Dokumen tersebut membahas perbedaan pendapat ulama tentang status hukum khitan perempuan, yaitu wajib, sunah, atau tidak ada dalil yang kuat mendukungnya. Juga dibahas tentang perbedaan pendapat ulama mengenai letak yang dipotong pada khitan perempuan. Dokumen tersebut juga membahas pendapat ulama mengenai fungsi khitan perempuan dan bahaya-bahayanya menurut WHO.
2. PERBEDAAN ULAMA → STATUS HUKUM
• Khitan Perempuan → WAJIB:
– Imam Syafi’i dan Sebagian Ulama Madzhab Syafi’i.
• Khitan Perempuan → SUNAH:
– Imam Hanafi, Maliki, Hambali, dan sebagian ulama Salafi.
• Khitan Perempuan → Tak Ada Dalil Shahih & Sharih:
– Ulama Afrika Utara (Syekh Abdinasir Haji Hasan), Ulama al-
Azhar Mesir Syaikh Dr. Sayyid Thanthawi, Syaikh Dr. Yusuf
al-Qardhawi, Syaikh Musthafa al-Adawi, Syaikh Mahmud
Syaltut.
3. PERBEDAAN ULAMA → Letak Khitan Perempuan
• Imam Nawawi (Syarah Shahih Muslim):
– Memotong sedikit kulit (Jildah) di atas Farj’ (kemaluan).
• Ibnu Hajar al-Atsqalani (Fath al-Bari):
– Memotong bagian paling atas dari Farj’ perempuan di atas
tempat masuknya penis, yang berbentuk seperti biji atau
seperti jengger ayam jago.
• Ibnu Taimiyah (Majmu' al-Fatawa):
– Memotong bagian paling atas kulit yang dikenal dengan
'Arf al-Dik (jengger ayam jantan). Rasulullah saw pernah
berkata kepada wanita tukang khitan: “Potonglah dan
jangan dihabiskan, karena itu lebih indah bagi wajah dan
lebih terhormat baginya di hadapan suami” [HR. Abu
Daud, al-Bazzar, ath-Thabrani].
4. PERBEDAAN ULAMA → Letak Khitan Perempuan
• Ibnu al-Hajj (al-Madkhal):
– Khitan diperselisihkan pada wanita, apakah mereka dikhitan secara
mutlak atau dibedakan antara penduduk Masyriq (timur) dan Maghrib
(barat). Maka penduduk Masyriq diperintah untuk khitan karena pada
wanita mereka ada bagian yang bisa dipotong ketika khitan,
sedangkan penduduk Maghrib tidak diperintah khitan karena tidak
ada bagian tersebut pada wanita mereka. Jadi hal ini kembali pada
kandungan Ta’lil (sebab atau alasan).
• Syaikh Nashiruddin al-Albani (Majmuah Fatawa al-Madina
al-Munawarrah):
– Khitan wanita berbeda antara suatu negeri dengan negeri-negeri
lainnya. Kadang dipotong banyak dan kadang hanya dipotong sedikit
saja. Jadi sekiranya perlu dikhitan dan dipotong, lebih baik di potong.
Jika tidak, maka tidak usah di potong.
• Imam al-Mawardi (dikutip Ensiklopedi Hukum Islam):
– Membuang bagian dalam Farj’ yaitu kelentit atau gumpalan jaringan
kecil yang terdapat pada ujung lubang vulva bagian atas kemaluannya.
5. PENDAPAT ULAMA → FUNGSI KHITAN PEREMPUAN
• Syaikh Nashiruddin al-Albani (ash-Shahihah):
– Rasulullah saw pernah berkata kepada wanita tukang khitan:
“Potonglah dan jangan dihabiskan, karena itu lebih indah bagi
wajah dan lebih terhormat baginya di hadapan suami” [HR.
Abu Daud, al-Bazzar, ath-Thabrani].
• Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin (Syarhul
Mumti’):
– Khitan bagi wanita tujuannya untuk mengecilkan syahwatnya,
jadi ia hanya untuk mencari sebuah kesempurnaan dan bukan
sebuah kewajiban.
• Ibnu Taimiyah (Majmu' al-Fatawa) :
– Tujuan khitan bagi wanita agar nafsunya normal, jika wanita itu
tidak dikhitan, nafsu syahwatnya menggebu-gebu.
6. MISTERI DALAM KHITAN WANITA ?
• Khitan wanita → menghilangkan penumpukan najis
atau kotoran pada vagina ? → Syarat Syah Shalat
• Khitan wanita → mempermudah orgasme ?
• Khitan wanita → menjaga libido wanita ?
• Khitan wanita → mempercantik diri wanita ?
9. MEDIS: Khitan Wanita = Female Genital Mutilation
• Deklarasi PBB 7 November 1967 tentang Declaration on the
Elimination of Discrimination Against Women
• Resolusi Majelis Umum PBB no. 180 tentang Convention on
the Elimination of All Forms of Discrimination Against
Women – CEDAW)
• UU RI Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi
Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Terhadap Wanita
• Surat Edaran Dirjen BinKesMas no. HK.00.07.1.3.1047a tgl 20
April 2006 tentang Larangan Medikalisasi Sunat Perempuan
bagi Petugas Kesehatan
• Eliminating Female Genital Mutilation - An Interagency
Statement, 2008, oleh OHCHR, UNAIDS, UNDP, UNECA,
UNESCO, UNFPA, UNHCR, UNICEF, UNIFEM, WHO.
10. Slide selanjutnya
contoh khitan wanita
(female circumcision)
http://www.youtube.com/watch?v=YkCbv8wrlNg
11. Klasifikasi Khitan Wanita Menurut WHO
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs241/en/
1. Type I – Clitoridectomy : partial or total removal of the
clitoris (a small, sensitive and erectile part of the female
genitals) and, in very rare cases, only the prepuce (the fold
of skin surrounding the clitoris).
2. Type II – Excision : partial or total removal of the clitoris and
the labia minora, with or without excision of the labia
majora (the labia are "the lips" that surround the vagina).
3. Type III – Infibulation : narrowing of the vaginal opening
through the creation of a covering seal. The seal is formed
by cutting and repositioning the inner, or outer, labia, with or
without removal of the clitoris.
4. Type IV : Any procedure that affects the genitalia, including
piercing, pricking, and/or stretching of the clitoris or
surrounding areas.
12. Type I - Clitoridectomy
Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, dan Yaman.
14. Type III - Infibulation
Sudan, sebagian Mesir, Somalia, Mali, dan sebagian Nigeria.
15. Type IV - Pharaonic / Other Harmful Procedures
Pricking, Piercing, Incising, Scraping and Cauterization. Type IV is found primarily
among isolated ethnic groups as well as in combination with other types.
16. RESIKO KHITAN WANITA MENURUT WHO
• Sever Pain, Injury, or Trauma Pain
• Shock or Psychological Consequences
• Excessive Bleeding or Infections
• Difficulty in Passing Urine or Faeces
• HIV/AIDS Transmission
• Loss of Sexual Sensation or Painful Sexual
Intercourse
• Birth Complication or Painful Childbirth
• Menstrual Problem or Infertility
• Death
17. ILMU ALLAH
TIDAK BISA dipahami:
terpisah agama ATAU ilmiah
BISA dipahami:
terpadu agama DAN ilmiah
19. Timbul Polemik Adanya Dikotomi
ULAMA = PESANTREN ILMUWAN = UNIVERSITAS
Cara Berpikir: Cara Berpikir:
Dalil Agama Logika Ilmiah
Duduk Bersama =
SOLUSI AGAMA + ILMIAH