Pengertian definisi jaminan kesehatan nasional, dengan prinsip asuransi sosial berdasarkan:
- Kegotongroyongan antara masyarakat kaya dan miskin, yang sehat dan sakit, yang tua dan muda, dan yang beresiko tinggi dan rendah.
- Anggota yang bersifat wajib dan tidak selektif.
- Iuran yang dibayarkan per bulan berdasarkan persentase upah / penghasilan.
- Jaminan Kesehatan Nasional Bersifat nirlaba.
Nothing in the world can
take the place of persistence.
Persistence and determination
alone are all powerful.
If you attempt each and every
day to achieve these things,
the results will make
themselves obvious to you.
*learn form the founder movie
The 10-Step Knowledge Management Road map
They copied all that they could follow but they could not copy my mind, and I left 'em sweating and stealing and a year and half behind —Rudyard Kipling.
IN THIS CHAPTER
• Understand the 10-step knowledge management roadmap and how it applies to your company.
• Understand the four phases constituting these 10 steps: infrastructural evaluation; KM system analysis, design, and development; deployment; and evaluation.
• Understand where each step takes you.
• Articulate a clear link between KM and business strategy to maximize performance and impact on your company's bottom line.
• Learn how to prioritize KM processes to maximize business impact.
• Understand the key steps involved in knowledge auditing, knowledge mapping, strategic grounding, deployment methodology, teaming, change management, and ROI metrics formation.
Knowledge management is a complex activity, and like anything else that cannot deliver business impact without a concrete plan, it needs a perfect plan. This chapter introduces that plan: the 10-step knowledge management roadmap that will guide you through the entire process of creating a business-driven knowledge management strategy, designing, developing, and implementing a knowledge management system and effecting the soft changes that are required to make them work—with your company in mind. I chose to describe this plan as a roadmap rather than relegating it to the status of a methodology. A methodology undermines the level of complexity that is actually involved in managing knowledge and gives it a deceptive look of a cookie-cutter formulation.
May your competitors who thought that bleeding-edge technology was their nirvana rest in peace. For nothing—no technology, no market share, no product, and no monopoly— can ever provide a competitive advantage that is anything but temporary: They can all be copied, sometimes easily and sometimes with a little effort. Knowledge is the only resource that cannot be easily copied. Knowledge is much like copy protection: Even if your competitors get to it, they cannot apply it, for knowledge is protected by context in as copy-protected software is protected by encryption.
This strengthening idiosyncrasy of knowledge also has a negative implication for you: You cannot easily copy a competitor's knowledge management strategy and system.
Examples from your industry's leaders can be useful for understanding knowledge management, but they cannot show you the right way to do it. For these reasons, your
knowledge management system and knowledge management strategy will have to be unique to your company.
What follows in the next four sections of this book is an explication of the roadmap—not imitable methodology—that will help focus on your own company and develop a
knowledge strategy whose results are hard hitting, but one that no competitor can easily duplicate. They can co
KMS: How to Build and its Succsessful FactorDjatmiko
Sources : http://www.ugc.edu.hk/tlqpr01/site/abstracts/098_hui.htm
5 point do understand for build KMS ...
1. People
They represent how you increase the ability of individuals within the organization to influence others with their knowledge.
1. MATERI INTI 4
PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM
PENGENDALIAN PENYAKIT KUSTA
POKOK BAHASAN PENCATATAN DAN PELAPORAN
SUB POKOK BAHASAN PELAPORAN
Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan materi ini peserta mampu melakukan
pencacatan dan pelaporan program pengendalian kusta.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menyelesaikan materi ini, peserta akan dapat:
Setelah menyelesaikan materi ini peserta mampu:
1. Melaksanakan pencatatan untuk pengarsipan kondisi pasien kusta.
2. Melaksanakan pelaporan untuk kepentingan Program
Pencegahan dan Pengendalian Kusta
TUJUAN PEMBELAJARAN
2. Adalah penyampaian hasil-hasil kegiatan pelaksanaan Program
P2 Kusta di suatu wilayah kerja pada jangka waktu tertentu
dengan benar dan tepat waktu.
1. Formulir Laporan
a. Laporan Kabupaten.
Laporan kabupaten dibuat oleh kabupaten untuk dilaporkan
ke propinsi. Berasal dari hasil rekapitulasi salinan Register
Monitoring Pengobatan PB dan Register Monitoring
Pengobatan MB yang dikirimkan oleh Puskesmas . (Lampiran
7)
Dengan adanya register dan monitoring di tingkat pukesmas
dan kabupaten, maka puskesmas tidak lagi mengirimkan
format laporan resmi ke kabupaten. Pelaporan dari
kabupaten ini dibuat per triwulan dan merupakan hasil rekap
kondisi P2 Kusta di kabupaten. Gunanya adalah :
1) Untuk mendapatkan informasi hasil kegiatan program
2) Untuk mengidentifikasi masalah
3) Untuk membuat perencanaan monitoring dan evaluasi
program,
4) Untuk membuat data pokok program eliminasi kusta
Laporan triwulanan kabupaten ini selanjutnya dikirim ke
Propinsi setiap triwulan.
b. Laporan Triwulan P2 Kusta Propinsi (Lampiran 8)
Laporan Triwulan setiap Kabupaten/Kota direkap oleh
Propinsi dan selanjutnya dikirim ke DitJen PP-PL setiap
triwulan.
2. PELAPORAN
3. 2. Alur Pelaporan Program P2 Kusta
LT setiap triwulan
Setiap triwulan salinan Monitoring/Register
Keterangan:
Jalur laporan Salinan Monitoring/Register
Jalur umpan balik dari Kabupaten ke
puskesmas/UPK lain
Jalur laporan Triwulan kabupaten LT P2 Kusta
Jalur umpan balik pusat ke propinsi dan kabupaten.
Cara Pengisian :
I. Penemuan Penderita Baru
- Masukkan jumlah penderita baru berdasarkan cara penemuan,
menurut klasifikasi dan umur .
- Isi jumlah penderita baru
- isi jumlah penderita baru dengan cacat tingkat 1 dan 2
- Isi jumlah penderita baru perempuan
II. Pengobatan MDT
- Isi jumlah penderita yang masih MDT akhir periode (triwulan lalu)
Ditjen P2P
Propinsi
Kabupaten
Puskesmas UPK lain RS Kabupaten
4. - Isi jumlah penderita yang berobat kembali karena relaps, ganti
klasifikasi, dan masuk kembali setelah default pada bulan
pelaporan menurut klasifikasi dan umur.
- Jumlah pengurangan penderita (RFT, Default, dan lain-lain :
pindah, meninggal)
- Jumlah penderita yang masih MDT akhir triwulan (merupakan hasil
pengurangan penderita yang masih mendapat pengobatan MDT
periode lalu ditambah jumlah penderita yang masuk, dikurangi
total jumlah pengurangan selama periode pelaporan).
III. Jumlah penderita yang mengalami reaksi triwulan ini
(Jumlah penderita yang mengalami reaksi berat , ENL Berat
berulang dan ENL setelah RFT, baik penderita yang masih dalam
register atau sudah selesai berobat)
IV. Stock Obat
Diisi stock obat yang ada di Puskesmas dalam kabupaten dan yang
ada di gudang kabupaten.
Isi berdasarkan jumlah blister dan tipe, berupa jumlah persediaan
obat di tingkat kabupaten (dalam blister), jumlah blister yang
kadaluarsa serta yang kadaluarsa dalam tahun berjalan.
Serta diketahui oleh pengelola program kabupaten serta kepala
dinas kesehatan kabupaten.
Laporan Propinsi
Laporan propinsi merupakan pelaporan kondisi program P2 Kusta
propinsi ke pusat per triwulan. Pelaporan dilakukan pada bulan berikut
setelah periode pelaporan yang dilaporkan selesai dan sudah harus
sampai ke pusat sebelum akhir minggu kedua bulan tersebut. (Lampiran
7).
Cara Pengisian :
I. Penemuan Penderita Baru
- Masukkan jumlah penderita baru berdasarkan cara penemuan,
menurut klasifikasi dan umur .
- Isi jumlah penderita baru
- isi jumlah penderita baru dengan cacat tingkat 1 dan 2
- Isi jumlah penderita baru perempuan
II. Pengobatan MDT
- Isi jumlah penderita yang masih MDT akhir periode (triwulan lalu)
5. - Isi jumlah penderita yang berobat kembali karena relaps, ganti
klasifikasi, dan masuk kembali setelah default atau pindahan
pada bulan pelaporan menurut klasifikasi dan umur.
- Jumlah pengurangan penderita (RFT, Default, dan lain-lain :
pindah, meninggal)
- Jumlah penderita yang masih MDT akhir triwulan (merupakan hasil
pengurangan penderita yang masih mendapat pengobatan MDT
periode lalu ditambah jumlah penderita yang masuk, dikurangi
total jumlah pengurangan selama periode pelaporan).
III. Jumlah penderita yang mengalami reaksi triwulan ini
(Jumlah penderita yang mengalami reaksi berat , ENL Berat berulsng
dan ENL setelah RFT, baik penderita yang masih dalam register atau
sudah selesai berobat)
IV. Stock Obat
Diisi stock obat yang ada di Puskesmas dalam kabupaten, gudang
kabupaten dan jumlah persediaan obat di tingkat propinsi .
Isi berdasarkan jumlah blister dan tipe, berupa jumlah persediaan
obat dalam blister, jumlah blister yang kadaluarsa serta yang
kadaluarsa dalam tahun berjalan.
Serta diketahui oleh pengelola program propinsi serta kepala dinas
kesehatan propinsi.
Formulir Penggunaan MDT
Formulir penggunaan MDT dibuat oleh Kabupaten/Propinsi untuk
menggambarkan penggunaan MDT oleh propinsi/kabupaten di
Indonesia serta melihat kecukupan MDT di tingkat tersebut dan
terutama agar pusat memiliki gambaran kecukupan MDT nasional untuk
perencanaan. (Lebih jelasnya dalammodul logistik).
Contoh Formulir Pencatatan dan Pelaporan yang digunakan dalam
program P2 Kusta :
1. Kartu Penderita (Lampiran 1)
2. Kartu Pengobatan (Lampiran 2)
3. Formulir Pemantauan Fungsi Saraf (sebelumnya disebut POD)
(Lampiran 3)
4. Formulir Evaluasi Pengobatan reaksi berat /Pemberian Prednison
(Lampiran 4)
5. Formulir Register dan Monitoring Penderita (PB Lampiran 5 A, MB
lampiran 5 B)
6. Formulir Laporan Kabupaten (Lampiran 6)
7. Formulir Laporan Propinsi (Lampiran 7)
6. Catatan :
Kartu dan Form-form pencatatan dan pelaporan ini bisa disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi program P2 Kusta di wilayah kerja
masing-masing propinsi dan kabupaten dengan adanya kebijakan
desentralisasi
A. Pelaksanaan pelaporan untuk kepentingan Program Pencegahan
dan Pengendalian Kusta
Dalam pelaksanaan program untuk kepentingan Program
Pencegahan dan Pengendalian Kusta dilakukan dengan menghutung
indicator secara kohort.
Kohort
Indikator yang dihitung dengan cara kohort adalah RFT Rate atau
angka kesembuhan. Kohort terdiri dari :
• Kohort Multi Basiler (MB)
Jumlah pasien baru MB yang menyelesaikan pengobatannya tepat
waktu (12 dosis dalam waktu maksimal 18 bulan) pada periode kohort
tertentu, dan dinyatakan dalam persentase.
Rumus :
Jumlah pasien baru MB yang menyelesaikan 12 dosis 12-18 bulan X 100%
Jumlah Seluruh pasien baru MB pada periode kohort yang sama
• Kohort Pausi Basiler (PB)
Jumlah pasien baru PB yang menyelesaikan pengobatan MDTnya
tepat waktu (6 dosis dalam waktu maksimal 9 bulan) pada periode
kohort tertentu dan dinyatakan dalam persentase.
Rumus :
Jumlah pasien baru PB yang menyelesaikan 6 dosis dalam 6-9 bulan X 100%
Jumlah Seluruh pasien baru PB pada periode kohort yang sama