Korry marintan siahaan, hapzi ali, analisis penerapan sistem informasi berbas...
Korry marintan siahaan, hapzi ali,forum 3 executive information system (eis), ut, 2018
1. FORUM 3, MINGGU 4/ SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
NAMA/NIM : KORRY MARINTAN SIAHAAN/ 530012925 (UPBJJ MEDAN)
Prof. Dr. HAPZI ALI, CMA (DOSEN PENGAMPU)
Anda diminta untuk menjelaskan dan mendesain sistem pakar pada Bank atau pada kantor
saudara atau dapat di asumsikan dengan sistem informasi yang saudara ketahui dan kaitkan
dengan Executive Information System (EIS)
Yth. Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Berikut tanggapan saya
Executive Information System (EIS) adalah satu jenis dari manajemen informasi sistem
dimaksud untuk memudahkan dan mendukung dalam pembuatan keputusan kebutuhan dari
eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya baik secara internal
dan eksternal mengenai keterangan relevan untuk menemukan gol strategis dari organisasi. Hal
Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk khusus dari satu sistem pendukung keputusan
Penekanan dari EIS berada di atas peraga grafis dan mudah untuk pergunakan sebagai interface
pemakaian. Mereka menawarkan laporan yang kuat. Pada umumnya, digunakan untuk menolong
eksekutif tertinggi di perusahaan yang besar dengan teliti, EIS dapat membandingkan, dan
menyoroti variable penting sehingga mereka dapat memonitor kinerja dan mengindentifikasi
kesempatan dan masalah.
Secara umum, EIS dikembangkan seperti mainframe program berbasis computer.
Tujuannya adalah untuk melindungi sekumpulan data dan untuk menyediakan kinerja penjualan
atau statistic riset pemasaran untuk membuat keputusan, seperti halnya petugas keuangan,
direktur pemasaran dan petugas eksekutif pemimpin. Secara khusus, EIS menyediakan data yang
hanya perlu untuk mendukung keputusan level eksekutif dari pada data bagi seluruh perusahaan.
Saat ini, aplikasi EIS tidak hanya pada hirarki perusahaan, tetapi juga dikomputer pribadi pada
satu daerah jaringan local. EIS sekarang melewati platform perangkat keras computer dan
mengintegrasikan keterangan menyimpan paada mainframe, komputer pribadi dan
minicomputer. Hal ini memungkinkan karyawan dapat mempergunakan komputer pribadi
2. mereka untuk memperoleh akses ke data perusahaan dan memutuskan data yang relevan dalam
pembuatan keputusan mereka.
Komponen Executive Information System (EIS)
Komponen dalam sebuah EIS dapat digolongkan menjadi :
a. Perangkat Keras (hardware) e. Aplikasi
b. Perangkat Lunak (software) f. Pabrikasi
c. Pengguna Interface g. Pemasaran
d. Telekomunikasi h. Keuangan
Karekteristik Executive Information System (EIS)
Karakteristik EIS meliputi :
a. Dibuat untuk individual executive users
b. Mengekstrak, menfilter, menyingkat dan melacak data yang penting/ critical data
c. Menyediakan on-line status access (akses status online), analisa trend dan drill-down
(yaitu memungkinkan pemakai untuk mengakses kerincian atau data pendukung yang
ringkas)
d. Mengakses dan mengintegrasikan data internal dan eksternal yang bersifat luas
e. Bersifat user friendly, untuk menggunakannya hanya dibutuhkan sedikit ketrampilan
tanpa pelatihan
f. Digunakan langsung oleh eksekutif tanpa perantara
g. Menampilkan informasi grafik, tabular dan tekstual.
Sistem Kerja Executive Information System (EIS)
EIS perusahaan biasanya terdiri dari stasiun-stasiun kerja eksekutif yang terhubung melalui
jaringan ke komputer pusat. Kondisi ini disajikan dalam gambar diatas. Konfigurasi stasiun
kerja terdiri dari sebuah komputer pribadi dengan unit penyimpanan sekunder yang
menyimpan basis data eksekutif. Basis data ini memuat data dan informasi yang telah
diproses sebelumnya oleh kompetur pusat perusahaan. Eksekutif akan memasukkan
permintaan informasi untuk mengeluarkan tampilan informasi format awal atau untuk
menjalankan pemrosesan dalam jumlah minimum. Laporan format awal ini bertindak
sebagai “dashboard” bagi eksekutif untuk memonitor faktor-faktor penting penentu
keberhasilan organisasi.
3. Model EIS juga menunjukkan komposisi komputer pusat yang berhubungan dengaan EIS.
Data dan informasi dapat dimasukkan ke dalam basis data corporate dari sumber-sumber
eksternal, dan berita-berita serta penjelasan akan peristiwa-peristiwa terbaru akan dapat
dimasukkan oleh anggota staff dengan mempergunakan stasiun kerja mereka masing-
masing. Selain basis data corporate, EIS meliputi kotak surat elektronik para eksekutif dan
koleksi piranti lunak yang menghasilkan informasi eksekutif.
Implementasi EIS :
Berikut ini merupakan langkah – langkah pengimplementasian EIS, yaitu :
1. Membangun data warehouse yang lengkap dan efisien.
2. Membuat prototipe EIS, membuat desain eksperimen dari seluruh atau sebagian sistem,
untuk mengujicobakan prosedur/prinsip, teknik atau tools tertentu.
3. Membuat dokumentasi pengembangan EIS untuk tiap tahap pengembangan.
4. Menggunakan dukungan otomatisasi kantor (e-mail, scheduler, dll). Sebelum membuat
keputusan, eksekutif perlu berdiskusi dengan staff untuk meminta pendapat dari pihak -
pihak yang dipengaruhi oleh keputusan yang akan dibuat. Dengan demikian dapat juga
dianalisis kemungkinan adanya alternatif keputusan. Setelah membuat keputusan,
eksekutif perlu melakukan sosialisasi dan follow-up. Otomatisasi kantor mendukung
untuk kedua hal tersebut di atas.
Pengembangan EIS pada bank Mandiri dengan cara memodifikasi sistem core banking
Bank Exim (BEST) untuk memenuhi kebutuhan standar produk awal bank Mandiri yang
kemudian disebut dengan MASTER (Mandiri Sistem Terpadu). Berdasarkan hasil evaluasi atas
core banking sistem dari keempat bank legacy tersebut sistem core banking Bank Eximlah yang
dianggap terbaik dari keempat sistem yang ada pada keempat legacy bank dan yang paling
memungkinkan untuk direkomendasikan sebagai standar sistem paling memungkinkan untuk
diimplementasikan sesuai dengan time frame legal merger. Sistem core banking bank Exim telah
diimplementasikan pada lebih dari 200 cabang, dan terdapat 40 karyawan bank Exim memahami
sistem tersebut dengan baik.
Selanjutnya dilakukan benchmarking aplikasi MASTER yang dilakukan di IBM Center
Rochester dan diketahui bahwa MASTER tidak dapat memenuhi kebutuhan bank Mandiri. Dari
sini, pihak manajemen bank Mandiri sepakat untuk mengganti core banking sistemnya dengan
4. sistem off- the-shelf from the market yang dapat mendukung bisnis dan visi bank Mandiri, dan
tidak mendesain ulang sistem MASTER.
Setelah itu dilakukan penggantian sistem MASTER ke system eMAS (Enterprise Mandiri
Advanced System) yang project pilotnya dilakukan dalam dua tahap. Sistem eMAS dijalankan
senilai US$ 173 juta selama 3 tahun yang mencakup empat inisiatif utama yaitu:
Memperkaya dan memperbarui delivery channel.
Membangun sistem core banking baru yang terintegrasi.
Membangun MIS didukung teknologi Data Warehouse terkini.
Memperkuat dan memperbarui sistem infrastruktur yang reliable.
didukung anggota tim sebanyak 500 orang, 32 proyek, 18 sistem interfaces dan 128 sub modul.
Pada bank Mandiri, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pengelolaan data, yaitu:
Timeless: data harus tersedia pada watunya untuk mengantisipasi perubahan bisnis yang
cepat.
Usability: data harus sesuai dengan kebutuhan user.
Completeness: data yang lengkap akan dapat memberikan gambaran bisnis yang lebih baik,
sehingga pada saat pemasukan data (data entry), field-field penting telah dibuat mandatory
dan default value.
Correctness: ketepatan data untuk digunakannya parameter table untuk meminimalisir
kesalahan pengetikan (typing error).
Precision: memastikan bahwa data tetap lengkap dan sesuai (tidak ada data yang hilang atau
berubah).
Lack of abiguity: kesamaan persepsi atas data diperlukan untuk menghindari mis-
interpretasi.
Untuk mendukung penyediaan data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan
konsisten maka dibentuk Enterprise Information Architecture yang bersifat "agile & adaptive"
dan comply dengan Basel II.
Saat ini, sebagian besar proses pelaporan telah berjalan secara otomatis, meski terdapat
beberapa yang masih diperlukan adanya intervensi atau pengontrolan dari unit terkait dalam hal
ini eksekutif untuk dilakukan adjustment sesuai keputusan manajemen, maupun adanya temuan
audit internal dan eksternal. Walaupun demikian, diakui pihak IT bank Mandiri, bahwa masih
terasa terdapat kekurang optimalan waktu pemrosesan pembentukan data menjadi informasi,
5. serta kurangnya pemahaman terhadap kebutuhan laporan dan data yang tersedia. Untuk itu
diperlukan upaya performance tuning pada database maupun program, termasuk simplifikasi
laporan dan re-engineering proses pembentukan laporan.
Pihak bank Mandiri telah melakukan pengantisipasian external shocks dengan
menggunakan Business Intelligence (BI). Saat ini analisiss Business Intelligence sudah
digunakan oleh unit bisnis untuk pengambilan berbagai keputusan strategis, meskipun sementara
ini penggunaannya masih dalam tahap sales dan marketing product. Tetapi, untuk lebih
mengoptimalkan penggunaannya perlu disusun datamart (subset dari Data warehouse yang berisi
data yang lebih spesifik yang bersifat departemental) yang lebih komprehensif dan peningkatan
pemahaman, baik oleh IT maupun user, yaitu pihak manajemen puncak yang tetkait untuk
menghindari adanya kesalahan interpretasi (mis- interpretation).
Semua Sistem Informasi Eksekutif PT. Bank Mandiri dikembangkan oleh Berca Tim, dengan
teknologi yang digunakan adalah :
DB Server: Oracle DB 10g R2 di SunOS
IBM DataStage sebagai Engine ETL
OLAP CUBE (MOLAB): Essbase Oracle
Front End: SAP Excelsius BO dan SAP BO Webi
Terima Kasih