Gagasan
pengembang ini meliputi alternatif-alternatif berikut fakta, contoh, definisi
ilustrasi eksplanasi, kualifikasi, rincian spesifik, data statistik, analogi,
perbandingan (kesamaan, keberbedaan, dan kekontrasan). Urutan kausalitas,
urutan peristiwa (Brown dalam Tanjung dan Ardial, 2012:145).
4. Finalisasi
Salah satu proses yang lazim dalam finalisasi adalah revisi naskah.
Sebelum revisi dilakukan, penulis melakukan pemeriksaan ulang terhadap
draf artikel dari segi isi, bahasa, ejaan, tanda baca, dan teknik penulisan.
Berdasarkan pemeriksaan ulang itu, penulis menemukan kekurangan dan
kesalahan dalam artikel dan berdasarkan temuannya itu penulis melakukan
revisi naskah artikel.
Dalam merevisi draf, masukan dari teman sejawat sangat diperlukan.
Karena itu sebuah draf artikel hendaknya dibaca oleh teman sejwat yang
profesional untuk memberikan masukan. Keuntungan yang diperoleh dari
teman sejawat adalah masukan yang benar-benar objektif, setidaknya dari
sudut pandang orang lain. Masukan itu sangat berguna untuk merevisi naskah.
Finalisasi yang sangat lazim dilakukan adalah penyuntingan naskah.
Penyuntingan yang dapat dilakukan segera adalah penyuntingan oleh penulis
artikel. walaupun tim penyunting jurnal akan menyunting artikel yang akan
dimuat, penulis seyogianya melakukan penyuntingan sendiri. Penyuntingan
dilakukan untuk memperkecil kelemahan dan kesalahan didalam draf.
Ada keuntungan yang diperoleh penulis dari revisi dan penyuntingan
sendiri. Naskah artikel yang dikirmkan sudah diproses dengan benar sehingga
memiliki peluang untuk dimuat dalam jurnal. Artikel yang sudah direvisi dan
disunting lebih baik daripada artikel yang belum direvisi dan disunting.
B. Langkah-langkah dalam membuat Tesis
Menurut Nasution dan Thomas (2010:64-66) ada 4 langkah menyusun tesis
yaitu:
1. Memilih sponsor atau pembimbing.
Setiap calon sarjana harus memilih seorang sponsor, atau pembingbing
yang akan memberi bimbingan kepadanya selama membuat tesis.
Pembingbing itu hendaknya seorang anggota Dewan Dosen tingkat lektor
keatas. Sebagai penasihat sudah barang tentu dipilih seorang dosen yang
berpengalaman dalam lapangan pokok yang akan diselidiki. Dosen itu harus
diminta oleh mahasiswa untuk menjadi penasihatnya kalau dosen itu bersedia,
maka selanjutnya ia bertanggungjawab untuk mengawasi dan membimbing
pembuatan tesis itu. ada juga kemungkinan bahwa dosen pembimbing
ditentukan oleh Dewan Dosen atau badan yang ditunjuk untuk urusan skripsi
atau tesis. Penasihat itu tentu saja setiap waktu dapat menganjurkan agar
mahasiswa itu meminta bantuan dosen-dosen lain yang ahli dalam suatu segi
tertentu dari tesis itu. sering mahasiswa harus pula memililh seorang
pembingbing ke II, pada umumnya dalam bidang minornya atau lapangan
yang bertalian dengan pokok tesisnya.
2. Lamanya kerja
Berapa lamakah diperlukan untuk menyelesaikan suatu tesis
bergantung pada bermacam-macam faktor, antara lain: luas masalah yang
dihadapi, jenis dan banyak keterangan yang harus dikumpulkan, ada tidaknya
sumber bacaan, sesanggupan, kerajinan, dan semangat kerja mahasiswa dan
faktor-faktor lain.
Walaupun demikian kami ingin mengemukakan suatu anjuran. Pada
umumnya kebanyakan mahasiswa terlampau lama menunggu-nunggu sebelum
mereka memilih suatu pokok. Mengundur-undurkannya samapai saat terakhir,
yakni sampai selesai semua tentamen atau ujian akan membawa akibat yang
tak diinginkan yakni:
1) Mahasiswa terpaksa tinggal beberapa bulan malahan kadang-kadang satu
tahun lebih lama di Universitas daripada seharusnya, andaikata ia lebih
dulu memulai tesisnya
2) Mahasiswa memilih suatu masalah yang dapat diselesaikannya dalam
jangka waktu pendek, dengan cara yang tidak mendalam, atau memilih
suatu pokok yang tak berarti
Tentu saja hasil tesis yang demikian tidak akan memberikan
sumbangan yang berharga bagi kemajuan pendidikan dan tesis serupa itu
bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan oleh mahasiswa itu sendii dan oleh
universitasnya.
3. Memilih suatu topik atau pokok
Dua cara umum untuk memilih suatu pokok untuk diselidiki. Pertama:
mahasiswa itu sendiri mempunyai suatu problema tertentu yang sangat
menarik minatnya. Dalam hal ini ia memilih seorang dosen sebagai
pembimbing lalu mengemukakan masalahitu. Kedua: sering pula terjadi
mahasiswa itu tidak mempunyai suatu problema tertentu, akan tetapi pada
umumnya dia tahu dalam segi manakah ia ingin mendapatkan suatu pokok
untuk tesisnya, misalnya bagi seorang calon sarjana pendidikan:
perkembangan anak, teknologi pendidikan atau psikologi pendidikan. Ia dapat
menemui seorang dosen dalam lapangan itu dan menanyakan problema-
problema apakah dalam lapangan itu yang memerlukan penyelidikan yang
akan merupakan sumbangan bagi pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini harus
diusahakan agar mahasiswa sendiri memilih dan merumuskan masalah yang
akan diselidikinya.
4. Menyelesaikan tesis
Setelah pokok itu diterima baik oleh penasihat serta dibicarakan
bersama, mahasiswa dapat memulai tesis itu. ada baiknya jikalau dia
menyelesaikan bab demi bab dan menyerahkannya kepada penasihat untuk
diperiksa dan dibubuhi catatan usul-usul perbaikan. Namun demikian selalu
ada kemungkinan bab yang sudah ditulis dan diperiksa mengalami perubahan
karena perkembangan pemikiran kemudian. Suatu tesis atau disertasi
merupakan kebulatan. Perubahan dalam bab-bab akhir dapat membawa
perubahan pada isi bab terdahulu. Mungkin suatu bab harus dirombak dan
diperbaiki seluruhnya. Walaupun demikian, dianjurkan agar dirampungkan
lebih dahulu suatu bab sebelum diserahkan bab berikutnya kepada penasihat,
untuk mencegah kemungkinan akan ditolak tesisi itu seluruhnya bila sekaligus
disampaikan.
Setelah selesai dikarang, maka tesis itu harus diperbanyak dalam
jumlah kopi tertentu menurut bentuk yang ditetapkan. Salinan tesis itu
disampaikan kepada dewan penguji dan sebuah kepada perpustakaan. Tesis itu
harus disampaikan kepada anggota panitia penguji beberapa minggu sebelum
ujian diadakan menurut ketentuan suatu fakultas.
C. Langkah-langkah Penyusanan karya ilmiah
Menurut Rizema (2012: 28-35 ) langkah – langkah menyusun karya tulis
ilmiah ada tujuh yaitu:
1. Memilih Topik Riset
Langkah pertama yang harus diambil oleh peneliti untuk memulai suatu
penelitian adalah menentukan atau memilih topik penelitian. Penentuan topik ini
penting, namun karena masih bersifat sangat umum, maka topik penelitian belum
dapat mengarahkan kemana penelitian akan di bawa. Topik dalam penelitian ilmu
sosial diperoleh dari berbagai isu yang berkembang dalam masyarakat atau dalam
proses penyelanggaraan negara, seperti kemiskinan, kinerja birokrasi,
pertumbuhan ekonomi, kualitas pelayanan publik, dan motivasi kerja pegawai.
Dalam pemahamnnya, topik penelitian seringkali dikaburkan dengan judul
penelitian. Hal ini dipahami karena dalam beberapa kasus, topik digunakan
sebagai judul atau subjudul dari suatu penelitian. Pembadaan topik dan judul
sebenarnya dapat dilihat terutama dari formulasi susunan kalimatnya. Sebab,
formulasi judul biasanya sudah memuat hal-hal yang spesifik agar mampu
mencerminkan substansi dari penelitian tersebut. Selain itu, topik harus sudah
ditetapkan pada tahap awal proses penelitian, sedangkan perumusan judul dapat
dilakukan baik saat awal maupun ketika penelitian sudah selesai dilakukan.
2. Pemfokusan Pertanyaan Penelitian
Sebagai mana telah disebutkan sebelumnya, topik riset padau mumnya masih
bersifat umum (general), sehingga pengetahuan yang akan digali juga sangat luas
dan kurang terfokus. Untuk kepentingan riset, maka topik tersebut harus
diturunkan sampai ketingkatan yang mudah dioperasionalkan. Sehingga, data dan
informasi yang akan digali dari penelitian tersebut menjadi jelas.
Fokus penelitian tersebutdapat diperoleh melalui penyusunan pertanyaan-
pertanyaan penelitian (reseach questions) atau rumusan masalah (problem
statemant) yang terkait dengan topik tersebut. Untuk merumuskan fokus
penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pendalaman terhadap topik tersebut.
Hak yang menarik untuk diteliti dari topik tersebut dan akan diperoleh
jawabannya melalui proses penelitian dari latar belakang.
3. Desain Penelitian
Desain penelitian melingkupi beberapa informasi penting tentang rencana
penelitian. Dalam desain penelitian, uraian tentang pertanyaan fokus penelitian,
tujuan penelitian, variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, dan berbagai
prosedur untuk penentuan sample/key informa, penggali dan analisis data.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses pengumpulan berbagai data informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian. Proses pengumpulan data ini dilakukan
mengacu pada prosedur penggalian data yang telah dirumuskan dalam desain
riset. Adapun data berdasarkan jenisnya dapat dibedakan atas data primer, data
sekunder, data kuantitatif, dan data kualitatif.
5. Analisis Data
Data dari informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan data selanjutnya
di analisis menggunakan prosedur yang tepat sesuai jenis data dan rancangan yang
telah dirumuskan dalam desaain penelitian.
6. Interpretasi Data
Hasil analisis data kemudian diinterpretasikan sehingga data-data tersebut
memberikan informasi yang bermanfaat bagi peneliti. Pada jenis penelitian
ekspositori, tahap interpretasi data adalah tahap mengaitkan hubungan antara
berbagai variabel riset dan untuk menjawab apakah hipotesis kerja diterima
ataukah ditolak. Sedangkan pada riset deskriptif, interpretasi ini adalah untuk
menjelaskan fenomena penelitian secara mendalam berdasarkan data dan
informasi yang tersedia.
7. Diseminasi
Hasil penelitian, selanjutnya disampaikan ke berbagai pihak. Tujuan
diseminasi, selain untuk memasyarakatkan hasil temuan pada masyarakat dan
forum ilmiah, juga agar hasil riset mendapatkan umpan balik dari dunia ilmiah.
Itulah tujuh tahapan dalam proses mendapatkan pengetahuan melalui
penelitian. Nah, ketujuh tahapan proses tersebut sebanarnya dapat disederhanakan
lagi menjadi tiga tahapan, yang merupakan tahapan umum dalam penelitian.
Adapun tiga tahap proses penelitian secara umum adalah sebagi berikut
a. Tahap Perencanaan
Langkah-langkah penelitian yang termasuk dalam tahap perencanaan adalah
sebagai berikut:
1) Penentuan atau pemilihan masalah
2) Latar belakang masalah
3) Perumusan atau identifikasi masalah
4) Telaah kepustakaan
5) Tujuan dan manfaat penelitian
6) Perumusan hipotesis serta metode penelitian
7) Penyusunan administrasi penelitian
Pada dasarnya, hasil dari tahap perencanaan ini adalah rancangan penelitian
yang sistematika penulisannya mencakup langkah yang telah disinggung
sebelumnya. Sehubungan dengan hal tersebut, penulisan rancangan penelitian
harus memenuhi beberapa kriteria. Pertama, mencakup kegiatan yang akan
dilakukan. Kedua, menuruti susunan yang sistematis dan logis. Ketiga,
membatasi hal-hal yang tidak diperlukan. Kempat, memperkirakan hasil yang
akan dicapai.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, ada empat langkah yang harus dilakukan
diantaranya adalah sebagi berikut:
1) Pengumpulan data
2) Pengolahan data
3) Analisis data
4) Interpretasi hasil analisis
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan tugas lapangan dalam rangka
mengumpulkan data, kemudian data tersebut diproses. Proses ini meliputi
penyuntingan, pengkodean, tabulasi, serta analisis sebagai dasar penarikan
kesimpulan
c. Tahap Penulisan Laporan Riset
Dalam tahap ketiga atau terakhir, penulisan harus memperhatikan
beberapa hal, seperti pembaca, bentuk dan isi, serta cara penyusunan laporan.
Berikut penjelasannya masing-masing.
1) Pembaca
Ada tiga golongan pembaca laporan. Pertama, kalangan akademis.
Oleh karean itu, bentuk dan cara penulisan laporan harus sesuai dengan
format yang sudah ditetapkan oleh lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Kedua, sponsor penelitian. Dalam hal ini, penelitian harus
menerima dan memperhatikan permintaan sponsor masing-masing. Ketiga,
masyarakat umum. Biasanya hasil penelitian dilaporkan berbentuk
ikhtisar, ringkasan, artikel, ataubrosur yang bersifat popular dan mudah
dimengerti.
2) Bentuk dan isi laporan
Bentuk dan isi laporan harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan
dan pengalaman pembaca.
3) Cara Penulisan Laporan
Adapun cara penulisan laporan adalah sebagai berikut:
a) Kalimat disusun dengan jelas dan sederhana
b) Istilah dituliskan dengan tepat untuk menghindari kesalah pahaman
c) Tata bahasa, ejaan dan sistematika penulisan dilakukan menuruti
peraturan yang ditentukan.
d) Penomoran bab, subbab, table, dan diagram ditulis dengan konsisten.
e) Catatan kaki digunakan untuk setiap kutipan.
Demikianlah tahapan proses dalam riset ilmiah. Meskipun telah
disajikan tentang dua jenis tahapan proses (tujuh tahap dan tigatahap), namun
sejatinya kedua jenis tersebut adalah sama. Artimya, setiap penelitian ilmiah
pasti dan harus melalui serangkaian tahapan proses tersebut.

More Related Content

What's hot

Karya-Tulis-Ilmiah.ppt
Karya-Tulis-Ilmiah.pptKarya-Tulis-Ilmiah.ppt
Karya-Tulis-Ilmiah.ppt
asril17
 
KONSEP DASAR SISTEM SARAF.pptx
KONSEP DASAR SISTEM SARAF.pptxKONSEP DASAR SISTEM SARAF.pptx
KONSEP DASAR SISTEM SARAF.pptx
aditya romadhon
 
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel PenelitianStruktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Uwes Chaeruman
 
Pemrosesan Informasi dalam Belajar
Pemrosesan Informasi dalam BelajarPemrosesan Informasi dalam Belajar
Pemrosesan Informasi dalam Belajar
Lutfi Koto
 
Membedakan fakta dan opini
Membedakan fakta dan opiniMembedakan fakta dan opini
Membedakan fakta dan opiniMochammad Ridwan
 
Penulisan proposal dan laporan penelitian
Penulisan proposal dan laporan penelitianPenulisan proposal dan laporan penelitian
Penulisan proposal dan laporan penelitianFytta Ulfatunissa
 
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan PertumbuhanPerkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan PertumbuhanDewi Atin Surya
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianIndra IR
 
BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAHBIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
primagraphology consulting
 
Laporan Pengorganisasian Perpustakaan
Laporan Pengorganisasian PerpustakaanLaporan Pengorganisasian Perpustakaan
Laporan Pengorganisasian Perpustakaan
Siska Perangin-angin
 
Fungsi profetik agama dalam hukum islam
Fungsi profetik agama dalam hukum islamFungsi profetik agama dalam hukum islam
Fungsi profetik agama dalam hukum islammushif
 
Makalah sistem pernapasan
Makalah sistem pernapasanMakalah sistem pernapasan
Makalah sistem pernapasan
Photo Setudio Planet solo grand mall
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
RPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XII
RPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XIIRPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XII
RPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XII
Diva Pendidikan
 
Ppt pertumbuhan dan perkembangan pada manusia
Ppt pertumbuhan dan perkembangan pada manusiaPpt pertumbuhan dan perkembangan pada manusia
Ppt pertumbuhan dan perkembangan pada manusia
yuhanaenggar
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian teater http://yasirmaster.blo...
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian teater http://yasirmaster.blo...Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian teater http://yasirmaster.blo...
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian teater http://yasirmaster.blo...
yasirmaster web.id
 
PPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesisPPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesis
Nona Zesifa
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Dzul Fiqri
 
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Syaiful Ahdan
 

What's hot (20)

Karya-Tulis-Ilmiah.ppt
Karya-Tulis-Ilmiah.pptKarya-Tulis-Ilmiah.ppt
Karya-Tulis-Ilmiah.ppt
 
KONSEP DASAR SISTEM SARAF.pptx
KONSEP DASAR SISTEM SARAF.pptxKONSEP DASAR SISTEM SARAF.pptx
KONSEP DASAR SISTEM SARAF.pptx
 
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel PenelitianStruktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
 
Pemrosesan Informasi dalam Belajar
Pemrosesan Informasi dalam BelajarPemrosesan Informasi dalam Belajar
Pemrosesan Informasi dalam Belajar
 
Membedakan fakta dan opini
Membedakan fakta dan opiniMembedakan fakta dan opini
Membedakan fakta dan opini
 
Penulisan proposal dan laporan penelitian
Penulisan proposal dan laporan penelitianPenulisan proposal dan laporan penelitian
Penulisan proposal dan laporan penelitian
 
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan PertumbuhanPerkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil Penelitian
 
Gaya penulisan jurnal ilmiah
Gaya penulisan jurnal ilmiahGaya penulisan jurnal ilmiah
Gaya penulisan jurnal ilmiah
 
BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAHBIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
 
Laporan Pengorganisasian Perpustakaan
Laporan Pengorganisasian PerpustakaanLaporan Pengorganisasian Perpustakaan
Laporan Pengorganisasian Perpustakaan
 
Fungsi profetik agama dalam hukum islam
Fungsi profetik agama dalam hukum islamFungsi profetik agama dalam hukum islam
Fungsi profetik agama dalam hukum islam
 
Makalah sistem pernapasan
Makalah sistem pernapasanMakalah sistem pernapasan
Makalah sistem pernapasan
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
RPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XII
RPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XIIRPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XII
RPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XII
 
Ppt pertumbuhan dan perkembangan pada manusia
Ppt pertumbuhan dan perkembangan pada manusiaPpt pertumbuhan dan perkembangan pada manusia
Ppt pertumbuhan dan perkembangan pada manusia
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian teater http://yasirmaster.blo...
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian teater http://yasirmaster.blo...Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian teater http://yasirmaster.blo...
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian teater http://yasirmaster.blo...
 
PPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesisPPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesis
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
 

Viewers also liked

PENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika JurnalPENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika Jurnal
Diana Amelia Bagti
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan IlmiahPENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan Ilmiah
Diana Amelia Bagti
 
Sistematika penulisan karya tulis
Sistematika penulisan karya tulisSistematika penulisan karya tulis
Sistematika penulisan karya tulis
Tunas Sihombing II
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah JurnalPENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
Diana Amelia Bagti
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Giyanti Gie
 
Tata cara pembuatan karya tulis
Tata cara pembuatan karya tulisTata cara pembuatan karya tulis
Tata cara pembuatan karya tulisUmar Syukri
 
Model action research yang sistematis
Model action research yang sistematisModel action research yang sistematis
Model action research yang sistematiswidiaaputrii
 
BUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA
BUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYABUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA
BUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA
Lutfi Koto
 
Metode Penelitian, Perumusan Masalah
Metode Penelitian, Perumusan MasalahMetode Penelitian, Perumusan Masalah
Metode Penelitian, Perumusan MasalahAfifah Asra
 
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Fitroh NH
 
PDF Presentasi Multimedia Kelompok 1
PDF Presentasi Multimedia Kelompok 1PDF Presentasi Multimedia Kelompok 1
PDF Presentasi Multimedia Kelompok 1widiaaputrii
 
Daftar pertanyaan ujian karya tulis ilmiah
Daftar pertanyaan ujian karya tulis ilmiahDaftar pertanyaan ujian karya tulis ilmiah
Daftar pertanyaan ujian karya tulis ilmiahkholili72
 
Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Teknik Penulisan Karya Tulis IlmiahTeknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Anindita Dyah Sekarpuri
 
Teknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanian
Teknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanianTeknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanian
Teknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanianBBPP_Batu
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiasarianputra
 
Bahasa indonesia jurnalistik (power point)
Bahasa indonesia jurnalistik (power point)Bahasa indonesia jurnalistik (power point)
Bahasa indonesia jurnalistik (power point)ferdirobot
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Penulisan Ejaan, Huruf, Kata, Kalimat
PENULISAN KARYA ILMIAH - Penulisan Ejaan, Huruf, Kata, KalimatPENULISAN KARYA ILMIAH - Penulisan Ejaan, Huruf, Kata, Kalimat
PENULISAN KARYA ILMIAH - Penulisan Ejaan, Huruf, Kata, Kalimat
Diana Amelia Bagti
 
Slide kebersihan dalam perubatan
Slide kebersihan dalam perubatanSlide kebersihan dalam perubatan
Slide kebersihan dalam perubatan
Dr. Razin Mahir
 
Penanganan sampah kelompok III Kelas AKP
Penanganan sampah kelompok III Kelas AKPPenanganan sampah kelompok III Kelas AKP
Penanganan sampah kelompok III Kelas AKP
Kasmiah Ali
 

Viewers also liked (20)

PENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika JurnalPENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika Jurnal
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan IlmiahPENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan Ilmiah
 
Sistematika penulisan karya tulis
Sistematika penulisan karya tulisSistematika penulisan karya tulis
Sistematika penulisan karya tulis
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah JurnalPENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
 
Tata cara pembuatan karya tulis
Tata cara pembuatan karya tulisTata cara pembuatan karya tulis
Tata cara pembuatan karya tulis
 
Model action research yang sistematis
Model action research yang sistematisModel action research yang sistematis
Model action research yang sistematis
 
BUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA
BUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYABUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA
BUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA
 
Metode Penelitian, Perumusan Masalah
Metode Penelitian, Perumusan MasalahMetode Penelitian, Perumusan Masalah
Metode Penelitian, Perumusan Masalah
 
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
 
PDF Presentasi Multimedia Kelompok 1
PDF Presentasi Multimedia Kelompok 1PDF Presentasi Multimedia Kelompok 1
PDF Presentasi Multimedia Kelompok 1
 
Daftar pertanyaan ujian karya tulis ilmiah
Daftar pertanyaan ujian karya tulis ilmiahDaftar pertanyaan ujian karya tulis ilmiah
Daftar pertanyaan ujian karya tulis ilmiah
 
Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Teknik Penulisan Karya Tulis IlmiahTeknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
 
Teknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanian
Teknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanianTeknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanian
Teknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanian
 
Karakteristik bahasa ilmiah (2)
Karakteristik bahasa ilmiah (2)Karakteristik bahasa ilmiah (2)
Karakteristik bahasa ilmiah (2)
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesia
 
Bahasa indonesia jurnalistik (power point)
Bahasa indonesia jurnalistik (power point)Bahasa indonesia jurnalistik (power point)
Bahasa indonesia jurnalistik (power point)
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Penulisan Ejaan, Huruf, Kata, Kalimat
PENULISAN KARYA ILMIAH - Penulisan Ejaan, Huruf, Kata, KalimatPENULISAN KARYA ILMIAH - Penulisan Ejaan, Huruf, Kata, Kalimat
PENULISAN KARYA ILMIAH - Penulisan Ejaan, Huruf, Kata, Kalimat
 
Slide kebersihan dalam perubatan
Slide kebersihan dalam perubatanSlide kebersihan dalam perubatan
Slide kebersihan dalam perubatan
 
Penanganan sampah kelompok III Kelas AKP
Penanganan sampah kelompok III Kelas AKPPenanganan sampah kelompok III Kelas AKP
Penanganan sampah kelompok III Kelas AKP
 

Similar to Langkah-Langkah menyusun Karya Tulis Ilmiah

Kelas xii materi bindo
Kelas xii materi  bindoKelas xii materi  bindo
Kelas xii materi bindo
suprapti suprapti
 
Pertemuan 5 artikel ilmiah
Pertemuan 5 artikel ilmiahPertemuan 5 artikel ilmiah
Pertemuan 5 artikel ilmiah
KaniaRismayanti
 
Bahasa indonesoa
Bahasa indonesoaBahasa indonesoa
Bahasa indonesoa
Rangga A. Setya
 
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitianPerbedaan artikel penelitian dan non penelitian
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian
Lusi Efrenti
 
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH.pptx
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH.pptxSISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH.pptx
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH.pptx
EuisKomaracilvi
 
Cover makalah
Cover makalahCover makalah
Cover makalah
taufiq99
 
Coaching Day Presentation : PKM Artikel Ilmiah
Coaching Day Presentation : PKM Artikel IlmiahCoaching Day Presentation : PKM Artikel Ilmiah
Coaching Day Presentation : PKM Artikel Ilmiah
University of Trunojoyo
 
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptxPenulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
KholilulAlul
 
M6 kb2
M6 kb2M6 kb2
M6 kb2
PPGhybrid3
 
Eddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docx
Eddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docxEddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docx
Eddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docx
Eddy Siswanto
 
Perancangan karangan
Perancangan karanganPerancangan karangan
Perancangan karangan
armita widyasuri
 
Perancangan karangan
Perancangan karanganPerancangan karangan
Perancangan karangan
safika fika
 
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Into Setiawan
 
Langkah langkah penulisan_artikel_ilmiah
Langkah langkah penulisan_artikel_ilmiahLangkah langkah penulisan_artikel_ilmiah
Langkah langkah penulisan_artikel_ilmiah
Kharisma Pratama
 
Karya Ilmiah
Karya IlmiahKarya Ilmiah
Karya Ilmiah
AldieDivanoNugraha
 
Review-Jurnal.pptx
Review-Jurnal.pptxReview-Jurnal.pptx
Review-Jurnal.pptx
JunEdy8
 
Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah
Juwita Yulianto
 
Makalah ilmiah education
Makalah ilmiah educationMakalah ilmiah education
Makalah ilmiah education
Rita Seran
 

Similar to Langkah-Langkah menyusun Karya Tulis Ilmiah (20)

Kelas xii materi bindo
Kelas xii materi  bindoKelas xii materi  bindo
Kelas xii materi bindo
 
Pertemuan 5 artikel ilmiah
Pertemuan 5 artikel ilmiahPertemuan 5 artikel ilmiah
Pertemuan 5 artikel ilmiah
 
Bahasa indonesoa
Bahasa indonesoaBahasa indonesoa
Bahasa indonesoa
 
Bab 15
Bab 15Bab 15
Bab 15
 
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitianPerbedaan artikel penelitian dan non penelitian
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian
 
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH.pptx
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH.pptxSISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH.pptx
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH.pptx
 
Cover makalah
Cover makalahCover makalah
Cover makalah
 
Metode penulisan
Metode penulisanMetode penulisan
Metode penulisan
 
Coaching Day Presentation : PKM Artikel Ilmiah
Coaching Day Presentation : PKM Artikel IlmiahCoaching Day Presentation : PKM Artikel Ilmiah
Coaching Day Presentation : PKM Artikel Ilmiah
 
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptxPenulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
 
M6 kb2
M6 kb2M6 kb2
M6 kb2
 
Eddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docx
Eddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docxEddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docx
Eddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docx
 
Perancangan karangan
Perancangan karanganPerancangan karangan
Perancangan karangan
 
Perancangan karangan
Perancangan karanganPerancangan karangan
Perancangan karangan
 
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
 
Langkah langkah penulisan_artikel_ilmiah
Langkah langkah penulisan_artikel_ilmiahLangkah langkah penulisan_artikel_ilmiah
Langkah langkah penulisan_artikel_ilmiah
 
Karya Ilmiah
Karya IlmiahKarya Ilmiah
Karya Ilmiah
 
Review-Jurnal.pptx
Review-Jurnal.pptxReview-Jurnal.pptx
Review-Jurnal.pptx
 
Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah
 
Makalah ilmiah education
Makalah ilmiah educationMakalah ilmiah education
Makalah ilmiah education
 

Recently uploaded

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 

Recently uploaded (20)

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 

Langkah-Langkah menyusun Karya Tulis Ilmiah

  • 1. WIDIA PUTRI SUHERMAN 1205893 6D (MATEMATIKA) PGSD UPI Langkah – langkah Menyusun Karya Ilmiah A. Langkah-langkah penulisan artikel ilmiah Menurut Tanjung dan Ardial (2012, 128-147), editor atau penyunting yang sudah berpengalaman, dapat mengetahui karakteristik artikel imiah tersebut melalui bahasadan teknik penulisan. Kepiawan seorang penulis dalam menarik minat baca orang terhadap tulisan yang ditulisnya, biasanya terletak pada awal tulisan. Bagi seorang penulis kawakan, justru menulis awal inilah yang jauh lebih sulit. Dengan kemajuan teknologi komputer, dapat membantu penulis dalam mengungkapkan dan memaparkan tulisannya, agar menarik untuk dibaca. Kalau dahulu, penulis membuat draf dengan mesin ketik, diawali dengan pembuatan draf di atas kertas. Kemudian baru diketik ulang dengan mesin ketik. Kini hal itu tidak perlu. Sebab, penulis bisa mengetik langsung di komputer, dan mengedit serta memperbaiki kata-kata yang salah. Sekaligus memperbaiki pengungkapan gagasan yang terletak pada awal tulisan yang menjadi kunci penarik bagi si pembaca. Pengungkapan gagasan dengan ragam bahasa ilmiah, mengikuti ketentuan-ketentuan teknik-teknik penulisan artikel ilmiah. Penggunaan bahasa dan teknik penulisan itu bersifat mengikat, dipatuhi oleh kalangan ilmuwan dalam menulis artikel jurnal. Berarti, bahasa artikel ilmiah termasuk ragam bahasa ilmiah. Penulisan harus mampu menulis artikel ilmiah dengan prosedur teknis yang standar dan lazi. Sebagaimana lazimnya kegiatan berpikir dan kerja ilmiah, ada prosedur teknis yang berlaku dalam penulisan artikel ilmiah. Aktualisasi prosedur teknis itu dalam tulisan ini disebut langkah-langkah penulisan artikel ilmiah. Dalam menulis sebuah artikel ilmiah, menurut Suparno dalam Tanjung dan Ardial (2012, 128-147) ada lima langkah umum yang dipenuhi, 1) Pengembangan gagasan 2) Perencanaan naskah 3) Pengembangan paragraf 4) Penulisan draf 5) Finalisasi Dalam pembahasan berikut ini, akan dipaparkan satu persatu, kecuali penulisan draf. 1. Pengembangan Gagasan Gagasan yang dikemukakan dalam jurnal adalah gagasan berpikir ilmiah. Gagasan itu dapat berupa hasil berpikir konseptual tentang topik tertentu dalam suatu bidang ilmu. Gagasan itu juga dapat berupa hasil penelitian. Hasil penelitian pada hakikatnya gagasan karena hasil penelitian itu produk berpikir ilmiah. Penulis harus mempertimbangkan gagasan yang dikemukakan dalam artikel jurnal. Pertimbangan tersebut menekankan sebagai hal pening dan layak dipublikasikan agar dibaca oleh masyarakat ilmiah. Pertimbangan umum yang lazim berlaku untuk menampilkan gagasan ilmiah adalah kualitas artikel yang
  • 2. dapat dirunut dari terpenuhinya syarat-syarat berikut: bobot permasalahan, urgensi gagasan, orsinalitas gagasan, kemuktahiran gagasan, kedalaman penggarapan, pengungkapan gagasan, ragam bahasa, dan hal-hal teknis penulisan. Kelas bahwa gagasan dalam artikel jurnal adalah gagasan yang sudah dikembangkan. Pengembangan gagasan itu, mengikuti prosedur teknik standar dalam pengembangan gagasan ilmiah. Gagasan adalah substansi isi, pengembangan gagasan artikel pada hakikatnya pengembangan isi artikel. Pengembangan gagasan artikel jurnal juga dilakukan untuk menjabarkan gagasan dasar artikel pada berbagai tingkat, yakni pada tingkat artikel, tingkat bagian artikel, dan tingkat paragraf. Pada tingkat artikel, pengembangan gagasan diarahkan untuk menjabarkan gagasan artikel kedalam komponen-komponen pembentuk gagasan artikel. Pada tingkat paragraf, pengembangan gagasan dilakukan untuk menjabarkan gagasan paragraf ke dalam komponen-komponen pembentuk gagasan paragraf. Pengembangan pada tingkat artikel menghasilkan komponen-komponen pembentuk gagasan bersifat umum. Komponen-komponen itu baru berupa komponen-komponen utama. Komponen utama bersifat umum itu berlaku pada hampir semua artikel jurnal ilmiah. Gagasan lebih rinci merupakan pengembangan gagasan artikel itu, ada masalah yang rumit/kerumitan baru ditemukan pada pengembangan gagasan pada tibgkat bagian artikel. pada tingkat itu, gagasan yang dikembangkan adalah gagasan bagian artikel yang dituangkan dalam subbab artikel. pengembangan pada tingkat itu dilakukan dengan menjabarkan gagasan bagian artikel kedalam komponen-komponen pembentuk gagasan bagian artikel. Pengembangan gagasan yang lebih rinci juga pengembangan gagasan pada tingkat paragraf. Pengembangan gagasan pada tingkat paragraf itu berupa penjabaran gagasan dasar paragraf kedalam komponen – komponen gagasan pembentuk dan pendukung gagasan dasar paragraf. Dengan pengembangan itu, gagasan dasar paragraf terjabar menjadi gagasan-gagasan pengembangan. Pengembangan gagasan artikel dilakukan dengan mengidentifikasi substansi isi artikel, isi bagian artikel, dan isi paragraf, yang akan menjadi materi isi naskah. Dalam mengidentifikasi substansi tersebut, prinsip pengklasifikasian dan pembagian yang dikemukakan Brown (1978) layak diterapkan. Menurut Brown, pengelompokan dan penganalisisan kedalam bagian-bagian adalah proses berfikir bersifat umum. Pengklasisfikasian lazim dilakukan dengan mengungkapkan serakan hal atau gagasan yang kompleks kedalam komponen-komponennya. Hasil penjabaran itu ditata secara runtut menurut teknik penataan yang sistematis. Pengklasifikasian dan pembagian yang benar dapat dirunut dari tataan hasil kedua dari kegiatan itu. Ada dua kaidah yang tidak boleh dilanggar dalam pengklasifikasian dan pembagian tersebut, yakni kelengkapan dan konsistensi. Kaidah kelengkapan diterapkan untuk menghindari hal yang seharusnya ada tetapi tidak ada, Brown dalam Tanjung dan Ardial (2012:131) menyatakan, “Don’t leave out important part or kinds!” contoh berikut dapat dibandingkan. Contoh 1 Lengkap Karakteristik good governance tersebut ada lima, yaitu: 1) Partisipasi 2) Transparansi 3) Akuntabilitas 4) Efektivitas
  • 3. 5) Memperlakukan semua sama Contoh 2 Tidak Lengkap Karakteristik good governance tersebut ada lima, yaitu: 1) Partisipasi 2) Transparasi 3) Akuntabilitas 4) Efektifitas Bagian penting belum tentu dibahas lebih lanjut karena alasan tertentu yang dinyatakan dalam pembatasan. Kaidah konsistensi ditampakan pada penggunaan prinsip secara konsisten. Pengklasisikasian dan pembagian silang akibat penggunaan dua prinsip yang berbeda tidak dibenarkan. Contoh berikut dapat dibandingkan. Contoh3 Konsisten Pertimbangan memilih jodoh 1) Keturunan 2) Suku 3) Ketakwaan Contoh 4 Tidak Konsisten Pertimbangan memilih jodoh 1) Keturunan 2) Minang 3) Agama 4) Takwa Kaidah konsistensi tampak dalam penerapan kaidah bahasa. Kesalahan penerapan kaidah bahasa akan mengganggu konsistensi. Dua contoh berikut dapat dibandingkan. Contoh 5 Konsisten Penyusunan instrumen 1) Penentuan spesifikasi kemampuan 2) Penentuan kisi-kisi kemampuan 3) Penentuan jenis instrumen 4) Penyusunan instrumen uji coba 5) Pengujicobaan instrumen 6) Perbaikan instrumen Contoh 6 Tidak Konsisten Penyusunan instrumen 1) Menentukan spesifikasi kemampuan 2) Menentukan kisi-kisi kemampuan 3) Menentukan jenis instrumen 4) Penyusunan butir instrumen
  • 4. 5) Mengujicobakan instrumen 6) Perbaikan instrumen 2. Perencanaan Penulisan Naskah Artikel ilmiah adalah representasi hasil pemikiran penulis atas suatu objek kajian kepada pembaca melalui bahasa tulis dengan mengikuti sistematika dan kaidah penulisan ilmiah. Artikel ilmiah merupakan hasil berfikir ilmiah yang didasarkan rencana yang relatif matang. Rencana yang relatif matang itu memudahkan penulis untuk mewujudkan teks artikel. hal itu tidak berarti bahwa rencana penulisan tidak dapat diubah. Ada kemungkinan perubahan rencana jika ada target kualitas yang lebih baik dan pencapaiannya lebih fisibel. Perubahan itu merupakan hal yang wajar karena rencana penulisan draf naskah. Perencanaan penulisan naskah dilakukan dari tiga segi, yakni segi gagasan, segi format dan teknik penulisan, dan segi bahasa. Dengan kata lain menurut Suparno dalam Tanjung dan Ardial (2012: 134), perencanaan penulisan naskah itu meliputi perencanaan gagasan, perencanaan format dan teknik penulisan, dan perencanaan bahasa. Perencanaan ini tidak memasuki aspek ejaan dan tanda baca karena aturan ejaan dan tanda baca itu sudah diformatkan sebagai ketentuan yang tidak memungkinkan adanya kreativitas penulis dan preferensi. 1) Perencanaan Isi Artikel Perencanaan gagasan artikel direalisasikan dalam pengembangan butir- butir gagasan artikel Menurut Suparno dalam Tanjung dan Ardial (2012:134). Perencanaan gagasan artikel dilakukan pada tiga tingkat, yakni tingkat gagasan artikel, tingkat gagasan bagian artikel, dan tingkat gagasan paragraf dalam artikel. pada tingkat gagasan artikel, perencanaan dilakukan dengan menjabarkan gagasan utuh artikel dan menuangkan hasil penjabaran itu ke dalam kerangka isi artikel. hasil perencanaan ini adalah kerangka isi utuh artikel. pada tingkat gagasan bagian artikel, perencanaan dilakukan dengan menjabarkan gagasan bagian artikel dan menuangkan hasil penjabaran itu kedalam kerangka isi bagian artikel. hasil perencanaan ini adalah kerangka isi utuh bagian artikel. pada tingkat gagasan paragraf, perencanaan dilakukan dengan menjabarkan gagasan paragraf dan menuangkan hasil penjabaran dalam kerangka pada setiap tingkat itu dilakukan dengan memerhatikan syarat kelengkapan, konsistensi dan keruntutan. Kerangka isi utuh artikel bergantung pada jenis artikel yang akan ditulis, artikel penelitian atau artikel konseptual. Kerangka isi utuh kedua jenis artikel itu berbeda (Universitas Negeri Malang dalam Tanjung dan Ardial, 2012:135). Kerangka isi utuh artikel penelitian lazim berisi komponen-komponen berikut: 1) Judul 2) Nama penulis 3) Abstrak dan kata-kata kunci 4) Pendahuluan 5) Metode 6) Hasil 7) Bahasan
  • 5. 8) Simpulan dan saran 9) Daftar rujukan 10) Lampiran (jika ada) Kerangka isi utuh artikel nonpenelitian lazim berisi komponen- komponen berikut: 1) Judul 2) Nama penulis 3) Abstrak dan kata-kata kunci 4) Pendahuluan 5) Bagian inti (diberi judul sesuai dengan substansi yang diisikan pada bagian inti) 6) Penutup 7) Daftar rujukan 8) Lampiran (jika ada) Perencanaan isi artikel ilmiah tidak cukup sampai pada target kerangka isi utuh naskah, yang berisi komponen-komponen utama. Kerangka yang berisi komponen-komponen utama bersifat umum. Komponen-komponen utama berlaku pada hampir semua artikel jurnal ilmiah. Sampai pada perencanaan tingkat yang menghasilkan kerangka utuh isi karangan, biasanya tidak ada masalah yang rumit. Kerumitan baru ditemukan pada perencanaan selanjutnya, yakni perencanaan isi bagian artikel. perencanaan isi bagian artikel dilakukan untuk membuat kerangka bagian artikel. perencanaan itu diarahkan untuk menghasilkan kerangka isi bagian artikel. pada perencanaan ini dilakukan identifikasi substansi isi bagian artikel yang akan ditulis. Dalam mengidentifikasi substansi isi bagian artikel itu, prisnsip klasifikasi dan pembagian selayaknya diikuti. Pada tingkat bagian artikel pun ada jabarn isi yang masih bersifat umum. Misalnya, pada bagian pendahuluan wajib ada butir-butir pokok isi berikut; latar belakang, permasalahan, tujuan, dan batasan ruang lingkup. Brotowidjoyo dalam Tanjung dan Ardial (2012,136) menyatakan bahwa bagian pendahuluan artikel jurnal penelitian setidak-tidaknya berisi tiga gagasan yang dituangkan ke dalam tiga paragraf atau lebih. Ketiga gagasan itu adalah: 1) Rangkuman tentang sejarah (kalau diperlukan) dan situasi topik yang dibahas 2) Masalah dan wawasan pemecahannya 3) Tujuan dan manfaat hasil penelitian Pada bagian metode lazim ada butir-butir pokok isi berikut rancangan penelitian, populasi dan sampel, data penelitian (wujud, sumber dan teknik pengumpulannya), instrumen penelitian, dan teknik analisis. Sejauh masih berisi butir-butir umum demikian, perencanaan isi bagian artikel belum dapat digunakan sebagai pegangan penulisan. Perencanaan isi bagian artikel ditargetkan sampai pada paparan yang spesifik dari butir-butir isi pokok bagian artikel. Tidak ada batasan tingkat spesifikasi paparan yang spesifik itu. akan tetapi, dapat dinyatakan bahwa semakin spesifik butir-butir isi bagian artikel, perencanaan itu semakin baik. Nilai spesifiknya diukur dari informasi pokok yang seharusnya ada dan menandai kekhasan isi bagian artikel itu.
  • 6. 2) Perencanaan Format dan Teknik Penulisan Perencanaan format dan teknik penulisan direalisasikan dalam penentuan umum format dan teknik penulisan yang akan digunakan dalam penulisan naskah. Ada format umum dan ada format khusus sebagai format gaya selingkung. Format umum adalah realisasi konvensi format yang berlaku secara umum, diikuti oleh hampir semua penulis artikel jurnal. Format umum itu tampak pada hal-hal berikut. a. Organisasi atau sistematika artikel jurnal, yang tampak pada komponen-komponen artikel dan tatanannya b. Teknik penulisan yang mencakup a) Teknik perujukan yakni perujukan dengan kutipan langsung dan perujukan dengan kutipan tidak langsung b) Teknik penampilan tekstual dan penampilan visual (tabel dan gambar) c. Teknik pengetikan yang mencakup pengaturan identasi, spasi, dan tata letak Selain berlaku format umum, demi gaya selingkung diberlakukan format khusus. Format khusus yang menandai gaya selingkung itu juga tersebar pada komponen-komponen tersebut. Jurnal tertentu memberlakukan format selingkung sebagai format khusus. Dalam hal sistematika komponen jurnal madani (jurnal nasional terakreditasi yang di kelola di UMSU sebagai berikut: Contoh artikel penelitian: 1) Judul 2) Nama penulis tanpa gelar (jati diri penulis ditempatkan dibawah nama penulis) 3) Abstrak 4) Kata-kata kunci 5) Isi abstrak (75-100 kata) 6) Pendahuluan 7) Metode 8) Hasil 9) Pembahasan 10) Kesimpulan dan saran 11) Daftar pasal Contoh artikel konseptual: 1. Judul 2. Nama penulis tanpa gelar (jati diri penulis ditempatkan dibawah nama penulis) 3. Abstrak 4. Kata kunci 5. Isi abstrak (75-100kata) 6. Pendahuluan 7. Pembahasan 8. Penutup (berisikan simpulan dan saran) 9. Daftar Pustaka
  • 7. Format gaya selingkung jurnal yang dikembangkan jurnal madani (jurnal ilmu-ilmu Sosial UMSU terakreditasi) mirip atau hampir sama dengan format yang diberlakukan pada jurnal ilmu pendidikan di Universitas Negeri Malang. Perencanaan teknik yang akan diterapkan untuk menulis juga mencakup dua kategori, yakni teknik gaya umum dan teknik gaya selingkung. Teknik penulisan yang akan diterapkan oleh seorang penulis artikel selayaknya dipelajari dan dipersiapkan agar teknik penulisan yang digunakan memenuhi persyaratan teknik penulisan jurnal tempat pemuatan. 3) Perencanaan Bahasa Perencanaan bahasa penulisan naskah diwujudkan dalam pemilihan ragam bahasa yang akan digunakan dalam bentuk naskah. Sesuai dengan artikel jurnal sebagai karya ilmiah, ragam yang berlaku adalah ragam bahasa Indonesia ilmiah. Sebagai salah satu ragam, ragam bahasa Indonesia ilmiah memiliki ciri-ciri yang khusus. Berdasarkan uraian Johanes dan Moeliono (dalam Tanjung dan Ardial, 2012:138-140), dapat dikemukakan ciri-ciri ragam bahasa ilmiah sebagai berikut: 1. Nada ragam bahasa ilmiah bersifat formal dan objektif 2. Lazim digunakan titik pandang orang ketiga dan ragam pasif 3. Titik pandang nahu (gramatika) bersifat konsisten 4. Ragam bahasa ilmiah berbeda dengan ragam bahasa sastra dalam hal digunkannya istilah-istilah khusus yang diberi makna khusus sehingga kata yang sama dalam ragam bahasa ilmiah dan ragam bahasa umum dapat berbeda arti 5. Tingkat formalitas ragam bahasa ilmiah berada pada tingkat resmi, bukan tingkat keseharian (kolokial) 6. Bentuk wacana yang digunakan dalam ragam bahasa ilmiah adalah bentuk pemaparan (eksplositori), bukan argumentasi, deskripsi dan narasi 7. Gagasan dalam ragam bahasa ilmiah diungkapkan dengan lengkap, jelas, ringkas dan tepat 8. Dalam ragam bahasa ilmiah dihindari penggunaan unsur bahasa yang usang, kolot, dan basi 9. Dalam ragam bahasa ilmiah dihindari ungkapan-ungkapan yang ekstrem dan emosional 10. Dalam ragam bahasa ilmiah dihindari kata-kata mubazir 11. Ragam bahasa ilmiah bersifat moderat 12. Ragam bahasa ilmiah digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan pikiran, bukan dengan perasaan 13. Panjang kalimat ragam bahasa ilmiah sedang 14. Penggunaan majas dalam ragam bahasa ilmiah sangat terbatas 15. Ragam bahasa ilmiah lazim dilengkapi dengan gambar, diagram, peta, daftar dan tabel 16. Dalam ragam bahasa ilmiah diutamakan penggunaan unsur mekanis secara tepat, seperti huruf, tanda baca, lambang bidang ilmu, singkatan dan rujukan
  • 8. Jumlah dan jenis ciri karya ilmiah bervariasi, tetapi tidak bertentangan. Suparno dan kawan-kawan (dalam buku Tanjung dan Ardial, 2012:140) mengemukakan tujuh ciri bahasa Indonesia ilmiah, yakni 1. Bernalar 2. Lugas dan jelas 3. Berpangkat tolak pada gagasan (bukan penulis) 4. Formal dan objektif 5. Ringkas dan padat 6. Konsisten 7. Menggunakan istilah-istilah teknis Ramlan dan kawan-kawan (dalam Tanjung dan Ardial, 2012:140) mengemukakan tujuh ciri ragam bahasa Indonesia ilmiah, yakni: 1. Baku 2. Menggunakan istilah teknis 3. Lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada dengan perasaan 4. Padu dalam hubungan gramatikal 5. Logis dalam hubungan semantis 6. Mengutamakan penggunaan kalimat pasif untuk mengutamakan peristiwa daripada pelaku 7. Konsisten dalam banyak hal: penggunaan istilah, tanda baca, dan penggunaan kata ganti Banyak penulis yang tidak berhasil dalam merealisasikan ragam bahasa ilmiah. Kesalahan tampak pada berbagai penggunaan unsur-unsur bahasa pilihan kata, bentukan kata, bentukan frasa, bentukan klausa, bentukan kalimat, bentukan untaian kalimat, dan bentukan paragraf. Akibatnya ragam yang ditampilkan penulis tidak memenuhi syarat ragam bahasa ilmiah. Penulis yang demikian tidak berhasil menampilkan ragam bahasa ilmiah yang bergengsi. 3. Pengembangan paragraf Paragraf pada hakikatnya adalah satuan bentuk pengungkap satu gagasan dasar dan satuan bentuk pengungkap yang berstruktur dalam karya tulis. Paragraf yang berisi satuan pikiran yang tertuang dalam sejumlah kalimat untuk mengungkapkan satu gagasan dasar (satu pikiran pokok). Paragraf berisi satuan gagasan dari gagasan yang lebih besar. Paragraf adalah satuan teks terkecil yang berisi satu gagasan dasar dalam pembentukan gagasan yang lebih besar. Menurut Rivai (dalam Tanjung dan Ardial, 2012:141), banyak ilmuwan Indonesia yang tidak dapat menggunakan paragraf secara efektif. Kegagalan ini terjadi karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu kalimat yang koheren serta berhubungan secara sebab dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Sering dijumpai tulisan yang sukar dipahami sebab tidak jelas pemisahan bagian-bagiannya untuk menghaslkan argumen yang meyakinkan. Kesulitan seseorang memulai menulis juga disebabkan oleh tidak diketahuinya adanya fungsi paragraf pembuka, paragrak-pragraf penghubung, serta paragraf penutup. Keberhasilan penguasaan paragraf sangat ditentukan oleh kerapian penempatan kalimat yang tepat dalam paragraf tersebut. Oleh karena itu, perlu
  • 9. diidentifikasikan kalimat pokok suatu paragraf yang menentukan jiwa keseluruhan paragraf. Kalimat pokok ini dapat ditentukan diawal, dapat ditengah, ataupun sebagai penutup paragraf. Hal ini akan tergantun pada susunan kalimat pendukung paragraf. Kalimat pendukung dapat disusun untuk menjelaskan lebih lanjut kalimat pokok yang dijadikan pembuka paragraf. Kalimat pendukung mungkin pula dibuat bertumpuk menuju suatu simpulan logis yang terpumpun dalam kalimat penyimpul pada akhir paragraf. Sampai sekarang tidak ada patokan tentang ukuran paragraf yang pasti. Oleh sebab itu, setiap penulisan harus dapat mengendalikan sendiri panjang paragraf berdasarkan beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh masalah yang ditulis. Karena mudah dipahami, paragraf pendek (yang mungkin hanya terdiri dari atas satu kalimat) dapat efektif asal tidak dipakai terlalu sering. Penampilan pargraf dalam halaman juga perlu diperhatikan, sebab satu paragraf yang panjang dan memenuhi seluruh halaman tidak menggalakn pembacaan. Dalam karya ilmiah isi paragraf tersusun dari gagasan dasar dan (sejumlah) gagasan pengembang atau gagasan pendukung. Gagasan dasar dikemukakan dalam kalimat topik dan gagasan pengembang dikemukakan dalam sejumlah kalimat pengembang. Dalam tulisan ilmiah, paragraf yang berisi hanya satu kalimat, kecuali paragraf transisi, dinilai kurang memenuhi syarat pengembangan gagasan dasar. Tidak ada batasan pasti tentang jumlah gagasan pengembang atau pendukung dalam paragraf. Secara kuantitatif dapat dinyatakan bahwa gagasan pengembang dan pendukung itu memdai jika telah terwujud kejelasan informasi yang dituangkan dalam paragraf. Paragraf yang baik, selain memenuhi syarat pengembangan, memenuhi syarat keutuhan. Syarat keutuhan itu tampak dari adanya satu gagasan dasar. Gagasan lain atau sejumlah gagasan lain merupakan pengembang dan pendukung gagasan dasar. Selain memenui syarat pengembangan dan syarat keutuhan, paragraf yang baik memenuhi syarat kepaduan. Kepaduan adalah kekompakan yang terbentuk dari hubungan yang runtut. Kepaduan itu tampak dari hubungan antar kalimat dalam paragraf. Lebih dari itu, paragraf yang baik juga dituntut memenuhi kepaduan yang diwujudkan dalam hubungan yang runtut antar paragraf. Kalimat-kalimat dalam paragraf disyaratkan berhubungan secara runtut. Paragraf yang disyratkan berhubungan secara runtut dengan paragraf yang lain dalam membentuk teks yang lebih besar. Pengembangan paragraf dapat dilakukan secara internal dan secara eksternal. Pengembangan paragraf secara internal berupa pengembangan gagasan dasar ke dalam (sejumlah) gagasan pengembang teks yang dihasilkan dengan pengembangan itu adalah paragraf yang mengandung kalimat topik dan (sejumlah) kalimat pengembang. Pengembangan secara internal dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama adalah penentuan gagasan dasar. Tahap kedua adalah penentuan gagasan pengembang yang akan digunakan untuk mendukung gagasan dasar. Tahap ketiga adalah penentuan strategi pengungkapan: induktif, deduktif atau kombinasi. Tahap keempat adalah penulisan teks paragraf. Gagasan pengembang gagasan dasar bermacam-macam. Gagasan pengembang ini meliputi alternatif-alternatif berikut fakta, contoh, definisi ilustrasi eksplanasi, kualifikasi, rincian spesifik, data statistik, analogi,
  • 10. perbandingan (kesamaan, keberbedaan, dan kekontrasan). Urutan kausalitas, urutan peristiwa (Brown dalam Tanjung dan Ardial, 2012:145). 4. Finalisasi Salah satu proses yang lazim dalam finalisasi adalah revisi naskah. Sebelum revisi dilakukan, penulis melakukan pemeriksaan ulang terhadap draf artikel dari segi isi, bahasa, ejaan, tanda baca, dan teknik penulisan. Berdasarkan pemeriksaan ulang itu, penulis menemukan kekurangan dan kesalahan dalam artikel dan berdasarkan temuannya itu penulis melakukan revisi naskah artikel. Dalam merevisi draf, masukan dari teman sejawat sangat diperlukan. Karena itu sebuah draf artikel hendaknya dibaca oleh teman sejwat yang profesional untuk memberikan masukan. Keuntungan yang diperoleh dari teman sejawat adalah masukan yang benar-benar objektif, setidaknya dari sudut pandang orang lain. Masukan itu sangat berguna untuk merevisi naskah. Finalisasi yang sangat lazim dilakukan adalah penyuntingan naskah. Penyuntingan yang dapat dilakukan segera adalah penyuntingan oleh penulis artikel. walaupun tim penyunting jurnal akan menyunting artikel yang akan dimuat, penulis seyogianya melakukan penyuntingan sendiri. Penyuntingan dilakukan untuk memperkecil kelemahan dan kesalahan didalam draf. Ada keuntungan yang diperoleh penulis dari revisi dan penyuntingan sendiri. Naskah artikel yang dikirmkan sudah diproses dengan benar sehingga memiliki peluang untuk dimuat dalam jurnal. Artikel yang sudah direvisi dan disunting lebih baik daripada artikel yang belum direvisi dan disunting. B. Langkah-langkah dalam membuat Tesis Menurut Nasution dan Thomas (2010:64-66) ada 4 langkah menyusun tesis yaitu: 1. Memilih sponsor atau pembimbing. Setiap calon sarjana harus memilih seorang sponsor, atau pembingbing yang akan memberi bimbingan kepadanya selama membuat tesis. Pembingbing itu hendaknya seorang anggota Dewan Dosen tingkat lektor keatas. Sebagai penasihat sudah barang tentu dipilih seorang dosen yang berpengalaman dalam lapangan pokok yang akan diselidiki. Dosen itu harus diminta oleh mahasiswa untuk menjadi penasihatnya kalau dosen itu bersedia, maka selanjutnya ia bertanggungjawab untuk mengawasi dan membimbing pembuatan tesis itu. ada juga kemungkinan bahwa dosen pembimbing ditentukan oleh Dewan Dosen atau badan yang ditunjuk untuk urusan skripsi atau tesis. Penasihat itu tentu saja setiap waktu dapat menganjurkan agar mahasiswa itu meminta bantuan dosen-dosen lain yang ahli dalam suatu segi tertentu dari tesis itu. sering mahasiswa harus pula memililh seorang pembingbing ke II, pada umumnya dalam bidang minornya atau lapangan yang bertalian dengan pokok tesisnya. 2. Lamanya kerja Berapa lamakah diperlukan untuk menyelesaikan suatu tesis bergantung pada bermacam-macam faktor, antara lain: luas masalah yang dihadapi, jenis dan banyak keterangan yang harus dikumpulkan, ada tidaknya sumber bacaan, sesanggupan, kerajinan, dan semangat kerja mahasiswa dan faktor-faktor lain.
  • 11. Walaupun demikian kami ingin mengemukakan suatu anjuran. Pada umumnya kebanyakan mahasiswa terlampau lama menunggu-nunggu sebelum mereka memilih suatu pokok. Mengundur-undurkannya samapai saat terakhir, yakni sampai selesai semua tentamen atau ujian akan membawa akibat yang tak diinginkan yakni: 1) Mahasiswa terpaksa tinggal beberapa bulan malahan kadang-kadang satu tahun lebih lama di Universitas daripada seharusnya, andaikata ia lebih dulu memulai tesisnya 2) Mahasiswa memilih suatu masalah yang dapat diselesaikannya dalam jangka waktu pendek, dengan cara yang tidak mendalam, atau memilih suatu pokok yang tak berarti Tentu saja hasil tesis yang demikian tidak akan memberikan sumbangan yang berharga bagi kemajuan pendidikan dan tesis serupa itu bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan oleh mahasiswa itu sendii dan oleh universitasnya. 3. Memilih suatu topik atau pokok Dua cara umum untuk memilih suatu pokok untuk diselidiki. Pertama: mahasiswa itu sendiri mempunyai suatu problema tertentu yang sangat menarik minatnya. Dalam hal ini ia memilih seorang dosen sebagai pembimbing lalu mengemukakan masalahitu. Kedua: sering pula terjadi mahasiswa itu tidak mempunyai suatu problema tertentu, akan tetapi pada umumnya dia tahu dalam segi manakah ia ingin mendapatkan suatu pokok untuk tesisnya, misalnya bagi seorang calon sarjana pendidikan: perkembangan anak, teknologi pendidikan atau psikologi pendidikan. Ia dapat menemui seorang dosen dalam lapangan itu dan menanyakan problema- problema apakah dalam lapangan itu yang memerlukan penyelidikan yang akan merupakan sumbangan bagi pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini harus diusahakan agar mahasiswa sendiri memilih dan merumuskan masalah yang akan diselidikinya. 4. Menyelesaikan tesis Setelah pokok itu diterima baik oleh penasihat serta dibicarakan bersama, mahasiswa dapat memulai tesis itu. ada baiknya jikalau dia menyelesaikan bab demi bab dan menyerahkannya kepada penasihat untuk diperiksa dan dibubuhi catatan usul-usul perbaikan. Namun demikian selalu ada kemungkinan bab yang sudah ditulis dan diperiksa mengalami perubahan karena perkembangan pemikiran kemudian. Suatu tesis atau disertasi merupakan kebulatan. Perubahan dalam bab-bab akhir dapat membawa perubahan pada isi bab terdahulu. Mungkin suatu bab harus dirombak dan diperbaiki seluruhnya. Walaupun demikian, dianjurkan agar dirampungkan lebih dahulu suatu bab sebelum diserahkan bab berikutnya kepada penasihat, untuk mencegah kemungkinan akan ditolak tesisi itu seluruhnya bila sekaligus disampaikan. Setelah selesai dikarang, maka tesis itu harus diperbanyak dalam jumlah kopi tertentu menurut bentuk yang ditetapkan. Salinan tesis itu disampaikan kepada dewan penguji dan sebuah kepada perpustakaan. Tesis itu harus disampaikan kepada anggota panitia penguji beberapa minggu sebelum ujian diadakan menurut ketentuan suatu fakultas.
  • 12. C. Langkah-langkah Penyusanan karya ilmiah Menurut Rizema (2012: 28-35 ) langkah – langkah menyusun karya tulis ilmiah ada tujuh yaitu: 1. Memilih Topik Riset Langkah pertama yang harus diambil oleh peneliti untuk memulai suatu penelitian adalah menentukan atau memilih topik penelitian. Penentuan topik ini penting, namun karena masih bersifat sangat umum, maka topik penelitian belum dapat mengarahkan kemana penelitian akan di bawa. Topik dalam penelitian ilmu sosial diperoleh dari berbagai isu yang berkembang dalam masyarakat atau dalam proses penyelanggaraan negara, seperti kemiskinan, kinerja birokrasi, pertumbuhan ekonomi, kualitas pelayanan publik, dan motivasi kerja pegawai. Dalam pemahamnnya, topik penelitian seringkali dikaburkan dengan judul penelitian. Hal ini dipahami karena dalam beberapa kasus, topik digunakan sebagai judul atau subjudul dari suatu penelitian. Pembadaan topik dan judul sebenarnya dapat dilihat terutama dari formulasi susunan kalimatnya. Sebab, formulasi judul biasanya sudah memuat hal-hal yang spesifik agar mampu mencerminkan substansi dari penelitian tersebut. Selain itu, topik harus sudah ditetapkan pada tahap awal proses penelitian, sedangkan perumusan judul dapat dilakukan baik saat awal maupun ketika penelitian sudah selesai dilakukan. 2. Pemfokusan Pertanyaan Penelitian Sebagai mana telah disebutkan sebelumnya, topik riset padau mumnya masih bersifat umum (general), sehingga pengetahuan yang akan digali juga sangat luas dan kurang terfokus. Untuk kepentingan riset, maka topik tersebut harus diturunkan sampai ketingkatan yang mudah dioperasionalkan. Sehingga, data dan informasi yang akan digali dari penelitian tersebut menjadi jelas. Fokus penelitian tersebutdapat diperoleh melalui penyusunan pertanyaan- pertanyaan penelitian (reseach questions) atau rumusan masalah (problem statemant) yang terkait dengan topik tersebut. Untuk merumuskan fokus penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pendalaman terhadap topik tersebut. Hak yang menarik untuk diteliti dari topik tersebut dan akan diperoleh jawabannya melalui proses penelitian dari latar belakang. 3. Desain Penelitian Desain penelitian melingkupi beberapa informasi penting tentang rencana penelitian. Dalam desain penelitian, uraian tentang pertanyaan fokus penelitian, tujuan penelitian, variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, dan berbagai prosedur untuk penentuan sample/key informa, penggali dan analisis data. 4. Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses pengumpulan berbagai data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Proses pengumpulan data ini dilakukan mengacu pada prosedur penggalian data yang telah dirumuskan dalam desain
  • 13. riset. Adapun data berdasarkan jenisnya dapat dibedakan atas data primer, data sekunder, data kuantitatif, dan data kualitatif. 5. Analisis Data Data dari informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan data selanjutnya di analisis menggunakan prosedur yang tepat sesuai jenis data dan rancangan yang telah dirumuskan dalam desaain penelitian. 6. Interpretasi Data Hasil analisis data kemudian diinterpretasikan sehingga data-data tersebut memberikan informasi yang bermanfaat bagi peneliti. Pada jenis penelitian ekspositori, tahap interpretasi data adalah tahap mengaitkan hubungan antara berbagai variabel riset dan untuk menjawab apakah hipotesis kerja diterima ataukah ditolak. Sedangkan pada riset deskriptif, interpretasi ini adalah untuk menjelaskan fenomena penelitian secara mendalam berdasarkan data dan informasi yang tersedia. 7. Diseminasi Hasil penelitian, selanjutnya disampaikan ke berbagai pihak. Tujuan diseminasi, selain untuk memasyarakatkan hasil temuan pada masyarakat dan forum ilmiah, juga agar hasil riset mendapatkan umpan balik dari dunia ilmiah. Itulah tujuh tahapan dalam proses mendapatkan pengetahuan melalui penelitian. Nah, ketujuh tahapan proses tersebut sebanarnya dapat disederhanakan lagi menjadi tiga tahapan, yang merupakan tahapan umum dalam penelitian. Adapun tiga tahap proses penelitian secara umum adalah sebagi berikut a. Tahap Perencanaan Langkah-langkah penelitian yang termasuk dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut: 1) Penentuan atau pemilihan masalah 2) Latar belakang masalah 3) Perumusan atau identifikasi masalah 4) Telaah kepustakaan 5) Tujuan dan manfaat penelitian 6) Perumusan hipotesis serta metode penelitian 7) Penyusunan administrasi penelitian Pada dasarnya, hasil dari tahap perencanaan ini adalah rancangan penelitian yang sistematika penulisannya mencakup langkah yang telah disinggung sebelumnya. Sehubungan dengan hal tersebut, penulisan rancangan penelitian harus memenuhi beberapa kriteria. Pertama, mencakup kegiatan yang akan dilakukan. Kedua, menuruti susunan yang sistematis dan logis. Ketiga,
  • 14. membatasi hal-hal yang tidak diperlukan. Kempat, memperkirakan hasil yang akan dicapai. b. Tahap Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan, ada empat langkah yang harus dilakukan diantaranya adalah sebagi berikut: 1) Pengumpulan data 2) Pengolahan data 3) Analisis data 4) Interpretasi hasil analisis Kegiatan selanjutnya adalah melakukan tugas lapangan dalam rangka mengumpulkan data, kemudian data tersebut diproses. Proses ini meliputi penyuntingan, pengkodean, tabulasi, serta analisis sebagai dasar penarikan kesimpulan c. Tahap Penulisan Laporan Riset Dalam tahap ketiga atau terakhir, penulisan harus memperhatikan beberapa hal, seperti pembaca, bentuk dan isi, serta cara penyusunan laporan. Berikut penjelasannya masing-masing. 1) Pembaca Ada tiga golongan pembaca laporan. Pertama, kalangan akademis. Oleh karean itu, bentuk dan cara penulisan laporan harus sesuai dengan format yang sudah ditetapkan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan. Kedua, sponsor penelitian. Dalam hal ini, penelitian harus menerima dan memperhatikan permintaan sponsor masing-masing. Ketiga, masyarakat umum. Biasanya hasil penelitian dilaporkan berbentuk ikhtisar, ringkasan, artikel, ataubrosur yang bersifat popular dan mudah dimengerti. 2) Bentuk dan isi laporan Bentuk dan isi laporan harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman pembaca. 3) Cara Penulisan Laporan Adapun cara penulisan laporan adalah sebagai berikut: a) Kalimat disusun dengan jelas dan sederhana b) Istilah dituliskan dengan tepat untuk menghindari kesalah pahaman c) Tata bahasa, ejaan dan sistematika penulisan dilakukan menuruti peraturan yang ditentukan. d) Penomoran bab, subbab, table, dan diagram ditulis dengan konsisten. e) Catatan kaki digunakan untuk setiap kutipan. Demikianlah tahapan proses dalam riset ilmiah. Meskipun telah disajikan tentang dua jenis tahapan proses (tujuh tahap dan tigatahap), namun
  • 15. sejatinya kedua jenis tersebut adalah sama. Artimya, setiap penelitian ilmiah pasti dan harus melalui serangkaian tahapan proses tersebut.