Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Kisah Sahabat : Abdullah bin Hudzafah RA
1. Hayatus Sahabah:
Abdullah bin
Hudzafah Al Sahmy
“MENJADI KEWAJIBAN BAGI SETIAP MUSLIM UNTUK MENCIUM KEPALA
ABDULLAH BIN HUDZAFAH, SAYA YAN G AKAN MEMULAINYA
TERLEBIH DAHULU” (UMAR BIN KHATTAB)
2. Terdapat dua kisah yang famous tentang
Sahabat ini
Pertemuan
dengan Raja
Persia iaitu Kisra
Ditangkap oleh
Raja Romawi/Rom
iaitu Kaisar
3. Pertemuan dengan Raja Persia
Terjadi pada tahun ke-6 hijrah apabila Rasulullah memerintahkan
Abdullah bin huzafah mengirimkan surat kepada raja non-arab.
Surat itu bertujuan mengajak para raja untuk memeluk Islam.
Utusan yang dihantar tidak faham Bahasa-Bahasa negeri yang
akan didatanginya dan tidak mengenali watak para raja tersebut.
Lalu 6 sahabat telah diutuskan untuk membawa suratnya kepada
beberapa orang raja Arab dan non-Arab.
Salah satu nya adalah Abdullah bin Huzaifah Al Sahmy ditugaskan
untuk menghantar surat pada Kisra Raja Peria.
4. Pertemuan dengan Raja Persia
Perjalanan ke tempat tersebut agak berisiko kerana perlu melalui lereng dan bukit
dataran yang tinggi dan rendah seorang diri.
Ketika sampai di Persia, Abdullah meminta izin untuk berjumpa dengan raja untuk
memberikan surat tersebut.
Raja Kisra menyambut kedatangannya dengan hiasan istananya.
Keadaan Abdullah ketika menghadap pemimpin Persia adalah dengan
selendang tipis yang menutup tubuhnya, ia juga mengenakan baju Panjang
berbahan kasar yang ditutupo dengan selendang khusus Bahasa Arab.
Abdullah bin huzafah memiliki leher yang tegak dan postur yang tegap. Dengan
personalitinya itu terserlah keagungan islam yang sedang dibawa.
5. Pertemuan dengan Raja Persia
Kisra meminta juru tulis berkebangsaan Arab dari negeri Al-Hirah
untuk membacakan kandungan tersebut.
“ Bismillahirrahmanirrahim, dari Muhammad Rasulullah kepada Kisra
yang Agung raja Persia. Keselamatan bagi orang yang mengikuti
petunjuk…”
Begitu Kisra mendengar isi surat sebagaimana yang telah
dibacakan kepadanya, maka tersulutlah api amarah dalam
dadanya. Wajahnya menjadi merah. Keringatnya mengucur deras
dari leher karena dalam surat tersebut Rasulullah Saw memulai
dengan menyebut dirinya sendiri…
6. Pertemuan dengan Raja Persia
Lalu ia langsung menyambar surat tersebut dan merobeknya tanpa
ia tahu apa yang ada dalam isi surat itu. Ia pun langsung berseru:
“Apakah ia berani menuliskan hal ini kepadaku, padahal dia
adalah budakku?!!”
Dan raja tersebut memerintahkan para pengawalnya untuk
mengeluarkan Abdullah bin Hudzafah dari hadapannya.
Abdullah pun terus menaiki kendaraannya dan akhirnya berangkat.
Begitu amarah Kisra mereda, ia memerintahkan untuk membawa
masuk kembali Abdullah; namun ia tidak ditemukan… para
pembantu raja lalu mencarinya, namun sayang Abdullah telah
pergi tanpa jejak
7. Pertemuan dengan Raja Persia
Begitu Abdullah datang menghadap Nabi Saw ia menceritakan
apa yang terjadi dengan Kisra dan surat Nabi Saw yang
dirobeknya. Rasul Saw tidak menanggapi dengan ucapan apa-
apa selain: “Allah akan merobek-robek kerajaannya.”
Kisra kemudian mengirim surat kepada Badzan wakilnya yang
berada di Yaman. Dalam suratnya Kisra berpesan: “Kirimlah kepada
orang yang ada di Hijaz ini (Muhammad) dua orang kuat yang kau
miliki. Dan suruhlah mereka berdua membawanya
menghadapku…” Maka Badzan mengutus dua orang terbaiknya
kepada Rasulullah Saw
8. Pertemuan dengan Raja Persia
Badzan juga meminta kedua utusannya untuk mencari informasi tentang diri
dan kisah Rasulullah, dan meminta keduanya melaporkan setiap informasi
tentang diri Beliau.
Sedang kedua utusan tadi langsung menuju Madinah. Tatkala sampai disana
mereka berdua bertemu dengan Nabi Saw. Mereka lalu menyerahkan surat
Badzan kepada Beliau sambil berkata:
“Raja diraja Kisra menuliskan surat kepada raja kami Badzan untuk mengutus
seseorang yang dapat membawamu menghadapnya
Kami kini sudah datang untuk menjemputmu. Jika kau ingin, kami dapat
berbicara kepada Kisra sehingga ia tidak mencelakakanmu dan
membiarkanmu selamat. Jika kau menolak, kau sudah mengerti kekuatan,
kebengisan dan kemampuannya untuk membunuhmu dan semua kaummu.”
9. Pertemuan dengan Raja Persia
Lalu Rasulullah Saw tersenyum sambil bersabda kepada mereka
berdua: “Kembalilah lagi ke tunggangan kalian hari ini, dan
datanglah esok!.”
Begitu mereka berdua datang menghadap lagi kepada Nabi di
hari esoknya, mereka berdua berkata: “Apakah kau sudah
mempersiapkan diri untuk berangkat bersama kami menghadap
Kisra?”
Nabi Saw menjawab mereka dengan bersabda: “Kalian tidak akan
bertemu dengan Kisra lagi setelah ini…. Allah telah membunuhnya;
dengan mengangkat putranya yang bernama Syirawaih di malam
ini…. Dan bulan ini….”
10. Pertemuan dengan Raja Persia
Mereka berdua lalu menatap tajam wajah Nabi Saw, dan nampak
keterkejutan di wajah mereka berdua.
Keduanya bertanya: “Apakah engkau mengerti apa yang kau
katakan? Apakah kami perlu menulis surat tentang hal ini kepada
Badzan?”
Akhirnya kedua utusan tadi pergi meninggalkan Rasulullah Saw dan
mereka pergi menghadap Badzan. Keduanya menceritakan
kisahnya. Badzan lalu berkata:
“Jika apa yang dikatakan Muhammad adalah benar maka dia
adalah seorang Nabi, namun jika tidak maka kami akan
mengambil keputusan atasnya…”
11. Pertemuan dengan Raja Persia
Tidak lama berselang maka tibalah kepada Badzan surat dari Syirawaih yang
didalamnya tertulis:
“Amma ba’du… Aku telah membunuh Kisra. Aku membunuhnya karena ingin
membalas dendam bangsaku. Karena ia telah memerintahkan untuk
membunuh para pembesar bangsa, menjadikan wanita-wanitanya sebagai
budak dan merampas harta rakyat. Jika surat ini telah sampai di tanganmu
maka engkau dan seluruh pengikutmu harus tunduk dan taat kepadaku.”
Begitu Badzan membaca surat dari Syirawaih, ia langsung membuang surat
tersebut dan ia mengumumkan bahwa ia masuk Islam. Karenanya, maka seluruh
bangsa Persia yang berada di Yaman masuk Islam bersamanya.
13. Ditangkap oleh Raja Romawi/Rom
Terjadi pada tajin 19 Hijrah, dalam sebuah peperangan ketika
kekhalifahan Umar Al-Khattab.
Abdullah bin Huzafah telah menjadi tawanan dalam peperangan
tersebut. Lalu ia dibawa menghadap Raja Rom iaitu Kaisar.
Raja rom telah menawarkan kepada Abdullah untuk masuk ke
agama Nasrani jika mahu dibiarkan hidup.
Abdullah dengan tegas menolak tawaran itu dengan berkata:
“Kematian 1000 kali lebih aku sukai daripada memenuhi ajakanmu”
14. Ditangkap oleh Raja Romawi/Rom
Kaisar terus memberi tawaran seperti menjadikannya sebagai
pembantu dan memberi kekuasaan kepadanya.
Abdullah yang sedang dalam kondisi terikat itu tersenyum seraya
berkata:
“Demi Allah, andai saja kau beri aku seluruh apa yang kau miliki
dan semua yang dimiliki bangsa Arab agar aku keluar dari agama
Muhammad sekejap saja, maka aku tidak akan pernah
melakukannya.”
15. Ditangkap oleh Raja Romawi/Rom
Kemudian Kaisar memerintahkan agar Abdullah disalib dan
memerintahkan para juru tombaknya untuk melontarkan tombak ke
arah tangan dan kaki Abdullah, karena ia berani menolak untuk
masuk agama Nasrani.
Setelah itu, Kaisar meminta para juru tombaknya berhenti dan
menyuruh mereka untuk menurunkan Abdullah dari tiang salib.
Kaisar meminta sebuah tungku besar yang berisikan minyak yang
mendidih. Lalu ia memanggil pembantunya untuk membawa dua
orang tawanan dari kaum muslimin lainnya.
Lalu Kaisar memerintahkan agar salah seorang dari tawanan tadi
dimasukkan ke dalam tungku tadi. Maka serta merta dagingnya
langsung terburai… dan tulangnya menjadi kelihatan.
16. Ditangkap oleh Raja Romawi/Rom
Kaisar menoleh pada Abdullah bin Huzaifah dan berkeras mengajaknya ke
agama Nasrani namun beliau menolaknya dengan lebih keras lagi.
Kaisar pun menyuruh pembantunya untuk memasukkan Abdullah ke dalam
tungku Bersama dua orang sahabatnya dan Abdullah telah mengeluarkan air
mata.
Melihatkan keadaan itu kaisar masih menaruh harapan tetapi jawapan
Abdullah tetap sama dan bertanya kenapa menangis?
Kerana Abdullah berkata dalam diri sendiri:
‘Sebentar lagi kau akan dimasukkan ke dalam tungku dan ruhmu akan pergi.
Dan aku berharap aku memiliki ruh yang banyak sejumlah rambut yang berada
di badanku, sehingga semuanya dimasukkan ke dalam tungku dan mati di jalan
Allah.”
17. Ditangkap oleh Raja Romawi/Rom
Kaisar pun memberi tawaran yang terakhir dan berbeza seperti sebelum ini iaitu
untuk mencium kepalanya dan berjanji untuk membebaskannya dan tawanan
yang lain.
Abdullah berpendapat bahawa perbuatan itu tidak medatangkan mudarat
dan terus ia melakukannya dan telah membebaskan seluruh tawanan.
Abdullah bin Hudzafah datang menghadap Umar bin Khattab ra. Ia
mengisahkan ceritanya
Tatkala Umar melihat semua tawanan yang bersamanya ia berujar: “Menjadi
kewajiban bagi setiap muslim untuk mencium kepala Abdullah bin Hudzafah…
dan aku sendiri yang akan memulainya.” Lalu Umar berdiri dan mencium kepala
Abdullah.
