SlideShare a Scribd company logo
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BY NY.
A SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS LISNANI ALI, S.ST TELUK
BETUNG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
Disusun oleh :
MERI SUSANTI
NIM :201207038
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
i
2
ASUHAN KEBIDANANPADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BYNY. A
SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS LISNANI ALI, S.ST TELUK
BETUNG TIMUR BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
(Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Kebidanan)
DISUSUN OLEH :
MERI SUSANTI
201207038
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
2015
ii
3
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila pada :
Hari : Senin
Tanggal : 06 Juli 2015
Penguji I Penguji II
Zendri Julistia, S.Kep M. Kes Nopa Utari, S.ST
NIK. 2015501065 NIK.11210043
MENGESAHKAN
Direktur Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung
dr.Wazni Adila, MPH.
NIK. 2011041008
iii
4
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BYNY.
A SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS LISNANI ALI, S.ST TELUK
BETUNG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
Meri Susanti, Ahmad Dahro, S.Sos.,M.I.P, Yuhelva Destri, Amd.Keb, SKM
INTISARI
Study kasus ini membahas tentang Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir dengan
pendekatan konsep penanganan yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah dapat
memberikan gambaran asuhan penanganan yang tepat melalui pengkajian,
interprestasi data, identifikasi masalah potensial, tindakan segera atau kolaborasi,
menyusun rencana, melaksanakan asuhan, serta mengevaluasi asuhan yang telah
dilakukan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif, subyek penelitian
by Ny. A segera setelah lahir. Obyek yang diambil dalam study kasus ini adalah 1
orang yaitu by Ny. A segera setelah lahir di BPS Lisnani Ali Teluk Betung Timur
Bandar Lampung tahun 2015.
Kurang baiknya penanganan pada bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan
kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian.
Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan
neonatal sehingga neonatal sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intrauteri ke ekstrauteri dapat bertahan dengan baik karena periode
neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
Kesimpulan hasil study kasus adalah bahwa diperlukannya penanganan yang tepat
dalam hal mempertahankan suhu tubuh tetap hangat , perawatan mata,
memberikan identitas bayi, memperlihatkan bayi pada orang tua/ keluarga,
memfasilitasi kontak dini pada ibu, memberikan vitamin K1, konseling, serta
imunisasi yang sesuai dengan konsep standara suhan kebidanan.
Kata kunci : Bayi segera setelah lahir
Kepustakaan : 18 referensi
Jumlah halaman : 88 halaman
iv
5
CURICULUM VITAE
Nama : Meri Susanti
Nim : 201207038
TtL : Sumur Jaya, 17 Mei 1994
Agama : Islam
Alamat : Gedung Cahya Kuningan kec Ngambur ,
Pesisir Barat
Institusi :AkademiKebidananAdila
Angkatan : VII
Nama orang tua : Ayah : Samsul
Ibu : Rosdawani
Biografi :
1. SDN 1 Gedung Cahya KuninganTahun
2006
2. SMPN 1 NgamburTahun 2009
3. SMAN 1 Pesisir SelatanTahun 2012
4. Mahasiswa Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung Tahun 2012-2015
v
6
MOTTO
Tidak Ada Kata gagal yang Ada Hanya
Kata Sukses atau Belajar
Kualitas Hidup Seseorang Ditentukan
Oleh Kesungguhan Niat, Bukan Otak
Yang Cemerlang
By :MeriSusanti
vi
7
PERSEMBAHAN
Semua yang telah ku capai….
Tak lepas dari segala perjuangan, kerja keras dan Doa”…..
Dengan segala kerendahan hati ku persembahkan karya kecilku yang sederhana
ini untuk orang-orang yang ku sayangi:
1. Kedua orang tua ku tercinta Bak ( Samsul Rohman ) dan emak
( Rosdawani ), buat Kakak ku Triputra Octa wijaya dan adik-adik ku
Samsi, Denta tri yani, dan Denti sulvia. Terima kasih atas Doa , semangat
dan nasihat yang kalian berikan selama ini dan semua pengorbanan yang
telah kalian lakukan selama ini demi kelancaran dan keberhasilan ku. .Terima
kasih “my BEST PARENTS”
2. Pembimbing KTI, bapak Ahmad Dahro, S.Sos.,M.I.P dan Ibu Yuhelva
Destri, Amd.Keb, SKMyang selalu meluangkan waktunya untuk berbagi
ilmu dan membimbing saya dalam penulisan KTI ini.
3. Teman-teman Generation Seven yang telah berjuang bersama selama 3
tahun ini, yang selalu semangat dan tidak pernah putus asa walau banyak
rintangan untuk membuat jiwa ini lemah dan ingin menyerah. Tetapi
indahnya Kebersamaan ini menjadikannya lebih kuat dan bertahan demi
sebuah cita-cita yang besar… 
vii
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk studi
kasus kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Terhadap By. Ny. A Segera Setelah Lahir Di Bps Lisnani Ali, S.ST Teluk Betung
Timur Bandar Lampung Tahun 2015”. Penulis menyadari karena keterbatasan
pengetahuan Karya Tulis Ilmiah ini, dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr.Wazni Adila,MPH selaku direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung
2. Ahmad Dahro, S.Sos.,M.I.Pselaku pembimbing I Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
3. Yuhelva Destri, Amd.Keb, SKMselaku pembimbing II Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
4. Lisnani Ali, S.ST selaku Pembimbing Lahan Praktek
5. Seluruh Staf dan Dosen Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat ditulis
satu persatu .
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua
pihak. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan bagi pembaca.
Bandar Lampung, Juni 2015
Penulis
viii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
INTISARI............................................................................................... iv
CURICULUM VITAE........................................................................... v
MOTTO ................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .................................................................................. vii
KATAPENGANTAR............................................................................. viii
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup ....................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 5
1.6 Metodologi Penelitian Dan Teknik Memperoleh Data ............. 6
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan Teori Medis .............................................................. 9
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan .......................................... 43
2.3 Landasan hukum kewenangan bidan ........................................ 51
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ............................................................................. 64
4.2 Diagnosa, Masalah Dan Kebutuhan ....................................... 71
4.3 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial ......................... 73
4.4 Identifikasi Tindakan Segera .................................................. 74
4.5 Perencanaan ........................................................................... 75
4.6 Pelaksanaan ........................................................................... 76
4.7 Evaluasi ................................................................................. 83
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 85
5.2 Saran .................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
10
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Perkembangan Sistem Pulmonal ............................................... 12
Tabel 2.2 Sigtuna Score .......................................................................... 17
Tabel 2.3 Apgar Score ............................................................................ 18
Tabel 2.4 Penanganan bayi baru lahir berdasarkan APGAR score ........... 18
Tabel 3.1 Matriks..................................................................................... 57
x
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 : Jadwal penelitian
Lampiran 3 : Dokumentasi
Lampiran 4 : Lembar konsul
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kurang baiknya penanganan pada bayi baru lahir yang sehat akan
menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup,
bahkan kematian. Sebagai contoh bayi yang mengalami hipotermi akan
menyebabkan hipoglikemia dan akhirnya dapat terjadi kerusakan otak.
Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan
neonatal sehingga neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri
dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin dapat bertahan dengan baik karena
periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Oleh karena itu penting untuk diketahui
oleh para tenaga kesehatan mengenai adaptasi fisiologis pada bayi baru lahir,
terutama para bidan yang selalu memberikan pelayanan bagi ibu, bayi, dan
anak. (Dewi, 2010 :h 11)
Data AKB menurut World Health Organization (WHO) ialah sebesar 35 per
1.000 kelahiran hidup untuk tahun 2012. Pada tahun 1990 silam, AKB secara
global sebesar 63 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut laporan WHO pada
tahun 2000, Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia 54 per 1000 kelahiran
hidup kemudian tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup (Wijaya,
2010). Dari data tersebut, AKB dunia menduduki kriteria sedang. Kedua data
AKB tersebut dapat kita bandingkan dengan targetan MDGs untuk AKB,
2
yakni 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015
(http://www.academia.edu).
Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Lampung berdasarkan hasil Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 – 2012 trendnya
menunjukkan kecenderungan menurun yaitu dari 55 per 1000 Kelahiran Hidup
tahun 2002 menjadi 30 per 1000 Kelahiran Hidup tahun 2012 (Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung 2012).
Kematian bayi dan Anak Balita terbesar ada di Kota Bandar Lampung (204
kasus kematian bayi dan 25 kematian anak balita). Kematian bayi terbesar
terjadi pada masa bayi perinatal (0-6 hari), diikuti kematian pada masa bayi
neonatal (7 – 28 hari) dan masa bayi (>28 hari -< 1 tahun) (Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung 2012).
Pada saat bayi lahir mempunyai suhu 0,5 – 1 ̊C lebih tinggi dibanding dengan
suhu ibunya. Sayangnya, tidak jarang bayi mengalami penurunan suhu tubuh
menjadi 35 – 35,5 ̊C dalam 15 – 30 menit karena kecerobohan perawat
diruang bersalin. Ruang bersalin seringkali tidak cukup hangat, dengan aliran
udara yang dingin di dekat bayi (yang berasal dari AC di dekat troli
resusitasi), atau petugas tidak mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan
baik segera setelah dilahirkan. Sebagian besar penyulit pada neonatus, seperti
distres pernafasan, hipoglikemia, dan gangguan pembekuan darah lebih sering
3
terjadi dan lebih berat bila bayi mengalami hipotermia (Prawirohardjo,2009 ;h
368).
Berdasarkan hasil survey yang penulis lakukan di BPS Lisnaini Ali pada
tanggal 05 April 2015 terdapat ibu inpartu multigravida yaitu Ny A G3P1A1
dalam inpartu fase aktif. Sehingga penulis tertarik untuk memberikan asuhan
dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By. Ny. A Segera
Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali, S.ST Bandar Lampung Tahun 2015”. Untuk
meminimalkan angka kematian dan kesakitan pada bayi baru lahir seperti
hipotermi, asfiksia, dan perdarahan tali pusat.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :” Bagaimanakah Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Baru Lahir By. Ny. A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali,
S.ST Bandar Lampung Tahun 2015” ?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Diperolehnya pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Baru Lahir By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani
Ali , S.ST Bandar Lampung Tahun 2015.
4
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Diharapkan penulis mampu melakukan pengkajian terhadap
By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali , S.ST
Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2.2 Diharapkan penulis mampu menentukan interpretasi data
terhadap By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali ,
S.ST Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2.3 Diharapkan penulis mampu menentukan diagnosa dan masalah
potensial terhadap By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS
Lisnani Ali , S.ST Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2.4 Diharapkan penulis mampu melakukan antisipasi masalah
potensial terhadap By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS
Lisnani Ali , S.ST Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2.5 Diharapkan penulis mampu merencanakan asuhan yang
diberikan terhadap By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS
Lisnani Ali , S.ST Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2.6 Diharapakan penulis mampu melaksanakan asuhan terhadap
By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali , S.ST
Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2.7 Diharapkan penulis mampu melakukan evaluasi terhadap
asuhan yang diberikan terhadap By. Ny A Segera Setelah Lahir
di BPS Lisnani Ali , S.ST Bandar Lampung Tahun 2015.
5
1.4 Ruang lingkup
1.4.1 Sasaran
Objek yang diambil dalam studi kasus ini adalah satu orang bayi
segera setelah lahir yaitu By. Ny A.
1.4.2 Tempat
Dalam studi kasus ini penulis mengambil kasus di BPS Lisnani Ali,
Jalan RE Martadinata Teluk Betung Bandar Lampung.
1.4.3 Waktu
Pelaksanaan asuhan kebidanan dalam studi kasus ini, penulis
melakukan penelitian pada tanggal 05- 06 April 2015.
1.5 Manfaat penelitian
1.5.1 Bagi institusi pendidikan
Study kasus ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan bagi
mahasiswa Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dalam
menerapkan ilmu pengetahuan tentang asuhan bayi segera setelah
lahir dan sebagai acuan penelitian berikutnya.
1.5.2 Bagi lahan praktik
Study kasus ini dapat dijadikan gambaran informasi serta bahan untuk
meningkatkan mutu manajemen kebidanan di lahan praktik akan
manajemen asuhan bayi segera setelah lahir.
6
1.5.3 Bagi penulis
Study kasus ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi
penulis serta mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama
perkuliahan tentang Asuhan bayi segera setelah lahir.
1.6 Metodologi dan teknik memperoleh data
1.6.1 Metodelogi penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam kasus ini adalah metode
penelitian survey deskriptif yang dapat didefinisikan sebagai suatu
penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dan untuk
menggambarkan atau memotret maslah kesehatan serta yang terkait
dengan sekelompok penduduk atau orang yang tinggal dalam
komunitas tertentu .
1.6.2 Teknik memperoleh data
Untuk memperoleh data, teknik yang digunakan sebagai berikut:
1.6.2.1 Data Primer
a. Wawancara
Salah satu metode yang digunakan penulis untuk
mendapatkan data adalah dengan wawancara, dimana
penulis mendapatkan informasi secara lisan dari
seorang sasaran penelitian dan bercakap-cakap dengan
7
berhadapan muka dengan orang tersebut. Jadi data
diperoleh langsung dari respon dan melalui salah satu
pertemuan atau percakapan penulis melakukan tanya
jawab dengan klien, suami, dan keluarga yang dapat
membantu memberikan informasi yang dibutuhkan
( Notoatmodjo, 2005 : h 102, 138)
1) Alo anamnesa
Wawancara yang dilakukan dengan cara melakukan
wawancara dengan keluarga pasien untuk
mengetahui mengenai masalah yang terjadi pada
pasien (Ari Sulistyawati, 2009: h 111)
2) Pengkajian fisik
Adalah suatau pengkajian yang dapat dipandang
sebagai tahap pengkajian pada proses perawatan
atau tahap pengkajian atau pemeriksaaan klinis dari
sistem pelayanan terintegrasi yang prinsipnya
menggunakan cara-cara yang sama dengan
pengkajian fisik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi.
(Prihardjo, 2006: h 2-3)
8
1.6.2.2 Data sekunder
a. Studi pustaka
Adalah metode pengumpulan data dengan mempelajari
catatan tentang pasien yang ada Studi dokumentasi
Studi yang dilakukan dengan mempelajari status
kesehatan klien bersumber dari catatan dokter, bidan,
maupun sumber lain yang menunjang seperti hasil
pemeriksaan diagnostic (Notoatmodjo, 2005; h.62, 63).
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan teori medis
2.1.1 Pengertian bayi baru lahir
Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
intrauterine ke kehidupan ekstrauterine.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37 minggu - 42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram.
(Dewi,2011; h.1)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan
berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat
bawaan. ( Rukiyah, 2010; h.2)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram. (Kristiyanasari dan Jitowiyojno,2011:h 60)
10
2.1.2 Karakteristik bayi baru lahir
a. Berat badan 2.500-4000 gram
b. Panjang badan 48-52 cm
c. Lingkar dada 30-38 cm
d. Lingkar kepala 33-35 cm
e. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit,
kemudian menurun sampai 120-110 x/menit
f. Pernafasan 40-60 x/menit
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan
cukup terbentuk dan diliputi vernik caseosa
h. Rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang atau melewati jari –jari
j. Genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
anak perempuan), testis sudah turun (pada anak laki-laki).
k. Reflek hisap dan menelan baik
l. Reflek suara sudah baik, bayi bila dikagetkan akan
memperlihatkan gerakan memeluk.
m. Reflek menggenggam sudah baik
n. Eliminasi baik, urine dan meconium akan keluar 24 jam
pertama, meconium berwarna hitam kecoklatan.
11
2.1.3 Perubahan perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir
2.1.3.1 Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan
kadar gula darah, untuk menambah energy pada jam-jam
pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam
lemak, bila karena sesuatu hal misalnya bayi mengalami
hipotermi, metabolisme asam lemak tidak dapat
memenuhi kebutuhan pada neonatus maka kemungkinan
besar bayi akan menderita hipoglikemia, misal pada bayi
BBLR, bayi dari ibu yang menderita DM dan lain-lainnya.
2.1.3.2 Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi lahir berada pada suhu lingkungan yang lebih
rendah dari suhu didalam rahim ibu. Apabila bayi
dibiarkan dalam suhu kamar 25 C maka bayi akan
kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi
sebanyak 200kal/kgbb/menit. Sedangkan produksi panas
yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 dari seharusnya.
Jaringan meningkat dan kebutuhan oksigenpun meningkat.
12
2.1.3.3 Perubahan pernapasan
Tabel 2.1 Perkembangan system pulmonal
Usia
Kehamilan
Perkembangan
24 hari Bakal paru-paru terbentu
26-28 hari Kedua bronkus membesar
6 minggu Segmen bronkus terbentuk
12 minggu Lobus terdiferensiasi
24 minggu Alveolus terbentuk
28 minggu Surfaktan terbentuk
34-36
minggu
Struktur paru matang
Sumber : Dewi,2010: h 2, 12
Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran
gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus
melalui paru-paru bayi.
(Kristiyanasari dan Jitowiyono .2011:h 62)
Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena hal-
hal berikut:
1) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir
(simulasi mekanik)
2) Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merangsang
kemoseptor yang terletak di sinus karotikus (stimulasi
kimiawi)
3) Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu
di dalam uterus (stimulasi sensorik).
4) Reflex defleksi Hering Breurs
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam
waktu 30 menit pertama setelah bayi lahir. Usaha bayi
13
pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli,
selain karena adanya surfaktan , juga karena adanya
tarikan napas dan pengeluaran napas dengan merintih
sehingga udara bisa tertahan didalam. Cara neonatus
bernapas dengan cara bernapas difragmatik dan
abdominal., sedangkan untuk frekuensi dan dalamnya
bernapas belum teratur. Apabila surfaktan berkurang,
maka alveoli akan kolaps dan paru-paru akan kaku.
Sehingga terjadi ateleksis. Dalam kondisi seperti ini
(anoreksia), neonatus masih dapat mempertahankan
hidupnya karena adanya kelanjutan anaerobic.
2.1.3.4 Perubahan sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan
O2 meningkat dan tekanan CO2 menurun hal ini
mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru
sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat, hal ini
menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-
paru dan Ductus Arteriosus menutup. Dengan menciutnya
arteri dan vena umbilical kemudian tali pusat dipotong aliran
darah dari plasenta melalui vena cava inferior foramen ovale
ke atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin sekarang berubah
menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.
14
2.1.3.5 Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh BBL mengandung relative banyak air. Kadar natrium
juga relative lebih besar dibandingkan dengan kalium karena
ruangan ekstraseluler yang luas. Fungsi ginjal belum
sempurna karena :
1) Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa
2) Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan
volume tubulus proksimal
3) Renal blood flow relative kurang bila dibandingkan
dengan orang dewasa.
2.1.3.6 Imonoglobulin
Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum
tulang juga tidak memiliki propia ilium dan apendiks.
Plasenta merupakan sawar, sehingga fetus bebas dari antigen
dan stress imunologis. Pada BBL hanya terdapat
gamaglobulin G, sehingga imonologi dari ibu dapat
berpindah melalui plasenta karena berat molekulnya kecil.
Akan tetapi, bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta
(lues, toksoplasma, herpes simpleks, dan lain-lain) reaksi
imonologis dapat terjadi dangan pembentukan sel plasma
serta antibody gama A, G, dan M.
15
2.1.3.7 Traktus digestivus
Traktus digestivus relative lebih berat dan lebih panjang
dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus, traktus
digestivus mengandung zat warna hitam kehijauan yang
terdiri dari mukopolisakarida atau disebut juga dengan
mekoneum. Pengeluaran mekoneum biasanya pada 10 jam
pertama kehidupan dan dalam 4 hari setelah kelahiran
biasanya feses sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim
dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada
neonatus, kecuali enzim amylase prankreas.
2.1.3.8 Hati
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan
morfologi yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan
kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik juga mulai
berkurang, walaupun dalam waktu yang agak lama. Enzim
hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya
detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna,
contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih
dari 50 mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby
syndrome.
16
2.1.3.9 Keseimbangan asam basa
Tingkat keasaman (pH) darah pada waktu lahir umumnya
rendah karena glikolisis anaerobic. Namun, dalam waktu 24
jam, neonatus telah mengompensasi asidosis.
2.1.4 Evaluasi awal bayi baru lahir
2.1.4.1 Penilaian sekilas sesaat bayi setelah lahir
Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas
untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang
dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi, jika warna kulit
adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini
sudah cukup untuk dijadikan data awal dalam kondisi baik.
2.1.4.2 Menit pertama kelahiran
Pertemuan SAREC di swedia tahun 1985 menganjurkan
penggunaan parameter penilaian bayi baru lahir dengan cara
sederhana yang di sebut SIGTUNA (SIGTUNA SCORE),
sesuai dengan nama tempat terjadinya konsestus. Penilaian
cara ini digunakan terutama untuk tingkat pelayanan
kesehatan dasar karena hanya menilai dua parameter yang
penting namun cukup mewakili indicator kesejahteraan bayi
baru lahir.
17
Sesaat setelah bayi lahir bidan memantau 2 tanda vital bayi
sesuai dengan SIGTUNA skor, yaitu upaya bayi untuk
bernapas dan frekuensi jantung (dihitung selama 6 detik, hasil
dikalikan 10 sama dengan frekuensi jantung satu menit).
Cara menentukan SIGTUNA skor
a) Nilai bayi sesaat setelah lahir (menit pertama) dengan
criteria penilaian seperti pada table
b) Jumlah skor yang didapat
c) Kesimpulan dari total SIGTUNA skor
4 = asfiksia ringan atau tidak asfiksia
2-3 = asfiksia sedang
1 = asfiksia berat
0 = bayi lahir mati/fresh stillbirth
Table 2.2 Sigtuna Score
Skor
Criteria
2 1 0
Pernapasan Teratur Megap-megap Tidak ada
Denyut jantung >100 <100 Tidak ada
2.1.4.3 Menit ke 5 sampai 10
Segera setelah bayi lahir, bidan mengobservasi keadaan bayi
dengan berpatokan pada APGAR skor dari menit ke 5 hingga
10. (Sulistyawati dan Nugraheny,2010: h 118-119)
18
Aspek-aspek yang termasuk APGAR dan harus dinilai dan
dicatat ialah:
Table 2.3 Apgar Score
TANDA SKOR
0 1 2
Appereance (warna kulit) Seluruh
tubuh biru
atau pucat
Tubuh merah
ekstremitas biru
Seluruh
tubuh
kemerahan
Pulse (Bunyi jantung) Tidak ada < 100 > 100
Grimace (Refleks) Tidak ada Ekstremitas
sedikit fleksi
Gerakan
aktif
Activity (Aktivitas) Tidak ada Sedikit gerak Langsung
Menangis
Respiratory (Pernapasan) Tidak ada Lambat/tidak
teratur
Menangis
Sumber : Dewi,2011; h.2-3
Interpretasi
a. Nilai 1-3 asfiksia berat
b. Nilai 4-6 asfiksia sedang
c. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)
Tabel 2.4 Penaganan bayi baru lahir berdasarkan
APGAR skor
Nilai APGAR
lima menit
pertama
Penanganan
0-3 Tempatkan ditempat hangat dan lampu sebagai sumber
penghangat
Pemberian oksigen
Resusitasi
Stimulasi
Rujuk
4-6 tempatkan dalam tempat yang hangat
pemberian oksigen
stimulasi taktil
7-10 dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan bayi lahir
normal.
Sumber : Sulistyawati dan Nugraheny,2010; h.208-209
19
2.1.5 Tahapan pada bayi baru lahir
2.1.5.1 Tahap I terjadi segera setelah lahir
Selama menit pertama kelahiran, pada tahap ini digunakan
sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi
bayi dan ibu.
2.1.5.2 Tahap II disebut tahap transisional reaktivita
Pada tahap ini dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama
terhadap adanya perubahan prilaku.
2.1.5.3 Tahap III disebut tahap periodic
Di tahap ini pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang
meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
2.1.6 Asuhan kebidanan pada BBL normal
2.1.6.1 Cara memotong tali pusat
1) Menjepit tali pusat dengan klem dengan jarak 3cm dari
pusat, lalu mengurut tali pusat kearah ibu dan memasang
klem ke-2 dengan jarak 2 cm dari klem
2) Memegang tali pusat di antara 2 klem dengan menggunakan
tangan kiri (jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu
memotong tali pusat di antara 2 klem
20
3) Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1cm dari umbilicus
dengan simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan
simpul mati. Untuk kedua kalinya bungkus dengan kasa
steril, lepaskan klem tali pusat, lalu memasukkannya dalam
wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.
4) Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikannya
kepada ibu.
2.1.6.2 Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah hipotermi
1) Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir
Kondisi bayi lahir dengan tubuh basah karena air ketuban
atau aliran udanra melalui jendela atau pintu yang terbuka
akan mempercepat terjadinya penguapan yang akan
mengakibatkan serangan dingin (cold stres) yang
merupakan gejala awal hipotermia. Bayi kedinginan
biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh
karena control suhunya belum sempurna.
2) Untuk mencegah terjadinya hipotermia, bayi baru lahir
harus segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering
kemudian diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk
mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu.
3) Menunda memandikan BBL sampai tubuh bayi stabil
Pada bayi baru lahir cukup bulan dengan berat badan lebih
dari 2.500 gram dan menagis kuat bisa dimandikan ±24 jam
21
setelah kelahiran dengan tetap menggunakan air hangat.
Pada BBL berisiko yang berat badannyakurang dari 2.500
gram atau keadaannya sangat lemah sebaiknya jangan
dimandikan sampai suhu tubuhnya stabil dan mampu
menghisap ASI dengan baik.
4) Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir
Ada empat cara yang membuat bayi kehilangan panas, yaitu
melalui radiasi, evaporasi, konduksi, konveksi.
(Dewi,2010: h 3- 4)
a) Konveksi
Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara
sekeliling bayi, misal: BBL diletakkan dekat pintu atau
jendela terbuka
b) Konduksi
Pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi kontak
langsung dengan permukaan ysng lebih dingin, misal :
popok atau celana basah yang tidak langsung diganti.
c) Radiasi
Panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi
yang lebih dingin, misal : BBL diletakkan ditempat yang
dingin.
22
d) Evaporasi
Cairan atau air ketuban ysng membasahi kulit bayi dan
menguap, misal : bayi baru lahir tidak langsung
dikeringkan dari air ketuban.
2.1.6.3 IMD ( Inisiasi Menyusui Dini)
Protocol evidence based yang baru telah diperbaharui oleh
WHO dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk
menyatakan satu jam pertama menyatakan bahwa: bayi harus
mendapat kontak kulit ke kulit dengan ibunya segera setelah
lahir selama paling sedikit satu jam. Bayi harus dibiarkan untuk
melakukan inisiasi menyusu dini dan ibunya dapat mengenali
bahwa bayinya siap menyusu serta memberikan bantuan jika
diperlukan. Menunda semua prosedur lainnya yang harus
dilakukan kepada bayi baru lahir sampai dengan IMD selesai.
Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi
mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Cara bayi
melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the best crawl
atau merangkak mencari payudara.
(Ambarwati dan Wulandari,2008; h.36-37)
1) Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini yaitu:
a) Anjurkan suami atau keluarga mendampingi saat
melahirkan
23
b) Hindari penggunaan obat kimiawi dalam proses
persalinan
c) Segera keringkan bayi tanpa menghilangkan lapisa
lemak putih (verniks)
d) Dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju,
tengkurapkan bayi di dada ibu, luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel di dada ibu, kepala bayi harus
berada diantara dada ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu
dan bayi kemudian selimuti kedua agar tidak
kedinginan. Tutp tubuh bayi dari kepala dengan kain
yang kering dan bersih.
e) Anjurkan ibu memberi sentuhan kepada bayi untuk
merangsang bayi mendekati putting.
f) Biarkan bayi bergerak sendiri mencari putting susu
ibu.
g) Biarkan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit
ibu selama minimal satu jam walaupun proses
menyusui telah terjadi. Bila belum terjadi proses
menyusui hingga 1 jam biarkan bayi berada di dada ibu
sampai proses menyusui pertama kali selesai.
h) Tunda tindakan lain seperti menimbang, mengukur, dan
memberikan suntikan Vitamin K sampai menyusui
pertama kali
24
i) Proses menyusui dini dan kontak kulit ibu dan bayi
harus di upayakan meskipun ibu melahirkan dengan
cara operasi atau tindakan lain, kecuali ada
indikasi medis yang jelas.
( Rukiyah dan Yulianti,2010; h. 8-9)
2) Keuntungan inisiasi menyusu dini
Bagi bayi
a) Menstabilkan pernapasan dan detak jantung
b) Mengendalikan temperature tubuh bayi
c) Memperbaiki atau membuat pola tidur bayi lebih baik
d) Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu lebih
cepat dan efektif
e) Meningkatkan kenaikan berat (bayi lebih cepat kembali
ke berat lahirnya)
f) Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi
g) Mengurangi tangis bayi
h) Mengurangi infeksi bayi karena adanya kolonisasi
kuman di usus bayi akibat kontak kulit bayi dan bayi
menjilat kulit ibu
i) Mengeluarkan mekonium lebih cepat, sehingga
menurunkan kejadian ikterus BBL
j) Memperbaiki kadar gula dan parameter biokimia lain
selama beberapa jam pertama hidupnya
25
k) Mengoptimalkan keadaan hormonal bayi
Bagi ibu
a) Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan
risiko perdarahan pasca persalinan
b) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan
produksi ASI
c) Membantu ibu mengatasi stress sehingga ibu merasa
lebih tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta lahir dan
prosedur pasca persalinan lainnya
d) Meningkatkan produksi ASI
e) Menunda ovulasi
2.1.6.4 Pencegahan perdarahan
Semua BBL harus diberi vitamin K¹ (phytomenadione) injeksi 1
mg inramuskular setelah proses IMD dan bayi menyusu untuk
mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang
dialami oleh sebagian BBL.
Cara penyuntikan vitamin K¹ :
1) Gunakan semprit sekali pakai steril 1Ml (semprit tuberculin)
2) Jika menggunakan sediaan 10 mg/mL maka masukkan vitamin
K¹ kedalam semprit sebanyak 0,15 mL. suntikkan secra
intramuscular dipaha kiri bayi bagian anterolateral sepertiga
tengah sebanyak 0,1 Ml (1 mg dosis tunggal)
26
3) Jika menggunakan sediaan 2mg/mL maka masukkan vitamin
K¹ kedalam semprit sebanyak 0,75 mL. suntikkan secara
intramuscular dipaha kiri bayi bagian anterolateral sepertiga
tengah sebanyak 0,5 mL (1 mg dosis tunggal)
2.1.6.5 Pencegahan infeksi mata
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata setelah proses
IMD dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata kurang
efektif jika diberiakan > 1 jam setelah kelahiran.
Cara pemberian salep mata
1) Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir) kemudia
keringkan
2) Jelaskan pada keluarga apa yang akan dilakukan dantujuan
pemberian obat tersebut.
3) Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian
mata yang paling dekat dengan hidung menuju kebagian luar
mata atau tetes mata
4) Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh
menyentuh mata
5) Jangan menghapus salep atau tetes mata dari mata bayi dan
anjurkan keluarga untuk tidak menghapus obat-obat tersebut.
(JNPK.2008 :h 127, 136)
27
2.1.6.6 Imunisasi
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajanpada penyakit
tersebut ia tidak menjadi sakit.
Vaksin hepatitis B (HepB) harus segera diberikan setelah lahir,
mengingat vaksinasi HepB merupakan upaya pencegahan yang
sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui
transmisi maternal dari ibu kepada bayinya.
(Ranuh,et all 2011; h.48-49)
2.1.6.7 Pemberian ASI
Air susu ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI
diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas dan
kuantitasnya. Berikan ASI sesering mungkin sesuai dengan
kebutuhan bayi tampa jadwal (on demamd). Berikan ASI saja (ASI
eksklusif) sampai bayi berusia 6 bulan.
2.1.6.7 Perawatan tali pusat
Banyak pendapat tentang cara terbaik dalam merawat tali pusat.
Telah dilaksanakan beberapa uji klinis untuk membendingkan cara
perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi, yaitu
28
dengan membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan luka
hanya dengan air bersih.
Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak membubuhkan apapun
pada daerah sekitar tali pusat karena dapat mengakibatkan infeksi.
Hal ini diakibatkan karena meningkatkan kelembaban (akibat
penyerapan olah bahan tersebut) badan bayi sehingga menciptakan
kondisi yang ideal bagi tumbuhnya bakteri. (Dewi, 2011; h.30)
2.1.6.8 Rawat gabung.
Adalah suatu cara perawatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan
tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruang
kamar atau tempat bersama- sama selama 24 jam penuh dalam
seharian. Tujuan rawat gabung secara umum adalah membina
hubungan emosional antara ibu dan bayi, meningkatkan
penggunaan air susu ibu (ASI), pencegahan infeksi dan pendidikan
kesehatan bagi ibu. Dengan rawat gabung, ibu dapat ibu dapat
menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja, dimana saja bayi
membutuhkanya. Ibu dapat melihat dam memahami cara perawatan
bayi secara benar yang dilakukan oleh petugas, ibu mempuyai
pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih di
rumah sakit, dapat melibatkan suami secara aktif untuk membantu
ibu dalam dalam menyusui bayinya secara baik dan benar, ibu
29
mendapat kehangatan emosinal atau batin karena selalu kontak
dengan bayinya.
Syarat bayi baru lahir bisa dilakukan rawat gabung, antara lain bayi
lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong. Apabila bayi
lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi
cukup sehat, reflek menghisap baik, tidak ada tanda – tanda infeksi
dan lain-lain. Apabila bayi lahir secara seksio sesaria dengan
pembiusan umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu sadar dan
bayi tidak mengantuk, 4-6 jam setelah operasi selesai. Syarat lain
agar agar bayi baru lahir bisa dirawat gabung, adalah bayi tidak
asfiksia setelah 5 menit pertama ( nilai APGAR lebih dari tujuh ),
umur kehamilan lebih dari atau samaa dengan 37 minggu, berat
lahir lebih dari atau sama dengan 2500 gram, tidak terdapat tanda
infeksi intrapartum, bayi dan ibu dalam keadaan sehat.
( Muslihatun, 2010; h.22)
Manfaat yang bisa didapatkan dari rawat gabung pada ibu dan bayi
adalah :
a. Fisik
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu akan mudah untuk
melakukan perawatan sendiri. Dengan perawatan sendiri dan
pemberian ASI sendiri mungkin, maka akan mengurangi
30
kemungkinan terjadinya infeksi silang dari pasien lain atau
petugas kesehatan.
b. Fisiologis
Bila ibu dekat dengan bayi akan segera di susui dan
frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses yang
fisiologis, yang alami dimana bayi mendapat nutrisi alami
yang paling sesuai dan baik. Bagi ibu yang menyusui akan
timbul reflek oksitosin yang dapat membantu proses fisiologis
involusi rahim.
c. Psikologis
Dari segi psikologis akan segera terjalin proses lekat akibat
sentuhan badan antara ibu dan bayi. hal tersebut akan
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan psikologis bayi.
selain itu, kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental
yang mutlak di butuhkan oleh bayi.
d. Edukatif
Ibu akan mempunyai pengalaman yang berguna sehingga
mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari
rumah sakit. Selama di RS ibu akan melihat, belajar dan
mendapat bimbungan mengenai cara menyusui secara benar,
cara merawat payudara, tali pusat, memandikan bayi dan
sebagainya. Keterampilan ini diharapkan dapat menjadi modsl
bsgi ibu untuk merawat bayinya setelah pulang dari RS
31
e. Ekonomi
Pemberian asi dapat dilakukan sedini mungkin, bagi rumah
sakit terutama Rs pemerintah, hal tersebut merupakan suatu
penghematan terhadap anggaran pengeluaran untuk pembelian
susu formula, botol susu, dot, serta peralatan lainya yang di
butuhkan. Beban perawat lebih ringan karena ibu berperan
besar dalam merawat bayinya sendiri sehimgga waktu luang
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain.
f. Medis
Secara medis, pelaksanaan rawat gabung dapat menurunkan
terjadinya infeksi nasokomial pada bayi, serta menurunkan
angka mortalitas ibu maupun bayinya.( Dewi, 2010; h.19)
2.1.7 Pemeriksaan fisik dan sistem penilaian pada BBL
Pengkajian atau pemeriksaan fisik pada bayi dilakukan secara
menyeluruh.Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan
bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir.
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir
dan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami
penyimpangan.
2.1.7.1 Pengukuran
BB, PB, LK, LP, LLA (Muslihatun,2010 ;h 28 – 34).
1) Berat badan 2.500 – 4.000 gram
32
2) Panjang badan 48 – 52 cm
3) Lingkar dada 30 – 38 cm
4) Lingkar kepala 33 – 35 cm
5) Lingkar lengan 11 – 12 c
(Dewi, 2010; h 2)
2.1.7.2 Pengukuran tanda-tanda vital
1) Suhu/temperatur
Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksiler untuk
menentukan apakah bayi dalam keadaan hipo atau
hipertermia. Dalam kondisi normal, suhu bayi
berkisar antara 36,5-37,5°C. (Uliyah dan Hidayat,
2011 : h 146)
2) Pernafasan
Pernapasan BBL adalah menangis spontan , megap-
megap, tidak menangis. Pernapsan ± 40-60x/menit.
(Sulisyawati dan Nugraheny, 2010: h 119)
3) Nadi
Denyut nadi dikatakan normal apabila frekuensinya
antara 100-160 kali permenit. (Uliyah dan Hidayat,
2011: h 146)
33
2.1.7.3 Pemeriksaan bagiaan tubuh (pemeriksaan fisik)
1) Kepala
Ubun – ubun besar, ubun – ubun kecil, sutura , moulase,
caput succedaneum, cephal haematoma, hidrosepalus,
rambut meliputi : jumlah, warna dan adanya lanugo
pada bahu dan punggung.
2) Muka
Tanda – tanda paralisis
3) Mata
Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran, epicanthus) dan
kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital,
trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata,
perdarahan subkonjungtiva.
4) Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak, dihubungkan
dengan mata dan kepala serta adanya gangguan
pendengaran.
5) Hidung
Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, kebersihan.
6) Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah,
lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks
menghisap, adakah labio/palatoskisis, trush, sianosis.
34
7) Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan
benjolan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda
abnormalitas kromoson dan lain – lain.
8) Klavikula dan lengan tangan
Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari.
9) Dada
Bentuk dan kelaian bentuk dada, putting susu,
gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung, dan
pernafasan.
10) Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis,
perdarahan tali pusat, dinding perut dan adanya
benjolan, gastroskisis, omfalokel, bentuk simetris/tidak,
palpasi hati, ginjal.
11) Genetalia
Kelamin laki-laki: panjang penis, testis sudah turun
dalam skorotum, urifisium uretra diujung penis
(fimosis, hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan:
labia mayora, labia minora, orifisium vagina, orifisium
uretra, sekret dan lain-lain.
35
12) Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari (sindaktili,
polidaktili)
13) Anus
Berlubang/tidak, posisi, fungsi sfingter ani, adanya
atresia ani.
14) Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvatura kolumna vertebralis,
pembengkakan, spina bifida.
15) Pemeriksaan kulit
Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian
sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum.
Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi,
jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat
menangis spontan maka ini sudah cukup untuk
dijadikan data awal dalam kondisi baik.
(Sulistyawati dan Nugraheny,2010: h 118-119)
16) Refleks
Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis
dan spontan tampa disadari pada bayi normal. Beberapa
refleks pada bayi baru lahir meliputi:
a) Rooting refleks; yaitu reflek mencari putting susu.
36
b) Suckling refleks; yaitu reflek menghisap areola
putting susu tertekan dagu bayi, lidah dan langit-
langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan
memancarkan ASI.
c) Swallowing refleks; yaitu refleks menelan dimana
ASI dimulut bayi mendesak otot di daerah mulut
dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan
dan mendorong ASI ke dalam lambung.
d) Moro refleks; refleks yang timbul diluar kemauan?
Kesadaran bayi.
e) Grasping refleks; bila jari kita menyentuh telapak
tangan bayi, maka jari-jarinya akan langsung
menggenggam sangat kuat.
f) Tonik neek refleks; yaitu gerakan spontan otot
kuduk pada bayi normal.
g) Stapping reflek; reflek kaki secara spontan apabila
bayi diangkat tegak dan kakinya satu persatu
disentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah-olah
berjalan.
h) Startle reflek; reaksi emosional berupa hentakan
dan gerakan seperti mengejang pada lengan dan
tangan dan seiring diikuti dengan tangisan.
(Rukiyah dan Yulianti, 2010; h.63)
37
i) Babinsky reflek; gerakan jari sepanjang telapak
kaki .
17) Eliminasi
Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal
bagian bawah. Bayi baru lahir normal biasanya kencing
lebih dari enam kali perhari. Bayi baru lahir normal
biasanya berak cair enam sampai delapan ksli perhahi.
Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau
atau mengandung lendir atau darah. Perdarahan
pervagina pada bayi baru lahir dapat terjadi selama
beberapa hari pada minggu pertama kehidupan dan hal
ini di anggap normal.
2.1.8 Masalah pada bayi baru lahir
2.1.8.1 Masalah yang perlu tindakan segera dalam 1 jam
1) Tidak bernapas/ sulit bernapas
Penanganan umum yang bias diberikan adalah :
a) Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan
bungkus dengan pakaian hangat dan kering.
b) Segera klem dan potong tali pusat.
c) Letakkan bayi pada tempat yang keras dan
hangat.
38
d) Lakukan pedoman pencegahan infeksi dalam
setiap melakukan tindakan.
e) Lakukan resusitasi bila terdeteksi adanya
kegagalan napas setelah bayi lahir.
f) Jika resusitasi tidak berhasil, maka berikan
ventilasi.
2) Sianosis / kebiruan dan sukar bernapas
Jika bayi mengalami sianosis (kebiruan ), sukar bernapas
(frekuensi < 30 atau > 60 x/ menit), ada tarikan dinding
dada ke dalam, atau merintih, maka lakukan hal berikut :
a) Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan
napas tidak tersumbat.
b) Berikan oksigen 0,5 liter/ menit.
c) Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang
men- support kondisi bayi.
d) Tetap menjaga kehangatan bayi.
3) Bayi berat lahir rendah ( BBLR) < 2500 gram.
Ada dua macam BBLR, yang pertama bayi lahir kecil
akibat kurang bulan. Dan yang kedua adalah bayi lahir
kecil dengan BB yang seharusnya untuk masa gestasi
(dismatur)
39
a) Bayi lahir kecil akibat kurang bulan (premature)
(1) Masa gestasi < 37 minggu
(2) Factor penyebabnya adalah sebagai berikut:
Ibu mengalami perdarahan antepartum, trauma
fisik/psikologis, dan DM, atau usia ibu masih
terlalu muda (< 20 tahun) dan multigravida
dengan jarak kehamilan yang dekat.
a) Keadaan social ekonomi rendah
b) Kehamilan ganda atau hidramnion.
c) Ciri-ciri bayi premature adalah sebagai
berikut :
1) Berat kurang < 2500 gram
2) Lingkar dada < 30 cm
3) Panjang badan < 45 cm
4) Lingkar kepala < 33 cm.
5) Kepala lebih besar dari badannya.
6) Kulitnya tipis transparan dan banyak
lanugo.
7) Lemak subkutan minimal.
b) Bayi lahir kecil dengan berat badan yang seharusnya untuk
masa gestasi (dismatur). Kondisi ini dapat terjadi preterm,
aterm, maupun postmatur. Bayi lahir dengan berat sangat
40
kecil (BB< 1.500 gram atau usia < 32 minggu)
sering masalah berat seperti :
1) Sukar bernapas;
2) Sukar minum( menghisap);
3) Ikterus berat;
4) Infeksi berat;
5) Rentan hipotermi;
6) Segera rujuk jika bayi mengalami kondisi-kondisi
tersebut.
4) Letargi
Tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga sangat
mungkin bayi sedang sakit berat. Jika ditemukan kondisi
demikian, maka segera rujuk.
5) Hipotermi ( suhu< 36 ˚C )
Bayi mengalami hipotermi berat jika suhu aksila < 35 ˚C, untuk
mengatasi kondisi tersebut, lakukan hal berikut :
a) Gunakan alat yang ada incubator, radian heater, kamar
hangat, atau tempat tidur hangat.
b) Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki Neonatal
Intensif Care Unit( NICU )
41
c) Jika bayi sianosis, sukar bernapas, atau ada tarikan dinding
dada dan merintih, segera berikan oksigen.
6) Kejang
Kejang pada neonatus di definisikan sebagai suatu gangguan
terhadap neurologi seperti tingkah laku, motorik, atau fungsi
otonom.
Kebanyakan kejang pada bayi baru lahir timbul beberapa hari,
sebagian kecil dari bayi tersebut akan mengalami kejang
lanjutan dalam kehidupannya kelak.
7) Infeksi
Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonates yang terjadi pada
masa antenatal, intranatal, dan postnatal.
8) Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death
Syndrome/ SIDS).
Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS terjadi pada bayi sehat
secara mendadak, ketika sedang ditidurkan tiba-tiba ditemukan
meninggal beberapa jam kemudian. Angka kejadian SIDS
sekitar 4 dari 1.000 kelahiran hidup. Insiden puncak dari SIDS
terjadi pada bayi usia 2 minggu dan 1 tahun.
(Dewi, 2010; h. 6, 26)
42
2.1.8 Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi
Jika menemukan kondisi ini harus segera dilakukan pertolongan dan
orang tua harus mengetahuinya seperti:
a) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali/menit
b) Terlalu hangat (>38°C)
c) Kulit bayi kering terutama dalam 24 jam pertama, biru pucat
dan memar.
d) Hisapan saat menyusui lemah, seringn muntah, mengantuk
berlebihan
e) Tali pusat merah, bengkak, berbau busuk dan berdarah
f) Tanda-tanda infeksi seperti merah,panas, bengkak, bau busuk
g) Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK selama 24 jam, tinja
lembek, encer, ada lendir atau darah
h) Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang,
menangis terus menerus. (Rukiyah et all ,2010; h.7)
2.2 Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney
Manajemen atau asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan
yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan
sampai 24 jam setelah kelahiran. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
bertujuan untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada bayi
43
baru lahir dengan memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan, dalam
persalinan dan keadaan bayi segera setelah dilahirkan.
(Muslihatun, 2010: h 251)
Langkah dalam manajemen kebidanan menurut Varney
2.2.1 Pengkajian (Pengumpulan data dasar)
Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang klien/
orang yang meminta asuhan. Pada langkah pertama dikumpulkan semua
informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien.
2.2.1.1 Data Subjektif
1) Identitas bayi
Identitas ini diperlukan untuk memeriksa bahwa yang
diperiksa benar-benar anak yang dimaksud dan tidak keliru
dengan anak yang lain.
a) Nama
Identitasdimulai dengan nama pasien, yang jelas dan
lengkap : nama depan, nama tengah (bila ada), nama
keluarga dan nama panggilan akrab.
b) Umur
Umur pasien sebaiknya dapat dari tanggal lahir, yang
dapat ditanyakan ataupun dilihat dari kartu menuju sehat
atau kartu pemeriksaan kesehatan yang lainnya. Umur
perlu diketahui mengingat periode usia anak (neonates,
44
bayi, balita, prasekolah, sekolah, akil balik) mempunyai
kekhasannya sendiri dalam morbiditas dan mortalitas.
Usia anak juga diperlukan untuk menginterprestasi
apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal
sesuai dengan umumnya.
c) Jenis kelamin
Selain untuk identitas` juga untuk penilaian data
pemeriksaan klinis, misalnya nilai baku, insidens seks,
penyakit-penyakit terangkai seks.
(Matondang dan Sastroasmoro, 2009 : h 4-5)
2) Identitas Orang tua
a) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan
umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi
komplikasi.
b) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
45
c) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukurtingkat social
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi
pasien tersebut. (Ambarwati dan Wulandari, 2008;
h.131- 132)
3) Faktor maternal
Faktor maternal ibu, meliputi adanya penyakit jantung,
diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi,
penyakit kelamin riwayat penganiayaan, riwayat abortus
(Muslihatun,2010; h.252)
4) Faktor antenatal
Faktor antenatal, meliputi pernah antenatal care (ANC)/tidak,
kunjungan Antenatal Care (ANC) minimal : satu kali pada
trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu), satu kali pada
trimester II ( usia kehamilan 14-27 minggu), dua kali pada
trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu).
(Sulistyawati,2011 : h 4). adanya riwayat perdarahan,
preeclampsia, infeksi, perkembangan janin telalu
besar/terganggu, diabetes gestasional, poli/oligohidramnion.
46
5) Faktor perinatal
Faktor perinatal, meliputi premature/postmatur, partus lama,
penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu tubuh
ibu meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban
bercampur mekonium, amnionitis, ketuban pecah dini (KPD),
perdarahan dalam persalinan, prolapsus tali pusat, ibu
hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan. (Muslihatun, 2010 :
h 252)
2.2.1.2 Data Objektif
1) Tonus atau tingkat kesadaran bayi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya letargi,
yakni penurunan kesadaran yang dimana bayi dapat
bangun lagi dengan sedikit kesulitan, adanya layuh
seperti tonus otot lemah, mudah terangsang , mengantuk,
aktivitas berkurang, dan tidak sadar (tidur yang dalam,
tidak berespon terhadap rangsangan).
(Uliyah dan Hidayat, 2011: h 147)
2) Pernafasan
Pernapasan BBL adalah menangis spontan , megap-
megap, tidak menangis. Pernapasan ± 40-60x/menit.
(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010: h 119)
47
3) Warna kulit/Tangisan
Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian
sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara
umum.Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis
bayi, jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat
menangis spontan maka ini sudah cukup untuk
dijadikan data awal dalam kondisi baik. (Sulistyawati
dan Nugraheny,2010: h 118-119)
4) Lama persalinan
Lama persalinan pada primigravida dan multigravida
Kala persalinan Primigravida Multigravida
I 10-12 jam 6-8 jam
II 1-1,5 jam 0,5-1 jam
III 10 menit 10 menit
IV 2 jam 2 jam
Jumlah (tampa memasukan kala
IV yg bersifat observasi
10-12 jam 8-10 jam
Sumber : Manuaba,et all,2010; h.175
2.2.2 Interpretasi data
Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis, masalah
kebutuhan bayi berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada langkah
1. (Muslihatun, 2010 : h 254)
2.2.2.1 Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan merupakan diagnosis yang ditegakkan
bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosis kebidanan. (Soepardan, 2008: h 99)
48
Contoh diagnose pada bayi baru lahir yaitu bayi cukup bulan
sesuai massa kehamilan segera setelah lahir. (Muslihatun, 2010
: h 255)
2.2.2.2 Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang
menyertai diagnosis.
2.2.2.3 Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal- hal yang dibutuhkan oleh klien dan
belum terdentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang
didapatkan dalam melakukan analisa data.
2.2.3 Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasikan masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan.(Soepardan, 2008 : h 99- 101)
2.2.4 Identifikasi tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi bayi. Misalnya bila bayi tidak bernapas dalam
waktu 30 detik,
49
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang segera cari bantuan dan
mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi tersebut. ( Rukiyah dan
Yulianti, 2013: h 17)
2.2.5 Perencanaan
Merencanankan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan
temuan pada langkah sebelumnya.( Muslihatun, 2010: h 255)
Asuhan bayi baru lahir yaitu :
1. Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat
2. Perawatan mata
3. Memberikan identitas bayi
4. Memperlihatkan bayi pada orang tuanya/ keluarga
5. Memfasilitasi kontak dini pada ibu
6. Memberikan vitamin K1
7. Konseling
8. Imunisasi (Muslihatun, 2010 : h 256)
2.2.6 Pelaksanaan
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
(Soepardan, 2008 : h 102)
50
1. Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat, dengan cara memastikan
bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit ibu, mengganti
handuk/kain basah dan bungkus bayi dengan selimut dan memastikan
bayi tetap hangat.
2. Memberikan salep mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%
dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena clamidia. Obat mata
perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan.
3. Memberikan identitas bayi
4. Memperlihatkan bayi pada orang tuanya/keluarga
5. Memfasilitasi kontak dini dengan ibu
6. Memberikan vitamin K1 untuk mencegah terjadinya perdarahan
karena defisiensi vitamin K1 pada bayi baru lahir.
7. Memberikan konseling pada ibu/keluarga bayi untuk menjaga
kehangatan, pemberian ASI, perawatan tali pusat, dan mengawasi
tanda-tanda bahaya.
8. Memberikan imunisasi dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi
dipulangkan.
2.2.7 Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, mengulangi
kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan
yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif. (Muslihatun, 2010 : h 258)
51
2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan
Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010
Tentang izin dan penyelenggaraan praktik dan kewenangan bidan
dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
1. Kewenangan normal:
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki
dokter
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan.
Kewenangan ini meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu
Ruang lingkup:
Pelayanan ibu menyusui
4. Kewenangan:
a. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu
ibu (ASI) eksklusif
b. Penyuluhan dan konseling
5. Pelayanan kesehatan anak
52
Ruang lingkup:
a. Pelayanan bayi baru lahir
b. Pelayanan bayi
Kewenangan:
a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD),injeksi vitamin
K, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
perawatan tali pusat
b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
c. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
(http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171)
53
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BY
NY. A SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS LISNANI ALI, S.ST
TELUK BETUNG TIMUR BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
Oleh : Meri Susanti
NIM : 201207038
Tanggal : 06 April 2015
Pukul : 01:30 WIB
Tempat : BPS Lisnani Ali, S.ST Bandar Lampung
1. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
a) Identitas
Biodata Bayi
Nama : Bayi Ny. A
54
Tanggal lahir : 06 April 2015
Pukul : 01:30 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak Ke : 3
Biodata Orang Tua
Istri Suami
Nama : Ny. A Tn. R
Umur : 27 Tahun 28 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Lampung/ Indonesia Lampung/ Indonesia
Pendidikan: S1 S1
Pekerjaan : Honorer Swasta
Alamat : Jln. GunungMastur no. 112Keteguhan Teluk BetungBandar
Lampung
b) Riwayat Antenatal
G3 P1A1 umur kehamilan 39 minggu 6 hari
Riwayat ANC : Teratur, 8 kali di BPS Lisnani Ali 1 kali dengan
dr .sp OG
Imunisasi TT : Ya, 2x selama kehamilan.
55
Keluhan Saat Hamil
TM 1 : Mual muntah
TM 2 : Tidak ada
TM 3 : Sering BAK
Penyakit Selama Hamil
DM : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
Tuber kulosis : Tidak ada
HIV / AIDS : Tidak ada
Kebiasaan
Minum obat / jamu : Tidak ada
Merokok : Tidak ada
Komplikasi ibu
Hiperemesis : Tidak ada
Pendarahan : Tidak ada
Preeklmasia : Tidak ada
Eklamsia : Tidak ada
56
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Warna kulit : Kemerahan
Menangis : Spontan
2. Data penunjang
Lahir tanggal : 06 – 04 – 2015
Jam : 01:30 WIB
Jenis persalinan : Spontan
Penolong : Bidan
Lama persalinan : Kala 1 : 7 jam 35 menit
Kala II : 30 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 Jam
Jumlah :10 jam 15 menit
Komplikasi ibu
a. Hipertensi / hipotensi : Tidak ada
b. Partus lama : Tidak ada
c. Penggunaan obat : Tidak ada
d. Infeksi / suhu badan naik : Tidak ada
e. KPD : Tidak ada
f. Pendarahan : Tidak ada
57
Komplikasi Janin
a. Prematur / postmatur : Tidak ada
b. Malposisi / malpresentasi : Tidak ada
c. Gawat janin : Tidak ada
d. Ketuban campur mekonium : Tidak ada
e. Prolaps tali pusat : Tidak ada
f. Keadaan bayi baru lahir : Baik
58
TABEL 3.1
MATRIKS
Tgl/
jam Pengkajian
Interpretasi data
(diagnosa,
masalah dan
kebutuhan)
DX
Potensial/
masalah
potensial
Antisipasi /
tindakan
segera
Intervensi Implementasi Evaluasi
1. 6 April
2015
pukul:
01:30
WIB
DO:
Warna kulit :
kemerahan
Menangis :
kuat
Tonus otot :
aktif
DX: Bayi Ny A
cukup bulan sesuai
massa kehamilan
segera setelah lahir
Dasar:
HPHT : 1-7-2014
Tgl lahir : 6-4-
2015, pukul 01:30
WIB
JK : laki-laki
Warna kulit :
kemerahan
Menangis : kuat
Tonus otot : aktif
Masalah: tidak ada
Kebutuhan: Asuhan
pada BBL
Tidak ada Tidak ada 1. Keringkan tubuh
bayi menggunakan
kain bersih dan
kering
2. Ganti handuk
dengan handuk
yang kering
3. Jepit potong tali
pusat dan ikat
segera setelah
lahir
1. Mengeringkan bayi mulai dari
muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya dengan menggunakan kain
bersih dan kering untuk mencegah
terjadinya hipotermi pada bayi.
2. Mengganti handuk yang basah
dengan handuk yang kering
3. Tali pusat dijepit dengan klem
steril pada sekitar 3 cm dari
dinding perut ( pangkal pusat)
bayi. Dari titik jepitan, urut tali
pusat dengan dua jari kemudian
dorong isi tali pusat kearah ibu
(agar darah tidak terpancar pada
saat dilakukan pemotongan tali
pusat). Kemudian jepit (dengan
klem kedua) tali pusat pada bagian
yang isinya sudah dikosongkan
(sisi ibu), berjarak 2 cm dari
tempat jepitan pertama. Pegang tali
pusat diantara kedua klem tersebut,
satu tangan menjadi landasantali
1. Tubuh bayi telah dikeringkan
2. Handuk telah diganti
3. Tali pusat telah dipotong dan
terikat
59
4. Lakukan IMD
pusat sambil melindungi bayi,
tangan yang lain memotong tali
pusat diantara 2 klem tersebut
dengan menggunakan gunting
steril. Ikat tali pusat dengan benang
pada sisi bawah kemudian
melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya.
4. Melakukan IMD dalam keadaan
ibu dan bayi tidak memakai baju,
tengkurapkan bayi didada ibu agar
terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga
menempel didada ibu. Kepala bay
berada diantara payudara ibu tapi
lebih rendah dari putting,
kemudian selimuti keduanya agar
tidak kedinginan. Anjurkan ibu
untuk memberikan sentuhan
kepada bayi untuk merangsang
bayi mendekati putting lalu biarkan
bayi bergerak sendiri mencari
putting susu ibunya. melakukan
IMD dalam waktu 60 menit. Dan
pada saat IMD melakukan
penilaian reflex yang meliputi
dengan hasil :
a. Rooting (+), pada saat bayi
mencari putting susu ibu
b. Sucking (+), pada saat bayi
4. IMD telah dilakukam selama 1
jam
60
5. Beri salep mata
tetracycline
6. Injeksi vitamin K1
7. Lakukan
pemeriksaan
umum pada bayi
menghisap saat menyusui
c. Swallowing (+), pada saat bayi
menelan saat menyusui
5. Memberikan salep mata
tectracyclin dari mata dekat
hidung menuju kebagian luar
dengan dosis 1% diberikan
untuk mencegah infeksi pada
mata bayi karena pada saat
persalinan mata bayi
menyentuh jalan lahir yang
banyak terdapat bakteri
6. Memberikan injeksi vitamin
K1 dengan dosis 1mg secara
IM untuk mencegah
terjadinya perdarahan pada
bayi baru lahir
7. Melakukan pemeriksaan
umum pada bayi
5. Salep mata telah diberikan
6. Vitamin K telah diberikan
7. hasil dari pemeriksaan umum
pada bayi dalam keadaan normal,
dengan hasil sebagai berikut:
Keadaan umum : baik
Pernapasan : 42x/menit
Suhu : 36,5 C
Denyut jantung : 138x/menit
Tonus otot : baik
Gerakan : aktif
61
8. Ukur antropometri
pada bayi
9. Lakukan
pemeriksaan head
to toe
8. Mengukur antropometri pada
bayi
9. Melakukan pemeriksaan pada
bayi secara head to toe
8. Bayi telah di ukur antropometri
dengan hasil sebagai berikut :
Berat badan : 3500 gram
Panjang badan : 49 cm
Lingkar kepala : 34cm
Lingkar dada : 35 cm
Lingkar lengan :11cm
9. pemeriksaan fisik telah
dilakukan dan didapatkan
hasil yaitu:
a. Kepala
Ubun ubun : datar
Caput succedaneum: tidak
ada
Cepal haematoma : tidak
ada
b. Muka : simetris kanan dan
kiri
c. Mata
Simetris : simetris kanan
dan kiri
Kelopak mata : ada, bisa
membuka dan menutup
Secret : ada
Sclera : putih
d. Telinga
Simetris : simetris kanan
dan kiri
Lubang : ada
e. Hidung
Palatoskisis : tidak ada
62
Lubang : ada
Septum : ada
f. Mulut
Sianosis : tidak ada
Mukosa : ada
Labiokizis : tidak ada
g. Leher : tidak ada
pembesaran
h. Klavikula dan lengan
tangan
Gerakan : aktif
Jumlah jari : lengkap dan
normal
i. Dada
Bentuk : simetris kanan dan
kiri
Putting susu : ada
Auskultasi : tidak ada
wheezing dan ronchi
j. Abdomen
Tali pusat : terikat , tidak
ada perdarahan
Kelainan : tidak ada
k. Genetalia
Laki- laki
Testis dalam scrotum: ya
Penis berlubang : ya
l. Anus :ada dan berlubang
(sudah mengeluarkan
mekonium)
m. Tungkai dan kaki
Simetris : kanan dan kiri
Gerakan : aktif
Jumlah jari : lengkap dan
63
10. Bedong bayi lalu
pakaikan topi pada
bayi
11. Berikan bayi
kepada ibu untuk
rawat gabung
10. Membedong bayi dan
memakaikan topi untuk
menegah hipotermi
11. Memberikan bayi pada ibu
untuk rawat gabung agar lebih
terjalin ikatan batin antara ibu
dan anak, selain itu agar lebih
mudah dalam memberikan
ASI pada bayi, serta dapat
mengurangi kemungkinan
adanya perasaan bahwa ibu
tidak mampu merawat
bayinya
normal
n. Punggung
Bentuk : simetris
Kelainan : tidak ada
o. Reflex
Moro :ada
Rooting : ada
Sucking : ada
Swallowing : ada
Grabellar : ada
Tonickneck : ada
Grasping : ada
Galans : ada
Babinsky : ada
10. bayi sudah dibedong dan
dipakaikan topi.
11. bayi sudah diberikan pada
ibunya untuk rawat gabung.
64
12. Berikan bayi
imunisasi HB0
12. Memberikan bayi imunisasi
HB0 dengan dosis 0,5 cc
secara IM di 1/3 paha sebelah
kanan bagian luar setelah 1
jam pemberian vitamin K1.
12. bayi telah diberikan
imunisasi HB0
65
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi segera setelah lahir
yang dilakukan pada bayi Ny. A untuk mengkaji apakah ada kesenjangan
antara teori dengan kasus maka didapat hasil sebagai berikut:
4.1 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang
keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada bayi
baru lahir yaitu By Ny. A segera setelah lahir cukup bulan sesuai massa
kehamilan.
4.1.1 Identitas bayi
a. Menurut tinjauan teori
Identitas ini diperlukan untuk memeriksakan bahwa yang
diperiksa benar-benar anak yang dimaksud dan tidak keliru
dengan anak lain (Matondang et all, 2009 : 4).
b. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini bayi diberi identitas sebagai By Ny. A
c. Pembahasan
Dalam tinjauan kasus dan teori tidak terdapat kesenjangan
karena bayi sudah diberi identitas By Ny. A sehingga tidak
keliru dengan bayi yang lainnya.
66
4.1.2 Umur ibu
a. Menurut tinjauan teori
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental
dan psikisnya belum siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun
rentan sekali untuk terjadi komplikasi.
(Ambarwati dan Wulandari 2008: h 131)
b. Menurut tinjauan kasus
Ny.A berusia 26 tahun
c. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena berdasarkan tinjauan teori untuk mengetahui
adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi
belum matang, mental dan psikisnya belum siap, dan untuk
umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi komplikasi
sedangkan pada kasus ini Ny. A berusia 26 tahun tidak temasuk
dalam faktor resiko kehamilan yang dapat membahayakan ibu
maupun janin, sehingga pada saat persalinan keadaan ibu dan
bayi dalam keadaan baik.
67
4.1.3 Pendidikan
a. Menurut tinjauan teori
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya. (Ambarwati dan Wulandari ,2008; h. 132)
b. Menurut tinjauan kasus
Pendidikan Ny.A adalah S1, ibu bisa menerima dengan baik
konseling bidan.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan
karena ibu cepat memahami bahasa dan nasehat bidan yang
telah di anjurkan pada ibu.
4.1.4 Faktor maternal
a. Menurut tinjauan teori
Faktor maternal ibu,meliputi adanya penyakit jantung,diabetes
mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, penyakit
kelamin riwayat penganiayaan, riwayat abortus
(Muslihatun,2010; h.252)
b. Menurut tinjauan kasus
Saat dilakukan pengkajian terhadap keluarga Ny A ternyata
didalam keluarga Ny A tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit menular dan menurun.
68
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan pada
saat pengkajian dalam keluarga Ny A tidak mempunyai riwayat
penyakit menurun dan menular. misalnya penyakit jantung,
diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi,
penyakit kelamin, dan riwayat abortus, sehingga pada saat
persalinan kondisi ibu dan bayi dalam keadaan baik.
4.1.5 Faktor antenatal
a. Menurut tinjauan teori
Faktor antenatal, meliputi pernah antenatalc care (ANC)/tidak,
kunjungan Antenatal Care (ANC) minimal : satu kali pada
trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu), satu kali pada trimester
II ( usia kehamilan 14-27 minggu), dua kali pada trimester III
(usia kehamilan 28-40 minggu). (Sulistyawati,2011 : h 4).
Adanya riwayat perdarahan, preeclampsia, infeksi, perkembangan
janin telalu besar/terganggu, diabetes gestasional,
poli/oligohidramnion. (Muslihatun, 2010 : h 252)
b. Menurut tinjauan kasus
Saat dilakukan pengkajian Ny A melakukan kunjungan ANC
sebanyak 8 kali, dan tidak ada penyulit pada kehamilan dan saat
persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
69
c. Pembahasan
Tidak adanya kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus,
minimal kunjungan ANC yaitu sebanyak 4 kali, tetapi pada saat
pengkajian Ny.A mengatakan melakukan kunjungan ANC
sebanyak 8 kali, dan Ny. A tidak mengalami komplikasi pada saat
kehamilan dan persalinan.
4.1.6 Faktor perinatal
a. Menurut tinjauan teori
Faktor perinatal, meliputi premature/postmatur, partus lama,
penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu tubuh ibu
meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur
mekonium, amnionitis, ketuban pecah dini (KPD), perdarahan
dalam persalinan, prolapsus tali pusat, ibu hipotensi, asidosis
janin, jenis persalinan. (Muslihatun, 2010 : h 252)
b. Menurut tinjauan kasus
Tidak terdapat komplikasi pada proses persalinan
c. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus karena bayi dan ibu dalam keadaan baik serta tidak
tedapat komplikasi yang terjadi sehingga faktor perinatal tidak
mempengaruhi terhadap proses kelahiran bayi baru lahir normal.
70
4.1.7 Lama persalinan
a. Menurut tinjauan teori
Lama persalinan pada primigravida dan multigravida
Kala persalinan Primigravida Multigravida
I 10-12 jam 6-8 jam
II 1-1,5 jam 0,5-1 jam
III 10 menit 10 menit
IV 2 jam 2 jam
Jumlah (tampa
memasukan kala IV yg
bersifat observasi
10-12 jam 8-10 jam
Sumber : Manuaba, et all ,2010; h.175
b. Menurut tinjauan kasus
Lama persalinan
Kala 1 : 7 jam 35 menit
Kala 2 : - 30 menit
Kala 3 : - 10 menit
Lamanya : 8 jam 15 menit
c. Pembahasan
Dalam tinjauan kasus dan tinjauan konsep tidak terdapat
kesenjangan karena Ny. A melahirkan dalam waktu yang normal
sehingga tidak terdapat komplikasi baik pada ibu maupun pada
bayinya.
4.1.8 Pemeriksaan umum
4.1.8.1 Pernapasan
a. Menurut tinjauan teori
Pernafasan biasanya dimulai beberapa detik dari kelahiran,
menangis spontan, megap-megap, tidak
71
bernapas.Pernafasan yang normal pada bayi baru lahir
adalah berkisar 40-60 x/menit, Kecepatan pernafasan
dipengaruhi seperti menangis.Bila tidak terjadi pernafasan
yang teratur menunjukan suatu kelainan yaitu asfiksia.
b. Menurut tinjauan kasus
Pada saat pengkajian segera setelah lahir bayi Ny. A
menagis spontan dan pada pengkajian fisik napas bayi
42x/menit
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena pada saat pengkajian pernafasan bayi
sesuai dengan teori sehingga tidak terjadinya komplikasi.
4.1.8.2 Kulit/Menangis spontan
a. Menurut tinjauan teori
Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas
untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang
dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi, jika warna kulit
adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka
ini sudah cukup untuk dijadikan data awal dalam kondisi
baik. (Sulistyawati dan Nugraheny ,2010: h 118-119)
72
b. Menurut tinjauan kasus
Pada saat pengkajian bayi Ny. A kulit tidak ada kelainan
dan kulit bayi berwarna merah serta bayi menangis secara
spontan.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena pada saat pengkajian kulit bayi tidak
ada kelainan dan berwarna kemerahan serta menangis
secara spontan sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
warna kulit bayi kemerahan dan dapat menangis spontan
sudah cukup untuk dijadikan data awal dalam kondisi baik.
4.2 Interpretasi Data
4.2.1 Diagnosa
a. Menurut tinjauan teori
Diagnosa kebidanan merupakan diagnosis yang ditegakkan
bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur diagnosis kebidanan. (Soepardan,
2008: h 99) Contoh diagnose pada bayi baru lahir yaitu bayi
cukup bulan sesuai massa kehamilan segera setelah lahir.
(Muslihatun, 2010 : h 255)
73
b. Menurut tinjauan kasus
Didapatkan diagnosa kebidanan yaitu bayi cukup bulan
sesuai massa kehamilan segera setelah lahir.
DS: ibu mengatakan HPHT 1-7-2014
DO: bayi lahir tanggal 06 april 2015, pukul 01:30 WIB
BB : 3500 gram
warna kulit : kemerahan
menangis : spontan
jenis kelamin : laki-laki
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena diagnosa yang ditegakkan sesuai
standar nomenklatur diagnosis kebidanan.
4.2.2 Masalah
a. Menurut tijauan teori
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai
diagnosis. (Soepardan, 2008 : h 99)
b. Menurut tinjauan kasus
Tidak terdapat masalah pada pengkajian
74
c. Pembahasan
Tidak ditemukan kesenjangan antara tijauan teori dan kasus
karena pada kasus ini tidak ditemukan nya masalah yang
menyertai diagnosis.
4.3 Kebutuhan
a. Menurut tinjauan teori
Kebutuhan adalah hal- hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
terdentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan
dalam melakukan analisa data. (Soepardan,2008; h.101)
b. Menurut tinjauan kasus
Kebutuhan yang diberikan pada By. Ny. A adalah asuhan pada
bayi baru lahir tersebut.
c. Pembahasan
Tidak ditemukannya kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus
karena asuhan yang diberikan pada bayi sesuai dengan kebutuhan
pada bayi.
4.4 Identifikasi diagnosis dan masalah potensial
a. Menurut tinjauan teori
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasikan masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan.(Soepardan, 2008 : h 100)
75
b. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini tidak muncul masalah potensial karena tidak ada tanda-
tanda adanya bahaya pada bayi segera setelah lahir.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat
kesenjangan karena tidak ditemukannya masalah yang terjadi pada
bayi baru lahir sehingga tidak terdapat diagnosa dan masalah
potensial.
4.5 Tindakan segera atau kolaborasi
a. Menurut tinjauan teori
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi bayi. Misalnya bila bayi tidak bernapas dalam
waktu 30 detik, Pada langkah ini direncanakan asuhan yang segera
cari bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi
tersebut.( Rukiyah, 2013: h 17)
b. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini tidak diperlukan adanya penanganan segera atau
berkolaborasi dengan dokter karena kondisi bayi baik dan normal.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapt
kesenjangan karena tidak ada hal yang perlu dikonsultasikan atau
76
ditangani oleh tenaga kesehatan lainnya dikarenakan kondisi bayi baik
dan normal.
4.6 Perencanaan
a. Menurut tinjauan teori
Merencanankan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan
temuan pada langkah sebelumnya.( Muslihatun, 2010: h 255)
Asuhan bayi baru lahir yaitu :
9. Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat
10. Perawatan mata
11. Memberikan identitas bayi
12. Memperlihatkan bayi pada orang tuanya/ keluarga
13. Memfasilitasi kontak dini pada ibu
14. Memberikan vitamin K1
15. Konseling
16. Imunisasi
(Muslihatun, 2010 : h 256)
b. Menurut tinjauan kasus
1. Keringkan tubuh bayi menggunakan kain bersih dan kering
2. Ganti handuk dengan handuk yang kering
3. Jepit potong tali pusat dan ikat segera setelah lahir
4. Lakukan IMD
5. Beri salep mata tetracycline
77
6. Injeksi vitamin K1
7. Lakukan pemeriksaan umum pada bayi
8. Ukur antropometri pada bayi
9. Lakukan pemeriksaan head to toe
10. Bedong bayi lalu pakaikan topi pada bayi
11. Berikan bayi kepada ibu untuk rawat gabung
12. Berikan imunisasi HB0 pada bayi
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus diatas dapat
disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan karena perencanaan asuhan
yang diberikan pada bayi Ny.A sudah diberikan sesuai dengan yang
dibutuhkan dan yang dianjurkan.
4.7 Pelaksanaan
a. Menurut tinjauan teori
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri, namun ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
(Soepardan, 2008: h 102)
9. Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat, dengan cara
memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit
78
ibu, mengganti handuk/kain basah dan bungkus bayi dengan
selimut dan memastikan bayi tetap hangat.
10. Memberikan salep mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%
dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena clamidia.
Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah
persalinan.
11. Memberikan identitas bayi
12. Memperlihatkan bayi pada orang tuanya/keluarga
13. Memfasilitasi kontak dini dengan ibu
14. Memberikan vitamin K1 untuk mencegah terjadinya
perdarahan karena defisiensi vitamin K1 pada bayi baru lahir.
15. Memberikan konseling pada ibu/keluarga bayi untuk menjaga
kehangatan, pemberian ASI, perawatan tali pusat, dan
mengawasi tanda-tanda bahaya.
16. Memberikan imunisasi dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu
dan bayi dipulangkan.
b. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus bayi Ny. A telah dlaksanaan perencanaan secara
menyeluruh yang efisien dan aman seperti :
13. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya. Kemudian ganti kain basah dengan kain kering
14. Mengganti handuk yang basah dengan handuk yang kering
79
15. Tali pusat dijepit dengan klem steril pada sekitar 3 cm dari
dinding perut ( pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, urut tali
pusat denag dua jari kemudian dorong isi tali pusat kearah ibu
(agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan
tali pusat). Kemudian jepit (dengan klem kedua) tali pusat
pada bagian yang isinya sudah dikosongkan (sisi ibu), berjarak
2 cm dari tempat jepitan pertama. Pegang tali pusat diantara
kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasantali pusat
sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat
diantara 2 klem tersebut dengan menggunakan gunting steril.
Ikat tali pusat dengan benang pada sisi bawah kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
16. Melakukan IMD dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai
baju, tengkurapkan bayi didada ibu agar terjadi sentuhan kulit
ibu dan bayi. Luruskan bahu bayi sehingga menempel didada
ibu. Kepala bayi berada diantara payudara ibu tapi lebih
rendah dari putting, kemudian selimuti keduanya agar tidak
kedinginan. Anjurkan ibu untuk memberikan sentuhan kepada
bayi untuk merangsang bayi mendekati putting lalu biarkan
bayi bergerak sendiri mencari putting susu ibunya. melakukan
IMD dalam waktu 60 menit. Dan pada saat IMD melakukan
penilaian reflex yang meliputi dengan hasil :
80
d. Rooting (+), pada saat bayi mencari putting susu ibu
e. Sucking (+), pada saat bayi menghisap saat
menyusui
f. Swallowing (+), pada saat bayi menelan saat
menyusui
17. Memberikan salep mata tectracyclin dari mata dekat hidung
menuju kebagian luar dengan dosis 1% diberikan untuk
mencegah infeksi pada mata bayi karena pada saat persalinan
mata bayi menyentuh jalan lahir yang banyak terdapat bakteri
18. Memberikan injeksi vitamin K1 dengan dosis 1mg secara IM
untuk mencegah terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir.
19. Melakukan pemeriksaan umum pada bayi yang didapat hasil
sebagai berikut :
Keadaan umum : baik
Pernapasan : 42x/menit
Suhu : 36,5° C
Denyut jantung : 138x/menit
Gerakan : aktif
20. Mengukur antropometri pada bayi dan didapat hasil sebagai
berikut :
Berat badan : 3500 gram
Panjang badan : 49 cm
Lingkar kepala : 34cm
81
Lingkar dada : 35 cm
Lingkar lengan atas : 11cm
21. Melakukan pemeriksaan pada bayi secara head to toe yaitu :
a. Kepala
Ubun ubun : datar
Caput succedaneum : tidak ada
Cepal haematoma : tidak ada
b. Muka : simetris kanan dan kiri
c. Mata
Simetris : simetris kanan dan kiri
Kelopak mata : ada, bisa membuka dan menutup
Secret : ada
Sclera : putih
d. Telinga
Simetris : simetris kanan dan kiri
Lubang : ada
e. Hidung
Palatoskisis : tidak ada
Lubang : ada
Septum : ada
f. Mulut
Sianosis : tidak ada
82
Mukosa : ada
Labiokizis : tidak ada
g. Leher : tidak ada pembesaran
h. Klavikula dan lengan tangan
Gerakan : aktif
Jumlah jari : lengkap dan normal
i. Dada
Bentuk : simetris kanan dan kiri
Putting susu : ada
Auskultasi : tidak ada wheezing dan ronchi
j. Abdomen
Tali pusat : terikat , tidak ada perdarahan
Kelainan : tidak ada
k. Genetalia
Laki- laki
Testis dalam scrotum : ya
Penis berlubang : ya
l. Anus :ada dan berlubang (sudah
mengeluarkan mekonium)
m. Tungkai dan kaki
Simetris : kanan dan kiri
Gerakan : aktif
Jumlah jari : lengkap dan normal
83
n. Punggung
Bentuk : simetris
Kelainan : tidak ada
o. Reflex
Moro : ada
Rooting : ada
Sucking : ada
Swallowing : ada
Grabellar : ada
Tonickneck : ada
Grasping : ada
Galans : ada
Babinsky : ada
22. Membedong bayi dan memakaikan topi untuk menegah
hipotermi
23. Memberikan bayi pada ibu untuk rawat gabung agar lebih
teralin ikatan batin antara ibu dan anak, selain itu agar lebih
mudah dalam memberikan ASI pada bayi, serta dapat
mngurangi kemungkinan adanya perasaan bahwa ibu tidak
mampu merawat bayinya.
84
24. Memberikan bayi imunisasi HB0 dengan dosis 0,5 cc secara
IM di 1/3 paha sebelah kanan bagian luar setelah 1 jam setelah
pemberian vitamin K1.
c. Pembahasaan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus karena pelaksanaan
asuhan yang diberikan bidan terhadap By. Ny. A sesuai dengan
perencanaan dan kebutuhan.
4.8 Evaluasi
a. Menurut tinjauan teori
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, mengulangi
kembali proses manajemaen dengan benar terhadap setiap aspek
asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif.
(Muslihatun, 2010 : h 258)
b. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus By. Ny. A telah dilakukan asuhan penanganan bayi segera
setelah lahir dan didapatkan hasil :
1. Tubuh bayi telah dibersihkan
2. Handuk telah diganti
3. Tali pusat telah dipotong dan terikat
4. IMD telah dilakukan
5. Salep mata telah diberiakan
85
6. Vitamin K telah diberikan
7. Hasil dari pemeriksaan umum dalam keadaan normal
8. Bayi telah diukur antropometrinya
9. Hasil pemeriksaan fisik dalam keadaan normal
10.Bayi telah dibedong dan dipakaikan topi
11.Bayi telah bersama ibunya.
12.Bayi telah diberikan imunisasi HB0
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus diatas maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan karena evaluasi sudah
dilakukan sesuai dengan pelaksanaan.
86
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah penulis melakukan kajian pembahasan dan langsung menangani
asuhan kebidanan pada bayi segera setelah lahir yang dilakukan pada bayi
Ny.A ada beberapa hal yang menarik untuk disimpulkan sebagai berikut.
5.2.1 Dalam melakukan asuhan kebidanan pada By. Ny. A cukup bulan
sesuai masa kehamilan segera setelah lahir, penulis telah
melaksanakan pengkajian dengan baik. Pengkajian tersebut didapat
dari pengumpulan data subjektif dan objektif. Data subjektif
didapatkan sebagai berikut ibu mengatakan senang atas kelahiran anak
keduannya, HPHT ibu : 01–07–2014, Tanggal Kunjungan :05–04 –
2015, Tafsiran Persalinan : 08–04–2015 ,Usia Kehamilan ibu adalah
39 minggu 6 hari. Data objektif didapatkan dengan menggunakan
penilaian selintas yaitu warna kulit bayi kemerahan dan bayi menangis
spontan serta ronus otot aktif.
5.2.2 Penulis telah melakukan interpretasi data dengan menentukan
diagnosa kebidanan pada bayi baru lahir yaitu By. Ny. A cukup bulan
sesuai massa kehamilan segera setelah lahir yang didapat dari data
subjektif dan objektif yang didapat dari hasil pengkajian.
5.2.3 Dalam kasus ini penulis tidak menemukan diagnosa potensial karena
bayi dalam keadaan normal dan tanpa komplikasi.
87
5.2.4 Dalam kasus ini tidak penulis melakukan antisipasi masalah potensial
karena bayi dalam keadaan normal dan tanpa komplikasi.
5.2.5 Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan kebidanan
pada By. Ny.A cukup bulan sesuai massa kehamilan segera setelah
lahir yaitu Keringkan tubuh bayi menggunakan kain bersih dan kering,
ganti handuk dengan handuk yang kering, jepit potong tali pusat dan
ikat segera setelah lahir, lakukan IMD, beri salep mata tetracycline,
injeksi vitamin K1, lakukan pemeriksaan umum pada bayi, ukur
antropometri pada bayi, lakukan pemeriksaan head to toe, bedong bayi
lalu pakaikan topi pada bayi, berikan bayi kepada ibu untuk rawat
gabung, berikan imunisasi HB0 pada bayi. Hal ini tertuang dalam
matrik di Bab III.
5.2.6 Dalam kasus ini penulis melaksanakan apa yang telah direncanakan
pada By. Ny. A cukup bulan sesuai massa kehamilan segera setelah
lahir.
5.2.7 Dalam kasus ini penulis melakukan evaluasi terhadap kasus By. Ny. A
cukup bulan sesuai massa kehamilan segera setalah lahir, bahwa apa
yang telah direncanakan telah terlaksanakan dan dievaluasi. Hasil
evaluasi, tubuh bayi telah dibersihkan, handuk telah diganti, tali pusat
telah dipotong dan terikat, IMD telah dilakukan, salep mata telah
diberikan, vitamin K telah diberikanm hasil dari pemeriksaan umum
dalam keadaan normal, bayi telah diukur antropometrinya, hasil
pemeriksaan fisik dalam keadaan normal, bayi telah dibedong dan
88
dipakaikan topi, bayi telah bersama ibunya, dan bayi telah diberikan
imunisasi HB0
5.2 Saran
5.2.1 Bagi institusi pendidikan
Diharapkan institusi pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mahasiswa tentang asuhan bayi segera setalah lahir
melalui pelatihan / seminar / workshop agar mahasiswa dapat mandiri,
mengikuti perkembangan ilmu kebidanan khususnya tentang Asuhan
Bayi Segera Setelah Lahir yang lebih relevan dan up to dateserta
dapat memberikan asuhan yang benar dan baik.
5.2.2 Bagi lahan praktek
Sebaiknya BPS , dapat menerapkan manajemen pelayanan kebidanan
pada bayi baru lahir untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
agar dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi di kota
Bandar Lampung pada umumnya dan di BPS Lisnani Ali, S.ST
khususnya.
5.2.3 Bagi peneliti selanjutnya
Diharapakan karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bahan bacaan dan
referensi agar dapat menambah ilmu pengetahuan serta perkembangan
ilmu kebidanan khususnya dalam asuhan bayi segera setelah lahir
serta dapat melanjutkan penelitian yang relevan dan up to date.
89
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna dan Diah Wulandari. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta : Mitra Cendikia Offset
Buku Acuan Pelatihan Klinik, 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK
Dewi, Vivian Nany Lia. 2010. Asuhan Noenatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Kristiyanasari, Weni dan Sugeng Jitowiyono. 2011. Asuhan Keperawatan
Neonatus dan Anak. Edisi ke-2. Yogyakarta: Nuha Medika
Matondang, Wahidayat, Sastroasmoro. 2003. Diagnosis Fisis Pada Anak. Edisi
ke-2. CV Sagung
Muslihatun, wafi nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2012.
Ranuh, Gde I.G.N, dkk. 2011. Pedoman Imunisasi Indonesia. Edisi ke-4. Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
90
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita.
Edisi revisi. Jakarta: Tim.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita.
Edisi revisi. Jakarta: Tim.
Soepardan, Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC
Sulistyawati, Ari dan Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan Pada ibu bersalin.
Jakarta: Salemba Medika.
Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Edisi Revisi.
Jakarta: Salemba Medika.
Uliyah, musrifatul, A. Aziz Alimul Hidayat. 2011.Ketrrampilan Dasar Praktik
Klinik Dasar untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba medika
http://www.academia.edu/5113636/Angka_Kematian_Bayi_di_Indonesia.
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171.
91

More Related Content

What's hot

KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
desy putri
 
Karya tulis ilmiah wa hara
Karya tulis  ilmiah wa haraKarya tulis  ilmiah wa hara
Karya tulis ilmiah wa hara
Septian Muna Barakati
 
Komprehensif helyana r. simbolon
Komprehensif  helyana r. simbolonKomprehensif  helyana r. simbolon
Komprehensif helyana r. simbolon
Yondy Arion
 
Resti fiks fdf
Resti fiks fdfResti fiks fdf
Resti fiks fdf
KTIRESTIAULIA
 
Kti pdf
Kti pdf Kti pdf
Kti pdf
KTIPUTRIPUSPITA
 
Kti armayani
Kti armayaniKti armayani
Kti armayani
KTIARMAYANI
 
Kti intan widari
Kti intan widariKti intan widari
Kti intan widari
ktiintanwidari
 
Kti geta anggawa
Kti  geta anggawaKti  geta anggawa
Kti geta anggawa
KTIGETAANGGAWA
 
Kti meldawati
Kti meldawatiKti meldawati
Kti meldawati
KTIMELDA
 
Kti eka wahyuni
Kti eka wahyuniKti eka wahyuni
Kti eka wahyuni
KTIEkaWahyuni
 
Kti dwi fransiska
Kti dwi fransiskaKti dwi fransiska
Kti dwi fransiska
KTIDWIFRANSISKA
 
Komprehensif gita trisetiati
Komprehensif gita trisetiatiKomprehensif gita trisetiati
Komprehensif gita trisetiati
Yondy Arion
 
Kti yesi triyani safitri
Kti yesi triyani safitriKti yesi triyani safitri
Kti yesi triyani safitri
YesiTriyanaSafitri
 
Kti siti maysaroh
Kti siti maysarohKti siti maysaroh
Kti siti maysaroh
SITIMAYSAROH
 
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUSASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)
 
Kti
KtiKti
Kti desi hatalia
Kti desi hataliaKti desi hatalia
Kti desi hatalia
DESIHATALIA
 
Kti endang satuni
Kti endang satuniKti endang satuni
Kti endang satuni
EndangSatuni
 

What's hot (19)

KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
 
Karya tulis ilmiah wa hara
Karya tulis  ilmiah wa haraKarya tulis  ilmiah wa hara
Karya tulis ilmiah wa hara
 
Komprehensif helyana r. simbolon
Komprehensif  helyana r. simbolonKomprehensif  helyana r. simbolon
Komprehensif helyana r. simbolon
 
Resti fiks fdf
Resti fiks fdfResti fiks fdf
Resti fiks fdf
 
Kti pdf
Kti pdf Kti pdf
Kti pdf
 
Kti armayani
Kti armayaniKti armayani
Kti armayani
 
Kti intan widari
Kti intan widariKti intan widari
Kti intan widari
 
Kti geta anggawa
Kti  geta anggawaKti  geta anggawa
Kti geta anggawa
 
Kti meldawati
Kti meldawatiKti meldawati
Kti meldawati
 
Kti eka wahyuni
Kti eka wahyuniKti eka wahyuni
Kti eka wahyuni
 
Kti dwi fransiska
Kti dwi fransiskaKti dwi fransiska
Kti dwi fransiska
 
Komprehensif gita trisetiati
Komprehensif gita trisetiatiKomprehensif gita trisetiati
Komprehensif gita trisetiati
 
Kti yesi triyani safitri
Kti yesi triyani safitriKti yesi triyani safitri
Kti yesi triyani safitri
 
Kti siti maysaroh
Kti siti maysarohKti siti maysaroh
Kti siti maysaroh
 
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUSASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti desi hatalia
Kti desi hataliaKti desi hatalia
Kti desi hatalia
 
Kti endang satuni
Kti endang satuniKti endang satuni
Kti endang satuni
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 

Viewers also liked

KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
desy putri
 
Pengaruh radiasi hp terhadap kesehatan reproduksi”
Pengaruh radiasi hp terhadap kesehatan reproduksi”Pengaruh radiasi hp terhadap kesehatan reproduksi”
Pengaruh radiasi hp terhadap kesehatan reproduksi”Operator Warnet Vast Raha
 
Kti fidartin
Kti fidartinKti fidartin
Kti fidartin
Warnet Raha
 
Skripsi Hukum Kenegaraan di Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram Yogyakarta
Skripsi Hukum Kenegaraan di Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram YogyakartaSkripsi Hukum Kenegaraan di Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram Yogyakarta
Skripsi Hukum Kenegaraan di Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram Yogyakarta
Universitas Widya Mataram Yogyakarta
 
Pendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia beratPendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia berat
Midwife Wahyuni
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksia
Chiyapuri
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
Warnet Raha
 
Kti ade kurnia puspitasari
Kti ade kurnia puspitasariKti ade kurnia puspitasari
Kti ade kurnia puspitasari
KTIADEKURNIA
 
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
Watowuan Tyno
 
Elvipson tesis
Elvipson tesis Elvipson tesis
Elvipson tesis
Elvipson Sinaga
 
Kti dian sefrina
Kti dian sefrinaKti dian sefrina
Kti dian sefrina
DIANSEFRINA
 
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
Fajar Deilova
 
Daftar kti skripsi kebidanan
Daftar kti skripsi kebidananDaftar kti skripsi kebidanan
Daftar kti skripsi kebidananmelianiabubakar
 
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologisKTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
warjoyo susilo
 
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
Akhmad Muhibudin
 
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Area Pratama
 

Viewers also liked (20)

KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
 
Pengaruh radiasi hp terhadap kesehatan reproduksi”
Pengaruh radiasi hp terhadap kesehatan reproduksi”Pengaruh radiasi hp terhadap kesehatan reproduksi”
Pengaruh radiasi hp terhadap kesehatan reproduksi”
 
Kti fidartin
Kti fidartinKti fidartin
Kti fidartin
 
Skripsi Hukum Kenegaraan di Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram Yogyakarta
Skripsi Hukum Kenegaraan di Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram YogyakartaSkripsi Hukum Kenegaraan di Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram Yogyakarta
Skripsi Hukum Kenegaraan di Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram Yogyakarta
 
Pendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia beratPendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia berat
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksia
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
 
158341868 karya-tulis-ilmiahku
158341868 karya-tulis-ilmiahku158341868 karya-tulis-ilmiahku
158341868 karya-tulis-ilmiahku
 
Kti ade kurnia puspitasari
Kti ade kurnia puspitasariKti ade kurnia puspitasari
Kti ade kurnia puspitasari
 
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
 
Elvipson tesis
Elvipson tesis Elvipson tesis
Elvipson tesis
 
Kti dian sefrina
Kti dian sefrinaKti dian sefrina
Kti dian sefrina
 
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
 
Daftar kti skripsi kebidanan
Daftar kti skripsi kebidananDaftar kti skripsi kebidanan
Daftar kti skripsi kebidanan
 
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologisKTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
 
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 
35820427 karya-tulis-ilmiah
35820427 karya-tulis-ilmiah35820427 karya-tulis-ilmiah
35820427 karya-tulis-ilmiah
 
retensio plasenta
retensio plasentaretensio plasenta
retensio plasenta
 
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
 

Similar to Kti

Kti mutiara saimona
Kti mutiara saimonaKti mutiara saimona
Kti mutiara saimona
mutiarasaimona
 
Kti merisya
Kti merisyaKti merisya
Kti merisya
KTIMERISYA
 
Kti dinita yulis nurinayati
Kti dinita yulis nurinayatiKti dinita yulis nurinayati
Kti dinita yulis nurinayati
KTIDinitaYulisNurinayati
 
Kti eti widia
Kti eti widiaKti eti widia
Kti eti widia
ETIWIDIA
 
Kti iis
Kti iisKti iis
Kti reni yunila sari
Kti reni yunila sariKti reni yunila sari
Kti reni yunila sari
RENIYUNILASARI
 
Kti intan fariz ulva
Kti intan fariz ulvaKti intan fariz ulva
Kti intan fariz ulva
INTANFARIZULVA
 
Husnul
HusnulHusnul
Renny astuty
Renny astutyRenny astuty
Renny astuty
RENNYASTUTY
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
Karya Tulis Ilmiah
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
Karya Tulis Ilmiah
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
Karya Tulis Ilmiah
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
Karya Tulis Ilmiah
 
Kti ratna ariyanti
Kti ratna ariyantiKti ratna ariyanti
Kti ratna ariyanti
Ratnaryanti
 
Kti metta selani
Kti metta selaniKti metta selani
Kti metta selani
MettaSelani
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina rianti
DINARIANTI
 
Kti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini agulyKti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini aguly
pratiwidesta
 
Kti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini agulyKti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini aguly
RilyaOktariniAguly
 
Kti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini agulyKti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini aguly
RilyaOktariniAguly
 
Kti reni sapitria
Kti reni sapitriaKti reni sapitria
Kti reni sapitria
KTIRENISAPITRIA
 

Similar to Kti (20)

Kti mutiara saimona
Kti mutiara saimonaKti mutiara saimona
Kti mutiara saimona
 
Kti merisya
Kti merisyaKti merisya
Kti merisya
 
Kti dinita yulis nurinayati
Kti dinita yulis nurinayatiKti dinita yulis nurinayati
Kti dinita yulis nurinayati
 
Kti eti widia
Kti eti widiaKti eti widia
Kti eti widia
 
Kti iis
Kti iisKti iis
Kti iis
 
Kti reni yunila sari
Kti reni yunila sariKti reni yunila sari
Kti reni yunila sari
 
Kti intan fariz ulva
Kti intan fariz ulvaKti intan fariz ulva
Kti intan fariz ulva
 
Husnul
HusnulHusnul
Husnul
 
Renny astuty
Renny astutyRenny astuty
Renny astuty
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Kti ratna ariyanti
Kti ratna ariyantiKti ratna ariyanti
Kti ratna ariyanti
 
Kti metta selani
Kti metta selaniKti metta selani
Kti metta selani
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina rianti
 
Kti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini agulyKti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini aguly
 
Kti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini agulyKti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini aguly
 
Kti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini agulyKti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini aguly
 
Kti reni sapitria
Kti reni sapitriaKti reni sapitria
Kti reni sapitria
 

Recently uploaded

AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AdeRinaMuliawati1
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
TeukuEriSyahputra
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
WinaldiSatria
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
VenyHandayani2
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
ABDULRASIDSANGADJI1
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 

Kti

  • 1. 1 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BY NY. A SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS LISNANI ALI, S.ST TELUK BETUNG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Disusun oleh : MERI SUSANTI NIM :201207038 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 i
  • 2. 2 ASUHAN KEBIDANANPADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BYNY. A SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS LISNANI ALI, S.ST TELUK BETUNG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH (Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan) DISUSUN OLEH : MERI SUSANTI 201207038 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG 2015 ii
  • 3. 3 LEMBAR PENGESAHAN Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Adila pada : Hari : Senin Tanggal : 06 Juli 2015 Penguji I Penguji II Zendri Julistia, S.Kep M. Kes Nopa Utari, S.ST NIK. 2015501065 NIK.11210043 MENGESAHKAN Direktur Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung dr.Wazni Adila, MPH. NIK. 2011041008 iii
  • 4. 4 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BYNY. A SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS LISNANI ALI, S.ST TELUK BETUNG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Meri Susanti, Ahmad Dahro, S.Sos.,M.I.P, Yuhelva Destri, Amd.Keb, SKM INTISARI Study kasus ini membahas tentang Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir dengan pendekatan konsep penanganan yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran asuhan penanganan yang tepat melalui pengkajian, interprestasi data, identifikasi masalah potensial, tindakan segera atau kolaborasi, menyusun rencana, melaksanakan asuhan, serta mengevaluasi asuhan yang telah dilakukan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif, subyek penelitian by Ny. A segera setelah lahir. Obyek yang diambil dalam study kasus ini adalah 1 orang yaitu by Ny. A segera setelah lahir di BPS Lisnani Ali Teluk Betung Timur Bandar Lampung tahun 2015. Kurang baiknya penanganan pada bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonatal sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke ekstrauteri dapat bertahan dengan baik karena periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kesimpulan hasil study kasus adalah bahwa diperlukannya penanganan yang tepat dalam hal mempertahankan suhu tubuh tetap hangat , perawatan mata, memberikan identitas bayi, memperlihatkan bayi pada orang tua/ keluarga, memfasilitasi kontak dini pada ibu, memberikan vitamin K1, konseling, serta imunisasi yang sesuai dengan konsep standara suhan kebidanan. Kata kunci : Bayi segera setelah lahir Kepustakaan : 18 referensi Jumlah halaman : 88 halaman iv
  • 5. 5 CURICULUM VITAE Nama : Meri Susanti Nim : 201207038 TtL : Sumur Jaya, 17 Mei 1994 Agama : Islam Alamat : Gedung Cahya Kuningan kec Ngambur , Pesisir Barat Institusi :AkademiKebidananAdila Angkatan : VII Nama orang tua : Ayah : Samsul Ibu : Rosdawani Biografi : 1. SDN 1 Gedung Cahya KuninganTahun 2006 2. SMPN 1 NgamburTahun 2009 3. SMAN 1 Pesisir SelatanTahun 2012 4. Mahasiswa Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung Tahun 2012-2015 v
  • 6. 6 MOTTO Tidak Ada Kata gagal yang Ada Hanya Kata Sukses atau Belajar Kualitas Hidup Seseorang Ditentukan Oleh Kesungguhan Niat, Bukan Otak Yang Cemerlang By :MeriSusanti vi
  • 7. 7 PERSEMBAHAN Semua yang telah ku capai…. Tak lepas dari segala perjuangan, kerja keras dan Doa”….. Dengan segala kerendahan hati ku persembahkan karya kecilku yang sederhana ini untuk orang-orang yang ku sayangi: 1. Kedua orang tua ku tercinta Bak ( Samsul Rohman ) dan emak ( Rosdawani ), buat Kakak ku Triputra Octa wijaya dan adik-adik ku Samsi, Denta tri yani, dan Denti sulvia. Terima kasih atas Doa , semangat dan nasihat yang kalian berikan selama ini dan semua pengorbanan yang telah kalian lakukan selama ini demi kelancaran dan keberhasilan ku. .Terima kasih “my BEST PARENTS” 2. Pembimbing KTI, bapak Ahmad Dahro, S.Sos.,M.I.P dan Ibu Yuhelva Destri, Amd.Keb, SKMyang selalu meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu dan membimbing saya dalam penulisan KTI ini. 3. Teman-teman Generation Seven yang telah berjuang bersama selama 3 tahun ini, yang selalu semangat dan tidak pernah putus asa walau banyak rintangan untuk membuat jiwa ini lemah dan ingin menyerah. Tetapi indahnya Kebersamaan ini menjadikannya lebih kuat dan bertahan demi sebuah cita-cita yang besar…  vii
  • 8. 8 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk studi kasus kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap By. Ny. A Segera Setelah Lahir Di Bps Lisnani Ali, S.ST Teluk Betung Timur Bandar Lampung Tahun 2015”. Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan Karya Tulis Ilmiah ini, dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. dr.Wazni Adila,MPH selaku direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung 2. Ahmad Dahro, S.Sos.,M.I.Pselaku pembimbing I Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung 3. Yuhelva Destri, Amd.Keb, SKMselaku pembimbing II Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung 4. Lisnani Ali, S.ST selaku Pembimbing Lahan Praktek 5. Seluruh Staf dan Dosen Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung 6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat ditulis satu persatu . Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis viii
  • 9. 9 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL........................................................................... i HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii INTISARI............................................................................................... iv CURICULUM VITAE........................................................................... v MOTTO ................................................................................................. vi PERSEMBAHAN .................................................................................. vii KATAPENGANTAR............................................................................. viii DAFTAR ISI ......................................................................................... ix DAFTAR TABEL .................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3 1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................... 3 1.4 Ruang Lingkup ....................................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 5 1.6 Metodologi Penelitian Dan Teknik Memperoleh Data ............. 6 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori Medis .............................................................. 9 2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan .......................................... 43 2.3 Landasan hukum kewenangan bidan ........................................ 51 BAB III TINJAUAN KASUS BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian ............................................................................. 64 4.2 Diagnosa, Masalah Dan Kebutuhan ....................................... 71 4.3 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial ......................... 73 4.4 Identifikasi Tindakan Segera .................................................. 74 4.5 Perencanaan ........................................................................... 75 4.6 Pelaksanaan ........................................................................... 76 4.7 Evaluasi ................................................................................. 83 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ........................................................................ 85 5.2 Saran .................................................................................. 87 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix
  • 10. 10 DAFTAR TABEL Tabel 2.1Perkembangan Sistem Pulmonal ............................................... 12 Tabel 2.2 Sigtuna Score .......................................................................... 17 Tabel 2.3 Apgar Score ............................................................................ 18 Tabel 2.4 Penanganan bayi baru lahir berdasarkan APGAR score ........... 18 Tabel 3.1 Matriks..................................................................................... 57 x
  • 11. 11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Lampiran 2 : Jadwal penelitian Lampiran 3 : Dokumentasi Lampiran 4 : Lembar konsul xi
  • 12. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kurang baiknya penanganan pada bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Sebagai contoh bayi yang mengalami hipotermi akan menyebabkan hipoglikemia dan akhirnya dapat terjadi kerusakan otak. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin dapat bertahan dengan baik karena periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Oleh karena itu penting untuk diketahui oleh para tenaga kesehatan mengenai adaptasi fisiologis pada bayi baru lahir, terutama para bidan yang selalu memberikan pelayanan bagi ibu, bayi, dan anak. (Dewi, 2010 :h 11) Data AKB menurut World Health Organization (WHO) ialah sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup untuk tahun 2012. Pada tahun 1990 silam, AKB secara global sebesar 63 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut laporan WHO pada tahun 2000, Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia 54 per 1000 kelahiran hidup kemudian tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup (Wijaya, 2010). Dari data tersebut, AKB dunia menduduki kriteria sedang. Kedua data AKB tersebut dapat kita bandingkan dengan targetan MDGs untuk AKB,
  • 13. 2 yakni 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (http://www.academia.edu). Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Lampung berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 – 2012 trendnya menunjukkan kecenderungan menurun yaitu dari 55 per 1000 Kelahiran Hidup tahun 2002 menjadi 30 per 1000 Kelahiran Hidup tahun 2012 (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2012). Kematian bayi dan Anak Balita terbesar ada di Kota Bandar Lampung (204 kasus kematian bayi dan 25 kematian anak balita). Kematian bayi terbesar terjadi pada masa bayi perinatal (0-6 hari), diikuti kematian pada masa bayi neonatal (7 – 28 hari) dan masa bayi (>28 hari -< 1 tahun) (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2012). Pada saat bayi lahir mempunyai suhu 0,5 – 1 ̊C lebih tinggi dibanding dengan suhu ibunya. Sayangnya, tidak jarang bayi mengalami penurunan suhu tubuh menjadi 35 – 35,5 ̊C dalam 15 – 30 menit karena kecerobohan perawat diruang bersalin. Ruang bersalin seringkali tidak cukup hangat, dengan aliran udara yang dingin di dekat bayi (yang berasal dari AC di dekat troli resusitasi), atau petugas tidak mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan baik segera setelah dilahirkan. Sebagian besar penyulit pada neonatus, seperti distres pernafasan, hipoglikemia, dan gangguan pembekuan darah lebih sering
  • 14. 3 terjadi dan lebih berat bila bayi mengalami hipotermia (Prawirohardjo,2009 ;h 368). Berdasarkan hasil survey yang penulis lakukan di BPS Lisnaini Ali pada tanggal 05 April 2015 terdapat ibu inpartu multigravida yaitu Ny A G3P1A1 dalam inpartu fase aktif. Sehingga penulis tertarik untuk memberikan asuhan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By. Ny. A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali, S.ST Bandar Lampung Tahun 2015”. Untuk meminimalkan angka kematian dan kesakitan pada bayi baru lahir seperti hipotermi, asfiksia, dan perdarahan tali pusat. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :” Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By. Ny. A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali, S.ST Bandar Lampung Tahun 2015” ? 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum Diperolehnya pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali , S.ST Bandar Lampung Tahun 2015.
  • 15. 4 1.3.2 Tujuan khusus 1.3.2.1 Diharapkan penulis mampu melakukan pengkajian terhadap By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali , S.ST Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.2 Diharapkan penulis mampu menentukan interpretasi data terhadap By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali , S.ST Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.3 Diharapkan penulis mampu menentukan diagnosa dan masalah potensial terhadap By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali , S.ST Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.4 Diharapkan penulis mampu melakukan antisipasi masalah potensial terhadap By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali , S.ST Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.5 Diharapkan penulis mampu merencanakan asuhan yang diberikan terhadap By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali , S.ST Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.6 Diharapakan penulis mampu melaksanakan asuhan terhadap By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali , S.ST Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.7 Diharapkan penulis mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan terhadap By. Ny A Segera Setelah Lahir di BPS Lisnani Ali , S.ST Bandar Lampung Tahun 2015.
  • 16. 5 1.4 Ruang lingkup 1.4.1 Sasaran Objek yang diambil dalam studi kasus ini adalah satu orang bayi segera setelah lahir yaitu By. Ny A. 1.4.2 Tempat Dalam studi kasus ini penulis mengambil kasus di BPS Lisnani Ali, Jalan RE Martadinata Teluk Betung Bandar Lampung. 1.4.3 Waktu Pelaksanaan asuhan kebidanan dalam studi kasus ini, penulis melakukan penelitian pada tanggal 05- 06 April 2015. 1.5 Manfaat penelitian 1.5.1 Bagi institusi pendidikan Study kasus ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dalam menerapkan ilmu pengetahuan tentang asuhan bayi segera setelah lahir dan sebagai acuan penelitian berikutnya. 1.5.2 Bagi lahan praktik Study kasus ini dapat dijadikan gambaran informasi serta bahan untuk meningkatkan mutu manajemen kebidanan di lahan praktik akan manajemen asuhan bayi segera setelah lahir.
  • 17. 6 1.5.3 Bagi penulis Study kasus ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis serta mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan tentang Asuhan bayi segera setelah lahir. 1.6 Metodologi dan teknik memperoleh data 1.6.1 Metodelogi penelitian Metode yang digunakan penulis dalam kasus ini adalah metode penelitian survey deskriptif yang dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dan untuk menggambarkan atau memotret maslah kesehatan serta yang terkait dengan sekelompok penduduk atau orang yang tinggal dalam komunitas tertentu . 1.6.2 Teknik memperoleh data Untuk memperoleh data, teknik yang digunakan sebagai berikut: 1.6.2.1 Data Primer a. Wawancara Salah satu metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data adalah dengan wawancara, dimana penulis mendapatkan informasi secara lisan dari seorang sasaran penelitian dan bercakap-cakap dengan
  • 18. 7 berhadapan muka dengan orang tersebut. Jadi data diperoleh langsung dari respon dan melalui salah satu pertemuan atau percakapan penulis melakukan tanya jawab dengan klien, suami, dan keluarga yang dapat membantu memberikan informasi yang dibutuhkan ( Notoatmodjo, 2005 : h 102, 138) 1) Alo anamnesa Wawancara yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan keluarga pasien untuk mengetahui mengenai masalah yang terjadi pada pasien (Ari Sulistyawati, 2009: h 111) 2) Pengkajian fisik Adalah suatau pengkajian yang dapat dipandang sebagai tahap pengkajian pada proses perawatan atau tahap pengkajian atau pemeriksaaan klinis dari sistem pelayanan terintegrasi yang prinsipnya menggunakan cara-cara yang sama dengan pengkajian fisik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. (Prihardjo, 2006: h 2-3)
  • 19. 8 1.6.2.2 Data sekunder a. Studi pustaka Adalah metode pengumpulan data dengan mempelajari catatan tentang pasien yang ada Studi dokumentasi Studi yang dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien bersumber dari catatan dokter, bidan, maupun sumber lain yang menunjang seperti hasil pemeriksaan diagnostic (Notoatmodjo, 2005; h.62, 63).
  • 20. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan teori medis 2.1.1 Pengertian bayi baru lahir Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu - 42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram. (Dewi,2011; h.1) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan. ( Rukiyah, 2010; h.2) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram. (Kristiyanasari dan Jitowiyojno,2011:h 60)
  • 21. 10 2.1.2 Karakteristik bayi baru lahir a. Berat badan 2.500-4000 gram b. Panjang badan 48-52 cm c. Lingkar dada 30-38 cm d. Lingkar kepala 33-35 cm e. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit, kemudian menurun sampai 120-110 x/menit f. Pernafasan 40-60 x/menit g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan diliputi vernik caseosa h. Rambut kepala biasanya telah sempurna i. Kuku agak panjang atau melewati jari –jari j. Genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora (pada anak perempuan), testis sudah turun (pada anak laki-laki). k. Reflek hisap dan menelan baik l. Reflek suara sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk. m. Reflek menggenggam sudah baik n. Eliminasi baik, urine dan meconium akan keluar 24 jam pertama, meconium berwarna hitam kecoklatan.
  • 22. 11 2.1.3 Perubahan perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir 2.1.3.1 Perubahan metabolisme karbohidrat Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah energy pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak, bila karena sesuatu hal misalnya bayi mengalami hipotermi, metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan pada neonatus maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia, misal pada bayi BBLR, bayi dari ibu yang menderita DM dan lain-lainnya. 2.1.3.2 Perubahan suhu tubuh Ketika bayi lahir berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu didalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25 C maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi sebanyak 200kal/kgbb/menit. Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 dari seharusnya. Jaringan meningkat dan kebutuhan oksigenpun meningkat.
  • 23. 12 2.1.3.3 Perubahan pernapasan Tabel 2.1 Perkembangan system pulmonal Usia Kehamilan Perkembangan 24 hari Bakal paru-paru terbentu 26-28 hari Kedua bronkus membesar 6 minggu Segmen bronkus terbentuk 12 minggu Lobus terdiferensiasi 24 minggu Alveolus terbentuk 28 minggu Surfaktan terbentuk 34-36 minggu Struktur paru matang Sumber : Dewi,2010: h 2, 12 Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. (Kristiyanasari dan Jitowiyono .2011:h 62) Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena hal- hal berikut: 1) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (simulasi mekanik) 2) Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merangsang kemoseptor yang terletak di sinus karotikus (stimulasi kimiawi) 3) Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam uterus (stimulasi sensorik). 4) Reflex defleksi Hering Breurs Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama setelah bayi lahir. Usaha bayi
  • 24. 13 pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain karena adanya surfaktan , juga karena adanya tarikan napas dan pengeluaran napas dengan merintih sehingga udara bisa tertahan didalam. Cara neonatus bernapas dengan cara bernapas difragmatik dan abdominal., sedangkan untuk frekuensi dan dalamnya bernapas belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru akan kaku. Sehingga terjadi ateleksis. Dalam kondisi seperti ini (anoreksia), neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan anaerobic. 2.1.3.4 Perubahan sirkulasi Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2 meningkat dan tekanan CO2 menurun hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat, hal ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru- paru dan Ductus Arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbilical kemudian tali pusat dipotong aliran darah dari plasenta melalui vena cava inferior foramen ovale ke atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.
  • 25. 14 2.1.3.5 Keseimbangan air dan fungsi ginjal Tubuh BBL mengandung relative banyak air. Kadar natrium juga relative lebih besar dibandingkan dengan kalium karena ruangan ekstraseluler yang luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena : 1) Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa 2) Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal 3) Renal blood flow relative kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa. 2.1.3.6 Imonoglobulin Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang juga tidak memiliki propia ilium dan apendiks. Plasenta merupakan sawar, sehingga fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada BBL hanya terdapat gamaglobulin G, sehingga imonologi dari ibu dapat berpindah melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Akan tetapi, bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta (lues, toksoplasma, herpes simpleks, dan lain-lain) reaksi imonologis dapat terjadi dangan pembentukan sel plasma serta antibody gama A, G, dan M.
  • 26. 15 2.1.3.7 Traktus digestivus Traktus digestivus relative lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus, traktus digestivus mengandung zat warna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida atau disebut juga dengan mekoneum. Pengeluaran mekoneum biasanya pada 10 jam pertama kehidupan dan dalam 4 hari setelah kelahiran biasanya feses sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus, kecuali enzim amylase prankreas. 2.1.3.8 Hati Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologi yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun dalam waktu yang agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome.
  • 27. 16 2.1.3.9 Keseimbangan asam basa Tingkat keasaman (pH) darah pada waktu lahir umumnya rendah karena glikolisis anaerobic. Namun, dalam waktu 24 jam, neonatus telah mengompensasi asidosis. 2.1.4 Evaluasi awal bayi baru lahir 2.1.4.1 Penilaian sekilas sesaat bayi setelah lahir Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi, jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal dalam kondisi baik. 2.1.4.2 Menit pertama kelahiran Pertemuan SAREC di swedia tahun 1985 menganjurkan penggunaan parameter penilaian bayi baru lahir dengan cara sederhana yang di sebut SIGTUNA (SIGTUNA SCORE), sesuai dengan nama tempat terjadinya konsestus. Penilaian cara ini digunakan terutama untuk tingkat pelayanan kesehatan dasar karena hanya menilai dua parameter yang penting namun cukup mewakili indicator kesejahteraan bayi baru lahir.
  • 28. 17 Sesaat setelah bayi lahir bidan memantau 2 tanda vital bayi sesuai dengan SIGTUNA skor, yaitu upaya bayi untuk bernapas dan frekuensi jantung (dihitung selama 6 detik, hasil dikalikan 10 sama dengan frekuensi jantung satu menit). Cara menentukan SIGTUNA skor a) Nilai bayi sesaat setelah lahir (menit pertama) dengan criteria penilaian seperti pada table b) Jumlah skor yang didapat c) Kesimpulan dari total SIGTUNA skor 4 = asfiksia ringan atau tidak asfiksia 2-3 = asfiksia sedang 1 = asfiksia berat 0 = bayi lahir mati/fresh stillbirth Table 2.2 Sigtuna Score Skor Criteria 2 1 0 Pernapasan Teratur Megap-megap Tidak ada Denyut jantung >100 <100 Tidak ada 2.1.4.3 Menit ke 5 sampai 10 Segera setelah bayi lahir, bidan mengobservasi keadaan bayi dengan berpatokan pada APGAR skor dari menit ke 5 hingga 10. (Sulistyawati dan Nugraheny,2010: h 118-119)
  • 29. 18 Aspek-aspek yang termasuk APGAR dan harus dinilai dan dicatat ialah: Table 2.3 Apgar Score TANDA SKOR 0 1 2 Appereance (warna kulit) Seluruh tubuh biru atau pucat Tubuh merah ekstremitas biru Seluruh tubuh kemerahan Pulse (Bunyi jantung) Tidak ada < 100 > 100 Grimace (Refleks) Tidak ada Ekstremitas sedikit fleksi Gerakan aktif Activity (Aktivitas) Tidak ada Sedikit gerak Langsung Menangis Respiratory (Pernapasan) Tidak ada Lambat/tidak teratur Menangis Sumber : Dewi,2011; h.2-3 Interpretasi a. Nilai 1-3 asfiksia berat b. Nilai 4-6 asfiksia sedang c. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal) Tabel 2.4 Penaganan bayi baru lahir berdasarkan APGAR skor Nilai APGAR lima menit pertama Penanganan 0-3 Tempatkan ditempat hangat dan lampu sebagai sumber penghangat Pemberian oksigen Resusitasi Stimulasi Rujuk 4-6 tempatkan dalam tempat yang hangat pemberian oksigen stimulasi taktil 7-10 dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan bayi lahir normal. Sumber : Sulistyawati dan Nugraheny,2010; h.208-209
  • 30. 19 2.1.5 Tahapan pada bayi baru lahir 2.1.5.1 Tahap I terjadi segera setelah lahir Selama menit pertama kelahiran, pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu. 2.1.5.2 Tahap II disebut tahap transisional reaktivita Pada tahap ini dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan prilaku. 2.1.5.3 Tahap III disebut tahap periodic Di tahap ini pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh. 2.1.6 Asuhan kebidanan pada BBL normal 2.1.6.1 Cara memotong tali pusat 1) Menjepit tali pusat dengan klem dengan jarak 3cm dari pusat, lalu mengurut tali pusat kearah ibu dan memasang klem ke-2 dengan jarak 2 cm dari klem 2) Memegang tali pusat di antara 2 klem dengan menggunakan tangan kiri (jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat di antara 2 klem
  • 31. 20 3) Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1cm dari umbilicus dengan simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati. Untuk kedua kalinya bungkus dengan kasa steril, lepaskan klem tali pusat, lalu memasukkannya dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%. 4) Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikannya kepada ibu. 2.1.6.2 Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah hipotermi 1) Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir Kondisi bayi lahir dengan tubuh basah karena air ketuban atau aliran udanra melalui jendela atau pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan yang akan mengakibatkan serangan dingin (cold stres) yang merupakan gejala awal hipotermia. Bayi kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh karena control suhunya belum sempurna. 2) Untuk mencegah terjadinya hipotermia, bayi baru lahir harus segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering kemudian diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu. 3) Menunda memandikan BBL sampai tubuh bayi stabil Pada bayi baru lahir cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2.500 gram dan menagis kuat bisa dimandikan ±24 jam
  • 32. 21 setelah kelahiran dengan tetap menggunakan air hangat. Pada BBL berisiko yang berat badannyakurang dari 2.500 gram atau keadaannya sangat lemah sebaiknya jangan dimandikan sampai suhu tubuhnya stabil dan mampu menghisap ASI dengan baik. 4) Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir Ada empat cara yang membuat bayi kehilangan panas, yaitu melalui radiasi, evaporasi, konduksi, konveksi. (Dewi,2010: h 3- 4) a) Konveksi Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi, misal: BBL diletakkan dekat pintu atau jendela terbuka b) Konduksi Pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi kontak langsung dengan permukaan ysng lebih dingin, misal : popok atau celana basah yang tidak langsung diganti. c) Radiasi Panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin, misal : BBL diletakkan ditempat yang dingin.
  • 33. 22 d) Evaporasi Cairan atau air ketuban ysng membasahi kulit bayi dan menguap, misal : bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dari air ketuban. 2.1.6.3 IMD ( Inisiasi Menyusui Dini) Protocol evidence based yang baru telah diperbaharui oleh WHO dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk menyatakan satu jam pertama menyatakan bahwa: bayi harus mendapat kontak kulit ke kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam. Bayi harus dibiarkan untuk melakukan inisiasi menyusu dini dan ibunya dapat mengenali bahwa bayinya siap menyusu serta memberikan bantuan jika diperlukan. Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir sampai dengan IMD selesai. Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the best crawl atau merangkak mencari payudara. (Ambarwati dan Wulandari,2008; h.36-37) 1) Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini yaitu: a) Anjurkan suami atau keluarga mendampingi saat melahirkan
  • 34. 23 b) Hindari penggunaan obat kimiawi dalam proses persalinan c) Segera keringkan bayi tanpa menghilangkan lapisa lemak putih (verniks) d) Dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan bayi di dada ibu, luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu, kepala bayi harus berada diantara dada ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi kemudian selimuti kedua agar tidak kedinginan. Tutp tubuh bayi dari kepala dengan kain yang kering dan bersih. e) Anjurkan ibu memberi sentuhan kepada bayi untuk merangsang bayi mendekati putting. f) Biarkan bayi bergerak sendiri mencari putting susu ibu. g) Biarkan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu selama minimal satu jam walaupun proses menyusui telah terjadi. Bila belum terjadi proses menyusui hingga 1 jam biarkan bayi berada di dada ibu sampai proses menyusui pertama kali selesai. h) Tunda tindakan lain seperti menimbang, mengukur, dan memberikan suntikan Vitamin K sampai menyusui pertama kali
  • 35. 24 i) Proses menyusui dini dan kontak kulit ibu dan bayi harus di upayakan meskipun ibu melahirkan dengan cara operasi atau tindakan lain, kecuali ada indikasi medis yang jelas. ( Rukiyah dan Yulianti,2010; h. 8-9) 2) Keuntungan inisiasi menyusu dini Bagi bayi a) Menstabilkan pernapasan dan detak jantung b) Mengendalikan temperature tubuh bayi c) Memperbaiki atau membuat pola tidur bayi lebih baik d) Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu lebih cepat dan efektif e) Meningkatkan kenaikan berat (bayi lebih cepat kembali ke berat lahirnya) f) Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi g) Mengurangi tangis bayi h) Mengurangi infeksi bayi karena adanya kolonisasi kuman di usus bayi akibat kontak kulit bayi dan bayi menjilat kulit ibu i) Mengeluarkan mekonium lebih cepat, sehingga menurunkan kejadian ikterus BBL j) Memperbaiki kadar gula dan parameter biokimia lain selama beberapa jam pertama hidupnya
  • 36. 25 k) Mengoptimalkan keadaan hormonal bayi Bagi ibu a) Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan risiko perdarahan pasca persalinan b) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi ASI c) Membantu ibu mengatasi stress sehingga ibu merasa lebih tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya d) Meningkatkan produksi ASI e) Menunda ovulasi 2.1.6.4 Pencegahan perdarahan Semua BBL harus diberi vitamin K¹ (phytomenadione) injeksi 1 mg inramuskular setelah proses IMD dan bayi menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dialami oleh sebagian BBL. Cara penyuntikan vitamin K¹ : 1) Gunakan semprit sekali pakai steril 1Ml (semprit tuberculin) 2) Jika menggunakan sediaan 10 mg/mL maka masukkan vitamin K¹ kedalam semprit sebanyak 0,15 mL. suntikkan secra intramuscular dipaha kiri bayi bagian anterolateral sepertiga tengah sebanyak 0,1 Ml (1 mg dosis tunggal)
  • 37. 26 3) Jika menggunakan sediaan 2mg/mL maka masukkan vitamin K¹ kedalam semprit sebanyak 0,75 mL. suntikkan secara intramuscular dipaha kiri bayi bagian anterolateral sepertiga tengah sebanyak 0,5 mL (1 mg dosis tunggal) 2.1.6.5 Pencegahan infeksi mata Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata kurang efektif jika diberiakan > 1 jam setelah kelahiran. Cara pemberian salep mata 1) Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir) kemudia keringkan 2) Jelaskan pada keluarga apa yang akan dilakukan dantujuan pemberian obat tersebut. 3) Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung menuju kebagian luar mata atau tetes mata 4) Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh mata 5) Jangan menghapus salep atau tetes mata dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak menghapus obat-obat tersebut. (JNPK.2008 :h 127, 136)
  • 38. 27 2.1.6.6 Imunisasi Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajanpada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit. Vaksin hepatitis B (HepB) harus segera diberikan setelah lahir, mengingat vaksinasi HepB merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu kepada bayinya. (Ranuh,et all 2011; h.48-49) 2.1.6.7 Pemberian ASI Air susu ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas dan kuantitasnya. Berikan ASI sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi tampa jadwal (on demamd). Berikan ASI saja (ASI eksklusif) sampai bayi berusia 6 bulan. 2.1.6.7 Perawatan tali pusat Banyak pendapat tentang cara terbaik dalam merawat tali pusat. Telah dilaksanakan beberapa uji klinis untuk membendingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi, yaitu
  • 39. 28 dengan membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan luka hanya dengan air bersih. Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak membubuhkan apapun pada daerah sekitar tali pusat karena dapat mengakibatkan infeksi. Hal ini diakibatkan karena meningkatkan kelembaban (akibat penyerapan olah bahan tersebut) badan bayi sehingga menciptakan kondisi yang ideal bagi tumbuhnya bakteri. (Dewi, 2011; h.30) 2.1.6.8 Rawat gabung. Adalah suatu cara perawatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruang kamar atau tempat bersama- sama selama 24 jam penuh dalam seharian. Tujuan rawat gabung secara umum adalah membina hubungan emosional antara ibu dan bayi, meningkatkan penggunaan air susu ibu (ASI), pencegahan infeksi dan pendidikan kesehatan bagi ibu. Dengan rawat gabung, ibu dapat ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja, dimana saja bayi membutuhkanya. Ibu dapat melihat dam memahami cara perawatan bayi secara benar yang dilakukan oleh petugas, ibu mempuyai pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih di rumah sakit, dapat melibatkan suami secara aktif untuk membantu ibu dalam dalam menyusui bayinya secara baik dan benar, ibu
  • 40. 29 mendapat kehangatan emosinal atau batin karena selalu kontak dengan bayinya. Syarat bayi baru lahir bisa dilakukan rawat gabung, antara lain bayi lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong. Apabila bayi lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek menghisap baik, tidak ada tanda – tanda infeksi dan lain-lain. Apabila bayi lahir secara seksio sesaria dengan pembiusan umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu sadar dan bayi tidak mengantuk, 4-6 jam setelah operasi selesai. Syarat lain agar agar bayi baru lahir bisa dirawat gabung, adalah bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama ( nilai APGAR lebih dari tujuh ), umur kehamilan lebih dari atau samaa dengan 37 minggu, berat lahir lebih dari atau sama dengan 2500 gram, tidak terdapat tanda infeksi intrapartum, bayi dan ibu dalam keadaan sehat. ( Muslihatun, 2010; h.22) Manfaat yang bisa didapatkan dari rawat gabung pada ibu dan bayi adalah : a. Fisik Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu akan mudah untuk melakukan perawatan sendiri. Dengan perawatan sendiri dan pemberian ASI sendiri mungkin, maka akan mengurangi
  • 41. 30 kemungkinan terjadinya infeksi silang dari pasien lain atau petugas kesehatan. b. Fisiologis Bila ibu dekat dengan bayi akan segera di susui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses yang fisiologis, yang alami dimana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Bagi ibu yang menyusui akan timbul reflek oksitosin yang dapat membantu proses fisiologis involusi rahim. c. Psikologis Dari segi psikologis akan segera terjalin proses lekat akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi. hal tersebut akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan psikologis bayi. selain itu, kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak di butuhkan oleh bayi. d. Edukatif Ibu akan mempunyai pengalaman yang berguna sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit. Selama di RS ibu akan melihat, belajar dan mendapat bimbungan mengenai cara menyusui secara benar, cara merawat payudara, tali pusat, memandikan bayi dan sebagainya. Keterampilan ini diharapkan dapat menjadi modsl bsgi ibu untuk merawat bayinya setelah pulang dari RS
  • 42. 31 e. Ekonomi Pemberian asi dapat dilakukan sedini mungkin, bagi rumah sakit terutama Rs pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan terhadap anggaran pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot, serta peralatan lainya yang di butuhkan. Beban perawat lebih ringan karena ibu berperan besar dalam merawat bayinya sendiri sehimgga waktu luang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. f. Medis Secara medis, pelaksanaan rawat gabung dapat menurunkan terjadinya infeksi nasokomial pada bayi, serta menurunkan angka mortalitas ibu maupun bayinya.( Dewi, 2010; h.19) 2.1.7 Pemeriksaan fisik dan sistem penilaian pada BBL Pengkajian atau pemeriksaan fisik pada bayi dilakukan secara menyeluruh.Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan. 2.1.7.1 Pengukuran BB, PB, LK, LP, LLA (Muslihatun,2010 ;h 28 – 34). 1) Berat badan 2.500 – 4.000 gram
  • 43. 32 2) Panjang badan 48 – 52 cm 3) Lingkar dada 30 – 38 cm 4) Lingkar kepala 33 – 35 cm 5) Lingkar lengan 11 – 12 c (Dewi, 2010; h 2) 2.1.7.2 Pengukuran tanda-tanda vital 1) Suhu/temperatur Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksiler untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan hipo atau hipertermia. Dalam kondisi normal, suhu bayi berkisar antara 36,5-37,5°C. (Uliyah dan Hidayat, 2011 : h 146) 2) Pernafasan Pernapasan BBL adalah menangis spontan , megap- megap, tidak menangis. Pernapsan ± 40-60x/menit. (Sulisyawati dan Nugraheny, 2010: h 119) 3) Nadi Denyut nadi dikatakan normal apabila frekuensinya antara 100-160 kali permenit. (Uliyah dan Hidayat, 2011: h 146)
  • 44. 33 2.1.7.3 Pemeriksaan bagiaan tubuh (pemeriksaan fisik) 1) Kepala Ubun – ubun besar, ubun – ubun kecil, sutura , moulase, caput succedaneum, cephal haematoma, hidrosepalus, rambut meliputi : jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu dan punggung. 2) Muka Tanda – tanda paralisis 3) Mata Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran, epicanthus) dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva. 4) Telinga Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak, dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran. 5) Hidung Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, kebersihan. 6) Mulut Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks menghisap, adakah labio/palatoskisis, trush, sianosis.
  • 45. 34 7) Leher Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda abnormalitas kromoson dan lain – lain. 8) Klavikula dan lengan tangan Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari. 9) Dada Bentuk dan kelaian bentuk dada, putting susu, gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung, dan pernafasan. 10) Abdomen Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, gastroskisis, omfalokel, bentuk simetris/tidak, palpasi hati, ginjal. 11) Genetalia Kelamin laki-laki: panjang penis, testis sudah turun dalam skorotum, urifisium uretra diujung penis (fimosis, hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan: labia mayora, labia minora, orifisium vagina, orifisium uretra, sekret dan lain-lain.
  • 46. 35 12) Tungkai dan kaki Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari (sindaktili, polidaktili) 13) Anus Berlubang/tidak, posisi, fungsi sfingter ani, adanya atresia ani. 14) Punggung Bayi tengkurap, raba kurvatura kolumna vertebralis, pembengkakan, spina bifida. 15) Pemeriksaan kulit Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi, jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal dalam kondisi baik. (Sulistyawati dan Nugraheny,2010: h 118-119) 16) Refleks Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tampa disadari pada bayi normal. Beberapa refleks pada bayi baru lahir meliputi: a) Rooting refleks; yaitu reflek mencari putting susu.
  • 47. 36 b) Suckling refleks; yaitu reflek menghisap areola putting susu tertekan dagu bayi, lidah dan langit- langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI. c) Swallowing refleks; yaitu refleks menelan dimana ASI dimulut bayi mendesak otot di daerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung. d) Moro refleks; refleks yang timbul diluar kemauan? Kesadaran bayi. e) Grasping refleks; bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi, maka jari-jarinya akan langsung menggenggam sangat kuat. f) Tonik neek refleks; yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal. g) Stapping reflek; reflek kaki secara spontan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya satu persatu disentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah-olah berjalan. h) Startle reflek; reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan seperti mengejang pada lengan dan tangan dan seiring diikuti dengan tangisan. (Rukiyah dan Yulianti, 2010; h.63)
  • 48. 37 i) Babinsky reflek; gerakan jari sepanjang telapak kaki . 17) Eliminasi Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah. Bayi baru lahir normal biasanya kencing lebih dari enam kali perhari. Bayi baru lahir normal biasanya berak cair enam sampai delapan ksli perhahi. Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau atau mengandung lendir atau darah. Perdarahan pervagina pada bayi baru lahir dapat terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan dan hal ini di anggap normal. 2.1.8 Masalah pada bayi baru lahir 2.1.8.1 Masalah yang perlu tindakan segera dalam 1 jam 1) Tidak bernapas/ sulit bernapas Penanganan umum yang bias diberikan adalah : a) Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan bungkus dengan pakaian hangat dan kering. b) Segera klem dan potong tali pusat. c) Letakkan bayi pada tempat yang keras dan hangat.
  • 49. 38 d) Lakukan pedoman pencegahan infeksi dalam setiap melakukan tindakan. e) Lakukan resusitasi bila terdeteksi adanya kegagalan napas setelah bayi lahir. f) Jika resusitasi tidak berhasil, maka berikan ventilasi. 2) Sianosis / kebiruan dan sukar bernapas Jika bayi mengalami sianosis (kebiruan ), sukar bernapas (frekuensi < 30 atau > 60 x/ menit), ada tarikan dinding dada ke dalam, atau merintih, maka lakukan hal berikut : a) Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan napas tidak tersumbat. b) Berikan oksigen 0,5 liter/ menit. c) Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang men- support kondisi bayi. d) Tetap menjaga kehangatan bayi. 3) Bayi berat lahir rendah ( BBLR) < 2500 gram. Ada dua macam BBLR, yang pertama bayi lahir kecil akibat kurang bulan. Dan yang kedua adalah bayi lahir kecil dengan BB yang seharusnya untuk masa gestasi (dismatur)
  • 50. 39 a) Bayi lahir kecil akibat kurang bulan (premature) (1) Masa gestasi < 37 minggu (2) Factor penyebabnya adalah sebagai berikut: Ibu mengalami perdarahan antepartum, trauma fisik/psikologis, dan DM, atau usia ibu masih terlalu muda (< 20 tahun) dan multigravida dengan jarak kehamilan yang dekat. a) Keadaan social ekonomi rendah b) Kehamilan ganda atau hidramnion. c) Ciri-ciri bayi premature adalah sebagai berikut : 1) Berat kurang < 2500 gram 2) Lingkar dada < 30 cm 3) Panjang badan < 45 cm 4) Lingkar kepala < 33 cm. 5) Kepala lebih besar dari badannya. 6) Kulitnya tipis transparan dan banyak lanugo. 7) Lemak subkutan minimal. b) Bayi lahir kecil dengan berat badan yang seharusnya untuk masa gestasi (dismatur). Kondisi ini dapat terjadi preterm, aterm, maupun postmatur. Bayi lahir dengan berat sangat
  • 51. 40 kecil (BB< 1.500 gram atau usia < 32 minggu) sering masalah berat seperti : 1) Sukar bernapas; 2) Sukar minum( menghisap); 3) Ikterus berat; 4) Infeksi berat; 5) Rentan hipotermi; 6) Segera rujuk jika bayi mengalami kondisi-kondisi tersebut. 4) Letargi Tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga sangat mungkin bayi sedang sakit berat. Jika ditemukan kondisi demikian, maka segera rujuk. 5) Hipotermi ( suhu< 36 ˚C ) Bayi mengalami hipotermi berat jika suhu aksila < 35 ˚C, untuk mengatasi kondisi tersebut, lakukan hal berikut : a) Gunakan alat yang ada incubator, radian heater, kamar hangat, atau tempat tidur hangat. b) Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki Neonatal Intensif Care Unit( NICU )
  • 52. 41 c) Jika bayi sianosis, sukar bernapas, atau ada tarikan dinding dada dan merintih, segera berikan oksigen. 6) Kejang Kejang pada neonatus di definisikan sebagai suatu gangguan terhadap neurologi seperti tingkah laku, motorik, atau fungsi otonom. Kebanyakan kejang pada bayi baru lahir timbul beberapa hari, sebagian kecil dari bayi tersebut akan mengalami kejang lanjutan dalam kehidupannya kelak. 7) Infeksi Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonates yang terjadi pada masa antenatal, intranatal, dan postnatal. 8) Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS). Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS terjadi pada bayi sehat secara mendadak, ketika sedang ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam kemudian. Angka kejadian SIDS sekitar 4 dari 1.000 kelahiran hidup. Insiden puncak dari SIDS terjadi pada bayi usia 2 minggu dan 1 tahun. (Dewi, 2010; h. 6, 26)
  • 53. 42 2.1.8 Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi Jika menemukan kondisi ini harus segera dilakukan pertolongan dan orang tua harus mengetahuinya seperti: a) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali/menit b) Terlalu hangat (>38°C) c) Kulit bayi kering terutama dalam 24 jam pertama, biru pucat dan memar. d) Hisapan saat menyusui lemah, seringn muntah, mengantuk berlebihan e) Tali pusat merah, bengkak, berbau busuk dan berdarah f) Tanda-tanda infeksi seperti merah,panas, bengkak, bau busuk g) Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK selama 24 jam, tinja lembek, encer, ada lendir atau darah h) Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus. (Rukiyah et all ,2010; h.7) 2.2 Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney Manajemen atau asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah kelahiran. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bertujuan untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada bayi
  • 54. 43 baru lahir dengan memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan bayi segera setelah dilahirkan. (Muslihatun, 2010: h 251) Langkah dalam manajemen kebidanan menurut Varney 2.2.1 Pengkajian (Pengumpulan data dasar) Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang klien/ orang yang meminta asuhan. Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. 2.2.1.1 Data Subjektif 1) Identitas bayi Identitas ini diperlukan untuk memeriksa bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud dan tidak keliru dengan anak yang lain. a) Nama Identitasdimulai dengan nama pasien, yang jelas dan lengkap : nama depan, nama tengah (bila ada), nama keluarga dan nama panggilan akrab. b) Umur Umur pasien sebaiknya dapat dari tanggal lahir, yang dapat ditanyakan ataupun dilihat dari kartu menuju sehat atau kartu pemeriksaan kesehatan yang lainnya. Umur perlu diketahui mengingat periode usia anak (neonates,
  • 55. 44 bayi, balita, prasekolah, sekolah, akil balik) mempunyai kekhasannya sendiri dalam morbiditas dan mortalitas. Usia anak juga diperlukan untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal sesuai dengan umumnya. c) Jenis kelamin Selain untuk identitas` juga untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilai baku, insidens seks, penyakit-penyakit terangkai seks. (Matondang dan Sastroasmoro, 2009 : h 4-5) 2) Identitas Orang tua a) Umur Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi komplikasi. b) Pendidikan Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
  • 56. 45 c) Pekerjaan Gunanya untuk mengetahui dan mengukurtingkat social ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. (Ambarwati dan Wulandari, 2008; h.131- 132) 3) Faktor maternal Faktor maternal ibu, meliputi adanya penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin riwayat penganiayaan, riwayat abortus (Muslihatun,2010; h.252) 4) Faktor antenatal Faktor antenatal, meliputi pernah antenatal care (ANC)/tidak, kunjungan Antenatal Care (ANC) minimal : satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu), satu kali pada trimester II ( usia kehamilan 14-27 minggu), dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu). (Sulistyawati,2011 : h 4). adanya riwayat perdarahan, preeclampsia, infeksi, perkembangan janin telalu besar/terganggu, diabetes gestasional, poli/oligohidramnion.
  • 57. 46 5) Faktor perinatal Faktor perinatal, meliputi premature/postmatur, partus lama, penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu tubuh ibu meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur mekonium, amnionitis, ketuban pecah dini (KPD), perdarahan dalam persalinan, prolapsus tali pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan. (Muslihatun, 2010 : h 252) 2.2.1.2 Data Objektif 1) Tonus atau tingkat kesadaran bayi Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya letargi, yakni penurunan kesadaran yang dimana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, adanya layuh seperti tonus otot lemah, mudah terangsang , mengantuk, aktivitas berkurang, dan tidak sadar (tidur yang dalam, tidak berespon terhadap rangsangan). (Uliyah dan Hidayat, 2011: h 147) 2) Pernafasan Pernapasan BBL adalah menangis spontan , megap- megap, tidak menangis. Pernapasan ± 40-60x/menit. (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010: h 119)
  • 58. 47 3) Warna kulit/Tangisan Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum.Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi, jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal dalam kondisi baik. (Sulistyawati dan Nugraheny,2010: h 118-119) 4) Lama persalinan Lama persalinan pada primigravida dan multigravida Kala persalinan Primigravida Multigravida I 10-12 jam 6-8 jam II 1-1,5 jam 0,5-1 jam III 10 menit 10 menit IV 2 jam 2 jam Jumlah (tampa memasukan kala IV yg bersifat observasi 10-12 jam 8-10 jam Sumber : Manuaba,et all,2010; h.175 2.2.2 Interpretasi data Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis, masalah kebutuhan bayi berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada langkah 1. (Muslihatun, 2010 : h 254) 2.2.2.1 Diagnosa kebidanan Diagnosa kebidanan merupakan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan. (Soepardan, 2008: h 99)
  • 59. 48 Contoh diagnose pada bayi baru lahir yaitu bayi cukup bulan sesuai massa kehamilan segera setelah lahir. (Muslihatun, 2010 : h 255) 2.2.2.2 Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis. 2.2.2.3 Kebutuhan Kebutuhan adalah hal- hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum terdentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dalam melakukan analisa data. 2.2.3 Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial Pada langkah ketiga kita mengidentifikasikan masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan.(Soepardan, 2008 : h 99- 101) 2.2.4 Identifikasi tindakan segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi bayi. Misalnya bila bayi tidak bernapas dalam waktu 30 detik,
  • 60. 49 Pada langkah ini direncanakan asuhan yang segera cari bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi tersebut. ( Rukiyah dan Yulianti, 2013: h 17) 2.2.5 Perencanaan Merencanankan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya.( Muslihatun, 2010: h 255) Asuhan bayi baru lahir yaitu : 1. Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat 2. Perawatan mata 3. Memberikan identitas bayi 4. Memperlihatkan bayi pada orang tuanya/ keluarga 5. Memfasilitasi kontak dini pada ibu 6. Memberikan vitamin K1 7. Konseling 8. Imunisasi (Muslihatun, 2010 : h 256) 2.2.6 Pelaksanaan Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. (Soepardan, 2008 : h 102)
  • 61. 50 1. Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat, dengan cara memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit ibu, mengganti handuk/kain basah dan bungkus bayi dengan selimut dan memastikan bayi tetap hangat. 2. Memberikan salep mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena clamidia. Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan. 3. Memberikan identitas bayi 4. Memperlihatkan bayi pada orang tuanya/keluarga 5. Memfasilitasi kontak dini dengan ibu 6. Memberikan vitamin K1 untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K1 pada bayi baru lahir. 7. Memberikan konseling pada ibu/keluarga bayi untuk menjaga kehangatan, pemberian ASI, perawatan tali pusat, dan mengawasi tanda-tanda bahaya. 8. Memberikan imunisasi dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan. 2.2.7 Evaluasi Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, mengulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif. (Muslihatun, 2010 : h 258)
  • 62. 51 2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang izin dan penyelenggaraan praktik dan kewenangan bidan dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 1. Kewenangan normal: a. Pelayanan kesehatan ibu b. Pelayanan kesehatan anak 2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah 3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi: a. Pelayanan kesehatan ibu Ruang lingkup: Pelayanan ibu menyusui 4. Kewenangan: a. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif b. Penyuluhan dan konseling 5. Pelayanan kesehatan anak
  • 63. 52 Ruang lingkup: a. Pelayanan bayi baru lahir b. Pelayanan bayi Kewenangan: a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD),injeksi vitamin K, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk c. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan (http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171)
  • 64. 53 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BY NY. A SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS LISNANI ALI, S.ST TELUK BETUNG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Oleh : Meri Susanti NIM : 201207038 Tanggal : 06 April 2015 Pukul : 01:30 WIB Tempat : BPS Lisnani Ali, S.ST Bandar Lampung 1. PENGKAJIAN A. DATA SUBJEKTIF a) Identitas Biodata Bayi Nama : Bayi Ny. A
  • 65. 54 Tanggal lahir : 06 April 2015 Pukul : 01:30 WIB Jenis Kelamin : Laki-laki Anak Ke : 3 Biodata Orang Tua Istri Suami Nama : Ny. A Tn. R Umur : 27 Tahun 28 Tahun Agama : Islam Islam Suku/bangsa : Lampung/ Indonesia Lampung/ Indonesia Pendidikan: S1 S1 Pekerjaan : Honorer Swasta Alamat : Jln. GunungMastur no. 112Keteguhan Teluk BetungBandar Lampung b) Riwayat Antenatal G3 P1A1 umur kehamilan 39 minggu 6 hari Riwayat ANC : Teratur, 8 kali di BPS Lisnani Ali 1 kali dengan dr .sp OG Imunisasi TT : Ya, 2x selama kehamilan.
  • 66. 55 Keluhan Saat Hamil TM 1 : Mual muntah TM 2 : Tidak ada TM 3 : Sering BAK Penyakit Selama Hamil DM : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada Tuber kulosis : Tidak ada HIV / AIDS : Tidak ada Kebiasaan Minum obat / jamu : Tidak ada Merokok : Tidak ada Komplikasi ibu Hiperemesis : Tidak ada Pendarahan : Tidak ada Preeklmasia : Tidak ada Eklamsia : Tidak ada
  • 67. 56 B. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Umum Keadaan umum : Baik Warna kulit : Kemerahan Menangis : Spontan 2. Data penunjang Lahir tanggal : 06 – 04 – 2015 Jam : 01:30 WIB Jenis persalinan : Spontan Penolong : Bidan Lama persalinan : Kala 1 : 7 jam 35 menit Kala II : 30 menit Kala III : 10 menit Kala IV : 2 Jam Jumlah :10 jam 15 menit Komplikasi ibu a. Hipertensi / hipotensi : Tidak ada b. Partus lama : Tidak ada c. Penggunaan obat : Tidak ada d. Infeksi / suhu badan naik : Tidak ada e. KPD : Tidak ada f. Pendarahan : Tidak ada
  • 68. 57 Komplikasi Janin a. Prematur / postmatur : Tidak ada b. Malposisi / malpresentasi : Tidak ada c. Gawat janin : Tidak ada d. Ketuban campur mekonium : Tidak ada e. Prolaps tali pusat : Tidak ada f. Keadaan bayi baru lahir : Baik
  • 69. 58 TABEL 3.1 MATRIKS Tgl/ jam Pengkajian Interpretasi data (diagnosa, masalah dan kebutuhan) DX Potensial/ masalah potensial Antisipasi / tindakan segera Intervensi Implementasi Evaluasi 1. 6 April 2015 pukul: 01:30 WIB DO: Warna kulit : kemerahan Menangis : kuat Tonus otot : aktif DX: Bayi Ny A cukup bulan sesuai massa kehamilan segera setelah lahir Dasar: HPHT : 1-7-2014 Tgl lahir : 6-4- 2015, pukul 01:30 WIB JK : laki-laki Warna kulit : kemerahan Menangis : kuat Tonus otot : aktif Masalah: tidak ada Kebutuhan: Asuhan pada BBL Tidak ada Tidak ada 1. Keringkan tubuh bayi menggunakan kain bersih dan kering 2. Ganti handuk dengan handuk yang kering 3. Jepit potong tali pusat dan ikat segera setelah lahir 1. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan menggunakan kain bersih dan kering untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi. 2. Mengganti handuk yang basah dengan handuk yang kering 3. Tali pusat dijepit dengan klem steril pada sekitar 3 cm dari dinding perut ( pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, urut tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat kearah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Kemudian jepit (dengan klem kedua) tali pusat pada bagian yang isinya sudah dikosongkan (sisi ibu), berjarak 2 cm dari tempat jepitan pertama. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasantali 1. Tubuh bayi telah dikeringkan 2. Handuk telah diganti 3. Tali pusat telah dipotong dan terikat
  • 70. 59 4. Lakukan IMD pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara 2 klem tersebut dengan menggunakan gunting steril. Ikat tali pusat dengan benang pada sisi bawah kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya. 4. Melakukan IMD dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan bayi didada ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi. Luruskan bahu bayi sehingga menempel didada ibu. Kepala bay berada diantara payudara ibu tapi lebih rendah dari putting, kemudian selimuti keduanya agar tidak kedinginan. Anjurkan ibu untuk memberikan sentuhan kepada bayi untuk merangsang bayi mendekati putting lalu biarkan bayi bergerak sendiri mencari putting susu ibunya. melakukan IMD dalam waktu 60 menit. Dan pada saat IMD melakukan penilaian reflex yang meliputi dengan hasil : a. Rooting (+), pada saat bayi mencari putting susu ibu b. Sucking (+), pada saat bayi 4. IMD telah dilakukam selama 1 jam
  • 71. 60 5. Beri salep mata tetracycline 6. Injeksi vitamin K1 7. Lakukan pemeriksaan umum pada bayi menghisap saat menyusui c. Swallowing (+), pada saat bayi menelan saat menyusui 5. Memberikan salep mata tectracyclin dari mata dekat hidung menuju kebagian luar dengan dosis 1% diberikan untuk mencegah infeksi pada mata bayi karena pada saat persalinan mata bayi menyentuh jalan lahir yang banyak terdapat bakteri 6. Memberikan injeksi vitamin K1 dengan dosis 1mg secara IM untuk mencegah terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir 7. Melakukan pemeriksaan umum pada bayi 5. Salep mata telah diberikan 6. Vitamin K telah diberikan 7. hasil dari pemeriksaan umum pada bayi dalam keadaan normal, dengan hasil sebagai berikut: Keadaan umum : baik Pernapasan : 42x/menit Suhu : 36,5 C Denyut jantung : 138x/menit Tonus otot : baik Gerakan : aktif
  • 72. 61 8. Ukur antropometri pada bayi 9. Lakukan pemeriksaan head to toe 8. Mengukur antropometri pada bayi 9. Melakukan pemeriksaan pada bayi secara head to toe 8. Bayi telah di ukur antropometri dengan hasil sebagai berikut : Berat badan : 3500 gram Panjang badan : 49 cm Lingkar kepala : 34cm Lingkar dada : 35 cm Lingkar lengan :11cm 9. pemeriksaan fisik telah dilakukan dan didapatkan hasil yaitu: a. Kepala Ubun ubun : datar Caput succedaneum: tidak ada Cepal haematoma : tidak ada b. Muka : simetris kanan dan kiri c. Mata Simetris : simetris kanan dan kiri Kelopak mata : ada, bisa membuka dan menutup Secret : ada Sclera : putih d. Telinga Simetris : simetris kanan dan kiri Lubang : ada e. Hidung Palatoskisis : tidak ada
  • 73. 62 Lubang : ada Septum : ada f. Mulut Sianosis : tidak ada Mukosa : ada Labiokizis : tidak ada g. Leher : tidak ada pembesaran h. Klavikula dan lengan tangan Gerakan : aktif Jumlah jari : lengkap dan normal i. Dada Bentuk : simetris kanan dan kiri Putting susu : ada Auskultasi : tidak ada wheezing dan ronchi j. Abdomen Tali pusat : terikat , tidak ada perdarahan Kelainan : tidak ada k. Genetalia Laki- laki Testis dalam scrotum: ya Penis berlubang : ya l. Anus :ada dan berlubang (sudah mengeluarkan mekonium) m. Tungkai dan kaki Simetris : kanan dan kiri Gerakan : aktif Jumlah jari : lengkap dan
  • 74. 63 10. Bedong bayi lalu pakaikan topi pada bayi 11. Berikan bayi kepada ibu untuk rawat gabung 10. Membedong bayi dan memakaikan topi untuk menegah hipotermi 11. Memberikan bayi pada ibu untuk rawat gabung agar lebih terjalin ikatan batin antara ibu dan anak, selain itu agar lebih mudah dalam memberikan ASI pada bayi, serta dapat mengurangi kemungkinan adanya perasaan bahwa ibu tidak mampu merawat bayinya normal n. Punggung Bentuk : simetris Kelainan : tidak ada o. Reflex Moro :ada Rooting : ada Sucking : ada Swallowing : ada Grabellar : ada Tonickneck : ada Grasping : ada Galans : ada Babinsky : ada 10. bayi sudah dibedong dan dipakaikan topi. 11. bayi sudah diberikan pada ibunya untuk rawat gabung.
  • 75. 64 12. Berikan bayi imunisasi HB0 12. Memberikan bayi imunisasi HB0 dengan dosis 0,5 cc secara IM di 1/3 paha sebelah kanan bagian luar setelah 1 jam pemberian vitamin K1. 12. bayi telah diberikan imunisasi HB0
  • 76. 65 BAB IV PEMBAHASAN Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi segera setelah lahir yang dilakukan pada bayi Ny. A untuk mengkaji apakah ada kesenjangan antara teori dengan kasus maka didapat hasil sebagai berikut: 4.1 Pengkajian Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada bayi baru lahir yaitu By Ny. A segera setelah lahir cukup bulan sesuai massa kehamilan. 4.1.1 Identitas bayi a. Menurut tinjauan teori Identitas ini diperlukan untuk memeriksakan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud dan tidak keliru dengan anak lain (Matondang et all, 2009 : 4). b. Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini bayi diberi identitas sebagai By Ny. A c. Pembahasan Dalam tinjauan kasus dan teori tidak terdapat kesenjangan karena bayi sudah diberi identitas By Ny. A sehingga tidak keliru dengan bayi yang lainnya.
  • 77. 66 4.1.2 Umur ibu a. Menurut tinjauan teori Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi komplikasi. (Ambarwati dan Wulandari 2008: h 131) b. Menurut tinjauan kasus Ny.A berusia 26 tahun c. Pembahasan Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena berdasarkan tinjauan teori untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap, dan untuk umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi komplikasi sedangkan pada kasus ini Ny. A berusia 26 tahun tidak temasuk dalam faktor resiko kehamilan yang dapat membahayakan ibu maupun janin, sehingga pada saat persalinan keadaan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
  • 78. 67 4.1.3 Pendidikan a. Menurut tinjauan teori Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. (Ambarwati dan Wulandari ,2008; h. 132) b. Menurut tinjauan kasus Pendidikan Ny.A adalah S1, ibu bisa menerima dengan baik konseling bidan. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena ibu cepat memahami bahasa dan nasehat bidan yang telah di anjurkan pada ibu. 4.1.4 Faktor maternal a. Menurut tinjauan teori Faktor maternal ibu,meliputi adanya penyakit jantung,diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin riwayat penganiayaan, riwayat abortus (Muslihatun,2010; h.252) b. Menurut tinjauan kasus Saat dilakukan pengkajian terhadap keluarga Ny A ternyata didalam keluarga Ny A tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular dan menurun.
  • 79. 68 c. Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan pada saat pengkajian dalam keluarga Ny A tidak mempunyai riwayat penyakit menurun dan menular. misalnya penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, dan riwayat abortus, sehingga pada saat persalinan kondisi ibu dan bayi dalam keadaan baik. 4.1.5 Faktor antenatal a. Menurut tinjauan teori Faktor antenatal, meliputi pernah antenatalc care (ANC)/tidak, kunjungan Antenatal Care (ANC) minimal : satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu), satu kali pada trimester II ( usia kehamilan 14-27 minggu), dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu). (Sulistyawati,2011 : h 4). Adanya riwayat perdarahan, preeclampsia, infeksi, perkembangan janin telalu besar/terganggu, diabetes gestasional, poli/oligohidramnion. (Muslihatun, 2010 : h 252) b. Menurut tinjauan kasus Saat dilakukan pengkajian Ny A melakukan kunjungan ANC sebanyak 8 kali, dan tidak ada penyulit pada kehamilan dan saat persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
  • 80. 69 c. Pembahasan Tidak adanya kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus, minimal kunjungan ANC yaitu sebanyak 4 kali, tetapi pada saat pengkajian Ny.A mengatakan melakukan kunjungan ANC sebanyak 8 kali, dan Ny. A tidak mengalami komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan. 4.1.6 Faktor perinatal a. Menurut tinjauan teori Faktor perinatal, meliputi premature/postmatur, partus lama, penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu tubuh ibu meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur mekonium, amnionitis, ketuban pecah dini (KPD), perdarahan dalam persalinan, prolapsus tali pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan. (Muslihatun, 2010 : h 252) b. Menurut tinjauan kasus Tidak terdapat komplikasi pada proses persalinan c. Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena bayi dan ibu dalam keadaan baik serta tidak tedapat komplikasi yang terjadi sehingga faktor perinatal tidak mempengaruhi terhadap proses kelahiran bayi baru lahir normal.
  • 81. 70 4.1.7 Lama persalinan a. Menurut tinjauan teori Lama persalinan pada primigravida dan multigravida Kala persalinan Primigravida Multigravida I 10-12 jam 6-8 jam II 1-1,5 jam 0,5-1 jam III 10 menit 10 menit IV 2 jam 2 jam Jumlah (tampa memasukan kala IV yg bersifat observasi 10-12 jam 8-10 jam Sumber : Manuaba, et all ,2010; h.175 b. Menurut tinjauan kasus Lama persalinan Kala 1 : 7 jam 35 menit Kala 2 : - 30 menit Kala 3 : - 10 menit Lamanya : 8 jam 15 menit c. Pembahasan Dalam tinjauan kasus dan tinjauan konsep tidak terdapat kesenjangan karena Ny. A melahirkan dalam waktu yang normal sehingga tidak terdapat komplikasi baik pada ibu maupun pada bayinya. 4.1.8 Pemeriksaan umum 4.1.8.1 Pernapasan a. Menurut tinjauan teori Pernafasan biasanya dimulai beberapa detik dari kelahiran, menangis spontan, megap-megap, tidak
  • 82. 71 bernapas.Pernafasan yang normal pada bayi baru lahir adalah berkisar 40-60 x/menit, Kecepatan pernafasan dipengaruhi seperti menangis.Bila tidak terjadi pernafasan yang teratur menunjukan suatu kelainan yaitu asfiksia. b. Menurut tinjauan kasus Pada saat pengkajian segera setelah lahir bayi Ny. A menagis spontan dan pada pengkajian fisik napas bayi 42x/menit c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena pada saat pengkajian pernafasan bayi sesuai dengan teori sehingga tidak terjadinya komplikasi. 4.1.8.2 Kulit/Menangis spontan a. Menurut tinjauan teori Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi, jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal dalam kondisi baik. (Sulistyawati dan Nugraheny ,2010: h 118-119)
  • 83. 72 b. Menurut tinjauan kasus Pada saat pengkajian bayi Ny. A kulit tidak ada kelainan dan kulit bayi berwarna merah serta bayi menangis secara spontan. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena pada saat pengkajian kulit bayi tidak ada kelainan dan berwarna kemerahan serta menangis secara spontan sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa warna kulit bayi kemerahan dan dapat menangis spontan sudah cukup untuk dijadikan data awal dalam kondisi baik. 4.2 Interpretasi Data 4.2.1 Diagnosa a. Menurut tinjauan teori Diagnosa kebidanan merupakan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan. (Soepardan, 2008: h 99) Contoh diagnose pada bayi baru lahir yaitu bayi cukup bulan sesuai massa kehamilan segera setelah lahir. (Muslihatun, 2010 : h 255)
  • 84. 73 b. Menurut tinjauan kasus Didapatkan diagnosa kebidanan yaitu bayi cukup bulan sesuai massa kehamilan segera setelah lahir. DS: ibu mengatakan HPHT 1-7-2014 DO: bayi lahir tanggal 06 april 2015, pukul 01:30 WIB BB : 3500 gram warna kulit : kemerahan menangis : spontan jenis kelamin : laki-laki c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena diagnosa yang ditegakkan sesuai standar nomenklatur diagnosis kebidanan. 4.2.2 Masalah a. Menurut tijauan teori Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis. (Soepardan, 2008 : h 99) b. Menurut tinjauan kasus Tidak terdapat masalah pada pengkajian
  • 85. 74 c. Pembahasan Tidak ditemukan kesenjangan antara tijauan teori dan kasus karena pada kasus ini tidak ditemukan nya masalah yang menyertai diagnosis. 4.3 Kebutuhan a. Menurut tinjauan teori Kebutuhan adalah hal- hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum terdentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dalam melakukan analisa data. (Soepardan,2008; h.101) b. Menurut tinjauan kasus Kebutuhan yang diberikan pada By. Ny. A adalah asuhan pada bayi baru lahir tersebut. c. Pembahasan Tidak ditemukannya kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus karena asuhan yang diberikan pada bayi sesuai dengan kebutuhan pada bayi. 4.4 Identifikasi diagnosis dan masalah potensial a. Menurut tinjauan teori Pada langkah ketiga kita mengidentifikasikan masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan.(Soepardan, 2008 : h 100)
  • 86. 75 b. Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini tidak muncul masalah potensial karena tidak ada tanda- tanda adanya bahaya pada bayi segera setelah lahir. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena tidak ditemukannya masalah yang terjadi pada bayi baru lahir sehingga tidak terdapat diagnosa dan masalah potensial. 4.5 Tindakan segera atau kolaborasi a. Menurut tinjauan teori Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi bayi. Misalnya bila bayi tidak bernapas dalam waktu 30 detik, Pada langkah ini direncanakan asuhan yang segera cari bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi tersebut.( Rukiyah, 2013: h 17) b. Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini tidak diperlukan adanya penanganan segera atau berkolaborasi dengan dokter karena kondisi bayi baik dan normal. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapt kesenjangan karena tidak ada hal yang perlu dikonsultasikan atau
  • 87. 76 ditangani oleh tenaga kesehatan lainnya dikarenakan kondisi bayi baik dan normal. 4.6 Perencanaan a. Menurut tinjauan teori Merencanankan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya.( Muslihatun, 2010: h 255) Asuhan bayi baru lahir yaitu : 9. Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat 10. Perawatan mata 11. Memberikan identitas bayi 12. Memperlihatkan bayi pada orang tuanya/ keluarga 13. Memfasilitasi kontak dini pada ibu 14. Memberikan vitamin K1 15. Konseling 16. Imunisasi (Muslihatun, 2010 : h 256) b. Menurut tinjauan kasus 1. Keringkan tubuh bayi menggunakan kain bersih dan kering 2. Ganti handuk dengan handuk yang kering 3. Jepit potong tali pusat dan ikat segera setelah lahir 4. Lakukan IMD 5. Beri salep mata tetracycline
  • 88. 77 6. Injeksi vitamin K1 7. Lakukan pemeriksaan umum pada bayi 8. Ukur antropometri pada bayi 9. Lakukan pemeriksaan head to toe 10. Bedong bayi lalu pakaikan topi pada bayi 11. Berikan bayi kepada ibu untuk rawat gabung 12. Berikan imunisasi HB0 pada bayi c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan karena perencanaan asuhan yang diberikan pada bayi Ny.A sudah diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan dan yang dianjurkan. 4.7 Pelaksanaan a. Menurut tinjauan teori Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri, namun ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. (Soepardan, 2008: h 102) 9. Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat, dengan cara memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit
  • 89. 78 ibu, mengganti handuk/kain basah dan bungkus bayi dengan selimut dan memastikan bayi tetap hangat. 10. Memberikan salep mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena clamidia. Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan. 11. Memberikan identitas bayi 12. Memperlihatkan bayi pada orang tuanya/keluarga 13. Memfasilitasi kontak dini dengan ibu 14. Memberikan vitamin K1 untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K1 pada bayi baru lahir. 15. Memberikan konseling pada ibu/keluarga bayi untuk menjaga kehangatan, pemberian ASI, perawatan tali pusat, dan mengawasi tanda-tanda bahaya. 16. Memberikan imunisasi dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan. b. Menurut tinjauan kasus Pada kasus bayi Ny. A telah dlaksanaan perencanaan secara menyeluruh yang efisien dan aman seperti : 13. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya. Kemudian ganti kain basah dengan kain kering 14. Mengganti handuk yang basah dengan handuk yang kering
  • 90. 79 15. Tali pusat dijepit dengan klem steril pada sekitar 3 cm dari dinding perut ( pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, urut tali pusat denag dua jari kemudian dorong isi tali pusat kearah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Kemudian jepit (dengan klem kedua) tali pusat pada bagian yang isinya sudah dikosongkan (sisi ibu), berjarak 2 cm dari tempat jepitan pertama. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasantali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara 2 klem tersebut dengan menggunakan gunting steril. Ikat tali pusat dengan benang pada sisi bawah kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya. 16. Melakukan IMD dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan bayi didada ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi. Luruskan bahu bayi sehingga menempel didada ibu. Kepala bayi berada diantara payudara ibu tapi lebih rendah dari putting, kemudian selimuti keduanya agar tidak kedinginan. Anjurkan ibu untuk memberikan sentuhan kepada bayi untuk merangsang bayi mendekati putting lalu biarkan bayi bergerak sendiri mencari putting susu ibunya. melakukan IMD dalam waktu 60 menit. Dan pada saat IMD melakukan penilaian reflex yang meliputi dengan hasil :
  • 91. 80 d. Rooting (+), pada saat bayi mencari putting susu ibu e. Sucking (+), pada saat bayi menghisap saat menyusui f. Swallowing (+), pada saat bayi menelan saat menyusui 17. Memberikan salep mata tectracyclin dari mata dekat hidung menuju kebagian luar dengan dosis 1% diberikan untuk mencegah infeksi pada mata bayi karena pada saat persalinan mata bayi menyentuh jalan lahir yang banyak terdapat bakteri 18. Memberikan injeksi vitamin K1 dengan dosis 1mg secara IM untuk mencegah terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir. 19. Melakukan pemeriksaan umum pada bayi yang didapat hasil sebagai berikut : Keadaan umum : baik Pernapasan : 42x/menit Suhu : 36,5° C Denyut jantung : 138x/menit Gerakan : aktif 20. Mengukur antropometri pada bayi dan didapat hasil sebagai berikut : Berat badan : 3500 gram Panjang badan : 49 cm Lingkar kepala : 34cm
  • 92. 81 Lingkar dada : 35 cm Lingkar lengan atas : 11cm 21. Melakukan pemeriksaan pada bayi secara head to toe yaitu : a. Kepala Ubun ubun : datar Caput succedaneum : tidak ada Cepal haematoma : tidak ada b. Muka : simetris kanan dan kiri c. Mata Simetris : simetris kanan dan kiri Kelopak mata : ada, bisa membuka dan menutup Secret : ada Sclera : putih d. Telinga Simetris : simetris kanan dan kiri Lubang : ada e. Hidung Palatoskisis : tidak ada Lubang : ada Septum : ada f. Mulut Sianosis : tidak ada
  • 93. 82 Mukosa : ada Labiokizis : tidak ada g. Leher : tidak ada pembesaran h. Klavikula dan lengan tangan Gerakan : aktif Jumlah jari : lengkap dan normal i. Dada Bentuk : simetris kanan dan kiri Putting susu : ada Auskultasi : tidak ada wheezing dan ronchi j. Abdomen Tali pusat : terikat , tidak ada perdarahan Kelainan : tidak ada k. Genetalia Laki- laki Testis dalam scrotum : ya Penis berlubang : ya l. Anus :ada dan berlubang (sudah mengeluarkan mekonium) m. Tungkai dan kaki Simetris : kanan dan kiri Gerakan : aktif Jumlah jari : lengkap dan normal
  • 94. 83 n. Punggung Bentuk : simetris Kelainan : tidak ada o. Reflex Moro : ada Rooting : ada Sucking : ada Swallowing : ada Grabellar : ada Tonickneck : ada Grasping : ada Galans : ada Babinsky : ada 22. Membedong bayi dan memakaikan topi untuk menegah hipotermi 23. Memberikan bayi pada ibu untuk rawat gabung agar lebih teralin ikatan batin antara ibu dan anak, selain itu agar lebih mudah dalam memberikan ASI pada bayi, serta dapat mngurangi kemungkinan adanya perasaan bahwa ibu tidak mampu merawat bayinya.
  • 95. 84 24. Memberikan bayi imunisasi HB0 dengan dosis 0,5 cc secara IM di 1/3 paha sebelah kanan bagian luar setelah 1 jam setelah pemberian vitamin K1. c. Pembahasaan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus karena pelaksanaan asuhan yang diberikan bidan terhadap By. Ny. A sesuai dengan perencanaan dan kebutuhan. 4.8 Evaluasi a. Menurut tinjauan teori Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, mengulangi kembali proses manajemaen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif. (Muslihatun, 2010 : h 258) b. Menurut tinjauan kasus Pada kasus By. Ny. A telah dilakukan asuhan penanganan bayi segera setelah lahir dan didapatkan hasil : 1. Tubuh bayi telah dibersihkan 2. Handuk telah diganti 3. Tali pusat telah dipotong dan terikat 4. IMD telah dilakukan 5. Salep mata telah diberiakan
  • 96. 85 6. Vitamin K telah diberikan 7. Hasil dari pemeriksaan umum dalam keadaan normal 8. Bayi telah diukur antropometrinya 9. Hasil pemeriksaan fisik dalam keadaan normal 10.Bayi telah dibedong dan dipakaikan topi 11.Bayi telah bersama ibunya. 12.Bayi telah diberikan imunisasi HB0 c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan.
  • 97. 86 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Setelah penulis melakukan kajian pembahasan dan langsung menangani asuhan kebidanan pada bayi segera setelah lahir yang dilakukan pada bayi Ny.A ada beberapa hal yang menarik untuk disimpulkan sebagai berikut. 5.2.1 Dalam melakukan asuhan kebidanan pada By. Ny. A cukup bulan sesuai masa kehamilan segera setelah lahir, penulis telah melaksanakan pengkajian dengan baik. Pengkajian tersebut didapat dari pengumpulan data subjektif dan objektif. Data subjektif didapatkan sebagai berikut ibu mengatakan senang atas kelahiran anak keduannya, HPHT ibu : 01–07–2014, Tanggal Kunjungan :05–04 – 2015, Tafsiran Persalinan : 08–04–2015 ,Usia Kehamilan ibu adalah 39 minggu 6 hari. Data objektif didapatkan dengan menggunakan penilaian selintas yaitu warna kulit bayi kemerahan dan bayi menangis spontan serta ronus otot aktif. 5.2.2 Penulis telah melakukan interpretasi data dengan menentukan diagnosa kebidanan pada bayi baru lahir yaitu By. Ny. A cukup bulan sesuai massa kehamilan segera setelah lahir yang didapat dari data subjektif dan objektif yang didapat dari hasil pengkajian. 5.2.3 Dalam kasus ini penulis tidak menemukan diagnosa potensial karena bayi dalam keadaan normal dan tanpa komplikasi.
  • 98. 87 5.2.4 Dalam kasus ini tidak penulis melakukan antisipasi masalah potensial karena bayi dalam keadaan normal dan tanpa komplikasi. 5.2.5 Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan kebidanan pada By. Ny.A cukup bulan sesuai massa kehamilan segera setelah lahir yaitu Keringkan tubuh bayi menggunakan kain bersih dan kering, ganti handuk dengan handuk yang kering, jepit potong tali pusat dan ikat segera setelah lahir, lakukan IMD, beri salep mata tetracycline, injeksi vitamin K1, lakukan pemeriksaan umum pada bayi, ukur antropometri pada bayi, lakukan pemeriksaan head to toe, bedong bayi lalu pakaikan topi pada bayi, berikan bayi kepada ibu untuk rawat gabung, berikan imunisasi HB0 pada bayi. Hal ini tertuang dalam matrik di Bab III. 5.2.6 Dalam kasus ini penulis melaksanakan apa yang telah direncanakan pada By. Ny. A cukup bulan sesuai massa kehamilan segera setelah lahir. 5.2.7 Dalam kasus ini penulis melakukan evaluasi terhadap kasus By. Ny. A cukup bulan sesuai massa kehamilan segera setalah lahir, bahwa apa yang telah direncanakan telah terlaksanakan dan dievaluasi. Hasil evaluasi, tubuh bayi telah dibersihkan, handuk telah diganti, tali pusat telah dipotong dan terikat, IMD telah dilakukan, salep mata telah diberikan, vitamin K telah diberikanm hasil dari pemeriksaan umum dalam keadaan normal, bayi telah diukur antropometrinya, hasil pemeriksaan fisik dalam keadaan normal, bayi telah dibedong dan
  • 99. 88 dipakaikan topi, bayi telah bersama ibunya, dan bayi telah diberikan imunisasi HB0 5.2 Saran 5.2.1 Bagi institusi pendidikan Diharapkan institusi pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tentang asuhan bayi segera setalah lahir melalui pelatihan / seminar / workshop agar mahasiswa dapat mandiri, mengikuti perkembangan ilmu kebidanan khususnya tentang Asuhan Bayi Segera Setelah Lahir yang lebih relevan dan up to dateserta dapat memberikan asuhan yang benar dan baik. 5.2.2 Bagi lahan praktek Sebaiknya BPS , dapat menerapkan manajemen pelayanan kebidanan pada bayi baru lahir untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan agar dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi di kota Bandar Lampung pada umumnya dan di BPS Lisnani Ali, S.ST khususnya. 5.2.3 Bagi peneliti selanjutnya Diharapakan karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bahan bacaan dan referensi agar dapat menambah ilmu pengetahuan serta perkembangan ilmu kebidanan khususnya dalam asuhan bayi segera setelah lahir serta dapat melanjutkan penelitian yang relevan dan up to date.
  • 100. 89 DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Eny Retna dan Diah Wulandari. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia Offset Buku Acuan Pelatihan Klinik, 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK Dewi, Vivian Nany Lia. 2010. Asuhan Noenatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika Kristiyanasari, Weni dan Sugeng Jitowiyono. 2011. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Edisi ke-2. Yogyakarta: Nuha Medika Matondang, Wahidayat, Sastroasmoro. 2003. Diagnosis Fisis Pada Anak. Edisi ke-2. CV Sagung Muslihatun, wafi nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2012. Ranuh, Gde I.G.N, dkk. 2011. Pedoman Imunisasi Indonesia. Edisi ke-4. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
  • 101. 90 Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Edisi revisi. Jakarta: Tim. Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Edisi revisi. Jakarta: Tim. Soepardan, Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC Sulistyawati, Ari dan Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan Pada ibu bersalin. Jakarta: Salemba Medika. Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Medika. Uliyah, musrifatul, A. Aziz Alimul Hidayat. 2011.Ketrrampilan Dasar Praktik Klinik Dasar untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba medika http://www.academia.edu/5113636/Angka_Kematian_Bayi_di_Indonesia. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171.
  • 102. 91