Dokumen tersebut merangkum kenangan terakhir Rasulullah SAW ketika melaksanakan ibadah haji terakhirnya (Haji Wada'). Ia menerima wahyu terakhir dan menyampaikan khutbah perpisahan yang menegaskan ajaran-ajaran Islam. Dokumen juga menyinggung tentang pengangkatan Usamah bin Zaid sebagai panglima perang dan kematian Rasulullah SAW.
Hiduplah sesukamu, namun sesungguhnya akhir kehidupanmu adalah kematian; cintailah siapa saja sekehendakmu, tetapi sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya; lakukanlah apa saja semaumu, namun sesungguhnya engkau akan diberi balasan.
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu.“ (TQS Al Qashash, 28:77)
Hiduplah sesukamu, namun sesungguhnya akhir kehidupanmu adalah kematian; cintailah siapa saja sekehendakmu, tetapi sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya; lakukanlah apa saja semaumu, namun sesungguhnya engkau akan diberi balasan.
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu.“ (TQS Al Qashash, 28:77)
Materi kajian umum berisi penjelasan mengapa kita harus berilmu.
File bentuk PPT dan penjelasan setiap slide dalam bentuk DOCX bisa didownload di https://goo.gl/pHqizN
Materi ini merupakan perbaikan dari materi Mengapa Harus Berilmu sebelumnya. Silakan download file ppt dan penjelasan tiap slide (bentuk docx) di https://goo.gl/apTTnu
Semoga bermanfaat
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaErwin Wahyu
Materi ini saya persembahkan untuk para sahabat yang telah berhijrah dan sedang meniti jalan ketaatan di jalan Allah SWT.
Download file benttuk PPT & DOC di https://goo.gl/X6t1Vi
Semoga bermanfaat...
Materi kajian umum berisi penjelasan mengapa kita harus berilmu.
File bentuk PPT dan penjelasan setiap slide dalam bentuk DOCX bisa didownload di https://goo.gl/pHqizN
Materi ini merupakan perbaikan dari materi Mengapa Harus Berilmu sebelumnya. Silakan download file ppt dan penjelasan tiap slide (bentuk docx) di https://goo.gl/apTTnu
Semoga bermanfaat
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaErwin Wahyu
Materi ini saya persembahkan untuk para sahabat yang telah berhijrah dan sedang meniti jalan ketaatan di jalan Allah SWT.
Download file benttuk PPT & DOC di https://goo.gl/X6t1Vi
Semoga bermanfaat...
Dakwah islamiyah keluar jazirah arab ( Surat Dakwah Beserta Kisahnya PAI KELA...Khansha Hanak
Presentasi tentang surat-surat dakwah dai Rasulullah yang dikirim keluar Jazirah Arab untuk memperluas ajaran agama Islam dan menyerukannya. Ada 6 surat yang dijelaskan didalam beserta kisah dibalik surat tersebut.
Tafsir Al azhar 108 al kautsar
Tafsir Al azhar 108 al kautsar
Tafsir Al azhar 108 al kautsar
Tafsir Al azhar 108 al kautsar
Tafsir Al azhar 108 al kautsar
1. Kenangan Atas Sang Rasul
Haji yang dilakukan oleh Nabi saw adalah haji pertama dan penghabisan. Peristiwa ini dikenal dalam
tarikh sebagai Hijjatul Wada’ atau haji perpisahan.
Di kaki Jabal Eahmah, ketika Nabi sedang berada di punggung untanya pada saat wukuf tanggal 9
Zulhijah, turunlah wahyu terakhir kepada beliau:
“Hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu. Telah Kucukupkan kenikmatan-Ku untukmu, dan aku
ridlai Islam menjadi agamamu.” (Al-Maidah : 3)
Tergetar Jiwa Nabi menerima ayat tersebut. Pelan-pelan matanya yang jernih mulai redup dan basah.
Nabi merasa datangnya Jibril membawa ayat itu merupakan pertanda bahwa saatnya telah hampir tiba
untuk berpisah dengan umat yang dicintainya. Masa dakwahnya sudah selesai. Panji-panji Tauhid telah
berkibar di mana-mana, menyebarkan keteduhan bagi bangsa Arab yang tadinya tenggelam dalam
lautan nafsu dan keserakahan. Dinar kebenaran Islam tampak terang benderang, menjanjikan petunjuk
keselamatan bagi seluruh umat manusia.
Dengan badan menggeletar Nabi turun dari AL-Quswa, unta berbulu putih yang diberikan sahabat
Abubakar waktu melakukan perjalanan hijrah dari Gua Tsaur menuju Madinah. Lantas dia mendaki Jabal
Rahmah.
Dari situ dia mengumandangkan pidatonya yang dalam dan mengharukan. Dengan suara menggeletar
mengumandang bersama angin gurun yang kering, Nabi mengucapkan KHutbah Wada’nya:
“Wahai, sekalian manusia. Dengarkanlah ucapanku baik-baik. Aku tidak tahu, apakah sesudah tahun ini
kita akan dapat bertemu lagi di sini atau tidak.
“Camkanlah olehmu semua, sesungguhnya darah-darah haram ditumpahkan, harta milikmu haram
diganggu, kecuali ada hak yang bersangkutan di dalamnya. Riba tidak lagi diperkenankan, dan kamu
hanya boleh mengambil uang pokoknya saja.
Dengan demikian, kamu tidak melakukan aniaya serta tidak teraniaya. Perbuatan menumpahkan darah
yang dilakukan pada Zaman Jahiliyah tidak lagi dikenakan diyat atau hukuman.
“Setan memang telah putus asa untuk disembah di muka bumi, tetapi dia masih menginginkannya
dengan cara lain. karena itu, waspadalah terhadap setan.
“Wahai, sekalian manusia. Tuhanmu hanya satu, nenek moyangmu juga satu. Kamu berasal dari Adam
dan Adam berasal dari debu. Orang yang paling mulia di antaramu adalah yang paling takwa kepada
Allah. Tidak ada kelebihan orang Arab di atas yang bukan Arab, sebagaimana tidak ada keutamaan dari
yang bukan Arab terhadap orang Arab. Masing-masing bergantung pada takwanya.”
Itulah beberapa pokok terpenting dari pidato Nabi di hadapan kaumnya yang menyemut di tengah
sengatan matahari padang Arafah. Tergambar dari pidatonya betapa tinggi risalah yang diembannya itu.
Menangislah semua yang hadir sehingga iak sedu mereka bagaikan gunung batu yang runtuh
berserakan.
Pada akhir bulan Zulhijah Rasulullah pulang ke Madinah. Sejak saat itu dia sering jatuh sakit. Namun
dalam keadaan yang lemah itu pun Nabi masih sempat mengambil putusan yang bijaksana dan
menggegerkan.
2. Yakni pengangkatan Usamah bin Zaid bin haritsah menjadi panglima tentara yang akan diberangkatkan
menuju Palestina untuk menggempur balatentara Romawi yang sudah menampakkan sifat agresifnya.
Penetapan tersebut telah membuat orang bertanya-tanya, mengapa Usamah dalam usia remaja, sekitar
18 tahun, telah diberi kepercayaan memimpin pasukan yang di antara anggotanya terdapat para sahabat
senior seperti Abubakar dan Umar bin Khaththab.
Sesudah suasana reda kembali dan para sahabat yakin akan tepatnya putusan Nabi, Rasulullah dengan
dibimbing oleh Ali bin Abi Thalib dan Abbas bin Abdul Muthalib, berkenan menunaikan shalat di masjid.
Waktu itu sembahyang Magrib diimami oleh Abubakar. Nabi lantas naik kemimbar dan menyampaikan
khatbah singkat: “Wahai, kaum Muslimin.
Selama ini aku adalah nabi bagi kamu, penasihat yang selalu mengajakmu ke jalan Allah. Aku ibarat
saudara untukmu atau bapak yang menyayangimu. Karena itu, apabila ada perbuatanku yang perlu
kautagih qishah-nya, lakukanlah sekarang agar aku tidak membawa beban waktu menghadap Tuhanku.”
Sesudah ucapan ini diulang tiga kali, seorang laki-laki bernama Ukasyah meminta Nabi membuka
bajunya agar ia dapat memukulnya seperti yang pernah dilakukan oleh Nabi tanpa sengaja atas dirinya.
Semua sahabat marah kepada Ukasyah, tetapi akhirnya mereka terbelalak kagum, sebab ternyata
Ukasyah hanya ingin memeluk badan Nabi akibat rasa cintanya yang mendalam kepada pemimpin
agung itu.