Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Pertemuan ke-11 ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
PENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan IlmiahDiana Amelia Bagti
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Pertemuan ke-10 ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Pertemuan ke-11 ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
PENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan IlmiahDiana Amelia Bagti
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Pertemuan ke-10 ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah JurnalDiana Amelia Bagti
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Coming soon ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Pertemuan ke-4 ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
Eddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docxEddy Siswanto
Draft modul Karya Tulis Ilmiah di bidang Entomologi Kesehatan merupakan salah satu serial modul pada pelatihan Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan jenjang Ahli
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. WIDIA PUTRI SUHERMAN
1205893
6D (MATEMATIKA)
PGSD UPI
Langkah – langkah Menyusun Karya Ilmiah
A. Langkah-langkah penulisan artikel ilmiah
Menurut Tanjung dan Ardial (2012, 128-147), editor atau penyunting yang sudah
berpengalaman, dapat mengetahui karakteristik artikel imiah tersebut melalui
bahasadan teknik penulisan. Kepiawan seorang penulis dalam menarik minat baca
orang terhadap tulisan yang ditulisnya, biasanya terletak pada awal tulisan. Bagi
seorang penulis kawakan, justru menulis awal inilah yang jauh lebih sulit.
Dengan kemajuan teknologi komputer, dapat membantu penulis dalam
mengungkapkan dan memaparkan tulisannya, agar menarik untuk dibaca. Kalau
dahulu, penulis membuat draf dengan mesin ketik, diawali dengan pembuatan draf di
atas kertas. Kemudian baru diketik ulang dengan mesin ketik. Kini hal itu tidak perlu.
Sebab, penulis bisa mengetik langsung di komputer, dan mengedit serta memperbaiki
kata-kata yang salah. Sekaligus memperbaiki pengungkapan gagasan yang terletak
pada awal tulisan yang menjadi kunci penarik bagi si pembaca. Pengungkapan
gagasan dengan ragam bahasa ilmiah, mengikuti ketentuan-ketentuan teknik-teknik
penulisan artikel ilmiah. Penggunaan bahasa dan teknik penulisan itu bersifat
mengikat, dipatuhi oleh kalangan ilmuwan dalam menulis artikel jurnal. Berarti,
bahasa artikel ilmiah termasuk ragam bahasa ilmiah.
Penulisan harus mampu menulis artikel ilmiah dengan prosedur teknis yang
standar dan lazi. Sebagaimana lazimnya kegiatan berpikir dan kerja ilmiah, ada
prosedur teknis yang berlaku dalam penulisan artikel ilmiah. Aktualisasi prosedur
teknis itu dalam tulisan ini disebut langkah-langkah penulisan artikel ilmiah.
Dalam menulis sebuah artikel ilmiah, menurut Suparno dalam Tanjung dan Ardial
(2012, 128-147) ada lima langkah umum yang dipenuhi,
1) Pengembangan gagasan
2) Perencanaan naskah
3) Pengembangan paragraf
4) Penulisan draf
5) Finalisasi
Dalam pembahasan berikut ini, akan dipaparkan satu persatu, kecuali penulisan
draf.
1. Pengembangan Gagasan
Gagasan yang dikemukakan dalam jurnal adalah gagasan berpikir ilmiah.
Gagasan itu dapat berupa hasil berpikir konseptual tentang topik tertentu dalam
suatu bidang ilmu. Gagasan itu juga dapat berupa hasil penelitian. Hasil
penelitian pada hakikatnya gagasan karena hasil penelitian itu produk berpikir
ilmiah.
Penulis harus mempertimbangkan gagasan yang dikemukakan dalam artikel
jurnal. Pertimbangan tersebut menekankan sebagai hal pening dan layak
dipublikasikan agar dibaca oleh masyarakat ilmiah. Pertimbangan umum yang
lazim berlaku untuk menampilkan gagasan ilmiah adalah kualitas artikel yang
2. dapat dirunut dari terpenuhinya syarat-syarat berikut: bobot permasalahan,
urgensi gagasan, orsinalitas gagasan, kemuktahiran gagasan, kedalaman
penggarapan, pengungkapan gagasan, ragam bahasa, dan hal-hal teknis penulisan.
Kelas bahwa gagasan dalam artikel jurnal adalah gagasan yang sudah
dikembangkan. Pengembangan gagasan itu, mengikuti prosedur teknik standar
dalam pengembangan gagasan ilmiah. Gagasan adalah substansi isi,
pengembangan gagasan artikel pada hakikatnya pengembangan isi artikel.
Pengembangan gagasan artikel jurnal juga dilakukan untuk menjabarkan
gagasan dasar artikel pada berbagai tingkat, yakni pada tingkat artikel, tingkat
bagian artikel, dan tingkat paragraf. Pada tingkat artikel, pengembangan gagasan
diarahkan untuk menjabarkan gagasan artikel kedalam komponen-komponen
pembentuk gagasan artikel. Pada tingkat paragraf, pengembangan gagasan
dilakukan untuk menjabarkan gagasan paragraf ke dalam komponen-komponen
pembentuk gagasan paragraf. Pengembangan pada tingkat artikel menghasilkan
komponen-komponen pembentuk gagasan bersifat umum. Komponen-komponen
itu baru berupa komponen-komponen utama. Komponen utama bersifat umum itu
berlaku pada hampir semua artikel jurnal ilmiah.
Gagasan lebih rinci merupakan pengembangan gagasan artikel itu, ada
masalah yang rumit/kerumitan baru ditemukan pada pengembangan gagasan pada
tibgkat bagian artikel. pada tingkat itu, gagasan yang dikembangkan adalah
gagasan bagian artikel yang dituangkan dalam subbab artikel. pengembangan
pada tingkat itu dilakukan dengan menjabarkan gagasan bagian artikel kedalam
komponen-komponen pembentuk gagasan bagian artikel.
Pengembangan gagasan yang lebih rinci juga pengembangan gagasan pada
tingkat paragraf. Pengembangan gagasan pada tingkat paragraf itu berupa
penjabaran gagasan dasar paragraf kedalam komponen – komponen gagasan
pembentuk dan pendukung gagasan dasar paragraf. Dengan pengembangan itu,
gagasan dasar paragraf terjabar menjadi gagasan-gagasan pengembangan.
Pengembangan gagasan artikel dilakukan dengan mengidentifikasi substansi
isi artikel, isi bagian artikel, dan isi paragraf, yang akan menjadi materi isi
naskah. Dalam mengidentifikasi substansi tersebut, prinsip pengklasifikasian dan
pembagian yang dikemukakan Brown (1978) layak diterapkan. Menurut Brown,
pengelompokan dan penganalisisan kedalam bagian-bagian adalah proses berfikir
bersifat umum. Pengklasisfikasian lazim dilakukan dengan mengungkapkan
serakan hal atau gagasan yang kompleks kedalam komponen-komponennya.
Hasil penjabaran itu ditata secara runtut menurut teknik penataan yang sistematis.
Pengklasifikasian dan pembagian yang benar dapat dirunut dari tataan hasil kedua
dari kegiatan itu.
Ada dua kaidah yang tidak boleh dilanggar dalam pengklasifikasian dan
pembagian tersebut, yakni kelengkapan dan konsistensi. Kaidah kelengkapan
diterapkan untuk menghindari hal yang seharusnya ada tetapi tidak ada, Brown
dalam Tanjung dan Ardial (2012:131) menyatakan, “Don’t leave out important
part or kinds!” contoh berikut dapat dibandingkan.
Contoh 1
Lengkap
Karakteristik good governance tersebut ada lima, yaitu:
1) Partisipasi
2) Transparansi
3) Akuntabilitas
4) Efektivitas
3. 5) Memperlakukan semua sama
Contoh 2
Tidak Lengkap
Karakteristik good governance tersebut ada lima, yaitu:
1) Partisipasi
2) Transparasi
3) Akuntabilitas
4) Efektifitas
Bagian penting belum tentu dibahas lebih lanjut karena alasan tertentu yang
dinyatakan dalam pembatasan.
Kaidah konsistensi ditampakan pada penggunaan prinsip secara konsisten.
Pengklasisikasian dan pembagian silang akibat penggunaan dua prinsip yang
berbeda tidak dibenarkan. Contoh berikut dapat dibandingkan.
Contoh3
Konsisten
Pertimbangan memilih jodoh
1) Keturunan
2) Suku
3) Ketakwaan
Contoh 4
Tidak Konsisten
Pertimbangan memilih jodoh
1) Keturunan
2) Minang
3) Agama
4) Takwa
Kaidah konsistensi tampak dalam penerapan kaidah bahasa. Kesalahan
penerapan kaidah bahasa akan mengganggu konsistensi. Dua contoh berikut dapat
dibandingkan.
Contoh 5
Konsisten
Penyusunan instrumen
1) Penentuan spesifikasi kemampuan
2) Penentuan kisi-kisi kemampuan
3) Penentuan jenis instrumen
4) Penyusunan instrumen uji coba
5) Pengujicobaan instrumen
6) Perbaikan instrumen
Contoh 6
Tidak Konsisten
Penyusunan instrumen
1) Menentukan spesifikasi kemampuan
2) Menentukan kisi-kisi kemampuan
3) Menentukan jenis instrumen
4) Penyusunan butir instrumen
4. 5) Mengujicobakan instrumen
6) Perbaikan instrumen
2. Perencanaan Penulisan Naskah
Artikel ilmiah adalah representasi hasil pemikiran penulis atas suatu
objek kajian kepada pembaca melalui bahasa tulis dengan mengikuti
sistematika dan kaidah penulisan ilmiah. Artikel ilmiah merupakan hasil
berfikir ilmiah yang didasarkan rencana yang relatif matang. Rencana yang
relatif matang itu memudahkan penulis untuk mewujudkan teks artikel. hal itu
tidak berarti bahwa rencana penulisan tidak dapat diubah. Ada kemungkinan
perubahan rencana jika ada target kualitas yang lebih baik dan pencapaiannya
lebih fisibel. Perubahan itu merupakan hal yang wajar karena rencana
penulisan draf naskah.
Perencanaan penulisan naskah dilakukan dari tiga segi, yakni segi
gagasan, segi format dan teknik penulisan, dan segi bahasa. Dengan kata lain
menurut Suparno dalam Tanjung dan Ardial (2012: 134), perencanaan
penulisan naskah itu meliputi perencanaan gagasan, perencanaan format dan
teknik penulisan, dan perencanaan bahasa. Perencanaan ini tidak memasuki
aspek ejaan dan tanda baca karena aturan ejaan dan tanda baca itu sudah
diformatkan sebagai ketentuan yang tidak memungkinkan adanya kreativitas
penulis dan preferensi.
1) Perencanaan Isi Artikel
Perencanaan gagasan artikel direalisasikan dalam pengembangan butir-
butir gagasan artikel Menurut Suparno dalam Tanjung dan Ardial
(2012:134). Perencanaan gagasan artikel dilakukan pada tiga tingkat,
yakni tingkat gagasan artikel, tingkat gagasan bagian artikel, dan tingkat
gagasan paragraf dalam artikel. pada tingkat gagasan artikel, perencanaan
dilakukan dengan menjabarkan gagasan utuh artikel dan menuangkan
hasil penjabaran itu ke dalam kerangka isi artikel. hasil perencanaan ini
adalah kerangka isi utuh artikel. pada tingkat gagasan bagian artikel,
perencanaan dilakukan dengan menjabarkan gagasan bagian artikel dan
menuangkan hasil penjabaran itu kedalam kerangka isi bagian artikel.
hasil perencanaan ini adalah kerangka isi utuh bagian artikel. pada tingkat
gagasan paragraf, perencanaan dilakukan dengan menjabarkan gagasan
paragraf dan menuangkan hasil penjabaran dalam kerangka pada setiap
tingkat itu dilakukan dengan memerhatikan syarat kelengkapan,
konsistensi dan keruntutan.
Kerangka isi utuh artikel bergantung pada jenis artikel yang akan
ditulis, artikel penelitian atau artikel konseptual. Kerangka isi utuh kedua
jenis artikel itu berbeda (Universitas Negeri Malang dalam Tanjung dan
Ardial, 2012:135). Kerangka isi utuh artikel penelitian lazim berisi
komponen-komponen berikut:
1) Judul
2) Nama penulis
3) Abstrak dan kata-kata kunci
4) Pendahuluan
5) Metode
6) Hasil
7) Bahasan
5. 8) Simpulan dan saran
9) Daftar rujukan
10) Lampiran (jika ada)
Kerangka isi utuh artikel nonpenelitian lazim berisi komponen-
komponen berikut:
1) Judul
2) Nama penulis
3) Abstrak dan kata-kata kunci
4) Pendahuluan
5) Bagian inti (diberi judul sesuai dengan substansi yang diisikan
pada bagian inti)
6) Penutup
7) Daftar rujukan
8) Lampiran (jika ada)
Perencanaan isi artikel ilmiah tidak cukup sampai pada target kerangka
isi utuh naskah, yang berisi komponen-komponen utama. Kerangka yang
berisi komponen-komponen utama bersifat umum. Komponen-komponen
utama berlaku pada hampir semua artikel jurnal ilmiah. Sampai pada
perencanaan tingkat yang menghasilkan kerangka utuh isi karangan,
biasanya tidak ada masalah yang rumit.
Kerumitan baru ditemukan pada perencanaan selanjutnya, yakni
perencanaan isi bagian artikel. perencanaan isi bagian artikel dilakukan
untuk membuat kerangka bagian artikel. perencanaan itu diarahkan untuk
menghasilkan kerangka isi bagian artikel. pada perencanaan ini dilakukan
identifikasi substansi isi bagian artikel yang akan ditulis. Dalam
mengidentifikasi substansi isi bagian artikel itu, prisnsip klasifikasi dan
pembagian selayaknya diikuti.
Pada tingkat bagian artikel pun ada jabarn isi yang masih bersifat
umum. Misalnya, pada bagian pendahuluan wajib ada butir-butir pokok isi
berikut; latar belakang, permasalahan, tujuan, dan batasan ruang lingkup.
Brotowidjoyo dalam Tanjung dan Ardial (2012,136) menyatakan bahwa
bagian pendahuluan artikel jurnal penelitian setidak-tidaknya berisi tiga
gagasan yang dituangkan ke dalam tiga paragraf atau lebih. Ketiga
gagasan itu adalah:
1) Rangkuman tentang sejarah (kalau diperlukan) dan situasi topik
yang dibahas
2) Masalah dan wawasan pemecahannya
3) Tujuan dan manfaat hasil penelitian
Pada bagian metode lazim ada butir-butir pokok isi berikut rancangan
penelitian, populasi dan sampel, data penelitian (wujud, sumber dan
teknik pengumpulannya), instrumen penelitian, dan teknik analisis. Sejauh
masih berisi butir-butir umum demikian, perencanaan isi bagian artikel
belum dapat digunakan sebagai pegangan penulisan.
Perencanaan isi bagian artikel ditargetkan sampai pada paparan yang
spesifik dari butir-butir isi pokok bagian artikel. Tidak ada batasan tingkat
spesifikasi paparan yang spesifik itu. akan tetapi, dapat dinyatakan bahwa
semakin spesifik butir-butir isi bagian artikel, perencanaan itu semakin
baik. Nilai spesifiknya diukur dari informasi pokok yang seharusnya ada
dan menandai kekhasan isi bagian artikel itu.
6. 2) Perencanaan Format dan Teknik Penulisan
Perencanaan format dan teknik penulisan direalisasikan dalam
penentuan umum format dan teknik penulisan yang akan digunakan dalam
penulisan naskah. Ada format umum dan ada format khusus sebagai
format gaya selingkung. Format umum adalah realisasi konvensi format
yang berlaku secara umum, diikuti oleh hampir semua penulis artikel
jurnal. Format umum itu tampak pada hal-hal berikut.
a. Organisasi atau sistematika artikel jurnal, yang tampak pada
komponen-komponen artikel dan tatanannya
b. Teknik penulisan yang mencakup
a) Teknik perujukan yakni perujukan dengan kutipan langsung
dan perujukan dengan kutipan tidak langsung
b) Teknik penampilan tekstual dan penampilan visual (tabel dan
gambar)
c. Teknik pengetikan yang mencakup pengaturan identasi, spasi, dan
tata letak
Selain berlaku format umum, demi gaya selingkung diberlakukan
format khusus. Format khusus yang menandai gaya selingkung itu juga
tersebar pada komponen-komponen tersebut. Jurnal tertentu
memberlakukan format selingkung sebagai format khusus. Dalam hal
sistematika komponen jurnal madani (jurnal nasional terakreditasi yang di
kelola di UMSU sebagai berikut:
Contoh artikel penelitian:
1) Judul
2) Nama penulis tanpa gelar (jati diri penulis ditempatkan dibawah nama
penulis)
3) Abstrak
4) Kata-kata kunci
5) Isi abstrak (75-100 kata)
6) Pendahuluan
7) Metode
8) Hasil
9) Pembahasan
10) Kesimpulan dan saran
11) Daftar pasal
Contoh artikel konseptual:
1. Judul
2. Nama penulis tanpa gelar (jati diri penulis ditempatkan dibawah nama
penulis)
3. Abstrak
4. Kata kunci
5. Isi abstrak (75-100kata)
6. Pendahuluan
7. Pembahasan
8. Penutup (berisikan simpulan dan saran)
9. Daftar Pustaka
7. Format gaya selingkung jurnal yang dikembangkan jurnal madani
(jurnal ilmu-ilmu Sosial UMSU terakreditasi) mirip atau hampir sama
dengan format yang diberlakukan pada jurnal ilmu pendidikan di
Universitas Negeri Malang.
Perencanaan teknik yang akan diterapkan untuk menulis juga
mencakup dua kategori, yakni teknik gaya umum dan teknik gaya
selingkung. Teknik penulisan yang akan diterapkan oleh seorang penulis
artikel selayaknya dipelajari dan dipersiapkan agar teknik penulisan yang
digunakan memenuhi persyaratan teknik penulisan jurnal tempat
pemuatan.
3) Perencanaan Bahasa
Perencanaan bahasa penulisan naskah diwujudkan dalam pemilihan
ragam bahasa yang akan digunakan dalam bentuk naskah. Sesuai dengan
artikel jurnal sebagai karya ilmiah, ragam yang berlaku adalah ragam
bahasa Indonesia ilmiah. Sebagai salah satu ragam, ragam bahasa
Indonesia ilmiah memiliki ciri-ciri yang khusus. Berdasarkan uraian
Johanes dan Moeliono (dalam Tanjung dan Ardial, 2012:138-140), dapat
dikemukakan ciri-ciri ragam bahasa ilmiah sebagai berikut:
1. Nada ragam bahasa ilmiah bersifat formal dan objektif
2. Lazim digunakan titik pandang orang ketiga dan ragam pasif
3. Titik pandang nahu (gramatika) bersifat konsisten
4. Ragam bahasa ilmiah berbeda dengan ragam bahasa sastra dalam
hal digunkannya istilah-istilah khusus yang diberi makna khusus
sehingga kata yang sama dalam ragam bahasa ilmiah dan ragam
bahasa umum dapat berbeda arti
5. Tingkat formalitas ragam bahasa ilmiah berada pada tingkat resmi,
bukan tingkat keseharian (kolokial)
6. Bentuk wacana yang digunakan dalam ragam bahasa ilmiah adalah
bentuk pemaparan (eksplositori), bukan argumentasi, deskripsi dan
narasi
7. Gagasan dalam ragam bahasa ilmiah diungkapkan dengan lengkap,
jelas, ringkas dan tepat
8. Dalam ragam bahasa ilmiah dihindari penggunaan unsur bahasa
yang usang, kolot, dan basi
9. Dalam ragam bahasa ilmiah dihindari ungkapan-ungkapan yang
ekstrem dan emosional
10. Dalam ragam bahasa ilmiah dihindari kata-kata mubazir
11. Ragam bahasa ilmiah bersifat moderat
12. Ragam bahasa ilmiah digunakan sebagai alat berkomunikasi
dengan pikiran, bukan dengan perasaan
13. Panjang kalimat ragam bahasa ilmiah sedang
14. Penggunaan majas dalam ragam bahasa ilmiah sangat terbatas
15. Ragam bahasa ilmiah lazim dilengkapi dengan gambar, diagram,
peta, daftar dan tabel
16. Dalam ragam bahasa ilmiah diutamakan penggunaan unsur
mekanis secara tepat, seperti huruf, tanda baca, lambang bidang
ilmu, singkatan dan rujukan
8. Jumlah dan jenis ciri karya ilmiah bervariasi, tetapi tidak bertentangan.
Suparno dan kawan-kawan (dalam buku Tanjung dan Ardial, 2012:140)
mengemukakan tujuh ciri bahasa Indonesia ilmiah, yakni
1. Bernalar
2. Lugas dan jelas
3. Berpangkat tolak pada gagasan (bukan penulis)
4. Formal dan objektif
5. Ringkas dan padat
6. Konsisten
7. Menggunakan istilah-istilah teknis
Ramlan dan kawan-kawan (dalam Tanjung dan Ardial, 2012:140)
mengemukakan tujuh ciri ragam bahasa Indonesia ilmiah, yakni:
1. Baku
2. Menggunakan istilah teknis
3. Lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada dengan perasaan
4. Padu dalam hubungan gramatikal
5. Logis dalam hubungan semantis
6. Mengutamakan penggunaan kalimat pasif untuk mengutamakan
peristiwa daripada pelaku
7. Konsisten dalam banyak hal: penggunaan istilah, tanda baca, dan
penggunaan kata ganti
Banyak penulis yang tidak berhasil dalam merealisasikan ragam
bahasa ilmiah. Kesalahan tampak pada berbagai penggunaan unsur-unsur
bahasa pilihan kata, bentukan kata, bentukan frasa, bentukan klausa,
bentukan kalimat, bentukan untaian kalimat, dan bentukan paragraf.
Akibatnya ragam yang ditampilkan penulis tidak memenuhi syarat ragam
bahasa ilmiah. Penulis yang demikian tidak berhasil menampilkan ragam
bahasa ilmiah yang bergengsi.
3. Pengembangan paragraf
Paragraf pada hakikatnya adalah satuan bentuk pengungkap satu
gagasan dasar dan satuan bentuk pengungkap yang berstruktur dalam karya
tulis. Paragraf yang berisi satuan pikiran yang tertuang dalam sejumlah
kalimat untuk mengungkapkan satu gagasan dasar (satu pikiran pokok).
Paragraf berisi satuan gagasan dari gagasan yang lebih besar. Paragraf adalah
satuan teks terkecil yang berisi satu gagasan dasar dalam pembentukan
gagasan yang lebih besar.
Menurut Rivai (dalam Tanjung dan Ardial, 2012:141), banyak
ilmuwan Indonesia yang tidak dapat menggunakan paragraf secara efektif.
Kegagalan ini terjadi karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai
pemersatu kalimat yang koheren serta berhubungan secara sebab dan akibat
untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Sering dijumpai tulisan
yang sukar dipahami sebab tidak jelas pemisahan bagian-bagiannya untuk
menghaslkan argumen yang meyakinkan. Kesulitan seseorang memulai
menulis juga disebabkan oleh tidak diketahuinya adanya fungsi paragraf
pembuka, paragrak-pragraf penghubung, serta paragraf penutup.
Keberhasilan penguasaan paragraf sangat ditentukan oleh kerapian
penempatan kalimat yang tepat dalam paragraf tersebut. Oleh karena itu, perlu
9. diidentifikasikan kalimat pokok suatu paragraf yang menentukan jiwa
keseluruhan paragraf. Kalimat pokok ini dapat ditentukan diawal, dapat
ditengah, ataupun sebagai penutup paragraf. Hal ini akan tergantun pada
susunan kalimat pendukung paragraf. Kalimat pendukung dapat disusun
untuk menjelaskan lebih lanjut kalimat pokok yang dijadikan pembuka
paragraf. Kalimat pendukung mungkin pula dibuat bertumpuk menuju suatu
simpulan logis yang terpumpun dalam kalimat penyimpul pada akhir paragraf.
Sampai sekarang tidak ada patokan tentang ukuran paragraf yang pasti.
Oleh sebab itu, setiap penulisan harus dapat mengendalikan sendiri panjang
paragraf berdasarkan beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh masalah
yang ditulis. Karena mudah dipahami, paragraf pendek (yang mungkin hanya
terdiri dari atas satu kalimat) dapat efektif asal tidak dipakai terlalu sering.
Penampilan pargraf dalam halaman juga perlu diperhatikan, sebab satu
paragraf yang panjang dan memenuhi seluruh halaman tidak menggalakn
pembacaan.
Dalam karya ilmiah isi paragraf tersusun dari gagasan dasar dan
(sejumlah) gagasan pengembang atau gagasan pendukung. Gagasan dasar
dikemukakan dalam kalimat topik dan gagasan pengembang dikemukakan
dalam sejumlah kalimat pengembang. Dalam tulisan ilmiah, paragraf yang
berisi hanya satu kalimat, kecuali paragraf transisi, dinilai kurang memenuhi
syarat pengembangan gagasan dasar. Tidak ada batasan pasti tentang jumlah
gagasan pengembang atau pendukung dalam paragraf. Secara kuantitatif
dapat dinyatakan bahwa gagasan pengembang dan pendukung itu memdai
jika telah terwujud kejelasan informasi yang dituangkan dalam paragraf.
Paragraf yang baik, selain memenuhi syarat pengembangan, memenuhi
syarat keutuhan. Syarat keutuhan itu tampak dari adanya satu gagasan dasar.
Gagasan lain atau sejumlah gagasan lain merupakan pengembang dan
pendukung gagasan dasar.
Selain memenui syarat pengembangan dan syarat keutuhan, paragraf
yang baik memenuhi syarat kepaduan. Kepaduan adalah kekompakan yang
terbentuk dari hubungan yang runtut. Kepaduan itu tampak dari hubungan
antar kalimat dalam paragraf. Lebih dari itu, paragraf yang baik juga dituntut
memenuhi kepaduan yang diwujudkan dalam hubungan yang runtut antar
paragraf. Kalimat-kalimat dalam paragraf disyaratkan berhubungan secara
runtut. Paragraf yang disyratkan berhubungan secara runtut dengan paragraf
yang lain dalam membentuk teks yang lebih besar.
Pengembangan paragraf dapat dilakukan secara internal dan secara
eksternal. Pengembangan paragraf secara internal berupa pengembangan
gagasan dasar ke dalam (sejumlah) gagasan pengembang teks yang dihasilkan
dengan pengembangan itu adalah paragraf yang mengandung kalimat topik
dan (sejumlah) kalimat pengembang.
Pengembangan secara internal dilakukan dengan beberapa tahap.
Tahap pertama adalah penentuan gagasan dasar. Tahap kedua adalah
penentuan gagasan pengembang yang akan digunakan untuk mendukung
gagasan dasar. Tahap ketiga adalah penentuan strategi pengungkapan:
induktif, deduktif atau kombinasi. Tahap keempat adalah penulisan teks
paragraf.
Gagasan pengembang gagasan dasar bermacam-macam. Gagasan
pengembang ini meliputi alternatif-alternatif berikut fakta, contoh, definisi
ilustrasi eksplanasi, kualifikasi, rincian spesifik, data statistik, analogi,
10. perbandingan (kesamaan, keberbedaan, dan kekontrasan). Urutan kausalitas,
urutan peristiwa (Brown dalam Tanjung dan Ardial, 2012:145).
4. Finalisasi
Salah satu proses yang lazim dalam finalisasi adalah revisi naskah.
Sebelum revisi dilakukan, penulis melakukan pemeriksaan ulang terhadap
draf artikel dari segi isi, bahasa, ejaan, tanda baca, dan teknik penulisan.
Berdasarkan pemeriksaan ulang itu, penulis menemukan kekurangan dan
kesalahan dalam artikel dan berdasarkan temuannya itu penulis melakukan
revisi naskah artikel.
Dalam merevisi draf, masukan dari teman sejawat sangat diperlukan.
Karena itu sebuah draf artikel hendaknya dibaca oleh teman sejwat yang
profesional untuk memberikan masukan. Keuntungan yang diperoleh dari
teman sejawat adalah masukan yang benar-benar objektif, setidaknya dari
sudut pandang orang lain. Masukan itu sangat berguna untuk merevisi naskah.
Finalisasi yang sangat lazim dilakukan adalah penyuntingan naskah.
Penyuntingan yang dapat dilakukan segera adalah penyuntingan oleh penulis
artikel. walaupun tim penyunting jurnal akan menyunting artikel yang akan
dimuat, penulis seyogianya melakukan penyuntingan sendiri. Penyuntingan
dilakukan untuk memperkecil kelemahan dan kesalahan didalam draf.
Ada keuntungan yang diperoleh penulis dari revisi dan penyuntingan
sendiri. Naskah artikel yang dikirmkan sudah diproses dengan benar sehingga
memiliki peluang untuk dimuat dalam jurnal. Artikel yang sudah direvisi dan
disunting lebih baik daripada artikel yang belum direvisi dan disunting.
B. Langkah-langkah dalam membuat Tesis
Menurut Nasution dan Thomas (2010:64-66) ada 4 langkah menyusun tesis
yaitu:
1. Memilih sponsor atau pembimbing.
Setiap calon sarjana harus memilih seorang sponsor, atau pembingbing
yang akan memberi bimbingan kepadanya selama membuat tesis.
Pembingbing itu hendaknya seorang anggota Dewan Dosen tingkat lektor
keatas. Sebagai penasihat sudah barang tentu dipilih seorang dosen yang
berpengalaman dalam lapangan pokok yang akan diselidiki. Dosen itu harus
diminta oleh mahasiswa untuk menjadi penasihatnya kalau dosen itu bersedia,
maka selanjutnya ia bertanggungjawab untuk mengawasi dan membimbing
pembuatan tesis itu. ada juga kemungkinan bahwa dosen pembimbing
ditentukan oleh Dewan Dosen atau badan yang ditunjuk untuk urusan skripsi
atau tesis. Penasihat itu tentu saja setiap waktu dapat menganjurkan agar
mahasiswa itu meminta bantuan dosen-dosen lain yang ahli dalam suatu segi
tertentu dari tesis itu. sering mahasiswa harus pula memililh seorang
pembingbing ke II, pada umumnya dalam bidang minornya atau lapangan
yang bertalian dengan pokok tesisnya.
2. Lamanya kerja
Berapa lamakah diperlukan untuk menyelesaikan suatu tesis
bergantung pada bermacam-macam faktor, antara lain: luas masalah yang
dihadapi, jenis dan banyak keterangan yang harus dikumpulkan, ada tidaknya
sumber bacaan, sesanggupan, kerajinan, dan semangat kerja mahasiswa dan
faktor-faktor lain.
11. Walaupun demikian kami ingin mengemukakan suatu anjuran. Pada
umumnya kebanyakan mahasiswa terlampau lama menunggu-nunggu sebelum
mereka memilih suatu pokok. Mengundur-undurkannya samapai saat terakhir,
yakni sampai selesai semua tentamen atau ujian akan membawa akibat yang
tak diinginkan yakni:
1) Mahasiswa terpaksa tinggal beberapa bulan malahan kadang-kadang satu
tahun lebih lama di Universitas daripada seharusnya, andaikata ia lebih
dulu memulai tesisnya
2) Mahasiswa memilih suatu masalah yang dapat diselesaikannya dalam
jangka waktu pendek, dengan cara yang tidak mendalam, atau memilih
suatu pokok yang tak berarti
Tentu saja hasil tesis yang demikian tidak akan memberikan
sumbangan yang berharga bagi kemajuan pendidikan dan tesis serupa itu
bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan oleh mahasiswa itu sendii dan oleh
universitasnya.
3. Memilih suatu topik atau pokok
Dua cara umum untuk memilih suatu pokok untuk diselidiki. Pertama:
mahasiswa itu sendiri mempunyai suatu problema tertentu yang sangat
menarik minatnya. Dalam hal ini ia memilih seorang dosen sebagai
pembimbing lalu mengemukakan masalahitu. Kedua: sering pula terjadi
mahasiswa itu tidak mempunyai suatu problema tertentu, akan tetapi pada
umumnya dia tahu dalam segi manakah ia ingin mendapatkan suatu pokok
untuk tesisnya, misalnya bagi seorang calon sarjana pendidikan:
perkembangan anak, teknologi pendidikan atau psikologi pendidikan. Ia dapat
menemui seorang dosen dalam lapangan itu dan menanyakan problema-
problema apakah dalam lapangan itu yang memerlukan penyelidikan yang
akan merupakan sumbangan bagi pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini harus
diusahakan agar mahasiswa sendiri memilih dan merumuskan masalah yang
akan diselidikinya.
4. Menyelesaikan tesis
Setelah pokok itu diterima baik oleh penasihat serta dibicarakan
bersama, mahasiswa dapat memulai tesis itu. ada baiknya jikalau dia
menyelesaikan bab demi bab dan menyerahkannya kepada penasihat untuk
diperiksa dan dibubuhi catatan usul-usul perbaikan. Namun demikian selalu
ada kemungkinan bab yang sudah ditulis dan diperiksa mengalami perubahan
karena perkembangan pemikiran kemudian. Suatu tesis atau disertasi
merupakan kebulatan. Perubahan dalam bab-bab akhir dapat membawa
perubahan pada isi bab terdahulu. Mungkin suatu bab harus dirombak dan
diperbaiki seluruhnya. Walaupun demikian, dianjurkan agar dirampungkan
lebih dahulu suatu bab sebelum diserahkan bab berikutnya kepada penasihat,
untuk mencegah kemungkinan akan ditolak tesisi itu seluruhnya bila sekaligus
disampaikan.
Setelah selesai dikarang, maka tesis itu harus diperbanyak dalam
jumlah kopi tertentu menurut bentuk yang ditetapkan. Salinan tesis itu
disampaikan kepada dewan penguji dan sebuah kepada perpustakaan. Tesis itu
harus disampaikan kepada anggota panitia penguji beberapa minggu sebelum
ujian diadakan menurut ketentuan suatu fakultas.
12. C. Langkah-langkah Penyusanan karya ilmiah
Menurut Rizema (2012: 28-35 ) langkah – langkah menyusun karya tulis
ilmiah ada tujuh yaitu:
1. Memilih Topik Riset
Langkah pertama yang harus diambil oleh peneliti untuk memulai suatu
penelitian adalah menentukan atau memilih topik penelitian. Penentuan topik ini
penting, namun karena masih bersifat sangat umum, maka topik penelitian belum
dapat mengarahkan kemana penelitian akan di bawa. Topik dalam penelitian ilmu
sosial diperoleh dari berbagai isu yang berkembang dalam masyarakat atau dalam
proses penyelanggaraan negara, seperti kemiskinan, kinerja birokrasi,
pertumbuhan ekonomi, kualitas pelayanan publik, dan motivasi kerja pegawai.
Dalam pemahamnnya, topik penelitian seringkali dikaburkan dengan judul
penelitian. Hal ini dipahami karena dalam beberapa kasus, topik digunakan
sebagai judul atau subjudul dari suatu penelitian. Pembadaan topik dan judul
sebenarnya dapat dilihat terutama dari formulasi susunan kalimatnya. Sebab,
formulasi judul biasanya sudah memuat hal-hal yang spesifik agar mampu
mencerminkan substansi dari penelitian tersebut. Selain itu, topik harus sudah
ditetapkan pada tahap awal proses penelitian, sedangkan perumusan judul dapat
dilakukan baik saat awal maupun ketika penelitian sudah selesai dilakukan.
2. Pemfokusan Pertanyaan Penelitian
Sebagai mana telah disebutkan sebelumnya, topik riset padau mumnya masih
bersifat umum (general), sehingga pengetahuan yang akan digali juga sangat luas
dan kurang terfokus. Untuk kepentingan riset, maka topik tersebut harus
diturunkan sampai ketingkatan yang mudah dioperasionalkan. Sehingga, data dan
informasi yang akan digali dari penelitian tersebut menjadi jelas.
Fokus penelitian tersebutdapat diperoleh melalui penyusunan pertanyaan-
pertanyaan penelitian (reseach questions) atau rumusan masalah (problem
statemant) yang terkait dengan topik tersebut. Untuk merumuskan fokus
penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pendalaman terhadap topik tersebut.
Hak yang menarik untuk diteliti dari topik tersebut dan akan diperoleh
jawabannya melalui proses penelitian dari latar belakang.
3. Desain Penelitian
Desain penelitian melingkupi beberapa informasi penting tentang rencana
penelitian. Dalam desain penelitian, uraian tentang pertanyaan fokus penelitian,
tujuan penelitian, variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, dan berbagai
prosedur untuk penentuan sample/key informa, penggali dan analisis data.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses pengumpulan berbagai data informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian. Proses pengumpulan data ini dilakukan
mengacu pada prosedur penggalian data yang telah dirumuskan dalam desain
13. riset. Adapun data berdasarkan jenisnya dapat dibedakan atas data primer, data
sekunder, data kuantitatif, dan data kualitatif.
5. Analisis Data
Data dari informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan data selanjutnya
di analisis menggunakan prosedur yang tepat sesuai jenis data dan rancangan yang
telah dirumuskan dalam desaain penelitian.
6. Interpretasi Data
Hasil analisis data kemudian diinterpretasikan sehingga data-data tersebut
memberikan informasi yang bermanfaat bagi peneliti. Pada jenis penelitian
ekspositori, tahap interpretasi data adalah tahap mengaitkan hubungan antara
berbagai variabel riset dan untuk menjawab apakah hipotesis kerja diterima
ataukah ditolak. Sedangkan pada riset deskriptif, interpretasi ini adalah untuk
menjelaskan fenomena penelitian secara mendalam berdasarkan data dan
informasi yang tersedia.
7. Diseminasi
Hasil penelitian, selanjutnya disampaikan ke berbagai pihak. Tujuan
diseminasi, selain untuk memasyarakatkan hasil temuan pada masyarakat dan
forum ilmiah, juga agar hasil riset mendapatkan umpan balik dari dunia ilmiah.
Itulah tujuh tahapan dalam proses mendapatkan pengetahuan melalui
penelitian. Nah, ketujuh tahapan proses tersebut sebanarnya dapat disederhanakan
lagi menjadi tiga tahapan, yang merupakan tahapan umum dalam penelitian.
Adapun tiga tahap proses penelitian secara umum adalah sebagi berikut
a. Tahap Perencanaan
Langkah-langkah penelitian yang termasuk dalam tahap perencanaan adalah
sebagai berikut:
1) Penentuan atau pemilihan masalah
2) Latar belakang masalah
3) Perumusan atau identifikasi masalah
4) Telaah kepustakaan
5) Tujuan dan manfaat penelitian
6) Perumusan hipotesis serta metode penelitian
7) Penyusunan administrasi penelitian
Pada dasarnya, hasil dari tahap perencanaan ini adalah rancangan penelitian
yang sistematika penulisannya mencakup langkah yang telah disinggung
sebelumnya. Sehubungan dengan hal tersebut, penulisan rancangan penelitian
harus memenuhi beberapa kriteria. Pertama, mencakup kegiatan yang akan
dilakukan. Kedua, menuruti susunan yang sistematis dan logis. Ketiga,
14. membatasi hal-hal yang tidak diperlukan. Kempat, memperkirakan hasil yang
akan dicapai.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, ada empat langkah yang harus dilakukan
diantaranya adalah sebagi berikut:
1) Pengumpulan data
2) Pengolahan data
3) Analisis data
4) Interpretasi hasil analisis
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan tugas lapangan dalam rangka
mengumpulkan data, kemudian data tersebut diproses. Proses ini meliputi
penyuntingan, pengkodean, tabulasi, serta analisis sebagai dasar penarikan
kesimpulan
c. Tahap Penulisan Laporan Riset
Dalam tahap ketiga atau terakhir, penulisan harus memperhatikan
beberapa hal, seperti pembaca, bentuk dan isi, serta cara penyusunan laporan.
Berikut penjelasannya masing-masing.
1) Pembaca
Ada tiga golongan pembaca laporan. Pertama, kalangan akademis.
Oleh karean itu, bentuk dan cara penulisan laporan harus sesuai dengan
format yang sudah ditetapkan oleh lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Kedua, sponsor penelitian. Dalam hal ini, penelitian harus
menerima dan memperhatikan permintaan sponsor masing-masing. Ketiga,
masyarakat umum. Biasanya hasil penelitian dilaporkan berbentuk
ikhtisar, ringkasan, artikel, ataubrosur yang bersifat popular dan mudah
dimengerti.
2) Bentuk dan isi laporan
Bentuk dan isi laporan harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan
dan pengalaman pembaca.
3) Cara Penulisan Laporan
Adapun cara penulisan laporan adalah sebagai berikut:
a) Kalimat disusun dengan jelas dan sederhana
b) Istilah dituliskan dengan tepat untuk menghindari kesalah pahaman
c) Tata bahasa, ejaan dan sistematika penulisan dilakukan menuruti
peraturan yang ditentukan.
d) Penomoran bab, subbab, table, dan diagram ditulis dengan konsisten.
e) Catatan kaki digunakan untuk setiap kutipan.
Demikianlah tahapan proses dalam riset ilmiah. Meskipun telah
disajikan tentang dua jenis tahapan proses (tujuh tahap dan tigatahap), namun
15. sejatinya kedua jenis tersebut adalah sama. Artimya, setiap penelitian ilmiah
pasti dan harus melalui serangkaian tahapan proses tersebut.