pewarisat sifat

1. Bagaimana bunga tanaman tersebut bisa berwarna
ungu?

2. Ikatan
hidrogen
Ujung
3
Ujung 5
3.4
nm
0.34
nm
Ujung 3
Ujung 5
(b) Struktur kimia
parsial
(a) Struktur utama
DNA
1
nm
3’ 5’
3’ 5’
Bagaimana bunga tanaman
tersebut bisa berwarna ungu?

3. Bagaimana Gen Bisa Menentukan sifat
Organisme ?
Gen
Membawa
kode genetik
Mempengaruhi
sifat organisme
Gen warna bunga
Menentukan
urutan asam
amino
Berbagai
Protein
Cara pengkodean
urutan basa
nukleotida pada
DNA
Reaksi kimia
dalam sel
beragam
Enzim
dan
Hormon
berupa
menyebabkan contoh

4. Fig. 14-3-3
Fig. 14-4
Alel bunga
Ungu (P)
Pasangan
kromosom homolog
Lokus untuk
gen warna bunga
Alel bunga
putih (p)
Bunga Ungu Bunga Putih
Gen PP Gen pp
Gen Pp
Gen P (diekspresikan) dan
mampu menutupi gen p
Gen P => Dominan
Gen p => Resesif
Pernah kah kamu mendengar gen dominan
dan gen resesif?
Bunga Ungu

5. Bunga Ungu Bunga Putih
Gen PP Gen pp
Fenotif : karakter fisik yang dapat
diamati sebagai akibat
ekspresi gen
Pernah kah kamu mendengar fenotif,
genotif, homozigot, dan heterozigot?
Bunga Ungu
Genotif : susunan genetik dari
suatu individu
Gen Pp
Alel dalam keadaan Homozigot
Alel dalam keadaan Heterozigot
Suatu keadaan dimana suatu
gen memiliki alel yang identik
Suatu keadaan dimana suatu
gen memiliki alel yang berbeda

6. Fig. 14-3-3
P1 (parental)
Bunga ungu Bunga putih
F1 (filial)
(hybrids)
100% bunga ungu
F2 (filial 2)
75% bunga ungu 25% bunga putih
Persilangan dengan
satu karakter beda
(Monohibrid)
Hukum I Mendel (Hukum Segregasi)
“Pada waktu
pembentukan
gamet terjadi
segregasi atau
pemisahan alel-alel
secara bebas dari
diploid menjadi
haploid”
Fenotif:
Genotif: UU uu
Gamet U u
Uu
Fenotif:
Genotif:
Fenotif:
Rasio : 3 1
:

7. Bunga Ungu Bunga Putih
U U u u
U u
U u
P1 (parental)
F1 (filial)
(hybrids)
Gamet
Bagaimana proses munculnya F1 bunga ungu?

8. U u U u
u
U
U U
u
u
U
U
u
u
Alel gen warna
bungan
Kromosom
homolog
Kromosom
homolog
bereplikasi
Terjadi Meiosis
I, kedua alel
segregasi
Terjadi Meiosis
II, kedua
kromatid
segregasi
Bagaimana proses munculnya F2?

9. Persilangan dengan
dua sifat beda
(Dihibrid)
Hukum II Mendel (Hukum Pemilihan Bebas atau
Independent Assortment)
“Pada waktu
pembentukan gamet
terjadi
penggabungan faktor
pembawa sifat
dengan bebas ”
Biji bulat
kuning
Biji kriput
hijau
Biji bulat
kuning
Biji kriput
hijau
Biji bulat
hijau
Biji keriput
kuning
P1 (parental/ induk)
F2 (filia/ anak)

10. Generasi P (parental) Biji kuning-bulat
(YYRR)
Y
Generasi F1 (filial)
Y
R
R
R
Y

r r
r
y
y
y
Meiosis
Fertilisasi
Gamete
Biji hijau keriput
(yyrr)
Semua F1 menghasilkan
Biji kuning bulat (YyRr)
R
R
Y
Y
r r
y y
Meiosis
R R
Y Y
r r
y y
Metafase I
Y Y
R R
r
r
y y
Anafase I
r r
y
Y
Metafase II
R
Y
R
y
y
y
y
R
R
Y
Y
r
r
r
r
y
Y
Y
R R
yR
Yr
yr
YR
F2 Generation
Gamete
Hasil persilangan F1
9 : 3 : 3 : 1
HUKUM PEMILIHAN SECARA
BEBAS Alel dari gen-gen pada
Kromosom non homolog,
Kromosom memilih secara
Bebas selama pembentukan
gamet
HUKUM SEGREGASI
Kedua alel dari setiap gen
memisah selama pembentu-
an gamet
1
2
3
3
2
1
Bagaimana dasar
kromosomal hukum
Mendel?

11. PERCOBAAN
HASIL
P1 (parental)
F1 (filial1)
Gamet
YYRR yyrr
YR yr
YyRr

Sel telur
Sperma
YR yr
Yr
YR
yR
Yr
yR
YYRR YyRr
YyRr
YyRr
YyRr
YYRr
YYRr
YyRR
YyRR
YYrr Yyrr
Yyrr
yyRR yyRr
yyRr yyrr
Rasio fenotif 9:3:3:1
yr
Rasio fenotif mendekati 9:3:3:1
315 108 101 32
Apakah alele benar mengalami pemasangan secara bebas?
Gamet
YYRR
YyRr YyRr
P2 (parental)