SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
FORGIVENESS
(MEMAAFKAN)
Dr. Anizar Rahayu., M.Si Psikolog
● Manusia berangan-angan memegang kendali hidupnya, merencanakan dan
mengantisipasi jalan yang ditempuh, menetapkan tujuan hidup dan meraih apa yang
diinginkan, namun kenyataan hidup tidak seperti yang diinginkan.
● Manusia memulai hidup tanpa pilihan, tidak memilih terlahir sebagai laki-
laki/perempuan, cacat/tidak, sehat/berpenyakit, cerdas/kurang, kaya/miskin. Pada
kenyataannya, hidup itu berisi absurditas, banyak keberadaan manusia dari kondisi-
kondisi terberi, dan selanjutnya mereka harus mempertanggungjawabkan
kehidupannya.
● Kondisi yang saling bertentangan membuat manusia tidak bisa menghindari berbuat
salah; baik kepada dirinya sendiri maupun orang lain, sering menyakiti dan disakiti
dan terjadi silih berganti.
● Salah satu cara menetralisir perilaku saling menyakiti adalah kapasitas untuk
memaafkan (forgiveness) dan meminta maaf (apology), melalui tindakan tersebut
memungkinkan manusia dapat menyembuhkan luka-luka yang ditinggalkan di masa
lalu dan menjadi utuh kembali.
 Forgiveness terlihat seperti sesuatu yang sangat biasa, tetapi pada
kenyataanya tidak sesederhana itu. Manusia lebih mengedepankan prinsip
keadilan daripada prinsip memaafkan. Salah satu hukum kuno dan berlaku
universal adalah: "nyawa balas nyawa", "mata balas mata" Maka demi
keadilan – orang itu harus mendapatkan hukuman yang setimpal.
 Prinsip keadilan merupakan hal yang rasional dan mudah dipahami,
sehingga memuaskan kebutuhan akan keteraturan dalam masyarakat.
Forgiveness dan Keadilan
 Saat hukum dan keadilan ditegakkan, rasionalisasi sudah selesai; yang
bersalah telah dihukum, yang dirugikan telah mendapatkan ganti rugi.
Namun, orang yang dirugikan tidak otomatis memperoleh rasa damai, tidak
menjadi sembuh ketika melihat si pelaku dihukum. Sedangkan yang
dihukum tidak otomatis merasa diperlakukan dengan adil, dan bukan tidak
mungkin ingin membalas dendam.
 Penegakan hukum dan keadilan memang tidak ditujukan untuk menghapus
konflik dengan tuntas dan mengembalikan relasi. Hal yang mampu
menghapus konflik dengan tuntas dan menghasilkan kedamaian adalah
forgiveness.
Pengertian Forgiveness
● Menurut Michael McCullough, M.E, forgiveness adalah berkurangnya keinginan
untuk menghindari orang yang pernah menyakiti serta berkurangnya keinginan
melukai atau membalas dendam melalui cara berbelas kasih (compassion) dan
keinginan untuk bertindak secara positif ke arah orang yang menyakiti tersebut.
Orang-orang yang berpotensi menyakiti adalah : orang lain, diri kita sendiri, dan
pihak lain.
● Lawan dari forgiveness adalah unforgiveness (tidak memaafkan) merupakan
pembalasan yang setimpal kepada orang yang menyakiti atau upaya
menghindarinya. Menghindar dari orang yang pernah menyakiti merupakan bentuk
represi, bukan forgiveness yang sungguh-sungguh.
● Semakin membenci seseorang, maka akan semakin terikat secara
emosional. Rasa sakit emosional akan tetap ada, sekalipun tidak
disadari dan lebih berbahaya dibanding yang disadari karena dapat
menyebabkan banyak energi psikologis terbuang, mengurangi vitalitas
dan kreativitas serta mengganggu kesehatan fisik dan mental
seseorang.
● Forgiveness ditandai dengan berkurangnya keinginan membalas
dendam atau menghindar dari pihak yang menyakiti serta membuat
tanda positif bahwa seseorang semakin sembuh dari luka emosional
PERAN COMPASSION DALAM
FORGIVENESS
 Tanda forgiveness sejati adalah belas kasih (campassion) dan keinginan berbuat baik
(kindness) kepada orang yang pernah menyakiti.
 Compassion berfungsi sebagai kemampuan menghentikan keinginan balas dendam
dan menoleransi kehadiran mereka yang menyakiti anda. Berbelas kasih dan berbuat
baik kepada orang yang pernah menyakiti terdengar terlalu ideal untuk dilakukan
manusia.
 Compassion yang muncul setelah seseorang disakiti bukanlah reaksi abnormal yang
mendorong pelaku untuk mengulangi kesalahannya. Juga bukan kelebihan kapasitas
yang tak terjangkau.
 Compassion itu justru merupakan metode coping terbaik yang memungkinkan korban
melampaui derita yang dialaminya, memaafkan, dan menyembuhkan dirinya sendiri
dengan tuntas.
 Compassion bukan hasil forgiveness yang tuntas, melainkan sebagai
kapasitas yang memungkinkan forgiveness terjadi, “karena saya berbelas
kasih, maka saya dapat memaafkan si pelaku”, semakin tidak ingin
membalas dendam dan semakin tidak perlu menghindari pelaku.
 Compassion adalah respon terbaik manusia yang dapat mengatasi
penderitaan yang disebabkan oleh pelanggaran orang lain. Compassion yang
kuat mendorong seseorang untuk memaafkan sepenuhnya menciptakan
compassion baru yang bahkan lebih kuat.
 Seseorang harus mengalami rasanya menerima compassion, sehingga dapat
memberikan compassion kepada orang lain. Kapasitas untuk memberikan
compassion barangkali tidak sepenuhnya bersumber dari kemampuan diri
sendiri, melainkan dari pemberian penuh kasih dari pihak lain.
 Forgiveness memberikan dampak positif bagi kesehatan, tingkat stres menjadi lebih rendah,
sikap hostility (bermusuhan) juga ikut berkurang. Manfaat kesehatan ini akan lebih terasa
untuk orang lanjut usia.
Ketidakmauan memaafkan dapat mengganggu fungsi hormon tubuh seseorang, menghambat
respons tubuh dalam mengatasi bakteri, infeksi, dan berbagai gangguan kesehatan
 Forgiveness sangat baik untuk membangun relasi. Forgiveness berkorelasi erat dengan
relasi yang bahagia, lebih menunjukkan komitmen, khususnya dalam perkawinan.
Forgiveness akan lebih mudah jika pasangan dipersepsi sebagai orang yang bersedia
berkorban bagi pasangannya
Sedangkan, orang yang tidak mau memaafkan akan lebih sering mengalami konflik, emosi
negatif, ketidaksediaan untuk berkompromi. Pasangan yang tidak mau saling memaafkan
menjadi saling bersaing yang sangat buruk bagi sebuah hubungan
Manfaat Forgiveness
Langkah-langkah Forgiveness
 Memaafkan menjadi penting bagi si korban itu sendiri, karena kalau tidak memaafkan,
selamanya akan menjadi korban dan mengalami derita akibat peristiwa menyakitkan itu;
kehilangan rasa damai, menjadi pribadi yang pahit dan penuh konflik internal.
 Dibutuhkan komitmen dan proses berulang kali supaya proses memaafkan menjadi semakin
tuntas.
 Langkah-langkah memaafkan adalah :
• Buatlah daftar orang yang pernah menyakiti dan mau dimaafkan.
• Mulailah dengan rasa sakit yang paling ringan dan pikirkan bagaimana anda telah
menderita, kemudian ambilah waktu sampai anda dengan sukarela memutuskan untuk
memaafkan.
• Bila telah mengambil keputusan memaafkan, mulailah berpikir berbagai situasi yang
mungkin menjadi sebab pelanggaran itu, termasuk masa kecil si pelaku, berbagai luka
batinnya di masa lalu, dan tekanan-tekanan yang dilami pelaku. Cobalah untuk
memahami si pelaku dengan berpikir objektif, berupayalah untuk menemukan
penjelasan yang empatik dan rasional yang dapat menjelaskan mengapa si pelaku
melakukan perbuatannya.
• Bilamana telah berhasil menjadi lebih paham tentang alasan perbuatan si pelaku,
rasakan apakah anda bisa bersimpati dengan tulus kepadanya, berbuat baik kepadanya.
Kalau seseorang belum dapat bersimpati, tidak perlu dipaksakan.
• Memandang pengalaman dengan cara yang baru, mencoba menemukan makna, hikmah,
dan tujuan yang lebih baik dalam peristiwa tertentu.
• Bilamana sudah selesai, ulangi langkah-langkah yang sama untuk pelanggaran yang
berbeda.
 Forgiveness selalu terkait dengan apology (meminta maaf). Dalam banyak peristiwa,
tidak hanya korban yang perlu memaafkan si pelaku, tetapi seringkai justru kitalah
yang menjadi pelakunya.
 Menyadari kesalahan sendiri, butuh kedewasaan dan kebijaksanaan, karena melihat
kesalahan sendiri-lebih sulit daripada melihat kesalahan orang lain.
 Bagi orang yang terbuka pikirannya, akan lebih peka dalam melihat kesalahan diri
sendiri. Kesadaran itu seringkali membuat seseorang menjadi lebih rendah hati dan
makin terbebas dari keberpusatan pada dirinya sendiri.
Apology (Meminta Maaf)
 Apology dan forgiveness belum terlalu lama dipelajari, beberapa penelitian awal
menunjukkan hasil yang positif.
 Penelitian Alyson Byrne dari University Manitoba, (2014) menemukan bahwa
permintaan maaf meningkatkan kesehatan psikologis, menambah emosi positif dalam
diri si korban dan mengurangi emosi negatif.
 Bagi orang yang meminta maaf, akan terjadi peningkatan kesehatan psikologis dan
emosi positif. Pemimpin yang bersedia meminta maaf menumbuhkan kebanggaan
(pride) yang autentik.
 Meminta maaf pada awalnya hampir selalu membangkitkan emosi negatif, namun
dalam jangka panjang mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis seseorang.
Meminta Maaf Yang Efektif
 Si pelaku menunjukkan penyesalan yang tulus, rasa malu, ataupun
kerendahan hati, saat ia menyadari betapa si korban telah menderita
akibat perbuatannya.
 Si pelaku mengakui perbuatan spesifik yang telah dilakukannya
serta menerima sepenuhnya tanggung jawab atas perbuatan tersebut.
Tidak mencari pembenaran/ rasionalisasi atas apa yang telah
terjadi. Si pelaku mesti menunjukkan bahwa ia menerima fakta-
fakta yang ada tentang peristiwa, siapa yang jadi korban, dan
bagaimana peran sertanya dalam peristiwa tersebut.
 Si pelaku menunjukkan empati terhadap penderitaan korban.
Kemudian memberikan penjelasan faktual dan tidak defensif tentang
mengapa ia melakukan perbuatan tersebut. Melalui penjelasan itu
terungkap bahwa si pelaku berusaha memastikan bahwa peristiwa
semacam itu tidak akan diulangi lagi.
 Si pelaku menawarkan upaya kompensasi atau reparasi, yaitu hal-hal
yang dapat dilakukan yang sekalipun belum tentu dapat
menghilangkan derita atau mengganti kehilangan yang dialami si
korban, tetapi diharapkan dapat sedikit meringankan penderitaan si
korban serta membantu menjalani hidup.
TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to Konsep aristoteles yang dikembangkan oleh Seligman, adalah karakter yang mengindikasikan pada moralitas yaitu baik-buruk, benar-salah3 - Forgiveness.pptx

Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosiEmpati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
tarmizitaher
 
Ppt pak chamid
Ppt pak chamidPpt pak chamid
Ppt pak chamid
nim_nang
 

Similar to Konsep aristoteles yang dikembangkan oleh Seligman, adalah karakter yang mengindikasikan pada moralitas yaitu baik-buruk, benar-salah3 - Forgiveness.pptx (20)

14 Mindfulness Training
14 Mindfulness Training14 Mindfulness Training
14 Mindfulness Training
 
REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)
REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)
REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)
 
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosiEmpati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
 
Emosi
EmosiEmosi
Emosi
 
Ppt pak chamid
Ppt pak chamidPpt pak chamid
Ppt pak chamid
 
Emosional psikologi
Emosional psikologiEmosional psikologi
Emosional psikologi
 
Teori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestaltTeori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestalt
 
Mania ji AKPER PEMKAB MUNA
Mania ji AKPER PEMKAB MUNA Mania ji AKPER PEMKAB MUNA
Mania ji AKPER PEMKAB MUNA
 
Mania ji
Mania jiMania ji
Mania ji
 
Hubungan/Interaksi Sosial
Hubungan/Interaksi SosialHubungan/Interaksi Sosial
Hubungan/Interaksi Sosial
 
Gejala perasaan
Gejala perasaanGejala perasaan
Gejala perasaan
 
Gejala perasaan
Gejala perasaanGejala perasaan
Gejala perasaan
 
Manusia dan Penderitaan
Manusia dan PenderitaanManusia dan Penderitaan
Manusia dan Penderitaan
 
Ppt psikolog 1
Ppt psikolog 1Ppt psikolog 1
Ppt psikolog 1
 
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
 
Empati`(modul empati dan motivasi)
Empati`(modul empati dan motivasi)Empati`(modul empati dan motivasi)
Empati`(modul empati dan motivasi)
 
Emosi
Emosi Emosi
Emosi
 
Kematangan Emosional
Kematangan EmosionalKematangan Emosional
Kematangan Emosional
 
Self_Healing.pptx
Self_Healing.pptxSelf_Healing.pptx
Self_Healing.pptx
 
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptxTUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Recently uploaded (20)

(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

Konsep aristoteles yang dikembangkan oleh Seligman, adalah karakter yang mengindikasikan pada moralitas yaitu baik-buruk, benar-salah3 - Forgiveness.pptx

  • 2. ● Manusia berangan-angan memegang kendali hidupnya, merencanakan dan mengantisipasi jalan yang ditempuh, menetapkan tujuan hidup dan meraih apa yang diinginkan, namun kenyataan hidup tidak seperti yang diinginkan. ● Manusia memulai hidup tanpa pilihan, tidak memilih terlahir sebagai laki- laki/perempuan, cacat/tidak, sehat/berpenyakit, cerdas/kurang, kaya/miskin. Pada kenyataannya, hidup itu berisi absurditas, banyak keberadaan manusia dari kondisi- kondisi terberi, dan selanjutnya mereka harus mempertanggungjawabkan kehidupannya. ● Kondisi yang saling bertentangan membuat manusia tidak bisa menghindari berbuat salah; baik kepada dirinya sendiri maupun orang lain, sering menyakiti dan disakiti dan terjadi silih berganti. ● Salah satu cara menetralisir perilaku saling menyakiti adalah kapasitas untuk memaafkan (forgiveness) dan meminta maaf (apology), melalui tindakan tersebut memungkinkan manusia dapat menyembuhkan luka-luka yang ditinggalkan di masa lalu dan menjadi utuh kembali.
  • 3.  Forgiveness terlihat seperti sesuatu yang sangat biasa, tetapi pada kenyataanya tidak sesederhana itu. Manusia lebih mengedepankan prinsip keadilan daripada prinsip memaafkan. Salah satu hukum kuno dan berlaku universal adalah: "nyawa balas nyawa", "mata balas mata" Maka demi keadilan – orang itu harus mendapatkan hukuman yang setimpal.  Prinsip keadilan merupakan hal yang rasional dan mudah dipahami, sehingga memuaskan kebutuhan akan keteraturan dalam masyarakat. Forgiveness dan Keadilan
  • 4.  Saat hukum dan keadilan ditegakkan, rasionalisasi sudah selesai; yang bersalah telah dihukum, yang dirugikan telah mendapatkan ganti rugi. Namun, orang yang dirugikan tidak otomatis memperoleh rasa damai, tidak menjadi sembuh ketika melihat si pelaku dihukum. Sedangkan yang dihukum tidak otomatis merasa diperlakukan dengan adil, dan bukan tidak mungkin ingin membalas dendam.  Penegakan hukum dan keadilan memang tidak ditujukan untuk menghapus konflik dengan tuntas dan mengembalikan relasi. Hal yang mampu menghapus konflik dengan tuntas dan menghasilkan kedamaian adalah forgiveness.
  • 5. Pengertian Forgiveness ● Menurut Michael McCullough, M.E, forgiveness adalah berkurangnya keinginan untuk menghindari orang yang pernah menyakiti serta berkurangnya keinginan melukai atau membalas dendam melalui cara berbelas kasih (compassion) dan keinginan untuk bertindak secara positif ke arah orang yang menyakiti tersebut. Orang-orang yang berpotensi menyakiti adalah : orang lain, diri kita sendiri, dan pihak lain. ● Lawan dari forgiveness adalah unforgiveness (tidak memaafkan) merupakan pembalasan yang setimpal kepada orang yang menyakiti atau upaya menghindarinya. Menghindar dari orang yang pernah menyakiti merupakan bentuk represi, bukan forgiveness yang sungguh-sungguh.
  • 6. ● Semakin membenci seseorang, maka akan semakin terikat secara emosional. Rasa sakit emosional akan tetap ada, sekalipun tidak disadari dan lebih berbahaya dibanding yang disadari karena dapat menyebabkan banyak energi psikologis terbuang, mengurangi vitalitas dan kreativitas serta mengganggu kesehatan fisik dan mental seseorang. ● Forgiveness ditandai dengan berkurangnya keinginan membalas dendam atau menghindar dari pihak yang menyakiti serta membuat tanda positif bahwa seseorang semakin sembuh dari luka emosional
  • 7. PERAN COMPASSION DALAM FORGIVENESS  Tanda forgiveness sejati adalah belas kasih (campassion) dan keinginan berbuat baik (kindness) kepada orang yang pernah menyakiti.  Compassion berfungsi sebagai kemampuan menghentikan keinginan balas dendam dan menoleransi kehadiran mereka yang menyakiti anda. Berbelas kasih dan berbuat baik kepada orang yang pernah menyakiti terdengar terlalu ideal untuk dilakukan manusia.  Compassion yang muncul setelah seseorang disakiti bukanlah reaksi abnormal yang mendorong pelaku untuk mengulangi kesalahannya. Juga bukan kelebihan kapasitas yang tak terjangkau.  Compassion itu justru merupakan metode coping terbaik yang memungkinkan korban melampaui derita yang dialaminya, memaafkan, dan menyembuhkan dirinya sendiri dengan tuntas.
  • 8.  Compassion bukan hasil forgiveness yang tuntas, melainkan sebagai kapasitas yang memungkinkan forgiveness terjadi, “karena saya berbelas kasih, maka saya dapat memaafkan si pelaku”, semakin tidak ingin membalas dendam dan semakin tidak perlu menghindari pelaku.  Compassion adalah respon terbaik manusia yang dapat mengatasi penderitaan yang disebabkan oleh pelanggaran orang lain. Compassion yang kuat mendorong seseorang untuk memaafkan sepenuhnya menciptakan compassion baru yang bahkan lebih kuat.  Seseorang harus mengalami rasanya menerima compassion, sehingga dapat memberikan compassion kepada orang lain. Kapasitas untuk memberikan compassion barangkali tidak sepenuhnya bersumber dari kemampuan diri sendiri, melainkan dari pemberian penuh kasih dari pihak lain.
  • 9.  Forgiveness memberikan dampak positif bagi kesehatan, tingkat stres menjadi lebih rendah, sikap hostility (bermusuhan) juga ikut berkurang. Manfaat kesehatan ini akan lebih terasa untuk orang lanjut usia. Ketidakmauan memaafkan dapat mengganggu fungsi hormon tubuh seseorang, menghambat respons tubuh dalam mengatasi bakteri, infeksi, dan berbagai gangguan kesehatan  Forgiveness sangat baik untuk membangun relasi. Forgiveness berkorelasi erat dengan relasi yang bahagia, lebih menunjukkan komitmen, khususnya dalam perkawinan. Forgiveness akan lebih mudah jika pasangan dipersepsi sebagai orang yang bersedia berkorban bagi pasangannya Sedangkan, orang yang tidak mau memaafkan akan lebih sering mengalami konflik, emosi negatif, ketidaksediaan untuk berkompromi. Pasangan yang tidak mau saling memaafkan menjadi saling bersaing yang sangat buruk bagi sebuah hubungan Manfaat Forgiveness
  • 10. Langkah-langkah Forgiveness  Memaafkan menjadi penting bagi si korban itu sendiri, karena kalau tidak memaafkan, selamanya akan menjadi korban dan mengalami derita akibat peristiwa menyakitkan itu; kehilangan rasa damai, menjadi pribadi yang pahit dan penuh konflik internal.  Dibutuhkan komitmen dan proses berulang kali supaya proses memaafkan menjadi semakin tuntas.  Langkah-langkah memaafkan adalah : • Buatlah daftar orang yang pernah menyakiti dan mau dimaafkan. • Mulailah dengan rasa sakit yang paling ringan dan pikirkan bagaimana anda telah menderita, kemudian ambilah waktu sampai anda dengan sukarela memutuskan untuk memaafkan.
  • 11. • Bila telah mengambil keputusan memaafkan, mulailah berpikir berbagai situasi yang mungkin menjadi sebab pelanggaran itu, termasuk masa kecil si pelaku, berbagai luka batinnya di masa lalu, dan tekanan-tekanan yang dilami pelaku. Cobalah untuk memahami si pelaku dengan berpikir objektif, berupayalah untuk menemukan penjelasan yang empatik dan rasional yang dapat menjelaskan mengapa si pelaku melakukan perbuatannya. • Bilamana telah berhasil menjadi lebih paham tentang alasan perbuatan si pelaku, rasakan apakah anda bisa bersimpati dengan tulus kepadanya, berbuat baik kepadanya. Kalau seseorang belum dapat bersimpati, tidak perlu dipaksakan. • Memandang pengalaman dengan cara yang baru, mencoba menemukan makna, hikmah, dan tujuan yang lebih baik dalam peristiwa tertentu. • Bilamana sudah selesai, ulangi langkah-langkah yang sama untuk pelanggaran yang berbeda.
  • 12.  Forgiveness selalu terkait dengan apology (meminta maaf). Dalam banyak peristiwa, tidak hanya korban yang perlu memaafkan si pelaku, tetapi seringkai justru kitalah yang menjadi pelakunya.  Menyadari kesalahan sendiri, butuh kedewasaan dan kebijaksanaan, karena melihat kesalahan sendiri-lebih sulit daripada melihat kesalahan orang lain.  Bagi orang yang terbuka pikirannya, akan lebih peka dalam melihat kesalahan diri sendiri. Kesadaran itu seringkali membuat seseorang menjadi lebih rendah hati dan makin terbebas dari keberpusatan pada dirinya sendiri. Apology (Meminta Maaf)
  • 13.  Apology dan forgiveness belum terlalu lama dipelajari, beberapa penelitian awal menunjukkan hasil yang positif.  Penelitian Alyson Byrne dari University Manitoba, (2014) menemukan bahwa permintaan maaf meningkatkan kesehatan psikologis, menambah emosi positif dalam diri si korban dan mengurangi emosi negatif.  Bagi orang yang meminta maaf, akan terjadi peningkatan kesehatan psikologis dan emosi positif. Pemimpin yang bersedia meminta maaf menumbuhkan kebanggaan (pride) yang autentik.  Meminta maaf pada awalnya hampir selalu membangkitkan emosi negatif, namun dalam jangka panjang mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis seseorang.
  • 14. Meminta Maaf Yang Efektif  Si pelaku menunjukkan penyesalan yang tulus, rasa malu, ataupun kerendahan hati, saat ia menyadari betapa si korban telah menderita akibat perbuatannya.  Si pelaku mengakui perbuatan spesifik yang telah dilakukannya serta menerima sepenuhnya tanggung jawab atas perbuatan tersebut. Tidak mencari pembenaran/ rasionalisasi atas apa yang telah terjadi. Si pelaku mesti menunjukkan bahwa ia menerima fakta- fakta yang ada tentang peristiwa, siapa yang jadi korban, dan bagaimana peran sertanya dalam peristiwa tersebut.
  • 15.  Si pelaku menunjukkan empati terhadap penderitaan korban. Kemudian memberikan penjelasan faktual dan tidak defensif tentang mengapa ia melakukan perbuatan tersebut. Melalui penjelasan itu terungkap bahwa si pelaku berusaha memastikan bahwa peristiwa semacam itu tidak akan diulangi lagi.  Si pelaku menawarkan upaya kompensasi atau reparasi, yaitu hal-hal yang dapat dilakukan yang sekalipun belum tentu dapat menghilangkan derita atau mengganti kehilangan yang dialami si korban, tetapi diharapkan dapat sedikit meringankan penderitaan si korban serta membantu menjalani hidup.