SlideShare a Scribd company logo
KHILAFAH : SISTEM PEMERINTAHAN ISLAM 
SOLUSI UNTUK DEMOKRASI YANG KUFUR DAN 
BERBAHAYA* 
4 Maret 2011 pukul 21:55 
<p>KH. M. Shiddiq al-Jawi**</p><p>Pendahuluan</p> 
Demokrasi, harus diakui merupakan sistem pemerintahan yang paling banyak dianut di dunia. 
Sejak Perang Dunia II hampir seluruh negara di dunia mengadopsi sistem demokrasi. Riset 
UNESCO tahun 1949 menyimpulkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, demokrasi 
diklaim sebagai sistem paling ideal dari semua sistem politik dan sosial yang ada. (Miriam 
Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, hal. 50). 
Namun demokrasi tetap patut dicurigai. Karena dalam Islam ada suatu keyakinan bahwa yang 
dianut orang banyak itu belum tentu benar, bahkan dapat menyesatkan. Firman Allah SWT 
(artinya) : "Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya 
mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah." (QS Al-An’aam : 116). 
Menurut kami, demokrasi adalah sistem kufur yang berbahaya. Dikatakan sistem kufur, 
karena secara normatif bertentangan dengan Aqidah Islam. Dan dikatakan berbahaya, karena 
secara empiris terbukti menimbulkan banyak bahaya (dharar) bagi umat Islam. 
Maka sistem demokrasi harus dihapuskan dari muka bumi dan diganti dengan sistem 
Khilafah yang lahir dari Aqidah Islam yang akan menghapuskan berbagai bahaya yang 
ditimbulkan oleh demokrasi. Inilah inti makalah kami. 
<p>Demokrasi Kufur dan Berbahaya</p> 
Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang diklaim berasal dari rakyat, oleh rakyat, 
dan untuk rakyat. Umat Islam kadang terkecoh dengan klaim ini, seakan substansi demokrasi 
hanya kerakyatan (rakyat sebagai sumber kekuasaan). Padahal di samping itu, substansi 
demokrasi yang jauh lebih mendasar adalah ide kedaulatan di tangan rakyat (as-siyadah li al-sya’bi; 
sovereignty belongs to the people). (Al-Jawi, Must Islam Accept Democracy?, dalam 
David Bourchier & Vedi R. Hadiz, Indonesia Politics and Society : A Reader, hal.208). 
Kedaulatan di tangan rakyat berarti hak membuat hukum ada di tangan manusia. Ini jelas 
bertentangan dengan Aqidah Islam yang menetapkan hanya Allah SWT saja yang berhak 
menetapkan hukum. Firman Allah SWT (artinya) : "Menetapkan hukum itu hanyalah hak 
Allah." (QS Al-An’aam : 57).
Sedang ide kerakyatan, yang berarti rakyat sebagai sumber kekuasaan (mashdar al-sulthat, 
source of power), memang ada kemiripan dengan Islam meski tetap ada perbedaan yang 
mendasar. Kemiripannya terletak pada prinsip bahwa rakyatlah yang memilih pemimpinnya. 
Perbedaannya, dalam demokrasi, pemimpin yang dipilih rakyat akan menjalankan hukum 
buatan rakyat. Sedang dalam Islam, pemimpin yang dipilih rakyat akan menjalankan hukum 
Syariat, buatan hukum buatan rakyat. 
Maka, jelaslah bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan kufur, yang haram untuk 
diadopsi, diterapkan, dan dipropagandakan oleh umat Islam (Abdul Qadim Zallum, Ad- 
Dimuqrathiyah Nizham Kufr, hal. 22). Dikatakan kufur bukan karena prinsip kerakyatannya, 
melainkan karena prinsip kedaulatannya yang diserahkan kepada rakyat. 
Dalam Islam, kedaulatan bukan di tangan rakyat, melainkan di tangan syariat (as-Siyadah li 
al-Sya’bi; sovereignty belongs to the Sharia). Artinya, dalam Islam manusia tidak berhak 
membuat hukum sendiri, melainkan hanya menjalankan Syariah Islam yang bersumber dari 
Al-Qur`an dan As-Sunnah. (Hizbut Tahrir, Ajhizah Daulah al-Khilafah, hal. 17). 
Ketika kami menegaskan demokrasi sistem kufur, bukan berarti kami mengkafirkan orang-orang 
Islam yang terlibat dalam sistem demokrasi. Sebab kekufuran yang dimaksud adalah 
kekufuran sistem, yaitu kekufuran berbagai peraturan yang ada. Bukan kekufuran 
manusianya. Adapun kekufuran manusianya, hal itu bergantung pada keyakinan masing-masing 
yang jelas tidak dapat dipukul rata. Jika seorang muslim yang terlibat demokrasi 
meyakini bahwa hanya manusia yang berhak membuat hukum, sedang Allah SWT tidak 
berhak, maka jelas dia telah kafir (murtad), karena keyakinan itu bertentangan dengan nash 
qath’i (pasti), yaitu ayat (artinya) : "Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah." (QS Al- 
An’aam : 57). Namun jika ia masih berkeyakinan bahwa hanya Allah SWT yang berhak 
membuat hukum, sedang manusia tidak berhak, maka dia masih muslim, meski berdosa 
besar. (Hizbut Tahrir, Al-Hamlah Al-Amirikah lil Qadha` ‘Ala Al-Islam, hal. 7). 
Kekufuran sistem demokrasi inilah yang menjadi sumber segala kemunkaran dalam berbagai 
aspek kehidupan. Sebab kekufuran adalah kemunkaran yang terbesar, yang tidak ada lagi 
kemunkaran yang lebih besar lagi daripada itu. Maka dengan sendirinya, demokrasi secara 
pasti akan melahirkan berbagai bahaya (dharar), khususnya yang lahir dari ide kebebasan 
(al-hurriyat, liberalisme) yang menjadi prasyarat demokrasi. 
Kebebasan itulah yang telah melahirkan 4 (empat) macam bahaya, mengikuti jenis-jenis 
kebebasan dalam demokrasi. Pertama, bahaya karena kebebasan beragama (hurriyah al-aqidah), 
misalnya pembiaran kemurtadan (Kristenisasi), pembiaran aliran sesat seperti 
Ahmadiyah, dan sebagainya. Kedua, bahaya karena kebebasan berpendapat (hurriyah al-ra` 
yi), seperti adanya kelompok liberal (JIL) dan sebagainya. Ketiga, bahaya karena
kebebasan kepemilikan (hurriyah at-tamalluk), yaitu adanya liberalisasi dalam bidang 
ekonomi, seperti privatisasi, pasar bebas, dan lain-lain. Keempat, bahaya karena kebebasan 
berperilaku (al-hurriyah al-syakhsiyyah), seperti pembiaran zina (pasal 284 KUHP), 
pembiaran internet tanpa regulasi yang menjadi sarana pornografi, merebaknya video porno, 
dan sebagainya. 
Berbagai bahaya akibat kebebasan demokrasi itu jelas wajib untuk dihilangkan. Dan caranya 
jelas bukan hanya dengan memerangi ide kebebasan itu, melainkan juga dengan 
menghapuskan sistem demokrasi yang menjadi akar dan sumber kebebasan. 
Walhasil, menghapuskan demokrasi itu wajib hukumnya, untuk menghilangkan berbagai 
dharar (bahaya) yang muncul darinya. Kaidah fiqih menyebutkan : Adh-Dharar Yuzaalu 
Syar’an (Segala bahaya wajib hukumnya secara syar’i untuk dihilangkan). (Moh. Kurdi 
Fadal, Kaidah-Kaidah Fikih, hal. 52). 
<p>Khilafah Solusi untuk Demokrasi</p> 
Kalau demokrasi sepakat kita hapuskan, lalu apa gantinya? Jelas, gantinya adalah Khilafah, 
yaitu sistem pemerintahan Islam yang misinya adalah menjalankan Syariah Islam secara 
kaffah (dalam segala aspek kehidupan) dan menyebarkan risalah Islam ke seluruh dunia 
dengan dakwah dan jihad fi sabilillah. 
Khilafah atau Imamah, hukumnya wajib, dan kewajibannya merupakan perkara yang 
disepakati oleh seluruh ulama. Tak ada yang mengingkarinya, kecuali segelintir orang yang 
tiada teranggap pendapatnya. Syaikh Abdurrahman Al-Jaziri menegaskan,"Telah sepakat 
para imam (Imam Malik, Abu Hanifah, Syafi’i, Ahmad) –rahimahumullah—bahwa Imamah 
(Khilafah) adalah fardhu…" (Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘ala Al-Mazhahib Al-Arba’ah, 
IV/416). 
Khilafah mempunyai 4 (empat) prinsip (qawa’id) yang khas yang membedakannya dengan 
sistem pemerintahan lainnya, seperti demokrasi dan monarki. Keempat prinsip itu sekaligus 
juga merupakan rukun pemerintahan Islam yang jika salah satunya tidak ada, berarti 
pemerintahan yang ada bukan lagi pemerintahan Islam. (Abdul Qadim Zallum, Nizham al- 
Hukm fi al-Islam, hal. 40). 
Keempat prinsip tersebut adalah : 
Pertama,kedaulatan di tangan Syariah, bukan di tangan rakyat. Artinya seluruh aspek 
kehidupan hanya diatur dengan Syariah Islam, sebagai wujud dari perintah dan larangan 
Allah. Ini beda dengan demokrasi, yang menyerahkan hak membuat hukum kepada manusia.
Kedua,kekuasaan di tangan umat. Artinya umatlah yang berhak memilih Khalifah yang akan 
memimpin mereka. Ini beda dengan monarki, yang menjadikan kekuasaan hanya milik 
keluarga tertentu. 
Ketiga,kesatuan Khilafah, artinya di seluruh dunia hanya boleh ada satu Khalifah untuk 
seluruh umat Islam, tidak boleh lebih. Ini beda dengan konsep negara-bangsa dalam 
demokrasi yang memberikan hak kepada setiap bangsa untuk mendirikan negara sendiri. 
Keempat,hak legislasi UU hanya di tangan Khalifah. Artinya dalam Khilafah hanya Khalifah 
sebagai kepala negara yang berhak memilih dan mengadopsi hukum syara’ untuk 
diberlakukan sebagai UU bagi publik. Ini beda dengan demokrasi yang memberikan hak 
legislasi kepada wakil rakyat (lembaga legislatif) untuk membuat hukum sendiri yang tidak 
bersumber dari wahyu. (Lihat Mahmud Abdul Majid al-Khalidi, Qawa’id Nizham al-Hukm fi 
Al-Islam, Kuwait : Darul Buhuts Al-‘Ilmiyah, 1980). 
Sistem Khilafah ini akan menghapuskan kebebasan (al-hurriyat) dalam demokrasi yang 
menjadi sumber kemunkaran. 
Islam tidak mengakui kebebasan dalam pengertian tidak adanya keterikatan dengan suatu 
aturan agama apa pun pada saat dilakukannya suatu perbuatan (‘adamu taqayyud bi syai`in 
‘inda al-qiyam bi al-a’mal). Yang ada dalam Islam justru adalah keterikatan pada hukum 
Allah (at-taqayyud bi al-hukm al-syar’i). Sebab setiap amal perbuatan muslim wajib terikat 
dengan hukum-hukum Allah dan tidak halal seorang muslim melakukan perbuatan, kecuali 
sesuai dengan hukum-hukum Allah. Sabda Nabi SAW (artinya),"Barangsiapa melakukan 
suatu perbuatan tidak sesuai dengan tuntunan kami, maka perbuatan itu tertolak." (HR 
Muslim). (Abdul Qadim Zallum, Kaifa Hudimat al-Khilafah, hal. 67). 
Dengan demikian, Khilafah akan menghilangkan berbagai bahaya (dharar) yang ditimbulkan 
demokrasi, khususnya yang muncul dari ide kebebasan. Khilafah akan menghapuskan 
kebebasan beragama (hurriyah al-aqidah), sehingga tak ada lagi pembiaran kemurtadan 
(Kristenisasi), aliran sesat seperti Ahmadiyah, dan sebagainya. Khilafah akan menghapuskan 
kebebasan berpendapat (hurriyah al-ra`yi) yang meneyesatkan umat, sehingga akan hancur 
kelompok liberal (JIL) dan berbagai kelompok semisalnya. Khilafah akan mencegah 
kebebasan kepemilikan (hurriyah at-tamalluk) sehingga tak ada lagi liberalisasi dalam bidang 
ekonomi, seperti privatisasi, pasar bebas, dan lain-lain yang banyak merugikan umat. 
Khilafah pun akan menghapuskan kebebasan berperilaku (al-hurriyah al-syakhsiyyah), 
sehingga tak ada lagi pembiaran zina (KUHP akan dihapus), tak ada lagi pembiaran internet 
tanpa regulasi, akan dibasmi video porno, dan sebagainya. 
<p>Penutup</p>
Demokrasi yang diterapkan di Indonesia dan di negeri-negeri Islam lainnya sesungguhnya 
adalah sistem kufur dan berbahaya. 
Disebut sistem kufur, karena secara normatif amat bertentangan dengan Aqidah Islam yang 
menetapkan hak membuat hukum hanya di tangan Allah SWT, bukan di tangan manusia. Dan 
disebut berbahaya, karena secara empiris terbukti menimbulkan banyak bahaya (dharar) bagi 
umat Islam, khususnya karena ide kebebasan demokrasi. 
Maka sistem demokrasi harus dihancurkan dan dihapuskan dari muka bumi dan diganti 
dengan sistem Khilafah. Inilah sistem pemerintahan Islam yang lahir dari Aqidah Islam yang 
akan menghilangkan berbagai bahaya akibat demokrasi. Caranya tiada lain adalah dengan 
menerapkan Syariah Islam secara kaffah (menyeluruh) dalam segala aspek kehidupan. 
Wallahu a’lam [ ]

More Related Content

What's hot

Demokrasi dalam islam
Demokrasi  dalam islamDemokrasi  dalam islam
Demokrasi dalam islam
Amnias 21
 
190036587 makalah-demokrasi-dalam-islam
190036587 makalah-demokrasi-dalam-islam190036587 makalah-demokrasi-dalam-islam
190036587 makalah-demokrasi-dalam-islam
caturprasetyo11tgb1
 
Pai demokrasi dlm islam
Pai demokrasi dlm islamPai demokrasi dlm islam
Pai demokrasi dlm islam
Kartika Dwi Rachmawati
 
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi IslamPresentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
Rizqy Putra
 
HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAM
HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAMHAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAM
HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAM
IndahZe
 
Ham dalam islam
Ham dalam islamHam dalam islam
Ham dalam islam
Kholifatullohil Hanifah
 
Hak Asasi Manusia dalam Islam
Hak Asasi Manusia dalam IslamHak Asasi Manusia dalam Islam
Hak Asasi Manusia dalam Islam
Adita Utami
 
Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"
Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"
Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"
Syifa Sahaliya
 
Bab 10 syura dan demokrasi
Bab 10 syura dan demokrasiBab 10 syura dan demokrasi
Bab 10 syura dan demokrasi
Yusri Mohamad Ramli
 
Hak asasi manusia menurut pandangan islam
Hak asasi manusia menurut pandangan islamHak asasi manusia menurut pandangan islam
Hak asasi manusia menurut pandangan islam
afkarunia
 
HAM dan Demokrasi dalam Islam
HAM dan Demokrasi dalam IslamHAM dan Demokrasi dalam Islam
HAM dan Demokrasi dalam IslamAnastiya Maulani
 
Komunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan Umat
Komunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan UmatKomunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan Umat
Komunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan Umat
Anas Wibowo
 
HAM dalam sudut islam dan barat
HAM dalam sudut islam dan baratHAM dalam sudut islam dan barat
HAM dalam sudut islam dan barat
Naning Yuliana
 
Hukum ham dan demokrasi dalam islam
Hukum ham dan demokrasi dalam islamHukum ham dan demokrasi dalam islam
Hukum ham dan demokrasi dalam islamMegha Wullands
 
Ham dan implementasinya dalam keluarga training diklat
Ham dan implementasinya dalam keluarga training diklatHam dan implementasinya dalam keluarga training diklat
Ham dan implementasinya dalam keluarga training diklatMeehawk
 
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islam
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islamHak asasi manusia (ham) dan hukum islam
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islam
Qowim Musthofa
 

What's hot (19)

Demokrasi dalam islam
Demokrasi  dalam islamDemokrasi  dalam islam
Demokrasi dalam islam
 
190036587 makalah-demokrasi-dalam-islam
190036587 makalah-demokrasi-dalam-islam190036587 makalah-demokrasi-dalam-islam
190036587 makalah-demokrasi-dalam-islam
 
Pai demokrasi dlm islam
Pai demokrasi dlm islamPai demokrasi dlm islam
Pai demokrasi dlm islam
 
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi IslamPresentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
 
HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAM
HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAMHAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAM
HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAM
 
Ham dalam islam
Ham dalam islamHam dalam islam
Ham dalam islam
 
Hak Asasi Manusia dalam Islam
Hak Asasi Manusia dalam IslamHak Asasi Manusia dalam Islam
Hak Asasi Manusia dalam Islam
 
Ham dalam-pandangan-islam
Ham dalam-pandangan-islamHam dalam-pandangan-islam
Ham dalam-pandangan-islam
 
TITAS * Hak asasi manusia menurut islam *
TITAS * Hak asasi manusia menurut islam *TITAS * Hak asasi manusia menurut islam *
TITAS * Hak asasi manusia menurut islam *
 
Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"
Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"
Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"
 
Bab 10 syura dan demokrasi
Bab 10 syura dan demokrasiBab 10 syura dan demokrasi
Bab 10 syura dan demokrasi
 
Hak asasi manusia menurut pandangan islam
Hak asasi manusia menurut pandangan islamHak asasi manusia menurut pandangan islam
Hak asasi manusia menurut pandangan islam
 
HAM dan Demokrasi dalam Islam
HAM dan Demokrasi dalam IslamHAM dan Demokrasi dalam Islam
HAM dan Demokrasi dalam Islam
 
Ulama
UlamaUlama
Ulama
 
Komunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan Umat
Komunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan UmatKomunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan Umat
Komunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan Umat
 
HAM dalam sudut islam dan barat
HAM dalam sudut islam dan baratHAM dalam sudut islam dan barat
HAM dalam sudut islam dan barat
 
Hukum ham dan demokrasi dalam islam
Hukum ham dan demokrasi dalam islamHukum ham dan demokrasi dalam islam
Hukum ham dan demokrasi dalam islam
 
Ham dan implementasinya dalam keluarga training diklat
Ham dan implementasinya dalam keluarga training diklatHam dan implementasinya dalam keluarga training diklat
Ham dan implementasinya dalam keluarga training diklat
 
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islam
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islamHak asasi manusia (ham) dan hukum islam
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islam
 

Similar to Khilafah

Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
Dancha GazeRockz
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
Konsultan Pendidikan
 
JS Demokrasi BW.pptx
JS Demokrasi BW.pptxJS Demokrasi BW.pptx
JS Demokrasi BW.pptx
fateynaimi
 
Syura vs demokrasi
Syura vs demokrasiSyura vs demokrasi
Syura vs demokrasiHariz Jaafar
 
5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt
5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt
5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt
BudiPrasetyo203326
 
HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM.pptx
HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM.pptxHAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM.pptx
HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM.pptx
SukmaJelita1
 
Demokrasi sistem gagal
Demokrasi  sistem gagalDemokrasi  sistem gagal
Demokrasi sistem gagalRizky Faisal
 
Pp pkn hakikatdemokrasi
Pp pkn  hakikatdemokrasiPp pkn  hakikatdemokrasi
Pp pkn hakikatdemokrasi
choi runi
 
Hukum pemilu legislatif dan presiden
Hukum pemilu legislatif dan presidenHukum pemilu legislatif dan presiden
Hukum pemilu legislatif dan presiden
Rizky Faisal
 
pkn.pptx
pkn.pptxpkn.pptx
pkn.pptx
ShellaAlfa1
 
HAM PERSPEKTIF ISLAM.pptx
HAM PERSPEKTIF ISLAM.pptxHAM PERSPEKTIF ISLAM.pptx
HAM PERSPEKTIF ISLAM.pptx
ArsyulMunir1
 
Perubahan hakiki bukan dari pemilu
Perubahan hakiki bukan dari pemiluPerubahan hakiki bukan dari pemilu
Perubahan hakiki bukan dari pemilu
Rizky Faisal
 
dilatasi
dilatasidilatasi
dilatasi
Gita Yulanda
 
Rekonstruksi negara ideal
Rekonstruksi negara idealRekonstruksi negara ideal
Rekonstruksi negara ideal
Faharuddin Fahar
 
Pertemuan 6 [compatibility mode]
Pertemuan 6 [compatibility mode]Pertemuan 6 [compatibility mode]
Pertemuan 6 [compatibility mode]
Bina Sarana Informatika
 
001. demokrasi
001. demokrasi001. demokrasi
001. demokrasi
Risky Widodo
 
Presentasi sej pemikiran islam
Presentasi   sej pemikiran islamPresentasi   sej pemikiran islam
Presentasi sej pemikiran islamNi'matul Kediri
 
Perkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesiaPerkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesia
WahyuElfina
 
Demokrasi (paisal)
Demokrasi (paisal)Demokrasi (paisal)
Demokrasi (paisal)
Kewin Harahap
 

Similar to Khilafah (20)

Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
JS Demokrasi BW.pptx
JS Demokrasi BW.pptxJS Demokrasi BW.pptx
JS Demokrasi BW.pptx
 
Syura vs demokrasi
Syura vs demokrasiSyura vs demokrasi
Syura vs demokrasi
 
5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt
5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt
5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt
 
HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM.pptx
HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM.pptxHAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM.pptx
HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM.pptx
 
Demokrasi sistem gagal
Demokrasi  sistem gagalDemokrasi  sistem gagal
Demokrasi sistem gagal
 
Pp pkn hakikatdemokrasi
Pp pkn  hakikatdemokrasiPp pkn  hakikatdemokrasi
Pp pkn hakikatdemokrasi
 
Hukum pemilu legislatif dan presiden
Hukum pemilu legislatif dan presidenHukum pemilu legislatif dan presiden
Hukum pemilu legislatif dan presiden
 
pkn.pptx
pkn.pptxpkn.pptx
pkn.pptx
 
HAM PERSPEKTIF ISLAM.pptx
HAM PERSPEKTIF ISLAM.pptxHAM PERSPEKTIF ISLAM.pptx
HAM PERSPEKTIF ISLAM.pptx
 
Perubahan hakiki bukan dari pemilu
Perubahan hakiki bukan dari pemiluPerubahan hakiki bukan dari pemilu
Perubahan hakiki bukan dari pemilu
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
dilatasi
dilatasidilatasi
dilatasi
 
Rekonstruksi negara ideal
Rekonstruksi negara idealRekonstruksi negara ideal
Rekonstruksi negara ideal
 
Pertemuan 6 [compatibility mode]
Pertemuan 6 [compatibility mode]Pertemuan 6 [compatibility mode]
Pertemuan 6 [compatibility mode]
 
001. demokrasi
001. demokrasi001. demokrasi
001. demokrasi
 
Presentasi sej pemikiran islam
Presentasi   sej pemikiran islamPresentasi   sej pemikiran islam
Presentasi sej pemikiran islam
 
Perkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesiaPerkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesia
 
Demokrasi (paisal)
Demokrasi (paisal)Demokrasi (paisal)
Demokrasi (paisal)
 

Recently uploaded

slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.pptslide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
tobol95991
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
sarahshintia630
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
TeguhWinarno6
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
Muhammad Nur Hadi
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
yardsport
 
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaaTeori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Sayidsabiq2
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
muhammadfauzi951
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
RizkyAji15
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
WewikAyuPrimaDewi
 

Recently uploaded (9)

slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.pptslide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
 
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaaTeori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
 

Khilafah

  • 1. KHILAFAH : SISTEM PEMERINTAHAN ISLAM SOLUSI UNTUK DEMOKRASI YANG KUFUR DAN BERBAHAYA* 4 Maret 2011 pukul 21:55 <p>KH. M. Shiddiq al-Jawi**</p><p>Pendahuluan</p> Demokrasi, harus diakui merupakan sistem pemerintahan yang paling banyak dianut di dunia. Sejak Perang Dunia II hampir seluruh negara di dunia mengadopsi sistem demokrasi. Riset UNESCO tahun 1949 menyimpulkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, demokrasi diklaim sebagai sistem paling ideal dari semua sistem politik dan sosial yang ada. (Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, hal. 50). Namun demokrasi tetap patut dicurigai. Karena dalam Islam ada suatu keyakinan bahwa yang dianut orang banyak itu belum tentu benar, bahkan dapat menyesatkan. Firman Allah SWT (artinya) : "Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah." (QS Al-An’aam : 116). Menurut kami, demokrasi adalah sistem kufur yang berbahaya. Dikatakan sistem kufur, karena secara normatif bertentangan dengan Aqidah Islam. Dan dikatakan berbahaya, karena secara empiris terbukti menimbulkan banyak bahaya (dharar) bagi umat Islam. Maka sistem demokrasi harus dihapuskan dari muka bumi dan diganti dengan sistem Khilafah yang lahir dari Aqidah Islam yang akan menghapuskan berbagai bahaya yang ditimbulkan oleh demokrasi. Inilah inti makalah kami. <p>Demokrasi Kufur dan Berbahaya</p> Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang diklaim berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Umat Islam kadang terkecoh dengan klaim ini, seakan substansi demokrasi hanya kerakyatan (rakyat sebagai sumber kekuasaan). Padahal di samping itu, substansi demokrasi yang jauh lebih mendasar adalah ide kedaulatan di tangan rakyat (as-siyadah li al-sya’bi; sovereignty belongs to the people). (Al-Jawi, Must Islam Accept Democracy?, dalam David Bourchier & Vedi R. Hadiz, Indonesia Politics and Society : A Reader, hal.208). Kedaulatan di tangan rakyat berarti hak membuat hukum ada di tangan manusia. Ini jelas bertentangan dengan Aqidah Islam yang menetapkan hanya Allah SWT saja yang berhak menetapkan hukum. Firman Allah SWT (artinya) : "Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah." (QS Al-An’aam : 57).
  • 2. Sedang ide kerakyatan, yang berarti rakyat sebagai sumber kekuasaan (mashdar al-sulthat, source of power), memang ada kemiripan dengan Islam meski tetap ada perbedaan yang mendasar. Kemiripannya terletak pada prinsip bahwa rakyatlah yang memilih pemimpinnya. Perbedaannya, dalam demokrasi, pemimpin yang dipilih rakyat akan menjalankan hukum buatan rakyat. Sedang dalam Islam, pemimpin yang dipilih rakyat akan menjalankan hukum Syariat, buatan hukum buatan rakyat. Maka, jelaslah bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan kufur, yang haram untuk diadopsi, diterapkan, dan dipropagandakan oleh umat Islam (Abdul Qadim Zallum, Ad- Dimuqrathiyah Nizham Kufr, hal. 22). Dikatakan kufur bukan karena prinsip kerakyatannya, melainkan karena prinsip kedaulatannya yang diserahkan kepada rakyat. Dalam Islam, kedaulatan bukan di tangan rakyat, melainkan di tangan syariat (as-Siyadah li al-Sya’bi; sovereignty belongs to the Sharia). Artinya, dalam Islam manusia tidak berhak membuat hukum sendiri, melainkan hanya menjalankan Syariah Islam yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah. (Hizbut Tahrir, Ajhizah Daulah al-Khilafah, hal. 17). Ketika kami menegaskan demokrasi sistem kufur, bukan berarti kami mengkafirkan orang-orang Islam yang terlibat dalam sistem demokrasi. Sebab kekufuran yang dimaksud adalah kekufuran sistem, yaitu kekufuran berbagai peraturan yang ada. Bukan kekufuran manusianya. Adapun kekufuran manusianya, hal itu bergantung pada keyakinan masing-masing yang jelas tidak dapat dipukul rata. Jika seorang muslim yang terlibat demokrasi meyakini bahwa hanya manusia yang berhak membuat hukum, sedang Allah SWT tidak berhak, maka jelas dia telah kafir (murtad), karena keyakinan itu bertentangan dengan nash qath’i (pasti), yaitu ayat (artinya) : "Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah." (QS Al- An’aam : 57). Namun jika ia masih berkeyakinan bahwa hanya Allah SWT yang berhak membuat hukum, sedang manusia tidak berhak, maka dia masih muslim, meski berdosa besar. (Hizbut Tahrir, Al-Hamlah Al-Amirikah lil Qadha` ‘Ala Al-Islam, hal. 7). Kekufuran sistem demokrasi inilah yang menjadi sumber segala kemunkaran dalam berbagai aspek kehidupan. Sebab kekufuran adalah kemunkaran yang terbesar, yang tidak ada lagi kemunkaran yang lebih besar lagi daripada itu. Maka dengan sendirinya, demokrasi secara pasti akan melahirkan berbagai bahaya (dharar), khususnya yang lahir dari ide kebebasan (al-hurriyat, liberalisme) yang menjadi prasyarat demokrasi. Kebebasan itulah yang telah melahirkan 4 (empat) macam bahaya, mengikuti jenis-jenis kebebasan dalam demokrasi. Pertama, bahaya karena kebebasan beragama (hurriyah al-aqidah), misalnya pembiaran kemurtadan (Kristenisasi), pembiaran aliran sesat seperti Ahmadiyah, dan sebagainya. Kedua, bahaya karena kebebasan berpendapat (hurriyah al-ra` yi), seperti adanya kelompok liberal (JIL) dan sebagainya. Ketiga, bahaya karena
  • 3. kebebasan kepemilikan (hurriyah at-tamalluk), yaitu adanya liberalisasi dalam bidang ekonomi, seperti privatisasi, pasar bebas, dan lain-lain. Keempat, bahaya karena kebebasan berperilaku (al-hurriyah al-syakhsiyyah), seperti pembiaran zina (pasal 284 KUHP), pembiaran internet tanpa regulasi yang menjadi sarana pornografi, merebaknya video porno, dan sebagainya. Berbagai bahaya akibat kebebasan demokrasi itu jelas wajib untuk dihilangkan. Dan caranya jelas bukan hanya dengan memerangi ide kebebasan itu, melainkan juga dengan menghapuskan sistem demokrasi yang menjadi akar dan sumber kebebasan. Walhasil, menghapuskan demokrasi itu wajib hukumnya, untuk menghilangkan berbagai dharar (bahaya) yang muncul darinya. Kaidah fiqih menyebutkan : Adh-Dharar Yuzaalu Syar’an (Segala bahaya wajib hukumnya secara syar’i untuk dihilangkan). (Moh. Kurdi Fadal, Kaidah-Kaidah Fikih, hal. 52). <p>Khilafah Solusi untuk Demokrasi</p> Kalau demokrasi sepakat kita hapuskan, lalu apa gantinya? Jelas, gantinya adalah Khilafah, yaitu sistem pemerintahan Islam yang misinya adalah menjalankan Syariah Islam secara kaffah (dalam segala aspek kehidupan) dan menyebarkan risalah Islam ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad fi sabilillah. Khilafah atau Imamah, hukumnya wajib, dan kewajibannya merupakan perkara yang disepakati oleh seluruh ulama. Tak ada yang mengingkarinya, kecuali segelintir orang yang tiada teranggap pendapatnya. Syaikh Abdurrahman Al-Jaziri menegaskan,"Telah sepakat para imam (Imam Malik, Abu Hanifah, Syafi’i, Ahmad) –rahimahumullah—bahwa Imamah (Khilafah) adalah fardhu…" (Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘ala Al-Mazhahib Al-Arba’ah, IV/416). Khilafah mempunyai 4 (empat) prinsip (qawa’id) yang khas yang membedakannya dengan sistem pemerintahan lainnya, seperti demokrasi dan monarki. Keempat prinsip itu sekaligus juga merupakan rukun pemerintahan Islam yang jika salah satunya tidak ada, berarti pemerintahan yang ada bukan lagi pemerintahan Islam. (Abdul Qadim Zallum, Nizham al- Hukm fi al-Islam, hal. 40). Keempat prinsip tersebut adalah : Pertama,kedaulatan di tangan Syariah, bukan di tangan rakyat. Artinya seluruh aspek kehidupan hanya diatur dengan Syariah Islam, sebagai wujud dari perintah dan larangan Allah. Ini beda dengan demokrasi, yang menyerahkan hak membuat hukum kepada manusia.
  • 4. Kedua,kekuasaan di tangan umat. Artinya umatlah yang berhak memilih Khalifah yang akan memimpin mereka. Ini beda dengan monarki, yang menjadikan kekuasaan hanya milik keluarga tertentu. Ketiga,kesatuan Khilafah, artinya di seluruh dunia hanya boleh ada satu Khalifah untuk seluruh umat Islam, tidak boleh lebih. Ini beda dengan konsep negara-bangsa dalam demokrasi yang memberikan hak kepada setiap bangsa untuk mendirikan negara sendiri. Keempat,hak legislasi UU hanya di tangan Khalifah. Artinya dalam Khilafah hanya Khalifah sebagai kepala negara yang berhak memilih dan mengadopsi hukum syara’ untuk diberlakukan sebagai UU bagi publik. Ini beda dengan demokrasi yang memberikan hak legislasi kepada wakil rakyat (lembaga legislatif) untuk membuat hukum sendiri yang tidak bersumber dari wahyu. (Lihat Mahmud Abdul Majid al-Khalidi, Qawa’id Nizham al-Hukm fi Al-Islam, Kuwait : Darul Buhuts Al-‘Ilmiyah, 1980). Sistem Khilafah ini akan menghapuskan kebebasan (al-hurriyat) dalam demokrasi yang menjadi sumber kemunkaran. Islam tidak mengakui kebebasan dalam pengertian tidak adanya keterikatan dengan suatu aturan agama apa pun pada saat dilakukannya suatu perbuatan (‘adamu taqayyud bi syai`in ‘inda al-qiyam bi al-a’mal). Yang ada dalam Islam justru adalah keterikatan pada hukum Allah (at-taqayyud bi al-hukm al-syar’i). Sebab setiap amal perbuatan muslim wajib terikat dengan hukum-hukum Allah dan tidak halal seorang muslim melakukan perbuatan, kecuali sesuai dengan hukum-hukum Allah. Sabda Nabi SAW (artinya),"Barangsiapa melakukan suatu perbuatan tidak sesuai dengan tuntunan kami, maka perbuatan itu tertolak." (HR Muslim). (Abdul Qadim Zallum, Kaifa Hudimat al-Khilafah, hal. 67). Dengan demikian, Khilafah akan menghilangkan berbagai bahaya (dharar) yang ditimbulkan demokrasi, khususnya yang muncul dari ide kebebasan. Khilafah akan menghapuskan kebebasan beragama (hurriyah al-aqidah), sehingga tak ada lagi pembiaran kemurtadan (Kristenisasi), aliran sesat seperti Ahmadiyah, dan sebagainya. Khilafah akan menghapuskan kebebasan berpendapat (hurriyah al-ra`yi) yang meneyesatkan umat, sehingga akan hancur kelompok liberal (JIL) dan berbagai kelompok semisalnya. Khilafah akan mencegah kebebasan kepemilikan (hurriyah at-tamalluk) sehingga tak ada lagi liberalisasi dalam bidang ekonomi, seperti privatisasi, pasar bebas, dan lain-lain yang banyak merugikan umat. Khilafah pun akan menghapuskan kebebasan berperilaku (al-hurriyah al-syakhsiyyah), sehingga tak ada lagi pembiaran zina (KUHP akan dihapus), tak ada lagi pembiaran internet tanpa regulasi, akan dibasmi video porno, dan sebagainya. <p>Penutup</p>
  • 5. Demokrasi yang diterapkan di Indonesia dan di negeri-negeri Islam lainnya sesungguhnya adalah sistem kufur dan berbahaya. Disebut sistem kufur, karena secara normatif amat bertentangan dengan Aqidah Islam yang menetapkan hak membuat hukum hanya di tangan Allah SWT, bukan di tangan manusia. Dan disebut berbahaya, karena secara empiris terbukti menimbulkan banyak bahaya (dharar) bagi umat Islam, khususnya karena ide kebebasan demokrasi. Maka sistem demokrasi harus dihancurkan dan dihapuskan dari muka bumi dan diganti dengan sistem Khilafah. Inilah sistem pemerintahan Islam yang lahir dari Aqidah Islam yang akan menghilangkan berbagai bahaya akibat demokrasi. Caranya tiada lain adalah dengan menerapkan Syariah Islam secara kaffah (menyeluruh) dalam segala aspek kehidupan. Wallahu a’lam [ ]