Corporate culture and good corporate governance (gcg) by riki ardoniRiki Ardoni
Milenial, menurut Pew Research Center, merupakan angkatan kerja lebih banyak daripada kelompok usia lainnya. Terlebih lagi, 60 persen milenial yang baru lulus menghargai budaya perusahaan di atas gaji, dan angka itu meningkat menjadi 69 persen ketika mereka yang sudah masuk bekerja. Bagi pemberi kerja yang tertarik untuk menarik bakat baru, budaya perusahaan telah menjadi nilai jual terbaru dan terbesar.
Corporate culture and good corporate governance (gcg) by riki ardoniRiki Ardoni
Milenial, menurut Pew Research Center, merupakan angkatan kerja lebih banyak daripada kelompok usia lainnya. Terlebih lagi, 60 persen milenial yang baru lulus menghargai budaya perusahaan di atas gaji, dan angka itu meningkat menjadi 69 persen ketika mereka yang sudah masuk bekerja. Bagi pemberi kerja yang tertarik untuk menarik bakat baru, budaya perusahaan telah menjadi nilai jual terbaru dan terbesar.
HASIL PEMBELAJARAN ARENA PEMBELAJARAN
Di akhir arena pembelajaran ini pelajar berkebolehan untuk :
1. Menjelaskan konsep asas keusahawanan.
2. Mencadangkan idea perniagaan secara offline dan online.
3. Menyediakan Kos Pelaksanaan Projek dan Pengiraan
Untung Rugi Perniagaan.
Kewirausahaan Agribisnis Kampoeng Wisata Agro Pondok Pesantren Petani Nusantara Dusun Cibadak Desa Paledah Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat
Sebelum kita mengenal lebih lanjut tentang Etika Bisnis, maka kita perlu mengenal terlebih dahulu tentang apa itu etika dan apa itu bisnis. Tentang etika sudah kami bahas di bab 1.
HASIL PEMBELAJARAN ARENA PEMBELAJARAN
Di akhir arena pembelajaran ini pelajar berkebolehan untuk :
1. Menjelaskan konsep asas keusahawanan.
2. Mencadangkan idea perniagaan secara offline dan online.
3. Menyediakan Kos Pelaksanaan Projek dan Pengiraan
Untung Rugi Perniagaan.
Kewirausahaan Agribisnis Kampoeng Wisata Agro Pondok Pesantren Petani Nusantara Dusun Cibadak Desa Paledah Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat
Sebelum kita mengenal lebih lanjut tentang Etika Bisnis, maka kita perlu mengenal terlebih dahulu tentang apa itu etika dan apa itu bisnis. Tentang etika sudah kami bahas di bab 1.
11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business globaliz...petraaja
Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik sumber daya sendiri sehingga tidak mungkin semua Negara merasa tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi Negara Eropa mencari rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak Internasional merupakan bukti bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya.
Menumbuhkan minat berwirausaha, keuntungan & kelemahan berwirausaha, dorongan merintis wirausaha, beberapa faktor kritis u/ memulai usaha baru, Model proses kewirausahaan.
2. Pertama :
Berkaitan dengan Perubahan
Yang Dratis Dan
Intensif
Dalam
Lingkungan
Bisnis:
Ada bebrpa hal
yang diperhatikan
terkait
perubahan
dratis-‐intensif:
-‐ Kompetisi berubah
menjadi
makin
global
-‐ Kompetisi yang membunuh
-‐ Perkembangan teknologi
yang luar
biasa
-‐ Perubahan perilaku
konsumen
-‐ Terbukanya beragam
peluang
bisnis
Kedua
Terkait dengan perubahan paradigma dalam
internal organisasi itu sendiri.
Isu besar kedua terkait perubahan paradiga IO
diuraikan sbb:
-‐ New Breed of Employess
-‐ Meningkatnya isu seputar karyawan (anggota
organisasi)
-‐ Makin mahalnya biaya overhead
-‐ Kompetisi internal yang makin ketat
-‐ Adanya perubahan paradigma dari core
business menjadi core competence
Kini, kalangan bisnis mulai mengubah paradigma in,
mereka mulai melakukan bisnis dengan mencari dan
memperhatikan kempetensi inti yang mereka miliki.
Alasannya dengan memperhatikan kompetensi inti,
maka bisnis inti dpt dijalankan dan dikembangkan
lebih lanjut.
Organisasi
Menghadapi
Dua
Isu
Besar
Masa
Kini
&
Masa
Mendatang
3. Membangun
Global
Mindset
Di tengah globalisasi yang sedang kita hadapi ini,
perusahaan harus membangun dan memiliki
mindset global menjadi persyaratan bagi persaingan
pd tingkat global agar tetap tumbuh dan bersaing di
pasar global.
Menurut Rhimesmith ada 6 area menjadi perhatian
membangun mindset global:
1. Mendorong pandangan yang lebih besar dan luas
2. Membangun kapabilitas manajemen paradoks
3. Mengatasi hambatan struktural
4. Kemampuan utk mengakui keberagaman
5. Peluang perubahan krena kebutuhan mendesak
yang memungkinkan penerimaan terhdp
ambiguitas dan risiko dalm konteks global
6. Keterbukaan organisasi/perusahaan untk belajar
dan menerima hal2 yang baru.
Kepemimpinan
dan
Mindset Global
Dalam sebuah perusahaan global, pemimpin perlu memiliki
kepedulian dan pemahaman tentang persamaan dan
perbedaan masing2 wilayah /negara dalam hal politik,
ekonomi, hukum peradaban budaya. Perkembngan
globalisasi berjalan sangat dinamis dan bekembang terus –
menerus maka, pemimpin global harus mengamati
perubahan2 yang terjadi dan ketidakpastian yang terjadi.
Menurut Dekker, jansen, Vinkenburg terdpt 4 persyaratan
yang dimilki pemimpin global:
1. Pengalaman kerja internasional
2. Kompetensi lintas budaya
3. Kepemimpinan
4. keterbukaan
4. Uraian di atas seakan membuka mata kita bahwa terjadi perubahan
yang luar biasa cepat dalam dunia bisnis. Ditengarai 5 isu besar:
1. Organisasi yang sangat terdesentralisasi; peralihan sistem dari
sentralisasi ke desentralisasi brrti banyak organisasi sersebut
harus berbasis nilai.
-‐ pentingnya membangun organisasi berbasis nilai
-‐ Lingkungan kerja yang bukan berbasis kantor
-‐ Transaksi yang berbasis non-‐kertas
2. Transformasi bisnis; dimasa datang ditengarai fenomena “ small
is beautiful” yg menjadi tren termasuk untuk besarnya ukuran
sebuah organisasi.
-‐ Franchising – aliansi – merger and acquisition
-‐ Generasi baru dari produk dan jasa yg lebih sophisticated
-‐ Pengembangan teknologi sebagai pengungkit bisnis yg
dilakukan
-‐ Identitas organisasi dan kebutuhan akan budaya organisasi
yang mendukung
-‐ Mempunyai visi yang “beyond the future”
-‐ Menjadi bisnis yang global
-‐ Kampanye pemasaran yang agresif
3. Strategi bisnis
;
organisasi
harus
pandai2
mengatur
seluruh
aset
yang dimilikinya
sehingga
tidak akan
merugi
jika
“keranjang”
yang dimilikinya
jatuh.
-‐ Manajemen portofolio
bisnis
-‐ Aplikasi dari
value engineering &
project
management &
TQM
sebagai
jalan
kehidupan
organisasi
-‐ Membagun kembali
komitmen
dan
kinerja
karyawan
-‐ Penciptaan peluang
bisnis
baru
4.
People Manajemen
-‐ Gaya kepemimpinan
yang baru
-‐ Manajemen sdm berbasis
kompetensi
-‐ Competitive packages dan
be the preferred
employer
5.
…
MENYIKAPI
PERUBAHAN
LINGKUNAGN
BISNIS
YANG CEPAT
5. Evolusi Budaya
oRganisasi
Lingkungan bisnis lama
sudah ditinggalkan dan bergeser dari
yang
lama
ke yang
baru saat ini.
Lingkungan bisnis
seperti
ini
melahirkan
suatu
pola
budaya
tertentu
yang dapat
kita
telaah
dari
evolusi
budaya
organisasi.
-‐ Keunggulan kompetitif
-‐ Strategi
6. SISTEM
PENDUKUNG
BUDAYA
PELOPOR
Terdapat lima hal :
1. Adanya lingkungan kerja ( budaya organisasi )
yang mengutamakan inovasi, kreativitas dan
semangat “ freedom to trait”
2. Adanya reward system yang merangsang
inovasi
3. SDM yg sangat kompeten dan profesional di
bidangnya
4. Adanya lingkungan bisnis yang berpacu dengan
batasan waktu dalam menikmati hak paten
5. Adanya tingkat kekunoan (obsolescense)
teknologi yang sangat cepat.
KARAKTERISTIK
BUDAYA
PELOPOR
Terdpt bebrapa ciri organisasi yang memiliki budaya
pelopor:
Pertama
Kemampuan berpikir dan menciptakan produk2
dan jasa2 baru melampaui apa yang diinginkan
konsumen.
Kedua ”
Cepat dan tanggap terhdp peluang bisnis baru
sebelum kompetitornya memikirkan hal yang
sama
Ketiga “
organisasi tersebut lebih menitikberatkan pada
pengembangan jalur karir daripda manajerial.
7. Multi
– Cultural Competence
Kasus : Perayaan 600 thn pendaratan laksamana
Cheng Ho di peringati di semarang secara besar-‐
besaran
Misi Cheng mengujungi lebih dari 30 negara menuai
sukses besar. Suksesnya misi yang diemban
menujukkan penguasaan Cheng Ho atas kompetensi
lintas.
Kesadaran akan adanya perbedaan saja tidak cukup,
dibutuhkan kompetensi multikultural untuk dapat
memahami dan menyikapi perilaku dan sikap dalam
konteks yang berbeda.
Karakteristik multicultural :
1. Toleransi
2. Empati : terhadap orang lain
3. Faktor kognitif berupa kompleksitas kognitif
4. Faktor kognitif lain, yakni manajemen stereotip
Dengan demikian, Kompetensi multicultural dapat dringkas
dalam tiga dimensi
1. Pengetahuan, pengetahuan dalam kompetensi ini
meliputi parameter dan bagaimana pengaruhnya.
2. Kecakapan, Kecakapan meliputi keingintahuan dan
kemampuan mendapatkan informasi baru,
menganalisisnya dan mengelola hasil analisa
3. Motivasi, Motivasi meliputi pemahaman atas
perbedaan dan sikap menghormati melandasi keinginan
untuk belajar, memperbaiki dan mengembangkan
untuk dpat mengelolanya secara lebih baik