SlideShare a Scribd company logo
Relokasi Gempa, Geometri Zona Sesar Dan Kendala Pada
Kecepatan Lateral Variasi Dengan Menggunakan Metode
Penentuan Hiposenter Bersama (JHD) Di Wilayah Taiwan
GRUP 3
Seismology
 FITRIANI [H221 12 287]
A.AGUSLIMI SHAFIRA PUTRI [H221 12 007]
DESI PUTRI ANANDA [H221 12 001]
FAUZIAH ALIMUDDIN [H221 12 253]
AKMAL [H221 12 268]
MUH. FAIZAL ADDI [H221 12 903]
FADHILA AMALIA [H221 12 272]
AZALIATUL HIDAYAH [H221 12 008]
Program Studi Geofisika Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin
Outline….
 Introduction
 Seismotectonic Background
 Method
 Data
 Results
 Conclusions
Introduction
Precise lokasi gempa telah menjadi salah satu tujuan utama penelitian
seismologi sejak data seismik yang tersedia karena memberikan wawasan
awal untuk mengamati kegempaan dan patahan atau struktur bawah
permukaan untuk pengamatan.
Kualitas lokasi dipengaruhi oleh keterbatasan yang ditetapkan oleh
kualitas data ( tersedia fase, rasio signal-to -noise, akurasi jam, akurasi
waktu kedatangan, dll), distribusi stasiun, sebelumnya informasi struktur
kecepatan di daerah, teknik untuk lokasi, dan lain-lain.
Struktur kecepatan di wilayah Taiwan tidak baik dijelaskan oleh model 1-
D kecepatan berlapis. Sebagai contoh, cekungan di sepanjang Dataran
Pesisir dan Foothills Barat dipenuhi dengan bahan sedimen kecepatan
sangat rendah. sementara bahan metamorfisme kecepatan tinggi terpapar
di Central Mountain Range. Selain itu, contoh ekstrim variasi kecepatan
lateral yang besar telah diakui di Selatan Taiwan.
Teknik JHD menghasilkan dua
hasil penting:
 Peningkatan parameter gempa
(hiposenter dan waktu asal)
 Koreksi stasiun.
Metode ini berpotensi paling
efektif untuk meminimalkan
kesalahan Model dan mencapai
lokasi gempa dengan penggunaan
model kecepatan 3-D yang
mencakup variasi kecepatan lateral
dan vertikal sedekat mungkin
dengan yang ada di bumi (Chenet
al., 2005).Topografi, batimetri dan pengaturan
tektonik Taiwan dan sekitarnya.
Seismotectonic Background
Salah satu proses tektonik paling aktif di bumi adalah yang diamati di
dalam dan sekitar pulau Taiwan di mana dua lempeng - lempeng
Eurasia dan lempeng Laut Filipina yang konvergen (Gambar 1).
Orogenesa Taiwan relatif muda pada skala waktu geologi. Bukti dari
studi tingkat sedimentasi dan paleomagnetisme menunjukkan bahwa
proses pembentukan gunung Taiwan mulai sekitar 4 juta tahun yang
lalu (Suppe, 1984).
Lempeng laut Filipina mensubduksi di bawah lempeng Eurasia di
sepanjang parit Ryukyu di timur laut Taiwan dan lempengan Laut Cina
Selatan lempeng Eurasia yang mensubduksi bawah lempeng Laut
Filipina sepanjang parit Luzon di selatan dari Taiwan.
Taiwan dapat dibagi lagi menjadi dua tektonik utama provinsi
dipisahkan oleh Longitudinal Valley (LV).
Provinsi timur terdiri dari Range Pesisir (CR) dan beberapa
pulau-pulau kecil. CR adalah sisa dari Neogen busur kepulauan,
yang merupakan ujung tombak dari lemepeng Laut Filipina.
Taiwan Barat umumnya diyakini terkait dengan landas kontinen
Eurasia (Ho, 1988) di mana kerak kegempaan secara luas
didistribusikan di antara berbagai unit tektonik.
Unit-unit tektonik dari barat ke timur terdiri dari Dataran Pesisir
(CP), kaki bukit barat (WF), jarak pusat pegunungan
barat(WCMR), dan jarak pusat pegunungan timur (ECMR).
Method
Inti dari teknik JHD terletak pada perlakuan terhadap
kemungkinan kesalahan karena model bumi terlalu
disederhanakan. Kesalahan diasumsikan berasal dari
penyimpangan kecepatan Model dari struktur bumi nyata:
(1) Dekat hiposenter,
(2 ) Dekat stasiun,
(3) Sepanjang jalan sinar.
Kesalahan yang disebabkan oleh penyimpangan dari model
kecepatan dekat daerah sumber dapat diabaikan dengan
memilih sekelompok gempa bumi dan menemukan mereka
secara bersamaan. Dua sumber kesalahan lain dapat
direpresentasikan bersama-sama dalam hal "koreksi stasiun"
setelah mengabaikan penyimpangan dekat hiposenter gempa
(Pujol, 1988).
Persamaan JHD yang digunakan untuk menentukan
hiposenter dari M direkam oleh sebagian atau seluruh
dari jaringan stasiun N ditulis sebagai:
Dimana
t0
ij kedatangan, tij adalah menghitung waktu tiba
didasarkan pada model kecepatan adalah diamati waktu
1-D.
tij ditulis lagi sebagai jumlah dari waktu asal awalnya
diperkirakan gempa j, Tj, waktu tempuh dihitung dari j-th gempa
dengan perkiraan lokasi (xj, yj, zj) ke-i stasiun, τij, dan koreksi
stasiun untuk stasiun ke-i, si. dTj adalah gangguan dari waktu asal
untuk j-th gempa.
dimana rj berisi rij residu, Aj adalah N × 4 matriks derivatif parsial
dihitung pada sumbernya, dXj adalah vektor waktu asal dan
penyesuaian hiposenter, Sj adalah N × N matriks diagonal dengan
yang untuk stasiun yang mencatat gempa dan nol sebaliknya, dan
ds adalah vektor penyesuaian koreksi dan ds adalah vektor
penyesuaian koreksi stasiun untuk ke si.
perkalian persamaan (3) oleh kualitas bobot matriks Wjdiberikan:
dimana Wj Sj telah digantikan oleh Wj. Persamaan (4)
menunjukkan penghubung antara lokasi gempa dan koreksi
stasiun.
Lokasi gempa dengan menggunakan teknik JHD umumnya
diyakini akan lebih akurat dalam arti relatif, dan kurang
dipengaruhi oleh pilihan kecepatan model struktur dari lokasi
peristiwa tunggal rutin.
Lokasi dari empat kelompok gempa yang
dipilih (G1 G4) untuk JHD analisis.
Penentuan hiposenter gempa dengan menggunakan
teknik JHD adalah proses berulang-ulang, sementara
setiap iterasi memiliki dua langkah. Koreksi stasiun
ditentukan pada langkah pertama dari setiap iterasi
dengan hiposenter gempa saat ini dan waktu mula-mula.
Pada langkah kedua, hiposenter gempa dan waktu asal
ditentukan dalam arti least square menggunakan koreksi
stasiun ditentukan pada langkah pertama dan waktu
mula-mula.
Data
Gempa bumi di pulau Taiwan dan sekitarnya
dipantau oleh Taiwan Seismic Network (TSN )
dioperasikan oleh Central Weather Bureau (CWB).
 Peristiwa di Grup 1 terletak sebagian di wilayah
1999MW = 7,6 Chi - Chi gempa ( Shinet al
.,2000) dan gempa susulan di tengah pulau
Taiwan.
 Peristiwa di Grup 2 yang terletak di daerah
Hualien, di utara Longitudinal Valley, di mana
tumbukan paling maju berlangsung .
 Grup 3 yang dipilih dari Longitudinal Lembah
selatan dan Range Pesisir .
 Acara di Grup 4 yang terletak di dekat kesalahan
Chao - Chou di selatan Taiwan, di mana bantuan
topografi yang signifikan diamati di seluruh
kesalahan.
Station koreksi untuk acara di Grup 1. (A) koreksi stasiun JHDP-gelombang, (b) koreksi
stasiun gelombang JHD S, (c) koreksi JHD stasiun P-gelombang untuk tes sintetis, dan (d)
Stasiun JHDS gelombang koreksi untuk tes sintetis. Stasiun seismik CWB ditandai
dengan segitiga. Stasiun yang dipilih untuk analisis JHD untuk kelompok ini akan
ditampilkan sebagai segitiga tertutup. Jumlah di sebelah kanan setiap segitiga tertutup
menunjukkan sesuai koreksi stasiun JHD nya.
Tabel 2. Rata-rata waktu asal (kedua) dan lokasi hypocentral (km) dari
empat kelompok gempa bumi setelah JHD relokasi. DT: pergeseran
waktu asal; DEW, DNS: pergeseran episentral di EW dan NS arah; DH:
pergeseran horisontal, DZ: pergeseran mendalam (bawah positif).
Relokasi Gempa menggunakan teknik JHD untuk acara di Grup 1. (A) lokasi gempa awal
ditentukan dan dilaporkan oleh CWB, (b) episenter gempa setelah JHD relokasi, (c)
penampang silang dari hiposenter awal ditentukan oleh CWB bersama AA, dan (d)
penampang melintang dari hiposenter direlokasi sepanjang AA.
Results
 Untuk Grup 1, Koreksi stasiun JHD bervariasi
atas berbagai macam: -0.91 menjadi 0,81 detik
dan -1,96 hingga 1,62 kedua untuk gelombang P
dan S.
 Kelompok 2 termasuk 1.001 peristiwa yang
dikurangi menjadi 671 setelah iterasi terakhir.
Koreksi stasiun bervariasi dari -1,07 sampai
1,30 detik dan 1,61 -2.35 kedua untuk masing-
masing gelombang P dan S.
 Kelompok 3 terdiri dari 811 gempa bumi dengan
gempa bumi 647 tersisa setelah lima iterasi.
Tes Sintetis
Pujol (1995, 2000) mengusulkan cara untuk
menggunakan metode JHD secara independen
memverifikasi keabsahan resultan Model
kecepatan 3-D yang diperoleh dari 3-D tomografi
inversi. Dalam metode ini, waktu kedatangan
sintetik dihitung berdasarkan independen.
Relokasi Gempa menggunakan teknik JHD untuk acara di Grup 2. Peta dilihat
dari (a) lokasi gempa awal ditentukan dan dilaporkan oleh CWB, dan (b)
direlokasi episenter setelah JHD relokasi. Pandangan penampang dari
hiposenter gempa awal sepanjang AA dan sepanjang B-Bby CWB dan dengan
relokasi JHD ditunjukkan dalam (c) dan (d), dan (e) dan (f), masing-masing.
Teknik JHD kemudian diterapkan pada data sintetik
untuk merelokasi acara, untuk menghasilkan koreksi
stasiun sintetis.
JHD P - dan S -gelombang koreksi stasiun diperoleh
dari kumpulan data buatan yang disajikan bersamaan
dengan koreksi yang diperoleh dari kumpulan data yang
nyata.
Struktur kegempaan dan bawah permukaan
Pola hiposenter direlokasi di Grup 1 menunjukkan
sebuah cluster dangkal eastdipping dan cluster barat.
Station koreksi dan variasi kecepatan lateral
Banyak penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
variasi dalam koreksi stasiun memiliki hubungan
dekat dengan variasi kecepatan lateral (Pujol, 1992;
Pujol, 1996; Pujol, 2000).
Relokasi hiposenter gempa (a) dalam tampilan peta dan (b) dalam tampilan cross-
sectional sepanjang B-B’ di lembah longitudinal dan dataran pesisir bagian utara.
Sebuah struktur bawah permukaan seismogenik disimpulkan dari relokasi hiposenter
gempa yang ditunjukkan oleh garis putus-putus. Solusi mekanisme fokus ditentukan
oleh BATS juga ditampilkan lebih rendah-proyeksi belahan bumi dalam (a) dan dalam
tampilan cross-section (b). mekanisme focus relokasi gempa jelas menunjukkan bahwa
patahan terpecah oleh tekanan. Tanda bintang menunjukkan lokasi gempa BATS.
Sama seperti pada gambar diatas, tetapi A-A’ merupakan lembah
longitudinal dan rentan pesisir bagian selatan.
Skema dari jalur gelombang yang berasal dari gempabumi berkumpul pada permukaan
stasiun. Gelombang yang tiba di stasiun berasal dari kelompok yang berbeda dan
memiliki jalur tempuh berbeda hanya pada lapisan atas dekat stasiun. Kekonsistenan
pola koreksi positif dan negative stasiun menunjukkan bahwa pada bagian atas kerak,
dimana dilalui oleh dua atau lebih kelompok gelombang. Dan bertanggung jawab atas
anomaly koreksi stasiun JHD.
Secara umum, pola koreksi stasiun P-dan S-gelombang
JHD meniru geologi Timurlaut-Baratdaya permukaan
trending. Hal ini juga diamati bahwa variasi dari stasiun
koreksi dalam setiap tektonik Unit relatif kecil.
Pemeriksaan distribusi koreksi stasiun JHD untuk
Kelompok 1 menunjukkan bahwa material bawah
permukaan bawah Central Mountain Range memiliki
kecepatan yang lebih tinggi daripada bahan di bawah
Foothills Barat dan Coastal Plain miliki.
Conclusions
 Teknik JHD telah diterapkan untuk empat kelompok
gempa. Hiposenter gempa umumnya lebih
berkerumun setelah relokasi JHD, yang kemudian
dapat dikorelasikan dengan struktur bawah
permukaan yang bertanggung jawab atas kegempaan
regional.
 Hasil dari relokasi JHD juga menunjukkan bahwa
lokasi gempa asli ditentukan menggunakan 1-D
sederhana lapisan homogen, model kecepatan
dikenakan pergeseran horizontal dan vertikal relatif
besar setelah variasi kecepatan lateral benar
diperhitungkan pada relokasi JHD.
 Koreksi stasiun relatif seragam dalam setiap unit
tektonik.
 Pola koreksi stasiun JHD juga dapat memberikan
tambahan informasi sebuah priori untuk membangun
lebih baik model awal untuk meningkatkan resolusi
kecepatan 3-D inversi.
Terima
Kasih

More Related Content

What's hot

Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Fajar Perdana
 
Gerak melingkar beratura nppt
Gerak melingkar beratura npptGerak melingkar beratura nppt
Gerak melingkar beratura npptEko Supriyadi
 
Gerak harmoni sederhana
Gerak harmoni sederhanaGerak harmoni sederhana
Gerak harmoni sederhana
aulia rodlia
 
Ayunan bandul sederhana
Ayunan bandul sederhanaAyunan bandul sederhana
Ayunan bandul sederhana
Imron Amin
 
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)Alfi Tranggono
 
Animasi gerak harmonis
Animasi gerak harmonisAnimasi gerak harmonis
Animasi gerak harmonis
syifa t
 
Gerak harmonik print
Gerak harmonik printGerak harmonik print
Gerak harmonik printdesmala
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Sahrul Sindriana
 
Bandul sederhana
Bandul sederhanaBandul sederhana
Bandul sederhana
trokefluent
 
Gerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalGerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soal
Sonitehe Waruwu
 
Metode gaya berat
Metode gaya beratMetode gaya berat
Metode gaya berat
M Rifa'i
 
Gerak harmonik sedehana
Gerak harmonik sedehanaGerak harmonik sedehana
Gerak harmonik sedehanaPusiang
 
Gerak harmonik sederhana
Gerak harmonik sederhanaGerak harmonik sederhana
Gerak harmonik sederhana
Noviea Rienha
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
umammuhammad27
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
Rezki Amaliah
 
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaLaporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
Annisa Icha
 
Laporan praktikum ayunan matematis
Laporan praktikum ayunan matematisLaporan praktikum ayunan matematis
Laporan praktikum ayunan matematis
Diajeng Ramadhan
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
Ahmad Yansah
 
Peran surta dalam survei seismik
Peran surta dalam survei seismikPeran surta dalam survei seismik
Peran surta dalam survei seismik
Institut Teknologi Nasional Malang
 
Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1
Posoagoes Rom
 

What's hot (20)

Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
 
Gerak melingkar beratura nppt
Gerak melingkar beratura npptGerak melingkar beratura nppt
Gerak melingkar beratura nppt
 
Gerak harmoni sederhana
Gerak harmoni sederhanaGerak harmoni sederhana
Gerak harmoni sederhana
 
Ayunan bandul sederhana
Ayunan bandul sederhanaAyunan bandul sederhana
Ayunan bandul sederhana
 
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
 
Animasi gerak harmonis
Animasi gerak harmonisAnimasi gerak harmonis
Animasi gerak harmonis
 
Gerak harmonik print
Gerak harmonik printGerak harmonik print
Gerak harmonik print
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
 
Bandul sederhana
Bandul sederhanaBandul sederhana
Bandul sederhana
 
Gerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalGerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soal
 
Metode gaya berat
Metode gaya beratMetode gaya berat
Metode gaya berat
 
Gerak harmonik sedehana
Gerak harmonik sedehanaGerak harmonik sedehana
Gerak harmonik sedehana
 
Gerak harmonik sederhana
Gerak harmonik sederhanaGerak harmonik sederhana
Gerak harmonik sederhana
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaLaporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
 
Laporan praktikum ayunan matematis
Laporan praktikum ayunan matematisLaporan praktikum ayunan matematis
Laporan praktikum ayunan matematis
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
 
Peran surta dalam survei seismik
Peran surta dalam survei seismikPeran surta dalam survei seismik
Peran surta dalam survei seismik
 
Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1
 

Similar to Kuliah Semester V : Seismologi

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdfSTUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
JoseDa4
 
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalGd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Taufiq Rifai
 
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisikaMETODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
RanaWiratama3
 
2994930.pdf.pdf
2994930.pdf.pdf2994930.pdf.pdf
2994930.pdf.pdf
JoseDa4
 
metode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdfmetode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdf
febriaanita1
 
Eksplorasi geothermal
Eksplorasi geothermal Eksplorasi geothermal
Eksplorasi geothermal
FajriTio1
 
Analisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVD
Analisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVDAnalisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVD
Analisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVD
Teguh Budiman
 
Week 07.pptx
Week 07.pptxWeek 07.pptx
Week 07.pptx
I2II20I5IAudiAnandaP
 
Heri abrianto 230210110050
Heri abrianto 230210110050Heri abrianto 230210110050
Heri abrianto 230210110050
Heri Abrianto
 
Presentasi Survei Satelit Geodinamika
Presentasi Survei Satelit GeodinamikaPresentasi Survei Satelit Geodinamika
Presentasi Survei Satelit Geodinamika
fikriflux
 
Paper geothermal wayang windu i t b
Paper geothermal wayang windu   i t bPaper geothermal wayang windu   i t b
Paper geothermal wayang windu i t b
AFDHAL ABDILLAH MUH ABDI
 
Presentasi Komgeo Kelompok 7.pptx
Presentasi Komgeo Kelompok 7.pptxPresentasi Komgeo Kelompok 7.pptx
Presentasi Komgeo Kelompok 7.pptx
OcktaSimamora
 
Metode Seismik
Metode Seismik Metode Seismik
Metode Seismik
Nurul Amalia
 
UAS APDSR A_Kelompok 3 (1).pptx
UAS APDSR A_Kelompok 3 (1).pptxUAS APDSR A_Kelompok 3 (1).pptx
UAS APDSR A_Kelompok 3 (1).pptx
RendyMuhammad6
 
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdfGEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
ssuser359f45
 
Metode gravity
Metode gravityMetode gravity
Metode gravity
Subiarto Manangin
 
Metode gravitasi
Metode gravitasiMetode gravitasi
Metode gravitasi
gayatriwizik
 
Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1
niwan21
 
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang GravitasiFisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
Wa Ode Aisyah Aisyah
 

Similar to Kuliah Semester V : Seismologi (20)

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdfSTUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
 
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalGd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
 
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisikaMETODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
 
2994930.pdf.pdf
2994930.pdf.pdf2994930.pdf.pdf
2994930.pdf.pdf
 
metode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdfmetode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdf
 
Eksplorasi geothermal
Eksplorasi geothermal Eksplorasi geothermal
Eksplorasi geothermal
 
Analisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVD
Analisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVDAnalisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVD
Analisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVD
 
Week 07.pptx
Week 07.pptxWeek 07.pptx
Week 07.pptx
 
Heri abrianto 230210110050
Heri abrianto 230210110050Heri abrianto 230210110050
Heri abrianto 230210110050
 
Presentasi Survei Satelit Geodinamika
Presentasi Survei Satelit GeodinamikaPresentasi Survei Satelit Geodinamika
Presentasi Survei Satelit Geodinamika
 
Paper geothermal wayang windu i t b
Paper geothermal wayang windu   i t bPaper geothermal wayang windu   i t b
Paper geothermal wayang windu i t b
 
9c 3d
9c 3d9c 3d
9c 3d
 
Presentasi Komgeo Kelompok 7.pptx
Presentasi Komgeo Kelompok 7.pptxPresentasi Komgeo Kelompok 7.pptx
Presentasi Komgeo Kelompok 7.pptx
 
Metode Seismik
Metode Seismik Metode Seismik
Metode Seismik
 
UAS APDSR A_Kelompok 3 (1).pptx
UAS APDSR A_Kelompok 3 (1).pptxUAS APDSR A_Kelompok 3 (1).pptx
UAS APDSR A_Kelompok 3 (1).pptx
 
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdfGEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
 
Metode gravity
Metode gravityMetode gravity
Metode gravity
 
Metode gravitasi
Metode gravitasiMetode gravitasi
Metode gravitasi
 
Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1
 
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang GravitasiFisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
 

Recently uploaded

Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptxAksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
dhenisarlini86
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Fathan Emran
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
WAYANDARSANA1
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptxPAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
xtemplat
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Habibatut Tijani
 
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptxpdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
vivi211570
 
PRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptx
PRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptxPRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptx
PRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptx
Hasbullah66
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
Kanaidi ken
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptxAksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
 
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptxPAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
 
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptxpdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
 
PRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptx
PRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptxPRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptx
PRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptx
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 

Kuliah Semester V : Seismologi

  • 1. Relokasi Gempa, Geometri Zona Sesar Dan Kendala Pada Kecepatan Lateral Variasi Dengan Menggunakan Metode Penentuan Hiposenter Bersama (JHD) Di Wilayah Taiwan GRUP 3 Seismology  FITRIANI [H221 12 287] A.AGUSLIMI SHAFIRA PUTRI [H221 12 007] DESI PUTRI ANANDA [H221 12 001] FAUZIAH ALIMUDDIN [H221 12 253] AKMAL [H221 12 268] MUH. FAIZAL ADDI [H221 12 903] FADHILA AMALIA [H221 12 272] AZALIATUL HIDAYAH [H221 12 008] Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin
  • 2. Outline….  Introduction  Seismotectonic Background  Method  Data  Results  Conclusions
  • 3. Introduction Precise lokasi gempa telah menjadi salah satu tujuan utama penelitian seismologi sejak data seismik yang tersedia karena memberikan wawasan awal untuk mengamati kegempaan dan patahan atau struktur bawah permukaan untuk pengamatan. Kualitas lokasi dipengaruhi oleh keterbatasan yang ditetapkan oleh kualitas data ( tersedia fase, rasio signal-to -noise, akurasi jam, akurasi waktu kedatangan, dll), distribusi stasiun, sebelumnya informasi struktur kecepatan di daerah, teknik untuk lokasi, dan lain-lain. Struktur kecepatan di wilayah Taiwan tidak baik dijelaskan oleh model 1- D kecepatan berlapis. Sebagai contoh, cekungan di sepanjang Dataran Pesisir dan Foothills Barat dipenuhi dengan bahan sedimen kecepatan sangat rendah. sementara bahan metamorfisme kecepatan tinggi terpapar di Central Mountain Range. Selain itu, contoh ekstrim variasi kecepatan lateral yang besar telah diakui di Selatan Taiwan.
  • 4. Teknik JHD menghasilkan dua hasil penting:  Peningkatan parameter gempa (hiposenter dan waktu asal)  Koreksi stasiun. Metode ini berpotensi paling efektif untuk meminimalkan kesalahan Model dan mencapai lokasi gempa dengan penggunaan model kecepatan 3-D yang mencakup variasi kecepatan lateral dan vertikal sedekat mungkin dengan yang ada di bumi (Chenet al., 2005).Topografi, batimetri dan pengaturan tektonik Taiwan dan sekitarnya.
  • 5. Seismotectonic Background Salah satu proses tektonik paling aktif di bumi adalah yang diamati di dalam dan sekitar pulau Taiwan di mana dua lempeng - lempeng Eurasia dan lempeng Laut Filipina yang konvergen (Gambar 1). Orogenesa Taiwan relatif muda pada skala waktu geologi. Bukti dari studi tingkat sedimentasi dan paleomagnetisme menunjukkan bahwa proses pembentukan gunung Taiwan mulai sekitar 4 juta tahun yang lalu (Suppe, 1984). Lempeng laut Filipina mensubduksi di bawah lempeng Eurasia di sepanjang parit Ryukyu di timur laut Taiwan dan lempengan Laut Cina Selatan lempeng Eurasia yang mensubduksi bawah lempeng Laut Filipina sepanjang parit Luzon di selatan dari Taiwan.
  • 6. Taiwan dapat dibagi lagi menjadi dua tektonik utama provinsi dipisahkan oleh Longitudinal Valley (LV). Provinsi timur terdiri dari Range Pesisir (CR) dan beberapa pulau-pulau kecil. CR adalah sisa dari Neogen busur kepulauan, yang merupakan ujung tombak dari lemepeng Laut Filipina. Taiwan Barat umumnya diyakini terkait dengan landas kontinen Eurasia (Ho, 1988) di mana kerak kegempaan secara luas didistribusikan di antara berbagai unit tektonik. Unit-unit tektonik dari barat ke timur terdiri dari Dataran Pesisir (CP), kaki bukit barat (WF), jarak pusat pegunungan barat(WCMR), dan jarak pusat pegunungan timur (ECMR).
  • 7. Method Inti dari teknik JHD terletak pada perlakuan terhadap kemungkinan kesalahan karena model bumi terlalu disederhanakan. Kesalahan diasumsikan berasal dari penyimpangan kecepatan Model dari struktur bumi nyata: (1) Dekat hiposenter, (2 ) Dekat stasiun, (3) Sepanjang jalan sinar. Kesalahan yang disebabkan oleh penyimpangan dari model kecepatan dekat daerah sumber dapat diabaikan dengan memilih sekelompok gempa bumi dan menemukan mereka secara bersamaan. Dua sumber kesalahan lain dapat direpresentasikan bersama-sama dalam hal "koreksi stasiun" setelah mengabaikan penyimpangan dekat hiposenter gempa (Pujol, 1988).
  • 8. Persamaan JHD yang digunakan untuk menentukan hiposenter dari M direkam oleh sebagian atau seluruh dari jaringan stasiun N ditulis sebagai: Dimana t0 ij kedatangan, tij adalah menghitung waktu tiba didasarkan pada model kecepatan adalah diamati waktu 1-D.
  • 9. tij ditulis lagi sebagai jumlah dari waktu asal awalnya diperkirakan gempa j, Tj, waktu tempuh dihitung dari j-th gempa dengan perkiraan lokasi (xj, yj, zj) ke-i stasiun, τij, dan koreksi stasiun untuk stasiun ke-i, si. dTj adalah gangguan dari waktu asal untuk j-th gempa. dimana rj berisi rij residu, Aj adalah N × 4 matriks derivatif parsial dihitung pada sumbernya, dXj adalah vektor waktu asal dan penyesuaian hiposenter, Sj adalah N × N matriks diagonal dengan yang untuk stasiun yang mencatat gempa dan nol sebaliknya, dan ds adalah vektor penyesuaian koreksi dan ds adalah vektor penyesuaian koreksi stasiun untuk ke si.
  • 10. perkalian persamaan (3) oleh kualitas bobot matriks Wjdiberikan: dimana Wj Sj telah digantikan oleh Wj. Persamaan (4) menunjukkan penghubung antara lokasi gempa dan koreksi stasiun. Lokasi gempa dengan menggunakan teknik JHD umumnya diyakini akan lebih akurat dalam arti relatif, dan kurang dipengaruhi oleh pilihan kecepatan model struktur dari lokasi peristiwa tunggal rutin.
  • 11. Lokasi dari empat kelompok gempa yang dipilih (G1 G4) untuk JHD analisis.
  • 12. Penentuan hiposenter gempa dengan menggunakan teknik JHD adalah proses berulang-ulang, sementara setiap iterasi memiliki dua langkah. Koreksi stasiun ditentukan pada langkah pertama dari setiap iterasi dengan hiposenter gempa saat ini dan waktu mula-mula. Pada langkah kedua, hiposenter gempa dan waktu asal ditentukan dalam arti least square menggunakan koreksi stasiun ditentukan pada langkah pertama dan waktu mula-mula.
  • 13. Data Gempa bumi di pulau Taiwan dan sekitarnya dipantau oleh Taiwan Seismic Network (TSN ) dioperasikan oleh Central Weather Bureau (CWB).  Peristiwa di Grup 1 terletak sebagian di wilayah 1999MW = 7,6 Chi - Chi gempa ( Shinet al .,2000) dan gempa susulan di tengah pulau Taiwan.  Peristiwa di Grup 2 yang terletak di daerah Hualien, di utara Longitudinal Valley, di mana tumbukan paling maju berlangsung .
  • 14.  Grup 3 yang dipilih dari Longitudinal Lembah selatan dan Range Pesisir .  Acara di Grup 4 yang terletak di dekat kesalahan Chao - Chou di selatan Taiwan, di mana bantuan topografi yang signifikan diamati di seluruh kesalahan.
  • 15. Station koreksi untuk acara di Grup 1. (A) koreksi stasiun JHDP-gelombang, (b) koreksi stasiun gelombang JHD S, (c) koreksi JHD stasiun P-gelombang untuk tes sintetis, dan (d) Stasiun JHDS gelombang koreksi untuk tes sintetis. Stasiun seismik CWB ditandai dengan segitiga. Stasiun yang dipilih untuk analisis JHD untuk kelompok ini akan ditampilkan sebagai segitiga tertutup. Jumlah di sebelah kanan setiap segitiga tertutup menunjukkan sesuai koreksi stasiun JHD nya.
  • 16. Tabel 2. Rata-rata waktu asal (kedua) dan lokasi hypocentral (km) dari empat kelompok gempa bumi setelah JHD relokasi. DT: pergeseran waktu asal; DEW, DNS: pergeseran episentral di EW dan NS arah; DH: pergeseran horisontal, DZ: pergeseran mendalam (bawah positif).
  • 17. Relokasi Gempa menggunakan teknik JHD untuk acara di Grup 1. (A) lokasi gempa awal ditentukan dan dilaporkan oleh CWB, (b) episenter gempa setelah JHD relokasi, (c) penampang silang dari hiposenter awal ditentukan oleh CWB bersama AA, dan (d) penampang melintang dari hiposenter direlokasi sepanjang AA.
  • 18. Results  Untuk Grup 1, Koreksi stasiun JHD bervariasi atas berbagai macam: -0.91 menjadi 0,81 detik dan -1,96 hingga 1,62 kedua untuk gelombang P dan S.  Kelompok 2 termasuk 1.001 peristiwa yang dikurangi menjadi 671 setelah iterasi terakhir. Koreksi stasiun bervariasi dari -1,07 sampai 1,30 detik dan 1,61 -2.35 kedua untuk masing- masing gelombang P dan S.  Kelompok 3 terdiri dari 811 gempa bumi dengan gempa bumi 647 tersisa setelah lima iterasi.
  • 19. Tes Sintetis Pujol (1995, 2000) mengusulkan cara untuk menggunakan metode JHD secara independen memverifikasi keabsahan resultan Model kecepatan 3-D yang diperoleh dari 3-D tomografi inversi. Dalam metode ini, waktu kedatangan sintetik dihitung berdasarkan independen.
  • 20. Relokasi Gempa menggunakan teknik JHD untuk acara di Grup 2. Peta dilihat dari (a) lokasi gempa awal ditentukan dan dilaporkan oleh CWB, dan (b) direlokasi episenter setelah JHD relokasi. Pandangan penampang dari hiposenter gempa awal sepanjang AA dan sepanjang B-Bby CWB dan dengan relokasi JHD ditunjukkan dalam (c) dan (d), dan (e) dan (f), masing-masing.
  • 21. Teknik JHD kemudian diterapkan pada data sintetik untuk merelokasi acara, untuk menghasilkan koreksi stasiun sintetis. JHD P - dan S -gelombang koreksi stasiun diperoleh dari kumpulan data buatan yang disajikan bersamaan dengan koreksi yang diperoleh dari kumpulan data yang nyata.
  • 22. Struktur kegempaan dan bawah permukaan Pola hiposenter direlokasi di Grup 1 menunjukkan sebuah cluster dangkal eastdipping dan cluster barat. Station koreksi dan variasi kecepatan lateral Banyak penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa variasi dalam koreksi stasiun memiliki hubungan dekat dengan variasi kecepatan lateral (Pujol, 1992; Pujol, 1996; Pujol, 2000).
  • 23. Relokasi hiposenter gempa (a) dalam tampilan peta dan (b) dalam tampilan cross- sectional sepanjang B-B’ di lembah longitudinal dan dataran pesisir bagian utara. Sebuah struktur bawah permukaan seismogenik disimpulkan dari relokasi hiposenter gempa yang ditunjukkan oleh garis putus-putus. Solusi mekanisme fokus ditentukan oleh BATS juga ditampilkan lebih rendah-proyeksi belahan bumi dalam (a) dan dalam tampilan cross-section (b). mekanisme focus relokasi gempa jelas menunjukkan bahwa patahan terpecah oleh tekanan. Tanda bintang menunjukkan lokasi gempa BATS.
  • 24. Sama seperti pada gambar diatas, tetapi A-A’ merupakan lembah longitudinal dan rentan pesisir bagian selatan.
  • 25. Skema dari jalur gelombang yang berasal dari gempabumi berkumpul pada permukaan stasiun. Gelombang yang tiba di stasiun berasal dari kelompok yang berbeda dan memiliki jalur tempuh berbeda hanya pada lapisan atas dekat stasiun. Kekonsistenan pola koreksi positif dan negative stasiun menunjukkan bahwa pada bagian atas kerak, dimana dilalui oleh dua atau lebih kelompok gelombang. Dan bertanggung jawab atas anomaly koreksi stasiun JHD.
  • 26. Secara umum, pola koreksi stasiun P-dan S-gelombang JHD meniru geologi Timurlaut-Baratdaya permukaan trending. Hal ini juga diamati bahwa variasi dari stasiun koreksi dalam setiap tektonik Unit relatif kecil. Pemeriksaan distribusi koreksi stasiun JHD untuk Kelompok 1 menunjukkan bahwa material bawah permukaan bawah Central Mountain Range memiliki kecepatan yang lebih tinggi daripada bahan di bawah Foothills Barat dan Coastal Plain miliki.
  • 27. Conclusions  Teknik JHD telah diterapkan untuk empat kelompok gempa. Hiposenter gempa umumnya lebih berkerumun setelah relokasi JHD, yang kemudian dapat dikorelasikan dengan struktur bawah permukaan yang bertanggung jawab atas kegempaan regional.  Hasil dari relokasi JHD juga menunjukkan bahwa lokasi gempa asli ditentukan menggunakan 1-D sederhana lapisan homogen, model kecepatan dikenakan pergeseran horizontal dan vertikal relatif besar setelah variasi kecepatan lateral benar diperhitungkan pada relokasi JHD.
  • 28.  Koreksi stasiun relatif seragam dalam setiap unit tektonik.  Pola koreksi stasiun JHD juga dapat memberikan tambahan informasi sebuah priori untuk membangun lebih baik model awal untuk meningkatkan resolusi kecepatan 3-D inversi.