Pembelajaran sosial dan emosional (PSE) merupakan pembelajaran kolaboratif yang melatih 5 kompetensi sosial dan emosional siswa yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan. PSE diterapkan melalui pendekatan kesadaran penuh untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung pencapaian kesejahteraan ps
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2.pdf
1. KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2
PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
OLEH : RUDI YANTI, S.Pd. SD
CGP ANGKATAN 8
KAB. HULU SUNGAI UTARA
Pembelajaran Sosial dan emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan
pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat: Memahami,
menghayati, dan mengelolah emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif
(pengelolaan diri), merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial),
membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), membuat
keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).Sebelum
mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa kepandaian murid dalam mengelola emosi, dalam
bersosialisasi dan berelasi maupun dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab adalah
kemampuan lahiriah murid yang dimiliki dari lahir. Hal ini, terlihat dari murid di sekolah ada
yang mampu menjadi ketua osis atau jabatan lain yang dituntut paiawai dalam mengelolah emosi
maupun menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk kemajuan sekolah serta dalam mengambil
keputusan yang bertanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan sekolah.
Setelah mempelajarai modul KSE saya paham dan menyadari, ternyata sesungguhnya
keterampilan sosial emosional itu perlu dilatihkan kepada siswa agar sosial emosionalnya lebih
matang dan menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Memang selama ini tanpa disadari saya telah melakukan pembelajaran sosial dan emosional
dalam pembelajaran di kelas, hal ini dapat dilihat ketika dalam kegiatan Apersepsi, saya sering
bertanya pada siswa bagaimana kabarnya hari itu, dan bagaimana perasaannya dalam hari itu. Dan
juga dalam mengaitkan materi yang akan saya berikan dengan materi yang sudah dimiliki oleh
murid, itu sudah termasuk pembelajaran sosial dan emosional. Selain itu saat memberikan
penyegaran pada murid melalui ice breaking untuk mengembalikan kesegaran kefokusan murid
pada proses pembelajaran. Dan juga saat meminta murid berdiskusi dalam proses PBM yang
mengasah kemampuan murid untuk melatih kesadaran sosialnya ataupun dalam melakukan
kegiatan-kegiatan sosial di sekolah seperti melihat teman sakit dan lain-lain.
Bila dilihat dari isi modul, apa yang saya lakukan masih langkah awal dan masih perlu
pendalaman, terutama masalah kesadaran diri baik untuk diri saya sendiri maupun siswa. Bila
kesadaran diri ini sudah dimiliki seluruh warga sekolah maka akan tercapailah tujuan dari sekolah
itu. Murid akan mudah mencapai titik kefokusan dalam belajar sehingga dapat menghasilkan
pembelajaran yang bermakna. Guru dan PTK tentu juga dapat menunaikan tugas dengan baik dan
lancar sehingga setiap tugas yang diemban dapat di selesaikan tepat waktu.
2. Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk
menfasilitasi seluruh murid di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun
kesejateraan psikilogis [well-being], 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari antara
lain; Pertama adalah konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja
CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang menggunakan
pendekatan yang sistimatis yang menekankan kepada pentingnya menciptakan lingkungan yang
tepat serta terkoordinasi untuk menciptakan pembelajaran akademik, sosial, dan emosional semua
murid. PSE ini bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional
(KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.Yang kedua adalah tentang pemahaman konsep
kesadaran penuh (mindfulness). Konsep kesadaran penuh ini dapat dilakukan dengan Teknik
STOP (Berhenti sejenak, ambil nafas dalam, amati sensasi pada tubuh, perasaan, pikiran dan
lingkungan, selesaikan dan lanjutkan). Praktik kesadaran penuh ini memperkuat 5 Kompetensi
Sosial dan Emosional (KSE) yang penerapannya mencakup ruang lingkup kelas, sekolah dan
keluarga serta komunitas. Untuk PSE yang berkaitan dengan kelas dan sekolah dilakukan melalui
4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum
akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan
emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah. Yang ketiga tentang kesejateraan
psikologis [well-being] yaitu; Suatu kondisi individu yang memiliki sikap positif terhadap diri
sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat
memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik,
memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha
mengeksplorasi dan mengembangkan diri. Dengan memahami ketiga hal tersebut penerapan
kompetensi social emosional baik pada siswa maupun pada guru dapat terlaksana dengan baik.
Karena pembelajaran social emosional merupakan suatu system yang saling terkait.
Perubahan yang saya terapkan di kelas yaitu saya akan berusaha mengimplementasikan
PSE ini di kelas. Saya juga akan membiasakan maindfullness ini di kelas setiap hari. Misalnya,
pada setiap awal pembelajaran dengan mengenalkan emosi pada murid, dengan pembiasaan ini
diharapkan murid dapat mengenali dirinya sehingga memiliki kesiapan dalam belajar.Disamping
itu juga menerapkan 5 KSE pada pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar guru dan
kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dengan melibatkan siswa dalam memecahkan
masalah, mengambil keputusan. Penerapan KSE ini akan saya integrasikan di setiap langkah
pembelajaran, sehingga pembelajaran sosial dan emosional tergambar di seluruh rangkaian
kegiatan.Dengan penerapan tersebut murid mencapai well-being sehingga tujuan pendidikan
dapat tercapai.
Perubahan yang saya terapkan pada teman sejawat yaitu memperkenalkan atau
mensosialisasikan tentang pembelajaran sosial dan emosional, dan menyampaikan apa tujuan
mengintegrasikan KSE pada pembelajaran. Langkah berikutnya saya berusaha memberikan
motivasi kepada teman sejawat untuk mengaplikasikan pembelajaran sosial dan emosional dalam
pembelajaran. Dan yang terakhir saya dan rekan sejawat selalu belajar merefleksi kemampuan
social emosional pribadi dan berkolaborasi untuk menciptakan struktur komunitas dalam
penerapan pembelajaran social emosional, dengan menyamakan persepsi tentang kompetensi
social emosional sehingga dapat tercipta lingkungan sekolah yang aman dan nyaman yaitu
lingkungan yang membangun persepsi bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda
3. dan perbedaan itu dapat saling melengkapi bukan menyaingi. Dengan penguatan KSE pendidik
mampu menjadi teladan, berkolaborasi dan saling belajar sehingga mampu membantu murid
menemukan jati diri dan mengembangkan potensinya.
Pembelajaran Sosial Emosional tidak dapat berdiri sendiri sebab pembelajaran sosial
emosional merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas
sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan
menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional
agar dapat: a) Memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri : kemampuan untuk
memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku
diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan), Menetapkan dan mencapai tujuan positif
(pengelolaan diri : kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif
dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi), Merasakan dan menunjukkan
empati kepada orang lain (kesadaran sosial : kemampuan untuk memahami sudut pandang dan
dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan
konteks yang berbeda-beda), Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
(keterampilan berelasi : kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-
hubungan yang sehat dan suportif.), Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab : kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun
yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa
aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan
perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok).
Pembelajaran sosial dan emosional dikembangkan dengan menggunakan pendekatan
kesadaran penuh (Mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional yang
akan memunculkan perasaan tenang, stres berkurang, pikiran menjadi jernih, dan fokus serta
menjadi semangat dalam belajar. Yang akan mewujudkan kesejahteraan psikologis atau well
being.Keterkaitan modul Pembelajaran Sosial Emosional dengan modul pembelajaran
sebelumnya adalah: Pembelajaran sosial emosional merupakan langkah untuk mewujudkan well
being sehingga pada komunitas sekolah akan terwujud sekolah yang nyaman, aman, dan akan
tercapai kebahagiaan dan keselamatan anak setinggi-tingginya sesuai dengan yang diamanatkan
KHD. Untuk mewujudkan pembelajaran social emosional peran guru sangat penting. Guru dapat
menumbuhkan nilai dan perannya dalam mengelola kompetensi sosial dan emosi anak sehingga
nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid serta peran guru penggerak sebagai
pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat tercapai dan berjalan seimbang. Dan
Hal ini merupakan langkah untuk mewujudkan visi terciptanya profil pelajar pancasila melalui
proses pembelajaran tentang kesadaran diri, managem diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi
serta pengambilan keputusan bertanggung jawab. Pembelajaran sosial emosional pun dalam
pelaksanaannya dapat mengontrol kita untuk menciptakan budaya positif di sekolah. PSE dapat
menunjang pembelajaran yang berdiferensiasi yang mampu melayani berbagai perbedaan gaya
belajar, kesiapan belajar serta minat anak dalam belajar.