Penelitian ini menggunakan data seismik dari banjir di Sungai Ahr Jerman pada Juli 2021 untuk mempelajari karakteristik banjir seperti ketinggian air, kecepatan perambatan, dan fluks sedimen. Analisis spektrogram dan gerakan partikel seismik memungkinkan deteksi dini banjir. Inversi spektrum seismik menghasilkan kurva hidrograf dan fluks sedimen banjir. Stasiun seismik dapat digunakan untuk
1. Pendekatan Metode Seismik
untuk Karakterisasi dan
Deteksi Banjir di Daerah
Tangkapan Air di Dataran
Tinggi
M. Dietze1,2 , T. Hoffmann3 , R.
Bell3, L. Schrott3, and N. Hovius2,4
Kelompok 7:
1. Johanes (12319006)
2. Try Ockta Putri Regina Simamora (12319028)
3. Muhammad Haidar Hafizh Fikri (12319048)
4. Fadila Safa Kamila (12319068)
2. PENDAHULUAN
• Banjir sungai merupakan bahaya besar terutama bagi lembah dataran tinggi yang sempit yang
juga merupakan 10% dari wilayah Eropa.
• Kondisi iklim yang memanas dan konsentrasi kelembaban atmosfer yang lebih tinggi (IPCC,
2018; Nikogosian dkk., 2021) → curah hujan kuat yang terus-menerus di wilayah dataran tinggi
Eropa → banjir pluvial.
• 14-15 Juli 2021, setelah terjadi hujan 250mm di wilayah dataran tinggi Eifel di Jerman →
Sungai Ahr (900 km2) banjir dengan debit mencapai 1.200m3/s membanjiri 15 kota,
berdampak pada 42.000 orang, dan membunuh 134 orang (Bell dkk., 2022; Dietze & Ozturk,
2021).
• Terdapat tiga stasiun hidrologi di sekitar Sungai Ahr yang mayoritas hanya mengukur
ketinggian air dengan area kurang dari 101 – 102 km2 (rata-rata luas daerah tangkapan air)
setiap 15 menit.
3. PENDAHULUAN
• 14 Juli 2021, pengukur di Müsch (sungai km 63) mencatat kenaikan muka air secara
progresif dari pukul 13:00 CEST hingga pukul 15:00 CEST. Alat pengukur di Altenahr (32 km
hilir Müsch) hancur setelah pukul 19:15 CEST sementara permukaan air masih naik secara
eksponensial.
• Untuk meningkatkan antisipasi banjir, diperlukan informasi yang lebih rinci, seperti
informasi tentang ketinggian air dan kecepatan rambat banjir yang datanya bisa didapat kurang
dari 15 menit.
• Seismometer yang dipasang pada jarak aman dari saluran sungai banjir, sensitif terhadap
beberapa parameter banjir seperti ketinggian air, debit, dan kecepatan perambatan peristiwa
(Cook dkk., 2018, 2021; Goodling dkk., 2018; Yang dkk., 2018).
4. PENDAHULUAN
Penelitian ini menggunakan data dari
stasiun seismik Jaringan Seismik
Regional Jerman (kode FDSN GR), yang
terletak di daerah tangkapan air Ahr dekat
Ahrweiler (stasiun AHRW pada gambar)
6. METODE
Raw seismic data
Data seismik mentah diunduh melalui layanan data FDSN
(Federasi Internasional Jaringan Seismograf Digital)
Frekuensi Sampling 100Hz
Didekonvolusi
Di-filter menggunakan Low Pass Filter pada 0,0001 Hz
7. SPEKTOGRAM SEISMIK
Analisis Gerakan Partikel untuk Sinposis Seismik
Dengan Time Window 30 detik dengan Overlap
80%
dihaluskan oleh TIME SUBWINDOW 15 detik
dengan Overlap 80%
Spektogram seismik dihitung dari sinyal tanpa filter untuk interval waktu yang sama
8. ANALISIS POLARISASI
Analisis Gerakan Partikel untuk Sinposis Seismik
Analisis polarisasi dilakukan untuk
periode: 2021-07-14
21:00:00 - 22:10:00 UTC
pada data seismik yang di-filter dengan
bandpass 1-4 Hz
dalam jendela tumpang tindih 75%
sepanjang 20 detik
9. SUDUT DATANG SUMBER KE STASIUN AHRW
Analisis Gerakan Partikel untuk Sinposis Seismik
Azimuth dihaluskan dengan 5 sampel yang
menjalankan filter median dan juga dengan 50
sampel yang menjalankan filter median.
Deskripsi statistik dari azimuth dihitung
sebagai mean dan standar deviasi untuk
interval 21:00:00-21:45:00 dan 21:45:00-
22:09:30 UTC.
10. METODE
Inversi spektrum seismik
Inversi spektrum seismik untuk
ketinggian air dan fluks puing diproses
menggunakan pendekatan Dietze dkk.
(2019), yang didasarkan pada model fisik
untuk turbulensi (Gimbert et al., 2014) dan
transportasi beban dasar (Tsai dkk., 2012),
diperpanjang oleh outer Monte Carlo loop
untuk memperhitungkan ketidakpastian
parameter lebih lanjut.
Hydrograph from seismic
inversion
11. METODE
Inversi spektrum seismik
Inversi spektrum seismik untuk
ketinggian air dan fluks puing diproses
menggunakan pendekatan Dietze dkk.
(2019), yang didasarkan pada model fisik
untuk turbulensi (Gimbert et al., 2014) dan
transportasi beban dasar (Tsai dkk., 2012),
diperpanjang oleh outer Monte Carlo loop
untuk memperhitungkan ketidakpastian
parameter lebih lanjut.
Debris flux from seismic
inversion
12. METODE
Inversi spektrum seismik
Ketinggian air berkisar antara 0,6 dan 10 m, fluks serpihan antara 0 dan 400 kg/sm
Debris flux from seismic inversion
Hydrograph from seismic inversion
13. METODE
Inversi spektrum seismik
Densitas sedimen spesifik diatur
menjadi 2650 kg/m3
Gradien sungai diatur menjadi 0,025
Jarak dari seismometer AHRW ke saluran
diatur menjadi 1.100 m
Inversi dilakukan
untuk rentang
frekuensi 1-8 Hz
Input data untuk inversi:
14. METODE
Inversi spektrum seismik
Parameter yang tersisa dibiarkan secara acak berkisar antara batas berikut:
• ukuran butir median 0,05–0,30 m
• faktor kualitas tanah 30–50
• kecepatan gelombang fase Rayleigh
500–800 m/detik
• variasi kecepatan gelombang
eksponen ±0,1
• parameter fungsi amplitudo
perpindahan Greens 0.6 dan 1.0.
15. METODE
Inversi spektrum seismik
Sebagai uji independen, fluks beban dasar berdasarkan
ketinggian air dihitung dengan persamaan Meyer-
Peter & Müller yang direvisi (Wong & Parker, 2006),
menggunakan kurva ketinggian air yang dibatasi
secara seismik
Prediksi spektral rentang sensor untuk situs
penyebaran hipotetis dilakukan dengan menggunakan
model turbulensi dan fluks beban dasar dari
pendekatan inversi, menerapkan tingkat air maksimum
dan nilai fluks puing dari inversi
16. METODE
Inversi spektrum seismik
Pemodelan kecepatan rambatan banjir dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Burtin dkk. (2016), menguji nilai
kecepatan antara 0,1 dan 5 m/detik selama 20 detik mean
berjalan (running mean) dihaluskan, terdekonvolusi dan
sinyal seismik yang ter-filter band pass 5–40 Hz antara
20:10:00 dan 21:40:00 UTC.
Digunakan nilai rata-rata dari rentang parameter inversi di
atas sebagai parameter properti tanah seismik
17. JEJAK SEISMIK
BANJIR
Stasiun AHRW merekam data sampai
pukul 23:19 waktu setempat pada 14 Juli
2021
Spektogram menunjukkan adanya
frekuensi konstan sekitar 2 Hz, yang
mungkin disebabkan oleh aliran sungai
Ahr pada ketinggian air < 1m.
Dengan meningkatnya banjir, daya
seismik meningkat di semua frekuensi,
paling mencolok antara 2 dan 15 Hz
18. JEJAK SEISMIK BANJIR
gerakan partikel seismik di stasiun.
• Pukul 22.10 secara sistematis lintasan bergerak ke arah
barat daya selama 30 menit sebelum membelok ke
tenggara dan ke timur selama 30 menit pada waktu
rekaman
• Pola gerakan partikel dihubungkan dengan
kemiringan lintasan karena massa yang bergerak besar,
mendekati stasiun barat daya, melewati selatan kemudian
bergerak menuju timur
• Kemiringan lintasan dijadikan sebagai indikator penentuan
urutan pertama dari banjir yang merambat
19. JEJAK SEISMIK BANJIR
• Dengan demikian,analisis spektogram dan gerakan partikel
memungkinkan untuk dijadikan sebagai indikator pendeteksi
dini dan peringatan banjir.
20. KINETIKA BANJIR
• (Walter,dkk, 2017) telah menemukan bahwa sinyal yang berbeda
dihasilkan oleh cabang banjir yang naik dengan cepat, yang
memungkinkan pelacakan kejadian banjir.
• Data seismik dari stasiun AHRW dari cabang banjir Ahrtal 2021,
digunakan untuk mengukur besarnya banjir, yaitu, ketinggian air,
kecepatan perambatan banjir dan jumlah puing-puing yang
diangkut.
21. KINETIKA BANJIR
• Diperoleh tingkat air rata-rata awal sungai Ahr dari 2 m. Di
malam hari, ketinggian air semakin meningkat, lebih cepat dari
sekitar pukul 22:00, memuncak pada 4,2 m sebelum pukul
23:00, sebelum perlahan-lahan turun pada menit-menit
terakhir
22. KINETIKA BANJIR
• Selama 2 jam sebelum kenaikan muka air yang signifikan, nilai
fluks puing rata-rata bernilai 10 kg/mile.
• Partikel yang menabrak lapisan belum bergerak atau tidak
menghasilkan sinyal seismik yang cukup kuat untuk direkam
sejauh satu kilometer.
• Namun, pada jam terakhir rekaman seismik, nilai fluks puing rata-
rata rata-rata naik hingga 220 kg/mile
23. KINETIKA BANJIR
• Kesesuaian terbaik dicapai dengan kecepatan propagasi 1,14
± 0,08 m/s
• Kecepatan aliran propagasi banjir diperoleh setelah
pengolahan data selama 30 detik sehingga penentuan
waktu kedatangan banjir di lokasi berbeda dapat segera
diinformasikan.
24. ANTISIPASI BANJIR REAL TIME
• Stasiun seismik yg disiapkan
• Disiapkan untuk seismologi gempa
• Terletak sekitar 1 km dari saluran banjir
• Tersedia secara real time (waktu sebenarnya) untuk membantu antisipasi
dampak dan upaya evakuasi
• Batasan deteksi banjir seismik
• Dikendalikan oleh kekuatan relatif sinyal banjir
• Dalam contoh banjir ahrtal ini jangkauan deteksi sekitar 1,5-2 km untuk
banjir dengan kecepatan 1,14 m/s
25. LATAR BELAKANG SEISMIK DAN SPEKTRUM
TEORITIS BANJIR
• Gambar a merupakan Estimasi kerapatan spektral daya probabilistik hari Minggu (arsir
merah) dan Selasa (arsir biru) sebelum banjir (arsir hijau)
• Gambar b Daya seismik akibat turbulensi untuk jarak yang berbeda ke stasiun seismik
• Gambar c Daya seismik akibat pengangkutan puing untuk jarak yang berbeda ke stasiun
seismik
26. KESIMPULAN
• Hampir 10% dari luas permukaan Eropa terdiri dari daerah tangkapan
air dataran tinggi yang berpotensi rentan terhadap banjir yang
diakibatkan dari sungai-sungai yang terkurung di lembah.
• Stasiun seismik dapat memberikan data pengukuran banjir yang
penting seperti rata rata ketinggian air, magnitudo, kecepatan
propagasi, dan laju transportasi dari puing-puing.
• Data seismik banjir Ahrtal pada bulan Juli 2021 ini digunakan untuk
melengkapi dan menggali lebih dalam mengenai kekurangan data
hidrometrik, serta merekonstruksi kejadian banjir bandang ini.
27. KESIMPULAN
Daerah tangkapan air dataran tinggi berukuran sedang dengan sungai yang dibatasi
lembah, seperti Ahrtal, dapat diinstrumentasikan dengan dua atau tiga pasangan
stasiun seismik (bintang kuning dan putih pada Gambar). Mengikuti pendekatan ini,
semua daerah Eropa yang terancam banjir dapat dilengkapi dengan stasiun
seismik telemetri langsung dengan biaya yang lebih murah (0,006%) dari biaya
yang ditimbulkan oleh banjir Ahr pada Juli 2021. Jaringan terdistribusi seperti itu
secara sistematis akan memungkinkan waktu tunggu beberapa jam untuk
menginformasikan penduduk dari banjir yang akan datang, dan membantu
mengoptimalkan respon cepat dan kegiatan penyelamatan.
Gambar1a
28. SUMBER
Dietze, M., Hoffmann, T., Bell, R., Schrott, L., & Hovius, N. (2022). A seismic
approach to flood detection and characterization in upland catchments.
Geophysical Research Letters, 49(20). https://doi.org/10.1029/2022gl100170
29. SUMBER
Dietze, M., Hoffmann, T., Bell, R., Schrott, L., & Hovius, N. (2022). A seismic
approach to flood detection and characterization in upland catchments.
Geophysical Research Letters, 49(20). https://doi.org/10.1029/2022gl100170
30. SUMBER
Dietze, M., Hoffmann, T., Bell, R., Schrott, L., & Hovius, N. (2022). A seismic
approach to flood detection and characterization in upland catchments.
Geophysical Research Letters, 49(20). https://doi.org/10.1029/2022gl100170
Editor's Notes
2*Banjir Pluvial (banjir bandang dan air permukaan): terjadi ketika peristiwa curah hujan ekstrem menciptakan banjir yang tidak bergantung pada badan air yang meluap
3*Dataran tinggi Eifel yang terangkat dibelah oleh lembah-lembah yang curam dan sempit, memberi makan hulu dari beberapa sungai yang lebih besar.
3*Sungai Ahr adalah anak sungai Rhine
3*Ini adalah jumlah kematian tertinggi akibat bencana alam di Jerman sejak 1962.
4*Dengan jarak puluhan km antara stasiun di sungai, perkiraan kecepatan perambatan banjir memiliki waktu tunda paling lama satu jam dan tidak tersedia untuk segmen lembah di hulu stasiun pertama.
1*Pengukur di Müsch, hanya mengukur hingga 15:00 karena alat mengalami kerusakan
1*Alat pengukur di Altenahr setelah ketinggian air mencapai ketinggian 5 m, menghancurkan pengukur. Mereka terus naik setidaknya 6,9 m sekitar 20:24 dan tingkat maksimum lebih dari 9 m (Bell et al., 2022).
2*Sebaiknya, informasi juga tersedia tentang puing-puing besar di sungai yang banjir.
2*kurang dari 15 mnt agar dapat memberi peringatan pada daerah lain utk antisipasi datangnya banjir
2*Puing-puing seperti material kayu besar, kendaraan yang tersapu dan pecahan bangunan yang runtuh.
*untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang banjir Ahrtal 2021 dan untuk menyelidiki potensi untuk peringatan banjir berbasis seismik di daerah tangkapan air dataran tinggi yang tidak diukur.
*Topografi dan intensitas curah hujan (12–15 Juli 2021 jumlah 72 jam). Inset menunjukkan jangkauan tempat Ahr memasuki lembah yang luas. Garis bergradasi warna menggambarkan azimut analisis polarisasi seismik, warna menurut legenda pada (b)
*gauge: alat pengukur; Terdapat tiga stasiun hidrologi di sekitar Sungai Ahr
*hypoth. Stat: stasiun hipotetis
*watershed: batas air (Daerah aliran sungai)
*stream (order) aliran (urutan) hujan kumulatif (mm)
Untuk sinopsis seismik, analisis gerakan partikel dilakukan untuk periode waktu 2021-07-14 10:00:00 hingga 22:10:00 Coordinated Universal Time.
Data seismik mentah dengan frekuensi sampling 100 Hz, diunduh melalui layanan data FDSN didekonvolusi, low pass difilter pada 0,0001 Hz (Yang dkk., 2018) dan diplot pada bidang horizontal.
The International Federation of Digital Seismograph Networking
Spektogram seismik dihitung dari sinyal tanpa filter untuk rentang waktu yang sama, menggunakan jendela 30 detik dengan tumpang tindih 80%, dihaluskan oleh subjendela 15 detik juga dengan tumpang tindih 80%
Garis bergradasi warna menggambarkan azimuth analisis polarisasi seismik, warna menurut legenda di (b).
Analisis polarisasi dilakukan untuk periode 2021-07-14 21:00:00 hingga 22:10:00 UTC pada data seismik yang difilter dengan bandpass 1-4 Hz dalam jendela tumpang tindih 75% sepanjang 20 detik.Color graded lines depict azimuth of seismic polarization analysis, colors according to legend in (b).
Garis bergradasi warna menggambarkan azimuth analisis polarisasi seismik, warna menurut legenda di (b).
Azimuth (Gambar 2f) dihaluskan dengan lima sampel yang menjalankan filter median dan juga dengan 50 sampel yang menjalankan filter median. Deskripsi statistik dari azimuth dihitung sebagai mean dan standar deviasi untuk interval 21:00:00-21:45:00 dan 21:45:00-22:09:30 UTC.
**ikut teks
*ikut teks
Ketinggian air berkisar antara 0,6 dan 10 m, fluks serpihan antara 0 dan 400 kg/sm
Dalam proses inversi ini, input parameter densitas sedimen spesifik diatur menjadi 2650 kg/m 3, gradien sungai menjadi 0,025, dan jarak dari seismometer AHRW ke saluran menjadi 1.100 m. Inversi dilakukan untuk rentang frekuensi 1-8 Hz.
Parameter yang tersisa dibiarkan secara acak berkisar antara batas berikut: ukuran butir median 0,05–0,30 m, faktor kualitas tanah 30–50, kecepatan gelombang fase Rayleigh 500–800 m/s, variasi kecepatan gelombang eksponen ±0,1 dan parameter fungsi amplitudo perpindahan Greens 0.6 dan 1.0.
Sebagai uji independen, fluks beban dasar berdasarkan ketinggian air dihitung dengan persamaan Meyer-Peter & Müller yang direvisi (Wong & Parker, 2006), menggunakan kurva ketinggian air yang dibatasi secara seismic
Prediksi spektral rentang sensor untuk situs penyebaran hipotetis dilakukan dengan menggunakan model turbulensi dan fluks beban dasar dari pendekatan inversi, menerapkan tingkat air maksimum dan nilai fluks puing dari inversi
(h) kecocokan sinyal seismik empiris dengan kecepatan rambat banjir yang berbeda beda
persamaan Meyer-Peter & Müller: Persamaan angkutan sedimen dasar/bedload
**ikut teks
Sebagai parameter properti tanah seismik, digunakan nilai rata-rata dari rentang parameter inversi seperti yang dilaporkan di atas.
Ketika water level <1m, daya seismik konstan ditunjukkan dengan warna cokelat. Ketika daya seismik meningkat fre
Grafik gerakan partikel sesimik menunjukkan ketika banjir masih jauh dari stasiun, partikel seismik hanya bergerak di sekitar titik koordinat.
1*(Yang dkk.,2018) telah melaporkan sinyal kemiringan serupa karena beban permukaan sungai yang banjir pada jarak beberapa km.
Magnitudo banjir dapat diperkirakan dengan menggunakan hubungan antara sinyal seismik pada kedalaman aliran air , serta gerakan tanah yang disebabkan oleh dampak partikel padat yang digerakkan pada dasar banjir (Dietze dkk.,2019; Gimbert dkk.,2014; Polvi dkk.,2020; Tsai dkk.,2012)
10 kg/sm. Kromatografi gas-spektrometri massa adalah metode analisis yang menggabungkan fitur kromatografi gas dan spektrometri massa untuk mengidentifikasi zat yang berbeda dalam sampel uji.
fluks adalah aliran properti fisik dalam ruang.
Kesesuaian terbaik dicapai dengan kecepatan propagasi 1,14 ± 0,08 m/s yang konsisten dengan nilai rata-rata berbasis pengukur sebesar 1,1 m/s untuk segmen sungai antara Altenahr dan Bad Bodendorf
Probabilistik ialah daya maksimum dari seismik powernya
Pemodelan prediktif turbulensi air (Gambar3b) menunjukkan bahwa tanda banjir ditenggelamkan (dibawah rata2 pengukuran) oleh latar belakang noise rata-rata pada jarak lebih dari 2 km
Data lebih akurat dibawah 2km diatas 2km sudah tidak akurat