Mengenal Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
Jadi tidak ada hubungan antara lambang dengan Agama. Palang Merah dan Bulan sabit merah itu Netral.
Mengenal Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
Jadi tidak ada hubungan antara lambang dengan Agama. Palang Merah dan Bulan sabit merah itu Netral.
SEJARAH PALANG MERAH DI DUNIA
FUNGSI PALANG MERAH
ORGANISASI PALANG MERAH DAN BULAN SABIT DUNIA
PRINSIP-PRINSIP DASARGERAKAN PALANG MERAHDAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL
KONVENSI GENEVA
LAMBANG PALANG MERAH
KIPM
Suatu perhimpunan yang dibentuk masyarakat dandalam melaksanakan tugasnya turut membantu Pemerintah dengan Sukarela di bidang kemanusiaansebagai Pengamalan Pancasila
its contain malware seriously. dont even download this broooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo seriousssslyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy ,=evnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnevennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
3. GERAKAN: SEJARAH
JUNI 1859
24 JUNI 1859
Peperangan di SOLFERINO
H.D. memberikan pelayanan pada
korban tanpa diskriminasi
HENRY DUNANT
4. 1862, Henry Dunant menulis buku
yang mengangkat 2 gagasan :
membentuk organisasi
sukarelawan yg disiapkan
untuk menolong korban perang
membuat perjanjian
internasional untuk melindungi
korban perang (serta
melindungi para relawan yg
membantu dinas kesehatan
militer)
"A MEMORY of SOLFERINO"
5. Komite Lima, 9 Februari 1863
• Gustave Moynier
• dr. Louis Appia
• dr. Theodore Maunoir
• Jend. Guillame-Henri
Dufour
• Henry Dunant
17 Februari 1863:
Komite Internasional
untuk bantuan para
tentara yang cedera
Oktober 1863
Pembentukan
Komite Internasional
Palang Merah
PEMBENTUKAN KOMITE LIMA
6. Pendirian Perhimpunan
Palang Merah Nasional
di berbagai negara :
Belgia, Swiss, Belanda,
dll
1863 1864
BERDIRINYA ICRC DIIKUTI PENDIRIAN
PERHIMPUNAN PALANG MERAH NASIONAL
BERDIRI
LIGA PERHIMPUNAN
PALANG MERAH
1919
7. KOMPONEN GERAKAN PALANG MERAH
DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL
Perhimpunan Nasional
Palang Merah/
Bulan Sabit Merah
(1864)
Komite
Internasional
Palang Merah
(1863)
Federasi
Internasional
Perhimpunan
Palang Merah dan
Bulan Sabit
Merah (1919)
8. Adalah organisasi kemanusiaan yang netral, tidak
berpihak dan mandiri yang semata-mata melaksanakan
tugas kemanusiaan untuk melindungi kehidupan dan
martabat korban-korban perang dan kekerasan dalam
negeri serta memberi bantuan kepada mereka.
16. SYARAT KEHADIRAN ICRC
Diterima oleh Pemerintah Negara yang dikunjungi
Bekerjasama dengan Perhimpunan Nasional
Diketahui oleh Pemerintah lokal setempat
18. Henry P. Davison
(Palang Merah Amerika)
• Berdiri tahun 1919, Pasca PD I dengan nama Liga Perhimpunan Palang
Merah.
• Anggota pertama: Amerika Serikat, Jepang, Perancis, Italia dan Inggris.
• Tahun 1983, berubah nama menjadi Liga Perhimpunan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah.
• Tahun 1991, Nama Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah mulai digunakan.
• Berfungsi Sebagai Badan Koordinasi Antar Perhimpunan Nasional.
• Beranggotakan seluruh Perhimpunan Nasional.
20. • Promosi Prinsip-prinsip
Dasar dan Nilai-nilai
Kemanusiaan
• Tanggap Bencana
• Kesiapsiagaan Bencana
• Kesehatan dan layanan
kepada masyarakat
• Pengembangan Kapasitas
Organisasi
KEGIATAN
22. MANDAT PERHIMPUNAN NASIONAL
• Membantu pemerintah dalam menyelenggarakan
kegiatan kemanusiaan, sesuai dengan Konvensi
Jenewa, Statuta Gerakan dan Prinsip Dasar
Gerakan.
• Membantu pemerintah dalam mencegah penyakit
menular, promosi kesehatan, mengurangi
penderitaan manusia dengan membantu
meningkatkan kesejahteraan sosial dan kesehatan
melalui edukasi/pendidikan masyarakat maupun
program kemasyarakatan.
23. MANDAT PERHIMPUNAN NASIONAL
• Membantu pemerintah dalam melakukan kegiatan
tanggap darurat/emergensi untuk membantu
korban konflik bersenjata sesuai dengan Konvensi
Jenewa dan korban bencana alam serta
memberikan bantuan lain dalam situasi darurat
selama dibutuhkan.
• Membantu pemerintah dalam diseminasi Hukum
Perikemanusiaan Internasional dan sosialisasi
prinsip dasar dan pencegahan terhadap
penyalahgunaan lambang.
24. PERSYARATAN PENDIRIAN
PERHIMPUNAN PALANG MERAH /
BULAN SABIT MERAH NASIONAL
• Didirikan disuatu Negara Peserta Konvensi Jenewa 1949
• Satu-satunya Perhimpunan PM/BSM Nasional di
Negaranya
• Diakui oleh Pemerintah Negaranya
• Memakai nama dan lambang Palang Merah ATAU Bulan
Sabit Merah
• Bersifat mandiri
25. PERSYARATAN PENDIRIAN
PERHIMPUNAN PALANG MERAH /
BULAN SABIT MERAH NASIONAL
• Memperluas kegiatan di seluruh wilayah
• Terorganisir dalam menjalankan tugasnya dan
dilaksanakan diseluruh wilayah negaranya
• Menerima anggota tanpa membedakan latar belakang
• Menyetujui statuta Gerakan
• Menghormati Prinsip-prinsip Dasar Gerakan dan
menjalankan tugasnya sejalan dengan prinsip-prinsip HPI
26. PRINSIP – PRINSIP DASAR
GERAKAN PALANG MERAH DAN
BULAN SABIT MERAH
INTERNASIONAL
28. “Principium” - Latin: penyebab utama, asal,
dasar
Secara umum: aturan-aturan dasar yang
mengekspresikan nilai-nilai dasar suatu
kelompok, komunitas dan yang pengertiannya
tidak berubah-ubah
Konteks Gerakan: aturan-aturan tindakan
yang wajib, berdasarkan pertimbangan dan
pengalaman yang mengatur setiap kegiatan
Gerakan. (Jean Pictet)
29. Prinsip substansi / utama ( Kemanusiaan dan Kesamaan)
- sebagai inspirasi organisasi
- menentukan dan memotivasi tindakannya
- mengekspresikan tujuan yang ingin dicapai
- memungkinkan pengaplikasian prinsip utama
Prinsip derivasi / turunan (Kenetralan dan Kemandirian)
- memungkinkan pengaplikasian prinsip utama
- memastikan semua pihak percaya kepada organisasi
- mengekspresikan suatu cara untuk mencapai tujuan yang
disebut di atas
Prinsip Organis (Kesukarelaan, Kesatuan,dan Kesemestaan)
- standar aplikasi yang berhubungan dengan struktur dan
operasi organisasi
- merupakan batu fondasi, tanpanya gerakan tak dapat
bertindak
31. • Keinginan memberi pertolongan tanpa
membedakan korban
• Mencegah dan mengatasi penderitaan
sesama manusia
• Menumbuhkan saling pengertian,
persahabatan, kerjasama dan perdamaian
abadi bagi sesama manusia
K e m a n u s i a a n
32. • Tidak membuat perbedaan atas dasar
kebangsaan, ras, agama, atau pandangan
politik
• Tujuan : mengurangi penderitaan
manusia sesuai dengan kebutuhannya dan
mendahulukan keadaan yang paling parah
secara proposional
K e s a m a a
n
33. • Menjaga kepercayaan dari semua pihak
• Tidak memihak, atau melibatkan diri
dalam pertentangan
K e n e t r a l a
n
34. • Membantu Pemerintahnya dalam bidang
kemanusiaan
• Mentaati peraturan negaranya
• Selalu menjaga otonominya, sehingga
dapat bertindak sejalan dengan
prinsip – prinsip Gerakan
K e m a n d i r i a
n
35. • Adalah gerakan pemberi bantuan sukarela
• Tidak didasari oleh keinginan untuk
mencari keuntungan apapun
K e s u k a r e l a a n
36. • Dalam suatu negara hanya ada satu
perhimpunan Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah yang terbuka untuk semua
orang
• Melaksanakan tugas kemanusiaan
diseluruh wilayah
K e s a t u a n
37. • Gerakan PM-BSM bersifat semesta
• Setiap PN mempunyai status yang
sederajat serta berbagi hak dan
tanggungjawab dalam menolong sesama
manusia
K e s e m e s t a a n
40. 1940
Dr.RCL Senduk & Dr.Bahder Djohan
Konferensi Nerkai 1940 dan Pendudukan Jepang
1945
5 September – Panitia Lima
17 September – Konggres I, PMI resmi terbentuk Ketua
Drs. Moch. Hatta.
1950
16 Januari, Keppres No 25- PMI mendapat Pengakuan
Pemerintah.
41. PERKEMBANGAN PMI SEJAK PEMBENTUKAN
HINGGA MENJADI ANGGOTA LIGA / FEDERASI
PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL
5 Juni 1950, Pemerintah RI ikut meratifikasi Konvensi
Jenewa
15 Juni 1950, PMI diakui sebagai Perhimpunan Palang
Merah Nasional
16 Oktober 1950, PMI diterima sebagai Anggota LIGA
(Federasi) yang ke 68
5
42. LANDASANHUKUMPMI
KEPPRES RI No.25/1950 tentang pengesahan dan
pengakuan atas pendirian Perhimpunan Palang
Merah indonesia.
KEPPRES RI No.246/1963 tentang tugas pokok dan
kegiatan PMI.
PP RI No. 18/1980 tentang tugas khusus kepada
Perhimpunan PMI untuk menyelenggarakan UKTD
AD/ ART Palang Merah Indonesia.
43. Palang Merah Indonesia adalah
lembaga sosial kemanusiaan yang
netral dan mandiri.
Tujuannya semata - mata hanya
untuk mengurangi penderitaan
sesama manusia sesuai dengan
kebutuhan dan mendahulukan
keadaan yang lebih parah.
PALANG MERAH INDONESIA
44. PMI menjadi
Organisasi Kemanusiaan
yang Profesional,
tanggap dan
dicintai masyarakat
VISI
(Profesional berarti mempunyai kemampuan
khusus dalam menjalankan kegiatan kemanusiaan
dan Tanggap berarti cepat mengetahui dan
menyadari gejala/kondisi yang muncul)
45. 1. Menguatkan dan mengembangkan organisasi
2. Meningkatkan dan mengembangkan Kualitas SDM
3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Kepalangmerahan
4. Mengembangkan kegiatan Kepalangmerahan yang
berbasis masyarakat
5. Meningkatkan dan mengembangkan jejaring
kerjasama
6. Menyebarluaskan, mengadvokasi dan
melaksanakan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan
Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
serta Hukum Perikemanusiaan Internasional
7. Mengembangkan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi Kpalangmerahan
M
I
S
I
46. STRUKTUR ORGANISASI PMI
PMI PUSAT
PENGURUS PUSAT
PMI PROPINSI
PENGURUS PROPINSI
PMI KABUPATEN/KOTA
PENGURUS KABUPATEN/KOTA
A N G G O T A
PMI KECAMATAN
PENGURUS KECAMATAN
PMI PROPINSI : 33
PMI KABUPATEN : 402
PMI KECAMATAN : 25.681
48. KSR (Korps Sukarela)
KSR PMI adalah kesatuan/korps di dalam
perhimpunan PMI, yang merupakan wadah
kegiatan atau wadah pengabdian bagi
Anggota perhimpunan PMI yang menyatakan
diri menjadi anggota KSR PMI dan memenuhi
syarat menjadi anggota KSR PMI.
49. TSR (Tenaga Sukarela)
» adalah individu-individu yang secara
sukarela dan sadar meluangkan waktu,
menyumbangkan tenaga, pikiran,
materi dan ketrampilan/ keahlian
khusus yang dimiliki baik yang diperoleh
melalui tingkat pendidikan formal
maupun non formal (Dokter, Perawat,
Guru, Jurnalis/Wartawan,
Pelukis/Seniman, dll.)
51. SUMBER DANA PMI
Sumbangan Masyarakat melalui Bulan Dana,
dilaksanakan oleh Cabang/Kabupaten 2 – 3
bulan setiap tahun
Sumbangan lain yang tidak mengikat.
Usaha – usaha lain yang tidak bertentangan
dengan peraturan yang berlaku.
52. KEGIATAN PMI
• KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA.
• PELAYANAN SOSIAL DAN KESEHATAN TERMASUK
UPAYA KESEHATAN TRANFUSI DARAH.
• PENYEBARLUASKAN dan MENGEMBANGKAN APLIKASI
PRINSIP DASAR GERAKAN PALANG MERAH DAN HUKUM
PERIKEMANUSIAAN INTERNASIONAL (HPI) BAGI
SELURUH MASYARAKAT INDONESIA.
• PEMBINAAN GENERASI MUDA DAN RELAWAN.
60. Pelayanan Sosial dan
Kesehatan Masyarakat
1. Berpartisipasi aktif dalam pencegahan
HIV/AIDS, flu burung, demam berdarah,
malaria
2. Menyediakan pelayanan sosial thd lansia dan
anak jalanan
3. Meningkatkan kapasitas masyarakat rentan
melalui pendekatan dan memperhatikan faktor
pencegahan melalui perbaikan higin, sanitasi
dan gizi
70. TANDA UNTUK
KESATUAN MEDIS TENTARA
(sebelum adopsi satu tanda pengenal)
• Pelayanan medis kemiliteran
memiliki tanda pengenal
tersendiri:
– Austria: bendera putih
– Perancis: bendera merah
– Spanyol: kuning.
71. • Kelemahan:
Lambang tidak dikenal secara universal.
Akibat tragis: kombatan tidak tahu
tanda pengenal unit medis lawan
Unit medis tidak dipandang sebagai
pihak yang netral, bahkan dianggap
sebagai target bagi tentara lawan
yang tidak mengetahui artinya
72. PENGADOPSIAN
SATU TANDA PEMBEDA
• NETRAL menjamin PERLINDUNGAN
• Netral; menuntut diadopsinya SATU
LAMBANG
• Konferensi Internasional tahun 1863
memilih lambang palang merah di atas
dasar putih untuk tanda pengenal
kesatuan medis tentara.
• Lambang palang merah merupakan
KEBALIKAN DARI BENDERA SWISS sebagai
PENGHORMATAN TERHADAP NEGARA SWISS
74. • 1876 perang di Balkan (Rusia Vs
Ottoman). Kerajaan Ottoman
(saat ini bernama Turki)
mengajukan penggunaan
lambang bulan sabit merah
oleh kesatuan medis tentara
kerajaan mereka
BULAN SABIT MERAH
BENDERA
KERAJAAN
OTTOMAN
LAMBANG BULAN SABIT MERAH
BULAN SABIT
MERAH TURKI
BENDERA TURKI
75. LAMBANG – LAMBANG LAINNYA
YANG DIIUSULKAN UNTUK DIGUNAKAN
Red
Palm
Siria
77. LAMBANG SINGA DAN MATAHARI MERAH
1929-1980
Digunakan oleh kesatuan medis tentara Kekaisaran Persia –
saat ini bernama Republik Iran
Setelah Persia runtuh pada 1980, tidak ada satu negara pun yang
menggunakannya lagi
80. LAMBANG - LAMBANG PEMBEDA
(Lambang yang diakui)
SATU NEGARA, SATU LAMBANG
1883 -
1929 -
1929 - 1980
2005
81. BENTUK DAN FUNGSI LAMBANG*
Tanda Pelindung
• Dipakai pada saat konflik
bersenjata oleh kesatuan
medis militer,
Perhimpunan Nasional,
ICRC
• Berukuran besar
Tanda Pengenal
• Dipakai pada saat konflik
maupun damai sebagai
identitas bahwa seseorang
atau obyek tersebut
adalah terkait dengan
Gerakan
• Berukuran kecil
* Diatur dlm KJ 1949, PT I dan II & Regulation on the use of emblem or the RCRC by NS
92. Pihak Lain yang Bisa Mendapat Ijin
(Tanda Pelindung)*
• Petugas medis sipil dan rohaniwan sipil pada masa sengketa
bersenjata
• RS sipil pada masa sengketa bersenjata
Ketentuan:
• * Hanya jika pemerintah sudah meratifikasi PT I & II
• Penggunaan lambang setelah mendapat izin dari penguasa perang
• Pengguna lambang harus selalu membawa kartu identitas
• Lambang tidak boleh ditambahi gambar, tulisan atau tanda apapun
93. Fungsi Lambang Sbg Tanda Pelindung di
RUU Lambang Palang Merah
Pasal 8
• Lambang Palang Merah dan Lambang Bulan Sabit Merah sebagai
tanda pelindung hanya digunakan untuk memberi tanda pelindung
bagi tenaga kesehatan, rohaniwan, sarana atau unit-unit, dan
transportasi kesehatan angkatan perang di darat, laut, dan udara
baik pada masa damai maupun pada masa sengketa bersenjata.
Pasal 11
• Lambang Palang Merah sebagai tanda pelindung dapat digunakan
oleh Palang Merah Indonesia, tenaga kesehatan, rohaniawan sipil,
sarana atau unit-unit dan transportasi kesehatan, dan organisasi
kemanusiaan lainnya setelah mendapat izin dari Menteri atas
rekomendasi menteri terkait.
97. Pihak Lain yang Bisa Mendapat Ijin
(Tanda Pengenal)
Pihak lain
dengan seizin
Perhimpunan Nasional
(Indonesia = PMI)
Mis : Pada kegiatan Fund Rising
dan Diseminasi Gerakan
Catatan:
Penggunaan dengan syarat-syarat tertentu,
mengacu kepada ‘Aturan Penggunaan Lambang
untuk Perhimpunan Nasional’ yang diadopsi
pada saat Konferensi Internasional ke-20 tahun
1965 di Vienna/revisi th 1991
98. KESATUAN MEDIS MILITER DAN PERHIMPUNAN NASIONAL DI
SUATU NEGARA, MENGGUNAKAN SATU LAMBANG YANG SAMA
99. Pasal 9
• Lambang Palang Merah dan Lambang Bulan Sabit Merah
sebagai tanda pengenal hanya digunakan untuk
memberi tanda pengenal bagi seseorang atau objek
yang berkaitan dengan anggota Gerakan Palang Merah
dab Bulan Sabit Merah Internasional.
Pasal 19
• Penggunaan Lambang Palang Merah sebagai tanda
pengenal di Indonesia harus mendapat persetujuan
Ketua Umum Palang Merah Indonesia.
Ketentuan Lambang sbg Tanda Pengenal pada
RUU Lambang Palang Merah
100. PENYALAHGUNAAN LAMBANG
Konvensi Jenewa I Pasal 44
• … lambang palang merah atas dasar putih … tidak boleh
dipergunakan, … baik dalam waktu damai maupun dalam waktu
perang kecuali untuk menunjukkan atau melindungi kesatuan-
kesatuan dan bangunan-bangunan kesehatan, anggota-anggota serta
bahan perlengkapan yang dilindungi oleh Konvensi ini dan lain-lain
Konvensi-konvensi yang mengatur hal-hal serupa.
• Hal ini berlaku pula bagi lambang-lambang yang disebut dalam
Pasal 38 … (yaitu bulan sabit merah serta singa dan matahari merah)
101. Konvensi Jenewa I Pasal 53
Paragraf 1
• Pemakaian lambang atau sebutan
“Palang Merah” atau “Palang
Jenewa”, atau tanda atau sebutan
apapun yang merupakan tiruan dari
padanya oleh perseorangan,
perkumpulan-perkumpulan,
perusahaan atau perseroan dagang
baik pemerintah maupun swasta,
selain dari mereka yang berhak di
bawah Konvensi ini selalu harus
dilarang, apa pun maksud daripada
pemakaiannya itu dan tanpa
mengindahkan tanggal
penggunaannya.* (*berlaku surut)
102. KATEGORI PENYALAHGUNAAN LAMBANG
Peniruan (imitation)
Penggunaan yang tidak tepat
(usurpation)
Pelanggaran berat (grave misuse)
dan perbuatan curang (pervidy)
103. PENIRUAN
Penggunaan tanda-tanda yang mungkin bisa
membingungkan dengan lambang palang merah atau
bulan sabit merah (warna dan design yang mirip)
105. Originally, many ambulances used an orange cross on a square background of
reflectorized white to designate them as emergency units. This logo was used
before national standards for Emergency Medical Personnel or ambulances
were established. Designed by Leo R. Schwartz, Chief of the EMS Branch,
National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA). The Star of Life was
created after the American National Red Cross complained in 1973 that the
orange cross too closely resembled their logo, the red cross on a white
background, its use restricted by the Geneva Conventions.
106.
107.
108.
109. • digunakan oleh pihak-pihak yang tidak berhak
(perusahaan komersial, LSM, perorangan, dokter,
apoteker, dll).
• Digunakan oleh mereka yang berhak tetapi tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Gerakan
PENGGUNAAN YG TDK TEPAT
110.
111.
112. Ketentuan Penggunaan Lambang pada
RUU Lambang Palang Merah
Pasal 4
• Lambang Palang Merah atau Lambang Bulan Sabit Merah
hanya digunakan oleh dinas kesehatan angkatan perang
dan/atau anggota Gerakan Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah Internasional untuk Kemanusiaan.
• Pihak atau organisasi selain sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat menyelenggarakan kegiatan
kemanusiaan di Indonesia sepanjang tidak
menggunakan Lambang Palang Merah atau Bulan Sabit
Merah yang diatur dalam Undang-undang ini.
113. Pasal 38
• Setiap orang yang menggunakan Lambang
Palang Merah, Lambang Bulan Sabit Merah, atau
Lambang Palang Merah Indonesia sebagai merek
suatu produk barang, jasa, atau nama suatu
badan hukum tertentu, dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda
paling banyak Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta)
rupiah.
Sanksi pada
RUU Lambang Palang Merah
114. PELANGGARAN BERAT
digunakan untuk melindungi kombatan bersenjata atau
objek militer lainnya (ambulans, helikopter berlambang
mengangkut tentara atau amunisi)
115.
116.
117. Tanda-tanda Lain untuk Menandai Fasilitas
/ Tenaga Kesehatan
Departemen
Kesehatan R.IKendaraan Ambulans Swasta
118. Pasal 33
• Setiap anggota kesehatan, rohaniwan, sarana
atau unit-unit dan transportasi kesehatan
angkatan perang atau Tentara Nasional
Indonesia yang menggunakan Lambang Palang
Merah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
atau menggunakan Lambang Bulan Sabit Merah
dengan maksud untuk memperoleh keuntungan
atau kepentingan militer, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Sanksi pada
RUU Lambang Palang Merah
119. Pasal 37
• Setiap orang dalam suatu sengketa bersenjata
sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 dengan sengaja
menyalahgunakan Lambang Palang Merah atau Lambang
Bulan Sabit Merah untuk tujuan mengelabui pihak
lawan yang mengakibatkan luka atau yang
membahayakan jiwa orang lain, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun.
• Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengakibatkan orang lain mati, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun.
Sanksi pada
RUU Lambang Palang Merah
120. Pasal 40
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
(b)simbol Lambang Palang Merah, Lambang Bulan Sabit
Merah, atau Lambang Palang Merah Indonesia yang
telah digunakan oleh perseorangan, institusi, lembaga,
perkumpulan, atau badan hukum yang bukan
merupakan institusi yang berwenang berdasarkan
Undang-Undang ini wajib diganti dalam waktu paling
lambat 12 (dua belas) bulan sejak mulai berlakunya
Undang-Undang ini;
Sanksi pada
RUU Lambang Palang Merah
121. PENGGUNAAN LAMBANG OLEH
PERHIMPUNAN NASIONAL*s/d th 2008
LAMBANG
JUMLAH
NEGARA
152 33 1
Tanggung-jawab Negara:
Membuat legislasi nasional untuk perlindungan Lambang
(saat ini 105 negara sudah memiliki
UU Perlindungan Lambang)